Anda di halaman 1dari 2

PENTINGNYA JIWA PENELITIAN BAGI KAUM

MUDA DI ERA INDUSTRI 4.0 SEBAGAI UPAYA


BANGSA INDONESIA MENYONSONG
TERCIPTANYA SDGs

Usia pemuda yang berkisar 16 tahun ke atas merupakan masa dimana


seseorang berhadapan dengan banyak tantangan dan pengalaman baru. Dalam
lingkungan kehidupannya seseorang dihadapkan dengan berbagaia macam
persoalan yang begitu kompleks generasimuda dituntut untuk menyelesaikan
masalah yang mereka hadapi dengan disipiln dan bertanggungjawab,

pada masa ini, kaum muda sedang dalam di mana pertumbuhan dan
perkembangan akal sanagatlah strategis. Kaum muda dapat mengamati dan
mencari solusi atas apa yang di lewatinya. Berpikir kritis dan kreatif sangatlah
diperlukan untuk setiap individu dalam mengolah masalah menjadi solusi yang
efektif.

Salah satu karakteristik Negara maju adalah besarnya peran penelitian


dalam mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi Negara
tersebut. Semakin tinggi kuantitas maupun kualitas penelitian yang dilakukan di
suatu Negara, maka makin banyak dampak positif yang akan dirasakan oleh
warga dari Negara tersebut.

Menurut lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), rasio jumlah


peneliti terhadpa jumlah penduduk di Negara-negara maju setidaknya 2000 per
sejuta penduduk. Bahkan, jepang sudah mencapai 6.000 penelit per sejuta
penduduk . Indonesia sendiri tertinggal dengan ngegara tetangga dalam hal jumlah
peneliti. Rasio jumlah peneliti indonesia adalah 199 per satu juta penduduk.
Bandingkan dengan malaysia  yang mempunyai 503 peneliti per satu juta
penduduk. Sementara di Singapura mencapai 570 per satu juta penduduk.

Dalam mengejar ketertinggalan tersebut, perlu adanya dukungan dan


keterlibatan dari berbagai pihak. Baik lembaga pemerintah, institusi pendidikan,
dan mendorng jiwa penelitian bagi kaum muda. Dalam kondisi yang sangat
matang secara akan dan metalnya, kaum muda ini terus didukung dan diwadahi
agar kedepannya dapat menambah rasio penelti muda di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai