1 Pengaturan Beban
Untuk menaikkan beban, flow batubara dan flow udara dinaikkan, dan
menaikkan ketebalan material bed furnace tanpa merubah temperatur bed
furnace dengan harapan untuk meningkatkan luas penampang penyerapan
termal. Sebaliknya , menurunkan flow batubara , flow udara dan ketinggian
material bed dapat menurunkan beban boiler.
Untuk kenaikan beban, Flow udara Primary Air Fan dan Secondary Air Fan
dinaikkan sedikit sebelum menaikkan flow batubara, secara bertahap naikkan
Differential Pressure material bed dan selanjutnya naikkan sedikit udara dan
flow batubara sampai kapasitas beban boiler yang diharapkan tercapai.
Saat menurunkan beban, hal pertama yang dilakukan adalah menurunkan flow
batubara, selanjutnya menurunkan flow Primary Air Fan dan Secondary Air Fan
, perlahan drain ash cyclone untuk menurunkan differential pressure material,
ulangi langkah tersebut sampai kapasitas beban boiler yang diharapkan tercapai.
Beban Boiler dapat dikontrol dengan merubah temperatur Bed Furnace. Pada
prinsipnya Beban tinggi merepresentasikan Bed temperatur tinggi dan Beban
rendah merepresentasikan temperatur bed furnace rendah. Sementara temperatur
Bed Furnace dibatasi oleh beberapa elemen, dan variasi range terbatas, Oleh
karena itu, Pengaturan beban dengan merupah temperatur bed kurang efektif
jika dibandingkan dengan merupah ketinggian bed material.
Ketika boiler terjadi penurunan beban maka level dari drum ditambah diatas
level normalnya untuk menghindari terjadinya kekurangan level air ketika
terjadi kenaikan beban secara tiba-tiba. Sebaliknya ketika beban cenderung
tinggi, level drum harus kurang dari level normalnya untuk menghindari
terjadinya kelebihan level air ketika terjadi penurunan beban. Disisi lain variasi
nilai pengaturan level tidak boleh ,melebihi nilai yang telah dianjurkan.
2.3 Kontrol Temperatur Bed
Dalam keadaan normalnya temperatur bed adalah 920C , berdasarkan variasi
beban dan persyaratan yang lain, temperatur harus dikontrol ± 40C.
Jika temperatur bed dibiarkan melebihi dari batas normalnya dalam waktu yang
lama akan berakibat coking dan kegagalan dalam sistem operasi boiler. Disisi
lain, jika temperatur bed dibiarkan bibawah batas normal maka akan berakibat
pembakaran yang tidak sempurna menyebabkan fire loss. Pengaturan utama
temperatur bed furnace berdasarkan flow batubara dan flow udara PAF.
Jika temperatur bed melebihi 990C (batas temperatur adalah 1050C) maka
tidak dapat ditoleransi, aliran udara harus dikontrol dari PAF dan mengurangi
flow SAF.