Anda di halaman 1dari 135

PEMBELAJARAN EKSPOR-IMPOR

BOOK CHAPTER

PENULIS

Mahasiswa Kelas M6
Manajemen Angkatan 2019

EDITOR : RAUDATUL JANNAH, DEVI OKTAVIANI


DAN ELY MAULIYAH

Book Chapter Ekspor Impor i


PEMBELAJARAN EKSPOR-IMPOR

Penulis : Mahasiswa Kelas M6 Manajemen Angkatan 2019

Editor : Raudatul Jannah, Devi Oktaviani dan Mas Ely Mauliyah

Desain Cover : Nabilah Qotrunada

Desain Isi : Ananda Ayu Suryaningtyas

Penerbit :-

Cetakan 2022

Book Chapter Ekspor Impor ii


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kekuatan, ketekunan dan kesabaran sehingga Book Chapter dengan judul
Pembelajaran Ekspor Impor yang sudah lama dipersiapkan ini akhirnya dapat
diselesaikan.

Book Chapter ini dipersiapkan terutama untuk mahasiswa Manajemen Universitas


Islam Malang kelas M6. Book Chapter ini merupakan bagian dari progam kelas mata
kuliah Ekspor Impor yang ditulis oleh beberapa mahasiswa yang dikemas dalam
satu topik Buku ini terdiri dari beberapa Bab yang mencakup semua pembelajaran
tentang Ekspor Impor.
Harapan kami, dengan terbitnya Book Chapter ini, semoga dapat menambah
menambah referensi dan wawasan mengenai Ekspor Impor yang dapat digunakan
sebagai rujukan oleh beberapa pihak.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu


sehingga dapat diterbitkannya tulisan ini. Penulis juga merasa bahwa buku ini jauh
dari sempurna, oleh karena itu segala masukan baik berupa saran maupun kritik
yang membangun sangat diharapkan.

Penulis
Mahasiswa Kelas M6
Manajemen Angkatan 2019

Book Chapter Ekspor Impor iii


PRAKATA

Hadirnya Book Chapter dengan judul Pembelajaran Ekspor Impor yang disusun oleh
mahasiswa Manajemen Kelas M6 Universitas Islam Malang sangat penting untuk
dibaca dan diterapkan.
Book Chapter ini terdiri atas 13 (tiga belas) bab, yang ditulis oleh mahasiswa
Manajemen Kelas M6. Dalam buku ini disajikan secara lengkap mulai dari (1)
Pengenalan Eksport Import, (2) Konsep Dasar, Sejarah Singkat Perdagangan
internasional dan kondisi perdagangan internasional, (3) Pihak-Pihak yang Terlibat
Dalam Expertir dan Importir, (4) Sales Contract, (5) Inconterms, (6) Jenis Pola
Pembayaran Untuk Internasional dan Model Counter Trade, (7) Pola Perhitungan
Harga Ekspor, (8) Perhitungan Kalkulasi Harga Impor, (9) Proses dan Prosedur
Ekspor, (10) Menjelaskan Proses dan Prosedur Impor, (11) Risiko-Risiko Ekspor
Impor, (12) Ketepatan Menjelaskan Ekspor Impor Barang Dari Luar Negeri, (13)
Kasus-Kasus Ekspor Impor Di Indonesia. Ketiga belas bab telah dibahas dan
didiskusikan Bersama.
Pada bab pertama, disajikan uraian mengenai pengenalan eksport import, dimana
pemahaman eksport import merupakan sebagai kegiatan transportasi antar negara
untuk memenuhi komoditas dimasing- masing negara secara legal umumnya dalam
bentuk perdagangan. Kegiatan ini dilakukan masing- masing negara yang tidak dapat
memenuhi kebutuhannya dikarenakan terbatasnya dan tidak adanya sumber daya
yang ada di negara tersebut.

Pada bab kedua, kita akan diajak untuk mengenal konsep dasar dan sejarah singkat
dari perdagangan internasional. Dimana perdagangan internasional merupakan
perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara
lain atas dasar kesepakatan bersama. Kesepakatan yang disetujui kedua belah pihak
harus saling menguntungkan, dan tidak merugikan pihak manapun.
Pada bab ketiga, penulis menjelaskan siapa saja pihak- pihak yang terkait dalam
perdagangan internasional, bagaimana pihak- pihak tersebut membangun perjanjian
untuk melakukan transaksi jual beli antar negara dari masing- masing pihak, penulis
juga menyajikan bagaimana tahapan awal dari eksport import, mulai dari melakukan
perjanjian, transaksi jual beli, metode pembayaran dan lainnya.
Pada bab keempat, penulis menyajikan apa saja yang terdapat dalam dokumen sales
contract, mulai dari syarat pembayaran, mutu barang, jumlah, cara pengiriman, cara
pembayaran, asuransi dan lainnya. Kontrak ini merupakan dasar dari pembeli untuk
mengisi aplikasi pembukaan LC kepada bank.
Pada bab kelima, pada bab ini disajikan pembahan tentang incoterm, dimana b\pada
bab ini membahas bagaimana inconterm sebagai aturan untuk menyeragamkan
penafsiran perdagangan yang menetapkan hak dan kewajiban pembeli dan penjual
dalam mekanisme penyerahan barang.

Book Chapter Ekspor Impor iv


Pada bab keenam, dijelaskan tentang jenis dan pola-pola pembayaran untuk
perdagangan internasional, serta memahami counter trade. Dimana pembayaran
untuk perdagangan internasional terdiri dari berbagai macam cara, yang dapat dipilih
oleh penjual dan pembeli, yang dirasa paling tepat. Dibahas juga tentang counter
trade dimana pada sistem pembayaran ini metode pembayaran yang dilakukan adalah
dengan menukarkan barang atau jasa yang dinilai mempunyai nilai yang sama
dengan barang atau jasa yang di jual belikan, dengan kata lain metode pembayaran
ini tidak menggunakan nominal uang.
Pada bab ketujuh dan kedelapan, pada kedua bab ini menjelaskna bagaimana
perhitungan kalkulasi harga import, dimana kalkulasi ini menghitung seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh barang import sampai diterima di gudang importir
Pada bab kesembilan dan bab kesepuluh, penulis menyajikan proses dan prosedur
eksport impor. Mulai dari akad jual beli, transaksi pembayaran, proses pengiriman,
syarat kesepakatan dan yang lainnya. Proses dan prosesdur yang dilalui harus
berdasarkan perjanjian antara kedua belah pihak, yang biasanya sudah tertulis dalam
surat perjanjian, sehingga apabila salah satunya melanggar akan mendapat penalti
dengan sesuai yang telah ditentukan

Pada bab kesebelas, penulis menyajikan apa saja yang menjadi risiko eksport import.
Sehingga pelaku eksport import mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian
melakukan transaksi antar dua negara, pada bab ini juga diejelaskan bagaimana
menghindari kerugian yang dapat ditimbulkan dari transaksi eskport import.
Pada bab kedua belas, penulis menjelaskan bagaimana ketepatan dalam
menjelaskan ekspor impor barang dari luar negeri yang di dalamnya termasuk
penyebab ekspor impor, produk ekspor impor, serta syarat ekspor impor.
Pada bab ketiga belas, penulis mengajak pembaca untuk melihat bagaimana kasus-
kasus ekpor impor yang ada di Indonesia, kondisi ekspor impor di Indonesia saat ini,
dan bagaimana strategi pemerintah dalam meningkatkan ekspor da mengurangi
impor di Indonesia.

Book Chapter Ekspor Impor v


DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Kata Pengantar ......................................................................................................... iii
Prakata ...................................................................................................................... iv

Daftar Isi .....................................................................................................................vi

Daftar Tabel .............................................................................................................. vi

Daftar Gambar........................................................................................................... ix

BAB 1.
Pengenalan Ekspor Impor ..........................................................................................1

Kelompok 1,2 dan 3

BAB 2.

Konsep Dasar, Sejarah Singkat Perdagangan Internasional & Kondisi Perdagangan


Internasional ............................................................................................................ 7
Kelompok 4,5,6,7,8,9,10 dan 11

BAB 3.

Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Eksportir dan Importir ....................................... 29


Kelompok 1

BAB 4.

Sales Contract........................................................................................................33

Kelompok 2

BAB 5.

Incoterms ..............................................................................................................40

Kelompok 3

BAB 6.

Jenis dan Pola Pembayaran Untuk Perdagangan Internasional dan Model Counter
Trade .....................................................................................................................46
Kelompok 4

BAB 7.

Pola Perhitungan Harga Ekspor ...........................................................................56

Kelompok 5

Book Chapter Ekspor Impor vi


BAB 8.

Perhitungan Kalkulasi Harga Impor ..................................................................... 73

Kelompok 6

BAB 9.

Proses dan Prosedur Ekspor ............................................................................. 82

Kelompok 7

BAB 10.

Menjelaskan Proses dan Prosedur Impor ...........................................................95

Kelompok 8

BAB 11.

Risiko-Risiko Ekspor Impor ................................................................................ 108

Kelompok 9

BAB 12.

Ketepatan Menjelaskan Ekspor Impor Barang Dari Luar Negeri ........................ 115

Kelompok 11

BAB 13.

Kasus-Kasus Ekspor Impor Di Indonesia ........................................................... 119

Kelompok 12

Book Chapter Ekspor Impor vii


DAFTAR TABEL

Book Chapter Ekspor Impor viii


DAFTAR GAMBAR

Book Chapter Ekspor Impor ix


1

PENGENALAN EKSPOR IMPOR

Kelompok 1,2, dan 3

Jurusan Manajemen, Universitas Islam Malang

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam


perkonomian setiap negara. Dewasa ini tidak ada satu negara pun di dunia yang
tidak melakukan hubungan dagang dengan pihak luar negeri. Perekonomian setiap
negara praktis sudah terbuka bagi dan terjalin dengan dunia internasional.
Perekonomian tertutup hanya ada dalam tertutup hanya ada dalam teori. Begitu
juga dengan Indonesia. Perdagangan luar negeri menjadi semakin penting, bukan
saja dalam kaitan dengan haluan pembangunan yang berorientasi ke luar, yakni
membidik masyarakat di negara- negara lain sebagai pasar hasil-hasil produksi
dalam negeri, tapi juga pengadaan barang-barang modal untuk memacu industry
dalam negeri. Mengenali kecenderungan serta kinerja ekspor dan impor dapat
diketahui keunggulan dan kelemahan ekspor negara yang bersangkutan, perilaku
konsumsi masyarakat, serta kerentanan sektor industri negara itu akan
kesinambungan pasok bahan baku atau barang modal dari luar negeri.
Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan ekspor impor beserta syarat-syaratnya ?, Bagaimana


perkembangan ekspor impor Indonesia sampai saat ini ?, Apa saja manfaat ekspor
dan impor ?
Tujuan Penulisan

Memahami apa yang dimaksud dengan ekspor impor beserta syarat- syaratnya,
Mengetahui keadaan ekspor impor Indonesia sampai saat ini, Memahami manfaat
dari kegiatan ekspor dan impor
PEMBAHASAN

Book Chapter Ekspor Impor 1


Pengertian Ekspor

Kegiatan ekspor merupakan salah satu faktor penentu dalam menentukan roda
perekonomian di negara kita. Seperti yang kita ketahui, Indonesia sebagai negara
yang sangat kaya raya dengan hasil bumi dan migas, selalu aktif terlibat dalam
perdagangan internasional. Pengertian ekspor secara umum adalah Kegiatan menjual
barang atau jasa ke negara lain. Dalam Wikipedia bahasa Indonesia ekspor diartikan
sebagai proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain
secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya
adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk
memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan
campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah
bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah impor. Sedangkan
pengertian ekspor menurut UU Kepabeanan adalah kegiatan mengeluarkan barang
dari daerah pabean, dimana barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam
negeri (daerah pabean), barang dari luar negeri (luar daerah pabean), barang bekas
atau baru.
Persyaratan Ekspor

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi eksportir ketika akan mengekspor,


antara lain: Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan oleh Kantor
Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan Propinsi (Kanwil Deperindag);
Surat Ijin Usaha (SIU) oleh Departemen Tehnis atau Lembaga Pemerintah Surat
pengakuan sebagai eksportir atau importir terdaftar (Approved Exporter/ Importer) dari
Departemen Perindustrian dan Perdagangan khususnya untuk mata dagangan yang
diatur tata niaganya dan mata dagangan yang diawasi ekspor dan impornya; Tanda
Pengenal Perusahaan Eksportir Tertentu (TPPET) yang dikeluarkan Departemen
Keuangan kepada perusahan eksportir/ importir yang mendapat fasilitas pembiayaan
dari Bank Indonesia dan kemudahan kepabeanan dari Dirjen Bea dan Cukai.
Dokumen-dokumen yang harus dipenuhi ketika mengekspor barang diantaranya
adalah:

Dokumen Utama:

 PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) adalah pemberitahuan oleh pemberitahu


atas barang yang akan diekspor berdasarkan dokumen pelengkap Pabean sesuai
prinsip self asessment.
 B/L (Bill of Lading) untuk angkutan laut adalah jenis dokumen yang digunakan
untuk mengakui penerimaan kiriman barang.
 Invoice Merupakan dokumen yang digunakan sebagai pernyataan tagihan yang
harus dibayar oleh customer.
 Packing List Merupakan dokumen packing atau kemasan yang menunjukkan

Book Chapter Ekspor Impor 2


 jumlah, jenis serta berat dari barang ekspor atau impor. Juga merupakan
penjelasan dari uraian barang yang disebut di dalam commercial invoice.
Dokumen Pelengkap :

 SKA (Surat Keterangan Asal) / COO (Certificateof Origin) Merupakan sertifikasi


asal barang, dimana dinyatakan dalam sertifikat tersebut bahwa barang atau
komoditas yang diekspor adalah berasal dari daerah atau negara pengekspor.
 SM (Sertifikat Mutu) Merupakan sertifikat yang menunjukkan bahwa produk yang
dihasilkan oleh produsen atau produk yang diekspor bermutu.
 LPS- E (Laporan Pemeriksaan Surveyor - Ekspor) 4
Manfaat Kegiatan Ekspor
Kegiatan ekspor membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Berikut ini beberapa
manfaat kegiatan ekspor:

 Memperluas Pasar, Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk


memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Misalnya, pakaian batik merupakan
salah satu produk Indonesia yang mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Apabila
permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin meningkat,
pendapatan para produsen batik semakin besar. Dengan demikian, kegiatan
produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.
 Menambah Devisa Negara, Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir
Indonesia untuk menjual barang kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini
dapat menambah penerimaan devisa negara. Dengan demikian, kekayaan
negara bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber penerimaan
negara.
 Memperluas Lapangan Kerja, Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja
bagi masyarakat. Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan
produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang
dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.

Book Chapter Ekspor Impor 3


Pengertian Impor

Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke
negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor
umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke
dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan
dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting
dari perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor(Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas). Pengertian impor menurut UU Kepabeanan adalah
kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Semua barang yang
dimaksudkan adalah semua atau seluruh barang dalam bentuk dan jenis apa saja
yang masuk ke dalam daerah pabean. Indonesia mengimpor 3 jenis barang yaitu
barang konsumsi, barang modal, dan barang baku/penolong. Barang Konsumsi
adalah barang-barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,seperti
makanan, minuman, susu, mentega, beras, dan daging. Bahan Baku/ Bahan
Penolong merupakan barang- barang yang diperlukan untuk kegiatan industri baik
sebagai bahan baku maupun bahan pendukung, seperti kertas, bahan-bahan kimia,
obat-obatan dan kendaraan bermotor. Barang Modal adalah barang yang digunakan
untuk modal usaha seperti mesin, suku cadang, komputer, pesawat terbang, dan alat-
alat berat.

Persyaratan Impor
Sebelum seseorang atau suatu badan usaha melakukan impor,syarat-syarat yang
harus dipenuhi adalah atau mengajukan dan mengisi formulir dengan melampirkan:
 Copy Akte Pendirian Perusahaan yang te-legalisir.
 SIUP
 Domisili Perusahaan
 NPWP
 Neraca Awal
 Referensi bank yang bersangkutan

Manfaat Kegiatan Impor


 Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan, Setiap negara memiliki
sumber daya alam dan kemampuan sumber daya manusia yang berbeda-beda.
Misalnya, keadaan alam Indonesia tidak bisa menghasilkan gandum dan Amerika

Book Chapter Ekspor Impor 4


tidak bisa menghasilkan kelapa sawit. Perdagangan antarnegara mampu
mengatasi persoalan tersebut. Perdagangan antarnegara memungkinkan
Indonesia untuk memperoleh gandum dan Amerika memperoleh minyak kelapa
sawit. Perdagangan antarnegara akan bisa mendatangkan barang-barang yang
belum dapat dihasilkan di dalam negeri. Misalnya Indonesia belum mampu
memproduksi mesin-mesin berat. Oleh karena itu, Indonesia melakukan
perdagangan dengan Amerika, Jepang, Cina dan Korea Selatan dalam
pengadaan alat-alat tersebut.
 Memperoleh Teknologi Modern, Proses produksi dapat dipermudah dengan
adanya teknologi modern. Misalnya, penggunaan mesin las pada pabrik perakitan
sepeda motor. Mesin ini mempermudah proses penyambungan kerangka motor.
Contoh lainnya adalah mesin fotokopi laser. Mesin ini bisa menggandakan
dokumen dengan lebih cepat dan jelas. Tingkat teknologi di negara kita umumnya
masih sederhana. Pengembangan teknologi masih lambat karena rendahnya
kualitas sumber daya manusia. Untuk mendukung kegiatan produksi, kita dapat
mengimpor teknologi dari luar negeri. Dalam perdagangan biasanya terjadi
pertukaran informasi. Dari saling bertukar informasi ini, Indonesia dapat belajar
teknik produksi baru dan pemanfaatan teknologi modern.
 Memperoleh Bahan Baku, Setiap kegiatan usaha pasti membutuhkan bahan
baku. Untuk memproduksi mobil dibutuhkan besi dan baja. Untuk memproduksi
ember, mangkuk, dan kursi plastik dibutuhkan plastik. Tidak semua bahan baku
produksi tersebut dihasilkan di dalam negeri. Mungkin ada yang diproduksi di
dalam negeri, tetapi harganya lebih mahal. Pengusaha tentu lebih menyukai
bahan baku yang harganya lebih murah. Demi kelangsungan produksi,
pengusaha harus menjaga pasokan bahan bakunya. Salah satu caranya dengan
mengimpor bahan baku dari luar negeri.

PENUTUP

Kesimpulan
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke
negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada
umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam
negeri untuk memasukannya ke negara lain. Sedangkan impor adalah proses
transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal,

Book Chapter Ekspor Impor 5


umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan
memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Dalam kegiatan
ekspor dan impor umumnya membutuhkan campur tangan bea cukai. Dalam proses
ekspor dan impor juga diperlaukan dokumen-dokumen untuk melancarkan dan
sebagai syarat untuk kegiataan ini. Dokumen-dokumen ekspor antara lain: PEB
(Pemberitahuan Ekspor Barang), B/L (Bill of Lading) untuk angkutan laut, Invoice,
Packing List, SKA (Surat Keterangan Asal) / COO (Certificateof Origin), SM (Sertifikat
Mutu), LPS- E (Laporan Pemeriksaan Surveyor - Ekspor). Sedangkan dokumen-
dokumen impor antara lain: RKSP (Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut), PIB
(Pemberitahuan Impor Barang), Manifest, Invoice, COO (Certificat of Origin), D/0
{Delivery Order).
Tidak semua negara mampu untuk memenuhi kebutuhan negaranya masing-
masing. Oleh sebab itu kegiatan ekspor impor ini sangat bermanfaat bagi tiap negara.
Secara umum, manfaat dari kegiatan ekspor impor adalah untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat, meningkatkan pendapatan negara karena adanya devisa,
meningkatkan perekonomian rakyat, dan mendorong berkembangnya kegiatan
industri.

Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekspor impor merupakan
hal yang sangat vital bagi setiap negara. Karena dengan kegiatan ini, negara tersebut
dapat memenuhi kebutuhan masyarakatya yang tidak bisa diproduksi di negaranya
sendiri. Oleh sebab itu, tidak ada satu negarapun di dunia ini yang tidak melakukan
kegiatan ekspor ataupun impor.

DAFTAR PUSTAKA

Hutabarat, Roselyne. 1989. Transaksi Ekspor Impor. Jakarta: Erlangga. Dumairy.


1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. www.bps.go.id
www.deperindag.go.id

Book Chapter Ekspor Impor 6


2

KONSEP DASAR, SEJARAH SINGKAT


PERDAGANGAN INTERNASIONAL &
KONDISI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Kelompok 4,5,6,7,8,9,10 dan 11

Jurusan Manajemen, Universitas Islam Malang

PENDAHULUAN
Perdagangan internasional terjadi karena adanya perbedaan sumber daya
manusia, sumber daya alam, seperti iklim dan letak geografis serta perbedaan
keasaan ekonomi dan sosial yang tersedia pada suatu negara.

RUMUSAN MASALAH
Kenapa perdagangan internasional ini sangat penting untuk dilakukan

TUJUAN
Memenuhi kebutuhan suatu negara yang tidak tersedia di negara lain memperluas
wilayah pasar perdagangan dan meningkatkan produksi serta meningkatkan devisa
negara melalui kegiatan eksor.

PEMBAHASAN

SEJARAH PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Perdagangan internasional sudah terjalin sejak masa kuno, ribuan tahun


sebelum Masehi. Ditemukannya peninggalan barang0barang buatan Sumeria di
Mesir, ataupun buatan Babilonia di pesisir Laut Tengah menjadi bukti adanya
perdagangan antar kerajaan. Kemungkinan besar, transaksi dilakukan dengan cara
barter, meskipun ada juga yang sudha menggunakan mata uang dari logam ataupun
perak. Wilayah perdagangan internasional masa kuno mesih terbatas. Alasan
utamanya adalah internasional masa kuno masih terbatas. Alasan utamanya adalah
transportasi. Perjalanan jauh, entah lewat darat ataupun laut, amatlah mahal dan

Book Chapter Ekspor Impor 7


penuh risiko. Lambat laut, perkembangan tekonologi transportasi, terutama
pelayanan, menunjang semakin meluasnya wilayah perdagangan internasional.

Perdagangan Internasional Abad Petengahan

Sejak runtuhnya Kekaisaran Romawi, perdagangan di Eropa lambat laun


berkembang, terutama selama abad ke-12 dan 13. untuk menjamin keamanan
perdagangan jarak jauh, para pedagang membentuk semacam asosiasi yang
melindungi pedagang yang bepergian ke luar negeri. Jalur utama perdagangan jarak
jauh ketika itu melawan kawasan Baltik, sepanjang timur dan tengah wilayah
Mediterania, sampai ke bagian utara Eropa. Selanjutnya kawasan timur Meditrania
menjadi penghubung denga Asia.Barang dagang asal Baltik berupa bahan mentah,
seperti kayu, tir, bulu dan kulit binatang. Sedangkan dari Asia berdatangan barang
mewah, seperti rempah-rempah, berlian dan kain sutera.Dalam proses transaksi,
wilayah barat Eropa mengekspor bahan0bahan mentah lalu mengolahnya menjasi
barang jadi untuk dijual. Inggris menjual pakaian wol, Belanda menawarkan ikan yang
telah telah diasinkan, Spanyol memproduksi wol, dalam sebelah selatan Eropa
menjual aggur, buah-buahan, dan minyak.Meskipun perdagangan mulai ramai,
hubungan dagang antara Asia dan Eropa masih terbatas. Alasannya, biaya perjalanan
lintas benua masih dirasa amat mahal. Selain itu, Asia menganggap Eropa belum
terlalu bernilai sebagai wilayah ekspor.

Perdagangan Internasional Masa Penjelajahan Samudera

Kawasan Eropa abad le-15 dan 16 ditandai oleh perdagangan teknologi


pelayaran dan navigasi. Muncul kepal-kapal berdaya muat besar. Lengkap dengan
perlengkapan militer untuk perlindungan. Perkembangan ini mengakibatkan semakin
mungkin pengangkutan barang dagang dalam jumlah banyak ke tempat jauh dengan
biaya jauh lebih murah.Perkembangan pelayaran dan navigasi mempercepat
meluasnya perdagangan internasional. Perluasan semakin dipacu oleh penemuan
wilayah baru, seperti Amerika, dan jalur pelayaran baru ke Asia, melewati Tanjung
Harapan. Ditemukannya Amerika memunculkan barang dagang baru , yakni
tembakau dan kayu gelondongan.Perkembangan yang marak itu memunculkan
bentuk baru perdagangan internasional. Bentuk baru itu paling jelas tampak dalam
asosiasi perdagangan. Asosiasi yang tadinya informal berubah menjadi kemitraan
resmi, atau lebih dikenal sebagai persekutuan dagang, teridiri atas para pemegang

Book Chapter Ekspor Impor 8


saham. Persekutuan inilah yang memiliki kapal-kapal besar, bukan lagi para kapten
kapal. (sebelumnya, para pedagang menyewa jasa kapten kapal untuk mengangkut
barang ke tempat tertentu). Perkeutuan ini pun memiliki hak khusus di bidang militer,
politik, dan ekonomi di wilayah eksplorasi kita kenal antara lain VOC dari belanda dan
EIO dari inggris.

Perdagangan Internasional Masa Revolusi Industri

Sampai pertengahan abad ke-18, perdagangan rempah-rempah menduduki


tempat istimewa melebihi komoditas lain. Sekitar tahun-tahun itulah, perdagangan
internasional memperoleh bentuk baru lagi. Pemicunya kali ini adalah Revolusi
Industri.Karena Revolusi pertama kali mengmukakan di Eropa, kawasan itu menjadi
pusat jaringan perdagangan dunia hampir selama abad ke-19. Kegiatan ekonomi
Eropa bergantung pada pasar luar negeri sebagai pemasok bahan mentah sekaligus
pemebli barang jadi buatan pabrik pemasok bahan mentah sekaligus pembeli barang
jadi buatan pabrik. Itulah sebabnya, perkembangan industri (berarti perkembangan
kebutuhan ekspansi perdagangan internasional. Pengaruh Revolusi Industri terhadap
perdagangan internasional mencakup sejumlah hal berikut. Pertumbuhan indutri
memacu perdagangan bahan mentah. Misalnya, mekanisasi produksi tekstil Eropa
memacu ekspor kapas secara besar-besaran dari Amerika. Pertumbuhan industri
mengakibatkan revolusi di bidang transportasi. Akibat itu tampak dari munculnya alat-
alat transportasi bermesin uap. Transportasi yang semakin cepat dan murah ini pada
gilirannya berpegaruh pada perkembangan perdagangan. Pertumbuhan industri
mengakibatkan produksi massal sehingga pasar harus didefinisikan secara baru.
Sebelumnya, wilayah produsen sekaligus juga berperan sebagai pasar (hasil produksi
massal, wilayah produsen yang satu harus menjadi paar (pelanggan) bagi wilayah
produsen yang lain. Akibatnya, suatu wilayah (negara), harus mengkhususkan dari di
bidang produksi tertentu (dibandingkan dengan konsep keunggulan komparatif).

Perdagangan Internasional Masa Perang Dunia

Secara umum, perdagangan internasional mengalami kemunduran selama


kedua perang dunia. Selain persoalan perang, penyebabnya antara lain pajak
perdagangan dan sejumlah aturan yang membatasi kebebasan berdagang. Padahal,
diperlukan serangkaian konferensi internasional selama beberapa dekade untuk
mereformasi aturan itu. Kemunduran paling parah terjadi krisis dunia (The Great

Book Chapter Ekspor Impor 9


Depression) pada tahun 1929. banyak perusahaan bengkrut. Lumpuhnya ekonomi
dalam negeri sejumlah negara berakibat lesunya perekonomian dunia. Minimnya
transaksi ekspor impor dan Amerika memperlihatkan betapa anjloknya perdagangan
internasional ketika itu. Pemulihan sudah mulai muncul selama tahun 1930-an, namun
kembali ambruk dengan pecahnya Perang Dunia II.

Ekspansi Perdagangan Internasi' Masa Informasi

Dunia setelah Perang Dunia ditandai perbahan dan pembaruan. Gejala itu
antara lain muncul dan berakhirnya Perang Dingin (Cold War), bersatu dan
berpisahnya negara-negara, serta kritis ekonomi. Di tengah rangkaian itu, dunia
menata perekonomiannya. Upaya itu berlandaskan ke sadaran bahwa tidak ada
negara lain. Oleh karena itu, berbagai batasan yang menghambat kerja sama ekonomi
perlu dihilangkan tanpa meniadakan integritas masing-masing negara.Perkembangan
kerja sama perdagangan lintas batas negara turut ditunjang oleh perkembangan pesat
informasi. Revolusi di bidang balisasi. Salah satu perkembangan paling kesepakatan
transaksi dapat dilakukan dari tempat yang jauh sekalipun, dalam hitungan detik.
Akibatnya, ekspansi perdagangan internasional semakin cepat.

Manfaat perdagangan internasional

Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai


berikut:

 Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri


Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di
setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya: Kondisi geografi, iklim,
tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan
internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak
diproduksi sendiri.
 Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk
memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu
negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang
diproduksi oleh negara lain, tapi adakalanya lebih baik apabila negara
tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
 Memperluas pasar dan menambah keuntungan

Book Chapter Ekspor Impor 10


Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat
produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi
kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka.
Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan
mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut
keluar negeri.

Transfer teknologi modern

Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik


produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

Faktor pendorong

Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional,


di antaranya sebagai berikut:

 Faktor Alam/ Potensi Alam


 Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
 Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
 Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam mengolah sumber daya ekonomi
 Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk
menjual produk tersebut.
 Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja,
budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil
produksi dan adanya keterbatasan produksi.
 Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
 Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara
lain.
 Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup
sendiri.
Perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat di bidang ekonomi saja.
Manfaatnya di bidang lain pada masa globalisasi ini juga semakin terasa. Bidang itu
antara lain politik, sosial, dan pertahanan keamanan. Di bidang ekonomi,
perdagangan internasional dilakukan semua negara untuk memenuhi kebutuhan
rakyatnya. Negara dapat diibaratkan manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup

Book Chapter Ekspor Impor 11


sendiri, tanpa bantuan orang lain. Begitu juga dengan negara, tidak ada negara yang
bisa bertahan tanpa kerja sama dengan negara lain. Negara yang dahulu menutup
diri dari perdagangan internasional, sekarang sudah membuka pasarnya. Misalnya,
Rusia, China, dan Vietnam. Perdagangan internasional juga memiliki fungsi sosial.
Misalnya, ketika harga bahan pangan dunia sangat tinggi. Negara-negara penghasil
beras berupaya untuk dapat mengekspornya. Di samping memperoleh keuntungan,
ekspor di sini juga berfungsi secara sosial. Jika krisis pangan dunia terjadi, maka bisa
berakibat pada krisis ekonomi. Akibat berantainya akan melanda ke semua negara.
Pada era globalisasi ini banyak muncul perusahaan multi nasional. Perusahaan
seperti ini sahamnya dimiliki oleh beberapa orang dari beberapa negara. Misalnya,
saham Telkomsel dimiliki oleh beberapa orang dari Indonesia dan Singapura.
Perusahaan multi nasional seperti ini dapat mempererat hubungan sosial antar
bangsa. Di dalamnya banyak orang dari berbagai negara saling bekerja sama. Maka
terjadilah persahabatan di antara mereka. Perdagangan internasional juga
bermanfaat di bidang politik. Perdagangan antar negara bisa mempererat hubungan
politik antar negara. Sebaliknya, hubungan politik juga bisa mempererat hubungan
dagang. Perdagangan internasional juga berfungsi untuk pertahanan keamanan.
Misalnya, suatu negara nonnuklir mau mengembangkan senjata nuklir. Negara ini
dapat ditekan dengan dikenai sanksi ekonomi. Artinya, negara lain tidak
diperbolehkan menjalin hubungan dagang dengan negara tersebut. Biasanya upaya
seperti ini harus dengan persetujuan PBB. Hal ini dilakukan demi terciptanya
keamanan dunia. Perdagangan internasional juga terkait dengan pertahanan suatu
negara. Setiap negara tentu membutuhkan senjata untuk mempertahankan
wilayahnya. Padahal, tidak semua negara mampu memproduksi senjata. Maka
diperlukan impor senjata. Untuk mencegah perdagangan barang-barang yang
membahayakan, diperlukan kerja sama internasional. Barang yang membahayakan
tersebut misalnya senjata gelap, obat-obatan terlarang, hewan langka, ternak yang
membawa penyakit menular, dsb. Untuk kepentingan inilah pemerintah semua negara
memiliki bea cukai. Instansi ini dibentuk pemerintah suatu negara untuk memeriksa
barang-barang dan bagasi ketika memasuki suatu negara. Pemeriksaan ini diperlukan
untuk melihat apakah pajaknya telah dibayar. Pemeriksaan juga untuk mengecek
barang-barang tersebut barang selundupan ataupun barang terlarang atau tidak. Cara
yang digunakan dalam pemeriksaan antara lain dengan melihat dokumen barang,
menggunakan detektor barang berbahaya, atau menggunakan anjing pelacak. Di

Book Chapter Ekspor Impor 12


dalam perdagangan internasional dikenal beberapa teori yang menjelaskan mengapa
perdagangan antar negara terjadi, yaitu :
a) Teori Keunggulan Mutlak (The Absolute Advantage)
Teori Absolute Advantage atau keunggulan mutlak adalah kemampuan
suatu negara untuk menghasilkan barang atau jasa yang lebih banyak daripada
negara lain, dengan menggunakan sumber daya yang sama ataupun dengan
produksi barang yang sama. Absolute Advantage ditentukan oleh perbandingan
sederhana dari produktivitas tenaga kerja. Dalam Absolute tidak terjadi
perdagangan dengan pihak lain. Teori ini berasal dari buku yang berjudul “An
Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations” yang dibuat oleh
Adam Smith tahun 1776. Menurutnya, suatu negara dapat disebut memiliki
keunggulan mutlak dari negara lain jika negara tersebut memproduksi barang atau
jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara lain. Sebagai contoh Indonesia
memiliki keunggulan absolute pada hem batik, sedangkan Jepang memiliki
keunggulan absolut pada TV. Oleh karena itu, Indonesia dan Jepang dapat
mengadakan hubungan perdagangan hem batik dan TV
b) Teori Keunggulan Kompraratif (The Comparative Advantage)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo.Teori keunggulan komparatif
adalah keuntungan karena salah satu negara dapat memproduksi barang dan jasa
dengan biaya yang berbeda atau biaya yang lebih murah. Comparative Advantage
atau keunggulan komparatif terjadi jika dua negara atau lebih dapat sama-sama
beruntung dari perdagangan tersebut. Jika suatu negara secara efisien dalam
menghasilkan suatu barang, negara tersebut dapat berdagang dengan negara
yang kurang efisien, selama mereka memiliki tingkat perbedaan efisiensi yang
relatif besar. Teori ini berawal dari gambaran David Ricardo yang dijelaskan dalam
buku “On the Principles of Political Economy and Taxation” pada tahun 1817 dalam
sebuah contoh antara Inggris dan Portugal. Menurutnya, perdagangan
internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan antarnegara.

Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu


negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang
lebih murah daripada negara lainnya. Sebagai contoh, Cina dan Jepang sama-
sama memproduksi kopi dan teh. Cina mampu memproduksi kopi secara efisien

Book Chapter Ekspor Impor 13


dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi teh secara
efisien dan murah. Sebaliknya, Jepang mampu dalam memproduksi the secara
efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi
secara efisien dan murah. Dengan demikian, Cina memiliki keunggulan dalam
memproduksi kopi dan Jepang memiliki keunggulan dalam memproduksi teh.
Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar
kopi dan teh. Dalam teori keunggulan komparatif, suatu negara dapat
meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut
melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan
efisiensi tinggi.
c) Keunggulan Kompetitif
Konsep ini dikembangkan oleh Michael E. Porter (1990) dalam bukunya
berjudul “The Competitive Advantage of Nations”. Menurutnya terdapat empat
atribut utama yang bisa membentuk lingkungan dimana perusahaan-perusahaan
local berkompetisi sedemikian rupa, sehingga mendorong terciptanya keunggulan
kompetitif. Keempat atribut tersebut meliputi :
a) Kondisi faktof produksi (factor conditions), yaitu posisi suatu Negara dalam
factor produksi (misalnya tenaga kerja terampil, infrastruktur, dan teknologi)
yang dibutuhkan untuk bersaing dalam industry tertentu.
b) Kondisi permintaan (demand conditions), yakni sifat permintaan domestic atas
produk atau jasa industry tertentu.
c) Industry terkait dan industry pendukung (related and supporting industries),
yaitu keberadaan atau ketiadaan industry pemasok dan “industry terkait” yang
komoetitif secara internasional di Negara tersebut.
d) Strategi, struktur dan persaingan perusahaan, yakni kondisi dalam negeri yang
menentukan bagaiman perusahaan-perusahaan dibentuk, diorganisasikan,
dan dikelola serta sifat persaingan domestic.

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI INDONESIA

Dalam ilmu ekonomi, pengertian perdagangan internasional adalah kegiatan


transaksi jual-beli barang dan jasa antarnegara. Perdagangan internasional juga bisa
diartikan sebagai perdagangan yang dilakukan penduduk suatu negara dengan warga
dari negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Perdagangan itu bisa terjadi

Book Chapter Ekspor Impor 14


antarindividu, antarperusahaan, dan antara satu pemerintah dengan pemerintah
negara lainnya. Berikut perincian alasan, tujuan, dan macam-macam bentuk
kebijakan perdagangan internasional yang terkait dengan tindakan proteksi.

