BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
II.1 Tinjauan Pustaka
Pembuatan dan penyusunan proyek akhir.ini mengacu pada kepustakaan yang
berseumber dari penelitian-penelitian maupun perancangan sebelumnya. Hal ini
berguna sebagai bahan pembanding serta bahan referensi bagi penulis. Beberapa solusi
telah diusulkan
selama ini misalnya:
1. Pada buku yang dipaparkan dari Stutzman dengan judul “Antena Theory
Analysis and Design [4]” teknik tersebut menjelaskan fundamental dari antena
berupa parameter/karakteristik dari antena sebagai acuan antena yang baik. Hal
ini membantu penulis mendapatkan karakteristik dari antena yang baik dengan
mengacu pada literatur tersebut.
2. Untuk teknik antena slot waveguide dari A.F. Stevenson “Theory of Slots in
Rectangular Waveguides [1]” teknik tersebut memaparkan logaritmik dari
pembuatan slot pada sebuah antena waveguide. Hal dasar ini membantu
pencarian dari edge-slot berupa kemiringan slot, kedalaman slot, panjang slot,
dan menyesuaikannya dengan jumlah slot agar gain yang diinginkan tercapai.
Belum banyak yang dijelaskan pada teori slot dari Stevenson seperti cara
mendapatkan panjang dari slot.
3. Pemaparan yang dilakukan W.H. Watson dengan judul “Resonant Slots [5]”
menjelaskan tentang resonan slot setengah gelombang untuk rectangular
waveguide, dimana permukaannya dipotong untuk membentuk slot. Lebih
tepatnya peng-kopel-an ini mempengaruhi gelombang radiasi yang terbentuk
nantinya.
4. Jurnal dari P. Hsu and S. H. Chen dengan judul “Admittance and resonant length
of inclined slots in the narrow wall of a rectangular waveguide [2]” Jurnal
tersebut membahas mengenai kecenderungan slot berupa admitansi dan panjang
resonan jika antena slot waveguide memakai metoda narrow wall slot. Dari data
yang didapat mengenai slot tersebut saat penyimpanan daya internal dimasukan
4
maka
resonan konduktansi lebih panjang sehingga volume antena akan lebih
besar dan tidak sesuai dengan teori slot yang telah dihitung.
5. Jurnal yang didapatkan dari John C.Young, Jiro Hirokawa, dan Makoto Ando
dengan judul “Analysis of A Rectangular Waveguide, Edge Slot Array With
Finite Wall Thickness [6]” Penggunaan mode Finite Element-Boundary Integral
(FE-BI) untuk mencari nilai array dari edge-slot dan komputasi dari struktur
interior dan eksterior menggunakan Spectrum of two-dimensional solutions
(S2DS).
Jurnal tersebut membandingkan teori dan komputasi dari
antena edge-slot waveguide dengan 10 slot yang bekerja pada frekuensi 10 Ghz
(x-band)
6. Presentasi yang dilakukan oleh Roberto Vincenti Gatti dengan judul “A fast and
accurate CAD tool for slotted waveguide arrays [7]” Menjelaskan beberapa
jenis metoda antena yang dapat dipakai dan mensimulasikannya pada software
CST MWS. Hal tersebut menjadi acuan penggunaan metoda untuk antena edge-
slot waveguide.
7. Kemudian jurnal dari Doganay Dogan dan Ozlem Aydin Civi yang berjudul
“Edge Wall Slotted Waveguide Antena with Low Cross Polarization [8]”
merupakan salah satu metoda dari Slotted Waveguide Antenas (SWGA) yang
digunakan di berbagai aplikasi radar dan satelit. SWGA merupakan antena
dengan kemampuan dayanya yang tinggi dan murah karena memerlukan satu
bahan antena dengan konektornya. Metoda Low Cross Polarization ini
memudahkan desain dari antena edge-slot waveguide.
