Anda di halaman 1dari 28

KONSEP DASAR

KEPERAWATAN ANAK

OLEH
DESRIATI DEVI
OUTLINE
01 FALSAFAH &PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK

02 PRINSIP KEPERAWATAN ANAK

03 PERAN PERAWAT ANAK

04 FAMILY CENTERED CARE


05 ATRAUMATIC CARE

06 SISTEM PERLINDUNGAN ANAK DI


INDONESIA
FALSAFAH & PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK

Filosofi Paradigma
Pandangan atau keyakinan yang Landasan berpikir
dimiliki perawat dalam dalam penerapan ilmu
memberikan pelayanan keperawatan anak
keperawatan pada anak

Manusia

Keperawatan Sehat-sakit

Lingkungan
KOMPONEN PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK

Manusia Sehat-sakit
Anak merupakan individu yang berusia Rentang sehat sakit: batasan yang
antara 0-18 tahun yang berada dalam dapat diberikan pelayanan
proses tumbuh kembang, memiliki keperawatan, yaitu suatu kondisi
kebutuhan spesifik yaitu fisik, psikologis, anak berada dalam status
sosial dan spiritual kesehatan yang meliputi sejahtera,
sehat optimal, sehat, sakit, sakit
Anak merupakan individu yang berada kronis dan meninggal
dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi Sehat : keadaan sejahtera, sehat
hingga remaja. optimal antara fisik, mental dan
sosial yang harus dicapai anak.
KOMPONEN PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK

Lingkungan Keperawatan

Lingkungan eksternal Bentuk pelayanan keperawatan yang


diberikan kepada anak untuk
dan internal yang peningkatan kesehatan dan
berperan dalam pencegahan penyakit dalam mencapai
perubahan status pertumbuhan dan perkembangan
kesehatan anak secara optimal dengan melibatkan
keluarga.

Tujuan utama keperawatan anak


untuk menigkatkan kualitas pelayanan
keperawatan pada anak dan keluarga
PRINSIP KEPERAWATAN ANAK

Anak bukan Anak adalah sebagai Pelayanan keperawatan


miniatur orang individu yang unik dan anak berorientasi pada
dewasa mempunyai kebutuhan upaya pencegahan
sesuai tahap penyakit dan
perkembangannya. peningkatan derajat
kesehatan
PRINSIP KEPERAWATAN ANAK
Merupakan disiplin ilmu Praktik Bertujuan untuk
kesehatan yang berfokus meningkatkan
keperawatan anak
pada kesejahteraan anak
sehingga perawat mencakup kontrak maturasi atau
bertanggung jawab secara dengan anak dan kematangan yang
komprehensif dalam keluarga sehat bagi anak dan
memberikan asuhan remaja
keperawatan anak
PERAN PERAWAT ANAK

Advocat Educator

Konselor Koordinator

Pembuat
Peneliti keputusan
etik
FAMILY CENTERED CARE
Family Centered Care (FCC) atau perawatan
yang berpusat pada keluarga didefinisikan
sebagai filosofi perawatan berpusat pada
keluarga, mengakui keluarga sebagai
konstanta dalam kehidupan anak.

Family Centered Care meyakini adanya


dukungan individu, menghormati,
mendorong dan meningkatkan kekuatan dan
kompetensi keluarga.

Konsep dasar FCC yaitu enabling dan


empowering
(Hockenberry, &Wilson (2015)
ELEMEN FAMILY CENTERED CARE
 Memasukkan pemahaman ke dalam kebijakan dan praktik bahwa keluarga
bersifat konstan dalam kehidupan anak, sementara sistem pelayanan dari
personal pendukung di dalam sistem tersebut berubah-rubah.

 Memfasilitasi kolaborasi keluarga/profesional pada semua tingkat pelayanan


keperawatan di rumah sakit, rumah, dan di masyarakat. Perawatan anak
secara individual, pengembangan implementasi dan evaluasi program serta
pembentukan kebijakan

 Saling bertukar informasi yang lengkap dan jelas antara anggota keluarga dan
profesional dalam hal dukungan tentang cara yang supportif di setiap saat.

 Menggabungkan pemahaman dan penghormatan terhadap keanekaragaman


budaya, kekuatan dan individualitas di dalam dan diantara seluruh keluarga
termasuk keanekaragaman suku, ras, spiritual, sosial, ekonomi, bidang
pendidikan dan geografi ke dalam kebijakan praktik.
ELEMEN FAMILY CENTERED CARE
 Mengenali dan menghormati metode koping yang berbeda dan
menerapkan program dan kebijakan menyeluruh yang menyediakan
pelayanan perkembangan, pendidikan, emosi, lingkungan dan dukungan
keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang berbeda-beda.

