Anda di halaman 1dari 132

PENGARUH PEMADATAN TERHADAP NILAI KUAT GESER

DENGAN UJI GESER LANGSUNG TANAH GAMBUT DESA POHAN


TONGA KECAMATAN SIBORONGBORONG KABUPATEN
TAPANULI UTARA

TUGAS AKHIR
diajukan untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana S1 pada Departemen Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara

TRIVONIA BR TARIGAN
16 0404 057

BIDANG STUDI GEOTEKNIK


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
PENGARUH PEMADATAN TERHADAP NILAI KUAT GESER
DENGAN UJI GESER LANGSUNG TANAH GAMBUT DESA POHAN
TONGA KECAMATAN SIBORONGBORONG KABUPATEN
TAPANULI UTARA

TUGAS AKHIR
diajukan untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana S1 pada Departemen Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara

TRIVONIA BR TARIGAN
16 0404 057

BIDANG STUDI GEOTEKNIK


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
ABSTRAK

Gambut merupakan tanah yang terbentuk dari penumpukan sisa dari


tumbuhan yang setengah membusuk atau mengalami dekomposisi yang tidak
sempurna. Tanah gambut memiliki kandungan bahan organik yang tinggi karena
bahan bakunya tersebut adalah sisa-sisa dari tumbuhan, seperti lumut dan
pepohonan serta sisa-sisa dari binatang yang telah mati. Akumulasi ini terjadi
karena lambatnya laju dekomposisi dibandingkan dengan laju penimbunan bahan
organik yang terdapat di lantai hutan lahan basah. Pembangunan yang
dilaksanakan di atas gambut menghadapi potensi deformasi yang besar dan
kestabilan yang rendah selama dan sesudah proses pembangunan. Oleh sebab itu
perencanaan pembangunan di atas tanah gambut membutuhkan pemahaman
tentang perilaku tanah gambut mengingat besarnya potensi kerusakan yang dapat
terjadi pada bangunan di atas gambut.Selain itu gambut memiliki karakteristik
yang bervariasi dari lokasi ke lokasi dan karena itu setiap perencanaan
pembangunan mengharuskan dilakukannya penelitian tanah gambut di tempat
tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik (index properties)
dari tanah gambut, menentukan pengaruh nilai berat isi kering terhadap nilai
kohesi dan sudut geser dalam pada tanah gambut dan mengetahui perilaku tanah
gambut akibat pemadatan yang telah dilakukan terlebih dahulu dengan kepadatan
relatif yang berbeda pada sampel disturbed. Penelitian ini melakukan pengujian
sifat fisik tanah gambut di laboratorium, pengujian compaction dan direct shear
tanah gambut, analisa hasil uji pada tanah gambut.
Tanah gambut Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten
Tapanuli Utara memiliki kadar air yang cukup tinggi (Wc) yaitu; 729,33 % dan
berat spesifik (Gs) sebesar 1,302. Berdasarkan ASTM D442-84 (1989), sampel
tanah gambut berkadar abu medium (medium ash peat) karena memiliki kadar abu
8,260 %, sampel tanah gambut memiliki kadar organic yaitu 91,740 %, dan
tergolong dalam tanah gambut moderately acidic karena nilai kandungan pH 5,5.
Dari uji pemadatan Proctor Standar diperoleh kadar air optimum sebesar
98% dan berat volume kering maksimum sebesar 0,419 gr/cm3. Pengaruh
pemadatan pada tanah gambut adalah menaikkan nilai berat volume kering sampel
undisturbed 0,126 gr/cm3menjadi 0,454 gr/cm3, pada sampel 108% Proctor
Standar sehingga kepadatan relative juga meningkat dari 30,048% pada sampel
undisturbed menjadi 108% pada sampel 108% Proctor Standard. Nilai sudut
geser dalam tanah gambut tertinggi adalah jenis sampel 108% Proctor
Standar yaitu 5,391° dengan kohesi 0,024 MPa dibandingkan jenis sampel
undisturbed yang memiliki sudut geser dalam sebesar 0,375° dengan kohesi 0,019
MPa.

Kata kunci: tanah gambut, pemadatan tanah, kuat geser tanah, uji geser tanah

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Pengaruh Pemadatan Terhadap
Nilai Kuat Geser Dengan Uji Geser Langsung Tanah Gambut Desa Pohan
Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara” ini
dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian Sarjana
Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera
Utara.
Tugas Akhir ini saya dedikasikan kepada kedua orangtua, kakak dan adik
saya yang telah banyak berkorban dalam membantu saya menyelesaikan tugas
akhir ini baik secara materi ataupun moral.
Dengan rendah hati saya mohon maaf jika dalam penulisan tugas akhir ini
masih terdapat kekurangan dalam penulisan maupun perhitungan. Saya juga
sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca dalam penyempurnaan
tugas akhir ini.
Saya menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak terlepas
dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa
pihak yang berperan penting yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE, selaku Dosen Pembimbing yang
telah sabar memberi bimbingan, arahan, dan saran kepada saya untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Wakil Dekan 1 Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Medis Sejahtera Surbakti, ST,MT, selaku ketua Departeman Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. M. Ridwan Anas, ST., MT., selaku Sekretaris Departeman
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Ir. Rudi Iskandar, MT., dan Ibu Ika Puji Hastuty, ST,MT., selaku
Dosen Pembanding dan Penguji Departeman Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
ii
6. Bapak/Ibu Dosen Staf Pengajar Departeman Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmunya kepada Saya
selama menempuh masa studi di Departeman Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
7. Kepada pegawai administrasi dan pengawai-pegawai Departeman Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
8. Partner skripsi saya Yongki Zebua, Florent Gurning, Alfonsus Hasugian dan
Very Nababan yang menjadi teman belajar dan saling membantu dalam
pengerjaan skripsi ini.
9. Teman-teman saya Maruli, Berly, Harvay, Maria yang telah banyak
membantu saya dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
10. Bang Yogi, Kak Siska Zai dan Bang Azlan yang telah membantu saya
selama pengerjaan skripsi ini.
11. Teman-teman saya Brenda, Eka, Theresia, Lastri, Eva, Popo yang selalu
memotivasi dan membantu saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
12. Sahabat saya Juwita Ginting, Elisabet Sitepu, Widia Sitepu dan Bora Sitepu
yang selalu memotivasi dan mendukung menyelesaikan Tugas Akhir ini.
13. Abangda Surya Dana Sembiring yang selalu memberikan dukungan,
motivasi, dan bantuan kepada saya.
14. Semua teman-teman angkatan 2016 yang tidak bias disebutkan satu-satu
oleh saya.
15. Ikatan Mahasiswa Karo Pande Kaliaga FT USU yang telah banyak
membantu saya sejak awal pertama kali berkuliah dan menjadi tempat saya
belajar berorganisasi.
16. Seluruh pihak yang membantu dan mendukung saya dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
Saya menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari Bapak dan Ibu Staf Pengajar serta rekan-rekan mahasiswa
dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini.

iii
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih. Saya berharap semoga laporan
Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juli 2020

Trivonia Br Tarigan
16 0404 057

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
DAFTAR NOTASI........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 4
1.5 Metode Penelitian ................................................................ 4
1.6 Batasan Masalah .................................................................. 4
1.7 Sistematika Penulisan .......................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 6


2.1 Tanah .................................................................................. 6
2.2 Tanah Gambut ..................................................................... 7
2.2.1 Penyebaran gambut di Indonesia ................................. 8
2.2.2 Klasifikasi tanah gambut ............................................. 9
2.2.3 Sifat fisik tanah gambut .............................................. 10
2.3 Pemadatan tanah .................................................................. 13
2.4 Kuat geser tanah .................................................................. 15
2.5 Uji geser langsung(direct shear test) .................................... 16
2.6 Daya Dukung Batas Menurut Terzaghi ................................ 17
2.7 Tinjauan Penelitian Tanah Gambut Terdahulu ..................... 18

5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 22
3.1 Kegiatan Penelitian .............................................................. 22
3.2 Lokasi Penelitian ................................................................. 22
3.3 Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Gambut ........................ 24
3.4 Instalasi Alat dan Pengambilan Sampel................................ 25
3.4.1 Instalasi alat ............................................................. 25
3.4.2 Prosedur pengambilan sampel tanah ......................... 26
3.4.3 Persiapan sampel tanah ............................................ 26
3.5 Pelaksanaan Pengujian ......................................................... 27
3.5.1 Pengujian index properties ....................................... 27
3.5.2 Uji pemadatan (compaction test) .............................. 29
3.5.3 Uji geser langsung(direct shear test) ....................... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 33


4.1 Pendahuluan ....................................................................... 33
4.2 Index Properties Tanah Gambut ......................................... 33
4.3 Klasifikasi Tanah Gambut .................................................. 34
4.4 Unsur Mineral Tanah Gambut ............................................. 34
4.5 Hasil Pengujian Sifat Mekanis Tanah Gambut .................... 35
4.5.1 Pengujian pemadatan tanah gambut (compaction test) . 35
4.5.2 Pengujian geser langsung pada tanah gambut .............. 36
4.6 Variasi Nilai Berat Volume Kering Tanah Gambut ............. 41
4.7 Pengaruh Kepadatan Relatif Terhadap Nilai
Sudut Geser Dalam dan Kohesi Tanah Gambut .................... 42
4.8 Pengaruh Kepadatan Relatif Terhadap Nilai Sudut Geser ..... 45
4.9 Perbandingan Data Peneltian Tanah Gambut Asahan dan .... 45
4.10 Perbandingan Data Dukung Tanah Gambut
Sebelum Dipadatkan dan Sesudah Dipadatkan ..................... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 50
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 50
5.2 Saran .................................................................................. 51
Daftar Pustaka .............................................................................................. 52

6
Lampiran....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL

BAB II
Tabel 2.1 Luas lahan gambut di Indonesia ...................................................... 8
Tabel 2.2 Spesific gravity tanah ...................................................................... 12
Tabel 2.3 Rangkuman spesifikasi uji pemadatan laboratorium........................ 15
BAB IV
Tabel 4.1 Hasil pengujian index properties tanah gambut ................................ 33
Tabel 4.2 Klasifikasi tanah gambut ................................................................. 34
Tabel 4.3 Unsur mineral tanah gambut ............................................................ 35
Tabel 4.4 Hasil pengujian pemadatan tanah ..................................................... 35
Tabel 4.5 Data hasil pengujian geser langsung tanah gambut 108% ……37
Tabel 4.6 Data perhitungan regresi linear tanah gambut 108% ............... 39
Tabel 4.7 Hasil perhitungan regresi linear tanah gambut 108% .............. 39
Tabel 4.8 Variasi nilai berat volume kering tanah gambut ............................... 41
Tabel 4.9 Pengaruh kepadatan relatif (Rc) terhadap sudut geser dalam dan
nilai kohesi tanah gambut ................................................................ 42
Tabel 4.10 Rekapitulasi nilai normal stress dan shear stress pada jenis
sampel tanah gambut ....................................................................... 45
Tabel 4.11 Hasil penelitian index properties tanah gambut Pohan Tonga dan
Nagasaribu ...................................................................................... 46
Tabel 4.12 Hasil penelitian klasifikasi tanah gambut Pohan Tonga dan Nagasaribu
....................................................................................................... 46
Tabel 4.13 Hasil penelitian unsur mineral tanah gambut Pohan Tonga dan
Nagasaribu ...................................................................................... 47
Tabel 4.14 Hasil pengujian pemadatan tanah gambut Pohan Tonga dan
Nagasaribu ...................................................................................... 47
Tabel 4.15 Hasil pengujian geser langsung tanah gambut Pohan Tonga dan
Nagasaribu ...................................................................................... 47
Tabel 4.16 Rekapitulasi sudut geser dalam, kohesi dan berat volume tanah
gambut sampel undisturbed dan 108% ................................... 48

7
DAFTAR GAMBAR

BAB I
Gambar 1.1 Peta sebaran tanah gambut di Indonesia ....................................... 3
BAB II
Gambar 2.1 Peta sebaran tanah gambut di Indonesia ....................................... 9
Gambar 2.2 Hubungan antara kadar air dan berat volume kering tanah ........... 14
Gambar 2.3 Alat uji geser langsung dengan bagian-bagiannya ........................ 17
BAB III
Gambar 3.1 Flowchart penelitian .................................................................... 23
Gambar 3.2 Peta lokasi pengambilan sampel ................................................... 24
Gambar 3.3 Model 3D lokasi pengambilan sampel .......................................... 24
Gambar 3.4 Kondisi lapangan lokasi pengambilan sampel .............................. 25
Gambar 3.5 Jalan menuju lokasi pengambilan sampel ..................................... 25
BAB IV
Gambar 4.1 Grafik hasil uji pemadatan dengan Proctor standar ....................... 36
Gambar 4.2 Grafik hubungan horizontal displacement dengan shear stress
pada tanah gambut 108 % ...................................................... 38
Gambar 4.3 Grafik hubungan normal stress dengan shear stress pada
tanah gambut108% ................................................................ 40
Gambar 4.4 Grafik variasi nilai berat volume kering tanah gambut ................. 42
Gambar 4.5 Grafik pengaruh berat volume kering tanah gambut terhadap
kepadatan relatif (Rc) ...................................................................... 43
Gambar 4.6 Grafik pengaruh kepadatan relatif (Rc) terhadap sudut geser
dalam tanah gambut ........................................................................ 44
Gambar 4.7 Grafik pengaruh kepadatan relatif (Rc) terhadap nilai kohesi
tanah gambut .................................................................................. 44
Gambar 4.8 Grafik hubungan antara normal stress dengan shear stress............ 45
Gambar 4.9 Sketsa pondasi bujur sangkar ....................................................... 48

8
DAFTAR NOTASI

𝑤 Kadar air (%)


𝑒 Angka pori
𝑤𝑤𝑒𝑡 Massa tanah basah (gr)
𝑤𝑑𝑟𝑦 Massa tanah kering (gr)
V Volume total tanah (cm3)
W Berat tanah (gr)
𝑊𝑠 Berat butiran padat (gr)
𝑊𝑤 Berat air (%)
𝑉𝑣 Volume pori (cm3)
𝑉𝑠 Volume butiran padat (cm3)
𝑏 Berat isi basah (gr/cm3)
𝑑 Berat isi kering(gr/cm3)
𝑠 Berat isi padat(gr/cm3)
𝑤 Berat isi air(gr/cm3)
𝐺𝑠 Berat spesifik tanah
𝜏𝑓 Kuat geser tanah(MPa)
𝑐 Kohesi tanah (MPa)
𝜎 Tegangan normal pada bidang yang ditinjau (MPa)
𝜙 Sudut geser dalam tanah (angle of internal friction)(°)
𝑞𝑢 Daya dukung tanah ultimit (kg/cm3)
𝐷𝑓 Kedalaman pondasi dari permukaan tanah (cm)
𝑁𝑐 , 𝑁𝑞 , 𝑁 Nilai-nilai faktor daya dukung yang tidak berdimensi
𝑅𝑐 Kepadatan relatif (%)
𝑑−𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 Berat isi kering dilapangan (gr/cm3)
𝑑(𝑚𝑎𝑘𝑠)−𝑙𝑎𝑏 Berat isi kering maksimum di laboratorium (gr/cm3)

9
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : SIFAT FISIK TANAH


A-1 Kadar Air (Water Content)
A-2 Berat Spesifik (Specific Gravity)
A-3 Angka Pori (Void Ratio)

LAMPIRAN B : COMPACTION TEST


B-1 Compaction Test (Uji Pemadatan)

LAMPIRAN C : DIRECT SHEAR TEST


C-1A Uji Berat Isi (Density Test)(Sampel Undisturbed)
C-1B Uji Geser Langsung Sampel Undisturbed (Direct Shear Test)
C-2A Uji Berat Isi (Density Test)(Sampel Disturbed)
C-2B Uji Geser Langsung Sampel Disturbed (Direct Shear Test)
C-3A Uji Berat Isi (Density Test)(Sampel 108% )
C-3B Uji Geser Langsung Sampel 108% (Direct Shear Test)
C-4A Uji Berat Isi (Density Test)(Sampel106% )
C-4B Uji Geser Langsung Sampel 106% (Direct Shear Test)
C-5A Uji Berat Isi (Density Test)(Sampel 103% )
C-5B Uji Geser Langsung Sampel 103% (Direct Shear Test)

LAMPIRAN D : ASTM DAN SNI

LAMPIRAN E : DOKUMENTASI

LAMPIRAN F : SERTIFIKAT HASIL UJI KANDUNGAN MINERALOGI

10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gambut merupakan tanah yang terbentuk dari penumpukan sisa dari
tumbuhan yang setengah membusuk atau mengalami dekomposisi yang tidak
sempurna. Tanah gambut memiliki kandungan bahan organik yang tinggi karena
bahan bakunya tersebut adalah sisa-sisa dari tumbuhan, seperti lumut dan
pepohonan serta sisa- sisa dari binatang yang telah mati.
Gambut terbentuk ketika bumi menghangat sekitar tahun 9.600 Sebelum
Masehi. Gambut yang terbentuk pada sekitar tahun tersebut dikenal sebagai
gambut pedalaman. Seiring meningkatnya permukaan laut, terbentuklah gambut
di daerah delta (daratan sekitar sungai) dan pantai. Berbeda dengan gambut
pedalaman, gambut di daerah ini mengandung kandungan mineral dari air sungai
dan pantai akibat pasang surut air laut dan air sungai. Gambut terbentuk dari
timbunan sisa-sisa tanaman yang telah mati, baik yang sudah lapuk maupun
belum. Timbunan terus bertambah karena proses dekomposisi terhambat oleh
kondisi anaerob dan/atau kondisi lingkungan lainnya yang menyebabkan
rendahnya tingkat perkembangan biota pengurai. Kadar air tanah gambut berkisar
antara 100 – 1.300% dari berat keringnya (Mutalib dan Lim, 1991). Artinya
bahwa gambut mampu menyerap air sampai 13 kali bobotnya. Keberadaan air
pada tanah gambut dapat menyebabkan tanah menjadi lembek sehingga tanah
gambut tersebut memiliki daya dukung yang rendah.
Dalam pekerjaan teknik sipil sangat erat kaitannya dengan tanah, dimana
tanah merupakan bagian yang sangat berpengaruh dalam pekerjaan konstruksi.
Kekuatan dari suatu tanah sangat mempengaruhi bangunan yang berdiri diatasnya.
Dimana tanah berfungsi sebagai penahan beban yang ada diatasnya dan dapat
memikul seluruh beban bangunan dan meneruskannya kedalam tanah sampai
lapisan atau kedalaman tertentu. Sehingga saat melakukan pekerjaan konstruksi
sangat penting dilakukannya penelitian jenis tanah yang akan dibangun. Salah satu
jenis tanah yang sering menjadi persoalan adalah jenis tanah gambut. Salah satu
daerah di Pulau Sumatera yang memiliki tanah gambut adalah daerah Desa Pohan

1
Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara. Jenis tanah pada
daerah ini sering kali menjadi persoalan ketika akan dilakukannya pembangunan
pada daerah tersebut akibat efek dari tanah gambut yang dapat merusak bangunan
yang berdiri diatasnya dan mengakibatkan kerugian bagi masyarakat sekitar,
dengan adanya permasalahan ini sangat diperlukan suatu metode penyelidikan dan
penelitian memadai untuk mengetahui karakteristik serta perilaku tanah gambut
atau tanah organik.
Pada kondisi di lapangan melakukan penggantian tanah gambut dengan
tanah yang lebih baik tentunya memerlukan biaya yang sangat besar. Maka dariitu
keberadaan tanah gambut haruslah diterima untuk menopang konstruksi sipilpada
lapisan tanah dasar. Untuk memperbaiki sifat tanah gambut maka dilakukan suatu
penelitian dengan melakukan pemampatan awal, sehingga diharapkan penurunan
yang terjadi akibat pembebanan semakin berkurang serta bertambahnya nilai kuat
geser terhadap beban yang dipikulnya.
Pada tanah gambut penting dilakukannya pengujian geser langsung dan
pengujian compaction untuk mencari nilai kuat geser tanah gambut tersebut guna
menghitung daya dukung dan tegangan tanah gambut. Hasil percobaan direct
shear test yaitu berupa nilai kohesi dan sudut geser dalam. Percobaan ini dapat
diaplikasikan dalam dunia kerja yaitu untuk menghitung daya dukung tanah,
perencanan dinding penahan tanah dan sebagainya. Mengingat hal tersebut,
penulis ingin mengembangkan fungsi dari tanah gambut Desa Pohan Tonga
Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara tan dengan meninjau
kekuatan geser tanah melalui compaction test dan direct shear test serta
membandingkan tanah gambut yang telah mengalami pemadatan terlebih dahulu
dengan yang tidak dipadatkan. Gambar 2.2 adalah peta sebaran tanah gambut di
Pulau Sumatera.

2
Gambar 1.1 Peta sebaran tanah gambut di Pulau Sumatera
(Sumber : Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2019)

1.2 Rumusan Masalah


Mengacu pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana sifat fisik (index properties) dari tanah gambut Desa Pohan
Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara?
2. Bagaimana pengaruh nilai berat isi kering terhadap nilai kohesi dan
sudut geser dalam pada tanah gambut Desa Pohan Tonga Kecamatan
Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara?
3. Bagaimana perilaku tanah gambut akibat pemadatan yang telah
dilakukan terlebih dahulu dengan kepadatan relatif yang berbeda pada
sampel disturbed?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Menentukan index properties tanah gambut Desa Pohan Tonga
Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.
2. Menentukan klasifikasi tanah gambut yang diteliti.
3. Menentukan kadar air optimum dari berat isi kering tanah gambut
dengan compaction test Proctor Standar.

3
4. Mengetahui pengaruh pemadatan yang dilakukan terhadap nilai kohesi
(c) serta sudut geser dalam (ϕ) tanah gambut dengan menggunakan uji
geser langsung (direct shear test).

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan informasi alternatif material kontruksi sipil bagi
perancang bahwa tanah gambut yang diteliti dapat dijadikan sebagiai
tanah dasar dalam kontruksi.
2. Sebagai bahan perbandingan tentang tanah gambut pada pengujian
geser langsung selanjutnya.
3. Mahasiswa atau pihak lain yang akan membahas tugas akhir dengan
topik yang sama.
4. Pihak-pihak yang memerlukan informasi dan mempelajari hal-hal yang
dibahas dalam laporan tugas akhir.

1.5 Metode Penelitian


Metodologi dan tahapan pelaksanaan yang dibuat penulis dalam
pengerjaan tugas akhir ini menggunakan beberapa pendekatan antara lain :
1. Pengujian sifat fisik tanah gambut di laboratorium.
2. Pengujian compaction test dan direct shear tanah gambut.
3. Analisa hasil uji pada tanah gambut.

