Anda di halaman 1dari 19

SILABUS MATERI “ TEKNIK DISKUSI, RAPAT, DAN PERSIDANGAN ”

Pokok Pengalaman
Materi Metode Waktu
Pembahasan Pembelajaran
a. Pengertian, tujuan,
dan macam-macam  Membentuk 3-4
diskusi, rapat dan kelompok. Ceramah,
persidangan.  Melakukan praktik diskusi
Materi : b. Etika diskusi, rapat teknik diskusi dan dan
Teknik dan persidangan. persidangan sesuai
Diskusi & c. Perangkat dan dengan teori dan Tanya jawab, 90 menit
Persidanga teknik diskusi, rapat ketentuan penugasan
n dan persidangan. ketentuan yang (pendampi
d.Teknik menciptakan berlaku dalam
diskusi, rapat dan diskusi dan ngan)
persidangan yang persidangan.
produktif.

MATERI
TEKNIK DISKUSI DAN PERSIDANGAN
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta memahami pengertian, tujuan, macam-macam, diskusi, rapat dan persidangan.
2. Peserta memahami etika diskusi, rapat, dan persidangan.
3. Peserta memahami perangkat dan teknik diskusi, rapat dan persidangan.
4. Peserta memahami bagaimana menciptakan diskusi, rapat dan persidangan yang produktif.\

A. PENGERTIAN, TUJUAN, MACAM-MACAM DISKUSI


1. Pengertian Diskusi
Kata diskusi berasal dari bahasa Yunani yaitu discuss yang berarti : pikiran atau bertukar fikiran atau
membahas masalah dengan argumentasi yang referentatif atau memecahkan masalah dengan rasio dengan cara
mufakat.
2. Tujuan Diskusi
a. Untuk mempertemukan fikiran dalam pencapaian pengambilan keputusan bersama
b. Untuk melatih diri dalam praktik demokrasi
c. Membentuk karakter peserta, menambah wawasan dan pengetahuan peserta
d. Mencapai kata mufakat
e. Saling melengkapi, mengkritik demi kemajuan yang diinginkan bukan bersaingan atau perselisihan
3. Tata Cara Diskusi
a. Tema/topik harus aktual, menarik, ngetren bagi peserta
b. Mempunyai nilai kelayakan untuk dibahas oleh orang banyak
c. Waktu harus benar – benar diperhitungkan
d. Topik disesuaikan dengan situasi dan kondisi
e. Rumusan masalahnya jelas
f. Materi diskusi tidak rumit dan bertele – tele
4. Penyelenggaraan Diskusi
a. Peserta yang ideal 30 orang dan makin sedikit makin baik, tetapi tidak kurang dari 3 orang
b. Bentuk persidangan dalam diskusi (a) bulat telur, (b) tapal kuda, (c) persegi panjang, dan (d) lingkaran.
c. Tempat dan lingkaran diskusi harus terang dan tenang
d. Peserta harus mengetahui persoalan apa yang akan didiskusikan
e. Harus ada yang mengatur diskusi dan paham akan persoalan yang akan didiskusikan.
Perbedaan dalam berdiskusi adalah hal yang wajar dan kita hendaknya bisa lapang dada demi kepentingan
bersama. Penyanggahan dan penolakan pendapat orang lain serta mempertahankan pendapat sendiri juga
merupakan hal yang wajar. Semua itu dilakukan harus dilandasi dengan rasio dan akal yang sehat serta
bijaksana dan jangan emosional.
5. Manfaat Diskusi
a. Melatih diri mengambil keputusan denga cepat dalam menganalisa suatu masalah.
b. Melatih meyakinkan diri, berani menerima kritik dan sanggahan dari orang lain.
c. Memperluas wawasan dan pengalaman.
d. Ukhuwah islamiyah
e. Mengertia karakter dan polah tingkah laku orang lain.
f. Membentuk karakter yang stabil dan tidak mudah terpancing emosi
g. Dapat mengurangi sifat egoisme atau indiviudal.

6. Macam – Macam Diskusi


a. Debat : yaitu tukar pikiran pendapat denga serius, sengit, keras dan tegang tanpa aturan bermaksud mencari
menang sendiri ( engkel – engkelan ) sehingga pendapat yang baik dan benar dapat saja dikalahkan, apabila
penyampaiannya tidak meyakinkan.
b. Rapat : yaitu dilakukan oleh orang – orang awam yang sifatnya sederhana dan membahas suatu masalah
tertentu
c. Musyawaroh : Yaitu diskusi yang menggunakan kaidah untuk mencari kebenaran dari tujuan akhir
musyawaroh tersebut.
d. Kongres : Yaitu diskusi yang dilakukan oleh organisasi atau lembaga ditingkat pusat dan membahas pokok
pertanggung jawaban pengurus.
e. Muktamar : Yaitu diskusi yang dilakukan oleh lembaga atau organisasi ditingkat pusat dalam waktu tertentu.
f. Seminar : yaitu diskusi yang biasanya diakukan dikalangan cendekiawan atau ilmuwan, untuk membahas
suatu pokok masalah atau ilmu pengetahuan
g. Simposium : Diskusi yang dilakaukan kalangan filosof, budayawan, seniman.
7. Pimpinan Diskusi
Hal – hal yang perlu diperhatikan oleh peserta diskusi sebagai berikut :
a. Mengetahui tujuan diskusi
b. Mengetahui masalah yang akan dibicarakan
c. Menguasai tata tertib
d. Mempunyai kemampuan mengungkap masalah dengan cepat
e. Mampu membedakan mana yang penting dan mana yang kurang penting.
f. Tidak boleh berprasangka buruk
g. Mampu menciptakan suasana diskusi yang hidup
h. Harus bebas, tegas, efisien, cerdas, memiliki humor, sabar, banyak ilustrasi dll.
8. Peserta Diskusi
Hal – hal yang perlu diperhatikan oleh peserta diskusi sebagai berikut :
a. Persiapkan diri dengan baik
b. Sampaikan pokok – pokok pikiran yang meliputi butir utama dan butir pendukung
c. Dalam menyampaikan butir pendukung, sesuaikan dengan karakter, latar belakang dan motivasi peserta
lainnya.
d. Menolak gagasan / ide orang lain harus :
• Jelaskan gagasan/ide yang ditolak
• Berikut alasan mengapa menolak,
e. Menerima kritikan
• Tenang dalam menghadapi kritikan
• Anggap kritikan sebagai upaya perbaikan pendapat dan keadaan anda.
f. Perhatikan butir pendukung / alasan mengapa memberikan kritikan
g. Hindari mudah tersinggung.
9. Beberapa Teknik Memimpin Diskusi
a. Kelompokkan materi diskusi
b. Cari butir utama dan butir pendukung dari setiap pembicaraan pesrta diskusi
c. Tahap pertama berikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat secara umum
d. Selanjutnya arahkan pembicaraan pada masalah yang bersifat khusus
e. Jika terjadi jalan buntu dalam diskusi, adakan scorsing.
f. Awasi peserta yang banyak bicara ngotot, tetapi tidak bermutu
g. Perhatikan peserta pendiam tetapi banyak ide – ide menarik
h. Buat kerangka kesimpulannya
i. Dalam membandingkan pendapat peserta harus dilihat dari butir pendukung atau alasan dari pendapatnya
j. Dalam menghentikan pembicaraan peserta, harus pada berakhirnya kalimat
10. Argumen dan Argumentasi
Argumen adalah suatu pendapat dalam diskusi yang berdasar. Sedangkan Argumentasi adalah penyampaian
argumen.
Kesalahan pada sebuah argumen dapat berpangkal pada :
• Kesalahan pada data / informasi yang mendasari pernyataan
• Kesalahan pada cara menarik kesimpulan
Adapun cara menguji argumentasi adalah :
• uraikan argumen makro kedalam argumen mikronya.
• Periksa setiap argumen mikro.
• Periksa kebenaran pernyataan.
• Sejauh mana sumbernya dapat dipercaya
• Ada tidaknya kemungkinan penafsiran lain.
Logika : penyanggahan tidak mempunyai keinginan kecuali mencapai kebenaran, dan argumentasi memang
harus diterima.
Salah mengerti : penyanggah sekedar salah mengerti maksud pembicara dan bukannya keberatan dengan usul
yang bersangkutan.
Motif pribadi : penyanggah menolak atau membela usul tertentu karena pertimbangan kepentingan pribadi.
Sikap Oposisi : penyanggah mendukung atau menolak sebuah pernyataan, karena posisinya menolak sebuah
kelompok yang mempunyai misi tertentu.
B. PENGERTIAN, TUJUAN, DAN TAHAPAN PERSIDANGAN
1. Pengertian Persidangan
Persidangan didefinisikan sebagai pertemuan formal organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya
untuk menghasilkan keputusan yang dijadikan sebagai sebuah Ketetapan. Keputusan dari persidangan ini akan
mengikat kepada seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan atas ketetapan tersebut.
Ketetapan ini sifatnya final sehingga berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak hadir
ketika persidangan berlangsung.
2. Tujuan Persidangan
Tujuan yang hendak dicapai dalam persidangan adalah usaha komunikasi guna mencapai kesepakatan tertentu
yang bermuara pada proses pencapaian tujuan organisasi secara mufakat. Persidangan yang dilaksanakan
melalui jalan musyawarah tersebut menuntut adanya kesepakatan-kesepakatan yang telah disetujui bersama
oleh peserta sidang.
3. Tahapan Dalam Persidangan
Pada dasarnya, ada empat tahapan yang dapat dilalui dalam sebuah persidangan/ diskusi agar menghasilkan
kesimpulan atau keputusan antara lain adalah :
a. Tahapan ide atau gagasan
Agar jelas apa yang hendak dibicarakan, seseorang pimpinan diskusi atau sidang harus menjelaskan terlebih
dahulu persoalan yang sesungguhnya yang akan dibahas, dilengkapi dengan beberapa pemecahanya sebagai
gagasan awal yang ditawarkan. Agar lebih dapat dihayati oleh peserta rapat atau diskusi, diasanya akan lebih
baik peserta diberi Draft atau Makalah atau Rencana Keputusan. Meskipun demikian, penjelasan lisan tetap
dibutuhkan, sebab ada orang yang lebih senang mendengarkan daripada membaca.
b. Tahapan tanggap terhadap ide atau gagasan
Kemudian ditanggapi, para peserta memiliki kebebasan untuk mendialogkan gagasannya sesuai dengan latar
belakang dan rujukan yang digunakan, pimpinan sidang atau diskusi tidak perlu kaget, jika muncul gagasan-
gagasan yang ada di luar pembahasan.Disitulah pentingnya kecermatan pimpinan.
c. Tahapan polarisasi
Ini merupakan tugas seorang pimpinan sidang atau diskusi, dari perbedaan-perbedaan sudut pandang yang
digunakan oleh peserta, pimpinan diskusi punya kepentingan mengiringi setiap perbedaan yang muncul, dan
diarahkan pada suatu persoalan yang sesuai dengan target suatu sidang. Misal dalam pembahasan tentang cara
apa yang paling efektif dalam menanggulani bencana alam di pedesaan terpencil yang jauh dari jalan raya,
muncul sejumlah pendapat yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan itu kemudian dikelompokan untuk
selanjutnya diambil kesimpulan yang paling mungkin.
d. Tahapan kesimpulan
Tahapan ini akan mudah dilakukan jika ketiga tahapan sebelumnya dilalui secara efektif. Seringkali tahapan
kesimpulan ini dianggap sebagai tahap yang sulit, karena ketika pimpinan sidang merasa sulit menyimpulkan
pembahasan besar kemungkinan pimpinan itu melalui tahapan-tahapan tersebut diatas.
4. Macam – Macam Persidangan
a. Sidang Pleno
Adalah sidang yang dihadiri oleh seluruh anggota, para tamu undangan, pengurus rangkap. Biasanya terbagi
ke-Dalam sidang pleno 1, 2, 3, dan 4, contoh pembahasanya mengenai seputar agenda acara, tata tertib, sidang
komisi dll. Ciri-ciri sidang pleno yaitu:
1) Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan.
2) Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang.
3) Sidang Pleno dipandu oleh Steering Committee.
4) Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan Permusyawaratan.
b. Sidang Komisi atau Kelompok
Adalah sidang yang khusus diadakan oleh komisi yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan organisasi, misalnya
komisi A tentang anggaran, komisi B tentang program kerja dll. Ciri-ciri sidang komisi yaitu:
1) Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi.
2) Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang ditentukan oleh pimpinan sidang pleno.
3) Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang Sekretaris Sidang Komisi.
4) Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi tersebut.
5) Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi yang bersangkutan.
c. Sidang Paripurna
Adalah sidang penyempurnaan dari sidang pleno dan komisi disatukan menjadi satu atau disempurnakan. Ciri-
ciri sidang paripurna yaitu:
1) Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan.
2) Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang.
3) Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang berhubungan dengan
Permusyawaratan.
5. Peran Peserta dan Pimpinan
Yang terlebih dahulu dimiliki setiap peserta sidang adalah memiliki sikap mentalitas keterbukaan jiwa,
obyektivitas serta bersedia bermusyawarah. Dalam sikap seperti itu, peserta akan memiliki kecenderungan
untuk bermain bersama dan bekerjasama. Untuk memelihara peran tersebut, maka peserta harus
memperhatikan tugas-tugas sebagai berikut:
a. Mengikuti kegiatan dengan teratur serta mendengarkan, memperhatikan serta menganalisapendapat orang
lain. Menjadi pendengar yang baik, kadang-kadang lebih sulit dari pada pembicara yang baik.
b. Aktif menyampaikan pendapat, ide, gagasan, ataupun informasi dengan alasan-alasan yang logis, baik dalam
bentuk dukungan ataupun sanggahan terhadap pendapat orang lain.
c. Memusatkan arah pembahasan pada tujuan sidang serta mencegah kemungkinan-kemungkinan terjadinya
pepecahan pendapat sehingga pembahasan menjadi terlalu luas dan menyimpang dari tujuan diskusi/sidang.
Usaha ini bertujuan agar tidak terlalu sulit dalam menyimpulkan keputusan bersama.
Peran pimpinan sidang sangat penting yaitu merangsang sidang sesuai dengan rencana yang sudah dipersiapkan
dan sesuai dengan pola proses keberlangsungan tertentu. Untuk melihat peran tersebut, maka pimpinan sidang
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Menjamin setiap peserta mengerti masalah yang sedang dibahas.
b. Menjamin setiap pendapat peserta untuk dapat dipahami oleh seluruh peserta lainnya.
c. Tidak berpihak pada salah satu pendapat yang bertentangan, serta sekaligus memperingatkan peserta yang
menyimpang dari inti permasalahan yang sedang dibahas.
d. Menjamin setiap peserta untuk dapat menyampaikan pendapatnya dan mengusahakan agar situasi berjalan
dengan baik dan suasana menjadi hidup.
e. Menyimpulkan dan merumuskan pendapat-pendapat yang telah disepakati bersama.
C. ETIKA DISKUSI, RAPAT DAN PERSIDANGAN
a) Syarat-Syarat Presidium Sidang
a. Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab.
b. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan.
c. Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis.
d. Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan.
b) Sikap Presidium Sidang
a. Simpatik, menarik, tegas dan disiplin.
b. Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan.
c. Adil, bijaksanan dan menghargai pendapat peserta.
c) Aturan Ketukan Palu (dilakukan presidium sidang)
a. Satu kali ketukan
• Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang poin perpoin (keputusan sementara).
• Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.
• Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu lama sehingga peserta sidang
tidak perlu meninggalkan tempat sidang.
• Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.
b. Dua kali ketukan
• Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang cukup lama, misalnya istirahat, lobying,
sembahyang,makan.
• Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang.
• Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu.Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam
menyelesaikan perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan.
c. Tiga kali ketukan
• Membuka/menutup sidang atau acara resmi.
• Mengesahkan keputusan final /akhir hasil sidang.
d) Contoh Kalimat Yang Dipakai Oleh Presidium Sidang
a. Membuka sidang “Dengan mengucap Bismilahirahmanirahim, sidang pleno I saya nyatakan dibuka. “
tok…….tok…….tok
b. Menutup sidang “Dengan mengucap Alhamdulillahriabilalamin, sidang pleno I saya nyatakan ditutup.”
Tok……..tok……..tok.
c. Mengalihkan pimpinan siding “Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan kepada pimpinan sidang
berikutnya” tok.
d. Mengambil alih pimpinan sidang “Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih “ tok
e. Menskorsing siding “Dengan ini sidang saya skorsing selama 15 menit” tok……….tok.
f. Mencabut skorsing “Dengan ini skorsing 15 menit saya cabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan“
tok…….tok
g. Memberi peringatan kepada peserta sidang Tok………. “Peserta sidang harap tenang !”
Pukulan beberapa kali secara berturut-turut merupakan perhatian kepada seluruh peserta sidang, biasanya
digunakan ketika sidang dalam keadaan ribut dan tidak dapat diatasi secara lisan.
e) Quorum
Adalah syarat sahnya sidang untuk dapat diadakan, karena tingkat quorum menunjukkan sejauh mana tingkat
representasi dari peserta sidang.Semakin tinggi jumlah quorum, semakin tinggi pula tingkat representasi dari
sidang tersebut.
f) Draft Materi Sidang
Meliputi bahan-bahan yang akan dibahas dalam persidangan. Biasanya terdiri dari draft Tatib, AD/ART, dll
yang disusun sebelumnya oleh tim perumus sidang atau panitia khusus.
D. PERANGKAT DISKUSI, RAPAT DAN PERSIDANGAN
1. Peserta Sidang
Peserta sidang terdiri dari :
a. Peserta Utusan
Hak peserta:
1) Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan kepada pimpinan baik
secaralisan maupun tertulis.
2) Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
3) Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.
4) Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.
Kewajiban peserta:
1) Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan.
2) Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan.
b. Peserta Peninjau
Hak Peninjau : Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan kepada
pimpinan baik secara lisan maupun tertulis.
Kewajiban Peninjau:
1) Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan.
2) Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan.
c. Presidium Sidang
1) Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno yang dipandu oleh
Panitia Pengarah.
2) Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya persidangan seperti aturan yang
disepakati peserta.
3) Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan.
