Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kontrak kerja yang bekerja pada instansii
pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.

Setelah disahkannya Undang-undang (UU) ASN aparatur Negara


memilikikekuatan dan kemampuan professional kelas dunia, berintegritas tinggi
non parsial dalam melaksanakan tugas, berbudaya kerja tinggi non parsial dan
kesejahteraan tinggi, serta dipercaya publik dengan dukungan Sumber Daya
Manusia.

Peraturan baru tentang ASN tertuang dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 sudah
secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai birokrasi
bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah
profesi pelayanan publik, maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan
aktualisasi khususnya di pelayanan bidang kesehatan yang dilaksanakan di unit
pelaksana tingkat UPTD Puskesmas Braja Caka Lampung Timur.

Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek termasuk


terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas sejalan dengan
peningkatan pengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat
terhadap mutu dan paradigma pelayanan kesehatan semakin meningkat, baik
pelayanan yang bersifat preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Hal inii
menunjukan bahwa pandangan masyarakat terhadap kesehatan semakin
kritis,peduli dan meningkat kebutuhanya, terutama pada pelayanan kesehatan
umum masyarakat yang optimal,efektif dan efisiensi di puskesmas dengan
berdasarkan pada prinsip nilai-nilai yang terkandung pada pasal 3 Undang-

1
undang Nomor 5 Tahun 2014 dan berdasarkan serta erat relevansinya dengan
nilai-nilai dasar ANEKA, yaitu :

1. Akuntabilitas
2. Nasionalisme
3. Etika Publik
4. Komitmen Mutu
5. Anti Korupsi

Aktualisasi ini berdasarkan apa yang terjadi di puskesmas dari hasil analisis
isu yang didapatkan berupaKurangnya pengetahan kader tentang gejala klinis
awal TB paru di wilayah UPTD puskesmas Braja caka, maka dari isu yang
didapatkan saya akan melakukan kegiatan peningkatan pelayanan dengan
metode coaching Klinik menekan angka kejadian TB.

TB dihubungkan secara klasik dengan kondisi kehidupan yang buruk seperti


kepadatan, urbanisasi dan ketiadaan tempat tinggal, pengguna obatobatan
terlarang dan minuman keras, tingkat sosial ekonomi rendah, pendapatan
perbulan yang rendah, pengangguran, tingkat pendidikan yang 3 rendah, akses
kesehatan yang buruk, nutrisi yang jelek dan status imun yang lemah (seperti
pada kasus infeksi HIV).

Faktor yang mempengaruhi kejadian TB Paru meliputi adanya sumber


penularan penyakit yaitu kuman Mycobacterium Tuberculosis, faktor karakteristik
lingkungan (kondisi geografi, demografi dan iklim), faktor kependudukan (sosial
ekonomi, umur, jenis kelamin dan status gizi) serta pelayanan kesehatan baik
dari segi fasilitas ataupun dari segi tenaga kesehatannya.

2
3
4
B. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Tujuan
Sebagaiupayauntuk menekan angka kejadian TB Paru di puskesmasBraja
Cakadenganmenggunakanmetodecoaching Klinikmenekanangkakejadian
TBsebagaiinovasipelayanan di PuskesmasBraja Caka pada kader didesa wilayah
Puskesmas Braja Caka, sebagaipedomanmelaksanakanhabituasi yang
akandilaksanakan di lingkungan msyarakat.

2. Manfaat
Manfaat darix rancangan aktualisasi adalah memudahkan penerapan
pelaksanaan kegiatan sebagaimana yg akan dilaksanakan.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup aktualisasi dilakukan di lingkungan Desa Wilayah UPT


Puskesmas Braja Caka. Aktualisasiiniberkenaandenganupaya peningkatan
pelayanankesehatanlansiamelaluimetode coaching Klinik
terpadu.Terhadappentingnyamenekan angka kejadian TB parupenerapan nilai –
nilai ANEKAAkuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti
korupsi ) ini adalah di UPT PuskesmasBraja Caka.
Pengerjaankegiatandilakukandalamjangkawaktusatubulan.

5
BAB II
PROSES PEMAHAMAN NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS

A. DESKRIPSI ORAGANISASI

Puskesmas Braja Caka terletak di desa Braja Caka Kecamatan Way Jepara
Kabupaten Lampung Timur pada titik koordinat 580085,33E 9423578,81N 48M
48 MWV 80085 23579 dengan luas wilayah 103,95 km2 dan yang menjadi
wilayahkerja sebanyak 6 desa yaitu Desa Braja Caka dengan luas wilayah 15,30
km2, Desa Braja Dewa dengan luas wilayah 5,83 km2, Desa Braja Emas dengan
luas wilayah 13,50 km2, Desa Fajar dengan luas wilayah 16,9 km2 , Desa
Sriwangi dengan luas wilayah 5,8 km2dan Desa Jepara dengan luas wilayah
19,05 km2 .Puskesmas Braja Caka di bantu oleh 2 Puskesmas pembantu yang
terletak di Desa Sriwangi dan Desa Braja Emas.

Gambar 1.
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Braja Caka

6
Wilayah kerja Puskesmas Braja Caka mempunyai batas-batas sebagai
berikut:
1. Sebelah barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Bandar
Sribhawono.
2. Sebelah timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Braja
Harjosari.
3. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Way
Jepara.
4. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Mataram Baru.

2. Visi, Misi Organisasi


Sesuai dengan tahapan pembangunan kesehatan yang dicanangkan
dalam rangka pencapaian visi dan misi RPJMD Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2016-2021. Maka Puskesmas Braja Caka menetapkan visi
pelayanan kesehatan Puskesmas Braja Caka, yaitu “PUSKESMAS BRAJA
CAKA YANG UNGGUL DAN TERJANGKAU DALAM PELAYANAN
DENGAN SDM YANG PROFESIONAL”.
Sejalan dengan Visi diatas, maka ada 4 (empat) Misi utama yang akan di
jalankan, yaitu :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas
2. Mendorong dan memfasilitasi masyarakat agar berperan secara aktif
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungan tempat tinggalnya
3. Menggalang kemitraan lintas sektoral dalam upaya advokasi untuk
mendapatkan dukungan pelaksanaan program
4. Mewujudkan sistem manajemen dan pengelolaan sumberdaya secara
efekif, efisien, dan akuntabel.

7
B. ANALISIS ISSUE
Identifikasi Isu

DiIndonesia,fungsipuskesmasadalahmemberipelayanankesehatankepadamasya
rakatmelalui program UpayaKesehatan Masyarakat (UKM) dan
UpayaKesehatanPerseorangan (UKP). Puskemas juga
termasukfasilitaskesehatantingkatpertama, yang
artinyapuskesmasmerupakanfasilitas di
barisanterdepandalammemberikanlayanankesehatan pada masyarakat.

Sesuainamanya, program UKM ditujukan pada kegiatanpemeliharan dan


peningkatankesehatan. Selainitu, program ini juga
melakukankegiatanpencegahan dan penanggulanganmasalahkesehatan pada
keluarga dan masyarakat. Sementaraitu, program UKP lebihdifokuskan pada
masalahkesehatanperorangan

Berdasarkan kriteria-kriteria dimana suatu fenomena dapat diidentifikasi


sebagai sebuah isu yang terdapat UPTD PuskesmasKelumbayan, maka
ditemukan beberapa isu sebagai berikut:

1. Kurangnya pengetahan kader tentang gejala klinis awal TB paru di wilayah


UPTD puskesmas Braja caka
2. Kurangnya perhatian para kader dalam pengawasan kepatuhan pengobatan
TB paru di wilayah UPTD puskesmas Braja caka
3. Masih kurangnya upaya peningkatan jumlah temuan kasus TB paru di wilayah
UPTD puskesmas Braja Caka
4. Evaluasi terhadap pengobatan TB paru di UPTD puskesmas Braja Caka
belum Optimal

8
Isu yang diangkat
Langkah selanjutnya setelah isu berhasil diidentifikasi adalah memilih isu yang
mana yang akan dikaji. Untuk menganalisis isu yang telah diperoleh digunakan
metode atau teknik USG sebagai berikut:
1. Urgency
Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
2. Seriousness
Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan.
3. Growth
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya.
Penilaian
No. Isu / Permasalahan Total Ranking
U S G