8. Lalu Jurnal dari Hilal M. El Misilmani, Mohammed Al-Husseini, dan Karim Y.
Kabalan dengan judul “Design Slotted Waveguide Antenas with Low Sidelobes
for High Power Microwave Applications [9]” Metoda slot yang dipakai adalah
broadwall slot dan menentukan titik tengah dari slot dengan menggunakan
metoda antena sidelobe level (SLL). Jenis dari slot yang dipakai untuk Slotted-
waveguide ada 2 yaitu Narrow Wall Slot dan Broad Wall Slot, yang dipakai
dengan menyesuaikan judul yang telah dipakai adalah Narrow Wall slot, dimana
5
jenis
slot ini lebih akurat ketimbang broad wall slot dalam pencapaian gain yang
diinginkan.
9. Mengacu pada jurnal dari Zhang Yu-mei, Zhang Zu-ji, dan Lu Xiao-peng yang
berjudul “Design of Ultralow Sidelobe Antena Arrays with Inclined Slots in the
Narrow Wall of Rectangular Waveguide [10]” dikatakan bahwa dengan metoda
Low SLL ini dapat menekan radiasi dengan conformal radome dan mengurangi
daya yang hilang. Tetapi ketebalan antena juga sangat diperhatikan karena
mempengaruhi
keadaan dan musim diwilayah antena yang sedang dipasang.
10. Jurnal dari Cheng-Geng Jan, Powen Hsu, dan Ruey-Beei Wu dengan judul
“Moment Method Analysis of Sidewall Inclined Slots in Rectangular Waveguide
[11]” menggunakan fungsi Green untuk memodelkan kopel pada permukaan
slot dengan membandingkan antara broad wall dan narrow wall dan
mendapatkan panjang resonan, masih sama membandingkan perhitungan dari
teori dengan komputasi menggunakan software.
11. Yang terakhir jurnal dari Daniel S. Dunn, Eugene P. Augustin, and Chin Cang
yang berjudul “Design of An Eight Element Edge Slot Waveguide Array Antenna
[3]” bahwa aplikasi ini digunakan pada frekuensi kerja x-band dengan rentang
9.5 Ghz sampai 10.5 Ghz dan hasil dari parameter slot seperti slot depth,
ketebalan bahan antena slot waveguide, konduktansi slot untuk setiap slot tersaji
kurang dari 46.6o.
6
gelombang
elektromagnetik ke sinyal informasi agar antena dikatakan berhasil dan
optimal. Dikatakan antena merupakan satu wujud resonansi yang terbaik, sebab itu
berkaitan dengan ukuran kondensatornya dan kumparan jauh lebih kecil dari
panjang.gelombang resonansi. Oleh karena itu, medan listrik dan magnetik tetap
tinggal didalam rangkaian. Energi medan tersebut hanya berubah menjadi usaha
listrik/sinyal dari panas.
II.2.1 Definisi
Antena
Dalam kamus Webster definisi antena yaitu “A usually metallic device (such
as rod or wire) for radiating or receiving radio waves” antena dikategorikan sebagai
device/alat berupa batangan atau kawat untuk memancarkan atau menerima gelombang
radio. Antena sebagai perangkat perantara Antara saluran transmisi dan udara (ruang
bebas) maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan saluran
pencatunya. Bentuk dari antena menentukan besaran pancaran atau penerima sesuai
dengan yang diingankan.
Standar IEEE dalam penjelasan Stutzman dan Thiele definisi antena “…A
means for radiating or receiving radio waves.” Antena disebutkan sebagai sarana untuk
memancarkan dan menerima gelombang radio elektromagnetik. Dengan kata lain,
antena suatu sarana transisi dari gelombang terarah dalam transmisi ke gelombang
“ruang bebas” begitupun sebaliknya. Jadi, informasi dapat dikirimkan di antara lokasi
yang berbeda tanpa adanya struktur yang ter-intervensi.
