OLEH
SEKSI : 19 BB 06
Dosen Pengampu :
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau
informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok
merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau
memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk
berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi
kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan
berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
1) Memusatkan perhatian
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru senantiasa harus berusaha
memusatkan perhatian dan aktivitas pembelajaran siswa pada topik atau
permasalahan yang didiskusikan. Dengan demikian apabila terjadi pembicaraan
yang menyimpang dari sasaran diskusi, maka pada saat itu pula pimpinan diskusi
harus segera meluruskan dan mengingatkan peserta diskusi tentang topik dan
sasaran dari diskusi yang sedang dilakukan. Oleh karena itu sebelum dan selama
proses diskusi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan diskusi yaitu rumusan tujuan atau kompetensi
secara jelas dan terukur yang harus dimiliki atau dicapai oleh siswa dari
kegiatan diskusi yang akan dilakukan.
b. Menetapkan topik atau permasalahan
Topik yang didiskusikan diusahakan harus menarik minat, menantang
dan memerhatikan tingkat perkembangan siswa. Topik masih bisa
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan. Melalui topik
yang dirumuskan tersebut dapat mendorong dan menggugah rasa ingin
tahu siswa, sehingga siswa akan secara aktif mencari informasi, belajar,
dan memecahkannya.
c. Mengidentifikasi arah pembicaraan yang tidak relevan dan
menyimpang dari arah diskusi. Hasil dari identifikasi dapat dijadikan
masukan bagi pimpinan diskusi untuk meluruskan pembicaraan,
pertanyaan, atau komentar lainnya, sehingga kegiatan diskusi senantiasa
terjaga dan terfokus pada masalah diskusi.
d. Merangkum hasil diskusi.
Rangkuman ini tidak hanya dilakukan pada ahir diskusi, tapi selama
proses berlangsung hasil pembicaraan yang inti segera dirangkum,
sehingga pada ahir diskusi akan dapat menyimpulkannya secara
lengkap dan akurat.
2) Memperjelas masalah atau urunan pendapat
Pada saat diskusi berjalan, kadang-kadang pertanyaan, komentar,
pendapat, atau gagasan yang disampaikan peserta diskusi ada kalanya kurang
jelas, sehingga jelas mengaburkan pada topik pembahasan kadang-kadang juga
menimbulkan ketegangan atau permasalahan baru dalam diskusi. Kejadian ini
jangan dibiarkan semakin berkembang, karena akan mengganggu proses dan hasil
diskusi itu sendiri.
3) Menganilisis pandangan siswa
Perbedaan pendapat dalam diskusi adalah sesuatu yang wajar dan sangat
mungkin terjadi. Namun yang harus diperhatikan oleh guru atau pimpinan diskusi
adalah bagaimana agar perbedaan tersebut menjadi pendorong dan membimbimng
setiap anggota kelompok untuk berpartisipasi secara aktif dan konstruktif
terpecahkannya masalah yang didiskusikan.
4) Meningkatkan urunan siswa
5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6) Menutup diskusi
1) Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik.
2) Termotivasi oleh kehadiran teman.
3) Mengurangi sifat pemalu.
4) Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok.
5) Meningkatkan pemahaman diri anak.
6) Melatih sisa untuk berfikir kritis.
7) Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
8) Melatih dan mengembangkan jiwa social pada diri siswa.
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara
3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok
kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa
serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa
dengan siswa.
1) Terjadi hubungan ( interaksi) yang akrab dan sehat antara guru dan siswa serta
siswa dengan siswa.
2) Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kemempuan, dan minatnya sendiri.
3) Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
4) Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi
dan alat yang akan digunakan, dan bahkan tujuan yang ingin dicapai.
Peran guru dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai berikut :
Berbagai hal yang harus dihindari guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil
adalah:
1) Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya
dengan topic pembicaraan.
2) Membiarkan diskusi dikuasai/dimonopoli oleh peserta didik tertentu.
3) Membiarkan peserta didik tidak aktif.
4) Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik.
5) Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk
memikirkan pemecahan masalah.
6) Tidak merumuskan hasil diskusi dan tidak membentuk tindak lanjut.
1. Tujuan dari keterampilan dasar mengajar guru yaitu supaya guru atau tenaga
pendidik dapat memahami hakikat keterampilan dasar mengajar yang dapat
dipratikkan di dalam kelas, mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan dasar mengajar
dan terampil menerapkan setiap jenis keterampilan dasar mengajar untuk
meningkatkan kuaitas proses dan hasil pembelajaran. Dengan memiliki pemahaman
ini seorang guru akan mempunyai persiapan mengajar yang baik dalam menguasai
bahan pengajaran, mampu memilih metode yang tepat serta bisa memberikan
penguasaan kelas yang baik.
2. Tujuan yang lain yaitu untuk membekali tenaga pendidik beberapa keterampilan
dasar mengajar dan pembelajaran. Bagi calon tenaga pendidik hal ini akan memberi
pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar
secara terpisah, sedangkan bagi calon tenaga pendidik hal ini dapat mengembangkan
keterampilan dasar mengajarnya sebelum mereka melaksanakan tugas sebagai tenaga
pendidik. Memberikan kemungkinan calon tenaga pendidik untuk mendapatkan
bermacam keterampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana
menerapkan dalam program pembelajaran sehingga pada akhir masa kuliah
mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan nilai–
nilai dasar atau sikap yang direfleksikan dalam berfikir dan bertindak) sebagai calon
guru sehingga memiliki pengalaman melakukan pembelajaran dan kesiapan untuk
melakukan praktek pendidikan di sekolah/lembaga.
DAFTAR RUJUKAN
Marno dan Idris. 2014. Strategi, Metode dan Teknik Mengajar (Menciptakan Keterampilan Mengaar
yang Efektif dan Edukatif). Jakarta: Ar-Ruzz Media.
Pusat Bahasa DEPDIKNAS. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.