Anda di halaman 1dari 3

Requirement of cash Flow

1. Structure of Statement of cash flow


SCF mengklasifikasikan penerimaan dan pembayaran kas ke dalam tiga kategori
yaitu aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi. Kas didefinisikan sebagai kas
literal on hand atau setoran berdasarkan permintaan, ditambah setara kas.
Sedangkan, setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid, yang
dapat dikonversi menjadi kas dalam jumlah yang diketahui.
Opini APB No. 19, SCF mewajibkan semua transaksi investasi dan pembiayaan
nontunai untuk dilaporkan sebagai pelengkap SCF, baik dalam skedul atau
dalam format naratif. Pendekatan ini mewakili konsep all-inclusive or
all-resources dalam pelaporan aliran dana. Serta memastikan bahwa semua
debit dan kredit transaksi perusahaan dicatat dan disajikan dalam SCF.

SFAS 95 menyatakan bahwa arus kas operasi dapat disajikan dengan


menggunakan dua metode, yaitu metode langsung atau tidak langsung.
Metode langsung melaporkan arus kas literal yang terkait dengan klasifikasi
laporan laba rugi (seperti pendapatan, harga pokok penjualan,). Sebaliknya,
metode tidak langsung atau rekonsiliasi dimulai dengan pendapatan akrual dan
menyesuaikannya dengan item non kas terkait.
Lebih banyak informasi dilaporkan dengan metode langsung dan didukung oleh
FASB. Namun, FASB mengakui bahwa metode langsung bisa lebih mahal,
karena tidak semua perusahaan mengatur catatan akuntansi mereka sedemikian
rupa sehingga menghasilkan data yang diperlukan.

Gambar metode langsung vs tidak langsung


Metode langsung: terdapat pemisahan yang jelas antara setiap aktivitas
operasi, pendanaan, dan investasi
Metode tidak langsung: dimulai dengan rekonsiliasi pendapatan akrual dan
menyesuaikannya dengan item non kas terkait.
Pada tabel exhibit 13.3 atau indirect method Jika metode langsung
digunakan, dibutuhkan skedul terpisah untuk merekonsiliasi arus kas operasi
bersih dengan laba bersih, seperti yang diilustrasikan. Tabel 13.3 juga
menunjukkan jadwal tambahan dari aktivitas investasi dan pendanaan nonkas
yang diperlukan apakah metode langsung atau tidak langsung merupakan
sarana utama untuk menampilkan kas bersih dari aktivitas operasi.
Pada kedua tabel tersebut, kedua metode memberikan hasil yang sama untuk
cash flow from operations number, yaitu $1,365. Namun cara untuk mencapai
angka ini berbeda berbeda: (a) angka arus kas untuk penjualan, harga pokok
penjualan, dan sejenisnya, versus (b) rekonsiliasi yang menyesuaikan
pendapatan akuntansi akrual ke analog arus kasnya.
The Non Articulation Problem
Sebuah studi ekstensif oleh Bahnson, Miller, dan Budge menemukan bahwa
ketika metode tidak langsung digunakan dalam menentukan arus kas dari
operasi, non artikulasi terjadi ketika arus kas yang timbul dari perubahan akun
modal kerja perusahaan yang dikonsolidasikan tidak sama dengan penyesuaian
modal kerja yang tercantum di bagian operasi SCF. Hal ini akan menimbulkan
kebingungan dalam memahami angka-angka di bagian operasi SCF karena
tampaknya membuat SCF tidak konsisten dengan neraca yang mendasarinya.

Masalah lain non artikulasi


Non artikulasi terjadi karena akuisisi anak perusahaan selama tahun ini (di
tengah tahun). Ketika sebuah perusahaan mengakuisisi anak perusahaan, saldo
modal kerja awal tahun dari perusahaan yang diakuisisi tidak termasuk dalam
neraca awal konsolidasi. Jenis transaksi ini mempengaruhi perusahaan yang
tidak dikonsolidasi dan juga mempengaruhi perusahaan yang dikonsolidasi.
Ketika sebuah perusahaan mengakuisisi anak perusahaan, saldo modal kerja
awal tahun dari perusahaan yang diakuisisi tidak termasuk dalam neraca awal
konsolidasi. Untuk mengartikulasikan, saldo yang hilang ini harus dimasukkan
dalam saldo awal tahun untuk perusahaan yang dikonsolidasi.

Non artikulasi yang disebabkan oleh transaksi yang melibatkan akun modal kerja
yang tidak mempengaruhi kas. Jenis transaksi ini mempengaruhi perusahaan
non konsolidasi serta yang konsolidasi.

Jenis transaksi yang dapat menyebabkan non artikulasi:


1. Adanya write-up atau write-downs item modal kerja terutama
inventory, jika perusahaan diakuisisi dengan metode pembelian.
Ini dapat terjadi ketika kita mengakuisisi anak perusahaan, kita bisa
menaikkan nilai inventorynya jika nilainya terlalu rendah. Atau kita bisa
menurunkan nilai inventorynya jika nilai inventorynya terlalu tinggi.
Akibatnya angka inventorynya berubah dan modal kerjanya berubah.
Sehingga, jika dikonsolidasikan akan terjadi ketidak cocokan dan
menimbulkan non artikulasi.
2. Alokasi depresiasi dalam inventory yang diproduksi
Jika depresiasinya itu dialokasikan ke inventory, akan berakibat pada
jumlah dalam inventorynya yang berubah. Kalau jumlah dalam
inventorynya berubah, sedangkan depresiasi itu adalah non cash,
inventory kemudian akan menjadi bagian dari modal kerja dan bisa
mengakibatkan laporan di arus kas tidak cocok dengan laporan neraca di
modal kerjanya, sehingga terjadi non artikulasi.
3. Setiap jenis reklasifikasi akun modal kerja antara kategori lancar dan
tidak lancar
Jika terdapat perubahan modal kerja yang dipindahkan dari current
menjadi non current. Misalnya, piutang tidak terbayar adalah non current
yang dikeluarkan dari modal kerja. Maka, modal kerjanya berubah tanpa
ada perubahan kas. Seharusnya jika modal kerja turun, kas akan
bertambah. Namun, yang terjadi justru sebaliknya sehingga terjadi non
artikulasi.

Non artikulasi terjadi ketika satu akun utang digunakan untuk pembelian baik
aset modal kerja (misalnya, persediaan) maupun untuk pembelian aset modal
non-kerja (misalnya, peralatan, tanah, paten). Misalnya, pembelian persediaan
secara kredit termasuk aktivitas operasi. Hal ini akan mengarah pada
peningkatan utang usaha dan penyesuaian modal kerja positif (arus kas masuk)
di bagian operasi SCF. Sebaliknya, pembelian peralatan secara kredit
merupakan aktivitas investasi. Ketika SCF dibuat, pembayaran yang
ditangguhkan untuk peralatan harus tercermin dalam bagian investasi. Dengan
demikian, perubahan utang usaha neraca tidak akan sama dengan penyesuaian
utang usaha di bagian operasi SCF.

Sebagai bagian dari proyek penyajian laporan keuangan, pada tahun 2008 FASB
dan IASB mengeluarkan makalah diskusi yang mengusulkan format penyajian
baru untuk tiga laporan keuangan. Perubahan yang diusulkan ini akan memberikan
manajemen lebih banyak keleluasaan mengenai klasifikasi arus kas.

Classification Problem of SFAS 95


Sehubungan dengan trikotomi operasi, pendanaan, investasi, Nurnberg menyatakan
bahwa perincian tersebut telah sesuai dengan literatur keuangan dan diharapkan dapat
memberikan informasi yang berguna untuk keputusan investasi dan kredit. Namun,
Nurnberg mencatat bahwa SCF mengklasifikasikan penerimaan bunga dan dividen
sebagai arus masuk operasi dan pembayaran bunga sebagai arus keluar operasi.

Dalam SFAS No 95, FASB mengikuti format laporan laba rugi dengan orientasi
kepemilikan pendapatan bunga dan beban dan pendapatan dividen yang tercermin
sebagai item operasi. Hal ini bertolak belakang karena elemen-elemen pendapatan
bunga dan dividen dianggap sebagai aktivitas investasi dan beban bunga yang
dibayarkan dianggap sebagai aktivitas pendanaan seperti dalam pendekatan teori
entitas sebelumnya.
Dengan demikian, FASB menghadapi pilihan yang sulit antara mengikuti pendekatan
pendapatan akuntansi (teori kepemilikan) dan orientasi keuangan (teori entitas).

Anda mungkin juga menyukai