1. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta rupiah,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Usaha yang memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1 miliar rupiah.
3. Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai,atau terafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha menengah atau skala besar.
4. Berbentuk badan usaha yang dimiliki perseorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum, termasuk koperasi.
Teori UKM
A. Definisi UKM yang disampaikan oleh Undang-undang ini juga
berbeda dengan definisi di atas. Definisi Usaha Kecil menurut UU
No 20 Tahun 2008 adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai
berikut :
Warung Kopi
Warung kopi termasuk golongan usaha kecil, tetapi jangan pernah
Anda memandang sebelah mata karena usaha ini bisa menghasilkan
jutaan per bulannya, hanya dengan menjual kopi dan sebagainya.
Karena setiap kenggotaan koperasi bebas berpendapat, tetapi yang dimaksud bebas
berpendapat harus memakai aturan yang jelas berdasarkan prinsip koperasi sebagai
gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan demi mewujudkan dan
mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan.
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota.
Maksudnya setiap hasil usaha (SHU) adalah jasa darj masing-masing anggota dan
modal dari masing-masing anggota ,jadi pembagian SHU setiap anggota harus
dibayar secara tunai karena disini setiap anggota adalah investor atas jasa
modal,selain investor anggota koperasi adalah pemilik jasa sebagai pemakai
/pelangan. SHU juga merupakan hak dari setiap anggota koperasi.
5. Kemandirian.
Maksudnya setiap anggota mempunyai peran, tugas dan tanggung jawab masing-
masing atas setiap usaha itu sendiri, selain itu anggota koperasi di tuntut berperan
secara aktif dalam upaya mempertingi kualitas dan bisa mengelola koperasi dan
usaha itu sendiri.
6. Pendidikan perkoperasiaan
b. Azas koperasi
Azas Koperasi Indonesia adalah kekeluargaan dan kegotong-
royongan.
Selain itu juga, menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5
disebutkan bahwa Azas atau Prinsip koperasi, yaitu:
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota
(andil anggota tersebut dalam koperasi)
Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Kemandirian
Pendidikan perkoprasian
Kerjasama antar koperasi
c. Landasan koperasi di Indonesia
1. Landasan idiil koperasi Indonesia adalah Pancasila. Kelima sila dari
Pancasila, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Perikemanusiaan ,
Kebangsaan, Kedaulatan Rakyat, dan Keadilan Sosial harus dijadikan dasar
serta dilaksanakan dalam kehidupan koperasi, karena sila-sila tersebut
memang menjadi sifat dan tujuan koperasi dan selamanya merupakan
aspirasi anggota koperasi.
2. Landasan strukturil koperasi Indonesia adalah UUD 1945 dan landasan
geraknya adalah pasal 33 ayat (1) UUD 1945 beserta penjelasannya. Pasal
33 ayat (1) berbunyi: ” Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan”. Dari rumusan tersebut pasal 33
tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk
semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat.
Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang
seorang. Sebab itu, perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan.
3. Landasan mental koperasi Indonesia adalah setia kawan dan kesadaran
berpribadi (rasa harga diri). Setia kawan telah ada dalam masyarakat
Indonesia dan tampak keluar sebagai gotong-royong. Akan tetapi landasan
setia kawan saja hanya dapat memelihara persekutuan dalam masyarakat
yang statis, dan karenanya tidak dapat mendorong kemajuan. Kesadaran
berpribadi, keinsyafan akan harga diri dan percaya pada diri sendiri adalah
mutlak untuk menunaikan derajat kehidupan dan kemakmuran. Dalam
koperasi harus tergabung kedua landasan mental tadi sebagai dua unsur yang
dorong mendorong, hidup menghidupi, dan awas mengawasi.
Ciri-ciri usaha
a. usaha kecil
1. Kegiatannya cenderung tidak formal dan jarang yang memiliki
rencana usaha;
2. Struktur organisasi bersifat sederhana.
3. Jumlah tenaga kerja terbatas dengan pembagian kerja yang
longgar;
4. Kebanyakan tidak melakukan pemisahan antara kekayaan pribadi
dengan kekayaan perusahaan;
5. Sistem akuntansi kurang baik, bahkan sukar menekan biaya
6. Kemampuan pemasaran serta diversifikasi pasar cenderung
terbatas.
7. Margin keuntungan sangat tipis
b. koperasi
1) Keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka.
2) Manajemen koperasi bersifat demokrasi karena keputusan diambil
secara musyawarah dan mufakat.
3) Merupakan organisasi ekonomi.
4) Kegiatannya Berdasarkan pada Prinsip Swadaya,Swakerta, dan
Swasembada.
5) Koperasi Bersifat Non kapitalis.