BOOK CHAPTER
PENULIS
Mahasiswa Kelas M6
Manajemen Angkatan 2019
Penerbit :-
Cetakan 2022
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kekuatan, ketekunan dan kesabaran sehingga Book Chapter dengan judul
Pembelajaran Ekspor Impor yang sudah lama dipersiapkan ini akhirnya dapat
diselesaikan.
Penulis
Mahasiswa Kelas M6
Manajemen Angkatan 2019
Hadirnya Book Chapter dengan judul Pembelajaran Ekspor Impor yang disusun oleh
mahasiswa Manajemen Kelas M6 Universitas Islam Malang sangat penting untuk
dibaca dan diterapkan.
Book Chapter ini terdiri atas 13 (tiga belas) bab, yang ditulis oleh mahasiswa
Manajemen Kelas M6. Dalam buku ini disajikan secara lengkap mulai dari (1)
Pengenalan Eksport Import, (2) Konsep Dasar, Sejarah Singkat Perdagangan
internasional dan kondisi perdagangan internasional, (3) Pihak-Pihak yang Terlibat
Dalam Expertir dan Importir, (4) Sales Contract, (5) Inconterms, (6) Jenis Pola
Pembayaran Untuk Internasional dan Model Counter Trade, (7) Pola Perhitungan
Harga Ekspor, (8) Perhitungan Kalkulasi Harga Impor, (9) Proses dan Prosedur
Ekspor, (10) Menjelaskan Proses dan Prosedur Impor, (11) Risiko-Risiko Ekspor
Impor, (12) Ketepatan Menjelaskan Ekspor Impor Barang Dari Luar Negeri, (13)
Kasus-Kasus Ekspor Impor Di Indonesia. Ketiga belas bab telah dibahas dan
didiskusikan Bersama.
Pada bab pertama, disajikan uraian mengenai pengenalan eksport import, dimana
pemahaman eksport import merupakan sebagai kegiatan transportasi antar negara
untuk memenuhi komoditas dimasing- masing negara secara legal umumnya dalam
bentuk perdagangan. Kegiatan ini dilakukan masing- masing negara yang tidak dapat
memenuhi kebutuhannya dikarenakan terbatasnya dan tidak adanya sumber daya
yang ada di negara tersebut.
Pada bab kedua, kita akan diajak untuk mengenal konsep dasar dan sejarah singkat
dari perdagangan internasional. Dimana perdagangan internasional merupakan
perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara
lain atas dasar kesepakatan bersama. Kesepakatan yang disetujui kedua belah pihak
harus saling menguntungkan, dan tidak merugikan pihak manapun.
Pada bab ketiga, penulis menjelaskan siapa saja pihak- pihak yang terkait dalam
perdagangan internasional, bagaimana pihak- pihak tersebut membangun perjanjian
untuk melakukan transaksi jual beli antar negara dari masing- masing pihak, penulis
juga menyajikan bagaimana tahapan awal dari eksport import, mulai dari melakukan
perjanjian, transaksi jual beli, metode pembayaran dan lainnya.
Pada bab keempat, penulis menyajikan apa saja yang terdapat dalam dokumen sales
contract, mulai dari syarat pembayaran, mutu barang, jumlah, cara pengiriman, cara
pembayaran, asuransi dan lainnya. Kontrak ini merupakan dasar dari pembeli untuk
mengisi aplikasi pembukaan LC kepada bank.
Pada bab kelima, pada bab ini disajikan pembahan tentang incoterm, dimana b\pada
bab ini membahas bagaimana inconterm sebagai aturan untuk menyeragamkan
penafsiran perdagangan yang menetapkan hak dan kewajiban pembeli dan penjual
dalam mekanisme penyerahan barang.
Pada bab kesebelas, penulis menyajikan apa saja yang menjadi risiko eksport import.
Sehingga pelaku eksport import mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian
melakukan transaksi antar dua negara, pada bab ini juga diejelaskan bagaimana
menghindari kerugian yang dapat ditimbulkan dari transaksi eskport import.
Pada bab kedua belas, penulis menjelaskan bagaimana ketepatan dalam
menjelaskan ekspor impor barang dari luar negeri yang di dalamnya termasuk
penyebab ekspor impor, produk ekspor impor, serta syarat ekspor impor.
Pada bab ketiga belas, penulis mengajak pembaca untuk melihat bagaimana kasus-
kasus ekpor impor yang ada di Indonesia, kondisi ekspor impor di Indonesia saat ini,
dan bagaimana strategi pemerintah dalam meningkatkan ekspor da mengurangi
impor di Indonesia.
Daftar Gambar........................................................................................................... ix
BAB 1.
Pengenalan Ekspor Impor ..........................................................................................1
BAB 2.
BAB 3.
BAB 4.
Sales Contract........................................................................................................33
Kelompok 2
BAB 5.
Incoterms ..............................................................................................................40
Kelompok 3
BAB 6.
Jenis dan Pola Pembayaran Untuk Perdagangan Internasional dan Model Counter
Trade .....................................................................................................................46
Kelompok 4
BAB 7.
Kelompok 5
Kelompok 6
BAB 9.
Kelompok 7
BAB 10.
Kelompok 8
BAB 11.
Kelompok 9
BAB 12.
Ketepatan Menjelaskan Ekspor Impor Barang Dari Luar Negeri ........................ 115
Kelompok 11
BAB 13.
Kelompok 12
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Memahami apa yang dimaksud dengan ekspor impor beserta syarat- syaratnya,
Mengetahui keadaan ekspor impor Indonesia sampai saat ini, Memahami manfaat
dari kegiatan ekspor dan impor
PEMBAHASAN
Kegiatan ekspor merupakan salah satu faktor penentu dalam menentukan roda
perekonomian di negara kita. Seperti yang kita ketahui, Indonesia sebagai negara
yang sangat kaya raya dengan hasil bumi dan migas, selalu aktif terlibat dalam
perdagangan internasional. Pengertian ekspor secara umum adalah Kegiatan menjual
barang atau jasa ke negara lain. Dalam Wikipedia bahasa Indonesia ekspor diartikan
sebagai proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain
secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya
adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk
memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan
campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah
bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah impor. Sedangkan
pengertian ekspor menurut UU Kepabeanan adalah kegiatan mengeluarkan barang
dari daerah pabean, dimana barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam
negeri (daerah pabean), barang dari luar negeri (luar daerah pabean), barang bekas
atau baru.
Persyaratan Ekspor
Dokumen Utama:
Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke
negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor
umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke
dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan
dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting
dari perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor(Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas). Pengertian impor menurut UU Kepabeanan adalah
kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Semua barang yang
dimaksudkan adalah semua atau seluruh barang dalam bentuk dan jenis apa saja
yang masuk ke dalam daerah pabean. Indonesia mengimpor 3 jenis barang yaitu
barang konsumsi, barang modal, dan barang baku/penolong. Barang Konsumsi
adalah barang-barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,seperti
makanan, minuman, susu, mentega, beras, dan daging. Bahan Baku/ Bahan
Penolong merupakan barang- barang yang diperlukan untuk kegiatan industri baik
sebagai bahan baku maupun bahan pendukung, seperti kertas, bahan-bahan kimia,
obat-obatan dan kendaraan bermotor. Barang Modal adalah barang yang digunakan
untuk modal usaha seperti mesin, suku cadang, komputer, pesawat terbang, dan alat-
alat berat.
Persyaratan Impor
Sebelum seseorang atau suatu badan usaha melakukan impor,syarat-syarat yang
harus dipenuhi adalah atau mengajukan dan mengisi formulir dengan melampirkan:
Copy Akte Pendirian Perusahaan yang te-legalisir.
SIUP
Domisili Perusahaan
NPWP
Neraca Awal
Referensi bank yang bersangkutan
PENUTUP
Kesimpulan
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke
negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada
umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam
negeri untuk memasukannya ke negara lain. Sedangkan impor adalah proses
transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal,
Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekspor impor merupakan
hal yang sangat vital bagi setiap negara. Karena dengan kegiatan ini, negara tersebut
dapat memenuhi kebutuhan masyarakatya yang tidak bisa diproduksi di negaranya
sendiri. Oleh sebab itu, tidak ada satu negarapun di dunia ini yang tidak melakukan
kegiatan ekspor ataupun impor.
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Perdagangan internasional terjadi karena adanya perbedaan sumber daya
manusia, sumber daya alam, seperti iklim dan letak geografis serta perbedaan
keasaan ekonomi dan sosial yang tersedia pada suatu negara.
RUMUSAN MASALAH
Kenapa perdagangan internasional ini sangat penting untuk dilakukan
TUJUAN
Memenuhi kebutuhan suatu negara yang tidak tersedia di negara lain memperluas
wilayah pasar perdagangan dan meningkatkan produksi serta meningkatkan devisa
negara melalui kegiatan eksor.
PEMBAHASAN
Dunia setelah Perang Dunia ditandai perbahan dan pembaruan. Gejala itu
antara lain muncul dan berakhirnya Perang Dingin (Cold War), bersatu dan
berpisahnya negara-negara, serta kritis ekonomi. Di tengah rangkaian itu, dunia
menata perekonomiannya. Upaya itu berlandaskan ke sadaran bahwa tidak ada
negara lain. Oleh karena itu, berbagai batasan yang menghambat kerja sama ekonomi
perlu dihilangkan tanpa meniadakan integritas masing-masing negara.Perkembangan
kerja sama perdagangan lintas batas negara turut ditunjang oleh perkembangan pesat
informasi. Revolusi di bidang balisasi. Salah satu perkembangan paling kesepakatan
transaksi dapat dilakukan dari tempat yang jauh sekalipun, dalam hitungan detik.
Akibatnya, ekspansi perdagangan internasional semakin cepat.
Faktor pendorong
Sebelum lebih jauh, alangkah baiknya kita memahami definisi dari pemasaran
internasional itu sendiri. Beberapa ahli mengungkapkan pengertian pemasaran
internasional seperti berikut. Kotabe dan Helsen memiliki pandangan mengenai
pemasaran global yakni mengacu pada kegiatan-kegiatan perusahaan yang
menekankan pada upaya-upaya standarisasi, koordinasi lintas pasar, dan integrasi
global yang bertujuan untuk berpartisipasi dalam meningkatkan kemampuan bersaing
di pasar dunia. Sedangkan Michael E. Czinkota menyampaikan bahwa pemasaran
internasional adalah proses perencanaan dan pengorganisasian transaksi melampaui
batas negara untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan para individu
dan organisasi yang terlibat. James E Keegan menyebutkan, pemasaran global
merupakan serangkaian kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yang
menekankan pada efisiensi biaya dan upaya yang menembus batas negara dan
regional. James menekankan pada kesempatan mentransfer produk, merek, dan ide
lain yang melampaui negara, memenuhi kebutuhan pelanggan global, serta
mengembangkan koordinasi antara infrastruktur pemasaran nasional menjadi
infrastruktur pemasaran global.
2. Experiential Marketing
Dalam proses pemasaran pengalaman (experiential marketing), targetnya
terfokus pada pengalaman yang akan didapatkan oleh konsumen ketika
mengonsumsi produk. Pemasaran ini menggabungkan elemen logika, emosi, dan
tindakan untuk menjadi penghubung antara produk dengan konsumen.
Ketahanan harga: harga yang sudah ada di pasaran tidak akan mudah
terganggu oleh harga yang dikeluarkan oleh pesaing lain.
Harga lebih tinggi: produk dengan ekuitas merek yang baik dapat menetapkan
harga yang lebih tinggi dari produk lainnya karena mendapat dukungan melalui
tingkat kepercayaan dan persepsi yang positif dari konsumen.
Biaya pemasaran lebih kecil: jika suatu produk sudah mendapat tempat di hati
konsumennya, maka usaha dan biaya yang diperlukan untuk mempertahankan
citra tersebut akan jauh lebih kecil daripada pesaing yang masih harus
membangun citra dari produknya.
Posisi yang kuat di hadapan distributor maupun pengecer: perputaran yang
lebih cepat dari produk dengan ekuitas merek yang baik dapat menjadi nilai
Fokus pada isu tertentu yang paling berkaitan dengan operasi perusahaan;
Konsisten menjalankan program yang bertujuan untuk dapat mengurangi
dampak negatif dari aktivitas perusahaan;
Branding, mengaitkan seluruh aktivitas tersebut dengan program pemasaran
merek, sehingga terbentuk satu kesatuan yang positif antara kegiatan CSR
dengan merek di mata konsumen;
Financial bond: ini merupakan bentuk tingkatan paling rendah pada hubungan
antara perusahaan dan konsumen karena hanya berbasis pada transaksi
semata;
Social bond: hubungan antara kedua belah pihak diikat dalam lingkungan
sosial tertentu;
Business bond: hubungan antara pengusaha dan konsumen dikembangkan
lebih besar menjadi hubungan bisnis yang saling membutuhkan dan
menguntungkan;
Structural bond: hubungan yang dibangun antara pengusaha dan konsumen
bersifat struktural, menyangkut seluruh aspek yang sudah disebutkan di atas;
Ada banyak contoh pemasaran internasional yang dapat kita temui dalam
kehidupan sehari-hari. Beberapa merek ternama dan sering kita jumpai menjadi salah
satu contoh bentuk manajemen pemasaran internasional yang berhasil, diantaranya
adalah:
1. H&M
Salah satu perusahaan ritel fashion terbaik dunia yang terkenal adalah H&M.
Pemilihan produk pakaian yang dijual di sini sesuai dengan fashion masyarakat
Indonesia. Sehingga H&M menjadi salah satu perusahaan ritel yang digemari banyak
kalangan. Salah satu bentuk pemasaran yang dilakukan oleh H&M adalah
memaksimalkan pengalaman online dari para konsumennya. Ternyata hal ini mampu
meningkatkan pembukaan toko sampai 15 persen tiap tahunnya, serta menjadikan
H&M merek yang sudah memiliki pangsa pasar yang baik di Indonesia.
3. Coca-cola
Perusahaan minuman Coca-cola memiliki pendekatan dan strategi pemasaran
yang unik. Coca-cola berkonsentrasi pada program dari komunitas badan amal yang
membutuhkan banyak waktu dan dana. Teknik pemasaran seperti ini cenderung
disambut baik oleh masyarakat internasional. Strategi dengan menunjukkan
kepedulian serta empati terhadap masyarakat lebih dihargai, dibandingkan dengan
perusahaan yang hanya fokus untuk memenuhi target penjualan saja. Seringkali
konsep yang dipilih mencerminkan kebahagiaan serta keceriaan pada masyarakat.
Contohnya saja Coca-cola yang memelopori pengadaan makanan ramadan untuk
anak-anak, serta mampu membangun kurang lebih 650 instalasi air bersih di Mesir.
1. Orientasi Etnosentris
Pandangan etnosentris meyakini bahwa nilai-nilai yang dimiliki negara asalnya
lebih unggul dibandingkan dengan negara lainnya. Mereka mempercayai bahwa
strategi domestik adalah strategi yang lebih unggul dan terbaik ketimbang dari pihak
asing. Perusahaan etnosentris yang berbisnis di luar negeri dapat disebut dengan
perusahaan internasional.
3. Orientasi Regiosentris
Pada orientasi ini, perusahaan dengan keyakinan regiosentris tidak hanya mengakui
adanya perbedaan sifat yang spesifik pada pasar luar negeri, akan tetapi juga dapat
merasakan adanya persamaan dari masing-masing pasar luar negeri. Perusahaan
regiosentris lebih memperkuat daya saing regionalnya daripada langsung
mengembangkan pasar globalnya.
4. Orientasi Geosentris
Orientasi geosentris merupakan perpaduan etnosentris dan polisentris yang
memandang persamaan dan perbedaan dalam pasar dan negara serta berusaha
menciptakan strategi global guna memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar lokal.
Orientasi ini diyakini dapat menemukan persamaan dan perbedaan untuk dapat
merumuskan suatu strategi pemasaran lokal maupun internasional. Serta akan
memperlakukan semua pasar luar negeri sebagai suatu kesatuan, yakni pasar global.
Jenis hambatan perdagangan
Beberapa jenis hambatan perdagangan sengaja dirancang. Misalnya pemerintah
dapat mengeluarkan tarif – pajak khusus yang diberlakukan terhadap barang impor –
untuk membatasi arus masuk barang dari luar negeri. Hambatan lain seperti
pembatasan kuota dan perjanjian pembatasan ekspor sukarela (Voluntary Export
Restraints atau VER), juga telah menjadi semakin umum dalam beberapa tahun
terakhir. Hambatan non-tarif lainnya juga dapat mengambil bentuk seperti standar
kesehatan dan keselamatan, persyaratan pelabelan, dan bobot dan aturan
pengukuran. Meskipun jenis hambatan-hambatan ini tidak selalu dimaksudkan untuk
membatasi perdagangan, namun kebutuhan untuk memodifikasi produk agar sesuai
dengan persyaratan akan menimbulkan biaya. Hambatan perdagangan juga sering
dipaksakan oleh kebijakan pengadaan publik, yang sering memberikan perlakuan
istimewa kepada pemasok domestik di atas pemasok asing, sebagai akibat dari
Kuota
Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang dapat diimpor ke suatu negara
untuk jangka waktu tertentu. Ketika kuota diberlakukan, masing-masing perusahaan
pengimpor menerima lisensi impor, yang menentukan jumlah yang dapat diimpor.
