Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ASPEK KEPERILAKUAN DALAM AKUMULASI DAN


PENGENDALIAN BIAYA”

Mata Kuliah

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

DOSEN :

ROSMAWATI, S.E.,M.Ak

Disusun oleh :
FADILLAH

02320190040

KELAS B7 (Akuntansi Keperilakuan)

Program Studi Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan karunia-Nya
sehingga makalah ini bisa selesai tepat waktu. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keperilakuan tentang “aspek keperilakuan dalam
akumulasi dan pengendalian biaya”.

Saya selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih minim dan masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, saya senantiasa mengharapkan masukan yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah saya di masa yang akan datang.

Terima Kasih

Jeneponto, 14 mei 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perbandingan sistem biaya tradisional dengan biaya standar 2

2.2 Aspek keperilkuan dari langkah akuntansi biaya yang dipilih 4

2.3 Apa yang di maksud dengan anlisis varians 5

2.4 Biaya dengan Fungsi Manajemen 6

2.5 Pengendalian biaya 7

2.6 Pengambilan keputusan 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 9

DAFTAR PUSTAKA 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manajemen di untut untuk selalu siaga dan kreatif dalam melaksanakan fungsinya baik
dengan menetapkan cara-cara pengendaliannya hingga penekanan atas biaya guna
memperoleh produk yang berkualitas dan berdaya guna serta dengan biaya yang murah
untuk memperoleh keuntungan dan melanjutkan kehidupan entitas. Dalam penentuan biaya
baik dari pengakumulasian dan pengendaliannya tidak terlepas dari peran atas aspek
perilaku seseorang. Oleh karena itu, pentingnya untuk diketahui lebih lanjut aspek-aspek
keperilakuan yang mendasari pada pengakumulasian serta pengendalian biaya yang
dilakukan oleh entitas tersebut dalam memepertahankan kegiatan organisasinya.

Tidak peduli apakah suatu organisasimemproduksi dan menjual produk atau


memberikan jasa, organisasi tersebut pula mengetahui biaya-biaya. Data biaya harus di
akumulasi untuk berbagai tujuan eksternal dan internal.

Akuntansi biaya mengidentifikasikan, menguantifikasi, mengakumulasikan, dan


melaporkan berbagai elemen biaya yang berkaitan dengan produksi barang atau
penyerahan jasa. Akuntansi biaya memiliki dua tujuan. Melalui akumulasi biaya untuk
penilaian persediaan dan penentuan laba, akuntansi biaya melayani kebutuhan pengguna
eksternal seperti pemegang saham, kantor pemeriksaan pajak, dan kreditor. Dengan
menyediakan manajemen dengan informasi biaya yang tepat waktu dan relevan, akuntansi
biaya membantu dalam perencanaan, pengendalian dan evaluasi aktivitas operasional
harian dan orang yang bertanggung jawab untuk itu. Data biaya operasional harian juga
memainkan peranan dalam analisis dan penilaian prfitabilitas relatif atau tingkat yang
diinginkannya suatu alternatif keputusan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Perbandingan sistem biaya tradisional dengan biaya standar?

2. Aspek keperilkuan dari langkah akuntansi biaya yang dipilih

3. Apa yang di maksud dengan anlisis varians

4. Biaya dengan Fungsi Manajemen

5. Pengendalian biaya

6. Pengambilan keputusan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Biaya Tradisional vs Biaya Standar

1. Tujuan dan Penggunaan sistem Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya mengidentifikasikan, menguantifikasi, mengakumulasikan,dan


melaporkan berbagai elemen biaya yang berkaitan dengan produksi barangatau penyerahan jasa.
Akuntansi biaya memiliki dua tujuan. Melalui akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan
penentuan laba, akuntansi biaya melayanikebutuhan pengguna eksternal seperti pemegang saham,
kantor pemeriksaan pajak, dan kreditor. Dengan menyediakan manajemen dengan informasi
biayayang tepat waktu dan relevan, akuntansi biaya membantu dalam perencanaan, pengendalian,
dan evaluasi aktivitas operasional harian dan orang yang bertanggung jawab untuk itu. Data biaya
juga memainkan peranan dalam analisisdan penilaian profitabilitas relatif atau tingkat
diinginkannya suatu alternatif keputusan.
Pendekatan sistem yang digunakan dalam menyediakan informasi biayasangat berbeda satu
sama lain. Setiap jenia memiliki aspek keperilakuannyasendiri. Bila hal ini diabaikan, maka
respons manusia yang tidak diinginkan dapattimbul, dimana hal tersebut berkisar dari agak
mengganggu sampai benar-benar destruktif.