I. Alasan kebijakan proteksi perdagangan internasional: Perdagangan bebas


dianggap hanya menguntungkan negara-negara maju saja. Untuk melindungi
industri dalam negeri. Melindungi kesempatan kerja di dalam negeri.
II. Tujuan kebijakan proteksi perdagangan internasional Memaksimalkan produksi
dalam negeri Memperluas lapangan kerja Memelihana tradisi nasional
Menghindari risiko yang timbul jika bergantung pada satu komoditi andalan
Menjaga stabilitas nasional, yang bisa terganggu jika bergantung ke negara
lain. III. Macam-macam kebijakan perdagangan internasional untuk proteksi:
Pengenaan Tarif Bea masuk Pengenaan tarif adalah pembebanan biaya atas
barang-barang yang melintasi daerah pabean. Hal ini membuat barang-barang yang
masuk ke wilayah suatu negara dikenakan bea masuk. Pengenaan bea masuk yang
besar untuk barang-barang dari luar negeri (impor) bertujuan untuk melindungi
(proteksi) industri dalam negeri dan memperoleh pendapatan negara. Bentuk umum
kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan persentase tertentu dari harga
barang yang diimpor tersebut. Selama ini dikenal 3 jenis pengenaan tarif atau bea
masuk, yakni Bea Ekspor (export duties), Bea Transit, dan Bea Impor. Akibat
pengenaan tarif itu harga barang impor akan naik sehingga produksi industri dalam
negeri bisa meningkat karena produknya mampu bersaing di pasar nasional. Dampak
yang lain: jumlah barang di pasar bisa menurun, terutama yang berasal dari luar
negeri.
Pelarangan impor Pelarangan impor merupakan langkah pemerintah untuk
melarang masuknya barang-barang dari negara lain untuk melindungi produksi dalam
negeri dan mengembangkannya. Dampak kebijakan pelarangan impor adalah harga
barang dari luar negeri naik, sehingga produksi dalam negeri bisa meningkat, dan
jumlah barang di pasar menurun.
Penerapan Kuota impor Kebijakan pemerintah membatasi jumlah barang-
barang yang masuk dari luar negeri biasa disebut dengan penerapan kuota impor.
Tujuannya supaya harga barang impor naik sehingga produksi barang dari dalam
negeri meningkat karena harganya lebih murah dan mudah laku, menurunkan

Book Chapter Ekspor Impor 15


peredaran barang di pasar, membuat harga barang lebih menguntungkan bagi
produsen lokal, serta melindungi industri nasional.
Pemberian Subsidi Kebijakan subsidi merupakan tindakan pemerintah
membantu menutupi sebagian biaya produksi barang yang dihasilkan produsen dalam
negeri. Tujuan pemberian subsidi agar produsen nasional dapat menjual barangnya
dengan harga lebih murah dan bisa bersaing dengan produk impor. Dampak kebijakan
subsidi adalah: harga barang di pasar tetap, produksi dalam negeri meningkat, jumlah
barang di pasar tetap, serta angka impor barang menurun.
Aksi Dumping Dumping merupakan istilah untuk kebijakan pemerintah yang
menerapkan diskriminasi atas harga suatu barang tertentu. Aksi dumping membuat
harga barang dapat menjadi lebih murah di pasar luar negeri daripada dalam negeri,
dan bahkan lebih rendah dari biaya produksinya. Pemerintah suatu negara melakukan
aksi dumping untuk membantu produsen dari dalam negerinya mampu menguasai
pasar di luar negeri. Dumping memang bisa mengerek volume perdagangan dan
menguntungkan konsumen di negara tujuan impor. Namun, apabila negara
pengimpor mempunyai industri sejenis, sering kali kebijakan dumping dari negara lain
ditanggapi dengan pengenaan bea masuk (tarif impor) yang lebih tinggi. Kebijakan
antidumping itu dilakukan untuk melindungi sektor industri nasional. Kebijakan
dumping diterapkan dengan tujuan untuk memenangkan persaingan dalam
perdagangan internasional. Jika suatu negara sudah menang, kerugian akibat
penerapan dumping bakal ditutup dengan menaikkan harga barang di pasar asing.
Selama ini, kebijakan dumping dianggap sebagai startegi perdagangan yang tidak fair
karena bisa merugikan negara lain.
Devaluasi Devaluasi adalah kebijakan pemerintah suatu negara yang
menurunkan nilai mata uangnya (kurs) terhadap mata uang asing. Tujuan penerapan
devaluasi untuk meningkatkan ekspor, menurunkan harga produksi dalam negeri di
pasar internasional, dan menambah devisa negara. Akibat penerapan devaluasi
umumnya adalah: harga barang impor menjadi mahal, dan sebaliknya harga barang
produksi dalam negeri lebih murah di pasar internasional.
Premi Kebijakan premi adalah tindakan pemerintah suatu negara yang
memberikan dana tambahan buat para produsen nasional yang bisa mencapai target
produksi barang/jasa tertentu. Target tersebut sesuai dengan yang ditetapkan oleh
pemerintah suatu negara.

Book Chapter Ekspor Impor 16


Perkembangan Perdagangan Luar Negri Di Indonesia
Perdagangan luar negeri merupakan kegiatan pedagangan barang atau jasa yang
dilakukan antar negara untuk pemenuhan barang atau jasa dari negara lain.
Kebutuhan pemerintah atau perorangan biasanya memiliki standart keinginan yang
berbeda-beda. Dengan standart konsumtif tiap orang yang berbeda membuat
negara memutuskan untuk menjalin kerjasama dengan beberapa negara. Hal
tersebut memudahkan masyarakat dalam memiliki berbagai macam pilihan untuk
pemenuhan kebutuhannya. Indonesia sendiri termasuk pada negara yang menjalin
perdagangan luar negeri dengan negara di dunia. Kegiatan tersebut mempermudah
Indonesia menjalin hubungan baik bilateral maupun multilateral dengan negara
lainnya. Perkembangan perdagangan luar negeri suatu negara biasanya berbeda-
beda tiap tahunnya. Contohnya saja di Indonesia, pekembangan perdagangan di
Indonesia pada per November 2019 hingga 2021memiliki tingkat yang kurang stabil.
Pada per November 2019, data BPS menjelaskan bahwa perkembangan
perdagangan luar negeri mengalami penurunan yang disebabkan karena tingkat
ekspor memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat impornya.
Menurunnya perdagangan luar negeri sangat berpengaruh kepada kegiatan
perekonomian lainnya sehingga mengakibatkan tingkat pertumbuhan ekonomi di
Indonesia ikut menurun. Pada tahun 2020 hingga saat ini, Indonesia dan negara-
negara di dunia sedang terdampak pandemi Covid-19. Dengan terjadinya peristiwa
tersebut membuat perekonomian di dunia mengalami penurunan. Tetapi dengan
berjalannya waktu hal tersebut mampu ditangani. Dari data BPS, perdagangan luar
negeri pada per November 2020 hingga per November 2021 terjadi peningkatan
yang cukup baik. Meningkatnya perdagangan luar negeri mampu membuat
pertumbuhan perekonomian di Indonesia menjadi meningkat. Hal itu didorong
karena proses kegiatan ekspor impor berjalan dengan cukup lancar. Indonesia
sudah mulai terlibat dalam WTO sejak tahun 1994. Dengan terbitnya UU 7 Tahun
1994 tanggal 2 November 1994 tentang ratifikasi (pengesahan) “Perjanjian
Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia” dan Indonesia resmi menjadi
anggota WTO dan persetujuan di dalamnya secara hukum bagian dari legislasi
nasional. Sebagai anggota WTO, Indonesia tentu tidak bisa lepas dari berbagai
perjanjian liberalisasi perdagangan. Perdagangan bebas dalam perjanjian apapun,
baik regional, bilateral dan multilateral memberikan lebih banyak manfaat bagi
negara-negara yang meningkatkan daya saing. Ini adalah alat, bukan tujuan, satu-
satunya ideologi. aksesi Indonesia ke WTO harus mengarah agar perdagangan
internasional menjadi lebih baik, juga dapat meningkatkan nilai ekonomi dari

Book Chapter Ekspor Impor 17


perdagangan internasional membawa manfaat besar bagi pertumbuhan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan bangsa. Dalam perkembangannya, perdagangan
internasional di Indonesia mengalami naik turun. Menurut katadata.co.id, neraca
perdagangan Indonesia di April 2019 defisit US $ 2,5 miliar. tingkat ini adalah yang
terdalam dalam sejarah seperti yang ditunjukkan pada grafik di bawah ini. Penurunan
kinerja ekspor dan impor naik adalah kembali defisit perdagangan lebih dari $ 2 miliar
selama lima bulan terakhir. Kenaikan defisit perdagangan minyak dan gas memasak
hampir tiga kali lipat menjadi 1,49 miliar US $, dan defisit neraca perdagangan non-
minyak dari US $ 1 miliar untuk memicu penurunan kinerja penjualan Indonesia.
Indonesia juga mencatat defisit perdagangan yang besar yang mencapai $ 2,3 miliar
pada bulan Juli 2013 kenaikan harga minyak mentah membuat impor minyak dan gas
melonjak 155% menjadi $ 1,86 miliar. Demikian pula, impor non-minyak tiga kali lipat
menjadi $ 450 juta.

Definisi Pemasaran Internasional

Sebelum lebih jauh, alangkah baiknya kita memahami definisi dari pemasaran
internasional itu sendiri. Beberapa ahli mengungkapkan pengertian pemasaran
internasional seperti berikut. Kotabe dan Helsen memiliki pandangan mengenai
pemasaran global yakni mengacu pada kegiatan-kegiatan perusahaan yang
menekankan pada upaya-upaya standarisasi, koordinasi lintas pasar, dan integrasi
global yang bertujuan untuk berpartisipasi dalam meningkatkan kemampuan bersaing
di pasar dunia. Sedangkan Michael E. Czinkota menyampaikan bahwa pemasaran
internasional adalah proses perencanaan dan pengorganisasian transaksi melampaui
batas negara untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan para individu
dan organisasi yang terlibat. James E Keegan menyebutkan, pemasaran global
merupakan serangkaian kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yang
menekankan pada efisiensi biaya dan upaya yang menembus batas negara dan
regional. James menekankan pada kesempatan mentransfer produk, merek, dan ide
lain yang melampaui negara, memenuhi kebutuhan pelanggan global, serta
mengembangkan koordinasi antara infrastruktur pemasaran nasional menjadi
infrastruktur pemasaran global.

Book Chapter Ekspor Impor 18


Manajemen Pemasaran Internasional
Dalam prosesnya, dibutuhkan manajemen pemasaran internasional yang
terintegrasi agar sebuah perusahaan dapat mengembangkan strategi pemasarannya
secara luas. Ini menjadi penting untuk dilakukan supaya perusahaan dapat
menguasai dan mempersiapkan diri, sebab manajemen pasar
internasional berbeda dengan pasar lokal yang mungkin sudah perusahaan ketahui.
Berikut ini adalah beberapa langkah manajemen pemasaran internasional:

 Mengetahui keadaan lingkungan internasional


 Mempunyai tujuan serta kebijakan yang jelas
 Mengetahui sasaran pasar internasional yang diincar
 Memiliki program pemasaran
 Mempunyai organisasi pemasaran
 Melakukan proses pengendalian dan evaluasi

Strategi Pemasaran Internasional

Dalam menjalankan strategi pemasaran internasional tiap perusahaan dapat


memilih metode yang paling sesuai bagi produk dan sasaran pasarnya. Ada beberapa
strategi yang digunakan perusahaan untuk dapat bersaing di pasar global.

1. Customer Lifetime Value (CLV)


Customer lifetime value adalah nilai sekarang dari arus kas (profit) di masa
depan yang diberikan seorang konsumen dikaitkan dengan hubungannya dengan
perusahaan. Strategi CLV ini menekankan pemasar untuk dapat memenuhi kepuasan
dan memaksimalkan pelayanan kepada pelanggan untuk jangka panjang.

2. Experiential Marketing
Dalam proses pemasaran pengalaman (experiential marketing), targetnya
terfokus pada pengalaman yang akan didapatkan oleh konsumen ketika
mengonsumsi produk. Pemasaran ini menggabungkan elemen logika, emosi, dan
tindakan untuk menjadi penghubung antara produk dengan konsumen.

3. Blue Ocean Strategy


Strategi ini memiliki tujuan untuk menciptakan permintaan pasar yang baru.
Dalam blue ocean strategy, permintaan diciptakan bukan direbut. Sehingga

Book Chapter Ekspor Impor 19


perusahaan memiliki kesempatan besar untuk tumbuh dan mendapatkan
keuntungan.
Berikut ini beberapa prinsip yang digunakan pada blue ocean strategy ini.

 Bersaing pada ruang pasar yang baru


 Membuat sistem kompetisi menjadi tidak relevan
 Menangkap dan menciptakan permintaan baru
 Mendobrak pertukaran value cost
 Memadukan diferensiasi dan biaya rendah

4. Ekuitas Merek (Brand Equity)


Dalam hubungannya dengan merek, ada beberapa sikap yang dapat diambil oleh
konsumen, yaitu:

 Mengganti merek karena harganya


 Tidak memiliki alasan kuat untuk mengganti merek
 Akan merasa rugi jika mengganti merek
 Menganggap merek sebagai teman
 Terikat pada merek
Beberapa hal tersebut dapat menentukan tingkat keberhasilan sebuah brand memiliki
ekuitas merek yang baik di mata konsumen. Perusahaan pun mendapat keuntungan
dari merek yang sudah memiliki ekuitas besar, seperti:

 Ketahanan harga: harga yang sudah ada di pasaran tidak akan mudah
terganggu oleh harga yang dikeluarkan oleh pesaing lain.
 Harga lebih tinggi: produk dengan ekuitas merek yang baik dapat menetapkan
harga yang lebih tinggi dari produk lainnya karena mendapat dukungan melalui
tingkat kepercayaan dan persepsi yang positif dari konsumen.
 Biaya pemasaran lebih kecil: jika suatu produk sudah mendapat tempat di hati
konsumennya, maka usaha dan biaya yang diperlukan untuk mempertahankan
citra tersebut akan jauh lebih kecil daripada pesaing yang masih harus
membangun citra dari produknya.
 Posisi yang kuat di hadapan distributor maupun pengecer: perputaran yang
lebih cepat dari produk dengan ekuitas merek yang baik dapat menjadi nilai

Book Chapter Ekspor Impor 20


lebih di mata distributor dan pengecer, sehingga keuntungan yang diperoleh
juga lebih besar. Hal ini menjadikan distributor dan pengecer lebih senang
menangani produk dengan ekuitas merek yang terbukti baik.
 Kredibilitas tinggi, mudah melakukan perluasan merek: perusahaan dengan
ekuitas merek yang baik juga dapat dengan mudah membuat produk-produk
turunan berbasis merek yang sudah ada. Juga, akan memiliki kemungkinan
yang besar produk baru tersebut diterima serta mendapat perhatian dari
konsumen.

5. Kualitas Jasa (Service Quality)


Pada strategi ini, keunggulan kompetitif perusahaan dapat dicapai melalui
pelayanan (jasa) penghantaran produk yang baik. Seluruh proses pemasaran
didominasi oleh elemen jasa dibandingkan dengan elemen fisik produk itu sendiri.
Elemen-elemen tersebut secara sederhana dibagi menjadi beberapa elemen berikut:

 Fisik (tangible) menyangkut fasilitas fisik, penampilan karyawan, alat, dan


perlengkapan yang digunakan, serta penampilan fisik pendukung.
 Keandalan (reliability) berkaitan dengan penyampaian jasa tepat waktu dan
tepat janji.
 Keyakinan dan keamanan (assurance) berhubungan dengan perasaan bebas
dari tekanan, bahaya, keraguan, dan kenyamanan ketika bertransaksi.
 Cepat tanggap (responsive) menyangkut kesediaan dan kesiapan pekerja
melayani konsumen.
 Pendekatan personal (empathy) berkaitan dengan kemampuan pekerja
memahami kebutuhan konsumen.
Hal ini menunjukkan titik keberhasilan perusahaan terletak pada kemampuan
karyawannya melayani serta memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Strategi
ini memperhitungkan jika karyawan merasa puas dengan lingkungan kerja dan
kompensasi yang diberikan perusahaan, karyawan akan memiliki kinerja yang baik
sehingga dapat menghasilkan kepuasan terhadap konsumen.

Book Chapter Ekspor Impor 21


6. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
Kebijakan CSR ini mengarahkan perusahaan untuk dapat menjalankan
perusahaannya untuk mematuhi hukum, standar etika, dan aturan internasional yang
berlaku. Dalam perjalanannya perusahaan juga harus melakukan prinsip dasar yang
sudah ditentukan, yaitu:

 Fokus pada isu tertentu yang paling berkaitan dengan operasi perusahaan;
 Konsisten menjalankan program yang bertujuan untuk dapat mengurangi
dampak negatif dari aktivitas perusahaan;
 Branding, mengaitkan seluruh aktivitas tersebut dengan program pemasaran
merek, sehingga terbentuk satu kesatuan yang positif antara kegiatan CSR
dengan merek di mata konsumen;

7. Manajemen Hubungan Konsumen (Consumer Relationship Management -


CRM)
CRM merupakan strategi yang digunakan untuk mengelola interaksi
perusahaan dengan konsumen dan calon pembeli. Dalam CRM terdapat beberapa
tingkatan ikatan antara perusahaan dengan konsumen, yaitu:

 Financial bond: ini merupakan bentuk tingkatan paling rendah pada hubungan
antara perusahaan dan konsumen karena hanya berbasis pada transaksi
semata;
 Social bond: hubungan antara kedua belah pihak diikat dalam lingkungan
sosial tertentu;
 Business bond: hubungan antara pengusaha dan konsumen dikembangkan
lebih besar menjadi hubungan bisnis yang saling membutuhkan dan
menguntungkan;
 Structural bond: hubungan yang dibangun antara pengusaha dan konsumen
bersifat struktural, menyangkut seluruh aspek yang sudah disebutkan di atas;

Pembangunan infrastruktur teknologi informasi sangat diperlukan dalam strategi ini


agar dapat mendukung pembentukan hubungan yang baik dengan para konsumen.

Book Chapter Ekspor Impor 22


8. Network Marketing
Umumnya strategi ini dikenal dengan istilah multi level marketing. Pada
dasarnya strategi ini merupakan strategi penjualan langsung yang melibatkan struktur
pengusaha tertentu. Masing-masing pengusaha tidak hanya bertanggung jawab untuk
menjual produk tetapi juga untuk membangun jaringan di bawahnya yang nantinya
akan memberikan keuntungan dalam hal finansial.
Komunikasi yang digunakan dalam multi level marketing ini adalah word to
mouth yang strukturnya dibangun berdasarkan kepercayaan antarpengusaha.
Terdapat beberapa prinsip yang perlu dijalankan agar multi level marketing dapat
bekerja dan menguntungkan bagi perusahaan maupun pengusaha itu sendiri.

1. Sistem: sistem rekrutmen, kompensasi, dan sistem rangking terdapat di


dalamnya;
2. Produk: hal ini berkaitan kualitas, harga, dan manfaat produk yang dipasarkan;
3. Manusia: ini menyangkut dengan karakter manusia yang direkrut serta bentuk
penghargaan atas posisi mereka di dalam organisasi;

Contoh Pemasaran Internasional

Ada banyak contoh pemasaran internasional yang dapat kita temui dalam
kehidupan sehari-hari. Beberapa merek ternama dan sering kita jumpai menjadi salah
satu contoh bentuk manajemen pemasaran internasional yang berhasil, diantaranya
adalah:

1. H&M
Salah satu perusahaan ritel fashion terbaik dunia yang terkenal adalah H&M.
Pemilihan produk pakaian yang dijual di sini sesuai dengan fashion masyarakat
Indonesia. Sehingga H&M menjadi salah satu perusahaan ritel yang digemari banyak
kalangan. Salah satu bentuk pemasaran yang dilakukan oleh H&M adalah
memaksimalkan pengalaman online dari para konsumennya. Ternyata hal ini mampu
meningkatkan pembukaan toko sampai 15 persen tiap tahunnya, serta menjadikan
H&M merek yang sudah memiliki pangsa pasar yang baik di Indonesia.

Book Chapter Ekspor Impor 23


2. Dunkin’ Donuts
Metode pemasaran yang digunakan Dunkin’ Donuts adalah dengan
menyesuaikan menu dengan makanan favorit di tempat yang dituju.
Keberagaman yang dimiliki oleh masing-masing negara, membuat Dunkin’ Donuts
memperbaharui menu yang mereka miliki untuk disesuaikan dengan karakter negara
yang dituju. Hal ini mampu memuaskan seluruh konsumen yang ada di lebih dari 30
negara di seluruh dunia. Misalnya saja di Korea Selatan, mereka memiliki menu
Grapefruit Coolatta. Di Lebanon, Dunkin’ Donuts menyediakan menu donat cokelat
mangga. Sedangkan di Indonesia, masyarakat kita terbiasa dengan pola pikir bahwa
donat yang manis seperti dengan taburan cokelat, susu, dan keju.

3. Coca-cola
Perusahaan minuman Coca-cola memiliki pendekatan dan strategi pemasaran
yang unik. Coca-cola berkonsentrasi pada program dari komunitas badan amal yang
membutuhkan banyak waktu dan dana. Teknik pemasaran seperti ini cenderung
disambut baik oleh masyarakat internasional. Strategi dengan menunjukkan
kepedulian serta empati terhadap masyarakat lebih dihargai, dibandingkan dengan
perusahaan yang hanya fokus untuk memenuhi target penjualan saja. Seringkali
konsep yang dipilih mencerminkan kebahagiaan serta keceriaan pada masyarakat.
Contohnya saja Coca-cola yang memelopori pengadaan makanan ramadan untuk
anak-anak, serta mampu membangun kurang lebih 650 instalasi air bersih di Mesir.

Konsep Pemasaran Internasional

Dalam pemasaran internasional terdapat konsep yang diimplementasikan dan


dikembangkan sebagai bagian dari fungsi manajemen pemasaran internasional.
Keempat konsep pemasaran internasional tersebut adalah:

1. Orientasi Etnosentris
Pandangan etnosentris meyakini bahwa nilai-nilai yang dimiliki negara asalnya
lebih unggul dibandingkan dengan negara lainnya. Mereka mempercayai bahwa
strategi domestik adalah strategi yang lebih unggul dan terbaik ketimbang dari pihak
asing. Perusahaan etnosentris yang berbisnis di luar negeri dapat disebut dengan
perusahaan internasional.

Book Chapter Ekspor Impor 24


2. Orientasi Polisentris
Perusahaan polisentris sering disebut dengan perusahaan multinasional. Orientasi
polisentris ini memiliki keyakinan bahwa setiap negara memiliki keunikan masing-
masing. Setiap anak perusahaan bekerja secara independen dan menetapkan tujuan
serta rencana pemasarannya sendiri.

3. Orientasi Regiosentris
Pada orientasi ini, perusahaan dengan keyakinan regiosentris tidak hanya mengakui
adanya perbedaan sifat yang spesifik pada pasar luar negeri, akan tetapi juga dapat
merasakan adanya persamaan dari masing-masing pasar luar negeri. Perusahaan
regiosentris lebih memperkuat daya saing regionalnya daripada langsung
mengembangkan pasar globalnya.

4. Orientasi Geosentris
Orientasi geosentris merupakan perpaduan etnosentris dan polisentris yang
memandang persamaan dan perbedaan dalam pasar dan negara serta berusaha
menciptakan strategi global guna memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar lokal.
Orientasi ini diyakini dapat menemukan persamaan dan perbedaan untuk dapat
merumuskan suatu strategi pemasaran lokal maupun internasional. Serta akan
memperlakukan semua pasar luar negeri sebagai suatu kesatuan, yakni pasar global.
Jenis hambatan perdagangan
Beberapa jenis hambatan perdagangan sengaja dirancang. Misalnya pemerintah
dapat mengeluarkan tarif – pajak khusus yang diberlakukan terhadap barang impor –
untuk membatasi arus masuk barang dari luar negeri. Hambatan lain seperti
pembatasan kuota dan perjanjian pembatasan ekspor sukarela (Voluntary Export
Restraints atau VER), juga telah menjadi semakin umum dalam beberapa tahun
terakhir. Hambatan non-tarif lainnya juga dapat mengambil bentuk seperti standar
kesehatan dan keselamatan, persyaratan pelabelan, dan bobot dan aturan
pengukuran. Meskipun jenis hambatan-hambatan ini tidak selalu dimaksudkan untuk
membatasi perdagangan, namun kebutuhan untuk memodifikasi produk agar sesuai
dengan persyaratan akan menimbulkan biaya. Hambatan perdagangan juga sering
dipaksakan oleh kebijakan pengadaan publik, yang sering memberikan perlakuan
istimewa kepada pemasok domestik di atas pemasok asing, sebagai akibat dari

Book Chapter Ekspor Impor 25


persyaratan hukum. Selanjutnya, jenis hambatan tertentu mencegah perdagangan
sepenuhnya, misalnya embargo perdagangan.
Hambatan tarif
Impor menjadi sumber pasokan dalam sebuah perekonomian. Dalam
perekonomian terbuka, untuk memenuhi kebutuhan domestik, ada dua sumber
barang dan jasa, yakni dari domestik dan dari impor. Ketika produksi domestik tidak
mencukupi permintaan, kekurangan pasokan dipenuhi oleh impor. Ketika pemerintah
mengenakan tarif impor, harga naik. Karena harga menjadi lebih mahal, konsumen
domestik mengurangi permintaan impor. Bagi pengekspor, tarif merugikan karena
barang mereka kurang kompetitif. Sebaliknya, bagi produsen domestik, itu adalah
kesempatan untuk menaikkan produksi dan menjadi lebih kompetitif. Dengan begitu,
mereka memiliki daya saing yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan domestik.

Hambatan non tarif


Hambatan nontarif melibatkan peraturan dan regulasi yang membuat
perdagangan menjadi lebih sulit. Misalnya, persyaratan lisensi, pengemasan, dan
pelabelan; aturan sanitasi; inspeksi standar domestik; dan kuota.

Kuota
Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang dapat diimpor ke suatu negara
untuk jangka waktu tertentu. Ketika kuota diberlakukan, masing-masing perusahaan
pengimpor menerima lisensi impor, yang menentukan jumlah yang dapat diimpor.
Pengekangan ekspor sukarela (Voluntary Export Restraints atau VERs)
Pengekangan ekspor sukarela mirip dengan kuota. Dalam hal ini, negara-
negara mitra setuju untuk membatasi jumlah ekspor. Sementara kuota dikenakan oleh
negara pengimpor, VER dikenakan oleh negara pengekspor. Sebagai contoh, pada
1981, Amerika Serikat dan Jepang menerapkan perjanjian ini. Jepang setuju untuk
membatasi ekspor 1,68 juta mobil ke AS per tahun. Tapi, ironisnya, pembatasan
semacam itu membuat eksportir Jepang lebih menguntungkan. Mereka bisa
menaikkan harga karena kuantitas pasokan yang lebih terbatas. Konsekuensi lain
adalah, perusahaan Jepang mulai merakit mobil di AS dan menjalin kemitraan dengan
pembuat mobil Amerika.

Subsidi
Subsidi pemerintah dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi produsen
lokal. Sebagai contoh, Uni Eropa memberikan EUR39 miliar kepada petani dalam

Book Chapter Ekspor Impor 26


bentuk subsidi langsung. Pemberian subsidi ini membuat ekspor pertanian Uni Eropa
lebih kompetitif, memungkinkan mereka lebih kompetitif dalam perdagangan
internasional. Selanjutnya, ada juga subsidi ekspor. Itu berupa pembayaran yang
dilakukan oleh pemerintah kepada eksportir domestik untuk barang tertentu. Tujuan
utamanya adalah merangsang ekspor. Tapi, di sisi lain, subsidi ekspor mengganggu
mekanisme pasar bebas dan dapat mengakibatkan pola perdagangan yang berbeda
dari yang ditentukan oleh keunggulan komparatif. Selanjutnya, produsen dalam negeri
akan lebih cenderung untuk mengekspor output mereka daripada menjualnya di pasar
domestik.

Embargo
Ini adalah larangan untuk bertransaksi dengan negara tertentu. Alasan
utamanya biasanya bersifat politis dan bertujuan untuk menekan pemerintahan suatu
negara. Misalnya, setelah Fidel Castro berkuasa, AS memberlakukan embargo
perdagangan terhadap Kuba. Tidak ada barang yang masuk dari Kuba ke Amerika
Serikat atau sebaliknya. Tujuan hambatan perdagangan Hambatan perdagangan
biasanya adalah untuk melindungi perekonomian dalam negeri, terutama industri
strategis. Hambatan seperti tarif atau pajak dapat menguntungkan pemerintah,
produsen dalam negeri, dan kepentingan nasional. Tapi, kebijakan pembatasan
perdagangan seringkali mengorbankan konsumen. Mereka kemungkinan besar akan
menanggung harga barang yang lebih mahal karena pasokan lebih sedikit. Selain
alasan ekonomi, pemberlakuan batasan juga sebagai balasan untuk tindakan serupa
dari negara mitra. Misalnya dalam kasus dumping, sebuah negara akan melawannya
melalui kebijakan anti-dumping.

Melindungi lapangan kerja domestik


Beberapa industri sangat strategis bagi sebuah perekonomian karena
menyerap banyak tenaga kerja. Contohnya adalah industri mobil. Membanjirnya
barang impor dapat mengancam industri dalam negeri. Jika tekanan impor begitu
besar, perusahaan-perusahaan domestik dapat bangkrut dan tutup. Sebagai
konsekuensinya, pengangguran meningkat. Tekanan ini bisa sangat populis. Maksud
saya, peningkatan tinggi tingkat pengangguran dapat memberikan tekanan terhadap
pemerintah. Pengangguran tinggi sangat tidak populer di masyarakat dan dapat
memperburuk elektabilitas pemerintah yang sedang berkuasa. Hasilnya, mau tidak
mau, pemerintah akan campur tangan untuk mengamankan industri dan lapangan
kerja domestik.

Melindungi Konsumen
Pemerintah dapat mengenakan tarif pada produk yang dirasa dapat
membahayakan masyarakat. Selain melalui tarif, pemerintah juga dapat mengenakan
persyaratan kesehatan dan standar produk yang lebih ketat.

Book Chapter Ekspor Impor 27


Menjaga keamanan nasional
Hambatan perdagangan juga bertujuan untuk melindungi industri strategis bagi
keamanan nasional. Misalnya, perang dagang antara China dan Amerika Serikat di
bawah pemerintahan Donald Trump berawal dari keprihatinan terhadap keamanan
nasional Amerika Serikat.

Pembalasan terhadap mitra dagang


Sebuah negara juga dapat mengenakan pembatasan perdagangan sebagai
pembalasan terhadap perilaku persaingan tidak sehat oleh mitra dagang. Misalnya,
sebuah negara dapat mengenakan tarif untuk produk-produk yang ditengarai sebagai
dumping. Kebijakan semacam itu kita sebut sebagai anti-dumping. Dumping adalah
praktik menjual harga lebih rendah di luar negeri daripada harga di dalam negeri.
Karena pasar luar negeri biasanya lebih besar daripada pasar domestik, maka praktik
dumping memungkinkan pengekspor menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
Dumping bisa jadi adalah bentuk penetapan harga predatori (predatory pricing) oleh
perusahaan multinasional besar untuk mendapatkan pangsa pasar. Perusahaan
besar seperti itu mampu menanggung kerugian dalam jangka pendek dibandingkan
dengan pemain yang lebih kecil. Tujuan dumping adalah untuk memaksa tutup
perusahaan di negara tujuan tutup. Pengekspor mendorong ke bawah harga pasar, di
bawah biaya rata-rata produsen di negara tujuan. Setelah mereka angkrut,
pengekspor menikmati kekuatan monopoli dan kemungkinan besar akan menaikkan
keuntungan. Karena dumping sangat merugikan produsen dalam negeri, pemerintah
dapat memberlakukan tarif perdagangan. Tarif menaikkan harga barang impor.
Kenaikan harga barang impor membuat produsen domestik tetap kompetitif. Itu
mencegah mereka dari kebangkrutan. Jika taktik ini tidak cukup efektif, pemerintah
dapat menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan tertentu dan melarang mereka
melakukan bisnis dengan negara tujuan.
Dukungan terhadap industri tahap awal (infant industry argument)
Industri yang masih dalam tahap awal sangat rentan terhadap tekanan
persaingan, terutama oleh pemain asing (melalui impor). Oleh karena itu, industri ini
seringkali membutuhkan komitmen dan dukungan besar pemerintah agar dapat
tumbuh. Dukungan menjadi semakin signifikan jika industri tersebut sangat
menjanjikan secara ekonomi di masa depan. Untuk melindungi pertumbuhan industri
tersebut, pemerintah dapat mengenakan tarif perdagangan. Selain itu, pemerintah
juga dapat mensubsidi pemain sehingga dapat tumbuh besar dan mampu bersaing
dengan pemain asing.

Book Chapter Ekspor Impor 28


PENUTUPAN

KESIMPULAN
Eksport import dilakukan untuk memenuhi sebuah kebutuhan suatu Negara yang yang
tidak bisa memenuhi kebutuhannya serta meningkatkan devisa suatu Negara dan
ekspor impor ini juga mengunakan strategi dalam penjualannya.

DAFTAR PUSTAKA
Nursyamsu mahyuddin & nur hidayat bisnis ekspor import edisi update

Book Chapter Ekspor Impor 29


3

PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM EKSPOR IMPOR

Kelompok 1

Jurusan Manajemen, Universitas Islam Malang

PENDAHULUAN

Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah


Negara tertentu. Semakin berkembangnya arus perdagangan, hubungan dagang
tersebut tidak hanya dilakukan antara pengusaha dalam satu wilayah Negara, tetapi
juga dengan para pedagang dari negara lain, tidak terkecuali Indonesia.Bahkan,
hubungan-hubungan dagang tersebut semakin beraneka ragam, termasuk cara
pembayarannya.
Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu negara
yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling
mengisi. Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam,
iklim, geografis, demografi, struktur ekonomi, maupun struktur sosial. Perbedaan
tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang
diperlukan, serta kualitas dan kuantitas produk.Secara langsung atau tidak langsung,
diperlukan pertukaran barang dan/atau jasa antar negara dalam bentuk suatu
hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara tersebut.
Perdagangan internasional merupakan transaksi jual beli (imbal beli) lintas
negara yang melibatkan dua pihak dan melintasi perbatasan kenegaraan. Pihak –
pihak ini tidak harus berasal dari negara yang berbeda atau memiliki
nasionalitasyang berbeda. Transaksi perdagangan internasional yang lebih dikenal
dengan 2istilah ekspor dan impor, pada hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana
yang tidak lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha
yang bertempat tinggal atau berdomisili di negara-negara yang berbeda. Namun,
dalam pertukaran barang dan jasa yang menyeberangi laut ataupun darat ini tidak
jarang timbul berbagai masalah yang kompleks antara para pengusaha yang
mempunyai bahasa, kebudayaan, adat istiadat, dan cara yang berbeda-beda.

PEMBAHASAN

Kelompok Indentor

Apabila kebutuhan atas suatu barang belum dapat dipenuhi dari produksi
dalam negeri, maka terpaksa di impor dari luar negeri. Diantara barang tersebut
ada yang digunakan untuk konsumsi sendiri atau dijual kembali. Kelompok indetor ada
Book Chapter Ekspor Impor 30
tiga macam, yaitu :

1. Pemakai langsung, misal kontraktor minyak dari Amerika sudah biasa


memesan makanan dan minuman kaleng langsung dari negerinya untuk
konsumsi tenaga kerja yang bekerja di Indonesia.
2. Para pedagang, contohnya adalah para pedagang grosir.
3. Pengusaha perkebunan, industriawan dan instansi pemerintah mengadakan
kontrak pengadaan barang impor, menunjuk importir sebagai handling
importers mereka.
Dalam menyusun dan menandatangani kontrak indentor antara indentor dan importir,
kedua belah pihak seyogyanya sangat berhati – hati. Tidak jarang kontrak indentor
menyebabkan kericuhan, seperti alat manipulasi impor baik oleh indentor maupun eksportir.

Kelompok Importer
Dalam perdagangan luar negeri, importir memikul tanggungjawab kontraktual
atas terlaksananya dengan baik barang yang di impor. Hal ini artinya importir
memikul risiko atas segala sesuatu mengenai barang tersebut, baik risiko
kerusakan, keterlambatan, kerugian, dll.
Kelompok Importer biasanya terdiri dari :

 Pengusaha Import. Diberi izin untuk mengimpor barang khusus.


 Approved Import. Pengusaha biasa yang diberikan keistimewaan oleh pemerintah
mengimpor komoditi tertentu.
 Importir Terbatas. Izin khusus pada perusahaan PMA dan PMDN untuk mengimpor
mesin mesin dan bahan baku yang tidak untuk diperdagangkan kembali
 Importir Umum. Perusahaan umum yang mengimpor barang untuk diperdagangkan.
 Solo Agent Importer. Perusahaan asing yang berminat memasarkan hasil
produksinya di Indonesia seringkali mengangkat perusahaan setempat sebagai
kantor perwakilan/ agen tunggal.

