Anda di halaman 1dari 22

SIFAT – SIFAT UNSUR

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Lulus Matakuliah Kimia Dasar
Pada Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Praktikan : NUR ANNISA BASIR


NIM : 20600121072
Prodi : Pendidikan Fisika
Gol./Klp : C5
Tgl Praktek : 06 November 2021
Asisten : NELLI SAFITRI

LABORATORIUM KIMIA FAK. TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
SEMESTER GANJIL TA 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Judul Percobaan

Sifat – Sifat Unsur

disusun dan diajukan oleh:

Nama : Nur Annisa Basir

NIM : 20600121072

Prodi : Pendidikan Fisika

Kelas / Klp : C5

telah diperiksa dan disetujui

serta dinyatakan memenuhi syarat/ACC.

Mengetahi, Asisten,

Kepala Laboratorium Kimia,

Dr. H. Muhammad Qaddafi, S.Si., M.Si


NELLI SAFITRI
NIP: 19760802 200501 1 004
NIM: 20600120021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di alam semesta terdapat ratusan jenis unsur kimia. Sampai saat ini sudah ditemukan kurang

lebih 115 macam unsur dengan sifat-sifat yang khas untuk setiap unsur. Ketika unsur yang di

kenal sudah banyak, para ahli berupaya membuat pengelompokan sehingga unsur-unsur

tersebut tertata dengan baik. Puncak dari usaha-usaha para ahli tersebut adalah terciptanya

suatu daftar yang disebut sistem periodik unsur-unsur. Sistem periodik ini mengandung

banyak informasi mengenai sifat-sifat unsur sehingga dapat membantu kita dalam

mempelajari dan mengenali unsur-unsur yang kini jumlahnya 155 macam.

Unsur-unsur alkali dalam sistem periodik merupakan golongan IA yang meliputi Litium,

Natrium, Kalium, Rubidium, Sesium, dan Fransium. Yang paling banyak terdapat di alam

adalah Natrium dan Kalium, masing-masing menempati peringkat ke-6 dan ke-7 sebagai atom

terbanyak pada kulit bumi. Yang paling sedikit dijumpai adalah Fransium, sebab bersifat

radioaktif sehingga mudah berubah menjadi unsur lain.

Unsur-unsur alkali tanah (golongan IIA) terdiri dari Berilium, Magnesium, Kalsium,

Stronsium, Barium, dan Radium. Yang terbanyak di alam adalah kalsium dan magnesium,

yang menempati peringkat ke-5 dan ke-8 pada kulit bumi. Adapun radium yang bersifat

radioaktif merupakan unsur alkali tanah yang paling sedikit didapatkan. Dari pemaparan

mengenai golongan unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah. Tentunya kita masih

menerka-nerka mengenai sifat-sifat yang dapat ditunjukkan dari masing-masing unsur dari

golongan alkali dan alkali tanah.

Berdasarkan uraian diatas kita dapat melakukan percobaan dengan judul “Sifat-sifat Unsur”.

Bertujuan agar para praktikan mampu mengetahui kelarutan garam sulfat unsur-unsur logam

alkali tanah dan kelarutan garam hidroksida unsur-unsur logam alkali tanah.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah:

1. Bagaimana kelarutan garam sulfat unsur-unsur alkali tanah?

2. Bagaimana kelarutan garam hidroksida unusr-unsur alkali tanah?

C. Tujuan

Tujuan diadakan percobaan ini adalah:

1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui kelarutan garam sulfat unsur-unsur alkali tanah.

2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui kelarutan garam hidroksida unsur-unsur alkali

tanah.

D. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat diadakannya percobaan ini adalah sebagai berikut:

Hari/tanggal : Sabtu / 6 November 2021

Waktu : 10.30 s.d 11.30 WITA

Tempat : Laboratorium Kimia

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sifat-sifat Unsur

Ada dua macam sifat, yaitu sifat fisika dan sifat kimia. Sifat fisika adalah sifat yang

berhubungan dengan tidak timbulnya zat baru. Misalnya peristiwa mencair, melebur, dan

mengembun. Sementara sifat kimia adalah sifat yang berhubungan dengan timbulnya zat

baru. Misalnya peristiwa besi berkarat, kertas terbakar, dan peristiwa pembusukan (Novita

Fardhilah, 2010: 1).

Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebih

sederhana baik dengan cara fisika maupun cara kimia. Bagian terkecil dari unsur yang

disebut dengan atom. Unsur terdiri dari satu jenis atom, yang dapat bergabung atau tidak

bergabung membentuk molekul atau struktur yang lebih besar. Senyawa adalah zat yang

tersusun atas dua unsur atau lebih yang bergabung secara kimia dengan perbandingan

massa tertentu. Senyawa merupakan zat yang dapat diuraikan menjadi zat yang lebih

sederhana (unsur) melalui proses kimia atau cara fisika. Pada umumnya senyawa memiliki

sifat yang berbeda dari penyusunnya. Senyawa yang terbentuk melalui ikatan kovalen

(menggunakan electron secara bersama di antara atom-atom yang berikatan). Campuran

merupakan materi yang tersusun oleh dua macam zat atau lebih yang tidak terikat secara

kimia dan dapat dipisahkan kembali dengan cara fisika. Campuran terdiri dari dua macam

yaitu campuran homogeny dan campuran heterogen. Campuran homogeny adalah

campuran yang setiap bagiannya serba sama, baik warna, rasa serta perbandingan zat-zat

tercampur juga sama, serta tidak memiliki bidang batas antara komponen-komponennya.

Sedangkan campuran heterogen adalah campuran yang setiap bagian-bagiannya tidak

sama, baik warna, rasa, serta, perbandingan zat-zat tercampurnya tidak sama dan satu
komponen dengan komponen lainnya terdapat bidang batas, sehingga kita dapat

membedakan satu sama lain (Dwi Harwanto, 2019: 63-64).

B. Unsur Golongan Alkali Tanah

Unsur alkali tanah meliputi Na, K, Ca dan Mg, sebagian besar merupakan unsur

hara esensial. Unsur ini berperan dalam berbagai metabolism enzim dalam tanaman.

Kekurangan akan unsur tersebut akan memunculkan tanda-tanda defisiensi dan

pengurangan produksi tanaman. Keberadaan unsur ini dalam tanah berasal dari mineral

penyusun tanah. Keberadaan unsur ini dalam tanah selain memenuhi kebutuhan tanaman

juga mempengaruhi keberadaan unsur lainnya terutama unsur hara mikro. Unsur basa

berpengaruh pada ketersediaan unsur lain misalnya P dan unsur mikro esensial

lain seperti Cu, Fe terutama pada pH di atas 7 (Yohanes Rusmanta,2018: 10).

C. Pembagian Unsur

Menurut Dwi Harwanto (2019: 63-64) unsur dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:

1. Unsur Logam

Unsur memiliki sifat berwarna putih mengkilap, mempunyai titk lebur rendah, dapat

menghantarkan arus listrik, dapat di tempa dan dapat menghantarkan kalor atau panas.

Pada umumnya logam merupakan zat padat, namun terdapat suatu unsur logam yang

berwujud cair yaitu air raksa. Beberapa contoh unsur logam yang bermanfaat dalam

kehidupan sehari-hari, antara lain:

a. Besi (Fe)

b. Tembaga (Cu)

c. Seng (Za)

d. Platina (Pt)

e. Emas (Au)
2. Unsur Non Logam

Unsur non logam memiliki sifat tidak mengkilap, pengantar arus listrik yang buruk, dan

tidak dapat di tempa. Secara umum unsur non logam merupakan pengantar panas yang

buruk, namun terdapat suatu unsur non logam yang dapat menghantarkan panas dengan

baik yaitu grafit. Beberapa unsur non logam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-

hari, antara lain:

a. Flour (F)

b. Yodium (I)

3. Unsur Semi Logam

Unsur semi logam memiliki sifat antara logam dan non logam. Beberapa unsur semi

logam yang bermanfaa dalam kehidupan sehari-hari:

a. Silikon (Si)

b. Germanium (Ge)

D. Sifat-Sifat Periodik unsur

Tabel periodic unsur adalah tampilan unsur-unsur kimia dalam bentuk table. Unsur-unsur

tersebut diatur berdasarkan struktur elektronnya sehingga sifat kimia unsur-unsur tersebut

berubah-ubah secara teratur sepanjang tabel. Setiap unsur didaftarkan berdasarkan nomor

atom dan lambing unsurnya (Rian Agus Dwianta, 2016:177).