Pengekangan ekspor sukarela (Voluntary Export Restraints atau VERs)
Pengekangan ekspor sukarela mirip dengan kuota. Dalam hal ini, negara-
negara mitra setuju untuk membatasi jumlah ekspor. Sementara kuota dikenakan oleh
negara pengimpor, VER dikenakan oleh negara pengekspor. Sebagai contoh, pada
1981, Amerika Serikat dan Jepang menerapkan perjanjian ini. Jepang setuju untuk
membatasi ekspor 1,68 juta mobil ke AS per tahun. Tapi, ironisnya, pembatasan
semacam itu membuat eksportir Jepang lebih menguntungkan. Mereka bisa
menaikkan harga karena kuantitas pasokan yang lebih terbatas. Konsekuensi lain
adalah, perusahaan Jepang mulai merakit mobil di AS dan menjalin kemitraan dengan
pembuat mobil Amerika.
Subsidi
Subsidi pemerintah dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi produsen
lokal. Sebagai contoh, Uni Eropa memberikan EUR39 miliar kepada petani dalam
Embargo
Ini adalah larangan untuk bertransaksi dengan negara tertentu. Alasan
utamanya biasanya bersifat politis dan bertujuan untuk menekan pemerintahan suatu
negara. Misalnya, setelah Fidel Castro berkuasa, AS memberlakukan embargo
perdagangan terhadap Kuba. Tidak ada barang yang masuk dari Kuba ke Amerika
Serikat atau sebaliknya. Tujuan hambatan perdagangan Hambatan perdagangan
biasanya adalah untuk melindungi perekonomian dalam negeri, terutama industri
strategis. Hambatan seperti tarif atau pajak dapat menguntungkan pemerintah,
produsen dalam negeri, dan kepentingan nasional. Tapi, kebijakan pembatasan
perdagangan seringkali mengorbankan konsumen. Mereka kemungkinan besar akan
menanggung harga barang yang lebih mahal karena pasokan lebih sedikit. Selain
alasan ekonomi, pemberlakuan batasan juga sebagai balasan untuk tindakan serupa
dari negara mitra. Misalnya dalam kasus dumping, sebuah negara akan melawannya
melalui kebijakan anti-dumping.
Melindungi Konsumen
Pemerintah dapat mengenakan tarif pada produk yang dirasa dapat
membahayakan masyarakat. Selain melalui tarif, pemerintah juga dapat mengenakan
persyaratan kesehatan dan standar produk yang lebih ketat.
KESIMPULAN
Eksport import dilakukan untuk memenuhi sebuah kebutuhan suatu Negara yang yang
tidak bisa memenuhi kebutuhannya serta meningkatkan devisa suatu Negara dan
ekspor impor ini juga mengunakan strategi dalam penjualannya.
DAFTAR PUSTAKA
Nursyamsu mahyuddin & nur hidayat bisnis ekspor import edisi update
Kelompok 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Kelompok Indentor
Apabila kebutuhan atas suatu barang belum dapat dipenuhi dari produksi
dalam negeri, maka terpaksa di impor dari luar negeri. Diantara barang tersebut
ada yang digunakan untuk konsumsi sendiri atau dijual kembali. Kelompok indetor ada
Book Chapter Ekspor Impor 30
tiga macam, yaitu :
Kelompok Importer
Dalam perdagangan luar negeri, importir memikul tanggungjawab kontraktual
atas terlaksananya dengan baik barang yang di impor. Hal ini artinya importir
memikul risiko atas segala sesuatu mengenai barang tersebut, baik risiko
kerusakan, keterlambatan, kerugian, dll.
Kelompok Importer biasanya terdiri dari :
Kelompok Eksportir
Eksportir adalah orang perseorangan atau badan hukum yang melakukan ekspor.
Kelompok eksportir terdiri dari :
1. Produsen Eksportir. Sebagian hasil produksinya diperuntukkan pasar luar negeri,
yang ekspornya diurus sendiri.
2. Confirming house. Perusahaan asing mendirikan kantor cabangnya/ kerjasama
dengan warga setempat untuk mendirikan anak perusahaan.
3. Pedagang ekspor (Export-Merchant). Badan usaha yang mempunyai APE untuk
melaksanakan ekspor komoditi yang telah tercantum dalam surat pengakuan itu.
4. Agen ekspor(Export-agent). Hubungan export merchant dengan produsen, tidak
hanya sebagai rekanan biasa namun sudah berubah dengan ikatan perjanjian
keagenan.
5. Wisma dagang (trading house). Perusahaan dapat mengembangkan ekspornya lebih
dari dua komoditi, melainkan sudah aneka macam komoditi.
Kelompok Pendukung
Walaupun ekspotir maupun importir menjadi pelaku utama dalam
perdagangan internasional namun kita tidak dapat mengabaikan peran dari pihak lain
yang dapat melancarkan kegiatan eksportir dan importir. Pihak-pihak yang dimaksud
adalah kelompok pendukung, yang mendukung terlaksananya kegiatan ekspor impor
atau perdagangan internasional. Kelompok pendukung terdiri dari :
2. Bank Devisa. Yaitu pihak yang memberikan jasa perkreditan dan pembiayaan.
4. Maskapai Asuransi. Dapat menjamin resiko dari setiap transaksi. Yaitu resiko atas
kualitas barang baik di darat maupun di laut yang tidak mungkin ditanggung oleh
salah satu pihak.
6. Surveyor. Instansi ini berfungsi sebagai juru periksa terhadap kualitas, cara
pengepakan dan keabsahan dokumen-dokumen terhadap barang-barang yang
akan diekspor atau diimpor.
7. Pabean yaitu sebagai alat pemerintah untuk bertindak sebagai pengaman lalu
lintas.
PENUTUP
Kesimpulan
SALES CONTRACT
Kelompok 2
PENDAHULUAN
2. Barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara kenegara lainnya melalui
bermacam peraturan seperti pabean, yang bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan
oleh masing-masing pemerintah.
3. Antara satu negara dengan negara lainnya terdapat perbedaan dalam bahasa, mata
uang, taksiran dan timbangan, hukum dalam perdagangan dan sebagainya
Pertumbuhan perdagangan dan besarnya nilai perdagangan dunia dimana
depan akan menjadi semakin luas bagi aktivitas transaksi ekspor dan impor antar negara.
Hampir semua negara sudah terlibat dalam perdagangan dunia dan tidak ada lagi negara
yang dapat memenuhi segala kebutuhan bagi negaranya dan kegiatan pertukaran ini
daat memperoleh barang atau jasa yang lebih murah dan lebih baik dari negara lain.
Pelaksanaan perdagangan lintas negara sering disebut ekspor impor berbeda dengan
perdagangan dalam negeri.
Rumusan Masalah
4. Bagaimana hukum suatu negara apabila terjadi sengketa dalam sales contract ?
Tujuan
PEMBAHASAN
Sales contract merupakan dokumen kesepakatan antara dua pihak atau lebih
yang mengikatkan diri pada syarat-syarat transaksi perdagangan sesuai dengan
perjanjian hukum yang berlaku. Adapun syarat-syarat yang dimaksud dalam
kesepakatan tersebut terdiri dari:
1) Barang/Produk
Syarat utama lahirnya sebuah kontrak adalah karena adanya suatu barang/produk
yang diperjualbelikan. Terms of goods (syarat barang/produk) yang dimaksud meliputi :
2) Pengiriman Barang
Setelah terms of goods disepakati, syarat selanjutnya yaitu bagaimana cara
pengiriman barang yang dipilih kedua belah pihak. Pengiriman ini yang terdiri dari
transhipment, partial shipment, atau port of loading and port of destination.
3) Penyerahan Barang
Untuk menghindari perbedaan penafsiran tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan penyerahan barang, maka seluruh sales contract disyaratkan untuk
mengacu pada ketentuan INCOTERMS (International Commercial Terms).
INCOTERMS menetapkan terms of delivery (syarat penyerahan barang) seperti Free
On Board (FOB), Cost and Freight (CNF), Carrier Paid To (CPT), dan jenis lainnya.
4) Pembayaran
Terms of payment (syarat pembayaran) yang ditawarkan pada sales contract
terdiri dari dua jenis yakni dengan menggunakan Letter of Credit (L/C) dan tanpa
Letter of Credit (L/C). Letter of Credit (L/C) artinya surat jaminan oleh bank penerbit
ditujukan pada eksportir yang berisi perintah bayar atas nominal pembayaran dan
tenggang waktu yang telah ditentukan oleh importir.
5) Dokumen
Agar sales contract dapat direalisasikan, maka ada beberapa syarat dokumen
yang harus dipersiapkan antara lain :
Dan pihak yang ingkar janji akan dikenai sanksi dengan membayar ganti rugi
kepada pihak yang dirugikan. Dengan demikian ekspor sales contract sebagai
suatu perikatan antara pihak-pihak yang terkait harus memenuhi tiga landasan
utama perjanjian, yaitu:
1. Azas Konsensus adalah adanya kesepakatan antara kedua belah pihak secara
sukarela.
2. Azas Obligator adalah kedua belah pihak untuk menjalankan semua hak dan
kewajiban masing-masing.
3. Azas Penalti adalah bersedia memberikan ganti rugi kepada pihak lain jika tidak
dapat memenuhi janji dalam menjalankan kewajibannya.
Walaupun kontrak dagang ekspor dapat dilakukan secara lisan tetapi karena
eksportir dan importir berdomisili di negara yang berbeda dan mempunyai hukum
2. Kemasan (Packaging)
Untuk eksportir skala kecil dan menengah yang bukan pabrikasi sebaiknya
memberikan penawaran dalam hal kemasan yang sesederhana mungkin yang tidak
memerlukan permesinan berat dan menelan banyak biaya tetapi masih memiliki
standar ekspor untuk perusahaan berskala besar atau pabrikasi seperti makanan
dan minuman, mainan dan sebagainya kemasan yang ditawarkan haruslah memiliki
daya tarik tersendiri.
3. Kuantitas (Quantity)
Kuantitas atau banyaknya jumlah barang yang ditawarkan haruslah
disesuaikan dengan kemampuan permodalan perusahaan eksportir atau juga
kemampuan dalam mengumpulkan bahan baku karena hal ini dapat menentukan
ketepatan waktu kita dalam mengirimkan pesanannya.
4. Kualitas (Quality)
Kualitas atau mutu produk yang ditawarkan haruslah sesuai dengan yang
dimiliki, tidak melebih-lebihkan sehingga tidak terjadi permasalahan dikemudian
hari setelah pesanan diterima pembeli. Terkadang pembeli meminta Sertifikat
Pemeriksaan (Certificate of Inspection) yang memeriksa dan mencatat mutu dan
Book Chapter Ekspor Impor 37
jumlah barang, ukuran dan berat barang, pengemasan/pengepakan barang,
banyaknya satuan isi masing-masing pengepakan.
Kesimpulan
Ekspor sales kontrak adalah kesepakatan antara eksportir dan importir untuk
melakukan perdagangan barang sesuai dengan persyaratan yang disepakati bersama
bersama dan masing-masing pihak mengikat diri untuk melaksanakan semua
kewajibannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun sales contract yaitu:
Uraian barang-barang, Jumlah barang, Harga, Syarat penyerahan barang, Tempat
penyerahan barang, Syarat penyerahan dan biaya. Dalam sales contract sering
terjadi sengketa, dan 2 tahap penyelesaian yaitu Tahap pertama melakukan
musyawarah antara pihak eksportir dengan pihak importir yang disebut amicable
solution dan Bila cara pertama tidak berhasil barulah ditempuh cara arbitrasi
(perwasitan) atau melalui sidang pengadilan di negara yang ditentukan dalam
kontrak dagang ekspor.
DAFTAR PUSTAKA
https://karinov.co.id/contoh-sales-contract/
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/93-empat-tahapan-utama-
dalam- ekspor-menggunakan-l-c
INCOTERMS
Kelompok 3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari Incoterms ?
2. Apa saja yang di atur dalam incoterms?
3. Bagaimana kelompok E Departure?
4. Bagaimana kelompok F Main Cariage Unpaid?
5. Bagaimana kelompok C Main Cariage Paid?
6. Bagaimana kelompok D Arrival?
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Incoterms
2. Untuk dapat mengetahui yang di atur dalam Incoterms
3. Untuk mengetahui kelompok E Departure
4. Untuk mengetahui kelompok F Main Cariage Unpaid
5. Umtuk mengetahui kelompok C Main Cariage Paid
6. Untuk mengetahui kelompok D Arrival
Pengertian Incoterm
Incoterms merupakan singkatan dari international comersial terms atau istilah
komersial internasional. Istilah ini merupakan suatu terminologi atau ketentuan yang
digunakan bagi para pelaku perdagangan internasional ketika mengirim barang
dalam transaksi atau kontrak. Istilah comersial international juga berisi semua tugas,
resiko dan biaya bersangkutn selama transaksi penjualan dan pembelian barang
berskala international.
Incoterms atau International Commercial Terms adalah kumpulan istilah yang
dibuat untuk menyamakan pengertian antara penjual dan pembeli dalam
perdagangan internasional. Incoterms menjelaskan hak dan kewajiban pembeli dan
penjual yang berhubungan dengan pengiriman barang. Hal-hal yang dijelaskan
meliputi proses pengiriman barang, penanggung jawab proses ekspor-impor,
penanggung biaya yang timbul dan penanggung risiko bila terjadi perubahan kondisi
barang yang terjadi akibat proses pengiriman. Incoterms dalam perjanjian
Perdagangan Internasional yang di himpun oleh International Chamber of
Commerce-ICC yang berkedudukan di Paris, Perancis. Incoterms lahir dari
kebiasaan internasional (international customs) yang merupakan bentuk upaya agar
kebiasaan internasional tersebut bisa dijadikan pedoman/ rujukan bagi para pelaku
bisnis perdagangan internasional. Incoterms atau Ketentuan Perdagangan
Internasional juga diartikan sebagai seperangkat ketentuan kontrak (syarat
penyerahan barang) untuk pengiriman barang internasional. Para penjual dan
pembeli menentukan titik pengiriman atau penyerahan sebagai bentuk tanggung
jawab dari masing masing pihak, baik berupa biaya, Jenis Pengangkutan, risiko, dll.
Atas penetapan incoterm ini Antara penjual dan pembeli bersepakat untuk
mengalokasikan resiko dan tanggung jawab mereka pada titik penyerahan yang
telah disepakati bersama. Secara garis besar Incoterms mengatur :Tempat
pengiriman, Kewajiban ekspor / impor - seperti pemeriksaan dokumen, Bea dan bea
ekspor / impor, Biaya pengangkutan, Risiko kerusakan.Incoterms tidak berurusan
dengan barang, hak, harga, kekayaan intelektual, hukum / yurisdiksi.
Kelompok E Departure
Jika di dalam dokumen perdagangan internasional anda terdapat istilah EXW atau ex
works, maka itu artinya pihak penjual yang akan menentukan lokasi ataupun tempat
pengambilan barang yang akan anda beli. Sebagai pembeli, anda juga memiliki tanggung
jawab pada biaya pengangkutan dan juga biaya bongkar muat serta biaya lainnya yang
berpotensi ada ketika dilakukan pengiriman barang.
FCA atau free carrier artinya pihak penjual akan bertanggung jawab terhadap
perizinan ekspor sampai menyerahkannya pada pihak kurir atau ekspedisi di tempat
pelabuhan yang sebelumnya sudah disepakati bersama. Dalam hal ini, pihak pembeli
hanya perlu membayar biaya pengiriman dan tugas serta tanggung jawab penjual akan
selesai ketika pihak pembeli sudah menerima barang di pelabuhan.
Istilah berikutnya adalah free on board atau FOB. FOB artinya pihak penjual lah yang
akan melakukan seluruh surat perizinan ekspor sampai barang yang sudah dipesan dimuat
pada kapal pengirim. Biaya yang ada setelahnya akan ditanggung oleh pihak pembeli.
Free Alongside Ship atau ship adalah pihak penjual mempunyai tanggung jawab
hingga produk yang dipesan oleh pihak pembeli tiba di pelabuhan keberangkatan dan sudah
siap untuk didekati kapal pengeruk untuk proses pemuatan. Biaya lain yang akan muncul
CPT atau carriage paid to dalam incoterms adalah pihak penjual lah yang akan
menanggung seluruh biaya, dari mulai barang dikirim, hingga sampai di tujuan pembelinya.
Dalam hal ini, pihak penjual hanya memiliki tanggung jawab ketika barang sudah diserahkan
kepada pihak ekspedisi atau karir. Carriage and insurance paid to atau CIP adalah pihak
penjual wajib membayar asuransi kargo dan juga risiko kerusakan serta kehilangan barang
ketika diantar. CIP juga mengharuskan pihak pembeli untuk mampu melakukan export
clearance, yaitu serangkaian proses dokumen administratif dan pajak untuk diselesaikan
untuk melakukan ekspor dan impor barang. CFR merujuk pada pihak penjual yang akan
membayar seluruh biaya yang bisa muncul dari mulai barang dikirim hingga tiba di
pelabuhan. Setelahnya, biaya yang akan muncul akan ditanggung oleh pihak pembeli. Pada
dasarnya, istilah CIF ini hampir sama dengan CFR. CIF ini akan memungkinkan pihak
penjual untuk mampu melakukan seluruh tanggung jawab sampai barang tiba di pelabuhan
dan sudah siap untuk dimuat. Selain itu, pihak penjual juga wajib membayar asuransi
terhadap barang yang dipesan.