Kurangnya pengetahan kader tentang


gejala klinis awal TB paru di wilayah
1. 5 4 4 13 1
UPTD puskesmas Braja caka

Kurangnya perhatian para kader dalam


pengawasan kepatuhan pengobatan TB

2. paru di wilayah UPTD puskesmas Braja 3 4 5 12 2


caka

Masih kurangnya upaya peningkatan


jumlah temuan kasus TB paru di
3. 3 4 4 11 3
wilayah UPTD puskesmas Braja Caka

4. Evaluasi terhadap pengobatan TB paru 3 4 3 10 4


di UPTD puskesmas Braja Caka belum

9
Optimal

KeteranganUrgency : Keterangan Serious : Keterangan Growth:

5 :SangatMendesak 5 :SangatBerpengaruh 5 :SangatBerdampak


4 :Mendesak 4 :Berpengaruh 4 :Berdampak
3 :CukupMendesak 3 :CukupBerrpengaruh 3 :CukupBerdampak
2 :TidakMendesak 2 :TidakBerpengaruh 2 :TidakBerdampak
1 :SangatTidakMendesak 1 :SangatTidakberpengaruh 1 :SangatTidakBerdampak

IsuPrioritas
Dari metodeUSG
yangdigunakandiapatkansatuisuprioritasyakni“Kurangnyapengetahankadertentangge
jalaklinisawal TB paru di wilayah UPTD puskesmasBrajacaka”.

C. ARGUMENTASI TERHADAP CORE ISSUE TERPILIH

Berdasarkan identifikasi isu di atas, maka isu yang ditetapkan adalah Kurangnya
pengetahan kader tentang gejala klinis awal TB paru di wilayah UPTD puskesmas
Braja caka, Hal ini didasarkan pada Faktor yang mempengaruhi kejadian TB Paru
meliputi adanya sumber penularan penyakit yaitu kuman Mycobacterium
Tuberculosis, faktor karakteristik lingkungan (kondisi geografi, demografi dan iklim),
faktor kependudukan (sosial ekonomi, umur, jenis kelamin dan status gizi) serta
pelayanan kesehatan baik dari segi fasilitas ataupun dari segi tenaga kesehatannya

D. NILAI-NILAI DASAR PROFESI

Aparatur Sipil Negara(ASN) harus memiliki pemahaman(internalisasi) dan


mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN. Nilai dasar yang harus dimiliki
oleh setiap ASN adalah Akuntabilitas ASN, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu,dan Anti korupsi yang diakronimkan menjadi ANEKA. Setiap ASN yang

10
profesional harus memiliki integritas untuk menginternalisasi dan mengaktualisasi
nilai-nilai ANEKA dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari.
Berdasarakan dari kelima nilai dasar ANEKA tersebut, yang harus ditanamkan
kepada setiap pegawai ASN, maka perlu dijelaskan indikator-indikator dari ANEKA,
sebagai landasan teori :

1) AkuntabilitasPNS
Akuntabilitasmerujuk pada kewajibansetiapindividu,
kelompokatauinstitusiuntukmemenuhitanggungjawab yang
menjadiamanahnya. Dalambanyakhal, kata
akuntabilitasseringdisamakandenganresponsibiltasatautanggungjawab.
Namun, pada dasarnyakeduakonseptersebutmemilikiarti yang berbeda.
Responsibilitasadalahkewajibanuntukbertanggungjawab,
sedangkanakuntabilitasadalahkewajibanpertanggungjawaban yang
harusdicapai (Lembaga Administrasi Negara, 2015).

PNS yang akuntabeladalah PNS yang mampumengambilpilihan yang


tepatketikaterjadikonflikkepentingan, tidakterlibatdalampolitikpraktis,
melayanimasyarakatsecaraadil dan konsistendalammenjalankantugas dan
fungsinya.
Terdapatbeberapanilaidasar yang merujukkepadaakuntabilitas, yaitu
1. Jujur
Terkaitdengankepatuhantehadaphukum dan peraturan yang diterapkan
2. Integritas
kewajibanmematuhisemuaperaturan, dan
dapatmemberikankepercayaanpublik.
3. Adil
Memperlakukan Masyarakat secarasama dan
adildalampenyelenggaraanpemerintahan dan pelayananpublik.
4. Tanggung Jawab
Konsekuensidarisetiaptindakan yang telahdilakukan
5. Mendahulukankepentinganpublik