Menurut Rizky (2018: 4-5) sifat kepriodikan unsur sebagai berikut:

1. Jari-Jari Atom

Jari-jari adalah jarak dari inti atom sampai ke electron di kulit terluar. Besarnya jari-jari

atom dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur tersebut. Semakin besar nomor atom

unsur-unsur segolongan, semakin banyak pula jumlah kulit elektronnya, sehingga semakin

besar pula jari-jari atomnya. Jadi, dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari
atomnya semakin besar. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), nomor atomnya

bertambah yang berarti semakin bertambahnya muatan inti, sedangkan jumlah kulit

electronnya tetap. Akibatnya tarikan inti terhadap electron terluar makin besar pula,

sehingga menyebabkan semakin kecilnya jari-jari atom. Jadi, dalam satu periode (dari kiri

ke kanan), jari-jari atomnya semakin kecil.

2. Energi Ionisasi

Energi Ionisasi adalah energy minuman yang diperlukan atom netral dalam bentuk gas

untuk melepaskan satu electron membentuk ion muatan +1. Jika atom tersebut

melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan energy yang lebih besar (disebut

energy ionisasi kedua). Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), El semakin kecil

karena jari-jari atom bertambah sehingga gaya tarik inti terhadap electron terluar semakin

kecil. Akibatnya electron terluar semakin mudah untuk dilepaskan. Dalam satu periode

(dari kiri ke l kanan), El semakin besar karena jari-jari atom semakin kecil sehingga gaya

tarik inti terhadap electron terluar semakin besar/kuat. Akibatnya electron terluar semakin

sulit untuk dilepaskan.

c. Afinitas Elektron

Afinitas electron adalah energy yang dapat dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam

bentuk gas apabila menerima sebuah electron untuk membentuk ion negative. Semakin

negative harga afinitas electron, semakin mudah atom tersebut menerima/menarik electron

dan semakin reaktif pula unsurnya. Unsur golongan utama yang memiliki afinitas electron

bertanda negative, kecuali golongan IIA dan VIIIA. Afinitas electron terbesar dimiliki

oleh golongan VIIA.

d. Keelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik electron dalam molekul

suatu senyawa (dalam ikatannya). Diukur menggunakan skala pauling yang besarnya
antara 0,7 (keelektronegatifan Cs) sampai 4 (keelektronegatifan F). Unsur yang

mempunyai harga keelektronegatifan besar, cenderung menerima electron dan akan

membentuk ion negative. Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan kecil,

cenderung melepaskan electron dan akan membentuk ion positif. Dalam satu golongan

(dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin kecil. Dalam satu periode ( dari

kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin besar.

E. Unsur Golongan Alkali

Unsur-unsur golongan IA disebut juga unsur-unsur logam alkali. Unsur-unsur golongan

alkali semuanya bersifat logam yang sangat reaktif. Kereaktifan unsur-unsur alkali

disebabkan memiliki energy ionisasi kecil sehingga cenderung melepaskan electron

valensinya dan membentuk suatu kation bermuatan +1. Semua unsur alkali berwarna

putih, pada subu kamar, semua unsur alkali berwujud padat kecuali celsium yang

berwujud cair. Natrium adlah logam yang bersifat lunak sehingga dapat dipotong dengan

pisau. Unsur kalium lebih lunak dari natrium. Logam litium, natrium dan kalium memiliki

massa jenis lebih kecil dari massa jenis air yaitu kurang dari 1,0 g/𝑐𝑚3 sehingga ketiga

logam tersebut akan terapung di atas air, tetapi ketiga logam ini sangat reaktif tehadap air

dan bereaksi sangat dahsyat yang fisertai nyala api. Unsur-unsur golongan IA memiliki

ciri khusus logam yaitu mempunyai kilap, penghantar listrik dan panas yang baik. Semua

logam alkali menghasilkan nyala dengan warna yang khas. Uji nyala dapat digunakan

untuk mengidentifikasi keberadaan senyawa yang tidak diketahui (Indayatmi, 2021: 72).

