Anda di halaman 1dari 3

2.1.

      Definisi Dilema Etik


Dilema didefinsikan sebagai sebuah masalah yang menghadapkan seseorang dengan
pilihan diantara beberapa opsi yang terlihat sama sama tidak difavoritkan. Sebagai contoh
dalam kasus dimana seseorang dalam kondisi ‘vegetative stage’ atau tidak kunjung membaik,
mungkin menghadapi keputusan untuk memperpanjang kemungkinan hidup yang kecil , atau
tidak memiliki harapan hidup yang terlihat seperti sebuah kehidupan namun tanpa kualitas,
atau membiarkan pasien meninggal dengan sendirinya. Dilema ini sepertinya akan
menghadapkan tenaga kesehatan, oran tua, dan mereka yang mencintainya sebagai seorang
pasien. Bagaimanapun ini akan menjadi fokus bagi perawat dan juga terlebih lagi, keluarga
sering meminta bantuan perawat untuk memberian pertolongan dan kenyamanan  dalam
situasi ini (Lachman, 2006).

2.2.Model Pertanyaan Etik


Model dari pertanyaan etik dalam gambaran bunga mungkin  dapat menunjukkan
sebuah proses keputusan etik ini  bekerja.  Setiap helai daun bunga akan menunjukkan
rentetan pertanyaan dari sebuah topik atau isu yang dipikirkan. Seseorang dapat berkeliling
ke setiap helai daun sampai dia merasa bahwa semua pertanyaan atau isu telah terungkapkan
dan memuaskan semua pihak. Dan sebagaimana peserta dalam perjalanan ini berkeliling
bersama dalam pembuatan keputusan mereka, mereka akan kembali ke dalam pusat ‘ethical
concern’. Pemikiran tentang isu ini tidak akan mengikuti jalan pemikiran yang sama karena
selalu akan ada informasi baru. Sulit menentukan suatu keputusan dalam sebuah rentang
waktu, atau apakah keputusan ini memang sudah yang paling benar.

Tujuan dari digunakannya bermacam  pendekatan ini untuk menunjukkan bahwa tidak
ada satu jalan saja untuk mengekspose situasi ini. Juga penting untuk dikenali bahwa hasil
dari isu etik ini akan bergantung kepada orang-orang yang terlibat di dalamnya, bukan berarti
bahwa keputusan etik yang dibuat dipengaruhi oleh pendapat personal. Ini hanya berarti
bahwa memecahkan isu ini tidak didalam keadaan yang abstrak. Setiap situasi akan berbeda,
bergantung kepada faktor hubungan, prinsip, outcomes, kewajiban dan komitmen dari setiap
orang yang terlibat didalamnya (CARNA, 2005).
2.3.Model untuk “ethical decision-making” (CARNA, 2005).
1.             Information & Identification
• Concern
• People/Population
• Ethical Components
2.4.      Prinsip Etik
Menurut Gililand (2010) prinsip etik meliputi : autonomy, beneficence, nonmaleficence
dan justice yang seharusnya menjadi arahan bagi perawat dalam menghadapi dilema etik.
a.          Autonomy biasanya didefinisikan sebagai ‘self-governance atau  self-determination’.
Individu bertindak secara otonomi ketika mereka mengambil keputusan dengan cara dan
kepercayaan mereka sendiri sebagai dasar keputusan mereka.
b.          Beneficience mengandung arti kemurahan hati, kebaikan dan derma. Orang harusnya
bertindak dalam rangka memberikan kebaikan untuk orang lain. Peraturan etik ini diperoleh
dari prinsip beneficience yang termasuk didalamnya adalah ‘removing harm’, ‘preventing
harm’ dan menyediakan keuntungan. Beneficience adalah fondasi dasar dari American
Nurses’ Association Code for Nurses dan menjadi hal yang penting untuk praktik
keperawatan.
c.           Nonmaleficience berdasar kepada prinsip bahwa orang memiliki kewajiban untuk bertindak
dalam etika sehingga tidak menimbuklan bahaya untuk orang lain. Kewajiban ini termasuk
bahaya yang sengaja ataupun tidak disengaja baik kelalaian atau tidak. Untuk sederhananya,
aturan etik yang didapat dari prinsip Nonmaleficience ini adalah tidak melakukan sesuatu
yang dapat membahayakan orang lain baik sengaja atau tidak sengaja dari sebuah tindakan
atau kegagalan dalam bertindak.
d.          The principle of justice melingkupi struktur dasar dari society, memperlakukan orang secara
adil, menyediakan pelayanan sesuai hak dan memperlakukan orang pada lingkungan yang
sama dengan perlakuan yang sama. Perawat menghadapi dilema etik setiap hari dalam
merawat pasien dan keluarga. Pengambilan keputusan dalam dilema etik seperti pada ‘elder
abuse’, membutuhkan pertimbangan sistematis dari adanya prinsip etik yang berkonflik dan
juga teori etik.

2.5.      Pemecahan kasus dilema etik


Menurut Geoffrey (1994) kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para
ahli dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan/ pemecahan masalah
secara ilmiah, antara lain :
a.           Teori Megan tentang model pemecahan masalah
Menurut Megan ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik
antara lain :
1)            Mengkaji situasi
2)             Mendiagnosa masalah etik moral
3)            Membuat tujuan dan rencana pemecahan
4)            Melaksanakan rencana
5)            Mengevaluasi hasil

Anda mungkin juga menyukai