11
Mampumengambilpilihan yang tepat dan
benarketikaterjadikonflikkepentingan,
antarakepentinganpublikdengankepentingansektor, kelompok dan pribadi
6. Transparan
Mendorongkomunikasi dan
kerjasamasertamemberikanperlindungandaripengaruh yang
tidakseharusnya dan
korupsidalampengambilankeputusansehinggadapatmeningkatkankeperca
yaan dan keyakinanmasyarakat.
7. KejelasanWewenang
Gambaran yang jelastentangapa yang menjadikeeenangan, tujuan dan
hasil yang diharapkan.
8. Konsisten
Menunjukansikap dan perilaku yang konsisten dan
dapatdiandalkansebagaipenyelenggarapemerintahan.
9. Netral
Memilikipemahaman dan kesadaranuntukmenghindari dan
mencegahketerlibatan PNS dalampolitikpraktis

Agar
nilaiakuntabilitasdapatditerapkansecaraprofesionalterdapatbeberapaindikator
keberhasilanakuntabilitas, yaitu:
1. Menginternalisasinilai-nilaidasarakuntabilitas dan kepentingan public.
2. Mengambilpilihan yang tepat dan benarketikaterjadikonflikkepentingan,
antarakepentinganpublikdengankepentinganpribadi, kelompok dan sektor
3. Memilikipemahaman dan kesadaranuntukmenghindari dan
mencegahketerlibatan PNS
dalampolitikpraktismemperlakukanmasyarakatsecarasama dan
adildalampenyelenggaraanpemerintahan dan pelayananpublik.
4. Menunjukansikap dan perilaku yang konsisten dan
dapatdiandalkansebagaipenyelenggarapemerintahan.

2) Nasionalisme

12
Nasionalismesangatpentingdimiliki oleh setiappegawai ASN.
Bukansekedarwawasansajatetapikemampuanmengaktualisasikannasionalism
edalammenjalankanfungsi dan tugasnyamerupakanhal yang lebihpenting.
ASN yang memilikinasionalisme yang
kuatmemilikiorientasiberpikirmementingkankepentinganpublik, bangsa dan
Negara sertamampumenerapkannilai-nilai Pancasila dan
semangatnasionalismesertawawasankebangsaandalamsetiappelaksanaanfun
gsi dan tugasnyasesuaibidangnyamasing-masing (Lembaga Administrasi
Negara, 2015).

Nilai-nilai yang terkandungdalamnasionalismepancasiladiantaranyaadil


dan tidakdiskriminasi, profesional dan berintegritas, menjunjungtinggikeadilan
dan kedisiplinan. Untukmewujudkan ASN
dengansemangatnasionalismetinggi, beberapaindikator yang
dilakukanuntukmencapaikeberhasilanadalahsebagaiberikut:

1. Memilikipemahamantentangkeragamanbangsadilihataspeksejarah,
budaya, dan tingkatkemajuansosialekonomi dan
implikasinyaterhadapmanajemenkebijakan dan pelayananpublik.
2. Mengenalinilai- nilaiperjuangankemerdekaan, keteladanandari para
pendiribangsa, dan menjadikannyasebagaisumbermotivasi dan
inspirasidalampenyelenggaraanpemerintahan.
3. Menjaga dan mengimplementasikannilai-nilai gotong royong dan
kebersamaansebagai modal sosial dan
kulturalpenyelenggaraankegiatanpemerintahan.

3) EtikaPublik
Etikapublikmerupakanrefleksitentangstandar/norma yang
menentukanbaik/buruk, benar/salah prilaku, tindakan dan
keputusanuntukmengarahkankebijakanpublikdalamrangkamenjalankantanggu
ngjawabpelayananpublik. Integritaspublikmenuntut para pemimpin dan
pejabatpublikuntukmemilikikomitmen moral
denganmempertimbangkankeseimbanganantarapenilaiankelembagaan,