a. Sistem Biaya Tradisional (Historis)

Istilah tradisional (historis) mengacu pada sistem biaya yang membatasi input pada
biaya historis dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap danvariabel oleh unit
produk atau jasa. Sistem biaya tradisional atau historis terutamafokus pada identifikasi dan
akumulasi biaya per unit produk atau jasa. Sistemtersebut digunakan untuk menghitung nilai
persediaan dan data biaya harga pokok penjualan atau jasa yang diberikan untuk pelaporan
keuangan ekternal. Tetapi, sistem biaya tradisional tidaklah sesuai untuk pengendalian
manajemen yangefektif karena akumulasi data biaya historis semata-mata tanpa
perbandingandengan sasaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya tidak sesuai dengankonsep
pengendalian kontemporer.
Salah satu kelemahan utama dari sistem biaya tradisional ini adalah bahwa persyaratan
akuntansi keuangan menuntut agar biaya per unit produk atau jasamemperhitungkan semua
biaya baik yang dapat ditelusuri ke suatu produk atau jasa maupun yang terjadi untuk satu
periode waktu tertentu atau untuk lebih darisatu objek biaya. Biaya periode atau kapasitas dan
biaya yang terjadi untuk lebihdari satu objek satu produk atau segmen tidak dapat ditelusuri
langsung ke unit jasa, produk, atau departemen tertentu.
Kelemahan utama lainnya yang berkaitan dengan penggunaan sistem biayatradisional
untuk tujuan pengendalian adalah bahwa satu-satunya dasar untuk pengendalian adalah
perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja dari periodesebelumnya. Membandingkan kinerja
saat ini dengan periode sebelumnya dapatcukup menyesatkan karena tidak ada cara untuk
mengetahui apakah biaya dari periode sebelumnya terlalu tinggi, terlalu rendah, atau hampir
tepat.

b. Sistem Biaya Standar


2
Ruang Lingkup

Mengakui kelemahan dari sistem biaya tradisional, banyak organisasimengadopsi


“sistem biaya standar”. Sistem biaya standar mencerminkan pencampuran yang potensial efektif
dari akuntansi dengan konsep pengendaliandari teori organisasi modern. Biaya standar adalah
sasaran biaya per unit produk atau jasa yang ditentukan sebelumnya secara ilmiah, yang
dikembangkan melaluistudi teknik dan akuntansi. Biaya standar mencerminkan estimasi terinci
dan canggih mengenai berapa biaya untuk melaksanakan suatu tugas tertentu ataumenghasilkan
suatu produk tertentu. Sistem biaya standar bahkan mampumenentukan penyebab dari
penyimpangan tersebut. Untuk menghasilkan manfaat pengendalian yang optimal dan untuk
mempertahankan relevansi, biaya standar harus diperbarui secara kontinu.

2. Kompatibilitas dengan Konsep Teori Organisasi Modern

Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk sistem biaya standar yangsesuai dengan
konsep teori organisasi modern, langkah-langkah pengendalian berikut ini, sebagaimana
dijelaskan oleh Edwin Caplain, adalah penting :
1) Penetapan tujuan organisasi.
2) Penentuan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dan penugasan fungsikepada
masing-masing.
3) Pengisian staf dari pusat pertanggungjawaban dengan individu-individu
yangmemiliki kemampuan, motivasi, dan pengetahuan yang mencukupi untuk
melakukan fungsinya.
4) Penciptaan jalur komunikasi antara pusat pertanggungjawaban dan
unitorganisasi lainnya serta, dimana perlu lingkungan eksternal.
5) Pengembangan prosedur yang memastikan bahwa informasi yang
mencukupi,relevan, dan tepat waktu sepanjang jalur komunikasi.
6) Desain dan implementasi mekanisme pengendalian yang mengukur
danmengevaluasi kinerja dalam hal tujuan organisasi dan memberikan umpan
balik mengenai penyesuain yang diperlukan dalam tujuan dan/atau kinerja.

