Anda di halaman 1dari 31

MODUL 8

LOGAM NONFERROUS

Literatur :
J. F. Shackelford, Materials Science for Engineer, 3rd Edition, Macmilian Publishing Company,
New York USA, 1992, Chapter7
Pat. L. Mangonon, The Principles of Materials Selection for Engineering Design, 1st Edition,
Prentice-Hall Inc., New Jersey USA, 1999, Chapter 12
Ir. Nyoman Udhi, MSi 1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir pertemuan ini diharapkan mahasiswa dapat :
• Menjelaskan keunggulan - keunggulan logam non-
ferrous.
• Mengidentifikasi beberapa jenis logam non-ferrous
serta paduan-paduannya.

2
Ir. Nyoman Udhi, MSi
KEUNGGULAN LOGAM NONFERROUS
• tahan korosi,
• mudah difabrikasi,
• penghantar listrik dan panas yang baik,
• berwarna,
• beberapa logam non-ferrous mempunyai strength to
weight ratio lebih baik daripada baja (misalnya :
aluminium).

Ir. Nyoman Udhi, MSi 3


TEMBAGA DAN PADUANNYA
 Warna : merah
 Berat Jenis : 8,65 (baja 7,8)
 Titik Lebur : 1083oC (baja 1535oC)
Sifat-sifat :
Tanpa paduan :
• daya hantar listrik dan panas baik,
• keuletan tinggi,
• ketahanan terhadap korosi baik.
Dengan paduan : sama dengan tanpa paduan, tetapi
dengan tingkat yang berbeda :
• daya hantar listrik dan panas menurun,
• keuletan menurun, tetapi kekuatan dan kekerasan-
nya lebih baik,
• ketahanan terhadap korosi menurun.
4
Ir. Nyoman Udhi, MSi
Tembaga Paduan
Tembaga murni jarang digunakan, kecuali untuk alat-alat
listrik atau pesawat penukar panas. Tembaga biasanya
digunakan dalam bentuk paduan.

5
Ir. Nyoman Udhi, MSi
Kuningan
Diagram fase Cu-Zn dapat dilihat dalam gambar di bawah
ini.
• Larutan padat a dapat
melarutkan Zn hampir
39 % pada suhu 450oC
dan sedikit menurun
pada suhu yang lebih
rendah;
• Larutan padat a dapat
memiliki ketangguhan
paling baik pada kom-
posisi 70Cu-30Zn;
• Dengan kadar Zn yang lebih tinggi akan tampak adanya
struktur baru yaitu b yang mengalami ordering menjadi
b ’;
• Fase b ’ ini lebih keras dan getas sehingga sulit dide-
formasi dingin (cold work).
Ir. Nyoman Udhi, MSi 6
Jenis Kuningan
Menurut strukturnya kuningan dapat dikelompokkan
menjadi :

(1) a - Brass : % Zn < 36

Sifat : • ketahan terhadap korosi cukup baik,


• mudah dideformasi dingin.

(2) a+b - Brass : 38 < % Zn < 46


Sifat : lebih keras dan getas dibandingkan dengan
a – brass sehingga sulit dideformasi dingin.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 7


(1) a - Brass
a - brass dapat dikelompokkan menjadi :
(a) Red a - Brass : 5 < % Zn < 20
Sifat :  keuletan cukup tinggi,
 ketahanan korosi lebih baik daripada
yellow a-brass,
 kecendrungan terjadinya seasen cracking
tidak ada,
 lebih sulit dimachining dibandingkan
dengan yellow a-brass,
 lebih mahal dibandingkan dengan yellow
a-brass.
Ir. Nyoman Udhi, MSi 8
(b) Yellow a - Brass : 20 < % Zn < 36
Sifat :  memiliki kombinasi kekuatan dan keule-
tan yang lebih baik dibandingkan dengan
red a-brass,
 ketahanan korosinya kurang baik diban-
dingkan dengan red a-brass,
 kecendrungan terjadinya seasen cracking
besar,
 dapat dikerjakan dengan pengerjaan
dingin (cold work).