1.6 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tanah yang digunakan diambil dari Desa Pohan Tonga Kecamatan
Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara.
2. Uji geser langsung (direct shear test) dengan parameter kuat geser
untuk tanah gambut undisturbed, tanah gambut disturbed dan tanah
gambut yang telah dipadatkan dengan kepadatan relatif yang berbeda.
3. Klasifikasi tanah gambut berdasarkan kadar keasaman (pH), kadar
organik dan kadar abu.
4. Perilaku sifat-sifat indeks tanah gambut meliputi kadar air (w) ,specific
gravity (Gs), angka pori (e), berat isi basah (γb) dan berat isi kering (γd).
4
5. Aplikasi tanah gambut hanya digunakan untuk pondasi dangkal dan
menghitung daya dukung ultimit tanah gambut.

1.7 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini tersusun berdasarkan
urutan berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian umum dan khusus tentang tanah gambut dan yang
akan diteliti berdasarkan referensi-referensi yang diperoleh.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang tahapan-tahapan penelitian yang dimulai dari
pekerjaan dilapangan sampai penelitian yang dilakukan di laboratorium
hingga analisis data laboratorium yang telah diperoleh.
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang klasifikasi tanah gambut yang diteliti dan analisis
sifat-sifat indeks tanah gambut mengenai kadar air (w), specific gravity
(Gs), angka pori (e), berat isi basah (γb), berat isi kering (γd), kadar
keasaman (pH), unsur-unsur mineral tanah gambut, kadar organik dan
kadar abu serta pengaruh compaction test terhadap nilai kuat geser tanah
gambut beserta pembahasannya.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh kegiatan tugas
akhir ini dan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanah
Tanah adalah akumulasi partikel mineral yang tersementasi (terikat secara
kimia) satu sama lain yang terbentuk akibat pelapukan dari batuan. Proses
penghancuran dalam pembentukan tanah dari batuan terjadi secara fisis dan
kimiawi. Secara fisis dapat diakibatkan dengan erosi oleh air, angin atau
perpecahan akibat pembekuan dan pencairan es dalam batuan. Sedangkan cara
kimiawi, mineral batuan induk diubah menjadi mineral-mineral baru melalui
reaksi kimia. Air dan karbon dioksida dari udara membentuk asam-asam karbon
yang kemudian bereaksi dengan mineral-mineral batuan dan membentuk mineral-
mineral baru ditambah garam-garam terlarut. Akibat dari pembentukan tanah
secara kimiawi, maka tanah mempunyai struktur dan sifat-sifat yang berbeda
(Das, 1985).
Proses penghancuran dalam pembentukan tanah dari batuan terjadi secara
fisis atau kimiawi. Proses fisis antara lain berupa erosi akibat tiupan angin,
pengikisan oleh air dan gletsyer, atau perpecahan akibat pembekuan dan pencairan
es dalam batuan sedangkan proses kimiawi menghasilkan perubahan pada susunan
mineral batuan asalnya. Salah satu penyebabnya adalah air yang mengandung
asam alkali, oksigen dan karbondioksida (Wesley, 1977).
Secara umum, berdasarkan karakteristiknya tanah dapat dibedakan
menjadi :
a. Pasir lepas hanyalah suatu deposit pasir dengan kepadatan yang
rendah. Beban bergetar cenderung akan memadatkan deposit ini. Pasir
lepas juga menimbulkan masalah pada daerah resiko gempa, sebab
beban gempa dapat mengakibatkan pencairan (liquifaction) apabila
pasir tersebut jenuh dan juga penurunan yang cukup besar.
b. Tanah lus adalah suatu deposit yang relatif seragam, tanah lanau
bawaan angin. Tanah ini mempunyai permeabilitas vertikal yang
relative tinggi dan permeabilitas horizontal yang rendah. Tanah lus
menjadi sangat kompresibel apabila jenuh. Hal ini sering menimbulkan

6
masalah pada bangunan air seperti saluran dan bendungan tanah yang
dibangun di atas tanah lus.
c. Lempung yang tekonsolidasi normal adalah tanah lempung yang tidak
pernah menderita tekanan yang lebih besar daripada tekanan yang ada
pada saat sekarang. Tanah ini pada umumnya cenderung sangat
kompresibel, mempunyai daya dukung ultimit rendah dan
permeabilitas yang rendah. Tanah ini sering tidak mampu mendukung
bangunan dengan pondasi dangkal.
d. Lempung terkonsolidasi lebih adalah lempung yang pada masa silam
pernah menderita tekanan yang lebih besar daripada tekanan yang ada
sekarang. Lempung yang tingkat terkonsolidasi-lebihnya tinggi pada
umumnya cenderung mempunyai suatu daya dukung ultimit yang agak
tinggi dan relatif tidak kompresibel.
e. Bentonit adalah lempung yang mempunyai plastisitas tinggi yang
dihasilkan dari dekomposisi abu vulkanis. Tanah ini bersifat ekspansif
yang mengembang cukup besar bila kondisinya jenuh. Bentonit sering
dipergunakan secara menguntungkan sebagai pelapis kedap air suatu
kolam tetapi akan menimbulkan masalah pada bangunan pondasi,
trotoar, pelat beton dan elemen bangunan lain apabila tanah tersebut
mengalami perubahan kadar air karena perubahan musim.
f. Gambut adalah bahan organis setengah lapuk berserat atau suatu tanah
yang mengandung bahan organis berserat dalam jumlah besar. Gambut
mempunyai angka pori yang sangat tinggi dan sangat kompresibel.

2.2 Tanah Gambut


Menurut Hardjowigeno (1986) gambut terbentuk dari timbunan sisa-sisa
tanaman yang telah mati, baik yang sudah lapuk maupun belum. Timbunan terus
bertambah karena proses dekomposisi terhambat oleh kondisi anaerob dan/atau
kondisi lingkungan lainnya yang menyebabkan rendahnya tingkat perkembangan
biota pengurai. Pembentukan tanah gambut merupakan proses geogenik yaitu
pembentukan tanah yang disebabkan oleh proses deposisi dan transportasi,
berbeda dengan proses pembentukan tanah mineral yang pada umumnya
merupakan proses pedogenik.
7
Menurut Andriesse (1992) gambut adalah tanah organik (organic soils),
tetapi tidak berarti bahwa tanah organik adalah tanah gambut. Sebagian petani
menyebut tanah gambut dengan istilah tanah hitam, karena warnanya hitam dan
berbeda dengan jenis tanah lainnya. Tanah gambut yang telah mengalami
perombakan secara sempurna sehingga bagian tumbuhan aslinya tidak dikenali
lagi dan kandungan mineralnya tinggi disebut tanah bergambut (muck, peatymuck,
mucky).

2.2.1. Penyebaran gambut di Indonesia


Penyebaran tanah gambut di Asia Tenggara berada di daerah Indonesia
dan Malaysia. Di Indonesia, luas tanah gambut sekitar 16 hingga 26 juta hektar
(Trisurya, 2008). Adanya perbedaan dalam mengenai perkiraan luas tanah gambut
di Indonesia diakibatkan oleh perbedaan dalam menentukan kriteria tanah gambut,
deskripsi tanah gambut itu sendiri, serta metode yang berbeda dalam pemetaan
tanah gambut. Berikut adalah tabel yang menggambarkan prakiraan luas tanah
gambut di Indonesia menurut beberapa sumber diantaranya :

Tabel 2.1 Luas lahan gambut di Indonesia (juta hektar) (Trisurya, 2008)
Sumber Jawa Sumatera Papua Kalimantan Indonesia
Polak (1952) - - - - 16
Sistem Taksonomi
- - - - 27
Tanah (1975)
Dreissen (1977) - 9,7 0,1 6,3 18
Weiss dan Dai
0,025 6,8 3,6 6,5 17
(1979)
Soekardi dan
- 4,5 4,6 9,3 18,4
Hidayat (1988)

Tabel 2.1 menyajikan bahwa di tahun 1988 luas lahan gambut di Pulau
Sumatera sekitar 4,5 juta hektar. Sedangkan sebaran potensi lahan gambut yang
terdapat di Pulau Kalimantan sekitar 9,3 juta hektar dan di Papua terdapat 4,6 juta
hektar lahan gambut. Pada Gambar 2.1 tanah gambut di Pulau Sumatera terbentuk
di sebelah timur yang membujur dari Sumatera Utara hingga Sumatera Selatan
dan hanya sebagian kecil yang terbentuk di bagian pesisir barat Sumatera. Pada

8
bagian sisi timur Sumatera lahan gambut membentang dari Kabupaten Labuhan
Batu, Pekan baru, Jambi, Palembang, hingga ke Bandar Lampung.

Gambar 2.1 Peta sebaran tanah gambut di Indonesia


(Sumber : Sirait, 2016)

2.2.2 Klasifikasi tanah gambut


Menurut Nursanti dan Rohim (2013) berdasarkan tingkat kematangan
gambut dapat dibedakan menjadi :
1. Fibrik yaitu bahan organik tanah yang sedikit terdekomposisi yang
memiliki serat sebanyak 2/3 volume, porositas tinggi, daya memegang
air tinggi.
2. Hemik yaitu bahan organik yang memiliki tingkat kematangan antara
fibrik dan saprik dengan kandungan seratnya 1/3-2/3 volume.
3. Saprik yaitu sebagian besar bahan organik telah mengalami
dekomposisi yang memiliki serat kurang dari 1/3 dengan bobot isi
yang lebih besar dari fibrik.
Untuk membedakan ketiga tingkat kematangan gambut tersebut terdapat
beberapa cara salah satunya yaitu melalui mengamati warna tanah. Jenis tanah
gambut fibrik berwarna hitam muda, gambut hemik hitam agak gelap, dan gambut
saprik berwarna hitam gelap. Sedangkan ASTM D4427-92(2002)
mengklasifikasikan tanah gambut dengan berdasarkan :

9
1. Klasifikasi tanah gambut berdasarkan kandungan seratnya, yaitu:
a. Fibric, yaitu tanah gambut dengan kadar serat > 67%,
b. Hemic, yaitu tanah gambut dengan kadar serat antara 33% dan 67%,
c. Sapric, yaitu tanah gambut dengan kadar serat < 33%.
2. Klasifikasi tanah gambut berdasarkan kandungan abunya, yaitu:
a. Low ash, yaitu tanah gambut dengan kadar abu < 5%,
b. Medium ash, yaitu tanah gambut dengan kadar abu antara 5% dan
15%, dan
c. High ash, yaitu tanah gambut dengan kadar abu > 15%.
3. Klasifikasi tanah gambut berdasarkan tingkat asamnya, yaitu:
a. Highly acidic, yaitu tanah gambut dengan pH < 4.5,
b. Moderately acidic, yaitu tanah gambut dengan pH antara 4.5-5.5,
c. Slightly acidic, yaitu tanah gambut dengan pH antara 5.5-7, dan
d. Basic, yaitu tanah gambut dengan pH ≥ 7.
4. Klasifikasi tanah gambut berdasarkan tingkat absorbsinya, yaitu:
a. Extremely absorbent, yaitu tanah gambut yang dapat menampung air
> 1500%,
b. Highly absorbent, yaitu tanah gambut yang dapat menampung air
800%-1500%,
c. Moderately absorbent, yaitu tanah gambut yang dapat menampung
air 300-800%, dan
d. Slightly absorbent, yaitu tanah gambut yang dapat menampung air <
300%.

2.2.3 Sifat fisik tanah gambut


Menurut Hardjowigeno (1996) sifat-sifat fisik tanah gambut yang penting
adalah tingkat dekomposisi tanah gambut, kerapatan, irreversible drying (kering
tidak balik) dan subsiden. Sifat fisik tanah gambut lainnya adalah sifat mengering
tidak balik. Gambut yang telah mengering, dengan kadar air <100% (berdasarkan
berat), tidak bisa menyerap air lagi kalau dibasahi. Gambut yang mengering ini
sifatnya sama dengan kayu kering yang mudah hanyut dibawa aliran air dan
mudah terbakar dalam keadaan kering (Adhi, 1988). Parameter tanah yang
penting untuk menentukan sifat fisik tanah gambut diantaranya berat volume,
10
specific gravity, kadar air, dan angka pori. Sifat fisik tanah gambut secara umum
adalah sebagai berikut :
1. Kadar air
Kemampuan tanah gambut untuk menyerap dan menyimpan air sangat
besar. Kadar air tanah gambut ini bisa sampai 600% dan besar penyergapan
tergantung dari derajat dekomposisi yang bersangkutan. Apabila gambut
tercampur dengan tanah anorganik, kadar air gambut bisa menurun secara drastis.
Pada dasarnya, gambut memiliki kadar air yang sangat tinggi berkisar 100-1300%
dari berat keringnya karena kapasitasnya dalam menahan air (Mutalib dan Lim,
1991).
Kadar air atau water content (w) didefenisikan sebagai perbandingan
antara berat air dan berat padat butiran dan volume tanah yang diteliti seperti
persamaan berikut :
𝑤𝑤
𝑤= × 100 (2.1)
𝑤𝑠

Dimana :
𝑤 = Kadar air (%)
𝑤𝑤 = Berat air (gr)

𝑤𝑠 = Berat butiran padat (gr)


2. Angka pori
Angka pori merupakan perbandingan antara volume pori dengan volume
butiran padat dari suatu contoh tanah yang diselidiki. Angka pori dinyatakan
dengan notasi e. Angka pori dapat dirumuskan ke dalam suatu persamaan sebagai
berikut :
𝑉𝑣
𝑒= (2.2)
𝑉𝑠

Dimana :
𝑒 = Angka pori
𝑉𝑣 = Volume pori (cm3)
𝑉𝑣 = Volume butiran padat (cm3)
3. Berat jenis (Specific gravity)
Berat spesifik tanah atau specific gravity (𝐺𝑠) didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat volume butiran tanah (𝛾s) dengan berat volume air (𝛾w)
11
dengan isi yang sama pada temperatur tertentu. Berat spesifik tanah (𝐺𝑠) dapat
dinyatakan dalam persamaan:
𝛾𝑠
𝐺𝑠 = (2.3)
𝛾𝑤

Dimana :
𝐺𝑠 = Berat jenis
γs = Berat volume butiran padat tanah (gr/cm3)

γw = Berat volume air (gr/cm3)

Tabel 2.2 Berat jenis tanah (specific gravity)


Macam Tanah Berat Jenis Tanah (𝑮𝒔 )

Kerikil 2,650 - 2,680

Pasir 2,650 - 2,680

Lanau anorganik 2,620 - 2,680

Lempung organik 2,580 - 2,650

Lempung anorganik 2,680 - 2,750

Humus 1,370

Gambut 1,250 - 1,800

Sumber : Bowles, 1991

4. Berat isi
Tanah gambut memiliki berat isi yang sangat rendah jika dibandingkan
dengan tanah mineral. Berat isi tanah beragam antara 0,01-0,20 gr/cm3,
tergantung pada kematangan bahan gambut penyusunnya (Mochtar, 2001). Berat
isi tanah gambut yang rendah pada tanah gambut menyebabkan rendahnya daya
tumpu tanah gambut. Umumnya berat isi tanah semakin dalam akan semakin
kecil. Makin rendah kematangan gambut, maka nilai berat isi semakin rendah
(Driessen dan Sudjadi, 1984).

12
5. Kadar abu dan kadar organik
Untuk menetukan kadar abu pada gambut dengan cara memasukkan
gambut kering yang telah dioven dengan suhu 105 ºC ke dalam oven dengan suhu
440 ºC (metode C) atau dengan suhu 750 ºC (metode D), sampai gambut menjadi
abu (ASTM D2974-87, 1993). Persentase kadar abu dihitung terhadap berat
kering tanah sampel. Hubungan antara kadar abu dan kadar organic dapat dihitung
dengan persamaan :
Kadar organik (%) = 100,0 – kadar abu (%) (2.4)
6. Kadar asam (pH)
Kandungan karbon dioksida dan humic acid yang dihasilkan dari proses
pembusukan, tanah gambut mempunyai derajat keasaman pH = 4 -7 (Lea, 1956).
Menurut ASTM D4427-92 (2002) tanah gambut yang mempunyai pH < 4,5
dikatakan highly acidic, pH 4,5-5,5 termasuk moderately acidic, pH 5,5-7
termasuk slightly acidic, dan basic memiliki pH ≥ 7.

2.3. Pemadatan Tanah


Pemadatan merupakan usaha untuk mempertinggi kerapatan tanah dengan
pemakaian energi mekanis untuk menghasilkan pemampatan partikel. Tanah dapat
dikerjakan pada mulanya dengan pengeringan, penambahan air, agregat (butir-
butir), atau dengan bahan-bahan stabilisasi seperti semen, gamping, abu batu bara,
atau bahan lainnya ( Bowles, 1991).
Pemadatan adalah proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan
dengan cara mekanis, sehingga partikel-partikel tanah menjadi rapat. Untuk suatu
jenis tanah yang dipadatkan dengan daya pemadatan tertentu, kepadatan yang
dicapai tergantung pada banyaknya air (kadar air) tanah tersebut. Besarnya
kepadatan tanah, biasanya dinyatakan dalam nilai berat isi kering nya (γd).
Apabila tanah dipadatkan dengan adanya pemadatan yang tetap pada kadar
air yang bervariasi, maka pada nilai kadar air tertentu akan tercapai kepadatan
maksimum (γdmax). Kadar air yang menghasilkan kepadatan maksimum disebut
kadar air optimum (wopt).
Proctor (1933) telah rnengamati bahwa ada hubungan yang pasti antara
kadar air dan berat volume kering tanah padat. Untuk berbagai jenis tanah pada
umumnya, terdapat satu nilai kadar air optimum tertentu untuk mencapai berat
13
volume kering maksimumnya. Proctor mendefinisikan empat variabel pemadatan
tanah, yaitu :
1. Usaha pemadatan atau energi pemadatan.
2. Jenis tanah (gradasi, kohesif atau tidak kohesif, ukuran partikel, dan
sebagainya).
3. Kadar air.
4. Berat volume kering.
Dan dapat dinyatakan dalam grafik yang menyatakan hubungan antara
kepadatan (γd) dengan kadar air (w).

Gambar 2.3 Hubungan antara kadar air dan berat volume kering tanah (Das, 1995)

Kemungkinan berat volume kering maksimum dinyatakan sebagai berat


volume kering dengan tanpa rongga udara (zero air void) atau berat volume
kering saat tanah menjadi jenuh (γzav) dapat dihitung pada persamaan di bawah ini:
𝐺𝑠 γ𝑤
γzav = (2.5)
1+w𝐺𝑠

dimana : γzav = berat volume pada kondisii ZAV (gr/cm3)


γw = berat volume air (gr/cm3)
Gs = berat spesifik tanah
Kadar air optimum yang didapat dari percobaan di laboratorium digunakan
untuk pedoman pelaksanaan pemadatan tanah di lapangan, sedangkan γ d-max
digunakan untuk standar dalam mengontrol mutu pelaksanaan pemadatan di
lapangan. Spesifikasi untuk pemadatan di lapangan dengan memakai pemadatan
relatif . Kepadatan relatif (relative compaction) adalah perbandingan berat volume
kering di lapangan dengan berat volume kering maksimum di laboratorium

14
ditunjukkan pada persamaan 2.6. Berikut rangkuman spesifikasi uji pemadatan
laboratorium pada Tabel 2.2.
𝛾𝑑 −lapangan
Rc = x100% (2.6)
γ𝑑 −laboratorium

dimana : γd-lapangan = berat volume kering di lapangan (gr/cm3).


γd(maks)-lab = berat volume kering maksimum di laboratorium (gr/cm3).
Tabel 2.3 Rangkuman spesifikasi uji pemadatan laboratorium

Sumber : Das, 1995

2.4 Kuat Geser Tanah


Kekuatan geser tanah (soil shear strength) dapat didefinisikan sebagai
kemampuan maksimum tanah untuk bertahan terhadap usaha perubahan bentuk
pada kondisi tekanan (pressure) dan kelembapan tertentu (Head, 1982). Kekuatan
geser tanah dapat diukur di lapangan maupun di laboratorium. Pengukuran di
lapangan antara lain menggunakan vane-shear, plate load, dan test penetrasi.
Pengukuran di laboratorium meliputi penggunaan miniatur vane shear, direct
shear, triaxial compression, dan unconfined compression (Sallberg, 1965) dan fall-
cone soil shear strength.
Coulomb pada tahun 1776 memperkenalkan teori geser maksimum (the
maximum shear theory), yaitu bahwa keruntuhan (failure), nilai tekanan pada saat
terjadinya perubahan bentuk tetap, terjadi jika tekanan geser yang diberikan
mencapai nilai kritis dari kemampuan tanah. Teori ini kemudian disempurnakan
oleh Mohr, sehingga kemudian dikenal dengan hukum Mohr-Coulomb. Hukum

15
Mohr-Coulomb menyatakan bahwa kekuatan geser tanah (τ), mempunyai
hubungan fungsional dengan kohesi tanah (c) dan friksi antar partikel yang
dikemukakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
τ = c + σntan φ (2.7)
dimana : τ = nilai kuat geser tanah (MPa).
c = nilai kohesi tanah (MPa).
σn = tekanan normal (MPa).
φ = nilai sudut geser dalam tanah (˚)

.2.5 Uji Geser Langsung


Uji geser langsung merupakan pengujian parameter kuat geser tanah yang
paling mudah dan sederhana. Alat uji geser langsung dapat berbentuk
lingkaran/bulat atau persegi panjang. Sebuah gaya normal P ditempatkan pada
bagian atas kotak dan gaya horizontal F ditempatkan pada bidang horizontal.
Akibat adanya beban vertikal dan horizontal yang bekerja pada alat akan
menyebabkan terjadinya tegangan pada tanah. Tegangan tersebut berupa tegangan
utama besar (major principal stress) dan tegangan utama kecil (minor principal
stress) yang dapat menyebabkan tanah mengalami tegangan geser yang
membentuk sudut terhadap bidang gesernya. Sedangkan tegangan utama sedang
(intermediate principal stress) tetap bekerja merata disemua sisi tetapi tidak
diperhitungkan karena tidak menyebabkan deformasi.
Uji geser dapat dikontrol tegangan ataupun regangannya. Dalam
percobaan tegangan vertikal diatur sesuai kebutuhan dan rencana percobaan
sementara gaya geser diterapkan secara bertahap sampai terjadinya keruntuhan
pada tanah. Keruntuhan terjadi diseluruh permukaan bidang geser. Percobaan ini
diulang dengan pembebanan atau tegangan vertikal bervariasi. Uji geser langsung
biasanya dilakukan beberapa kali pada sebuah contoh tanah dengan nilai tegangan
normal yang berbeda-beda (Feriyansyah, 2013).