Kelompok D Arrival
Arti dari delivered duty paid adalah pihak penjual lah yang akan mengirim barang
hingga tujuan dan penjual lah yang akan menanggung seluruh biaya tersebut, termasuk
biaya asuransi dan juga seluruh biaya lain yang harus dibayar, seperti biaya pajak, cukai,
impor, dll. Dalam hal ini, pihak penjual juga nantinya akan mengurus surat izin guna
mendatangkan barang yang berasal dari pihak pembeli.
Istilah delivered at terminal (DAT) mengacu pada pihak penjual lah yang akan
melakukan seluruh pembayaran yang erat kaitannya dengan biaya pengiriman pada suatu
produk sehingga dilakukannya pembongkaran di pelabuhan tujuan. Setelah barang-barang
tersebut dibongkar di pelabuhan, maka pihak penjual sudah tidak lagi memiliki tanggung
jawab pada barang tersebut.
Delivered at Place atau DAP incoterms adalah suatu istilah yang lebih berfokus pada
tanggung jawab penjual untuk mampu mengatur dan juga memproses pengantaran barang
sampai pada tempat yang sebelumnya sudah bersama disepakati.
PENUTUP
Kesimpulan
Incoterms atau International Commercial Terms adalah kumpulan istilah yang dibuat
untuk menyamakan pengertian antara penjual dan pembeli dalam perdagangan
DAFTAR PUSTAKA
https://accurate.id/bisnis-ukm/incoterms-adalah/
https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/incoterms
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagian besar para pengusaha takut untuk melakukan ekspor karena takut
tidak dibayar atau ditipu importir di luar negeri. Hal ini termasuk pemikiran yang
salah sebab kunci keberhasilan ekspor ialah jangan takut tetapi harus terus belajar
sehingga mampu melakukan transaksi dengan metode yang baik agar tidak terjadi
kesalahan yang membuat perusahaan Anda mengalami kerugian.
Metode yang harus diketahui oleh para sahabat UKM untuk metode
pembayaran ekspor ialah Letter of Credit (L/C), bukan hanya metode pembayaran
ekspor saja yang harus sahabat UKM ketahui tetapi juga tentang alternative metode
pembayaran ekspor lainnya.
Rumusan Masalah
Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui jenis dan pola-pola pembayaran internasional
2. Memahami model counter trade
3. Mengetahui pola-pola pembayaran yang tidak menggunakan lettrer of credit
Documentary Collection
Documentary Collection merupakan sistem pembayaran dengan cara penjual
mengirimkan barang kepada pembeli dan melakukan penagihan pembayaran dengan
menggunakan dokumen melalui jasa Bank.
Pada umumnya terdapat 2 (dua) jenis Documentary Collection :
1. Collection D/P (Document against Payment)
Dokumen diserahkan kepada pembeli setelah pembeli membayar lunas harga barang
yang tercantum pada dokumen atas pengiriman barang.
2. Collection D/A (Document against Acceptance)
Dokumen diserahkan kepada pembeli setelah pembeli mengaksep draft yang
Bagi Penjual, Penyalur, atau Konsinyi hampir tidak memiliki resiko atau kelemahan.
Alasannya adalah karena produk yang dijual memang bukan produk mereka sendiri.
Jadi, jika barang tidak terjual maka penjual tidak akan mengalami kerugian.
Counter Trade
Countertrade berarti pertukaran uang barang atau jasa yang dibayar, seluruhnya atau
sebagian, dengan barang atau jasa lain, bukan dengan. Sebuah penilaian moneter namun
dapat digunakan dalam countertrade untuk tujuan akuntansi. Dalam hubungan antara
negara-negara berdaulat, istilah perdagangan bilateral digunakan.
Jenis-jenis Counter trade
1. Barter: Pertukaran barang atau jasa secara langsung dengan barang atau jasa lain tanpa
menggunakan uang sebagai alat pembelian atau pembayaran. Barter adalah pertukaran
barang secara langsung antara dua pihak dalam suatu transaksi. Ekspor utama dibayar
dengan barang atau jasa yang dipasok dari pasar pengimpor. Sebuah kontrak tunggal
yang mencakup kedua aliran, dalam bentuk yang paling sederhana tidak melibatkan
uang tunai. Dalam praktiknya, pasokan ekspor utama sering terhenti sampai pendapatan
yang diperoleh dari barter penjualan barang-barang. Salah satu kesepakatan barter
terbesar hingga saat ini melibatkan kesepakatanOccidental Petroleum Corporationuntuk
mengirimasam sulfatke bekas Uni Soviet untuk amonia urea dan kalium di bawah kontrak
2 tahun yang bernilai 18 miliar euro. Selanjutnya, selama tahap negosiasi barter, penjual
harus mengetahui harga pasar untuk barang yang ditawarkan dalam perdagangan.
Barang-barang yang dibarter dapat berkisar dari ham hingga pelet besi, air mineral,
furniture atau minyak zaitun, semuanya agak lebih sulit untuk ditentukan harga dan
pasarnya ketika pelanggan potensial harus dicari.
2. Beralih perdagangan: Praktek di mana satu perusahaan menjual kewajibannya untuk
melakukan pembelian di negara tertentu.
3. Counterpurchase: Penjualan barang dan jasa ke negara lain oleh perusahaan yang
melakukan pembelian produk tertentu di masa depan dari perusahaan yang sama di
negara itu.
4. Pembelian kembali: terjadi ketika perusahaan membangun pabrik di suatu negara, atau
Kebutuhan Countrade
Countertrade juga terjadi ketika negara-negara kekuranganmata uang kerasyang
cukup , atau ketika jenis perdagangan pasar lainnya tidak mungkin dilakukan. Pada
tahun 2000,IndiadanIraksetuju kesepakatan barter”minyak untuk gandum dan beras”,
tunduk pada persetujuanPBBberdasarkan Pasal 50 sanksiPerang Teluk PersiaPBB ,
yang akan memfasilitasi pengiriman 300.000 barel minyak setiap hari ke India dengan
harga $6,85 per barel penjualan minyak Irak ke Asia senilai sekitar $22 per barel. Pada
tahun 2001, India setuju untuk menukarkan 1,5 juta ton minyak mentah Irak di bawah
program minyak untuk makanan. DewanKeamananmencatat: “meskipun makanan yang
diproduksi secara lokal meningkat di seluruh negeri, kebanyakan orang Irak memiliki
daya beli yang diperlukan untuk tidak. Sayangnya, jatah makanan bulanan mewakili
proporsi terbesar dari pendapatan rumah mereka. Mereka mewajibkan untuk menukar
atau menjual menjelaskan barang-barang dari keranjang untuk memenuhi kebutuhan
penting mereka yang lain.Ini adalah salah satu faktor yang sebagian besar mengapa
situasi gizi tidak membaik seiring dengan peningkatan keranjang makanan.Selain itu,
tidak ada kegiatan ekonomi normal yang menyebabkan penyebaran penyakit yang
mendalam.”
Pada era modern, imbal dagang muncul pada tahun 1960 sebagai cara Uni Soviet dan
negara-negara komunis di Eropa Timur, yang mata uangnya umumnya tidak dapat
dikonversi, untuk membiayai impor. Selama 1980, teknik ini tumbuh dalam popularitas di
kalangan banyak negara berkembang yang kekurangan cadangan devisa yang dibutuhkan
untuk membeli impor yang diperlukan. Hal ini, mencerminkan kurangnya cadangan devisa
mereka, beberapa penerus menyatakan kepada bekas Uni Soviet dan negara-negara
komunis Eropa Timur secara berkala terlibat dalam imbal dagang untuk membiayai impor
mereka.
Keuntungan dari imbal dagang (countertrade) adalah dapat memberikan cara bagi
perusahaan untuk membiayai kesepakatan ekspor ketika cara lain tidak tersedia,
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dibandingkan dengan perusahaan
yang tidak bersedia melakukan perjanjian countertrade seperti yang dialami oleh
perusahaan yang berada di negara berkembang yang ingin meningkatkan devisa, dan
countertrade memberikan keuntungan bagi pemerintah suatu negara untuk membantu
melakukan ekspor barang maupun jasa.
Kerugian dari imbal dagang adalah perusahaannya harus setara dan perusahaan
biasanya memilih untuk dibayar dalam mata uang kuat (hard currency), kontrak imbal
dagang mungkin melibatkan pertukaran barang yang tidak dapat digunakan atau berkualitas
buruk yang tidak menguntungkan perusahaan, sekalipun barang yang ditemukan berkualitas
tinggi, perusahaan tetap perlu memutar cara untuk membuatnya menjadi menguntungkan,
dan imbal dagang mensyaratkan perusahaan untuk berinvestasi dalam departemen
perdagangan lokal yang didedikasikan untuk mengatur dan mengelola perjanjian imbal
dagang yang memakan waktu serta biaya yang besar.
Imbal dagang menjadi paling menarik bagi perusahaan multinasional yang besar dan
beragam yang dapat menggunakan jaringan kontaknya di seluruh dunia untuk mengatur
barang-barang yang diperoleh dalam imbal dagang. Sedangkan bagi eksportir kecil dan
menengah mungkin harus mencoba untuk menghindari perjanjian imbal dagang karena
mereka tidak memiliki jaringan operasi di seluruh dunia yang mungkin diperlukan untuk
memanfaatkan atau mengambil untung dari barang yang diperoleh dari imbal dagang.
Imbal dagang (countertrade) adalah kegiatan perdagangan secara timbal balik antara
indonesia dengan pihak luar negeri yang diukur dalam nilai transaksi kontrak pengadaan
alat peralatan pertahanan dan keamanan (PP No. 76 Tahun 2014). Menurut buku panduan
Imbal Dagang (2014) Secara umum pengertian countertrade (imbal-dagang)
menggambarkan suatu sistem perdagangan dimana pihak-pihak yang bertransaksi
bersepakat melakukan kontrak perdagangan (jual beli) secara biasa.
Oleh karenanya, imbal dagang ini perlu melibatkan berbagai institusi, termasuk jasa
perbankan dan asuransi. Asosiasi Countertrade Amerika (ACA) membagi lima ketegori
imbal dagang berdasarkan tingkat kompleksitas pengaturan perdagangannya. Meskipun
beragam bentuk imbal-dagang, namun tetap mengacu pada azas “reciprocity”.
Barter
Bentuk perdagangan "non currency" yang paling tua di dunia, yaitu transaksi
perdagangan yang merupakan petukaran barang/jasa dengan barang/jasa secara
langsung dan simultan dengan nilai yang diangap sama atau sebanding tanpa
mengunakan alat pembayaran lain seperti uang. Barter dalam bentuk awalnya hanya
dilakukan dengan perjanjian tunggal tanpa melibatkan pihak ketiga kedua pihak
mempunyai kedudukan yang sama, yaitu sebagai penjual dan pembeli. Barter kemudian
melibatkan lebih banyak pihak, namun tetap merupakan pertukaran barang/jasa dengan
barang/jasa.
Kemudian barter semakin maju dimana para pihak yang bertransaksi sudah tidak
lagi menukar barang/jasa lain secara langsung, tetapi melalui petukaran dokumen atas
barang yang dijualnya dengan barang yang dikehendaki, sehingga merupakan tukar
menukar piutang atau hak tagih.
1. Standby L/C
Dimana para pihak menerbitkan L/C dengan maksud apabila salah satu tidak puas
dengan barang/jasa yang diperolehnya, maka ia dapat mencairkan L/C yang dibuka
pihak lawannya.
2. Escrow Account.
3. Switch Trader.
Pihak ketiga yang diberi hak oleh para pihak untuk menjual barang/jasa yang
dipertukarkan, sehingga para pihak yang bertukar akan memperoleh mata yang
diinginkan.
Book Chapter Ekspor Impor 54
Counterphurchase (imbal beli)
Buyback
Offset
Suatu bentuk Imbal Dagang dimana pemasok luar negeri menyetujui untuk
melakukan investasi, kerjasama produksi, alih teknologi kedalam negara pembeli
barang/jasa, memberikan peralatan, bantuan yang diperlukan untuk pendirian industri
baru dengan tujuan ekspor, dan pembagunan atau peluasan teknologi manufaktur yang
ada dan kemampuan industri.
1. Direct offset
2. Indirect offset
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.digitalbisni
s.id/kenali-kekurangan-dan-kelebihan-4-metode-pembayaran-ekspor-impor-
ini/amp/&ved=2ahUKEwiHq6Wx7b34AhX28TgGHXtkDs8QFnoECCEQAQ&usg
=AOvVaw1Or1PttBNBr9HnTxIxMiG4
POLA PERHITUNGAN
HARGA EXPOR
Kelompok 5
PENDAHULUAN
Dalam transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah ekspor-impor
pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan
menjual baramg antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di negara-negara yang
berbeda. Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang menyeberangi laut dan darat itu
tidak jarang timbul berbagai masalah yang kompleks antara pengusaha-pengusaha yang
mempunyai bahasa, kebudayaan,adat istiadat dan cara yang berbeda-beda.
RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan kegiatan ekspor?
Apa tujuan menghitung harga ekspor?
Apa yang dimaksud procurement cost?
Apa yang dimaksud handling cost?
Seperti apakah pungutan-pungutan negara?
Apa saja komponen jasa pihak ketiga?
Bagaimana pola perhitungan harga ekspor?
TUJUAN
Untuk mengetahui tentang kegiatan ekspor
Untuk mengetahui tentang tujuan menghitung harga ekspor
Untuk mengetahui tentang procurement cost
Untuk mengetahui tentang handling cost
Untuk mengetahui tentang pungutan-pungutan negara
Untuk mengetahui tentang komponen jasa pihak ketiga
Untuk mengetahui tentang pola perhitungan harga ekspor
Dapat disimpulkan bahwa ekspor merupakan kegiatan atau aktivitas mengeluarkan produk
dan barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan mengikuti standar peraturan beserta
ketentuan yang berlaku. Kegiatan ekspor umumnya dilakukan oleh suatu negara yang
mampu menghasilkan produk barang dalam jumlah besar dan jumlah tersebut sudah
terpenuhi di dalam negeri.
Mengapa begitu? Jika negara tersebut sudah mampu memenuhi kebutuhan di dalam
negeri, maka ia bisa mengirimkan produk barang ke negara yang tidak mampu
memproduksinya. Kemudian dalam kegiatan ekspor memiliki istilah yang disebut eksportir.
Apa yang dimaksud dengan eksportir? Secara umum, eksportir merupakan kegiatan
badan hukum atau perseorangan yang melakukan kegiatan ekspor. Kegiatan ekspor yang
dilakukan dalam skala besar akan melibatkan Bea Cukai sebagai pengawas lalu lintas suatu
negara.
Setiap barang yang akan diekspor memiliki ketentuannya sendiri tergantung dari jenis
barang tersebut. Tidak semua individu atau masyarakat mampu melakukan kegiatan ekspor
karena ada beberapa prosedur yang harus diikuti.
Jika dibandingkan dengan kegiatan impor, maka kegiatan ekspor jauh lebih mudah
untuk dilakukan. Karena kegiatan impor memiliki banyak peraturan yang harus dipatuhi,
khususnya dalam hal pajak. Dalam kegiatan ekpor, hanya ada beberapa produk yang
dikenakan pajak ekspor, yakni ekspor rotan, kayu, dan crude palm oil.
Kegiatan ekspor mampu menciptakan permintaan efektif baru yang membuat barang-
barang di pasar dalam negeri mencari inovasi untuk menaikkan produktivitas. Kemudian
kegiatan ekspor dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperluas pasar di
seberang lautan bagi barang-barang tertentu.
Ada dua cara yang bisa dilakukan dalam kegiatan ekspor, yakni ekspor biasa dan
ekspor tanpa L/C. Apa perbedaan di antara keduanya? Perbedaan di antara keduanya
terletak pada penggunaan letter of credit sebagai alat pembayaran.
Kegiatan ekspor biasa akan melakukan penjualan ke luar negeri dengan segala ketentuan
yang berlaku. Kemudian kegiatan ekspor biasa ditujukan ke pembeli menggunakan L/C.
Sedangkan kegiatan ekspor tanpa L/C dapat dilakukan jika departemen perdagangan telah
mengeluarkan izin khusus.
⮚ Memperoleh laba
Tujuan dari menghitung harga ekspor adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih
mendalam dan pemahaman mengenai perhitungan biaya dan penentuan harga jual produk
ekspor yang haru ditentukan oleh suatu perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor agar
dapat bersaing di dalam memasuki pasar perdagangan internasional dengan memperoleh
laba yang akan menjadi sasaran usaha.
3. Procurement Cost
Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat. b. Untuk
menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan
persediaan yang berakibat terhentinya proses produksi. c. Untuk mempertahankan dan
meningkatkan penjualan dan laba perusahaan. d. Menjaga agar pembelian secara kecil-
kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan biaya pemesanan menjadi lebih besar.
e. Menjaga agar persediaan di gudang tidak berlebihan, karena dapat mengakibatkan
meningkatnya resiko dan juga biaya penyimpanan di gudang.
Secara umum dapat dikatakan bahwa biaya system persediaan adalah semua pengeluaran
dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Biaya sistem persediaan terdiri
dari: Nasution, 2008: 121
Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. Besarnya biaya
pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan harga satuan barang. Biaya
pembelian menjadi faktor penting ketika harga barang yang dibeli tergantung pada ukuran
pembelian. Situasi ini bias disebut sebagai quantity discount atau price break dimana harga
barang per unit akan turun bila jumlah barang yang dibeli banyak. Dalam kebanyakan teori
persediaan, komponen biaya pembelian tidak dimasukkan ke dalam total biaya sistem
persediaan karena diasumsikan bahwa harga barang per unit dipengaruhi oleh jumlah
barang yang dibeli sehingga komponen biaya Universitas Sumatera Utara pembelian untuk
periode waktu tertentu misalnya 1 tahun konstan dan hal ini tidak akan mempengaruhi
berapa banyak barang yang harus dipesan.
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis sesuai asal usul barang, yaitu:
Biaya pembuatan setup cost Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul
dalam mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini timbul di dalam pabrik yang meliputi
biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin, mempersiapkan gambar kerja dan
seterusnya.
4. Handling Cost
Biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang.
Biaya ini meliputi:
a. Biaya Modal Penumpukan barang di gudang berarti penumpukan modal, dimana modal
perusahaan memiliki ongkos expense yang dapat diukur dengan suatu bunga bank. Oleh
karena itu biaya yang ditimbulkan karena memiliki persediaan harus diperhitungkan dalam
suatu biaya sistem persediaan. Biaya memiliki persediaan diukur sebagai persentase nilai
persediaan untuk periode waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara
b. Biaya Gudang Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan sehingga timbul
biaya gudang. Bila gudang dan peralatannya disewa maka biaya gudangnya merupakan
biaya sewa sedangkan bila perusahaan mempunyai gudang sendiri maka biaya gudang
merupakan biaya depresiasi.
c. Biaya Kerusakan dan Penyusutan Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan
dan penyusutan karena beratnya berkurang atau jumlahnya berkurang karena hilang. Biaya
kerusakan dan penyusutan biasanya diukur dari pengalaman sesuai persentasenya.
d. Biaya Kadaluarsa Absolence Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai
karena perubahan teknologi dan model sepeti barang-barang elektronik. Biaya kadaluarsa
biasanya diukur dengan besarnya penurunan nilai jual dari barang tersebut.
e. Biaya Asuransi Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga dari hal-hal yang tak
diinginkan seperti kebakaran. Biaya asuransi tergantung jenis barang yang diasuransikan
dan perjanjian dengan perusahaan asuransi.
Pada saat barang ekspor impor kita berada di pelabuhan, ada satu kewajiban yang harus
kita lakukan yaitu “port clearance”. Yang dimaksud port clearance disini adalah aktivitas atau
Book Chapter Ekspor Impor 60
kewajiban – kewajiban yang harus kita penuhi kepada operator terminal di pelabuhan
tempat barang kita singgah atau disimpan (storage) untuk sementara waktu. Biasanya
aktivitas tersebut berkaitan dengan handling dan moving fisik barang ekspor impor dan
tentunya dikenakan biaya.
Ada beberapa item biaya yang harus kita bayarkan kepada operator port pada saat barang
kita di simpan atau di handling di pelabuhan, jenis – jenis biaya tersebut antara lain :
● Biaya storage container (untuk shipment FCL) atau biaya storage barang di gudang
tertutup (untuk shipment LCL)
● Biaya pemeriksaan barang oleh instansi terkait (misal pemeriksaan oleh petugas bea
cukai atau karantina)
● Biaya overbrengen (OB) atau biaya pemindahan container dari terminal container
yang satu ke terminal container lainnya.
● Biaya Demmurage atau biaya kelebihan waktu pemakaian kontainer yang ditetapkan
oleh perusahaan pelayaran (shipping lines).
● Biaya administrasi lainnya yang dikenakan oleh berbagai pihak di pelabuhan, baik
yang resmi maupun tidak resmi (pungli).
Singapura mampu menjadi salah satu pelabuhan utama dunia karena memiliki
pelabuhan yang sangat efisien dan mampu menekan biaya – biaya pelabuhan seperti THC,
LOLO (Lift On Lift Off), dan lain sebagainya.
Tingginya biaya – biaya tersebut di Indonesia antara lain disebabkan oleh terbatasnya
fasilitas pelabuhan dan tidak efisiennya operator pelabuhan, meskipun telah di privatisasi
(beberapa terminal di Tanjung Priok dimiliki oleh satu perusahaan asing saja). Efisiensi
pelabuhan di Indonesia tergolong paling buruk dibandingkan negara-negara Asia lainnya.
Pelabuhan peti kemas JICT Tanjung Priok dikenal paling mahal dan tidak efisien
dibandingkan negara-negara tetangga.
5. Pungutan-Pungutan Negara
Pajak mulai menjadi pungutan sejak zaman Romawi, pada awal Republik Roma (509-27
SM) sudah mulai dikenal beberapa jenis pungutan pajak, seperti censor, questor dan
beberapa lainnya. Pajak zaman Roma tidak disebut pajak seperti zaman sekarang tetapi
disebut publican trubutum, dan pajak pada zaman tersebut merupakan pajak langsung atas
kepala negara. Pada zaman kaisar terkenal Jullius Caesar , pajak dikenal dengan nama
centesima rerum venalium, yaiut sejenis pajak penjualan yang besarnya sebesar 1% dari
omset penjualan. Di daerah lain Italia dikenal dengan nama decumae, yaitu pungutan yang
besarnya 10% dari para petani atau penguasa tanah.
Di Indonesia sendiri, pajak sudah mulai ada sejak Belanda masuk ke Indonesia terutama
setelah berdirinya VOC, pungutan bisa berupa kerja paksa atau upeti.
● Pajak
● Kekayaan alam
● Retribusi
● Iuran
● Sumbangan
● Sumber-sumber lain.
PAJAK
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat
dipaksakan dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa
berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa
kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.
Menurut Rochmat Sumitro “Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas
negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan ‘surplus’-nya digunakan untuk simpanan
publik (public saving) yang merupakan sumber utama untuk membiayai investasi publik
(public investment).”
KEKAYAAN ALAM
Berdasarkan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat sebesar-
besarnya.” Hal ini juga ditegaskan dalm Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Pokok Argaria.
Sudargo Gautama, dalam buku Tafsir Undang-undang Pokok Argaria menjelaskan bahwa
yang termasuk dalam pengertian menguasai ialah: mengatur dan menyelenggarakan
peruntukan, penggunaan, persediaan, dan pemeliharaannya, menentukan dan mengatur
yang dapat dipunyai atas bagian dari bumi, air, dan ruang angkasa, menentukan dan
mengatur hubungan hukum antara orang-orang (subjek hukum) dan pembuatan-pembuatan
hukum yang mengenai bumi, air, dan ruang angkasa.
Bea dan cukai merupakan pungutan negara yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai berdasarkan undang-undang yang berlaku.
Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap narang-barang tertentu yang
mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang Nomor 11
Tahun 1995 tentang cukai. Contoh barang yang dikenakan cukai antara lain tembakau dan
minuman keras
RETRIBUSI
Retribusi adalah pungutan yang dilakukan oleh negara sehubungan dengan penggunaan
jasa-jasa yang disediakan oleh negara. Di sini nyata bahwa para pembayar mendapat jasa
langsung (kontraprestasi langsung) dari negara. Orang-orang yang tidak menggunakan jasa
yang telah dissediakan, tidak diwajibkan membayar retribusi. Unsur yang melekat pada
retribusi adalah:
Retribusi yang dipungut oleh pemerintahan Indonesia sekarang diatur dalam Undang-
undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam undang-undang
ini yang dimaksud dengan retribusi adalah pungutan sebagai pembayaran atas jasa yang
disediakan oleh Pemerintahan daerah dengan onjek sebagai berikut:
IURAN
Iuran adalah pungutan yang dilakukan oleh negara sehubungan dengan penggunaan jasa-
jasa atau fasilitas yang disediakan oleh negara untuk sekelompok orang. Di sini nyata
bahwa kelompok pembayar mendapat jasa langsung (kontraprestasi langsung) dari negara.
Book Chapter Ekspor Impor 64
Contoh: iuran televisi, air, listrik, telepon, dll
SUMBANGAN
Istilah Sumbangan ini mengandung pikiran, bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
prestasi pemerintah tertentu, tidak boleh dikeluarkan dari kas umum, karena prestasi itu
tidak ditujukan kepada penduduk seluruhnya, melainkan hanya golongan tertentu dari
penduduk ini sajalah yang diwajibkan membayar sumbangan ini. Apabila pajak dan retribusi
pungutan harus berlandaskan undang-undang, maka dalam sumbangan pungutannya tidak
berdasarkan undang-undang tetapi lebih bersifat pada gotong-royong masyarakat setempat.
Pada sumbangan tidak ada sifat paksaan tetapi unsur sukarela, pemberi sumbangan dapat
merasakan imbalan langsung atas hasil sumbangannya, tetapi juga pemberi sumbangan
dapat tidak merasakannya sama sekali jika pemberi sumbangan tersebut tidak pernah
bertempat di suatu wilayah di mana jalan atau tempat ibadah yang dibangun sebagian
merupakan hasil sumbangannya.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang sebagian besar modalnya
merupakan kekayaan negara. Badan Usaha Milik Negara dapat berbentuk PERSERO,
PERUM, dan PERJAN. Laba yang diperoleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah
pendapatan negara yang dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).
SUMBER-SUMBER LAIN
Yang termasuk dalam sumber-sumber lain misalnya pencetakan uang (deficit spending) dan
pinjaman. Pencetakan uang sering dilakukan oleh beberapa negara. Pemerintahn Indonesia
pernah melaksanakannya dalam rangka memenuhi kebutuhan akan investasi negara untuk
membiayai pembangunan yang tercermin dalam Anggaran Belanja Pembangunan. Secara
teoritis sebenarnya dapat saja dilakukan oleh pemerintah kapan saja melalui deficit
spending atau uang muka pemerintah melalui bank sentral untuk menyediakan dana
(melalui pencetakan uang) sebanyak mungkin untuk digunakan dalam tahun anggaran yang
akan dilaksanakan. Apabila dalam suatu tahun anggaran mengalami defisit maka
pemerintah bisa saja menutup defisit tersebut dengan cara mencetak uang. Tetapi cara ini
tidaklah populer karena membawa akibat yang sangat mendalam di bidang ekonomi. Oleh
karena itu, defisit tersebut ditutup melalui pinjaman atau kredit luar negeri.
Teori Asuransi
Teori ini mempersamakan negara dengan perusahaan asuransi di mana rakyat membayar
sejumlah premi tertentu untuk mendapatkan sesuatu yang mereka harapkan pada saat-saat
tertentu. Teori ini sudah tidak sesuai karena pajak tidak bisa disamakan dengan premi
asuransi karena negara tidak menanggung kerugian rakyat secara langsung dan tidak ada
hubungan langsung (kontraprestasi).
Teori ini manganggap bahwa dibutuhkan suatu layanan perlindungan masyarakat dari
negara yang biayanya dipikul bersama-sama dalam bentuk pajak. Pada dasarnya setiap
warga negara seharusnya membayar jumlah pajak yang sama, namun pada kenyataannya
ditentukan oleh faktor kekayaan dan kebutuhan materiil seseorang berdasarkan jumlah
tanggungan hidup.
Teori ini menganggap bahwa kepentingan negara lebih penting dibandingkan dengan
kepentingan warganya sehingga menimbulkan hak mutlak pemungutan pajak oleh negara
kepada rakyat negaranya. Rakyat memberi baktinya kepada negara dan negara akan
memberi rakyatnya perlindungan, pelayanan, dan sebagainya.
Menurut teori asas gaya beli, pajak dipungut dari rakyat akan menimbulkan dampak yang
baik kepada kedua belah pihak. Negar menyedot uang rakyat dari pajak dan negara juga
menyalurkan kembali uang pajak kepada masyarakat secara tidak langsung. Alasan
kesejahteraan rakyat dijadikan daasar pemungutan pajak.
Kelompok indentor
Apabila kebutuhan atas suatu barang belum dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri,
maka terpaksa di impor dari luar negeri. Diantara barang tersebut ada yang digunakan untuk
konsumsi sendiri atau dijual kembali.
● Para pedagang
Dalam menyusun dan menandatangani kontrak indent antara indentor dan importir, kedua
belah pihak seyogyanya sangat berhati – hati. Tidak jarang kontrak indent menyebabkan
kericuhan, seperti alat manipulasi impor baik oleh indentor maupun eksportir.
Kelompok importir
Importir terbatas - izin khusus pada perusahaan PMA dan PMDN untuk mengimpor mesin –
mesin dan bahan baku yang tidak untuk diperdagangkan kembali
Sole Agen Importir - Perusahaan asing yang berminat memasarkan hasil produksinya di
Indonesia seringkali mengangkat perusahaan setempat sebagai kantor perwakilan/ agen
tunggal.
Kelompok Promosi
Perdagangan luar negeri tidak dapat dipisahkan dari masalah ekonomi nasional, sehingga
masalah ekspor impor tidak lagi hanya menjadi masalah importir maupun eksportir tetapi
juga masalah pemerintah dan masyarakat umum.
Merosotnya devisa akan memaksa kita berpaling pada sumber daya non miga yang terdiri
Book Chapter Ekspor Impor 67
dari komoditi tradisional, hasil industry, dan pariwisata. Hal ini tentu memerlukan promosi.
● Kantor perwakilan dari produsen atau eksportir asing di negara konsumen atau
importir.
● Kantor perwakilan kamar dagang dan industri yang ada di luar negeri maupun dalam
negeri.
● (BPEN). Kantor bank devisa di dalam maupun luar negeri. Atase perdagangan dan
Trade
● Brosur/leaflet
Kelompok Eksportir
Eksportir adalah orang perseorangan atau badan hukum yang melakukan ekspor. Kelompok
eksportir terdiri dari :
Produsen eksportir - sebagian hasil produksinya diperuntukkan pasar luar negeri, yang
ekspornya diurus sendiri
Wisma dagang (Trading House) Perusahaan dapat mengembangkan ekspornya lebih dari
dua
Kelompok pendukung
Walaupun ekspotir maupun importir menjadi pelaku utama dalam perdagangan internasional
namun kita tidak dapat mengabaikan peran dari pihak lain yang dapat melancarkan kegiatan
eksportir dan importir. Pihak-pihak yang dimaksud adalah kelompok pendukung, yang
mendukung terlaksananya kegiatan ekspor impor atau perdagangan internasional.
⮚ Bank Devisa
⮚ Maskapai Pelayaran
⮚ Maskapai Asuransi
Asuransi dapat menjamin resiko dari setiap transaksi. Yaitu resiko atas kualitas
barang baik di darat maupun di laut yang tidak mungkin ditanggung oleh salah satu
pihak.
Sebagai sarana untuk membantu promosi, kantor kedutaan di luar negeri dapat
mengeluarkan dokumen legalitas seperti consuler invoice yang berfungsi mengecek
dan mensahkan pengapalan suatu barang dari negara tertentu.
⮚ Surveyor
Instansi ini berfungsi sebagai juru periksa terhadap kualitas, cara pengepakan dan
keabsahan dokumen-dokumen terhadap barang-barang yang akan diekspor atau
diimpor.
⮚ Pabean
Pabean yaitu sebagai alat pemerintah untuk bertindak sebagai pengaman lalu lintas
barang serta dokumen yang masuk ke wilayah pabean
Sebelumnya sudah sempat dibahas bagaimana perbedaan penawaran harga pada masing-
masing metode EXW, FOB, CFR, dan CIF. Disini kita akan membahas lebih dalam tentang
komponen biaya apa saja yang perlu diperhitungkan, sehingga penawaran harganya lebih
tepat. Berikut biaya-biaya yang paling penting dihitung dalam ekspor:
Produk yang diekspor dapat diproduksi sendiri atau membeli dari supplier. Jika sahabat
UKM membeli produk dari supplier, maka biaya HPP dihitung berdasarkan biaya pembelian
produk ditambah biaya pengiriman sampai ke gudang.
Biaya Produksi: Hitunglah total biaya dari bahan baku produksi, bahan pendukung produksi,
serta gaji pekerja yang digunakan untuk memproduksi barang.
Biaya Operasional Pabrik: Hitunglah segala biaya yang terjadi di dalam pabrik yang
memproduksi barang. Contohnya adalah listrik, minyak, gas, oli mesin, biaya perawatan
mesin & peralatan, dan juga termasuk biaya penyusutan mesin & peralatan.
Setelah diketahui total biaya produksi ditambah biaya operasional pabrik, hitunglah biaya
dibagi jumlah barang produksi atau total berat barang produksi (biasanya dalam kg).