13
dimensi-dimensipribadi dan kebijaksanaandidalampelayananpublik
(Haryatmoko, 2001)
Sementaraitu, nilai-nilaidasaretikapublikyaitu:
1. Memegangteguhnilai-nilaidalamideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankanUndang-Undang Dasar 1945 Negara
KesatuanRepublik Indonesia.
3. Menjalankantugassecaraprofesional dan tidakberpihak
4. Membuatkeputusanberdasarkanprinsipkeahlian.
5. Menciptakanlingkungankerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjungtinggistandaretikaluhur.
7. Mempertanggungjawabkantindakan dan kinerjanyakepadapublik.
8. Memilikikemampuandalammelaksanakankebijakan dan program
pemerintah.
9. Memberikanlayanankepadapubliksecarajujurtanggap, cepat, tepat, akurat,
berdayaguna, berhasilguna dan santun.
10. Mengutamakankepemimpinanberkualitastinggi.
11. Menghargaikomunikasi, konsultasi dan kerjasama.
12. Mengutamakanpencapaianhasil dan mendorongkinerjapegawai.
13. Mendorongkesetaraandalampekerjaan.
14. Meningkatkanefektifitassistempemerintahan yang
demokratissebagaiperangkatsistemkarir.

4) KomitmenMutu
Mutumencerminkannilaikeunggulanproduk/jasa yang
diberikankepadapelanggan (customer) sesuaidengankebutuhan dan
keinginannyadan bahkanmelampauiharapan. mutumerupakan salah
satustandar yang menjadidasaruntukmencapaihasilkerja. Mutu juga
dapatdigunakansebagaialatpembedaataupembandingdenganproduk/jasaseje
nislainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagaipesaing.
Dalammeningkatkanmututerdapat 4 komponen yang harusdipenuhiyaitu,
efektifitas, efisiensi, kreatifitas dan inovasi.
1. Efektifitasorganisasiberartisejauh mana organisasidapatmencapaitujuan
yang ditetapkan, atauberhasilmencapaiapapun yang dikerjakannya.
Efektifitasorganisasitidakhanyadiukurdari performance untukmencapai
14
target sesuairencanabaikdariaspekmutu, kuantitas, ketepatanwaktu dan
alokasisumberdaya, melainkan juga diukurdarikepuasan dan
terpenuhinyakebutuhanpelanggan (customer).
2. Efisiensiorganisasiadalahjumlahsumberdaya yang
digunakanuntukmencapaitujuanorganisasional.
Efisiensidapatdiukurdariketepatanrealisasipenggunaansumberdaya dan
bagaimanapekerjaandilaksanakansehinggadapatdiketahuiadatidaknyapem
borosansumberdaya, penyalahgunaanalokasi, penyimpanganprosedur,
dan mekanisme yang keluaralur (penghematanbiaya, waktu, tenaga dan
pikirandalammenyelesaikankegiatan).
3. Berpikirkreatifadalahsuatucaraberpikirdimanaseseorangmencobamenemu
kanhubungan-
hubunganbaruuntukmemperolehjawabanbaruterhadapsuatumasalah.
Kreatifitas pada umumnyaberkaitandengankemampuan dan
keuletanuntukberupayamenemukan ide-ide ataupunhal-halbaru.
Tuntutanglobalisasi yang tengahmelanda dunia di
berbagaisektorpelayananpublikmenjadikanmasyarakatsemakinkritisuntuk
mendapatkanpelayananterbaikdaripemerintah. Oleh
karenaitusetiappelayananharusdiupayakanselaludapatdicaripemecahanpe
rmasalahan yang adauntukdapatdicarikansolusi yang
dapatsegeradikerjakansecarakreatif.
4. Inovasiadalahkegiatan yang meliputiseluruh proses menciptakan dan
menanarkanjasaataubarangbaik yang sifatnyabaru,
lebihbaikataulebihmurahdibandingkandengan yang tersediasebelumnya.
Sebuahinovasidapatberupaprodukataujasa yang baru, teknologi proses
produksi yang baru, sistemstruktur dan
administrasibaruataurencanabarubagianggotaadministrasi (Richad L
Daft,2010).

