Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN TUGAS PRATIKUM

MASALAH GIZI LEBIH PADA REMAJA

(OBESITAS)

Disusun oleh:

NAMA: SUCI TRI ANANDA

KELAS: VII. GIZI

NIM: 218240089

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE


BAB I

A. IDENTIFIKASI MASALAH GIZI LEBIH

Gizi merupakan suatu proses pengunaan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorbs, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan serta menghasilkan energi, untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ. Gizi merupakan faktor yang terpenting
dalam indikator Kesehatan pada manusia. Gizi yang tidak seimbang baik kekurangan
maupun kelebihan gizi, akan menurunkan kualitas sumber daya manusia

Masalah gizi merupakan Kesehatan di Indonesia. Masalah kekurangan gizi belum


dapat diselesaikan, namum prevalensi masalah gizi lebih (obesitas) juga mulai meningkat,
khususnya pada kelompok sosial ekonomi menengah keatas diperkotaan. Dengan demikian
saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda. Hal ini sangat merisaukan karena
mengancam kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sangat diperlukan dimasa
mendatang.

Masalah gizi yaitu gizi kurang dan gizi lebih sering dijadikan satu kelompok dan
disebut penyakit gizi salah atau malnutrition, pada penyakit gizi salah, kesalahan pangan
terutama terletak dalam ketidak seimbangan komposisi hidangan. Pada penyakit gizi lebih,
susunan hidangan penting seimbang, tetapi jumlah yang dikonsumsi secara keseluruhan
melebih apa yang diperlukan oleh tubuh. Menurut WHO masalah gizi dan Kesehatan pada
masa remaja yaitu gangguan makanan, obesitas, anemia, dan makanan tidak teratur usia
remaja merupakan periode rentan gizi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kebutuhan zat gizi
meningkat pada usia 17-19 tahun sebesar 2125 kkal untuk perempuan, perubahan gaya hidup
dan aktivitas fisik remaja itu sendiri. remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena
peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan tubuh yang signifikan.

Dari hasil identifikasi masalah yang saya temui yaitu adalah masalah gizi lebih
dimana berkaitan dengan degenerative pada (obesitas).
B. HASIL IDENTIFIKASI MASALAH GIZI LEBIH YANG SAYA TEMUI
a. Identitas responden yaitu:
Nama: marsya asmaniar
Jenis kelamin: perempuan
Umur: 15 tahun
Pendidikan terakhir: SMP
Status: sudah menikah
Pekerjaan: responden: IRT, suami: tukang batu,
Pekerjaan: ayah: tukang ojek, ibu: IRT.

b. Adapun hasil dari pengukuran secara antropometri biokimia pada responden yang
diukur adalah yaitu:
Nama: marsya asmaniar
Jenias kelamin: perempuan
Umur: 15 tahun
BB: 86,1 kg
TB: 159 cm
LILA: 37 cm
LPe: 97 cm
LPi: 109 cm
LPa: 47 cm

c. Adapun hasil wawancara pola makan yang diberikan pada responden dalam
bentuk metode recall pola makan 2x24 jam dan mengetahui pola food frekuensi
pada responden yaitu:
 Pengukuran status gizi
Dari hasil pengukuran yang kami lakukan terhadap responden
dapat diketahui berat badan, tinggi badan, IMT dan lingkar lengan, dan
lingkar perut sebagai berikut adalah:
Nama: marsya asmaniar
Jenis kelamin: perempuan
Umur: 15 tahun
BB: 86,1 kg
TB: 159 cm

BB (kg) 86,1 kg
IMT= =
( TB )( m ) 2 1,59 ×1,59

86,1kg
= =34,16 kg /m 2
2,52m 2

Berdasrkan perhitungan IMT responden dengan membandingkan beberapa


klarifikasi IMT menurut WHO yaitu berat badan lebih sebagai kondisi
overweight apabila IMT ≥ 25 kg/m 2 dan IMT ≥ 30 kg/m 2 disebut sebagai
kondisi obesitas. Dan dari hasil pengukuran dan perhitungan IMT responden
yaitu 34,16 yang dikategorikan berat badan lebih (overweight) karena melebih
dari rata-rata berat badan normal

Jadi IMT responden adalah memiliki berat badan lebih obesitas 1 (30-34)

LILA (lingkar lengan atas): 37 cm

Berdasrkan hasil pengukuran LL responden yaitu 37 cm dapat dikategorikan


gizi lebih dan mengalami gejala obesitas karena LL responden melebih dari
batas normal yaitu 23,5 sesuai dengan ketetapan kemenkes RI pengukur LILA

LPe (lingkar perut): 97cm

Berdasrkan hasil pengukuran LPe responden yaitu 97 cm dapat dikategorikan


gizi lebih (obesitas) karena melebih ukuran lingkar perut buncit yang
berlebihan diatas rata-rata normalnya.