Biaya yang dihitung disini dimulai dari biaya sortasi/pemilahan barang, yang disebabkan
karena barang dari supplier atau produksi sendiri yang tidak seragam. Lalu dihitung biaya
pembelian kemasan, upah pengemasan, sampai ongkos printing kemasan. Total dari semua
aktivitas ini didapatkan biaya pengemasan.
Biaya ini terjadi jika memakai metode pembayaran ekspor dengan jasa bank. Metode yang
biasa digunakan dalam transaksi ekspor adalah T/T (Telegraphic Transfer), L/C (Letter of
Credit), dan CAD (Cash Against Documents). Baca artikel Metode Pembayaran Ekspor
untuk mengetahui selengkapnya.
Pembayaran menggunakan metode T/T, biasanya dikenakan charge USD 5-10 per transfer
dari luar negeri. Sedangkan untuk L/C dan CAD, biasanya charge yang dikenakan berkisar
USD 75-150 per sekali proses pembayaran. Biaya ini bisa berbeda-beda tergantung dari
asal negara, bank yang digunakan importir, dan bank yang digunakan eksportir di Indonesia.
Jika sahabat UKM memakai penawaran harga EXW, maka perhitungan biaya ekspor
berhenti disini.
Dalam bisnis ekspor, transportasi dari gudang ke pelabuhan menjadi rutin setiap
transaksinya.Karena itulah, komponen biaya ini perlu diperhitungkan dan dimonitor.
Biaya Forwarder
Ini dihitung jika sahabat UKM memakai jasa forwarder yang dapat membantu pengurusan
transportasi dari gudang sampai pelabuhan, pengurusan dokumen ekspor yang dibutuhkan,
serta dalam pengkoordinasian pengiriman barang dari pelabuhan sampai ke negara tujuan.
Biaya ini biasanya berkisar Rp 250,000 - Rp 1,000,000 untuk sekali service, berapa pun
jumlah barang yang dikirim. Biaya tersebut belum termasuk biaya pengurusan dokumen
Book Chapter Ekspor Impor 70
ekspor dan biaya transportasi (trucking) dari gudang ke pelabuhan. Tapi kebanyakan
forwarder juga menawarkan harga sudah termasuk semuanya (all in).
Biaya ini tergantung dari dokumen apa saja yang diurus berdasarkan kebutuhan atau
persyaratan di negara tujuan ekspor, baik itu yang bersifat utama maupun tambahan.
Biaya dokumen-dokumen ekspor ini tidak signifikan kecuali sertifikat yang membutuhkan
pemeriksaan di laboratorium. Contohnya, untuk pengurusan COA biasanya mencapai
beberapa ratus ribu rupiah, tergantung analisis yang digunakan.
Biaya ini dibayarkan ke otoritas pelabuhan (PT Pelindo) untuk penanganan barang di
pelabuhan.Biasanya biaya THC untuk pengiriman dengan full container 20ft adalah sekitar
USD 95. Tapi biaya THC ini dihitung berdasarkan per kg barang kita. Misalkan, dalam satu
container 20 ft dapat dimuat 10,000 kg produk kita, maka biaya THC yang dibebankan per
kg adalah adalah USD 0.0095/kg.
Bea Keluar adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap beberapa kategori barang
ekspor,terutama barang yang tidak diolah. Besarnya biaya ini kebanyakan berupa
persentase terhadap total nilai invoice penjualan ekspor. Pembayaran Bea Keluar harus
dilakukan sebelum atau paling lambat pada saat PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
diajukan.
Kayu yang sudah diolah (minimal menjadi kayu kaso): 2 - 5% nilai invoice
Biji kakao: 0 - 15% nilai invoice, kecuali kakao yang diolah (minimal fermentasi) adalah
bebas Bea Keluar Kelapa Sawit (CPO) dan produk turunannya: 0 - USD 245/MT Olahan
mineral logam: 0 - 10% nilai invoice
Besarnya Bea Keluar ini tergantung dari pengolahan barang tersebut. Jadi semakin diolah
produknya, maka Bea Keluarnya akan semakin kecil.
Biaya ini dihitung ketika pihak ketiga/agen/broker, baik di dalam maupun luar negeri,
membantu mendapatkan kesepakatan atau kontrak penjualan ekspor dengan importir.
Besarnya nilai komisi agen tergantung kesepakatan sebelumnya, yang biasanya berkisar 2 -
5% dari total nilai penjualan ekspor. Jika sahabat UKM memakai penawaran harga FOB,
maka perhitungan biaya ekspor berhenti disini.
Courier: Dilakukan dengan berat barang ekspor di kisaran 1 kg. Biaya pengiriman sekitar
USD 50 - 100/kg dengan menggunakan DHL, UPS, Fedex, atau TNT. Bahkan, ada yang
lebih murah dengan menggunakan EMS, yaitu sekitar Rp 200,000 - 350,000/kg.
Air Cargo: Dilakukan dengan berat barang ekspor minimum 45 kg, dengan menggunakan
pesawat udara. Biaya pengiriman menggunakan air cargo berkisar USD 0.7 - 18/kg. Sea
Cargo LCL (Less Container Load): Dilakukan dengan berat barang ekspor minimum 1 MT
atau pada beberapa tujuan minimum 0.5 MT, menggunakan kapal laut. Pengiriman LCL
berarti barang ekspornya tidak full satu container sehingga barangnya digabung bersama
barang dari eksportir lain dalam satu container. Biasanya, biaya pengiriman LCL berkisar Rp
500 - 5,000 per kg
Sea Cargo FCL (Full Container Load): DIlakukan dengan berat barang ekspor minimum 1
container., menggunakan kapal laut. Jadi, pengiriman FCL artinya barang ekspornya tidak
digabung dengan barang eksportir lainnya. Pengiriman ini adalah yang biayanya paling
murah. Contohnya ke Singapura hanya USD 80 per 1 container 20 ft. Terdapat beberapa
pilihan container seperti 20 ft, 40 ft, atau 40 ft High Cube. Untuk barang ekspor yang
memerlukan suhu dingin dapat juga menggunakan reefer container, dengan biaya yang
lebih tinggi. Jika sahabat UKM memakai penawaran harga CFR, maka perhitungan biaya
ekspor berhenti disini.
Biaya Asuransi
Asuransi yang dimaksud adalah meliputi asuransi pengiriman dan asuransi pembayaran.
Namun, yang termasuk dalam incoterm CIF adalah hanya asuransi pengiriman. Biaya premi
asuransi ini biasanya 0.1 - 0.5% dari total nilai harga CFR.
Jika sahabat UKM memakai penawaran harga CFR, maka perhitungan biaya ekspor
berhenti disini. Akan tetapi, kebanyakan transaksi ekspor yang dilakukan tidak memakai
asuransi pengiriman. Sehingga, incoterm yang lebih banyak digunakan adalah CFR
daripada CIF. Sampai tahap ini, sahabat UKM sudah dapat menghitung keuntungan kotor
(gross income) dari total biaya-biaya di atas. Namun, perlu juga untuk kita menghitung biaya
pergudangan, biaya operasi lainnya, serta biaya bunga dan pajak untuk dapat menghitung
keuntungan bersih (net income) Biaya Pergudangan Gudang adalah fasilitas utama dalam
bisnis ekspor yang perlu dihitung biayanya. Jika sahabat UKM menyewa gudang, maka
biaya dihitung dari biaya sewa gudang. Namun, jika gudang dimiliki sendiri, maka biaya
dihitung dari biaya penyusutan (depresiasi) per bulannya. Jangan lupa juga untuk
menghitung biaya operasional dan pemeliharaan gudang.
Dalam ekspor juga harus diperhitungkan biaya yang dikeluarkan secara rutin untuk
operasional kantor, namun bukan yang terkait dengan proses produksi di pabrik. Sebagian
komponen biaya operasional adalah biaya sewa kantor, listrik, telepon, internet, gaji
karyawan, termasuk di dalamnya adalah biaya promosi dan pemasaran serta biaya
penyusutan.
Ingat, sahabat UKM juga perlu untuk tetap memperhitungkan biaya bunga jika sahabat UKM
memiliki pinjaman dari bank. Lalu, hitunglah biaya pajak lainnya yang harus dibayarkan
setiap tahunnya. Dengan memperhitungkan semua komponen biaya di atas, kita dapat
menargetkan secara tepat keuntungan kotor maupun keuntungan bersih dari harga jual
ekspor kita
PENUTUPAN
Kesimpulan
Dalam penelitian ini, aspek ekonomi akan menjawab apakah sebuah bisnis mampu
menaikkan atau bahkan justru menurunkan rata-ata pendapatan perkapita di wilayah
setempat.
Aspek ekonomi memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan, sedangkan bagi
pemerintah akan memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah.Dalam Aspek ekonomi perlu ditelaah apakah keberadaaan suatu
proyek atau usaha akan memberikan manfaat kepada berbagai pihak atau sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku SKB Sugiyanto-Terbit 2020 Gabung E Book 264 271 Kasmir dan jakfar, 2007 Studi Kelayakan
Bisnis Edisi kedua
Ibrahim, Yacob. 2009 Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi.
https://id.scribd.com/document/432984288/Makalah-Aspek-Ekonomi-dalam-Studi-Kelayakan-Bisnis
http://tyasnurhayati.blogspot.com/2017/04/makalah-aspek-ekonomi.html?m=1
PERHITUNGAN KALKULASI
HARGA IMPORT
Kelompok 6
PENDAHULUAN
Transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor pada
hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan
menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di negara-negara yang
berbeda. Dan transaksi ekspor impor itu sendiri memiliki syarat sendiri yang harus dipatuhi
oleh semua pelaksana kegiatan ini. Kegiatan ini juga sangat bermanfaat bagi semua
pelaksana langsung maupun masyarakat dan Negara. Bahkan secara khusus kegiatan ini
memiliki lembaga yang membantu agar berjalan lancarnya kegiatan ini. Namun dalam
pertukaran barang dan jasa yang menyeberangi laut dan darat ini tidak jarang timbul
berbagai masalah yang kompleks antara pengusaha- pengusaha yang mempunyai bahasa,
kebudayaan.
RUMUSAN MASALAH
Incoterms Adalah
Diambil dari asal katanya, incoterms adalah singkatan dari kata international
commercial terms. Jadi, jika diartikan dari asal katanya, maka arti
kata incoterms adalah sebagai berikut:
Incoterms sendiri mencakup berbagai hal yang erat kaitannya dengan jual beli
internasional, mulai dari pertanggungjawaban atas setiap kegiatan ekspor dan impor,
pengiriman barang, serta penanggungan biaya, dll. Selain itu, penggunaan biaya ini
juga erat kaitannya dengan pencatatan akuntansi perusahaan. Untuk itu, pemahaman
terhadap istilah incoterms juga harus dimengerti oleh para akuntan yang bekerja di
perusahaan ekspor dan impor barang.
Tujuan Dibuatnya Incoterms Adalah
Incoterms sendiri dibuat agar bisa meminimalisir berbagai bentuk
kesalahpahaman yang kerap terjadi antara pihak penjual dan pembeli. Hal tersebut
dikarenakan perdagangan internasional akan melibatkan berbagai pihak penjual dan
pembeli yang berasal dari berbagai negara dengan bahasa yang berbeda-beda.
Jadi, secara umum tujuan incoterms adalah:
1. Untuk bisa mengatur hak dan kewajiban yang sudah selayaknya ditanggung
oleh pihak eksportir dan importir yang melakukan transaksi perdagangan
internasional
Selain itu, istilah yang termuat dalam incoterms juga akan berdampak pada
pembukuan bisnis. Dengan menggunakan istilah yang ada pada incoterms, maka
laporan pun akan menjadi lebih mudah dibaca dan juga dipahami.
Apa Saja Incoterms yang Digunakan?
Saat ini, incoterms yang berlaku adalah incoterms 2010, yang merupakan
pembaharuan dari incoterms 2000. Meskipun begitu, incoterms 2000 juga masih
berlaku dengan catatan harus bisa ditulis secara jelas di dalam perjanjian kontrak.
Bentuk validitas incoterms hanya akan berlaku apabila disebutkan dalam kontrak
penjualan ataupun perjanjian tertulis yang sebelumnya memang sudah disepakati.
Jadi, setidaknya ada tiga poin penting yang bisa diatur dalam incoterms 2010, yakni:
Risk : adalah bentuk pembagian ataupun pengalihan risiko antara pihak penjual dan pembeli.
Cost : adalah bentuk pembagian atau pengalihan biaya pengiriman barang
Responsibilities : adalah bentuk pengaturan tanggung jawab terhadap barang
ketika dikirimkan.
Selain itu, pada incoterms 2010 juga terdapat dua kategori utama, yaitu transportasi
umum dan transportasi laut, dimana masing-masing diantaranya terdiri dari 11 istilah.
Tujuh istilah untuk transportasi umum, dan 4 istilah untuk transportasi laut
Terdapat 2 kategori umum pada Incoterms 2010, yaitu transportasi umum (darat, laut,
udara, rel) dan transportasi laut (khusus laut saja), yang terdiri dari 11 istilah, dimana
7 istilah berlaku secara umum, dan 4 istilah yang berlaku khusus untuk pengiriman
melalui transportasi air.
Istilah-Istilah dalam Incoterms
Ex Works (EXW) Incoterms Adalah
CPT atau carriage paid to dalam incoterms adalah pihak penjual lah yang akan
menanggung seluruh biaya, dari mulai barang dikirim, hingga sampai di tujuan
pembelinya. Dalam hal ini, pihak penjual hanya memiliki tanggung jawab ketika
barang sudah diserahkan kepada pihak ekspedisi atau karir.
Delivered Duty Paid (DDP)
FCA atau free carrier artinya pihak penjual akan bertanggung jawab terhadap
perizinan ekspor sampai menyerahkannya pada pihak kurir atau ekspedisi di tempat
pelabuhan yang sebelumnya sudah disepakati bersama.
Dalam hal ini, pihak pembeli hanya perlu membayar biaya pengiriman dan tugas serta
tanggung jawab penjual akan selesai ketika pihak pembeli sudah menerima barang di
pelabuhan.
Delivered at Terminal (DAT) Incoterms Adalah
Istilah delivered at terminal (DAT) mengacu pada pihak penjual lah yang akan
melakukan seluruh pembayaran yang erat kaitannya dengan biaya pengiriman pada
suatu produk sehingga dilakukannya pembongkaran di pelabuhan tujuan. Setelah
barang-barang tersebut dibongkar di pelabuhan, maka pihak penjual sudah tidak lagi
memiliki tanggung jawab pada barang tersebut.
Carriage and Insurance Paid To (CIP)
Carriage and insurance paid to atau CIP adalah pihak penjual wajib membayar
asuransi kargo dan juga risiko kerusakan serta kehilangan barang ketika diantar. CIP
juga mengharuskan pihak pembeli untuk mampu melakukan export clearance, yaitu
serangkaian proses dokumen administratif dan pajak untuk diselesaikan untuk
melakukan ekspor dan impor barang.
Delivered at Place (DAP)
Delivered at Place atau DAP incoterms adalah suatu istilah yang lebih berfokus
pada tanggung jawab penjual untuk mampu mengatur dan juga memproses
pengantaran barang sampai pada tempat yang sebelumnya sudah bersama
disepakati.
Free on Board (FOB) Incoterms Adalah
Istilah berikutnya adalah free on board atau FOB. FOB artinya pihak penjual
lah yang akan melakukan seluruh surat perizinan ekspor sampai barang yang sudah
dipesan dimuat pada kapal pengirim. Biaya yang ada setelahnya akan ditanggung
oleh pihak pembeli.
Free Alongside Ship (FAS)
Free Alongside Ship atau ship adalah pihak penjual mempunyai tanggung
jawab hingga produk yang dipesan oleh pihak pembeli tiba di pelabuhan
keberangkatan dan sudah siap untuk didekati kapal pengeruk untuk proses pemuatan.
Biaya lain yang akan muncul setelah kegiatan tersebut harus dibayar oleh pihak
pembeli. Istilah ini juga hanya akan digunakan pada transportasi air.
CFR merujuk pada pihak penjual yang akan membayar seluruh biaya yang bisa
muncul dari mulai barang dikirim hingga tiba di pelabuhan. Setelahnya, biaya yang
akan muncul akan ditanggung oleh pihak pembeli.
Cost, Insurance and Freight (CID)
Pada dasarnya, istilah CIF ini hampir sama dengan CFR. CIF ini akan
memungkinkan pihak penjual untuk mampu melakukan seluruh tanggung jawab
sampai barang tiba di pelabuhan dan sudah siap untuk dimuat. Selain itu, pihak
penjual juga wajib membayar asuransi terhadap barang yang dipesan.
FREIGHT
Freight Costs atau yang sering dikenal dengan istilah ongkos angkut atau
ongkos kirim adalah biaya pengeluaran (expenditure) untuk memindahkan barang dari
gudang penjual menuju gudang pembeli.
