Anda di halaman 1dari 18

 

 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
 

 
II.1 Tinjauan Pustaka
 
Pembuatan dan penyusunan proyek akhir.ini mengacu pada kepustakaan yang
  berseumber dari penelitian-penelitian maupun perancangan sebelumnya. Hal ini
  berguna sebagai bahan pembanding serta bahan referensi bagi penulis. Beberapa solusi
telah diusulkan
  selama ini misalnya:
1. Pada buku yang dipaparkan dari Stutzman dengan judul “Antena Theory
 
Analysis and Design [4]” teknik tersebut menjelaskan fundamental dari antena
 
berupa parameter/karakteristik dari antena sebagai acuan antena yang baik. Hal
ini membantu penulis mendapatkan karakteristik dari antena yang baik dengan
mengacu pada literatur tersebut.
2. Untuk teknik antena slot waveguide dari A.F. Stevenson “Theory of Slots in
Rectangular Waveguides [1]” teknik tersebut memaparkan logaritmik dari
pembuatan slot pada sebuah antena waveguide. Hal dasar ini membantu
pencarian dari edge-slot berupa kemiringan slot, kedalaman slot, panjang slot,
dan menyesuaikannya dengan jumlah slot agar gain yang diinginkan tercapai.
Belum banyak yang dijelaskan pada teori slot dari Stevenson seperti cara
mendapatkan panjang dari slot.
3. Pemaparan yang dilakukan W.H. Watson dengan judul “Resonant Slots [5]”
menjelaskan tentang resonan slot setengah gelombang untuk rectangular
waveguide, dimana permukaannya dipotong untuk membentuk slot. Lebih
tepatnya peng-kopel-an ini mempengaruhi gelombang radiasi yang terbentuk
nantinya.
4. Jurnal dari P. Hsu and S. H. Chen dengan judul “Admittance and resonant length
of inclined slots in the narrow wall of a rectangular waveguide [2]” Jurnal
tersebut membahas mengenai kecenderungan slot berupa admitansi dan panjang
resonan jika antena slot waveguide memakai metoda narrow wall slot. Dari data
yang didapat mengenai slot tersebut saat penyimpanan daya internal dimasukan

4
 
 

 
maka
 
resonan konduktansi lebih panjang sehingga volume antena akan lebih
besar dan tidak sesuai dengan teori slot yang telah dihitung.
 
5. Jurnal yang didapatkan dari John C.Young, Jiro Hirokawa, dan Makoto Ando
 
dengan judul “Analysis of A Rectangular Waveguide, Edge Slot Array With
 
Finite Wall Thickness [6]” Penggunaan mode Finite Element-Boundary Integral
  (FE-BI) untuk mencari nilai array dari edge-slot dan komputasi dari struktur
  interior dan eksterior menggunakan Spectrum of two-dimensional solutions
(S2DS).
  Jurnal tersebut membandingkan teori dan komputasi dari
antena edge-slot waveguide dengan 10 slot yang bekerja pada frekuensi 10 Ghz
 
(x-band)
 
6. Presentasi yang dilakukan oleh Roberto Vincenti Gatti dengan judul “A fast and
accurate CAD tool for slotted waveguide arrays [7]” Menjelaskan beberapa
jenis metoda antena yang dapat dipakai dan mensimulasikannya pada software
CST MWS. Hal tersebut menjadi acuan penggunaan metoda untuk antena edge-
slot waveguide.
7. Kemudian jurnal dari Doganay Dogan dan Ozlem Aydin Civi yang berjudul
“Edge Wall Slotted Waveguide Antena with Low Cross Polarization [8]”
merupakan salah satu metoda dari Slotted Waveguide Antenas (SWGA) yang
digunakan di berbagai aplikasi radar dan satelit. SWGA merupakan antena
dengan kemampuan dayanya yang tinggi dan murah karena memerlukan satu
bahan antena dengan konektornya. Metoda Low Cross Polarization ini
memudahkan desain dari antena edge-slot waveguide.
8. Lalu Jurnal dari Hilal M. El Misilmani, Mohammed Al-Husseini, dan Karim Y.
Kabalan dengan judul “Design Slotted Waveguide Antenas with Low Sidelobes
for High Power Microwave Applications [9]” Metoda slot yang dipakai adalah
broadwall slot dan menentukan titik tengah dari slot dengan menggunakan
metoda antena sidelobe level (SLL). Jenis dari slot yang dipakai untuk Slotted-
waveguide ada 2 yaitu Narrow Wall Slot dan Broad Wall Slot, yang dipakai
dengan menyesuaikan judul yang telah dipakai adalah Narrow Wall slot, dimana

