Anda di halaman 1dari 10

Studi Jenis Reptil Pada Kawasan Hutan Adat Rasau Sebaju

Kabupaten Melawi

Surya Aspita dan Nobertus Jimi


Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang
Email: suryaaspita4@gmail.com

Abstrak: Reptil adalah hewan vertebrata berdarah dingin (ektotermal) yang


bernafas dengan paru-paru. Hewan ektotermal adalah hewan yang memerlukan
sumber panas eksternal untuk melakukan kegiatan metabolismenya, hal itulah
yang menyebabkan reptil sering dijumpai berjemur di tempat-tempat yang terkena
sinar matahari. Sebagian besar reptil memiliki kulit bersisik yang tidak saling
terpisah, dengan warna kulit beragam dari menyerupai lingkungannya hingga
berwarna khas. Semua reptil tidak memiliki telinga eksternal (Adler; 2000).
Terdapat beberapa ordo dan sub ordo dari kelas reptilia yang tersebar di seluruh
dunia kecuali daerah kutub. Indonesia memiliki tiga dari keempat ordo tersebut
yaitu Ordo Testudinata, Crocodylia dan Squamata. Sedangkan Tuarata merupakan
reptil primitif yang terdiri dari satu jenis dan hanya terdapat di Selandia Baru
(Srinivasan; 2008).
Jumlah Jenis Reptil yang di temukan selama pengamatan di Kawasan
Hutan Adat Rasau Sebaju sebanyak 8 jenis dan 26 individu yaitu Ophidia (bangsa
ular) sebanyak (3 jenis dengan 5 individu) yaitu Ular Segitiga Merah
(Xenochrophis Trianguligerious) sebanyak 1 individu, Ular Pelangi (Xenopeltis
Unicolor) sebanyak 2 individu, Ular Cincin Emas (Boiga Dendrophila) sebanyak
2 individu. Sauria (Kadal) sebanyak (2 jenis dengan 11 individu) yang terdiri dari
Bunglon Sisir (Calotes Versicolor) sebanyak 6 individu, Kadal Kebun (Mabouya
Multifasciata) sebanyak 11 individu. dan Testudinata (Kura-Kura) sebanyak (3
jenis dengan 4 individu). terdiri dari kura-kura duri (heosemys spinosa) sebanyak
2 individu, labi-labi hutan (dogania subplana) sebanyak 1 individu, kura-kura
patok (cuora amboinensis) sebanyak 1 individu. Dari semua jenis Reptil yang ada
di Hutan Adat Rasau Sebaju yang terbagi di dalam dua zona yaitu Zona Hijau dan
Zona Pemanfaatan. Jenis yang ditemukan karena pakannya yang tersedia,
lingkungannya sangat mendukung terhadap tempat tumbuh dan berkembang
biaknya hewan Reptil. Reptil banyak ditemukan di habitat teresterial di zona
hijau, karena di zona hijau batang-batang pohon masih banyak terdapat dan jarak
antara satu pohon kepohon yang lain tidak terlalu jauh, sehingga banyak tempat
berlindung atau tempat tinggal. Sebaliknya pada zona pemanfaatan yang didalam
zona tersebut jarak antara pohonnya tidak terlalu rapat, karena manusia banyak
melakukan aktivitas, sehingga jumlah yang di temukan sedikit.

Kata Kunci : Jenis Reptil, Hutan Adat Sebaju Dusun Sebaju Kabupaten Melawi

PENDAHULUAN Kecamatan Nanga Pinoh Kabupaten


Hutan adat Rasau Sebaju di Melawi, merupakan kawasan hutan
Dusun Sebaju Desa Nanga Kebebu yang pengelolaannya dilakukan oleh

