(OBESITAS)
Disusun oleh:
NIM: 218240089
Gizi merupakan suatu proses pengunaan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorbs, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan serta menghasilkan energi, untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ. Gizi merupakan faktor yang terpenting
dalam indikator Kesehatan pada manusia. Gizi yang tidak seimbang baik kekurangan
maupun kelebihan gizi, akan menurunkan kualitas sumber daya manusia
Masalah gizi yaitu gizi kurang dan gizi lebih sering dijadikan satu kelompok dan
disebut penyakit gizi salah atau malnutrition, pada penyakit gizi salah, kesalahan pangan
terutama terletak dalam ketidak seimbangan komposisi hidangan. Pada penyakit gizi lebih,
susunan hidangan penting seimbang, tetapi jumlah yang dikonsumsi secara keseluruhan
melebih apa yang diperlukan oleh tubuh. Menurut WHO masalah gizi dan Kesehatan pada
masa remaja yaitu gangguan makanan, obesitas, anemia, dan makanan tidak teratur usia
remaja merupakan periode rentan gizi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kebutuhan zat gizi
meningkat pada usia 17-19 tahun sebesar 2125 kkal untuk perempuan, perubahan gaya hidup
dan aktivitas fisik remaja itu sendiri. remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena
peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan tubuh yang signifikan.
Dari hasil identifikasi masalah yang saya temui yaitu adalah masalah gizi lebih
dimana berkaitan dengan degenerative pada (obesitas).
B. HASIL IDENTIFIKASI MASALAH GIZI LEBIH YANG SAYA TEMUI
a. Identitas responden yaitu:
Nama: marsya asmaniar
Jenis kelamin: perempuan
Umur: 15 tahun
Pendidikan terakhir: SMP
Status: sudah menikah
Pekerjaan: responden: IRT, suami: tukang batu,
Pekerjaan: ayah: tukang ojek, ibu: IRT.
b. Adapun hasil dari pengukuran secara antropometri biokimia pada responden yang
diukur adalah yaitu:
Nama: marsya asmaniar
Jenias kelamin: perempuan
Umur: 15 tahun
BB: 86,1 kg
TB: 159 cm
LILA: 37 cm
LPe: 97 cm
LPi: 109 cm
LPa: 47 cm
c. Adapun hasil wawancara pola makan yang diberikan pada responden dalam
bentuk metode recall pola makan 2x24 jam dan mengetahui pola food frekuensi
pada responden yaitu:
Pengukuran status gizi
Dari hasil pengukuran yang kami lakukan terhadap responden
dapat diketahui berat badan, tinggi badan, IMT dan lingkar lengan, dan
lingkar perut sebagai berikut adalah:
Nama: marsya asmaniar
Jenis kelamin: perempuan
Umur: 15 tahun
BB: 86,1 kg
TB: 159 cm
BB (kg) 86,1 kg
IMT= =
( TB )( m ) 2 1,59 ×1,59
86,1kg
= =34,16 kg /m 2
2,52m 2
Jadi IMT responden adalah memiliki berat badan lebih obesitas 1 (30-34)
Total
2,593,84 272,76 58,9 95,48
Pola makan hari ke- 2
2. Lauk
Telur goreng 93 gram (BDD 100%)
93
Energi = × 40=390 kal
100
93
Karbohidrat = × 42=0,42 gram
100
93
Protein = ×648=6,48 gram
100
93
Lemak = ×733=7,33 gram
100
c. Hasil / kesimpulam dari keseluruhan recall pola makan dan hasil rata-
rata zat gizi analisis nilai zat gizi berikut yaitu:
Hasil pengukuran status gizi responden berdasarkan BB/TB2
didapatkan IMT 34,16 kg/m2
Total energi dari makanan yang dikonsusmsi oleh responden
hari ke 1 ditambah dari ke 2 adalah 2,82442 kal
Total karbohidrat dari makanan yang dikonsumsi oleh