5
 
 

 
jenis
 
slot ini lebih akurat ketimbang broad wall slot dalam pencapaian gain yang
diinginkan.
 
9. Mengacu pada jurnal dari Zhang Yu-mei, Zhang Zu-ji, dan Lu Xiao-peng yang
 
berjudul “Design of Ultralow Sidelobe Antena Arrays with Inclined Slots in the
 
Narrow Wall of Rectangular Waveguide [10]” dikatakan bahwa dengan metoda
  Low SLL ini dapat menekan radiasi dengan conformal radome dan mengurangi
  daya yang hilang. Tetapi ketebalan antena juga sangat diperhatikan karena
mempengaruhi
  keadaan dan musim diwilayah antena yang sedang dipasang.
10. Jurnal dari Cheng-Geng Jan, Powen Hsu, dan Ruey-Beei Wu dengan judul
 
“Moment Method Analysis of Sidewall Inclined Slots in Rectangular Waveguide
 
[11]” menggunakan fungsi Green untuk memodelkan kopel pada permukaan
slot dengan membandingkan antara broad wall dan narrow wall dan
mendapatkan panjang resonan, masih sama membandingkan perhitungan dari
teori dengan komputasi menggunakan software.
11. Yang terakhir jurnal dari Daniel S. Dunn, Eugene P. Augustin, and Chin Cang
yang berjudul “Design of An Eight Element Edge Slot Waveguide Array Antenna
[3]” bahwa aplikasi ini digunakan pada frekuensi kerja x-band dengan rentang
9.5 Ghz sampai 10.5 Ghz dan hasil dari parameter slot seperti slot depth,
ketebalan bahan antena slot waveguide, konduktansi slot untuk setiap slot tersaji
kurang dari 46.6o.

II.2 Landasan Teori


Perkembangan sejarah komunikasi terbantu dengan terciptanya antena,
pengiriman/penerimaan informasi tanpa menggunakan kabel. Antena merupakan salah
satu media device pengirim/penerima informasi tanpa menggunakan kabel. Saat antena
sebagai pengirim tugasnya mengubah informasi berupa sinyal gelombang
elektromagnetik lalu mengirimnya ke antena penerima yaitu menangkap sinyal
gelombang elektromagnetik dan mengubahnya menjadi sinyal informasi yang
diinginkan. Dalam kata lain ada beberapa faktor yang menentukan agar pengubahan
sinyal informasi ke sinyal gelombang elektromagnetik atau sebaliknya sinyal

6
 
 

 
gelombang
 
elektromagnetik ke sinyal informasi agar antena dikatakan berhasil dan
optimal. Dikatakan antena merupakan satu wujud resonansi yang terbaik, sebab itu
 
berkaitan dengan ukuran kondensatornya dan kumparan jauh lebih kecil dari
 
panjang.gelombang resonansi. Oleh karena itu, medan listrik dan magnetik tetap
tinggal   didalam rangkaian. Energi medan tersebut hanya berubah menjadi usaha
  listrik/sinyal dari panas.
 