Perbedaan Indentor dan Importir


Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1983 pasal 1:
 Importir adalah Pengusaha yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya
mengimpor Barang Kena Pajak.
 Indentor adalah Pengusaha yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya
menyuruh Importir mengimpor Barang Kena Pajak untuk dan atas kepentingannya
.

Book Chapter Ekspor Impor 31


Kelompok Promosi
Merosotnya devisa akan memaksa kita berpaling pada sumber daya non migas
yang terdiri dari komoditi tradisional, hasil industry, dan pariwisata. Hal ini tentu
memerlukan promosi. Kelompok promosi ini terdiri dari :
1. Kantor perwakilan dari produsen / eksportir asing di negara konsumen /
importir.
2. Kantor perwakilan kamar dagang dan industri yang ada di luar negeri maupun dalam
negeri.
3. Misi perdagangan dan pameran dagang, internasional.
4. Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN).
5. Kantor bank devisa di dalam maupun luar negeri.
6. Atase perdagangan.
7. Majalah dagang dan industri.
8. Brosur dan leaflet.

Kelompok Eksportir
Eksportir adalah orang perseorangan atau badan hukum yang melakukan ekspor.
Kelompok eksportir terdiri dari :
1. Produsen Eksportir. Sebagian hasil produksinya diperuntukkan pasar luar negeri,
yang ekspornya diurus sendiri.
2. Confirming house. Perusahaan asing mendirikan kantor cabangnya/ kerjasama
dengan warga setempat untuk mendirikan anak perusahaan.
3. Pedagang ekspor (Export-Merchant). Badan usaha yang mempunyai APE untuk
melaksanakan ekspor komoditi yang telah tercantum dalam surat pengakuan itu.
4. Agen ekspor(Export-agent). Hubungan export merchant dengan produsen, tidak
hanya sebagai rekanan biasa namun sudah berubah dengan ikatan perjanjian
keagenan.
5. Wisma dagang (trading house). Perusahaan dapat mengembangkan ekspornya lebih
dari dua komoditi, melainkan sudah aneka macam komoditi.

Kelompok Pendukung
Walaupun ekspotir maupun importir menjadi pelaku utama dalam
perdagangan internasional namun kita tidak dapat mengabaikan peran dari pihak lain
yang dapat melancarkan kegiatan eksportir dan importir. Pihak-pihak yang dimaksud
adalah kelompok pendukung, yang mendukung terlaksananya kegiatan ekspor impor
atau perdagangan internasional. Kelompok pendukung terdiri dari :

Book Chapter Ekspor Impor 32


1. Badan Usaha Transportasi. Tugas dari badan ini adalah pengumpulan muatan,
penyelenggaraan pengepakan sampai pembukuan muatan yang diperdagangkan.

2. Bank Devisa. Yaitu pihak yang memberikan jasa perkreditan dan pembiayaan.

3. Maskapai Pelayaran. Perusahan pelayaran memegang peranan penting dalam


pengangkutan barang dan muatan dari tempat sampai ke tujuan.

4. Maskapai Asuransi. Dapat menjamin resiko dari setiap transaksi. Yaitu resiko atas
kualitas barang baik di darat maupun di laut yang tidak mungkin ditanggung oleh
salah satu pihak.

5. Kantor Perwakilan Atau Kedutaan. Sebagai sarana untuk membantu promosi,


kantor kedutaan diluar negeri dapat mengeluarkan dokumen legalitas seperti
consuler invoice yang berfungsi mengecek dan mensahkan pengapalan suatu
barang dari negara tertentu.

6. Surveyor. Instansi ini berfungsi sebagai juru periksa terhadap kualitas, cara
pengepakan dan keabsahan dokumen-dokumen terhadap barang-barang yang
akan diekspor atau diimpor.

7. Pabean yaitu sebagai alat pemerintah untuk bertindak sebagai pengaman lalu
lintas.

PENUTUP
Kesimpulan

Dalam perdagangan internasional pihak-pihak yang terlibat adalah Kelompok


Indentor, Kelompok Importir, Kelompok Promosi, Kelompok Eksportir dan Kelompok
Pendukung. Pihak –pihak ini tidak harus berasal dari negara yang berbeda atau
memiliki nasionalitasyang berbeda. Transaksi perdagangan internasional yang lebih
dikenal dengan 2istilah ekspor dan impor,
Pada hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana yang tidak lebih dari
membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat tinggal
atau berdomisili di negara-negara yang berbeda. Namun, dalam pertukaran barang
dan jasa yang menyeberangi laut ataupun darat ini tidak jarang timbul berbagai
masalah yang kompleks antara para pengusaha yang mempunyai bahasa,
kebudayaan, adat istiadat, dan cara yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/119040/mod_resource/content/1/Pihak-
pihak%20yang%20terkait%20dalam%20perdagangan%20luar%20negeri.pdf

Book Chapter Ekspor Impor 33


4

SALES CONTRACT

Kelompok 2

Jurusan Manajemen, Universitas Islam Malang

PENDAHULUAN

Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk


suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Penduduk yang di maksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara
individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain. Bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di
dalam negeri, maka perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks.
Kerumitan ini disebabkan oleh faktor-faktor antara lain :

1. Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan

2. Barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara kenegara lainnya melalui
bermacam peraturan seperti pabean, yang bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan
oleh masing-masing pemerintah.

3. Antara satu negara dengan negara lainnya terdapat perbedaan dalam bahasa, mata
uang, taksiran dan timbangan, hukum dalam perdagangan dan sebagainya
Pertumbuhan perdagangan dan besarnya nilai perdagangan dunia dimana
depan akan menjadi semakin luas bagi aktivitas transaksi ekspor dan impor antar negara.
Hampir semua negara sudah terlibat dalam perdagangan dunia dan tidak ada lagi negara
yang dapat memenuhi segala kebutuhan bagi negaranya dan kegiatan pertukaran ini
daat memperoleh barang atau jasa yang lebih murah dan lebih baik dari negara lain.
Pelaksanaan perdagangan lintas negara sering disebut ekspor impor berbeda dengan
perdagangan dalam negeri.

Perkembangan perdagangan tersebut mengisyaratkan,bahwa produksi yang


dihasilkan oleh suatu negara akan dikonsumsi masyarakat dunia yang mampu
menyerap berbagai jenis barang dalam bentuk barang, desain, mutu, harga yang bersaing
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dan salah satu upaya yang dilakukan oleh
perusahaan ekspor untuk mengembangkan potensinya dalam upaya yang dilakukan
oleh perusahaan ekspor untuk mengembangkan potensinya dalam upaya meningkatkan
volume penjualan dari luar negeri sebanyak mungkin dan mengadakan negosiasi
kontrak ekspor yang saling menguntungkan baik bagi perusahaan atau pengeksor dan
pembeli dar luar negeri atau pengimpor.

Book Chapter Ekspor Impor 34


Dalam perdagangan internasional dikenal dengan adanya Sales Contract yang
merupakan induk dari segala dokumen dalam perdagangan ekspor - impor. Dalam Sales
contract tertuang perjanjian antara dua belah pihak penjual (eksportir) dengan pembeli
(importir) mengenai hal hal apa saja yang dipersyaratkan seperti nama barang, jumlah,
kemasan, cara pembayaran, cara penyerahan barang, pelabuhan muat dan bongkar,
waktu pengiriman, dan sebagainya. Sales contract terjadi dengan adanya promosi dari
penjual, kemudian adanya permintaan dari pembeli, penawaran, pemesanan barang
kemudian bila telah terjadi jual beli maka dituliskannya semua hal yang disepakati
(terms of condition) di dalam sales contract tersebut.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sales contract?


2. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam sales contract?

3. Bagaimana contoh sales contract?

4. Bagaimana hukum suatu negara apabila terjadi sengketa dalam sales contract ?

Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian sales contract.

2. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sales contract.


3. Untuk mengetahui contoh sales contract.

4. Untuk mengetahui hukum suatu negara dalam sales contract.

PEMBAHASAN

Pengertian Sales Contract

Sales contract merupakan dokumen kesepakatan antara dua pihak atau lebih
yang mengikatkan diri pada syarat-syarat transaksi perdagangan sesuai dengan
perjanjian hukum yang berlaku. Adapun syarat-syarat yang dimaksud dalam
kesepakatan tersebut terdiri dari:
1) Barang/Produk

Syarat utama lahirnya sebuah kontrak adalah karena adanya suatu barang/produk
yang diperjualbelikan. Terms of goods (syarat barang/produk) yang dimaksud meliputi :

 kesepakatan atas harga barang


 kesepakatan atas kuantitas (jumlah) dan kualitas barang

Book Chapter Ekspor Impor 35


 kesepakatan tentang jenis, tipe, keaslian, spesifikasi serta asal barang

2) Pengiriman Barang
Setelah terms of goods disepakati, syarat selanjutnya yaitu bagaimana cara
pengiriman barang yang dipilih kedua belah pihak. Pengiriman ini yang terdiri dari
transhipment, partial shipment, atau port of loading and port of destination.

3) Penyerahan Barang
Untuk menghindari perbedaan penafsiran tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan penyerahan barang, maka seluruh sales contract disyaratkan untuk
mengacu pada ketentuan INCOTERMS (International Commercial Terms).
INCOTERMS menetapkan terms of delivery (syarat penyerahan barang) seperti Free
On Board (FOB), Cost and Freight (CNF), Carrier Paid To (CPT), dan jenis lainnya.

4) Pembayaran
Terms of payment (syarat pembayaran) yang ditawarkan pada sales contract
terdiri dari dua jenis yakni dengan menggunakan Letter of Credit (L/C) dan tanpa
Letter of Credit (L/C). Letter of Credit (L/C) artinya surat jaminan oleh bank penerbit
ditujukan pada eksportir yang berisi perintah bayar atas nominal pembayaran dan
tenggang waktu yang telah ditentukan oleh importir.

5) Dokumen
Agar sales contract dapat direalisasikan, maka ada beberapa syarat dokumen
yang harus dipersiapkan antara lain :

 Bukti Fisik Finansial yang berbentuk wesel perintah tidak bersyarat/draft


 Bukti Fisik Komersial yang berbentuk dokumen asuransi, bukti penjualan
(invoice), dokumen bukti pengiriman, serta dokumen pendukung lainnya.

Dan pihak yang ingkar janji akan dikenai sanksi dengan membayar ganti rugi
kepada pihak yang dirugikan. Dengan demikian ekspor sales contract sebagai
suatu perikatan antara pihak-pihak yang terkait harus memenuhi tiga landasan
utama perjanjian, yaitu:

1. Azas Konsensus adalah adanya kesepakatan antara kedua belah pihak secara
sukarela.
2. Azas Obligator adalah kedua belah pihak untuk menjalankan semua hak dan
kewajiban masing-masing.
3. Azas Penalti adalah bersedia memberikan ganti rugi kepada pihak lain jika tidak
dapat memenuhi janji dalam menjalankan kewajibannya.
Walaupun kontrak dagang ekspor dapat dilakukan secara lisan tetapi karena
eksportir dan importir berdomisili di negara yang berbeda dan mempunyai hukum

Book Chapter Ekspor Impor 36


yang berbeda dan untuk menghindari salah pengertian akibat bahasa yang berbeda,
sebaiknya hak dan kewajiban masing-masing pihak di rumuskan dalam bentuk tertulis
yang dapat dijadikan bukti bila terjadi perbuatan ingkar janji yang berakibat sengketa
di pengadilan. Perlu diketahui bahwa perdagangan Internasional juga biasa
disebut perdagangan dokumen, karena seluruh kegiatan transaksi diaktualisasikan
dalam bentuk dokumen. Barang ditawarkan dalam bentuk dokumen yang disebut
Offersheet, barang dikirimkan dengan kapal dan sebagai bukti pengiriman
dikeluarkan dokumen yang disebut Bill Of Lading dan begitu seterusnya. Ekspor
Sales Contract disini sebagai dokumen induk dari semua dokumen dalam
perdagangan Internasional. Semua dokumen lain dan semua persoalan yang
terjadi akan merujuk pada eksport sales contract ini.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Sales Contract


1. Penentuan harga (Price)
Perhitungkan dengan sebaik dan seakurat mungkin harga yang akan
ditawarkan, termasuk di dalamnya dengan menghitung biaya produksi (production
cost) atau biaya bahan baku (raw material cost), kemasan (packaging),
pengangkutan (trucking) dari gudang ke pelabuhan muat, pajak ekspor (export
tax) bila ada, biaya dokumen-dokumen (documents cost) yang disyaratkan, biaya
pengiriman (delivery cost) ke pelabuhan tujuan bila kondisi penjualan CNF atau
CIF, biaya asuransi (insurance cost)bila kondisi penjualan CIF dan biaya-biaya
lainnya ditambahkan dengan keuntungan (profit)yang diinginkan sehingga
menghasilkan harga yang sesuai untuk dinegosiasikan.

2. Kemasan (Packaging)
Untuk eksportir skala kecil dan menengah yang bukan pabrikasi sebaiknya
memberikan penawaran dalam hal kemasan yang sesederhana mungkin yang tidak
memerlukan permesinan berat dan menelan banyak biaya tetapi masih memiliki
standar ekspor untuk perusahaan berskala besar atau pabrikasi seperti makanan
dan minuman, mainan dan sebagainya kemasan yang ditawarkan haruslah memiliki
daya tarik tersendiri.

3. Kuantitas (Quantity)
Kuantitas atau banyaknya jumlah barang yang ditawarkan haruslah
disesuaikan dengan kemampuan permodalan perusahaan eksportir atau juga
kemampuan dalam mengumpulkan bahan baku karena hal ini dapat menentukan
ketepatan waktu kita dalam mengirimkan pesanannya.

4. Kualitas (Quality)
Kualitas atau mutu produk yang ditawarkan haruslah sesuai dengan yang
dimiliki, tidak melebih-lebihkan sehingga tidak terjadi permasalahan dikemudian
hari setelah pesanan diterima pembeli. Terkadang pembeli meminta Sertifikat
Pemeriksaan (Certificate of Inspection) yang memeriksa dan mencatat mutu dan
Book Chapter Ekspor Impor 37
jumlah barang, ukuran dan berat barang, pengemasan/pengepakan barang,
banyaknya satuan isi masing-masing pengepakan.

5. Pembayaran (Payment Terms)


Pembayaran yang disepakati bisa berbagai macam bentuknya, untuk
perusahaan yang baru dikenal oleh importir biasanya mereka menginginkan
sistem pembayaran berupa L/C (Letter of Credit), CAD (Cash Against
Documents) atau D/P (Document Against Payment) tetapi dari sistem pembayaran
tersebut bila eksportir belum mengenal secara baik reputasi perusahaan importir
tersebut sebaiknya menerima sistim pembayaran berupa L/C.

6. Waktu Pengiriman (Delivery Time)


Waktu pengiriman disini maksudnya adalah waktu atau tanggal pengiriman
yang tidak melebihi batas waktu yang telah ditetapkan. Disini pihak eksportir harus
berhati-hati dalam menyepakati tanggal pengiriman, bila eksportir telah memiliki
persediaan sehingga dapat mengirimkan barang pesanannya secepat mungkin tanpa
menunggu batas waktu pengiriman habis maka hal ini merupakan nilai tambah (value
added) bagi eksportir tersebut dimata importir.

Contoh Sales Contract


Contoh sales contract berupa perjanjian antara pihak yang menjual barang dan
pihak pembeli barang. Contoh kontrak jual-beli ini hanya acuan umum dan bukan
format resmi, karena setiap butir merupakan kesepakatan yang bisa dimodifikasi oleh
kedua belah pihak.

Hukum Suatu Negara Apabila Terjadi Sengketa


Masing-masing pihak sebenarnya bebas menentukan hukum negara mana
yang akan dipakai di kontrak. Boleh memakai hukum yang berlaku di negara
eksportir, boleh juga memakai hukum yang berlaku negara importir. Tetapi sering
sekali kontrak tunduk pada hukum arbitrase internasional. Karena itu dalam
persyaratan kontrak dengan ekspor harus disebutkan dengan tegas mengenai
ketentuan hukum ini. Namun demikian, karena tujuan melakukan bisnis bukan untuk
mencari perkara atau mencari kemenangan dalam perkara, melainkan membina
saling percaya untuk mendapatkan laba, maka harus menempuh beberapa tahap
sebagai berikut:

a. Tahap pertama melakukan musyawarah antara pihak eksportir dengan


pihak importir yang disebut amicable solution.
b. Bila cara pertama tidak berhasil barulah ditempuh cara arbitrasi
(perwasitan) atau melalui sidang pengadilan di negara yang ditentukan
dalam kontrak dagang ekspor.

Book Chapter Ekspor Impor 38


PENUTUP

Kesimpulan

Ekspor sales kontrak adalah kesepakatan antara eksportir dan importir untuk
melakukan perdagangan barang sesuai dengan persyaratan yang disepakati bersama
bersama dan masing-masing pihak mengikat diri untuk melaksanakan semua
kewajibannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun sales contract yaitu:
Uraian barang-barang, Jumlah barang, Harga, Syarat penyerahan barang, Tempat
penyerahan barang, Syarat penyerahan dan biaya. Dalam sales contract sering
terjadi sengketa, dan 2 tahap penyelesaian yaitu Tahap pertama melakukan
musyawarah antara pihak eksportir dengan pihak importir yang disebut amicable
solution dan Bila cara pertama tidak berhasil barulah ditempuh cara arbitrasi
(perwasitan) atau melalui sidang pengadilan di negara yang ditentukan dalam
kontrak dagang ekspor.

DAFTAR PUSTAKA
https://karinov.co.id/contoh-sales-contract/
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/93-empat-tahapan-utama-
dalam- ekspor-menggunakan-l-c

Book Chapter Ekspor Impor 39


5

INCOTERMS

Kelompok 3

Jurusan Manajemen, Universitas Islam Malang

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dengan adanya perkembangan zaman yang semakin modern, dalam dunia


internasional tiap-tiap Negara dituntut secara tidak langsung untuk dapat bersaing
dengan Negara lainnya. Untuk dapat bersaing tentu saja suatu Negara harus
berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya dengan cara memperoleh
pendapatan yang besar dari setiap kegiatan usaha yang dilakukannya. Dengan
adanya kegiatan usaha antar negara satu dengan negara yang lainnya yang bisa
disebut juga dengan perdagangan internasional maka kedua belah pihak antar
negara pastilah telah menyepakati suatu hubungan kerja,dari skala kecil antar
person dalam negeri sampai skala besar antar negara yang disebut dengan kegiatan
ekspor impor. Seringkali para pihak dalam suatu perjanjian perdagangan
internasional tidak menyadari adanya praktik-praktik perdagangan yang berbeda
antara negaranya dengan negara lain. dalam Perdagangan Internasional tersebut
melibatkan beberapa subjek hukum atau para pihak yang mempunyai hukum
Nasional yang berbeda . Hal ini dapat menimbulkan salah paham, atau bahkan
sengketa yang hanya akan menghamburkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
Untuk mencegah hal buruk demikian itu, maka Kamar Dagang Internasional
(International Chamber of Commerce–ICC) berupaya mengurangi perbedaan
penafsiran terhadap syarat-syarat perdagangan internasional tersebut.

International Chamber of Commerce atau ICC yang berpusat di Paris


merupakan sebuah organisasi nirlaba internasional yang bekerja mempromosikan
dan mendukung perdagangan global dan globalisasi. Berperan sebagai perwakilan
sejumlah bisnis dunia dalam ekonomi global, terhadap pertumbuhan ekonomi,
pembuatan lowongan kerja, dan kemakmuran. Sebagai sebuah organisasi bisnis
global, terdiri dari negara anggota, badan ini membantu pembangunanglobal pada
masalah bisnis. ICC memiliki akses langsung ke pemerintah nasional di seluruh
dunia melalui komite nasionalnya. Untuk mencapai tujuannya ICC telah membuat
sejumlah aktivitas. ICC International Court of Arbitration merupakan sebuah badan
yang mendengar dan menyelesaikan sengketa pribadi antara partai. Pembuatan
kebijakan mereka dan pembelaannya menjadikan pemerintah nasional, sistem PBB
dan badan global lainnya mengetahui pemandangan bisnis dunia pada beberapa isu
terhangat hari ini.

Book Chapter Ekspor Impor 40


Hasil yang telah diupayakan oleh badan internasional ini adalah berhasil
disusunnya serangkaian aturan mengenai syarat-syarat (dan penjabarannya) bagi
perdagangan internasional (international commercial terms atau disingkat dengan
“Incoterms”).Dengan kata lain, Incoterms diadakan untuk memberikan suatu
perangkat aturan internasional untuk menerjemahkan syaratsyarat perdagangan
internasional yang sering kali dipakai. Karena itu, dengan adanya terjemahan yang
seragam, maka dapat dihindari timbulnya bermacam-macam penafsiran terhadap
syarat-syarat perdagangan internasional.Dalam perkembangannya Incoterms
mengalami beberapa kali perubahan yang dilakukan unrtuk mengikuti
perkembangan pada praktik perdagangan internasional. Upaya pertama yang
berhasil diperkenalkan dibuat pada tahun 1936 (Incoterms 1936). Sejak itu
Incoterms 1936 sudah mengalami 6 kali penambahan dan perubahan, yaitu pada
tahun 1953, 1967, 1976, 1980, 1990 dan 2000.

Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari Incoterms ?
2. Apa saja yang di atur dalam incoterms?
3. Bagaimana kelompok E Departure?
4. Bagaimana kelompok F Main Cariage Unpaid?
5. Bagaimana kelompok C Main Cariage Paid?
6. Bagaimana kelompok D Arrival?

Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Incoterms
2. Untuk dapat mengetahui yang di atur dalam Incoterms
3. Untuk mengetahui kelompok E Departure
4. Untuk mengetahui kelompok F Main Cariage Unpaid
5. Umtuk mengetahui kelompok C Main Cariage Paid
6. Untuk mengetahui kelompok D Arrival

Book Chapter Ekspor Impor 41


PEMBAHASAN

Pengertian Incoterm
Incoterms merupakan singkatan dari international comersial terms atau istilah
komersial internasional. Istilah ini merupakan suatu terminologi atau ketentuan yang
digunakan bagi para pelaku perdagangan internasional ketika mengirim barang
dalam transaksi atau kontrak. Istilah comersial international juga berisi semua tugas,
resiko dan biaya bersangkutn selama transaksi penjualan dan pembelian barang
berskala international.
Incoterms atau International Commercial Terms adalah kumpulan istilah yang
dibuat untuk menyamakan pengertian antara penjual dan pembeli dalam
perdagangan internasional. Incoterms menjelaskan hak dan kewajiban pembeli dan
penjual yang berhubungan dengan pengiriman barang. Hal-hal yang dijelaskan
meliputi proses pengiriman barang, penanggung jawab proses ekspor-impor,
penanggung biaya yang timbul dan penanggung risiko bila terjadi perubahan kondisi
barang yang terjadi akibat proses pengiriman. Incoterms dalam perjanjian
Perdagangan Internasional yang di himpun oleh International Chamber of
Commerce-ICC yang berkedudukan di Paris, Perancis. Incoterms lahir dari
kebiasaan internasional (international customs) yang merupakan bentuk upaya agar
kebiasaan internasional tersebut bisa dijadikan pedoman/ rujukan bagi para pelaku
bisnis perdagangan internasional. Incoterms atau Ketentuan Perdagangan
Internasional juga diartikan sebagai seperangkat ketentuan kontrak (syarat
penyerahan barang) untuk pengiriman barang internasional. Para penjual dan
pembeli menentukan titik pengiriman atau penyerahan sebagai bentuk tanggung
jawab dari masing masing pihak, baik berupa biaya, Jenis Pengangkutan, risiko, dll.
Atas penetapan incoterm ini Antara penjual dan pembeli bersepakat untuk
mengalokasikan resiko dan tanggung jawab mereka pada titik penyerahan yang
telah disepakati bersama. Secara garis besar Incoterms mengatur :Tempat
pengiriman, Kewajiban ekspor / impor - seperti pemeriksaan dokumen, Bea dan bea
ekspor / impor, Biaya pengangkutan, Risiko kerusakan.Incoterms tidak berurusan
dengan barang, hak, harga, kekayaan intelektual, hukum / yurisdiksi.

Yang di atur dalam Incoterms


Hal-hal Yang Diatur Dalam Incoterms Ada tiga hal mendasar yang diatur
dalam Incoterms yang menyangkut hak dan kewajiban antara penjual dan pembeli
dalam transaksi perdagangan. Klausul-klausul dalama Incoterms mengatur :
1. Pembagian risiko antara penjual dan pembeli (risk).
2. Pembagian beban biaya pengantaran barang (cost).
3. Pembagian tanggung jawab pengurusan selama pengantaran
(responsibilities).

Book Chapter Ekspor Impor 42


Klausul-klausul penyerahan barang disajikan dalam bentuk yang
memungkinkan penjual dan pembeli mengikuti langkah demi langkah dalam
menentukan tanggung jawab mereka masing-masing. Pembagian risiko dalam
Incoterms 2010 dimaksudkan untuk memberikan kepastian, pihak mana yang harus
bertanggung jawab atas risiko yang terjadi dalam pengangkutan setelah titik tertentu
yang dinyatakan dalam klausul kontrak. Ini artinya bahwa klausul kontrak harus
memastikan dengan tegas suatu tempat atau lokasi tertentu yang menjadi titik
peralihan risiko perdagangan. Sebagai contoh:
 Apabila dalam suatu transaksi impor oleh Importir di Jakarta dengan eksportir
dari China. Kesepakatan kontrak memilih terms “DDP kawasan pergudangan,
Cakung, Jakarta Utara”. Maka hal ini mengandung arti bahwa peralihan risiko
perdagangan beralih dari penjual kepada pembeli berada di lokasi kawasan
pergudangan Cakung di Jakarta.
 Apabila dalam kesepakatan sales contract antara eksportir dari Singapore
dengan importir di Jakarta memilih terms “CIF Tanjung Priok Port, Jakarta”.
Dalam kondisi ini harus berhati-hati memahaminya. Titik peralihan risiko
perdagangan tidak terjadi di pelabuhan Tanjung Priok, melainkan di
pelabuhan Singapore, ketika barang sepenuhnya telah dimuat (on board) di
atas kapal yang siap untuk berangkat. Titik peralihan risiko klausul CIF
memiliki kesamaan dengan terms CFR dan FOB.

Kelompok E Departure

Jika di dalam dokumen perdagangan internasional anda terdapat istilah EXW atau ex
works, maka itu artinya pihak penjual yang akan menentukan lokasi ataupun tempat
pengambilan barang yang akan anda beli. Sebagai pembeli, anda juga memiliki tanggung
jawab pada biaya pengangkutan dan juga biaya bongkar muat serta biaya lainnya yang
berpotensi ada ketika dilakukan pengiriman barang.

Kelompok F Main Cariage Upaid

FCA atau free carrier artinya pihak penjual akan bertanggung jawab terhadap
perizinan ekspor sampai menyerahkannya pada pihak kurir atau ekspedisi di tempat
pelabuhan yang sebelumnya sudah disepakati bersama. Dalam hal ini, pihak pembeli
hanya perlu membayar biaya pengiriman dan tugas serta tanggung jawab penjual akan
selesai ketika pihak pembeli sudah menerima barang di pelabuhan.

Istilah berikutnya adalah free on board atau FOB. FOB artinya pihak penjual lah yang
akan melakukan seluruh surat perizinan ekspor sampai barang yang sudah dipesan dimuat
pada kapal pengirim. Biaya yang ada setelahnya akan ditanggung oleh pihak pembeli.

Free Alongside Ship atau ship adalah pihak penjual mempunyai tanggung jawab
hingga produk yang dipesan oleh pihak pembeli tiba di pelabuhan keberangkatan dan sudah
siap untuk didekati kapal pengeruk untuk proses pemuatan. Biaya lain yang akan muncul

Book Chapter Ekspor Impor 43


setelah kegiatan tersebut harus dibayar oleh pihak pembeli. Istilah ini juga hanya akan
digunakan pada transportasi air.

Kelompok C Main Cariage Paid

CPT atau carriage paid to dalam incoterms adalah pihak penjual lah yang akan
menanggung seluruh biaya, dari mulai barang dikirim, hingga sampai di tujuan pembelinya.
Dalam hal ini, pihak penjual hanya memiliki tanggung jawab ketika barang sudah diserahkan
kepada pihak ekspedisi atau karir. Carriage and insurance paid to atau CIP adalah pihak
penjual wajib membayar asuransi kargo dan juga risiko kerusakan serta kehilangan barang
ketika diantar. CIP juga mengharuskan pihak pembeli untuk mampu melakukan export
clearance, yaitu serangkaian proses dokumen administratif dan pajak untuk diselesaikan
untuk melakukan ekspor dan impor barang. CFR merujuk pada pihak penjual yang akan
membayar seluruh biaya yang bisa muncul dari mulai barang dikirim hingga tiba di
pelabuhan. Setelahnya, biaya yang akan muncul akan ditanggung oleh pihak pembeli. Pada
dasarnya, istilah CIF ini hampir sama dengan CFR. CIF ini akan memungkinkan pihak
penjual untuk mampu melakukan seluruh tanggung jawab sampai barang tiba di pelabuhan
dan sudah siap untuk dimuat. Selain itu, pihak penjual juga wajib membayar asuransi
terhadap barang yang dipesan.

Kelompok D Arrival

Arti dari delivered duty paid adalah pihak penjual lah yang akan mengirim barang
hingga tujuan dan penjual lah yang akan menanggung seluruh biaya tersebut, termasuk
biaya asuransi dan juga seluruh biaya lain yang harus dibayar, seperti biaya pajak, cukai,
impor, dll. Dalam hal ini, pihak penjual juga nantinya akan mengurus surat izin guna
mendatangkan barang yang berasal dari pihak pembeli.

Istilah delivered at terminal (DAT) mengacu pada pihak penjual lah yang akan
melakukan seluruh pembayaran yang erat kaitannya dengan biaya pengiriman pada suatu
produk sehingga dilakukannya pembongkaran di pelabuhan tujuan. Setelah barang-barang
tersebut dibongkar di pelabuhan, maka pihak penjual sudah tidak lagi memiliki tanggung
jawab pada barang tersebut.

Delivered at Place atau DAP incoterms adalah suatu istilah yang lebih berfokus pada
tanggung jawab penjual untuk mampu mengatur dan juga memproses pengantaran barang
sampai pada tempat yang sebelumnya sudah bersama disepakati.

PENUTUP

Kesimpulan

Incoterms atau International Commercial Terms adalah kumpulan istilah yang dibuat
untuk menyamakan pengertian antara penjual dan pembeli dalam perdagangan

Book Chapter Ekspor Impor 44


internasional. Incoterms menjelaskan hak dan kewajiban pembeli dan penjual yang
berhubungan dengan pengiriman barang. Hal-hal yang dijelaskan meliputi proses
pengiriman barang, penanggung jawab proses ekspor-impor, penanggung biaya yang timbul
dan penanggung risiko bila terjadi perubahan kondisi barang yang terjadi akibat proses
pengiriman. Incoterms dalam perjanjian Perdagangan Internasional yang di himpun oleh
International Chamber of Commerce-ICC yang berkedudukan di Paris, Perancis. Incoterms
lahir dari kebiasaan internasional (international customs) yang merupakan bentuk upaya
agar kebiasaan internasional tersebut bisa dijadikan pedoman/ rujukan bagi para pelaku
bisnis perdagangan internasional.

DAFTAR PUSTAKA

https://accurate.id/bisnis-ukm/incoterms-adalah/
https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/incoterms

Book Chapter Ekspor Impor 45


6

JENIS POLA PEMBAYARAN UNTUK PERDAGANGAN


INTERNASIONAL DAN MODEL COUNTER TRADE
Kelompok 4

Jurusan Manajemen, Universitas Islam Malang

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebagian besar para pengusaha takut untuk melakukan ekspor karena takut
tidak dibayar atau ditipu importir di luar negeri. Hal ini termasuk pemikiran yang
salah sebab kunci keberhasilan ekspor ialah jangan takut tetapi harus terus belajar
sehingga mampu melakukan transaksi dengan metode yang baik agar tidak terjadi
kesalahan yang membuat perusahaan Anda mengalami kerugian.
Metode yang harus diketahui oleh para sahabat UKM untuk metode
pembayaran ekspor ialah Letter of Credit (L/C), bukan hanya metode pembayaran
ekspor saja yang harus sahabat UKM ketahui tetapi juga tentang alternative metode
pembayaran ekspor lainnya.
Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis dan pola-pola pembayaran internasional


2. Apa yang dimaksud counter trade
3. Apa saja pola-pola pembayaran yang tidak menggunakan letter of credit

Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui jenis dan pola-pola pembayaran internasional
2. Memahami model counter trade
3. Mengetahui pola-pola pembayaran yang tidak menggunakan lettrer of credit

Book Chapter Ekspor Impor 46


PEMBAHASAN

Advance Payment (Pembayaran Di Muka)


Dalam metode ini, importir harus melakukan pembayaran di awal kepada
eksportir sebelum barang-barang tersebut dikirimkan. Keuntungannya disini adalah
eksportir bisa mendapatkan sejumlah uang untuk mempersiapkan barang
ekspornya. Pembayaran di muka ini bisa dilakukan dengan tunai atau melalui
Telegraphic Transfer (T/T). Telegraphic Transfer ini sama seperti transfer antar bank
pada umumnya, namun antar negara.
Besaran uang muka bervariasi sesuai kesepakatan dengan importir.
Bahkan sahabat UKM juga dapat meminta 100% uang muka kepada importir untuk
memastikan transaksi ekspor paling aman. Namun, ini biasanya dapat terjadi jika
eksportir dan importir sudah menjalin kerjasama perdagangan yang cukup lama
sebelumnya. Atau, ini bisa dilakukan jika sahabat UKM sudah menjadi perusahaan
eksportir yang cukup ternama dengan keunggulan produk yang sangat menjual.
Pelunasan uang muka dalam ekspor dapat dilakukan dengan berbagai
kesepakatan dengan importir. Pertama, bisa minta importir untuk melunasi pada saat
barang sudah siap dikirimkan. Kedua, bisa minta importir untuk melunasi ketika
barang sudah diberangkatkan dengan kapal dibuktikan dengan dokumen Bill of
Lading (B/L). Ketiga, bisa minta dilunasi saat importir sudah menerima segala
dokumen ekspor yang dibutuhkan. Atau terakhir yang paling besar risikonya,
pelunasan dilakukan ketika importir sudah menerima barang yang dikirimkan. Maka
dari itu, pintar-pintarlah untuk membuat kesepakatan dengan importir.

Open Account (Rekening Terbuka)


Metode pembayaran dimana importir tidak akan melakukan pembayaran
apapun sebelum barang diterima oleh importir di negara tujuan. Biasanya juga
terdapat batas waktu tertentu yang disepakati untuk dibayar setelah barang diterima
oleh importir. Metode ini akan memberikan keuntungan dan kepastian bagi importir.

Documentary Collection
Documentary Collection merupakan sistem pembayaran dengan cara penjual
mengirimkan barang kepada pembeli dan melakukan penagihan pembayaran dengan
menggunakan dokumen melalui jasa Bank.
Pada umumnya terdapat 2 (dua) jenis Documentary Collection :
1. Collection D/P (Document against Payment)
Dokumen diserahkan kepada pembeli setelah pembeli membayar lunas harga barang
yang tercantum pada dokumen atas pengiriman barang.
2. Collection D/A (Document against Acceptance)
Dokumen diserahkan kepada pembeli setelah pembeli mengaksep draft yang

Book Chapter Ekspor Impor 47


dilampirkan dalam dokumen. Pembayaran dilakukan oleh pembeli pada tanggal jatuh
tempo yang tertera dalam draft yang diaksep.