Sistem biaya standar dirancang untuk berfungsi secara simultan sebagai suatusumber
informasi, jalur komunikasi, dan alat pengendalian serta evaluasi kinerja.

3. Perhitungan Biaya Langsung atau Variabel


a. Filosofi yang mendasari

Semua metode akuntansi biaya tradisional, sesuai dengan konsep biayatersebut,


membebankan unit produk atau jasa dengan biaya penuh. Bahan bakulangsung dan
tenaga kerja langsung dibebankan langsung ke unit produk atau jasa,sementara overhead
tetap dan variable pada kebanyakan kasus diserap berdasarkan estimasi tarif yang
didasarkan pada volume yang telah ditentukansebelumnya. Metode akuntansi biaya
tradisional juga mengabaikan fakta bahwa biaya overhead tertentu akan tetap konstan
tanpa memperdulikan kuantitas dariunit yang dihasilkan atau jasa yang diserahkan,
sementara biaya overhead yanglainnya berfluktuasi terhadap volume.
Untuk memfasilitasi pengambilan keputusan dan pengendalian biaya tanpa
perlu untuk menyusun laporan pelengkap yang menghabiskan banyak waktu,suatu
filosofi perhitungan biaya baru diperkenalkan sejak tahun 1930. Perhitungan biaya
langsung atau biaya variabel membedakan antara biaya produksi (bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan bagian variabel dari overhead) dengan biaya untuk siap
menghasilkan (overhead tetap atau biaya periode). Pendukung perhitungan biaya
langsung mempertimbangkan pembagian overhead berdasar struktur biayanya sebagai
kebutuhan dasar untuk mengendalian biaya yang efektif serta pengambilan keputusan
yang berarti.

b. Dorongan Keperilakuan
3
Konsep, prinsip, dan praktik akuntansi memengaruhi pengukuran
kinerjamanajerial dan, konsekuensinya, keputusan manajemen. Hal ini tidak
selalumengarah pada hasil yang diharapkan karena banyak ukuran kinerja memiliki
biasyang terkandung di dalamnya, yang memotivasi manajer untuk memilih alternatif
tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan operasi dan/ atau keuangan perusahaan.

Hawkins menyatakan bahwa konsep, prinsip, dan praktik akuntansi adalah bagus secara
keperilakuan maupun teknis jika konsep, prinsip, atau praktik tersebut:

1. Menghambat manajer dari pengambilan berbagai tindakan operasi yang tidak


menguntungkan guna membenarkan adopsi atas suatu alternatif akuntansi.
2. Menghambat adopsi praktik akuntansi oleh perusahaan yang hanyamenciptakan ilusi
kinerja.

2.2 Aspek Keperilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang Dipilih


1. Penetapan Standar

Elemen yang paling berpengaruh dalam menentukan keberhasilan ataukegagalan sistem


biaya adalah standar yang digunakan sebagai kriteria kinerja.Standar yang memiliki fungsi
ganda yaitu berfungsi sebagai tujuan untuk memotivasi pengendalian biaya dan sebagai alat
evaluasi kinerja.

Raymond Miles dan Roger Vern mengemukakan empat persyaratan utama bagi sistem
pengendalian yang unggul secara keperilakuan :
1) Standar haruslah ditetapkan dalam cara yang sedemikian rupa sehinggaorang
menerimanya sebagai sesuatu realistis dan bukannya arbitrer.
2) Orang-orang harus merasa bahwa mereka memiliki pengaruh dalammenetapkan tujuan
mereka sendiri.
3) Orang-orang harus yakin bahwa mereka tidak akan dihukum secara tidak adil untuk
variasi normal yang terjadi secara kebetulan dalam kinerja.
4) Umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupunevaluasi.