16
Gambar 2.3 Alat uji geser langsung dengan bagian-bagiannya
(Sumber :SNI 3420:2016, 2016)
2.6 Daya Dukung Batas Menurut Terzaghi
Daya dukung batas/ultimit adalah kemampuan tanah untuk memikul
tekanan maksimum yang bekerja diatasnya. Bila tanah mengalami pembebanan
seperti pondasi maka tanah dapat mengalami penurunan. Untuk memahami daya
dukung batas suatu tanah, Terzaghi mengevaluasi besarnya daya dukung tanah
dibawah pondasi dangkal yang memanjang, dan memperoleh persamaan:
qu = cNc + qNq+0,5γBNγ (2.8)
Untuk pondasi bentuk bujur sangkar:
qu = 1,3 cNc + qNq +0,4γBNγ (2.9)
Untuk pondasi bentuk lingkaran:
qu = 1,3 cNc + qNq +0,3γBNγ (2.10)

dimana: qu = daya dukung tanah batas/ultimit (kg/cm2).


c = kohesi tanah (kg/cm2).
q = berat beban luar/subcharge load ( γDf).
γ = berat volume tanah (kg/cm3).
Df = kedalaman pondasi dari permukaan tanah (cm)
B = lebar pondasi (cm).
Nc, Nq, Nγ = faktor daya dukung untuk keruntuhan geser menyeluruh
menurut Terzaghi.

17
2.7 Tinjauan Peneltian Tanah Gabut Terdahulu
Nurdin (2011) mengenai analisa perubahan kadar air dan kuat geser tanah
gambut akibat pengaruh temperatur dan waktu pemanasan. Pemeriksaan fisik
tanah gambut meliputi pemeriksaan uji kadar air asli dengan tingkat pemanasan
dan waktu pemanasan yang berbeda, uji kadar abu dan organik, uji berat isi, uji
batas-batas Atterberg, uji berat jenis, uji penyerapan tanah dan uji kuat geser tanah
dengan alat Vane Shear Test. Proses pemanasan tanah gambut dengan temperatur
dan waktu pemanasan yang berbeda dapat mempengaruhi kadar air yang hilang
dan kadar air yang tersisa di dalam rongga tanah gambut. Semakin tinggi
temperatur dan lama waktu pemanasan, maka kadar air yang hilang semakin
besar. Nilai kuat geser tanah gambut meningkat seiring bertambahnya suhu
pemanasan dan lama waktu pemanasan, nilai kuat geser maksimum tanah gambut
adalah mencapai 38 kPa pada temperature 100℃ dan lama waktu pemanasan 72
jam.
Rahayu dkk (2015) meneliti tentang nilai kohesi dan sudut geser yang
dilakukan dengan penambahan mikroorganisme selulolitik pada tanah gambut.
penelitian dilakukan dengan pengujian triaksial Consolidated Undrained (CU)
dan Unconsolidated Undrained (UU). Penambahan mikroorganisme selulolitik
bertujuan untuk menguraikan atau mendekomposisi serat dan selulosa menjadi
senyawa organik yang lebih sederhana dan padat. Akibat proses dekomposisi
setelah penambahan mikroorganisme mengakibatkan beberapa perubahan properti
fisik, kimia, biologi tanah gambut antara lain menaikkan kadar pH menuju
normal, menurunkan kadar serat, meningkatkan kadar abu, menurunkan kadar
organik, mengurangi kadar C/N dan menaikkan jumlah mikroorganisme yang
terkandung dalam tanah gambut. Perubahan parameter kuat geser tanah gambut
berdasarkan uji triaksial Unconsolidated Undrained (UU) setelah penambahan
mikroorganisme yaitu menaikkan nilai kohesi dan menurunkan nilai sudut geser
untuk sampel kecil. Sementara itu untuk pengujian sampel besar didapatkan
peningkatan nilai kohesi (c) dan menurunkan nilai sudut geser.Sedangkan
perubahan parameter kuat geser tanah gambut berdasarkan uji triaksial
Consolidated Undrained (CU) setelah penambahan mikroorganisme yaitu
menaikkan nilai kohesi efektif (c’) dan menaikkan nilai sudut geser efektif

18
(ϕ’).Pengujian triaksial Consolidated Undrained (CU) lebih tepat dan representatif
digunakan pada tanah gambut dibandingkan uji triaksial Unconsolidated
Undrained (UU), dikarenakan pada uji triaksial UU nilai sudut geser tanah
gambut tidak terakomodasi dengan baik.
Firdaus dkk (2018) menyimpulkan bahwa pengaruh derajat kejenuhan
pada tanah gambut yang menggunakan uji kuat geser tanah, bahwa kuat geser
rata-rata tanah tak jenuh lebih besar dibandingkan dengan tanah jenuh di dua
pengujian yang telah dilakukan yaitu uji kuat geser langsung (direct shear test)
dan uji geser baling (vane shear test). Dari perbandingan pengujian tersebut
bahwa uji kuat geser langsung lebih memiliki nilai kuat geser rata-rata lebih kecil
dari uji geser baling. Oleh sebab itu pengujian uji geser langsung lebih efektif
dibandingkan uji geser baling dan untuk efisiensi penggunaaan alat pengujian
geser baling lebih baik dibandingkan uji geser langsung.
Kazemian dkk (2011) meneliti tentang perilaku geoteknis tanah gambut,
dari penelitian ini disimpulkan kandungan tanah gambut biasanya berbeda dari
lokasi ke lokasi karena variabel seperti asal serat, tingkat humifikasi, dan suhu.
Perilaku kompresi gambut jauh lebih besar daripada dari tanah anorganik lain.
Faktor-faktor dominan dalam karakteristik compressibilitas gambut termasuk
kandungan serat, kandungan air alami, void ratio, permeabilitas awal, dan ikatan
kimia antar-partikel. Gambut biasanya memiliki kekuatan geser sangat rendah dan
penentuan kekuatan geser sulit dilakukan karena bermacam hal seperti kandungan
bahan organik, derajat humifikasi, asal tanah dan kadar air. Permasalahan pada
gambut berupa local sinking dan slip failure serta penurunan primer masif dan
berjangka panjang saat beban ditingkatkan dalam jumlah sedang.

Limbong (2018) pemadatan tanah gambut dengan Proctor standar yang


dilakukan tidak besar pengaruhnya terhadap nilai kohesi, tetapi nilai sudut geser
dalam mengalami peningkatan yang signifikan dari sampel undisturbed.Serta
tanah gambut yang diteliti tidak layak dijadikan tanah dasar suatu konstruksi,
karena setelah dipadatkan nilai sudut geser dalam tanah gambut tetap rendah dan
nilai kohesinya tetap nol. Maka perlu dilakukan pergantian jenis tanah.
Panjaitan (2013) mengatakan bahwa terjadi peningkatan nilai kohesi dan
sudut geser setiap penambahan beban dan lama waktu pembebanan. Peningkatan

19
nilai kohesi terbesar terjadi pada pembebanan 25 kg dengan waktu 7 hari sebesar
2
0,039 kg/cm . Sudut geser dalam mengalami peningkatan terbesar pada
pembebanan 25 kg dengan waktu 7 hari sebesar 3,50°. Peningkatan nilai kohesi
dan nilai sudut geser dalam tanah gambut Muara Batang Toru sangat dipengaruhi
oleh besar beban dan lama waktu pembebanan dimana pada pembebanan 20 kg
dengan waktu 4 hari tanah gambut sudah menunjukkan perubahan yang cukup
berarti.
Siregar (2018) mengatakan bahwa tanah gambut merupakan tanah yang
terbentuk dari material organik yang berasal dari tanaman-tanaman yang telah
membusuk. Tanah gambut merupakan tanah yang secara fisik dan teknik kurang
memenuhi persyaratan dan ketentuan dalam perkerjaan konstruksi karena
memiliki karakteristik kandungan air yang cukup tinggi, kuat geser rendah dan
perilaku tanah gambut berbeda pada lokasi yang satu dengan yang lain. Hal ini
merupakan tantangan berat dalam merencanakan suatu konstruksi bangunan sipil
untuk dibangun diatasnya. Nilai sudut geser dalam (ϕ) tanah gambut pada jenis
sampel disturbed 113% Standard Proctor/Proctor Standar yaitu 8,491° dan nilai
kohesi 0,020 Mpa dibandingkan dengan jenis sampel undisturbed hanya memiliki
sudut geser dalam 1,474° dan kohesi 0,019 MPa. Compaction test yang dilakukan
tidak besar pengaruhnya terhadap nilai kohesi tanah gambut tetapi terhadap nilai
sudut geser dalam tanah gambut mengalami peningkatan yang signifikan dari
jenis sampel undisturbed 1,474° dengan kepadatan relatif 64,353 % sampai pada
jenis sampel disturbed 113% yaitu 8,491°dengan kepadatan relatif 113,854 %
Standard Proctor/ Proctor Standar.
Roesyanto dan Putri (2020) mengatakan bahwa tanah gambut adalah tanah
organik dan biasanya ditemukan di daerah dataran rendah di mana permukaan air
dekat dengan permukaan tanah.Tanah gambut memiliki cadangan air yang sangat
besar, kompresi tinggi dan memiliki daya dukung yang rendah. Penelitian ini
bertujuan untuk memastikan sifat indeks untuk mengklasifikasikan tanah gambut
menurut ASTM 4427-92 (2002). Untuk mendapatkan kadar air optimum dan berat
isi kering maksimum dilakukan uji Proctor Standar dan untuk menganalisis
kekuatan geser tanah gambut dilakukan dengan uji geser langsung. Tanah gambut
memiliki kadar air (w) 752,833% dan berat jenis (Gs) 1,533. Menurut ASTM

20
4427-92 (2002), tanah gambut diklasifikasikan sebagai high-ash peat dengan
lebih dari 15% abu dan dengan pH antara 4,5 dan 6,5. Dari uji Proctor Standar,
tanah gambut memiliki kadar air optimum 37,235% dan berat isi kering
maksimum (𝛾 dmax) 0,474 gr/cm. Uji Proctor Standar meningkatkan nilai berat isi
kering (γd) dari 0,169 gr/cm menjadi 0,519 gr/cm.
Roesyanto dan Ritonga (2020) mengatakan bahwa tanah gambut
merupakan suatu ekosistem lahan basah yang dicirikan oleh adanya akumulasi
bahan organik yang berlangsung dalam kurun waktu lama. Akumulasi ini terjadi
karena lambatnya laju dekomposisi dibandingkan dengan laju penimbunan bahan
organik yang terdapat di lantai hutan lahan basah. Pembangunan sarana dan
prasarana yang dilaksanakan di atas gambut menghadapi potensi deformasi yang
besar dan kestabilan yang rendah selama dan sesudah proses pembangunan. Oleh
sebab itu perencanaan pembangunan di atas tanah gambut membutuhkan
pemahaman tentang perilaku tanah gambut mengingat besarnya potensi kerusakan
yang dapat terjadi pada bangunan di atas gambut.Selain itu gambut memiliki
karakteristik yang bervariasi dari lokasi ke lokasi dan karena itu setiap
perencanaan pembangunan mengharuskan dilakukannya penelitian tanah gambut
di tempat tersebut.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kegiatan Penelitian


Kegiatan penelitian dimulai dari penentuan lokasi sampel tanah gambut
yang akan diuji, lokasi sampel tanah gambut berasal dari Desa Pohan Tonga
Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara. Kegiatan selanjutnya
yaitu pengambilan sampel tanah gambut tidak terganggu (undisturbed) dan
terganggu (disturbed). Kemudian kegiatan penelitian yang akan dilakukan
meliputi pemadatan tanah (compaction) dan pengujian geser langsung (direct
shear test) untuk mendapatkan parameter kuat geser tanah.
Pengujian dilakukan pada dua tempat yang berbeda yaitu uji sifat indeks
dan uji pemadatan dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Departemen
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dan pengujian geser
langsung dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah CV Lima Saudara.
Kegiatan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahapan
persiapan sampel tanah, tahapan pengujian sifat indeks (index properties) tanah,
tahapan pemadatan (compaction), dan tahapan uji geser langsung (direct
sheartest). Diagram alir kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian terhadap sampel tanah gambut ini dilakukan di Laboratorium
Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara untuk pengujian
index properties,dan compaction, kemudian untuk direct shear test dilakukan di
Laboratorium Mekanika Tanah CV Lima Saudara.

22
Mulai

1 Penentuan lokasi
2 Pengambilan sampel tanah tidak terganggu (undisturbed)
dan terganggu (disturbed)

Persiapan sampel tanah

Penentuan index properties tanah gambut: Compaction test


1. Kadar abu dan kadar organik (1sampel Proctor Standard
disturbed) (5 sampel disturb)
2. Specific gravity (3 sampel disturbed)
3. Kadar air (2 sampel undisturbed) Direct shear test :
4. Berat isi basah dan berat isi kering (2 1. 3 sampel undisturbed
sampel undisturbed dan disturbed) 2. 3 sampel disturbed
5. Angka pori (2 sampel disturbed) 3. 9 sampel disturbed
6. pH (1 sampel undisturbed) yang dipadatkan
7. Kandungan mineral (1 sampel disturbed) dengan kadar air
berbeda

Klasifikasi tanah gambut

Analisa Hasil Uji

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai
Gambar 3.1 Flowchart penelitian.

23
3.3 Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Gambut
Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah
gambut dari Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli
Utara dengan kedalaman 1,62 meter. Gambar berikut menunjukkan peta lokasi
pengambilan sampel.

Gambar 3.2 Peta lokasi pengambilan sampel


(Sumber : Google Earth, 2020)

Gambar 3.3 Model 3D lokasi pengambilan sampel


(Sumber : Google Earth, 2020)

24
Gambar 3.4 Kondisi lapangan lokasi pengambilan sampel
(Sumber :Dokumentasi lahan gambut Desa Pohan Tonga, 2020)

Gambar 3.5 Jalan menuju lokasi pengambilan sampel tanah gambut


(Sumber : Google Maps 2020)

3.4 Instalasi Alat dan Pengambilan Sampel

3.4.1 Instalasi alat


Pertama yang dilakukan adalah instalasi alat dengan menggunakan tabung
undisturbed yang dipasangkan pada batang bor kemudian ditekan menggunakan

25
hammer dengan berat 63,5 kg. Tabung yang digunakan berbentuk silinder untuk
mengambil contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample) pada penelitian ini
mempunyai ukuran panjang 50 cm dan diameter 7,2 cm.

3.4.2 Prosedur pengambilan sampel tanah


Ada dua jenis contoh tanah yang akan diambil, yaitu contoh tanah yang
terganggu (disturbed sample) dan tanah yang tidak terganggu (undisturbed
sample). Contoh tanah dikatakan terganggu apabila struktur tanah tersebut
sebagian atau seluruhnya termodifikasi dan rusak. Contoh tanah tidak terganggu
adalah contoh tanah dimana struktur asli dan propertis dari tanah masih tetap
terjaga.
Sebelum melakukan pengambilan sampel, dilakukan pembersihan top soil
pada tanah. Pengambilan contoh tanah yang dilakukan di lapangan adalah dengan
menekan batang bor terhadap tabung kedalam tanah dasar. Setelah ujung tabung
masuk, sebagian tanah disekitar tabung dibersihkan. Pekerjaan tersebut dilakukan
sampai tabung yang telah terisi contoh tanah diangkat ke permukaan. Kedua ujung
tabung kemudian disegel dengan menuangkan lilin cair, untuk menjaga agar kadar
air contoh tanah yang diambil tidak terganggu. Selanjutnya seluruh tabung yang
berisi contoh tanah dimasukkan ke dalam karung yang berlapis agar struktur tanah
tidak berubah selama transportasi.
Pengambilan sampel tanah yang terganggu (disturbed sample) dilakukan
dengan melakukan penggalian secara konvensional dengan cangkul maka untuk
mengambil contoh tanah disturbed, permukaan tanah gambut dibuang terlebih
dahulu setebal 50 cm agar menghindari tanah humus dan akar-akar tanaman.
Tanah hasil penggalian tersebut dimasukkan ke dalam plastik lalu dibungkus
karung plastik kemudian diikat dengan kuat agar contoh tanah tidak berhubungan
langsung dengan udara karena dapat mempengaruhi kadar air di dalam tanah
gambut.

3.4.3 Persiapan sampel tanah


Sebelum memulai penelitian, tanah dibagi untuk pengujian penentuan
index properties, compaction, dan direct shear. Untuk persiapan sampel index
properties digunakan 1 sampel disturbed pada pengujian kadar abu sedangkan

26
kadar organik didapat dari perhitungan rumus ASTM D2974-87(1993). Untuk
pengujian specific gravity digunakan 3 sampel disturbed, pengujian kadar air
digunakan 2 sampel undisturbed berat isi basah dan berat isi kering menggunakan
2 sampel undisturbed dan disturbed, angka pori 2 sampel disturbed, test keasaman
tanah (pH) menggunakan 1 sampel undisturbed dan test unsur-unsur mineral yaitu
Calsium (CaO), Ferum (Fe2O3), Silika (SiO2), Aluminium (Al2O3), Magnesium
(MgO), Kalium (K2O) serta Natrium (Na2O) menggunakan 1 sampel disturbed
untuk pengujian kandungan mineral tanah gambut Desa Pohan Tonga.
Pada persiapan sampel tanah compaction test, tanah gambut dikeringkan
dengan cara dihampar karena tanah gambut masih dalam keadaan basah dan
dikeringkan dibawah sinar matahari hingga menjadi gembur, lalu gumpalan
gumpalan yang berat ditumbuk dengan palu karet. Proses pengeringan sampel
hingga mencapai kondisi yang diinginkan tersebut membutuhkan waktu kurang
lebih 2 minggu. Sampel tanah yang telah kering disaring dengan menggunakan
saringan 4,75 mm (No.4). Tanah yang telah disaring kemudian dimasukkan ke
dalam kantong plastik yang diikat dengan kuat agar kadar air tetap terjaga.
Untuk proses pengujian direct shear test digunakan sampel tanah
disturbed sebanyak 3 sampel untuk pembebanan yang berbeda, 3 sampel
undisturbed untuk pembebanan yang berbeda, dan 9 sampel disturbed yang
dipadatkan dengan kadar air yang berbeda untuk pembebanan yang berbeda.

3.5 Tahapan Pengujian

3.5.1 Pengujian index properties


1. Kadar abu dan kadar organik
Adapun pengetesan kadar abu dan kadar organik yang terkandung pada
tanah gambut Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten
Tapanuli Utara yang dilakukan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan
yang setelah itu digunakan untuk pengklasifikasian tanah gambut.
2. Kadar air
Yang dimaksud kadar air adalah perbandingan antara massa air yang
terkandung dalam tanah dengan massa partikel padatnya. Untuk menentukan
kadar air tanah organik, maka prosedur yang digunakan adalah SNI 1965(2008).

27
Sesuai prosedur tersebut, contoh tanah dikeringkan dalam oven dengan temperatur
105°C selama 16 jam hingga tidak ada perubahan massa hingga 1 jam kedepan.
Pengeringan dengan suhu 110°C tidak dilakukan, karena untuk tanah organik,
temperatur 105°C adalah temperatur kritis, sehingga apabila tanah dikeringkan
dalam suhu lebih dari itu, dikhawatirkan sampel tanah akan terbakar. Untuk
mengetahui kadar air, dilakukan penimbangan contoh tanah sebelum dimasukkan
ke dalam oven. Setelah dicapai waktu yang diinginkan, sampel dikeluarkan dari
oven lalu ditimbang kembali. Kadar air dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan (2.1).
3. Specific gravity
Pada pengujian specific gravity digunakan aturan SNI 1964 (2008).
Sampel dikeringkan ke dalam oven pada temperatur 110°C ± 5°C (230°F ± 9°F)
selama 24 jam. Setelah itu didinginkan dalam desikator lalu disaring dengan
saringan No.4 untuk sampel tanah disturbed. Untuk mengetahui specific gravity,
dilakukan penimbangan terhadap berat piknometer dengan air suling lalu
dikeringkan (W1) , penimbangan piknometer yang diisi oleh tanah 1/3 bagian
piknometer (W2) , serta piknomter yang terisi oleh air dan tanah hingga 2/3 bagian
volume piknometer. Setelah itu piknometer yang sudah terisi oleh air dan tanah
2/3 bagian volume piknometer dipanaskan selama 10 menit atau lebih agar udara
dalam benda uji dikeluarkan seluruhnya. Piknometer yang telah dipanaskan
dimasukkan ke dalam desikator untuk didinginkan sampai temperaturnya tetap.
Lalu tambahkan air suling secukupnya sampai penuh lalu keringkan bagian
luarnya kemudian ditimbang (W3). Bila isi piknometer belum diketahui isinya
ditentukan dengan mengosongkan dan membersihkan piknometer atau botol ukur
yang digunakan lalu diisi dengan air suling yang temperaturnya sama kemudian
ditimbang (W4). Adapun rumus yang akan digunakan untuk menghitung specific
gravity seperti dijelaskan pada Persamaan (2.3).
4. Berat isi basah, berat isi kering dan angka pori
Pengujian berat isi basah dan berat isi kering dilakukan
denganmenggunakan aturan SNI 03-3637(1994). Sedangkan angka pori didapat
dari perhitungan seperti pada Persamaan (2.2).

28
5. Kadar keasaman (pH) dan kandungan mineral
Adapun pengetestan keasaman dan kandungan mineral tanah gambut Desa
Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara. Keasaman
diuji dengan menggunakan indikator kertas lakmus. Sedangkan untuk pengujian
kandungan mineral dilakukan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan.

3.5.2 Compaction test


Pemadatan tanah gambut yang dilakukan di laboratorium berpedoman
pada standar SNI 1742 (2008), yaitu menggunakan pengujian Standard Proctor
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Diameter mould = 101,600 mm
2. Tinggi mould = 116,430 mm ± 0,13 mm
3. Berat hammer = 2,495 kg ± 0,009 kg
4. Tinggi jatuh = 305 mm ± 2 mm
5. Jumlah lapis = 3 lapis
6. Jumlah tumbukan/lapis = 25 tumbukan/lapis
7. Volume tanah = 943 cm3
Nilai yang akan didapatkan dari pengujian ini adalah kadar air
optimum(wopt) dan berat isi kering (γdmaks) tanah gambut. Dalam pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan 5 variasi kadar air dengan penambahan air 3% di
tiap variasi kadar air. Tahapan proses pemadatan contoh tanah gambut adalah
sebagai berikut:
1. Persiapan percobaan
a. Menyiapkan contoh tanah gambut yang telah kering paling sedikit 2 kg
yang lolos saringan no.4.
b. Menyiapkan kadar air yang akan ditambahkan ke dalam tanah gambut
kira-kira mendekati kadar air optimum tetapi dibawah kadar air
optimum.
c. Pada tahap awal, penambahan air sebesar 3% sampai dengan 15%.
Penambahan air tahap berikutnya dilakukan setelah pemadatan dan
pemecahan kembali benda uji. Perbedaan kadar air masing-masing
tahap sekitar 3%.