104 PIPER No. 30 Volume 16 April 2020


Studi Jenis Reptil Pada Kawasan Hutan Adat
Rasau Sebaju Kabupaten Melawi
masyarakat secara kearifan lokal padang pasir, hutan, lahan basah air
seperti pemungutan dan pemanfaatan tawar, hutan bakau dan laut terbuka.
hasil hutan. Mengingat sebagai Penyebaran reptil yang ada di
habitat bagi keberadaan tumbuhan Kalimanatan Barat hingga saat ini
dan satwa endemik yang ada di belum memiliki informasi yang
dalamnya, maka untuk pengelolaan cukup, padahal berdasarkan
dan kelestarian hasil yang informasi masyarakat setempat
berkelanjutan serta terjaganya bahwa pemanfaataan reptil cukup
kelestarian ekosistem. Maka banyak. Pemanfaatan oleh
diperlukan informasi dan data terkait masyarakat sebagai sumber protein
keberadaan hutan adat Rasau Sebaju masih sebatas untuk keperluan
ini terutama potensi tumbuhan dan sendiri, tetapi bila diamati lebih
satwanya. Hal ini untuk memberikan cermat perdagangan reptil sudah
acuan dalam melakukan pengelolaan sangat sering terjadi terutama sebagai
yang tepat dan berkesinambungan hewan peliharaan dan pemenuhan
baik bagi instansi terkait maupun permintaan untuk warung-warung
masyarakat setempat. yang menjual masakan khas. Hutan
Reptil merupakan kelompok Adat Rasau Sebaju yang terletak
satwa bertulang belakang Dusun Sebaju Desa Nanga Kebebu
(vertebrata) dibagai menjadi 4 ordo, Kecamatan Nanga Pinoh Kabupaten
yaitu Rhyncocephalia (contohnya: Melawi merupakan Hutan Rawa
Tuatara), Testudinata / Chelonia Gambut dengan tipe kontur dataran
(contohnya: Penyu, Kura-kura, dan rendah. Hutan ini memiliki peranan
labi-labi), Squamata (Contohnya: hidrologis bagi suatu kawasan,
Serpentes, Lacertilia, dan karena secara alami berfungsi
Amphisbaena) dan Crocodilia sebagai cadangan (reservoir) air
(contohnya: Buaya, Aligator, dengan kapasitas yang sangat besar.
Senyulong, dan Caiman). Masyarakat dusun sebaju dan
Klappenbach; (2013) mengemukakan sekitarnya memanfaatkan hutan ini
sekitar 7900 spesies reptil hidup sebagai sumber air, yang mengaliri
sampai saat ini yang mendiami hutan sungai Sebaju dan sungai Kebebu.
beriklim sedang dan tropis termasuk Secara ekologis dan ekosistem

PIPER No. 30 Volume 16 April 2020 105


Studi Jenis Reptil Pada Kawasan Hutan Adat
Rasau Sebaju Kabupaten Melawi
menjadi habitat berbagai jenis penelitian yang berusaha untuk
tumbuhan dan satwa endemik. menggambarkan masalah yang ada
Potensi sumber daya alam hutan sekarang berdasarkan data yang
Indonesia memiliki fungsi yang diperoleh dari lapangan. Pengamatan
sangat strategis, dilihat dari segi dilakukan dengan menggunakan
geografis (tropis) maupun potensi metode Orientasi
kekayaan serta ekosistemnya, yang Lapangan/Penjelajahan (exsplorasi)
sangat diperlukan dalam dan Visual Encounter Survey (VES)
keseimbangan ekosistem penyangga yaitu metode berupa pengambilan
kehidupan, serta untuk kepentingan jenis satwa berdasarkan perjumpaan
pendidikan, penelitian dan langsung pada jalur baik didaerah
pengembangannya bagi masyarakat terestrial maupun akuatik (Heyer et
Indonesia juga pihak terkait. al,1994). Pelaksanaan pengamatan
Hutan Adat Rasau Sebaju dilakukan sepanjang jalur yaitu 1 Km
Dusun Sebaju Desa Nanga Kebebu yang dibagi ke dalam 10 titik
memiliki Keanekaragaman Hayati sampling (100 meter/titik) yang
yang cukup tinggi, salah satunya sudah ditentukan, yaitu plot
adalah jenis Reptil. Sampai saat ini Permanen di Kawasan Hutan Adat
informasi mengenai Reptil pada Rasau Sebaju Penelitian dilakukan
kawasan tersebut belum tersedia, dengan mencari reptil yang berada di
sehingga perlu dilakukan kajian atas vegetasi dan bersembunyi di
secara mendalam melalui penelitian. balik kayu rebah, batu atau serasah,
untuk periode waktu tertentu, dan
METODOLOGI PENELITIAN untuk mencari satwa yang disurvei.
Penelitian ini adalah penelitian Metode Visual Encounter Survey
yang dilakukan dengan cara (VES) dilakukan pada titik sampling
penjelajahan di sekitar kawasan yang telah ditentukan untuk
Hutan Adat Rasau Sebaju Kecamatan pengamatan, kemudian mencatat
Nanga Pinoh Kabupaten Melawi, perjumpaan dengan reptil, parameter
yang memiliki luas hutan seluas 200 yang diukur yaitu jenis, jumlah,
hektare. Penelitian ini termasuk waktu, dan aktivitas reptil.
penelitian deskriptif kualitatif yaitu

