PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
Nama : Asnawi
NIM : 620190157
Pandeglang, ……………..……….2021
Panitia Seminar
Mengetahui,
Pandeglang,…………………………….2021
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Allah Swt. Karena hanya engan rahman dan rahim serta hidayah-Nya, sehingga
penulisan proposal dengan judul “Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun
masih secara sederhana. Sholawat serta salam teruntuk yang terkasih yakni Nabi
Farmasi . Disamping itu, penulisan peroposal ini, juga merupakan salah satu
Penulis sadari sepenuhnya bahwa penulisan proposal ini tidak lepas dari bantuan
berterima kasih berarti telah tertidur dari kehidupanya”, oleh karena itu terima
kasih setidaknya bisa menjadi bukti betapa kehidupan bisa dihargai sesederhana
apapun. Meskipun ucapan terimakasih tidak sanggup membalasnya, namun hal ini
dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis haturkan ucapan terima
Pandeglang…………2022
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
satunya adalah tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat. Ada banyak spesies
yang bisa kita manfaatkan untuk menunjang kehidupan kita, baik sebagai
untuk pengobatan.
alamiah dalam mengatasi jerawat yaitu daun teh hijau (Camellia sinensis L).
Teh hijau telah lama bermanfaat dalam pengobatan tradisional antara lain
memiliki senyawa aktif utama katekin yang berfungsi sebagai bakteri (Asri
yang memiliki bentuk sel batang, tidak membentuk spora dan dapat tumbuh
(Narulita, 2017).
adalah sediaan setengah padat yang jernih, tembus cahaya, dan mengandung
zat aktif, merupakan disperse koloid mempunyai kekuatan yang disebabkan
oleh jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi (Elmitra., 2017).
bahwa pengujian mikrobiologi dari ekstrak daun fraksi-fraksi dan daun teh
hijau terhadap P. acnes dan S. aerus menunjukkan bahwa fraksi etil asetat
fraksi air. Konsentrasi hambat minimum (KHM) dari fraksi etil asetat
mm. golongan senyawa atau metabolit sekunder dari ekstrak serta fraksi-
fraksi daun teh hijau yang diduga dapat menghambat aktivitas bakteri uji
steroid-triterpenoid.
penelitian lebih lanjut terhadap daun teh hijau. Dalam penelitian ini penulis
Uji Aktivitas Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia
Propionibacerium acnes”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah :
1. Apakah ekstrak daun teh hijau dapat diformulasikan menjadi sediaan gel?
Propionibacterium acnes
Propionibacterium acnes
Dari penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik
1. Bagi Penulis
Penulis dapat membuat sediaan gel dari ekstrak teh hijau sehingga dapat
3. Bagi Masyarakat
bahwa ekstrak daun teh hijau dapat digunakan sebagai gel serta
bahan alam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teh hijau sangat popular di Cina dan Jepang, teh ini sering disebut teh
baik dalam keadaan panas, dingin, tawar, atau ditambah rempah, gula pasir,
atau gula batu (Fg Winarno & Lisa, 2015). Sejarah dari teh hijau ini berasal
dari negara cina, yang telah menggunakan teh hijau sebagai pendukung
pengobatan sejak 4.000 tahun yang lalu. Dan saat ini para peneliti nutrisi
telah menemukan bahwa teh hijau (Camellia sinensis L,) memiliki manfaat
bagi kesehatan. Belakangan ini, bukti baru telah ditemukan dengan minum
Aktifitas biologis yang paling penting dari daun teh hijau (Camellia
sinensis L,) sehingga memiliki aktifitas anti oksidan yang sangat kuat dari
daun teh hijau (Camellia sinensis L.) yang disebabkan oleh kandungan
senyawa. Katekin pada daun teh hijau (Camellia sinensis L.) dapat mengikat
peroksida radikal dalam tubuh dengan cara menekan cara reaksi berantai dan
Kingdom : Plantae
Sub divisi : Angiospermae
Divisi : permatophytea
Class : Dicotyledone
Subkelas : Chorripettalae
Ordo : Crantroemiaceae
Famili : Tjeaccae
Genus : Cammellia
Species : Camellia sinensis
Gambar 2.1 Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L.) (Dokumen pribadi, 2021)
2.1.2. Deskripsi
Tanaman teh hijau adalah salah satu tanaman perdu berdaun hijau
memiliki iklim tropis dengan ketinggian antara 200 s/d 2000 mdpl dengan
yang tumbuh dari ketiak daun dibagian bawah tajuk helaian daun berbentuk
langset, tulang daun menyirip, dan ujungnya berbentuk runcing. Tepi daun
lancip pergerigi daun muda warnanya lebih terang dan memiliki ukuran
lebih besar dari pada daun tua yaitu sekitar 2,5 sampai 25 cm dan pucuk nya
lebih banyak rambutnya. Sedangkan daun tua berwarna hijau kelam dan
2. Akar
Tanaman teh juga mempunyai perakaran yang dangkal dan cukup peka
menembus tanah yang keras sangat terbatas. Pada akar, tedapat lapisan
air dan sebagai tempat menyimpan makanan yang sebagian besar adalah
karbohirat.
