Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI KEPERILAKUAN

DOSEN PEMBIMBING:

Kartika Rose Rachmadi, SE., MM

DISUSUN OLEH:

Raudatul Jannah (21901081275)

Rudi Agus Murtadho (21901081515)

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukuri kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Sistem Informasi Keperilakuan”. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW,karena berkat kehadirannya, kita dapat merasakan nikmat,
dan tak lupa doa keselamatan tetap tercurahkan kepada keluarga nabi serta para sahabatnya hingga hari
penghabisan.

Terimakasih yang tak terhinnga atas bimbingan daripada pengampu mata kuliah pasar uang dan
pasar modal, tersusunlah makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya, untuk kedepannya dapat memeperbaik bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dari makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari teman-teman pembaca maupun dari dosen pengampu demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 2

A. Definisi dan Klasifikasi Sistem Informasi Keperilakuan ................................... 2


B. Pilihan Terbaik Sistem Informasi Keperilakuan ................................................ 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem teknologi informasi telah berkembang dengan pesat. Kualitas sistem teknologi
juga sudah meningkat dengan drastis. Beberapa dekade yang lalu, banyak sistem teknologi
informasi yang buruk yang banyak mengandung kesalahan-kesalahan sintak, kesalahan-
kesalahan logis dan bahkan kesalahan-kesalahan informasi. Pada era sekarang, meskipun
kualitas teknik sistem teknologi sudah membaik, tetap masih saja terdengar banyak sekali
sistem informasi yang gagal diterapkan. Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa penyebab
kegagalan sistem informasi diterapka di era sekarang adalah lebih kepada aspek
keperilakuannya.
Sebuah sistem tidak lepas dari sumber daya manusia yang berperan untuk menjalankan
sistem tersebut walaupun secara teknis telah dinilai baik dandidukung oleh komputerisasi dan
kecanggihan teknologi, kesalahan dalammenempatkan sumber daya manusia dapat
menyebabkan kegagalan output yangdiharapkan. Oleh karena itu, perlu adanya pertimbangan
mengenai aspek perilakuterhadap mendesain, menganalisa, mengimplementasi dan
menjalankan sebuah sistem.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi keperilakuan
2. Bagaimana karakteristik dari sistem informasi keperilakuan
3. Apa pilihan terbaik dari sistem informasi keperilakuan

C. Tujuan
1. Untuk memahami yang dimaksud dengan sistem informasi keperilakuan
2. Untuk menambah wawasan tentang karakteristik dari sistem informasi keperilakuan
3. Untuk mengetahui pilihan terbaik dari sistem informasi keperilakuan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Klasifikasi Sistem Informasi Keperilakuan


Sistem informasi keperilakuan (behavioral information system) mempelajari
bagaimana organisasi harus mengembangkan suatu sistem teknologi informasi untuk
mengarahkan perilaku-perilaku (behaviors) individual-individual dalam berinteraksi dengan
system teknologi informasi tersebut untuk membantu mencapai tujuan mereka.

1. TRA (Theory of Reasoned Action)

Theory of Reasond Action (TRA) adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa
keputusan untuk melakukan tingkah laku tertentu . hasil dari sebuah proses rasional dimana
pilihan tingkah laku dipertimbangkan, konsekuensi dan hasil dari setiap tingkah laku
dievaluasi dan sebuah keputusan sudah dibuat, apakah akan bertingkah laku tertentu atau
tidak. Kemudian keputusan ini direfleksikan dalam tujuan tingkah laku, yang sangat
berpengaruh terhadap tingkah laku yang tampil
 Keuntungan Theory of Reasoned Action (TRA)
Teori ini memberikan pegangan untuk menganalisis komponen perilaku dalam item
yangoperasional. Fokus sasaran adalah prediksi dan pengertian perilaku yang dapat
diamati secaralangsung dan berada dalam kendali seseorang, artinya perilaku sasaran
harus diseleksi dandiidentifikasi secara jelas. Tuntutan ini memerlukan pertimbangan
mengenai perbedaan tindakan (action), sasaran (target), konteks, dan perbedaan waktu
serta komponen model sendiri termasuk intensi, sikap, norma subjektif, dan keyakinan.
Konsep penting dalam TRA adalah fokus perhatian (salience). Hal ini berarti, sebelum
mengembangkan intervensi yang efektif, pertama-tama harus menentukan hasil dan
kelompok referensi yang penting bagi perilaku populasi. Dengan demikian, harus
diketahui nilai dan normakelompok sosial yang diselidiki (yang penting bukan budaya
itu sendiri, tetapi cara budaya mempengaruhi sikap, kehendak, dan perilaku).
Contohnya, terdapat nilai dan norma di masyarakat bahwa diare bukan suatu penyakit,
tetapi sebagai hal yang alami dari tumbuh kembang anak. Hal tersebut berarti
masyarakat memandang diare bukan fokus perhatian yang penting.

