Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA PADA

MASA POLITIK PINTU TERBUKA

Disusun oleh :

Keysa Aila Ayha Azhura ( 17 )

Muhammad Rhakka D.H.A ( 22 )

Renasa Nur Gianata ( 26 )

Revan Muhammad Fauzzaki ( 27 )

Vinska Edta Phitaloka ( 31 )

MTs NEGERI 1 MOJOKERTO

1
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat dan nikmat dari Allah SWT, Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan. Sehingga tugas
makalah mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang membahas tentang
Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Politik Pintu Terbuka dapat terselesaikan tepat
waktu.

Mengingat pentingnya terciptanya pembelajaran yang efektif. Penulis menyadari


bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Besar harapan penulis akan tegur sapa dari
berbagai pihak berupa saran dan kritik membangun sehingga bisa menjadi acuan bagi penulis
untuk perbaikan kepadanya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................4
1.1 Latar Belakang ................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................5
1.3 Tujuan .............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................6
2.1 Latar Belakang Politik Pintu Terbuka.............................................6
2.2 Pengertian Politik Pintu Terbuka ...................................................6
2.3 Ciri-ciri Politik Pintu Terbuka ........................................................6
2.4 Faktor Pendukung Politik Pintu Terbuka .......................................7
2.5 Dampak Politik Pintu Terbuka .......................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................9
3.1 Kesimpulan......................................................................................9
3.2 Saran................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Awal dari terbentuknya sistem politik ini adalah traktat Sumatera yang dilakukan
pada tahun 1871, dengan perjanjian tersebut pihak Belanda bisa memperluas kekuasaan
sampai wilayah Aceh. Inggris yang juga termasuk dalam pihak yang berada dalam lingkup
perjanjian tersebut meminta pembayaran dari Belanda, yakni dengan menerapkan sistem
ekonomi liberal di wilayah Hindia Belanda, yang saat itu meliputi wilayah Indonesia. Hal
tersebut bukan tanpa alasan, penggunaan politik pintu terbuka hampir serupa dengan sistem
ekonomi liberal yang diajukan oleh Inggris.

Pemerintah Inggris ingin agar pengusaha asing bisa menanamkan modal dengan
mudah di Hindia Belanda. Selain itu, Inggris juga ingin menyebarkan ideologi kapitalisme
dan liberalismenya ke seluruh dunia. Daerah Jawa yang menjadi pusat perekonomian
Nusantra pada saat itu akan lebih mudah untuk ditanami modal oleh pihak swasta Inggris.

Hal ini tentu saja menguntungkan, mengingat bahwa Indonesia merupakan sumber
rempah-rempah dunia. Kolonialisme Inggris yang didorong oleh Gold, Glory, dan Gospel
tentu saja menginginkan rempah nusantara. Melimpahnya produksi rempah-rempah
Indonesia, membuat Belanda menciptakan pelayaran hongi untuk mengontrol produksinya
agar dapat tetap dimonopoli.

Dengan adanya kesepakatan dalam politik terbuka ini, pengusaha yang hendak
menanamkan modal menjadi lebih terjamin keamanan modal dan usahanya. Mengetahui hal
tersebut pihak kolonial Belanda tidak mudah tertipu, pemerintah memang memberikan
kebebasan kepada pengusaha untuk menyewa tanah, tapi tidak memperbolehkan untuk
membelinya.

Dengan begitu, tanah tidak akan mudah jatuh ke tangan orang asing, apalagi Inggris
yang saat itu menjadi musuh utama Belanda dalam hal kolonialisme dan juga perdagangan
internasional. Penggunaan tanah sewaan tersebut dimaksudkan agar setiap produksi yang
dihasilkan bisa langsung diekspor ke Eropa.

4
1.2 Rumusan Masalah

Makalah ini memiliki rumusan masalah sebagaimana berikut:

1. Bagaimana latar belakang politik pintu terbuka?


2. Bagaimana pengertian politik pintu terbuka?
3. Bagaimana ciri politik pintu terbuka?
4. Bagaimana faktor pendukung dijalankan politik pintu terbuka?
5. Bagaimana dampak politik pintu terbuka?