Book Chapter Ekspor Impor 48


Consignment
Consignment atau konsinyasi adalah praktik jual-beli yang dilakukan oleh para
pedagang utama dengan menitipkan barang dagangannya ke tempat-tempat penjualan.
Jenis tempat yang biasa dijadikan sebagai lokasi konsinyasi atau consignment adalah
berupa toko-toko atau warung yang dikehendaki oleh pedagang utama. Jika dilihat dari sisi
istilah peran, pihak pedagang yang menitipkan barang dagangannya ke toko disebut dengan
konsinyor. Sedangkan, pihak toko yang menerima titipan barang untuk dijual kembali biasa
disebut dengan konsinyi atau komisioner. Barang yang dititipkan juga memiliki istilah lain,
barang titipan tersebut dikenal dengan istilah barang konsinyasi.
Jenis barang yang bisa menjadi barang konsinyasi pun cukup beragam. Contoh
barang-barang yang biasa dijual adalah makanan, pakaian, elektronik, dan lainnya.
Konsinyor harus memilih tempat sesuai dengan jenis barang yang akan mereka jual. Hal ini
menjadi penting karena jika salah memilih toko, maka ada kemungkinan untuk barang tidak
terjual banyak bahkan tidak laku sama sekali.
 Cara Kerja Sistem Konsinyasi
Pihak konsinyor atau pemilik barang dagangan harus menentukan toko atau
warung yang ingin dijadikan sebagai konsinyi. Seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya, pihak konsinyor harus melihat target pasar dari konsinyi. Tujuan dari
penetapan target pasar yang tepat adalah agar penjualan semakin maksimal, efektif dan
tidak sia-sia. Konsinyor atau pihak pemilik barang menitipkan barang dagangannya
kepada konsinyi untuk dijual kembali. Keduanya kemudian membuat perjanjian tentang
ketentuan dan syarat yang harus dipatuhi bersama. Tidak hanya itu, keduanya juga
harus mendiskusikan harga penjualan barang dagangan tersebut. Penentuan harga
harus dilakukan secara seksama agar tidak terjadi keuntungan yang timpang diantara
kedua pihak.
Umumnya, pemilik barang akan menetapkan harga awal dari barang yang
dititipkan. Kemudian, pemilik toko akan menjual barang titipan dengan harga di atas
harga yang telah ditetapkan untuk mendapatkan keuntungan. Jika barang konsinyasi
telah terjual, maka konsinyi akan membayarkannya kepada konsinyor dengan harga
yang telah ditetapkan dan dihitung dari jumlah barang yang terjual. Konsep bisnis ini
ternyata memiliki untung-rugi yang harus diperhatikan. Berikut untung dan rugi dari
konsinyasi yang dikutip dari Jurnal.id:
 Keuntungan Konsinyasi
 Bagi Pemilik Produk atau Konsinyor
 Memperluas pasar dan menghemat biaya promosi
 Menghemat SDM dan biaya pelayanan
 Fokus terhadap produk
 Bagi Penjual, Penyalur, atau Konsinyi
 Dapat keuntungan tanpa mengeluarkan modal
 Resiko kecil
 Display produk bertambah

 Kekurangan atau Kelemahan Sistem Konsinyasi


Book Chapter Ekspor Impor 49
 Bagi Pemilik Produk atau Konsinyor
 Resiko kerugian
 Promosi tidak sesuai
 Uang tidak dapat langsung diterima

Bagi Penjual, Penyalur, atau Konsinyi hampir tidak memiliki resiko atau kelemahan.
Alasannya adalah karena produk yang dijual memang bukan produk mereka sendiri.
Jadi, jika barang tidak terjual maka penjual tidak akan mengalami kerugian.

 Konsinyasi Sebagai Solusi Untuk Perkenalan Barang Baru


Bagi pengusaha yang ingin membuat jangkauan produk menjadi lebih besar, cara
konsinyasi bisa digunakan. Selain membuka kesempatan untuk memperkenalkan produk
yang Anda miliki, konsinyasi juga bisa meningkatkan penjualan produk tersebut. Tetapi
perlu diingat, pemilihan toko juga harus sesuai dengan jenis barang yang Anda jual agar
keuntungan maksimal bisa Anda dapatkan.

Counter Trade
Countertrade berarti pertukaran uang barang atau jasa yang dibayar, seluruhnya atau
sebagian, dengan barang atau jasa lain, bukan dengan. Sebuah penilaian moneter namun
dapat digunakan dalam countertrade untuk tujuan akuntansi. Dalam hubungan antara
negara-negara berdaulat, istilah perdagangan bilateral digunakan.
 Jenis-jenis Counter trade
1. Barter: Pertukaran barang atau jasa secara langsung dengan barang atau jasa lain tanpa
menggunakan uang sebagai alat pembelian atau pembayaran. Barter adalah pertukaran
barang secara langsung antara dua pihak dalam suatu transaksi. Ekspor utama dibayar
dengan barang atau jasa yang dipasok dari pasar pengimpor. Sebuah kontrak tunggal
yang mencakup kedua aliran, dalam bentuk yang paling sederhana tidak melibatkan
uang tunai. Dalam praktiknya, pasokan ekspor utama sering terhenti sampai pendapatan
yang diperoleh dari barter penjualan barang-barang. Salah satu kesepakatan barter
terbesar hingga saat ini melibatkan kesepakatanOccidental Petroleum Corporationuntuk
mengirimasam sulfatke bekas Uni Soviet untuk amonia urea dan kalium di bawah kontrak
2 tahun yang bernilai 18 miliar euro. Selanjutnya, selama tahap negosiasi barter, penjual
harus mengetahui harga pasar untuk barang yang ditawarkan dalam perdagangan.
Barang-barang yang dibarter dapat berkisar dari ham hingga pelet besi, air mineral,
furniture atau minyak zaitun, semuanya agak lebih sulit untuk ditentukan harga dan
pasarnya ketika pelanggan potensial harus dicari.
2. Beralih perdagangan: Praktek di mana satu perusahaan menjual kewajibannya untuk
melakukan pembelian di negara tertentu.
3. Counterpurchase: Penjualan barang dan jasa ke negara lain oleh perusahaan yang
melakukan pembelian produk tertentu di masa depan dari perusahaan yang sama di
negara itu.
4. Pembelian kembali: terjadi ketika perusahaan membangun pabrik di suatu negara, atau

Book Chapter Ekspor Impor 50


memasok teknologi, peralatan, atau layanan lain ke negara tersebut, dan setuju untuk
mengambil keputusan dari suatu pabrik sebagai pembayaran sebagian untuk kontrak.
5. Offset: Perjanjian bahwa perusahaan akan membeli mata uang keras dari produk yang
tidak ditentukan dari negara itu di masa depan. Persetujuan oleh satu negara untuk
membeli suatu produk dari negara lain, dengan tunduk pada pembelian sebagian besar
atau seluruh komponen dan bahan mentah dari produk jadi, atau perakitan produk
tersebut di negara pembeli.
6. Perdagangan kompensasi: Perdagangan kompensasi adalah bentuk barter di mana
salah satu alirannya sebagian dalam barang dan sebagian dalam mata keras.

 Kebutuhan Countrade
Countertrade juga terjadi ketika negara-negara kekuranganmata uang kerasyang
cukup , atau ketika jenis perdagangan pasar lainnya tidak mungkin dilakukan. Pada
tahun 2000,IndiadanIraksetuju kesepakatan barter”minyak untuk gandum dan beras”,
tunduk pada persetujuanPBBberdasarkan Pasal 50 sanksiPerang Teluk PersiaPBB ,
yang akan memfasilitasi pengiriman 300.000 barel minyak setiap hari ke India dengan
harga $6,85 per barel penjualan minyak Irak ke Asia senilai sekitar $22 per barel. Pada
tahun 2001, India setuju untuk menukarkan 1,5 juta ton minyak mentah Irak di bawah
program minyak untuk makanan. DewanKeamananmencatat: “meskipun makanan yang
diproduksi secara lokal meningkat di seluruh negeri, kebanyakan orang Irak memiliki
daya beli yang diperlukan untuk tidak. Sayangnya, jatah makanan bulanan mewakili
proporsi terbesar dari pendapatan rumah mereka. Mereka mewajibkan untuk menukar
atau menjual menjelaskan barang-barang dari keranjang untuk memenuhi kebutuhan
penting mereka yang lain.Ini adalah salah satu faktor yang sebagian besar mengapa
situasi gizi tidak membaik seiring dengan peningkatan keranjang makanan.Selain itu,
tidak ada kegiatan ekonomi normal yang menyebabkan penyebaran penyakit yang
mendalam.”

 Peran countertrade di pasar dunia


Transaksi countertrade pada dasarnya telah dilakukan di antara bekas Uni Soviet
dan sekutunya di Eropa Timur dan bagian lain dunia. Alasan bahwa negara-negara ini
telah mengalokasikan sebagian besar besaran perdagangan mereka ke countertrade
dengan mata uang keras yang tidak mencukupi. Proporsi yang signifikan dari
perdagangan internasional, mungkin sebanyak 25%, melibatkan barter produk untuk
produk lain daripada untuk mata uang keras. Countertrade dapat berkisar dari barter
sederhana antara dua negara hingga jaringan pertukaran yang kompleks yang
memenuhi kebutuhan semua negara yang terlibat.
Ekonomi terkenal ASPaul Samuelsonskept petaniis tentang perdagangan
tandingan sebagai alat pemasaran, mengklaim bahwa “Kecuali seorang penjahit yang
kebetulan menemukan seorang putra, yang memiliki makanan dan keinginan untuk
sepasang, keduanya tidak dapat melakukan perdagangan” . (Ini disebut “kebetulan

Book Chapter Ekspor Impor 51


ganda keinginan”.) Tapi ini bisa dibilang interpretasi yang terlalu sederhana tentang
bagaimana pasar beroperasi di dunia nyata. Dalam ekonomi riil mana pun, barter terjadi
sepanjang waktu, bahkan jika itu bukan sarana utama untuk memperoleh barang dan
jasa. Volume countertrade tumbuh. Pada tahun 1972, diperkirakan countertrade
digunakan oleh bisnis dan pemerintah di 15 negara; pada tahun 1979, 27 negara; pada
awal 1990-an, sekitar 100 negara (Verzariu, 1992). Sebagian besar countertrade
melibatkan penjualan peralatan militer (senjata, kendaraan dan instalasi).
Lebih dari 80 negara saat ini secara teratur menggunakan atau membutuhkan
pertukaran countertrade. Pejabat dari organisasiGeneral Agreement on Tariffs and
Trade(GATT) mengklaim bahwa countertrade memanfaatkan sekitar 5% dari
perdagangan dunia. Departemen Perdagangan dan Industri Inggris telah menyarankan
15%, sementara beberapa kepercayaan itu mendekati 30%, dengan perdagangan timur-
barat setinggi 50% di beberapa sektor perdagangan Eropa Timur dan Negara Dunia
Ketiga selama beberapa tahun. . Konsensus pendapat para ahli (Okaroafo, 1989) telah
menempatkan proporsi nilai perdagangan dunia yang terkait dengan transaksi
countertrade antara 20% hingga 25%. Demikian pernyataan resmi AS, “Pemerintah
Aspada umumnya memandang perdagangan tandingan, termasuk barter, bertentangan
dengan sistem perdagangan bebas yang terbuka dan, dalam jangka panjang, tidak untuk
kepentingan komunitas bisnis AS. Namun, sebagai masalah kebijakan Pemerintah AS
tidak akan menjamin partisipasi perusahaan AS dalam pengaturan kontraperdagangan
kecuali tindakan dapat berdampak negatif pada keamanan nasional”. Bentuk –Bentuk
Counter Trade

Origins Of Counter Trade (Imbal Dagang)

Pada era modern, imbal dagang muncul pada tahun 1960 sebagai cara Uni Soviet dan
negara-negara komunis di Eropa Timur, yang mata uangnya umumnya tidak dapat
dikonversi, untuk membiayai impor. Selama 1980, teknik ini tumbuh dalam popularitas di
kalangan banyak negara berkembang yang kekurangan cadangan devisa yang dibutuhkan
untuk membeli impor yang diperlukan. Hal ini, mencerminkan kurangnya cadangan devisa
mereka, beberapa penerus menyatakan kepada bekas Uni Soviet dan negara-negara
komunis Eropa Timur secara berkala terlibat dalam imbal dagang untuk membiayai impor
mereka.

Perkiraan persentase perdagangan dunia yang ditutupi oleh kesepakatan imbal


dagang semacam ini berkisar antara 8 dan 10 persen untuk nilai tinggi ke posisi terendah
sekitar 2 persen. Angka pastinya tidak diketahui, tetapi mungkin juga berada di ujung rendah
dari perkiraan yang diberikan oleh meningkatnya likuiditas pasar keuangan internasional dan
kovertabilitas mata uang yang lebih luas. Namun, lonjakan jangka pendek dalam volume
imbal dagang dapat mengikuti krisis keuangan berkala. Misalnya, aktivitas imbal dagang
meningkat terutama setelah krisis keuangan Asia pada tahun 1997. Krisis ini menyebabkan
banyak negara-negara Asia dengan sedikit mata uang untuk membiayai perdagangan
internasional. Dalam rezim moneter ketat yang mengikuti krisis 1997, banyak perusahaan-
perusahaan Asia menemukannya sangat sulit untuk mendapatkan akses ke kredit ekspor
untuk membiayai perdagangan internasional mereka sendiri. Jadi mereka beralih ke satu-
Book Chapter Ekspor Impor 52
satunya pilihan yang tersedia bagi mereka yaitu imbal dagang.

Mengingat bahwa imbal dagang adalah sarana pembiayaan perdangan internasional,


meskipun salah satu yang relatif kecil, calon eksportir mungkin harus terlibat dalam teknik ini
dari waktu ke waktu untuk mendapatkan akses ke pasar internasional tertentu. Pemerintah
negara-negara berkembang terkadang bersikeras pada sejumlah imbal dagang. Sebagai
contoh, semua perusahaan asing yang dikontrak oleh lembaga negara Thailand untuk
pekerjaan yang berbiaya lebih dari 500 juta baht ($12,3 juta) diminta untuk menerima
setidaknya 30 persen dari pembayaran mereka dengan produk pertanian Thailand. Antara
1994 dan pertengahan 1998, perusahaan asing membeli 21 miliar baht ($517 juta) barang
Thailand di bawah kesepakatan imbal dagang.

Benefit Of Counter Trade

Keuntungan dari imbal dagang (countertrade) adalah dapat memberikan cara bagi
perusahaan untuk membiayai kesepakatan ekspor ketika cara lain tidak tersedia,
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dibandingkan dengan perusahaan
yang tidak bersedia melakukan perjanjian countertrade seperti yang dialami oleh
perusahaan yang berada di negara berkembang yang ingin meningkatkan devisa, dan
countertrade memberikan keuntungan bagi pemerintah suatu negara untuk membantu
melakukan ekspor barang maupun jasa.

Kerugian dari imbal dagang adalah perusahaannya harus setara dan perusahaan
biasanya memilih untuk dibayar dalam mata uang kuat (hard currency), kontrak imbal
dagang mungkin melibatkan pertukaran barang yang tidak dapat digunakan atau berkualitas
buruk yang tidak menguntungkan perusahaan, sekalipun barang yang ditemukan berkualitas
tinggi, perusahaan tetap perlu memutar cara untuk membuatnya menjadi menguntungkan,
dan imbal dagang mensyaratkan perusahaan untuk berinvestasi dalam departemen
perdagangan lokal yang didedikasikan untuk mengatur dan mengelola perjanjian imbal
dagang yang memakan waktu serta biaya yang besar.

Imbal dagang menjadi paling menarik bagi perusahaan multinasional yang besar dan
beragam yang dapat menggunakan jaringan kontaknya di seluruh dunia untuk mengatur
barang-barang yang diperoleh dalam imbal dagang. Sedangkan bagi eksportir kecil dan
menengah mungkin harus mencoba untuk menghindari perjanjian imbal dagang karena
mereka tidak memiliki jaringan operasi di seluruh dunia yang mungkin diperlukan untuk
memanfaatkan atau mengambil untung dari barang yang diperoleh dari imbal dagang.

Theories of counter trade (imbal dagang)

Imbal dagang (countertrade) adalah kegiatan perdagangan secara timbal balik antara
indonesia dengan pihak luar negeri yang diukur dalam nilai transaksi kontrak pengadaan
alat peralatan pertahanan dan keamanan (PP No. 76 Tahun 2014). Menurut buku panduan
Imbal Dagang (2014) Secara umum pengertian countertrade (imbal-dagang)
menggambarkan suatu sistem perdagangan dimana pihak-pihak yang bertransaksi
bersepakat melakukan kontrak perdagangan (jual beli) secara biasa.

Book Chapter Ekspor Impor 53


Dalam hal ini penjual (eksportir) suatu produk tertentu diwajibkan untuk membeli
barang dari mitra dagangnya (importir) sesuai dengan kesepakatan, antara lain menyangkut:
jenis produk, volume dan kualitas produk, waktu dan cara pengiriman, cara pembayaran dan
jaminan (asuransi), serta kemungkinan sanksi/penalti apabila terjadi dispute (sengketa).

Oleh karenanya, imbal dagang ini perlu melibatkan berbagai institusi, termasuk jasa
perbankan dan asuransi. Asosiasi Countertrade Amerika (ACA) membagi lima ketegori
imbal dagang berdasarkan tingkat kompleksitas pengaturan perdagangannya. Meskipun
beragam bentuk imbal-dagang, namun tetap mengacu pada azas “reciprocity”.

Bentuk bentuk counter trade

 Barter

Bentuk perdagangan "non currency" yang paling tua di dunia, yaitu transaksi
perdagangan yang merupakan petukaran barang/jasa dengan barang/jasa secara
langsung dan simultan dengan nilai yang diangap sama atau sebanding tanpa
mengunakan alat pembayaran lain seperti uang. Barter dalam bentuk awalnya hanya
dilakukan dengan perjanjian tunggal tanpa melibatkan pihak ketiga kedua pihak
mempunyai kedudukan yang sama, yaitu sebagai penjual dan pembeli. Barter kemudian
melibatkan lebih banyak pihak, namun tetap merupakan pertukaran barang/jasa dengan
barang/jasa.

Kemudian barter semakin maju dimana para pihak yang bertransaksi sudah tidak
lagi menukar barang/jasa lain secara langsung, tetapi melalui petukaran dokumen atas
barang yang dijualnya dengan barang yang dikehendaki, sehingga merupakan tukar
menukar piutang atau hak tagih.

13 Dalam pekembangan selanjutnya barter mulai melibatkan instrumen lain atau


pihak ketiga sebagai jaminan, yaitu dengan menggunakan :

1. Standby L/C

Dimana para pihak menerbitkan L/C dengan maksud apabila salah satu tidak puas
dengan barang/jasa yang diperolehnya, maka ia dapat mencairkan L/C yang dibuka
pihak lawannya.

2. Escrow Account.

Account bank khusus dimana pendapatan (convertiblecurrency dari ekspor) dikumpulkan


Para pihak masing-masing menjualkan barang orang lain dan hasilnya dimaksukkan
kedalam Escrow Account yang merupakan semacam lembaga jaminan penyerahan
barang, dimana masing-masing pihak wajib menyetorkan uang/alat tukar convertible
lainnya kepada pihak ketiga Apabila suatu pihak telah menyerahkan barang/jasanya
kepada lawannya, maka ia berhak menarik kembali jaminannya.

3. Switch Trader.

Pihak ketiga yang diberi hak oleh para pihak untuk menjual barang/jasa yang
dipertukarkan, sehingga para pihak yang bertukar akan memperoleh mata yang
diinginkan.
Book Chapter Ekspor Impor 54
 Counterphurchase (imbal beli)

Suatu persetujuan dimana pemasok barang/jasa menerima sebagian atau seluruh


pembayaran dalam bentuk barang/jasa lain. Misalnya barang/jasa menyetujui untuk
membeli atau memasarkan barang/jasa pihak lain yang yang ditunjuk pembeli.

 Buyback

Suatu persetujuan dimana pemasok barang/jasa menerima sebagai atau seluruh


pembayaran dalam bentuk produk yang dihasilkan atau berasal barang/jasa yang
dipasoknya. Misalnya pemasok teknologi atau pabrik lengkap menyetujui sebagian atau
seluruh pembayaran dilakukan dalam bentuk hasil produksi dari pemanfaatan
barang/jasa yang dijualnya. Bentuk-bentuk Buyback ini, antara lain :

1. Positive atau Reverse Countertrade,

Pemasok lebih dahulu memberikan fasilitas yang mendukung suatu


instansi/proyek dengan perjanjian/ harapan akan mendapat jaminan suplai atau hak
memasarkan hasil produksi instalasi/proyek tersebut. Misalnya dalam transaksi "gas
for pipe" antara timur dan barat yang dikenal dengan North Star Project, dimana
sekelompok perusahaan swasta telah mengadakan negosiasi dengan Uni Soviet
(dulu) untuk mentrasfer alat transportasi dan teknologi gas alam dengan imbalan
diberi hak untuk memasarkan gas alam yang telah dihasilkan dengan menggunakan
alat dan teknologi tersebut.

2. Develop for Impor Transactions,

Negara maju memberikan modal, peralatan dan teknologi untuk


mengembangkan proyek pertambangan dan enerji disuatu negara yang kaya
mineral, dan sebagai imbalannya negara maju tersebut akan dijamin suplainya dari
hasil tambang tersebut. Bentuk ini merupakan bentuk khusus dari transaksi positive
coutertrade dimana yang 15 diutamakan oleh investor adalah pertimbagan/motif
pokok yitu untuk mendapatkan jaminan suplai komoditi strategis yang dibutuhkannya.

 Offset

Suatu bentuk Imbal Dagang dimana pemasok luar negeri menyetujui untuk
melakukan investasi, kerjasama produksi, alih teknologi kedalam negara pembeli
barang/jasa, memberikan peralatan, bantuan yang diperlukan untuk pendirian industri
baru dengan tujuan ekspor, dan pembagunan atau peluasan teknologi manufaktur yang
ada dan kemampuan industri.

Offset terdiri dari :

1. Direct offset

Apabila kompensasi tersebut adalah untuk atau berhubungan dengan


barang/peralatan yang dijual oleh pemasok luar negeri, misal offset yang dilakukan
Book Chapter Ekspor Impor 55
PERUMKA, INKA, BPIS, dengan general Electric, Amerika.

2. Indirect offset

Apabila kompensasi tersebut tidak berhubungan dengan barang/peralatan yang


dijual oleh pemasok luar negeri. Dalam perdagangan masa kini, banyak manufaktur
menawarkan "offset" sebagai optional, misalnya dalam bentuk after sales servise,
kridit, layanan purna jual, dan treaning pengunaan.

PENUTUP

KESIMPULAN

Countertrade berarti pertukaran uang barang Countertrade berarti pertukaran uang


barang atau jasa yang dibayar, seluruhnya atau sebagian, dengan barang atau jasa lain,
bukan dengan. Menurut buku panduan Imbal Dagang Secara umum pengertian
countertrade menggambarkan suatu sistem perdagangan dimana pihak-pihak yang
bertransaksi bersepakat melakukan kontrak perdagangan secara biasa.
Keuntungan dari imbal dagang adalah dapat memberikan cara bagi perusahaan untuk
membiayai kesepakatan ekspor ketika cara lain tidak tersedia, memberikan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak bersedia
melakukan perjanjian countertrade seperti yang dialami oleh perusahaan yang berada di
negara berkembang yang ingin meningkatkan devisa, dan countertrade memberikan
keuntungan bagi pemerintah suatu negara untuk membantu melakukan ekspor barang
maupun jasa.
Kerugian dari imbal dagang adalah perusahaannya harus setara dan perusahaan
biasanya memilih untuk dibayar dalam mata uang kuat , kontrak imbal dagang mungkin
melibatkan pertukaran barang yang tidak dapat digunakan atau berkualitas buruk yang tidak
menguntungkan perusahaan, sekalipun barang yang ditemukan berkualitas tinggi,
perusahaan tetap perlu memutar cara untuk membuatnya menjadi menguntungkan, dan
imbal dagang mensyaratkan perusahaan untuk berinvestasi dalam departemen
perdagangan lokal yang didedikasikan untuk mengatur dan mengelola perjanjian imbal
dagang yang memakan waktu serta biaya yang besar.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.digitalbisni
s.id/kenali-kekurangan-dan-kelebihan-4-metode-pembayaran-ekspor-impor-
ini/amp/&ved=2ahUKEwiHq6Wx7b34AhX28TgGHXtkDs8QFnoECCEQAQ&usg
=AOvVaw1Or1PttBNBr9HnTxIxMiG4

Book Chapter Ekspor Impor 56


7

POLA PERHITUNGAN
HARGA EXPOR
Kelompok 5

Jurusan Manajemen, Universitas Islam Malang

PENDAHULUAN

Dalam transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah ekspor-impor
pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan
menjual baramg antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di negara-negara yang
berbeda. Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang menyeberangi laut dan darat itu
tidak jarang timbul berbagai masalah yang kompleks antara pengusaha-pengusaha yang
mempunyai bahasa, kebudayaan,adat istiadat dan cara yang berbeda-beda.

RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan kegiatan ekspor?
Apa tujuan menghitung harga ekspor?
Apa yang dimaksud procurement cost?
Apa yang dimaksud handling cost?
Seperti apakah pungutan-pungutan negara?
Apa saja komponen jasa pihak ketiga?
Bagaimana pola perhitungan harga ekspor?

TUJUAN
Untuk mengetahui tentang kegiatan ekspor
Untuk mengetahui tentang tujuan menghitung harga ekspor
Untuk mengetahui tentang procurement cost
Untuk mengetahui tentang handling cost
Untuk mengetahui tentang pungutan-pungutan negara
Untuk mengetahui tentang komponen jasa pihak ketiga
Untuk mengetahui tentang pola perhitungan harga ekspor

Book Chapter Ekspor Impor 57


PEMBAHASAN

1. Pengertian Kegiatan Ekspor

Sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang dari dalam negeri ke


luar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku juga dapat disebut sebagai kegiatan
ekspor. Sebagai salah satu sektor perekonomian, kegiatan ekspor menduduki peranan yang
cukup penting melalui perluasan pasar beberapa negara.

Dapat disimpulkan bahwa ekspor merupakan kegiatan atau aktivitas mengeluarkan produk
dan barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan mengikuti standar peraturan beserta
ketentuan yang berlaku. Kegiatan ekspor umumnya dilakukan oleh suatu negara yang
mampu menghasilkan produk barang dalam jumlah besar dan jumlah tersebut sudah
terpenuhi di dalam negeri.

Mengapa begitu? Jika negara tersebut sudah mampu memenuhi kebutuhan di dalam
negeri, maka ia bisa mengirimkan produk barang ke negara yang tidak mampu
memproduksinya. Kemudian dalam kegiatan ekspor memiliki istilah yang disebut eksportir.

Apa yang dimaksud dengan eksportir? Secara umum, eksportir merupakan kegiatan
badan hukum atau perseorangan yang melakukan kegiatan ekspor. Kegiatan ekspor yang
dilakukan dalam skala besar akan melibatkan Bea Cukai sebagai pengawas lalu lintas suatu
negara.

Setiap barang yang akan diekspor memiliki ketentuannya sendiri tergantung dari jenis
barang tersebut. Tidak semua individu atau masyarakat mampu melakukan kegiatan ekspor
karena ada beberapa prosedur yang harus diikuti.

Jika dibandingkan dengan kegiatan impor, maka kegiatan ekspor jauh lebih mudah
untuk dilakukan. Karena kegiatan impor memiliki banyak peraturan yang harus dipatuhi,
khususnya dalam hal pajak. Dalam kegiatan ekpor, hanya ada beberapa produk yang
dikenakan pajak ekspor, yakni ekspor rotan, kayu, dan crude palm oil.

Kegiatan ekspor mampu menciptakan permintaan efektif baru yang membuat barang-
barang di pasar dalam negeri mencari inovasi untuk menaikkan produktivitas. Kemudian
kegiatan ekspor dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperluas pasar di
seberang lautan bagi barang-barang tertentu.

Ada dua cara yang bisa dilakukan dalam kegiatan ekspor, yakni ekspor biasa dan
ekspor tanpa L/C. Apa perbedaan di antara keduanya? Perbedaan di antara keduanya
terletak pada penggunaan letter of credit sebagai alat pembayaran.

Kegiatan ekspor biasa akan melakukan penjualan ke luar negeri dengan segala ketentuan
yang berlaku. Kemudian kegiatan ekspor biasa ditujukan ke pembeli menggunakan L/C.
Sedangkan kegiatan ekspor tanpa L/C dapat dilakukan jika departemen perdagangan telah
mengeluarkan izin khusus.

Book Chapter Ekspor Impor 58


2. Tujuan Menghitung Harga Ekspor

⮚ Memperoleh gambaran mendalam mengenai perhitungan biaya

⮚ Menentukan harga jual produk ekspor

⮚ Produk mampu bersaing untuk memasuki pasar perdagangan internasional

⮚ Memperoleh laba

Tujuan dari menghitung harga ekspor adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih
mendalam dan pemahaman mengenai perhitungan biaya dan penentuan harga jual produk
ekspor yang haru ditentukan oleh suatu perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor agar
dapat bersaing di dalam memasuki pasar perdagangan internasional dengan memperoleh
laba yang akan menjadi sasaran usaha.

3. Procurement Cost

Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat. b. Untuk
menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan
persediaan yang berakibat terhentinya proses produksi. c. Untuk mempertahankan dan
meningkatkan penjualan dan laba perusahaan. d. Menjaga agar pembelian secara kecil-
kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan biaya pemesanan menjadi lebih besar.
e. Menjaga agar persediaan di gudang tidak berlebihan, karena dapat mengakibatkan
meningkatnya resiko dan juga biaya penyimpanan di gudang.

• Komponen Biaya Persediaan

Secara umum dapat dikatakan bahwa biaya system persediaan adalah semua pengeluaran
dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Biaya sistem persediaan terdiri
dari: Nasution, 2008: 121

• Biaya Pembelian Purchasing Cost

Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. Besarnya biaya
pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan harga satuan barang. Biaya
pembelian menjadi faktor penting ketika harga barang yang dibeli tergantung pada ukuran
pembelian. Situasi ini bias disebut sebagai quantity discount atau price break dimana harga
barang per unit akan turun bila jumlah barang yang dibeli banyak. Dalam kebanyakan teori
persediaan, komponen biaya pembelian tidak dimasukkan ke dalam total biaya sistem
persediaan karena diasumsikan bahwa harga barang per unit dipengaruhi oleh jumlah
barang yang dibeli sehingga komponen biaya Universitas Sumatera Utara pembelian untuk
periode waktu tertentu misalnya 1 tahun konstan dan hal ini tidak akan mempengaruhi
berapa banyak barang yang harus dipesan.

• Biaya Pengadaan Procurement Cost

Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis sesuai asal usul barang, yaitu:

Book Chapter Ekspor Impor 59


Biaya pemesanan ordering cost Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul
untuk mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya untuk menentukan pemasok
supplier, pengetikan pesanan, biaya pengangkutan, biaya penerimaan dan seterusnya.
Biaya ini diasumsikan konstan untuk sekali pesan.

Biaya pembuatan setup cost Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul
dalam mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini timbul di dalam pabrik yang meliputi
biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin, mempersiapkan gambar kerja dan
seterusnya.

4. Handling Cost

Biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang.
Biaya ini meliputi:

a. Biaya Modal Penumpukan barang di gudang berarti penumpukan modal, dimana modal
perusahaan memiliki ongkos expense yang dapat diukur dengan suatu bunga bank. Oleh
karena itu biaya yang ditimbulkan karena memiliki persediaan harus diperhitungkan dalam
suatu biaya sistem persediaan. Biaya memiliki persediaan diukur sebagai persentase nilai
persediaan untuk periode waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara

b. Biaya Gudang Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan sehingga timbul
biaya gudang. Bila gudang dan peralatannya disewa maka biaya gudangnya merupakan
biaya sewa sedangkan bila perusahaan mempunyai gudang sendiri maka biaya gudang
merupakan biaya depresiasi.

c. Biaya Kerusakan dan Penyusutan Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan
dan penyusutan karena beratnya berkurang atau jumlahnya berkurang karena hilang. Biaya
kerusakan dan penyusutan biasanya diukur dari pengalaman sesuai persentasenya.

d. Biaya Kadaluarsa Absolence Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai
karena perubahan teknologi dan model sepeti barang-barang elektronik. Biaya kadaluarsa
biasanya diukur dengan besarnya penurunan nilai jual dari barang tersebut.

e. Biaya Asuransi Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga dari hal-hal yang tak
diinginkan seperti kebakaran. Biaya asuransi tergantung jenis barang yang diasuransikan
dan perjanjian dengan perusahaan asuransi.

f. Biaya Administrasi dan Pemindahan Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasikan


persediaan barang yang ada, baik pada saat pemesanan, penerimaan barang maupun
penyimpanannya dan biaya untuk memindahkan barang dari, ke, dan di dalam tempat
penyimpanan, termasuk upah buruh dan biaya peralatan handling. Universitas Sumatera
Utara.

Macam – Macam Biaya di Pelabuhan Ekspor Impor

Pada saat barang ekspor impor kita berada di pelabuhan, ada satu kewajiban yang harus
kita lakukan yaitu “port clearance”. Yang dimaksud port clearance disini adalah aktivitas atau
Book Chapter Ekspor Impor 60
kewajiban – kewajiban yang harus kita penuhi kepada operator terminal di pelabuhan
tempat barang kita singgah atau disimpan (storage) untuk sementara waktu. Biasanya
aktivitas tersebut berkaitan dengan handling dan moving fisik barang ekspor impor dan
tentunya dikenakan biaya.

Ada beberapa item biaya yang harus kita bayarkan kepada operator port pada saat barang
kita di simpan atau di handling di pelabuhan, jenis – jenis biaya tersebut antara lain :

● Terminal Handling Charge atau sering disingkat dengan THC

● Lift On – Lift Off Container (untuk shipment FCL)

● Biaya storage container (untuk shipment FCL) atau biaya storage barang di gudang
tertutup (untuk shipment LCL)

● Biaya pemeriksaan barang oleh instansi terkait (misal pemeriksaan oleh petugas bea
cukai atau karantina)

● Biaya overbrengen (OB) atau biaya pemindahan container dari terminal container
yang satu ke terminal container lainnya.

● Biaya dokumen Delivery Order (DO)

● Biaya penimbangan container

● Biaya sertifikasi container

● Biaya Demmurage atau biaya kelebihan waktu pemakaian kontainer yang ditetapkan
oleh perusahaan pelayaran (shipping lines).

● Biaya administrasi lainnya yang dikenakan oleh berbagai pihak di pelabuhan, baik
yang resmi maupun tidak resmi (pungli).

● Khusus di Indonesia biaya – biaya pelabuhannya termasuk yang relatif tinggi


dibandingkan negara – negara asia lainnya seperti Singapura, Taiwan, dan Korea,
yang upah buruh dan sewa lahannya lebih tinggi, biaya pelabuhan di Indonesia masih
lebih tinggi.

Singapura mampu menjadi salah satu pelabuhan utama dunia karena memiliki
pelabuhan yang sangat efisien dan mampu menekan biaya – biaya pelabuhan seperti THC,
LOLO (Lift On Lift Off), dan lain sebagainya.

Tingginya biaya – biaya tersebut di Indonesia antara lain disebabkan oleh terbatasnya
fasilitas pelabuhan dan tidak efisiennya operator pelabuhan, meskipun telah di privatisasi
(beberapa terminal di Tanjung Priok dimiliki oleh satu perusahaan asing saja). Efisiensi
pelabuhan di Indonesia tergolong paling buruk dibandingkan negara-negara Asia lainnya.
Pelabuhan peti kemas JICT Tanjung Priok dikenal paling mahal dan tidak efisien
dibandingkan negara-negara tetangga.

Book Chapter Ekspor Impor 61


Lalu berapa angka untuk masing – masing jenis biaya tersebut ? Untuk saat ini ada
beberapa item biaya yang sudah diatur oleh pemerintah seperti THC sebesar USD 95 untuk
container ukuran 20′ dan USD 145 untuk container ukuran 40′. Namun ada juga beberapa
item biaya yang belum diatur oleh pemerintah, seperti biaya dokumen delivery order. Untuk
jenis biaya yang belum diatur oleh pemerintah maka besarnya ditentukan oleh masing –
masing perusahaan ekspedisi (freight forwarder, dll) yang menghandle barang ekspor impor
tersebut. Bagi anda eksportir atau importir ada baiknya menanyakan atau mendiskusikan
terlebih dahulu di awal (sebelum shipment) dengan perusahaan ekspedisi mengenai biaya –
biaya yang kemungkinan timbul di pelabuhan saat shipment sudah berjalan.

5. Pungutan-Pungutan Negara

Pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan


perkembangan masyarakat dan negara baik di bidang kenegaraan maupun di bidang sosial
dan ekonomi. Pada mulanya pajak belum merupakan suatu pungutan, tetapi hanya
merupakan pemberian sukarela oleh rakyat kepada raja dalam memelihara kepentingan
negara, seperti menjaga keamanan negara, menyediakan jalan umum, membayar gaji
pegawai dan lain. Bagi penduduk yang tidak melakukan penyetoran dalam bentuk natura
maka ia diwajibkan melakukan pekerjaan-pekerjaan untuk kepentingan umum untuk
beberapa hari lamanya dalam satu tahun. Orang-orang yang memiliki status sosial yang
tinggi termasuk orang-orang yang kaya, dapat membebaskan diri dari kewajiban melakukan
pekerjaan untuk kepentingan umum tadi, dangan cara membayar uang ganti rugi. Besarnya
pembayaran ganti rugi ini ditetapkan sesuai dengan jumlah uang yang diperlukan untuk
membayar orang lain yang menggantikan melakukan pekerjaan itu, yang seharusnya
dilakukan sendiri oleh orang yang memiliki status sosial yang tinggi dan orang yang kaya
tadi.

Pajak mulai menjadi pungutan sejak zaman Romawi, pada awal Republik Roma (509-27
SM) sudah mulai dikenal beberapa jenis pungutan pajak, seperti censor, questor dan
beberapa lainnya. Pajak zaman Roma tidak disebut pajak seperti zaman sekarang tetapi
disebut publican trubutum, dan pajak pada zaman tersebut merupakan pajak langsung atas
kepala negara. Pada zaman kaisar terkenal Jullius Caesar , pajak dikenal dengan nama
centesima rerum venalium, yaiut sejenis pajak penjualan yang besarnya sebesar 1% dari
omset penjualan. Di daerah lain Italia dikenal dengan nama decumae, yaitu pungutan yang
besarnya 10% dari para petani atau penguasa tanah.

Di Indonesia sendiri, pajak sudah mulai ada sejak Belanda masuk ke Indonesia terutama
setelah berdirinya VOC, pungutan bisa berupa kerja paksa atau upeti.