 Kelemahan Theory of Reasoned Action (TRA)


Kelemahan TRA adalah bahwa kehendak dan perilaku hanya berkorelasi sedang,
kehendak tidak selau menuju pada perilaku itu sendiri, terdapat hambatan-hambatan
yang mencampuri ataumempengaruhi kehendak dan perilaku (Van Oost, 1991 dalam
Smet, 1994). Selain itu, TRA tidak mempertimbangkan pengalaman sebelumnya dengan

4
perilaku dan mengabaikan akibat-akibat jelasdari variabel eksternal (variabel demografi,
gender, usia, dan keyakinan kesehatan) terhadap pemenuhan kehendak
perilaku.Meskipun demikian, kelebihan TRA dibandingkan HBM adalah bahwa
pengaruh TRA berhubungan dengan norma subjektif. Menurut TRA, seseorang dapat
membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali berbeda. Hal ini
berarti keputusan seseorang untuk melakukan suatu tindakan tidak dibatasi
pertimbangan-pertimbangan kesehatan.

2. TPB (Theory of Planned Behavior)


. Konstruk ini ditambahkan di TPB untuk mengontrol perilaku individual yang
dibatasi oleh kekurangan-kekurangannya dan keterbatasan-keterbatasan dari kekurangan
sumber-sumber daya yang digunakan untuk melekukan perilakunya.
 Kelebihan Theory of Planned Behavior
Teori ini dapat memberi pegangan untuk menganalisa komponen perilaku dalam item
yang operasional. Hal ini memudahkan berbagai tipe pencegahan yang dapat
dipertimbangkan. Sasaran teori ini adalah prediksi perilaku yang dapat diamati secara
langsung dan dibawah kendali seseorang. Teori ini juga relative mudah diaplikasikan
pada pengggunaan substansi tertentu seperti rokok, narkoba, alcohol, perilaku makan,
penggunaan kondon, dan lain sebagainya.
 Kelemahan Theory of Planned Behavior
Teori ini masih relatif baru dan kurang banyak digunakan dan kurang banyak dikenal
(Smet: 1994). Selain itu pemanfaatan teori ini membutuhkan bantuan atau control dari
orang lain. Orang lain sangat berpengaruh terhadap komponen teori ini.

3. TAM (Technology Acceptance Model)


Technology acceptance model (TAM) ini diformulakan oleh Ajzend an Fishben
(1980). Teori tersebut merupakan hasil dari penelitian mereka pada tahun 1980. Teori ini
menjelaskan bahwa seseorang dalam melakukan sesuatu didorong oleh dua faktor yaitu
behavior beliefs dan Normatif beliefs. Faktor tersebut kemudian mendorong seseorang
untuk memiliki outcome evaluation dan motivation to comply. Sehingga kedua hal
tersebut akan mendorong seseorang untuk berperilaku (Attitude) dan Norma-Norma
Pribadi ( Subjective Norms). Adanya Attitude dan Subjective Norms akan mempengaruhi
perhatian/fokus seseorang dalam berberilaku (behavior intention). Pada akhir Behavior
Intention akan mempengaruhi pada perilaku seseorang (behavior).
Davis et.al. (1989) mengembangkan TAM untuk meneliti faktor-faktor determinan
dari penggunaan sistem informasi oleh pengguna. Hasil penelitian ini menunjukan
penggunaan sistem informasi dipengaruhi oleh minat (Intention) pemanfaatan sistem
informasi, yang mana minat (Intention) tersebut dipengaruhi oleh persepsi tentang
kegunaan teknologi (perceived usefulness) dan persepsi tentang kemudahan penggunaan
teknologi (perceived ease of use).