2. Partisipasi dalam Penetapan Standar

Pentingnya partisipasi dalam penetapan stadar telah dibahas secara ektensif dalam
literatur akuntansi keperilakuan. Michael Foran dan Don DeCoster meringkas logika yang
mendasari seluruh argumen yang mendukung partisipasimenjadi, “jika seorang pekerja
berpartisipasi dalam menetapkan standar kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen
yang tegas terhadap standar tersebut, dan oleh karena itu, akan bekerja keras untuk
mencapainya”.
Dalam salah satu studi empiris mereka, mereka menggunakan teori disonansikognitif
untuk mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai kenapa partisipasilebih efektif dalam
penetapan standar kinerja. Teori disonansi kognitif terpusat pada tiga konsep kunci : kemauan,
disonansi, dan komitmen. Dalam konteks penetapan standar, teori ini mengimplikasikan
bahwa jika manajemenmenginginkan komitmen yang pasti terhadap standar, maka individu
yangdikendalikan harus memiliki pilihan (kemauan).

3. Standar yang Ketat vs Standar yang Longgar

Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang akan digunakan haruslahtidak
terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat akan lebih seringtidak tercapai
daripada dipenuhi. Standar yang ketat adalah tantangan yang berguna (penghargaan intrinsik)
hanya bagi mandor atau manajer yang termotivasi oleh kebutuhan akan prestasi yang luar biasa.
Sementara itu, standar yang longgar tidak memberikan manfaat motivasional apapun karena
4
standar tersebut begitumudah dicapai, sehingga mandor dan manajer akan mengabaikan standar
tersebutkarena dianggap tidak berarti.

4. Penyerapan Overhead

Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penyerapanoverhead.


Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap danvariabel ke produk pada tarif
estimasi yang didasarkan pada tingkat kapasitasyang telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasar
yang digunakan untuk penyerapan berbeda dengan yang telah ditentukan sebelumnya, maka
varians yangdibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terjadi. Ukuran dari varians ini
juga dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilih sebagai penyebut dalam penentuan tarif
tersebut.
Aspek kapitalisasi biaya tetap dalam persediaan juga memengaruhiinterpretasi orang
laba rugi dari bisnis yang bersifat musiman. Perusahaan- perusahaan dengan fluktuasi musiman
dalam penjualan sering kali memproduksilebih banyak waktu senggang untuk menimbun
persediaan yang mencukupiselama penjualan tinggi. Walaupun laporan laba rugi kuartalan dari
perusahaan- perusahaan ini kemungkinan besar akan menunjukkan laba yang lebih tinggi
padakuartal dengan penjualan rendah dibandingkan dengan pada kuartal dengan penjualan
tinggi.

5. Alokasi Biaya Tidak Langsung

Salah satu keputusan paling kontroversial yang dihadapi oleh setiap organisasiadalah
apakah akan mengalokasikan biaya tidak langsung pada produk dan/atau pusat
pertanggungjawaban dan dasar alokasi apa yang akan digunakan.
Dalam riset yang didukung oleh National Association of Accountants (NAA),James
Fremgen dan Shu S. Liao menemukan bahwa perusahaan respondenmembedakan dengan tegas
dua jenis biaya tidak langsung : biaya jasa korporatdan biaya administratif korporat. Biaya jasa
korporat adalah biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk manfaat korporat dan berbagai
pusat pertanggungjawaban. Biaya ini termasuk biaya akuntansi, pengolahan data, penelitian dan
pengembangan, serta memiliki beberapa hubungan yang dapat diidentifikasikan dengan tingkat
aktivitas dari berbagai pusat tanggung jawab.

Biaya administratif korporat adalah biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan kantor
korporat. Biaya ini termasuk gaji, hubungan masyarakat,dan biaya korporat lainnya terjadi untuk
menjalankan perusahaan secarakeseluruhan.

Tujuan alokasi biaya tidak langsung, responden survey menyebutkan pelaporan


keuangan eksternal, evaluasi kinerja internal, penentuan harga berbasis biaya, dan pengambilan
keputusan.

