TEORI-TEORI ETIKA
OLEH:
KELOMPOK 2
KELAS D
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca, dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Kepemimpinan dalam
organisasi Karena keterbatasan dari pengetahuan , yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran
dan kritik dari para pembaca.
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
BAB II
PEMBAHASAN
Egoisme
Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan
egoisme, yaitu: egoisme psikologis dan egoisme etis. Kedua konsep ini
tampak mirip karena keduanya menggunakan istilah egoisme, namun
sebenarnya keduanya mempunyai pengertian yang berbeda.
Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa
semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri
(selfish). Menurut teori ini, orang boleh saja yakin bahwa ada tindakan
mereka yang bersifat luhur dan suka berkorban, namun semua tindakan
yang terkesan luhur dan/atau tindakan yang suka berkorban tersebut
hanyalah ilusi. Pada kenyataannya, setiap orang hanya peduli pada dirinya
sendiri. Jadi, menurut teori ini, tidak ada tindakan yang sesungguhnya
bersifat altruisme. Altruisme adalah suatu tindakan yang peduli pada orang
lain atau mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan
kepentingan dirinya. Para penganut paham ini, misalnya. meragukan
tindakan lbu Teresa apakah benar-benar bersifat altruisme. Bukankah
tindakan Ibu Teresa sebenarnya dilandasi oleh keinginan masuk surga?
Jadi, keinginan masuk surga ini juga sebenarnya merupakan tindakan
berkutat diri.
Rachels sendiri juga menjelaskan paham egoisme etis yang
pengertiannya sering dikacaukan dengan paham egoisme psikologis.
Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri
(self-interest). Bila saya belajar sampai larut malam agar bisa lulus ujian,
atau saya bekerja keras agar memperoleh penghasilan yang lebih besar.
atau saya mandi agar badan saya bersih, maka semua tindakan saya ini
dapat dikatakan dilandasi oleh kepentingan diri, namun tidak dapat
dianggap sebagai tindakan berkutat diri. Jadi, yang membedakan tindakan
berkutat diri (egoisme psikologis) dengan tindakan untuk kepentingan diri
(egoisme etis) adalah pada akibatnya terhadap orang lain.
Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri mengabaikan atau
merugikan kepentingan orang lain, sedangkan tindakan mementingkan
diri tidak selalu merugikan kepentingan orang lain. Membeli minyak
tanah sebanyak satu liter untuk keperluan memasak adalah tindakan
mementingkan diri. sedangkan membeli minyak tanah sebanyak satu
tangki mobil dengan tujuan bisa dijual kembali dengan keuntungan tinggi
disebut tindakan berkutat diri karena akibat tindakan ini sangat merugikan.
Banyak ibu-ibu rumah tangga yang dirugikan karena sulit memperoleh
minyak tanah, atau kalau pun bisa memperolehnya harus membayar
dengan harga tinggi.
Dengan perbedaan pemahaman seperti di atas, jelas bahwa paham
egoisme psikologis dilandasi oleh ketamakan sehingga tidak dapat
dikatakan tindakan tersebut bersifat etis. Namun, marilah dibahas apakah
egoisme etis dapat dianggap sebagai teori etis? Sebelum menjawab hal ini.
marilah dirangkum terlebih dahulu pokok-pokok pandangan egoisme etis
ini (Rachels. 2004).
a. Egoisme etis tidak mengatakan bahwa orang harus membela
kepentingannya sendiri maupun kepentingan orang lain.
b. Egoisme etis hanya berkeyakinan bahwa satu-satunya tugas adalah
membela kepentingan diri.
c. Meski egoisme etis berkeyakinan bahwa satu-satunya tugas adalah
membela kepentingan diri, tetapi egoisme etis juga tidak
mengatakan bahwa Anda harus menghindari tindakan menolong
orang lain.
d. Menurut paham egoisme etis, tindakan menolong orang lain
dianggap sebagai tindakan untuk menolong diri sendiri karena
mungkin saja kepentingan orang lain tersebut bertautan dengan
kepentingan diri sehingga dalam menolong orang lain sebenarnya
juga dalam rangka memenuhi kepentingan diri.
e. Inti dari paham egorsme etis adalah bahwa kaiau ada tindakan yang
menguntungkan orang lain. maka keuntungan bagi orang lain ini
bukanlah alasan yang membuat tindakan itu benar. Yang membuat
tindakan itu benar adalah kenyataan bahwa tindakan itu
menguntungkan diri sendiri.
Paham/teori egoisme etis ini menimbulkan banyak dukungan
sekaligus kritikan. Alasan yang mendukung teori egoisme etis. antara lain:
a. Argumen bahwa altruisme adalah tindakan menghancurkan diri
sendiri. Tindakan peduli terhadap orang lain merupakan gangguan
ofensif bagi kepentingan sendiri. Selain itu, cinta kasih kepada
orang lain juga akan merendahkan martabat dan kehormatan orang
tersebut.
b. Pandangan tentang kepentingan diri adalah pandangan yang paling sesuai
dengan moralitas akal sehat. Pada akhirnya semua tindakan dapat
dijelaskan dari prinsip fundamental kepentingan diri. Misalnya,
kewajiban untuk tidak berbohong sebenarnya berangkat dari kepentingan
diri. Kalau kita sendiri sering berbohong kepada orang lain, maka orang
lain juga akan berbohong kepada kita yang pada gilirannya tentu
berakibat merugikan diri sendiri.
Utilitarianisme
Deontologi
b. Kalau Anda ingin menjadi pemain bola yang berhasil, Anda harus
rajin berlatih sepak bola.
c. Kalau Anda ingin berhasil dalam studi, Anda harus rajin belajar,
dan seterusnya.