29
d. Masing-masing contoh uji dimasukkan ke dalam kantong plastik dan
diikat dengan erat, kemudian didiamkan selama 24 jam.
2. Pemadatan tanah
a. Timbang massa cetakan dan keping alas dengan ketelitian 1 gram serta
ukur diameter dalam dan tingginya dengan ketelitian 0,1 mm..
b. Pasang leher sambung pada cetakan dan keping alas, kemudian dikunci
dan ditempatkan pada landasan.
c. Ambil contoh uji yang akan dipadatkan, tuangkan ke dalam baki dan
aduk sampai merata.
d. Padatkan contoh uji di dalam cetakan (dengan leher sambung) dalam 3
lapis dengan ketebalan yang sama sehingga ketebalan total setelah
dipadatkan kirakira 125 mm. Pemadatan dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a) Untuk lapis 1, isi contoh uji ke dalam cetakan dengan jumlah
sedikit melebihi 1/3 dari ketebalan padat total, sebarkan secara
merata dan ditekan sedikit dengan alat penumbuk atau alat lain
yang serupa agar tidak lepas atau rata. Padatkan secara merata pada
seluruh bagian permukaan contoh uji di dalam cetakan dengan
menggunakan alat penumbuk dengan massa 2,5 kg yang dijatuhkan
secara bebas dari ketinggian 305 mm di atas permukaan contoh uji
tersebut sebanyak 25 kali.
b) Lakukan pemadatan untuk lapis 2 dan lapis 3 dengan cara yang
sama seperti pada lapis 1.
e. Lepaskan leher sambung, potong kelebihan contoh uji yang telah
dipadatkan dan ratakan permukaannya menggunakan pisau perata
sehingga betul-betul rata dengan permukaan cetakan.
f. Timbang massa cetakan yang berisi benda uji dan keping alasnya
dengan ketelitian 1 gram.
g. Buka keping alas dan keluarkan benda uji dari dalam cetakan
menggunakan alat pengeluar benda uji (extruder). Belah benda uji
secara vertikal menjadi 2 bagian yang sama, kemudian ambil sejumlah

30
contoh yang mewakili dari salah satu bagian untuk pengujian kadar air,
sesuai SNI 03-1966-1990 (2005).
h. Pecahkan benda uji sampai secara visual lolos saringan No.4 (4,75
mm) dan campurkan dengan sisa contoh uji di dalam baki. Tambahkan
air secukupnya sehingga kadar airnya meningkat 1% sampai dengan
2% dari kadar air benda uji pertama, kemudian diaduk sampai merata.
i. Ulangi langkah-langkah seperti diuraikan dalam langkah satu sampai
dengan langkah 8 di atas beberapa kali sampai massa benda uji
berkurang atau tetap.

3.5.3 Direct shear test


1. Persiapan percobaan
Dilakukan persiapan benda uji untuk tanah disturbed dan undisturbed.
Untuk tanah undisturbed permukaan benda uji tanah asli dari tabung harus
diratakan dengan pisau perata. Sedangkan untuk benda uji disturbed 108%, 106%
dan 103% disiapkan dari compaction test. Jumlah benda uji minimal tiga buah
untuk setiap sampel yang diuji. Tebal minimal benda uji 1,3 cm tidak kurang dari
enam kali diameter maksimum butiran tanah dan memiliki perbandingan diameter
terhadap tebal benda uji minimal 3:1 lalu benda uji diberi label.
2. Uji geser langsung
Pengujian kuat geser langsung dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Ukur diameter serta volume cincin dan timbang massanya.
2. Cetak benda uji dengan cincin atau ring, ratakan kedua
permukaannya dengan pisau lalu timbang massanya.
3. Dilakukan pengujian kadar air pada benda uji sesuai SNI 1965
(2008).
4. Dilakukan pengujian berat isi pada benda uji sesuai SNI 03-
363(1994).
5. Masukan benda uji ke dalam kotak geser pengujian yang telah
terkunci menjadi satu serta pasangkan batu pori yang sudah dilapisi
dengan kertas saring pada bagian bawah dan atas benda uji.
6. Pasang kotak geser pada arah mendatar dan pasang piston penekan
vertikal untuk memberi beban normal pada benda uji. Piston harus
31
dipasang tegak lurus permukaan benda uji sehingga beban yang
diterima oleh benda uji sama dengan beban yang diberikan pada
piston tersebut.
7. Berikan beban normal pertama 19,620 N lalu isi kotak geser
pengujian dengan air sampai penuh di atas permukaan benda uji.
8. Buka kunci kotak geser, setel arloji ukur beban dan arloji ukur
regangan sehingga jarum ada pada posisi nol.
9. Pengujian dihentikan apabila nilai pada pengukur beban
menunjukkan nilai yang sama berturut-turut atau terjadi penurun
nilai pada pengukur.
10. Turunkan beban yang terpasang, keluarkan benda uji ambil
sebagian untuk pengujian kadar air sesudah pengujian.
11. Ulangi pekerjaan 1 sampai dengan 9 pada benda uji kedua dengan
beban normal 39,240 N.
12. Ulangi pekerjaan 1 sampai dengan 9 pada benda uji ketiga dengan
beban normal 78,480 N.
13. Hitung gaya geser (P) yaitu mengalikan pembacaan pengukur
beban geser dengan angka kalibrasi.
14. Hitung tegangan geser maksimum (τmax).
15. Buat grafik hubungan antara tegangan normal sebagai sumbu x
dengan tegangan geser maksimum sebagai sumbu y.
16. Hubungkan ketiga titik yang diperoleh sehingga membentuk garis
lurus hingga memotong sumbu y lalu tentukan c dan ϕ.

32
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai hasil pengujian dan pembahasan
penelitian yaitu data index properties yakni kadar air (w), berat spesifik (Gs),
angka pori (e), berat isi basah (𝛾𝑏 ), berat isi kering (𝛾𝑑 ), yang dilakukan di
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera
Utara. Pengujian unsur-unsur mineral tanah gambut dilakukan di Balai Riset dan
Standarisasi Industri Medan. Pada bab ini juga dijelaskan hasil uji pemadatan dan
uji geser langsung berupa nilai berat isi kering maksimum, kadar air optimum, dan
hasil nilai kuat geser tanah gambut. Uji pemadatan dan geser langsung dilakukan
di Laboratorium Mekanika Tanah CV Lima Saudara dengan menggunakan sampel
yang diperoleh dari Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten
Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

4.2 Index Properties Tanah Gambut


Data Index properties tanah gambut Desa Pohan Tonga, Kecamatan
Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara di dapat dari hasil uji laboratorium
yang ditampilkan pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Hasil pengujian index properties tanah gambut

No. Data Pengujian Hasil Sifat Fisik Tanah


Gambut Normal
1 Kadar air(w) 729,333% 100-1300%
2 Berat spesifik(Gs) 1,364 1,250-1,800
3 Angka pori (e) 5,604 5-15
4 Berat isi basah (𝛾𝑏 ) 1,044 gr/cm3
5 Berat isi kering (𝛾𝑑 ) 0,126 gr/cm3

Berdasarkan hasil pengujian, tanah gambut Desa Pohan Tonga memiliki


kadar air 729,333%. Tanah gambut Desa Pohan Tonga memiliki berat spesifik
(Gs) yaitu 1,364 yang berarti bahwa berat spesifik tanah gambut tersebut diantara
berat spesifik tanah gambut normal. Berat isi basah tanah gambut Desa Pohan

33
Tonga yaitu 1,044 gr/cm3 dan berat isi kering tanah gambut Desa Pohan Tonga
yaitu 0,126 gr/cm3. Angka pori tanah gambut Desa Pohan Tonga sebesar 5,604
yang berada diantara besar angka pori tanah gambut normal yaitu 5-15.

4.3 Klasifikasi Tanah Gambut


Adapun hasil pengujian derajat keasaman (pH), kadar abu, dan kadar
organik tanah gambut Desa Pohan Tonga ditampilkan dalam Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Klasifikasi Tanah Gambut

No. Data Pengujian Hasil Klasifikasi Tanah Gambut


Berdasarkan ASTM D 4427-92 (2002)
1 Keasaman (pH) 5,500 Moderately acidic
2 Kadar abu 8,260% Medium ash peat
3 Kadar organik 91,740%

Berdasarkan hasil penelitian seperti pada Tabel 4.2 tanah gambut Desa
Pohan Tonga menurut ASTM D 4427-92 (2002) termasuk dalam jenis Medium
ash peat, karena memiliki kadar abu sebesar 8,260 % sehingga sesuai rumus dari
ASTM 2974-87 kadar organik tanah gambut adalah 91,740% menggunakan
Persamaan (2.5) seperti pada perhitungan dibawah ini.
Kadar organik (%) = 100,0 – kadar abu (%)
= 100,0 – 8,260%
= 91,740%
Nilai pH sebesar 5,5 yang berarti menurut ASTM 4427-92 (2002) tanah
gambut Desa Pohan Tonga termasuk dalam jenis Moderately acidic.

4.4 Unsur Mineral Tanah Gambut


Adapun hasil unsur mineral yang diuji pada tanah gambut dimana yang
menguntungkan bagi dunia konstruksi seperti Calsium (CaO), Ferrum (Fe 2O3),
Silika (SiO2) dan Aluminium (Al2O3). Sedangkan Magnesium (MgO), Kalium
(K2O) dan Natrium (Na2O) sering merugikan dalam dunia konstruksi. Kandungan
unsur mineral tanah gambut Desa Pohan Tonga ditampilkan pada Tabel 4.3
berikut.

34
Tabel 4.3 Unsur-unsur mineral tanah gambut
No. Data Pengujian Hasil (%)
1 Kalsium (CaO) 1,590
2 Besi (Fe2O3) 2,980
3 Silika (SiO2) 21,200
4 Aluminium (Al2O3) 9,620
5 Magnesium (MgO) 13,300
6 Kalium (K2O) 0,270
7 Natrium (Na2O) 0,250
Sumber : Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan, 2020

4.5 Hasil Pengujian Sifat Mekanis Tanah Gambut

4.5.1 Compaction test


Dalam pengujian ini diperoleh hubungan antara kadar air optimum dan
berat isi kering maksimum. Peneliti menggunakan metode pengujian dengan uji
pemadatan Proctor Standar. Hasil uji pemadatan Proctor Standar sampel tanah
gambut ditampilkan pada Tabel 4.4 dan kurva pemadatan ditampilkan pada
Gambar 4.1.

Tabel 4.4 Hasil pengujian pemadatan tanah gambut


Data Pengujian Hasil
Kadar air optimum (wopt) 98%
Berat isi kering maksimum (𝛾𝑑 ) 0,419 gr/cm3

35
Berat Isi Kering ZAVL Regresi Berat Isi Kering
0,65

0,6

Berat Isi Kering (gr/cm3)


0,55

0,5

0,45
y = -0,0002x2 + 0,0450x - 1,7788
0,4

0,35
85 90 95 100 105 110
Kadar Air (%)

Gambar 4.1 Grafik hasil uji pemadatan tanah gambut

Berdasarkan Gambar 4.1 diatas kadar air optimum tanah gambut sebesar
98% sedangkan untuk berat isi kering maksimum didapat 0,419 gr/cm3.
Pembuatan sampel untuk direct shear test yang telah dipadatkan menggunakan
data berat isi kering maksimum pada hasil pengujian Proctor Standar sebelumnya
yaitu 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 , 106% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 dan 103% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 .

4.5.2 Direct shear test


Hasil pengujian direct shear terhadap sampel tanah gambut 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥
disajikan dalam Tabel 4.5 kemudian dilakukan analisis perhitungan untuk
mengetahui nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam (ϕ).
Data Sampel
Nama Sampel = 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥
Diameter = 60 mm
Tinggi = 20 mm
Luas = 2826 mm2
Kalibrasi = 0,5

36
Tabel 4.5 Data hasil pengujian geser langsung tanah gambut 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥
Gaya
P1= 19,620 N P2= 39,240 N P3= 78,480 N
Normal
Tegangan
T1= 0,007 Mpa T2= 0,014 Mpa T3= 0,028 Mpa
Normal

Pergeseran Dial Gaya Teg.Geser Dial Gaya Teg.Geser Dial Gaya Teg.Geser
(mm) Reading Geser (t1) Reading Geser (t1) Reading Geser (t1)

0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
0,500 50,000 25,000 0,009 65,000 32,500 0,012 69,000 34,500 0,012
1,000 126,700 63,350 0,022 133,200 66,600 0,024 133,100 66,550 0,024
1,500 127,600 63,800 0,023 134,600 67,300 0,024 134,600 67,300 0,024
2,000 128,800 64,400 0,023 135,800 67,900 0,024 135,800 67,900 0,024
2,500 130,000 65,000 0,023 136,700 68,350 0,024 137,000 68,500 0,024
3,000 131,000 65,500 0,023 138,000 69,000 0,024 137,800 68,900 0,024
3,500 131,700 65,850 0,023 139,200 69,600 0,025 138,600 69,300 0,025
4,000 132,400 66,200 0,023 140,000 70,000 0,025 139,700 69,850 0,025
4,500 133,200 66,600 0,024 141,100 70,550 0,025 140,000 70,000 0,025
5,000 134,100 67,050 0,024 142,800 71,400 0,025 141,000 70,500 0,025
5,500 135,200 67,600 0,024 144,000 72,000 0,025 141,900 70,950 0,025
6,000 136,000 68,000 0,024 145,000 72,500 0,026 143,000 71,500 0,025
6,500 137,000 68,500 0,024 146,000 73,000 0,026 143,700 71,850 0,025
7,000 137,500 68,750 0,024 146,800 73,400 0,026 145,000 72,500 0,026
7,500 138,000 69,000 0,024 147,500 73,750 0,026 146,200 73,100 0,026
8,000 138,200 69,100 0,024 148,300 74,150 0,026 147,000 73,500 0,026
8,500 138,200 69,100 0,024 148,800 74,400 0,026 148,100 74,050 0,026
9,000 138,200 69,100 0,024 149,200 74,600 0,026 149,000 74,500 0,026
9,500 149,400 74,700 0,026 150,000 75,000 0,027
10,000 149,400 74,700 0,026 150,400 75,200 0,027
10,500 149,400 74,700 0,026 150,600 75,300 0,027
11,000 150,600 75,300 0,027
11,500 150,600 75,300 0,027

1. Gaya Normal
N1= 19,620 N; N2= 39,240 N; N3= 78,480 N
2. Tegangan Normal
𝑁1 19,620
𝜎1 = = = 0,007 𝑀𝑃𝑎
𝐴 2826
𝑁2 39,240
𝜎2 = = = 0,014 𝑀𝑃𝑎
𝐴 2826
𝑁3 78,480
𝜎3 = = = 0,028 𝑀𝑃𝑎
𝐴 2826

37
3. Gaya Geser
Untuk gaya geser dipilih dial reading yang paling maksimum di setiap
pembebanan.
Gaya geser untuk N1, P1 = 138,200 x 0,5 = 69,100
Gaya geser untuk N2, P2 = 149,400 x 0,5 = 74,200
Gaya geser untuk N3, P3 = 150,600 x 0,5 = 75,300
4. Tegangan Geser
𝑃1 69,100
𝜏1 = = = 0,024 𝑀𝑃𝑎
𝐴 2826
𝑃2 74,200
𝜏2 = = = 0,026 𝑀𝑃𝑎
𝐴 2826
𝑃3 75,300
𝜏3 = = = 0,027 𝑀𝑃𝑎
𝐴 2826
Maka,
(𝜎1 ; 𝜏1 ) = (0,007; 0,024)
(𝜎2 ; 𝜏2 ) = (0,014; 0,026)
(𝜎3 ; 𝜏3 ) = (0,028; 0,027)
Setelah hasil tegangan geser pada setiap pergesaran horizontal di setiap
pembebanan diketahui maka dibuat grafik hubungan antara pergesaran horizontal
dengan tegangan geser yang ditampilkan dalam Gambar 4.2.

19,62 N 39,24 N 78,48 N


0,030

0,025
Shear Stress, τ (MPa)

0,020

0,015

0,010

0,005

0,000
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00
Horizontal Displacement, δH (mm)
Gambar 4.2 Grafik hubungan horizontal displacement dengan shear stress pada
tanah gambut 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥

38
Perhitungan regresi linear
Untuk mendapatkan perhitungan regresi linear, data-data tegangan normal
dan tegangan geser dirangkum ke dalam Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Data perhitungan regresi linear tanah gambut 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥
No. x y xy x2
1 0,007 0,024 0,000 0,000
2 0,014 0,026 0,000 0,000
3 0,028 0,027 0,001 0,001
Ʃ 0,049 0,078 0,001 0,001

Persamaan regresi ( y = Ax + B )

𝑛 ∑ 𝑥𝑦−∑ 𝑥 ∑ 𝑦 3(0,001)−(0,049)(0,078)
A= 2 = = 0,092
𝑛 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥) 3(0,001)−(0,049)2
∑ 𝑦 − 𝐴 ∑ 𝑥 (0,078) − (0,092)(0,049)
𝐵= = = 0,024
𝑛 3
y = 0,106x + 0,024
Maka, persamaan regresi yang telah diperoleh dirangkum ke dalam Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil perhitungan regresi linear tanah gambut 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥
x (MPa) y1 (MPa)
0,000 0,024
0,007 0,025
0,014 0,026
0,028 0,027

39
Sebelum regresi Sesudah regresi

0,0280

Shear Stress (MPa)


0,0260

0,0240
0,0000 0,0300
Normal Stress (MPa)

Gambar 4.3 Grafik hubungan normal stress dengan shear stress pada tanah
gambut 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥
Dari Gambar 4.3 di dapat persamaan
𝜏f = 𝑐 + 𝜎𝑡𝑎𝑛𝜙
a. 0,025 = c + 0,007 tanɸ
b. 0,026 = c + 0,014 tanɸ
c. 0,027 = c + 0,028 tanɸ
Eliminasi persamaan b dan persamaan a
0,025 = c + 0,007 tanɸ
0,026 = c + 0,014 tanɸ -
-0,001 = 0,007 tanɸ
tanɸ = 0,129
ɸ = 7,326 0
c = 0,024 MPa
Eliminasi persamaan c dan persamaan a
0,025 = c + 0,007 tanɸ
0,027 = c + 0,028 tanɸ -
-0,002 = -0,021 tanɸ
tanɸ = 0,090
ɸ = 5,170 0
c =0,024 Mpa

40
Eliminasi persamaan c dan persamaan b
0,026 = c + 0,014 tanɸ
0,027 = c + 0,0128 tanɸ -
0,001 = -0,014 tanɸ
tanɸ = 0,064
ɸ = 3,678 0
c = 0,025 MPa
Maka,
7,326 + 5,170 + 3,678
ɸ𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 5,391O
3
0,024 + 0,024 + 0,025
𝐶𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 0,024 MPa
3

Setelah melakukan perhitungan seperti diatas untuk setiap sampel


diperoleh nilai sudut geser dalam dan kohesi yang disajikan dalam Tabel 4.9.

4.6 Variasi Nilai Berat Isi Kering Tanah Gambut


Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai berat isi kering tertinggi adalah
sampel 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 yaitu sebesar 0,457 gr/cm3 dan nilai berat isi kering terendah
adalah sampel undisturbed sebesar 0,126 gr/cm3.
Tabel 4.8 Variasi nilai berat isi kering tanah gambut.
Berat Isi Kering (gr/cm3)
No. Nama Sampel
Sampel 1 Sampel 2
1 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 0,451 0,457
2 106% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 0,443 0,445
3 103% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 0,432 0,434
4 Disturbed 0,138 0,139
5 Undisturbed 0,126 0,126

Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa sampel yang dipadatkan memiliki
nilai berat isi kering yang lebih tinggi dari sampel undisturbed dan sampel
disturbed. Jenis sampel yang telah mengalami pemadatan memiliki nilai berat isi
kering yang tinggi karena telah mengalami pengeringan sampel terlebih dahulu

41
hingga kadar air 0% dan kadar air yang lebih rendah daripada jenis sampel
undisturbed dan disturbed.

Berat Isi Kering


0,500
0,454 0,444
0,450 0,433

0,400
0,350
Kadar air, w (%)

0,300
0,250
0,200
0,139 0,126
0,150
0,100
0,050
0,000
Disturbed Disturbed Disturbed Disturbed Undisturbed
108% 106% 103%
Jenis sampel

Gambar 4.4 Grafik variasi nilai berat isi kering tanah gambut

4.7 Pengaruh Kepadatan Relatif Terhadap Nilai Sudut Geser Dalam dan
Kohesi Tanah Gambut
Pada Tabel 4.9 dan Gambar 4.5 dengan jenis sampel yang berbeda dapat
dilihat bahwa semakin rendah nilai dari berat isi kering tanah gambut maka
semakin menurun nilai suatu kepadatan relatif tanah gambut tersebut.
Tabel 4.9 Pengaruh kepadatan relatif (Rc) terhadap sudut geser dalam dan nilai
kohesi tanah gambut
Berat Isi Kepadatan Sudut Geser Kohesi
No. Nama Sampel Kering (𝛾𝑑 ) Relatif (Rc) Dalam (ϕ) (c)
gr/cm3 % o
MPa
1 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 0,454 108,373 5,391 0,024
2 106% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 0,444 106,035 4,010 0,023
3 103% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 0,433 103,402 3,157 0,022
4 Disturbed 0,139 33,151 0,751 0,019
5 Undisturbed 0,126 25,435 0,375 0,019
𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 Proctor Standar = 0,419 gr/cm3
42
Begitu juga sebaliknya dengan meningkatnya nilai berat isi kering tersebut
maka semakin meningkat pula nilai kepadatan relatif tanah gambut. Maka, dapat
disimpulkan bahwa nilai berat isi kering dengan kepadatan relatif berbanding
lurus.

120,000
Berat Isi Kering, γd (gr/cm3)

100,000

80,000

60,000

40,000

20,000

0,000
0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500 0,600
Kepadatan Relatif, Rc (%)
Gambar 4.5 Grafik pengaruh berat volume kering tanah gambut terhadap
kepadatan relatif (Rc)

Pada Tabel 4.9 diperoleh bahwa berat volume kering mempengaruhi nilai
sudut geser dalam tanah gambut (ϕ). Nilai sudut geser dalam (ϕ) tertinggi adalah
jenis sampel 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 yaitu 5,391o. Hal tersebut dipengaruhi oleh pemadatan
yang telah dilakukan terlebih dahulu dengan tujuan menaikkan nilai sudut geser
dalam dan kohesi tanah gambut. Nilai sudut geser dalam tanah gambut tersebut
sangat dipengaruhi oleh berat volume kering tanah gambut. Semakin tinggi nilai
berat volume kering gambut tersebut maka semakin tinggi kepadatan relatifnya
dan menyebabkan nilai sudut geser dalam tanah gambut semakin tinggi juga
seperti di tunjukkan pada Gambar 4.6.

43
6,000

5,000

Sudut geser dalam ϕ (o)


4,000

3,000

2,000

1,000

0,000
0,000 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000
Kepadatan Relatif, Rc (%)
Gambar 4.6 Grafik pengaruh kepadatan relatif (Rc) terhadap sudut geser dalam
tanah gambut

0,03

0,025
Kohesi, C (MPa)

0,02

0,015

0,01

0,005

0
0,000 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000
Kepadatan Relatif, Rc (%)
Gambar 4.7 Grafik pengaruh kepadatan relatif (Rc)terhadap nilai kohesi tanah
gambut
Berdasarkan Tabel 4.9 dan Gambar 4.7 nilai kohesi tanah gambut
bervariasi dikarenakan berat volume kering diperoleh bervariasi. Dan nilai kohesi
tertinggi adalah jenis sampel 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 yaitu 0,024 MPa. Dari Gambar 4.6 dan
Gambar 4.7 juga diketahui bahwa uji pemadatan yang dilakukan memiliki
pengaruh yang sangat kecil terhadap nilai kohesi tanah gambut tetapi cukup
berpengaruh untuk sudut geser dalam tanah gambut. Namun, nilai kohesi tanah
gambut tetap rendah dan sudut geser dalamnya tetap rendah juga.