5
Technology Acceptance Model (TAM) dikembangkan oleh Fred Davis dan Richard
Bagozzi (Bagozzi, Davis & Warshaw, 1992; Davis, Bagozzi & Warshaw, 1989). Dengan
tujuan untuk memberikan penjelasan faktor yang menentukan penerimaan komputer
secara umum, dan mampu menjelaskan sikap user dalam jangkauan yang sangat luas
mencakup populasi dari end user terhadap teknologi komputerisasi dan manfaatnya.
Salah satu teori tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang sangat
berpengaruh dan umum digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap
penggunaan sistem informasi adalah model penerimaan teknologi atau yang disebut
Theory Acceptance Model (TAM) diperkenalkan oleh Fred D. Davis pada tahun 1989 .
Teori ini menjelaskan bagaimana penerimaan individu terhadap penggunaan
teknologi0020dan menjelaskan bagaimana reaksi pengguna ketika dihadapkan dengan
sebuah teknologi baru yang digunakan dalam sebuah organisasi dan tentang bagaimana
dan kapan mereka menerimanya (Davis, 1989).
 Kelebihan Technology Acceptance Model
Wiyono et al. (2008:2), mengemukakan beberapa kelebihan TAM sebagai berikut (1)
TAM merupakan model perilaku yang bermanfaat untuk menjawab kegagalan
penerapan sistem teknologi informasi karena tidak adanya minat para pengguna untuk
menggunakannya; (2) TAM dibangun dengan dasar teori yang kuat; (3) TAM telah
diuji dengan banyak penelitian dan sebagian besar hasilnya mendukung dan
menyimpulkan bahwa TAM merupakan model yang baik; dan (4) Model TAM
merupakan model yang sederhana dan valid.
 Kelemahan Technology Acceptance Model
TAM juga mempunyai beberapa Kekurangan yaitu sebagai berikut Jogiyanto,
2007:135-136. “1 TAM hanya memberikan informasi atau hasil yang sangat umum
saja tentang niat dan perilaku pemakaian sistem dalam menerima sistem teknologi
informasi. 2. Perilaku pemakai sistem teknologi informasi di TAM tidak dikontrol
dengan perilaku behavior control yang membatasi niat perilaku seseorang. Kontrol
perilaku ini menjelaskan mengapa seseorang mempunyai niat perilaku yang berbeda
pada situasi yang sama. 3. Perilaku behavior yang diukur di TAM seharusnya adalah
pemakai atau penggunaan teknologi sesungguhnya actual usage. 4. Penelitian-
penelitian TAM umumnya hanya menggunakan sebuah sistem informasi saja. 5.
Beberapa penelitian TAM menggunakan subyek mahasiswa. 6. Penelitian-penelitian
TAM kebanyakan hanya menggunakan subyek tunggal sejenis saja, misalnya hanya
menggunakan sebuah organisasi saja, sebuah departemen saja, atau sebuah kelompok
mahasiswa tertentu saja. 7. Penelitian-penelitian ini umunya adalah penelitan cross
sectional yang hanya melibatkan waktu satu periode tetapi dengan banyak sampel
individu. 8. Umumnya model penelitian TAM kurang dapat menjelaskan sepenuhnya
antara hubungan causation variabel-variabel di dalam model.

6
B. Pilihan Terbaik Sistem Informasi Keperilakuan
1. Perbedaan antara TRA dan TPB
Perbedaan utama antara TRA dan TPB adalah tambahan penentu intensi berperilaku
yang ke tiga, yaitu perceived behavioral control (PBC). PBC ditentukan oleh dua faktor
yaitu control beliefs (kepercayaan mengenai kemampuan dalam mengendalikan)
dan perceived power (persepsi mengenai kekuasaan yang dimiliki untuk melakukan suatu
perilaku). PBC mengindikasikan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh bagaimana
ia mempersepsi tingkat kesulitan atau kemudahan untuk menampilkan suatu perilaku
tertentu. Jika seseorang memiliki control beliefs yang kuat mengenai faktor-faktor yang
ada yang akan memfasilitasi suatu perilaku, maka seseorang tersebut memiliki persepsi
yang tinggi untuk mampu mengendalikan suatu perilaku. Sebaliknya, seseorang tersebut
akan memiliki persepsi yang rendah dalam mengendalikan suatu perilaku jika ia
memiliki control beliefs yang kuat mengenai faktor-faktor yang menghambat perilaku.
Persepsi ini dapat mencerminkan pengalaman masa lalu, antisipasi terhadap situasi yang
akan datang, dan sikap terhadap normanorma yang berpengaruh di sekitar individu.

2. Perbedaan antara TRA dan TAM


Perbedaan antara TRA dan TAM dapat dilihat dari dimensi/indikator yang
digunakan. Untuk model TRA menggunakan dimensi/indikator: attitude toward
behaviour, subjective norm, behavioral intention dan actual behaviour. TAM sendiri
tidak memiliki dimensi/ indikator attitude toward behaviour, subjective norm namun
menggunakan behavioral intention dan actual behaviour.
Kelebihan TAM dari TRA adalah memasukkan dimensi/indikator external
variables, perceived usefulness, perceived ease of use dan attitude toward using.
Penambahan dimensi ini dilakukan untuk mengakomodasi perilaku dalam menggunakan
teknologi dan komunikasi.