Setelah terbentuknya negara-negara nasional dan tercapainya pemisahan antara rumah


tangga negara dan rumah tangga pribadi raja pada akhir abad pertengahan, pajak
mendapat tempat yang lebih mantap di antara berbagai pendapatan negara. Dengan
bertambah luasnya tugas-tugas negara, maka dengan sendirinya negara memerlukan biaya
yang cukup besar. Sehubungan dengan itu maka pembayaran pajak yang tadinya bersifat
sukarela berubah menjadi pembayaran yang ditetapkan secara sepihak oleh negara dalam
bentuk undang-undang dan dapat dipakskan.

Book Chapter Ekspor Impor 62


SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

Sumber-sumber penerimaan negara dapat dikelompokkan menjadi penerimaan dari sektor:

● Pajak

● Kekayaan alam

● Bea dan cukai

● Retribusi

● Iuran

● Sumbangan

● Laba dari Badan Usaha Milik Negara

● Sumber-sumber lain.

PAJAK

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat
dipaksakan dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa
berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa
kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.

Menurut Rochmat Sumitro “Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas
negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan ‘surplus’-nya digunakan untuk simpanan
publik (public saving) yang merupakan sumber utama untuk membiayai investasi publik
(public investment).”

KEKAYAAN ALAM

Berdasarkan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat sebesar-
besarnya.” Hal ini juga ditegaskan dalm Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Pokok Argaria.

Sudargo Gautama, dalam buku Tafsir Undang-undang Pokok Argaria menjelaskan bahwa
yang termasuk dalam pengertian menguasai ialah: mengatur dan menyelenggarakan
peruntukan, penggunaan, persediaan, dan pemeliharaannya, menentukan dan mengatur
yang dapat dipunyai atas bagian dari bumi, air, dan ruang angkasa, menentukan dan
mengatur hubungan hukum antara orang-orang (subjek hukum) dan pembuatan-pembuatan
hukum yang mengenai bumi, air, dan ruang angkasa.

BEA DAN CUKAI

Bea dan cukai merupakan pungutan negara yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai berdasarkan undang-undang yang berlaku.

Book Chapter Ekspor Impor 63


Bea masuk diatur dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.
Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas
barang yang masuk atau keluar daerah pabean dan pungutan bea masuk. Daerah pabean
adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara di
atasnya, serta tempat-tempat tertentu di zona ekonomi ekslusif dan landas kontinen yang di
dalamnya berlaku Undang-undang pabean. Bea masuk adalah pungutan negara
berdasarkan Undang-undang Pabean yang dikenakan terhadap barang yang diimpor.

Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap narang-barang tertentu yang
mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang Nomor 11
Tahun 1995 tentang cukai. Contoh barang yang dikenakan cukai antara lain tembakau dan
minuman keras

RETRIBUSI

Retribusi adalah pungutan yang dilakukan oleh negara sehubungan dengan penggunaan
jasa-jasa yang disediakan oleh negara. Di sini nyata bahwa para pembayar mendapat jasa
langsung (kontraprestasi langsung) dari negara. Orang-orang yang tidak menggunakan jasa
yang telah dissediakan, tidak diwajibkan membayar retribusi. Unsur yang melekat pada
retribusi adalah:

Pungutan retribusi harus berdasarkan undang-undang;

Sifat pungutan dapat dipaksakan;

Pemungutan dilakukan oleh Negara;

Digunakan untuk pengeluaran bagi masyarakat umum; dan

Kontraprestasi (imbalan) langsung dapat dirasakan oleh pembayar retribusi.

Retribusi yang dipungut oleh pemerintahan Indonesia sekarang diatur dalam Undang-
undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam undang-undang
ini yang dimaksud dengan retribusi adalah pungutan sebagai pembayaran atas jasa yang
disediakan oleh Pemerintahan daerah dengan onjek sebagai berikut:

Jasa umum, yaitu jasa untuk kepentingan dan pemanfaatan umum,

Jasa usaha, yaitu jasa yang menganut prinsip komersial,

Perizinan tertentu, yaitu kegiatan pemda dalam rangka pembinaan, pengaturan,


pengendalian, dan pengawasan.

IURAN

Iuran adalah pungutan yang dilakukan oleh negara sehubungan dengan penggunaan jasa-
jasa atau fasilitas yang disediakan oleh negara untuk sekelompok orang. Di sini nyata
bahwa kelompok pembayar mendapat jasa langsung (kontraprestasi langsung) dari negara.
Book Chapter Ekspor Impor 64
Contoh: iuran televisi, air, listrik, telepon, dll

SUMBANGAN

Istilah Sumbangan ini mengandung pikiran, bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
prestasi pemerintah tertentu, tidak boleh dikeluarkan dari kas umum, karena prestasi itu
tidak ditujukan kepada penduduk seluruhnya, melainkan hanya golongan tertentu dari
penduduk ini sajalah yang diwajibkan membayar sumbangan ini. Apabila pajak dan retribusi
pungutan harus berlandaskan undang-undang, maka dalam sumbangan pungutannya tidak
berdasarkan undang-undang tetapi lebih bersifat pada gotong-royong masyarakat setempat.
Pada sumbangan tidak ada sifat paksaan tetapi unsur sukarela, pemberi sumbangan dapat
merasakan imbalan langsung atas hasil sumbangannya, tetapi juga pemberi sumbangan
dapat tidak merasakannya sama sekali jika pemberi sumbangan tersebut tidak pernah
bertempat di suatu wilayah di mana jalan atau tempat ibadah yang dibangun sebagian
merupakan hasil sumbangannya.

LABA DARI BADAN USAHA MILIK NEGARA

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang sebagian besar modalnya
merupakan kekayaan negara. Badan Usaha Milik Negara dapat berbentuk PERSERO,
PERUM, dan PERJAN. Laba yang diperoleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah
pendapatan negara yang dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).

SUMBER-SUMBER LAIN

Yang termasuk dalam sumber-sumber lain misalnya pencetakan uang (deficit spending) dan
pinjaman. Pencetakan uang sering dilakukan oleh beberapa negara. Pemerintahn Indonesia
pernah melaksanakannya dalam rangka memenuhi kebutuhan akan investasi negara untuk
membiayai pembangunan yang tercermin dalam Anggaran Belanja Pembangunan. Secara
teoritis sebenarnya dapat saja dilakukan oleh pemerintah kapan saja melalui deficit
spending atau uang muka pemerintah melalui bank sentral untuk menyediakan dana
(melalui pencetakan uang) sebanyak mungkin untuk digunakan dalam tahun anggaran yang
akan dilaksanakan. Apabila dalam suatu tahun anggaran mengalami defisit maka
pemerintah bisa saja menutup defisit tersebut dengan cara mencetak uang. Tetapi cara ini
tidaklah populer karena membawa akibat yang sangat mendalam di bidang ekonomi. Oleh
karena itu, defisit tersebut ditutup melalui pinjaman atau kredit luar negeri.

Hak Negara Pemungut Pajak

Teori Asuransi

Teori ini mempersamakan negara dengan perusahaan asuransi di mana rakyat membayar
sejumlah premi tertentu untuk mendapatkan sesuatu yang mereka harapkan pada saat-saat
tertentu. Teori ini sudah tidak sesuai karena pajak tidak bisa disamakan dengan premi
asuransi karena negara tidak menanggung kerugian rakyat secara langsung dan tidak ada
hubungan langsung (kontraprestasi).

Book Chapter Ekspor Impor 65


Teori Kepentingan

Berdasarkan teori kepentingan, pemungutan pajak didasari atas kepentingan masing-


masing pembayar pajak kepada negaranya. Orang-orang yang memiliki kepentingan lebih
harus membayar pajak lebih besar dari yang tidak memiliki kepentingan atau tuntutan dari
negaranya. Teori yang sudah tidak diterima ini tidak tepat karena pada kenyataannya tidak
demikian karena efek pembayaran pajak tidak dapat langsung dirasakan oleh wajib pajak.

Teori Gaya Pikul

Teori ini manganggap bahwa dibutuhkan suatu layanan perlindungan masyarakat dari
negara yang biayanya dipikul bersama-sama dalam bentuk pajak. Pada dasarnya setiap
warga negara seharusnya membayar jumlah pajak yang sama, namun pada kenyataannya
ditentukan oleh faktor kekayaan dan kebutuhan materiil seseorang berdasarkan jumlah
tanggungan hidup.

Teori Kewajiban Pajak Mutlak (Teori Bakti)

Teori ini menganggap bahwa kepentingan negara lebih penting dibandingkan dengan
kepentingan warganya sehingga menimbulkan hak mutlak pemungutan pajak oleh negara
kepada rakyat negaranya. Rakyat memberi baktinya kepada negara dan negara akan
memberi rakyatnya perlindungan, pelayanan, dan sebagainya.

Teori Asas Gaya Beli

Menurut teori asas gaya beli, pajak dipungut dari rakyat akan menimbulkan dampak yang
baik kepada kedua belah pihak. Negar menyedot uang rakyat dari pajak dan negara juga
menyalurkan kembali uang pajak kepada masyarakat secara tidak langsung. Alasan
kesejahteraan rakyat dijadikan daasar pemungutan pajak.

6. Pihak-pihak ke3 Dalam Export Import

Kelompok 1: Kelompok indentor

Kelompok 2: Kelompok importir

Kelompok 3: Kelompok promosi

Kelompok 4: Kelompok eksportir

Kelompok 5: Kelompok pendukung

Kelompok indentor

Apabila kebutuhan atas suatu barang belum dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri,
maka terpaksa di impor dari luar negeri. Diantara barang tersebut ada yang digunakan untuk
konsumsi sendiri atau dijual kembali.

Kelompok indentor terdiri dari :

Book Chapter Ekspor Impor 66


● Para pemakai langsung

● Para pedagang

● Para pengusaha perkebunan, industriawan, dan instansi pemerintah

Dalam menyusun dan menandatangani kontrak indent antara indentor dan importir, kedua
belah pihak seyogyanya sangat berhati – hati. Tidak jarang kontrak indent menyebabkan
kericuhan, seperti alat manipulasi impor baik oleh indentor maupun eksportir.

Lalu apa perbedaan indentor dan importir?

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1983 pasal 1 :

Importir adalah Pengusaha yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya


mengimpor Barang Kena Pajak

Indentor adalah Pengusaha yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya


menyuruh Importir mengimpor Barang Kena Pajak untuk dan atas kepentingannya

Kelompok importir

Dalam perdagangan luar negeri, importir memikul tanggungjawab kontraktual atas


terlaksananya dengan baik barang yang di impor. Hal ini artinya importir memikul risiko atas
segala sesuatu mengenai barang tersebut, baik risiko kerusakan, keterlambatan, kerugian,
dll.

Kelompok importir biasanya terdiri dari:

Pengusaha impor - diberi izin untuk mengimpor barang khusus

Approved importir - pengusaha biasa yang diberikan keistimewaan oleh pemerintah


mengimpor komoditi tertentu

Importir terbatas - izin khusus pada perusahaan PMA dan PMDN untuk mengimpor mesin –
mesin dan bahan baku yang tidak untuk diperdagangkan kembali

Importir umum - perusahaan umum yang mengimpor barang untuk diperdagangkan

Sole Agen Importir - Perusahaan asing yang berminat memasarkan hasil produksinya di
Indonesia seringkali mengangkat perusahaan setempat sebagai kantor perwakilan/ agen
tunggal.

Kelompok Promosi

Perdagangan luar negeri tidak dapat dipisahkan dari masalah ekonomi nasional, sehingga
masalah ekspor impor tidak lagi hanya menjadi masalah importir maupun eksportir tetapi
juga masalah pemerintah dan masyarakat umum.

Merosotnya devisa akan memaksa kita berpaling pada sumber daya non miga yang terdiri
Book Chapter Ekspor Impor 67
dari komoditi tradisional, hasil industry, dan pariwisata. Hal ini tentu memerlukan promosi.

Kelompok promosi ini terdiri dari :

● Kantor perwakilan dari produsen atau eksportir asing di negara konsumen atau
importir.

● Kantor perwakilan kamar dagang dan industri yang ada di luar negeri maupun dalam
negeri.

● Misi perdagangan dan pameran dagang internasional. Badan Pengembangan Ekspor


Nasional

● (BPEN). Kantor bank devisa di dalam maupun luar negeri. Atase perdagangan dan
Trade

● Commisioner. Majalah dagang dan industry

● Brosur/leaflet

Kelompok Eksportir

Eksportir adalah orang perseorangan atau badan hukum yang melakukan ekspor. Kelompok
eksportir terdiri dari :

Produsen eksportir - sebagian hasil produksinya diperuntukkan pasar luar negeri, yang
ekspornya diurus sendiri

Confirming house - Perusahaan asing mendirikan kantor cabangnya/ kerjasama dengan


warga setempat untuk mendirikan anak perusahaan.

Pedagang ekspor (Export-Merchant)- Badan usaha yang mempunyai APE untuk


melaksanakan ekspor komoditi yang telah tercantum dalam surat pengakuan itu.

Agen ekspor (Export-agent)-hubungan export merchant dengan produsen, tidak hanya


sebagai rekanan biasa namun sudah berubah dengan ikatan perjanjian keagenan

Wisma dagang (Trading House) Perusahaan dapat mengembangkan ekspornya lebih dari
dua

komoditi, melainkan sudah aneka macam komoditi.

Kelompok pendukung

Walaupun ekspotir maupun importir menjadi pelaku utama dalam perdagangan internasional
namun kita tidak dapat mengabaikan peran dari pihak lain yang dapat melancarkan kegiatan
eksportir dan importir. Pihak-pihak yang dimaksud adalah kelompok pendukung, yang
mendukung terlaksananya kegiatan ekspor impor atau perdagangan internasional.

⮚ Badan Usaha Transportasi


Book Chapter Ekspor Impor 68
Tugas dari badan ini adalah pengumpulan muatan, penyelenggaraan pengepakan
sampai pembukuan muatan yang diperdagangkan.

⮚ Bank Devisa

Yaitu pihak yang memberikan jasa perkreditan dan pembiayaan.

⮚ Maskapai Pelayaran

Perusahan pelayaran memegang peranan penting dalam pengangkutan barang dan


muatan dari tempat sampai ke tujuan.

⮚ Maskapai Asuransi

Asuransi dapat menjamin resiko dari setiap transaksi. Yaitu resiko atas kualitas
barang baik di darat maupun di laut yang tidak mungkin ditanggung oleh salah satu
pihak.

⮚ Kantor Perwakilan Atau Kedutaan

Sebagai sarana untuk membantu promosi, kantor kedutaan di luar negeri dapat
mengeluarkan dokumen legalitas seperti consuler invoice yang berfungsi mengecek
dan mensahkan pengapalan suatu barang dari negara tertentu.

⮚ Surveyor

Instansi ini berfungsi sebagai juru periksa terhadap kualitas, cara pengepakan dan
keabsahan dokumen-dokumen terhadap barang-barang yang akan diekspor atau
diimpor.

⮚ Pabean

Pabean yaitu sebagai alat pemerintah untuk bertindak sebagai pengaman lalu lintas
barang serta dokumen yang masuk ke wilayah pabean

7. Pola Perhitungan Harga Ekspor

Pola Perhitungan Biaya Export

Sebelumnya sudah sempat dibahas bagaimana perbedaan penawaran harga pada masing-
masing metode EXW, FOB, CFR, dan CIF. Disini kita akan membahas lebih dalam tentang
komponen biaya apa saja yang perlu diperhitungkan, sehingga penawaran harganya lebih
tepat. Berikut biaya-biaya yang paling penting dihitung dalam ekspor:

Biaya HPP (Harga Pokok Produksi)

Produk yang diekspor dapat diproduksi sendiri atau membeli dari supplier. Jika sahabat
UKM membeli produk dari supplier, maka biaya HPP dihitung berdasarkan biaya pembelian
produk ditambah biaya pengiriman sampai ke gudang.

Book Chapter Ekspor Impor 69


Lain halnya jika sahabat UKM memproduksi barang itu sendiri. HPP dihitung berdasarkan
biaya produksi ditambah biaya operasional pabrik. Yuk kita bahas dibawah ini dua
komponen tersebut.

Biaya Produksi: Hitunglah total biaya dari bahan baku produksi, bahan pendukung produksi,
serta gaji pekerja yang digunakan untuk memproduksi barang.

Biaya Operasional Pabrik: Hitunglah segala biaya yang terjadi di dalam pabrik yang
memproduksi barang. Contohnya adalah listrik, minyak, gas, oli mesin, biaya perawatan
mesin & peralatan, dan juga termasuk biaya penyusutan mesin & peralatan.

Setelah diketahui total biaya produksi ditambah biaya operasional pabrik, hitunglah biaya
dibagi jumlah barang produksi atau total berat barang produksi (biasanya dalam kg).

Biaya Pengemasan Produk

Biaya yang dihitung disini dimulai dari biaya sortasi/pemilahan barang, yang disebabkan
karena barang dari supplier atau produksi sendiri yang tidak seragam. Lalu dihitung biaya
pembelian kemasan, upah pengemasan, sampai ongkos printing kemasan. Total dari semua
aktivitas ini didapatkan biaya pengemasan.

Biaya Pembayaran Bank (Bank Charge)

Biaya ini terjadi jika memakai metode pembayaran ekspor dengan jasa bank. Metode yang
biasa digunakan dalam transaksi ekspor adalah T/T (Telegraphic Transfer), L/C (Letter of
Credit), dan CAD (Cash Against Documents). Baca artikel Metode Pembayaran Ekspor
untuk mengetahui selengkapnya.

Pembayaran menggunakan metode T/T, biasanya dikenakan charge USD 5-10 per transfer
dari luar negeri. Sedangkan untuk L/C dan CAD, biasanya charge yang dikenakan berkisar
USD 75-150 per sekali proses pembayaran. Biaya ini bisa berbeda-beda tergantung dari
asal negara, bank yang digunakan importir, dan bank yang digunakan eksportir di Indonesia.

Jika sahabat UKM memakai penawaran harga EXW, maka perhitungan biaya ekspor
berhenti disini.

Biaya Transportasi dari Gudang ke Pelabuhan (Trucking)

Dalam bisnis ekspor, transportasi dari gudang ke pelabuhan menjadi rutin setiap
transaksinya.Karena itulah, komponen biaya ini perlu diperhitungkan dan dimonitor.

Biaya Forwarder

Ini dihitung jika sahabat UKM memakai jasa forwarder yang dapat membantu pengurusan
transportasi dari gudang sampai pelabuhan, pengurusan dokumen ekspor yang dibutuhkan,
serta dalam pengkoordinasian pengiriman barang dari pelabuhan sampai ke negara tujuan.

Biaya ini biasanya berkisar Rp 250,000 - Rp 1,000,000 untuk sekali service, berapa pun
jumlah barang yang dikirim. Biaya tersebut belum termasuk biaya pengurusan dokumen
Book Chapter Ekspor Impor 70
ekspor dan biaya transportasi (trucking) dari gudang ke pelabuhan. Tapi kebanyakan
forwarder juga menawarkan harga sudah termasuk semuanya (all in).

Biaya Pengurusan Dokumen Ekspor

Biaya ini tergantung dari dokumen apa saja yang diurus berdasarkan kebutuhan atau
persyaratan di negara tujuan ekspor, baik itu yang bersifat utama maupun tambahan.

Biaya dokumen-dokumen ekspor ini tidak signifikan kecuali sertifikat yang membutuhkan
pemeriksaan di laboratorium. Contohnya, untuk pengurusan COA biasanya mencapai
beberapa ratus ribu rupiah, tergantung analisis yang digunakan.

Biaya Terminal Handling Charge (THC)

Biaya ini dibayarkan ke otoritas pelabuhan (PT Pelindo) untuk penanganan barang di
pelabuhan.Biasanya biaya THC untuk pengiriman dengan full container 20ft adalah sekitar
USD 95. Tapi biaya THC ini dihitung berdasarkan per kg barang kita. Misalkan, dalam satu
container 20 ft dapat dimuat 10,000 kg produk kita, maka biaya THC yang dibebankan per
kg adalah adalah USD 0.0095/kg.

Biaya Bea Keluar

Bea Keluar adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap beberapa kategori barang
ekspor,terutama barang yang tidak diolah. Besarnya biaya ini kebanyakan berupa
persentase terhadap total nilai invoice penjualan ekspor. Pembayaran Bea Keluar harus
dilakukan sebelum atau paling lambat pada saat PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
diajukan.

Beberapa barang yang terkena Bea keluar adalah:

Kulit: 15 - 25% nilai invoice

Kayu yang sudah diolah (minimal menjadi kayu kaso): 2 - 5% nilai invoice

Biji kakao: 0 - 15% nilai invoice, kecuali kakao yang diolah (minimal fermentasi) adalah
bebas Bea Keluar Kelapa Sawit (CPO) dan produk turunannya: 0 - USD 245/MT Olahan
mineral logam: 0 - 10% nilai invoice

Besarnya Bea Keluar ini tergantung dari pengolahan barang tersebut. Jadi semakin diolah
produknya, maka Bea Keluarnya akan semakin kecil.

Biaya Komisi Agen Penjualan (Broker)

Biaya ini dihitung ketika pihak ketiga/agen/broker, baik di dalam maupun luar negeri,
membantu mendapatkan kesepakatan atau kontrak penjualan ekspor dengan importir.
Besarnya nilai komisi agen tergantung kesepakatan sebelumnya, yang biasanya berkisar 2 -
5% dari total nilai penjualan ekspor. Jika sahabat UKM memakai penawaran harga FOB,
maka perhitungan biaya ekspor berhenti disini.

Book Chapter Ekspor Impor 71


Biaya Pengiriman (Freight) Ini merupakan biaya yang dikenakan dalam pengiriman produk
ekspor dari pelabuhan di Indonesia sampai pelabuhan di negara tujuan. Besaran biaya ini
tergantung dari jauhnya negara

tujuan dan cara pengiriman barang.

Terdapat beberapa cara dalam pengiriman barang ekspor:

Courier: Dilakukan dengan berat barang ekspor di kisaran 1 kg. Biaya pengiriman sekitar
USD 50 - 100/kg dengan menggunakan DHL, UPS, Fedex, atau TNT. Bahkan, ada yang
lebih murah dengan menggunakan EMS, yaitu sekitar Rp 200,000 - 350,000/kg.

Air Cargo: Dilakukan dengan berat barang ekspor minimum 45 kg, dengan menggunakan
pesawat udara. Biaya pengiriman menggunakan air cargo berkisar USD 0.7 - 18/kg. Sea
Cargo LCL (Less Container Load): Dilakukan dengan berat barang ekspor minimum 1 MT
atau pada beberapa tujuan minimum 0.5 MT, menggunakan kapal laut. Pengiriman LCL
berarti barang ekspornya tidak full satu container sehingga barangnya digabung bersama
barang dari eksportir lain dalam satu container. Biasanya, biaya pengiriman LCL berkisar Rp
500 - 5,000 per kg

Sea Cargo FCL (Full Container Load): DIlakukan dengan berat barang ekspor minimum 1
container., menggunakan kapal laut. Jadi, pengiriman FCL artinya barang ekspornya tidak
digabung dengan barang eksportir lainnya. Pengiriman ini adalah yang biayanya paling
murah. Contohnya ke Singapura hanya USD 80 per 1 container 20 ft. Terdapat beberapa
pilihan container seperti 20 ft, 40 ft, atau 40 ft High Cube. Untuk barang ekspor yang
memerlukan suhu dingin dapat juga menggunakan reefer container, dengan biaya yang
lebih tinggi. Jika sahabat UKM memakai penawaran harga CFR, maka perhitungan biaya
ekspor berhenti disini.

Biaya Asuransi

Asuransi yang dimaksud adalah meliputi asuransi pengiriman dan asuransi pembayaran.
Namun, yang termasuk dalam incoterm CIF adalah hanya asuransi pengiriman. Biaya premi
asuransi ini biasanya 0.1 - 0.5% dari total nilai harga CFR.

Jika sahabat UKM memakai penawaran harga CFR, maka perhitungan biaya ekspor
berhenti disini. Akan tetapi, kebanyakan transaksi ekspor yang dilakukan tidak memakai
asuransi pengiriman. Sehingga, incoterm yang lebih banyak digunakan adalah CFR
daripada CIF. Sampai tahap ini, sahabat UKM sudah dapat menghitung keuntungan kotor
(gross income) dari total biaya-biaya di atas. Namun, perlu juga untuk kita menghitung biaya
pergudangan, biaya operasi lainnya, serta biaya bunga dan pajak untuk dapat menghitung
keuntungan bersih (net income) Biaya Pergudangan Gudang adalah fasilitas utama dalam
bisnis ekspor yang perlu dihitung biayanya. Jika sahabat UKM menyewa gudang, maka
biaya dihitung dari biaya sewa gudang. Namun, jika gudang dimiliki sendiri, maka biaya
dihitung dari biaya penyusutan (depresiasi) per bulannya. Jangan lupa juga untuk
menghitung biaya operasional dan pemeliharaan gudang.

Book Chapter Ekspor Impor 72


Biaya Operasional Lainnya

Dalam ekspor juga harus diperhitungkan biaya yang dikeluarkan secara rutin untuk
operasional kantor, namun bukan yang terkait dengan proses produksi di pabrik. Sebagian
komponen biaya operasional adalah biaya sewa kantor, listrik, telepon, internet, gaji
karyawan, termasuk di dalamnya adalah biaya promosi dan pemasaran serta biaya
penyusutan.

Biaya Bunga dan Pajak

Ingat, sahabat UKM juga perlu untuk tetap memperhitungkan biaya bunga jika sahabat UKM
memiliki pinjaman dari bank. Lalu, hitunglah biaya pajak lainnya yang harus dibayarkan
setiap tahunnya. Dengan memperhitungkan semua komponen biaya di atas, kita dapat
menargetkan secara tepat keuntungan kotor maupun keuntungan bersih dari harga jual
ekspor kita

PENUTUPAN

Kesimpulan
Dalam penelitian ini, aspek ekonomi akan menjawab apakah sebuah bisnis mampu
menaikkan atau bahkan justru menurunkan rata-ata pendapatan perkapita di wilayah
setempat.
Aspek ekonomi memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan, sedangkan bagi
pemerintah akan memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah.Dalam Aspek ekonomi perlu ditelaah apakah keberadaaan suatu
proyek atau usaha akan memberikan manfaat kepada berbagai pihak atau sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku SKB Sugiyanto-Terbit 2020 Gabung E Book 264 271 Kasmir dan jakfar, 2007 Studi Kelayakan
Bisnis Edisi kedua
Ibrahim, Yacob. 2009 Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi.
https://id.scribd.com/document/432984288/Makalah-Aspek-Ekonomi-dalam-Studi-Kelayakan-Bisnis
http://tyasnurhayati.blogspot.com/2017/04/makalah-aspek-ekonomi.html?m=1

Book Chapter Ekspor Impor 73


8

PERHITUNGAN KALKULASI
HARGA IMPORT
Kelompok 6

Jurusan Manajemen, Universitas Islam Malang

PENDAHULUAN

Transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor pada
hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan
menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di negara-negara yang
berbeda. Dan transaksi ekspor impor itu sendiri memiliki syarat sendiri yang harus dipatuhi
oleh semua pelaksana kegiatan ini. Kegiatan ini juga sangat bermanfaat bagi semua
pelaksana langsung maupun masyarakat dan Negara. Bahkan secara khusus kegiatan ini
memiliki lembaga yang membantu agar berjalan lancarnya kegiatan ini. Namun dalam
pertukaran barang dan jasa yang menyeberangi laut dan darat ini tidak jarang timbul
berbagai masalah yang kompleks antara pengusaha- pengusaha yang mempunyai bahasa,
kebudayaan.

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana cara menentukan harga import?


Apakah biaya freight import?
Bagaimana Tanggung Jawab Eksportir dalam Sistem CIF?
TUJUAN

Dapat mengetahui cara menentukan harga import.


Dapat mengetahui biaya freight impotr dan dapat mengetahui bagaimana tanggung
jawab eksportir dalam sistem CIF

Book Chapter Ekspor Impor 74


PEMBAHASAN

NILAI BARANG SESUAI INCOTERM


Sebagian besar dari anda yang berbisnis di bidang impor ekspor barang pasti
sudah akrab dengan istilah incoterms. Incoterms sendiri sebenarnya adalah istilah
yang sangat umum digunakan dalam perdagangan di dunia internasional. Sebelum
anda menjadi seorang pebisnis yang anda, pastinya anda harus menguasai bisnis
yang anda jalankan secara komprehensif. Hal paling mendasar yang harus anda
ketahui adalah mulai dari bagaimana anda mengurus suatu izin usaha hingga
memahami berbagai istilah yang melekat di dalam dokumen usaha tersebut. Selain
itu, setiap eksportir dan importir juga harus mengetahui berbagai
istilah incoterms agar lebih mudah dalam melakukan kegiatan bisnis. Berikut ini
adalah penjelasan tentang incoterms yang telah kita rangkum secara lengkap untuk
anda.

Incoterms Adalah
Diambil dari asal katanya, incoterms adalah singkatan dari kata international
commercial terms. Jadi, jika diartikan dari asal katanya, maka arti
kata incoterms adalah sebagai berikut:

 International : internasional atau antar negara.


 Commercial : bentuk perdagangan atau yang berkaitan dengan perdagangan.
 Terms : kata jamak dari term yang artinya istilah-istilah

Incoterms sendiri mencakup berbagai hal yang erat kaitannya dengan jual beli
internasional, mulai dari pertanggungjawaban atas setiap kegiatan ekspor dan impor,
pengiriman barang, serta penanggungan biaya, dll. Selain itu, penggunaan biaya ini
juga erat kaitannya dengan pencatatan akuntansi perusahaan. Untuk itu, pemahaman
terhadap istilah incoterms juga harus dimengerti oleh para akuntan yang bekerja di
perusahaan ekspor dan impor barang.
Tujuan Dibuatnya Incoterms Adalah
Incoterms sendiri dibuat agar bisa meminimalisir berbagai bentuk
kesalahpahaman yang kerap terjadi antara pihak penjual dan pembeli. Hal tersebut
dikarenakan perdagangan internasional akan melibatkan berbagai pihak penjual dan
pembeli yang berasal dari berbagai negara dengan bahasa yang berbeda-beda.
Jadi, secara umum tujuan incoterms adalah:

1. Untuk bisa mengatur hak dan kewajiban yang sudah selayaknya ditanggung
oleh pihak eksportir dan importir yang melakukan transaksi perdagangan
internasional

Book Chapter Ekspor Impor 75


2. Guna memberikan pilihan ketentuan pengiriman untuk pihak importir dan
eksportir.
3. Guna mengurangi kesalahan interpretasi ataupun kesalahpahaman tanggung
jawab yang terjadi antara pihak eksportir dan juga pihak importir.

Selain itu, istilah yang termuat dalam incoterms juga akan berdampak pada
pembukuan bisnis. Dengan menggunakan istilah yang ada pada incoterms, maka
laporan pun akan menjadi lebih mudah dibaca dan juga dipahami.
Apa Saja Incoterms yang Digunakan?
Saat ini, incoterms yang berlaku adalah incoterms 2010, yang merupakan
pembaharuan dari incoterms 2000. Meskipun begitu, incoterms 2000 juga masih
berlaku dengan catatan harus bisa ditulis secara jelas di dalam perjanjian kontrak.
Bentuk validitas incoterms hanya akan berlaku apabila disebutkan dalam kontrak
penjualan ataupun perjanjian tertulis yang sebelumnya memang sudah disepakati.
Jadi, setidaknya ada tiga poin penting yang bisa diatur dalam incoterms 2010, yakni:

Risk : adalah bentuk pembagian ataupun pengalihan risiko antara pihak penjual dan pembeli.
 Cost : adalah bentuk pembagian atau pengalihan biaya pengiriman barang
 Responsibilities : adalah bentuk pengaturan tanggung jawab terhadap barang
ketika dikirimkan.

Selain itu, pada incoterms 2010 juga terdapat dua kategori utama, yaitu transportasi
umum dan transportasi laut, dimana masing-masing diantaranya terdiri dari 11 istilah.
Tujuh istilah untuk transportasi umum, dan 4 istilah untuk transportasi laut
Terdapat 2 kategori umum pada Incoterms 2010, yaitu transportasi umum (darat, laut,
udara, rel) dan transportasi laut (khusus laut saja), yang terdiri dari 11 istilah, dimana
7 istilah berlaku secara umum, dan 4 istilah yang berlaku khusus untuk pengiriman
melalui transportasi air.
Istilah-Istilah dalam Incoterms
Ex Works (EXW) Incoterms Adalah

Jika di dalam dokumen perdagangan internasional anda terdapat istilah EXW


atau ex works, maka itu artinya pihak penjual yang akan menentukan lokasi ataupun
tempat pengambilan barang yang akan anda beli. Sebagai pembeli, anda juga
memiliki tanggung jawab pada biaya pengangkutan dan juga biaya bongkar muat
serta biaya lainnya yang berpotensi ada ketika dilakukan pengiriman barang.
Carriage Paid To (CPT) Incoterms Adalah

CPT atau carriage paid to dalam incoterms adalah pihak penjual lah yang akan
menanggung seluruh biaya, dari mulai barang dikirim, hingga sampai di tujuan
pembelinya. Dalam hal ini, pihak penjual hanya memiliki tanggung jawab ketika
barang sudah diserahkan kepada pihak ekspedisi atau karir.
Delivered Duty Paid (DDP)

Book Chapter Ekspor Impor 76


Arti dari delivered duty paid adalah pihak penjual lah yang akan mengirim
barang hingga tujuan dan penjual lah yang akan menanggung seluruh biaya tersebut,
termasuk biaya asuransi dan juga seluruh biaya lain yang harus dibayar, seperti biaya
pajak, cukai, impor, dll. Dalam hal ini, pihak penjual juga nantinya akan mengurus
surat izin guna mendatangkan barang yang berasal dari pihak pembeli.
Free Carrier (FCA)

FCA atau free carrier artinya pihak penjual akan bertanggung jawab terhadap
perizinan ekspor sampai menyerahkannya pada pihak kurir atau ekspedisi di tempat
pelabuhan yang sebelumnya sudah disepakati bersama.
Dalam hal ini, pihak pembeli hanya perlu membayar biaya pengiriman dan tugas serta
tanggung jawab penjual akan selesai ketika pihak pembeli sudah menerima barang di
pelabuhan.
Delivered at Terminal (DAT) Incoterms Adalah

Istilah delivered at terminal (DAT) mengacu pada pihak penjual lah yang akan
melakukan seluruh pembayaran yang erat kaitannya dengan biaya pengiriman pada
suatu produk sehingga dilakukannya pembongkaran di pelabuhan tujuan. Setelah
barang-barang tersebut dibongkar di pelabuhan, maka pihak penjual sudah tidak lagi
memiliki tanggung jawab pada barang tersebut.
Carriage and Insurance Paid To (CIP)

Carriage and insurance paid to atau CIP adalah pihak penjual wajib membayar
asuransi kargo dan juga risiko kerusakan serta kehilangan barang ketika diantar. CIP
juga mengharuskan pihak pembeli untuk mampu melakukan export clearance, yaitu
serangkaian proses dokumen administratif dan pajak untuk diselesaikan untuk
melakukan ekspor dan impor barang.
Delivered at Place (DAP)

Delivered at Place atau DAP incoterms adalah suatu istilah yang lebih berfokus
pada tanggung jawab penjual untuk mampu mengatur dan juga memproses
pengantaran barang sampai pada tempat yang sebelumnya sudah bersama
disepakati.
Free on Board (FOB) Incoterms Adalah

Istilah berikutnya adalah free on board atau FOB. FOB artinya pihak penjual
lah yang akan melakukan seluruh surat perizinan ekspor sampai barang yang sudah
dipesan dimuat pada kapal pengirim. Biaya yang ada setelahnya akan ditanggung
oleh pihak pembeli.
Free Alongside Ship (FAS)

Free Alongside Ship atau ship adalah pihak penjual mempunyai tanggung
jawab hingga produk yang dipesan oleh pihak pembeli tiba di pelabuhan
keberangkatan dan sudah siap untuk didekati kapal pengeruk untuk proses pemuatan.
Biaya lain yang akan muncul setelah kegiatan tersebut harus dibayar oleh pihak
pembeli. Istilah ini juga hanya akan digunakan pada transportasi air.

