Anda di halaman 1dari 2

2.

1 Pengaturan Beban
 Untuk menaikkan beban, flow batubara dan flow udara dinaikkan, dan
menaikkan ketebalan material bed furnace tanpa merubah temperatur bed
furnace dengan harapan untuk meningkatkan luas penampang penyerapan
termal. Sebaliknya , menurunkan flow batubara , flow udara dan ketinggian
material bed dapat menurunkan beban boiler.
 Untuk kenaikan beban, Flow udara Primary Air Fan dan Secondary Air Fan
dinaikkan sedikit sebelum menaikkan flow batubara, secara bertahap naikkan
Differential Pressure material bed dan selanjutnya naikkan sedikit udara dan
flow batubara sampai kapasitas beban boiler yang diharapkan tercapai.
 Saat menurunkan beban, hal pertama yang dilakukan adalah menurunkan flow
batubara, selanjutnya menurunkan flow Primary Air Fan dan Secondary Air Fan
, perlahan drain ash cyclone untuk menurunkan differential pressure material,
ulangi langkah tersebut sampai kapasitas beban boiler yang diharapkan tercapai.
 Beban Boiler dapat dikontrol dengan merubah temperatur Bed Furnace. Pada
prinsipnya Beban tinggi merepresentasikan Bed temperatur tinggi dan Beban
rendah merepresentasikan temperatur bed furnace rendah. Sementara temperatur
Bed Furnace dibatasi oleh beberapa elemen, dan variasi range terbatas, Oleh
karena itu, Pengaturan beban dengan merupah temperatur bed kurang efektif
jika dibandingkan dengan merupah ketinggian bed material.

2.2 Pengaturan Level Air Steam Drum


 Variasi laju aliran dari level steam drum dapat berakibat pada fluktuasi pada
tekanan uap dan temperaturnya dan boiler dapat dihentikan apabila terjadi
overflow atau level air yang sedikit. Oleh sebab itu penyesuaian berupa
penyeimbangan dan proses berkelanjutan suplai air harus tersedia selama proses
operasi untuk memastikan bahwa level steam drum pada level normal
 Level normal steam drum adalah 85 mm dibawah center line Steam Drum.
Untuk level maksimum dan minimum ± 75 mm . Drum level Scope :
o DCS harus memberikan alarm dan sinyal ketika level drum mencapai -
100 mm atau + 100 mm.
o MFT bekerja pada saat level steam drum mencapai -200 mm atau +250
mm.

 Ketika boiler terjadi penurunan beban maka level dari drum ditambah diatas
level normalnya untuk menghindari terjadinya kekurangan level air ketika
terjadi kenaikan beban secara tiba-tiba. Sebaliknya ketika beban cenderung
tinggi, level drum harus kurang dari level normalnya untuk menghindari
terjadinya kelebihan level air ketika terjadi penurunan beban. Disisi lain variasi
nilai pengaturan level tidak boleh ,melebihi nilai yang telah dianjurkan.
2.3 Kontrol Temperatur Bed
 Dalam keadaan normalnya temperatur bed adalah 920C , berdasarkan variasi
beban dan persyaratan yang lain, temperatur harus dikontrol ± 40C.
 Jika temperatur bed dibiarkan melebihi dari batas normalnya dalam waktu yang
lama akan berakibat coking dan kegagalan dalam sistem operasi boiler. Disisi
lain, jika temperatur bed dibiarkan bibawah batas normal maka akan berakibat
pembakaran yang tidak sempurna menyebabkan fire loss. Pengaturan utama
temperatur bed furnace berdasarkan flow batubara dan flow udara PAF.
 Jika temperatur bed melebihi 990C (batas temperatur adalah 1050C) maka
tidak dapat ditoleransi, aliran udara harus dikontrol dari PAF dan mengurangi
flow SAF.

2.4 Kontrol Tekanan Steam


 Dengan perbedaan persyaratan berupa tinggi dari bed material dan temperatur
bed, maka aliran batubara harus dikontrol untuk menstabilkan pembakaran di
boiler dan juga sebagai pengontrol fluktuasi dari tekanan steam agar masih
dalam batas amannya dimana harus dijaga di 5,3 ±0,1 MPa.
 Temperatur outlet superheater harus dijaga pada suhu 485 ± 5 C.

2.5 Kontrol Emisi Nox dan SO2


 Pengecekan Emisi SO2, secara manual atau otomatis dapat diatur melalui flow
limedtone, untuk memastikan kebutuhan konsumsi dapat disesuaikan. Nilai dari
SO2 tidak dapat kurang dari 75 % berdasarkan regulasi jangka panjang dimana
dapat mengurangi efuisiensi pengoperasian boiler.
 Satu metode untuk kontrol emisi Nox adalah bed temperatur ketika lebih tinggi
dari 920C, kandungan dari Nox akan meningkat, kandungan Nox dapat
dikendalikan dengan mengubah rasio dari PA / SA dan kontrol kenaikan
koifisien dari udara. Niali minimum dari Nox dapat diperbaiki ketika bed
temperatur diantara 820-900C.

2.6 Distribusi Udara


Prinsip kerja pengoperasian PA dan SA
 PA : Mengkontrol bubling bed material, bed pressure dan bed temperature.
 SA : digunakan untuk mengkontrol total aliran udara, ketika terjadi kondisi di
bawah standar yang dianjurkan untuk bubling, bed temperature dan pressure
dari bed material akan berbeda ketika total aliran udara tidak terpenuhi,Bukaan
damper SA dapat disesuaikan dan aliran SA dapat ditingkatkan berdasarkan
dengan kenaikan beban.
 Ketika ada beberapa bagian dari bed material yang tidak sempurna ter bubling
maka aliran PA dan drain ash cyclone dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan.
 Pemantauan kondisi bubling, kondisi pembakaran dan sirkulasi dari material,
maka masalah dapat dikendalikan. PA/SA ratio atau flow batubara dapat diatur
untuk mendapatkan temperatur bed sesuai yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai