DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
FAKULTAS EKONOMI
Sistem perekonomian ada dua yaitu system kapitalis dan system sosialis. Sistem
perekonomian kapitalisme yang murni menghendaki adanya kebebasan individu yang mutlak
dan tidak membenarkan pengaturan ekonomi oleh pemerintah. Kecuali dalam hal-hal yang tidak
dapat diatur sendiri oleh para individu. Sedangkan dalam system perekonomian sosialis,
menghendaki peranan pemerintah dalam system perekonomian sosialis sangat besar. semua
aktivitas ekonomi adalah tanggungjawab pemerintah. Oleh karena itu,
Kedua system tersebut masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan, Pada masa
sekarang ini tidak tampak ada system kapitalis atau system sosialis murni yang berlaku dalam
perekonomian. Tetapi system perekonomian yang berlaku sekarang merupakan system
perekonomian yang bersifat campuran antara system perekonomian kapitalis dan sosialis.
APBN
Aggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan yang digunakan oleh
pemerintah untuk menjalankan fungsinya dalam mengatur dan mengarahkan perekonomian serta
untuk menjaakan roda pemerintahan dengan cara mengatur pengeluaran dan pendapatan negara
Dalam APBN 2017 dan jangka menengah 2018-2020, kebijakan yang akan dtempuh pemerintah
adalah kebijakan fiskal bersifat ekspansif dengan target defisit yang semakin terkendali dan
menurun pada tahun 2020. Kebijakan tersebut diarahkan untuk kegjatan produktif dalam rangka
mengurangi kemiskinan, mengatasi kesenijangan, menurunkan tingkat pengangguran, dan
meningkatkan kapasitas produksi melalui pembanguran infrastruktur terarah dengan tetap
menjaga keseimbangan
APBN juga merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam
rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian,
dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.
Kebijakan Fiskal merupakan tindakan yang diambil oleh Pemerintah dalam bidang
perpajakan dan anggaran belanja negara dengan tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran
agregat ekonomi. Kebijakan fiskal dapat berupa kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan fiskal
kontraktif. Kebijakan fiskal ekspansif adalah kebijakan fiskal yang bertujuan
meningkatkan output perekonomian. Sebaliknya, kebijakan fiskal kontraktif bertujuan
mengurangi output perekonomian. Oleh karena itu, kebijakan fiskal juga merupakan instrumen
stabilisasi pemerintah.
Efek perubahan G adalah nol jika h sangat kecil dan akan sama dengan α jika h
mendekati tak terhingga. Nilai b dan k yang besar bermanfaat untuk mengurangi efek dari
pengeluaran pemerintah terhadap pendapatan Nilai k yang tinggi menuunjukkan kenaikan yang
besar pada permintaan akan uang akibat kenaikan pendapatan dan akibatnya suku bunga juga
akan meningkat. Nilai b yang tinggi akan menunjukkan pengurangan yang drastis pada
permintaan agregat swasta.
Multiplier kebijakan moneter menunjukkan seberapa besar kenaikan jumlah uang riil
yang beredar dapat menaikkan tingkat pendapatan ekuilibrium , tanpa adanya perubahan
kebijakan fiscal. diketahui kenaikan jumlah uang beredar terhadap pendapatan adalah
(Dornbusch, 2001);
Semakin kecil h dan k dan semakin besar b dan α maka akan semakin ekspansif efek dari
kenaikan saldo riil terhadap tingkat pendapatan ekuilibrium. Nilai b dan α yang besar sesuai
dengan kurva IS yang sangat datar.
Dalam dunia nyata, pilihan kebijakan mana yang lebih tepat antara kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter senantiasa terus menjadi bahan perdebatan klasik. Bersamaan dengan itu telah
dilakukan penelitian-penelitian dalam rangka memilih kebijakan yang lebih efektif, namun
penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan yang berbeda untuk masing-masing negara dan
waktu penelitian. Sampai sekarang perdebatan tersebut terus berlangsung, perbedaan mazhab
pemikiran menghasilkan solusi yang berbeda.
Adanya pajak
Hubungan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal bahwa kebijakan moneter akan
mempengaruhi pasar uang dan pasar surat berharga, pasar uang dan surat berharga tersebut akan
menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, sedangkan tingkat bunga akan mempengaruhi
permintaan agregat. Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan agregat
dan penawaran agregat, di mana permintaan agregat dan penawaran agregat akan menentukan
keadaan di pasar barang dan jasa
DAFTAR PUSTAKA
http://adamjulian.web.unej.ac.id/wp-content/uploads/sites/5797/2016/01/kul_6_PERAN-
PEMERINTAH-DALAM-PEREKONOMIAN.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/11715708.pdf