3. Perbedaan Antara TAM dan TPB


Ada tiga perbedaan utama antara TAM dan TPB, yaitu: Pertama, terdapat beberapa
variasi di antara TMA dan TPB. Kedua, TAM tidak detail menjelaskan mengenai variabel
sosial sedangkan TPB sangat detail. Terakhir pada TAM dan TPB mengontrol perilaku
dengan cara yang berbeda.
Perbedaan yang terdapat di atas akan menghasilkan 3 hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
1. Dalam beberapa situasi terdapat variabel kerugian dan kegunaan dari suatu produk
dapat mempredikasi keinginan dari pemakai. Sebagai contoh, kemudahan dalam
memperoleh produk, boleh jadi suatu faktor penting bagi pemakai menentukan
penggunaan produk tersebut. Mengidentifikasi kepercayaan ini menjadi bagian dari
metodologi riset yang baku untuk TPB. Sedangkan pada TAM hal tersebut bukanlah
bagian penting dari model.
2. TPB lebih sulit untuk diterapkan pada konteks pemakai yang berbeda dibanding
TAM (TAM memperhitungkan konstruk dengan cara yang sama untuk setiap situasi).
Di sisi lain, TPB memerlukan suatu studi untuk mengidentifikasi hasil relevan,
kelompok acuan, dan variabel kendali di dalam tiap-tiap konteks yang digunakan.
Hal Ini menjadi kompleks jika pemakai berbeda menggolongkan hasil yang berbeda
dari pemakaian sistem yang sama. Sebagai contoh, para siswa yang menggunakan
7
suatu pelajaran sistem teknologi dapat memaksimalkan nilai ujian (prestasi),
sedangkan guru dapat akan menggunakan sistem untuk membuat lebih efisien waktu
mengajar. Instrumen TPB bisa dikhususkan untuk masingmasing kelompok.
3. Materi TPB memerlukan suatu alternatif perilaku eksplisit jika ingin memperoleh
hasil yang sama. Sebagai contoh, jika bertanya pada seseorang mengenai penggunaan
suatu program untuk memperhitungkan anggaran penjualan supaya menghemat
waktu dan ketepatan akurasipenghitungan dibandingkan menggunakan kalkulator;
Pertanyaan dengan basis perbandingan yang diajukan harus jelas dan tegas agar
perilaku alternatif dapat teridentifikasikan. Para pemakai potensial boleh jadi diminta
untuk bereaksi terhadap hal yang berikut: ‘Penggunaan suatu program sebagai ganti
suatu kalkulator akan menghemat waktu dalam mengerjakan anggaran penjualan.
(Setuju/Tidak Setuju)’ Jika menggunakan TAM akan berbeda karena tidak
memerlukan identifikasi suatu perilaku spesifik untuk perbandingan.

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Perumusan TAM yang merujuk TRA sebagai teori pokok memberikan gambaran yang
jelas dalam upaya menjelaskan saling hubungan antara keyakinan, sikap, dan perilaku individu
dalam menggunakan teknologi. Dengan pengembangan TRA menjadi TPB yang memberikan
penjelasan lebih lengkap mengenai perilaku individu, model yang akan digunakan untuk men‐
jelaskan penerimaan teknologipun menjadi penting untuk disesuaikan.
Perbedaan model TRA dan TAM terletak pada dimensi/indikatornya. TRA
menggunakan dimensi/indikator: Attitude Toward Behaviour, Subjective Norm, Behavioral
Intention dan Actual Behaviour sedangkan TAM tidak menggunakan dimensi/ indikator
Attitude Toward Behaviour dan Subjective Norm. Kelebihan TAM terletak pada
penggunaannya yang tidak sekedar mengetahui keterkaitan perilaku namun kemudahan akibat
penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi yang dapat dilihat pada penggunaan
tambahan dimensi/indikator External Variables, Perceived Usefullness, Perceived Ease of
Use dan Attitude Toward Using.

9
DAFTAR PUSTAKA

Wardiana, W., (2006). Perkembangan Teknologi Informasi Indonesia, Pusat Penelitian


Informatika-LIPI

Schell, George P. dan Raymond McLeod, Jr. (2012). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta :
Salemba Empat.

Hestanto. (20). Theory Planned Behavior Terhadap Intensi Inovasi,


https://www.hestanto.web.id/theory-planned-behavior-terhadap-intensi-inovasi/ , Diakses
tanggal 2021-11-17

Paputungan, Rizki .(2019). TRA, TPB, TAM.docx,


https://www.coursehero.com/file/52761766/TRA-TPB-TAMdocx/, Diakses tanggal 2021-
11-16

10

Anda mungkin juga menyukai