Non artikulasi yang disebabkan oleh transaksi yang melibatkan akun modal kerja
yang tidak mempengaruhi kas. Jenis transaksi ini mempengaruhi perusahaan
non konsolidasi serta yang konsolidasi.
Non artikulasi terjadi ketika satu akun utang digunakan untuk pembelian baik
aset modal kerja (misalnya, persediaan) maupun untuk pembelian aset modal
non-kerja (misalnya, peralatan, tanah, paten). Misalnya, pembelian persediaan
secara kredit termasuk aktivitas operasi. Hal ini akan mengarah pada
peningkatan utang usaha dan penyesuaian modal kerja positif (arus kas masuk)
di bagian operasi SCF. Sebaliknya, pembelian peralatan secara kredit
merupakan aktivitas investasi. Ketika SCF dibuat, pembayaran yang
ditangguhkan untuk peralatan harus tercermin dalam bagian investasi. Dengan
demikian, perubahan utang usaha neraca tidak akan sama dengan penyesuaian
utang usaha di bagian operasi SCF.
Sebagai bagian dari proyek penyajian laporan keuangan, pada tahun 2008 FASB
dan IASB mengeluarkan makalah diskusi yang mengusulkan format penyajian
baru untuk tiga laporan keuangan. Perubahan yang diusulkan ini akan memberikan
manajemen lebih banyak keleluasaan mengenai klasifikasi arus kas.
Dalam SFAS No 95, FASB mengikuti format laporan laba rugi dengan orientasi
kepemilikan pendapatan bunga dan beban dan pendapatan dividen yang tercermin
sebagai item operasi. Hal ini bertolak belakang karena elemen-elemen pendapatan
bunga dan dividen dianggap sebagai aktivitas investasi dan beban bunga yang
dibayarkan dianggap sebagai aktivitas pendanaan seperti dalam pendekatan teori
entitas sebelumnya.
Dengan demikian, FASB menghadapi pilihan yang sulit antara mengikuti pendekatan
pendapatan akuntansi (teori kepemilikan) dan orientasi keuangan (teori entitas).