 Tanda klinis (obesitas pada remaja)


Tanda -tanda klinis pada responden ditandai dengan berat badan
lebih. IMT melebih batas normal begitupun dengan LILA dan LPe yang
angka pengukurannya melebih dari batas normal, dari hasil pengamatan
yang dilakukan ternyata responden memiliki Riwayat obesitas yang sangat
lebih ditandai dengan pola makanannya, dan beberapa faktor lingkungan
sekitar. Dari beberapa adanya tanda kurangnya berolahraga yang cukup
dan kurangnya melakukan aktivitas berolahraga dan menjaga kesehtan
tubuh tersebut.

d. pola makan/ recall 2×24 jam

 Pola makan hari ke- 1

Waktu Makanan Porsi Energi karbohidrat protein lemak


07.00 Nasi putih 200 g 360 kal 79,6 g 6g 0,6 g
Mie goreng 80 g 350 kal 52 g 8g 12 g
Telur. G 93 g 390 kal 0,42 g 6,48 g 7,33 g
09.45 B.malkits 20 g 120 kal 19 g 2g 4,50 g
K. qtela 185 g 320 kal 38 g 1g 18 g
Es.krim 100 g 201 kal 24,4 g 3,52 g 10,72 g
13.25
Bakso 108 g 218 kal 8,18 g 13,4 g 14,22 g
The pucuk 350 ml 293 kal 18 g - -
Pisang. G 85 g 214 kal 30,66 g 1,25 g 11,28 g
21.30
G.tahu isi 100 g 115 kal 2,5 g 9,7 g 8,5 g
The tie 307 g 12,84 kal - 7,55 g 8,31 g

Total
2,593,84 272,76 58,9 95,48
 Pola makan hari ke- 2

Waktu Makanan Porsi Energi Karbohidra Protein Lemak


t
09.30 Nasi putih 200 g 360 kal 79,6 g 6g 0,6 g
Telur. G 93 g 39 kal 0,42 g 6,48 g 7,33 g
10.45 B.nanas 100 g 48 kal 12,63 g 0,54 g 0,12 g
M.goreng 80 g 350 kal 52 g 8g 12 g
S.nabati 10 g 50 kal 7g 1g 2g
Es.krim 100 g 201 kal 24,4 g 3,52 g 10,72 g
Floridina 350 mil 160 kal 37 g - -
16.30
B.semangka 100 g 30 kal 7,55 g 0,61 g 0,15 g
Nasi putih 200 g 360 kal 79,6 g 6g 0,6 g
Tahu,tempe.G 40 g 146 kal 7g 9,48 g 8,92 g
20.30
Nasi kuning 300 g 360 kal 79,6 g 6g 0,6 g
Ayam goreng 100 g 161 kal - 17,74 g 9,52 g
Tempe 100 g 200 kal 8g 18 g 8,8 g
goreng
Total The pucuk 350 mil 293 kal 18 g - -
3.109 412,8 83,37 61,36

a. Rata-rata zat gizi


 Energi: Dit = H1= 2.593,84
H2 = 3,109
5,64884
Penye = (2.593,84 + 3,109) =
2
= 2,8244
Karbohidrat: Dit = H1= 272,76
H2 = 421,8
685,56
Peye = (272,76 + 412,8) =
2
= 342,78
Protein: Dit = H1 = 58,9
H2 = 83,37
142,27
Penye = (58,9 + 83,37) =
2
= 71,135
Lemak: Dit = H1 = 95,48
H2 = 61,36
156,84
Penye = (95,48 + 61,36) =
2
= 78,42
b. Analisis nilai zat gizi
1. Makanan pokok

Nasi kuning 300 gram (BDD100%)


300
Energi = ×180=540 kal
100
300
Karbohidrat = ×39,8=19,4 gram
100
300
Protein = ×3,0=9 gram
100
300
Lemak = ×0,3=0,9 gram
100

Nasi putih 200 gram (BDD 100%)


200
Energi = ×180=540 kal
100
200
Karbohidrat = ×39,8=79,6 gram
100
200
Protein = ×3,0=6 gram
100
200
Lemak = × 0,3=0,6 gram
100