2.3 Analisis Varians

Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara periodik antara biaya
aktual dengan sasaran biaya yang sudah ditentukan sebelumnya, baik dalam bentuk anggaran
maupun standar. Perbandingan tersebut juga akanmenghasilkan sejumlah varians karena mustahil
bahwa biaya aktual yang terjadiakan setara dengan standar atau anggaran dari elemen operasioanal
yang akandikendalikan. Varians tersebut dapat merupakan hasil dari berbagai penyebab, beberapa
diantaranya dapat dijelaskan dan dikendalikan, sementara yang laintidak dapat dijelaskan maupun
dikendalikan.

1. Keputusan Investigasi Varians

Keputusan manajemen semata-mata bergantung pada penilaiannya atassignifikansi


diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikasi pengendalian hanya jika varians tersebut
berasal dari penyebab yang dapatditentukan atau, dengan kata lain, tidak bersifat acak dan rentan
5
terhadap tindakan perbaikan. Tetapi, kerumitan permasalahan yang sebenarnya terletak pada fakta
bahwa tanpa investigasi, manajemen tidak memiliki dasar untuk menentukanapakah varians tertentu
ditimbulkan dari penyalahgunaan yang dapat di identifikasikan dan dikendalikan, atau apakah
varians tersebut bersifat acak atautidak dapat dikendalikan.

2. Aspek Keperilakuan
Komponen khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat mempengaruhirespon manusia
adalah faktor-faktor seperti batas yang ditetapkan olehmanajemen, jenis hasil umpan balik,
keketatan pemaksaan, dan penghargaan sertasanksi yang terkait dengan kebijakan pengendalian.

1) Batas pengendalian. Batasan ini menentukan seberapa mudah atau sulit bagiseseorang
yang dikendalikan untuk berkinerja dalam kisaran yang dapatditerima dan berapa banyak
ruang yang mereka miliki untuk gagal sekaliwaktu.
2) Hasil Umpan Balik . Tidak seperti mesin, informasi umpan balik mengenaikinerja
manusia akan menimbulkan perasaan keberhasilan atau kegagalandalam diri individu yang
dikendalikan. Umpan balik yang positif akanmemberitahu mereka bahwa mereka ada pada
jalur yang tepat dan akanmemotivasi mereka untuk mengulangi usaha yang sama.
3) Keketatan Pemaksaan. Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalianakan
menimbulkan tekanan dalam diri individu yang dikendalikan. Tekanandapat menyegarkan
individu-individu tertentu.
4) Struktur Penghargaan. Orang atau kelompok akan memodifikasi perilakumereka yang
tidak diinginkan dan mengulangi perilaku yang diinginkan ketikamereka memandang
bahwa perubahan atau pengulangan perilaku tersebutdisertai dengan penghargaan intrinsik
maupun ekstrinsik. Efek umpan balik psikologi antara berbagai faktor dari kebijakan
pengendalian dengan kinerjamasa depan, maka kebijakan pengendalian yang ideal dibuat
khusus dan bervariasi dari situasi ke situasi.

2.4 Biaya dengan Fungsi Manajemen


2.4.1 Kategori Biaya

Dalam suatu perusahaan manufaktur, biaya dibagi menjadi dua kategori utama
berdasarkanaktivitas fungsionalnya menjadi biaya manufaktur dan biaya non
manufaktur yang sering juga disebut biaya beroperasi. Biaya manufaktur merupakan
seluruh biaya yang berhubungandengan aktivitas pabrikasi perusahaan. Biaya
manufaktur dibagi menjadi tiga kategori :
1) Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang menjadi satu bagian
integraldari produk jadi. Contohnya adalah baja yang digunakan untuk
membuat rangkamobil dan kayu dibuat untuk membuat furnitur. Lem, paku, dan
bahan-bahan kecillainnya disebut bahan baku tidak langsung dan digolongkan
sebagai bagian darioverhead pabrik.
2) Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dilibatkan secara langsung
dalam pembuatan produk. Contoh dari biaya tenaga kerja langsung adalah gaji
dari pekerja perakitan pada suatu lini perakitan dan gaji dari operator alat-alat
mesin dari suatu pabrik. Tenaga kerja tidak langsung, seperti gaji dari penyelia
dan penjaga bangunandigolongkan sebagai biaya overhead pabrik.
3) Biaya overhead pabrik dapat didefinisikan sebagai seluruh biaya manufaktur
kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Beberapa contoh biaya

6
overhead pabrik meliputi penyusutan, sewa, pajak, asuransi, keutungan
tambahan, pajak penghasilan, dan biaya menganggur. Overhead juga disebut
overhead manufaktur, biaya manufaktur tidak langsung, dan beban pabrik.