3. Batang
Tanaman teh memiliki batang yang tumbuh lurus dan berjumlah banyak,
tetapi batangnya berukuran kecil. Jika batangnya tidak dipangkas maka akan
4. Bunga
Tanaman teh memiliki bunga yang termasuk dalam pengertian bunga
tunggal yang keluar dari ketiak daun pada cabang-cabang dan ujung batang.
Selain itu bunga teh memiliki kelopak yang berjumlah sekitar 5-6 helai
Buah tanaman teh masih berwarna hijau bersel tiga dengan dinding yang
cukup tebal pada awalnya buah akan tampak mengkilap tetapi setelah tua
akan berubah warna menjadi lebih suram dan berstektur kasar (Syakir.,
2010).
kandungan tanin dan bahan aktif lain yang mampu melarutkan lemak. Teh
2014)
2.1.4.Kandungan Kimia
Dalam daun teh hijau terdapat kandungan komponen yang mudah
menguap dan sangat berperan dalam memberikan cita rasa yang khas pada
teh. Komponen tersebut adalah volatif, bahan kimia yang terdapat dalam teh
2019).
2.2. Bakteri
artinya batang atau tongkat. Mikroba yang bersel satu biasanya disebut
pada hasil akhir pewarnaan dari bakteri. Bakteri gram positif berwarna ungu
sedangkan bakteri gram negatif berwarna merah hal ini dilihat setelah hasil
sel pada bakteri gram negatif lebih rumit dibandingkan bakteri gram positif
(Harti, 2015).
Tabel 2.1 Perbedaan Bakteri Gram Positif dengan Bakteri Gram Negatif
(Fardiaz, 1992)
No Keterangan Gram Positif Gram Negatif
Ketahanan terhadap
1 Lebih sensitif Lebih tahan lama
penisilin
Kebanyakan
2 Kebutuhan nutrient spesies relatif Relatif sederhana
kompleks
Kandungan Kandungan lipid
3 Komposisi dinding sel
lipid rendah tinggi
50% berat 10% berat kering
4 Berat
kering sel sel
dan dapat hidup diudara serta menghasilkan spora. Inflamasi bisa muncul
termasuk bakteri gram positif. Pada salah satu penelitian menunjukkan ada
beberapa gen yang dapat menghasilkan enzim untuk meluruhkan kulit dan
yang tidak teratur dan bisa dilihat pada pewarnaan gram positif. Bakteri
Kerajaan : Bacteria
Filum : Actinobacteria
Kelas : Actinobacteridae
Bangsa : Actinomycetales
Suku : Propionibacteriaceae
Marga : Propionibacterium
Jenis : Propionibacterium acnes
bahwa jerawat hanya menyerang muka, tetapi jerawat juga bisa menyerang
bagian tubuh lain, seperti dibagian punggung, dada dan lengan atas.
pori menjadi hancur dan dapat menimbulkan inflamasi pada kulit, hal ini
2020).
2.5. Simplisia
merupakan zat murni, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
akan memberikan warna, aroma, dan rasa yang sangat spesifik pada
1. Simplisia Nabati
dengan eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-
zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya
(Melinda, 2014).
2. Simplisia Hewani
Simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan (Meilisa, 2009) dan belum berupa
3. Simplisia Mineral
atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana
b Sortasi Basah
c Pencucian
d Perajangan
e Pengeringan
mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
f Sortasi Kering
h Pemeriksaan Mutu
artinya menarik sari. Ekstraksi yaitu suatu cara penarikan satu atau lebih zat
dari bahan asal. Khasiat dari bahan asal tersebut umumnya dapat ditarik
tetapi khasiatnya tidak dapat berubah. Ekstraksi yaitu memilih salah satu
cara penarikan yang tepat dengan cairan yang sesuai disertai pemisahan
lemak dan sebagainya. Jenis-jenis gula zat pati, zat lendir, albumin, protein,
pektin, selulosa, dan lain-lain. Umumnya mempunyai daya larut dalam
1. Maserasi
komponen kimia yang tidak tahan terhadap pemanasan dan bahan alam
selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.
daun.