2. Lauk
Telur goreng 93 gram (BDD 100%)
93
Energi = × 40=390 kal
100
93
Karbohidrat = × 42=0,42 gram
100
93
Protein = ×648=6,48 gram
100
93
Lemak = ×733=7,33 gram
100

Tempe tahu goreng 40 gram (BDD 100%)


40
Energi = ×336=134,4 kal
100
40
Karbohidrat = ×7,6=3,12 gram
100
40
Protein = ×20,0=8 gram
100
40
Lemak = ×28,0=11,2 gram
100

Mie goreng 80 gram (BDD 100%)


80
Energi = ×350=35,0 kal
100
80
Karbohidrat = ×52=5,2 gram
100
80
Protein = ×8=0,8 gram
100
80
Lemak = ×12=1,2 gram
100

Ayam goreng 100 gram (BDD 100%)


100
Energi = ×161=16,1kal
100
100
Karbohidrat = ×0=0 gram
100
100
Protein = ×17,74=1,774 gram
100
100
Lemak = × 9,52=95 gram
100

3. Snack gorengan / snack ringan


Pisang goreng 68 gram (BDD 100%)
68
Energi = ×2,85=285 kal
100
68
Karbohidrat = ×76=0,76 gram
100
68
Protein = ×2,0=0,2 gram
100
68
Lemak = ×385=3,58 gram
100

Gorengan tahu isi 100 gram (BDD 100%)


100
Energi = ×115=11,5 kal
100
100
Karbohidrat = ×2,5=250 gram
100
100
Protein = × 9,7=970 gram
100
100
Lemak = ×8,5=850 gram
100

Biskuit malkits 20 gram (BDD 100%)


20
Energi = ×1,2=120 kal
100
20
Karbohidrat = ×0,19=19 gram
100
20
Protein = ×0,2=2 gram
100
20
Lemak = × 450=4,50 gram
100

Wafer nabati 10 gram (BDD 100%)


10
Energi = × 50 = 5,0 kal
100
10
Karbohidrat = ×7=7,0 gram
100
10
Protein = ×1=1,0 gram
100
10
Lemak = ×2=2,0 gram
100

c. Hasil / kesimpulam dari keseluruhan recall pola makan dan hasil rata-
rata zat gizi analisis nilai zat gizi berikut yaitu:
 Hasil pengukuran status gizi responden berdasarkan BB/TB2
didapatkan IMT 34,16 kg/m2
 Total energi dari makanan yang dikonsusmsi oleh responden
hari ke 1 ditambah dari ke 2 adalah 2,82442 kal
 Total karbohidrat dari makanan yang dikonsumsi oleh
responden hari ke 1 ditambah ke 2 adalah 342,78 gram
 Total protein dari makanan yang dikonsumsi oleh responden
hari ke 1 ditambah ke 2 adalah 71,135 gram
 Total lemak dari makanan yang dikonsumsi oleh responden
hari ke 1 ditambah ke adalah 78,42 gram
 Rata-rata konsumsi makanan yang dikonsumsi
responden adalah:
 Energi = 2,82442/2 = 1,41221
 Kh = 342,78/2 = 171,185
 Protein = 71,135/2 = 35,5675
 Lemak = 78,42/2 = 39,21

d. Hasil food frekuensi responden sebagai berikut:

Makanan yang ¿ 1× hr 1 ×/hr 3−6/mg 1−2 /mg Jarang Tidak pernah


dikonsusmsi (21 ×mg )
-makanan pokok
Nasi +
Roti +

Bubur +
+
Jagung
+
Ubi
-lauk
+
Ayam
+
Ikan
+
Daging +
Jaroang, hati +
Telur +
Tempe +
Tahu +
Udang +
Cumi-cumi
+
-sayur
Bayam +
+
Kangkung
+
Sayur bening
+ +
Kol
Sawi +
Sayur asem
Sayur sop +
-buah buahan +
Pisang +
Jeruk +
Semangka
Apel
-makanan +
instan/snack +
Mie instan +
Sosis
Minuman +

kemasan
Susu kemasan

Perbandigan AKG 2019

1. Notes
Rumus AKG:
jumlah konsumsi
% Akg = × 100 %
jumlah Akg
Ket: lebih: >110%
Cukup: 80-110%
Kurang: < 80%
2,8244
2. % AKG energi: × 100 %=0,012× 100 %=24 %
2250
Jadi hasil peresentasi diatas energi responden dikategorikan kurang karena < 80%
342,78
3. % AKG karbohidrat: ×100 %=0,95 ×100 %=95 %
360
Jadi hasil peresentasi diatas karbohidrat responden dikategorikan cukup karena 80-
110%
71,135
4. % AKAG protein: ×100 %=1,18 ×100 %=118 %
60
Jadi hasil peresentasi diatas protein responden dikategorikan lebih karena > 110%
78,42
5. % AKG lemak: ×100 %=1,20 ×100 %=120 %
65
Jadi hasil peresentasi diatas lemak responden dikategorikan lebih karena > 110%.
C. IDENTIFIKASI HASIL PENYEBAB MUNCULNYA MASALAH GIZI LEBIH
Hasil identifikasi penyebab munculnya masalah gizi lebih (obesitas) pada responden
pada saat wawancara ditinjau dari sebagai berikut:
1. Perilaku: perilaku munculnya masalah gizi lebih pada responden disebabkan oleh
berbagai faktor tersebut yaitu faktor lingkungan dan faktor pengasuh yang dilihat
pada saat wawancara tersebut responden membiasakan makan-makanan yang
berlebihan dan kurangnya perilaku hidup sehat.
2. Sosial ekonomi: pada responden karena adanya lingkungan sekitar yang
mengharuskan dimana responden menjalani hari demi hari dengan mengonsumsi
makanan yang berlebihan dan tinggi lemak dan kurangnya makanan yang bergizi
dengan itu responden tersebut mengalami gizi lebih pada tubuhnya.
3. Pola pengasuhan: pada responden dalam pola pengasuhan terdapat berbagai
bentuk dan sikap responden seperti membiasakan membeli makanan siap saji
setiap hari dan memakan-makanan yang tinggi lemak dan kurangnya aktivitas
yang sehat kepada responden tersebut.

BAB II

INTERVENSI (BERISI RENCANA KEGIATAN INTERVENSI YANG DILAKUKAN)

1. Rencana kegiatan intervensi yang dilakukan untuk pada responden tersebut dengan
melakukan wawancara dan semacam edukasi kepada responden yaitu sebagai berikut:
a. Memberikan edukasi atau semacam arahan berkaitan masalah gizi lebih pada
responden adalah yaitu dengan memberikan pantauan yaitu:
 Memberikan anjuran untuk mengurangi pola makanan yang berlebihan
 Memberikan pantauan tentang arahan sering berolahraga yang cukup
dengan baik.
 Dan mengurangi berbagai makanan yang tinggi lemak dan makanan siap
saji dan minuman yang bersoda
 Dan memberikan anjuran agar mengurangi tidur berlebihan setiap hari.
 Dan saya juga memberikan berbagai arahan kepada responden untuk
memberi asupan makanan yang baik seperti sayur-sayuran dan buah.

Setelah responden diberikan intrevensi/edukasi tersebut akan dilakukan


evaluasi semacam hasil dari intervensi yang dilakukan terhadap responden
beberapa minggu kemudian dengan melihat BB (berat badan) responden
apakah adakah perubahan setelah diberikan edukasi tersebut atau tidak sama
sekali.

BAB III

HASIL INTERVENSI DAN EVALUASI

Dari hasil intervensi yang diberikan kepada responden tersebut dari hasil evaluasinya
terdapat beberapa tingkat peningkatan dari responden yaitu dilihat dari hasil beberapa intervensi
yang dilakukan beberapa minggu dan dilihat dari hasil evaluasi oleh responden melalui BB
(berat badan) responden semakin naik yaitu 87,5gram hasil timbangan ke 2 selama intervensi
atau edukasi beberapa minggu kemari. Jadi edukasi yang diberikan kepada responden tidak ada
sama sekali perubahan yang ada pada responden saat ini.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Gizi merupakan suatu proses pengunaan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorbs, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan serta menghasilkan energi, untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ. Gizi merupakan faktor yang terpenting
dalam indikator Kesehatan pada manusia. Gizi yang tidak seimbang baik kekurangan
maupun kelebihan gizi, akan menurunkan kualitas sumber daya manusia

namum prevalensi masalah gizi lebih (obesitas) juga mulai meningkat, khususnya
pada kelompok sosial ekonomi menengah keatas diperkotaan. Dengan demikian saat ini
Indonesia menghadapi masalah gizi ganda. Hal ini sangat merisaukan karena mengancam
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sangat diperlukan dimasa mendatang. Jadi
obesitas merupakan sebuah masalah Kesehatan yang paling mendesak, yang telah menjadi
epidemik global/ disebut dengan global overweight baik dinegara maju maupun negara
berkembang. Banyak mengakui bahwa masalah obesitas atau disebut masalah gizi lebih
adalah masalah Kesehatan yang sulit diatasi.