Nilai-nilaidasardalammenjalankankomitmenmutuyaitu:
1. Adanyakomitmenbagikepuasanmasyarakat
2. Pemberianlayanan yang cepat, tepat dan senyum
3. Pemberianlayanan yang dapatmemberikanperlindungankepadapublik
4. Pendekatanilmiah dan inovatifdalampemecahanmasalah
15
5. Upayaperbaikansecaraberkelanjutan

5) AntiKorupsi
Kata korupsiberasaldaribahasalatinyaituCorruptio yang artinyakerusakan,
kebobrokan, dan kebusukan.
Korupsiseringdikatakansebagaikejahatanluarbiasakarenadampaknya yang
luarbiasamenyebabkankerusakanbaikdalamruanglingkuppribadi, keluarga,
masyarakat, dan kehidupan yang lebihluas yang
tidakhanyaberdampakburukdalamkurunwaktu yang pendek, namun juga
secarajangkapanjang (Lembaga Administrasi Negara, 2015).

Adapunnilai-nilai anti korupsi yang diidentifikasi oleh KPK yaitujujur, peduli,


mandiri, disiplin, tanggungjawab, kerjakerassederhana, berani dan adil. Agar
prilaku anti korupsidapatdiwujudkan,
makaterdapatbeberapaindikatorkeberhasilan, yaitu:
1. Mampumengidentifikasisikap dan perilaku yang mengarah dan
atautermasukprilakukorupsi.
2. Mampumenjelaskancara-caramenghindariprilakukorupsi.
3. Mampumenjelaskanrisikodaritindakankorupsibagidirinya, keluarga, dan
masyarakatsecarakeseluruhan.

6) Pelayanan Publik
Pelayananpublikadalahsegalabentukjasapelayananbaikdalambentukbar
angpublikmaupunjasapublik yang menjaditanggungjawab dan dilaksanakan
oleh instansipemerintah di tingkatpusat, tingkatdaerah, dan di lingkungan
Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah,
dalamrangkapelaksanaanketentuanperaturanperundang – undangan.

 Unsurdalampelayananpublikterdiridari :
o Organisasipenyelenggarapelayanan
o Penerimalayanan( pelanggan ), yaitu orang
ataumasyarakatatauorganisasi yang berkepentingan
o Kepuasanditerima oleh penerimalayanan( pelanggan )

16
 Prinsippelayananpublik yang baikuntukmewujudkanpelayanan prima
adalah:
o Partisipatif
o Transparan
o Responsif
o Tidakdiskriminatif
o Mudah dan Murah
o Efektif dan Efisien
o Aksesibel
o Akuntabel
o Berkeadilan
o

7) Whole of Government
Whole of Government merupakan cara pendekatan
penyelenggaraanpemerintah yang menyatukan upaya – upaya kolaboratif
pemerintah dari seluruh sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan – tujuan perumusan kebijakan, manajemen program,
dan pelayanan publik.

Whole of Government bertujuan untuk menciptakan good governance dimana


terdapat tiga pilar di dalamnya, yaitu pemerintah, swasta / bisnis, dan
masyarakat. Alasan diperlukannya Whole of Government ( WoG ) karena :
a. Dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan dan program
b. Pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggara
c. Pemerintahan yang lebih baik
d. Mendorong pentingnya Whole of Government dalam menyatukan institusi
pemerintah
e. Sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik
f. Adanyanuansa kompetisi antar sektor, satu sektor bisa menjadi sangat
superior terhadap sektor lain, atau masing – masing sektor tumbuh namun

17
tidak berjalan beriringan, melainkan justru kontraproduktif atau saling
mengalahkan
g. Tumbuhnya ego sektoral ( mentalitas silo ) yang mendorong perilaku dan
nilai individu maupun kelompok yang menyempit pada kepentingan
sektornya yang kontraproduktif terhadap tujuan – tujuan yang lebih besar
atau yang berskala nasional
h. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi.

8) Managemen ASN
Manajemen ASN merupakan upaya pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika, profesi, bebas dari
intervensi politik, dan bersih dari KKN. Manajemen ASN meliputi penyusunan
dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan
karir, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan perlindungan.

Adapunasas – asas manajemen ASN antara lain :


a. Kepastianhukum;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas
h. Efektif dan Efisien;
18
i. Keterbukaan;
j. Non – diskriminatif;
k. Persatuan;
l. Kesetaraan;
m. Keadilan; dan
n. Kesejahteraan.

19

Anda mungkin juga menyukai