Anda di halaman 1dari 11

 Pengertian

a. Usaha kecil merupakan usaha yang mempunyai jumlah tenaga kerja kurang


dari 50 orang, atau berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995. kategori
usaha kecil adalah yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
200.000.000,00 (tidak termasuk tanah dan bangunan); penjualan paling banyak
Rp. 1.000.000.000,00; milik warga Negara indonesia bukan afiliasi badan usaha
lain (berdiri sendiri), dan berbentuk usaha perorangan, badan usaha, atau
koperasi.
Sedangkan Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Ahmed
Riahi Balkaoui, mendefinisikan usaha kecil sebagai berikut: Usaha kecil ialah
sebuah perusahaan kecil yang operasinya relatif kecil, biasanya dengan pendapatan
total kurang dari $5 juta. Perusahaan itu umumnya (a). dikelola oleh pemilik
sendiri, (b) memiliki beberapa pemilik lain, jika ada, (c) semua pemilik secara aktif
terlibat dalam menjalankan urusan-urusan perusahaan kecuali mungkin anggota
keluarga tertentu, (d) jarang terjadi pemindahan hak kepemilikan, dan (e) memiliki
struktur modal yang sederhana (Balkaoui, 2000:50).

Usaha kecil didefinisikan berbeda-beda menurut sudut pandang masing–masing


orang yang mendefinisikan, ada yang melihat dari modal usaha, penjualan dan
bahkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki. Tetapi pada dasarnya prinsipnya adalah
sama.

M. Tohar mendefinisikan perusahaan kecil adalah sebagai berikut Usaha kecil


adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan memenuhi kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam
undang-undang (Tohar, 2001:1).
Zulkarnain mendefinisikan pengertian usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat
yang memenuhi kriteria sebagai (Zulkarnain, 2006:125):

1. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta rupiah,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Usaha yang memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1 miliar rupiah.
3. Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai,atau terafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha menengah atau skala besar.
4. Berbentuk badan usaha yang dimiliki perseorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum, termasuk koperasi.

b. Koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan atas asa


kekeluargaan yang anggotanya terdiri dari orang perorangan atau
badan hukum dengan tujuan untuk mensejahterakan anggotanya.
Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh
anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama
dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian
keuntungan koperasi biasa disebut sisa hasil usaha atau SHU biasanya
dihitung berdasarkan andil.
 Definisi menurut ILO (Internasional Labour Organization)
 Penggabungan orang-orang berdasarkan kesukarelaan.
 Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai.
 Koperasi berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan secara
demokratis.
 Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan.
 Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang.

 Definisi menurut Arifinal Chaniago.


 Koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan
kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama
secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi
kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

 Definisi menurut P.J.V. Dooren


 koperasi adalah sebuah asosiasi anggota, baik pribadi atau
perusahaan, yang telah secara sukarela datang bersama-sama
dalam mengejar tujuan ekonomi umum.

 Teori UKM
A. Definisi UKM yang disampaikan oleh Undang-undang ini juga
berbeda dengan definisi di atas. Definisi Usaha Kecil menurut UU
No 20 Tahun 2008 adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai
berikut :

 . Kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta


rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan b. Memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah). Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah
adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut :
 . kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

B. Pada prinsipnya definisi dan kriteria UKM di negara-negara asing


didasarkan pada aspek-aspek sebagai berikut :

a. jumlah tenaga kerja,


b. pendapatan dan
c. jumlah aset. Dalam perspektif perkembangannya.

 Teori Pemasaran Sebagaimana kita ketahui bahwa kegiatan pemasaran


berbeda dengan penjualan, transaksi ataupun perdagangan. American
Marketing Association, 1960, mengartikan pemasaran sebagai
pelaksanaan dunia usaha yang mengarahkan arus barang dan jasa dari
produsen ke konsumen atau pihak pemakai. Defenisi ini hanya
memberikan penjelasan mengenai aspek distribusi daripada kegiatan
pemasaran. Sedangkan fungsi-fungsi lain tidak diperlihatkan, sehingga
kita tidak memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang
pemasaran. Sedangkan definisi lain, dikemukakan oleh Philip Kotler
dalam bukunya “ Marketing Management Analysis, Planning, and
Control “, mengartikan pemasaran secara lebih luas, bahwa Pemasaran
adalah suatu proses sosial, dimana individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan mereka, inginkan dengan menciptakan
dan mempertahankan produk dan nilai dengan individu dan kelompok
lainnya. Target Market Selama ini terlihat gejala semakin banyak
perusahaan memilih pasar sasaran yang akan dituju, keadaan ini
dikarenakan mereka menyadari bahwa pada dasarnya mereka tidak dapat
melayani seluruh pelanggan dalam pasar tersebut. Terlalu banyaknya
pelanggan dan tersebar diberbagai daerah, serta bervariatif dalam
tuntutan kebutuhan dan keinginannya. Jadi arti dari pasar sasaran adalah
sebuah pasar terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan atau
keinginan tertentu yang mungkin maupun mampu untuk ambil bagian
dalam jual beli, guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut.
Karena konsumen yang terlalu heterogen itulah maka perusahaan perlu
mengekelompokkan pasar menjadi segmen-segmen pasar, lalu memilih
dan menetapkan segmen pasar tertentu sebagai sasaran. Dengan adanya
hal ini, maka perusahaan terbantu untuk mengidentifikasi peluang pasar
dengan lebih baik, dengan demikian perusahaan dapat mengembangkan
produk yang tepat, dapat menentuan saluran distribusi dan periklanan
yang sesuai dan efisien serta mampu menyesuaikan harga bagi barang
atau jasa yang ditawarkan bagi setiap target pasar. Pasar sasaran ( Target
Market ) adalah sekelompok konsumen atau pelanggan yang secara
khusus menjadi sasaran usaha pemasaran bagi sebuah perusahaan. Dalam
menerapkan pasar sasaran, terdapat tiga langkah pokok yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Segmentasi Pasar
2. Penetapan Pasar Sasaran
3. penempatan Produk

 Jenis – jenis usaha


a. Jenis usaha kecil :
 Bisnis Online Dengan Cara Dropship
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Bisnis online bisa di katakan jenis usaha kecil karena bisnis online
bisa dilakukan dengan modal yang minim bahkan bisa di lakukan bagi
Anda yang tidak sama sekali memiliki modal, contohnya melakukan
bisnis online dengan cara dropship , Anda bisa kerja sama dengan
orang yang mempunyai barang dan Anda iklankan di media sosial dan
Anda menaikan harga untuk keuntungan Anda, mudah kan dan tidak
perlu Anda bingung memikirkan tentang modal.

 Warung Kopi
Warung kopi termasuk golongan usaha kecil, tetapi jangan pernah
Anda memandang sebelah mata karena usaha ini bisa menghasilkan
jutaan per bulannya, hanya dengan menjual kopi dan sebagainya.

 Usaha Ternak Ikan Gurame


Ternak ikan gurame termasuk jenis usaha kecil tetapi hasilnya sangat
luar biasa, dan usaha ini banyak di lakukan oleh para pengusaha budi
daya ikan, karena harganya sangat mahal dan cara budi dayanya yang
cukup mudah dan praktis.

 Usaha Ternak ayam kampung


Tenak ayam kampung adalah usaha yang bisa di jadikan usaha
sampingan bagi Anda, usaha ini cukup menjanjikan karena ayam
peternak ayam kampung masih tergolong langka dan kebutuhan ayam
kampung sangat banyak per harinya, jadi usaha ini sangat menjanjikan
dan masih cukup besar peluangnya.

 Ternak ikan koi


Ikan koi termasuk ikan hias yang mudah di budi dayakan, karena itu
sangat banyak pembudidaya ikan koi, usaha budidaya ikan koi juga
sangat menjanjikan karena ikan koi harganya sangat mahal, apalagi
jika ikan koi tersebut sudah pernah memenangkan kontes maka harga
ikan koi tersebut bisa mendadak menjadi jutaan bahkan puluhan juta.

 Ternak Ayam Kampung


Usaha ternak ayam kampung memang sangat menjanjikan karena
usaha ternak ayam kampung lebih mudah di bandingkan dengan
ternak ayam lainnya, dan Anda bisa memulainya dari modal seadanya.

b. Jenis jenis usaha koperasi


1) Koperasi konsumen, yaitu koperasi yang menyelenggarakan
kegiatan usaha pelayanan di bidang penyediaan barang
kebutuhan anggota dan non-anggota.

2) Koperasi produsen, yaitu koperasi yang menyelenggarakan


kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi
dan pemasaran produksi yang dihasilkan anggota kepada
anggota dan non-anggota.

3) Koperasi jasa, yaitu koperasi yang melaksanakan kegiatan


usaha pelayanan jasa non-simpan pinjam yang diperlukan oleh
anggota dan non-anggota.

4) Koperasi simpan pinjam, yaitu koperasi yang menjalankan


usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani
anggota. Kegiatan koperasi simpan pinjam, antara lain,
menghimpun dana dari anggota, memberikan pinjaman kepada
anggota, serta menempatkan dana pada koperasi simpan pinjam
sekundernya.
 Dalam menjalankan usahanya, koperasi memperhatikan
ketentuan sebagai berikut.
1. Kegiatan usaha koperasi harus berkaitan langsung dan sesuai
dengan jenis koperasi yang dicantumkan dalam anggaran dasar.
2. Dalam menjalankan usahanya, koperasi dapat melakukan
kemitraan dengan pelaku usaha lain.
3. Dalam menjalankan usahanya, koperasi bisa juga berpegang
pada prinsip ekonomi syariah.
4. Ketentuan mengenai koperasi berdasarkan prinsip ekonomi
syariah diatur dengan peraturan pemerintah.
 Khusus koperasi simpan pinjam ada tambahan ketentuan
sebagai berikut.
a. Pengelolaan kegiatan koperasi simpan pinjam dilakukan oleh
pengurus atau pengelola profesional berdasarkan standar
kompetensi,
b. Pengawas dan pengurus koperasi simpan pinjam harus
memenuhi persyaratan standar kompetensi yang diatur dalam
Peraturan Menteri,
c. Pengawas dan pengurus koperasi simpan pinjam dilarang
merangkap sebagai pengawas, pengurus, atau pengelola
koperasi simpan pinjam lainnya,
d. Koperasi simpan pinjam sekunder dilarang memberikan
pinjaman kepada anggota perseorangan.
 Prinsip , azas dan landasan koperasi
a. Prinsip koperasi

1. Keangotaan bersifat sukarela dan terbuka.

Maksudnya setiap keanggotaan / anggota secara sukarela memberikan modalnya


sendiri-sendiri untuk di gabungkan sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan kenggotaan bersifat terbuka maksudnya terbuka untuk siapa saja
yang mau menjadi anggota koperasi tersebut

2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi.

Karena setiap kenggotaan koperasi bebas berpendapat, tetapi yang dimaksud bebas
berpendapat harus memakai aturan yang jelas berdasarkan prinsip koperasi sebagai
gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan demi mewujudkan dan
mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan.

3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota.

Maksudnya setiap hasil usaha (SHU) adalah jasa darj masing-masing anggota dan
modal dari masing-masing anggota ,jadi pembagian SHU setiap anggota harus
dibayar secara tunai karena disini setiap anggota adalah investor atas jasa
modal,selain investor anggota koperasi adalah pemilik jasa sebagai pemakai
/pelangan. SHU juga merupakan hak dari setiap anggota koperasi.

4.Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.


Pembelian balas jasa di dalam anggota koperasi terbatas oleh besarnya modal yang
tersedia. Apabila modal sedikit pembelian balas jasanya juga sedikit dan begitu
juga sebaliknya, jadi dilihat dari besar-kecilnya modal anggota itu sendiri.