44
4.8 Normal Stress dan Shear Stress pada Jenis Sampel Tanah Gambut
Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai shear stress mengalami
peningkatan pada sampel yang dipadatkan dibandingkan dengan sampel yang
tidak dipadatkan. Nilai shear stress tertinggi ada pada sampel 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 yaitu
sebesar 0,027 Mpa pada pembebanan 78,480 N.

Tabel 4.10 Rekapitulasi nilai normal stress dan shear stress pada
jenis sampel tanah gambut
Jenis Sampel

Beban 103% 106%𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 108%𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥


Undisturbed(MPa) Disturbed(MPa)
(N) 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 (MPa) (MPa) (MPa)
σ τ Σ τ σ τ σ τ σ τ
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
19,620 0,007 0,019 0,007 0,020 0,007 0,022 0,007 0,023 0,007 0,024
39,240 0,014 0,020 0,014 0,020 0,014 0,023 0,014 0,024 0,014 0,026
78,480 0,028 0,020 0,028 0,020 0,028 0,024 0,028 0,025 0,028 0,027

Disturbed Undisturbed Disturbed 103%


Disturbed 106% Disturbed 108%
0,029

0,027
Shear Stress, τ (MPa)

0,025

0,023

0,021

0,019

0,017

0,015
0,002 0,007 0,012 0,017 0,022 0,027 0,032
Normal Stress, σn (MPa)

Gambar 4.8 Grafik hubungan antara normal stress dengan shear stress

4.9 Perbandingan Data Penelitian Tanah Gambut Desa Pohan Tonga dan
Desa Nagasaribu
Tanah gambut memiliki karakteristik tanah yang bervariasi pada setiap
daerah dipengaruhi oleh kematangan serat gambut tersebut serta kandungan
unsur-unsur di dalamnya. Berikut ini data hasil penelitian tanah gambut dari Desa
Pohan Tonga dan Desa Nagasaribu ditinjau dari beberapa parameter berikut :

45
1. Index properties
Adapun data hasil penelitian tanah gambut Desa Pohan Tonga dan
Desa Nagasaribu, ditampilkan pada Tabel 4.11.
2. Klasifikasi tanah gambut
Klasifikasi tanah gambut berdasarkan nilai kadar abu, kadar organik
dan nilai pH ditunjukkan pada Tabel 4.12.
3. Unsur mineral tanah gambut
Unsur-unsur mineral tanah gambut ditampilkan pada Tabel 4.13.
4. Pengujian pemadatan tanah (compaction test)
Hasil pengujian pemadatan tanah gambut yang terdiri dari kadar air
optimum dan berat isi kering maksimum ditampilkan pada Tabel 4.14.
5. Pengujian kuat geser tanah (direct shear test)
Pengujian kuat geser tanah gambut berguna untuk mencari parameter
kuat geser tanah gambut yang terdiri dari kohesi dan sudut geser dalam,
ditunjukkan pada Tabel 4.15.

Tabel 4.11 Hasil penelitian index properties tanah gambut Pohan Tonga dan
Nagasaribu
Hasil penelitian
No. Data pengujian
Pohan Tonga Nagasaribu
1 Kadar air(w)% 729,333 752,833
2 Specific gravity ( Gs) 1,364 1,533
3 Angka pori (e) 5,604 3,908
4 Berat volume basah (γb)gr/cm³ 1,044 0,760
5 Berat volume kering (γd)gr/cm³ 0,126 0,196

Tabel 4.12 Hasil penelitian klasifikasi tanah gambut Pohan Tonga dan Nagasaribu
Hasil penelitian
No. Data pengujian
Pohan Tonga Nagasaribu
1 Kadar abu% 8,260 22,424
2 Kadar Organik% 91,740 77,576
3 Keasaman (pH) 5,5 6

46
Tabel 4.13 Hasil penelitian unsur mineral tanah gambut Pohan Tonga dan
Nagasaribu
Hasil penelitian
No. Data pengujian
Pohan Tonga Nagasaribu
1 Kalsium (CaO)% 1,590 0,520
2 Besi (Fe2O3)% 2,980 3,310
3 Silika (SiO2)% 21,200 10,800
4 Alumunium (Al2 O3)% 9,620 0,020
5 Magnesium (MgO)% 13,300 0,160
6 Kalium (K2O)% 0,270 0,250
7 Natrium (Na2O)% 0,250 0,380

Tabel 4.14 Hasil pengujian pemadatan tanah gambut Pohan Tonga dan
Nagasaribu
No. Data pengujian Pohan Nagasaribu
Tonga
1 Kadar air optimum% 98 94
2 Berat volume kering maksimum gr/cm³ 0,419 0,474

Tabel 4.15 Hasil pengujian geser lansung tanah gambut Pohan Tonga dan
Nagasaribu
Hasil Penelitian
Jenis Sampel Kohesi (c) Sudut Geser Dalam (φ)
MPa (º)
108 % 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 0,024 5,391
106% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 0,023 4,393
Pohan 103% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 0,022 3,292
Tonga Disturbed 0,019 0,751
Undisturbed 0,019 0,375
108 % 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 0,024 5,935
105% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 0,023 4,942
Nagasaribu 103% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 0,024 4,279
Disturbed 0,019 0,813
Undisturbed 0,019 0,417

47
4.10 Perbandingan Daya Dukung Tanah Gambut Sebelum
Dipadatkan dan Sesudah Dipadatkan
Direncanakan sebuah pondasi bujur sangkar di lokasi pengambilan sampel
sampel tanah gambut dengan kedalaman pondasi 1,4 m dan ukuran pondasi 2,0 m
× 2,0 m. Kedudukan muka air tanah sama dengan muka tanah, seperti ditampilkan
pada Gambar 4.8.
Data :
Dr = 140 cm
B = 200 cm
Tabel 4.16 Rekapilutasi sudut geser dalam, kohesi dan berat volume tanah gambut
sampel undisturbed dan 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥
Φ c 𝛾sat
Jenis sampel Nc Nq Nγ
(ᴼ) (kg/cm²) (kg/cm³)
Undisturbed 0,375 0,019 0,001044 5,823 1,048 0,0105
108%𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 5,391 0,024 0,00101 7,518 1,722 0,173

1,40 m

2,00 m

Gambar 4.9 Sketsa pondasi bujur sangkar

1. Sampel undisturbed

qu =1,3cNc + qNq + 0,4γBNγ

qu=(1,3)(0,019)(5,823) + (0,001044-0,001)(140)(1,048) +
(0,4)( 0,001044-0,001)(200)( 0,0105)
qu = 0,150 kg/cm2

2. Sampel 108%𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥

qu = 1,3cNc + qNq + 0,4γBNγ

qu = (1,3)( 0,024)( 7,518) + (0,00101-0,001)(140)( 1,722) +


(0,4)( 0,00101-0,001)(200)( 0,173)
48
qu = 0,237 kg/cm2

Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa selain meningkatkan


nilai kuat geser tanah gambut, pemadatan tanah juga dapat meningkatkan
nilai daya dukung tanah gambut. Tanah gambut undisturbed mempunyai
2
daya dukung ultimit sebesar 0,150 kg/cm sedangkan nilai daya dukung
tanah gambut ultimit setelah dipadatkan yaitu jenis sampel 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥
2
sebesar 0,237 kg/cm .

49
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari data penelitian yang kemudian dianalisis dapat diambil kesimpulan
diantaranya:
1. Tanah gambut Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong
Kabupaten Tapanuli Utara memiliki kadar air lapangan 729,333%
serta berat spesifik sebesar 1,364.
2. Berdasarkan ASTM D447-992 (2002) tanah gambut Desa Pohan
Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara
diklasifikasikan sebagai tanah gambut berkadar abu medium (Medium
ash) karena memiliki kadar abu 8,260% dan memiliki kadar organik
sebesar 91,740%.
3. Berdasarkan ASTM D447-992 (2002) tanah gambut Desa Pohan
Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara
termasuk dalam jenis Moderately acidic peat karena memiliki kadar
keasaman (pH) 5,5.
4. Dari uji pemampatan Proctor Standar diperoleh kadar air optimum
sebesar 98% dan berat isi kering maksimum sebesar 0,419 gr/cm3.
Pengaruh pemampatan tanah gambut adalah menaikkan nilai berat isi
kering sampel undisturbed 0,126 gr/cm3 menjadi 0,454 gr/cm3 pada
sampel108%𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 Proctor Standar sehingga kepadatan relatif juga
meningkat dari 30,048% menjadi 108% pada sampel 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥
Proctor Standar.
5. Nilai sudut geser dalam tanah gambut tertinggi adalah jenis sampel
108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 Proctor Standar yaitu 5,391o dengan kohesi 0,024 MPa
dibandingkan jenis sampel undisturbed yang memiliki sudut geser
dalam sebesar 0,375o dengan kohesi 0,019 MPa.
6. Pemampatan tanah gambut dengan Proctor Standar yang dilakukan
tidak besar pengaruhnya terhadap nilai kohesi, tetapi berpengaruh
besar dalam meningkatkan nilai sudut geser dalam yaitu dari

50
0,375opada sampel undisturbed menjadi 5,391o pada sampel
108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 Proctor Standar.
7. Dari hasil penelitian tanah gambut Desa Pohan Tonga dan Desa
Nagasaribu diperoleh bahwa nilai sudut geser tertinggi tanah gambut
Desa Pohan Tonga pada sampel 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 Proctor Standar yaitu
5,391o dengan kohesi 0,024 MPa dibandingkan dengan tanah gambut
Desa Nagasaribu dengan nilai sudut geser tertinggi pada sampel 107%
𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 Proctor Standar yaitu 5,935o dengan kohesi 0,024 MPa.
8. Hasil penelitian pemampatan tanah gambut Desa Pohan Tonga dan
Desa Nagasaribu dengan Proctor Standar yang dilakukan tidak besar
pengaruhnya terhadap nilai kohesi disebabkan tidak ada perubahan
unsur-unsur mineral tanah gambut , sedangkan nilai sudut geser dalam
tanah gambut meningkat dari sampel undisturbed ke disturbed Proctor
Standar disebabkan kepadatan relatifnya meningkat.
9. Bahwasanya tanah gambut yang diteliti tidak layak dijadikan tanah
dasar suatu konstruksi, karena setelah dimampatkan nilai sudut geser
dalam tanah gambut tetap rendah dan nilai kohesinya tetap rendah.
Maka alternatif yang perlu dilakukan yaitu pergantian jenis tanah dasar
atau hindari lokasi ini untuk bangunan konstruksi sipil.

5.2 Saran
1. Dalam pengambilan sampel hendaknya perlu diperhatikan lokasi
pengambilan sampel yang akan diuji dan tujuan dari penelitian agar
data- data yang diinginkan dapat diketahui.
2. Menjaga kestabilan kondisi tanah dalam tabung diperhatikan faktor
suhu dan penempatan tabung agar menjaga kondisi tanah dalam tabung
tidak berubah kadar airnya.

‘/

51
DAFTAR PUSTAKA

Adhi, W. (1988) ‘Physical and Chemical Characteristics of Peat Soils of


Indonesia’, Dalam Indonesian Agric. Res. And Dev. Jour : 59-64. AARD.
Bogor., 10 (3).
Andriesse, J. (1992) Tropical Lowland Peats in Southeast Asia. Amsterdam: Dept.
of. Agric. Res. Of the Royal Tropical Institute.
Annesirait (2016) ‘Peta Sebaran Gambut di Indonesia’. Available at:
http://www.greenpeace.org/.
ASTM D2974-87 (1993) Standard Test Methods for Moisture, Ash, and Organic
Matter of Peat and Other Organic Soils. United State : ASTM International.
ASTM D4427-92 (2002) Standard Classification of Peat Samples by Laboratory
Testing. International Journal of the Physical Sciences, United States of
America: Annual Book of ASTM Standards sec 4.
Badan Standardisasi Nasional (1994) ‘SNI 03-3637-1994 Metode Pengujian Berat
Isi Tanah Berbutir Halus Dengan Cetakan Benda Uji’, pp. 2–5.
Badan Standardisasi Nasional (2008) ‘SNI 1965:2008 Cara uji penentuan kadar
air untuk tanah dan batuan di laboratorium’, p. 16.
Badan Standardisasi Nasional (2016) ‘SNI 3420:2016 Metode Uji Kuat Geser
Langsung Tanah Tidak Terkonsolidasi dan Tidak Terdrainase’.
Bowles, J. E. (1991) Analisis dan desain pondasi. 4th edn. Erlangga, Jakarta.
Bowles, J. E. J. K. H. (1991) Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika
tanah). PT. Erlangga. Jakarta.
Braja M. Das (1985) Mekanika tanah (Prinsip rekayasa geoteknis). Erlangga,
Jakarta.
BSN (2008) ‘SNI 1742: Standar Nasional Indonesia Cara uji kepadatan ringan
untuk tanah’.
Das, B. M. (1995) Mekanika Tanah dan Prinsip Rekayasa Geoteknis. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Driessen dan Sudjadi (1984) ‘Problem Soil In Indonesia And Their Menagement
Centre For Soil Research Ministry, Of Agriculture’, Dalam Pemberitaan
dan penelitian tanah. No. 9. tahun 1990. Bogor.
Feriyansyah, H. (2013) ‘Analisis Stabilitas Lereng (Studi Kasus di Kelurahan
Sumur Batu Bandar Lampung)’, Universitas Lampung, Lampung.
Firdaus, P. A., Setyanto, Herison, A. (2018) ‘Pengaruh Derajat Kejenuhan pada
Tanah Gambut Menggunakan Uji Kuat Geser Tanah’, JRSDD,Edisi
September 2018, 6.
52
Google Earth (2020) Explore, search and discover. Available at:
https://earth.google.com/web/search/Pohan+Tonga,+North+Tapanuli+Rege
ncy,+North+Sumatra,+Indonesia/.
Google Maps (2020) Explore, Search and Discover. Available at:
https://www.google.com/maps/place/Pohan+Tonga,+Siborong-
Borong,+Kabupaten+Tapanuli+Utara,+Sumatera+Utara/.
Hardjowigeno, S. (1986) ‘Genesis dan Klasifikasi Tanah’, Jurusan Tanah,
Fakultas Pertanian IPB: Bogor.
Hardjowigeno, S. (1996) ‘Pengembangan Lahan Gambut untuk Pertanian Suatu
Peluang dan Tantangan’, Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Tanah
Fak.Pert. IPB.
Head, K. H. (1982) ‘Manual Of Soil Laboratory Testing’, 2, pp. 509–562.
Kazemian, S., Huat, B. B. K., Prasad, A. & Barghchi, M. (2011) ‘A State of an
Art Review of Peat from General Perspective’, International Journal of The
Physical Sciences, pp. 1974-1981. ISSN 1992-1950, 6(8).
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2019) ‘Peta Kesatuan Hidrologi
Gambut’. Available at: webgis@menlhk.go.id.
Lea, F. M. (1956) ‘The Chemestry of Cement and Concrete’, London: Edward
Arnold (Publishers) Ltd.
Limbong, E. L. Y. (2018) ‘Pengaruh Pemadatan Terhadap Nilai Kohesi dan Sudut
Geser Tanah Gambut Perkebunan IV Ajamu Kecamatan Panai Hulu
Kabupaten Labuhan Batu Utara’, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Mochtar, N. E. (2001) Pertanian Lahan Gambut: Potensi dan Kendala. Jakarta:
Penerbit Kanisius.
Mutalib, A.Aa, J.S. Lim, M. H. W. and L. K. (1991) ‘Characterization,
distribution and utilization of peat in Malaysia’, Proc. International
Symposium on tropical peatland. 6-10 May 1991, Kuching, Serawak,
Malaysia.
Nurdin, S. (2011) ‘Analisis perubahan kadar air dan kuat geser tanah gambut
Lalombi akibat pengaruh temperatur dan waktu pemanasan’, Jurnal
SMARTEK, 9(2), pp. 88–108.
Nursanti, I., Rohim, A. M. (2013) ‘Pengelolaan Kesuburan Tanah Pada Lahan
Gambut’, Fakultas Pertanian, Univ. Sriwijaya.
Panjaitan, S. R. . (2013) ‘Kajian Terhadap Nilai Kuat Geser Tanah Gambut Muara
Batang Toru Sumatera Utara Setelah Mengalami Pemampatan Awal’,
Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Medan, Medan.
Proctor, R. R. (1933) ‘Fundamental Priciples of Soil Compaction’, Engineering
News-Record.
53
Rahayu, W., Lisdiyanti, P., & Pratama, E. R. (2015) ‘Tanah Gambut Melalui Uji
Triaksial Consolidated Undrained dan Unconsolidated Undrained. Jurnal
Teknik Sipil, ISSN 0853-2982’, Jurnal Teknik Sipil, 201-208, ISSN 0853-
2982 201-208, ISSN 0853-2982, 22 (3), pp. 201–208.
Roesyanto dan Putri, V. R. (2020) ‘Effect of Compaction and Direct Shear Test
Values on Paet Soil of Batubara Regency, Sumatera Utara Province’, Paper
of 2nd Talenta Conference on Engineering Science and Technology October
17th 2019. Vol. 801, No. 14. Medan. Indonesia.
Roesyanto dan Ritonga, A. . (2020) ‘Shear Strength Parameters of Peat Soil of
District of Asahan by Direct Shear Test’, Paper of 2nd Talenta Conference
on Engineering Science and Technology October 17th 2019. Vol. 801, No.
13. Medan. Indonesia.
Sallberg, J. R. (1965) ‘Shear Strength. In Methods of Soil Analysis, Eds. C.A.
Black. D. D. Evans, J. L. E. White, L. E. Ensminger, and F. E. Clark.’,
Agronomy 9: 431-447.
Siregar, H. A. (2018) ‘Nilai Kuat Geser Tanah Gambut dengan Direct Shear Test
Akibat Compaction Desa Pematang Seleng Kecamatan Bilah Hulu
Kabupaten Labuhan Batu’, Universitas Sumatera Utara. Medan.

SNI 03-1966-1990 (2005) ‘Batas plastis dan indeks plastisitas tanah’.


Trisurya, A. (2008) ‘Perilaku Kuat Geser Tanah Gambut Dengan Uji Triaksial CU
Akibat Pembasahan dan Pengeringan Setelah Dipadatkan’, Universitas
Indonesia. Depok.
Wesley, L. D. (1977) Mekanika Tanah. cetakan VI. Badan Penerbit Pekerjaan
Umum.

54
LAMPIRAN
SUMMARY TEST RESULT

Summary of Laboratry Test Result


Index Properties
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Rata-rata
Water Content 748,428 728,858 710,714 729,333
Specific Gravity 1,334 1,431 1,326 1,364
Void Ratio 5,326 5,883 - 5,604

Summary of Laboratry Test Result


Compaction Test Penambahan air (%)
3 6 9 12 15
3
Berat isi kering (gr/cm ) 0,397 0,407 0,418 0,414 0,408
Kadar air (%) 88,469 90,998 95,152 98,168 104,092
Berat Isi Kering
0,419
maksimum (gr/cm3)
Kadr air optimum (%) 98

Summary of Laboratry Test Result


Direct Shear Test Disturb Disturb Disturb
Undisturb Disturb
108% 106% 103%
Sudut Geser Dalam (ɸ) 0,375 o 0,751 o 5,391 o 4,393 o 3,157o

Kohesi (c) (MPa) 0,019 0,019 0,024 0,023 0,022

Summary of Laboratry
Kandungan Mineral
Satuan Test Result
Tanah Gambut
(%)
Kadar Abu % 8,260
Bahan Organik % 17,300
Silika (SiO2) % 21,200
Aluminium (Al2O3) % 9,620
Besi (Fe2O3) % 2,980
Calsium (CaO) % 1,590
Magnesium (MgO) % 13,300
Kalium (K2O) % 0,270
Natrium (Na2O) % 0,250
pH - 5,5
LAMPIRAN A
INDEX PROPERTIES
KADAR AIR
(WATER CONTENT) A-1

Dikerjakan : Trivonia Br Tarigan


NIM : 160404057
Lokasi : Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara
Tanggal : 13 Maret 2020

Kadar Air Lapangan


No. Sampel 1 2 3
a Berat krus + tanah basah (gr) 51,270 52,160 51,660
b Berat krus + tanah kering (gr) 15,570 15,790 15,840
c Berat Air (gr) 35,700 36,370 35,820
d Berat krus (gr) 10,800 10,800 10,800
e Berat tanah kering (gr) 4,770 4,990 5,040
f Kadar air (w) (%) 748,428 728,858 710,714
g Kadar air rata-rata (%) 729,333

Kadar Air Mula-mula


No. Sampel 1 2 3
a Berat krus + tanah basah (gr) 50,200 50,130 50,220
b Berat krus + tanah kering (gr) 16,000 16,130 16,120
c Berat Air (gr) 34,200 34,000 34,100
d Berat krus (gr) 10,800 10,800 10,800
e Berat tanah kering (gr) 5,200 5,330 5,320
f Kadar air (w) (%) 657,692 637,899 640,977
g Kadar air rata-rata (%) 645,523

Kadar air rata-rata lapangan = 729,333%

Kadar air rata-rata mula-mula = 645,523%


BERAT SPESIFIK
A-2
(SPECIFIC GRAVITY)

Dikerjakan : Trivonia Br Tarigan


NIM : 160404057
Lokasi : Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara
Tanggal : 13 Maret 2020

No. Piknometer 1 2 3

Berat Piknometer (W1) 58,400 58,400 58,400


Berat Piknometer + Tanah (W2) (gr) 67,770 67,520 68,930
Berat Tanah (W2-W1)(gr) (gr) 9,370 9,120 10,530
Berat Piknometer + Tanah + Air (W3) (gr) 110,970 112,320 111,670
Berat Piknometer + Air Sebelum Koreksi (W4) (gr) 109,620 110,570 110,080
Temperatur (T°C) 27,000 27,000 27,000
Faktor Koreksi 0,998 0,998 0,998
Berat Piknometer + Air Setelah Koreksi (W4') (gr) 108,622 109,572 109,082
Isi tanah (W2 - W1 + W4' - W3) (gr) 7,022 6,372 7,942
Berat Jenis 1,334 1,431 1,326
Berat Jenis Rata-rata 1,364

Berat jenis rata-rata = 1,364


ANGKA PORI
(VOID RATIO) A-3

Dikerjakan : Trivonia Br Tarigan


NIM : 160404057
Lokasi : Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara
Tanggal : 13 Maret 2020