2. Istilah Dalam Sidang
a. Pending ialah memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan tertentu seperti istirahat, lobby,
penundaan sidang.
b. PK (Peninjauan Kembali) ialah mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali pembahasan/putusan
yang telah ditetapkan.PK diambil dengan kesepakatan kuorum.
c. Skorsing ialah Penghentian sidang untuk keperluan tertentu.
d. Lobyingialah penghentian sidang untuk memperlancar jalannya sidang.
e. Interupsi ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam sidang karena adanya masukan yang
perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut.
f. Kuorum adalah ukuran sah atau tidaknya rapat atau sidang dalam mengambil keputusan. Biasanya ada istilah
setengah lebih dari satu ( ½ + 1 ) berdasarkan jumlah peserta yang hadir, artinya apabila jumlah pesrta ada 50
orang sidang sah apabila dihadiri 25 + 1 = 26 , karena memenuhi kuorum atau ada istilah yang lainya.
g. Voting istilah kata dari “Vote” yang berarti :Hak Suara” yaitu pengambilan suara terbanyak ketika
musyawarah untuk tidak tercapai. biasanya dengan cara mengacungkan tangan ke-atas.
3. Macam-macam Interupsi
a. Interuption of order, Bentuk interupsi yang dilakukan untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan
yang berkaitan dengan jalannya persidangan. Mis. saat pembicaraan sudah melebar dari pokok masalah maka
seseorang berhak mengajukan interuption of order agar persidangan dikembalikan lagi pada pokok masalahnya
sehingga tidak melebar dan semakin bias.
b. Interruption of information, Bentuk interupsi berupa informasi yang perlu diperhatikan oleh seluruh peserta
sidang termasuk pimpinan sidang. Informasi bisa internal (mis. informasi atau data tentang topik yang dibahas)
ataupun eksternal (mis. situasi kondisi di luar ruang sidang yang mungkin dapat berpengaruh terhadap jalannya
persidangan).
c. Interruption of clarification, Bentuk interupsi dalam rangka meminta klarifikasi tentang pernyataan peserta
sidang lainnya agar tidak terjadi penangkapan bias ketika seseorang memberikan tanggapan atau sebuah
penegasan terhadap suatu pernyataan.
d. Interruption of explanation, Bentuk interupsi untuk menjelaskan suatu pernyataan yang kita sampaikan agar
tidak ditangkap keliru oleh peserta lain atau suatu pelurusan terhadap pernyataan kita.
e. Interruption of personal, Bentuk interupsi yang disampaikan bila pernyataan yang disampaikan oleh peserta
lain sudah diluar pokok masalah dan cenderung menyerang secara pribadi.
4. Pelaksanaan Interupsi
a. Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah mendapat ijin dari
Presidium Sidang.
b. Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.
c. Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan jalannya
persidangan, maka Panitia Pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan,
atas permintaan Presidium Sidang dan atau Peserta Sidang.

E. TEKNIK MENCIPTAKAN DISKUSI, RAPAT, DAN PERSIDANGAN YANG KONDUSIF


Rapat banyak mengkonsumsi waktu dan biaya. Waktu yang digunakan untuk rapat harus efektif. Semakin
banyak waktu individu yang terlibat dalam rapat, semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk rapat. Walaupun
rapat akan menyita waktu dan biaya, tetapi rapat ini harus tetap dilakukan, karena merupakan hal yang penting.
Rapat yang berhasil adalah yang menggunakan waktu yang efektif, biaya yang minimum dan dapat mencapai
tujuannya. Untuk maksud ini, maka rapat harus direncanakan terlebih dahulu. Rapat yang terencana dengan
baik akan tidak sulit untuk dijalankan. Pada waktu merencanakan rapat, cobalah mengikuti prosedur berikut ini.
Tentukan terlebih dahulu tujuan rapat, Mengapa rapat harus diadakan? Setiap rapat harus mempunyai tujuan
yang terdefinisi dengan baik dan cukup beralasan.
1. Tentukan Peserta Dari Rapat
Siapa yang harus mengikuti rapat ini? Semakin banyak peserta rapat, semakin besar biaya dari rapat. Rapat
harus dihadiri oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan saja. Bila rapat juga di hadiri oleh oarang-orang
yang tidak mempunyai kepentingan dengan rapat ini, maka rapat menjadi tidak efektif, apalagi mereka tidak
memahami maslahnya, tetapi ikut berkomentar.
2. Aturlah Jadwal Dari Rapat
Setelah jumlah dari peserta rapat telah diketahui, selanjutnya jadual dari rapat dapat dibuat. Hari dan jam rapat
merupakan hal yang penting dalam penentuan jadual. Yang perlu diperhatikan terhadap penentuan hari rapat
adalah sebagai berikut ini.
a) Sedapat mungkin jangan pada hari yang sama dengan rapat yang lain, karena peserta rapat akan lelah
pemikiran peserta rapat akan bercabang
b) Sedapat mungkin jangan pada hari sebelum dekat libur, karena pikiran peserta rapat akan tidak
berkonsentrasi di rapat, tetapi mungkin pada rencana berlibur.
c) Sedapat mungkin jangan pada hari yang pendek, karena Rapat akan tergesa-gesa diselesaikan Penyelesaian
rapat dapat tertunda
3. Siapkan Agenda
Agenda harus disusun dan dikirim kepada orang-orang yang menghadiri rapat sebelum rapat itu
diselenggarakan. Agenda itu akan menyebutkan semua topik yang akan dibahas pada rapat dan harus memberi
tempat di bagian akhir untuk “urusan lain”, sehingga orang yang menghadiri dapat mengangkat masalahnya
tersendiri.
4. Putuskan Siapa Yang Harus Hadir
Tentukan siapa yang harus menghadiri rapat. Hanya orang-orang yang dapat memberikan sumbangan
bermanfaat yang seharusnya hadir. Undanglah orang-orang ini ke rapat. Negosiasikan hari dan jamnya jika
perlu. Peringatkan secara tertulis jika perlu.
5. Koordinasikan Para Pembicara
Sebelum rapat berlangsung, ada baiknya untuk membahas isu yang penting secara perorangan. Ini akan
menjamin bahwa topik pembahasan tercakup secara keseluruhan pada rapat karena orang tersebut mempunyai
waktu untuk memikirkan topik ini dan mempersiapkan apa yang akan dikatakan.
6. Aturlah Risalah Rapat
Atur agar ada seseorang yang mencatat risalah rapat. Orang yang melakukan ini harus mempunyai pengertian
mengenai topik pembahasan.
7. Menyelenggarakan Rapat Yang Efektif Mulailah Pada Waktu Yang Ditentukan
Jangan biarkan orang-orang duduk menunggu orang yang terlambat datang. Mulailah pertemuan anda tepat
pada waktunya. Orang yang datang terlambat harus belajar untuk datang tepat waktu atau mereka tidak akan
mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusinya.