1.3 Tujuan

Sementara itu, tujuan yang sesuai dengan rumusan telah disusun sebagai berikut:

1. Menjabarkan latar belakang politik pintu terbuka


2. Menjabarkan pengertian politik pintu terbuka
3. Menjabarkan ciri politik pintu terbuka
4. Menjabarkan faktor pendukung dijalankan politik pintu terbuka
5. Menjabarkan dampak politik pintu terbuka

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Politik Pintu Terbuka

Awal dari terbentuknya sistem politik ini adalah traktat Sumatera yang dilakukan
pada tahun 1871, dengan perjanjian tersebut pihak Belanda bisa memperluas kekuasaan
sampai wilayah Aceh. Inggris yang juga termasuk dalam pihak yang berada dalam lingkup
perjanjian tersebut meminta pembayaran dari Belanda, yakni dengan menerapkan sistem
ekonomi liberal di wilayah Hindia Belanda, yang saat itu meliputi wilayah Indonesia.

Hal tersebut bukan tanpa alasan, penggunaan politik pintu terbuka hampir serupa dengan
sistem ekonomi liberal yang diajukan oleh Inggris. Pemerintah Inggris ingin agar pengusaha
asing bisa menanamkan modal dengan mudah di Hindia Belanda. Selain itu, Inggris juga
ingin menyebarkan ideologi kapitalisme dan liberalismenya ke seluruh dunia. Daerah Jawa
yang menjadi pusat perekonomian Nusantra pada saat itu akan lebih mudah untuk ditanami
modal oleh pihak swasta Inggris.

2.2 Pengertian dari Politik Pintu Terbuka

Pengertian dari politik pintu terbuka adalah kebijakan politik dimana perekonomian
Indonesia dibuka kepada pihak swasta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan kesejahteraan. Politik ini membuat Indonesia hanya bisa menjadi pengawas
saja tanpa memiliki keterlibatan lebih lanjut dengan sistem politik dan pembangunan
ekonomi yang dilaksanakan.

2.3 Ciri-Ciri

Berikut ini adalah ciri-ciri dari politik pintu terbuka yang diterapkan oleh Belanda dan
juga Inggris di Indonesia pada masa penjajahan :

 Indonesia menjadi pengawas


 Rakyat menjadi menderita
 Swasta menjadi kaya
 Matinya industri kerakyatan dan pengusaha dalam negeri

6
2.4 Faktor Pendukung Dijalankan Politik Pintu Terbuka

Adapun faktor-faktor pendukung yang memungkinkan politik ini dijalankan di Hindia


Belanda, yaitu:

1. Jawa menyediakan tenaga buruh yang murah.


2. Banyaknya modal yang tersedia karena keuntungan sistem tanam paksa yang
berlebihan.
3. Adanya bank-bank yang menyediakan kredit bagi usaha-usaha pertanian,
pertambangan, dan transportasi.
4. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah

2.5 Dampak Politik Terbuka

Meskipun memiliki tujuan yang mulia, politik pintu terbuka ini memiliki dampak
dampak yang relatif buruk terhadap masyarakat Indonesia. Meskipun begitu, kebijakan ini
sangat menguntungkan bagi para pengusaha asing pada saat itu. Berikut ini adalah dampak-
dampak dari diberlakukannya politik pintu terbuka terhadap masyarakat Indonesia,
pemerintahan kolonial belanda serta pihak swasta:

a. Rakyat mengenal sistem upah dan juga penggunaan uang, mengetahui barang yang perlu
di ekspor karena minat yang besar di luar negeri, serta mengetahui barang impor yang dibuat
di luar wilayah mereka.