No. Sampel 1 2
Berat Ring 70,000 70,000
Berat Ring + sampel kering 91,650 91,120
Berat sampel kering 21,650 21,120
Tinggi sampel 2,000 2,000
Diameter sampel 6,000 6,000
Luas sampel 28,286 28,286
Volume Sampel (V) 56,571 56,571
Specific gravity (Gs) 1,364 1,364
Volume butiran padat (Vs) 8,942 8,220
Volume pori (Vv) 47,629 48,352
Angka pori (e) 5,326 5,883
Rata-rata angka pori (e) 5,604

Angka pori rata-rata = 5,604


LAMPIRAN B
COMPACTION TEST
UJI PEMAMPATAN
(COMPACTION TEST) B-1

Dikerjakan : Trivonia Br Tarigan


NIM : 160404057
Lokasi : Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara
Tanggal : 13 Maret 2020

Berat tanah basah (gr) 2000 2000 2000 2000 2000


Kadar air mula-mula (%) 0 0 0 0 0
Penambahan air (%) 3 6 9 12 15
Penambahan air (cc) 60 120 180 240 300

Kepadatan :
Berat tanah + cetakan (gr) 5064 5092 5127 5132 5143
Berat cetakan (gr) 4365 4365 4365 4365 4365
Berat tanah basah (gr) 699 727 762 767 778
Isi cetakan (cm3) 934,430 934,430 934,430 934,430 934,430
Berat isi basah (gr/cm3) 0,748 0,778 0,815 0,821 0,833
Berat isi kering (gr/cm3) 0,397 0,407 0,418 0,414 0,408

Kadar air :

Tanah basah + cawan (gr) 30,250 30,320 31,330 31,350 31,250


Tanah kering + cawan(gr) 21,120 21,020 21,320 21,170 20,820
Berat air (gr) 9,130 9,300 10,010 10,180 10,430
Berat cawan (gr) 10,800 10,800 10,800 10,800 10,800
Berat tanah kering (gr) 10,320 10,220 10,520 10,370 10,020
Kadar air (%) 88,469 90,998 95,152 98,168 104,092
GAMBAR GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DENGAN BERAT ISI KERING PADA
TANAH GAMBUT DESA POHAN TONGA KECAMATAN SIBORONGBORONG
KABUPATEN TAPANULI UTARA

Series1 ZAVL

0.650
Berat isi kering (gr/cm3)

0.600

0.550

0.500

0.450

0.400

0.350
86 88 90 92 94 96 98 100 102 104

Kadar air (%)


ZAVL
0.630

Berat Isi Kering (gr/cm3)


0.620

0.610

0.600

0.590

0.580

0.570

0.560
87 92 97 102
Kadar Air (%)

Berat Isi Kering Regresi Berat Isi Kering Poly. (Berat Isi Kering)
0.45
y = -0.0002x2 + 0.0450x - 1.7788
Berat Isi Kering (kg/cm3)

0.44
R² = 0.9462
0.43
0.42
0.41
0.4
0.39
0.38
0.37
0.36
0.35
87.000 92.000 97.000 102.000
Kadar Air (%)

Berat Isi Kering ZAVL


Regresi Berat Isi Kering Linear (ZAVL)
0.65

0.6
Berat Isi Kering (gr/cm3)

0.55

0.5

0.45
y = -0.0002x2 + 0.0450x - 1.7788
0.4

0.35
85 90 95 100 105 110
Kadar Air (%)

Berat Isi Kering maksimum (gr/cm3) = 0,419


Kadar air optimum (%) = 98
LAMPIRAN C
DIRECT SHEAR TEST
UJI BERAT ISI
(DENSITY TEST)
(SAMPEL UNDISTURBED) C-1A

Dikerjakan : Trivonia Br Tarigan


NIM : 160404057
Lokasi : Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara
Tanggal :

1 Nomor Sampel 1 2
2 Massa tanah basah + ring (gr) 128,900 129,130
3 Massa ring (gr) 70,000 70,000
4 Massa tanah basah (2)-(3) (gr) 58,900 59,130
5 Tinggi contoh (cm) 2,000 2,000
6 Diameter contoh (cm) 6 6
7 Isi contoh 1/4 x π x (6)2 x (5) (cm3) 56,520 56,520
8 Berat isi basah (4)/(7) (gr/cm3) 1,042 1,046
9 Kadar air (%) 729,333
3
10 Berat isi kering (100 x (8))/(100 + (9)) (gr/cm ) 0,126 0,126
11 Rata-rata berat isi kering (gr/cm3) 0,126
12 Rata-rata berat isi basah (gr/cm3) 1,044
UJI GESER LANGSUNGSAMPEL UNDISTURBED
(DIRECT SHEAR TEST)
C-1B
Data Sampel

Diameter = 60,000 mm Luas = 2826,000 mm2


Tinggi = 20,000 mm KalibrasiAlat = 0,5

Gaya Normal P1= 19,620 N P2= 39,240 N P3= 78,480 N


Tegangan Normal T1= 0,007 MPa T2= 0,014 MPa T3= 0,028 MPa

Dial Gaya Teg.Geser Dial Gaya Teg.Geser Dial Gaya Teg.Geser


Pergeseran (mm)
Reading Geser (t1) Reading Geser (t2) Reading Geser (t3)

0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
0,500 41,000 20,500 0,007 45,000 22,500 0,008 47,000 23,500 0,008
1,000 101,000 50,500 0,018 103,100 51,550 0,018 104,000 52,000 0,018
1,500 102,600 51,300 0,018 104,000 52,000 0,018 105,200 52,600 0,019
2,000 104,200 52,100 0,018 104,700 52,350 0,019 106,000 53,000 0,019
2,500 105,100 52,550 0,019 105,200 52,600 0,019 106,600 53,300 0,019
3,000 105,800 52,900 0,019 105,700 52,850 0,019 107,000 53,500 0,019
3,500 106,500 53,250 0,019 106,200 53,100 0,019 107,500 53,750 0,019
4,000 107,100 53,550 0,019 107,000 53,500 0,019 108,100 54,050 0,019
4,500 107,600 53,800 0,019 107,700 53,850 0,019 108,700 54,350 0,019
5,000 108,000 54,000 0,019 108,500 54,250 0,019 109,000 54,500 0,019
5,500 108,400 54,200 0,019 109,100 54,550 0,019 109,400 54,700 0,019
6,000 109,000 54,500 0,019 109,700 54,850 0,019 109,700 54,850 0,019
6,500 109,500 54,750 0,019 110,100 55,050 0,019 110,000 55,000 0,019
7,000 109,900 54,950 0,019 110,400 55,200 0,020 110,200 55,100 0,019
7,500 110,100 55,050 0,019 110,600 55,300 0,020 110,600 55,300 0,020
8,000 110,200 55,100 0,019 110,600 55,300 0,020 110,900 55,450 0,020
8,500 110,200 55,100 0,019 110,600 55,300 0,020 111,000 55,500 0,020
9,000 110,200 55,100 0,019 111,000 55,500 0,020
9,500 111,000 55,500 0,020
UJI GESER LANGSUNGSAMPEL UNDISTURBED
(DIRECT SHEAR TEST)
DATA SAMPEL
Diameter = 60,000 mm
Tinggi = 20,000 mm
Luas = 2826,000 mm2
Kalibrasi Alat = 0,5

Normal stress σn(Mpa) 0,007 0,014 0,028


Shear stress at failure τ (Mpa) 0,019 0,020 0,020
Horizontal displacement at failure δH (mm) 8,000 7,500 8,500

19,62 N 39,24 N 78,48 N


0,025

0,020
Shear Stress, τ (MPa)

0,015

0,010

0,005

0,000
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00
Horizontal Displacement, δH (mm)

Sebelum regresi Sesudah regresi

0,0240
Shear Stress (MPa)

0,0220

0,0200
0,0000 0,0300
Normal Stress (MPa)

Sudut Geser Dalam (ɸ) = 0,375o

Kohesi (c) = 0,019 Mpa


UJI BERAT ISI
(DENSITY TEST)
(SAMPEL DISTURBED) C-2A

Dikerjakan : Trivonia Br Tarigan


NIM : 160404057
Lokasi : Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara
Tanggal :

1 Nomor Sampel 1 2
2 Massa tanah basah + ring (gr) 126,920 127,020
3 Massa ring (gr) 70,000 70,000
4 Massa tanah basah (2)-(3) (gr) 56,920 57,020
5 Tinggi contoh (cm) 2,000 2,000
6 Diameter contoh (cm) 6,000 6,000
7 Isi contoh 1/4 x π x (6)2 x (5) (cm3) 56,520 56,520
8 Berat isi basah (4)/(7) (gr/cm3) 1,007 1,009
9 Kadar air (%) 101,920
10 Berat isi kering (100 x (8))/(100 + (9)) (gr/cm3) 0,499 0,500
11 Rata-rata berat isi kering (gr/cm3) 0,499
12 Rata-rata berat isi basah (gr/cm3) 1,008
UJI GESER LANGSUNGSAMPEL DISTURBED
(DIRECT SHEAR TEST)
C-2B
Data Sampel

2826,0
Diameter = 60,000 mm Luas = mm2
00
Tinggi = 20,000 mm KalibrasiAlat = 0,5

Gaya Normal P1= 19,620 N P2= 39,240 N P3= 78,480 N


Tegangan Normal T1= 0,007 MPa T2= 0,014 MPa T3= 0,028 MPa

Dial Teg.Geser Dial Teg.Geser Dial Teg.Geser


Pergeseran (mm) Gaya Geser Gaya Geser Gaya Geser
Reading (t1) Reading (t2) Reading (t3)

0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
0,500 45,000 22,500 0,008 47,000 23,500 0,008 51,000 25,500 0,009
1,000 97,000 48,500 0,017 100,200 50,100 0,018 100,600 50,300 0,018
1,500 100,200 50,100 0,018 101,500 50,750 0,018 101,200 50,600 0,018
2,000 102,000 51,000 0,018 102,700 51,350 0,018 102,300 51,150 0,018
2,500 103,400 51,700 0,018 104,100 52,050 0,018 103,000 51,500 0,018
3,000 104,500 52,250 0,018 105,000 52,500 0,019 103,500 51,750 0,018
3,500 105,200 52,600 0,019 105,800 52,900 0,019 104,400 52,200 0,018
4,000 106,000 53,000 0,019 106,500 53,250 0,019 105,200 52,600 0,019
4,500 106,400 53,200 0,019 107,200 53,600 0,019 105,800 52,900 0,019
5,000 107,000 53,500 0,019 107,900 53,950 0,019 106,400 53,200 0,019
5,500 107,600 53,800 0,019 108,400 54,200 0,019 107,000 53,500 0,019
6,000 108,100 54,050 0,019 108,900 54,450 0,019 107,500 53,750 0,019
6,500 108,800 54,400 0,019 109,400 54,700 0,019 108,100 54,050 0,019
7,000 109,300 54,650 0,019 109,800 54,900 0,019 108,600 54,300 0,019
7,500 109,700 54,850 0,019 110,300 55,150 0,020 109,200 54,600 0,019
8,000 110,000 55,000 0,019 110,700 55,350 0,020 109,700 54,850 0,019
8,500 110,100 55,050 0,019 110,600 55,300 0,020 110,100 55,050 0,019
9,000 110,200 55,100 0,019 110,800 55,400 0,020 110,600 55,300 0,020
9,500 110,300 55,150 0,020 110,900 55,450 0,020 111,000 55,500 0,020
10,000 110,400 55,200 0,020 111,100 55,550 0,020 111,200 55,600 0,020
10,500 110,400 55,200 0,020 111,200 55,600 0,020 111,400 55,700 0,020
11,000 110,400 55,200 0,020 111,200 55,600 0,020 111,700 55,850 0,020
11,500 111,200 55,600 0,020 111,900 55,950 0,020
12,000 112,000 56,000 0,020
12,500 112,000 56,000 0,020
13,000 112,000 56,000 0,020
UJI GESER LANGSUNGSAMPEL DISTURBED
(DIRECT SHEAR TEST)
DATA SAMPEL
Diameter = 60,000 mm
Tinggi = 20,000 mm
Luas = 2826,000 mm2
Kalibrasi Alat = 0,5

Normal stress σn(Mpa) 0,007 0,014 0,028


Shear stress at failure τ (Mpa) 0,020 0,020 0,020
Horizontal displacement at failure δH (mm) 10,000 10,500 12,000
19,62 N 39,24 N 78,48 N
0,025

0,020
Shear Stress, τ (MPa)

0,015

0,010

0,005

0,000
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00
Horizontal Displacement, δH (mm)

Sebelum regresi Sesudah regresi


0,0199
0,0198
Shear Stress (MPa)

0,0198
0,0197
0,0197
0,0196
0,0196
0,0195
0,0195
0,0194
0,0000 0,0300
Normal Stress (MPa)

Sudut Geser Dalam (ɸ) = 0,751o

Kohesi (c) = 0,019 Mpa


UJI BERAT ISI
(DENSITY TEST)
(SAMPEL 108% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 ) C-3A

Dikerjakan : Trivonia Br Tarigan


NIM : 160404057
Lokasi : Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara
Tanggal :

1 Nomor Sampel 1 2
2 Massa tanah basah + ring (gr) 119,520 120,100
3 Massa ring (gr) 70,000 70,000
4 Massa tanah basah (2)-(3) (gr) 49,520 50,100
5 Tinggi contoh (cm) 2,000 2,000
6 Diameter contoh (cm) 6 6
7 Isi contoh 1/4 x π x (6)2 x (5) (cm3) 56,520 56,520
8 Berat isi basah (4)/(7) (gr/cm3) 0,876 0,886
9 Kadar air (%) 94,080
10 Berat isi kering (100 x (8))/(100 + (9)) (gr/cm3) 0,451 0,457
3
11 Rata-rata berat isi kering (gr/cm ) 0,454
12 Rata-rata berat isi basah (gr/cm3) 0,881
UJI GESER LANGSUNGSAMPEL 108% 𝜸𝒅𝒎𝒂𝒙
(DIRECT SHEAR TEST)
C-3B
Data Sampel

Diameter = 60,000 mm Luas = 2826,000 mm2


Tinggi = 20,000 mm KalibrasiAlat = 0,5

Gaya Normal P1= 19,620 N P2= 39,240 N P3= 78,480 N


Tegangan Normal T1= 0,007 Mpa T2= 0,014 Mpa T3= 0,028 Mpa

Dial Gaya Teg.Geser Dial Gaya Teg.Geser Dial Gaya Teg.Geser


Pergeseran (mm)
Reading Geser (t1) Reading Geser (t1) Reading Geser (t1)

0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
0,500 50,000 25,000 0,009 65,000 32,500 0,012 69,000 34,500 0,012
1,000 126,700 63,350 0,022 133,200 66,600 0,024 133,100 66,550 0,024
1,500 127,600 63,800 0,023 134,600 67,300 0,024 134,600 67,300 0,024
2,000 128,800 64,400 0,023 135,800 67,900 0,024 135,800 67,900 0,024
2,500 130,000 65,000 0,023 136,700 68,350 0,024 137,000 68,500 0,024
3,000 131,000 65,500 0,023 138,000 69,000 0,024 137,800 68,900 0,024
3,500 131,700 65,850 0,023 139,200 69,600 0,025 138,600 69,300 0,025
4,000 132,400 66,200 0,023 140,000 70,000 0,025 139,700 69,850 0,025
4,500 133,200 66,600 0,024 141,100 70,550 0,025 140,000 70,000 0,025
5,000 134,100 67,050 0,024 142,800 71,400 0,025 141,000 70,500 0,025
5,500 135,200 67,600 0,024 144,000 72,000 0,025 141,900 70,950 0,025
6,000 136,000 68,000 0,024 145,000 72,500 0,026 143,000 71,500 0,025
6,500 137,000 68,500 0,024 146,000 73,000 0,026 143,700 71,850 0,025
7,000 137,500 68,750 0,024 146,800 73,400 0,026 145,000 72,500 0,026
7,500 138,000 69,000 0,024 147,500 73,750 0,026 146,200 73,100 0,026
8,000 138,200 69,100 0,024 148,300 74,150 0,026 147,000 73,500 0,026
8,500 138,200 69,100 0,024 148,800 74,400 0,026 148,100 74,050 0,026
9,000 138,200 69,100 0,024 149,200 74,600 0,026 149,000 74,500 0,026
9,500 149,400 74,700 0,026 150,000 75,000 0,027
10,000 149,400 74,700 0,026 150,400 75,200 0,027
10,500 149,400 74,700 0,026 150,600 75,300 0,027
11,000 150,600 75,300 0,027
11,500 150,600 75,300 0,027
UJI GESER LANGSUNGSAMPEL 108% 𝜸𝒅𝒎𝒂𝒙
(DIRECT SHEAR TEST)
DATA SAMPEL
Diameter = 60,000 mm
Tinggi = 20,000 mm
Luas = 2826,000 mm2
Kalibrasi Alat = 0,5

Normal stress σn(Mpa) 0,007 0,014 0,028


Shear stress at failure τ (Mpa) 0,024 0,026 0,027
Horizontal displacement at failure δH (mm) 8,000 9,500 10,500
19,62 N 39,24 N 78,48 N
0,030

0,025
Shear Stress, τ (MPa)

0,020

0,015

0,010

0,005

0,000
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00
Horizontal Displacement, δH (mm)

Sebelum regresi Sesudah regresi

0,0280
Shear Stress (MPa)

0,0260

0,0240
0,0000 0,0300
Normal Stress (MPa)

Sudut Geser Dalam (ɸ) = 5,391o

Kohesi (c) = 0,024 Mpa


UJI BERAT ISI
(DENSITY TEST)
(SAMPEL SAMPEL 106%/ 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 ) C-1A

Dikerjakan : Trivonia Br Tarigan


NIM : 160404057
Lokasi : Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara
Tanggal :

1 Nomor Sampel 1 2
2 Massa tanah basah + ring (gr) 119,630 119,810
3 Massa ring (gr) 70,000 70,000
4 Massa tanah basah (2)-(3) (gr) 49,630 49,810
5 Tinggi contoh (cm) 2,000 2,000
6 Diameter contoh (cm) 6 6
7 Isi contoh 1/4 x π x (6) x (5) (cm3)
2
56,520 56,520
8 Berat isi basah (4)/(7) (gr/cm3) 0,878 0,881
9 Kadar air (%) 98,000
10 Berat isi kering (100 x (8))/(100 + (9)) (gr/cm3) 0,443 0,445
11 Rata-rata berat isi kering (gr/cm3) 0,444
12 Rata-rata berat isi basah (gr/cm3) 0,880
UJI GESER LANGSUNGSAMPEL 106% 𝜸𝒅𝒎𝒂𝒙
(DIRECT SHEAR TEST)
C-1B
Data Sampel

Diameter = 60,000 mm Luas = 2826,000 mm2


Tinggi = 20,000 mm KalibrasiAlat = 0,5

Gaya Normal P1= 19,620 N P2= 39,240 N P3= 78,480 N


Tegangan Normal T1= 0,007 Mpa T2= 0,014 Mpa T3= 0,028 Mpa

Dial Teg.Geser Dial Teg.Geser Dial Gaya Teg.Geser


Pergeseran (mm) Gaya Geser Gaya Geser
Reading (t1) Reading (t1) Reading Geser (t1)

0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
0,500 60,000 30,000 0,011 65,000 32,500 0,012 70,000 35,000 0,012
1,000 119,600 59,800 0,021 125,500 62,750 0,022 123,700 61,850 0,022
1,500 121,000 60,500 0,021 126,800 63,400 0,022 125,500 62,750 0,022
2,000 121,900 60,950 0,022 127,600 63,800 0,023 126,400 63,200 0,022
2,500 122,700 61,350 0,022 129,000 64,500 0,023 127,700 63,850 0,023
3,000 124,000 62,000 0,022 130,000 65,000 0,023 129,000 64,500 0,023
3,500 125,100 62,550 0,022 130,700 65,350 0,023 130,000 65,000 0,023
4,000 126,400 63,200 0,022 131,200 65,600 0,023 131,100 65,550 0,023
4,500 127,300 63,650 0,023 132,000 66,000 0,023 133,200 66,600 0,024
5,000 128,000 64,000 0,023 132,700 66,350 0,023 134,000 67,000 0,024
5,500 129,000 64,500 0,023 133,500 66,750 0,024 134,800 67,400 0,024
6,000 129,600 64,800 0,023 134,200 67,100 0,024 136,000 68,000 0,024
6,500 130,000 65,000 0,023 135,000 67,500 0,024 136,700 68,350 0,024
7,000 130,400 65,200 0,023 136,000 68,000 0,024 137,300 68,650 0,024
7,500 130,800 65,400 0,023 136,400 68,200 0,024 138,000 69,000 0,024
8,000 131,000 65,500 0,023 136,600 68,300 0,024 139,500 69,750 0,025
8,500 131,000 65,500 0,023 136,800 68,400 0,024 140,000 70,000 0,025
9,000 131,000 65,500 0,023 136,800 68,400 0,024 140,400 70,200 0,025
9,500 136,800 68,400 0,024 140,600 70,300 0,025
10,000 140,600 70,300 0,025
10,500 140,600 70,300 0,025
UJI GESER LANGSUNGSAMPEL 106% 𝜸𝒅𝒎𝒂𝒙
(DIRECT SHEAR TEST)
DATA SAMPEL
Diameter = 60,000 mm
Tinggi = 20,000 mm
Luas = 2826,000 mm2
Kalibrasi Alat = 0,5

Normal stress σn(Mpa) 0,007 0,014 0,028


Shear stress at failure τ (Mpa) 0,023 0,024 0,025
Horizontal displacement at failure δH (mm) 8,000 8,500 9,500

19,62 N 39,24 N 78,48 N


0,030

0,025
Shear Stress, τ (MPa)

0,020

0,015

0,010

0,005

0,000
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00
Horizontal Displacement, δH (mm)

Sebelum regresi Sesudah regresi


0,0255

0,0250
Shear Stress (MPa)

0,0245

0,0240

0,0235

0,0230

0,0225
0,0000 0,0300
Normal Stress (MPa)

Sudut Geser Dalam (ɸ) = 4,393o

Kohesi (c) = 0,023 Mpa


UJI BERAT ISI
(DENSITY TEST)
(SAMPEL 103% 𝛾𝑑𝑚𝑎𝑥 ) C-1A

Dikerjakan : Trivonia Br Tarigan


NIM : 160404057
Lokasi : Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara
Tanggal :

1 Nomor Sampel 1 2
2 Massa tanah basah + ring (gr) 119,350 119,540
3 Massa ring (gr) 70,000 70,000
4 Massa tanah basah (2)-(3) (gr) 49,350 49,540
5 Tinggi contoh (cm) 2,000 2,000
6 Diameter contoh (cm) 6,000 6,000
7 Isi contoh 1/4 x π x (6) x (5)
2
(cm3) 56,520 56,520
8 Berat isi basah (4)/(7) (gr/cm3) 0,873 0,877
9 Kadar air (%) 101,920
10 Berat isi kering (100 x (8))/(100 + (9)) (gr/cm3) 0,432 0,434
11 Rata-rata berat isi kering (gr/cm3) 0,433
12 Rata-rata berat isi basah (gr/cm3) 0,875
UJI GESER LANGSUNG SAMPEL 103% 𝜸𝒅𝒎𝒂𝒙
(DIRECT SHEAR TEST)
C-1B
Data Sampel

