Anda di halaman 1dari 34

Accelerat ing t he world's research.

ENDORSEMENT SEBAGAI TREND


MEDIA PEMASARAN DALAM
PRESPEKTIF ISLAM
Novy Adityasari

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

PROPOSAL VINARAHMIA 1203100046


Vina syah

ST UDI BRAND AWARENESS PADA PRODUK BINTANG T OEDJOE MASUK ANGIN


Arief Rahman

PENGARUH CELEBRIT Y ENDORSER (PEVITA PEARCE) T ERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA PRODU…
dendi t aufik
ENDORSEMENT SEBAGAI TREND MEDIA PEMASARAN
DALAM PRESPEKTIF ISLAM

(Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Syariah)

Disusun Oleh :
NOVY ADITYASARI
NIM. 041311433029

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul: “Endorsement Sebagai Trend
Media Pemasarandalam Prespektif Islam” Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk memenuhi
Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Syariah. Penghargaan dan
terima kasih penulis berikan kepada Ibu Dr. Ririn Tri Ratnasari, SE, Msi selaku dosen mata kuliah
Manajemen Pemasaran Syariah yang telah membimbing dan memberikan banyak ilmu kepada
penulis
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan karya tulis ini dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amiin

Surabaya, 4 Januari 2016

Novy Adityasari
NIM. 041311433029
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................ 1


Kata Pengantar ........................................................................................................... 2
Daftar Isi ...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ................................................................................................ 4
1.2 Landasan Teori ............................................................................................... 5
1.2.1 Pengertian Pemasaran............................................................................ 7
1.2.2 Bauran Pemasaran ( Marketing Mix )...................................................... 9
1.2.3 Komunikasi Pemasaran.......................................................................... 10
1.2.4 Promosi................................................................................................... 12
1.2.5 Periklanan............................................................................................... 13
1.2.6 Pemasaran Online ................................................................................. 13
1.2.7 Endorsement .........................................................................................14
1.2.8 Celebrity Endorser................................................................................. 14

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemasaran dalam Prespektif Islam................................................................ 16
2.2 Konsep Strategi Pemasaran dalam Islam .................................................... 18
2.3 Trend Media Pemasaran Modern ................................................................. 24
2.4 Endorsement dalam Prespektif Islam ............................................................ 27

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan ........................................................................................................... 31
3.2 Saran & Rekomendasi ...................................................................................... 31
3.3 Temuan ............................................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 32


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknologi informasi dan komunikasi dalam beberapa tahun terakhir mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Dalam kurun waktu tersebut ditemukan sebuah platform
yang memungkinkan orang di seluruh dunia untuk terhubung satu sama lain yang disebut
media sosial. Media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube dan Instagram bukanlah hal
asing lagi di masyarakat. Menurut Thomas (2012), media sosial merupakan gebrakan baru
di dunia pemasaran karena di era modern sudah tidak mungkin masyarakat secara individual
menawarkan produk secara door to door. Hermawan (2002, h.207) juga mengungkapkan
bahwa pemasar harus bertindak kreatif untuk mencapai target yang diharapkan, meski dalam
pemasaran modern radio, televisi, media cetak tetap dilakukan namun tidak banyak orang
yang saat ini betah berlama lama melihat tayangan iklan di TV maupun seharian
mendengarkan radio. Sehingga dapat diketahui bahwa para produsen atau pemasar di era
modern harus selalu mencari celah terhadap tren pemasaran yang terus berkembang dari
waktu ke waktu dan salah satu strategi alternatif yang digunakan adalah pemasaran melalui
media sosial.

Awal mula kemunculan media sosial ini bermula dengan adanya situs Friendster,
dimana media sosial ini merupakan situs pertemanan virtual kala itu yang dapat
menghubungkan komunikasi antar personal jarak jauh.Namun, pergeseran pemasaran via
online ini baru dirasakan ketika munculnya Facebook yang mulai menggeser kepopuleran
Friendster. Awal kemunculan media sosial Facebook membuat Indonesia pada tahun 2009
menduduki tempat sebagai negara pengguna Facebook terbesar di dunia (Prihadi dalam
Miranti:h.10). Dalam perkembangannya, jenis media sosial tidak berhenti di situ saja.Twitter
pun muncul menggeser fungsi Facebook sebagai media komunikasi online. Baru-baru ini,
Instagram pun mulai diminati masyarakat Indonesia sebagai salah satu akun media sosial
yang memiliki kegunaan visual seperti mengunggah foto dan video. Fenomena Instagramdi
Indonesia membuat jumlah pengguna aktif di Instagram meningkat dari tahun 2013
(teknojurnal.co).

Dunia bisnis di era modern mengambil kesempatan emas yang ada ini dengan
memasukan media komunikasi ke dalam strategi pemasaran, seperti yang sekarang terjadi
pada beberapa media sosial yang sudah banyak dipakai untuk media promosi dan
pemasaran yaitu Facebook, Twitter, Instagram, Linkedln, YouTube dan platform lainya.
Media sosial kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Seperti yang diungkapkan oleh
Datelling dan Bick (2013) berargumen bahwa organisasi dan produsen mencari celah dalam
membuat pemberitaan (publisitas), berkoneksi dengan teman baru dan membangun
komunitas di ruang maya. Sehingga dari kutipan tersebut dapat diasumsikan bahwa dunia
maya juga bisa digunakan untuk menemukan calon pelanggan baru.

Terkait dengan adanya peningkatan pengguna Instagram tersebut, membuat


salah satu trend cara pemasaran modern yang efektif saat ini adalah Endorsement. Endorsement
merupakan social media promotion yang cukup efektif. Selain mudah, cepat, dan murah,
promosi melalui endorsement juga langsung tertuju kepada calon pembeli. Dalam dunia
bisnis modern Endorsement merupakan kegiatan dimana para pemilik bisnis meng-endorse
atau meminta para selebriti/ artis memberikan testimoni dan mempromosikan prdoduk
melalui media sosial yang dimilikinya ditambah dengan me- mention akun online store
pemilik bisnis tersebut seperti instagram dan pemilik bisnis akan memberikan produknya
secara gratis kepada salah satu artis/ selebriti yang telah mempromosikan produknya
tersebut. Fenomena endorsement saat ini dapat kita rasakan keberadaannya.Karena para
followers artis yang beribu-ribu tersebut pasti akan membaca posting dari artis yang
mempromosikan produknya tersebut dan di antaranya pasti tertarik untuk membeli produk
tersebut agar memiliki barang yang sama dengan idolanya. Endorsement dapat menjadi
salah satu strategi pemasaran yang diandalkan oleh pebisnis, terutama kegiatan dagang
yang menggunakan cara pembelian dan pembayaran secara online. Karena
keefektifan endorsement dalam berbisnis juga sangat dirasakan bagi produk-produk baru
agar keberadaan produk tersebut diketahui masyarakat.
Maka dari itu, pada penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis ingin mengetahui
bagaimana Islam memandang Endorsment sebagai trend media pemasaran modern melalui
media sosial Instagram.

1.2 Landasan Teori (Grand Theory)


1.2.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah sebuah kegiatan pokok yang harus dilakukan perusahaan dalam
siklus produk baik barang maupun jasa demi kelangsungan usaha nya. Karena pemasaran
merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan konsumen. Kegiatan pemasaran
tidak hanya sebatas memasarkan barang di media, baik itu media elektronik, media massa
maupun media sosial. Pemasaran adalah kegiatan dimana perusahaan harus mampu
memperkenalkan sekaligus memberi informasi terkait dengan produk yang bersangkutan
serta harus dapat juga memberikan kepuasaan terhadap konsumen. Karena kesuksesan
perusahaan tidak hanya bergantung pada perusahaan tersebut, melainkan pada
kepuasaan konsumen.

Beberapa ahli mendefinisikan pemasaran sebagai berikut:

Menurut Kotler (1999:11) mengatakan bahwa pemasaran adalah : “Marketing is


a social process by which individuals and groups obtain what they need and want throught
creating, offering, and frelly exchanging products and services of value with others” yaitu
pemasaran merupakan suatu proses sosial yang dengan proses tersebut individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan, dan dengan secara bebas mempertukarkan sesuatu produk atau jasa yang
bernilai satu sama lain.

Menurut (Kotler, 2009:5) pemasaran adalah bekerja dengan pasar sasaran untuk
mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan
kunci kesuksesan dari suatu perusahaan.
Sedangkan menurut (Swastha, 2002:10) mendefinisikan konsep pemasaran
sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen
merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Bagian
pemasaran pada suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam
rangka mencapai besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah
volume penjualan yang diinginkan berarti kinerja bagian pemasaran dalam
memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering
dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda.

Dari kumpulan definisi diatas dapat dikatakan bahwa pemasaran adalah seluruh
rancangan kegiatan yang dapat membangun hubungan yang kuat dengan calon konsumen
sehingga dapat membantu mencapai tujuan, yaitu untuk memuaskan konsumen serta
meningkatkan volume penjualan.

Proses Pemasaran

Proses Pemasaran merupakan suatu langkah-langkah yang dibutuhkan oleh


perusahaan dalam kegiatan pemasaran.

Langkah-langkah tersebut terdiri dari:

1. Pertama, pemasar harus memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan

2. Ketiga, pemasar merancang strategi pemasaran yang digerakkan pelanggan dengan


tujuan mendapatkan, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan sasaran

3. Ketiga, pemasar membangun program pemasaran yang benarbenar memberikan nilai


unggul

4. Keempat, membangun hubungan pelanggan yang menguntungkan, dan menciptakan


kepuasan pelanggan

5. Kelima, perusahaan mendapatkan hasil dari hubungan pelanggan yang kuat dengan
menangkap nilai dari pelanggan Menciptakan nilai untuk pelanggan dan menangkap
kembali membangun hubungan pelanggan nilai dari pelanggan

Model simpel dari proses pemasaran (marketing)


Sumber : Philip Kotler dan Gary Armstrong
1.2.2 Bauran Pemasaran ( Marketing Mix )

Bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang


merupakan inti dari kegiatan pemasaran. Variabel yang dipakai oleh perusahaan sebagai
sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen. Jadi, didalam
bauran pemasaran terdapat variabel-variabel yang saling mendukung dan melengkapi satu
dengan yang lainnya. Pemasaran membutuhkan suatu program atau rencana pemasaran
dalam melaksanakan kegiatannya guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.
Program pemasaran tersebut terdiri dari sejumlah keputusan tentang bauran alat
pemasaran disebut bauran pemasaran yang lebih dikenal dengan marketing mix. Bauran
pemasaran juga merupakan kebijakan yang digunakan pada perusahaan untuk mampu
memasarkan produknya dan mencapai keuntungan.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kotler (2003:15):


“Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue it’s marketing
objectives in the target market”. Bauran pemasaran merupakan sekumpulan alat
pemasaran (marketing mix) tersebut digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan
pemasarannya dalam pasar sasaran.

Sedangkan menurut Mc Carthy dalam Kotler (2007:17) mengklarifikasi alat pemasaran itu
menjadi 4 kelompok yang disebut dengan 4P dalam pemasaran yaitu: produk (product),
harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).

Adapun bauran pemasaran menurut Zeithaml and Bitner (2001:18) sebagai berikut :
“Marketing mix defined as the elemens an organizations controls that can be used to satisfy
or communicate with customer. These elements appear as core decisions variables in any
marketing text or marketing plan”. Bauran pemasaran adalah elemen pada organisasi
perusahan yang mengkontrol dalam melakukan komunikasi dengan konsumen atau dipakai
untuk mencapai kepuasan konsumen.

Menurut Kismono (2001 :308 ), Bauran pemasaran adalah kombinasi dari variabel atau
kegiatan yang merupakan inti dari pemasaran yang terdiri dari strategi produk (product),
harga (price), promosi (promotion), dan distribusi (place). Bauran pemasaran yang dipilih
harus disesuaikan dengan karakteristik pasar sasarannya. Jika pasar sasaranya adalah
orang yang berpenghasilan tinggi, mungkin produk yang harus di kembangkan adalah
produk spesial dengan harga tinggi, didistribusikan secara terbatas, dan dipromosikan
melalui media bergengsi tinggi

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran


merupakan unsur dalam pemasaran yang saling berhubungan dan digunakan oleh
perusahaan dalam mencapai tujuan pemasaran yang efektif baik dalam memuaskan
kebutuhan maupun keinginan konsumen. Bauran pemasaran tersebut menggambarkan
pandangan penjual tentang alat pemasaran yang digunakan untuk member pengaruh
kepada pembeli. Dari sudut pandang pembeli, masing-masing alat pemasaran harus
dirancang untuk memberikan suatu manfaat bagi pelanggan dan harus sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan. Sementara itu, untuk pemasaran jasa diperlukan bauran
pemasaran yang diperluas dengan penambahan unsur yang telah berkembang. Pemasaran
jasa dikatakan sebagai salah satu bentuk produk yang berarti setiap tindakan atau
perbuatan yang ditawarkan dari satu pihak ke pihak lainnya dan bersifat tidak berwujud.
Sedangkan alat pemasaran tersebut dikenal dengan istilah “4P” dan dikembangkan menjadi
“7P” yang dipakai sangat tepat untuk pemasaran jasa.

Menurut Kotler dan Keller (2008:4) 7P didefinisikan sebagai berikut:

1) Produk (product)
Definisi produk menurut Philip Kotler adalah : “A product is a thing that can be offered to
a market to satisfy a want or need”. Produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan konsumen.
Produk dapat berupa sub kategori yang menjelaskan dua jenis seperti barang dan jasa
yang ditujukan kepada target pasar.

2) Harga (price)
Definisi harga menurut Philip Kotler adalah : “Price is the amount of money
charged for a product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang mempunyai
nilai tukar untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu
produk atau jasa. Harga merupakan bauran pemasaran yang bersifat fleksibel di
mana suatu harga akan stabil dalam jangka waktu tertentu tetapi dalam seketika
harga dapat meningkat atau menurun yang terdapat pada pendapatan dari hasil
penjualan.

3) Tempat/distribusi (place)
Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The various the company
undertakes to make the product accessible and available to target customer”. Tempat
merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat
produknya mudah diperoleh dan tersedia pada konsumen sasaran. Distrubusi memiliki
peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan guna memastikan
produknya. Hal ini dikarenakan tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan
jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada
waktu dan tempat yang tepat.

4) Promosi (promotion)
Definisi promosi menurut Kotler adalah : “Promotion includes all the activities the
company undertakes to communicate and promote its product the target market”.
Promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan
dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran.

5) Orang (people)
People menurut Philip Kotler yaitu proses seleksi, pelatihan, dan pemotivasian karyawan
yang nantinya dapat digunakan sebagai pembedaan perusahaan dalam memenuhi
kepuasan pelanggan.

6) Bukti fisik (physical evidence)


Bukti fisik menurut Philip Kotler yaitu bukti yang dimiliki oleh penyedia jasa yang
ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen. Bukti fisik
merupakan wujud nyata yang ditawarkan kepada pelanggan ataupun calon
pelanggan.
7) Proses (process)
Proses yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas dengan mana jasa
disampaikan yang merupakan sistem penyajian atas operasi jasa (Boom dan Bitner yang
dikutip oleh Buchari Alma (2000:234). Proses merupakan bentuk kegiatan yang
dilakukan untuk memasarkan produk barang atau jasa kepada calon pelanggan.

Dari definisi yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran
dikembangkan menjadi bauran pemasaran jasa yang terdiri dari alat-alat pemasaran. Alat
pemasaran tersebut terdiri dari product, price, place, promotion, people, physical evidence,
dan process. Hal ini digunakan oleh perusahaan dalam mencapai pasar sasaran yang
ditentukan.

Komponen 7P dari Bauran Pemasaran


Sumber : Philip Kotler dan Kevin Lane Keller

1.2.3 Komunikasi Pemasaran

Di dalam sebuah proses pemasaran, pasti terdapat alur penyampaian Informasi


atau pesan dari penjual (perusahaan bersangkutan) kepada pembeli (konsumen). Kotler
(2002:5) menyatakan terdapat empat konsep yang menjadi pokok utama dari pemasaran
yang disebut bauran pemasaran, yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan
promosi (promotion). Dari keempat variabel bauran pemasaran, promosi merupakan alat
utama dalam menjalankan strategi komunikasi pemasaran. Ketiga variabel lainnya
berkoordinasi dengan variabel promosi untuk menciptakan suatu strategi berkomunikasi
yang paling efektif bagi perusahaan. Hal ini berarti bahwa komunikasi pemasaran terdapat
pada desain pemasaran yang ditetapkan perusahaan.

Komunikasi pemasaran merupakan proses dialog antara perusahaan dengan


pasarnya menyangkut produk yang diproduksi perusahaan dan ada tidaknya kebutuhan
dan permintaan dari pasar. Komunikasi pemasaran membawa pesan produk atau jasa yang
ditawarkan kepada pasar, melalui program-program pemasaran yang sudah ditetapkan
perusahaan. Dengan demikian, komunikasi pemasaran merupakan alat yang digunakan
untuk mengimplementasikan seluruh strategi pemasaran perusahaan untuk dapat
memasarkan dan lebih khusus lagi mengkomunikasikan produknya dengan cara yang
paling efektif.

M. Wayne de Lozier memberikan pengertian komunikasi pemasaran


sebagai berikut :
1. The process of presenting an integrated set of stimuli to a market target with the
intent of evoking a desired set of responses within that target market.
2. Setting up channel receive, interpretation, and act upon message from the market
for purposes of modifying present company messages and identifying new
communication opportunities.

Jika diartikan secara bebas, maka komunikasi pemasaran merupakan proses


memberikan seperangkat stimulus yang terpadu kepada target pasar dengan tujuan
menimbulkan berbagai respon yang diharapkan dari target pasar tersebut. Kemudian
dilanjutkan dengan membentuk saluran-saluran untuk menerima, mengintepretasikan, dan
mengambil tindakan terhadap pesan-pesan yang datang dari pasar yang diperlukan untuk
memodifikasi berbagai pesan perusahaan sebelumnya dan mengidentifikasi peluang-
peluang komunikasi yang baru. Saat ini pemasar mulai memandang komunikasi sebagai
manajemen proses pembelian pelanggan sepanjang waktu selama tahap prapenjualan,
penjualan, pemakaian, dan sesudah pemakaian (Kotler and Armstrong, 2010:113).
Komunikasi pemasaran merupakan sarana di mana perusahaan berusaha
menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun
tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran
mempresentasikan "suara" perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana dimana
perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.

Komunikasi pemasaran bagi konsumen, dapat memberitahu atau


memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa suatu produk
digunakan, oleh orang macam apa, serta di mana dan kapan. Komunikasi pemasaran
berkontribusi pada ekuitas merek (brand equity) dengan menanamkan merek dalam ingatan
dan menciptakan citra merek serta mendorong penjualan dan bahkan mempengaruhi nilai
pemegang saham ( Wikipedia Indonesia).

Aktifitas komunikasi pemasaran berkontribusi terhadap ekuitas merk dalam


berbagai cara: dengan menciptakan kesadaran merek (brand awareness), menghubungkan
asosiasi yang benar kepada citra merek dalam ingatan konsumsi (brand image), menekan
pada perasaan atau penilaian merek yang positif (brand responses) dan memfasilitasi
hubungan yang lebih kuat antara konsumen dengan merek (brand relationship) (Kotler &
Keller, 2007:497).

1.2.4 Promosi

Promosi menurut Kotler “promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan


antar perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk
meyakinkan konsumen sasaran agar membelinya”. Promosi merupakan semua kegiatan
yang ditujukan untuk memacu tingkat permintaan terhadap produk yang dipasarkan dengan
komunikasi antara produsen dan konsumen. Komunikasi pemasaran perlu dilakukan guna
memberitahukan produk yang akan dipasarkan. Untuk mencapai target penjualan, maka
perusahaan lebih fokus perhatian dalam berkomunikasi dengan pelanggan melalui produk
yang disampaikan. Promosi juga menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Seberapa bagus kualitas produk yang disampaikan apabila konsumen
tidak pernah mendengar atau yakin akan produk itu maka mereka tidak akan membelinya

Unsur promosi dalam bauran pemasaran jasa mempunyai peranan penting dalam
membantu komunikasi positioning jasa kepada konsumen. Menurut Payne yang
mendefinisikan komunikasi sebagai program komunikasi yang berhubungan dengan
pemasaran produk dan jasa. Adapun pengertian bauran promosi (marketing mix) menurut
Kotler, Armstrong (2010:426) adalah “Promotion mix/marketing communication mix is the
specific blend of promotion tools that the company uses to persuasively communicate
customer value and build customer relationship” yang berarti bauran promosi/bauran
komunikasi pemasaran merupakan perpaduan khusus dari alat promosi yang digunakan
perusahaan untuk meyakinkan nilai komunikasi dan membangun hubungan dengan
konsumen. Perpaduan tersebut digunakan perusahaan untuk meraih tujuan iklan dan
pemasaran yang disampaikan. Bauran promosi merupakan penggabungan dari lima model
komunikasi dalam pemasaran yang disebut sebagai alat promosi (promotion tools) yang
diklarifikasikan oleh Kotler (2005:249) sebagai berikut :

1. Periklanan (advertising)
“Any paid form of nonpersonal presentation and promotion of ideas, goods,
or services by an indentified sponsor”. Iklan merupakan suatu bentuk presentasi yang
tidak hanya dilakukan oleh orang dan gagasan promosi, barang, atau jasa oleh
sponsor yang telah ditentukan. Komunikasi yang dilakukan oleh sponsor bersifat
massal karena menggunakan alat media massa.

2. Penjualan perorangan (personal selling)


“Personal presentation by the firm’s sales force for the purpose of making sales and
building customer relationship”. Penjualan perorangan merupakan bentuk presentasi
perorangan dari bagian penjualan perusahaan dengan tujuan membuat penjualan dan
membangun hubungan dengan pelanggan. Bentuk presentasi dilakukan dengan
interaksi tatap muka terhadap calon pembeli dengan tujuan melakukan presentasi,
menjawab pertanyaan, dan memperoleh pemesanan.

3. Promosi penjualan (sales promotion)


“Short-term incentives to encourage the purchase or sale of a product or service”.
Promosi penjualan merupakan intensif jangka pendek untuk mendorong penjualan
barang atau jasa yang akan diberikan kepada pasar sasaran. Perusahaan melakukan
ini guna meningkatkan tingkat penjualan barang yang kurang diminati di pasar.

4. Publisitas (public relation)


“Building good relations with the company’s various publics by obtaining favorable
publicity, building up a good corporate image, and handling or heading off unfavorable
rumors, stories, and events”. Publisitas merupakan cara membangun hubungan baik
dengan publik untuk menghindari hal negatif dan membawa perusahaan akan citra yang
baik. Berbagai program telah dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra
perusahaan atau masing-masing produknya.
5. Pemasaran langsung (direct marketing)
“Direct connections with carefully targeted individual consumers to both obtain an
immediate response and cultivate lasting customer relationship – the use of direct mail,
the telephone, direct-response television, e-mail, the internet, and other tools to
communicate directly with specific consumers”. Pemasaran langsung menunjukan
komunikasi langsung dengan sejumlah konsumen sasaran guna memperoleh
tanggapan ataupun berdialog dengan pelanggan dan calon pelanggan melalui
penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan internet.

Bauran komunikasi promosi selalu terkait dengan cara penyampaian sejumlah


pesan dan penggunaan visual yang tepat sebagai syarat keberhasilan program promosi.
Bauran tersebut mempunyai tahapan komunikasi dan strategi pesan yang disusun
berdasarkan tercapainya kesadaran produk barang atau jasa (awareness), membuat
ketertarikan produk (interest), membuat keinginan untuk memiliki produk (desire), dan
mengajak pelanggan untuk melakukan tindakan dalam pembelian produk (action).

1.2.5 Periklanan

Periklanan adalah komunikasi non-personal melalui beragam media yang dibayar


oleh perusahaan,organisasi non-profit dan individu-individu dengan menggunakan pesan
iklan yang diharapkan dapat menginformasikan atau membujuk kalangan tertentu yang
membaca pesan tersebut ( Kotler, 2009:124 ). Periklanan dapat disebut juga segala biaya
yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi nonpribadi dalam
bentuk gagasan barang atau jasa.

Iklan merupakan salah satu alat komunikasi pemasaran yang penting dan populer
bagi perusahaan kepada konsumen. American Marketing Association (dalam Morrisan,
2010:17) mendefinisikan iklan sebagai “any paid form of nonpersonal communication about
an organization, product, service, or idea by an identified sponsor”. Dengan kata lain iklan
adalah setiap bentuk komunikasi berbayar yang bersifat nonpersonal mengenai suatu
organisasi, produk, servis, atau ide oleh suatu sponsor yang diketahui. Iklan dikatakan
sebagai komunikasi berbayar karena media yang digunakan harus dibeli kecuali untuk iklan
layanan masyarakat, sedangkan sifat iklan sebagai bentuk komunikasi nonpersonal karena
iklan melibatkan media massa yang dapat menyampaikan informasi kepada khalayak luas
dalam waktu yang bersamaan (Belch and Belch, 2009:16).

Dengan kelebihannya yang mampu menjangkau target konsumen secara luas,


iklan juga dapat membentuk brand image melalui tampilan-tampilan simbolis melalui
berbagai media yang ada. Namun, disisi lain sifatnya yang nonpersonal menjadikan iklan
tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan respon secara langsung dari target
konsumen. Untuk itu, perusahaan harus benar- benar memperkirakan dan menyadari
bagaimanakah respon yang akan diberikan
oleh target konsumennya. Iklan diharapkan mampu membangun preferensi masyarakat
terhadap merk tertentu. Guna menunjang keberhasilan komunikasi pemasaran terpadu,
efektivitas iklan harus senantiasa diperhatikan, terutama terkait dengan pesan dan media.
Pesan yang ditampilkan harus menunjang benefit dari produk yang dikemas dalam
kreativitas.
Menurut (Sigit, 2003:51) iklan sebaiknya disusun dengan memperhatikan beberapa hal
yaitu:

1. Para pembeli dan pemakai diwaktu sekarang


2. Mereka yang memiliki potensi sebagai pembeli
3. Mereka yang memiliki kekuasaan memutuskan membeli
4. Mereka yang menjadi pembeli atau pemakai diwaktu yang akan datang
5. Mereka yang dapat dipengaruhi orang lain untuk membeli atau memakai
6. Pasar pedagang
7. Pasar pesaing

1.2.6 Pemasaran Online

Pemasaran online merupakan pemasaran yang dilakukan melalui sistem


komputer online interaktif yang menghubungkan konsumen dan penjual secara elektronik.
Pemasaran internet atau pemasaran berbasis internet bisa diartikan sebagai penggunaan
internet dan teknologi digital yang berhubungan untuk mencapai tujuan pemasaran dan
mendukung konsep pemasaran modern. Teknologi ini termasuk media sosial. Pemasaran
media sosial adalah strategi , tehnik atau proses mendapatkan trafik (pengunjung) website
atau perhatian melalui situs media sosial.
Pemasaran online atau bisa disebut juga pemasaran media sosial adalah usaha
yang dilakukan untuk melakukan tindakan promosi barang atau jasa melalui media sosial.
Menurut Thomas (2012), media sosial merupakan gebrakan baru di dunia pemasaran
karena di era modern karena sudah tidak mungkin masyarakat secara individual
menawarkan produk secara door to door.

Hermawan (2002, h.207) juga mengungkapkan bahwa pemasar harus bertindak kreatif
untuk mencapai target yang diharapkan, meski dalam pemasaran modern radio, televisi,
media cetak tetap dilakukan namun tidak banyak orang yang saat ini betah berlama lama
melihat tayangan iklan. Sehingga dapat diketahui bahwa para produsen atau pemasar di
era modern harus selalu mencari celah terhadap tren pemsaran yang terus berkembang
dari waktu ke waktu dan salah satu strategi alternatif yang digunakan adalah melalui media
sosial.

Berkembang pesatnya teknologi informasi dan komunikasi saat ini menjadikan


manusia tidak dapat dipisahkan dari media sosial. Itulah sebabnya mengapa pemasaran
melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram adalah cara yang efektif di
masa digital ini.

1.2.7 Endorsement
Secara harfiah,endorsement berarti dukungan atau saran. Dalam wikipedia
menyebutkan bahwa Endorsement is a testimonial, a written or spoken statement
endorsing,promoting or advertising a product.
Endorsement merupakan social media promotion yang cukup efektif. Selain
mudah, cepat, dan murah, promosi melalui endorsement juga langsung tertuju kepada calon
pembeli. Dalam dunia bisnis modern Endorsement merupakan kegiatan dimana para
pemilik bisnis meng-endorse atau meminta para selebriti/ artis memberikan testimoni dan
mempromosikan prdoduk melalui media sosial yang dimilikinya seperti instagram,
facebook, twitter dsb dan pemilik bisnis akan memberikan produknya secara gratis kepada
salah satu artis/ selebriti yang telah mempromosikan produknya tersebut, ditambah dengan
me- mention akun online store pemilik bisnis tersebut. Dijamin, para followers artis yang
beribu-ribu tersebut akan membaca posting dari artis yang mempromosikan produknya
tersebut dan di antaranya pasti tertarik untuk membeli produk tersebut agar memiliki barang
yang sama dengan idolanya.

1.2.8 Celebrity Endorser

Peningkatan penjualan sebuah produk tidak terlepas dari peran bintang iklan dalam
mempromosikan produk yang bersangkutan, apalagi iklan yang dimaksud adalah iklan yang
ditayangkan melalui media sosial seperti Instagram misalnya. Maraknya perdagangan
online di Indonesia membuat para pedagang online di Instagram harus jeli terhadap
kesempatan yang dimilikinya dalam memasarkan produk ke konsumen, salah satu
contohnya yaitu dengan celebrity endorser.

Endorser adalah alat pendukung yang digunakan dalam periklanan untuk tujuan
pemasaran suatu produk. Endorser dapat dikatakan juga sebagai icon atau sosok tertentu
untuk mengantarkan sebuah pesan dan atau informasi serta memperagakannya dalam
rangka mempromosikan produk yang bersangkutan. Begitu pula (Sutisna, 2003 : 272)
menjelaskan bahwa penggunaan opinion leader biasanya cukup efektif dalam pemasaran
bagi konsumen. Manusia cenderung meniru apa yang dilakukan oleh seorang yang
dianggap lebih dari dirinya. Penggunaan endorser yang tepat sebagai pendukung sebuah
iklan mampu mempengaruhi dan mendapatkan perhatian konsumen atas pesan yang
disampaikan dalam iklan.

Celebrity adalah orang yang mempunyai profil menonjol serta mempunyai daya tarik
publik dan pengaruh sehari-hari dalam media. Biasanya tersirat dengan daya tarik popular
yang besar, menonjol dalam bidang tertentu dan mudah dikenali oleh masyarakat umum.
Selebriti dapat digunakan sebagai alat yang cepat untuk mewakili segmen pasar yang
dibidik (Royan, 2005:12).

Menurut Shimp (2010, pp. 251-253), ada lima karakteristik celebrity endorser yang
disebut dengan TEARS model. Kelima karakteristik ini dapat digunakan oleh perusahaan
sebagai acuan dalam memilih celebrity endorser agar iklan yang dibintanginya bisa efektif
dalam mempengaruhi respon konsumen (Madan, 2010) adalah sebagai berikut :

1. Trustworthiness, mengacu pada kemampuan untuk dipercaya, kejujuran, serta integritas


dari celebrity. Seorang celebrity harus dapat meyakinkan konsumen bahwa dirinya tidak
berusaha untuk memanipulasi serta bersikap obyektif dalam mempresentasikan sebuah
produk atau jasa. Dengan melakukan hal ini, celebrity menetapkan diri sebagai orang
yang dapat dipercaya. Kepercayaan konsumen terhadap celebrity endorser dapat
diperoleh melalui informasi tentang kehidupan celebrity secara professional dan pribadi
yang tentu saja tersedia di media massa. Perusahaan dapat mengambil manfaat dari
nilai kepercayaan dengan memilih endorser yang dianggap jujur, dapat dipercaya, dan
diandalkan orang.

2. Expertise, mengacu pada pengetahuan atau ketrampilan yang dimiliki sebagai seorang
endorser. Sangatkah penting bagi perusahaan untuk memilih celebrity endorser yang
tepat karena diharapkan celebrity tersebut mampu lebih persuasive dalam mengubah
pendapat konsumen.

3. Attractiveness, mengacu pada sejumlah karakteristik fisik yang dapat dilihat dalam diri
celebrity tersebut, misalnya ketampanan / kecantikan, keatletisan tubuh, dan lain
sebagainya.

4. Respect, mengacu pada seorang endorser yang dikagumi dan dihormati oleh konsumen
karena kualitas pribadi dan prestasinya.

5. Similiarity, merupakan atribut yang penting karena lebih mudah bagi konsumen untuk
berhubungan dengan seorang endorser yang memiliki karakteristik yang sama dengan
diri konsumen tersebut.

Peran celebrity endorser dalam model iklan yang bisa digunakan perusahaan dalam
sebuah iklan adalah (Schiffman dan Kanuk, 2007:107):
1. Testimonial, jika secara personal selebriti menggunakan produk tersebut maka pihak
dia bisa memberikan kesaksian tentang kualitas maupun benefit dari produk atau merk
yang diiklankan tersebut.

2. Endorsement, ada kalanya selebriti diminta untuk membintangi iklan produk dimana dia
secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut.

3. Actor, selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merk tertentu terkait
dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu program tayangan tertentu.

4. Spokeperson, selebriti yang mempromosikan produk, merk atau suatu perusahaan


dalam kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok peran spokeperson. Penampilan
mereka akan diasosiasikan dengan produk dan merk yang mereka wakili.

Penggunaan celebrity endosers diyakini dapat membantu mencapai tujuan


perusahaan, karena selebriti diyakini dapat mempengaruhi konsumen secara psikologi
dengan menggunakan popularitasnya. Penggunaan selebriti juga diyakini mempunyai daya
tarik tersendiri sehingga dapat mencuri perhatian para calon konsumen.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemasaran dalam Prespektif Islam

Islam adalah agama yang sangat luar biasa. Islam agama yang mampu menyeimbangkan
dunia dan akhirat; antara hablum minallah (hubungan dengan Allah) dan hablum
minannas (hubungan sesama manusia). Ajaran Islam lengkap karena Islam agama terakhir
sehingga harus mampu memecahkan berbagai masalah besar manusia.

Islam menyarankan umatnya untuk berniaga atau berbisnis. Bisnis menjadi salah satu cara
manusia mendapatkan rezeki dari Allah SWT, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :

“Hendaklah kamu kuasai berbisnis, karena 90% pintu rezeki ada dalam bisnis” (H.R. Ahmad)
Bahkan, Rasulullah pun memuji perdagangan, sebagaimana hadits :

“Sesungguhnya sebaik-baik usaha adalah usaha perdagangan” (H. R. Baihaqi)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang saudagar yang sangat terpandang
pada zamannya. Sejak muda beliau dikenal sebagai pedagang jujur. “Sepanjang perjalanan
sejarah, kaum Muslimin merupakan simbol sebuah amanah dan di bidang perdagangan, mereka
berjalan di atas adab Islamiah,” ungkap Syekh Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada dalam
Ensiklopedi Adab Islam Menurut Alquran dan Assunnah, Berdagang penting dalam Islam. Begitu
pentingnya, hingga Allah Subhanahu wa ta’ala menunjuk Muhammad sebagai seorang pedagang
sangat sukses sebelum beliau diangkat menjadi nabi. Ini menunjukkan Allah Subhanahu wa ta’ala
mengajarkan dengan kejujuran yang dilakukan oleh Muhammad bin Abdullah saat beliau menjadi
pedagang bahwa dagangnya tidak merugi, namun malah menjadikan beliau pengusaha sukses.
Oleh karena itu, umat Islam (khususnya pedagang) hendaknya mencontoh beliau saat beliau
berdagang.

Dalam berdagang, pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan
proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari suatu inisiator ke stakeholdernya, yang
dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam islam
Pemasaran atau lebih dikenal dengan sebutan marketing mempunyai peran penting dalam
peta bisnis suatu perusahaan dan berkontribusi terhadap strategi produk, strategi harga, strategi
penyaluran/ distribusi, dan strategi promosi.
Menurut Philip Kotler seorang guru pemasaran dunia, “Pemasaran (marketing) adalah
kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses
pertukaran”. Sedangkan Pemasaran dalam pandangan Islam merupakan suatu penerapan disiplin
strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Ide mengenai Pemasaran Syariah ini sendiri
ditelurkan oleh dua orang pakar di bidang pemasaran dan Syariah yaitu Hermawan Kertajaya,
merupakan salah satu dari lima puluh orang guru yang telah mengubah masa depan dunia
pemasaran bersama-sama dengan Philip Kotler, dan Muhammad Syakir Sula, Mereka memberikan
definisi untuk Pemasaran Syariah (Marketing Syariah), adalah sebagai berikut: Sharia Marketing is
a strategic business discipline that directs the process of creating, offering, and changing value from
one initiator to its stakeholders, and the whole process should be in aaccordance with muamalah
principles in Islam.
Jika diterjemahkan pengertian dari Sharia Marketing di atas adalah sebagai berikut;
Marketing Syariah adalah sebuah disiplin strategis yang mengarahkan proses penciptaan,
penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholder-nya, yang dalam
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah Islami. Hal ini berarti
bahwa dalam syariah marketing, seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran,
maupun proses perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad
dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan
penyimpangan prinsip-prinsip muamalah Islami tidak terjadi dalam suatu transaksi apapun dalam
pemasaran dapat dibolehkan. Islam memandang bahwa pemasaran sebagai jual beli yang harus
dipajang dan ditunjukkan keistimewaan-keistimewaannya dan kelemahan-kelemahan dari barang
tersebut agar pihak lain tertarik membelinya. Firman Allah SWT dalam al-Qur’an, yang artinya:
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan
memerikan surga untuk mereka.” (QS. At-Taubah:111) Dalam sebuah hadits juga disebutkan:
“Ketahuilah bahwa surga adalah barang dagangan Allah, dan ketahuilah bahwa barang-barang dari
surga mahal harganya.” (HR. at-Tirmidzi).

Pemasaran merupakan ruh dari sebuah institusi bisnis. Semua orang yang bekerja dalam
institusi tersebut adalah marketer yang membawa intergritas, identitas, dan image perusahaan.
Sebuah institusi yang menjalankan Pemasaran Syariah adalah perusahaan yang tidak berhubungan
dengan bisnis yang mengandung unsur-unsur yang dilarang menurut syariah, yaitu bisnis judi, riba,
dan produk-produk haram. Namun, walaupun bisnis perusahaan tersebut tidak berhubungan
dengan kegiatan bisnis yang diharamkan, terkadang taktik yang digunakan dalam memasarkan
produk- produk mereka masih menggunakan cara-cara yang diharamkan dan tidak etis.

Pemasar adalah garis depan suatu bisnis, mereka adalah orang-orang yang bertemu
langsung dengan konsumen sehingga setiap tindakan dan ucapannya berarti menunjukkan citra
dari barang dan perusahaan.

Dewasa ini sering kita jumpai cara pemasaran yang tidak etis, curang dan tidak
professional. Kiranya perlu dikaji lagi bagaimana akhlak kita dalam kegiatan ekonomi secara
keseluruhan atau lebih khusus lagi pada akhlak dalam pemasaran kepada masyarakat dari sudut
pandangan Islam. Kegiatan pemasaran seharusnya dikembalikan pada karakteristik yang
sebenarnya. Yakni religius, beretika, realistis dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Inilah
yang dinamakan marketing syariah, dan inilah konsep terbaik marketing untuk hari ini dan masa
depan. Prinsip marketing yang berakhlak seharusnya kita terapkan. Apalagi nilai-nilai akhlak, moral
dan etika sudah diabaikan. Sangat dikhawatirkan bila menjadi kultur masyarakat. Perpektif
pemasaran dalam Islam adalah ekonomi Rabbani (divinity), realistis, humanis dan keseimbangan.
Inilah yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi
konvensional. Marketing menurut Islam memiliki nilai dan karakteristik yang menarik. Pemasaran
syariah meyakini, perbuatan seseorang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Selain
itu, marketing syariah mengutamakan nilai-nilai akhlak dan etika moral dalam pelaksanaannya. Oleh
karena itu, marketing syariah menjadi penting bagi para tenaga pemasaran untuk melakukan
penetrasi pasar.
Dalam Islam terdapat sembilan macam etika (akhlak) yang harus dimiliki seorang tenaga
pemasaran. yang akan menjadi prinsipprinsip bagi syariah marketer dalam menjalankan fungsi-
fungsi pemasaran yaitu:

(1) Memiliki kepribadian spiritual (taqwa)


(2) Berkepribadian baik dan simpatik (shiddiq)
(3) Berlaku adil dalam berbisnis (al-’adl)
(4) Melayani nasabah dengan rendah hati (khitmah)
(5) Selalu menepati janji dan tidak curang (tahfif)
(6) Jujur dan terpercaya (amanah)
(7) Tidak suka berburuk sangka
(8) Tidak suka menjelek-jelekkan; dan
(9) Tidak melakukan suap (risywah).

Selain sembilan etika tersebut, marketer syariah harus menghindari hal-hal sebagai berikut:

(1) Tidak adil dalam penentuan tarif dan uang pertanggungan


(2) Melakukan transaksi terhadap produk yang mengandung unsur maisar,
gharar, dan riba maisar; transaksi tadlis
(3) Khianat atau tidak menepati janji
(4) Menimbun barang untuk menaikkan harga
(5) Menjual barang hasil curian dan korupsi
(6) Sering melakukan sumpah palsu atau sering berdusta
(7) Melakukan penekanan dan pemaksaan terhadap pelanggan
(8) Mempermainkan harga
(9) Mematikan pedagang kecil
(10) Melakukan monopoli’s rent seeking atau ikhtikar
(11) Tallaqi rukban
(12) Melakukan suap atau sogok untuk melancarkan kegiatan bisnis (riswah); dan
(13) Melakukan tindakan korupsi ataupun money laundry.

Jika para pemasar menjalankan aktivitas pemasaran yang diperintahkan dan meninggalkan
larangan yang dilarang, pemasaran tersebut menjadi suatu aktivitas diperbolehkan dalam Islam.

Oleh karena itu, dalam perspektif syariah pemasaran adalah segala aktivitas yang dijalankan
dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai (value creating activities) yang
memungkinkan siapa pun yang melakukannya bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya
yang dilandasi atas kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan sesuai dengan proses yang
berprinsip pada akad bermuamalah islami atau perjanjian transaksi bisnis dalam Islam.

2.2 Konsep Strategi Pemasaran dalam Islam


Konsep Pemasaran Syariah sendiri sebenarnya tidak berbeda jauh dari konsep pemasaran
yang kita kenal. Dalam ilmu ekonomi konvensional pemasaran adalah sebuah ilmu dan seni yang
mengarah pada proses penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian values kepada para
konsumen serta menjaga hubungan dengan para stakeholders-nya. Namun menurut Hermawan
pemasaran sekarang juga ada sebuah kelirumologi yang diartikan untuk membujuk orang belanja
sebanyak-banyaknya atau pemasaran yang pada akhirnya membuat kemasan sebaik-baiknya
padahal produknya tidak bagus atau membujuk dengan segala cara agar orang mau bergabung dan
belanja.