II.2.1 Definisi
  Antena
Dalam kamus Webster definisi antena yaitu “A usually metallic device (such
 
as rod or wire) for radiating or receiving radio waves” antena dikategorikan sebagai
 
device/alat berupa batangan atau kawat untuk memancarkan atau menerima gelombang
radio. Antena sebagai perangkat perantara Antara saluran transmisi dan udara (ruang
bebas) maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan saluran
pencatunya. Bentuk dari antena menentukan besaran pancaran atau penerima sesuai
dengan yang diingankan.
Standar IEEE dalam penjelasan Stutzman dan Thiele definisi antena “…A
means for radiating or receiving radio waves.” Antena disebutkan sebagai sarana untuk
memancarkan dan menerima gelombang radio elektromagnetik. Dengan kata lain,
antena suatu sarana transisi dari gelombang terarah dalam transmisi ke gelombang
“ruang bebas” begitupun sebaliknya. Jadi, informasi dapat dikirimkan di antara lokasi
yang berbeda tanpa adanya struktur yang ter-intervensi.
Sinyal gelombang elektromagnetik sebagai transmission line yang berasal dari
antena terdiri dari dua komponen yaitu medan listrik dan medan magnetik. Energi
total tersebut dipancarkan dalam bentuk gelombang yang hamper konstan ke ruang
bebas dan ada yang terserap oleh tanah sebagian kecilnya. Namun demikian
gelombang tersebut dipancarkan ke segala arah, hal ini disebabkan oleh jumlah energi
yang dipancarkan berkurang kekuatannya sebagai akibat dari jarak yang semakin jauh
dari sumbernya. Secara fisik ukuran sebuah antena harus ideal dengan panjang
gelombang. Semakin tinggi frekuensi yang digunakan maka akan semakin kecil

7
 
 

 
ukuran  yang digunakan. Sebaliknya ukuran fisik antena haruslah besar jika frekuensi
yang bekerja kecil.
 

Gambar II. 1 Media Komunikasi Antena

II.2.2 Fungsi Antena


Antena adalah suatu device penerima/pemancar suatu gelombang
elektromagnetik untuk selanjutnya diubah menjadi sinyal listrik. Adapun fungsi dari
antena sendiri memiliki 2 fungsi utama sebagai Directional Device dan Matching
Impedance.
Fungsi utama antena pertama sebagai Directional Device, gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan lewat antena ke ruang bebas mengarahkan energi
atau daya elektromagnetik kearah tertentu sesuai arahan antena pemancar/penerima
yang telah diatur sesuai kebutuhan.
Kemudian fungsi utama kedua dari antena yaitu sebagai Matching Impedance,
pengubahan sinyal yang terjadi ketika antena memancarkan/menerima sinyal
gelombang elektromagnetik menjadi sinyal listrik perlu adanya penyesuaian terlebih
dahulu seperti sifat-sifat atau karakteristik yang terdapat pada sinyal gelombang
elektromagnetik di saluran transmisi dengan di ruang bebas. Pada saat antena tersebut
bekerja atau beroperasi maka antena akan menyesuaikan impedansi karakteristik
saluran dengan impedansi karakteriktik udara.

8
 
 

 
Fungsi lain yang paling sering disebutkan bahwa antena merupakan pengubah
 
sinyal dikatakan konverter. Antena dapat digunakan sebagai pemancar/penerima yang
 
dapat mengubah sinyal listrik menjadi gelombang elektromagnetik, atau sebaliknya
 
mengubah sinyal gelombang elektromagnetik menjadi sinyal listrik.
 
II.2.3 Tipe-tipe Antena
  Antena memiliki beberapa tipe agar dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan
  yang dipakai. Secara umum antena dibagi menjadi beberapa sesuai dengan bentuknya
yaitu antena
  yagi, antena parabola, antena panel, mikrostrip, horn, helix dan bentuk
antena lainnya.
 
Antena Yagi paling banyak dikenal hal layak umum karena digunakan untuk
 
Tv. Antena ini terdiri dari sebuah dipole (Driven Elemen) yang dilengkapi dengan
reflector dan beberapa director. Ditemukan oleh Shintaro Uda dan dipublikasikan ke
dunia melalui tulisan Hidetsuga Yagi, lebih tepatnya disebut antenna Yagi-Uda. Yagi
memiliki beberapa elemen, apabila elemen yang dibuat semakin banyak maka semakin
besar pula penguatan yang dihasilkan.

Gambar II. 2 Gambar Antena Yagi-Uda

Bentuk antena parabola yang terdiri dari sebuah dipole sebagai Driven Elemen
yang dipasang dimuka reflector posisinya berada di titik vokal. Antena ini memiliki
reflector berupa solid dish atau grid parabolic.