5. Kemandirian.

Maksudnya setiap anggota mempunyai peran, tugas dan tanggung jawab masing-
masing atas setiap usaha itu sendiri, selain itu anggota koperasi di tuntut berperan
secara aktif dalam upaya mempertingi kualitas dan bisa mengelola koperasi dan
usaha itu sendiri.

6. Pendidikan perkoperasiaan

Maksudnya pendidikan perkoperasiaan memberikan bekal kemampuan bekerja


setelah mereka terjun dalam masyarakat karena manusia disamping sebagai
makhluk sosial juga sebagai makhluk individu, dan melalui usaha-usaha
pendidikan perkoperasian dan partisipasi anggota sangat di hargain dan dianjurkan
dalam berkehidupan koperasi, selain itu juga melalui pendidikan perkoperasiaan
setiap orang dapat memenuhi kebutuhannya masing-masing.

7. Kerjasama antar koperasi.

Maksudnya adanya hubungan kerjasama antar koperasi satu dengan koperasi


lainnya untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama dan dengan adanya kerjasama antar koperasi dapat
mewujudkan kesejahteraan koperasi tersebut.

b. Azas koperasi
Azas Koperasi Indonesia adalah kekeluargaan dan kegotong-
royongan.
Selain itu juga, menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5
disebutkan bahwa Azas atau Prinsip koperasi, yaitu:
 Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
 Pengelolaan dilakukan secara demokratis
 Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota
(andil anggota tersebut dalam koperasi)
 Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
 Kemandirian
 Pendidikan perkoprasian
 Kerjasama antar koperasi
c. Landasan koperasi di Indonesia
1. Landasan idiil koperasi Indonesia adalah Pancasila. Kelima sila dari
Pancasila, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Perikemanusiaan ,
Kebangsaan, Kedaulatan Rakyat, dan Keadilan Sosial harus dijadikan dasar
serta dilaksanakan dalam kehidupan koperasi, karena sila-sila tersebut
memang menjadi sifat dan tujuan koperasi dan selamanya merupakan
aspirasi anggota koperasi.
2. Landasan strukturil koperasi Indonesia adalah UUD 1945 dan landasan
geraknya adalah pasal 33 ayat (1) UUD 1945 beserta penjelasannya. Pasal
33 ayat (1) berbunyi: ” Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan”. Dari rumusan tersebut pasal 33
tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk
semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat.
Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang
seorang. Sebab itu, perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan.
3. Landasan mental koperasi Indonesia adalah setia kawan dan kesadaran
berpribadi (rasa harga diri). Setia kawan telah ada dalam masyarakat
Indonesia dan tampak keluar sebagai gotong-royong. Akan tetapi landasan
setia kawan saja hanya dapat memelihara persekutuan dalam masyarakat
yang statis, dan karenanya tidak dapat mendorong kemajuan. Kesadaran
berpribadi, keinsyafan akan harga diri dan percaya pada diri sendiri adalah
mutlak untuk menunaikan derajat kehidupan dan kemakmuran. Dalam
koperasi harus tergabung kedua landasan mental tadi sebagai dua unsur yang
dorong mendorong, hidup menghidupi, dan awas mengawasi.

 Ciri-ciri usaha
a. usaha kecil
1. Kegiatannya cenderung tidak formal dan jarang yang memiliki
rencana usaha;
2. Struktur organisasi bersifat sederhana.
3. Jumlah tenaga kerja terbatas dengan pembagian kerja yang
longgar;
4. Kebanyakan tidak melakukan pemisahan antara kekayaan pribadi
dengan kekayaan perusahaan;
5. Sistem akuntansi kurang baik, bahkan sukar menekan biaya
6. Kemampuan pemasaran serta diversifikasi pasar cenderung
terbatas.
7. Margin keuntungan sangat tipis
b. koperasi
1) Keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka.
2) Manajemen koperasi bersifat demokrasi karena keputusan diambil
secara musyawarah dan mufakat.
3) Merupakan organisasi ekonomi.
4) Kegiatannya Berdasarkan pada Prinsip Swadaya,Swakerta, dan
Swasembada.
5) Koperasi Bersifat Non kapitalis.

 Struktur organisasi koperasi

Anda mungkin juga menyukai