 Mendorong dan memfasilitasi dukungan dan jaringan kerja sama keluarga


dengan keluarga.

 Menetapkan bahwa rumah, rumah sakit, dan pelayanan masyarakat dan


sistem pendukung untuk anak-anak yang memerlukan pelayanan
kesehatan khusus dan keluarganya bersifat fleksibel, dapat diakses, dan
komprehensif dalam menjawab pemenuhan kebutuhan keluarga yang
berbeda sesuai yang diperlukan.

 Menghargai keluarga sebagai keluarga, dan anak-anak sebagai anak-anak,


mengakui bahwa mereka memiliki beragam kekuatan, perhatian, emosi
dan cita-cita yang melebihi kebutuhan mereka untuk mendapatkan
layanan dan dukungan kesehatan serta perkembangan khususnya.
Manfaat FCC
1. Adanya ikatan yang kuat dengan keluarga
dalam meningkatkan kesehatan anak
2. Meningkatkan kemampuan mengambil
keputusan dengan informasi yang baik dan
proses kolaboratif
3. Lebih memahami kekuatan keluarga dan
kapasitas pemberi pelayanan kesehatan
4. Lebih efisien dan efektif menggunakan
waktu secara profesional
5. Meningkatkan komunikasi antar tim
pelayanan kesehatan
6. Lebih kompetitif bagi penyedia layanan
kesehatan
7. Meningkatkan kepuasan anak dan keluarga
8. Menurunkan jumlah terhadap gugatan
hukum
PRINSIP FCC
 Menghargai setiap anak dan keluarga

 Menghargai perbedaan suku, budaya, sosial, ekonomi,


agama, dan pengalaman tentang sehat sakit yang ada
pada anak dan keluarga

 Menjelaskan secara lengkap, jujur dan tidak bias dalam


memberikan informasi

 Menyediakan dukungan untuk anak dan keluarga

 Kolaborasi dengan anak dan keluarga

 Mengenali dan memperkuat kelebihan yang ada pada


anak dan keluarga.

 Mengenali dan membangun kekuatan yang dimiliki


individu anak dan keluarga serta memberdayakan
mereka dalam mengelola kekuatan yang dimiliki
ATRAUMATIC
CARE
ATRAUMATIC CARE??

Pengertian

Merupakan tindakan perawatan terapeutik yang


dilakukan oleh individu melalui penggunaan
intervensi yang dapat menghilangkan atau
meminimalisir tekanan psikologis dan psikis yang
dialami oleh anak dan keluarga dalam sistem
pelayanan kesehatan

Tujuan
jangan membahayakan anak /menyakiti anak

mencegah atau meminimalkan stres psikologis dan


fisik.

(Hockenberry, Wilson, & Rodgers, 2018).


Kenali Gejala stress pada anak

Menghisap Ibu jari Menggigit Perilaku Agresif

Gangguan Tidur Perubahan Pola Makan Gangguan Pencernaan

(Hockenberry, Wilson, & Rodgers, 2018 dan Kemenkes RI, 2019)


Prinsip Atraumatic care

 Mencegah atau meminimalkan


pemisahan anak dari keluarga

 Meningkatkan kemampuan
orangtua dalam mengontrol
perawatan anak

 Mencegah atau meminimalkan


cedera dan rasa sakit tubuh.

 Tidak melakukan kekerasan


pada anak

 Modifikasi lingkungan fisik


Hockenberry, Wilson, & Rodgers (2018) dan Yuliastati dan Arnis (2016)
Dimana melakukan atraumatic care ??
Pendekatan terbaik untuk mengatasi tekanan psikologis pada anak adalah dengan bermain yang merupakan
salah satu alternatif intervensi dari atraumatic care yang dapat dilakukan dimana saja.

RUMAH
Rumah merupakan tempat paling
nyaman bagi anak dalam
mengekspesikan rasa takutnya.

PELAYANAN KESEHATAN LAIN RUMAH SAKIT


Di klinik, poli umum, puskemas Menyediakan kegiatan
dan lainya bermain di ruang rawat
untuk mengekpesikan
rasa takut dan agresi
(Hockenberry, Wilson &
Rogers, (2018)
TAMAN PENITIPAN ANAK
Kegiatan bermain di TPA
merupakan kebutuhan mutlak untuk
menstimulasi perkembangan anak
(Lestari, Prima , dan
Sulistyadewi, 2018
SISTEM PERLINDUNGAN ANAK DI
INDONESIA

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk


menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
(Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2014).
HAK ANAK

Dapat hidup, tumbuh,


Mengetahui orang tuannya,
berkembang dan berpartisipasi
01 02 dibesarkan dan diasuh orang
secara wajar sesuai harkat dan
tuanya
martabat kemanusiaan serta
mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi
Memperoleh pelayanan
03 Identitas diri sejak 04 kesehatan dan jaminan sosial
kelahirannya. sesuai kebutuhan fisik,
mental, spiritual dan sosial.