2. Perkolasi
bejana berbentuk silinder, yang bagian bawah silinder diberi sekat wadah
melalui serbuk simplisia, dan cairan penyari akan melarutkan zat aktif
dalam sel simplisia yang melalui sampel dalam kondisi jenuh. Gerakan
3. Sokletasi
kembali kedalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon, jika
diidentifikasi oleh kromatografi lapis tipis (KLT) tidak memberikan
noda.
2.7. Pelarut
Pelarut adalah suatu zat yang melarutkan zat pelarut, untuk menghasilkan
1. Pelarut Etanol
dan minyak atsiri, tetapi tidak untuk jenis gom, gula dan albumin. Etanol
pada air saja. Beberapa zat berkhasiat memiliki kelarutan yang hampir
sama baiknya dalam air-etanol dan dalam spiritus fort sehingga biaya
produksi dengan air etanol akan lebih murah. Kadar alkohol dalam cairan
(Syamsuni, 2006).
2. Pelarut metanol
Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus
dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan dari pada
bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri. (Maulida dan
Zulkarnaen, 2010).
3. Pelarut N-heksana
Pelarut n-heksana adalah pelarut nonpolar yang bersifat stabil dan mudah
2010).
biasanya punya aktivitas biologi, secara tepat dan teliti. Oleh karena itu,
1. Skrining Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam
2. Skrining Saponin
non gula maupun aglikon yang bersifat hidrofobik. Aglikon ini juga
3. Skrining Tannin
Tanin adalah zat organik yang kompleks yang terdiri dari senyawa
dinding sel dan membentuk ikatan protein fungsional sel pada mikroba
mikroba. Selain itu, tanin juga merupakan senyawa yang bersifat lipofilik
dkk.,2016). .
4. Skrining Flavonoid
2.9. Gel
Gel adalah sediaan setengah padat yang jernih, tembus cahaya, dan
yang disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi
homogen yaitu bahan obat dan dasar gel harus yang mudah larut dan
terdispersi dalam air atau pelarut yang cocok sehingga pembagian dosis
sesuai dengan tujuan terapi yang diharapkan, memiliki daya lekat tinggi,
mudah merata bila dioleskan, mudah tercucikan oleh air dan memberikan
lain memiliki sifat aliran tiksotropik, daya sebar baik, tidak berminyak,
klech-Gellot, 2007).
1. CMC-Na
2. Gliserin
Pemerian : Cairan seperti sirup, jernih tida berwarna tidak berbau dan
praktis tidak larut dalam kloroform P,dalam eter p dan dalam minyak
lemak
3. Propilenglikol
4. Aquadest
Sediaan gel harus menggunakan zat aktif yang larut didalam air
agar gel dapat jernih pada berbagai perubahan temperatur, tetapi gel
dkk.,1998).
2.9.4.Basis Gel
kebalikan dari tidak adanya daya tarik menarik dari bahan hidrofobik,
sistem koloid hidrofilik biasanya lebih mudah untuk dibuat dan memiliki
(Voigt, 1995).
2002). Jika pada formulasi terdapat pelarut organik yang polar (seperti
membatasi penggumpalan dan disolusi yang tidak baik, yaitu digunakan air
2. 11 Medi-klin gel
dan inflamasi atau faktor aktivasi oleh P. acnes pada sebum. Obat ini
digunakan untuk pengobatab acne vulgaris yang disertai lesi inflamasi dan
2. 13 Hipotesis
Nama
Judul
Penulis dan Hasil Publikasi
Penelitian
Tahun
Seno A,A. Pengujian didapatkan hasil bahwa Indonesia
Putranti A. & ekstrak air dan pengujian mikrobiologi journal of
Yesi D fraksi-fraksi dari ekstrak daun fraksi- pharmaceuti
daun teh hijau fraksi dan daun teh hijau cal science
terhadap terhadap and
aktivitas Propionibacterium acnes twchnology,
bakteri dan Staphylococus aerus 2015 (I)
penyebab menunjukkan bahwa
jerawat fraksi etil asetat
P.acnes dan memberikan hambatan
S.aerus paling besar
dibandingkan dengan
ekstrak air dan fraksi air.