Terdapat beberapa kategori biaya yang tumpang tindih dengan kategori ini, antara
lain biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung ketika digabungankan disebut biaya
utama (prime cost), biaya tenagakerja langsung dan overhead pabrik ketika digabungkan
disebut biaya konversi(conversion cost) atau biaya proses.

2.4.2 Pentingnya Manajemen Biaya

Kebanyakan pendapatan penjualan dalam suatu perusahaan dihasilkan


denganmengeluarkan biaya. Oleh karena itu, manajemen biaya adalah penting. Anggara biaya
dananalisis biaya adalah salah satu cara mengendalikan dan mengatur iaya guna
memperbaikilaba bersih. Cara lain untuk memperbaiki laba bersih adalah mengurangi biaya,
tanpamemedulikan konsekuensinya. Tindakan ini mungkinlah tidak bijaksana. Barangkali,
carayang paling baik adalah meninjau setiap biaya (beban) dan melihat kontribusinya
terhadaplaba bersih.Jika proporsi biaya iklan dianggap terlalu tinggi terhadap laba bersih,
sementara jikatidak beriklan juga akan menciptakan masalah, maka sebaiknya dilakukan
pemotonganterhadap biaya iklan. Satu dari cara terbaik untuk mengatur biaya adalah memahami
bahwaterdapat banyak jenis biaya. Jika satu biaya dapat dikenali dari jenis biaya yang
sedangdipertimbangkan, keputusan yang lebih baik dapat dibuat.

2.5 pengendalian biaya


Membagi biaya ke dalam komponen varabel dan tetap memberikan dasar yang lebih
baik untuk pengendalian biaya. Hal tersebut memungkinkan penyusunan laporan laba rugi
menggunakan margin konribusi yang menekankan pada pola perilaku biaya dan
memberikan perincian kepada manajemen mengenai biaya teknik, biaya yang
dikomitmenkan dan biaya diskresioner. Perbedaan ini penting bagi manjemen karena setiap
jenis biaya memerlukan prosedur pengendalian yang berbeda.

a. Biaya teknik meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead variabel, seperti bahan bakar dan listrik.
b. Biaya tetap yang dikomitmenkan atau biaya kapasitas adalah “seluruh biaya
organisasi dan pabrik yang terus terjadi (tanpa memperdulikan tingkat aktivitas)
yang tidak dapat dikurangi tanpamerugikan kompetensi organisasi untuk memenuhi
tujuan jangka panjang.
c. Biaya diskresioner (juga disebut biaya terprogram) adalah:
1) biaya yang muncul dari keputusan periodic (biasanya tahunan) mengenai jumlah
maksimum yang akan dikeluarkan dan
2) biaya yang tidak memiliki hubungan optimum yang dapat ditunjukkan Antara
input (yang diukur oleh biaya) dan output (yang diukur oleh pendapatan atau tujuan
lainnya).

2.6 Pengambilan Keputusan


Di samping menekankan perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel serta memberikan

7
informasi biaya diferensial dalam situasi pengambilan keputusan tertentu, perhitungan biaya
langsung atau biaya variabel memberikan informasi penting lainnya kepada manajer. Beberapa
situasi pengambilan keputusan yang umum akan dijelaskan berikut.