Diameter = 60,000 mm Luas = 2826,000 mm2


Tinggi = 20,000 mm KalibrasiAlat = 0,5

Gaya Normal P1= 19,62 N P2= 39,24 N P3= 78,48 N


Tegangan Normal T1= 0,007 Mpa T2= 0,0139 Mpa T3= 0,0278 Mpa

Teg.Geser Teg.Geser Teg.Geser


Pergeseran (mm) Dial Reading Gaya Geser Dial Reading Gaya Geser Dial Reading Gaya Geser
(t1) (t1) (t1)

0,0 0,0 0,000 0,0000 0,0 0,000 0,0000 0,0 0,000 0,0000
0,5 106,0 53,000 0,0188 65,0 32,500 0,0115 68,0 34,000 0,0120
1,0 107,8 53,900 0,0191 116,2 58,100 0,0206 115,1 57,550 0,0204
1,5 109,2 54,600 0,0193 117,7 58,850 0,0208 116,4 58,200 0,0206
2,0 110,8 55,400 0,0196 118,5 59,250 0,0210 117,7 58,850 0,0208
2,5 112,5 56,250 0,0199 119,8 59,900 0,0212 119,0 59,500 0,0211
3,0 114,0 57,000 0,0202 121,0 60,500 0,0214 120,2 60,100 0,0213
3,5 115,0 57,500 0,0203 121,9 60,950 0,0216 121,6 60,800 0,0215
4,0 116,4 58,200 0,0206 123,0 61,500 0,0218 122,8 61,400 0,0217
4,5 117,3 58,650 0,0208 124,0 62,000 0,0219 123,8 61,900 0,0219
5,0 118,5 59,250 0,0210 125,4 62,700 0,0222 125,0 62,500 0,0221
5,5 120,0 60,000 0,0212 126,2 63,100 0,0223 126,1 63,050 0,0223
6,0 121,1 60,550 0,0214 127,0 63,500 0,0225 127,2 63,600 0,0225
6,5 122,0 61,000 0,0216 128,0 64,000 0,0226 128,0 64,000 0,0226
7,0 123,0 61,500 0,0218 128,7 64,350 0,0228 129,1 64,550 0,0228
7,5 123,8 61,900 0,0219 129,5 64,750 0,0229 130,0 65,000 0,0230
8,0 124,6 62,300 0,0220 130,2 65,100 0,0230 131,0 65,500 0,0232
8,5 125,3 62,650 0,0222 130,8 65,400 0,0231 131,7 65,850 0,0233
9,0 126,0 63,000 0,0223 131,4 65,700 0,0232 132,3 66,150 0,0234
9,5 126,7 63,350 0,0224 131,7 65,850 0,0233 133,0 66,500 0,0235
10,0 127,1 63,550 0,0225 131,8 65,900 0,0233 134,0 67,000 0,0237
10,5 127,4 63,700 0,0225 131,8 65,900 0,0233 134,4 67,200 0,0238
11,0 127,4 63,700 0,0225 131,8 65,900 0,0233 134,6 67,300 0,0238
11,5 127,4 63,700 0,0225 134,6 67,300 0,0238
12,0 134,6 67,300 0,0238
UJI GESER LANGSUNGSAMPEL 103% 𝜸𝒅𝒎𝒂𝒙
(DIRECT SHEAR TEST)
DATA SAMPEL
Diameter = 60,000 mm
Tinggi = 20,000 mm
Luas = 2826,000 mm2
Kalibrasi Alat = 0,5

Normal stress σn(Mpa) 0,007 0,014 0,028


Shear stress at failure τ (Mpa) 0,022 0,023 0,024
Horizontal displacement at failure δH (mm) 10,500 11,000 11,000

19,62 N 39,24 N 78,48 N

0,0300

0,0250
Shear Stress, τ (MPa)

0,0200

0,0150

0,0100

0,0050

0,0000
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00
Horizontal Displacement, δH (mm)

Sebelum regresi Sesudah regresi


0,0240
0,0238
Shear Stress (MPa)

0,0236
0,0234
0,0232
0,0230
0,0228
0,0226
0,0224
0,0222
0,0000 0,0300
Normal Stress (MPa)

Sudut Geser Dalam (ɸ) = 3,157o

Kohesi (c) = 0,022 Mpa


LAMPIRAN D
ASTM DAN SNI
A5TM D 2974-87
Standard Test Methods for Moisture, Ash, and
Organic Matter of Peat and Other Organic Soils

American Society for Testing and Materials, moisture in air at room temperature (air- Moisture Content
1916 Race St., Philadelphia, PA 19103. Re- drying), and (2) the subsequent oven drying
printed from the Annual Book of ASTM of the air-dried sample at 105°C. This 5. Method A
Standards, Copyright ASTM. method provides a more stable sample, the 5.1 Record to the nearest 0.01 g the mass of
air-dried sample, when tests for nitrogen, pH, a high-silica or porcelain evaporating dish
cation exchange, and the like are to be made.

T
HIS STANDARD is issued under the fitted with a heavy-duty aluminum foil
fixed designation D 2974; the number cover. The dish shall have a capacity of not
immediately following the designa- 2.3 Methods C and D — Ash content of a less than 100 mL.
tion indicates the year of original adoption peat or organic soil sample is determined by
or, in the case of revision, the year of last igniting the oven-dried sample from the 5.2 Mix thoroughly the representative
revision. A number in parentheses indicates moisture content determination in a muffle sample and place a test specimen of at least
the year of last reapproval. A superscript furnace at 440°C (Method C) or 750°C 50 g in the container described in 5.1. Crush
epsilon (e) indicates an editorial change since (Method D). The substance remaining after soft lumps with a spoon or spatula. The
the last revision or reapproval. ignition is the ash. The ash content is ex- thickness of peat in the container should
These test methods are under the pressed as a percentage of the mass of the not exceed 3 cm.
jurisdiction of ASTM Committee D-18 on oven-dried sample.
5.3 Cover immediately with the aluminum
Soil and Rock and are the direct responsi- 2.4 Organic matter is determined by sub- foil cover and record the mass to the nearest
bility of Subcommittee D18.18 on Peats and tracting percent ash content from 100. 0.01 g.
Related Materials.
Current edition approved May 29, 1987. 5.4 Dry uncovered for at least 16 h at 105°C
Published July 1987. Originally published as 3. Apparatus or until there is no change in mass of the
D 2974 - 71. Last previous edition D 2974 - sample after further drying periods in excess
84. 3.1 Oven, capable of being regulated to a of 1 h. Remove from the oven, cover tightly,
constant temperature of 105 ± 5°C. cool in a desiccator, and record the mass.
1. Scope NOTE — The temperature of 105°C is quite
critical for organic soils. The oven should be 6. Method A Calculation
1.1 These test methods cover the measure-
ment of moisture content, ash content, and checked for "hot spots" to avoid possible 6.1 Calculate the moisture content as follows:
organic matter in peats and other organic ignition of the specimen.
Moisture Content, % = [(A - B) X 100]/A
soils, such as organic clays, silts, and mucks. 3.2 Muffle Furnace, capable of producing
where:
1.2 The values stated in SI units are to be constant temperatures of 440°C and 750°C.
regarded as the standard. A = mass of the as-received test specimen, g,
3.3 Evaporating Dishes, of high silica or and
1.3 This standard may involve hazardous porcelain of not less than 100 mL capacity.
materials, operations, and equipment. This B = mass of the oven-dried specimen, g.
standard does not purport to address all of 3.4 Blender, high-speed.
6.1.1 This calculation is used primarily for
the safety problems associated with its use. agriculture, forestry, energy, and horticultural
It is the responsibility of the user of this 3.5 Aluminum Foil, heavy-duty.
purposes, and the result should be referred
standard to establish appropriate safety and 3.6 Porcelain Pan, Spoons, and equipment of to as the moisture content as a percentage of
health practices and determine the applica- the like. as-received or total mass.
bility of regulatory limitations prior to use.
3.7 Desiccator. 6.2 An alternative calculation is as follows:
2. Summary of Methods Moisture Content, % = [(A-B) X 100]/fl
2.1 Method A — Moisture is determined 4. Preparation of Sample where:
by drying a peat or organic soil sample at
105°C. The moisture content is expressed 4.1 Place a representative field sample on a A = as-received test specimen, g, and
either as a percent of the oven dry mass or square rubber sheet, oil cloth, or equivalent
material. Reduce the sample to the quantity B = mass of the oven-dried specimen, g.
of the as-received mass.
required by quartering and place in a 6.2.1 This calculation is used primarily for
2.2 Method B — This is an alternative moisture-proof container. Work rapidly to geotechnical purposes, and the result should
moisture method which removes the total prevent moisture loss or perform the opera- be referred to as the moisture content as a
moisture in two steps: (1) evaporation of tion in a room with a high humidity. percentage of oven-dried mass.
MARCH/APRIL 1993 31
6.3 Take care to indicate the calculation
method used.

7. Method B
7.1 This method should be used if pH, nitro-
gen content, cation exchange capacity, and
the like are to be tested.
7.2 Mix the sample thoroughly and select a
100 to 300 g representative sample. Deter-
mine the mass of this sample and spread
evenly on a large flat pan. Crush soft lumps
with a spoon or spatula and let the sample
come to moisture equilibrium with room air.
This will require at least 24 h. Stir occasion-
ally to maintain maximum air exposure of
the entire sample. When the mass of the
sample reaches a constant value, calculate
the moisture removed during air drying as a
percentage of the as-received mass.
7.3 Grind a representative portion of the air-
dried sample for 1 to 2 min in a high-speed
blender. Use the ground portion for moisture,
ash, nitrogen, cation exchange capacity tests,
and the like.
7.4 Thoroughly mix the air-dried, ground
sample. Weigh to the nearest 0.01 g the
equivalent of 50 g of test specimen on an as-
received basis. Determine the amount, in
grams, of air-dried sample equivalent to 50
g of as-received sample, as follows:
Equivalent Sample Mass, g = 50.0. [(50 X M)/100]
where:
A muffle furnace , usedfor organic matter analysis.
M = moisture removed in air drying, %.
7.5 Place the sample in a container as de-
scribed in 5.1 and proceed as in Method A.

8. Method B Calculation 9.2 Place a part of or all of the oven-dried 10.2 Place a part of or all of the oven-dried
test specimen from a moisture determination test specimen from a moisture determination
8.1 Calculate the moisture content as follows:
in the dish and determine the mass of the in the dish and determine the mass of the dish
Moisture Content, % = (50 - B) X 2 dish and specimen. and specimen.
where: 9.3 Remove the cover and place the dish in 10.3 Remove the cover and place the dish in
a muffle furnace. Gradually bring the tem- a muffle furnace. Gradually bring the tem-
B = oven-dried sample, g.
perature in the furnace to 440°C and hold perature in the furnace to 750°C and hold
8.1.1 This calculation gives moisture content until the specimen is completely ashed (no until the specimen is completely ashed (no
as a percentage of as-received mass. change of mass occurs after a further period change of mass occurs after a further period
of heating). of heating).
8.2 An alternative calculation is as follows:
9.4 Cover with the retained aluminum foil
Moisture Content, % = [(50 - B) X 100]/B
cover, cool in a desiccator, and determine the
10.4 Cover with the retained aluminum foil
cover, cool in a desiccator, and determine
8.2.1 This calculation gives moisture content mass. the mass.
as a percentage of oven-dried mass.
9.5 This method should be used for all geo-
technical and general classification purposes. 10.5 This method should be used when peats
Ash Content are being evaluated for use as a fuel.
9. Method C 10. Method D
11. Calculation for Methods C and D
9.1 Determine the mass of a covered high- 10.1 Determine the mass of a covered high-
silica or porcelain dish. silica or porcelain dish. 11.1 Calculate the ash content as follows:

32 USGA GREEN SECTION RECORD


Ash Content, % = (C X 100)/B 13.1.3 Whether moisture contents are by pro- The American Society for Testing and
portion of as-received mass or oven-dried Materials takes no position respecting the
where:
mass. validity of any patent rights asserted in
C = ash, g, and 13.1.3.1 Express results for moisture con-
connection with any item mentioned in
B = oven-dried test specimen, g. this standard. Users of this standard are
tent as a percentage of as-received mass to
expressly advised that determination of the
the nearest 0.1 %.
validity of any such patent rights, and the
Organic Matter 13.1.3.2 Express results for moisture con- risk of infringement of such rights, are
12. Calculation tent as a percentage of oven-dried mass as entirely their own responsibility.
follows: This standard is subject to revision at any
12.1 Determine the amount of organic mat-
ter by difference, as follows: (a) Below 100% to the nearest 1%. time by the responsible technical committee
and must be reviewed every five years and if
Organic matter, % = 100.0 - D (b) Between 100% and 500% to the nearest not revised, either reapproved or withdrawn.
5%. Your comments are invited either for revision
where:
(c) Between 500% and 1000% to the near- of this standard or for additional standards
D = ash content, %.
est 10%. and should be addressed to ASTM Head-
quarters. Your comments will receive careful
13. Report (d) Above 1000% to the nearest 20%.
consideration at a meeting of the responsible
13.1 Report the following information: technical committee, which you may attend.
14. Precision and Bias If you feel that your comments have not
13.1.1 Results for organic matter and ash
14.1 The precision and bias of these test received a fair hearing, you should make
content, to the nearest 0.1 %.
methods have not been determined. Data are your views known to the ASTM Committee on
13.1.2 Furnace temperature used for ash con- being sought for use in developing a pre- Standards, 1916 Race St., Philadelphia, PA
tent determinations. cision and bias statement. 19103.

ftSTM C-88-90
Standard TestMethod for Soundness of Aggregates by
Use of Sodium Sulfate or Magnesium Sulfate
ftSTM C-131-89
Standard TestMethod for Resistance to Degradation
of Small-Size Coarse Aggregate by Abrasion and
Impact in the LosAngeles Machine
ASTM procedures C-88-90 and C-131-89 are special situation tests that rarely will be required, and have not been published here. They
are available from the American Society of Testing and Materials, 1916 Race Street, Philadelphia, PA 19103.

MARCH/APRIL 1993 33
Designation: D 4427 – 92 (Reapproved 2002)e1

Standard Classification of
Peat Samples by Laboratory Testing1
This standard is issued under the fixed designation D 4427; the number immediately following the designation indicates the year of
original adoption or, in the case of revision, the year of last revision. A number in parentheses indicates the year of last reapproval. A
superscript epsilon (e) indicates an editorial change since the last revision or reapproval.

This standard has been approved for use by agencies of the Department of Defense.

e1 NOTE—Editorial changes were made in September 2002.

1. Scope * 3.2 Definitions of Terms Specific to This Standard:


1.1 This classification is a system for subdividing and 3.2.1 absorbency—the maximum amount of moisture (by
assigning nomenclature to peat samples through laboratory weight) that can be held by the peat. This is expressed in terms
tests. of the water-holding capacity as measured using Test Method
1.2 This standard does not purport to address all of the D 2980.
safety problems, if any, associated with its use. It is the 3.2.2 acidity—this is expressed as the pH of the peat in
responsibility of the user of this standard to establish appro- water as measured using Test Method D 2976.
priate safety and health practices and determine the applica- 3.2.3 ash content—the percentage by dry weight of material
bility of regulatory limitations prior to use. remaining after the oven dry peat is burned, using the methods
described in Test Methods D 2974.
2. Referenced Documents 3.2.4 botanical composition—the dominant plant genus,
2.1 ASTM Standards: genera, or informal plant group identified by visual inspection
D 420 Guide to Site Characterization for Engineering De- as comprising a portion of the fiber in the peat.
sign and Construction Purposes2 3.2.5 fiber content—the dry weight of fibers remaining on a
D 1997 Test Method for Laboratory Determination of the 100 mesh sieve after wet sieving. Fiber content is expressed as
Fiber Content of Peat Samples By Dry Mass2 a percentage of the original dry weight, using the method
D 2944 Test Method of Sampling Processed Peat Materials2 described in Test Method D 1997.
D 2974 Test Methods for Moisture, Ash, and Organic Mat-
4. Significance and Use
ter of Peat and Other Organic Soils2
D 2976 Test Method for pH of Peat Materials2 4.1 The purpose of this classification is to standardize the
D 2980 Test Method for Volume Weights, Water-Holding naming of peat materials so that the peat-producer can better
Capacity, and Air Capacity of Water Saturated Peat Mate- identify the product and the peat-consumer better select peat
rials2 materials to meet requirements. This system may also be used
D 3740 Practice for Minimum Requirements for Agencies for peat resource evaluations, environmental impact reports,
Engaged in the Testing and/or Inspection of Soil and Rock and preliminary engineering studies. The parameters selected
as Used in Engineering Design and Construction2 for use in this classification are ones which have been
determined to relate to the agricultural/horticultural, geotech-
3. Terminology nical, and energy uses of peats.
3.1 Definitions: NOTE 1—The quality of the results produced by this standard is
3.1.1 peat—a naturally-occurring highly organic substance dependent on the competence of the personnel performing it, and the
derived primarily from plant materials. Peat is distinguished suitability of the equipment and facilities used. Agencies that meet the
from other organic soil materials by its lower ash content (less criteris of Practice D 3740 are generally considered capable of competent
than 25 % ash by dry weight (see Test Methods D 2974)), and and objective testing/sampling/inspection/and the like. Users of this
standard are cautioned that compliance with Practice D 3740does not in
from other phytogenic material of higher rank (that is, lignite itself assure reliable testin. Relieable testing depends on many factors;
coal) by its lower calorific value on a water saturated basis. Practice D 3740provides a means of evaluating some of those factors.

1
5. Sample
This classification is under the jurisdiction of ASTM Committee D18 on Soil
and Rock and is the direct responsibility of Subcommittee D18.07 on Identification 5.1 Representative samples of the peat should be used. The
and Classification of Soils. size and type of sample required is dependent on the tests to be
Current edition approved July 15, 1992. Published November 1992. Originally
published as D 4427 – 84. Last previous edition D 4427 – 84.
performed and the coarseness and moisture content of the peat.
2
Annual Book of ASTM Standards, Vol 04.08. On taking the sample it should be accurately identified and

*A Summary of Changes section appears at the end of this standard.


Copyright © ASTM International, 100 Barr Harbor Drive, PO Box C700, West Conshohocken, PA 19428-2959, United States.

1
D 4427 – 92 (2002)e1
placed in a sealed container to prevent moisture loss. Moss Peat, Herbaceous Peat, Woody Peat, etc.), it is required
that at least 75 % of the fiber content of that peat be derived
6. Basis for Classification from the designated type of plant material.
6.1 Fiber Content: 6.5.2 If more than one botanical designation is used in
6.1.1 Fibric—Peat with greater than 67 % fibers. naming the peat (for example, Reed-Sedge Peat, Bay-Gum
6.1.2 Hemic—Peat with between 33 % and 67 % fibers. Peat, Myrica-Persea-Salix Peat, Spruce-Moss-Sedge Peat,
6.1.3 Sapric—Peat with less than 33 % fibers. etc.), it is required that at least 75 % of the fiber content of that
NOTE 2—These fiber content categories may be related to the widely peat be composed of these types of plants as a group.
used field assessment of the degree of humification (H) developed by Von Furthermore, the order of the plant types in the group name
Post.3 Fibric corresponds approximately to H1 − H3, hemic to H4 − H6, should indicate the relative quantity of each type in the peat
and sapric to H7 − H10. with the dominant component appearing last.
6.2 Ash Content (as measured by Test Methods D 2974): NOTE 3—For peats with less than 33 % fiber (that is, Sapric) it would
6.2.1 Low Ash—Peat with less than 5 % ash. be advisable to refrain from using a botanical designation unless a
6.2.2 Medium Ash—Peat with between 5 and 15 % ash. significant portion of the non-fiber can be identified (for example, algal
6.2.3 High Ash—Peat with more than 15 % ash. peat).
6.3 Acidity (as measured by Test Method D 2976):
7. Example of Use of this System
6.3.1 Highly Acidic—Peat with a pH less than 4.5.
6.3.2 Moderately Acidic—Peat with a pH between 4.5 and 7.1 A peat sample with a fiber content of 55 %, an ash
5.5 content of 8 %, a pH of 4.7, a water-holding capacity of
6.3.3 Slightly Acidic—Peat with a pH greater than 5.5 and 1200 %, and with 70 % of its fibers derived from Sphagnum
less than 7. and 20 % from Carex would be designated a Hemic, Medium
6.3.4 Basic—Peat with a pH equal to or greater than 7. Ash, Moderately Acidic, Highly Absorbent, Carex-Sphagnum
6.4 Absorbency (as measured by Test Method D 2980): Peat.
6.4.1 Extremely Absorbent—Peat with a water-holding ca-
pacity greater than 1500 %. 8. Precision and Bias
6.4.2 Highly Absorbent—Peat with a water-holding capac- 8.1 Precision—Due to the nature of the soil or rock mate-
ity between 800 and 1500 %. rials tested by this method it is either not feasible or too costly
6.4.3 Moderately Absorbent—Peat with a water-holding at this time to produce multiple specimens which have uniform
capacity greater than 300 and less than 800 %. physical properties. Any variation observed in the data is just
6.4.4 Slightly Absorbent—Peat with a water-holding capac- as likely to be due to specimen variation as to operator or
ity less than or equal to 300 %. laboratory testing variation. Subcommittee D18.07 welcomes
6.5 Botanical Composition—If a botanical designation is proposals that would allow for development of a valid preci-
required, the following rules of naming should be applied: sion statement.
6.5.1 If a single botanical names, or other botanical desig- 8.2 Bias—There is no accepted reference value for this test
nation, is used (for example, Sphagnum Peat, Taxodium Peat, method, therefore, bias cannot be determined.

9. Keywords
3
Korpijaakko, E. O., and Woolnough, D. F., “Peatland Survey and Inventory”,
Muskeg and the Northern Environment in Canada, University of Toronto Press, 9.1 absorbency; acidity; ash content; botanical composition;
1977. classification; fiber content; laboratory testing; peat

SUMMARY OF CHANGES

In accordance with Committee D18 policy, this section identifies the location of changes to this standard since
the last edition (D4427–92(1997)) that may impact the use of this standard.

(1) Added Practice D 3740 to Referenced Documents. (4) Added safety hazard caveat.
(2) Added Note 1 to Significance and Use. (4) Added Summary of Changes section.
(3) Edit grammar and spacing throughtout the entire document.

ASTM International takes no position respecting the validity of any patent rights asserted in connection with any item mentioned
in this standard. Users of this standard are expressly advised that determination of the validity of any such patent rights, and the risk
of infringement of such rights, are entirely their own responsibility.