9
 
 

  Gambar II. 3 Gambar Antena Parabola


 

(1) (2)

(3) (4)
Gambar II. 4 (1) Antena Panel (2) Mikrostrip (3) Horn (4) Helix

II.2.4 Karakteristik Antena


Karakteristik antena penting dalam mendukung kinerja antena agar
pentransferan gelombang terjadi dengan maksimal, sehingga karakteristik antena

10
 
 

 
perlu diperhatikan
 
saat memilih jenis antena yang diperlukan. Berikut karakteristik
antena yang diperlukan:
 

 
II.2.4.1 Pola Radiasi
 
Pola radiasi (Radiation Pattern) suatu antena yaitu menggambarkan sifat
  radiasi suatu antenna pada kuat medan sebagai fungsi arah. Fungsi arah ini di
  presentasikan sebagai fungsi dari koordinat directional. Pola radiasi ini menjelaskan
bagaimana
  antena meradiasikan energi ke ruang bebas atau bagaimana antena
menerima energi (daya).
 

(1)

(2)
Gambar II. 5 Beberapa Bentuk Pola Radiasi (1) Directional (2) Omnidirectional

Pola radiasi directional meradiasikan gelombang ke arah tertentu saja sesuai


penempatan arah dari bentuk antena pancarannya. Sedangkan omnidirectional pola
pancarannya ke segala arah dan bentuknya menyerupai donat.

11
 
 

 
II.2.4.2 Gain (Penguatan)
 
Gain pada antena menggambarkan nilai daya yang ditransmisikan ke arah
 
radiasi puncak ke sumber isotropik. Nilai daya ini berdasarkan kinerja utama yang
 
menggabungkan directivity antena dan efisiensi listrik. Dalam antena pemancar, gain
  digambarkan pada seberapa baiknya antena mengubah daya input menjadi gelombang
  radio yang mengarah ke arah tertentu. Begitu pun sebaliknya, bagian antena penerima,
gain digambarkan
  pada seberapa baiknya antena mengubah gelombang radio yang
datang dari arah tertentu menjadi daya listrik. Penguatan atau gain diperoleh
 
berdasarkan bentuk dari banyaknya elemen untuk yagi atau slot pada waveguide.
 
𝑈(𝜃, ∅)
𝑔𝑎𝑖𝑛 =
𝑃𝑖𝑛
Diatas merupakan persamaan untuk mendapatkan gain (penguatan).

II.2.4.3 Impedansi
Penyesuaian impedansi merupakan fungsi utama antena, diperlukan kesesuaian
impedansi antara sinyal gelombang transmisi dan di ruang bebas agar
penerimaan/pemancaran sinyal melalui antena dapat terjadi dengan maksimal. Suatu
saluran impedansi ditentukan oleh ukuran, konstruksi fisik dan bahan serta frekuensi
kerja antena tersebut. Impedansi sendiri didefinisikan sebagai perbandingan antara
medan elektrik terhadap medan magnetik pada suatu titik, dengan kata lain pada
sepasang terminal maka impedansi antena bisa didefinisikan sebagai perbandingan
antara tegangan terhadap arus pada terminal tersebut.
𝑍𝐿 − 𝑍𝑜
𝛤=
𝑍𝐿 + 𝑍𝑜
Dimana, Г= Koefisien Refleksi
𝑍𝐿 = Impedansi Beban
𝑍𝑜 = Impedansi Karakteristik

II.2.4.4 Return Loss dan VSWR

12
 
 

 
Return Loss adalah parameter antena yang digunakan untuk mengetahui jumlah
 
daya yang hilang pada beban dan yang tidak kembali dipantulkan. Kondisi nilai return
 
loss yang paling diharapkan atau bernilai baik yaitu kurang dari -10 dB ( <-10 dB ) dan
 
memiliki nilai maksimum yaitu sebesar 10 dB. Hal ini didapatkan dari kondisi matched
 
ketika nilai koefisien refleksi memiliki nilai nol (г=0). Kenyataannya kondisi tersebut
  sulit dicapai. Kondisi tidak matched ini menyebabkan tidak semua daya dari sumber
  diterima beban, ada daya yang dipantulkan. Rugi-rugi yang dihasilkan tersebut
dirumuskan
  sebagai berikut:
RL = 20 log |Г|
 