106 PIPER No. 30 Volume 16 April 2020


Studi Jenis Reptil Pada Kawasan Hutan Adat
Rasau Sebaju Kabupaten Melawi
HASIL DAN PEMBAHASAN ditemukan Reptil sebanyak 8 jenis.
Hasil Penelitian Adapun jeni-jenis Reptil yang
Berdasarkan hasil
ditemukan disajikan pada tabel
pengamatan selama penelitian yang
berikut ini
dilakukan pada lokasi penelitian

Tabel 1. Jenis-Jenis Reptil Yang Ditemukan Pada Lokasi Penelitian.


Habitat

No Jenis Nama ilmiah Famili A T Individu

1. Bunglon Sisir Calotes versicolor Agamidae _ √ 6

2. Kura-Kura Duri Heosemys spinosa Geoemydidae √ _ 2

3. Ular Segitiga Merah Xenochrophis trianguligerus


Natricidae _ √ 1

4. Ular Pelangi Xenopeltis unicolor Xenopeltidae √ _ 2

5. Kadal Kebun Mabouya multifasciata Scincidae _ √ 11

6. Ular Cincin Emas Boiga Dendrophila Colubrinae _ √ 2

7. Labi-Labi Hutan Dogania subplana Trionychidae √ _ 1

8. Kura-Kura Batok Cuora amboinensis Geoemydinae √ √ 1

Jumlah 4 5 26

Sumber : Data Penelitian 2018


Keterangan : A = Akuatik
T = Teresterial

Gambar 1. : Bunglon Sisir (Calotes versicolor)

PIPER No. 30 Volume 16 April 2020 107


Studi Jenis Reptil Pada Kawasan Hutan Adat
Rasau Sebaju Kabupaten Melawi

Gambar 2. Kura-Kura Patok (Cuora amboinensis).

Gambar 3. Labi-Labi Hutan (Dogania subplana).

108 PIPER No. 30 Volume 16 April 2020


Studi Jenis Reptil Pada Kawasan Hutan Adat
Rasau Sebaju Kabupaten Melawi

Gambar 4. Ular Pelangi (Xenopeltis unicolor) dan Ular Cincin Emas (Boiga
dendrophila).

Gambar 5. Kadal Kebun (Mabouya multifasciata).

Pembahasan yaitu Ular Segitiga Merah


Jumlah Jenis Reptil yang di (Xenochrophis Trianguligerious)
temukan selama pengamatan di sebanyak 1 individu, Ular Pelangi
Kawasan Hutan Adat Rasau Sebaju (Xenopeltis Unicolor) sebanyak 2
sebanyak 8 jenis dan 26 individu individu, Ular Cincin Emas (Boiga
yaitu Ophidia (bangsa ular) Dendrophila) sebanyak 2 individu.
sebanyak (3 jenis dengan 5 individu) Sauria (Kadal) sebanyak (2 jenis

PIPER No. 30 Volume 16 April 2020 109


Studi Jenis Reptil Pada Kawasan Hutan Adat
Rasau Sebaju Kabupaten Melawi
dengan 11 individu) yang terdiri dari di zona pemanfaatan tersebut banyak
Bunglon Sisir (Calotes Versicolor) terdapat pohon karet, pohon karet
sebanyak 6 individu, Kadal Kebun salah satu mata pencarian bagi
(Mabouya Multifasciata) sebanyak masyarakat sekitar hutan, jadi di
11 individu. dan Testudinata (Kura- zona pemanfaatan tersebut manusia
Kura) sebanyak (3 jenis dengan 4 banyak melakukan aktivitas,
individu). terdiri dari kura-kura duri sehingga jenis Reptil tersebut
(heosemys spinosa) sebanyak 2 melakukan perlindungan diri,
individu, labi-labi hutan (dogania sehingga jumlah Reptil yang di
subplana) sebanyak 1 individu, kura- temukan dizona pemanfaatan sedikit.
kura patok (cuora amboinensis) Jalur pengamantan Reptil di
sebanyak 1 individu. Dari semua kawasan Hutan Adat Rasau Sebaju
jenis Reptil yang ada di Hutan Adat yang terdapat pada dua zona yaitu
Rasau Sebaju yang terbagi di dalam zona pemanfaatan dan zona
dua zona yaitu Zona Hijau dan Zona hijau/lindung, di bagi menjadi dua
Pemanfaatan. banyaknya jenis ini jalur yaitu jalur akuatik dan jalur
ditemukan karena pakannya yang teresterial. jalur akuatik meliputi
tersedia, lingkungannya sangat sungai dengan lebar yang bervariasi
mendukung terhadap tempat tumbuh sedangkan jalur teresterial meliputi
dan berkembang biaknya hewan kawasan kebun, hutan sekunder,
Reptil tersebut. juga dijelaskan Serta Kawasan Berhutan pada
Reptil yang banyak ditemukan di Kawasan Hutan Adat Rasau Sebaju
habitat teresterial di zona hijau, tersebut. Semua makhluk hidup
karena di zona hijau batang-batang selalu berinteraksi dengan
pohon masih banyak terdapat dan lingkungannya. Terdapat dua faktor
jarak antara satu pohon kepohon yang mempengaruhi hubungan
yang lain tidak terlalu jauh, sehingga makhluk hidup dengan
banyak tempat berlindung atau lingkungannya, yaitu faktor fisik
tempat tinggal bagi Reptil. Tidak (panas, cahaya matahari dan
seperti zona pemanfaatan yang kelembaban) dan faktor biologi
didalam zona tersebut jarak antara (pemangsaan, suplai makanan dan
pohonnya tidak terlalu rapat, karena kompetisi). Setiap jenis akan

110 PIPER No. 30 Volume 16 April 2020


Studi Jenis Reptil Pada Kawasan Hutan Adat
Rasau Sebaju Kabupaten Melawi
memberikan respon yang berbeda mempengaruhi biota serta distribusi
terhadap setiap faktor yang komonitas binatang dan tumbuhan
mempengaruhinya dan hal tersebut yang hidup di sungai tersebut
akan menimbulkan adanya (Mackinnon, 2000).
perbedaan pola aktivitas pada Jalur pengamatan ini
makhluk hidup termasuk reptil. ditempatkan mengikuti jalur yang
Berdasarkan pengamatan dilapangan sudah ada di Kawasan Hutan Adat
terlihat bahwa masing-masing jenis Rasau Sebaju. Jalur teresterial
reptil memiliki pola aktivitas memiliki jumlah individunya banyak
tersendiri, sebagian reptil aktif pada di bandikan dengan jalur Akuatik,
siang hari atau bersifat diurnal dan yaitu sebanyak 21 individu dari 5
sebagian lainnya aktif pada malam jenis. Keadaan serasah di lantai hutan
hari (nokturnal). sangat kering pada saaat
Habitat Akuatik memiliki pengamatan, musim kering
jumlah individunya sedikit di berkepanjangan mungkin dapat
bandingkan dengan Habitat menurunkan kekayaan jenis (kusrini,
Teresterial, yaitu sebanyak 5 2007). Kerapatan tajuk di jalur
individu dari 4 jenis. Kondisi teresterial secara keseluruhan cukup
masing- masing jalur pengamatan rapat. Vegetasi dapat menjadi
memiliki lebar sungai yang penahan dari efek perubahan iklim
berukuran besar sampai kecil dengan dan memegang peranan penting
tipe perairan yang terdiri dari kolam dalam penyebaran Reptil (Inger,
(genangan air), aliran air tenang, 1966 dalam Novika, 2009).
aliran air lambat dan aliran air deras.
Kedalaman sungai mulai dari 5cm PENUTUP
sampai dengan 70 cm dengan Kesimpulan
kualitas air yang sangat kecoklatan 1. Reptil yang ditemukan di Hutan
dan dasar sungai berupa pasir. Adat Rasau Sebaju sebanyak 8
Karakteristik sungai yang memiliki jenis dari 26 individu yaitu
volume air, kualitas air, kedalaman Ophidia (bangsa ular) sebanyak
air, komposisi substrat, dan lebar (3 jenis dengan 5 individu) yaitu
sungai yang bervariasi Ular Segitiga Merah

PIPER No. 30 Volume 16 April 2020 111


Studi Jenis Reptil Pada Kawasan Hutan Adat
Rasau Sebaju Kabupaten Melawi
(Xenochrophis Trianguligerious) Kabupaten Melawi yang terdapat
sebanyak 1 individu, Ular Pelangi di dua jalur yaitu jalur teresterial
(Xenopeltis Unicolor) sebanyak 2 dan akuatik. Kondisi vegetasi
individu, Ular Cincin Emas lantai hutan berserasah, semak
(Boiga Dendrophila) sebanyak 2 belukar, terdapat rumpun maram,
individu. Sauria (Kadal) sebanyak dan berbagai macam
(2 jenis dengan 11 individu) yang pepohonan/tumbuhan berserta
terdiri dari Bunglon Sisir (Calotes berbagai macam hewan seperti
Versicolor) sebanyak 6 individu, burung, babi, kelempiau, rusa,
Kadal Kebun (Mabouya amfibi dan reptil.
Multifasciata) sebanyak 11
individu. dan Testudinata (Kura- Saran
Kura) sebanyak (3 jenis dengan 4 Saran yang dapat diberikan
individu). terdiri dari kura-kura berdasarkan penelitian ini :
duri (heosemys spinosa) sebanyak 1. Perlu dilakukan sosialisasi kepada
2 individu, labi-labi hutan masyarakat tentang semua jenis
(dogania subplana) sebanyak 1 satwa reptil yang di lindungi agar
individu, kura-kura patok (cuora masyarakat tidak memiliki
amboinensis) sebanyak 1 individu persepsi yang salah.
yang berdasarkan sebaran 2. Perlu dilakukan penelitian
ekologisnya reptil dibagi menjadi lanjutan mengenai jenis reptil
2 golongan, yaitu akuatik dan yang ada di Kawasan Hutan Adat
terestrial. Sedikitnya Jenis Reptil Rasau Sebaju. Sehingga dapat
yang ditemukan disebabkan oleh mengetahui jenis reptil lebih
keadaan cuaca yang tidak spesifik dengan hasil penelitian
mendukung dalam proses lebih lengkap.
penelitian. 3. Perlu dilakukan pengawasan yang
2. Kondisi vegetasi pengamatan lebih intensif kepada pengelolah
Studi Jenis Reptil Di Kawasan Hutan Adat Rasau Sebaju atau
Hutan Adat Rasau Sebaju Dusun instansi/lembaga terkait.
Sebaju Desa Nanga Kebebu
Kecamatan Nanga Pinoh

112 PIPER No. 30 Volume 16 April 2020


Studi Jenis Reptil Pada Kawasan Hutan Adat
Rasau Sebaju Kabupaten Melawi
DAFTAR PUSTAKA and problems.
Endarwin W. 2006. Studi Amphibian and Reptile
Keanekaragaman Conservation 4(1):60-
Reptil Pada Struktur 93.
Hutan Berbeda Studi
Kasus Taman Nasional Kusrini, M.D. 2009. Pedoman
Bukit Barisan Selatan Penelitian dan Survei
Propinsi Lampung. Amfibi di Alam.
Fakultas Kehutanan
Heyer WR, Donnelly MA, IPB, Bogor.
McDiarmid RV, Hayek
LA & Foster MS.(eds). Kusrini MD, Endarwin W, UI-
1994. Measuring and Hasanah A, Yazid M.
Monitoring Biological 2007. Metode
Diversity. Standar Pengamatan
Methods for Herpetofauna di Taman
Amphibians. Nasional Batimurung
Smithsonian Institution Bulusaraung, Sulawesi
Press, Washington DC. Selatan. Modul
Pelatihan. Departemen
Halliday T, Adler K. 2000. The Konservasi
Encyclopedia of Sumberdaya Hutan dan
Reptiles and Ekowisata, Fakultas
Amphibians. New Kehutanan IPB, Bogor.
York: Facts on File Inc.
Mistar. 2003. Panduan Lapangan
Iskandar DT, Colijn E. 2001. A Amfibi Kawasan
Checklist of Southeast Ekosistem Leuser.
Asian and New Perpustakaan Nasional.
Guinean Reptiles – Part Jakarta.
I Serpentes. Jakarta:
Binamitra. O’Shea M, Halliday T. 2001.
Iskandar DT, Erdelen WR. 2006. Reptiles and
Conservation of Amphibians. London:
amphibians and reptiles Dorling Kindersley.
in Indonesia: Issues

113 PIPER No. 30 Volume 16 April 2020

Anda mungkin juga menyukai