Anda di halaman 1dari 3

Spirometry

(ICD 9: 89.38 (Measurement of Respiratory Flow via Natural or Artificial


Opening))

1. Definisi
Spirometri adalah suatu metode untuk menilai fungsi paru dengan cara mengukur
volume udara yang dapat dikeluarkan dari paru oleh pasien setelah inspirasi maksimal
(BTS)
2. Indikasi
Untuk membedakan adanya kelainan paru obstruksi (yang ditunjukkan oleh nilai
VEP1/KVP) dan atau restriksi (yang ditunjukkan oleh KVP/KVP prediksi).
2.1. Diagnostik
2.1.1. Untuk mengevaluasi gejala, tanda, dan nilai laboratorium yang abnormal
2.1.2. Untuk mengukur efek dari penyakit pada fungsi paru
2.1.3. Untuk menyaring penderita dengan resiko tinggi terjadinya penyakit paru
2.1.4. Untuk menilai resiko preoperasi
2.1.5. Untuk menilai prognosis
2.1.6. Untuk menilai status kesehatan sebelum memulai aktivitas fisik yang berat
2.2. Monitoring
2.2.1. Untuk menilai intervensi terapi
2.2.2. Untuk menjelaskan perjalanan penyakit yang mempengaruhi fungsi paru
2.2.3. Untuk monitor paparan terhadap agen berbahaya
2.2.4. Untuk monitor efek samping obat dengan toksisitas paru yang diketahui
2.3. Evaluasi
2.3.1. Untuk menilai penderita sebagai bagian dari program rehabilitasi
2.3.2. Untuk menilai resiko dari asuransi
2.3.3. Untuk menilai kesehatan untuk alasan legal
2.4. Public Health
2.4.1. Survey epidemiologi
2.4.2. Penelitian Klinis
3. Kontra Indikasi
Relatif : nyeri, mual, subjek tidak kooperatif seperti perubahan status mental.
4. Persiapan
Penjelasan kepada pasien dan persetujuan tindakan medis(informed consent)
4.1. Persiapan Alat
Alat spirometer yang telah dikalibrasi.
4.2. Persiapan Subjek
4.2.1. Memakai pakaian yang nyaman.
4.2.2. Hindari latihan berat sebelum dilakukan tes.
4.2.3. Hindari makan terlalu kenyang sebelum tes.
4.2.4. Obat seperti bronkodilator dihentikan atau diteruskan sesuai petunjuk dokter
yang meminta tes ini.
4.2.5. Posisi subjek dapat duduk atau berdiri.
4.2.6. Menanyakan riwayat merokok dan riwayat penyakit diparu maupun diluar
paru.
5. Prosedur Tindakan
5.1. Memasukkan data identitas (nama, tanggal lahir, no rekam medis, jenis kelamin,),
tinggi badan, berat badan, ras, suhu ruangan.
5.2. Memberi penjelasan dan memperagakan tes kepada pasien.
5.2.1. Postur yang benar dengan kepala sedikit terangkat.
5.2.2. Tempatkan mouth-piece dalam mulut dan bibir menutup.
5.2.3. Tarik nafas teratur dan komplit dengan interval kurang dari 1 detik.
5.3. Mengukur Kapasitas Vital (KV)
KV adalah jumlah udara dalam liter yang bisa diekspirasikan maksimal setelah
inspirasi maksimal.
Teknik:
5.3.1. Memastikan pasien dalam postur yang benar.
5.3.2. Memasang klip untuk hidung.
5.3.3. Subjek diperintahkan melakukan inspirasi maksimal kemudian dilanjutkan
ekspirasi sampai tidak ada udara yang bisa dikeluarkan lagi.
5.3.4. Mengulangi instruksi dengan penuh semangat bila dianggap perlu.
5.3.5. Ulangi minimal dengan tiga kali manuver, biasanya tidak boleh lebih dari
delapan kali.
5.3.6. Lakukan manuver-manuver lagi sampai didapatkan nilai yang reproducible
(selisih hasil tertinggi dan terendah di bawah 100mL).
5.4. Mengukur Kapasitas Vital Paksa (KVP)
KVP adalah jumlah udara dalam liter yang bisa diekspirasikan secara paksa dan
cepat setelah inspirasi maksimal.
Teknik:
5.4.1. Memastikan pasien dalam postur yang benar.
5.4.2. Memasang klip untuk hidung.
5.4.3. Subjek diperintahkan melakukan inspirasi maksimal kemudian ekspirasi
cepat dan sekuat-kuatnya pada corong spirometer sampai tidak ada udara
yang bisa dikeluarkan lagi.
5.4.4. Mengulangi instruksi dengan benar, bila dianggap perlu.
5.4.5. Ulangi minimal dengan tiga kali manuver, biasanya tidak boleh lebih dari
delapan kali.
5.4.6. Lakukan manuver-manuver lagi sampai didapatkan nilai yang
reproducible(selisih hasil tertinggi dan terendah di bawah 100mL).
5.5. Mengukur Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1)
VEP1 adalah jumlah udara dalam liter yang dapat diekspirasi maksimal secara
paksa pada detik pertama setelah inspirasi maksimal.
Teknik:
VEP1 dapat diukur setelah pasien melakukan perasat KVP
Menentukan Derajat Kelainan Paru Obstruksi atau Restriksi
Restriksi Status Obstruksi
(KV/KVpred) (VEP1/KVP)
>80% Normal >75%
50-80% Ringan 50-75%
30-50% Sedang 30-50%
<30% Berat <30%

6. Pasca Prosedur Tindakan


6.1. Anamnesa
6.2. Pemeriksaan Fisik
7. Tingkat Evidens : I
8. Tingkat Rekomendasi : A
9. Indikator Prosedur Tindakan
80% pasien yang dilakukan spirometri selesai dalam waktu 30 menit.
10. Kepustakaan

10.1. American Thoracic Society/ European Respiratory Society Task Force :


Standarisation of Lung Function Testing Number 2 in this series, April 05 2005 p 319-
338, Chest: Spirometri: Don’t Blow it! 2009; 136; 608 – 614
10.2. British Thoracic Society. Spirometry in Practice: A Practical Guide to Using
Spirometry in Primary Care. 2005

Anda mungkin juga menyukai