F. Sifat Kelogaman

Sifat kelogaman adalah sifat logam yang dimiliki suatu unsur yang merupakan zat tunggal

dalam system periodic. Kelogamannya semakin besar bila jari-jari atom semakin kecil dan

ke bawah dalam kategori unsur segolongan (atas-bawah) (Siti Nuraisyah, 2015: 67).
BAB III

METODOLOGI

A. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Maxi Mix 1 unit

2. Pipet Tetes 12 buah

3. Rak Tabung 2 buah

4. Tabung Reaksi 16 buah

B. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. BaCl₂ 0,5 M 4 mL

2. CaCl₂ 0,5 M 4 mL

3. H₂SO₄ 0,5 M 16 mL

4. Label secukupnya

5. MgCl₂ 0,5 M 4 mL

6. NaOH 0,5 M 16 mL

7. SrCl₂ 0,5 M 4 mL

8. Tissue secukupnya

C. Cara Kerja

Adapun cara kerja dalam permbuatan kelarutan garam sulfat dan kelarutan garam hidroksida

sebagai berikut:

1. Kelarutan garam sulfat

a. Menyiapkan 8 buah tabung reaksi.


Gambar 3.1

b. Memasukkan larutan MgCl₂, larutan CaCl₂, larutan SrCl₂, dan larutan

BaCl₂ kedalam tabung reaksi yang berada didepan, masing-masing sebanyak

2 ml dengan menggunakan pipet tetes.

Gambar 3.2

c. Memasukkan H₂SO₄ 0,5 M kedalam tabung reaksi yang berada dibelakang,

masing-masing sebanyak 2 ml dengan menggunakan pipet tetes.

Gambar 3.3
d. Menuangkan larutan H₂SO₄ 0,5 M yang berada dalam tabung reaksi

kedalam tabung reaksi yang berisi larutan MgCl₂, CaCl₂, SrCl₂, BaCl₂.

Gambar 3.4

e. Menghomogenkan larutan yang telah dicampur dengan menggunakan

maxi mix selama 10 detik.

Gambar 3.5

f. Mendiamkan larutan yang telah dihomogenkan kurang lebih 10 menit.

Gambar 3.6
g. Mengamati larutan tersebut.

Gambar 3.7

2. Kelarutan garam hidroksida

a. Menyiapkan 8 buah tabung reaksi.

Gambar 3.8

b. Memasukkan larutan MgCl₂, larutan CaCl₂, larutan SrCl₂, dan larutan

BaCl₂ kedalam tabung reaksi yang berada didepan, masing-masing sebanyak

2 ml dengan menggunakan pipet tetes.

Gambar 3.9
c. Memasukkan NaOH 0,5 M kedalam tabung reaksi yang berada dibelakang,

masing-masing sebanyak 2 ml dengan menggunakan pipet tetes.

Gambar 3.10

d. Menuangkan larutan NaOH 0,5 M yang berada dalam tabung reaksi

kedalam tabung reaksi yang berisi larutan MgCl₂, CaCl₂, SrCl₂, BaCl₂.

Gambar 3.11

e. Menghomogenkan larutan yang telah dicampur dengan menggunakan

maxi mix selama 10 detik.

Gambar 3.12
f. . Mendiamkan larutan yang telah dihomogenkan kurang lebih 10 menit.

Gambar 3.13

g. Mengamati larutan tersebut.

Gambar 3.14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada percobaan ini sebagai berikut:

1. Hasil

Tabel 4.1: Hasil percobaan pengendapan garam sulfat

Larutan Penambahan H₂SO₄ Keterangan

MgCl₂ Tidak Bereaksi Tidak terjadi endapan

Cacl₂ Tidak Bereaksi Tidak terjadi endapan

SrCl₂ Bereaksi Terjadi endapan

BaCl₂ Bereaksi Terjadi endapan

Tabel 4.2: Hasil percobaan pengendapan garam hidroksida

Larutan Penambahan NaOH Keterangan

MgCl₂ Bereaksi Terjadi endapan

Cacl₂ Bereaksi Terjadi endapan

SrCl₂ Bereaksi Terjadi endapan

BaCl₂ Bereaksi Terjadi endapan

2. Reaksi

a. Reaksi kelarutan garam sulfat


1) MgCl₂ + H₂SO₄ → MgSO₄ + 2 HCl
2) CaCl₂ + H₂SO₄ → CaSO₄ + 2 HCl
3) SrCl₂ + H₂SO₄ → SrSO₄ + 2 HCl
4) Bacl₂ + H₂SO₄ → BaSO₄ + 2 HCl
b. Reaksi kelarutan garam hidroksida
1) Mgcl₂ + NaOH → Mg(OH)₂ + 2 NaCl
2) CaCl₂ + NaOH → Ca(OH)₂ + 2 NaCl
3) SrCl₂ + NaOH → Sr(OH)₂ + 2 NaCl
4) BaCl₂ + NaOH → Ba(OH)₂ + 2 NaCl

B. Pembahasan

Pembahasan yang diperoleh pada percobaan ini adalah mereaksikan senyawa garam dari

unsur-unsur golongan alkali tanah tersebut dengan kelarutan garam sulfat (H₂SO₄) dan

kelarutan garam hidroksida (NaOH) untuk mengetahui dan membandingkan sifat kelarutan

garam sulfat dan garam hidroksida dari golongan unsur alkali tanah, serta memperhatikan

endapan yang terjadi sebagai berikut:

1. Kelarutan garam sulfat

Pada percobaan pertama kita menggunakan garam sulfat sebanyak 0,5 M. Pertama

menyiapkan alat yaitu tabung reaksi sebnyak 8 buah, dimana 4 tabung reaksi tersebut berisi

NaOH 0,5 M. 1 tabung reaksi yang berisi MgCl2, 1 tabung reaksi yang berisi CaCl2, 1 tabung

reaksi yang berisi SrCl2, dan 1 tabung reaksi yang berisi BaCl2. Adapun bahan-bahan yang

digunakan, yaitu unsur-unsur golongan alkali tanah MgCl₂, CaCl₂, SrCl₂, BaCl₂ dimana

golongan tersebut berfungsi sebagai larutan yang mereaksikan senyawa garam sulfat. Untuk

mengetahui endapan garam sulfat, maka dilakukan percobaan dengan mencampurkan 2 mL

larutan MgCl₂ 0,5 M dengan H₂SO₄ 0,5 M, tidak terjadi reaksi dan tidak menghasilkan

endapan. Kemudian 2 mL larutan CaCl₂ 0,5 M dengan H₂SO₄ 0,5 M, tidak terjadi reaksi dan

tidak menghasilkan endapan. Selanjutnya 2 mL larutan SrCl₂ 0,5 M dengan H₂SO₄ 0,5 M,

terjadi reaksi dan menghasilkan endapan. Dan 2 mL larutan BaCl₂ 0,5 M dengan H₂SO₄ 0,5

M, terjadi reaksi dan menghasilkan endapan. Perlakuan penambahan larutan H₂SO₄ berfungsi
sebagai reduktor asam kuat. Adapun hubungan kelarutan dengan endapan yaitu semakin

tinggi kelarutan semakin sedikit endapan yang terbentuk dan semakin rendah kelarutan

semakin banyak endapan yang terjadi. Urutan tingkat pengendapan yang paling banyak yaitu

larutan BaCl₂, kemudian larutan SrCl₂, disusul oleh larutan CaCl₂, dan yang tidak terjadi

pengendapan yaitu larutan MgCl₂. Dapat disimpulkan urutan kelarutan garam sulfat makin ke

bawah semakin rendah.

2. Kelaturan garam hidroksida

Pada percobaan kedua kita menggunakan garam hidroksida sebanyak 0,5 M. Pertama kita

menyiapkan alat yaitu tabung reaksi sebanyak sebanyak 8 buah, dimana 4 tabung reaksi

tersebut berisi NaOH 0,5 M, 1 tabung reaksi yang berisi MgCl2, 1 tabung reaksi yang berisi

CaCl2, 1 tabung reaksi yang berisi SrCl2, dan 1 tabung reaksi yang berisi BaCl2. Adapun

bahan-bahan yang digunakan, yaitu unsur-unsur golongan alkali tanah MgCl₂, CaCl₂, SrCl₂,