Ir. Nyoman Udhi, MSi 9


Jenis red a-brass dan
penggunaannya :
5 – 20 % Zn
Gilding metal Commercial bronze
5 % Zn 10 % Zn
Penggunaan : Berwarna Penggunaan :
Biasanya - coin mirip perunggu - sekrup
dipoles halus mudah dicold
dan dilapis - medalion - keling
work maupun
emas - emblem dihot work - benda
- plaket tempaan

Red brass Low brass


15 % Zn 20 % Zn
Mempunyai Penggunaan : Penggunaan :
sifat tahan - pipa-pipa Biasanya - hiasan
korosi yang dikerjakan
terbaik, tahan radiator dengan proses - alat musik
terhadap air - kondensor deep drawing - pipa
sadah - dll. fleksibel

Ir. Nyoman Udhi, MSi 10


Jenis yellow a -brass dan
penggunaannya:
20 – 36 % Zn
Cartridge brass Yellow brass
30 % Zn 35 % Zn
Memiliki Penggunaan : Memiliki Penggunaan :
keuletan yang keuletan yang
sangat tinggi - tangki kend. sangat tinggi - tangki kend.
cocok - tab. flashlight cocok - tab. flashlight
dikerjakan - fitting lampu dikerjakan - fitting lampu
dengan cold - peluru dengan cold - peluru
work work

Admiralty metal Aluminium brass


71Cu -28 Zn-1Sn 76Cu -22 Zn-2Al
Memiliki Penggunaan : Penggunaan :
kekuatan dan - pipa Sifat tahan - pipa
sifat tahan korosinya lebih
korosi lebih kondensor baik daripada kondensor
baik daripada - heat admiralty - heat
cartrige & exchanger metal exchanger
yallow brass

Ir. Nyoman Udhi, MSi 11


(2) a + b - Brass
 mengandung 38 – 46% Zn;

 terdiri dari 2 fase a dan b ’;

 b ’ lebih keras dan getas sehingga sulit dicold


work;

 bila dipanaskan hingga mencapai fase tunggal b,


akan berubah menjadi sangat plastik, sehingga
mudah dihot work.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 12


Jenis a + b -brass dan penggunaannya:
36 – 46 % Zn
Muntz metal Free cutting brass
60Cu-40Zn 61,5Cu–35,5Zn–3Pb

Memiliki Penggunaan : Dengan Penggunaan :


kekuatan - condensor menambahkan - condensor
tinggi dan head & tube Pb machin- head & tube
sangat baik di ability lebih
hot work - valve baik - valve

Naval brass Manganese brass


60Cu–39,25Zn–0,75Sn 58,5Cu–39Zn–1.4Fe–1Sn–0,1Mn

Dengan Penggunaan : Memiliki Penggunaan :


menambahkan - pelat machinability, - pelat kopling
Sn tahan kondensor kekuatan, sifat - poros
korosinya lebih tahan aus yang
baik - poros - batang katup
sangat baik
propeller - pompa

Ir. Nyoman Udhi, MSi 13


Perunggu (bronze)
• Pada mulanya yang dinamakan perunggu hanyalah
paduan tembaga dengan timah putih, tetapi sekarang
pengertian bronze mencakup juga paduan tembaga
dengan unsur-unsur yang lain;
• Bronze pada dasarnya adalah paduan tembaga
dengan unsur paduan utama : timah putih (tin),
aluminium, silikon, dan berilium (berilyllium);
• Biasanya juga mengandung sedikit fospor, timah
hitam, seng, atau nikel;
• Bronze biasanya dianggap lebih tinggi kelasnya
daripada brass, sehingga ada beberapa kuningan
yang baik diberi nama bronze.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 14


Jenis perunggu :
(1) Tin Bronze ; unsur paduan utama Sn (1 - 11%), dan pada
penuangannya selalu ditambahkan fospor (0,01 - 0,5%)
sebagai deoxydiser sehingga jenis perunggu ini sering
dinamakan phosphor bronze.
Sifat-sifat :
• kekuatan dan ketangguhan tinggi,
• tahan korosi,
• bebas dari kemungkinan terjadinya seasen cracking,
• koefisien gesekan rendah.
Penggunaan :
• diafragma,
• bantalan luncur,
• pelat kopling
• pegas, dll.
Ir. Nyoman Udhi, MSi 15
(2) Silicon Bronze ; biasanya kadar silikonnya tidak lebih
dari 5%.
Sifat-sifat :
• menjadi keras bila mengalami pengerjaan dingin
(work-hardenable),
• kekuatannya paling tinggi diantara bronze yang work-
hardenable,
• sifat mekaniknya setara dengan baja lunak (mild
steel),
• ketahanan terhadap korosinya setara dengan
tembaga.
Penggunaan :
• tangki,
• bejana tekan,
• marine construction,
• pipa tekan hidrolik.
Ir. Nyoman Udhi, MSi 16
(3) Aluminium Bronze ; biasanya mengandung 4 -11% Al,
paduan yang mengandung lebih dari 7,5 % Al struktur-
nya berfase tunggal, larutan padat a.

Sifat-sifat :
• memiliki sifat coldworking yang baik,
• sifat tahan korosi terhadap air dan atmosfir cukup
baik.

Penggunaan :
• pipa kondensor,
• mur-baut,
• bejana tahan korosi.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 17


(4) Beryllium Bronze ; dengan unsur paduan utama
berelium (Be) sekitar 2%.

Sifat-sifat :
• memiliki kekuatan yang baik,
• ketahanan creep tinggi.

Penggunaan :
• untuk membuat benda yang membutuhkan formablity
yang tinggi.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 18


ALUMINIUM DAN PADUANNYA
Sifat-sifat :
• tahan korosi,
• penghantar listrik dan panas yang baik,
• ringan dengan berat jenis 2,7 (baja 7,8),
• kekuatan rendah, tetapi strength to weight ratio nya
lebih tinggi daripada baja.

Penggunaan :
Banyak digunakan untuk konstruksi yang harus ringan,
seperti :
• pesawat terbang,
• kabel listrik, dan
• alat-alat transportasi yang lain.
Ir. Nyoman Udhi, MSi 19
Aluminium Paduan
Dalam keadaan murni aluminium terlalu lunak, teruta-
ma kekakuannya sangat rendah untuk dapat digunakan
pada berbagai keperluan teknik.
Dengan pemaduan sifat ini dapat diperbaiki, tetapi
seringkali sifat tahan korosinya dan keuletannya
berkurang.

Paduan aluminium dapat digolongkan menjadi :


• Aluminium wrought alloy ; berupa barang setengah
jadi misalnya batang, plat, bentuk profil, dan lain-lain;
• Aluminium casting alloy ; berupa produk aluminium
hasil pengecoran.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 20


Klasifikasi Aluminium wrought alloy :
• Aluminium wrought alloy dapat diklasifikasikan
menurut komposisi kimianya;
• Tiap-tiap jenis paduan diberi kode dengan 4 digit
(angka);
• Digit pertama menunjukkan jenis paduan aluminium
berkaitan dengan kemurnian aluminium atau jenis
unsur paduan utama;
• Digit kedua menunjukkan modifikasi dari paduan
orisinil atau batas impuritas, digit 0 untuk orisinil dan
digit 1 sampai dengan 9 untuk modifikasi;
• Pada seri 1xxx (lihat tabel berikut), seri aluminium
dengan kemurnian 99 %, digit ketiga dan keempat
menunjukkan angka desimal dari kemurnian alumi-
nium (sebagai contoh, paduan aluminium 1060, adalah
aluminium murni, dengan tingkat kemurnian 99,60 %);
• Pada seri yang lain, seri 2xxx sampai 8xxx, digit
ketiga dan keempat tidak banyak berarti, hanya untuk
membedakan paduan yang satu dengan paduan yang
lainnya pada seri itu saja.
Ir. Nyoman Udhi, MSi 21
Kodefikasi Aluminium wrought alloy :

Major alloying element


Aluminium, 99%, and greater 1XXX

Copper 2XXX
Manganese 3XXX

Silicon 4XXX
Magnesium 5XXX
Magnesium and silicon 6XXX
Zinc 7XXX

Other elements 8XXX

Ir. Nyoman Udhi, MSi 22


Sifat mekanik dari kebanyakan paduan aluminium tidak
saja dipengaruhi oleh komposisi kimianya, tetapi juga
oleh tingkat deformasi dan heat treatment pada proses
fabrikasinya. Untuk memberikan gambaran tentang
sifat mekanik ini, dibelakang angka kode paduan juga
dibubuhkan huruf yang menandai kondisinya :

Code Condition
F as fabricated
O annealed, recrystallized
H strain hardened
W solution heat treatment
T thermally treated

Ir. Nyoman Udhi, MSi 23


Pengerasan dengan heat treatment :
Untuk menjelaskan mekanisme terjadinya pengerasan ini
perlu diperhatikan diagram fase Al-Cu berikut ini :
• Suatu paduan dengan
4% Cu mulai membeku di
titik 1 dengan mem-
bentuk dendrit larutan
padat a;
• Pada titik 2 seluruhnya
sudah membeku menjadi
larutan padat a dengan 4
%Cu;
• Pada titik 3 kelarutan
tembaga dalam alumini-
um mencapai batas jenuhnya, bila temperatur ditu-
runkan akan ada Cu yang keluar dari larutan padat a,
berupa CuAl2.
• Makin rendah temperatur makin banyak CuAl2 yang
keluar;
Ir. Nyoman Udhi, MSi 24
• Dalam gambar mikrostruktur as-cast partikel CuAl2
tersebar di dalam matriks a;
• Dengan pemanasan kembali sampai di atas garis solvus
(titik 3) semua tembaga larut kembali di dalam a;
• Dengan pendinginan cepat tembaga tidak sempat
keluar dari a, pada temperatur kamar struktur masih
tetap berupa fase tunggal larutan padat a;
• Dalam kondisi ini larutan padat a super saturated
karena mengandung solute yang melampaui batas
jenuhnya, tetapi sifatnya masih belum berubah, masih
tetap lunak dan ulet;
• Setelah beberapa saat larutan super saturated ini akan
mengalami perubahan, kekerasan dan kekuatan ber-
tambah, tetapi struktur tidak tampak mengalami
perubahan;
• Penguatan ini terjadi karena timbulnya partikel-partikel
CuAl2 yang berpresipitasi di dalam kristal a;
Ir. Nyoman Udhi, MSi 25
• Presipitat ini sangat kecil, tidak tampak di mikroskop,
dan akan menyebabkan terjadinya tegangan pada
lattice kristal a disekitar presipitat ini;
• Karena presipitat ini tersebar merata diseluruh lattice
kristal, maka dapat dikatakan seluruh lattice menjadi
tegang, dan ini mengakibatkan kekuatan dan kekera-
san menjadi tinggi;
• Pengerasan seperti ini dinamakan age hardening atau
precipitation hardening;
• Aging dapat dilakukan dengan membiarkan larutan
lewat jenuh itu pada temperatur kamar selama
beberapa waktu, dinamakan natural aging;
• Aging juga dapat dilakukan dengan memanaskan
kembali larutan lewat jenuh itu ke suatu temperatur di
bawah garis solvus, dan dibiarkan pada temperatur
tersebut selama beberapa saat, dinamakan artificial
aging;
Ir. Nyoman Udhi, MSi 26
• Bila temperatur aging terlalu tinggi dan/atau aging time
terlalu lama, maka partikel yang terjadi akan terlalu
besar (sudah mikroskopik) sehingga efek penguatannya
akan menurun bahkan hilang sama sekali;
• Kondisi ini dinamakan over aged.
Pengaruh aging temperature dan aging time terhadap sifat
mekanik :
• Dengan aging temperature
yang tinggi paduan cepat
menjadi over aged;
• Dengan aging temperature
yang tinggi dapat dicapai
kekuatan yang lebih tinggi;
• Dengan aging temperature
yang rendah dapat dicapai
kekuatan lebih rendah,
tetapi lebih stabil.
Ir. Nyoman Udhi, MSi 27
SENG DAN PADUANNYA :
Sifat-sifat seng :
• warna : putih kebiruan
• kekuatan : rendah
• titik lebur : 420oC (baja 1535oC)
• pada temperatur tinggi kekuatan dan keuletannya
berkurang,
• pada temperatur rendah menjadi getas,
• mudah mengalami creep.

Pernggunaan :
• untuk melapisi baja agar terhindar dari korosi (disebut
galvanizing),
• sebagai unsur paduan utama pada kuningan (brass)

Ir. Nyoman Udhi, MSi 28


NIKEL DAN PADUANNYA :
Sifat-sifat nikel :
• warna : putih perak
• berat jenis : 8,5 (hampir sama dengan tembaga)
• tahan korosi/oksidasi.
Pernggunaan :
• sebagai unsur paduan pada baja tahan karat
(stainless steel),
• penambahan nikel pada baja biasanya dimaksudkan
untuk memperbaiki kekuatan (tanpa mengurangi
keuletan), memperbaiki sifat tahan korosi, tahan
panas, dan memperbaiki hardenablity,
• untuk pelapisan pada logam lain untuk memberi
perlindungan terhadap korosi dan warna yang
menarik.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 29


Jenis paduan nikel :
• monel, • inconell,
• nichrome, • hasten alloy, dll.
Monel, merupakan paduan nikel yang paling banyak
digunakan, terdiri dari 67% Ni dan 28% Cu dan beberapa
logam yang lain seperti besi, mangan, dan silikon.

Sifat-sifatnya :
• kekuatan dan keuletannya baik,
• tahan terhadap korosi, tahan oksidasi sampai
temperatur 750oC,
• tahan temperatur tinggi,
• agak sulit dimachining, tetapi dengan menambahkan
sedikit belerang machineabilitynya meningkat,
• dengan menambahkan 3-4% silikon, castability dapat
diperbaiki.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 30


Hastelloy adalah paduan nikel dengan berbagai logam
lain, seperti : nikel-molibden-besi

• Nikel-molibden-besi (hastelloy A dan B), tahan


terhadap korosi beberapa asam kuat, HCl, phosphoric
acid dan asam yang non-oxydizing;
• nikel-chrom-molibden-besi (hastelloy C dan X), tahan
terhadap asam kuat, HCl, phosphoric acid dan asam
yang oxydizing seperti nitric, chromic, sulphuric acid,
dan tahan temperatur tinggi, digunakan untuk
komponen pompa dan katup, nozzle, komponen mesin
jet, dll.

Ir. Nyoman Udhi, MSi 31

Anda mungkin juga menyukai