Menurut WHO masalah gizi dan Kesehatan pada masa remaja yaitu gangguan
makanan, obesitas, anemia, dan makanan tidak teratur usia remaja merupakan periode rentan
gizi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kebutuhan zat gizi meningkat pada usia 17-19 tahun
sebesar 2125 kkal untuk perempuan, perubahan gaya hidup dan aktivitas fisik remaja itu
sendiri. remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik
dan perkembangan tubuh yang signifikan.

Berdasarkan kesimpulan dari hasil laporan yang dilakukan oleh responden tentang
masalah gizi lebih (obesitas) sebagai berikut:

1. Dilihat dari hasil identitas dan identifikasi masalah pada responden, dilakukan
wawancara kepada responden untuk mengetahui masalah gizi lebih yang ada pada
responden, dan dilakukannya pengukuran secara antropometri, biokimia, dan hasil
tanda klinis oleh responden.
2. Dilihat dari hasil yang dilakukan oleh responden yaitu dilakukannya pola makan/
recall 2x24 jam yaitu hari ke1 dan hari ke 2, setelah itu dilakukannya beberapa
pertanyaan pada responden mengenai food frekuensinya pada responden,
3. Dilihat dari hasil beberapa identifikasi penyebab muncul masalah gizi lebih dari
responden dilihat dari perilaku, sosial ekonomi, pola pengasuhan pada responden
yang dilakukan.
4. Setelah itu responden diberikan edukasi/intervensi semacam arahan secara
wawancara selama beberapa minggu, berjalanan kepada responden. Dan hasilnya
nanti akan dilihat dari BB (berat badan) responden apakah ada perubahan atau
tidak sama sekali yang edukasi yang kami berikan kepada responden
5. Dilihat dari hasil evaluasi edukasi/intervens yang dilakukan kepada responden
adalah hasil dari beberapa minggu berjalan. Dilihat dari BB (berat badan)
responden yaitu semakin meningkat atau disebut tidak ada perubahan yang baik
oleh responden dilihat dari hasil timbanagan ke 2 oleh responden semakin naik
saja.

Saran

Berdarkan hasil laporan yang dilakukan serta kesimpulan yang telah di


kemukakan, berikut ini beberapa saran yang diharapkan kepada responden dapat menjadi
masukan dan bahan pertimbangan dalam pemberian motivasi terhadap responden dalam
masalah gizi lebih (obesitas).

1. Untuk responden lebih memperhatikan kondisi serta, mengurangi beberapa


makanan yang tinggi lemak, dan membiasakan diri untuk menerapkan pola hidup
sehat serta membiasakan diri beraktivitas fisik dalam keadaan kecil sekalipun.
2. Untuk pemerintahan perlu memberikan perhatian khusus kepada seluruh
masyarakat terkait sosialisasi yang mengenai tentang bahayanya penyakit obesitas
masalah gizi lebih serta arahan untuk pencegahan obesitas diseluruh Indonesia.
3.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://scholar.unand.ac.id
2. http://eprints.ums.ac.id
3. http://eprints.uny.ac.id
4. http://siat,ug.ac.id
5. http://repository.wima.ac.id
6. http://eprints.umm.ac.id

LAMPIRAN

1. Hasil dokumentasi pengukuran antropometri pada responden masalah gizi lebih


(obesitas)
Dokumentasi responden pada saat wawancara

Dokomentasi responden pada saat pengukuran BB (berat badan)


Dokumentasi responden pada saat pengukuran TB (tinggi badan)
Dokumentasi responden pada saat pengukuran LILA (lingkar lengan atas)
Dokumentasi responden pada saat pengukuran LPe (lingkar perut)

Dokumentasi responden pada saat pengukuran LPi (lingkar pingang)


Dokumentasi responden pada saat pengukuran LPa (lingkar panggul)
2. Hasil dokumentasi evaluasi edukasi/intervensi kepada responden dalam pengukuran
ke 2 dilihat dari BB (berat badan responden)

Dokumentasi responden pada pengukuran BB (berat badan) ke 2 dari hasil evaluasi


edukasi/intervensi yang diberikan kepada responden.

Anda mungkin juga menyukai