Sinyal gelombang elektromagnetik sebagai transmission line yang berasal dari
antena terdiri dari dua komponen yaitu medan listrik dan medan magnetik. Energi
total tersebut dipancarkan dalam bentuk gelombang yang hamper konstan ke ruang
bebas dan ada yang terserap oleh tanah sebagian kecilnya. Namun demikian
gelombang tersebut dipancarkan ke segala arah, hal ini disebabkan oleh jumlah energi
yang dipancarkan berkurang kekuatannya sebagai akibat dari jarak yang semakin jauh
dari sumbernya. Secara fisik ukuran sebuah antena harus ideal dengan panjang
gelombang. Semakin tinggi frekuensi yang digunakan maka akan semakin kecil
7
ukuran yang digunakan. Sebaliknya ukuran fisik antena haruslah besar jika frekuensi
yang bekerja kecil.
8
Fungsi lain yang paling sering disebutkan bahwa antena merupakan pengubah
sinyal dikatakan konverter. Antena dapat digunakan sebagai pemancar/penerima yang
dapat mengubah sinyal listrik menjadi gelombang elektromagnetik, atau sebaliknya
mengubah sinyal gelombang elektromagnetik menjadi sinyal listrik.
II.2.3 Tipe-tipe Antena
Antena memiliki beberapa tipe agar dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan
yang dipakai. Secara umum antena dibagi menjadi beberapa sesuai dengan bentuknya
yaitu antena
yagi, antena parabola, antena panel, mikrostrip, horn, helix dan bentuk
antena lainnya.
Antena Yagi paling banyak dikenal hal layak umum karena digunakan untuk
Tv. Antena ini terdiri dari sebuah dipole (Driven Elemen) yang dilengkapi dengan
reflector dan beberapa director. Ditemukan oleh Shintaro Uda dan dipublikasikan ke
dunia melalui tulisan Hidetsuga Yagi, lebih tepatnya disebut antenna Yagi-Uda. Yagi
memiliki beberapa elemen, apabila elemen yang dibuat semakin banyak maka semakin
besar pula penguatan yang dihasilkan.
Bentuk antena parabola yang terdiri dari sebuah dipole sebagai Driven Elemen
yang dipasang dimuka reflector posisinya berada di titik vokal. Antena ini memiliki
reflector berupa solid dish atau grid parabolic.
9
(1) (2)
(3) (4)
Gambar II. 4 (1) Antena Panel (2) Mikrostrip (3) Horn (4) Helix
10
perlu diperhatikan
saat memilih jenis antena yang diperlukan. Berikut karakteristik
antena yang diperlukan:
II.2.4.1 Pola Radiasi
Pola radiasi (Radiation Pattern) suatu antena yaitu menggambarkan sifat
radiasi suatu antenna pada kuat medan sebagai fungsi arah. Fungsi arah ini di
presentasikan sebagai fungsi dari koordinat directional. Pola radiasi ini menjelaskan
bagaimana
antena meradiasikan energi ke ruang bebas atau bagaimana antena
menerima energi (daya).
(1)
(2)
Gambar II. 5 Beberapa Bentuk Pola Radiasi (1) Directional (2) Omnidirectional
11
II.2.4.2 Gain (Penguatan)
Gain pada antena menggambarkan nilai daya yang ditransmisikan ke arah
radiasi puncak ke sumber isotropik. Nilai daya ini berdasarkan kinerja utama yang
menggabungkan directivity antena dan efisiensi listrik. Dalam antena pemancar, gain
digambarkan pada seberapa baiknya antena mengubah daya input menjadi gelombang
radio yang mengarah ke arah tertentu. Begitu pun sebaliknya, bagian antena penerima,
gain digambarkan
pada seberapa baiknya antena mengubah gelombang radio yang
datang dari arah tertentu menjadi daya listrik. Penguatan atau gain diperoleh
berdasarkan bentuk dari banyaknya elemen untuk yagi atau slot pada waveguide.
𝑈(𝜃, ∅)
𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑃𝑖𝑛
Diatas merupakan persamaan untuk mendapatkan gain (penguatan).