b. Munculnya pedagang perantara, sehingga mereka bisa menjual hasil bumi yang dimiliki
oleh rakyat Indonesia kepada penjual atau pengepul swasta. Tidak jarang perantara ini masuk
ke daerah pedalaman guna mendapatkan hasil tani dengan harga yang terjangkau kemudian
dengan harga yang tinggi pada grosir.

c. Mematikan industri milik rakyat Indonesia, sebab seluruh pekerjanya masuk ke dalam
pabrik dan perkebunan yang dikelola oleh orang Eropa dan kolonial swasta.

d. Rakyat semakin sengsara karena penjajahan, makin sengsara karena eksploitasi besar-


besaran yang dilakukan oleh penjajah. Sumber pertanian dan perkebunan yang menjadi
andalan mereka terpaksa dijual, begitu pula dengan tenaga mereka.

e. Semakin kaya pihak swasta karena mereka dapat menguasai perekonomian Indonesia dan
mereka dapat melakukannya dengan lebih efisien dibandingkan dengan pemerintah. Selain

7
itu, pihak swasta juga memiliki modal yang lebih besar untuk mengolah sumber daya
alam yang ada di Indonesia.

f. Berpindahnya monopoli ekonomi dari pemerintah ke pihak swasta. Dahulu


perekonomian hanya dikontrol oleh pemerintah Belanda, sekarang pihak swasta perlahan
lahan bisa masuk dan mulai menggantikan monopoli pemerintahan menjadi monopoli
korporasi.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada periode tahun 1870-1890, pemerintah Kolonial Belanda melaksanakan politik


pintu terbuka. Hal tersebut berarti Indonesia terbuka bagi penanam modal swasta barat.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah kolonial di Indonesia, pihak swasta mendapat
kesempatan untuk membuka dan melakukan kegiatannya di Indonesia. Hal ini telah memberi
peluang bagi para pengusaha asing untuk mendirikan perkebunan besar. Peluang tersebut
berhasil dimanfaatkan kaum Liberal untuk membuka tanah jajahan bagi perkembangan
ekonomi Hindia Belanda.

            Masuknya pihak swasta asing menanamkan modalnya di Hindia Belanda,


perekonomian rakyat mulai dikendalikan oleh kelompok swasta asing tersebut. Kekayaan
alam mulai terkuras oleh para penanam modal, sedangkan rakyat Indonesia hanya menikmati
kemakmurannya sebagai buruh dan kuli kontrak di perkebunan-perkebunan.  Kekayaan bumi
Indonesia berupa hasil produksi perkebunan dan pertambangan mengalir ke Belanda. Belanda
menjadi pusat perdagangan dari kekayaan Indonesia, sedangkan yang terjadi kepada pribumi
adalah kemiskinan dan rendahnya kesejahteraan penduduk serta ketidakberdayaan

3.2 Saran

Saran yang bisa dilakukan oleh siswa ialah:

1. Siswa harus rajin dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembelajaran


2. Siswa harus hikmad dalam pembelajaran untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat
3. Siswa tidak hanya mempelajari apa yang telah diterima di sekolah maupun
lingkungan, tetapi juga mengamalkan baiknya bagi kehidupan

Saran yang bisa dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia ialah:

1. Seluruh warga negara Indonesia harus bisa mengabdi kepada bangsa dan negara
2. Seluruh warga negara Indonesia harus mampu mempertahankan kemerdekaan bangsa
dan negara

9
3. Seluruh warga negara Indonesia harus membela negara dan berjuang dalam bentuk
apapun untuk kemakmuran bangsa dan negara

DAFTAR PUSTAKA

https://insanpelajar.com/politik-pintu-terbuka-pengertian-sejarah-dan-dampaknya/

https://kumparan.com/berita-hari-ini/politik-pintu-terbuka-pengertian-akibat-dan-faktor-
pendukungnya-1wNjO74TlX6/full

https://cerdika.com/politik-pintu-terbuka/
#Latar_Belakang_Penerapan_Politik_Pintu_Terbuka

10

Anda mungkin juga menyukai