BaCl₂ dimana golongan tersebut berfungsi sebagai larutan yang mereaksikan senyawa garam

hidroksida. Untuk mengetahui endapan garam hidroksida, maka dilakukan percobaan dengan

mencampurkan 2 mL larutan MgCl₂ 0,5 M dengan NaOH 0,5 M, terjadi reaksi dan

menghasilkan endapan. Kemudian 2 mL larutan CaCl₂ 0,5 M dengan NaOH 0,5 M, terjadi

reaksi dan menghasilkan endapan. Selanjutnya 2 mL larutan SrCl₂ 0,5 M dengan NaOH 0,5

M, terjadi reaksi dan menghasilkan endapan. Dan 2 mL larutan BaCl₂ 0,5 M dengan NaOH

0,5 M, terjadi reaksi dan menghasilkan endapan. Adapun hubungan kelarutan dengan endapan

yaitu semakin tinggi kelarutan semakin sedikit endapan yang terbentuk dan semakin rendah

kelarutan, semakin banyak endapan yang terjadi. . Urutan tingkat pengendapan yang paling

banyak yaitu larutan MgCl₂, kemudian larutan CaCl₂, disusul oleh larutan SrCl₂, dan larutan

BaCl₂. Dapat disimpulkan urutan kelarutan garam hidroksida makin bertambah dari atas ke

bawah.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kita ambil pada percobaan ini adalah:

1. Untuk unsur-unsur golongan alkali tanah dengan kelarutan garam sulfat terjadi

pengendapan. Dimana tingkat pengendapan yang paling banyak yaitu larutan BaCl₂,

kemudian SrCl₂, disusul oleh larutan CaCl₂, dan yang tidak terjadi pengendapan yaitu

larutan MgCl₂. Dapat disimpulkan urutan kelarutan garam sulfat makin ke bawah semakin

rendah.

2. Untuk unsur-unsur golongan alkali tanah dengan kelarutan garam hidroksida terjadi

pengendapan. Dimana tingkat pengendapan yang paling banyak yaitu larutan MgCl₂,

kemudian larutan CaCl₂, disusul oleh larutan SrCl₂, dan larutan BaCl₂. Dapat disimpulkan

urutan kelarutan garam hidroksida makin bertambah dari atas ke bawah.

B. Saran

Saran yang dapat kita sampaikan setelah melakukan percobaan ini yaitu:

1. Dalam melakukan praktikum, sebaiknya para praktikan melakukan percobaan dengan

lebih teliti agar tidak terjadi penyimpangan pada hasil praktikum.

2. Sebaiknya para praktikan harus mempelajari penuntun sebelum melakukan praktikum agar

mengetahui cara kerja pada saat melakukan praktikum.

3. Sebaiknya praktikan harus lebih teliti dan hati-hati pada saat menggunakan alat agar tidak

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti alat yang jatuh ataupun rusak.

.
DAFTAR PUSTAKA

Fardhilah, Novita. 2010. Memahami Unsur Senyawa, Dan Campuran. Jawa Tengah: Alprin.

Harwanto, Dwi., dkk. 2019. Aplikasi Game Edukasi Pengenalan Unsur Dan Senyawa Kimia.

Jurnal Teknik Informatika. Vol 14. No 1. Hal 63-70.

Indayatmi. 2021. Analisis Anorganik: Kelas XI SMK. Yogyakarta: AG Publishing.

Nuraisyah, Siti. 2015. Sekali Baca Langsung Inget Rumus Detail Kimia Untuk SMA. Jakarta:

Kunci Aksara.

Rian, Agus Dwianta., dkk. 2016. Rancang Bangun Aplikasi Tabel, Periodik Unsur Dan

Perumusan Senyawa Kimia Dari Unsur Kimia Dasar Berbasis Android. Jurnal

Rekrusif. Vol 4. No 2. Hal 176-183.

Rizky. 2018. Modul Ringkasan Sbmptn Kimia. Jakarta: C Media.

Rusmanta, Yohanes., dkk. 2018. Pengaruh Perladangan Tradisional Terhadap Ketersediaan

Unsur -Unsur Hara (Na, K, Ca, Dan Mg) dalam Tanah di Kampung Wananuk Distrik

YalenggaKabupaten Jayawijaya. Jurnal Kimia. Vol 2. No 1. Hal 10-14.


BUTKI REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai