DISUSUN OLEH:
KELAS D
JURUSAN AKUNTANSI
KENDARI
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Penggabungan
Dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan Terima Kasih kepada Dosen
pembimbing serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah,
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua pihak yang terkait.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga dapat berguna dan bermanfaat
sebagaimana mestinya dan berharap pula bisa menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
Penulis,
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggabungan usaha terjadi apabila dua perusahaan atau lebih membentuk suatu organisasi
tunggal untuk menjalani usaha. Penggabungan usaha dapat dilakukan dalam banyak bentuk yang
berbeda. Penggabungan kesatuan-kesatuan usaha ini sering kali dicapai melalui penyatuan
bermacam-macam perusahaan menjadi unit unit tunggal yang lebih besar. Pengendalian terhadap
kesatuan usaha dapat dicapai melalui pemilikan saham atau melalui dewan pimpinan yang saling
berpautan satu sama lain. Bermacam-macam tujuan dapat dicapai dalam penggabungan usaha.
Tujuan ini diantaranya adalah perolehan daerah pemasaran yang lebih luas dan volume penjulan
yang lebih besar.perolehan atau pengembangan organisasi yang lebih kuat dan produksi yang
lebih baik serta bakat manajemen,penghematan biaya,efisiensi pada skala operasi yang lebih
Akuntansi untuk penggabungan usaha terdiri dari dua metode yaitu penggabungan usaha
(purchase Method). Metode penyatuan kepemilikan dianggap kurang relevan dan mengabaikan
nilai ekonomis yang ditukar dalam transaksi sehingga dilarang penggunaannya diberbagai
Secara umum, metode pembelian mengikuti prinsip akuntansi yang sama dalam pencatatan
penggabungan usaha yang diikuti dalam akuntansi untuk aktiva dan kewajiban berdasarkan
4
Biaya perolehan bagi entitas pembeli untuk memperoleh perusahaan lain dalam suatu
penggabungan usaha diukur dengan jumlah kas yang dikeluarkan atau nilai wajar aktiva lain
yang didistribusikan atau surat berharga yang diterbitkan. Aktiva dinilai sesuai dengan nilai
wajarnya pada saat transaksi penggabungan terjadi, biasanya perusahaan menggunakan jasa
independen untuk menilai nilai wajar atau pun nilai pasar aktiva tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penggabungan usaha (business combination) adalah sebagai penyatuan dua tau lebih
perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan
(uniting) perusahaan lain ataupun memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi
perusahaan lain. Berdasarkan definisi tersebut, penggabungan tidak hanya terjadi ketika dua atau
libih perusahaan yang terpisah lebur menjadi satu entitas hukum, melainkan kedua atau lebih
perusahaan yang terpisah berada dalam satu pengendalian dimana salah satu perusahaan penjadi
pihak pengendali.
1. Ditinjau dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk penggabungan usaha sebagai
berikut :
yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Padal umumnya dasar dibentuknya
6
yang kemudian pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain yang kemudian
bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan kontinuitas produksi.
(catering).
- Merger statutori (merger). Jenis penggabungan usaha dimana hanya ada satu dari
merger operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu
entitas.
yang bergabung dibubarkan serta aktiva dan kewajiban dari perusahaan perusahaan
yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu entitas dan tidak satu pun
- Akuisisi saham. Terjadi jika satu perusahaan mengakuisisi saham berhak suara dari
perusahaan lain dan kedua perusahaan tetap beroperasi sebagai dua entitas yang
terpisah, tetapi mempunyai hubungan istimewa (hubungan afiliasi). Karena tidak ada
7
perusahaan yang dilikuidasi, perusahaan pengakuisisi memperlakukan
perusahaan yang diakuisisi untuk memperoleh kendali. Hubungan yang timbul dari
akuisisi saham disebut hubungan induk dan anak perusahaan. Induk perusahaan
di saham biasa.
Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha diperluas melalui
penggabungan dan bukan dengan melakukan konstruksi fasilitas-fasilitas baru? Beberapa alasan
yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat perluasan adalah:
1. Manfaat Biaya (Cost Adventage). Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk
memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui pengembangan. Hal ini benar, terutama
2. Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan
biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan
diversifikasi.
yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan untuk segera beroperasi
dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan peraturan pemerintah
yang lainnya.
8
4. Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers). Beberapa perusahaan bergabung
lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk diambilalih, beberapa di antara mereka
memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan terbaik melawan usaha
terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan calon pengambilalih yang
mengakuisisi bank-bank tetangganya untuk memperluas pangsa pasar (market share) dan
Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22
perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap
tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun dari
perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada harga pembelian,
9
Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan perusahaan yang
bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh karena
itu setiap goodwill pada buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan
dimasukkan sebagai aktiva pada entitas yang masih beroperasi (disatukan). Laba
yang disatukan, dan pendapatan yang bergabung untuk seluruh tahun dengan
dapat menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk mencatat aktiva dan
berbeda dapat disesuaikan menjadi dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan
a) Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada
modal perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang
digabung.