 
Definisi VSWR adalah Ukuran dari seberapa efisien daya frekuensi radio yang
ditransmisikan dari penguat daya melalui saluran transmisi ke antena dengan melihat
dsari rasio perbandingan antara gelombang datang dan pantul yang kemudian
membentuk standing wave (gelombang berdiri). Gelombang berdiri (Standing Wave)
merupakan gabungan antara refleksi dan interferensi yaitu gelombang pantul
menginterferensi gelombang datang sehingga fasa gelombang datang terganggu oleh
gelombang pantul yang mengakibatkan gelombang datang mengalami kerusakan.
VSWR merupakan parameter yang juga sebagai penentu matching antara antena dan
transmitter. Nilai VSWR yang baik yaitu 1≥VSWR≥2.

13
 
 

Gambar II. 6 Rumus VSWR

Adapun kaitan Antara return loss dan VSWR yaitu terjadi disebabkan oleh
pencampuran gelombang yang dikirim dan gelombang yang dipantulkan yang
keduanya menentukan matching antara perangkat perantara/transmitter pada antena.

II.2.5 Saluran Transmisi Waveguide


Waveguide yang berarti bumbung gelombang dalam saluran transmisi berarti
membimbing gelombang elektromagnetik (melalui dinding-dindingnya). Penjalaran
gelombang elektromagnetik di dalam waveguide pada prinsipnya sama dengan
penjalarannya di ruang terbuka, tetapi tidak sama persis/tidak identik. Di ruang terbuka
gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh antena akan menyebar ke segala
arah, sedangkan di dalam waveguide penyebaran gelombang elektromagnetik ini
dibatasi oleh dinding-dinding yang terbuat dari logam/konduktor. Gelombang
elektromagnetik tidak bisa menembus logam, tetapi sebaliknya malah akan
dipantulkan. Pantulan sempurna dari dinding waveguide inilah yang membuat
gelombang elektromagnetik seolah-olah mengalir didalamnya.

14
 
 

 
Gambar II. 7 Bentuk Antena Waveguide (a) Rectangular (b) Cylindrical
 

 
Gelombang elektromagnetik yang menjalar didalam waveguide memiliki syarat
 
batas (boundary condition) yang harus dipenuhi. Pertama adalah medan listrik dari
gelombang elektromagnetik itu harus tegak lurus terhadap dinding waveguide, dan
syarat yang kedua yakni medan magnetnya harus berbentuk lingkaran tertutup, sejajar
dengan dinding waveguide dan harus tegak lurus dengan arah medan listriknya. Dalam
praktek kedua syarat ini mudah dipenuhi dengan cara meletakkan antena pemancar di
titik yang tepat.

Gambar II. 8 Penempatan Probe dan pengaruhnya terhadap Medan Magnet


Medan magnet yang berada didalam waveguide menghasilkan medan yang
paling besar ketika probe ditempatkan di sepanjang lingkaran medan magnet (Gambar

15
 
 

 
2.11) dan
 
menempel pada dinding waveguide. Sebab daerah ini memiliki amplitudo
medan magnet yang paling besar. Setelah syarat batas terpenuhi maka waveguide akan
 
berfungsi dengan semestinya.
 

 
II.2.6 Rectangular Waveguide
  Bumbung gelombang (waveguide) yang terbuat dari konduktor dan didalamnya
  terdapat udara (dielektrik mengisi ruangan kosong itu). Gelombang elektromagnetik
yang menjalar
  di jalur bumbung gelombang adalah mode TE dan mode TM.
Berdasarkan bentuk penampangnya, waveguide persegi lebih banyak dipakai daripada
 
Circular Waveguide. Digunakan dalam banyak aplikasi seperti isolator, detektor,
 
attenuator, coupler, dan slotted line.

Gambar II. 9 Waveguide Persegi

Rectangular waveguide memiliki standar yang menyesuaikannya dengan


frekuensi kerja yang dipakai. Untuk edge slot waveguide yang bekerja di frekuensi s-
band memakai tipe WR-284 (standar Amerika) dengan a=72.136 mm dan b=34.036
mm bahwa a>b.