Berbeda dengan Pemasaran Syariah, Pemasaran Syariah mengajarkan pemasar untuk


jujur pada konsumen atau orang lain. Nilai-nilai syariah mencegah seorang pemasar syariah
terperosok pada kelirumologi itu tadi karena ada nilai- nilai yang harus dijunjung oleh seorang
pemasar. Pemasaran Syariah bukan hanya sebuah pemasaran yang ditambahkan syariah karena
ada nilai-nilai lebih pada Pemasaran Syariah saja, tetapi adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antar kedua variabel tersebut. Pemasaran berperan dalam syariah diartikan
perusahaan yang berbasis syariah diharapkan dapat bekerja dan bersikap profesional dalam dunia
bisnis, karena dengan profesionalitas dapat menumbuhkan kepercayaan kosumen. Syariah berperan
dalam pemasaran bermakna suatu pemahaman akan pentingnya nilai-nilai etika dan moralitas pada
pemasaran, sehingga diharapkan perusahaan tidak akan serta merta menjalankan bisnisnya demi
keuntungan pribadi saja ia juga harus berusaha untuk menciptakan dan menawarkan bahkan dapat
merubah suatu values kepada para stakeholders-nya sehingga perusahaan tersebut dapat menjaga
keseimbangan laju bisnisnya sehingga menjadi bisnis yang sustainable seperti tujuan dari Pemasaran
Syariah yang diberikan Hermawan dan juga Syakir Sula.

Konsep Pemasaran Syariah yang ditawarkan oleh Hermawan dan Muhammad Syakir
diantaranya adalah:

1. Syariah Marketing Strategy,


Strategi untuk memenangkan mind-share, dapat dilakukan pemetaan pasar berdasarkan
pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif dan situasi persaingan. Dari pemetaan potensi pasar
sebelumnya, dapat dilihat bahwa pasar rasional atau pasar mengambang
merupakan pasar yang sangat besar. Para pebisnis harus dapat membidik pasar rasional yang
sangat potensial tersebut. Setelah itu mereka perlu melakukan positioning sebagai perusahaan
yang mampu meraih mindshare.

2. Syariah Marketing Tactic,


Strategi untuk memenangkan market-share. Ketika positioning pebisnis syariah di benak pasar
rasional telah kuat, mereka harus melakukan diferensiasi yang mencakup apa yang ditawarkan
(content), bagaimana menawarkan (context) dan apa infrastruktur dalam menawarkannya.
Langkah selanjutnya para marketer perlu menerapkan diferensiasi secara kreatif dan inovatif
dengan menggunakan marketing mix (price, product, place and promotion). Hal-hal yang perlu
dipersiapkan juga, bagaimana pebisnis melakukan selling dalam meningkatkan hubungan dengan
pelanggan sehingga mampu menghasilkan keuntungan finansial.

3. Syariah Marketing Value,


Strategi untuk memenangkan heart-share (kecintaan pelanggan terhadap produk). Terakhir,
semua strategi dan taktik yang sudah dirancang akan berjalan optimal bila disertai dengan
peningkatan value dari produk atau jasa yang dijual. Peningkatan value di sini berarti bagaimana
kita mampu membangun brand yang kuat, memberikan service yang membuat pelanggan loyal,
dan mampu menjalankan proses yang sesuai dengan kepuasan pelanggan. Dalam Syariah
Marketing Value, brand merupakan nama baik yang menjadi identitas seseorang atau
perusahaan. Contohnya Nabi Muhammad saw yang terekam kuat di pikiran semua orang bahwa
beliau adalah seorang Al-Amin. Brand itu menjadikan Nabi Muhammad lebih mudah untuk
mengkomunikasikan produknya, karena semua orang telah mempercayai semua kata-katanya.

4. Syariah Marketing Scorecard,


Strategi untuk menciptakan keseimbangan value kepada para stakeholders. Tiga stakeholders
utama dari suatu perusahaan adalah people, customers, dan shareholders. Ketiga stakeholders
tersebut sangat penting karena mereka adalah orang-orang yang sangat berperan
dalam menjalankan suatu usaha. Di dalam pasar komersial (commercial market), perusahaan
harus bisa mengakuisisi dan meretensi pelanggannya. Di dalam pasar kompetensi (competency
market), perusahaan harus bisa memilih dan mempertahankan orang-orang yang tepat.
Sedangkan di dalam pasar modal (capital market), perusahaan harus bisa mendapatkan dan
menjaga para pemegang saham yang tepat. Untuk menjaga keseimbangan ini, perusahaan harus
bisa menciptakan value yang unggul bagi ketiga stakeholders utama tersebut dengan
ukuran dan bobot yang sama.

5. Syariah Marketing Enterprise,


Strategi untuk menciptakan sebuah inspirasi (inspiration). Setiap perusahaan, layaknya manusia,
haruslah memiliki impian (dream). Inspirasi tentang impian yang hendak dicapai inilah yang akan
membimbing manusia, dan juga perusahaan, sepanjang perjalanannya. sebuah perusahaan
harus mampu menggabungkan antara idealisme dan pragmatisme. Perusahaan harus mampu
idealistik dan
sekaligus pragmatis, dan mampu mengimplementasikan kedua hal ini sekaligus dan secara
simultan, tanpa adanya trade-off.

Praktek bisnis dan pemasaran tengah mengalami pergeseran dan mengalami


transformasi, dari level intelektual (rasional), ke emosional, dan pada akhirnya ke level spiritual.
Pada level intelektual, pemasar akan menyikapi pemasaran secara fungsional-teknikal dengan
menggunakan sejumlah tools pemasaran, seperti segmentasi pasar, bauran pemasaran
(marketing mix), targeting, dan lain sebagainya. Di level emosional, kemampuan pemasar dalam
memahami emosi dan perasaan pelanggan menjadi penting. Jika di level intelektual pemasaran
layaknya sebuah “robot”, di level emosional menjadi seperti “manusia” yang berperasaan dan
empatik. Di level spiritual ini, pemasaran sudah disikapi sebagai “bisikan nurani” dan “panggilan
jiwa” (calling). Di sini praktek pemasaran dikembalikan kepada fungsinya yang hakiki dan
dijalankan dengan moralitas yang kental.

Prinsip- Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, h: 165-189 prinsip
kejujuran, empati, cinta, dan kepedulian terhadap sesama menjadi dominan. Paradigma baru
muncul dalam pemasaran, dilandasi oleh kebutuhan yang paling pokok, yang paling dasar, yaitu
kejujuran, moral, dan etika dalam bisnis. Inilah spiritual marketing. Hal ini menjadikan spiritual
marketing merupakan tingkatan tertinggi dalam konsep pemasaran syariah. Spiritual marketing
menjadi jiwa bagi bisnis yang berprinsipkan syariah Seorang pengusaha dalam pandangan etika
Islam bukan sekedar mencari keuntungan, melainkan juga keberkahan, yaitu kemantapan dari
usaha itu dengan memperoleh keuntungan yang wajar dan diridloi oleh Allah swt. Ini berarti yang
harus diraih oleh seorang pedagang dalam melakukan bisnis tidak sebatas keuntungan materiil
(bendawi), tetapi yang penting lagi adalah keuntungan
immaterial (spiritual).

Ada empat karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar
diantaranya:

1. Teistis (Rabbaniyyah)

Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syari’at yang bersifat
ketuhanan merupakan hukum yang paling adil, sehingga akan mematuhinya dalam setiap
aktivitas pemasaran yang dilakukan. Dalam setiap langkah, aktivitas dan kegiatan yang
dilakukan harus selalu menginduk kepada syariat Islam. Seorang syariah marketer meskipun
ia tidak mampu melihat Allah, ia akan selalu merasa bahwa Allah senantiasa mengawasinya.
Sehingga ia akan mampu untuk menghindar dari segala macam perbuatan yang
menyebabkan orang lain tertipu atas produk-produk yang dijualnya. Sebab seorang syariah
marketer akan selalu merasa bahwa setiap perbuatan yang dilakukan akan dihisab.
Sebagaimana ayat dalam Al-Qur’an berikut ini:

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan
melihat (balasan)nya.(7) Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. (Q.S. Al- Zalzalah: ayat 7-8)

2. Etis (Akhlaqiyyah)

Keistimewaan lain dari syariah marketer adalah mengedepankan masalah akhlak dalam
seluruh aspek kegiatannya. Pemasaran syariah adalah konsep pemasaran yang sangat
mengedepankan nilai-nilai moral dan etika tanpa peduli dari agama apapun, karena hal ini
bersifat universal. Karena nilai etika adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan oleh
semua agama. Untuk mencapai tujuan tersebut, Allah swt. memberikan petunjuk melalui para
rasul-Nya yang meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, baik akidah, akhlak (moral,
etika), maupun syariah. Dua komponen pertama, akidah dan akhlak bersifat konstan, keduanya
tidak mengalami perubahan apapun dengan berbedanya waktu dan tempat. Sedangkan syariah
senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf peradaban manusia, yang berbeda-
beda sesuai dengan rasulnya masing-masing.

3. Realistis (Al-Waqiyyah)

Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, anti-modernitas, dan kaku.
Syariah marketing adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluwesan syariah
Islamiyah yang melandasinya.Syariah marketer bukanlah berarti para pemasar itu harus
berpenampilan ala bangsa Arab dan mengharamkan dasi karena dianggap merupakan simbol
masyarakat barat. Syariah marketer adalah para pemasar profesional dengan penampilan yang
bersih, rapi, dan bersahaja, apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakannya. Mereka
bekerja dengan profesional dan mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral, dan
kejujuran dalam segala aktivitas pemasarannya.

4. Humanistis (Insaniyyah)

Keistimewaan syariah marketer yang lain adalah sifatnya yang humanistis universal,
yaitu bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya
terjaga dan terpelihara. Syariat Iislam diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya
tanpa menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan dan status. Hal inilah yang membuat syariah
memiliki sifat universal sehingga menjadi syariah humanistis universal. Humanistis (Al-
insaniyyah) adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat
kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang
dengan panduan syariah. Dengan memiliki nilai humanistis ia menjadi manusia yang terkontrol,
dan seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah, yang menghalalkan segala cara untuk
meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Bukan menjadi manusia yang bahagia diatas
penderitaan orang lain atau manusia yang kering dengan kepedulian sosial. Syariat Islam adalah
syariah humanistis (insaniyyah). Syariat Islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan
kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan, dan status. Hal inilah yang
membuat syariah memiliki sifat universal sehingga menjadi syariat humanistis universal.

Perspektif pemasaran dalam Islam adalah ekonomi Rabbani (divinity), realistis,


humanis dan keseimbangan. Marketing menurut Islam memiliki nilai dan karakteristik yang
menarik. Pemasaran syariah meyakini, perbuatan seseorang akan dimintai
pertanggungjawabannya kelak. Selain itu, marketing syariah mengutamakan nilai-nilai akhlak
dan etika moral dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, marketing syariah menjadi penting bagi
para tenaga pemasaran untuk melakukan penetrasi pasar.

Syariah Marketing merupakan solusi terhadap kebutuhan pasar yang memimpikan


penerapan bisnis yang sesuai dengan nilai dan kaidah agama. Ada empat hal yang menjadi Key
Success Factors dalam mengelola suatu bisnis, agar mendapat celupan nilai-nilai moral yang
tinggi, yaitu:

1) Shiddiq (benar dan jujur),


Jika seorang pemimpin senantiasa berperilaku benar dan jujur dalam sepanjang
kepemimpinannya, jika seorang pemasar sifat shiddiq haruslah menjiwai seluruh perilakunya
dalam melakukan pemasaran, dalam berhubungan dengan pelanggan, dalam bertransaksi
dengan nasabah, dan dalam membuat perjanjian dengan mitra bisnisnya.

2) Amanah (terpercaya, kredibel)


Dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan kredibel, juga bermakna keinginan untuk untuk
memenuhi sesuatu sesuai dengan ketentuan. Diantara nilai yang terkait dengan kejujuran
dan melengkapinya adalah amanah.

3) Fathanah (cerdas),
Intelektual, kecerdikan atau kebijaksanaan. Pemimpin yang fathanah adalah pemimpin yang
memahami, mengerti dan menghayati secara mendalam segala hal yang menjadi tugas dan
kewajibannya.

4) Thabligh (komunikatif),
Komunikatif dan argumentatif. Orang yang memiliki sifat ini akan menyampaikannya dengan
benar dan dengan tutur kata yang tepat (bi al-hikmah). Berbicara dengan orang lain dengan
sesuatu yang mudah dipahaminya, berdiskusi dan melakukan presentasi bisnis dengan
bahasa yang mudah dipahami sehingga orang tersebut mudah memahami pesan bisnis yang
ingin kita sampaikan.

Keempat Key Success Factors ini merupakan sifat-sifat Nabi Muhammad Saw yang sudah
sangat dikenal tapi masih jarang diimplementasikan khususnya dalam dunia bisnis.

Islam menganjurkan pada umatnya dalam memasarkan atau mempromosikan produk dan
menetapkan harga tidak boleh berbohong harus berkata jujur (benar). Oleh sebab itu, salah satu
karakter berdagang yang terpenting dan diridhoi oleh Allah SWT adalah kebenaran. Sebagaimana
dituangkan dalam hadits (Qardhawi, 1997:175): Pedagang yang benar dan terpercaya bergabung
dengan para Nabi, orang-orang benar (siddiqin), dan para syuhada’ di Surga. (HR. Turmudzi).

Pemasaran adalah suatu aktivitas yang selalu dikaitkan dengan perdagangan. Jika meneladani
Rasulullah saat melakukan perdagangan, maka beliau sangat mengedepankan adab dan etika
dagang yang luar biasa.

Berikut ini adalah perbandingan antara pemasaran secara Islam dan konvensional :

Islam Konvensional
Pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis Pemasaran adalah suatu proses dan manajeral
strategi yang mengarahkan proses penciptaan, yang membuat individu atau kelompok
penawaran dan perubahan value dari suatu mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inisiator ke stakeholdernya, yang dalam inginkan dengan menciptakan, menawarkan
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan mempertukarkan produk yang bernilai
dan prinsip-prinsip muamalah dalam islam. kepada pihak lain atau segala kegiatan yang
menyangkut penyampaian produk atau jasa
mulai dari produsen sampai konsumen.

Marketer syariah tidak hanya mengutamakan Marketer konvensional lebih mengutamakan


keuntungan, melainkan nilai kejujuran dan target dan keuntungan besar bagi perusahaan
keadilan juga diutamakan karena marketer
syariah tidak hanya bertanggung jawab pada
perusahaan dan pelanggan tetapi juga
bertanggung jawab pada Allah SWT.

Seorang pemasar syari’ah sangat memegang


teguh etika dalam melakukan pemasaran
kepada calon konsumennya.
2.3 Trend Media Pemasaran Modern

Menghadapi mekanisme pasar yang makin terbuka dan kompetitif, penguasaan pasar
merupakan prasyarat untuk meningkatkan daya saing. Oleh karena itu, peran teknologi diperlukan
dalam mendorong keberhasilan perusahaan untuk memperluas akses pasar melalui pemanfaatan
teknologi informasi berbasis web yang dapat digunakan sebagai media komunikasi pemasaran
modern.

Salah satu gagasan pemberdayaan usaha di era teknologi informasi sekarang ini adalah
melalui pembuatan media pemasaran berbasis web serta pemanfaatan social networking. Media
pemasaran berbasis web ini diperuntukan bagi perusahaan dalam mempromosikan usahanya,
jalur akses informasi produk, melakukan transaksi usaha, serta melakukan komunikasi bisnis
lainnya secara global, dalam rangka memperluas jaringan usahanya, serta dipercaya memiliki
efisiensi anggaran yang cukup hemat.

Dapat dikatakan, bahwa internet memang begitu praktis dan mudah digunakan saat
padatnya rutinitas di era digital saat ini.Dalam sebuah komunikasi pemasaran produk baik melalui
online (screen to face) maupun pemasaran konvensional (face to face), strategi komunikasi
sangatlah perlu dilakukan. Strategi komunikasi pemasaran (marketing communication) yang tepat
dapat menghindarkan perusahaan dari kerugian yang disebabkan oleh kegiatan promosi yang
tidak efektif dan efisien (Soemanagara,2006:h.1). Internet marketing merupakan salah satu tools
dalam komunikasi pemasaran yang saat ini banyak digunakan sebagai media baru di dunia
pemasaran, salah satunya dengan memanfaatkan kepopuleran sosial media sebagai media
berpromosi.

Menteri Tenaga Kerja M Hanif Dhakiri saat kunjungan kerja di Medan beberapa hari lalu
mengungkapkan, di tengah era kompetisi seperti ini, orang yang tidak respons dengan perubahan
akan tertinggal. Terlebih lagi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), tantangan
tenaga kerja di pasar dunia akan meningkat. Peluang apa pun akan bisa dimanfaatkan dengan
baik asalkan mampu mengikuti perubahan zaman. “Saya sering mengutip teori Darwin
Ensiklopedia yang dikeluarkan oleh Carles Darwin. Dia bilang bahwa di dunia ini yang akan
bertahan hidup bukanlah yang paling kuat, bukan pula yang paling pintar, tetapi mereka yang
paling responsif terhadap perubahan. Jadi, walaupun dia kuat tapi tidak responsif dengan
perubahan, dia akan terlewat. Walau pun pintar tapi karena tidak responsif dengan perubahan, dia
akan kedaluwarsa. Ya pintar, tapi kan di zaman dulu. Hari ini sudah beda,” paparnya saat
membuka acara di Kompetisi Keterampilan Instruktur Nasional (KKIN) V 2015 di Balai Besar
Latihan Kerja Industri (BBLKI), Jalan Gatot Subroto, Medan, Kamis (10/12).

Pemasaran modern memerlukan lebih dari sekedar pengembangan produk yang baik,
penetapan harga yang menarik, dan ketersediaan bagi konsumen sasaran. Perusahaan juga
harus berkomunikasi dengan konsumen, dan subyek yang dikomunikasikan harus membuka
peluang (Mahfoedz, 2010). Arah baru tren pemasaran di Indonesia dapat digambarkan dengan 6
hal sebagai berikut:

a. Pelanggan semakin kritis


b. Pelanggan ingin mendapatkan layanan prima
c. Pelanggan memiliki daya beli
d. Pelanggan ingin lebih diperhatikan
e. Situasi persaingan semakin kompetitif
f. Pengguna internet terus meningkat

Jenu Widjaja Tandjung (2011) mengatakan bahwa pemasaran dan pelayanan prima tidak
dapat dipisahkan, dan kedua hal tersebut saat ini dapat diakomodir oleh internet. Tandjung
menambahkan pengguna internet semakin meningkat dari tahun ke tahun, khususnya kalangan
anak muda, dan kondisi seperti ini harus diimbangi oleh pemasar dengan membuat website 2.0,
dimana pelanggan dapat memperoleh informasi dan melakukan komunikasi dengan lebih cepat
dan murah. Konteks pemasaran secara online, internet tak hanya menawarkan kemudahan saja,
tetapi juga menawarkan media-media baru dalam media komunikasi pemasarannya.Media baru
dalam dunia pemasaran saat ini adalah sosial media.

Media komunikasi pemasaran oleh Machfoedz (2010) diklasifikasikan menjadi 4, yaitu:


media elektronik (televisi, radio dan internet), media cetak (surat kabar, majalah, dll.), media luar
ruangan dan media lain.

Televisi dianggap sebagai media yang paling tepat untuk aktivitas pemasaran (promosi
dan periklanan), namun seiring dengan perkembangan teknologi informasi, internet yang
merupakan jejaring informasi internasional mampu menjadi media pemasaran yang andal, bahkan
dikatakan oleh Jenu Widjaja Tandjung (2011) dengan internet dapat memberikan efisiensi
anggaran pemasaran, internet memiliki jangkauan yang luas, akses cepat, mudah dan biaya
murah.

Arus globalisasi menjadikan manusia semakin sibuk dengan rutinitasnya, sehingga


internet dijadikan sebagai salah satu alat alternatif untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya.
Menurut Kotler (2001:h.260), pemasaran melalui media online diminati karena memiliki beberapa
manfaat bagi konsumennya, salah satunya pembelian secara online ini membuat konsumen
nyaman, pelanggan tidak perlu bergelut dengan lalu lintas, mencari tempat parkir, dan berjalan
dari toko ke toko. Melalui gadge dan koneksi internet yang dimiliki konsumen dapat memesan
barang dari mana dan kapan saja. Selain itu masih menurut Kotler, pembelian online itu berisifat
interaktif dan segera, yakni pembeli dapat berinteraksi dengan situs penjual untuk mencari
informasi dan kemudian melakukan pemesanan di tempat.Hal ini menunjukkan bahwa saat ini
beberapa orang nyaman berbelanja secara online dikarenakan dapat diakses dengan mudah dan
tidak merepotkan.

Beberapa jenis / macam Pemasaran Online, diantaranya adalah:

1. E-mail Marketing dan Sales Letter.

Pemasaran melalui email dan surat penawaran atau sales letter saat ini menjadi andalan
para marketer kelas dunia dalam memasarkan produk produknya secara online di internet.
Bagaimana email dan salesletter ini bekerja? Anda pasti pernah menerima email yang berisi
uraian, cerita, ajakan dan apapun yang akhirnya menuju ke sebuah atau beberapa link untuk
dikunjungi bukan. Itulah email marketing. Cara kerjanya adalah mengirim email kepada seseorang
atau beberapa orang secara masal yang berisi hal hal di atas dan pada akhirnya menuju ke satu
arah yakni 'penjualan'. Email adalah media dan sales letter adalah isinya.

2. Video Marketing
Mendapatkan pengunjung dengan menggunakan video sebagai media marketing adalah
salah satu yang terbaik saat ini. Buatlah video dan unggah (upload) ke situs situs video sharing
terkenal seperti Youtube dan lain sebagainya. Bagaimana video marketing bekerja?. Video yang
diunggah adalah bersifat publik (Youtube) yang artinya siapa saja dapat mengaksesnya. Dari
video ini, seperti di Youtube bisa digunakan untuk menaruh link link. dari sanalah datang
pengunjung. Hampir tidak ada persayaratan tertentu untuk mengunggah video seperti di Youtube.
Video apa saja bisa disimpan disana dan siap disaksikan oleh pengguna internet di seluruh
penjuru dunia. Kembali ke marketing video, masalahnya adalah bagaimana sebuah video disukai
dan ditonton banyak orang. Banyak hal yang dapat kita masukkan dalam video yang menarik
banyak pengunjung. Buatlah (uploadlah) video yang sekiranya banyak dicari dan disukai orang.

3. Social Media Marketing

Social Media Marketing adalah upaya pemasaran online dengan menciptakan visibilitas,
eksistensi dan keberadaan sebuah situs web pada Social Media Network (jaringan media sosial)
seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, Digg, Web 2.0, social bookmarking, dan lain-lain.
(Optima Web)

Pemasaran Media Sosial (Social Media Marketing) adalah strategi, teknik, atau proses
mendapatkan trafik (pengunjung) website atau perhatian melalui situs medis sosial. Program
Pemasaran Media Sosial biasanya dipusatkan pada usaha menciptakan konten (posting, tulisan,
gambar, video) yang menarik perhatian dan mendorong pembaca untuk membagi (share) konten
tersebut melalui jaringan sosial mereka. (Wikipedia). Seperti kita ketahui pengguna social media
seperti facebook, twitter, Instagram saat ini begitu banyak jauh diatas melampui media media lain
di internet.

Pada penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis melihat bagaimana sosial media khususnya
Instagram memiliki keunggulan jika dibandingkan media sosial lain dalam hal pemasaran secara
online. Instagram merupakan sebuah aplikasi tidak berbayar yang mengedepankan keunggulan
visualnya jika dibandingkan dengan media sosial lainnya, seperti Facebook ataupun Twitter.Selain
itu, Instagram juga memungkinkan penggunanya untuk mengambil foto secara langsung dan
penggunanya dapat berbagi di berbagai jaringan seperti Facebook, Twitter, Flickr, Tumblr, dll.

4. Partnership / Affiliate Marketing (Pemasaran Metode Afiliasi).

Jenis internet marketing ini adalah dengan cara memanfaatkan para pengiklan. Para
pengiklan yang menjual produknya dengan cara online bisa membangun jaringan afiliasi. Jaringan
afiliasi adalah dengan melibatkan orang lain dalam penjualan produk yang ada. contohnya ialah
www.amazon.com, www.tokobagus.com, www.kaskus.us, dan sebagainya.

5. Search Engine Marketing (Pemasaran Menggunakan Mesin Pencari).

Jenis pemasaran ini melalui search engine seperti Google dan Yahoo. Sebaian besar
orang yang tidak tahu di mana harus mencari dan mendapatkan informasi yang mereka inginkan
biasanya mereka mencarinya di situs mesin pencari itu (Google atau Yahoo). Maka dari itu, jika
perusahaan anda / usaha anda belum dikenali publik atau bahkan sudah dikenali banyak orang,
cara paling istimewa dan spektakuler yang sebaiknya Anda lakukan yaitu berusaha untuk
mendapat tempat teratas pada mesin pencari (Google atau Yahoo). Setidaknya pada halaman
pertama di mesin pencari. Sesuatu hal yang sangat penting bagi Anda untuk memastikan bahwa
situs Anda terdaftar dan terlampir dalam mesin pencari terkenal seperti google atau yahoo, apalagi
pada halaman pertama . Banyak cara yang dapat Anda lakukan supaya website yang Anda miliki
terindeks pada mesin pencari tersebut (Google atau Yahoo) yang dikenal dengan Search Engine
Optimization (SEO).

Segala sesuatu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula dengan pemasaran
secara online atau online marketing. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari pemasaran
online yaitu :

Keuntungan / Kelebihan Pemasaran Online

1. Pemasaran Online memberi akses yang luas bagi para pelanggan


2. Internet merupakan media yang mampu melintas batas-batas geografi
3. Pemasaran Online memungkinkan bisnis anda akan tersedia 24 x 7 hari
4. Biaya lebih efisien
5. Menghemat banyak waktu dan usaha.

Kekurangan Pemasaran Online

1. Ketergantungan pada teknologi


2. Isu keamanan dan privasi
3. Akses teknologi yang belum merata
4. Transparansi harga, sehingga berakibat meningkatnya kompetisi harga
5. Kompetisi secara global

Adapun perbandingan antara pemasaran online dengan pemasaran offline, adalah sebagai
berikut:

No Keterangan Online Offline


1 Media Internet Brosur, papan Iklan
2 Waktu 7 x 24 jam Terbatas
3 Biaya Lebih efisien Tidak efisien
4 Pekerja Sedikit pekerja Banyak Pekerja
5 Keuntungan Lebih efisien Kurang efisien

2.4 Endorsement dalam Prespektif Islam


Secara harfiah,endorsement berarti dukungan atau saran. Dalam wikipedia
menyebutkan bahwa Endorsement is a testimonial, a written or spoken statement
endorsing,promoting or advertising a product.
Endorsement merupakan social media promotion yang cukup efektif. Selain mudah,
cepat, dan murah, promosi melalui endorsement juga langsung tertuju kepada calon pembeli.
Dalam dunia bisnis modern Endorsement merupakan kegiatan dimana para pemilik bisnis
meng-endorse atau meminta para selebriti/ artis memberikan testimoni dan mempromosikan
prdoduk melalui media sosial yang dimilikinya seperti instagram ditambah dengan me-
mention akun online store pemilik bisnis tersebut, dan pemilik bisnis akan memberikan
produknya secara gratis kepada salah satu artis/ selebriti yang telah mempromosikan
produknya tersebut.

Pada media sosial Instagram, fenomena endorsement saat ini banyak dijumpai pada
beberapa tokoh maupun masyarakat awam yang mampu menarik perhatian pengguna
Instagram lainnya. Menurut Dyah (2014:h.10), endorser dalam media sosial Instagram
berbeda dengan endorser dalam media konvensional, karena dalam media Instagram,
siapapun bisa menjadi seorang endorser atau yang biasa dikenal dengan sebutan selebgram
(selebriti endorse instgaram). Sedangkan pada media konvensional, celebrity endorsement
selalu ditujukan bagi mereka yang telah dikenal oleh orang banyak, seperti aktris atau aktor.
Fenomena kemunculan selebgram ini bermula dari keunikan yang dimunculkan oleh pemilik
akun Instagram pada setiap foto yang diunggahnya, khusunya mereka yang memiliki
penampilan menarik baik secara fisik maupun segi penampilannya. Keunikan inilah yang
kemudian menjadi daya tarik pengguna Instagram lain. Semakin banyaknya followers yang
mereka dapat, akan berpengaruh pada aktifitas like serta komentar di foto mereka.Shimp
(2008:h.294), menjelaskan bahwa kunci utama internet sebagai media dalam berpromosi
adalah individualization dan interactivity.
Dalam Islam, Endorsement tercakup ke dalam perkara mu’amalah dan ‘adat. Hukum
asal dari perkara tersebut adalah diperbolehkan selama tidak mengandung unsur-unsur
terlarang dalam syari’at yang mampu merubah hukumnya menjadi terlarang. Promosi atau
iklan melalui Endorsement merupakan promosi melalui selebriti/ artis memberikan testimoni
dan mempromosikan prdoduk melalui media sosial yang dimilikinya yaitu instagram ditambah
dengan me- mention akun online store pemilik bisnis tersebut, dan pemilik bisnis akan
memberikan produknya secara gratis kepada salah satu artis/ selebriti yang telah
mempromosikan produknya. Selama selebriti/ artis tersebut tidak bertentangan dengan
hukum syari’at, akhlak, nilai-nilai dan etika Islam pemasaran melalui endorsement adalah
mubah atau di perbolehkan.
Dalam Islam tidak diperkenankan melakukan endorsement yang mengandung
gambar-gambar yang dapat memancing syahwat seperti menampilkan gambar wanita yang
ber-tabarruj (bersolek) dan telanjang (tidak mengenakan pakaian islami); karya-karya pelaku
kerusakan, kemaksiatan dan kesesatan. dan tidak diperbolehkan mendesain suatu
endorsement untuk mempromosikan khamr, rokok, narkotika, dan sejenisnya. Tidak pula
untuk mempromosikan judi dan taruhan, baik judi yang terkait dengan pertandingan olahraga
maupun yang tidak. Karena segala perantara yang tidak sesuai dengan syari’at akan
mengandung kerusakan serta memiliki potensi merusak agama dan akhlak, seluruhnya
diharamkan dan begitupula haram untuk membantunya berdasarkan firman Allah ta’ala
dalam surat Al – Maidah: 2 :
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. al-Maaidah: 2)

Selanjutnya, dalam melakukan endorsement wajib berlaku jujur dan amanah ketika
mempromosikan produk dan jasa yang ditawarkan. Tidak diperbolehkan megandung unsur
penipuan atau memberikan persepsi yang keliru kepada para pelanggan dan konsumen
terhadap produk dan jasa yang diiklankan dengan dusta dan menyembunyikan cacat dari
produk. Karena kejujuran hukumnya wajin dan merupakan sebab diperolehnya keberkahan,
dan sebaliknya dusta dan menyembunyikan cacat diharamkan karena menyebabkan suatu
produk dan jasa tidak laku. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Kedua orang yang saling berniaga memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum
berpisah –atau beliau mengatakan, “hingga keduanya berpisah”-, dan bila keduanya berlaku
jujur dan menjelaskan produk secara jelas, maka akad jual-beli mereka akan diberkahi, dan
bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi cacat, niscaya akan dihapuskan
keberkahannya.”
Dalam Endorsement tidak diperbolehkan pula melakukan manipulasi dengan mengiklankan
suatu produk yang mengandung unsur pengelabuan dan pemalsuan (barang imitasi)
berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

“Barangsiapa yang menipu, maka ia tidak termasuk golongan kami. Orang yang berbuat
pengelabuan dan pemalsuuan, tempatnya di neraka.”

Dan juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,


“Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, tidak halal bagi seorang muslim menjual
barang kepada saudaranya yang di dalamnya ada cacat, kecuali ia menerangkan cacat
tersebut”

Pada media sosial Instagram, fenomena endorsement saat ini telah banyak digunakan
oleh pebisnis untuk memasarkan produknya. Karena endorsement dapat menjadi salah satu
strategi pemasaran yang efektif yang dapat diandalkan oleh pebisnis di era modern saat ini.
Karena karakteristik masyarakat modern tak bisa di pisahkan dengan internet dan media
sosial. Instagram memiliki keunggulan jika dibandingkan media sosial lain dalam hal
pemasaran secara online. Karena komunikasi pemasaran melalui Instagram adalah dengan
mengedepankan visualisasi sesuai dengan arti Instagram sendiri, yakni sosial media yang
dapat mengunggah foto dan video. Menurut mediabisnisonline.com, penyampaian foto yang
menarik saja tidak cukup, karena foto yang ditujukan harus memberikan arti kepada
pengunjung.

Pemasaran melalui endorsement sudah banyak di pakai oleh pebisnis muslim di


Indonesia. Trend fashion dan hijab yang mendominasi endorsement melalui media sosial
instagram. Celebrity endorser yang di endors untuk memasarkan produk juga di dominasi oleh
wanita. Dalam Islam melarang wanita untuk menebar pesona kepada pria manapun kecuali
suami. Dengan kata lain, Islam mengharamkan setiap usaha kaum Hawa untuk menonjolkan
dan menunjukkan sisi-sisi “menarik” pada diri mereka kepada pria asing. Aktivitas tebar pesona
inilah yang oleh bahasa dan syara’ disebut tabarruj. Dikatakan : tabarrajat al-mar’ah (seorang
wanita bertabarruj) artinyaadzharat zînatahâ wa mahâsinahâ li al-ajânib (wanita itu
memamerkan perhiasan dan kecantikannya kepada pria asing –bukan mahram-nya–).
Tabarruj dilakukan oleh seorang wanita melalui penampilan yang tidak biasa ditampilkan oleh
umumnya wanita dalam kehidupan sehari-hari, baik dengan pakaian, perhiasan, riasan
maupun gerakkan tertentu dengan maksud menunjukkan bahwa ia adalah wanita yang cukup
menarik/cantik ketika dilihat oleh kaum pria.

Dalam endorsement yang sengaja menampilkan sisi menarik wanita, seperti


menampilkan wanita cantik dengan pakaian yang indah, senyum yang manis, dan gaya yang
menawan. Bahkan, promosi jilbab sekalipun, sering memilih wanita yang memiliki postur,
proporsi tubuh, wajah, warna kulit dan senyum yang “layak tonton”. Tujuannya, jilbab akan
tampak menarik ketika ia dipasang pada model yang menarik pula. Padahal, jilbab adalah
pakaian syar’i bagi wanita untuk dipakai di kehidupan umum, bukan perhiasan, bukan sarana
penarik perhatian, bukan alat untuk memaksimalkan kecantikan. Jika jilbab digunakan untuk
mempercantik diri dalam kehidupan umum, maka jilbab justru menjadi sarana tabarruj itu
sendiri.
Maka untuk menghindari tabarruj bagi celebrity endorser, pebisnis Islam akan cukup
kreatif dengan menampilkan foto model atau celebrity endorser yang berpose lengkap dengan
busana dan jilbab indah nan syar’i yang di jualnya dengan pose tidak memperlihatkan wajah si
celebrity endorser atau bahkan biasanya menggunakan cara memburamkan/ mengeblurkan
bagian wajah dari celebrity endoser. Hal ini merupakan cara efektif untuk melakukan
pemasaran melalui endorsment agar tetap sesuai syariah.
BAB III
KESIMPULAN

3. 1 Kesimpulan
Berkembangnya internet dan media sosial mempengaruhi perilaku dari masyarakat modern
saat ini. Saat ini masyarakat tak bisa dipisahkan dari gadget dan media sosial yang dimilikinya. Hal
ini ikut mempengaruhi trend pemasaran modern kini semakin berkembang seiring berkembangnya
teknologi komunikasi karena karakteristik masyarakat modern tak bisa di pisahkan dengan internet
dan media sosial. Instagram memiliki keunggulan jika dibandingkan media sosial lain dalam hal
pemasaran secara online. Salah satu trend pemasaran modern yang ramai saat ini adalah
Endorsement , pada sosial media Instagram, fenomena endorsement saat ini telah banyak
digunakan oleh pebisnis untuk memasarkan produknya. Karena endorsement dapat menjadi salah
satu strategi pemasaran yang efektif yang dapat diandalkan oleh pebisnis di era modern ini.
3.2 Rekomendasi dan Saran
. Dalam Islam, Endorsement tercakup ke dalam perkara mu’amalah dan ‘adat. Hukum
asal dari perkara tersebut adalah diperbolehkan selama tidak mengandung unsur-unsur terlarang
dalam syari’at yang mampu merubah hukumnya menjadi terlarang. Dalam Islam melarang wanita
untuk menebar pesona kepada pria manapun kecuali suami. Dengan kata lain, Islam
mengharamkan setiap usaha kaum Hawa untuk menonjolkan dan menunjukkan sisi-sisi “menarik”
pada diri mereka kepada pria asing. Aktivitas tebar pesona inilah yang oleh bahasa dan syara’
disebut tabarruj. Sedangkan dalam endorsement yang sengaja menampilkan sisi menarik wanita,
seperti menampilkan wanita cantik dengan pakaian yang indah, senyum yang manis, dan gaya yang
menawan. Maka untuk menghindari tabarruj bagi celebrity endorser, pebisnis Islam akan cukup
kreatif dengan menampilkan foto model atau celebrity endorser yang berpose lengkap dengan
busana dan jilbab indah nan syar’i yang di jualnya dengan pose tidak memperlihatkan wajah si
celebrity endorser atau bahkan biasanya menggunakan cara memburamkan/ mengeblurkan bagian
wajah dari celebrity endoser. Hal ini merupakan cara efektif untuk melakukan pemasaran melalui
endorsment agar tetap sesuai syariah.

3.3 Temuan
Endorsement merupakan salah satu trend pemasaran online melalui media sosial Intagram
yang saat ini yang ramai di masyarakat. fenomena endorsement saat ini telah banyak digunakan
oleh pebisnis untuk memasarkan produknya karena endorsement dapat menjadi salah satu strategi
pemasaran yang efektif yang dapat diandalkan oleh pebisnis di era modern ini. Dalam Islam,
Endorsement merupakan social media promotion yang cukup efektif. Selain mudah, cepat, dan
murah, promosi melalui endorsement juga langsung tertuju kepada calon pembeli. Endorsement
tercakup ke dalam perkara mu’amalah dan ‘adat. Hukum asal dari perkara tersebut adalah
diperbolehkan selama tidak mengandung unsur-unsur terlarang dalam syari’at yang mampu
merubah hukumnya menjadi terlarang. Pemasaran melalui endorsement sudah banyak di pakai
oleh pebisnis muslim di Indonesia. Trend fashion dan hijab yang mendominasi endorsement melalui
media sosial instagram.

DAFTAR PUSTAKA

Al – Qur’an
HR. Bukhari : 1973 dan Muslim : 3858 dari hadits Hakim bin Hizam radhiallahu ‘anhu.

HR. Ibnu Hibban : 567 dari hadits Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu. Dinilai shahih oleh al-Albani
dalam ash-Shahihah 1058.

HR. Ibnu Majah : 2246 dan al-Hakim : 2152 dari hadits Uqbah bin Amir radhiallahu ‘anhudan juga
diriwayatkan oleh Ahmad : 15583 dari hadits Watsilah bin al-Asqa’ radhiallahu ‘anhu. Dinilai hasan oleh
Ibnu Hajar dalam Fath al-Baari 4/364 dan dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shahih al-Jaami’ : 6705.

HR. Abu Dawud : 3657 dan al-Hakim : 350 dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu. Dinilai hasan
oleh al-Albani dalam Shahih al-Jaami’ : 6068.

HR. Ibnu Majah : 2340 dan Ahmad : 23462 dari hadits Ubadah bin ash-Shamit radhiallahu ‘anhu. Dinilai
shahih oleh al-Albani dalam Irwa al-Ghalil : 896.

HR. Bukhari : 13 dan Muslim : 170 dari hadits Anas bin Malik radhiallalhu ‘anhu.

HR. Muslim : 205, Abu Dawud : 4946, Tirmidzi : 1926, an-Nasaai : 4214 dan Ahmad : 17403 dari hadits
Tamim ad-Daari radhiallahu ‘anhu.

Ahmed, Ali. dan Farooq, Omer (2012). Effect of celebrity endorsement on customers’ buying behavior; A
perspective from Pakistan: Interdisciplinary journal of contemporary research in business. Vol4.,
584-590.
Atkin,C.,Block. M. (1983) Effectivness of celebrity endorser. Journal of advertising Research, 23, 57-61.
Ohanion, R. (1991), The Impact of celebrity spokepersons’Perceived Image on Customer’s Intention to
purchase, Journal of advertising Research, 31, 46-54.
Sertoglu, Ermec dan Catli, Ozlem. (2014). Examining the effect of endorser credibility on the consumer
buying intention : International Review of management and marketing Vol. 4(1), 66-77.
Soderlund, M. & Ohman, N. (2003). Behavioral Intentions in Satisfaction Research Revisited. Journal of
Consumer Satisfaction, Dissatisfaction and Complaining Behavior, 16, 53-66.
Arora, Amishi & Sahu, Khushbu.(2013) Celebrity Endorsement : An Effective Marketing Tool. Summer
Internship Society Volume IV Issue-2
P. K , Abdussalam. (2014). Celebrity Advertisement : Key to Marketing Succes. Indian Journal of
Commerce & Management Studies. Volume V Issue 1,

Kotler Philip. (2002). Manajemen Pemasaran II : Edisi Millenium. Jakarta: Prenhallindo.


Kotler, Philip & keller, kevin Lane. (2009). Marketing management new jersey: Pearson Prentice Hall.
Hermawan, Kertajaya. (2002). Marketing plus 2000 : Siasat memenangkan persaingan global, Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dyah, SA 2014, Studi Elaboration Likelihood Model Pada Pengaruh Selebgram (Selebriti

Endorse Instagram) Terhadap Minat Pembelian dalam Media Sosial Instagram

(Studi Eksplanatif pada Followers Selebgram @Joyagh), Skripsi, Universitas Brawijaya, Malang.

Straubhaar, J., LaRose, R.& Davenport R., (2011). Media Now: Understanding Media, Culture, and
Technology, 2011 Update Seventh Edition. Thomson-Wadsworth

Marwan Asri. 1991. Marketing .Yogyakarta: UPP-AMP YKPN

Anoraga, Pandji 1997. Management Bisnis, Jakarta: Rineke Cipta,

Rewoldt, 1995. Strategi Promosi Pemasaran, Jakarta: Rineka Cipta

Swastha, Basu . 2000. Manajemen Pemasaran Modern.Yogyakarta: Liberty

Hurriyati,Ratih, 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Bandung: Alfabeta

Kanuk,L Schiffman, L 2004, Consumer Behavior, Peason Education, New Jersey.

Kotler, P Gary, A 2001, Dasar-dasar Pemasaran Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Artikel muslim.or.id, diakses pada 26 Desember 2015

http://koran-sindo.com/news, diakses pada 26 Desember 2015

Anda mungkin juga menyukai