KELAS B
JAWABAN :
1. Peranan hukum dalam pembangunan ekonomi bangsa Indoensia :
a. hukum sebagai sarana pemeliharaan ketertiban dan keamanan
b. hukum sebagai sarana pembangunan.
c. hukum sebagai sarana penegak hukum keadilan.
d. hukum sebagai sarana pendidikan masyarakat.
Selain itu peranan hukum dalam pembangunan ekonomi adalah sbb :
-Agar kehidupan ekonomi berjalan dengan lancar, wajar, tertib, aman dan nyaman
maka diperlukan hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan untuk
menciptakan hal tersebut diatas.
-Hukum juga berperan untuk mencegah dan menangani kasus persaingan usaha tidak
sehat atau kecurangan dalam dunia ekonomi atau bisnis seperti monopoli, katel dan
posisi dominan.
-Jika tidak ada hukum atau aturan main maka kegiatan ekonomi atau bisnis akan
mengalami kekacauan sebab semua diserahkan kepada mekanisme pasar yang seba
tidak menentu.
Dibanyak negara berkembang, perangkat hukum dan institusionalnya, kalaupun ada masih
sangat lemah guna mendukung beroperasinya ekonomi pasar secara efektif dan efesien.
Efektifitas pasar memerlukan adanya dukungan institusional, kultural dan perangkat hukum
tertentu, yang kebanyakan tidak atau belum dimiliki oleh negara-negara berkembang.
Tanpa adanya sistem hukum yang mapan, misalnya segala kontrak dan perjanjian bisnis
hanya akan tinggal diatas kertas; hak cipta hanya sebuah buah bibir; dan kurs atau mata
uangpun bisa berubah kapan saja .
Jika kepastian hukum begitu minim, jelaslah bisnis tidak akan berkembang begitu baik.
2. Pada prinsipnya keabsahan suatu perjanjian tidak ditentukan oleh bentuk fisik dari
perjanjian tersebut. Baik cetak maupun digital/elektronik, baik lisan maupun tulisan,
akan dianggap sah menurut hukum jika memenuhi kriteria Pasal 1320 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (“KUH Perdata”) yakni memenuhi syarat kesepakatan,
kecakapan, objek yang spesifik, dan sebab yang halal sebagaimana diuraikan dalam
pasal tersebut.
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik sebagaimana yang telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik, pada Pasal 5 sampai dengan Pasal 12 dijelaskan bahwa Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti
hukum yang sah, yang merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan
Hukum Acara yang berlaku di Indonesia. Demikian halnya dengan Tanda Tangan
Elektronik, memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah selama memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
-data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait hanya kepada Penanda Tangan;
-data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat proses penandatanganan
elektronik hanya berada dalam kuasa Penanda Tangan;
-segala perubahan terhadap Tanda Tangan Elektronik yang terjadi setelah waktu
penandatanganan dapat diketahui;
-segala perubahan terhadap Informasi Elektronik yang terkait dengan Tanda Tangan
Elektronik tersebut setelah waktu penandatanganan dapat diketahui;
Ketentuan pada KUH Perdata dan UU ITE tersebut menunjukkan bahwa perjanjian yang
dibuat secara elektronik memiliki kekuatan yang sama dengan perjanjian yang
ditandatangani para pihak langsung (dengan kehadiran langsung para pihak). Demikian
halnya dengan kekuatan pembuktiannya, perjanjian elektronik maupun rekaman akan
memiliki kekuatan pembuktian yang sama dengan perjanjian yang ditandatangani
langsung oleh para pihak.
5. Konsep Pengangkutan :
-Pengangkutan sebagai usaha /bisnis--- kegiatan usahadi bidang jasa pengangkutan
yang menggunakan alat pengangkut mekanik.
-Pengangkutan sebagai perjanjian----- adanya kesepakatan antara pihak pengangkut
dan pihak penumpang atau pengirim
-Pengangkutan sebagai penerapan-----serangkaian proses pemuatan dari pemuatan
sampai pembongkaran.
-Pengangkutan Barang---- pengangkut dalam pengertian ini adalah orang yang
mengikatkan diri dengan carter menurut waktu atau carter menurut perjalanan,
maupun dengan suatu perjalanan lain untuk menyelenggarakan pengangkutan
barang seluruhnya atau sebagian melalui laut (Pasal 466 KUHD)
a) Pengangkutan jalan tol, jalan layang, dan jalan dibawah permukaan tanah.
b) Jembatan antar pulau ataupun terowongan dibawah laut.
c) Jaringan rel kereta api trans sumatra, jawa, kalimantan dan sulawesi.