II.2.7 Sifat-sifat Mode TE10


Mode propagasi gelombang melalui saluran transmisi memiliki beberapa mode
diantaranya TEM (Transverse Electromagnetic), TE (Transverse Electric), TM
(Tranverse Magnetic).
1. TEM (Transverse Electromagnetic) adalah gelombang yang medan listrik dan
medan magnetnya adalah melintang terhadap arah propagasi gelombang, bila

16
 
 

 
dimensi panjang gelombang operasi mendekati dimensi geometri saluran atau
 
bumbung gelombang akan terjadi mode propagasi yang berbeda-beda, status
 
propagasi ini disebut mode-mode yang lebih tinggi.
 
2. TE (Transverse Electric) adalah gelombang yang medan elektriknya melintang
 
terhadap arah propagasi (medan H mempunyai komponen y dan x dari medan
  E).
  3. TM (Transverse Magnetic) adalah gelombang yang medan magnetnya

 melintang terhadap arah propagasi (medan E mempunyai komponen z dan x


dari medan H).
 

Gambar II. 10 Mode Propagasi Gelombang Elektromagnetik

Konduktor pada antena menyebabkan adanya arah perambatan gelombang,


untuk kondisi ini Mode TE10 dipakai khususnya untuk Rectangular Waveguide. Mode
TE (Transverse Electric) disebut mode dominan karena memiliki frekuensi cut off
terendah. Mode TE10 memiliki notasi m=1 dan n=0 (TEmn) yang merupakan bilangan
intejer dan menunjukan banyaknya gelombang berdiri dalam arah yang normal
terhadap arah jalar. m dan n tidak boleh berharga nol secara bersamaan.
Waveguide harus dirancang dengan ukuran sedemikian rupa sehingga yang
menjalar hanya satu mode gelombang, mode dominan. Agar hanya satu mode
gelombang yang menjalar, maka gelombang tersebut harus mempunyai frekuensi
cutoff paling kecil. Mode TE10 memiliki dimensi waveguide a>b untuk rectangular
waveguide.

17
 
 

 
Gambar II. 11 Gelombang Arah Rambatan TE10

Rectangular waveguide tidak dapat merambat dibawah beberapa frekuensi


tertentu, frekuensi ini disebut frekuensi cut-off.

1 𝑚2 𝑛2
𝐹𝑐(𝑚𝑛) = √ + (Hz) (1)
2√𝜇𝜖 𝑎2 𝑏2

Dengan panjang gelombang,


𝜆𝑐 = 2 × 𝑎
(2)

Sehingga untuk mode TE10 adalah mode minimum yang memungkinkan


ekspresi medan non-zero untuk rectangular waveguide,
1
𝐹𝑐(10) = (𝐻𝑧)
2𝑎√𝜇𝜖 (3)

II.2.8 Antena Slotted Waveguide


Penggunaan slotted antenna array dengan waveguide banyak ditemukan pada
sistem navigasi, radar, dan system frekuensi tinggi lainnya. Antena ini memiliki low-
loss (dengan efisiensi antenna tinggi) dan memancarkan polarisasi linier bersama

18
 
 

 
polarisasi
 
silang rendah. Bentuk Antena Slotted Waveguide berupa celah pada dinding
pemandu gelombang. Celah dirancang agar memotong garis aliran arus pada dinding
 
dalam pemandu gelombang, sehingga ada sebagian gelombang elektromagnetik yang
 
terpancar keluar atau teradiasi ke ruang bebas.
 

Gambar II. 12 Antena Slotted Waveguide

Celah pada pemandu gelombang dapat dibuat pada sisi panjang atau sisi pendek
penampang pemandu gelombang agar celah memotong aliran arus pada dinding
pemandu gelombang. Antena celah pada sisi panjang lebih mudah dibuat dan dirancang
namun memerlukan ruang yang lebih luas ketika disusun dalam larik antena yang
melibatkan beberapa pemandu gelombang. Oleh karena itu antena celah pada sisi
pendek lebih efektif untuk menyusun larik antena.