Beribadah menurut Memperoleh pendidikan dan


05 agamanya, berpikir dan pengajaran dalam rangka
berekspresi sesuai tingkat 06 pengembangan pribadinya dan
kecerdasannya dan usianya tingkat kecerdasannya
dalam bimbingan orang tua.
HAK ANAK
Menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima
mencari dan memberikan informasi sesuai tingkat
07 kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya
07
sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatuhan

Beristirahat dan memanfaatkan waktu luang,


bergaul dengan anak sebaya beriman,
08
berekreasi dan berkreasi sesuai dengan minat,
bakat dan tingkat kecerdasannya untuk
mengembangkan diri

Mendapat perlindungan dari perlakuan


09 diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi
maupun seksual, penelantaran,
kekejaman, kekerasan dan
penganiayaan, ketidakadilan dan
perlakuan salah lainnya
HAK ANAK
Setiap anak penyandang disabilitas memiliki hak lainnya yaitu:

a. Memperoleh pendidikan inklusif dan atau pendidikan khusus.


b. Memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial dan pemeliharaan
dalam taraf kesejahteraan sosial anak bagi anak dengan
disabilitas.
HAK ANAK

Pada tahun 2030, pemerintah


berkomitmen mencapai target
Sustainable Development Goals atau
SDG’s khususnya terkait pembangunan
anak. Target yang ingin dicapai
diantaranya
1. Penghapusan kemiskinan anak
2. Tidak ada lagi anak-anak kekurangan
gizi dan meninggal karena penyakit
yang bisa diobati
3. Menciptakan lingkungan yang ramah
terhadap anak;
4. Memenuhi kebutuhan pendidikan
anak khususnya pendidikan di usia
dini
Jenis Perlindungan Anak Khusus
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 pasal 59
Menyatakan bahwa Pemerintah, Pemerintah Daerah (Pemda) dan lembaga
lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan
perlindungan khusus kepada anak

• Anak dalam situasi darurat. • Anak dengan HIV/AIDS.


• Anak yang berhadapan dengan • Anak korban penculikan,
hukum. penjualan dan atau
• Anak dari kelompok minoritas perdagangan.
dan terisolasi. • Anak korban kekerasan fisik
• Anak yang dieksploitasi secara dan atau psikis.
ekonomi dan atau seksual. • Anak korban kejahatan
• Anak yang menjadi korban seksual.
penyalahgunaan narkotika, • Anak korban jaringan
alkohol, psikotropika dan zat terorisme.
adiktif lainnya. • Anak penyandang disabilitas.
• Anak yang menjadi korban • Anak korban perlakuan salah
pornografi. dan penelantaran.
Sistem Perlindungan
Anak
1. Sistem perlindungan anak yang
efektif melindungi anak dari segala
bentuk kekerasan, perlakuan salah,
eksploitasi dan penelantaran

2. Sistem perlindungan anak yang


efektif mensyaratkan adanya
komponen-komponen yang saling
terkait

3. Rangkaian pelayanan perlindungan


anak di tingkat masyarakat dimulai
dari layanan pencegahan primer dan
sekunder sampai pelayanan tersier

(Unicef Indonesia, 2012).


Bagaimana melindungi
anak ??
Bangun komunikasi dengan anak.
1. Dengarkan cerita anak dengan
penuh perhatian

2. Hargai pendapat dan seleranya


walaupun orang tua tidak setuju.

3. Jika anak bercerita sesuatu hal yang


sekiranya membahayakan, tanyakan
anak bagaimana mereka
menghindari bahaya tersebut.

4. Orang tua belajar untuk melihat


dari sudut pandang anak. Jangan
cepat mengkritik atau mencela
cerita anak.
Cara yang dilakukan jika mengira anak menjadi
korban kekerasan fisik atau kekerasan seksual:

1. Beri lingkungan yang aman dan nyaman agar


dia dapat berbicara kepada Anda atau orang
dewasa yang dapat dipercaya.
2. Yakinkan anak bahwa dia tidak bersalah dan
tidak melakukan apapun yang salah. Yang
bersalah adalah orang yang melakukan hal
tersebut kepadanya.
3. Cari bantuan untuk menolong kesehatan
mental dan fisik.
4. Konsultasi dengan aparat negara yang dapat
dipercaya bagaimana menolong anak
tersebut.
5. Laporkan kejadian ini kepada Komisi Anak
Nasional.
6. Jaga rahasia: kejadian dan data pribadi anak
agar tidak menjadi rumor yang akan menjadi
beban dan penderitaan mental anak.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai