Dosen Pengampu:
Muhammad Roihan Alhaddad, M.Pd
Disusun Oleh:
Rindi Dwi Yuniarti (19-001.1827)
Novi Oktaviani (19-001.1811)
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT,
karena atas perkenannya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul Hakikat Manusia dan Alam. Shalawat beserta salam selalu tercurah
kepada junjungan kita, pemimpin kita, suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Semoga makalah ini juga dapat menjadi referensi
pembaca untuk membuat makalah selanjutnya yang lebih spesifik dan lebih baik.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki sangat kurang.
Oleh karena itu, penulis harapkan kepada para pembaca untuk dapat
memberikan masukan-masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan penggunaan
kata dan ejaan tanda baca penulis mohon dimaklumi. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia Perspektif Filsafat Pendidikan ................................... 3
B. Pemikiran Tentang Hakikat Manusia .................................................... 4
C. Pandangan Islam Tentang Hakikat Manusia ......................................... 5
D. Hakikat Alam dalam Islam ................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membicarakan manusia tentu tidak akan pernah habisnya. Manusia
merupakan makhluk yang sangat menarik. Oleh karena itu, manusia dan berbagai
hal dalam dirinya sering menjadi perbincangan diberbagai kalangan. Jika
seseorang merasa tuntas membicarakannya berarti sama dengan memperkecil
makna dan kandungan kapabilitas manusia itu sendiri. Hakikat manusia tidak akan
pernah ditangkap secara utuh karena banyaknya dimensi yang dikandungnya.
Maka setiap kali seseorang selesai memahami dari satu dimensi tentang manusia,
maka muncul dimensi lain yang dibahas.
Alam semesta atau jagat raya dapat diartikan sebagai suatu ruangan atau
lingkup atau cakupan yang maha besar. Dimana didalamnya terjadi segala sesuatu
peristiwa alam yang yang dapat diungkapkan manusia maupun yang belum dapat
diungkapkan oleh manusia.
Alam semesta terbentuk kira-kira ribuan juta tahun yang lalu yang bersamaan
dengan adanya ledakan besar. Namun bukan hanya teori ledakan besar saja yang
menjadi satu-satunya teori terbentuknya alam semesta. Ada teori-teori lain yang
memiliki bukti yang kuat tentang terbentuknya alam semesta.
Peristiwa penciptaan alam semesta terjadi selama enam masa dalam
perspektif islam, sebagaimana dinyatakan oleh Allah, dan disepakati oleh
ilmuwan ahli ilmu alam dalam enam tahap. Namun terlepas dari itu semua kita
tetap menyadari kalau adanya alam semesta ini karena kehendaknya. Karena
beliaulah yang maha kuasa dan berkehendak dimuka bumi ini atas ciptaanya. Oleh
sebab itu kita tidak boleh heran bahwa sejak zaman purbakalah hingga sekarang
manusia dari berbagai peradaban mencoba menemukan model terbentuknya bumu
sesuai dengan tingkat perkembangan pengetahuan dan cendekiannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat manusia perspektif filsafat pendidikan?
1
2. Bagaimana pemikiran tentang hakikat manusia?
3. Apa pandangan islam tentang hakikat manusia?
4. Bagaimana hakikat alam dalam Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat manusia perspektif filsafat pendidikan.
2. Untuk mengetahui pemikiran tentang hakikat manusia.
3. Untuk mengetahui pandangan islam tentang hakikat manusia.
4. Untuk mengetahui hakikat alam dalam Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Manusia makhluk berkebudayaan
Dengan kegiatan pendidikan dan pembelajaran, secara terus menerus
manusia mendapatkan ilmu pengetahuan yang sarat dengan nilai kebenaran
baik yang universal-abstrak, teoritis, maupun yang praktis. Kebudayaan yang
material maupun spiritual adalah upaya manusia untuk mengubah dan
membangun keterhubungan berimbang secara horizontal maupun vertikal.
Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa seorang disebut berkebudayaan jika
senantiasa mampu melakukan pembatasan diri dan menjalani kehidupan
menuru asas kecukupan, bukan malah menuruti keinginan.
4
dan ruh, yang keduanya berintegrasi membentuk yang disebut manusia.
Badan dan ruh terjalin hubungan yang bersifat kausal, sebab akibat. Artinya
antara keduanya saling pengaruh mempengaruhi.
4. Aliran eksistensialisme
Aliran eksistensialisme memandang manusia tidaak dari sudut serba zat
atau serba ruh atau dualisme dari dua aliran itu, tetapi memandangnya dari
segii eksistensi manusia itu sendiri, yaitu cara beradanya manusia itu sendiri
di dunia ini.
Islam berpandangan bahwa hakikat manusia ialah manusia itu merupakan
perkaitan antara badan dan ruh. Badan dan ruh masing-masing merupakan
subtansi yang berdiri sendiri, yang tidak tergantung adanya oleh yang lain.
Proses perkembangan dan pertumbuhan fisik manusia, tidak ada bedanya
dengan proses perkembangan dan pertumbuhan pada hewan. Hanya pada
kejadian manusia, sebelum makhluk yang disebut manusia itu dilahirkan dari
rahim ibunya, Tuhan telah meniupkan ruh ciptaannya ke dalam tubuh
manusia. Ruh yang berasal dari Tuhan itulah yang menjadi hakikat manusia.
5
permainan yang tidak pernah selesai. Selalu ada saja pertanyaan mengenai
manusia. Para ahli telah mencetuskan pengertian manusia sejak dahulu kala,
namun sampai saat ini pun belum ada kata sepakat tentang pengertian manusia
yang sebenarnya.
Tuhan menciptakan manusia terdiri dari unsur ruh dan jasad. Proses
penciptaanya rumit dan penuh misteri sebanding dengan jadi dirinya yang unik,
misteri, dan tak terduga. Ruh dan jasad adalah unsur yang tidak bisa dipisahkan
antara satu dengan lainnya yang merupakan satu kesatuan dan saling
menyempurnakan dalam pembentukan yang namanya manusia. Penyebutan asal
usul penciptaan manusia beragam dalam alquran. Alquran memakai istilah-istilah
yaitu tin, turab, salsal seperti fakhkhar yang berasal dari hama masnun, serta
peniupan ruh.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan berpegang dari beberapa prinsip tersebut di atas, Filsafat Pendidikan
Islam akan dapat menentukan arah pemikiran dan implementasi pendidikan Islam
di antara filsafat-filsafat pendidikan lainnya. Di samping itu, sebagai sebuah
disiplin ilmu maka Filsafat Pendidikan Islam dapat pula menentukan sikapnya
dari permasalahan-permasalahan seputar alam. Sikap ini pada akhirnya akan
melahirkan berbagai prinsip yang dapat dijadikan sebagai landasan filosofis dalam
menentukan tujuan, metode, kurikulum, dan berbagai komponen lainnya dalam
pendidikan Islam.
B. Saran
Dari uraian diatas penulis berharap saran dan kritik yang bersifat konstruktif
dari para mahasiswa sangat kami harapkan untuk penulisan makalah dimasa yang
akan datang, akhirnya penulis hanya bisa berharap semoga makalah ini bisa
menambah wawasan keilmuan kita tentang filsafat pendidikan islam.
7
DAFTAR PUSTAKA