Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN

OLEH :

LEONARDA BRIGITTA KIRWELAK


2019071014287
F

UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
JAYAPURA
2020
PENGELOLAAN LIMBAH MINYAK PELUMAS (OLI) BEKAS OLEH BENGKEL
SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

Bengkel adalah tempat di mana seseorang mekanik melakukan pekerjaannya melayani jasa
perbaikan dan perawatan kendaraan. Bengkel umum kendaraan bermotor adalah bengkel umum
yang berfungsi untuk membetulkan, memperbaiki, dan merawat kendaraan bermotor agar tetap
memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Kendaraan bermotor yang dimaksud dalam
pengertian tersebut adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada
kendaraan itu. Macam-macam kendaraan bermotor antara lain: sepeda motor, mobil penumpang,
mobil bus, dan mobil barang.

Kegiatan usaha bengkel memiliki dampak positif maupun dampak negatif. Secara umum,
dampak positifnya adalah dapat memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD),
memberikan kesejahteraan, dan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat. Adanya bengkel
juga memudahkan konsumen dalam membetulkan, memperbaiki, dan merawat kendaraan
bermotor agar tetap memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Dampak negatif yang dapat
ditimbulkan oleh kegiatan usaha bengkel adalah berpotensi menimbulkan persoalan lingkungan
dan kesehatan manusia. Persoalan lingkungan yang ditimbulkan oleh bengkel dapat berupa
kebisingan, kerusakan tanah, pencemaran air, dan pencemaran udara. Persoalan lingkungan yang
lebih serius dapat ditimbulkan oleh limbah B3 yang berupa minyak pelumas bekas (oli).

Banyaknya pelumas yang dibutuhkan oleh kendaraan bermotor, menyebabkan limbah minyak
pelumas bekas yang dihasilkan semakin meningkat. Minyak pelumas bekas atau oli bekas
selanjutnya disebut minyak pelumas bekas adalah sisa pada suatu kegiatan dan/atau proses
produksi. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, minyak pelumas bekas
merupakan limbah B3. Minyak pelumas bekas merupakan limbah B3 dari sumber tidak spesifik
dan limbah B3 kategori 2. Tidak spesifik maksudnya adalah minyak pelumas bekas berasal
bukan dari proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat. Minyak pelumas
bekas termasuk kategori dua, maksudnya limbah minyak pelumas bekas memiliki efek tunda
(delayed effect), dan berdampak tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan hidup serta
memiliki toksisitas sub kronis atau kronis. Minyak pelumas bekas mempunyai sifat/karakteristik
mudah terbakar dan beracun.

Oli atau minyak pelumas akan mengalami perubahan komposisi atau susunan kimia setelah
digunakan dalam waktu lama. Hal ini disebabkan adanya campuran antara kotoran, bensin, dan
juga dipengaruhi oleh tekanan serta suhu selama penggunaannya. Selain itu, di dalam oli sendiri
juga terdapat berbagai zat kimia berbahaya yang sengaja ditambahkan untuk memaksimalkan
fungsinya, seperti zat aditif, coolant, dan berbagai zat logam berbahaya lainnya.

Secara ekologi dan medis, oli bekas itu digolongkan ke dalam kategori limbah bahan beracun
dan berbahaya (B3) yang tentunya sangat memengaruhi kualitas air. tindakan yang tak ramah
lingkungan ini terlebih karena sistem drainase saluran kota rata-rata terhubung dengan sungai.

Kemudian, kebanyakan sungai dijadikan sumber air baku utama oleh perusahaan daerah air
minum (PDAM). Tanpa disadari, sumber air yang dipasok PDAM ke para pelanggan adalah air
yang secara teknis mengandung zat polutan kategori B3.
Atau kalaupun airnya berhasil disterilkan tentunya butuh waktu lama dan pihak PDAM harus
mengeluarkan lebih banyak biaya untuk memproses air tercemar B3 sampai digolongkan layak
distribusi dan layak konsumsi.

Selain itu, perlu tetap diingat bahwa sungai-sungai umumnya merupakan tempat hidup ikan,
udang, dan berbagai biota sungai lainnya. Jika ikan dan udang sungai dikonsumsi, sedangkan
biota tersebut sudah tercemar B3 dari limbah oli bekas, maka orang yang mengonsumsi ikan dan
udang tersebut pun ikut terdampak.

Biota yang ada di muara bahkan sampai ke laut pun ikut tercemar oleh limbah oli bekas yang
mengalir dari bengkel-bengkel. Bila kebiasaan buruk para pekerja dan pemilik bengkel ini tidak
ditertibkan dan ditindak, maka cepat atau lambat hal ini akan menjadi malapetaka hidrologis dan
ekologis

bidang usaha yang paling dominan adalah bengkel kendaraan bermotor yang jumlahnya
mencapai 300.930 unit. Tenaga kerja yang terserap di sektor ini pun mencapai sejuta orang. Nah,
para pekerja bengkel ini yang umumnya berpendidikan rendah dan terbanyak lulusan SMK
Otomotif atau jebolan balai latihan kerja (BLK) perlu terus-menerus diedukasi untuk sadar
lingkungan.

Kepada mereka perlu ditanamkan komitmen bahwa dalam kondisi apa pun tetap tidak boleh
membuang oli bekas ke saluran air karena dapat berakibat fatal pada kesehatan manusia.
Jauh lebih bermanfaat jika oli-oli bekas dari setiap bengkel ditampung di wadah tertentu dan
dalam jumlah tertentu dijual untuk didaur ulang. Ini jauh lebih bermanfaat dan ramah serta
berdampak ekonomis pula.
Untuk memastikan upaya ini berjalan efektif, tentunya perlu langkah penegakan hukum. Sangat
diperlukannya ketegasan aparat keamanan yang berani menindak siapa pun yang mencemarkan
lingkungan, meskipun itu dalam skala kecil, berupa limbah B3 dari bengkel-bengkel kendaraan
bermotor di sekitar

Karena sifatnya yang beracun dan berbahaya, limbah minyak pelumas bekas perlu dikelola
dengan baik guna untuk mengurangi resiko terjadinya pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup. Adapun pengertian pengelolaan limbah B3 termasuk di dalamnya limbah
pelumas bekas adalah kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan/atau penimbunan

Pengelolaan limbah B3 oleh bengkel hanya meliputi tahap pengurangan dan penyimpanan
sementara, karena kebanyakan bengkel menjual limbahminyak pelumas bekasnya pada
pengepul. Kewajiban bengkel yang dalam mengelola limbah minyak pelumas bekas, meliputi
reduksi/pengurangan, penyimpanan,tenggat waktu penyimpanan,pewadahan, pelabelan limbah
B3,dan dalam hal bengkel tidak mampu melaksanakan sendiri pengolahanlimbah B3,
berkewajiban menyerahkan pengolahan kepadapihak yang berizin

Anda mungkin juga menyukai