responden hari ke 1 ditambah ke 2 adalah 342,78 gram
Total protein dari makanan yang dikonsumsi oleh responden
hari ke 1 ditambah ke 2 adalah 71,135 gram
Total lemak dari makanan yang dikonsumsi oleh responden
hari ke 1 ditambah ke adalah 78,42 gram
Rata-rata konsumsi makanan yang dikonsumsi
responden adalah:
Energi = 2,82442/2 = 1,41221
Kh = 342,78/2 = 171,185
Protein = 71,135/2 = 35,5675
Lemak = 78,42/2 = 39,21
Bubur +
+
Jagung
+
Ubi
-lauk
+
Ayam
+
Ikan
+
Daging +
Jaroang, hati +
Telur +
Tempe +
Tahu +
Udang +
Cumi-cumi
+
-sayur
Bayam +
+
Kangkung
+
Sayur bening
+ +
Kol
Sawi +
Sayur asem
Sayur sop +
-buah buahan +
Pisang +
Jeruk +
Semangka
Apel
-makanan +
instan/snack +
Mie instan +
Sosis
Minuman +
kemasan
Susu kemasan
1. Notes
Rumus AKG:
jumlah konsumsi
% Akg = × 100 %
jumlah Akg
Ket: lebih: >110%
Cukup: 80-110%
Kurang: < 80%
2,8244
2. % AKG energi: × 100 %=0,012× 100 %=24 %
2250
Jadi hasil peresentasi diatas energi responden dikategorikan kurang karena < 80%
342,78
3. % AKG karbohidrat: ×100 %=0,95 ×100 %=95 %
360
Jadi hasil peresentasi diatas karbohidrat responden dikategorikan cukup karena 80-
110%
71,135
4. % AKAG protein: ×100 %=1,18 ×100 %=118 %
60
Jadi hasil peresentasi diatas protein responden dikategorikan lebih karena > 110%
78,42
5. % AKG lemak: ×100 %=1,20 ×100 %=120 %
65
Jadi hasil peresentasi diatas lemak responden dikategorikan lebih karena > 110%.
C. IDENTIFIKASI HASIL PENYEBAB MUNCULNYA MASALAH GIZI LEBIH
Hasil identifikasi penyebab munculnya masalah gizi lebih (obesitas) pada responden
pada saat wawancara ditinjau dari sebagai berikut:
1. Perilaku: perilaku munculnya masalah gizi lebih pada responden disebabkan oleh
berbagai faktor tersebut yaitu faktor lingkungan dan faktor pengasuh yang dilihat
pada saat wawancara tersebut responden membiasakan makan-makanan yang
berlebihan dan kurangnya perilaku hidup sehat.
2. Sosial ekonomi: pada responden karena adanya lingkungan sekitar yang
mengharuskan dimana responden menjalani hari demi hari dengan mengonsumsi
makanan yang berlebihan dan tinggi lemak dan kurangnya makanan yang bergizi
dengan itu responden tersebut mengalami gizi lebih pada tubuhnya.
3. Pola pengasuhan: pada responden dalam pola pengasuhan terdapat berbagai
bentuk dan sikap responden seperti membiasakan membeli makanan siap saji
setiap hari dan memakan-makanan yang tinggi lemak dan kurangnya aktivitas
yang sehat kepada responden tersebut.
BAB II
1. Rencana kegiatan intervensi yang dilakukan untuk pada responden tersebut dengan
melakukan wawancara dan semacam edukasi kepada responden yaitu sebagai berikut:
a. Memberikan edukasi atau semacam arahan berkaitan masalah gizi lebih pada
responden adalah yaitu dengan memberikan pantauan yaitu:
Memberikan anjuran untuk mengurangi pola makanan yang berlebihan
Memberikan pantauan tentang arahan sering berolahraga yang cukup
dengan baik.
Dan mengurangi berbagai makanan yang tinggi lemak dan makanan siap
saji dan minuman yang bersoda
Dan memberikan anjuran agar mengurangi tidur berlebihan setiap hari.
Dan saya juga memberikan berbagai arahan kepada responden untuk
memberi asupan makanan yang baik seperti sayur-sayuran dan buah.
BAB III
Dari hasil intervensi yang diberikan kepada responden tersebut dari hasil evaluasinya
terdapat beberapa tingkat peningkatan dari responden yaitu dilihat dari hasil beberapa intervensi
yang dilakukan beberapa minggu dan dilihat dari hasil evaluasi oleh responden melalui BB
(berat badan) responden semakin naik yaitu 87,5gram hasil timbangan ke 2 selama intervensi
atau edukasi beberapa minggu kemari. Jadi edukasi yang diberikan kepada responden tidak ada
sama sekali perubahan yang ada pada responden saat ini.
BAB IV
Kesimpulan
Gizi merupakan suatu proses pengunaan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorbs, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan serta menghasilkan energi, untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ. Gizi merupakan faktor yang terpenting
dalam indikator Kesehatan pada manusia. Gizi yang tidak seimbang baik kekurangan
maupun kelebihan gizi, akan menurunkan kualitas sumber daya manusia
namum prevalensi masalah gizi lebih (obesitas) juga mulai meningkat, khususnya
pada kelompok sosial ekonomi menengah keatas diperkotaan. Dengan demikian saat ini
Indonesia menghadapi masalah gizi ganda. Hal ini sangat merisaukan karena mengancam
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sangat diperlukan dimasa mendatang. Jadi
obesitas merupakan sebuah masalah Kesehatan yang paling mendesak, yang telah menjadi
epidemik global/ disebut dengan global overweight baik dinegara maju maupun negara
berkembang. Banyak mengakui bahwa masalah obesitas atau disebut masalah gizi lebih
adalah masalah Kesehatan yang sulit diatasi.
Menurut WHO masalah gizi dan Kesehatan pada masa remaja yaitu gangguan
makanan, obesitas, anemia, dan makanan tidak teratur usia remaja merupakan periode rentan
gizi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kebutuhan zat gizi meningkat pada usia 17-19 tahun
sebesar 2125 kkal untuk perempuan, perubahan gaya hidup dan aktivitas fisik remaja itu
sendiri. remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik
dan perkembangan tubuh yang signifikan.
Berdasarkan kesimpulan dari hasil laporan yang dilakukan oleh responden tentang
masalah gizi lebih (obesitas) sebagai berikut:
1. Dilihat dari hasil identitas dan identifikasi masalah pada responden, dilakukan
wawancara kepada responden untuk mengetahui masalah gizi lebih yang ada pada
responden, dan dilakukannya pengukuran secara antropometri, biokimia, dan hasil
tanda klinis oleh responden.
2. Dilihat dari hasil yang dilakukan oleh responden yaitu dilakukannya pola makan/
recall 2x24 jam yaitu hari ke1 dan hari ke 2, setelah itu dilakukannya beberapa
pertanyaan pada responden mengenai food frekuensinya pada responden,
3. Dilihat dari hasil beberapa identifikasi penyebab muncul masalah gizi lebih dari
responden dilihat dari perilaku, sosial ekonomi, pola pengasuhan pada responden
yang dilakukan.
4. Setelah itu responden diberikan edukasi/intervensi semacam arahan secara
wawancara selama beberapa minggu, berjalanan kepada responden. Dan hasilnya
nanti akan dilihat dari BB (berat badan) responden apakah ada perubahan atau
tidak sama sekali yang edukasi yang kami berikan kepada responden
5. Dilihat dari hasil evaluasi edukasi/intervens yang dilakukan kepada responden
adalah hasil dari beberapa minggu berjalan. Dilihat dari BB (berat badan)
responden yaitu semakin meningkat atau disebut tidak ada perubahan yang baik
oleh responden dilihat dari hasil timbanagan ke 2 oleh responden semakin naik
saja.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. http://scholar.unand.ac.id
2. http://eprints.ums.ac.id
3. http://eprints.uny.ac.id
4. http://siat,ug.ac.id
5. http://repository.wima.ac.id
6. http://eprints.umm.ac.id
LAMPIRAN