Anda di halaman 1dari 3

Nama : Santi Purnama Sari

Nim : 2101032036

MK : Psikologi dalam kebidanan

Masalah : Ibu datang untuk mengaborsi kandungannya dikarenakan hamil diluar


nikah dan mengandung di usianya yang masih dini serta tidak ingin diketahui oleh
keluarganya.

(Pasien datang dirumah bidan)

Ibu A : assalamu’alaikum buk bidan..

Bidan : waalaikumsalam .. silahkan masuk .

Ibu A : iya terimakasih bu..

(Pasien dan Bidan berada didalam ruangan bidan)

Bidan : dengan siapa kesini buk?

Pasien : saya datang dengan teman bu, tapi dia menunggu didepan.

Bidan : ohh , ada yang bisa saya bantu buk?

Ibu A : iya saya mau minta tolong pada buk bidan ini tentang hal pribadi saya buk...

Bidan : iyaa ibu, kalo bisa saya akan tolong bu.. , tentang apa buk? Boleh diceritakan..

Ibu A : begini buk, saya kesini bukan untuk memeriksakan kandungan saya, tapi saya ingin
mengarbosi kandungan ini bu bidan.

Bidan : loh kenapa bu? Sudah berapa minggu kandungannya bu?

Ibu A : sudah 2 minggu bidan, saya ini hamil diluar nikah dan pacar saya tidak mau
bertanggung jawab buk jadi saya tidak tahu harus bagaimana, saya tidak ingin menunggu
semakin lama lagi karena semakin membesar. Saya juga harus bekerja dan teman teman di
tempat kerja saya juga akan memperhatikan nantinya buk bidan jika perut saya semakin
besar.

Bidan : apa alasan pacar ibu tidak mau bertanggung jawab? Apa tidak bisa dibicarakan lagi
bu?

Ibu A : dia bilang belum siap untuk menjadi seorang ayah, dan dia belum mampu nantinya
memenuhi kebutuhan hidup untuk berkeluarga. Saya sudah meyakinkan saya juga akan
membantunya buk namun dia tetap menyuruh saya mengarbosi kandungan ini buk.

Bidan : boleh saya tahu berapa umur ibu dan pacar ibu?
Ibu A : umur saya 20 tahun buk pacar saya 21 tahun buk.

Bidan : oh masih muda sekali ya buk..

Ibu A : iyaa buk

Bidan : siapa saja yang sudah tau tentang kehamilan ini buk? Apakah keluarga ibu dan pacar
juga tidak tahu buk?

Ibu A : hanya saya, dia dan sahabat saya 1 orang yang tahu buk. Saya tidak ingin
memberitahu keluarga saya apalagi keluarga dia buk.

Bidan : kenapa buk?

Ibu A : saya takut buk bidan.

Bidan : Saran dari saya ibu harus tetap memberitahu keluarga ibu dan keluarga dia, ibu tidak
perlu merasa takut karena hal ini sudah terjadi ibu coba bicarakan baik-baik.

Ibu A : bagaimana jika setelah saya bicara baik-baik saya malah diusir dan dimarahi oleh
keluarga saya buk? Saya malu dan sedih buk. Lebih baik kandungan ini saja yang
digugurkan.

Bidan : Maaf buk, saya tidak bisa membantu jika itu masalahnya.

Ibu A : mengapa buk? Saya akan membayar ibu berapapun buk. Saya mohon tolonglah buk..

Bidan : tidak buk, ini bukan tentang uang namun aborsi bukanlah tugas seorang bidan.
Membantu aborsi kandungan pasien itu diluar kewenangan saya sebagai seorang bidan.

Ibu A : tapi buk, saya tidak tahu harus bagaimana harus berbuat apa lagi..

Bidan : ibu.. coba ibu bicarakan dulu pada keluarga. Kita tidak tahu sebelum
mencoba,manatahu keluarga ibu bisa memaafkan buk.. kita semua punya kesalahan yang
berbeda-beda dan cara mengatasinya juga berbeda-beda . mungkin masalah yang terjadi pada
ibu sekarang cara mengatasinya sulit tapi percayalah buk, ibu akan melewati ini..

Ibu A : saya takut buk, apalagi pacar saya tidak mau..

Bidan : mungkin setelah dibicarakan dia akan mau buk, ibu harus coba dulu dan berdoa juga
buk agar cepat diselesaikan masalahnya. Karena saya tidak mau bantu jika aborsi kandungan
kecuali hal-hal yang berdampak positif buat ibu baru saya bisa bantu buk.

Ibu A : baiklah buk bidan, saya akan membicarakan hal ini dulu pada pacar saya, keluarga
saya dan keluargannya.

Bidan : iyaa buk

Ibu A: terimakasih ya buk bidan untuk sarannya.

Bidan : iyaa buk, nanti ibu bisa datang kembali untuk memeriksa kandungannya.
Ibu A : baik buk bidan, saya permisi dulu, assalamualaikum ..

Bidan : waalaikumsalam buk..

Anda mungkin juga menyukai