Book Chapter Ekspor Impor 77


Cost and Freight (CFR)

CFR merujuk pada pihak penjual yang akan membayar seluruh biaya yang bisa
muncul dari mulai barang dikirim hingga tiba di pelabuhan. Setelahnya, biaya yang
akan muncul akan ditanggung oleh pihak pembeli.
Cost, Insurance and Freight (CID)

Pada dasarnya, istilah CIF ini hampir sama dengan CFR. CIF ini akan
memungkinkan pihak penjual untuk mampu melakukan seluruh tanggung jawab
sampai barang tiba di pelabuhan dan sudah siap untuk dimuat. Selain itu, pihak
penjual juga wajib membayar asuransi terhadap barang yang dipesan.
FREIGHT

Perdagangan internasional yang mana saat ini sudah semakin berkembang


ternyata berdampak pada arus keluar-masuknya barang yang juga berputar dengan
semakin pesat. Tak hanya perusahaan-perusahaan besar saja yang melakukan
kegiatan ekspor dan impor, melainkan perorangan pun kini telah banyak melakukan
kegiatan tersebut. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ekspor dan impor ini ternyata
tidak hanya bisa dilakukan oleh dua orang saja, melainkan harus melibatkan banyak
pihak mulai dari perusahaan, bea cukai, bank, pelabuhan, dan lain sebagainya Salah
satu hal penting yang harus diketahui oleh para penjual dan pembeli dalam proses
impor-ekspor ini adalah mengenai ongkos angkut atau ongkos kirim barang yang
sering dikenal dengan biaya freight. Berikut beberapa uraian tentang pengertian biaya
freight dan perbedaannya dengan Free On Board (FOB).
Pengertian Biaya Freight Impor dan Ekspor

Freight Costs atau yang sering dikenal dengan istilah ongkos angkut atau
ongkos kirim adalah biaya pengeluaran (expenditure) untuk memindahkan barang dari
gudang penjual menuju gudang pembeli.
Biaya freight atau ongkos angkut ini akan dibebankan oleh pihak pengangkutan
barang baik darat, udara, maupun laut atas jasa pengangkutan barang dari negara
eksportir hingga barang tersebut sampai dengan selamat di negara dan tempat tujuan
importir. Dalam metode pembayarannya, ada istilah yang sangat umum digunakan di
dunia bisnis impor dan ekspor, yaitu Cost, Insurance, dan Freight yang disingkat
menjadi CIF. Di dalam cara pembayaran CIF ini, eksportir memiliki tanggung jawab
penuh dalam proses pengadaan barang kepada pelanggan. Sebagaimana namanya,

Book Chapter Ekspor Impor 78


dalam CIF eksportir memiliki kewajiban membayarkan biaya perjalanan mulai awal
pengiriman hingga sampai di pelabuhan negara tujuan. Selain itu, penjual juga harus
menanggung biaya pengangkutan muatan dan biaya asuransi barang. Tak hanya
itu,eksportir juga harus menanggung resiko kehilangan dan kerusakan barang.
Mengingat besarnya tanggung jawab eksportir dalam sistem CIF, ini juga berarti
bahwa harga yang harus dibayarkan importir terhadap barang yang dibelinya akan
lebih besar karena semua biaya penanganan tersebut sudah disertakan pada harga
barang yang dibeli oleh importir. Meski demikian, penerapan CIF tentunya memiliki
sebuah kelebihan tersendiri. Meskipun harga yang dibayarkan oleh importir akan lebih
banyak, tetapi sistem ini bisa mempermudah importir karena tidak lagi harus
memikirkan ongkos kirim dan asuransi barang, serta segala prosedur yang
menyertainya. Maka dari itu, tidak bisa dipungkiri jika CIF menjadi sebuah cara yang
lumayan efektif dan banyak diminati oleh importir dalam sebuah transaksi jual beli
barang impor-ekspor termasuk oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia.
Dalam sistem CIF (Cost, Insurance, and Freight), ada beberapa hal dasar yang
menjadi kewajiban eksportir sebagai pemegang tanggung jawab paling besar.
Beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan oleh para eksportir diantaranya:

 Eksportir harus menyediakan barang sesuai dengan perjanjian dalam kontrak


 Eksportir harus mengurus semua pengemasan barang sesuai standar
pengangkutan laut atau udara dan memastikan barang tersebut aman selama
masa pengiriman
 Eksportir harus mengurus semua perizinan ekspor termasuk pengamanan dan
kepabeanan
 Eksportir harus mengurus proses hingga barang masuk ke kapal
 Eksportir harus mengurus proses pembayaran premi asuransi barang

Melihat besarnya tanggung jawab dari eksportir dalam sistem CIF ini, maka
sangat penting bagi eksportir untuk memperhitungkan kesiapannya jika ingin
mengambil sistem ini. Kesiapan tersebut seperti yang berkaitan dengan alat angkut
dan asuransi. Jangan sampai perjanjian CIF yang sudah disepakati tidak bisa
terpenuhi karena alasan ketidaksiapan pihak eksportir sehingga hal tersebut dapat
mendatangkan kerugian bagi kedua belah pihak.

Book Chapter Ekspor Impor 79


Jenis-Jenis Bea Masuk dan Pajak Bea Cukai 2021

Bea Masuk adalah pungutan atau bea dari barang impor yang dipungut oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan RI. Aturan
mengenai Bea Masuk barang impor ini tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor
17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 10/1995 tentang Kepabeanan. Berikut
ini jenis-jenis bea masuk barang impor berdasarkan BAB IV Undang-Undang
Kepabeanan:

Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP)

Jenis Bea Masuk Tindakan Pengamanan atau BMTP ini disebut


juga safeguard, yakni bea masuk yang dikenakan pada barang impor, di mana jenis
barang tersebut sudah kebanyakan diimpor.BMPT dilakukan untuk melindungi industri
dalam negeri dari barang sejenis yang mengalami kerugian serius.

Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD)

Sedangkan jenis Bea Masuk Anti Dumping atau BMAD dikenakan pada barang
impor yang ditetapkan sebagai barang dumping. Barang dumping adalah barang yang
harganya lebih murah dibanding barang sejenis di dalam negeri. BMAD dilakukan
untuk melindungi industri dalam negeri supaya tidak kalah saing.

Bea Masuk Pembalasan (BMP)

Jenis Bea Masuk Pembalasan atau BMP adalah Bea Masuk yang dikenakan
pada barang impor yang berasal dari negara yang memperlakukan barang-barang
ekspor Indonesia secara diskriminatif.

Bea Masuk Imbalan (BMI)

Jenis Bea Masuk Imbalan atau BMI ini dikenakan pada barang impor, yang
ditemukan adanya subsidi dari pemerintah di negara pengekspor.Dengan begitu,
pengenaan Bea Masuk Imbalan atau BMI ini ditujukan untuk melindungi industri dalam
negeri dari barang yang sama.

Book Chapter Ekspor Impor 80


Setiap Negara Punya Kebijakan Bea Masuk dan Pajak Impor

Bukan hanya Indonesia, hampir di setiap negara di dunia mengenakan barang


impor sebagai objek pajak. Di Indonesia, jenis pajak impor ini tertuang dalam Pajak
Dalam Rangka Impor (PDRI) dan Bea Masuk.PDRI terdiri dari:

 (Pajak Penghasilan) PPh Pasal 22 impor

 PPN (Pajak Pertambahan Nilai)

 PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah)


PENUTUP
KESIMPULAN
Incoterms atau International Commercial Terms merupakan seperangkat tiga huruf yang
menjelaskan istilah-istilah digunakan dalam perdagangan internasional. Kumpulan istilah ini
dibuat oleh International Chamber of Commerce (Kamar Dagang Internasional). penawaran
harga pada empat istilah Incoterms yang umum dipakai (EXW, FOB, CFR, dan CIF).
Freight adalah biaya pengangkutan yang harus dikeluarkan untuk mengirim barang impor
ke tempat tujuan (pelabuhan tujuan).Biaya Freight atau ongkos angkut ini ditanggung oleh
pengangkut barang, baik darat, udara maupun laut, untuk pelayanan pengangkutan barang
dari negara pengekspor sampai dengan barang tersebut tiba dengan selamat di negara
pengimpor dan tujuan. Asuransi yang memberikan perlindungan kepada Tertanggung
(Eksportir) atas risiko tidak diterimanya sebagian atau seluruh pelunasan tagihan ekspor
dari Importir yang disebabkan resiko komersial atau resiko politik.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/putriLaila/makalah-ekspor-impor-pengenalan
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Asuransi\
https://keuangan.kontan.co.id/news/transaksi-ekspor-impor-di-tiga-bank-besar-makin
besar/?page=2
https://askrindo.co.id/asuransi-pengangkutan
https://www.beacukai.go.id/arsip/pab/nilai-pabean.html
https://askrindo.co.id/asuransi-pengangkutan

Book Chapter Ekspor Impor 81


9

PROSES DAN PROSEDUR EKSPOR


Kelompok 7

Jurusan Manajemen, Universitas Islam Malang

PENDAHULUAN

Kegiatan ekspor adalah kegiatan menjual barang/jasa dari daerah pabean sesuai peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku. Daerah pabean adalah seluruh wilayah nasional dari
suatu negara dimana dipungut bea masuk dan bea keluar untuk semua barang yang melewati
batas-batas wilayah itu kecuali bagian tertentu yang tegas berdasarkan undang-undang
dinyatakan sebagai wilayah diluar wilayah pabean. Dalam pelaksanaan kegiatan ekspor, baik
dalam hal ekspor biasa atau Reekspor tidak terlepas dari standar operasional prosedur,
masalah yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan ekspor, adalah tidak melakukan timbangan
barang yang akan diekspor, sehingga mengakibatkan tidak adanya respon dari kantor
Pelayanan Bea Cukai, yang kemudian mengirim surat Notul (Nota Pembetulan).

Pelaksanaan kegiatan ekspor dapat dikatakan telah dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Akan tetapi masih ada hal-hal yang perlu untuk diperbaiki,
contoh penyebab terjadinya permasalahan yang ada di pengiriman barang ekspor adalah
operator pelaksana kegiatan ekspor tidak mengikuti prosedur yang ada dalam pelaksanaan
kegiatan ekspor, serta keterbatasan fasilitas alat timbang barang yang ada di Department
Procurement.

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana proses dan prosedur ekspor?

Bagaimana proses pengapalan barang oleh eksportir?

Bagaimana proses penguangan dokumen oleh eksportir ke bank devisa?

TUJUAN

Untuk mengetahui bagaimana proses dan prosedur ekspor

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses pengapalan barang oleh
eksportir

Book Chapter Ekspor Impor 82


PEMBAHASAN

A. Proses Pengapalan Barang oleh Eksportir

Output penting dari proses pengapalan ini adalah dokumen pengapalan,


yang merupakan bukti bahwa eksportir telah mengirimkan barang pesanan importir
sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam L/C. Proses pengapalan meliputi:

● Eksportir akan menerima L/C advice sebagai acuan untuk mengirimkan barang.
Bersamaan, eksportir akan melakukan shipment booking kepada shipping
company sesuai dengan term yang disebutkan dalam sales contract

● Setelah itu, eksportir harus mengurus kewajiban Pemberitahuan Ekspor Barang


(PEB) di pihak Bea dan Cukai di pelabuhan muat. Sejalan dengan itu, eksportir
juga harus menyampaikan hal lain seperti pembayaran pajak ekspor (PE) dan
Pajak Ekspor Tambahan (PET) di advising bank

● Shipping company akan memuat barang dan menyerahkan bukti penerimaan


barang, kontrak angkutan, bukti kepemilikan barang (bill of lading) serta
dokumen pengapalan lainnya jika ada kepada eksportir. Kemudian, eksportir
akan mengirimkannya kepada advising bank untuk diteruskan ke opening bank

● Shipping company akan mengangkut barang tersebut ke pelabuhan tujuan yang


disebutkan dalam Bill of Lading (B/L). Importir akan menerima dokumen
pengapalan jika kewajiban pembayaran kepada opening bank sudah dilakukan

● Selanjutnya dokumen pengapalan ini digunakan untuk mengurus import


clearance dengan pihak bea cukai di pelabuhan dan mengambil barang muatan
di shipping company

● Shipping agent akan menyerahkan barang kepada importir jika biaya jasa
shipping agent telah dilunasi.

Dalam proses pengapalan barang, salah satu tugas eksportir adalah


membenahi barang-barang yang akan dikapalkan sehingga pada saatnya tiba
untuk pengapalan barang siap untuk di ekspor. Berikut ini adalah pembenahan
yang harus dilakukan eksportir :

1. Pembenahan Administratif

Yaitu melengkapi barang tersebut dengan dokumen-dokumen yang


diharuskan, seperti :

Book Chapter Ekspor Impor 83


a. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang disahkan oleh bank devisa dan
bea cukai.

b. Surat Keterangan Negara Asal (SKA) yang disahkan oleh Kantor Wilayah
Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

c. Inspection Cerificate yang dikeluarkan oleh surveyor yang telah ditunjuk.

d. Dan dokumen lain yang diminta oleh pembeli.

2. Pembenahan Fisik

Yaitu kelengpakan barang-barang dengan :

a. Pengepakan (packing) yang termasuk layak laut (seaworthy packing).

b. Logo yang jelas (trademark).

c. Petunjuk pemasangan atau penggunaan barang (Instruction manual).

Setelah barang-barang siap ekspor, maka tugas selanjutnya adalah


menyerahkan barang-barang itu kepada pengangkut. Pengangkut selanjutnya
bertanggung jawab mengangkut dan menyerahkan barang kepada pembeli sesuai
dengan kontrak angkutan yang telah dibuat antara eksportir atau shipper dengan
perusahaan pelayaran.

Shipper adalah eksportir atau pemilik barang (cargo owner) yang


memerlukan ruangan kapal untuk mengirimkan barang-barangnya kepada pembeli
menghubungi salah satu perusahan pelayaran via telepon. Atau bisa juga dengan
lisan maupun tertulis atau dengan perantara petugas canvasser dari perusahaan
pelayaran yang selalu berkunjung mencari muatan pada shipper dan calon-
calon shipper. Biasanya urusan pembukuan ruangan (booking space) ini diurus oleh
bagian operasi muatan keluar dari perusahaan pelayaran. Data muatan yang
nantinya diberitahukan oleh shipper adalah :

1. Jenis dan jumlah muatan.

2. Pelabuhan tujuan yang diinginkan lengkap dengan pelabuhan alternatif (option).

3. Tanggal pengapalan barang yang diharapkan (estimated time of departure).

4. Keterangan lain yang diperlukan oleh perusahaan pelayaran, seperti berat dan
volume muatan.

Dengan informasi dari shipper, maka perusahaan pelayaran biasanya


memberitahukan sailing schedule atau jadwal perjalanan kapal kepada shipper atau
pemilik barang. Biasanya bisa dilihat melalui iklan di surat kabar mengenai

Book Chapter Ekspor Impor 84


kedatangan kapal.

Selanjutnya pihak pelayaran memberikan konfirmasi mengenai pembukuan


muatan dengan cara :

1. Memberitahukan nama kapal.

2. Tanggal terakhir menerima muatan (closing date).

3. Memastikan tanggal perkiraan pemberangkatan (ETD).

4. Menyerahkan blanko formulir resi mualim (mate’s receipt) atau resi


gudang (dock’s receipt) untuk di isi oleh shipper.

5. Menyerahkan blanko formulir bill of landing untuk di isi oleh shipper.

B. Proses Penguangan Dokumen oleh Eksportir ke Bank Devisa

Dalam kegiatan ekspor, eksportir akan melakukan proses penguangan


dokumen kepada pihak bank devisa dengan cara :

● Setelah menerima B/L dari shipping company, eksportir akan menyiapkan


semua keperluan dokumen lain yang disyaratkan dalam L/C seperti invoice,
packing list, sertifikasi mutu, Surat Keterangan Negara Asal (SKA) dan lain
sebagainya. Semua dokumen tersebut akan diserahkan kepada negotiating
bank, dalam hal ini adalah advising bank, yang ditentukan dalam L/C untuk
memperoleh pembayaran atas L/C

● Negotiating bank akan memeriksa kelengkapan dan keakuratan dokumen


pengapalan yang dikirimkan eksportir. Jika cocok dengan syarat dalam L/C
maka negotiating bank akan melakukan pembayaran sesuai tagihan eksportir

● Negotiating bank akan mengirimkan dokumen pengapalan kepada opening bank


untuk mendapatkan pelunasan pembayaran (reimbursement) atas pembayaran
kepada eksportir

● Opening bank, akan memeriksa kelengkapan dan keakuratan dokumen


pengapalan. Jika cocok dengan yang syarat dalam L/C maka opening bank akan
memberikan reimbursement kepada negotiating bank

● Opening bank selanjutnya memberitahukan penerimaan dokumen pengapalan


kepada importir. Importir lalu melunasi dokumen tersebut guna mendapatkan
dokumen pengapalan yang berfungsi untuk mengambil barang pesanan dari
shipping agent dan bea cukai setempat.

Book Chapter Ekspor Impor 85


C. Para Pelaku Ekspor dan Dokumennya

Dalam kegiatan ekspor impor ada beberapa pelaku terjadinya kegiatan


tersebut. Adapun para pelaku kegiatan ekspor adalah sebagai berikut:

1. Eksportir. Eksportir adalah orang atau perusahaan yang berperan sebagai


produsen yang memproduksi barang untuk dijual ke luar negeri.

2. Importir. Orang atau perusahaan yang berperan sebagai pembeli di luar negeri.

3. Bank. Merupakan lembaga keuangan yang dapat memberikan jasa perkreditan


atau meminjamkan dana kepada eksportir maupun importir.

4. Depperindag. Adalah lembaga pemerintahan yang mengatur dan menerbitkan


suratsurat yang merupakan syarat kegiatan ekspor, seperti PEB dan SKA (Surat
keterangan asal) atau certificate of origin (COO).

5. Freight Forwarder. Adalah badan usaha yang bertujuan untuk memberikan jasa
pelayanan atau pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi
terlaksananya pengiriman.

6. Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL). EMKL adalah usaha pengurusan


dokumen dan muatan yang akan diangkut melalui kapal atau pengurusan
dokumen dan muatan yang berasal dari kapal.

7. Perusahaan asuransi. Adalah perusahaan yang bergerak di bidang


pertanggungan. Dalam kegiatan ekspor ini, perusahaan ini menanggung risiko
keselamatan barang dari eksportir sampai dikirim kepada pihak importir.

8. Bea Cukai. Adalah lembaga pemerintahan yang bertugas untuk memeriksa


barang-barang yang melewati daerah pabean dan memungut biaya atas barang-
barang yang akan diekspor.

Adapun badan usaha yang khusus bergerak di bidang perdagangan ekspor


adalah sebagai berikut:

1. Confirming house. Confirming house adalah perusahaan setempat yang


didirikan berdasarkan hukum setempat, tetapi bekerja atas perintah dan untuk
kepentingan kantor induknya yang berada di luar negeri.

2. Export Merchant. Export Merchant atau pedagang ekspor adalah badan usaha
yang diberi izin oleh pemerintah dalam bentuk surat pengakuan eksportir dan
diberi kartu Angka Pengenal Ekspor (APE) serta diperkenankan melaksanakan
ekspor komoditas yang dicantumkan dalam surat pengakuan itu.

Book Chapter Ekspor Impor 86


3. Export Agent. Export Agent atau agen ekspor adalah suatu badan usaha yang
membuat sesuatu ikatan perjanjian dengan produsen suatu komoditas tertentu
untuk melaksanakan ekspor komoditi itu untuk dan atas nama produsen.
Bedanya dengan Export Merchant adalah bahwa Export Merchant bekerja atas
biaya dan risiko sendiri, sedangkan Export Agent bertindak atas nama produsen
dengan hanya mendapatkan sekadar handling fee. Karena itu Export Agent juga
disebut juga sebagai Handling Export.

4. Trading House. Treding House atau Wisma Dagang adalah perusahaan


dagang besar ekspor-impor.Bila suatu perusahaan dapat mengembangkan
ekspornya tidak lagi terbatas pada satu atau dua komoditi, tetapi sudah aneka
komoditas, maka eksportir demikian disebut General Exportersatau eksportie
umum. Bila perusahaan Genral Expoerters ini juga bertindak sebagai General
Importers atau importir umum, maka perusahaan itu disebut Trading House atau
Wisma Dagang.

5. Producer Exporter. Istilah produsen eksportir hanya populer di Indonesia


karena fasilitas yang diberikan kepada produsen Indonesia, khususnya
produsen industri untuk ekspor.Pola integrasi antara produsen dengan
perdagangan (eksportir) inilah yang menjadi cikal-bakal berkembangnya
konglomerasi di Indonesia.

6. Joint Marketing Board. Joint Marketing Board atau badan pemasaran bersama
adalah suatu organisasi yang didirikan oleh eksportir sejenis dengan tujuan
bersama-sama menentukan kebijakan ekspor komoditas tertentu, baik mengenai
kebijakan harga, penentuan kuota, pembagian pasar, serta kebijakan lain untuk
memperkuat posisi tawar-menawar (bargaining position) selaku eksportir di
pasar internasional.

7. Joint Venture Company. Joint Venture Comapany atau perusahaan patungan


didirikan oleh pengusaha nasional dengan bekerja sama dengan pengusaha
asing yang bertujuan untuk memproduksi barang-barang untuk ekspor.

8. Counter Trade. Counter Trade atau Counter Purchase adalah transaksi imbal
beli, yaitu sesuatu sistem perdagangan imbal balik antara dua negara.Suatu
negara yang menjual suatu komoditi kepada negara lain diwajibkan untuk
membeli pula komoditas dari negara tersebut.

Dokumen-dokumen Ekspor & Impor

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, dokumen ekspor impor terdiri dari
2 macam, yakni dokumen utama dan dokumen tambahan. Mari simak
selengkapnya di bawah ini:

a. Dokumen Utama

Book Chapter Ekspor Impor 87


Dokumen utama adalah dokumen yang sifatnya wajib dimiliki dalam
setiap transaksi ekspor yang akan dan sedang berlangsung. Berikut ini ragam
dokumen utama pada kegiatan ekspor impor:

1. Invoice/Faktur

Dokumen pertama dan harus dimiliki adalah invoice/faktur. Dokumen


ini berguna sebagai bukti transaksi atau penagihan. Dokumennya akan
dibuat oleh eksportir untuk importir. Faktur dalam kegiatan ekspor impor ada
3 jenis, di antaranya:

● Proforma Invoice

● Commercial Invoice

● Consular Invoice

Bicara tentang faktur tentu berkaitan erat dengan pelaporan faktur


pajaknya, bukan? Prosesnya yang kompleks dan regulasi yang cukup
membingungkan terkadang membuat Anda bingung melakukannya. Jangan
khawatir karena OnlinePajak menawarkan solusi layanan e-Faktur dengan
proses digitalisasi pengelolaan faktur secara elektronik melalui satu aplikasi
terintegrasi.

Proses pengiriman banyak invoice dan faktur pajak bisa terjadi


sekaligus hanya dalam hitungan detik. Platform digital OnlinePajak
memberikan kemudahan untuk mengetahui penerimaan invoice dan faktur
pajak secara elektronik, salah satunya dengan mendapatkan tanda bukti
otomatis saat klien telah menerima dan mengakses invoice dan faktur pajak.

2. Packing List

Dokumen ini berisikan rincian spesifikasi barang ekspor sesuai


dengan invoice. Fungsi dokumen yang dibuat oleh eksportir ini adalah untuk
memudahkan Anda mengetahui isi barang dalam kontainer bila terdapat
pemeriksaan. Dokumen ini bisa dikatakan pula sebagai surat jalan yang
dipakai ketika melakukan pengiriman barang di dalam Indonesia.

Dalam dokumen packing list, setidaknya memuat informasi berikut:

● Nama barang

● Nomor dan tanggal packing list

● Jumlah kemasan (seperti pack, pieces, ikat, karung, dll)

● Berat bersih

Book Chapter Ekspor Impor 88


● Berat kotor

3. Bill of Lading (B/L) atau Air Waybill

Bill of lading adalah bukti pengiriman barang atau dapat juga diartikan
sebagai tanda terima yang dibuat oleh shipping company untuk eksportir. B/L
ini akan dikeluarkan setelah kapal berangkat dari Indonesia. Selain itu, B/L
dapat pula digunakan sebagai kepemilikan barang, artinya eksportir yang
memegang B/L adalah pemilik dari barang yang disebutkan dalam dokumen
tersebut. Hal itulah yang menjadi alasan dokumen ini adalah surat berharga
yang perlu disimpan dengan baik oleh eksportir.

4. Polis Asuransi

Dokumen ini sangat dibutuhkan sebagai surat bukti penanggungan


yang diterbitkan perusahaan asuransi untuk menjamin keselamatan atas
barang yang dikirim, atas permintaan eksportir maupun importir.

Dokumen ini berisi berbagai jenis risiko yang diasuransikan, pihak


mana yang meminta asuransi, dan kepada siapa klaimnya akan dibayarkan.
Adanya dokumen ini bisa meminimalisir kerugian dari kedua belah pihak.

5. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)

Dokumen ini adalah surat pemberitahuan yang dibuat eksportir


kepada kantor Bea dan Cukai. Secara umum, prosedur pengurusan PEB,
sebagai berikut:

● Barang yang akan diekspor diberitahukan ke kantor Bea Cukai dengan


mengisi PEB.

Melakukan pendaftaran PEB paling cepat 7 hari sebelum tanggal


perkiraan pengiriman ekspor dan paling telat sebelum barang masuk
Kawasan Pabean. Biasanya pendaftaran ini disertai dengan Nomor Induk
Perusahaan (NIPER) dan dokumen pelengkap, seperti: faktur, packing
list, bukti bayar Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), bukti bayar
bea keluar (untuk barang ekspor yang dikenakan bea keluar), dan
dokumen lain dari instansi teknis terkait.

● Membayar pajak ekspor secara lunas jika barang dikenakan pajak


ekspor.

PEB ini dijadikan dasar pemeriksaan sesuai barang yang diekspor saat
berhadapan dengan petugas Bea dan Cukai. Hati-hati, karena kesalahan

Book Chapter Ekspor Impor 89


dalam pengisian PEB bisa dianggap penyimpangan secara sengaja.

6. Shipping Instruction

Shipping instruction adalah dokumen yang dibuat/diberikan oleh


eksportir kepada forwarder atau shipping company untuk melakukan booking
pada container dan ruang di transportasi yang digunakan seperti
kapal/pesawat. Dokumen ini biasanya dapat diberikan atau dikirim melalui
surel (e-mail).

Dokumen Tambahan

Seperti yang sudah dikatakan, terdapat banyak dokumen terkait ekspor dan
impor. Selain dokumen utama atau wajib, ada pula dokumen pendukung yang perlu
Anda ketahui. Biasanya dokumen tambahan ini lebih diperlukan berdasarkan
regulasi yang berlaku di negara tujuan. Untuk beberapa produk tertentu, dokumen-
dokumen tambahan ini pun diperlukan bagi regulasi di Indonesia.

Berikut ini jenis dokumen tambahan yang dibutuhkan dalam rangka kegiatan
ekspor impor:

1. Surat Keterangan Asal (SKA) atauCertificate of Origin (COO)

Dokumen ini berisi keterangan bahwa barang yang diekspor berasal dari
Indonesia. SKA akan dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian&Perdagangan
(Disperindag) Kabupaten/Kota/Provinsi. SKA/COO berfungsi untuk importir agar
memperoleh keringanan bea masuk di negaranya hingga 0% tergantung dengan
kebijakan dari produknya sendiri. Akan tetapi, manfaat ini hanya akan berfungsi
dengan negara yang telah menjalin kesepakatan kerjasama perdagangan
dengan Indonesia dalam Free Trade Agreement.

2. Certificate of Analysis (COA)

Dokumen ini adalah file yang berisi hasil analisis dari produk yang
diekspor. Isi Analisisnya pun dapat disesuaikan dengan permintaan si importir.
Namun, secara umum isinya sesuai dengan standar wajib regulasi dari negara
tujuan atau standar umum yang berlaku. Dokumen COA biasanya diperlukan
untuk produk hasil industri kimia atau pertanian. Oleh karena itu, dokumen ini
biasanya dapat diminta dari pihak produsen yang diurus secara langsung oleh
eksportir melalui laboratorium independen yang sudah terakreditasi.

3. Phytosanitary Certificate

Sertifikat fitosanitari adalah dokumen yang dibutuhkan pada produk

Book Chapter Ekspor Impor 90


pertanian seperti rempah, buah segar, dan sebagainya. Fungsi dari dokumen ini
adalah untuk menjamin bahwa produk yang diekspor terbebas dari jamur,
kuman, dan bakteri. Selain untuk produk pertanian dokumen ini pun diperlukan
pada produk hewani.

4. Sertifikat Fumigasi

Sertifikat ini dikeluarkan oleh perusahaan fumigasi sebagai penjelasan


bahwa barang ekspor yang bersangkutan telah difumigasi sesuai standar yang
berlaku. Proses fumigasi sendiri berguna untuk mengamankan barang yang
akan diekspor ke negara tujuan dari hama atau rayap selama masa pengiriman.

5. Sertifikat Veteriner

Fungsi dari sertifikat ini adalah sebagai jaminan keamanan pangan untuk
produk ekspor pangan dan non-pangan asal hewan. Dokumen ini dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian
Pertanian.

6. Keterangan Timbangan (Weight Note)

Sesuai namanya, dokumen ini berisikan rincian berat dari setiap kemasan
barang sesuai yang tertera dalam faktur. Keterangan timbangan ini pada
prinsipnya harus sama dengan yang tertera pada L/C. Dokumen ini cukup
penting karena untuk mempersiapkan alat-alat pengangkut pada parang pada
saat pemeriksaan.

7. Daftar Ukuran (Measurement List)

Seperti namanya, dokumen ini berisi rincian dari ukuran dan takaran pada
setiap kemasan barang, seperti panjang, tebal, volume, hingga diameternya.
Sama seperti keterangan timbangan, isi dari keterangan dokumen ini haruslah
sama dengan yang ada pada L/C. Dokumen ini pun berguna untuk menghitung
biaya pengiriman.

Selain dokumen di atas, ada beberapa dokumen tambahan atau


pelengkap lainnya. Namun, dokumen ini tergantung pada kebutuhan setiap yang
bersangkutan dalam proses ekspor-impor ini. Kebutuhan dokumen tambahan
harus betul-betul ditanyakan dengan importir karena masing-masing memiliki
regulasi dan kebutuhan permintaan yang berbeda

D. Bagan Prosedur Ekspor

Book Chapter Ekspor Impor 91


Proses perdagangan ekspor terdiri dari 4 bagian :

1. PROSES TERJADINYA KONTRAK DAGANG EKSPOR

● Dimulai oleh eksportir dg cara mempromosikan komoditi yg akan diekspor


kpd calon importir di luar negeri

● Dilakukan dg mengajukan penawaran harga

● Diakhiri dg penandatanganan sales contract oleh kedua belah pihak


eksportir dan importer

2. PROSES PEMBUKAAN L/C

● Importir mengajukan aplikasi permintaan pembukaan L/C kpd mitra bank


devisanya

● Eksportir menerima pemberitahuan pembukaan L/C

3. PROSES MEMPERSIAPKAN DAN MENGIRIMKAN BARANG

● Setelah menerima L/C kewajiban eksportir untuk mempersiapkan barang


dan melaksanakan pengiriman komoditinya

● Penyerahan barang kpd importir di tempat yg disepakati dg importir

MENGUANGKAN DOKUMEN PENGAPALAN.

Proses terakhir, Eksportir melakukan negosiasi (menguangkan) dokumen


pengapalan dengan negotiating bank untuk menerima pembayaran.

Book Chapter Ekspor Impor 92


PENUTUPAN

Dalam hal ekspor telah di buat beberapa macam peraturan yang telah
ditetapkan pemerintah dalam kegiatan ekspor tersebut, maka jika seseorang bisa
menerapkan peraturan-peraturan tersebut,yang akan melakukan kegiatan ekspor
akan dapat berjalan dengan lancar dan terkendali. Lain lagi ceritanya jika
kegiatan ekspor tidak di dasari dengan peraturan-peraturandari pemerintah atau
tata laksana sebagai persyaratan utama pengendali kegiatan ekspor tersebut,
maka akan banyak sekali pengusaha yang melakukan ekspor untuk melakukan
kegiatan yang tidak sewajarnya, misal pengusahaakan menyeleweng dalam
kegiatan tersebut untuk kepentingan semata ataupun pengusaha tersebut akan
melakukan penyelundupan barang berbahaya dari luar negeri untuk menambah
keuntungan individu yang besar. Banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari
prosedur transaksi ekspor yaitu terciptanya hubungan yang baik dengan antar
negara atau menjalin silaturahmi serta dapat memperoleh ilmu dalam
berkomunikasi yaitu tidak lain bahasa dari negara itu sendiri dan meningkatkan
penghasilan devisa negara.

DAFTAR PUSTAKA

William. (2017). Proses Pengurusan Pengapalan Barang. Diakses online, 10/05/2022.


https://indoforwarding.com/proses-pengurusan-pengapalan-barang/ (dikutip online,
9 Mei 2022)
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211230100954-97-740445/cara-ekspor-
barang-ke-luar-negeri-dan-ketentuannya/2
CNN Indonesia. (2021). Cara Ekspor Barang ke Luar Negeri dan Ketentuannya.
Diakses online, 10/05/2022. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211230100954-
97-740445/cara-ekspor-barang-ke-luar-negeri-dan-ketentuannya/2
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/94-flowchart-besar-kegiatan-ekspor
(dikutip online, 9 Mei 2022)
Riadi, Muchlisin. (2017). Pengertian, Pelaku dan Prosedur Kegiatan Ekspor. Diakses
pada 10/05/2022, dari https://www.kajianpustaka.com/2017/10/pengertian-pelaku-
prosedur-kegiatan-ekspor.html

Book Chapter Ekspor Impor 93


10

MENJELASKAN PROSES DAN


PROSEDUR IMPOR

Kelompok 8

Jurusan Manajemen, Universitas Islam Malang

PENDAHULUAN

Dalam transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah
ekspor-impor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih
dari membeli dan menjual baramg antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di
negara-negara yang berbeda. Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang
menyeberangi laut dan darat itu tidak jarang timbul berbagai masalah yang kompleks
antara pengusaha-pengusaha yang mempunyai bahasa, kebudayaan,adat istiadat
dan cara yang berbeda-beda. Dengan istilah ekspor-impor dalam mewujudkan
peraturan perundang- undangan yang berlandaskan pancasila dan undang- undang
dasar 1945, yang di dalamnya terkandung asas keadilan Terjadinya perdagangan
dapat memberi pengaruh positif dan pengaruh negatif, menjunjung tinggi hak setiap
angota masyarakat dan menempatkan kewajiban pabean sebagai kewajiban
kewarganegaraan yang mencerminkan peran serta anggota masyarakat dalam
menghimpun dana, maka peraturan perundang-undangan kepabeanan ini sebagai
hukum fiskal yang harus dapat menjamin perlindungan kepentingan masyarakat,
kelancaran arus barang, orang dan dokumen yang optimal, dan menciptakan iklim
usaha yang dapat lebih mendorong laju pembangunan nasional.
Rumusan Masalah

Bagaimanakah prosedur pengurusan dokumen impor ?, Bagaimana cara membuka


L/C impor?, Siapa pihak-pihak yang bersangkutan dalam import?.
PEMBAHASAN

Proses Pembukana LC Oleh import

Book Chapter Ekspor Impor 94


Sales Contract Process
Sales contract adalah dokumen/surat persetujuan antara penjual dan pembeli
yang merupakan follow-up dari purchase order yang diminta importer. Isinya
mengenai syarat-syarat pembayaran barang yang akan dijual, seperti harga, mutu,
jumlah, cara pengangkutan, pembayaran asuransi dan sebagainya. Kontrak ini
merupakan dasar bagi pembeli untuk mengisi aplikasi pembukaan L/C kepada Bank.
Promosi

Kegiatan promosi komoditas yang akan diekspor melalui media promosi seperti
iklan di media elektronik, majalah, Koran, pameran dagang atau melalui
badan/lembaga yang berhubungan dengan kegiatan promosi ekspor seperti Ditjen
PEN, Kamar Dagang dan Industri, Atase perdagangan dan lain sebagainya
Inquiry

Pengiriman surat permintaan suatu komoditas tertentu oleh Importir kepada


eksportir (letter of inquiry). Biasanya berisi deskripsi barang, mutu, harga dan waktu
pengiriman
Offer Sheet

Permintaan Importir akan ditanggapi melalui offer sheet yang dikirimkan


eksportir. Offer sheet ini berisikan keterangan sesuai permintaan Importir mengenai
deskripsi barang, mutu, harga dan waktu pengiriman. Selain itu pada offer sheet ini
biasanya ditambahkan tentang ketentuan pembayaran dan pengiriman
sample/brochure
Order Sheet

Setelah mendapatkan penawaran dari eksportir dan mempelajarinya, jika


setuju maka Importir akan mengirimkan surat pesanan dalam bentuk order sheet
(purchase order) kepada eksportir
Sale’s Contract

Sesuai dengan data dari order sheet maka selanjutnya eksportir akan
menyiapkan surat kontrak jual beli (sale’s contract) yang ditambah dengan keterangan
force majeur clause dan inspection clause. Sales contract ini ditandatangani oleh
eksportir dan dikirimkan sebanyak dua rangkap kepada Importir

Book Chapter Ekspor Impor 95


Sale’s Confirmation

Sales contract akan dipelajari oleh Importir, apabila Importir setuju maka sales
contract tersebut akan ditandatangi oleh Importir untuk kemudian dikembalikan
kepada eksportir sebagai sales confirmation. Sedangkan satu copy lain dari sales
contract ini akan disimpan oleh Importir
1. L/C Opening Process
Letter of credit (L/C) adalah Jaminan dari bank penerbit kepada eksportir
sesuai dengan instruksi dari importer untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu
dengan jangka waktu tertentu atas dasar penyerahan dokumen yang diminta importer.

Proses pembukaan L/C tersebut adalah sebagai berikut:

 Importir akan meminta Opening Bank (Bank Devisa) untuk membuka Letter of
Credit sebagai jaminan dan dana yanga akan digunakan untuk melakukan
pembayaran kepada Eksportir sesuai dengan kesepakatan pada sales
contract. L/C yang dibuka adalah untuk dan atas nama eksportir atau orang
atau badan lain yang ditunjuk eksportir sesuai dengan syarat pembayaran pada
sales contract
 Opening bank akan melakukan pembukaan L/C melalui bank korespondennya
di Negara Eksportir, dalam hal ini adalah advising Bank. Proses pembukaan
L/C ini dilakukan melalui media elektronik, sedangkan penegasan dalam
bentuk tertulisnya akan dituangkan dalam L/C confirmation yang diteruskan
dari opening Bank kepada advising Bank untuk disampaikan kepada Eksportir
 Advising Bank akan memeriksa keabsahan pembukaan L/C dari opening Bank,
dan apabila sesuai advising Bank akan mengirimkan surat pengantar (L/C
advice) kepada Eksportir yang berhak menerima. Jika advising Bank diminta
juga oleh opening Bank untuk menjamin pembayaran atas L/C tersebut, maka
advising Bank disebut juga sebagai confirming Bank

2. Cargo Shipment Process

Output penting dari proses ini adalah dokumen pengapalan yang merupakan
bukti bahwa eksportir telah mengirimkan barang yang dipesan Importir sesuai dengan
persyaratan yang tercantum dalam L/C.

Tahapan cargo shipment process adalah sebagai berikut:

Book Chapter Ekspor Impor 96


 Eksportir akan menerima L/C advice sebagai acuan untuk mengirimkan barang
dan saat ini eksportir akan melakukan shipment booking kepada shipping
company sesuai dengan term yang disebutkan dalam sales contract. Setelah
itu eksportir harus mengurus kewajiban Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
di Bea Cukai di pelabuhan muat. Serta hal lain seperti pembayaran pajak
ekspor (PE) dan Pajak Ekspor Tambahan (PET) di advising Bank
 Shipping Company akan memuat barang dan menyerahkan bukti penerimaan
barang, kontrak angkutan, bukti kepemilikan barang (bill of lading) serta
dokumen pengapalan lainnya jika ada kepada eksportir, kemudian eksportir
akan mengirimkannya kepada advising Bank untuk dikirimkan ke opening Bank
 Shipping Company akan mengangkut barang tersebut ke pelabuhan tujuan
yang disebutkan dalam Bill of Lading (B/L)
 Importir akan menerima dokumen pengapalan jika kewajiban pembayaran
kepada opening Bank sudah dilakukan. Selanjutnya dokumen pengapalan ini
digunakan untuk mengurus import clearance dengan pihak bea cukai di
pelabuhan dan untuk mengambil muatan di shipping Company yang memuat
barang yang dipesan
 Shipping Agent akan menyerahkan barang kepada Importir jika biaya jasa
shipping agent telah dilunasi

3. Shipping Document Negotiation Process

Proses ini adalah proses penguangan dokumen pengapalan bagi eksportir dan
merupakan proses untuk claim barang yang telah dibayar bagi Importir

 Setelah menerima B/L dari shipping Company, Eksportir akan menyiapkan


semua keperluan dokumen lain yang diisyaratkan dalam L/C seperti Invoice,
packing list, sertifikasi mutu, Surat Keterangan Negara Asal (SKA) dan lain
sebagainya. Semua dokumen tersebut akan diserahkan kepada negotiating
Bank, dalam hal ini advising Bank, yang ditentukan dalam L/C untuk
memeroleh pembayaran atas L/C
 Negotiating Bank akan memeriksa kelengkapan dan keakuratan dokumen
pengapalan yang dikirimkan eksportir, jika cocok dengan yang diisyaratkan L/C
maka negotiating Bank akan melakukan pembayaran sesuai tagihan eksportir
dari dana L/C yang tersedia

Book Chapter Ekspor Impor 97


 Negotiating Bank akan mengirimkan dokumen pengapalan kepada opening
Bank untuk mendapatkan reimbursement atas pembayaran yang dia lakukan
kepada Eksportir
 Opening Bank, akan memeriksa kelengkapan dan keakuratan dokumen
pengapalan, jika cocok dengan yang diisyaratkan L/C maka opening Bank akan
memberikan pelunasan pembayaran (reimbursement) kepada negotiating
Bank
 Opening Bank selanjutnya memberitahukan penerimaan dokumen pengapalan
kepada Importir. Importir akan menyelesaikan pelunasan dokumen itu untuk
mendapatkan dokumen pengapalan yang berfungsi untuk mengambil barang
pesanan dari shipping agent dan bea cukai setempat

Proses Penerimaan Dan Penyerahan Barang

Mengadministras proses penerimaan barang

 pendataan barang
barang dagang yang dibeli oleh perusahaan oleh perusahaan harus masuk
kedalam gudang untuk dicatat. Data data barang yang dicatat adalah :
1. nama barang
2. Jenis barang
3. Spesifikasi barang
4. Kualitas barang yang dipesan
5. Ukuran, berat, dan jumlah barang.
6. Cacat atau tidaknya barang.
 Dokumen dokumen pendukung
Dokumen yang terlibat dalam administrasi penerimaan barang adalah sebagai
berikut
1. Surat jalan (SJ)
2. Order pembelian (OP)
3. Laporan penerimaan barang (LPB)
 Bukti pencatatan penerimaan barang
Catatan akuntansi yang terlihat dalam administrasi penerimaan barang adalah
:
1. Kartu gudang, kartu ini diselenggarakan oleh administrasi gudang
2. Kartu persediaan barang, kartu ini diselenggarakan oleh bagian

Book Chapter Ekspor Impor 98


akuntansi
3. Daftar pembelian
4. Kartu barang, kartu ini digantungkan dekat masing masing jenis barang
 prosedur administrasi penerimaan barang
Prosedur administrasi penerimaan barang adalah sebagai berikut:
Bagian gudang
1. Menerima barang dan SJ dari pemasok.
2. Mencocokkan SJ dengan OP mengenai jenis dan jumlah barang dagang
yang dibeli.
3. Mengirim SJ dan barang ke bagian penerimaan dan penyimpanan.
Bagian penerimaan dan penyimpanan
1. Meneliti SJ yang telah diperiksa bagian gudang
2. Menghitung barang dan mengembalikannya, apabila barang rusak atau
cacat
3. Mengoreksi unit dalam SJ, apakah sesuai dengan jumlah unit hasil
perhitungan fisik atau barang tersebut atau tidak .
4. Menyiapkan LPB rangkap empat
5. Meminta paraf pada pemasok dan menyampaikannya kebagian gudang
Bagian pembelian
1. Mencocokkan LPB dan SJ dengan OP
2. Mencatat LPB, SJ, dan OP dalam daftar pembelian dan mengarsipkan
nya untuk sementara.
Pihak-pihak yang berperan dalam transaksi impor

Impor merupakan kegiatan pembelian barang atau jasa asing dari negara lain.
Negara atau rakyatnya melakukan impor karena beberapa alasan tertentu. Dengan
adanya kegiatan impor kebutuhan suatu barang atau jasa yang tidak terdapat di
negara sendiri atau lain dapat terpenuhi. Dalam dunia impor pasti ada peran suatu
lembaga atau instansi dibalik suksesnya kegiatan impor. Kompleksitas yang dimiliki
oleh transaksi impor ternyata cukup besar. Selain dari peraturan antar negara yang
harus dipahami, kredibilitas pihak pembeli atau penjual yang harus diyakini, ada
baiknya pula kita mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam masalah transaksi impor
dari tahap negosiasi, eksekusi, hingga transaksi telah terdapat kira-kira 10 lembaga

Book Chapter Ekspor Impor 99


atau instansi yang terlibat dalam kegiatan impor. Pihak-pihak yang berperan dalam
kegiatan impor yaitu:

 Pembeli (Importir) sebagai Agent dari Importir atau disebut juga Trader.
 Bank atau Lembaga keuangan lainnya sebagai fasilitator pembayara,
keuangan dan penjaminan.
 Asuransi sebagai institusi penjaminan risiko.
 Maskapai Pelayaran / Penerbangan sebagai Agent.
 Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK)
 Bea Cukai sebagai gerbang keluar masuknya barang.
 Surveyor sebagai lembaga survei jika dibutuhkan.
 Departemen pemerintahan terkait : Deperindag, Kadin, Depkes/BPOM, Dirjen
pajak/ KPKN dan legalisasi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan.
 Consulate sebagai pelegalisasi ke beberapa negara tertentu.
 Badan sertifikat lainnya.
Merekalah yang telah berperan penting dalam menyukseskan proses impor.
Proses belanja dan pengiriman secara global menjadi mudah. Selain itu pengiriman
lebih cepat, barang dijamin aman dan terpercaya 4 Prosedur Impor.
1. MENENTUKAN HARGA DAN SISTIM PERDAGANGAN
Hal terpenting dan yang paling utama yang harus Anda tentukan kepada
Supplier (Pemasok) di luar negeri adalah atas dasar apa Anda membayar
barang dengan harga sejumlah tersebut. Sebab, dalam kegiatan impor Anda
sering menjumpai istilah FOB, CFR, CIF, DDP, FAS dan sebagainya yang
menunjukkan kapan tanggung jawab dan kewajiban biaya oleh Supplier
(Pemasok) berakhir.

Sebagai contoh, jika pemasok memakai FOB (Free on Board) maka


pembelian barang dimana semua Biaya Pengiriman atau O/F (Ocean Freight),
Asuransi dan Harga Barang dibayarkan setelah kapal sampai di pelabuhan
bongkar; CFR (Cost and Freight) adalah term penyerahan barang dimana
pemasok menyerahkan barang setelah barang melewati batas pagar kapal di
pelabuhan pengapalan dalam keadaan sudah mendapat izin ekspor, tetapi
biaya pengangkutan sampai ke pelabuhan tujuan tetap menjadi kewajiban
Pemasok; CIF (Cost Insurance and Freight) adalah sistim pembelian barang

Book Chapter Ekspor Impor 100


dimana Biaya Pengiriman, Asuransi dan Harga Barang Anda bayarkan
sebelum kapal berangkat di pelabuhan muat; DDP (Delivered Duty Paid)
adalah term penyerahan barang dimana Pemasok harus menyerahkan barang
di suatu tempat yang Anda tunjuk dan berada di dalam wilayah kewenangan
Anda dengan kondisi seluruh formalitas kepabeanan telah diselesaikan oleh
Pemasok (door to door service); FAS (Free Alongside Ship) adalah term
penyerahan barang dimana Pemasok wajib menanggung biaya dan resiko
sampai dengan penyerahan barang disamping kapal di pelabuhan pengapalan
dalam keadaan yang sudah mendapat izin ekspor, dan sebagainya.

2. MENENTUKAN CARA DAN BIAYA PENGIRIMAN


Setelah mengetahui harga dan term penyerahan perdagangan (term of
trade) dari Pemasok Anda di luar negeri, maka harus dipastikan besarnya biaya
tambahan agar barang impor sampai ke alamat Anda. Untuk mendapatkan
biaya pengiriman yang tepat, setiap perusahaan pengangkutan (forwarder)
membutuhkan data yang akurat tentang ketentuan perdagangan, bobot dan
dimensi barang yang akan dikirim. Dalam hal ini, pihak Pemasok harus
memberitahukan hal ini kepada mereka. Bahkan, jika Anda membeli barang
atas dasar Ex Works, yaitu penyerahan barang yang dilaksanakan disuatu
tempat milik pemasok, baik di pabrik, gudang atau tempat lainnya, maka Anda
harus memberitahukan kepada Forwarder alamat barang secara jelas, dan
bahkan harus diinformasikan juga mudah atau sulitnya penjemputan
(pengambilan) barang tersebut di lokasi.
3. MEMILIH FREIGHT FORWARDER
Ketika mengimpor barang dari luar negeri, Anda harus memilih jasa
pengiriman barang (Freight Forwarder) yang profesional yang dapat membantu
Anda dalam mengurus serta memenuhi persyaratan dokumentasi dan
pengurusan kepabeanan. Freight forwarder menangani semua kebutuhan
logistik serta menegosiasikan tarif angkut, pengurusan bea cukai, asuransi dan
selanjutnya mengirim barang ke alamat Anda. Dan yang paling penting, mereka
dapat membawa barang-barang Anda ke tempat tujuan dalam waktu yang
efektif dan dengan biaya yang efesien.

4. MEMILIH CARA PENGIRIMAN YANG YANG PALING MENGUNTUNGKAN


Agar biaya pengiriman lebih lebih hemat, Anda harus memilih metode
yang atau kombinasi metode pengiriman yang tepat. Hal ini sangat penting
untuk mendapatkan barang-barang Anda pada waktu dan tempat yang yang
diinginkan.
Berikut ini adalah tiga pilihan pengiriman:

Book Chapter Ekspor Impor 101


Melalui Laut (Ocean Freight): Ideal untuk pengiriman barang yang lebih
besar atau massal atau barang yang tidak memerlukan pengiriman
cepat.
 Melalui Udara (Air Freight): Ideal untuk pengiriman dalam jumlah yang
lebih kecil atau barang yang dibutuhkan mendesak.
 Melalui Darat (Truk dan Kereta Api): Karena Indonesia negara
kepulauan yang terpisah dengan lautan dengan negara lain, maka
kedua layanan ini merupakan cara pengiriman yang dikombinasi dengan
pengiriman laut dan udara.
5. MENENTUKAN CARA PEMBAYARAN
Setelah mendapat konfirmasi harga dan term perdagangan (terms of
trade) dari Pemasok Anda dan total biaya pengiriman (termasuk, bea masuk,
pajak dan lain-lain) untuk sampainya barang ke alamat Anda, maka Anda dapat
melakukan pembayaran kepada Pemasok luar negeri dengan salah satu cara
berikut:

 TRANSFER BANK
Transfer Bank atau transfer Teleks merupakan sarana untuk
mentransfer dana keluar negeri. Dana ditransfer ke rekening Pemasok
dan mereka kemudian akan mengirimkan barang kepada Anda. Metode
pembayaran ini adalah yang paling umum digunakan, namun
mempunyai resiko seandainya Pemasok di luar negeri ingkar janji.
 KARTU KREDIT
Pembayaran dengan Kartu Kredit dapat dilakukan jika Pemasok
memiliki perjanjian transaksi perdagangan dengan perusahaan kartu
kredit internasional. Kelancaran pembelian yang berkaitan dengan
belanja online atau bentuk lain dari penjualan jarak jauh sangat
tergantung pada pertanyaan apakah para penggunanya memberikan
Nomor Kartu Kredit yang valid.
 LETTER OF CREDIT (L/C)
Letter of Credit (L/C) adalah metode pembayaran yang sering
digunakan dalam perdagangan internasional dan memiliki kelebihan dan
kekurangan. Suatu Letter of Credit pada dasarnya merupakan janji yang
Anda buat kepada Pemasok yang menyatakan bahwa Anda akan
membayar pada waktu tertentu. Janji ini biasanya didukung (dijamin)
oleh Bank. Pembayaran dengan L/C memberikan tingkat keamanan
tertinggi, tetapi lebih mahal daripada sistim pembayaran lainnya dan
dapat menyebabkan penundaan pengiriman.
 PEMBAYARAN KEMUDIAN (OPEN ACCOUNT)
Sistem pembayaran dimana Anda belum melakukan pembayaran
apapun kepada Pemasok sebelum barang dikapalkan atau sebelum

Book Chapter Ekspor Impor 102


barang Anda terima atau sebelum jangka waktu tertentu seperti yang
telah disepakati. Dalam pembayaran ini, setelah Pemasok melakukan
pengapalan barang, mereka akan mengirimkan Invoice kepada Anda,
dimana dalam Invoice tersebut Pemasok akan mencantumkan tanggal
dan waktu tertentu kapan Anda harus melakukan pembayaran.

6. MENGATUR PENGIRIMAN BARANG


Setelah membayar harga barang, Anda segera mengurus
pengirimannya. Jika Anda membeli barang tidak termasuk biaya angkutan,
Anda perlu menghubungi Freight Forwarder untuk memberitahukan alamat
Pemasok seperti nama, nomor telepon, salinan Invoice, Packing List dan
beberapa dokumen lain yang membuktikan pembelian barang. Kemudian
Forwarder menginstruksikan perwakilannya di luar negeri untuk mengatur
pengiriman barang tersebut. Pada saat yang sama Anda perlu menghubungi
Pemasok agar menyerahkan barang kepada Perwakilan Freight Forwarder
Anda sesuai dengan nama dan alamat yang anda berikan.
7. MELENGKAPI DOKUMEN
Setelah barang anda dikirim, maka anda akan diberikan (dikirim)
beberapa dokumen tertentu dalam rangka pengurusan kepabeanan, dan untuk
keperluan-keperluan lainnya agar barang tersebut dapat sampai ke alamat
Anda.

Dokumen-dokumen tersebut, yaitu:

 Comercial Invoice , yaitu daftar nilai/harga barang yang tercantum dalam


Packing List. Commercial Invoice ini berisikan nilai barang per item dan
total nilai barang.
 Bill of Lading (B/L), yaitu surat/dokumen yang diterbitkan oleh Shipping
Line/Freight Forwarder untuk setiap pengiriman barang Eksport. Bill Of
Lading ini di terbitkan pada tanggal keberangkatan kapal. Bill Of Lading
nantinya akan diberikan kepada Anda untuk mengambil barang di
tempat tujuan (pengambilan barang impor). Fungsi dari Bill of Lading
sangat banyak, yaitu selain sebagai bukti pengambilan barang di tujuan,
juga dilampirkan dalam proses pembuatan COO.
 Airway Bill (AWB), fungsi dan kegunaannya adalah sama dengan Bill Of
Lading. Namun AWB ini khusus untuk pengiriman barang melalui udara.
 Bill of Lading/Airway Bill, Packing List dan Commercial Invoice adalah
bagian yang tidak terpisahkan dalam proses eksport dan import atau
bisa dikatakan ketiga dokumen ini adalah 1 (satu) set dokumen
ekspor/impor.
 Dokumen-dokumen pendukung lainnya, yaitu:

Book Chapter Ekspor Impor 103


 Certificate of Origin adalah Sertifikat Asal Barang. Diterbitkan oleh
Instansi terkait di negara asal. Kegunaannya adalah sebagai bukti
keaslian barang dari negara asal seperti yang tertera pada Bill Of
Lading. Surat Keterangan Asal dapat dimasukkan dalam Commersial
Invoice, tetapi pada dokumen terpisah.
Packing List adalah Daftar Sistem Pengepakan. Packing List diterbitkan oleh
setiap eksportir setiap kali akan mengekspor. Data-data Packing List inilah
yang akan di muat pada Bill of Lading maupun Airway Bill. Packing List
berisikan data-data Nama dan alamat Shipper, Nama dan Alamat Consignee,
Nama dan Alamat Notify Party (jika ada), Nama Barang, Jumlah dan Jenis
Kemasan, Jumlah barang, Berat Bersih (Net Weight), Berat Kotor (Gross
Weight), Kubikasi, Shipping Marks and Numbers/Keterangan yang tertulis
pada kemasan, Nama Vessel, Pelabuhan Muat, Pelabuhan Bongkar (Untuk
tahapan tahapan ini, dokumen minimal yang Anda butuhkan adalah
Commercial Invoice dan salinan Bill of Lading atau Air Waybill)

8. MENGURUS PERIJINAN IMPOR


Setelah barang Anda selesai dikirim dan semua dokumen ekspor dari
negara asal telah diterima, sebelum barang tiba di Indonesia, sebaiknya bea
masuk dan semua perizinan impor mulai diurus. Anda dapat mengurus sendiri
atau memakai jasa pihak lain. Dalam hal ini, jika Anda memakai Jasa
Pengangkutan Impor Door to Door, pengurusan ini adalah tanggung jawab dan
tugas Freight Forwarder yang mengangkut barang Anda dari luar negeri.

9. MEMBAYAR BEA MASUK DAN BIAYA LAINNYA


Semua barang impor yang masuk ke Indonesia harus diperiksa dan
mendapat persetujuan Bea Cukai serta dikenakan Bea Masuk, Cukai, PPh
Pasal 22.dan pajak lainnya. Barang impor yang tidak dikenakan bea tersebut
adalah barang untuk hadiah, kesejahteraan rohani, tujuan kebudayaan, amal,
dsb.

10. MENGELUARKAN BARANG DARI KAWASAN PABEAN


Setelah menyelesaikan semua pengurusan di pabean dan barang Anda
telah dapat keluar, sebaiknya barang tersebut segera diangkut ke alamat
Anda.

11. MENERIMA BARANG DAN KLAIM ASURANSI


Ketika barang telah tiba di tempat, Anda harus memeriksa dari segala
kerusakan atau kemungkinan adanya barang yang hilang. Setiap kerusakan
harus dicatat secara jelas dan disimpan untuk catatan anda.

Book Chapter Ekspor Impor 104


Penutupan

Kesimpulan
Impor merupakan kegiatan pembelian barang atau jasa asing dari negara lain. Dalam
bidang impor, yang diperlukan untuk menunjang barang-barang ekspor tadi,
umumnya yang diimpor adalah bahan baku industri, mesin-mesin, bahan-bahan
kimia, ditambah dengan barang-barang modal untuk pelaksanaan pembangunan.
Selain itu impor juga menyangkut bahan / barang kebutuhan konsumsi yang belum
dapat di produksi dalam negeri. Pengaruh keseluruhan dari perdagangan ekspor-
impor ini tanpa memandang penyebab-penyebabnya adalah untuk memberikan
keuntungan bagi negara-negara yang mengimpor dan mengekspor barang-barang
tersebut. Transaksi ekspor- impor secara langsung berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi dari negara-negara yang terlibat didalamnya.

Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/17590893/MENGELOLA_ADMINISTRASI_GUDANG
https://indonesia.go.id/layanan/perdagangan/ekonomi/cara-impor-barang-dari-luar-
negeri

http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/93-empat-tahapan-utama-dalam-
ekspor-menggunakan-l-c

Book Chapter Ekspor Impor 105


11

RISIKO-RISIKO
EKSPOR IMPOR
Kelompok 9

Jurusan Manajemen, Universitas Islam Malang

Pendahuluan
Banyaknya aktivitas perdagangan internasional akan menimbulkan adanya risiko yang
tinggi. Risiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam transaksinya dapat ditimbulkan oleh
faktor-faktor eksternal seperti fluktuasi kurs valuta asing, tingkat suku bunga, maupun harga
komoditas yang berdampak negatif terhadap arus kas, nilai perusahaan serta mengancam
kelangsungan hidup perusahaan (Putro, 2012).
Risiko terbesar dari transaksi perdagangan internasional adalah risiko dari fluktuasi kurs
valuta asing. Perubahan nilai mata uang asing yang tidak terduga dapat berdampak penting
pada penjualan, harga, dan laba eksportir dan importir. Hal ini menjadi risiko utama pada
perusahaan yang terlibat dalam transaksi ekspor dan impor.
Berfluktuasi nilai tukar rupiah tiap tahunnya terhadap dollar membuat perusahaan
dihadapi risiko ini. Dampak dari kerugian nilai tukar mata uang asing tersebut bisa dirasakan
secara luas, mulai dari penurunan laba perusahaan, penurunan laba per saham, dan diikuti
dengan penurunan harga saham di pasar modal, apabila penurunan harga saham tersebut
terjadi, kemungkinan dapat mempengaruhi jumlah investor menjadi menurun, dan
perusahaan akan kehilangan saluran pendanaan (Putro, 2012). Salah satu cara untuk
menghadapi risiko tersebut yaitu dengan lindung nilai atau hedging.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Commercial Credit Risk?
Apa yang dimaksud dengan Polotical and Country Risk?
Apa yang dimaksud dengan Documentary Risk?
Apa yang dimaksud dengan Foreign Exchange Risk?

Tujuan

Untuk mengetahui risiko – resiko apa saja yang ada dalam eksport import. Dapat
mengetahui apa itu Commercial Credit Risk, Polotical and Country Risk, Documentary Risk,
dan Foreign Exchange Risk

Book Chapter Ekspor Impor 106


PEMBAHASAN

A. Commercial Credit Risk

Commercial Credit Risk adalah Berhubungan dengan kredibilitas pihak importir,


dimana barang yang dikirim eksportir tidak disetujui oleh importir. Risiko ini biasanya
banyak terjadi pada pembayaran non L/C (open account, collection Document Againts
Payment atau Document againts Acceptance ).

Acceptance Risk Risiko yang disebabkan karena impotir tidak bersedia menerima
barang yang telah dikirim oleh eksportir dengan alasan dokumen yang melindungi
barang yang bersangkutan tidak sesuai dengan kontrak yang telah disepakati
sebelumnya. Financial Risk Risiko yang terjadi karena adanya penundaan pembayaran
oleh importir, sehingga eksportir menanggung biaya-biaya tambahan yg muncul akibat
penundaan tsb. Misalnya: biaya gudang, asuransi, kerusakan barang, dll. Hal ini juga
memunculkan risiko lain seperti risiko kurs akibat fluktuasi valuta asing terhadap Rupiah.

Operational Risk Risiko yang disebabkan operasional dalam proses ekspor impor
seperti :

1) Latest Shipment Kelalaian dalam mempersiapkan barang ekspor, keterlambatan


kapal, dll.

2) Lower Quality Kurangnya pengawasan mutu dalam pengerjaan komoditas ekspor.

3) Improper Packing Standar packing yang tidak dipenuhi atas setiap barang tertentu
(minimal semua barang ekspor harus memenuhi “Sea Worthy Export Packing”)

4) Unsmoothly flow of documents Ketidakcermatan dalam mempersiapkan dokumen-


dokumen ekspor seperti certificate of origin, certificate of quality, dll.

Transactional Risk Risiko yang terjadi apabila perdagangan suatu produk melibatkan
pihak perbankan (Issuing Bank, Advising bank, remitting bank, collecting bank, dll).
Fraudulent Risiko yg disebabkan karena penipuan dan pemalsuan dokumen (L/C,
certificate-2, dll).

Risiko Kredit dalam Usaha Ekspor.

a. Pengantar

Risiko kontrak dan risiko kredit adalah bagian dari keuangan perdagangan
internasional dan sangat berbeda satu sama lain. Risiko kontrak terkait dengan hukum
Latin "Caveat Emptor", yang berarti "Pembeli Waspadalah" dan mengacu langsung pada
barang yang dibeli berdasarkan kontrak, apakah itu mobil, tanah rumah, atau apa pun.

Book Chapter Ekspor Impor 107


Di sisi lain, risiko kredit dapat didefinisikan sebagai risiko bahwa pihak lawan
transaksi akan gagal melakukan sesuai dengan syarat dan ketentuan kontrak, sehingga
menyebabkan pemegang klaim menderita kerugian. Bank di seluruh dunia sangat
sensitif terhadap risiko kredit di berbagai sektor keuangan seperti pinjaman, pembiayaan
perdagangan, valuta asing, swap, obligasi, ekuitas, dan transaksi antar bank.

b. Asuransi Kredit

Asuransi Kredit adalah jenis pinjaman khusus yang mengembalikan sebagian atau
seluruh jumlah kepada peminjam jika terjadi kematian, cacat, atau pengangguran. Ini
melindungi penjualan rekening terbuka terhadap nonpayment akibat dari kebangkrutan
hukum pelanggan atau default. Biasanya diperlukan oleh produsen dan pedagang grosir
yang menjual produk secara kredit kepada pelanggan domestik dan/atau asing.

● Manfaat Asuransi Kredit

1. Memperluas penjualan ke pelanggan yang sudah ada tanpa meningkatkan


risiko.

2. Menawarkan persyaratan kredit yang lebih kompetitif kepada pelanggan baru


di pasar baru.

3. Membantu melindungi dari potensi penyajian kembali pendapatan.

4. Mengoptimalkan pembiayaan bank dengan mengasuransikan piutang usaha.

5. Tambahan manajemen risiko kredit.

c. Risiko Pembayaran

Jenis risiko ini muncul ketika pelanggan membebankan biaya dalam suatu
organisasi atau jika dia tidak membayar karena alasan operasional. Risiko pembayaran
hanya dapat dipulihkan dengan kontrak yang ditulis dengan baik. Pemulihan tidak dapat
dilakukan untuk risiko pembayaran menggunakan asuransi kredit.

d. Perlindungan Hutang Buruk

Hutang yang buruk dapat mempengaruhi profitabilitas. Jadi, selalu baik untuk
menyiapkan opsi untuk piutang tak tertagih seperti Konfirmasi LC, pembelian utang
(anjak piutang tanpa recourse of forfeiting) atau asuransi kredit.

e. Konfirmasi LC

Dalam perdagangan internasional, konfirmasi letter of credit diberikan


kepada eksportir atau penjual. Surat konfirmasi ini menjamin pembayaran kepada
eksportir atau penjual, bahkan jika bank penerbit gagal membayar setelah
penerima memenuhi syarat dan ketentuannya.

Book Chapter Ekspor Impor 108


f. Anjak Piutang dan Forfaiting

Dimana pembelian utang tanpa recourse, bank sudah akan memiliki dana
terlebih dahulu dalam transaksi pembelian utang. Bank mengambil risiko gagal
bayar.

g. Batas Kredit

Perusahaan dengan asuransi kredit perlu memiliki batas kredit yang tepat sesuai
dengan syarat dan ketentuan. Diantaranya adalah memenuhi persyaratan administrasi,
termasuk pemberitahuan pelampauan dan juga syarat-syarat yang diatur dalam
keputusan pagu kredit.

Pembayaran klaim hanya dapat dilakukan setelah masa fix, yaitu sekitar 6 bulan
untuk asuransi slow pay. Dalam hal peristiwa ekonomi dan politik adalah enam atau lebih
dari enam bulan, tergantung pada pasar eksportir. Asuransi kredit menanggung risiko
tidak terbayarnya utang usaha. Setiap polis berbeda-beda, ada yang hanya mencakup
risiko kepailitan atas barang yang dikirim, dan ada pula yang mencakup berbagai risiko
seperti:

1. Penjualan lokal, penjualan ekspor, atau keduanya.

2. Default berlarut-larut.

3. Risiko politik, termasuk frustrasi kontrak, transfer perang.

4. Risiko sebelum pengiriman.

5. Penutup untuk penjualan dari stok.

6. Tidak menghormati letter of credit.

7. Ikatan risiko panggilan yang tidak adil.

Seperti semua asuransi lainnya, asuransi kredit menanggung risiko kerugian yang
tidak terduga. Fitur utama dari asuransi kredit adalah:

▪ Perusahaan diharapkan untuk menilai bahwa kliennya ada dan layak


mendapatkan kredit. Ini mungkin dengan menggunakan layanan batas kredit yang
disediakan oleh perusahaan asuransi. Batasan Kredit Akan memperhatikan
prosedur manajemen kredit perusahaan, dan mengharuskan agar manual
prosedur yang disepakati diikuti setiap saat.

▪ Sementara perusahaan asuransi kredit menanggung risiko gagal bayar dan


frustrasi kontrak, sifat risiko dipengaruhi oleh cara pengelolaannya. Penanggung
kredit cenderung memperhatikan prosedur manajemen kredit perusahaan, dan
mengharuskan manual prosedur yang disepakati untuk diikuti setiap saat.

Book Chapter Ekspor Impor 109


▪ Perusahaan asuransi kredit akan mengharapkan kontrak penjualan ditulis secara
efektif dan faktur menjadi jelas.

▪ Perusahaan akan diminta untuk melaporkan masalah keterlambatan atau masalah


lainnya secara tepat waktu.

▪ Penanggung kredit mungkin memiliki eksposur lain pada pembeli yang sama atau
di pasar yang sama. Oleh karena itu, perusahaan akan diuntungkan jika
pemegang polis lain melaporkan bahwa calon pelanggan tertentu mengalami
kesulitan keuangan.

▪ Jika pelanggan tidak membayar, atau tidak dapat membayar, polis bereaksi.
Mungkin ada masa tunggu untuk memungkinkan perusahaan memulai prosedur
pengumpulan, dan untuk menyelesaikan perselisihan kualitas.

▪ Banyak asuransi kredit berkontribusi pada biaya hukum, termasuk di mana


tindakan dini menghasilkan pemulihan penuh dan menghindari klaim.

h. Manfaat Perlindungan Kredit

● Perlindungan atas harta kekayaan debitur atau neraca.

● Kemungkinan akses ke informasi tentang peringkat kredit pembeli asing.

● Akses ke pembiayaan perdagangan.

● Perlindungan margin keuntungan.

● Nasihat tentang pelanggan dan tingkat kredit.

● Manajemen kredit yang disiplin.

● Pendampingan dan/atau nasehat pada saat hutang jatuh tempo atau


terdapat resiko kerugian.

● Memberikan kepercayaan kepada pemasok, pemberi pinjaman dan


investor.

● Tata kelola perusahaan yang baik.

B. Political and Country Risk

Political Risk adalah Perseteruan antar partai politik, perebutan kekuasaan, penegak
hukum tidak berdaya dan gamang.

● Economical Risk Sistem ekonomi yang tertutup terhadap investor asing, tingkat
inflasi yang tidak terkendali, embargo ekonomi oleh negara lain, ketergantungan
negara kepada IMF, dll.

Book Chapter Ekspor Impor 110


● Payment Risk Pada negara komunis semua dikuasai negara, sehingga pembeli
tidak leluasa untuk membeli valas guna membayar ekspor suatu negara.

● Legal Risk Supremasi hukum hanya semboyan, jual beli keadilan melalui penegak
hukum, suap, dll.

● Tax Risk Sistem pajak menekan wajib pajak, pengenaan pajak tidak rasional,
besarnya pajak bisa tawar menawar dengan petugas.

● Operational Risk Birokrasi perijinan yang berbelit-belit, pungli dimana-mana, KKN


merajalela, dll.

Operational Risk Risiko yang disebabkan operasional dalam proses ekspor impor
seperti :

a. Latest Shipment Kelalaian dalam mempersiapkan barang ekspor, keterlambatan


kapal, dll.

b. Lower QualityKurangnya pengawasan mutu dalam pengerjaan komoditas ekspor.

c. Improper Packing Standar packing yang tidak dipenuhi atas setiap barang tertentu
(minimal semua barang ekspor harus memenuhi “Sea Worthy Export Packing”).

d. Unsmoothly flow of documents ketidak cermatan dalam mempersiapkan dokumen –


dokumen ekspor seperti certificate of origin, certificate of quality, dll.

e. Short Weight Ketidaktelitian dalam melakukan penimbangan, tapi dapat juga


dikarenakan keadaan komoditas yang bersangkutan.

f. Non-delivery Ketidaksanggupan dalam memenuhi pengiriman pada saat yang


diinginkan, karena naiknya harga bahan baku, dll.

C. Documentary Risk

Risiko dokumenter adalah ketidakpatuhan terhadap dokumen yang dirinci dalam


kontrak penjualan atau kredit dokumenter. Dokumen yang tidak sesuai dapat
mengakibatkan tidak adanya pembayaran atau keterlambatan pembayaran. Bab ini
adalah tentang risiko dokumenter, mendefinisikan risiko dokumenter dan bagaimana
menghindari risiko tersebut baik bagi importir maupun eksportir.

Barang-barang yang masuk ke suatu negara biasanya harus dilengkapi dengan


dokumen-dokumen tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara tersebut.
Kegagalan untuk memenuhi persyaratan tersebut dapat mengakibatkan: penundaan
pengeluaran barang dari petugas Bea Cukai, keterlambatan dalam mendapatkan alokasi
devisa, serta penyitaan atau pengenaan denda yang besar terhadap barang yang
diterima.

Book Chapter Ekspor Impor 111


D. Foreign Exchange Risk

Foreign Exchange Risk adalah suatu resiko sebagai akibat adanya open position
suatu mata uang yang tercipta atas pembelian atau penjualan terhadap mata uang lain.
Bila seorang eksportir melakukan transaksi perdagangan internasional dalam mata uang
asing, maka secara otomatis sejak saat itu ia berpotensi menghadapi suatu risiko
kemungkinan terjadinya kerugian karena fluktuasi valas dari melemahnya mata uang dari
waktu ke waktu.

Kesimpulan
Commercial Credit Risk adalah Berhubungan dengan kredibilitas pihak importir,
dimana barang yang dikirim eksportir tidak disetujui oleh importir. Risiko ini biasanya
banyak terjadi pada pembayaran non L/C (open account, collection Document Againts
Payment atau Document againts Acceptance ).
Operational Risk Risiko yang disebabkan operasional dalam proses ekspor impor
seperti :
5) Latest Shipment Kelalaian dalam mempersiapkan barang ekspor, keterlambatan
kapal, dll.
6) Lower Quality Kurangnya pengawasan mutu dalam pengerjaan komoditas ekspor.
7) Improper Packing Standar packing yang tidak dipenuhi atas setiap barang tertentu
(minimal semua barang ekspor harus memenuhi “Sea Worthy Export Packing”)
8) Unsmoothly flow of documents Ketidakcermatan dalam mempersiapkan dokumen-
dokumen ekspor seperti certificate of origin, certificate of quality, dll.