Konsentrasi hambat
minimum (KHM) dari
fraksi etil asetat terhadap
aktivitas bakteri P. acnes
adalah 2% dengan
diameter hambat 14,15
mm sedangkan
konsentrasi hambat
minimum (KHM) dari
fraksi etil asetat terhadap
aktivitas S. aerus adalah
2% dengan diameter
hambat 14,84 mm.
golongan senyawa atau
metabolit skunder dari
ekstrak serta fraksi-fraksi
daun teh hijau yang
diduga dapat
menghambat aktivitas
bakteri uji yaitu
flavonoid, polifenol,
tanin, monoterpenoid-
seskuiterpenoid dan
steroid-triterpenoid.
METODE PENELITIAN
sesuai dengan anggapan dasar serta hipotesis dalam penelitian ini bahwa
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu pisau, alumunium foil,
blender, ayakan mesh 100, bejana kaca, batang pengaduk, kertas saring,
corong, label, rotary evaporator, pot gel, laminar air flow,incubator, api
tabung reaksi.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ekstrak teh hijau,
bakteri P.acnes ).
3.4.1.Determinasi Tanaman
Daun teh hijau segar berwarna hijau yang didapat dari desa Cikotok,
ditutupi kain hitam, daun kelor yang sudah dikeringkan kemudian disortasi
kering untuk menghilangkan partikel atau kotoran yang menempel pada saat
1. Uji Alkaloid
Masukkan 0,5 gram ekstrak daun teh hijau yang telah ditimbang kedalam
jika ditetesi 2-3 tetes pereaksi mayer (larutan potasium merkuri iodida)
dan menghasilkan endapan berwarna kuning maka ekstrak daun teh hijau
2. Uji Flavonoid
Ditimbang 0,5 gram ekstrak daun teh hijau dimasukan kedalam tabung
3. Uji Saponin
4. Uji Tanin
Ditimbang sebanyak 0,5 gram ekstrak daun teh hijau, masukkan kedalam
terendam sempurna. Ekstrak ditetesi 1-2 tetes FeCl3 1%, jika terbentuk
warna biru tua atau hijau kehitaman maka ekstrak positif mengandung
Ditimbang sebanyak 0,5 gram ekstrak daun teh hijau, masukkan kedalam
tabung reaksi lalu tambahkan 2-3 tetes asam asetat anhidra, aduk secara
asam sulfat pekat dan diamati pewarnaan yang timbul. Warna merah atau
Tabel 3.1 Formula sediaan gel ekstrak etanol daun teh hijau dibuat
Pengamatan dilihat secara langsung, bentuk, warna, dan bau. Gel biasanya
2. Uji Homogenitas
3. Uji pH
Uji daya lekat dilakukan untuk mengetahui daya melekatnya gel dilakukan
dengan cara meletakan 0,25 gram gel diatas 2 objek gelas kemudian diberi
beban seberat 50 gram dan ditekan selama 5 menit lalu dilepas kembali.
Syarat daya lekat yang baik untuk sediaan topikal tidak kurang dari 4 detik
kaca lainnya diletakan diatasnya dan dibiarkan selama 1 menit setelah itu
didiamkan selama 1 menit lalu diukur diameternya. Syarat daya sebar yang
seperti gelas ukur, beker glass, labu takar, tabung reaksi dan erlenmeyer
ditutup lubangnya dengan menggunakan kapas yang dibalut dengan kain kasa
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121ºC dengan tekanan selama 15-20
menit. Laminar air flow disterilkan dengan cara dibersihkan dari debu lalu
disemprot dengan etanol 70%. Jarum ose disterilkan dengan cara pemijaran
Komposisi Satuan
Pepton from meat 5g
Meat Extract 3g
Agar 12 g
Air Suling ad 1L
pada suhu 121°C selama 15-20 menit. Media nutrient agar dituang
untuk media agar miring, biarkan memadat dan disimpan dalam lemari
2 jarum ose biakan bakteri pada media agar miring NA, lalu diinkubasi
2. Tuangkan diatas cawan petri yang berisi 10 ml media nutrient agar yang
kali.
Rumus : ( Dv – Dc ) + ( DH – Dc )
2
Keterangan :
Analisis data
1. Uji Organoleptik
2. Uji Homogenitas
3. Uji pH
1. Menurut Nurhasanah & Dede zona hambat dapat dihitung dengan cara
Keterangan :
L : Luas Zona Hambat
D1 : Luas Zona Hambat Horizontal
D2 : Luas Zona Hambat Vertikal
D3 : Diameter Sumuran
Data zona hambat dari hasil uji aktivitas antibakteri sediaan gel dan
uji sifat fisik yang meliputi, uji pH, uji daya lekat, uji daya sebar,
satu arah, apabila kedua syarat uji Anova tersebut terpenuhi, yaitu