Fix Makalah Kehidupan Masyarakat Indonesia Pada Masa Politik Pintu Terbuka
Fix Makalah Kehidupan Masyarakat Indonesia Pada Masa Politik Pintu Terbuka
Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat dan nikmat dari Allah SWT, Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan. Sehingga tugas
makalah mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang membahas tentang
Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Politik Pintu Terbuka dapat terselesaikan tepat
waktu.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................4
1.1 Latar Belakang ................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................5
1.3 Tujuan .............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................6
2.1 Latar Belakang Politik Pintu Terbuka.............................................6
2.2 Pengertian Politik Pintu Terbuka ...................................................6
2.3 Ciri-ciri Politik Pintu Terbuka ........................................................6
2.4 Faktor Pendukung Politik Pintu Terbuka .......................................7
2.5 Dampak Politik Pintu Terbuka .......................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................9
3.1 Kesimpulan......................................................................................9
3.2 Saran................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
Awal dari terbentuknya sistem politik ini adalah traktat Sumatera yang dilakukan
pada tahun 1871, dengan perjanjian tersebut pihak Belanda bisa memperluas kekuasaan
sampai wilayah Aceh. Inggris yang juga termasuk dalam pihak yang berada dalam lingkup
perjanjian tersebut meminta pembayaran dari Belanda, yakni dengan menerapkan sistem
ekonomi liberal di wilayah Hindia Belanda, yang saat itu meliputi wilayah Indonesia. Hal
tersebut bukan tanpa alasan, penggunaan politik pintu terbuka hampir serupa dengan sistem
ekonomi liberal yang diajukan oleh Inggris.
Pemerintah Inggris ingin agar pengusaha asing bisa menanamkan modal dengan
mudah di Hindia Belanda. Selain itu, Inggris juga ingin menyebarkan ideologi kapitalisme
dan liberalismenya ke seluruh dunia. Daerah Jawa yang menjadi pusat perekonomian
Nusantra pada saat itu akan lebih mudah untuk ditanami modal oleh pihak swasta Inggris.
Hal ini tentu saja menguntungkan, mengingat bahwa Indonesia merupakan sumber
rempah-rempah dunia. Kolonialisme Inggris yang didorong oleh Gold, Glory, dan Gospel
tentu saja menginginkan rempah nusantara. Melimpahnya produksi rempah-rempah
Indonesia, membuat Belanda menciptakan pelayaran hongi untuk mengontrol produksinya
agar dapat tetap dimonopoli.
Dengan adanya kesepakatan dalam politik terbuka ini, pengusaha yang hendak
menanamkan modal menjadi lebih terjamin keamanan modal dan usahanya. Mengetahui hal
tersebut pihak kolonial Belanda tidak mudah tertipu, pemerintah memang memberikan
kebebasan kepada pengusaha untuk menyewa tanah, tapi tidak memperbolehkan untuk
membelinya.
Dengan begitu, tanah tidak akan mudah jatuh ke tangan orang asing, apalagi Inggris
yang saat itu menjadi musuh utama Belanda dalam hal kolonialisme dan juga perdagangan
internasional. Penggunaan tanah sewaan tersebut dimaksudkan agar setiap produksi yang
dihasilkan bisa langsung diekspor ke Eropa.
4
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Sementara itu, tujuan yang sesuai dengan rumusan telah disusun sebagai berikut:
5
BAB II
PEMBAHASAN
Awal dari terbentuknya sistem politik ini adalah traktat Sumatera yang dilakukan
pada tahun 1871, dengan perjanjian tersebut pihak Belanda bisa memperluas kekuasaan
sampai wilayah Aceh. Inggris yang juga termasuk dalam pihak yang berada dalam lingkup
perjanjian tersebut meminta pembayaran dari Belanda, yakni dengan menerapkan sistem
ekonomi liberal di wilayah Hindia Belanda, yang saat itu meliputi wilayah Indonesia.
Hal tersebut bukan tanpa alasan, penggunaan politik pintu terbuka hampir serupa dengan
sistem ekonomi liberal yang diajukan oleh Inggris. Pemerintah Inggris ingin agar pengusaha
asing bisa menanamkan modal dengan mudah di Hindia Belanda. Selain itu, Inggris juga
ingin menyebarkan ideologi kapitalisme dan liberalismenya ke seluruh dunia. Daerah Jawa
yang menjadi pusat perekonomian Nusantra pada saat itu akan lebih mudah untuk ditanami
modal oleh pihak swasta Inggris.
Pengertian dari politik pintu terbuka adalah kebijakan politik dimana perekonomian
Indonesia dibuka kepada pihak swasta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan kesejahteraan. Politik ini membuat Indonesia hanya bisa menjadi pengawas
saja tanpa memiliki keterlibatan lebih lanjut dengan sistem politik dan pembangunan
ekonomi yang dilaksanakan.
2.3 Ciri-Ciri
Berikut ini adalah ciri-ciri dari politik pintu terbuka yang diterapkan oleh Belanda dan
juga Inggris di Indonesia pada masa penjajahan :
6
2.4 Faktor Pendukung Dijalankan Politik Pintu Terbuka
Meskipun memiliki tujuan yang mulia, politik pintu terbuka ini memiliki dampak
dampak yang relatif buruk terhadap masyarakat Indonesia. Meskipun begitu, kebijakan ini
sangat menguntungkan bagi para pengusaha asing pada saat itu. Berikut ini adalah dampak-
dampak dari diberlakukannya politik pintu terbuka terhadap masyarakat Indonesia,
pemerintahan kolonial belanda serta pihak swasta:
a. Rakyat mengenal sistem upah dan juga penggunaan uang, mengetahui barang yang perlu
di ekspor karena minat yang besar di luar negeri, serta mengetahui barang impor yang dibuat
di luar wilayah mereka.
b. Munculnya pedagang perantara, sehingga mereka bisa menjual hasil bumi yang dimiliki
oleh rakyat Indonesia kepada penjual atau pengepul swasta. Tidak jarang perantara ini masuk
ke daerah pedalaman guna mendapatkan hasil tani dengan harga yang terjangkau kemudian
dengan harga yang tinggi pada grosir.
c. Mematikan industri milik rakyat Indonesia, sebab seluruh pekerjanya masuk ke dalam
pabrik dan perkebunan yang dikelola oleh orang Eropa dan kolonial swasta.
e. Semakin kaya pihak swasta karena mereka dapat menguasai perekonomian Indonesia dan
mereka dapat melakukannya dengan lebih efisien dibandingkan dengan pemerintah. Selain
7
itu, pihak swasta juga memiliki modal yang lebih besar untuk mengolah sumber daya
alam yang ada di Indonesia.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran yang bisa dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia ialah:
1. Seluruh warga negara Indonesia harus bisa mengabdi kepada bangsa dan negara
2. Seluruh warga negara Indonesia harus mampu mempertahankan kemerdekaan bangsa
dan negara
9
3. Seluruh warga negara Indonesia harus membela negara dan berjuang dalam bentuk
apapun untuk kemakmuran bangsa dan negara
DAFTAR PUSTAKA
https://insanpelajar.com/politik-pintu-terbuka-pengertian-sejarah-dan-dampaknya/
https://kumparan.com/berita-hari-ini/politik-pintu-terbuka-pengertian-akibat-dan-faktor-
pendukungnya-1wNjO74TlX6/full
https://cerdika.com/politik-pintu-terbuka/
#Latar_Belakang_Penerapan_Politik_Pintu_Terbuka
10