II.2.4.3 Impedansi
Penyesuaian impedansi merupakan fungsi utama antena, diperlukan kesesuaian
impedansi antara sinyal gelombang transmisi dan di ruang bebas agar
penerimaan/pemancaran sinyal melalui antena dapat terjadi dengan maksimal. Suatu
saluran impedansi ditentukan oleh ukuran, konstruksi fisik dan bahan serta frekuensi
kerja antena tersebut. Impedansi sendiri didefinisikan sebagai perbandingan antara
medan elektrik terhadap medan magnetik pada suatu titik, dengan kata lain pada
sepasang terminal maka impedansi antena bisa didefinisikan sebagai perbandingan
antara tegangan terhadap arus pada terminal tersebut.
𝑍𝐿 − 𝑍𝑜
𝛤=
𝑍𝐿 + 𝑍𝑜
Dimana, Г= Koefisien Refleksi
𝑍𝐿 = Impedansi Beban
𝑍𝑜 = Impedansi Karakteristik
12
Return Loss adalah parameter antena yang digunakan untuk mengetahui jumlah
daya yang hilang pada beban dan yang tidak kembali dipantulkan. Kondisi nilai return
loss yang paling diharapkan atau bernilai baik yaitu kurang dari -10 dB ( <-10 dB ) dan
memiliki nilai maksimum yaitu sebesar 10 dB. Hal ini didapatkan dari kondisi matched
ketika nilai koefisien refleksi memiliki nilai nol (г=0). Kenyataannya kondisi tersebut
sulit dicapai. Kondisi tidak matched ini menyebabkan tidak semua daya dari sumber
diterima beban, ada daya yang dipantulkan. Rugi-rugi yang dihasilkan tersebut
dirumuskan
sebagai berikut:
RL = 20 log |Г|
Definisi VSWR adalah Ukuran dari seberapa efisien daya frekuensi radio yang
ditransmisikan dari penguat daya melalui saluran transmisi ke antena dengan melihat
dsari rasio perbandingan antara gelombang datang dan pantul yang kemudian
membentuk standing wave (gelombang berdiri). Gelombang berdiri (Standing Wave)
merupakan gabungan antara refleksi dan interferensi yaitu gelombang pantul
menginterferensi gelombang datang sehingga fasa gelombang datang terganggu oleh
gelombang pantul yang mengakibatkan gelombang datang mengalami kerusakan.
VSWR merupakan parameter yang juga sebagai penentu matching antara antena dan
transmitter. Nilai VSWR yang baik yaitu 1≥VSWR≥2.
13
Adapun kaitan Antara return loss dan VSWR yaitu terjadi disebabkan oleh
pencampuran gelombang yang dikirim dan gelombang yang dipantulkan yang
keduanya menentukan matching antara perangkat perantara/transmitter pada antena.
14
Gambar II. 7 Bentuk Antena Waveguide (a) Rectangular (b) Cylindrical
Gelombang elektromagnetik yang menjalar didalam waveguide memiliki syarat
batas (boundary condition) yang harus dipenuhi. Pertama adalah medan listrik dari
gelombang elektromagnetik itu harus tegak lurus terhadap dinding waveguide, dan
syarat yang kedua yakni medan magnetnya harus berbentuk lingkaran tertutup, sejajar
dengan dinding waveguide dan harus tegak lurus dengan arah medan listriknya. Dalam
praktek kedua syarat ini mudah dipenuhi dengan cara meletakkan antena pemancar di
titik yang tepat.
15
2.11) dan
menempel pada dinding waveguide. Sebab daerah ini memiliki amplitudo
medan magnet yang paling besar. Setelah syarat batas terpenuhi maka waveguide akan
berfungsi dengan semestinya.
II.2.6 Rectangular Waveguide
Bumbung gelombang (waveguide) yang terbuat dari konduktor dan didalamnya
terdapat udara (dielektrik mengisi ruangan kosong itu). Gelombang elektromagnetik
yang menjalar
di jalur bumbung gelombang adalah mode TE dan mode TM.
Berdasarkan bentuk penampangnya, waveguide persegi lebih banyak dipakai daripada
Circular Waveguide. Digunakan dalam banyak aplikasi seperti isolator, detektor,
attenuator, coupler, dan slotted line.
16
dimensi panjang gelombang operasi mendekati dimensi geometri saluran atau
bumbung gelombang akan terjadi mode propagasi yang berbeda-beda, status
propagasi ini disebut mode-mode yang lebih tinggi.
2. TE (Transverse Electric) adalah gelombang yang medan elektriknya melintang
terhadap arah propagasi (medan H mempunyai komponen y dan x dari medan
E).
3. TM (Transverse Magnetic) adalah gelombang yang medan magnetnya
17
Gambar II. 11 Gelombang Arah Rambatan TE10
1 𝑚2 𝑛2
𝐹𝑐(𝑚𝑛) = √ + (Hz) (1)
2√𝜇𝜖 𝑎2 𝑏2
18
polarisasi
silang rendah. Bentuk Antena Slotted Waveguide berupa celah pada dinding
pemandu gelombang. Celah dirancang agar memotong garis aliran arus pada dinding
dalam pemandu gelombang, sehingga ada sebagian gelombang elektromagnetik yang
terpancar keluar atau teradiasi ke ruang bebas.
Celah pada pemandu gelombang dapat dibuat pada sisi panjang atau sisi pendek
penampang pemandu gelombang agar celah memotong aliran arus pada dinding
pemandu gelombang. Antena celah pada sisi panjang lebih mudah dibuat dan dirancang
namun memerlukan ruang yang lebih luas ketika disusun dalam larik antena yang
melibatkan beberapa pemandu gelombang. Oleh karena itu antena celah pada sisi
pendek lebih efektif untuk menyusun larik antena.
19
diradiasikan
dari slot. Konfigurasi setiap slot harus dapat beresonansi supaya dapat
memberikan beban resistif pada waveguide. Secara skematik antena slot waveguide
dengan slot-slot longitudinal pada waveguide ditunjukkan seperti Gambar 2.16.
Gambar II. 13 Skematik Antena Waveguide slot
merupakan jenis dari array waveguide slot karena semua slot memiliki fase yang sama.
λg merupakan panjang gelombang dalam waveguide untuk mode TEmn dengan
persamaan (4) mengacu pada persamaan (1)
𝜆𝑜 𝑐 1
λg = = ×
𝑓 𝑐
𝜆𝑜 √1 − 2𝑎 × 𝑓 (4)
√1 − ( 𝜆 )
𝑐𝑢𝑡𝑜𝑓𝑓
20
Gambar II. 14 Geometri Edge Slot
Dimensi sebuah rectangular waveguide disesuaikan dengan frekuensi yang
bekerja sehingga dapat ditentukan melalui standar waveguide yang sudah ditentukan,
WR (standar US) dan WG (standar UK). Standar ini khusus dipakai untuk frekuensi
rentang radar seperti x-band, s-band, ka-band, dan lainnya.
Panjang masing-masing slot sama dengan panjang total slot dibagian dalam
waveguide
𝐿𝑟 = 0.4625𝜆𝑜 (4)
Kedalaman (𝛿) setiap slot berbeda disesuaikan dengan kemiringan slot yang
ada, melalui persamaan
𝑜. 5𝑏
𝛿 = 0.23125 𝜆𝑜 − +𝑡 (5)
𝑐𝑜𝑠𝜃
Hal yang paling penting dari sebuah edge slot waveguide yaitu kemiringan slot
(𝜃) dari vertical, persamaan (4) dan (5) terjadi ketika kemiringan slot kurang dari 46,6 o.
Berdasarkan slot admitansi
𝑎 ( ′) 𝑎
𝑐𝑓𝑛
𝑔𝑟𝑒𝑠 𝜃𝑛 = 𝑔𝑟𝑒𝑠 (𝜃𝑛 )
𝑌𝑎
𝑅𝑒 { 𝐺𝑛 }
𝑜 (6)
𝛿𝑛′ = 𝛿𝑟𝑒𝑠
𝑎
(𝜃𝑛′ )
21