8. Jelaskan Agenda
Jelaskan maksud pertemuan itu dan sebutkan agendanya secara singkat, dengan menjelaskan segala hal yang
masih ada keraguan. Kemudian tangani agendanya satu per satu.
9. Cegah Penyimpangan Masalah
Meskipun anda harus memberi waktu yang cukup untuk membahas setiap pokok masalah pada agenda, anda
harus mencegah adanya penyimpangan dari masalah. Kendalikan rapat dengan berpindah dari satu pokok
masalahke pokok masalah berikutnya. Tentukan apakah anda akan diatur oleh waktu atau meneruskan diskusi
sampai tercapainya kesepakatan.
10. Buat Ringkasan Secara Tetap
Ringkaskan hasil dan keputusan secara teratur sewaktu rapat berlangsung sehingga semua orang sepenuhnya
mengetahui keputusan yang dibuat dan kemajuan yang dicapai.
11. Membicarakan Masalah Lain
Setelah semua agenda yang ditentukan telah ditangani, tanyakan apakah masih ada masalah lain dan bahaslah
topik yang timbul itu.
12. Pastikan Ada Tindak Lanjut
Delegasikan tanggung jawab dan batas waktu kepada orang-orang untuk tindak lanjut yang diperlukan sebagai
hasil dari keputusan yang diambil oleh rapat.
13. Selesaikan Rapat Pada Waktunya
Pastikan bahwa anda menyelesaikan rapat pada waktunya. Urusan yang belum terselesaikan dapat ditangani
pada rapat lain. Usahakan agar semua agenda diliputi dalam batas waktu yang ditentukan.
14. Bagikan Risalah Rapat Secepatnya
Bagikan risalah rapat sesegera mungkin . Juga beritahu orang lain secepat mungkin mengenai keputusan yang
ada pengaruhnya terhadap mereka.
MATERI TEHNIK DISKUSI & PERSIDANGAN
(sumber : pengkaderan IPPNU)

A. Pengertian, tujuan dan macam-macam diskusi


Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok.
Sidang adalah forum formal bagi pengambilan keputusan yang akan menjadi kebijakan dalam
sebuah organisasi (berstruktur dan mempunyai susunan hierarkis) dengan diawali oleh konflik.
Rapat adalah forum yang bersifat formal bagi pengambilan kebijakan organisasi dalam bentuk
keputusan, kesepakatan atau lainnya tanpa harus didahului oleh konflik.
Musyawarah adalah forum informal sebagai sarana pengambil keputusan, kesepakatan,
penyebaran informasi atau lainnya dalam sebuah institusi tanpa harus didahului oleh konflik
Tujuan Diskusi
- Menjadi tempat konsultasi untuk menambah pengetahuan & mendapat/tukar menukar
informasi.
- Sebagai tempat koordinasi
- Tempat mempertajam pengertian dan pendapat, tempat konsultasi
- Sebagai tempat untuk menganalisa & memecahkan masalah
- Wahana untuk memberikan motivasi dan mengembangkan kerjasama
Manfaat ber-Diskusi
- Pelaksanaan sikap demokrasi
- Pengujian sikap Toleransi
- Pengembangan kebebasan pribadi
- Pengembangan latihan berfikir dan berkreasi
- Penambahan pengetahuan dan pengalaman
Macam-macam diskusi
1. Seminar
Pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakat mengenai suatu hal.
2. Sarasehan/Simposium
Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat prasaran para ahli mengenai
suatu hal/masalah dalam bidang tertentu.
3. Lokakarya/Sanggar Kerja
Pertemuan yang membahas suatu karya.
Pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan singkat menjalang pelaksanaan
kegiatan
4. Muktamar
Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang dihadapi
bersama
5. Konferensi
Pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama
6. Diskusi Panel
Diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta
diatur oleh seorang moderator.
7. Diskusi Kelompok
Penyelesaian masalah dengan melibat kan kelompok-kelompok kecil.
1. Etika diskusi dan persidangan
• Niat
Menahan diri untuk tidak berdiskusi, jika ia tidak yakin bahwa motivasinya untuk
kebaikan semata. Hendaklah ia tidak mempunyai maksud untuk menunjukkan
kepandaian dan keluasan wawasannya dalam setiap perbincangan; atau mengangkat
dirinya atas orang lain dengan meremehkan lawan bicara; atau membanggakan diri untuk
mendapatkan sanjungan.
• Situasi yang Kondusif
Seorang pelaku diskusi hendaklah melihat situasi sebelum berdiskusi; apakah cocok
untuk melakukan diskusi atau tidak. Situasi yang melingkupi kita menyangkut tiga
macam, yaitu tempat, waktu, dan manusianya. Ungkapan klasik menyatakan, “Tidak
setiap yang diketahui itu harus diucapkan. Setiap posisi sosial memiliki kata-katanya
sendiri.”
• Ilmu
Janganlah memperbincangkan suatu tema yang kita sendiri tidak mengerti dengan baik
dan janganlah kita membela suatu pemikiran manakala kita tidak yakin dengan
pemikiran tersebut.
• Manusia itu Beragam
Kemampuan otak manusia, tingkat pemahaman, dan keluasan wawasannya, sangat
berbeda-beda. Pembicara yang baik adalah pembicara yang memahami dengan siapa ia
berbicara, lalu ia dapat menentukan metode yang dianggap sesuai untuknya.
• Jangan Mendominasi Pembicaraan
Pelaku diskusi atau pembicara secara umum, tidak boleh mendominasi pembicaraan; yakni
tidak memberikan kepada pihak lain peluang berbicara.
• Mendengarkan dengan Baik
Pembicara yang baik adalah pendengar yang baik, karenanya jadilah pendengar yang baik.
Janganlah engkau memotong pembicaraan orang lain. kebanyakan orang –sebenarnya
lebih menghormati pendengar yang baik daripada pembicara yang baik.
