BAGIAN-BAGIAN DAUN
PENDAHULUAN
Daun merupakan bagian vegetatif dari tumbuhan yang berfungsi atau tempat
berlangsungnya proses fotosintesis. Apabila kita melihat secara morfologi daun maka
bentuk dan macamnya sangat bervariasi. Bagian ini hanya terdapat pada batang saja dan
tidak pernah ada pada bagian lain pada tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya daun
atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat di atas daun yang
merupakan sudut antara daun dan batang dinamakan ketiak daun (axilla). Daun pada
umumnya kaya akan zat hijau daun yang sering disebut dengan klorofil, yang mempunyai
fungsi utama pada proses fotosintesis. Daun mempunyai umur yang terbatas, apabila sudah
tua dan sel-selnya sudah aktif akan runtuh dan kadang-kadang meninggalkan bekas pada
batang. Pada saat akan runtuh warna daun berubah dari hijau ke kuning-kuningan dan
akhirnya menjadi perang. Jadi daun yang tua akan berbeda warnanya dengan daun yang
masih muda atau yang masih segar.
Bagian-bagian daun tunggal umumnya terdiri atas helaian daun (lamina), tangkai
daun (petiolus) dan upih atau pelepah daun (vagina). Pada daun yang mempunyai tiga
bagian di atas dikatakan dengan daun sempurna, jika salah satu diantara ketiganya
dikatakan daun yang tidak sempurna. Pada daun yang tidak sempurna disebut dengan daun
bertangkai, daun berupih, daun memeluk batang dan filodia.
Selain bagian-bagian tersebut di atas pada daun sering dijumpai atau mempunyai
alat tambahan atau pelengkap seperti daun penumpu (stipulae), selaput bumbung (ocrea)
dan lidah-lidah (ligula).
Sifat-sifat daun yang sering dijumpai daun dapat digunakan untuk mengenal suatu
tumbuhan yaitu bangun daun (circumscriptio), pangkal daun (basis), ujung daun (apex),
susunan tulang daun (nervatio atau venatio), tepi daun (margo), daging daun (intervenium)
dan beberapa sifat lainnya seperti permukaan daun.
1
Bahan : Daun Bambu Daun Jarak
Daun Kembang sepatu Daun Besaran/Murbei
Daun Jati
Cara Kerja :
1. Gambarlah masing-masing preparat yang tersedia
2. Sebutkan bagian bangun, ujung, pangkal, pertulangan, toreh, tepi, daging, dan alat-alat
tambahan lainnya.
3. Diskriptio/Candralah salah satu daun yang tersedia
Keterangan gambar :
1. Bangun :
2. Ujung :
3. Pangkal :
4. Tulang :
5. Tepi :
6. Daging :
7. Warna :
8. Permukaan
Klasifikasi
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Spesies :
Diskriptio/pencandraan :
2
2. Gambar : Daun Kembang Sepatu
Keterangan gambar :
1. Bangun :
2. Ujung :
3. Pangkal :
4. Tulang :
5. Tepi :
6. Daging :
7. Warna :
8. Permukaan :
Klasifikasi
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Spesies :
Diskriptio/pencandraan :
3. Daun jati
Klasifikasi
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Spesies :
Klasifikasi
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Spesies :
Diskriptio/pencandraan :
3
4. Gambar : Daun Jarak
Klasifikasi
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Spesies :
Klasifikasi
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Spesies :
Diskriptio/pencandraan :
Klasifikasi
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Spesies :
Diskriptio/pencandraan :
4
ACARA PRAKTIKUM II
DAUN MAJEMUK
PENDAHULUAN
Cara Kerja :
1. Gambarlah masing-masing preparat yang tersedia
2. Sebutkan bagian ibu tangkai, anak tangkai, anak daun dan susunan daunnya. Candralah
salah satu daun yang tersedia
5
1. Gambar : Daun Lamtoro
Keterangan gambar :
1. Bangun :
2. Ujung :
3. Pangkal :
4. Tulang :
5. Tepi :
6. Daging :
7. Warna :
8. Permukaan :
9. Ibu tangkai :
10. Anak tangkai :
11. Anak daun :
12. Susunan daun :
Klasifikasi
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Spesies :
Keterangan gambar :
1. Bangun :
2. Ujung :
3. Pangkal :
4. Tulang :
5. Tepi :
6. Daging :
7. Warna :
8. Permukaan :
9. Ibu tangkai :
10. Anak tangkai :
11. Anak daun :
12. Susunan daun :
Klasifikasi
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Spesies :
6
3. Gambar : Daun Mimba
Keterangan gambar :
1. Bangun :
2. Ujung :
3. Pangkal :
4. Tulang :
5. Tepi :
6. Daging :
7. Warna :
8. Permukaan :
9. Ibu tangkai :
10. Anak tangkai :
11. Anak daun :
12. Susunan daun :
Klasifikasi
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Spesies :
Klasifikasi
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Spesies :
7
5. Gambar : Daun Kelor
Keterangan gambar :
1. Bangun :
2. Ujung :
3. Pangkal :
4. Tulang :
5. Tepi :
6. Daging :
7. Warna :
8. Permukaan :
9. Ibu tangkai :
10. Anak tangkai :
11. Anak daun :
12. Susunan daun :
Klasifikasi
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Spesies :
8
ACARA PRAKTIKUM III
DUDUK DAUN/PHYLLOTAKSIS
PENDAHULUAN
Daun-daun pada suatu tumbuhan biasanya terdapat pada batang dan cabang-
cabangnya. Kadang-kadang keberadaannya bejejal-jejal pada suatu batang, kadang di
pangkal batang atau di ujungnya. Umumnya daun pada batang terpisah-pisah dengan satu
jarak yang nyata. Bagian batang tempat duduknya suatu daun sering disebut buku-buku atau
nodus. Bagian ini sering nampak agak membesar dan melingkar batang sebagai suatu
cincin, yang dapat kita lihat secara jelas pada tumbuhan yang masuk dalam familia poaceae
atau graminae.
Jika kita membandingkan duduknya daun pada berbagai jenis tumbuhan, ternyata
ada perbedaan terutama pada aturan letak daun-daun satu dengan laiinya pada batang.
Aturan mengenai letaknya daun unilah yang dinamakan tata letak daun/duduk
daun/phyllotaksis. Untuk tumbuhan yang sejenis didapati phyllotaksis yang sama, sehingga
phyllotaksis dapat digunakan untuk mengenal atau tanda pengenal suatu tumbuhan.
Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan terlebih
dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada satu buku –buku batang. Pada setiap nodus
dijumpai satu daun atau lebih dari satu daun. Pada nodus yang terdapat satu daun
dinamakan letak daun yang tersebar (folia sparsa). Walaupun folia sparsa, tetapi jika diteliti
lebih lanjut akan dijumpai hal-hal yang sangat menarik, dan bersifat keteraturan.
Sifat karakteristik dan keteraturan pada folia sparsa diamati oleh Fibonacci yang
menghasilkan suatu deret hitung yang memperlihatkan suatu sifat sebagai berikut :
1. Tiap suku di belakang suku yang kedua (suku yang ketiga dst) merupakan suatu
pecahan, yang pembilangnya dapat diperoleh dengan menjumlah kedua pembilang dua
suku yang ada didepannya, demikian juga penyebutnya, yang merupakan hasil
penjumlahan kedua penyebut dua suku yang ada didepannya tadi.
2. Tiap suku dalam deret itu merupakan suatu pecahan yang penyebutnya merupakan
selisih antara penyebut dan pembilang suku yang di depannya, sedang penyebutnya
adalah jumlah penyebut suku di depannya dengan pembilang suku itu sendiri.
9
Bahan : Batang dan daun waru Batang dan daun Alamanda
Batang dan daun Pace Batang dan daun Pepaya
Batang dan daun Pandan
Cara Kerja :
1. Gambarlah masing-masing preparat yang tersedia
2. Sebutkan bagian-bagiannya
3. Buatlah diagram duduk daun dan berapa sudut divergensinya
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
Klasifikasi :
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Species :
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
Klasifikasi :
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Species :
10
3. Gambar : Batang dan daun pandan
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
Klasifikasi :
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Species :
Klasifikasi :
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Species :
11
5. Gambar : Batang dan daun pepaya
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
Klasifikasi :
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Species :
12
ACARA PRAKTIKUM IV
BUNGA TUNGGAL
PENDAHULUAN
13
Bahan : Bunga Alamanda
Bunga Kembang sepatu
Bunga Waru
Bunga pukul empat
Cara Kerja :
1. Gambarlah masing-masing preparat yang tersedia
2. Sebutkan bagian-bagiannya
3. Buatlah diagram bunganya.
Klasifikasi :
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Species :
Klasifikasi :
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Species :
14
3. Gambar : Bunga waru
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
Klasifikasi :
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Species :
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
Klasifikasi :
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Species :
15
ACARA PRAKTIKUM V
BUNGA MAJEMUK
PENDAHULUAN
Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu
karangan. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah
berkelompok itu tidak berdaun lagi, atau jika ada daunnya maka daun tadi telah mengalami
metamorfose dan tidak lagi sebagai alat untuk asimilasi. Walaupun kadang-kadang sulit
sekali untuk membedakan suatu bunga majemuk dari cabang yang mempunyai bunga-bunga
di ketiak daunnya. Seperti halnya bunga tunggal bunga majemuk berfungsi utama
menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah
pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa
biji.
Tujuan :
1. Untuk mengetahui beberapa bunga majemuk
2. Untuk mengidentifikasi/mencandra bentuk-bentuk bunga majemuk
Klasifikasi :
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Species :
16
2. Gambar : Bunga Soka
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
Klasifikasi :
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Species :
Klasifikasi :
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Species :
17
4. Gambar : Bunga Kemangi Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
Klasifikasi :
Divisio :
Classis :
Ordo :
Familia :
Genus :
Species :
18
ACARA PRAKTIKUM VI
IDENTIFIKASI/DETERMINASI
PENDAHULUAN
Cara Kerja :
1. Gambarlah masing-masing preparat yang tersedia
4. Sebutkan bagian-bagiannya
5. Identifikasilah dengan menggunakan kunci identifikasi Flora
19
1. Gambar : Rumput Teki
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
Diskripstio :
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
Diskripstio :
20
3. Gambar : Kembang Sepatu Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
Diskripstio :
Diskripstio :
21
5. Gambar : Tanaman Bayam Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
Diskripstio :
22
ACARA PRAKTIKUM VII
HERBARIUM KERING
23
4. Spesimen yang telah kering, dicelup atau disemprot dengan larutan
sublimat pekat (HgCl) agar herbarium dapat disimpan dengan kondisi
selama beberapa tahun. Kemudian dikeringkan lagi.
5. Setelah kering, herbarium ditempel pada karton tebal dengan ukuran
sesuai dengan spesimen. Cara menempelkan spesimen pada karton
berbeda-beda tergantung dari besarnya spesimen. Spesimen yang
berukuran besar, penempelan dilakukan dengan cara memberi lem
(perekat pada seluruh permukaan spesimen yang akan ditempel).
Sedangkan untuk spesimen berukuran kecil, cukup menggunakan
potongan kertas selotip yang kecil saja.
6. Untuk spesimen jamur, lumut dan lichenes, setelah kering dapat langsung
dimasukkan dalam wadah kaca atau plastik.
7. Mengatur bagian-bagian tumbuhan agar dapat diamati dari beberapa sisi.
Misalnya daun tampak sisi atas dan bawah.
8. Memasang etiket atau label pada herbarium yang memuat :
- Judul atau nama lembaga yang memilikinya.
- Nomor urut.
- Nama kolektor.Data taksonomi, nama jenis.
- Tempat (geografis) pengambilan bahan.
- Habitat.
- Data ekologi lain, misalnya distribusi horisontal dan vertikal, “growth
habitat” (bergerombol, terpencar), musim bunga atau berbuah.
- Data lain yang telah diketahui dan dianggap perlu untuk dicatat
misalnya kegunaan dalam tradisi setempat.
9. Buatlah identifikasi masing-masing specimen dengan menggunakan
kunci determinasi
24
ACARA PRAKTIKUM VIII
HERBARIUM BASAH
PENDAHULUAN
Herbarium basah adalah spesimen tumbuhan yang telah diawetkan dan disimpan
dalam suatu larutan yang dibuat dari berbagai macam zat dengan komposisi yang berbeda-
beda. Komponen utama yang digunakan dalam pembuatan larutan paling awet itu antara
lain formalin dan alkohol.
Pada dasarnya semua tumbuhan dapat dijadikan herbarium basah, namun hal itu
tidak dilakukan dikarenakan pembuatannya memerlukan biaya yang terlalu tinggi, bahan
pengawet sullit didapatkan dan tempatnya relatif mahal. Penanganan lebih hati-hati
diusahakan jangan sampai tumpah larutan pengawetnya.
Keuntungan menggunakan herbarium basah bahwa sifat-sifat morfologi dari
spesimen tidak lekas rusak dan sedikit mengalami perubahan dari sifat-sifat aslinya seperti
bentuk, susunan, bahkan mungkin warnanya. Selain itu pembuatan herbarium basah lebih
cepat asalkan larutan pengawet dan wadahnya tersedia. Untuk pengawetan spesimen dapat
dilakukan secara langsung, tanpa mengubah keadaan spesimen yang telah diawetkan.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan herbarium basah mempunyai sifat-sifat
ukurannya tidak terlalu besar, jika dikeringkan mudah lepas dan jika di pres akan
kehilangan ciri-ciri utamanya. Berasal dari tumbuhan air yang mempunyai kadar air tinggi.
Tujuan : Mengetahui cara mengawetkan spesimen tumbuhan yang disimpan dalam suatu
larutan yang dibuat dari berbagai macam dengan komposisi yang berbeda.
25
- Judul atau nama lembaga yang memilikinya.
- Nomor urut.
- Nama kolektor.
- Data taksonomi, nama jenis.
- Tempat (geografis) pengambilan bahan.
- Habitat.
- Data ekologi lain, misalnya distribusi horisontal dan vertikal, “growth
habitat” (bergerombol, terpencar), musim bunga atau berbuah.
- Data lain yang telah diketahui dan dianggap perlu untuk dicatat misalnya
kegunaan dalam tradisi setempat.
26
ACARA PRAKTIKUM IX
MENGAMATI SEL HIDUP DAN SEL MATI
Tujuan : Mengamati bagian-bagian sel hidup dan mati
Alat : Mikroskop Silet
Pipet Pinset
Kaca obyektif Kaca penutup
Beker gelas Kertas tissue
Bahan : Bawang merah Kapas
Kapuk randu Daun Hydrilla verticillata
Empulur ketela pohon Ganggang Spyrogira sp
Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut menunjukkan ciri-ciri kehidupan
antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Dalam sitoplasma terdapat
seluruh perangkat sel (organella). Aliran Sitoplasma dalam tumbuhan akan menggerakkan
plastida melewati beberapa vakoula kesegala arah yang disebut dengan sirkulasi, aliran ini
biasanya terdapat pada sel tumbuhan yang masih muda (mengapa) ?. Sedang aliran
sitoplasma yang mengelilingi vakoula disebut aliran rotasi. Pada sel mati tidak dijumpai
adanya organela-organela dalam sel hanya berupa ruangan kosong saja.
Cara kerja :
Umbi Bawang merah ( Allium sp)
Selaput bagian dalam umbi lapis Allium cepa dalam air. Ambillah selaput bagian dalam
umbi lapis dengan menggunakan pinset. Kemudian letakkan dalam gelas benda ditetesi air
sedikit, tutuplah dengan gelas penutup. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran
lemah/kuat. Perhatikan nukleus serta nukle0linya.
Rambut buah kapuk randu (Ceiba pentandra sp) dalam air
Ambillah dua atau tiga helai rambut kapuk randu, periksalah dalam air. Perhatikan bentuk
selnya dan adanya gelembung-gelembung udara dalam sel. Gambarkan beberapa sel dengan
perbesaran lemah/kuat.
Rambut biji kapas (Gossypium sp)
Ambillah dua atau tiga helai rambut biji Gossypium sp. Kemudian periksalah di atas gelas
benda dengan air. Perhatikan bentuk sel-selnya. Amati adanya torsi (putaran) pada sel.
Gambarkan beberapa sel dengan perbesaran lemah/kuat.
27
Penampang lintang empulur ubi kayu ( Manihot utillisima).
Sayat/irislah empulur ketela pohon setipis mungkin, letakkan dalam gelas benda dan tetesi
dengan air secukupnya. Kemudian tutuplah secara hati-hati dengan gelas penutup jangan
sampai ada gelembung udara. Amati di bawah mikroskop sel-sel empulur dengan
perbesaran lemah/kuat. Gambarlah beberapa sel.
Daun (Hydrilla verticillata) dalam air
Ambillah 1 atau 2 helai daun Hydrilla verticillata dan periksalah dalam air. Perhatikan
aliran sitoplasmanya. Pada bagian tulang daun perhatikan kloroplasnya. Bentuk-bentuk
kloroplast bulat-bulat seperti lensa.
Ganggang Spirogyra sp
Perhatikan kloroplastnya yang berbentuk seperti pita spiral dengan inti berada pada tengah-
tengah sel. Perhatikan juga pirenoid-pirenoid serta bagian plasma yang ditepi. Gambarkan
dua buah sel dengan perbesaran lemah/kuat.
Gambar 1.
Preparat :
Perbesaran : x
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
28
Gambar. 3 .
Preparat :
Perbesaran : x
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Gambar 4
Preparat :
Perbesaran : x
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
29
Gambar. 5
Preparat :
Perbesaran : x
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Gambar 6.
Preparat :
Perbesaran : x
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
30
Praktikum X
JARINGAN PADA AKAR, BATANG DAN DAUN
31
Jaringan yang terdapat pada batang
Gambar 1.
Preparat :
Perbesaran : x
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Gambar. 2
Preparat :
Perbesaran : x
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
32
Jaringan yang terdapat pada daun
Gambar 1.
Preparat :
Perbesaran : x
Keterangan Gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Gambar. 2
Preparat :
Perbesaran : x
Keterangan Gambar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
33
MODUL PRAKTIKUM
BOTANI
Oleh:
Drs.H.Kaswan Badami, M.Si
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2020
34
35