METODE PENELITIAN
31
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Penelitian ini mengambil sampel dari perusahaan dari seluruh sektor industri
yang terdaftar di BEI dan melaporkan laporan keberlanjutan pada tahun 2017-2018,
kecuali sektor keuangan dikarenakan perbedaan analisis kinerja keuangan yang
dilakukan dan dikhawatirkan perusahaan-perusahaan tersebut melakukan aktivitas
yang cenderung sebagian besar terfokus pada keuangan, sehingga diindikasikan
akan memiliki karakteristik perusahaan (kinerja keuangan) yang berbeda dengan
perusahaan sampel lain pada umumnya (Handita, 2017)
32
Tabel 3. 1 Unit Analisis
No Kriteria Jumlah
Perusahaan
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 666
2. Dikurangi: (90)
Perusahaan sektor keuangan
3. Dikurangi: (549)
Perusahaan yang tidak mengungkapkan laporan
keberlanjutan dan atau masih memakai GRI G4 pada
periode 2017-2018
4. Dikurangi: (8)
Perusahaan yang selama periode 2017-2018 rugi
Jumlah Sampel yang Digunakan 19
Tahun Amatan 2
Unit Analisis Sampel 38
Sumber: Data Sekunder, 2019
33
10. PT PP Properti Tbk PPRO
11. PP (Persero) Tbk PTPP
12. Wijaya Karya Tbk WIKA
13. ABM Investama Tbk ABMM
14. PT AKR Corporindo Tbk AKRA
15. Pembangunan Jaya Ancol PJAA
16. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP
17. Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP
18. Wijaya Karya Beton Tbk WTON
19. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM
Sumber: Data Sekunder, 2019
34
3.5.2 Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel independen (Sugiyono, 2016).
Variabel independen pada penelitian ini adalah :
3.5.2.1 Profitabilitas
Salah satu cara untuk menghitung tingkat profitabilitas perusahaan adalah
dengan ROA atau Return on Asset. Menurut Sawir (2005:18) ROA merupakan
kemampuan manajemen perusahaan untuk menghitung laba atau profit perusahaan
secara keseluruhan, semakin besar ROA perusahaan berarti semakin besar pula
tingkat keuntungan perusahaan, dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut
dari segi penggunaan asset.
ROA merupakan ukuran efektivitas perusahaan didalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan asset atau aktiva yang dimilikinya (Fahrizqi,
2010). ROA dihitung dengan membagi laba tahunan perusahaan dengan total asset
dengan hasil yang berupa persentase. Sehingga dalam penelitian ini, profitabilitas
diukur dengan ROA. ROA dapat diformulasikan sebagai berikut :
35
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐴𝑠𝑖𝑛𝑔
Kepemilikan Asing = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
x 100%
36
Landasan, GRI 102: Pengungkapan umum, GRI 103: Pendekatan manajemen, GRI
200: Ekonomi, GRI 300: Lingkungan, dan GRI 400: Sosial.
Mengacu pada penelitian oleh Chintya (2013), dalam penelitian ini
indikator – indikator tersebut dinilai dengan menggunakan variabel dummy.
Variabel dummy adalah salah satu metode dengan cara pemberian kode dummy
yang pada umumnya menggunakan pemberian nilai dummy 0 (nol) akan disebut
excluded group, sedangkan kelompok yang diberi nilai dummy 1 disebut included
group.
Semakin banyak item yang diungkapkan oleh perusahaan maka akan
semakin tinggi indeksnya. Perusahaan dengan pengungkapan CSR yang lebih
tinggi menunjukan bahwa angka perusahaan tersebut telah mengungkapkan
informasi yang lebih komperhensif. Perhitungan indeks pengungkapan CSR, dapat
dirumuskan sebagai berikut :
𝑉
CSR Indeks =
𝐶𝑆𝑅
Keterangan :
37
Tabel 3. 3 Operasionalisasi Variabel
(Dewi, 2015)
(Saputra, 2016)
(GRI 400:
(Fahmi, 2019)
Sosial 34
Item)
38
3.6.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan
variabel – variabel yang diteliti, yang dapat dilihat melalui jumlah data, nilai
maksimum, nilai minimum, angka rata – rata (mean) dan nilai standar deviasi.
Statistik deskriptif berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan kemudian
dianalisis. Statistik deskriptif digunakan agar mempermudah ciri – ciri karakteristik
suatu kelompok data agar mudah dipahami (Ghozali, 2017: 19).
Residual memiliki distribusi yang normal jika memiliki nilai signifikansi >0.05
(Ghozali, 2017: 154).
39
Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas pada model regresi adalah
dengan cara melihat nilai Tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF).
Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk menandakan ada atau tidaknya
multikolineritas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai nilai VIF ≥
10.00 (Ghozali, 2017: 103-104).
40
3.6.3.1. Uji Koefisien Determinasi (R2 )
Koefisien determinasi (R Square) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R Square yang kecil menunjukkan
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati angka satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2017: 95).
1. Jika nilai signifikansi kurang atau sama dengan 0,05 maka hipotesis
diterima yang berarti secara bersama-sama semua variabel independen
berpengaruh terhadap CSR.
2. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti
secara bersama-sama semua variabel independen tidak berpengaruh
terhadap CSR.
41
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan, yang berarti secara individual variabel independen tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan),
yang berarti secara individual variabel independen mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
Keterangan :
42