10
c) Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang
ataupun aktiva lainnya dengan jumlah aktiva bersih yang diperoleh. maka
merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari
yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang
yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan
kewajiban yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal
penggabungan. Menurut PSAK tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan
atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan
11
Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan).
sebesar harga pasar pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak
ditentukan).
digabung. Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih
Dalam metode ini, jumlah yang dicatat berdasarkan metode yang berbeda harus disesuaikan
dan laporan keuangan harus dinyatakan kembali. Disini tidak ada pembelian oleh salah satu
Dalam MERGER
Modal Saham @Rp 1000 Rp. 10.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 15.000.000
12
Tambahan Modal Setor Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000
Saldo Neto dan Ekuitas Rp. 20.000.000 Rp. 10.000.000 Rp. 30.000.000
PT. Jala menerbitkan 7000 sahamnya untuk asset neto PT Keti. Dalam hal ini modal setor
Rp. 20.000.000, dan modal saham Rp. 17.000.000. tambahan modal setor Rp. 3.000.000, dan
PT. Jala menerbitkan 11.000 sahamnya untuk asset neto PT Keti. Disini modal saham PT.
Jala Rp. 21.000.000, dan modal setor Rp. 20.000.000. tidak ada tambahan modal setor dan saldo
laba Rp. 9.000.000. maksimum gabungan saldo laba Rp. 10.000.000 telah berkurang Rp.
1.000.000.
13
JURNAL PT. JALA
Dalam KONSOLIDASI
Contoh PT Jala dan PT Keti bergabung dengan konsolidasi metode penyatuan kepentingan. PT
Modal Saham @Rp 1000 Rp. 10.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 15.000.000
Aset Neto dan Ekuitas Rp. 20.000.000 Rp. 10.000.000 Rp. 30.000.000
PT. Pede menerbitkan 17.000 sahamnya Rp. 1000 pari; untuk PT Jala 10.000 dan untuk PT Keti
7000 atas asset neto mereka. Dalam hal ini modal setor PT. Pede Rp. 20.000.000 melebihi saham
14
Asset Neto Rp. 30.000.000
Mencatat penerbitan 10.000 saham untuk PT. Jala dan 7.000 untuk PT. Keti dengan penyatuan
kepentingan
PT. Pede menerbitkan 21.000 sahamnya Rp. 1000 pari; untuk PT Jala 10.000 dan PT Keti 11.000
atas asset neto mereka. Disini saham yang diterbitkan PT Pede melebihi modal setornya Rp.
20.000.000.
Mencatat penerbitan 10.000 saham dengan saham untuk PT. Jala dan 11.000 untuk PT. Keti
15
F. Penerapan Metode Pembelian
Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu
transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang
bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva
Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama
seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat
diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Menurut PSAK
tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh
Merger, konsolidasi, akuisisi adalah hal yang sangat umum dilakukan agar perusahaan dapat
memenangkan persaingan, serta terus tumbuh dan berkembang. Merger merupakan salah satu
pilihan terbaik untuk memperkuat fondasi bisnis, jika merger tersebut dapat memberikan sinergi.
Dalam makalah ini kami akan lebih memfokuskan pembahsan terhada penggabungan usaha yang
berbentuk meregr. Sutan Remy Syahdeini dalam makalah berjudul "Merger, Konsolidasi dan
Akuisisi Bank" memberikan definisi merger atau penggabungan usaha adalah penggabungan dari
dua Bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu Bank dan
a. Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar
nilai wajarnya
16
b. Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika
pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga pasar
pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai
c. Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung. Apabila
terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva. bersih yang diterima perusahaan
pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok
aktiva.
d. Apabila penggabungan dianggap sebagai pembelian maka harus ada dasar baru untuk
aktiva harus dicatat sebesar harga pokoknya bagi pembeli sehingga jumlahnya tidak perlu
e. Ketika transaksi pembelian berlangsung kita perlu menyesuaikan atau menentukan nilai
aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar nilai wajarnya pada
saat itu.
f. Nilai agregat yang diberikan kepada aktiva bersih yang diperoleh (termasuk goodwill)
akan sama dengan biaya yang terpakai dalam transaksi pembelian tersebut.
g. Pada penggabungan usaha yang tergolong sebagai pembelian alat tukar yang diberikan
untuk mengambil alih perusahaan lain bisa berupa uang bisa juga berupa aktiva lain atau
surat berharga dari pembeli. Jika aktiva selain kas digunakan ,maka nilainya saat itu perlu
17
h. Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya. perolehan). Jika
pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga pasar
pada tanggal transaksi penggabungan. Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai
diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan dengan menggali factor-faktor lain dari
transaksi pertukaran).
i. Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung. Apabila
terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima perusahaan
pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok
aktiva.
j. Jika harga beli lebih rendah dari jumlah aktiva bersih yang dapat diidentifikasi ada
untuk membeli dengan harga lebih murah harus diakui sebagai laba periode berjalan.
Akan tetapi aktiva yang dibeli lazimnya dicatat sebesar harga pokoknya dan keuntungan
pada umumnya tidak diakui dari pembelian tetapi justru dari penjualan perlakuan lain
Negative Goodwill adalah lawan dari Goodwill, entah kenapa ini lebih dikenal sebagai
goodwill negative dibandingkan dengan BADWILL. Goodwill negative terjadi apabila suatu
perusahaan dibeli oleh perusahaan lain lebih rendah dari net asset-nya. Dengan contoh
perhitungan dan pengakuan goodwill di atas, goodwill negative didapatkan dari beberapa
18
Ekses Pembelian dalam Penggabungan
Selisih antara biaya perolehan diatas nilai wajar asset neto yang diperoleh diakui sebagai
goodwill. Sebaliknya selisih lebih nilai wajar asset neto yang diperoleh diatas biaya perolehan
19
Kasus 1 (Goodwill)
PT X membayar Rp. 40.000.000 kas dan menerbitkan 50.000 sahamnya Rp. 1.000 par,
harga pasar Rp. 2.000/saham untuk asset neto PT. Y. Jurnal mencatat penggabungan pada buku-
Mencatat penerbitan 50.000 saham ditambah Rp. 40.000.000 kas dalam penggabungan Y
20
Hutang Rp. 7.000.000
Membebankan biaya Y ke aset identifiable yang diperoleh dan liabilitas berdasarkan nilai wajar
dan ke goodwill
PT X menebitkan 40.000 saham Rp. 1.000 par dengan harga pasar Rp. 2.000/saham dan juga
memberikan wesel bayar 5 tahun bunga 10% Rp. 20.000.000 untuk asset neto PT Y. Jurnal
Mencatat penerbitan 40.000 par ditambah Rp. 20.000.000 wesel bayar 10% dengan
21
Piutang Net Rp. 14.000.000
Jumlah yang ditetapkan pada tiap-tiap akun aktiva dan kewajiban pada jurnal diatas
ditetapkan sesuai dengan ketetapan PSAK No.22 untuk penggabungan usaha secara pembelian.
Karena nilai sebesar Rp120.000.000 dari aktiva bersih yang diperoleh dapat diidentifikasi
melebihi harga beli Rp 100.000.000 sebesar Rp20.000.000 jumlah yang ditetapkan atas aktiva
tidak lancar dikurangkan sebesar 20 persen (kelebihan sebesar Rp20.000.000/nilai wajar aktiva
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggabungan usaha dilakukan untuk tujuan tertentu dari dua perusahaan atau lebih menjadi
unit-unit tunggal yang lebih besar. penggabungan usaha dapat dilakukan dalam banyak bentuk
yang berbeda. Akuntansi untuk penggabungan usaha terdiri dari dua metode,antara lain metode
penyatuan kepemilikan (pooling of interest) dan metode pembelian (Purchase Method) dimana
Metode pembelian merupakan suatu metode penggabungan usaha dimana berupa transaksi
yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang
bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva
Secara umum,metode pembelian mengikuti prinsip akuntansi yang sama dalam pencatatan
penggabungan usaha yang diikuti dalam akuntansi untuk aktiva-aktiva dan kewajiban-kewajiban
Ada tiga kelompok biaya yang dikeluarkan pada saat penggabungan usaha dilakukan yaitu
biaya langsung yang berhubungan dengan penerbitan saham,biaya langsung yang tidak
berhubungan dengan penerbitan saham dan biaya tidak langsung seperti gaji manajemen.
Ada beberapa ketentuan atau poin penting dari metode pembelian. diantaranya: (a) Apabila
penggabungan dianggap sebagai pembelian aktiva harus dicatat sebesar harga pokoknya bagi
pembeli sehingga jumlahnya tidak perlu sama dengan nilai yang perlu dilaporkan pada buku
penjual, (b) Ketika transaksi pembelian berlangsung ,kita perlu menyesuaikan atau menentukan
23
nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar nilai wajarnya pada
saat itu, (c) Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar
harga pasar pada tanggal transaksi penggabungan perusahaan pengakuisisi, (d) Apabila terjadi
selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima perusahaan pengakuisisi, maka
selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok aktiva dan Jika harga beli
lebih rendah dari jumlah aktiva bersih yang dapat diidentifikasi selisih tersebut sebagai goodwill
negative dan memasukkan saldonya bersama sama dengan ekuitas pada neraca.
B. Saran
Indonesia sebaiknya sudah tidak lagi menggunakan metode penyatuan kepemilikan, karena
dianggap kurang relevan dan mengabaikan nilai ekonomis yang ditukar dalam transaksi. Negara
maju telah melarang metode penyatuan kepentingan ini, dan lebih memilih menggunakan metode
24
DAFTAR PUSTAKA
Baker, Richard E. Lembke, Valdean C. King, Thomas E. 2013. Akuntansi Keuangan Lanjutan
A. Beams, Floyd, dan Amir Abadi Yusuf. 2004. Akuntansi Keuangan Lanjutan Di Indonesia.
https://id.scribd.com/document/455678996/MAKALAH-AKL-PENGGABUNGAN-USAHA
25