Biaya freight atau ongkos angkut ini akan dibebankan oleh pihak pengangkutan
barang baik darat, udara, maupun laut atas jasa pengangkutan barang dari negara
eksportir hingga barang tersebut sampai dengan selamat di negara dan tempat tujuan
importir. Dalam metode pembayarannya, ada istilah yang sangat umum digunakan di
dunia bisnis impor dan ekspor, yaitu Cost, Insurance, dan Freight yang disingkat
menjadi CIF. Di dalam cara pembayaran CIF ini, eksportir memiliki tanggung jawab
penuh dalam proses pengadaan barang kepada pelanggan. Sebagaimana namanya,
Melihat besarnya tanggung jawab dari eksportir dalam sistem CIF ini, maka
sangat penting bagi eksportir untuk memperhitungkan kesiapannya jika ingin
mengambil sistem ini. Kesiapan tersebut seperti yang berkaitan dengan alat angkut
dan asuransi. Jangan sampai perjanjian CIF yang sudah disepakati tidak bisa
terpenuhi karena alasan ketidaksiapan pihak eksportir sehingga hal tersebut dapat
mendatangkan kerugian bagi kedua belah pihak.
Bea Masuk adalah pungutan atau bea dari barang impor yang dipungut oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan RI. Aturan
mengenai Bea Masuk barang impor ini tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor
17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 10/1995 tentang Kepabeanan. Berikut
ini jenis-jenis bea masuk barang impor berdasarkan BAB IV Undang-Undang
Kepabeanan:
Sedangkan jenis Bea Masuk Anti Dumping atau BMAD dikenakan pada barang
impor yang ditetapkan sebagai barang dumping. Barang dumping adalah barang yang
harganya lebih murah dibanding barang sejenis di dalam negeri. BMAD dilakukan
untuk melindungi industri dalam negeri supaya tidak kalah saing.
Jenis Bea Masuk Pembalasan atau BMP adalah Bea Masuk yang dikenakan
pada barang impor yang berasal dari negara yang memperlakukan barang-barang
ekspor Indonesia secara diskriminatif.
Jenis Bea Masuk Imbalan atau BMI ini dikenakan pada barang impor, yang
ditemukan adanya subsidi dari pemerintah di negara pengekspor.Dengan begitu,
pengenaan Bea Masuk Imbalan atau BMI ini ditujukan untuk melindungi industri dalam
negeri dari barang yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/putriLaila/makalah-ekspor-impor-pengenalan
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Asuransi\
https://keuangan.kontan.co.id/news/transaksi-ekspor-impor-di-tiga-bank-besar-makin
besar/?page=2
https://askrindo.co.id/asuransi-pengangkutan
https://www.beacukai.go.id/arsip/pab/nilai-pabean.html
https://askrindo.co.id/asuransi-pengangkutan
PENDAHULUAN
Kegiatan ekspor adalah kegiatan menjual barang/jasa dari daerah pabean sesuai peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku. Daerah pabean adalah seluruh wilayah nasional dari
suatu negara dimana dipungut bea masuk dan bea keluar untuk semua barang yang melewati
batas-batas wilayah itu kecuali bagian tertentu yang tegas berdasarkan undang-undang
dinyatakan sebagai wilayah diluar wilayah pabean. Dalam pelaksanaan kegiatan ekspor, baik
dalam hal ekspor biasa atau Reekspor tidak terlepas dari standar operasional prosedur,
masalah yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan ekspor, adalah tidak melakukan timbangan
barang yang akan diekspor, sehingga mengakibatkan tidak adanya respon dari kantor
Pelayanan Bea Cukai, yang kemudian mengirim surat Notul (Nota Pembetulan).
Pelaksanaan kegiatan ekspor dapat dikatakan telah dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Akan tetapi masih ada hal-hal yang perlu untuk diperbaiki,
contoh penyebab terjadinya permasalahan yang ada di pengiriman barang ekspor adalah
operator pelaksana kegiatan ekspor tidak mengikuti prosedur yang ada dalam pelaksanaan
kegiatan ekspor, serta keterbatasan fasilitas alat timbang barang yang ada di Department
Procurement.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses pengapalan barang oleh
eksportir
● Eksportir akan menerima L/C advice sebagai acuan untuk mengirimkan barang.
Bersamaan, eksportir akan melakukan shipment booking kepada shipping
company sesuai dengan term yang disebutkan dalam sales contract
● Shipping agent akan menyerahkan barang kepada importir jika biaya jasa
shipping agent telah dilunasi.
1. Pembenahan Administratif
b. Surat Keterangan Negara Asal (SKA) yang disahkan oleh Kantor Wilayah
Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
2. Pembenahan Fisik
4. Keterangan lain yang diperlukan oleh perusahaan pelayaran, seperti berat dan
volume muatan.
2. Importir. Orang atau perusahaan yang berperan sebagai pembeli di luar negeri.
5. Freight Forwarder. Adalah badan usaha yang bertujuan untuk memberikan jasa
pelayanan atau pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi
terlaksananya pengiriman.
2. Export Merchant. Export Merchant atau pedagang ekspor adalah badan usaha
yang diberi izin oleh pemerintah dalam bentuk surat pengakuan eksportir dan
diberi kartu Angka Pengenal Ekspor (APE) serta diperkenankan melaksanakan
ekspor komoditas yang dicantumkan dalam surat pengakuan itu.
6. Joint Marketing Board. Joint Marketing Board atau badan pemasaran bersama
adalah suatu organisasi yang didirikan oleh eksportir sejenis dengan tujuan
bersama-sama menentukan kebijakan ekspor komoditas tertentu, baik mengenai
kebijakan harga, penentuan kuota, pembagian pasar, serta kebijakan lain untuk
memperkuat posisi tawar-menawar (bargaining position) selaku eksportir di
pasar internasional.
8. Counter Trade. Counter Trade atau Counter Purchase adalah transaksi imbal
beli, yaitu sesuatu sistem perdagangan imbal balik antara dua negara.Suatu
negara yang menjual suatu komoditi kepada negara lain diwajibkan untuk
membeli pula komoditas dari negara tersebut.
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, dokumen ekspor impor terdiri dari
2 macam, yakni dokumen utama dan dokumen tambahan. Mari simak
selengkapnya di bawah ini:
a. Dokumen Utama
1. Invoice/Faktur
● Proforma Invoice
● Commercial Invoice
● Consular Invoice
2. Packing List
● Nama barang
● Berat bersih
Bill of lading adalah bukti pengiriman barang atau dapat juga diartikan
sebagai tanda terima yang dibuat oleh shipping company untuk eksportir. B/L
ini akan dikeluarkan setelah kapal berangkat dari Indonesia. Selain itu, B/L
dapat pula digunakan sebagai kepemilikan barang, artinya eksportir yang
memegang B/L adalah pemilik dari barang yang disebutkan dalam dokumen
tersebut. Hal itulah yang menjadi alasan dokumen ini adalah surat berharga
yang perlu disimpan dengan baik oleh eksportir.
4. Polis Asuransi
PEB ini dijadikan dasar pemeriksaan sesuai barang yang diekspor saat
berhadapan dengan petugas Bea dan Cukai. Hati-hati, karena kesalahan
6. Shipping Instruction
Dokumen Tambahan
Seperti yang sudah dikatakan, terdapat banyak dokumen terkait ekspor dan
impor. Selain dokumen utama atau wajib, ada pula dokumen pendukung yang perlu
Anda ketahui. Biasanya dokumen tambahan ini lebih diperlukan berdasarkan
regulasi yang berlaku di negara tujuan. Untuk beberapa produk tertentu, dokumen-
dokumen tambahan ini pun diperlukan bagi regulasi di Indonesia.
Berikut ini jenis dokumen tambahan yang dibutuhkan dalam rangka kegiatan
ekspor impor:
Dokumen ini berisi keterangan bahwa barang yang diekspor berasal dari
Indonesia. SKA akan dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian&Perdagangan
(Disperindag) Kabupaten/Kota/Provinsi. SKA/COO berfungsi untuk importir agar
memperoleh keringanan bea masuk di negaranya hingga 0% tergantung dengan
kebijakan dari produknya sendiri. Akan tetapi, manfaat ini hanya akan berfungsi
dengan negara yang telah menjalin kesepakatan kerjasama perdagangan
dengan Indonesia dalam Free Trade Agreement.
Dokumen ini adalah file yang berisi hasil analisis dari produk yang
diekspor. Isi Analisisnya pun dapat disesuaikan dengan permintaan si importir.
Namun, secara umum isinya sesuai dengan standar wajib regulasi dari negara
tujuan atau standar umum yang berlaku. Dokumen COA biasanya diperlukan
untuk produk hasil industri kimia atau pertanian. Oleh karena itu, dokumen ini
biasanya dapat diminta dari pihak produsen yang diurus secara langsung oleh
eksportir melalui laboratorium independen yang sudah terakreditasi.
3. Phytosanitary Certificate
4. Sertifikat Fumigasi
5. Sertifikat Veteriner
Fungsi dari sertifikat ini adalah sebagai jaminan keamanan pangan untuk
produk ekspor pangan dan non-pangan asal hewan. Dokumen ini dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian
Pertanian.
Sesuai namanya, dokumen ini berisikan rincian berat dari setiap kemasan
barang sesuai yang tertera dalam faktur. Keterangan timbangan ini pada
prinsipnya harus sama dengan yang tertera pada L/C. Dokumen ini cukup
penting karena untuk mempersiapkan alat-alat pengangkut pada parang pada
saat pemeriksaan.
Seperti namanya, dokumen ini berisi rincian dari ukuran dan takaran pada
setiap kemasan barang, seperti panjang, tebal, volume, hingga diameternya.
Sama seperti keterangan timbangan, isi dari keterangan dokumen ini haruslah
sama dengan yang ada pada L/C. Dokumen ini pun berguna untuk menghitung
biaya pengiriman.
Dalam hal ekspor telah di buat beberapa macam peraturan yang telah
ditetapkan pemerintah dalam kegiatan ekspor tersebut, maka jika seseorang bisa
menerapkan peraturan-peraturan tersebut,yang akan melakukan kegiatan ekspor
akan dapat berjalan dengan lancar dan terkendali. Lain lagi ceritanya jika
kegiatan ekspor tidak di dasari dengan peraturan-peraturandari pemerintah atau
tata laksana sebagai persyaratan utama pengendali kegiatan ekspor tersebut,
maka akan banyak sekali pengusaha yang melakukan ekspor untuk melakukan
kegiatan yang tidak sewajarnya, misal pengusahaakan menyeleweng dalam
kegiatan tersebut untuk kepentingan semata ataupun pengusaha tersebut akan
melakukan penyelundupan barang berbahaya dari luar negeri untuk menambah
keuntungan individu yang besar. Banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari
prosedur transaksi ekspor yaitu terciptanya hubungan yang baik dengan antar
negara atau menjalin silaturahmi serta dapat memperoleh ilmu dalam
berkomunikasi yaitu tidak lain bahasa dari negara itu sendiri dan meningkatkan
penghasilan devisa negara.
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 8
PENDAHULUAN
Dalam transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah
ekspor-impor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih
dari membeli dan menjual baramg antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di
negara-negara yang berbeda. Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang
menyeberangi laut dan darat itu tidak jarang timbul berbagai masalah yang kompleks
antara pengusaha-pengusaha yang mempunyai bahasa, kebudayaan,adat istiadat
dan cara yang berbeda-beda. Dengan istilah ekspor-impor dalam mewujudkan
peraturan perundang- undangan yang berlandaskan pancasila dan undang- undang
dasar 1945, yang di dalamnya terkandung asas keadilan Terjadinya perdagangan
dapat memberi pengaruh positif dan pengaruh negatif, menjunjung tinggi hak setiap
angota masyarakat dan menempatkan kewajiban pabean sebagai kewajiban
kewarganegaraan yang mencerminkan peran serta anggota masyarakat dalam
menghimpun dana, maka peraturan perundang-undangan kepabeanan ini sebagai
hukum fiskal yang harus dapat menjamin perlindungan kepentingan masyarakat,
kelancaran arus barang, orang dan dokumen yang optimal, dan menciptakan iklim
usaha yang dapat lebih mendorong laju pembangunan nasional.
Rumusan Masalah
Kegiatan promosi komoditas yang akan diekspor melalui media promosi seperti
iklan di media elektronik, majalah, Koran, pameran dagang atau melalui
badan/lembaga yang berhubungan dengan kegiatan promosi ekspor seperti Ditjen
PEN, Kamar Dagang dan Industri, Atase perdagangan dan lain sebagainya
Inquiry
Sesuai dengan data dari order sheet maka selanjutnya eksportir akan
menyiapkan surat kontrak jual beli (sale’s contract) yang ditambah dengan keterangan
force majeur clause dan inspection clause. Sales contract ini ditandatangani oleh
eksportir dan dikirimkan sebanyak dua rangkap kepada Importir
Sales contract akan dipelajari oleh Importir, apabila Importir setuju maka sales
contract tersebut akan ditandatangi oleh Importir untuk kemudian dikembalikan
kepada eksportir sebagai sales confirmation. Sedangkan satu copy lain dari sales
contract ini akan disimpan oleh Importir
1. L/C Opening Process
Letter of credit (L/C) adalah Jaminan dari bank penerbit kepada eksportir
sesuai dengan instruksi dari importer untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu
dengan jangka waktu tertentu atas dasar penyerahan dokumen yang diminta importer.
Importir akan meminta Opening Bank (Bank Devisa) untuk membuka Letter of
Credit sebagai jaminan dan dana yanga akan digunakan untuk melakukan
pembayaran kepada Eksportir sesuai dengan kesepakatan pada sales
contract. L/C yang dibuka adalah untuk dan atas nama eksportir atau orang
atau badan lain yang ditunjuk eksportir sesuai dengan syarat pembayaran pada
sales contract
Opening bank akan melakukan pembukaan L/C melalui bank korespondennya
di Negara Eksportir, dalam hal ini adalah advising Bank. Proses pembukaan
L/C ini dilakukan melalui media elektronik, sedangkan penegasan dalam
bentuk tertulisnya akan dituangkan dalam L/C confirmation yang diteruskan
dari opening Bank kepada advising Bank untuk disampaikan kepada Eksportir
Advising Bank akan memeriksa keabsahan pembukaan L/C dari opening Bank,
dan apabila sesuai advising Bank akan mengirimkan surat pengantar (L/C
advice) kepada Eksportir yang berhak menerima. Jika advising Bank diminta
juga oleh opening Bank untuk menjamin pembayaran atas L/C tersebut, maka
advising Bank disebut juga sebagai confirming Bank
Output penting dari proses ini adalah dokumen pengapalan yang merupakan
bukti bahwa eksportir telah mengirimkan barang yang dipesan Importir sesuai dengan
persyaratan yang tercantum dalam L/C.
Proses ini adalah proses penguangan dokumen pengapalan bagi eksportir dan
merupakan proses untuk claim barang yang telah dibayar bagi Importir
pendataan barang
barang dagang yang dibeli oleh perusahaan oleh perusahaan harus masuk
kedalam gudang untuk dicatat. Data data barang yang dicatat adalah :
1. nama barang
2. Jenis barang
3. Spesifikasi barang
4. Kualitas barang yang dipesan
5. Ukuran, berat, dan jumlah barang.
6. Cacat atau tidaknya barang.
Dokumen dokumen pendukung
Dokumen yang terlibat dalam administrasi penerimaan barang adalah sebagai
berikut
1. Surat jalan (SJ)
2. Order pembelian (OP)
3. Laporan penerimaan barang (LPB)
Bukti pencatatan penerimaan barang
Catatan akuntansi yang terlihat dalam administrasi penerimaan barang adalah
:
1. Kartu gudang, kartu ini diselenggarakan oleh administrasi gudang
2. Kartu persediaan barang, kartu ini diselenggarakan oleh bagian
Impor merupakan kegiatan pembelian barang atau jasa asing dari negara lain.
Negara atau rakyatnya melakukan impor karena beberapa alasan tertentu. Dengan
adanya kegiatan impor kebutuhan suatu barang atau jasa yang tidak terdapat di
negara sendiri atau lain dapat terpenuhi. Dalam dunia impor pasti ada peran suatu
lembaga atau instansi dibalik suksesnya kegiatan impor. Kompleksitas yang dimiliki
oleh transaksi impor ternyata cukup besar. Selain dari peraturan antar negara yang
harus dipahami, kredibilitas pihak pembeli atau penjual yang harus diyakini, ada
baiknya pula kita mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam masalah transaksi impor
dari tahap negosiasi, eksekusi, hingga transaksi telah terdapat kira-kira 10 lembaga
Pembeli (Importir) sebagai Agent dari Importir atau disebut juga Trader.
Bank atau Lembaga keuangan lainnya sebagai fasilitator pembayara,
keuangan dan penjaminan.
Asuransi sebagai institusi penjaminan risiko.
Maskapai Pelayaran / Penerbangan sebagai Agent.
Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK)
Bea Cukai sebagai gerbang keluar masuknya barang.
Surveyor sebagai lembaga survei jika dibutuhkan.
Departemen pemerintahan terkait : Deperindag, Kadin, Depkes/BPOM, Dirjen
pajak/ KPKN dan legalisasi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan.
Consulate sebagai pelegalisasi ke beberapa negara tertentu.
Badan sertifikat lainnya.
Merekalah yang telah berperan penting dalam menyukseskan proses impor.
Proses belanja dan pengiriman secara global menjadi mudah. Selain itu pengiriman
lebih cepat, barang dijamin aman dan terpercaya 4 Prosedur Impor.
1. MENENTUKAN HARGA DAN SISTIM PERDAGANGAN
Hal terpenting dan yang paling utama yang harus Anda tentukan kepada
Supplier (Pemasok) di luar negeri adalah atas dasar apa Anda membayar
barang dengan harga sejumlah tersebut. Sebab, dalam kegiatan impor Anda
sering menjumpai istilah FOB, CFR, CIF, DDP, FAS dan sebagainya yang
menunjukkan kapan tanggung jawab dan kewajiban biaya oleh Supplier
(Pemasok) berakhir.
TRANSFER BANK
Transfer Bank atau transfer Teleks merupakan sarana untuk
mentransfer dana keluar negeri. Dana ditransfer ke rekening Pemasok
dan mereka kemudian akan mengirimkan barang kepada Anda. Metode
pembayaran ini adalah yang paling umum digunakan, namun
mempunyai resiko seandainya Pemasok di luar negeri ingkar janji.
KARTU KREDIT
Pembayaran dengan Kartu Kredit dapat dilakukan jika Pemasok
memiliki perjanjian transaksi perdagangan dengan perusahaan kartu
kredit internasional. Kelancaran pembelian yang berkaitan dengan
belanja online atau bentuk lain dari penjualan jarak jauh sangat
tergantung pada pertanyaan apakah para penggunanya memberikan
Nomor Kartu Kredit yang valid.
LETTER OF CREDIT (L/C)
Letter of Credit (L/C) adalah metode pembayaran yang sering
digunakan dalam perdagangan internasional dan memiliki kelebihan dan
kekurangan. Suatu Letter of Credit pada dasarnya merupakan janji yang
Anda buat kepada Pemasok yang menyatakan bahwa Anda akan
membayar pada waktu tertentu. Janji ini biasanya didukung (dijamin)
oleh Bank. Pembayaran dengan L/C memberikan tingkat keamanan
tertinggi, tetapi lebih mahal daripada sistim pembayaran lainnya dan
dapat menyebabkan penundaan pengiriman.
PEMBAYARAN KEMUDIAN (OPEN ACCOUNT)
Sistem pembayaran dimana Anda belum melakukan pembayaran
apapun kepada Pemasok sebelum barang dikapalkan atau sebelum
Kesimpulan
Impor merupakan kegiatan pembelian barang atau jasa asing dari negara lain. Dalam
bidang impor, yang diperlukan untuk menunjang barang-barang ekspor tadi,
umumnya yang diimpor adalah bahan baku industri, mesin-mesin, bahan-bahan
kimia, ditambah dengan barang-barang modal untuk pelaksanaan pembangunan.
Selain itu impor juga menyangkut bahan / barang kebutuhan konsumsi yang belum
dapat di produksi dalam negeri. Pengaruh keseluruhan dari perdagangan ekspor-
impor ini tanpa memandang penyebab-penyebabnya adalah untuk memberikan
keuntungan bagi negara-negara yang mengimpor dan mengekspor barang-barang
tersebut. Transaksi ekspor- impor secara langsung berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi dari negara-negara yang terlibat didalamnya.
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/17590893/MENGELOLA_ADMINISTRASI_GUDANG
https://indonesia.go.id/layanan/perdagangan/ekonomi/cara-impor-barang-dari-luar-
negeri
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/93-empat-tahapan-utama-dalam-
ekspor-menggunakan-l-c
RISIKO-RISIKO
EKSPOR IMPOR
Kelompok 9
Pendahuluan
Banyaknya aktivitas perdagangan internasional akan menimbulkan adanya risiko yang
tinggi. Risiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam transaksinya dapat ditimbulkan oleh
faktor-faktor eksternal seperti fluktuasi kurs valuta asing, tingkat suku bunga, maupun harga
komoditas yang berdampak negatif terhadap arus kas, nilai perusahaan serta mengancam
kelangsungan hidup perusahaan (Putro, 2012).
Risiko terbesar dari transaksi perdagangan internasional adalah risiko dari fluktuasi kurs
valuta asing. Perubahan nilai mata uang asing yang tidak terduga dapat berdampak penting
pada penjualan, harga, dan laba eksportir dan importir. Hal ini menjadi risiko utama pada
perusahaan yang terlibat dalam transaksi ekspor dan impor.
Berfluktuasi nilai tukar rupiah tiap tahunnya terhadap dollar membuat perusahaan
dihadapi risiko ini. Dampak dari kerugian nilai tukar mata uang asing tersebut bisa dirasakan
secara luas, mulai dari penurunan laba perusahaan, penurunan laba per saham, dan diikuti
dengan penurunan harga saham di pasar modal, apabila penurunan harga saham tersebut
terjadi, kemungkinan dapat mempengaruhi jumlah investor menjadi menurun, dan
perusahaan akan kehilangan saluran pendanaan (Putro, 2012). Salah satu cara untuk
menghadapi risiko tersebut yaitu dengan lindung nilai atau hedging.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Commercial Credit Risk?
Apa yang dimaksud dengan Polotical and Country Risk?
Apa yang dimaksud dengan Documentary Risk?
Apa yang dimaksud dengan Foreign Exchange Risk?
Tujuan
Untuk mengetahui risiko – resiko apa saja yang ada dalam eksport import. Dapat
mengetahui apa itu Commercial Credit Risk, Polotical and Country Risk, Documentary Risk,
dan Foreign Exchange Risk
Acceptance Risk Risiko yang disebabkan karena impotir tidak bersedia menerima
barang yang telah dikirim oleh eksportir dengan alasan dokumen yang melindungi
barang yang bersangkutan tidak sesuai dengan kontrak yang telah disepakati
sebelumnya. Financial Risk Risiko yang terjadi karena adanya penundaan pembayaran
oleh importir, sehingga eksportir menanggung biaya-biaya tambahan yg muncul akibat
penundaan tsb. Misalnya: biaya gudang, asuransi, kerusakan barang, dll. Hal ini juga
memunculkan risiko lain seperti risiko kurs akibat fluktuasi valuta asing terhadap Rupiah.
Operational Risk Risiko yang disebabkan operasional dalam proses ekspor impor
seperti :
3) Improper Packing Standar packing yang tidak dipenuhi atas setiap barang tertentu
(minimal semua barang ekspor harus memenuhi “Sea Worthy Export Packing”)
Transactional Risk Risiko yang terjadi apabila perdagangan suatu produk melibatkan
pihak perbankan (Issuing Bank, Advising bank, remitting bank, collecting bank, dll).
Fraudulent Risiko yg disebabkan karena penipuan dan pemalsuan dokumen (L/C,
certificate-2, dll).
a. Pengantar
Risiko kontrak dan risiko kredit adalah bagian dari keuangan perdagangan
internasional dan sangat berbeda satu sama lain. Risiko kontrak terkait dengan hukum
Latin "Caveat Emptor", yang berarti "Pembeli Waspadalah" dan mengacu langsung pada
barang yang dibeli berdasarkan kontrak, apakah itu mobil, tanah rumah, atau apa pun.
b. Asuransi Kredit
Asuransi Kredit adalah jenis pinjaman khusus yang mengembalikan sebagian atau
seluruh jumlah kepada peminjam jika terjadi kematian, cacat, atau pengangguran. Ini
melindungi penjualan rekening terbuka terhadap nonpayment akibat dari kebangkrutan
hukum pelanggan atau default. Biasanya diperlukan oleh produsen dan pedagang grosir
yang menjual produk secara kredit kepada pelanggan domestik dan/atau asing.
c. Risiko Pembayaran
Jenis risiko ini muncul ketika pelanggan membebankan biaya dalam suatu
organisasi atau jika dia tidak membayar karena alasan operasional. Risiko pembayaran
hanya dapat dipulihkan dengan kontrak yang ditulis dengan baik. Pemulihan tidak dapat
dilakukan untuk risiko pembayaran menggunakan asuransi kredit.
Hutang yang buruk dapat mempengaruhi profitabilitas. Jadi, selalu baik untuk
menyiapkan opsi untuk piutang tak tertagih seperti Konfirmasi LC, pembelian utang
(anjak piutang tanpa recourse of forfeiting) atau asuransi kredit.
e. Konfirmasi LC
Dimana pembelian utang tanpa recourse, bank sudah akan memiliki dana
terlebih dahulu dalam transaksi pembelian utang. Bank mengambil risiko gagal
bayar.
g. Batas Kredit
Perusahaan dengan asuransi kredit perlu memiliki batas kredit yang tepat sesuai
dengan syarat dan ketentuan. Diantaranya adalah memenuhi persyaratan administrasi,
termasuk pemberitahuan pelampauan dan juga syarat-syarat yang diatur dalam
keputusan pagu kredit.
Pembayaran klaim hanya dapat dilakukan setelah masa fix, yaitu sekitar 6 bulan
untuk asuransi slow pay. Dalam hal peristiwa ekonomi dan politik adalah enam atau lebih
dari enam bulan, tergantung pada pasar eksportir. Asuransi kredit menanggung risiko
tidak terbayarnya utang usaha. Setiap polis berbeda-beda, ada yang hanya mencakup
risiko kepailitan atas barang yang dikirim, dan ada pula yang mencakup berbagai risiko
seperti:
2. Default berlarut-larut.
Seperti semua asuransi lainnya, asuransi kredit menanggung risiko kerugian yang
tidak terduga. Fitur utama dari asuransi kredit adalah:
▪ Penanggung kredit mungkin memiliki eksposur lain pada pembeli yang sama atau
di pasar yang sama. Oleh karena itu, perusahaan akan diuntungkan jika
pemegang polis lain melaporkan bahwa calon pelanggan tertentu mengalami
kesulitan keuangan.
▪ Jika pelanggan tidak membayar, atau tidak dapat membayar, polis bereaksi.
Mungkin ada masa tunggu untuk memungkinkan perusahaan memulai prosedur
pengumpulan, dan untuk menyelesaikan perselisihan kualitas.
Political Risk adalah Perseteruan antar partai politik, perebutan kekuasaan, penegak
hukum tidak berdaya dan gamang.
● Economical Risk Sistem ekonomi yang tertutup terhadap investor asing, tingkat
inflasi yang tidak terkendali, embargo ekonomi oleh negara lain, ketergantungan
negara kepada IMF, dll.
● Legal Risk Supremasi hukum hanya semboyan, jual beli keadilan melalui penegak
hukum, suap, dll.
● Tax Risk Sistem pajak menekan wajib pajak, pengenaan pajak tidak rasional,
besarnya pajak bisa tawar menawar dengan petugas.
Operational Risk Risiko yang disebabkan operasional dalam proses ekspor impor
seperti :
c. Improper Packing Standar packing yang tidak dipenuhi atas setiap barang tertentu
(minimal semua barang ekspor harus memenuhi “Sea Worthy Export Packing”).
C. Documentary Risk
Foreign Exchange Risk adalah suatu resiko sebagai akibat adanya open position
suatu mata uang yang tercipta atas pembelian atau penjualan terhadap mata uang lain.
Bila seorang eksportir melakukan transaksi perdagangan internasional dalam mata uang
asing, maka secara otomatis sejak saat itu ia berpotensi menghadapi suatu risiko
kemungkinan terjadinya kerugian karena fluktuasi valas dari melemahnya mata uang dari
waktu ke waktu.
Kesimpulan
Commercial Credit Risk adalah Berhubungan dengan kredibilitas pihak importir,
dimana barang yang dikirim eksportir tidak disetujui oleh importir. Risiko ini biasanya
banyak terjadi pada pembayaran non L/C (open account, collection Document Againts
Payment atau Document againts Acceptance ).
Operational Risk Risiko yang disebabkan operasional dalam proses ekspor impor
seperti :
5) Latest Shipment Kelalaian dalam mempersiapkan barang ekspor, keterlambatan
kapal, dll.
6) Lower Quality Kurangnya pengawasan mutu dalam pengerjaan komoditas ekspor.
7) Improper Packing Standar packing yang tidak dipenuhi atas setiap barang tertentu
(minimal semua barang ekspor harus memenuhi “Sea Worthy Export Packing”)
8) Unsmoothly flow of documents Ketidakcermatan dalam mempersiapkan dokumen-
dokumen ekspor seperti certificate of origin, certificate of quality, dll.
Political Risk adalah Perseteruan antar partai politik, perebutan kekuasaan, penegak
hukum tidak berdaya dan gamang. Operational Risk Risiko yang disebabkan operasional
dalam proses ekspor impor.
Risiko dokumenter adalah ketidak patuhan terhadap dokumen yang dirinci dalam
kontrak penjualan atau kredit dokumenter. Dokumen yang tidak sesuai dapat
mengakibatkan tidak adanya pembayaran atau keterlambatan pembayaran. Bab ini
adalah tentang risiko dokumenter, mendefinisikan risiko dokumenter dan bagaimana
menghindari risiko tersebut baik bagi importir maupun eksportir.
Foreign Exchange Risk adalah suatu resiko sebagai akibat adanya open position
suatu mata uang yang tercipta atas pembelian atau penjualan terhadap mata uang lain.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/presentation/468778407/12-Menjelaskan-risiko-risiko-yang-bisa-terjadi-
dalam-ekspor-impor
https://apprasetyo.id/risikokredit/
https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-319-77622-
4_21#:~:text=Documentary%20risk%20is%20non%2Dcompliance,for%20both%20importer%20a
nd%20exporter.
http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/risiko_negara.aspx
Kelompok 11
PENDAHULUAN
Transaksi perdangan Luar negri yang lebih di kenal dengan istilah ekpor
impor pada hakikat nya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari
membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di
Negara-negara yang berbeda. Dan transaksi explor impor itu sendiri memiliki syarat
sendiri yang harus di patuhi oleh semua pelaksana kegiatan ini. Kegiatan ini juga
sangat bermanfaat bagi semua pelaksana langsung maupun masyarakat dan
Negara. Bahkan secara khusus kegiatan ini memiliki lembaga yang membantu agar
berjalan lancarnya kegiatan ini.Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang
menyebarangi laut darat ini tidak jarang timbul berbagai masalah yang kompleks
antara pengusaha-pengusaha yang mempunyai bahasa, kebudayaan, adat istiadat
dan cara yang berbeda-beda.
Bagi perkembangan perekonomian Indonesia, transaksi explor Impor ini pun
merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang paling penting. Dalam situasi
perekonomian dunia yang masih blom menggembirakkan saat ini berbagai usaha
telah dilaksanakan pemerintah Indonesia yang di harapkan dapat meningkatkan
transaksi-transaksi ekspor dan menekan pengeluaran-pengeluaran devisa dengan
cara membatasi aktivitas-aktivitas Impor. Pada mulanya hubungan perdagangan
hanya terbatas pada satu wilayah negara yang tertentu, tetapi dengan semakin
berkembangnya arus perdagangan maka hubungan dagang tersebut tidak hanya
dilakukan antara pengusaha dalam satu wilayah negara saja, tetapi juga dengan
pedagang dari negara lain, tidak terkecuali negara Indonesia.
Bahkan hubungan-hubungan dagang tersebut semakin beraneka ragam,
termasuk cara pembayaran nya. Kegiatan eksplor Impor didasari oleh kondisi bahwa
tidak ada satu negara yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling
membutuhkan dan saling mengisi. Setiap Negara karakteristik yang berbeda, baik
sumber daya alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial.
Perbedaan tersebut menyebabkan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang
diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. Secara langsung atau tidak langsung
membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara satu negara
dengan negara lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat di dunia
perlu suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara
tersebut.
RUMUSAN MASALAH
Book Chapter Ekspor Impor 113
Apakah pengertian ekspor dan Impor ?
Apa sajakah penyebab atau dilaksanakannya kegiatan Impor ?
Apa sajakah produk ekspor - Impor Indonesia ?
Apakah syarat dan ketentuan dari eksplor – impor?
Bagaimana prosedur barang ekspor – impor Indonesia ?
Bagaimana cara pembayaran ekspor - impor ?
Apakah syarat ekspor -impor Indonesia ?
Lembaga apa yang terlibat dalam ekspor – impor?
TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian ekspor dan impor.
Untuk mengetahui penyebab dilaksanakannya Kegiatan impor.
Untuk mengetahui produk-produk ekspor -impor Indonesia.
Untuk mengetahui syarat dan ketentuan Kegiatan ekspor dan impor.
Untuk mengetahui prosedur ekspor impor di Di Indonesia
PEMBAHASAN
Pengertian Ekspor Impor
Suatu aktivitas mengeluarkan barang dari daerah pabean disebut ekspor. Apa itu daerah
pabean? Secara sederhana, daerah pabean merupakan suatu daerah milik Republik
Indonesia yang terdiri atas wilayah perairan, darat, dan udara di dalam Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE).Sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang dari dalam
negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku juga dapat disebut sebagai
kegiatan ekspor.
Suatu aktivitas atau kegiatan memasarkan produk barang dari daerah pabean atau
membeli suatu produk barang dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam
negeri disebut impor. Perdagangan yang dilakukan dengan cara memasukkan barang dari
luar negeri ke dalam daerah pabean Indonesia dan mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan disebut sebagai transaksi impor.
Penyebab Ekspor Impor
Keterbatasan barang pemuas kebutuhan di tiap-tiap wilayah atau negara berbeda
Kulitas barang yang di hasilkan juga berbeda
Keterjangkauan harga barang-barang tersebut
Kelebihan barang dalam negeri sehingga menyebabkan export ke negara lain
Mencari keuntungan yang lebih banyak dengan adanya perdagagan antar Negara
yang saling membutuhkan
Untuk mengisi kas negara dengan adanya pajak export dan import
Syarat Impor:
1) Perusahaan sudah berbadan hukum dan mempunyai akte pendirian perusahaan, NPWP,
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), tanda daftar perusahaan, surat keterangan
domisili perusahaan dan dokumen dasar lainnya sebagai perusahaan.
2) Memiliki dokumen Angka Pengenal Impor (API), nomor registrasi importir dari
Departemen Perdagangan/Kementrian Perdagangan. API ini dibagi menjadi dua jenis:
Dokumen API untuk importir produsen (yang dimiliki pabrik)
Dokumen API-U untuk importir umum yang biasanya digunakan perusahaan
dagang yang mengimpor barang dan selanjutnya untuk dijual lagi ke pasar, tidak
punya pabrik dan bisnis pengolahan tertentu.
3) Memiliki Nomor Induk Kepabeanan (NIK) dan nomor surat registrasi yang didapat
setelah registrasi ke Bea Cukai. Proses registrasi itu meliputi pemeriksaan pembukuan
perusahaan, eksistensi dan auditibility-nya.
PENUTUPAN
Kesimpulan
Transaksi perdangan Luar negri yang lebih di kenal dengan istilah ekpor impor pada hakikat
nya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan menjual
barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di Negara-negara yang berbeda. Dan
transaksi explor impor itu sendiri memiliki syarat sendiri yang harus di patuhi oleh semua
pelaksana kegiatan ini. Kegiatan ini juga sangat bermanfaat bagi semua pelaksana
langsung maupun masyarakat dan Negara. Bahkan secara khusus kegiatan ini memiliki
lembaga yang membantu agar berjalan lancarnya kegiatan ini.Namun dalam pertukaran
barang dan jasa yang menyebarangi laut darat ini tidak jarang timbul berbagai masalah yang
kompleks antara pengusaha-pengusaha yang mempunyai bahasa, kebudayaan, adat
istiadat dan cara yang berbeda-beda.
Daftar Pustaka
https://www.slideshare.net/putriLaila/makalah-ekspor-impor-pengenalan
Kelompok 12
Pendahuluan
Rumusan Masalah
Apa saja kasus-kasus ekspor impor di Indonesia?
Bagaimana kondisi ekspor impor di Indonesia sekarang?
Bagaimana strategi yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi kasus-kasus
ekspor impor di Indonesia?
Tujuan
Mengetahui dan memahami kasus-kasus ekspor impor di Indonesia.
Mengetahui kondisi ekspor impor di Indonesia sekarang.
Mengetahui dan memahami strategi yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi
kasus-kasus ekspor impor di Indonesia.
PEMBAHASAN
Kasus-Kasus Ekspor Impor di Indonesia
Ketiga perusahaan yang terlibat dalam kasus tersebut yang tidak memenuhi persyaratan,
merupakan pelaku-pelaku besar industri sawit dan produsen minyak goreng. Perusahaan
tersebut merupakan perusahaan yang juga banyak menyalurkan minyak sawit untuk
biodiesel dan karenanya mendapat insentif triliunan rupiah dari dana pungutan ekspor sawit
yang dikelola oleh BPDPKS di masa Indrasari Wisnu Wardhani menjadi anggota dewan
pengawasnya. Sejak 2015, 9 perusahaan yang diduga terafiliasi dengan 3 grup perusahaan
tersebut mendapatkan insentif BPDPKS lebih dari Rp 66,4 triliun.
Pada mulanya dengan adanya penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET), pemerintah
bermaksud menjaga stok dan kestabilan harga. Namun di sisi lain, angka 20% dalam bisnis
merupakan angka yang signifikan sehingga tanpa pengawasan yang memadai, kebijakan
tersebut membuat persetujuan ekspor rentan akan suap atau transaksional. Kebijakan
tersebut juga tidak disertai sanksi yang signifikan, misalnya dikaitkan dengan Hak Guna
Usaha (HGU) sawit. Pada 09 Maret 2022, Menteri Perdagangan menyebut stok minyak
goreng sudah melebihi kebutuhan nasional. Sudah ada 415.787 ton minyak goreng yang
diperoleh dari skema DMO untuk didistribusikan ke pasar. Tak sampai 1 bulan dari klaim
keamanan stok tersebut, Menteri Perdagangan mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET)
Hingga kini, kasus korupsi pemberian izin ekspor CPO atau bahan baku minyak goreng
itu masih berlangsung. Jaksa Agung ST Burhanuddin meminta agar tim penyidik
mempercepat pemberkasan terkait kasus tersebut dan memfokuskan pembuktian tiga
perusahaan yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Perbuatan para tersangka ini
menyebabkan kerugian perekonomian negara. Dampaknya, mengakibatkan kemahalan
serta kelangkaan minyak goreng sehingga terjadi penurunan konsumsi rumah tangga dan
industri kecil yang menggunakan minyak goreng dan menyulitkan kehidupan rakyat.
Untuk meloloskan proses impor tersebut tersangka BHL dan T mengurus surat
penjelasan (sujel) di Direktorat Impor pada Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian
Perdagangan melalui tersangka Tahan Banurea (TB). Adapun Kejagung sebelumnya
menetapkan tersangka TB yang merupakan pejabat Kemendag dan dua pihak swasta, BHL
dan Taufik (T) sebagai tersangka. Kemudian, tersangka TB, kata dia, mengeluarkan besi
atau baja dan baja paduan dari pelabuhan/dari wilayah pabean seolah-olah impor tersebut
untuk kepentingan proyek strategis nasional yang dikerjakan oleh perusahaan BUMN.
Perusahaan yang dimaksud di antaranya PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk, PT Nindya Karya (Persero), dan PT Pertamina Gas (Pertagas).
setelah besi atau baja dan baja paduan masuk ke Indonesia, selanjutnya 6 tersangka
Korporasi itu menjual ke pasaran dengan harga yang lebih murah daripada produk lokal
sehingga produk lokal tidak mampu bersaing. Akibatnya, perbuatan ke-6 Korporasi itu
menimbulkan kerugian Sistem Produksi dan Industri Besi Baja Dalam Negeri (Kerugian
Perekonomian Negara). Akibat perbuatannya, para tersangka diduga melanggar ketentuan
Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang RI
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain itu, Pasal 3
atau Pasal 4 Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
Masyarakat Indonesia sejak zaman dulu sudah menggunakan garam saat memasak.
Saat ini garam sudah berevolusi bukan hanya sekadar penyedap rasa, tetapi menjadi
komoditas strategis dan harus menjadi prioritas untuk ditangani, baik dalam jangka pendek
dan rencana aksi untuk jangka menengah dan panjang. Tingginya kebutuhan garam
nasional menyebabkan impor selalu menjadi pilihan. Namun di sisi lain, adanya kebijakan
impor garam selalu mengundang perdebatan, bahkan di antara pengambil kebijakan.terkait
kebijakan impor garam, dalam siaran pers KPPU pada 20 April 2021 No.034/KPPU-
PR/IV/2021 menetapkan impor garam sebesar 3,07 juta ton dengan menjabarkan tiga
potensi masalah. Salah satunya potensi garam industri dari impor yang tidak terpakai masuk
ke pasar garam konsumsi. Hal ini sebagai akibat dalam mengestimasi kebutuhan impor.
Karena ketergantungan terhadap alam masih tinggi, saat ini produksi garam di
Indonesia masih bervariasi dan tergantung cuaca atau musim. Harga garam lokal pun
belum diatur sehingga fluktuatif mengikuti pasar. Keadaan iklim dan cuaca sangat
berperan.
Karena masih rendahnya teknologi dan SDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan
juga melakukan Program Pengengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR).
Program ini merupakan pemberdayaan petambak garam dengan segala upaya untuk
meningkatkan kemampuan petambak garam untuk melaksanakan usaha produksi
garam dengan lebih baik.
Kebijakan pelarangan ekspor batu bara oleh pemerintah diprotes sejumlah Negara
seperti Jepang, Korea Selatan dan Filipina. Jepang terlebih dahulu meminta Indonesia
mencabut larangan ekspor batu bara. Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji
menyurati Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Arifin Tasrif bahwa larangan
ekspor tersebut akan berdampak serius. Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi
Korea Selatan meminta Indonesia untuk kembali membuka pengiriman batu bara sesegera
mungkin. Kemudian setelah Jepang dan Korea Selatan, Filipina yang meminta Indonesia
untuk menghentikan larangan ekspor batu bara. Permintaan itu disampaikan oleh Menteri
Energi Filipina, Alfonso Cusi, yang mengatakan, kebijakan itu akan merugikan
perekonomian negaranya, sebab sampai saat ini masih sangat bergantung pada batu bara
sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. Setelah mendapatkan berbagai macam
laporan dari berbagai pihak dan melakukan banyak pertimbangan pula, akhirnya kebijakan
larangan ekspor batu bara hanya berlaku selama 12 hari saja. Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan bahwa pemerintah akan
kembali membuka ekspor batu bara mulai Rabu 12 Januari 2022.
Salah satu pihak yang mendukung dibukanya keran ekspor benih lobster adalah Anggota
Komisi IV DPR RI dari Fraksi Gerindra, Darori Wonodipuro. Dia menyebut polemik saat ini
masih ada campur tangan dari menteri lama yang belum rela melepaskan
jabatannya. Peraturan ini jelas bertentangan dengan kebijakan Menteri sebelumnya, Susi
Pudjiastuti yang melarang keras ekspor benih lobster di Indonesia karena
mempertimbangkan keberlanjutan ekosistem dan penguatan industri Lobster dalam negeri.
Alasan lain mengapa kebijakan ekspor benih Lobster harus dilarang adalah adanya
kemungkinan terjadinya kepunahan, sehingga nantinya Indonesia tidak akan menjadi
negara produsen Lobster lagi.
Menteri KKP Edhy Prabowo ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai
tersangka dalam kasus dugaan suap terkait izin ekspor benih lobster atau benur. KPK
sendiri telah melakukan penyidikan kepada Edhy Prabowo dan istri sejak Mei 2020. Wakil
Ketua KPK Nawawi Pomolango menuturkan jika ditetapkan 7 orang sebagai tersangka
kasus dugaan korupsi terkait penetapan perizinan ekspor benih lobster atau benur di
Kementerian KKP tahun 2020. Berdasarkan data PPATK, kerugian negara imbas
penyelundupan benih lobster mencapai Rp900.000.000.000.000. karena nilai ekspor benih
lobster atau benur disebutkan memang meniliki nilai yang tinggi. Berdasarkan hasil
penyidikan, Edhy Prabowo dan istrinya juga ditemukan telah membelanjakan uang panas
tersebut ketika berkunjung ke Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat. Wakil Ketua KPK Nawawi
Pomolango menyampaikan, Edhy Prabowo dan istri, Iis Rosita Dewi, telah
menggelontorkan uang sekitar Rp750.000.000.000 untuk membeli berbagai barang
konsumsi pribadi. (Rahma, 2020).
KPK sendiri telah melakukan penyidikan kepada Edhy Prabowo dan istri sejak Mei 2020.
Pada saat itu ditemukan kiriman uang sebesar USD 100.000, atau sekitar Rp 1,4 miliar
(kurs Rp 14.144 per dolar AS) dari Direktur PT DPP Suharjito. Uang tersebut dikirimkan
melalui Safri yang juga merupakan Staf Khusus Menteri KKP, dan Amirul Mukminin selaku
pihak swasta. Selain itu, Safri dan Andreu Pribadi Misata (Staf Khusus Menteri KKP atau
Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas) pada Agustus 2020 juga kepergok menerima uang senilai
Rp436.000.000.000 dari Ainul Faqih, seorang staf istri Menteri KKP Edhy Prabowo.
Kemudian pada 5 November 2020, diduga terdapat transfer dari rekening pemegang PT
Aero Citra Kargo Amri dan Ahmad Bahtiar ke rekening salah satu bank atas nama Ainul
Faqih. Jumlahnya sebesar Rp 3,4 miliar yang diperuntukan bagi keperluan Edhy Prabowo
dan istri, serta Safri dan Andreu Pribadi Misata.
Kondisi Ekspor Impor di Indonesia Sekarang
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada penurunan ekspor dalam neraca
perdagangan RI Mei 2022. Ekspor RI turun sampai 21,29% dibandingkan perolehan April
2022. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan ekspor RI
dalam neraca dagang Mei 2022 sebesar US$ 21,51 miliar. Dibandingkan periode yang sama
di tahun 2021, torehan ekspor itu masih mengalami peningkatan 27%. Namun
pertumbuhannya juga mengalami perlambatan. Ada tiga sektor yang mengalami penurunan
ekspor di Mei 2022, di antaranya pertanian, pengolahan dan pertambangan. Sektor yang
Sementara pada kondisi impor terjadi penurunan dalam neraca perdagangan Indonesia
pada Mei 2022. Impor Indonesia turun sebesar 5,81 persen persen dibandingkan April 2022.
Sementara, pertumbuhan impor Mei 2022 secara year on year mengalami peningkatan
30,74 persen dibandingkan Mei 2021 yang lalu. Kendati begitu, Setianto mengatakan
peningkatan yang terjadi tidak seperti peningkatan pada Mei 2021 yang lalu sebesar
68,69% secara year on year. Adapun impor Indonesia menurut penggunaan barang
mengalami penurunan secara month to month. Untuk barang konsumsi turun 10,77%,
utamanya didorong oleh penurunan komoditas buah-buahan dan sayuran. Kemudian untuk
bahan baku/penolong turun 5,62%, disebabkan penurunan komoditas bahan bakar mineral,
besi dan baja. Barang modal juga mengalami penurunan sebesar 3,62% yang disebabkan
komoditas mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya dan kendaraan beserta bagiannya.
BPS mencatat terdapat peningkatan terbesar impor non migas pada Mei 2022, diantaranya
gula dan kembang gula (HS 17) bertambah USD 106,8 juta atau meningkat 18,22%. Disusul
Bahan bakar mineral (HS 27) bertambah USD 74,6 juta. Lalu, Daging hewan (HS 02)
bertambah USD 66,2 juta, logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71) bertambah USD
46,2 juta, dan pupuk (HS 31) sebesar USD 45,1 juta. Sedangkan, dalam neraca
perdagangan, penurunan terbesar impor nonmigas terjadi pada golongan mesin dan
perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85), besi dan baja (HS 72), ampas dan sisa
industri makanan (HS 23), mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84), dan
serealia (HS 10). (Santia, 2022)
Strategi Pemerintah yang Dilakukan untuk Meningkatkan Ekspor dan Mengurangi
Impor di Indonesia
Upaya peningkatan ekspor nasional terus dilakukan oleh Pemerintah. Untuk mencapai
hal tersebut, Pemerintah menjalankan berbagai strategi yaitu:
Indonesia (SNI)
b. mengembalikan aturan pemeriksaan produk impor dari post-border ke border
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Ade Miranti Karunia.2020.Ini Langkah-langkah Pemerintah untuk Kendalikan Impor.
diakses pada 21 Juni 2022 pukul 10.00 melalui link
https://money.kompas.com/read/2020/07/29/171049626/ini-langkah-langkah-pemerintah-
untuk-kendalikan-impor?page=all.
https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/2911/pemerintah-terus-berupaya-meningkatkan-
jumlah-eksportir-indonesia
https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/21/200500965/duduk-perkara-kasus-ekspor-
minyak-goreng-dirjen-kemendag-
indrasariwisnu?page=all&jxconn=1*zxdmn9*other_jxampid*cjFjVklSRWRjb0w3T0lj
OEoycVpra0NVV3MxZ2tFb3VfUnBLenAxakhGNGE4YWpZRWlrb3BDeHlZWU03N3dSV
w..#page2
https://news.detik.com/berita/d-6086651/ini-peran-5-tersangka-kasus-ekspor-minyak-
goreng.
https://www.google.com/amp/s/www.cnbcindonesia.com/news/20220201095817-4-
312008/gong-xi-fa-cai-larangan-ekspor-batu-bara-sudah-dicabut/amp
Muhammad Idris. 2022. Mulai Hari Ini, Seluruh Ekspor Batubara Dilarang Pemerintah.
diakses pada 21 Juni 2022 pukul 09.00 melalui link
https://money.kompas.com/read/2022/01/01/201850426/mulai-hari-ini-seluruh-ekspor-
batubara-dilarang-pemerintah?page=all.
Sylke Febrina Laucereno. 2022.Ekspor Mei US$ 21,51 M, Turun Dibanding April, tapi
Naik dari Tahun Lalu diakses pada 21 Juni 2022 pukul 09.00 melalui link
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6128108/ekspor-mei-us-2151-m-turun-
dibanding-april-tapi-naik-dari-tahun-lalu