• Perhatikan Diri Sendiri
Ketika kita tengah berbicara, perhatikanlah dirimu sendiri; apakah kita berbicara terlalu
keras? Perhatikanlah : apakah kita merasa lebih berilmu? Apakah ‘perasaan lebih’ itu
tampak pada raut muka, tutur kata, atau gerakan tangan kita? Jika kita merasakannya,
ubahlah segera cara itu. Jika merasa ada yang salah, segera minta maaf. Janganlah kita
mengikuti emosi, sehingga kita mengubah diri dari seorang kawan diskusi menjadi
seorang penceramah. Karena bisa saja dari mulut seseorang keluar kata-kata kasar,
ungkapan pedas, kalimat yang mengesankan diri seorang guru, pemberi petuah, sok
merasa besar, dan semisalnya yang dapat melahirkan dampak negatif bagi diskusi yang
dilakukan.
• Kejelasan
Tegasnya ungkapan, fasihnya lisan, dan bagusnya penjelasan adalah sebagian dari pilar-pilar
penopang diskusi dan dialog yang produktif.
• Penggunaan Ilustrasi
Pelaku diskusi yang cerdik adalah mereka yang pandai membuat ilustrasi guna
melengkapi dan memperjelas setiap uraian pembicaraannya. Imam Ghazali pernah
membuat ilustrasi untuk orang yang mencegah kemungkaran dengan kekerasan. Mereka
seperti orang yang ingin menghilangkan bercak darah dengan air kencing. Cara
mencegah kemungkaran seperti itu adalah bentuk kemungkaran yang lain, bahkan bobot
kemungkarannya lebih besar daripada kemungkaran yang diberantas. Kedua-duanya
sama-sama najis, tetapi najisnya air kencing lebih berat.
• Memperhatikan Titik-Titik Persamaan
Ketika seorang berbicara, hendaklah ia memulai pembicaraan dengan mengungkap titik-
titik persamaan yang ada. Hal-hal yang asiomatik.
Dale Carnagie mengatakan, “Buatlah lawan bicaramu sepakat ataas contoh-contoh yang
engkau lontarkan kepadanya dan biarkan ia menjawab dengan kata ‘ya’. Jauhkanlah –
sebisa mungkin- antara dia dengan kata ‘tidak’. Karena kata ‘tidak’ merupakan rintangan
yang sulit diatasi dan sulit dikalahkan. Seseorang yang telah berkata ‘tidak’,
kesombongan akan memaksanya untuk senantiasa membela diri. Kata ‘tidak’ itu
sebenarnya lebih dari sekedar kata yang terdiri dari beberapa huruf. Ketika seseorang
berkata ‘tidak’, maka urat saraf dan emosinya terangsang untuk mendukung sikap
penolakannya. Berbeda dengan kaata ‘ya’, yang sama sekali tidak membebani gerak
jasmani.”
• Saya Tidak Tahu
Apabila lawan diskusi kita mengemukakan sesuatu pembicaraan yang kita tidak
memahaminya, janganlah kita malu untuk bertanya dan meminta penjelasan. Karena
apabila kita diam, kita akan rugi, akan dikatakan sebagai orang bodoh atau orang yang
berusaha menutupi kebodohannya. Ketahuilah bahwa banyak pemimpin besar umat yang
tidak malu mengatakan, “Saya tidak tahu!” Ia menjauh dari berfatwa tanpa pengetahuan
yang cukup tentang masalah yang difatwakan.
• Tidak Fanatik dan Mengakui Kesalahan
Sikap fanatik dalah sikap tetap tidak menerima kebenaran setelah adanya kejelasan dalil.
Seorang muslim adalah pencari kebenaran. Ia tidak fanatik kepada individu, kelompok,
atau paham tertentu. Berpijaklah di atas kebenaran di manapun kebenaran itu berada.
• Jujur dan Kembali ke Sumber Rujukan
Hormatilah kebenaran. Jadilah orang yang jujur ketika menyampaikannya. Janganlah engkau
memotong ungkapan, sehingga mengubah konteksnya atau mencabut daari relevansinya
dengan memberikan penafsiran sesuai dengan keinginanmu. Di antara cara menghormati
kebenaran adalah engkau tidak berargumentasi dengan mengutip pendapat orang yang
tidak bisa dipercaya ilmu dan kejujurannya.
• Menghormati Pihak Lain
Umar bin Khattab r.a berkata, Jangan sekali-kali engkau berprasangka terhaadap kata-kata
saudaramu seiman selain dengan kebaikan, selama engkau dapati pada kata-kata itu
peluang kepada kebaikan.
Diantara wasiat Rasululah Saw adalah, Seorang muslim adalam saudara bagi muslim
(yang lain). Karenanya ia tidak menzhalimi, tidak meninggalkan, tidak merendahkan,
dan tidak menghinakan. Cukuplah seseorang disebut buruk lantaran merendahkan
saudara muslim yang lain.
• Pemikiran dan Pemiliknya
Dalam suatu diskusi, sebaiknya yang dibahas, dianalisis, dikritik, dan disanggah adalah
pemikirannya, bukan pemilik pemikiran itu. Hal itu untuk menghindari berubahnya
forum diskusi menjadi forum percekcokan yang disertai dengan caci maki atau berubah
dari forum diskusi pemikiran menjadi forum perseteruan fisik oleh individu-individu
yang ada.
• Yang Lebih Baik
“Berdebat dengan cara yang baik” itu artinya engkau tidak bersikap apriori terhadap
pendapat lawan bicaramu dan menunjukkan penghargaan kepadanya, meskipun pendapat
itu barangkali bertentangan dengan pikiranmu.
• Menyerang dan Mematahkan
Metode menyerang dalam berdiskusi, meskipun dengan argumentasi yang kuat dan dalil
yang nyata, dapat menimbulkan kebencian bagi orang lain. Hal itu karena mendapatkan
simpati hati, sebenarnya lebih penting daripada mendapatkan perubahan sikap tetapi
tidak berangkat dari hati yang tulus. Adapun jika engkau bersikap lemah lembut, ia akan
merasa puas dengan pendapatmu, cepat atau lambat.
• Perbedaan Pendapat dan Kasih Sayang
Perbedaan pendapat, sampai pun antarkawan dan sahabat, sering sampai menghapuskan rasa
cinta dan kasih sayang. Waspadalah untuk tidak jatuh ke dalamnya. Perdebatan atau
perbincangan, atau diskusi pada umumnya berpengaruh terhadap perasaan dan hati.
Ingatlah hal ini tatkala engkau tengah berbicara dengan seseorang. Janganlah engkau
tunjukkan sikap permusuhan kepada seseorang.
• Jangan Marah
Jika lawan bicaramu tidak setuju dengan pendapatmu, jangan terburu marah. Janganlah
engkau coba memaksakan semua orang untuk mengiyakan apa yang engkau anggap
benar.
• Ketika Logika Tak Lagi Berarti
Kadang-kadang, ketika engkau memulai diskusi, rasa permusuhan telah menguasai salah
satu dari kedua belah pihak. Dalam keadaan demikian, apabila pihak yang
menghadapinya dengan sikap yang baik, niscaya permusuhan itu akan berubah menjadi
persahabatan dan kebencian berubah menjadi kasih sayang. Nasihat ini berguna bagi para
orang tua yang suka mencela, para suami yang cerewet, para guru yang berhati batu, dan
para pemimpin yang tengah marah.
• Jangan Menggunakan Kata Ganti Orang Pertama
Sebaiknya seorang dai tidak menggunakan kata ganti orang pertama dalam berbicara, seperti
“Saya telah berbuat demikian”, atau “Saya senang menjelaskan masalah ini” atau
‘Pendapatku dalam masalah ini adalah demikian.” Sebaiknya pula ia menjauhi
penggunaan kata ganti orang pertama jamak. Misalnya, “Pengalaman kami membuktikan
yang demikian. Apabila kami mempelajari masalah yang diperselisihkan, tampak bagi
kami hal-hal berikut ini.”
• Jangan Keraskan Suara
Orang yang tengah berdialog sebaiknya tidak mengeraskan suaranya lebih dari yang
dibutuhkan oleh pendengar, karena suaraa yang keras itu jelek dan menyakitkan. Pelaku
dialog bukanlah seorang orator yang terkadang –pada saat-saat tertentu- dituntut harus
mengeraskan suaranya. Perlu diingatkan pula, bahwa kerasnya suara sama sekali tidak
dapat menguatkan suatu argumentasi.
2. ATURAN PERSONALIA SIDANG
a. Peserta
Hak peserta:
1) Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan
kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis
2) Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan
3) Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan
4) Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan
Kewajiban peserta:
1) Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
2) Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
b. Peninjau
Hak Peninjau:
Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan kepada
pimpinan baik secara lisan maupun tertulis
Kewajiban Peninjau:
a Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
b Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
c. Presidium Sidang
1) Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang
Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah
2) Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya persidangan
seperti aturan yang disepakati peserta
3) Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib
persidangan
3. ATURAN KETUKAN PALU dan kondisi-kondisi lain :
1 kali ketukan
a. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang.
b. Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang poin perpoin (keputusan sementara).
c. Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.
d. Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu lama
sehingga peserta sidang tidak perlu
e. meninggalkan tempat sidang.
f. Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.
2 kali ketukan :
a. Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang cukup lama, misalnya
istirahat, lobying,
b. sembahyang,makan.
c. Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu.
d. Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat
dalam pengambilan keputusan
3 kali ketukan :
a. Membuka/menutup sidang atau acara resmi.
b. Mengesahkan keputusan final /akhir hasil sidang.
• CONTOH KALIMAT YANG DIPAKAI OLEH PRESIDIUM SIDANG
1. Membuka sidang
“Dengan mengucap Bismilahirahmanirahim, sidang pleno I saya nyatakan dibuka. “
tok…….tok…….tok
2. Menutup sidang
“Dengan mengucap Alhamdulillahriabilalamin, sidang pleno I saya nyatakan ditutup.”
Tok……..tok……..tok
3. Mengalihkan pimpinan sidang
“Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan kepada pimpinan sidang berikutnya” tok.
4. Mengambil alih pimpinan sidang
“Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih “ tok
5. Menskorsing sidang
“Dengan ini sidang saya skorsing selama 15 menit” tok……….tok.
6. Mencabut skorsing
“Dengan ini skorsing 15 menit saya cabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan“
tok…….tok
7. Memberi peringatan kepada peserta sidang
Tok………. “Peserta sidang harap tenang !”
4. SYARAT-SYARAT PRESIDIUM SIDANG;
a Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab
b Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan
c Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis
d Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan
5. SIKAP PRESIDIUM SIDANG;
1. Simpatik, menarik, tegas dan disiplin
2. Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan
3. Adil, bijaksanan dan menghargai pendapat peserta
• QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Persidangan dinyatakan sah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ n + 1
dari peserta yang terdaftar pada Panitia (OC)
2. Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil
diambil melalui suara terbanyak
3. (½ + 1) dari peserta yang hadir di persidangan
4. Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara seimbang,
maka dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang
• INTERUPSI
Ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam sidang karena adanya masukan
yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut.
Macam macam interupsi antara lain.
1. Interuption of order, Bentuk interupsi yang dilakukan untuk meminta penjelasan atau
memberikan masukan yang berkaitan dengan jalannya persidangan. Mis. saat
pembicaraan sudah melebar dari pokok masalah maka seseorang berhak mengajukan
interuption of order agar persidangan dikembalikan lagi pada pokok masalahnya
sehingga tidak melebar dan semakin bias.
2. Interruption of information, Bentuk interupsi berupa informasi yang perlu diperhatikan
oleh seluruh peserta sidang termasuk pimpinan sidang. Informasi bisa internal (mis.
informasi atau data tentang topik yang dibahas) ataupun eksternal (mis. situasi kondisi di
luar ruang sidang yang mungkin dapat berpengaruh terhadap jalannya persidangan).
3. Interruption of clarification, Bentuk interupsi dalam rangka meminta klarifikasi
tentang pernyataan peserta sidang lainnya agar tidak terjadi penangkapan bias ketika
seseorang memberikan tanggapan atau sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.
4. Interruption of explanation, Bentuk interupsi untuk menjelaskan suatu pernyataan yang
kita sampaikan agar tidak ditangkap keliru oleh peserta lain atau suatu pelurusan
terhadap pernyataan kita.
5. Interruption of personal, Bentuk interupsi yang disampaikan bila pernyataan yang
disampaikan oleh peserta lain sudah diluar pokok masalah dan cenderung menyerang
secara pribadi.
Pelaksanaan Interupsi :
1. Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah
mendapat ijin dari Presidium Sidang
2. Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan
3. Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan
jalannya persidangan, maka Panitia Pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil
alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan atau Peserta Sidang
• TATA TERTIB
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat persidangan
dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dimasyarakat.
• SANKSI-SANKSI
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib
persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan usulan peserta.
• TEKNIK RAPAT
Rapat mempunyai beberapa pengertian. Dalam pengertian yang luas rapat dapat menjadi
sebuah permusyawaratan, yang melibatkan banyak peserta dan membahas banyak
permasalahan penting. Sedangkan dalam pengertian yang lebih kecil, rapat dapat berupa
diskusi yang hanya melibatkan beberapa peserta dengan pembahasan yang lebih sederhana.
Dalam Sub bab ini hal-hal yang berkaitan dengan permusyawaratan tidak lagi diuraikan, dan
lebih kepada rapat dalam pengertian umum/sederhana secara teknis.
Jenis Rapat
1. Rapat Anggota
2. Rapat Pengurus (Rapat Kerja,Rapat Koordinasi, Rapat Pimpinan,dsb).
3. Diskusi
• FUNGSI RAPAT
1. Penyampaian informasi
2. Pemecahan masalah
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Menentukan alternatif.
5. Menguji alternatif.
6. Rapat implementasi.
• PROSEDUR PENYELENGGARAAN RAPAT
1. Persiapan
a. Menyiapkan rencana.
b. Menyiapkan agenda rapat.
c. Menyiapkan kertas kerja.
d. Menyiapkan pembicara/peserta.
e. waktu.
f. Pengambilan keputusan.
g. Penutupan rapat.
2. Pelaporan dan Evaluasi
a Pelaporan
- Jelas, lengkap dan singkat.
- Pembuat laporan harus mengikuti rapat secara penuh.
- Isi : tanggal/jam, jumlah peserta, pembicara, pokok pembicaraan, keputusan.
b. Evaluasi
- Dilakukan bersama panitia/pengurus.
- Yang dievaluasi adalah semua kegiatan rapat dari persiapan, pelaksanaan, dan hasil.
Yang berperan dalam Rapat
1. Pemimpin Rapat.
2. Peserta Rapat.
3. Undangan dan nara sumber.
4. Materi/bahan rapat.
5. Tata ruang dan tempat duduk.
Persyaratan Pemimpin Rapat
1. Memiliki sikap, tingkah laku, karakter, dan penampilan yang baik.
2. Menguasai permasalahan, dapat mencari jalan keluar.
3. Memberi kepercayaan dan netral terhadap peserta.
4. Pandai menerapkan gaya kepemimpinan
Upaya mensukseskan Rapat
1. Penyelenggaraan yang efektif dan efisien.
2. Pemimpin Rapat harus :
a. Aktif, tegas, mampu membimbing, mengarahkan, dan mencegah pembicaraan
yang menyimpang.
b. Diterima sebagai pemimpin, punya integritas dan konsekuen
c. Bicara jelas, tidak mendominasi, terbuka dan dapat menumbuhkan keberanian
berbicara / mengemukakan pendapat.
3. Hal-hal lain yang perlu;
a. Peserta rapat jangan berdebat tentang hal-hal yang tidak relevan dengan agenda
rapat.
b. Hindarkan adanya gangguan dari luar.
c. Jika ada pertanyaan seyogyanya tidak dijawab sendiri oleh pimpinan rapat.
d. Rapat jangan buru-buru selesai dan juga terlalu lama.
Indikator Rapat yang berhasil :
a. Semua undangan/peserta hadir.
b. Prasarana dan sarana memenuhi kebutuhan rapat.
c. Peserta aktif dan banyak masukan.
d. Masalah yang dirapatkan dapat dipecahkan.
e. Sasaran yang direncanakan tercapai.
f. Keputusan rapat dapat dilaksanakan.

• TEKNIK DISKUSI
Diskusi adalah sebuah proses tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur unsur pengalaman
secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas, lebih
teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan
kesimpulan/pernyataan/keputusan. Di dalam diskusi selalu muncul perdebatan. Debat ialah
adu argumentasi, adu paham dan kemampuan persuasi untuk memenangkan
pemikiran/paham seseorang.
Manfaat Diskusi
1. Ditinjau dari aspek kepemimpinan, salah satu cara yang baik untuk mengadakan
komunikasi dan konsultasi
2. Ditinjau dari segi bahan yang dihadapi, dapat memperdalan wacana/ pengetahuan
seseorang mengenai sesuatu.
Pola-Pola Diskusi
1. Prasaran
a. Penyajian bahan pokok oleh satu atau beberapa orang pembicara dengan prasaran
tertulis (makalah, kertas kerja).
b. Tanggapan terhadap bahan pokok oleh pembicara lain (penyanggah / pembahas).
c. Tanggapan peserta diskusi (forum) terhadap bahan pokok.
2. Ceramah
a. Seorang / lebih penceramah menguraikan bahan pokok.
b. Tanggapan, sanggahan atau pertanyaan dari forum untuk meminta penjelasan yang
lebih teliti.
3. Diskusi Panel
a. Bahan pokok disajikan oleh beberapa panelis. Panelis meninjau masalah dari segi
tertentu.
b. Tanggapan, sanggahan atau pertanyaan forum untuk meminta penjelasan dari
panelis.
4. Brainstorming
a. Bahan pokok yang dipersiapkan ditawarkan kepada peserta diskusi oleh pimpinan.
b. Tiap peserta diminta pendapat dan gagasannya. Sebanyak mungkin orang diajak
bicara dan setiap ide dicatat.
c. Berbagai ide disimpulkan dan ditarik benang merahnya. Kesimpulan ini kemudian
dijadikan kerangkan pembicaraan dan pembahasan lebih lanjut.
Persyaratan Diskusi
1. Berkomunikasi dalam kelompok dengan catatan :
a. Tata tertib tidak ketat.
b. Setiap orang diberi kesempatan berbicara.
c. Kesediaan untuk berkompromi.
2. Bagi peserta diskusi :
a. Pengertian yang menyeluruh tentang pokok pembicaraan.
b. Sanggup berpikir bebas dan lugas.
c. Pandai mendengar, menjabarkan dan menganalisa.
d. Mau menerima pendapat orang lain yang benar.
e. Pandai bertanya dan menolak secara halus pendapat lain.
3. Bagi pemimpin diskusi :
a. Sikap hati-hati,cerdas,tanggap.
b. Pandai menyimpulkan.
c. Sikap tidak memihak.

Anda mungkin juga menyukai