1. Keputusan Bauran Produk.


Ketika dihadapkan dengan keputusan mengenai bauran produk, manajer penjualan yang
mengetahui margin kontribusi dari produk-produknyaakan jauh lebih mampu untuk
memutuskan produk yang akan didorong dan produk yang harus dikurangi atau ditolerir
hanya karena penjualannya menguntungkan produk lain. Pada kasus sumber daya yang
terbatas (seperti jam mesin, bahan baku), margin kontribusi akan memberikan informasi
kepada manajemen untuk memilih bauran yang diharapkan dapat menghasilkan total
kontribusi terbesar terhadap laba.
2. Penentuan Harga Produk Baru.
Produk baru umunya diterima di pasar hanya setelah diuji coba secara ekstensif oleh
perusahaan yang memiliki reputasi dalam industri tersebut. Untuk mendorong perusahaan-
perusahaan guna menggunakan produk itu secara percobaan, manajemen dapat menjualnya
pada biaya variabel. Setelah produk tersebut diuji coba secara mencukupi dan diterima oleh
pemakai, produk tersebut akan ditetapkan harganya pada biaya penuh plus mark-up yang
konsisten dengan tujuan laba perusahaan secara keseluruhan.
3. Penetrasi Pasar.
Manajer dapat menggunakan biaya variabel sebagai dasar untuk penetuan harga ketika
mereka bermaksud memasuki pasar baru (misalnya luar negeri) dengan produk yang sudah
ada atau ketika mereka terpaksa menghadapi persaingan yang semakin meningkat selama
periode di mana permintaan menurun.
4. Penghapusan Produk.
Margin produksi akan membantu manajemen dalam menetukan apakah akan menghentikan
suatu produk atau hanya berhenti menjualnya di pasar tertentu.
5. Pesanan Khusus.
Perusahaan juga dapat dihadapkan pada dua jenis situasi pesanan khusus. Situasi tersebut
dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewaatau persyaratan khusus untuk
ukuran, metode pengiriman, atau pengemasan.
6. Kampanye Iklan dan Promosi.
Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini, perusahaan dapat meluncurkan kampanye
iklan dan promosi khusus. Jika perusahaan menggunakan sistem perhitungan biaya
tradisional maka keputusan tersebut kemungkinan besar hanya akan didasarkan pada
perbandingan antar tambahan biayadengan prospek peningkatan dalam volume penjualan.
7. Keputusan Mengurangi Biaya.
Jika harga jual suatu perusahaan ditetapkan oleh pesaing, maka manjemen akan mengetahui
besarnya biaya variabel yang diperkenankan pada volume overasi saat inijika tujuan laba
tertentu harus dicapai. Pengetahuan ini akan mendorong manajemen untuk waspada
terhadap biaya serta memperkenalkan alat dan prosedur untuk menghemat biaya.

8
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Makalah ini membahas mengenai aspek-aspek keperilakuan pada akumulasi dan pengendalian
biaya. Makalah ini juga menunjukan bahwa sistem biaya tradisional tidaklah bagus secara keperilakuan
dan dapat mendorong respons yang tidak diinginkan maupun destruktif ketika digunakan dalam
mengendalikan dan mengevaluasi kinerja individual. Walaupun sistem biaya standar berpotensi
meningkatkan motivasi dan keselarasan tujuan, sistem tersebut juga dapat digunakan untuk mencapai
tingkat pengendalian otokratis dan koersif yang tinggi.
Metode yang unggul secara keperilakuan adalah sistem perhitungan biaya langsung (variable)
yang dengan mengisolasikan biaya produk dan biaya periode, memberikan informasi yang lebih
relevan untuk mengendalikan berbagai jenis biaya, dan mengarahkan manajemen kepada keputusan
yang lebih menguntungkan. Menganalisis aspek-aspek keperilakuan dari langkah-langkah akuntansi
biaya dan menyarankan pendekatan-pendekatan yang dapat mendorong perilaku karyawan yang
diinginkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/aspek-keperilakuan-pada-pengakumulasian-dan-pengendalian-biaya-10-
pdf-free.html
https://www.academia.edu/44468238/
MAKALAH_ASPEK_KEPERILAKUAN_PADA_PENGAKUMULASIAN_DAN_PENGEN
DALIAN_BIAYA_
https://id.scribd.com/document/429057729/Aspek-Keperilakuan-Pada-Pengakumulasian-Dan-
Pengendalian-Biaya
https://id.scribd.com/document/425517860/Makalah-akpri-bab11
https://cacingkurcaci.blogspot.com/2016/12/aspek-keperilakuan-pada-pengakumulasian.html

10

Anda mungkin juga menyukai