Political Risk adalah Perseteruan antar partai politik, perebutan kekuasaan, penegak
hukum tidak berdaya dan gamang. Operational Risk Risiko yang disebabkan operasional
dalam proses ekspor impor.
Risiko dokumenter adalah ketidak patuhan terhadap dokumen yang dirinci dalam
kontrak penjualan atau kredit dokumenter. Dokumen yang tidak sesuai dapat
mengakibatkan tidak adanya pembayaran atau keterlambatan pembayaran. Bab ini
adalah tentang risiko dokumenter, mendefinisikan risiko dokumenter dan bagaimana
menghindari risiko tersebut baik bagi importir maupun eksportir.
Foreign Exchange Risk adalah suatu resiko sebagai akibat adanya open position
suatu mata uang yang tercipta atas pembelian atau penjualan terhadap mata uang lain.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/presentation/468778407/12-Menjelaskan-risiko-risiko-yang-bisa-terjadi-
dalam-ekspor-impor
https://apprasetyo.id/risikokredit/
https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-319-77622-
4_21#:~:text=Documentary%20risk%20is%20non%2Dcompliance,for%20both%20importer%20a
nd%20exporter.
http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/risiko_negara.aspx

Book Chapter Ekspor Impor 112


12

KETEPATAN MENJELASKAN EKSPOR IMPOR


BARANG DARI LUAR NEGERI

Kelompok 11

Jurusan Manajemen, Universitas Islam Malang

PENDAHULUAN

Transaksi perdangan Luar negri yang lebih di kenal dengan istilah ekpor
impor pada hakikat nya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari
membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di
Negara-negara yang berbeda. Dan transaksi explor impor itu sendiri memiliki syarat
sendiri yang harus di patuhi oleh semua pelaksana kegiatan ini. Kegiatan ini juga
sangat bermanfaat bagi semua pelaksana langsung maupun masyarakat dan
Negara. Bahkan secara khusus kegiatan ini memiliki lembaga yang membantu agar
berjalan lancarnya kegiatan ini.Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang
menyebarangi laut darat ini tidak jarang timbul berbagai masalah yang kompleks
antara pengusaha-pengusaha yang mempunyai bahasa, kebudayaan, adat istiadat
dan cara yang berbeda-beda.
Bagi perkembangan perekonomian Indonesia, transaksi explor Impor ini pun
merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang paling penting. Dalam situasi
perekonomian dunia yang masih blom menggembirakkan saat ini berbagai usaha
telah dilaksanakan pemerintah Indonesia yang di harapkan dapat meningkatkan
transaksi-transaksi ekspor dan menekan pengeluaran-pengeluaran devisa dengan
cara membatasi aktivitas-aktivitas Impor. Pada mulanya hubungan perdagangan
hanya terbatas pada satu wilayah negara yang tertentu, tetapi dengan semakin
berkembangnya arus perdagangan maka hubungan dagang tersebut tidak hanya
dilakukan antara pengusaha dalam satu wilayah negara saja, tetapi juga dengan
pedagang dari negara lain, tidak terkecuali negara Indonesia.
Bahkan hubungan-hubungan dagang tersebut semakin beraneka ragam,
termasuk cara pembayaran nya. Kegiatan eksplor Impor didasari oleh kondisi bahwa
tidak ada satu negara yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling
membutuhkan dan saling mengisi. Setiap Negara karakteristik yang berbeda, baik
sumber daya alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial.
Perbedaan tersebut menyebabkan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang
diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. Secara langsung atau tidak langsung
membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara satu negara
dengan negara lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat di dunia
perlu suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara
tersebut.

RUMUSAN MASALAH
Book Chapter Ekspor Impor 113
Apakah pengertian ekspor dan Impor ?
Apa sajakah penyebab atau dilaksanakannya kegiatan Impor ?
Apa sajakah produk ekspor - Impor Indonesia ?
Apakah syarat dan ketentuan dari eksplor – impor?
Bagaimana prosedur barang ekspor – impor Indonesia ?
Bagaimana cara pembayaran ekspor - impor ?
Apakah syarat ekspor -impor Indonesia ?
Lembaga apa yang terlibat dalam ekspor – impor?

TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian ekspor dan impor.
Untuk mengetahui penyebab dilaksanakannya Kegiatan impor.
Untuk mengetahui produk-produk ekspor -impor Indonesia.
Untuk mengetahui syarat dan ketentuan Kegiatan ekspor dan impor.
Untuk mengetahui prosedur ekspor impor di Di Indonesia

PEMBAHASAN
Pengertian Ekspor Impor
Suatu aktivitas mengeluarkan barang dari daerah pabean disebut ekspor. Apa itu daerah
pabean? Secara sederhana, daerah pabean merupakan suatu daerah milik Republik
Indonesia yang terdiri atas wilayah perairan, darat, dan udara di dalam Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE).Sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang dari dalam
negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku juga dapat disebut sebagai
kegiatan ekspor.
Suatu aktivitas atau kegiatan memasarkan produk barang dari daerah pabean atau
membeli suatu produk barang dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam
negeri disebut impor. Perdagangan yang dilakukan dengan cara memasukkan barang dari
luar negeri ke dalam daerah pabean Indonesia dan mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan disebut sebagai transaksi impor.
Penyebab Ekspor Impor
 Keterbatasan barang pemuas kebutuhan di tiap-tiap wilayah atau negara berbeda
 Kulitas barang yang di hasilkan juga berbeda
 Keterjangkauan harga barang-barang tersebut
 Kelebihan barang dalam negeri sehingga menyebabkan export ke negara lain
 Mencari keuntungan yang lebih banyak dengan adanya perdagagan antar Negara
yang saling membutuhkan
 Untuk mengisi kas negara dengan adanya pajak export dan import

Book Chapter Ekspor Impor 114


Produk Ekspor Impor
Berikut adalah 10 komoditas yang paling banyak diekspor sepanjang Februari 2021:
 Lemak dan minyak hewan/nabati US$ 1,72 miliar
 Bahan bakar mineral US$ 1,97 miliar
 Besi dan baja US$ 1,24 miliar
 Kendaraan dan bagiannya US$ 813,5 juta
 Mesin dan peralatan mekanis US$ 503,3 juta
 Logam mulia, perhiasan/permata US$ 378,6 juta
 Bijih, terak, dan abu logam US$ 181 juta
 Pulp dari kayu US$ 203,9 juta
 Bahan kimia organik US$ 239 juta
 Susu, mentega, dan telur US$ 35,1 juta.
Berikut 10 golongan barang utama yang paling banyak diimpor selama Februari 2021:
 Mesin dan perlengkapan elektrik US$ 1,72 miliar
 Besi dan baja US$ 710,2 juta
 Berbagai produk kimia US$ 356,7 juta
 Ampas/sisa industri makanan US$ 211,2 juta
 Gula dan kembang gula US$ 230,8 juta
 Serealia US$ 222,3 juta
 Perangkat optik, fotografi, sinematografi, medis US$ 179,7 juta
 Produk farmasi US$ 254,8 juta
 Buah-buahan US$ 144,2 juta
 Kendaraan udara dan bagiannya US$ 83,8 juta.

Syarat Ekspor Impor


Syarat Ekspor:
1. Memiliki Badan Hukum, dalam bentuk:
 CV (Commanditaire Vennotschap)
 Firma
 PT (Perseroan Terbatas)
 Persero (Perusahaan Perseroan)
 Perum (Perusahaan Umum)
 Perjan (Perusahaan Jawatan)
 Koperasi
2. Memiliki NPWP (Nomor Wajib Pajak)

Book Chapter Ekspor Impor 115


3. Mempunyai salah satu izin yang sudah dikeluarkan oleh Pemerintah, seperti
misalnya:
 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Dinas Perdagangan
 Surat Izin Industri dari Dinas Perindustrian
 Izin Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau Penanaman Modal
Asing (PMA) yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Syarat Impor:
1) Perusahaan sudah berbadan hukum dan mempunyai akte pendirian perusahaan, NPWP,
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), tanda daftar perusahaan, surat keterangan
domisili perusahaan dan dokumen dasar lainnya sebagai perusahaan.
2) Memiliki dokumen Angka Pengenal Impor (API), nomor registrasi importir dari
Departemen Perdagangan/Kementrian Perdagangan. API ini dibagi menjadi dua jenis:
 Dokumen API untuk importir produsen (yang dimiliki pabrik)
 Dokumen API-U untuk importir umum yang biasanya digunakan perusahaan
dagang yang mengimpor barang dan selanjutnya untuk dijual lagi ke pasar, tidak
punya pabrik dan bisnis pengolahan tertentu.
3) Memiliki Nomor Induk Kepabeanan (NIK) dan nomor surat registrasi yang didapat
setelah registrasi ke Bea Cukai. Proses registrasi itu meliputi pemeriksaan pembukuan
perusahaan, eksistensi dan auditibility-nya.

PENUTUPAN

Kesimpulan

Transaksi perdangan Luar negri yang lebih di kenal dengan istilah ekpor impor pada hakikat
nya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan menjual
barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di Negara-negara yang berbeda. Dan
transaksi explor impor itu sendiri memiliki syarat sendiri yang harus di patuhi oleh semua
pelaksana kegiatan ini. Kegiatan ini juga sangat bermanfaat bagi semua pelaksana
langsung maupun masyarakat dan Negara. Bahkan secara khusus kegiatan ini memiliki
lembaga yang membantu agar berjalan lancarnya kegiatan ini.Namun dalam pertukaran
barang dan jasa yang menyebarangi laut darat ini tidak jarang timbul berbagai masalah yang
kompleks antara pengusaha-pengusaha yang mempunyai bahasa, kebudayaan, adat
istiadat dan cara yang berbeda-beda.

Daftar Pustaka

https://www.slideshare.net/putriLaila/makalah-ekspor-impor-pengenalan

Book Chapter Ekspor Impor 116


13

KASUS-KASUS EKSPOR IMPOR


DI INDONESA

Kelompok 12

Jurusan Manajemen, Universitas Islam Malang

Pendahuluan

Semakin berkembangnya perekonomian global berdampak pula pada


kegiatan ekspor impor di Indonesia. Pada Desember 2021 tercatat sebesar
USD22,38 miliar kinerja ekspor Indonesia, tumbuh tinggi dibandingkan bulan yang
sama tahun sebelumnya sebesar 35,3 persen. Sepanjang tahun 2021, ekspor
meningkat tajam sebesar 41,8 persen didorong oleh pertumbuhan yang tinggi baik
pada ekspor migas yang tumbuh 48,7 persen maupun ekspor nonmigas yang
tumbuh 41,5 persen. Di sisi sektoral, sepanjang tahun 2021 ekspor sektor
manufaktur yang merupakan komponen tertinggi dari total ekspor nonmigas tumbuh
35,1 persen, diikuti sektor pertambangan 92,1 persen, dan sektor pertanian 2,8
persen, pangsa pasar ekspor Indonesia masih didominasi oleh Tiongkok, Amerika
Serikat, Jepang dan India dengan komoditas utama bahan bakar mineral, lemak dan
hewan nabati, serta besi dan baja.
Sedangkan pada kinerja impor Indonesia tercatat USD21,36 miliar. Performa
ini kembali meningkat dibandingkan bulan sebelumnya dan tumbuh cukup tinggi 47,9
persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2021,
impor tumbuh sebesar 38,6 persen dengan mencatatkan nilai USD196,20 miliar dan
diperkirakan akan semakin menguat pada tahun 2022 dalam rangka mendukung
aktivitas domestik yang semakin menguat. Secara keseluruhan tahun 2021,
pertumbuhan impor nonmigas juga didukung oleh semua jenis penggunaan, seperti
bahan baku 42,8 persen, barang konsumsi yang tumbuh 37,7 persen, dan barang
modal 20,8 persen. Peningkatan pada impor bahan baku dan barang modal
mencerminkan adanya peningkatan aktivitas industri dalam negeri sedangkan impor
barang konsumsi akan mengindikasikan adanya peningkatan daya beli masyarakat.
(kemenkeu, 2022)
Kinerja ekspor dan impor Indonesia tahun lalu, memang semakin membaik
seiring dengan dukungan pemerintah untuk terus meningkatkan nilai tambah produk
ekspor melalui hilirisasi komoditas berbasis sumber daya alam (SDA), serta
peningkatan daya saing. Tetapi ke depannya kita masih perlu terus mewaspadai
dinamika perekonomian global dan domestik yang akan mempengaruhi kinerja
neraca perdagangan Indonesia. Dengan meningkatnya ekspor impor di Indonesia
banyak ditemukan pula kasus-kasus yang terjadi, seperti kasus ekspor minyak
goreng oleh Dirijen Kemendag, kasus korupsi impor baja, kasus impor garam,
dilarangnya eskpor batubara, dan kasus ekspor benih lobster. Dari kasus-kasus
tersebut pemerintah harus memiliki langkah-langkah penyelesaian yang harus
Book Chapter Ekspor Impor 117
dilakukan.

Rumusan Masalah
Apa saja kasus-kasus ekspor impor di Indonesia?
Bagaimana kondisi ekspor impor di Indonesia sekarang?
Bagaimana strategi yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi kasus-kasus
ekspor impor di Indonesia?
Tujuan
Mengetahui dan memahami kasus-kasus ekspor impor di Indonesia.
Mengetahui kondisi ekspor impor di Indonesia sekarang.
Mengetahui dan memahami strategi yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi
kasus-kasus ekspor impor di Indonesia.

PEMBAHASAN
Kasus-Kasus Ekspor Impor di Indonesia

A. Kasus Ekspor Minyak Goreng oleh Dirijen Kemendag


Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Dalam Negeri (Dirjen PLN
Kemendag) Indrasari Wisnu Wardhana atau IWW ditetapkan sebagai tersangka dalam
kasus dugaan korupsi penyelewengan minyak goreng bersama dengan tiga orang lainnya.
Yaitu Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia, berinisial TS, Senior Manager Corporate Affair
Permata Hijau Group (PHG), berinisial SMA, Lin Che Wei, dan General Manager di PT
Musim Mas, berinisial PT. Kejaksaan Agung (Kejagung) menjelaskan, IWW menjadi
tersangka pada kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas ekspor Crude
Palm Oil (CPO) dan produk turunannya. Persetujuan tersebut diberikan kepada perusahaan
Permata Hijau Group, Wilmar Nabat Indonesia, dan PT Musim Mas.

Ketiga perusahaan yang terlibat dalam kasus tersebut yang tidak memenuhi persyaratan,
merupakan pelaku-pelaku besar industri sawit dan produsen minyak goreng. Perusahaan
tersebut merupakan perusahaan yang juga banyak menyalurkan minyak sawit untuk
biodiesel dan karenanya mendapat insentif triliunan rupiah dari dana pungutan ekspor sawit
yang dikelola oleh BPDPKS di masa Indrasari Wisnu Wardhani menjadi anggota dewan
pengawasnya. Sejak 2015, 9 perusahaan yang diduga terafiliasi dengan 3 grup perusahaan
tersebut mendapatkan insentif BPDPKS lebih dari Rp 66,4 triliun.

Pada mulanya dengan adanya penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET), pemerintah
bermaksud menjaga stok dan kestabilan harga. Namun di sisi lain, angka 20% dalam bisnis
merupakan angka yang signifikan sehingga tanpa pengawasan yang memadai, kebijakan
tersebut membuat persetujuan ekspor rentan akan suap atau transaksional. Kebijakan
tersebut juga tidak disertai sanksi yang signifikan, misalnya dikaitkan dengan Hak Guna
Usaha (HGU) sawit. Pada 09 Maret 2022, Menteri Perdagangan menyebut stok minyak
goreng sudah melebihi kebutuhan nasional. Sudah ada 415.787 ton minyak goreng yang
diperoleh dari skema DMO untuk didistribusikan ke pasar. Tak sampai 1 bulan dari klaim
keamanan stok tersebut, Menteri Perdagangan mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET)

Book Chapter Ekspor Impor 118


minyak goreng kemasan. HET hanya berlaku untuk minyak goreng curah dengan harga
setara minyak goreng kemasan sebelum HET dicabut, yaitu Rp14.000 per liter. Selain kritik
publik, kebijakan tersebut menghasilkan masalah baru yaitu dioplosnya minyak goreng
curah menjadi kemasan sehingga langka di pasar.

Hingga kini, kasus korupsi pemberian izin ekspor CPO atau bahan baku minyak goreng
itu masih berlangsung. Jaksa Agung ST Burhanuddin meminta agar tim penyidik
mempercepat pemberkasan terkait kasus tersebut dan memfokuskan pembuktian tiga
perusahaan yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Perbuatan para tersangka ini
menyebabkan kerugian perekonomian negara. Dampaknya, mengakibatkan kemahalan
serta kelangkaan minyak goreng sehingga terjadi penurunan konsumsi rumah tangga dan
industri kecil yang menggunakan minyak goreng dan menyulitkan kehidupan rakyat.

B. Kasus Korupsi Impor Baja


Kejaksaan Agung (Kejagung) Republik Indonesia menetapkan enam korporasi sebagai
tersangka dalam dugaan tindak pidana korupsi kasus impor besi atau baja, baja paduan dan
produk turunannya periode tahun 2016 sampai 2021. Adapun keenam perusahaan itu
adalah PT Bangun Era Sejahtera (PT BES), PT Duta Sari Sejahtera (PT DSS), PT Inti
Sumber Bajasakti (PT IB), PT Jaya Arya Kemuning (PT JAK), PT Perwira Adhitama Sejati
(PT PAS), dan PT Prasasti Metal Utama (PT PMU). Dalam kurun waktu antara tahun 2016-
2021, enam tersangka korporasi tersebut mengajukan importasi besi atau baja dan baja
paduan melalui Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) PT Meraseti Logistik
Indonesia milik tersangka BHL.

Untuk meloloskan proses impor tersebut tersangka BHL dan T mengurus surat
penjelasan (sujel) di Direktorat Impor pada Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian
Perdagangan melalui tersangka Tahan Banurea (TB). Adapun Kejagung sebelumnya
menetapkan tersangka TB yang merupakan pejabat Kemendag dan dua pihak swasta, BHL
dan Taufik (T) sebagai tersangka. Kemudian, tersangka TB, kata dia, mengeluarkan besi
atau baja dan baja paduan dari pelabuhan/dari wilayah pabean seolah-olah impor tersebut
untuk kepentingan proyek strategis nasional yang dikerjakan oleh perusahaan BUMN.
Perusahaan yang dimaksud di antaranya PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk, PT Nindya Karya (Persero), dan PT Pertamina Gas (Pertagas).

setelah besi atau baja dan baja paduan masuk ke Indonesia, selanjutnya 6 tersangka
Korporasi itu menjual ke pasaran dengan harga yang lebih murah daripada produk lokal
sehingga produk lokal tidak mampu bersaing. Akibatnya, perbuatan ke-6 Korporasi itu
menimbulkan kerugian Sistem Produksi dan Industri Besi Baja Dalam Negeri (Kerugian
Perekonomian Negara). Akibat perbuatannya, para tersangka diduga melanggar ketentuan
Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang RI
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain itu, Pasal 3
atau Pasal 4 Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana pencucian uang.

Book Chapter Ekspor Impor 119


C. Kasus Impor Garam

Masyarakat Indonesia sejak zaman dulu sudah menggunakan garam saat memasak.
Saat ini garam sudah berevolusi bukan hanya sekadar penyedap rasa, tetapi menjadi
komoditas strategis dan harus menjadi prioritas untuk ditangani, baik dalam jangka pendek
dan rencana aksi untuk jangka menengah dan panjang. Tingginya kebutuhan garam
nasional menyebabkan impor selalu menjadi pilihan. Namun di sisi lain, adanya kebijakan
impor garam selalu mengundang perdebatan, bahkan di antara pengambil kebijakan.terkait
kebijakan impor garam, dalam siaran pers KPPU pada 20 April 2021 No.034/KPPU-
PR/IV/2021 menetapkan impor garam sebesar 3,07 juta ton dengan menjabarkan tiga
potensi masalah. Salah satunya potensi garam industri dari impor yang tidak terpakai masuk
ke pasar garam konsumsi. Hal ini sebagai akibat dalam mengestimasi kebutuhan impor.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kebutuhan


garam nasional mencapai 4,6 juta ton pada 2021. Dari acuan tersebut, pemerintah
menyepakati alokasi impor garam (garam impor) industri sebanyak 3,07 juta ton. Dari jumlah
kebutuhan garam nasional, sebanyak 84% di antaranya merupakan peruntukan untuk bahan
baku industri manufaktur. Sektor industry dengan kebutuhan garam antara lain khlor dan
alkali, yang menghasilkan produk-produk perokimia, pulp, dan juga kertas. Ia menyebutkan,
kebutuhan bahan baku garam industri untuk sektor ini mencapai 2,4 juta ton per tahun.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), jumlah produksi garam lokal
tahun 2020 baru mencapai 1,3 juta ton dengan beberapa variasi kualitas.Dengan demikian,
masih terdapat kesenjangan yang cukup besar dari kebutuhan garam nasional yang sudah
mencapai 4,6 juta ton.

Untuk mengurangi ketergantungan pada impor garam, terdapat beberapa strategi


pengembangan yang dapat dilakukan, salah satunya yaitu dengan revitalisasi usaha garam
rakyat dan pengembangan kawasan ekonomi garam baru. Revitalisasi usaha pergaraman
perlu dikaji seperti pengelolaan berbasis hamparan atau skala usaha perlu dihitung yang
dipadukan dengan pengembangan usaha pascaproduksi. Baik yang menyangkut
pergudangan, pengelolaan garam, maupun distribusi dan logistik. Ada beberapa hal yang
menjadi penyebab Indonesia impor garam, yaitu:

 Karena ketergantungan terhadap alam masih tinggi, saat ini produksi garam di
Indonesia masih bervariasi dan tergantung cuaca atau musim. Harga garam lokal pun
belum diatur sehingga fluktuatif mengikuti pasar. Keadaan iklim dan cuaca sangat
berperan.

 Karena masih rendahnya teknologi dan SDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan
juga melakukan Program Pengengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR).
Program ini merupakan pemberdayaan petambak garam dengan segala upaya untuk
meningkatkan kemampuan petambak garam untuk melaksanakan usaha produksi
garam dengan lebih baik.

 Karena kelembagaan pemasaran yang tak berpihak, struktur pasar cenderung


oligopsonistik dan beroperasinya sistem kapitalistik.

D. Kasus Dilarangnya Ekspor Batu Bara

Book Chapter Ekspor Impor 120


Adanya larangan ekspor batu bara periode 01-31 Januari 2022 merupakan wujud
nasionalisme dalam mempertahankan sumber daya alam demi kemakmuran masyarakat.
Larangan ekspor batu bara selain untuk mendahulukan kepentingan dalam negeri juga
untuk mengontrol kekayaan alam agar kekayaan alam dapat dimanfaatkan sebesarnya bagi
kemakmuran rakyat. Pelarangan tersebut sebagai upaya paksa pemerintah agar
pengusaha batu bara memenuhi ketentuan Domestic Market Obligation (DMO). Sebab,
upaya denda tidak efektif. Saat harga batu bara melambung tinggi, pengusaha lebih
mementingkan ekspor dengan bayar denda yang jumlahnya kecil, ketimbang memasok ke
PLN. Upaya pelarangan ekspor batu bara diharapkan juga dapat mencegah kenaikan tarif
listrik yang dapat jadi beban masyarakat dan memperburuk daya beli. Pelarangan ekspor
batu berlaku bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) atau IUPK tahap kegiatan
operasi produksi, IUPK sebagai kelanjutan Operasi Kontrak atau Perjanjian dan PKP2B.
Dengan demikian, 20 PLTU PLN berdaya 10.850 MW yang berbahan baku batu bara tak
padam dan 10 juta pelanggan terhindar dari pemadalam listrik. Direktur Jenderal Mineral
dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin sebelumnya mengatakan pihaknya
berkali-kali mengingatkan produsen batu bara untuk memenuhi komitmen memasok batu
bara ke PLN. Namun naiknya harga batu bara internasional membuat realisasi Domestic
Market Obligation (DMO) di bawah target sehingga PLN alami defisit batu bara.
Menindaklanjuti hal itu, Kementerian Perdagangan kemudian membekukan 490
perusahaan batu bara yang tidak memenuhi DMO 0-75%. Dari jumlah itu, 418 perusahaan
batu bara tak jalankan komitmen DMO dari Januari-Oktober 2021.

Kebijakan pelarangan ekspor batu bara oleh pemerintah diprotes sejumlah Negara
seperti Jepang, Korea Selatan dan Filipina. Jepang terlebih dahulu meminta Indonesia
mencabut larangan ekspor batu bara. Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji
menyurati Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Arifin Tasrif bahwa larangan
ekspor tersebut akan berdampak serius. Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi
Korea Selatan meminta Indonesia untuk kembali membuka pengiriman batu bara sesegera
mungkin. Kemudian setelah Jepang dan Korea Selatan, Filipina yang meminta Indonesia
untuk menghentikan larangan ekspor batu bara. Permintaan itu disampaikan oleh Menteri
Energi Filipina, Alfonso Cusi, yang mengatakan, kebijakan itu akan merugikan
perekonomian negaranya, sebab sampai saat ini masih sangat bergantung pada batu bara
sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. Setelah mendapatkan berbagai macam
laporan dari berbagai pihak dan melakukan banyak pertimbangan pula, akhirnya kebijakan
larangan ekspor batu bara hanya berlaku selama 12 hari saja. Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan bahwa pemerintah akan
kembali membuka ekspor batu bara mulai Rabu 12 Januari 2022.

E. Kasus Ekspor Benih Lobster


Edhy Prabowo menyampaikan alasan dibukanya ekspor benih lobster demi nelayan.
Dalam beberapa kesempatan ditegaskan bahwa alasan kebijakan tersebut untuk
kesejahteraan nelayan. Menurutnya, hal itu penting lantaran banyak nelayan yang hidupnya
bergantung pada budidaya komoditas benih lobster. Ekspor benih lobster resmi diizinkan
Edhy Prabowo melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2020
tentang pengelolaan lobster, kepiting, dan rajungan di wilayah Indonesia. Aturan tersebut

Book Chapter Ekspor Impor 121


ditandatanganinya pada 4 Mei 2020. (Detik News, 2020) .

Salah satu pihak yang mendukung dibukanya keran ekspor benih lobster adalah Anggota
Komisi IV DPR RI dari Fraksi Gerindra, Darori Wonodipuro. Dia menyebut polemik saat ini
masih ada campur tangan dari menteri lama yang belum rela melepaskan
jabatannya. Peraturan ini jelas bertentangan dengan kebijakan Menteri sebelumnya, Susi
Pudjiastuti yang melarang keras ekspor benih lobster di Indonesia karena
mempertimbangkan keberlanjutan ekosistem dan penguatan industri Lobster dalam negeri.
Alasan lain mengapa kebijakan ekspor benih Lobster harus dilarang adalah adanya
kemungkinan terjadinya kepunahan, sehingga nantinya Indonesia tidak akan menjadi
negara produsen Lobster lagi.

Menteri KKP Edhy Prabowo ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai
tersangka dalam kasus dugaan suap terkait izin ekspor benih lobster atau benur. KPK
sendiri telah melakukan penyidikan kepada Edhy Prabowo dan istri sejak Mei 2020. Wakil
Ketua KPK Nawawi Pomolango menuturkan jika ditetapkan 7 orang sebagai tersangka
kasus dugaan korupsi terkait penetapan perizinan ekspor benih lobster atau benur di
Kementerian KKP tahun 2020. Berdasarkan data PPATK, kerugian negara imbas
penyelundupan benih lobster mencapai Rp900.000.000.000.000. karena nilai ekspor benih
lobster atau benur disebutkan memang meniliki nilai yang tinggi. Berdasarkan hasil
penyidikan, Edhy Prabowo dan istrinya juga ditemukan telah membelanjakan uang panas
tersebut ketika berkunjung ke Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat. Wakil Ketua KPK Nawawi
Pomolango menyampaikan, Edhy Prabowo dan istri, Iis Rosita Dewi, telah
menggelontorkan uang sekitar Rp750.000.000.000 untuk membeli berbagai barang
konsumsi pribadi. (Rahma, 2020).

KPK sendiri telah melakukan penyidikan kepada Edhy Prabowo dan istri sejak Mei 2020.
Pada saat itu ditemukan kiriman uang sebesar USD 100.000, atau sekitar Rp 1,4 miliar
(kurs Rp 14.144 per dolar AS) dari Direktur PT DPP Suharjito. Uang tersebut dikirimkan
melalui Safri yang juga merupakan Staf Khusus Menteri KKP, dan Amirul Mukminin selaku
pihak swasta. Selain itu, Safri dan Andreu Pribadi Misata (Staf Khusus Menteri KKP atau
Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas) pada Agustus 2020 juga kepergok menerima uang senilai
Rp436.000.000.000 dari Ainul Faqih, seorang staf istri Menteri KKP Edhy Prabowo.
Kemudian pada 5 November 2020, diduga terdapat transfer dari rekening pemegang PT
Aero Citra Kargo Amri dan Ahmad Bahtiar ke rekening salah satu bank atas nama Ainul
Faqih. Jumlahnya sebesar Rp 3,4 miliar yang diperuntukan bagi keperluan Edhy Prabowo
dan istri, serta Safri dan Andreu Pribadi Misata.
Kondisi Ekspor Impor di Indonesia Sekarang

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada penurunan ekspor dalam neraca
perdagangan RI Mei 2022. Ekspor RI turun sampai 21,29% dibandingkan perolehan April
2022. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan ekspor RI
dalam neraca dagang Mei 2022 sebesar US$ 21,51 miliar. Dibandingkan periode yang sama
di tahun 2021, torehan ekspor itu masih mengalami peningkatan 27%. Namun
pertumbuhannya juga mengalami perlambatan. Ada tiga sektor yang mengalami penurunan
ekspor di Mei 2022, di antaranya pertanian, pengolahan dan pertambangan. Sektor yang

Book Chapter Ekspor Impor 122


mengalami penurunan secara month to month ini industri pengolahan yang mengalami
penurunan ekspor terdalam turun 25,93%. Komoditas yang mengalami penurunan minyak
kelapa sawit, pakaian jadi atau konveksi. Minyak kelapa sawit karena kita ada larangan
ekspor sehingga mengalami penurunan. Sementara sektor pertanian yang turun adalah
komoditas sarang burung dan tanaman obat. Sektor pertambangan turun 12,92% yang
didorong penurunan komoditas biji tembaga dan lignit. Sektor migas yang meningkat mtm
jadi sektor migas mengalami peningkatan disebabkan oleh komoditas migas untuk minyak
mentah dan gas.(Laucereno, 2022) .

Sementara pada kondisi impor terjadi penurunan dalam neraca perdagangan Indonesia
pada Mei 2022. Impor Indonesia turun sebesar 5,81 persen persen dibandingkan April 2022.
Sementara, pertumbuhan impor Mei 2022 secara year on year mengalami peningkatan
30,74 persen dibandingkan Mei 2021 yang lalu. Kendati begitu, Setianto mengatakan
peningkatan yang terjadi tidak seperti peningkatan pada Mei 2021 yang lalu sebesar
68,69% secara year on year. Adapun impor Indonesia menurut penggunaan barang
mengalami penurunan secara month to month. Untuk barang konsumsi turun 10,77%,
utamanya didorong oleh penurunan komoditas buah-buahan dan sayuran. Kemudian untuk
bahan baku/penolong turun 5,62%, disebabkan penurunan komoditas bahan bakar mineral,
besi dan baja. Barang modal juga mengalami penurunan sebesar 3,62% yang disebabkan
komoditas mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya dan kendaraan beserta bagiannya.
BPS mencatat terdapat peningkatan terbesar impor non migas pada Mei 2022, diantaranya
gula dan kembang gula (HS 17) bertambah USD 106,8 juta atau meningkat 18,22%. Disusul
Bahan bakar mineral (HS 27) bertambah USD 74,6 juta. Lalu, Daging hewan (HS 02)
bertambah USD 66,2 juta, logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71) bertambah USD
46,2 juta, dan pupuk (HS 31) sebesar USD 45,1 juta. Sedangkan, dalam neraca
perdagangan, penurunan terbesar impor nonmigas terjadi pada golongan mesin dan
perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85), besi dan baja (HS 72), ampas dan sisa
industri makanan (HS 23), mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84), dan
serealia (HS 10). (Santia, 2022)
Strategi Pemerintah yang Dilakukan untuk Meningkatkan Ekspor dan Mengurangi
Impor di Indonesia

Upaya peningkatan ekspor nasional terus dilakukan oleh Pemerintah. Untuk mencapai
hal tersebut, Pemerintah menjalankan berbagai strategi yaitu:

a. menjaga pasar dan produk utama

b. memfokuskan kepada pelaku UKM/IKM yang berorientasi ekspor

c. melakukan penetrasi ke negara non-tradisional market


d. utilisasi perjanjian dagang baik PTA, FTA, dan CEPA

e. implementasi Reformasi Regulasi (Undang-Undang Cipta Kerja) terkait

penyederhanaan serta kepastian dalam proses perizinan dan persetujuan


ekspor/impor.

Book Chapter Ekspor Impor 123


Sedangkan pada impor beberapa strategi yang dilakukan oleh pemerintah untuk
menurunkan tingkat impor di Indonesia itu sendiri, yaitu:

a. pembenahan lembaga sertifikasi produk untuk penerbitan Standar Nasional

Indonesia (SNI)
b. mengembalikan aturan pemeriksaan produk impor dari post-border ke border

c. menaikkan tarif Most Favored Nation untuk komoditas strategis, serta

menaikkan implementasi trade remedies


d. membenahi masalah-masalah yang ada di produk itu sendiri.

PENUTUP

Kesimpulan

Dengan berkembangnya perdagangan global menjadikan ekspor impor juga


berkembang di Indonesia. Sudah banyak barang-barnag yang di ekspor ke nega lain
serta Indonesia mengimpor barang dari negara lain pula. Hal demikian tidak sedikit
adanya kasu-kasus yang menyeleweng, dengan artian merugikan Indonesia.
Seperti, kasusu korupsi ekspor mintak goreng, korupsi ekspor benih lobster, impor
garam, dilarangnya impor baja, dan dilarangnya ekspor batu bara.
Untuk saat ini kondisi Ekspor RI mengalami penurun sampai 21,29%
dibandingkan perolehan April 2022 sedangkan impor Indonesia turun sebesar 5,81%
dibandingkan April 2022. Mengatasi hal-hal tersebut beberapa strategi dilakukan
pemerintah. Untuk ekspor strateginya yaitu: menjaga pasar dan produk utama,
memfokuskan kepada pelaku UKM/IKM yang berorientasi ekspor, melakukan
penetrasi ke negara non-tradisional market, utilisasi perjanjian dagang baik PTA,
FTA, dan CEPA, dan implementasi Reformasi Regulasi (Undang-Undang Cipta
Kerja) terkait penyederhanaan serta kepastian dalam proses perizinan dan
persetujuan ekspor/impor. Untuk impor strategi yang diterapkan yaitu: pembenahan
lembaga sertifikasi produk untuk penerbitan Standar Nasional Indonesia (SNI),
mengembalikan aturan pemeriksaan produk impor dari post- border ke border,
menaikkan tarif Most Favored Nation untuk komoditas strategis, serta menaikkan
implementasi trade remedies, dan membenahi masalah-masalah yang ada di produk
itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Ade Miranti Karunia.2020.Ini Langkah-langkah Pemerintah untuk Kendalikan Impor.
diakses pada 21 Juni 2022 pukul 10.00 melalui link
https://money.kompas.com/read/2020/07/29/171049626/ini-langkah-langkah-pemerintah-
untuk-kendalikan-impor?page=all.

Aprillia Ika.2022.Larangan Ekspor Batu Bara, Wujud Nasionalisme walau Diprotes


Banyak Negara. diakses pada 13 Juni 2022 pukul 11.20 melalui link

Book Chapter Ekspor Impor 124


https://money.kompas.com/read/2022/01/10/203000426/larangan-ekspor-batu-bara-
wujud-nasionalisme-walau-diprotes-banyak-negara?page=all.

https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/2911/pemerintah-terus-berupaya-meningkatkan-
jumlah-eksportir-indonesia

https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/21/200500965/duduk-perkara-kasus-ekspor-
minyak-goreng-dirjen-kemendag-
indrasariwisnu?page=all&jxconn=1*zxdmn9*other_jxampid*cjFjVklSRWRjb0w3T0lj
OEoycVpra0NVV3MxZ2tFb3VfUnBLenAxakhGNGE4YWpZRWlrb3BDeHlZWU03N3dSV
w..#page2

https://news.detik.com/berita/d-6086651/ini-peran-5-tersangka-kasus-ekspor-minyak-
goreng.

https://www.google.com/amp/s/www.cnbcindonesia.com/news/20220201095817-4-
312008/gong-xi-fa-cai-larangan-ekspor-batu-bara-sudah-dicabut/amp

Mahar Prastiwi.2022.Pakar UGM Ungkap Potensi dan Permasalahan Penyediaan Garam


Nasional. diakses pada 13 Juni 2022 pukul 10.00 melalui link
https://www.kompas.com/edu/read/2021/06/23/102600671/pakar-ugm-ungkap-potensi-
dan-permasalahan-penyediaan-garam-nasional?page=all#page2.

Muhammad Idris. 2022. Mulai Hari Ini, Seluruh Ekspor Batubara Dilarang Pemerintah.
diakses pada 21 Juni 2022 pukul 09.00 melalui link
https://money.kompas.com/read/2022/01/01/201850426/mulai-hari-ini-seluruh-ekspor-
batubara-dilarang-pemerintah?page=all.

Sylke Febrina Laucereno. 2022.Ekspor Mei US$ 21,51 M, Turun Dibanding April, tapi
Naik dari Tahun Lalu diakses pada 21 Juni 2022 pukul 09.00 melalui link
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6128108/ekspor-mei-us-2151-m-turun-
dibanding-april-tapi-naik-dari-tahun-lalu

Book Chapter Ekspor Impor 125

Anda mungkin juga menyukai