II.2.9 Array slot pada Waveguide


Array slot pada waveguide dapat meningkatkan gain dengan menempatkan
beam secara vertical. Arah slot-slot ini vertikal sepanjang guide, maka polarisasi yang
terjadi adalah horizontal. Jumlah slot pada waveguide dapat meningkatkan gain.
Posisi slot yang memotong dinding waveguide akan mengganggu arus yang
mengalir pada dinding waveguide, dan membuat arus mengitari slot, yang akan
menginduksi medan listrik pada slot. Radiasi muncul saat arus harus mengitari slot-slot
agar arah yang diinginkan tercapai. Sehingga, posisi slot menentukan impedansi yang
diberikan pada saluran transmisi dan jumlah energi yang di-couple ke slot serta

19
 
 

 
diradiasikan
 
dari slot. Konfigurasi setiap slot harus dapat beresonansi supaya dapat
memberikan beban resistif pada waveguide. Secara skematik antena slot waveguide
 
dengan slot-slot longitudinal pada waveguide ditunjukkan seperti Gambar 2.16.
 

 
Gambar II. 13 Skematik Antena Waveguide slot
 

  Setiap resistor merepresentasikan masing-masing dari slotnya, sehingga


𝜆𝑔
terdapat N buah resistansi yang paralel. Jarak antar slot dikatakan berukuran dan
2
λg
jarak ujung Antena Slotted Waveguide yang di-short (terminasi) berjarak . Ini
4

merupakan jenis dari array waveguide slot karena semua slot memiliki fase yang sama.
λg merupakan panjang gelombang dalam waveguide untuk mode TEmn dengan
persamaan (4) mengacu pada persamaan (1)
𝜆𝑜 𝑐 1
λg = = ×
𝑓 𝑐
𝜆𝑜 √1 − 2𝑎 × 𝑓 (4)
√1 − ( 𝜆 )
𝑐𝑢𝑡𝑜𝑓𝑓

c merupakan nilai dari kecepatan cahaya, a merupakan dimensi yang terdapat


pada rectangular waveguide dengan mode TE10, dan f adalah frekuensi kerja yang
dipakai.
𝑐
Dimana nilai 𝜆𝑜 = 𝑓

II.2.10 Desain Antena Edge-Slotted Waveguide

20
 
 

 
Gambar II. 14 Geometri Edge Slot
 
Dimensi sebuah rectangular waveguide disesuaikan dengan frekuensi yang
 
bekerja sehingga dapat ditentukan melalui standar waveguide yang sudah ditentukan,
 
WR (standar US) dan WG (standar UK). Standar ini khusus dipakai untuk frekuensi
  rentang radar seperti x-band, s-band, ka-band, dan lainnya.
Panjang masing-masing slot sama dengan panjang total slot dibagian dalam
waveguide
𝐿𝑟 = 0.4625𝜆𝑜 (4)

Kedalaman (𝛿) setiap slot berbeda disesuaikan dengan kemiringan slot yang
ada, melalui persamaan
𝑜. 5𝑏
𝛿 = 0.23125 𝜆𝑜 − +𝑡 (5)
𝑐𝑜𝑠𝜃

Hal yang paling penting dari sebuah edge slot waveguide yaitu kemiringan slot
(𝜃) dari vertical, persamaan (4) dan (5) terjadi ketika kemiringan slot kurang dari 46,6 o.
Berdasarkan slot admitansi

𝑎 ( ′) 𝑎
𝑐𝑓𝑛
𝑔𝑟𝑒𝑠 𝜃𝑛 = 𝑔𝑟𝑒𝑠 (𝜃𝑛 )
𝑌𝑎
𝑅𝑒 { 𝐺𝑛 }
𝑜 (6)
𝛿𝑛′ = 𝛿𝑟𝑒𝑠
𝑎
(𝜃𝑛′ )

Lebar slot diperoleh sebesar seperduapuluh panjang gelombang dari frekuensi


𝜆
yang bekerja. Maka persamaannya yaitu 𝑤 = 200 (7)

21
 

Anda mungkin juga menyukai