This standard is subject to revision at any time by the responsible technical committee and must be reviewed every five years and
if not revised, either reapproved or withdrawn. Your comments are invited either for revision of this standard or for additional standards
and should be addressed to ASTM International Headquarters. Your comments will receive careful consideration at a meeting of the
responsible technical committee, which you may attend. If you feel that your comments have not received a fair hearing you should
make your views known to the ASTM Committee on Standards, at the address shown below.

2
D 4427 – 92 (2002)e1

This standard is copyrighted by ASTM International, 100 Barr Harbor Drive, PO Box C700, West Conshohocken, PA 19428-2959,
United States. Individual reprints (single or multiple copies) of this standard may be obtained by contacting ASTM at the above
address or at 610-832-9585 (phone), 610-832-9555 (fax), or service@astm.org (e-mail); or through the ASTM website
(www.astm.org).

3
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 3420:2016

tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase


Metode uji kuat geser langsung tanah

Badan Standardisasi Nasional


Standar Nasional Indonesia

ICS 93.020
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
© BSN 2016

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN

BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id

Diterbitkan di Jakarta
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 3420:2016

Daftar isi

Daftar isi ................................................................................................................................. i


Prakata .................................................................................................................................. ii
Pendahuluan.......................................................................................................................... iii
1 Ruang lingkup ................................................................................................................. 1
2 Acuan normatif ................................................................................................................ 1
3 Istilah dan definisi ........................................................................................................... 1
4 Persyaratan .................................................................................................................... 2
4.1 Benda uji....................................................................................................................... 2
4.2 Personel ....................................................................................................................... 2
4.3 Peralatan ...................................................................................................................... 2
5 Prosedur pengujian ......................................................................................................... 3
6 Perhitungan .................................................................................................................... 4
7 Pelaporan ....................................................................................................................... 5
Lampiran A (normatif) Contoh formulir pengujian ................................................................... 6
Lampiran B (informatif) Contoh hasil pengujian...................................................................... 9

Gambar 1 - Alat uji kuat geser langsung ................................................................................ 3


Gambar 2 - Kotak geser......................................................................................................... 3

© BSN 2016 i
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 3420:2016

Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) 3420:2016 dengan judul “Metode uji kuat geser langsung
tanah tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase” adalah revisi dari SNI 03-3420-1994, Tanah
tidak terkonsolidasi, metode kuat geser langsung tanpa drainase yang disusun berdasarkan
hasil kajian Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan.

Revisi yang dilakukan meliputi tata cara penulisan, perubahan judul, penambahan acuan
normatif, penjelasan istilah, penambahan ketentuan dan cara pengujian, penjelasan rumus,
penambahan gambar dan penambahan formulir pengujian.

Standar ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melaksanakan pengujian
pengukuran kuat geser langsung tanah tidak terkosolidasi dan tidak terdrainase untuk lebih
menjamin ketepatan prosedur pengujian.

SNI ini dipersiapkan oleh KomiteTeknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa
Sipil pada Subkomite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan melalui Gugus Kerja
Geoteknik Jalan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan dan dibahas
dalam forum rapat konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 8 Juli 2015 di Bandung
oleh Subkomite Teknis, yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait serta
telah melaui jajak pendapat tanggal 1 April 2016 sampai 1 Juni 2016.

Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.

© BSN 2016 ii
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 3420:2016

Pendahuluan

Standar ini menguraikan metode pengujian pengukuran kuat geser langsung tanah tidak
terkosolidasi dan tidak terdrainase, sehingga diperoleh hasil pengujian yang teliti dan akurat

Standar ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melaksanakan pengujian
pengukuran kuat geser langsung tanah tidak terkosolidasi dan tidak terdrainase dengan
tujuan untuk memperoleh parameter kuat geser dan sudut geser tanah tidak terganggu
(undisturb) maupun tanah yang terganggu (disturb) dan untuk menjamin ketepatan prosedur
pengujian. Parameter tersebut perlu diukur sebagai parameter desain pada lereng, galian
maupun timbunan.

© BSN 2016 iii


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 3420:2016

Metode uji kuat geser langsung tanah


tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase

1 Ruang lingkup

Standar ini menetapkan metode pengukuran kuat geser langsung tanah tidak terkonsolidasi
dan tidak terdrainase yang meliputi persyaratan benda uji, personil, peralatan dan prosedur
pengujian.

2 Acuan normatif

Dokumen referensi di bawah ini harus digunakan dan tidak dapat ditinggalkan untuk
melaksanakan standar ini.

SNI 1965:2008, Cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan batuan di laboratorium
SNI 03-3637-1994, Metode pengujian berat isi tanah berbutir halus dengan cetakan benda
uji.

3 Istilah dan definisi

Untuk tujuan penggunaan standar ini, istilah dan definisi adalah sebagai berikut.

3.1
kuat geser langsung
perlawanan geser maksimum pada tanah uji geser langsung

3.2
kohesi tanah tidak terdrainase (cu)
kekuatan saling mengikat antar butir tanah tak terdrainase

3.3
sudut geser dalam tanah (u)
sudut yang terbentuk akibat kekuatan antar butir tanah tak terdrainase

3.4
tegangan geser ()
tegangan yang ditimbulkan dalam arah sejajar dengan bidang geser

3.5
tegangan normal (σ )
tegangan yang ditimbulkan dalam arah tegak lurus terhadap bidang geser

3.6
tanah problematik
tanah yang mempunyai daya dukung rendah, tanah yang mudah mengalami perubahan
volume yang diakibatkan oleh cuaca, contohnya adalah tanah sangat lunak, tanah lunak,
gambut, tanah ekspansif dan tanah pasir

© BSN 2016 1 dari 11


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 3420:2016

3.7
tanah tidak terganggu (undirtubed sample )
tanah yang diambil dengan menggunakan tabung contoh

3.8
tanah terganggu ( disturbed sample )
tanah yang diambil dengan menggunakan cara test pit atau dengan menggunakan cangkul

3.9
tanah terkonsolidasi
tanah yang diberi pembebanan dan dikonsolidasi terlebih dahulu sebelum diuji kuat geser
langsung

3.10
tanah tidak terkonsolidasi
tanah yang diuji langsung tanpa melalui proses konsolidasi

4 Persyaratan

4.1 Benda uji

Benda uji yang akan disiapkan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Permukaan benda uji tanah asli dari tabung contoh harus diratakan dengan pisau perata;
b. Benda uji buatan harus dilakukan pemadatan terlebih dahulu untuk mendapatkan berat
isi kering dan kadar air optimum;
c. Jumlah benda uji minimal tiga buah untuk setiap contoh tanah yang diuji;
d. Tebal minimal benda uji 1,3 cm dan tidak kurang dari enam kali diameter maksimum
butiran tanah;
e. Perbandingan diameter terhadap tebal benda uji minimal 3:1;
f. Persiapan benda uji tanah problematik dan tanah berpasir perlu diperhatikan secara
khusus;
g. Benda uji harus diberi nomor atau label.

4.2 Personel

Personil yang melakukan pengujian harus kompeten antara lain:


a. Teknisi penguji dengan berpengalaman di laboratorium minimum 2 tahun
b. Penanggung jawab hasil uji dengan berpengalaman di laboratorium minimum 5 tahun

4.3 Peralatan

a. Alat uji geser langsung seperti pada gambar 1 dan gambar 2 yang terdiri dari:
1) Piston penekan dan pemberi beban, cincin pengukur beban (proving ring) lengkap
dengan arloji ukur dengan ketelitian 0,002 mm atau lebih kecil sehingga
menghasilkan faktor kalibrasi (0,0015 — 0,0008) kN/divisi;
2) alat penggeser lengkap dengan kotak geser yang terbagi dua;
3) beban-beban;
4) dua buah batu pori.

© BSN 2016 2 dari 11


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 3420:2016

Gambar 1 - Alat uji kuat geser langsung

Gambar 2 - Kotak geser

a. Alat untuk mengeluarkan contoh tanah dan pisau pemotong


b. Cincin atau ring untuk mencetak benda uji
c. Timbangan dengan kapasitas minimal 500 gram dan ketelitian 0,01 gram
d. Arloji ukur untuk mengukur regangan dengan ketelitian 0,01 mm
e. Oven yang dilengkapi dengan pengatur temperatur pemanasan sampai (110 ± 5) ºC
f. Stopwatch untuk mengukur waktu penggeseran
g. Jangka sorong untuk mengukur diameter dan tinggi cincin cetak benda uji
h. Kertas saring untuk melapisi permukaan batu pori

5 Prosedur pengujian

Pengujian kuat geser langsung dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:


a. Ukur diameter serta volume cincin dan timbang massanya;
b. Cetak benda uji dengan cincin atau ring, ratakan kedua permukaannya dengan pisau
atau kawat pemotong dan timbang massanya;
© BSN 2016 3 dari 11
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 3420:2016

c. Lakukan pengujian kadar air pada benda uji tersebut sesuai dengan SNI 1965:2008;
d. Lakukan pengujian berat isi pada benda uji tersebut sesuai dengan SNI 03-3637-1994;
e. Masukan benda uji ke dalam kotak geser pengujian yang telah terkunci menjadi satu
serta pasangkan batu pori yang sudah dilapisi dengan kertas saring pada bagian bawah
dan atas benda uji;
f. Pasang kotak geser pada arah mendatar dan pasang piston penekan vertikal untuk
memberi beban normal pada benda uji. Piston harus dipasang tegak lurus permukaan
benda uji sehingga beban yang diterima oleh benda uji sama dengan beban yang
berikan pada piston tersebut;
g. Berikan beban normal pertama sesuai dengan manual alat yang bersangkutan atau
sesuai permintaan pemberi kerja;
h. Isi kotak geser pengujian dengan air sampai penuh di atas permukaan benda uji;
i. Buka kunci pada kotak geser, setel arloji ukur beban dan arloji ukur regangan sehingga
jarum ada pada posisi nol, lakukan pengujian dengan kecepatan geser 1% per menit;
j. Pengujian dihentikan apabila nilai pada pengukur beban menunjukkan nilai yang sama
berturut-turut atau terjadi penurun nilai pada pengukur;
k. Turunkan beban yang terpasang, keluarkan benda uji ambil sebagian untuk pengujian
kadar air sesudah pengujian;
l. Ulangi pekerjaan a sampai dengan j pada benda uji kedua dengan beban normal dua
kali beban normal pada pengujian pertama;
m. Ulangi pekerjaan a sampai dengan j pada benda uji ketiga dengan beban normal
sebesar empat kali beban normal pertama,
n. Hitung gaya geser (P) yaitu mengalikan pembacaan pengukur beban geser dengan
angka kalibrasi;
o. Hitung tegangan geser maksimum (max);
p. Buat grafik hubungan antara tegangan normal sebagai sumbu x dengan tegangan geser
maksimum sebagai sumbu y;
q. Hubungkan ketiga titik yang diperoleh sehingga membentuk garis lurus hingga
memotong sumbu y. Dari grafik tentukan cu dan u untuk besarnya nilai kohesi (cu) dan
hitung besarnya nilai sudut geser tanah (u);

6 Perhitungan

a. Gaya geser (P) dihitung dengan mengalikan bacaan proving ring dengan angka kalibrasi,
kemudian dihitung tegangan geser maksimum (max) dengan persamaan 1
P max
max = (1)
A
Keterangan:
max adalah tegangan geser maksimum (kPa)
Pmax adalah gaya geser maksimum (kN)
A adalah luas bidang geser benda uji (mm2)

© BSN 2016 4 dari 11


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 3420:2016

b. Kuat geser langsung, dihitung dengan persamaan 2

S = σ tan u+ cu
(2)

Keterangan:
S adalah kuat geser langsung (kPa)
σ adalah tegangan normal (kPa)
u adalah sudut geser dalam tanah (º)
cu adalah kohesi,(kPa)

7 Pelaporan

Laporan pengujian disusun dengan minimum mencantumkan:


a. laboratorium/instansi yang melakukan pengujian
1) nama teknisi pengujian
2) nama penanggung jawab pengujian:

b. identitas contoh (asli, buatan atau dipadatkan);


1) nama pekerjaan
2) nomor contoh
3) lokasi contoh
4) jenis contoh
5) tanggal pengujian

c. Hasil uji
1) hasil pengujian dengan ketelitian 2 desimal
2) kadar air, berat isi tanah basah, berat isi tanah kering
3) grafik tegangan geser maksimurn terhadap tegangan normal
4) parameter cu dan u tambahkan S
5) catatan (kondisi contoh terganggu atau tidak terganggu dan kendala saat melakukan
pengujian)

© BSN 2016 5 dari 11


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 3420:2016

Lampiran A
(normatif)
Contoh formulir pengujian

Nama pekerjaan :……………………………………………….. Tanggal Tanda Tangan


No. contoh/kedalaman:……………………………………………….. Dikerjakan
Lokasi contoh :……………………………………………….. Diperiksa
Jenis contoh :………………………………………………..

Data berat isi


No. contoh uji 1 2 3
1 Nomor ring
2 Massa tanah basah + ring (gr)
3 Massa ring (gr)
4 Massa tanah basah (2)-(3) (gr)
5 Tinggi contoh (cm)
6 Diameter contoh (cm)
2 3
7 Isi contoh 1/4 x  x (6 ) x (5) (cm )
3
8 Berat isi basah (4)/(7) (gr/cm )
9 Kadar air (%)
100  ( 8 ) 3
10 Berat Isi Kering (gr/cm )
100  (9 )

11 Rata-rata berat isi basah (gr/cm3)

Data kadar air


1 Nomor cawan
2 Massa tanah basah + cawan (gr)
3 Massa tanah kering + cawan (gr)
4 Massa air (2)-(3) (gr)
5 Massa cawan (gr)
6 Massa tanah kering (3)-(5) (gr)
7 Kadar air (4)/(6)x100 (%)
8 Rata-rata kadar air (%)

© BSN 2016 6 dari 11


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 3420:2016

Nama pekerjaan : ………………………………………. Tanggal Tanda Tangan


No. contoh/kedalaman : ………………………………………. Dikerjakan
Lokasi contoh : ………………………………………. Diperiksa
Jenis contoh : ……………………………………….

Pengujian kuat geser langsung tanah tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase

Beban P1 kN P2 kN P3 kN

Tegangan Normal  kPa  kPa  kPa


Bacaan prov ing ring

Gaya Geser

Gaya Ges er
Gaya Geser
Pergeseran

Tegangan

Tegangan

Tegangan
Bacaan

Bacaan
Waktu

geser
geser

geser
(menit) (mm) (divisi) (kN) (kPa) (divisi) (kN) (kPa) (divisi) (kN) (kPa)

2
Contoh Diameter mm Tinggi mm Luas mm

Alat Kalibrasi proving ring kN/div

© BSN 2016 7 dari 11


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 3420:2016

Nama pekerjaan :………………………………………………………… Tanggal Tanda Tangan


No. contoh/kedalaman :………………………………………………………… Dikerjakan
Lokasi contoh :………………………………………………………… Diperiksa
Jenis contoh :…………………………………………………………

Pengujian kuat geser langsung tanah tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase

Sudut geser () O

Kohesi ( cu ) kPa
)
a
P
k Kuat geser (S) kPa
(
m Berat isi basah (w) gr/cm3
u
m
is
k Kadar air ( w) ( %)
a
m
r
e
s CATATAN :
e
g
n
a
g
n
a
g
e
T

Tegangan normal (kPa)

© BSN 2016 8 dari 11


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 3420:2016

Lampiran B
(informatif)
Contoh hasil pengujian

Nama pekerjaan : Naskah Ilmiah MCV untuk Tanggal 18-maret-2015 Tanda Tangan
Spesifikasi Timbunan Dikerjakan Rudi Rizalpahlevi, A.Md
No. contoh/kedalaman: 1 / 0.50-1.00 m Diperiksa A. Jaenudin, S.ST
Lokasi contoh : Tanjungsari Sumedang - Jawa Barat
Jenis contoh : Lanau lempung coklat

Data berat isi


No. contoh uji 1 2 3

1 Nomor ring 1 1 1

2 Massa contoh + ring (gr) 165.5 165.2 165.4

3 Massa ring (gr) 82.2 82.2 82.2

4 Massa tanah basah (2)-(3) (gr) 83.3 83 83.2

5 Tinggi contoh (cm) 2.00 2.00 2.00

6 Diameter contoh (cm) 6.00 6.00 6.00

7 Isi contoh 1/4 x  x (6 2) x (5) 3


(cm ) 56.52 56.52 56.52
3
8 Berat isi basah (4)/(7) (gr/cm ) 1.47 1.47 1.47

9 Kadar air (%) 29.66 29.90 29.52

10 0  ( 8 ) 3
10 Berat Isi Kering (gr/cm ) 1.14 1.13 1.14
100  ( 9 )
11 Rata-rata berat isi basah (gr/cm3) 1.47

Data kadar air

1 Nomor cawan AH42 AC28 DD32

2 Massa tanah basah + cawan (gr) 125.88 130.32 129.55

3 Massa tanah kering + cawan (gr) 101.25 104.5 104.15

4 Massa air (2)-(3) (gr) 24.63 25.82 25.4

5 Massa cawan (gr) 18.2 18.15 18.11

6 Massa tanah kering (3)-(5) (gr) 83.05 86.35 86.04

7 Kadar air (4)/(6)x100 (%) 29.66 29.90 29.52


8 Rata-rata kadar air (%) 29.69

© BSN 2016 9 dari 11


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 3420:2016

Nama pekerjaan : Naskah Ilmiah MCV untuk Tanggal 18-maret-2015 Tanda Tangan
Spesifikasi Timbunan Dikerjakan Rudi Rizalpahlevi, A.Md
No. contoh/kedalaman : 1 / 0.50-1.00 m Diperiksa A. J aenudin, S.ST
Lokasi contoh : Tanjungsari Sumedang - Jawa Barat
Jenis contoh : Lanau lempung coklat

Pengujian kuat geser langsung tanah tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase

B eban P1 100 kN P2 200 kN P3 400 kN


Tegangan Normal  50 kPa  100 kPa  200 kPa
Bacaan proving ring

Gaya Geser

Gaya Ges er
Gaya Ges er
Pergeseran

Tegangan
Tegangan

Tegangan
Bacaan

Bacaan
Waktu

ges er

geser

geser
(menit) (mm) (divisi) (kN) (kPa) (divisi) (kN) (kPa) (divisi) (kN) (kPa)
0 0 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00
0.5 30 5 210.50 7.45 11 463.10 16.39 11 463.10 16.39
1 60 10 421.00 14.90 15 631.50 22.35 20 842.00 29.79
1.5 90 18 757.80 26.82 27 1136.70 40.22 40 1684.00 59.59
2 120 23 968.30 34.26 41 1726.10 61.08 56 2357.60 83.43
2.5 150 29 1220.90 43.20 56 2357.60 83.43 69 2904.90 102.79
3 180 36 1515.60 53.63 69 2904.90 102.79 80 3368.00 119.18
3.5 210 42 1768.20 62.57 81 3410.10 120.67 91 3831.10 135.57
4 240 50 2105.00 74.49 96 4041.60 143.01 100 4210.00 148.97
4.5 270 59 2483.90 87.89 105 4420.50 156.42 109 4588.90 162.38
5 300 66 2778.60 98.32 115 4841.50 171.32 118 4967.80 175.79
5.5 330 73 3073.30 108.75 120 5052.00 178.77 122 5136.20 181.75
6 360 80 3368.00 119.18 126 5304.60 187.71 130 5473.00 193.67
6.5 390 84 3536.40 125.14 134 5641.40 199.62 136 5725.60 202.60
7 420 90 3789.00 134.08 138 5809.80 205.58 142 5978.20 211.54
7.5 450 94 3957.40 140.04 140 5894.00 208.56 150 6315.00 223.46
8 480 98 4125.80 145.99 141 5936.10 210.05 155 6525.50 230.91
8.5 510 99 4167.90 147.48 142 5978.20 211.54 160 6736.00 238.36
9 540 99 4167.90 147.48 142 5978.20 211.54 165 6946.50 245.81
9.5 570 97 4083.70 144.50 140 5894.00 208.56 170 7157.00 253.26
10 600 95 3999.50 141.53 138 5809.80 205.58 174 7325.40 259.21
10.5 630 135 5683.50 201.11 179 7535.90 266.66
11 660 131 5515.10 195.16 182 7662.20 271.13
11.5 690 184 7746.40 274.11
12 720 184 7746.40 274.11
12.5 750 180 7578.00 268.15
13 780
13.5 810
14 840
14.5 870
15 900

2
Contoh Diameter 60 mm Tinggi 20 mm Luas 2826 mm

Alat Kalibrasi proving ring 42.1 N/div

© BSN 2016 10 dari 11


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 3420:2016

Nama pekerjaan : Naskah Ilmiah MCVuntuk Tanggal 18-maret-2015 Tanda Tangan


Spesifikasi Timbunan Dikerjakan Rudi Rizalpahlevi, A.Md
No. contoh/kedalaman : 1 / 0.50-1.00 m Diperiksa A. Jaenudin, S.ST
Lokasi contoh : Tanjungsari Sumedang - Jawa Barat
Jenis contoh : Lanau lempung coklat

Pengujiankuat geser langsung tanahtidakterkonsolidasi dantidak terdrainase

Sudut geser () 39.03 O


400

350 Kohesi ( cu ) 116.20 kPa


)
a 300
P
k Kuat geser (S) 193.45 kPa
(
250
m
u Berat isi basah (w) 1.47 gr/cm3
m
is 200
k Kadar air ( w) 29.69 ( %)
a
m 150
r
e
s CATATAN : bendauji tanah terganggu
e 100
g
n
a 50
g
n
a
g
e 0
T
0 60 120 180 240

Tegangan normal (kPa)

© BSN 2016 11 dari 11


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Informasi Pendukung Terkait Perumusan Standar

[1] Komtek/SubKomtek perumus SNI

Sub Komite Teknis 91-01-S2, Rekayasa Jalan dan Jembatan

[2] Susunan keanggotaan Komtek perumus SNI

Ketua : Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc


Sekretaris : Dr. Ir. Nyoman Suaryana, M.Sc
Anggota : 1. Prof. Dr.Ir. M. Sjahdanulirwan, M.Sc
2. Ir. Abinhot Sihotang, MT
3. Prof. Dr. Ir. Raden Anwar Yamin, MT, ME
4. Ir. Theresia Widia Liestiani
5. Dr. Hindra Mulya
6. Ir. Samun Haris, MT
7. Dr. Imam Aschury
CATATAN:
Susunan keanggotaan Sub Komtek 91-01-S2 diatas adalah pada saat standar ini ditetapkan.
Anggota Komtek yang juga turut menyusun sebelum perubahan keanggotaan, adalah:
1. Ir. Nandang Syamsudin, MT (Sekretaris)
2. Prof. Ir. Wimpy Santosa, Ph.D
3. Ir. Gompul Dairi, BRE, M.Sc

[3] Konseptor rancangan SNI

Nama Lembaga
Amad Jaenudin, S.ST Pusat Litbang Jalan dan Jembatan

Rudy Rizalpahlevi, A.Md Pusat Litbang Jalan dan Jembatan

[4] Sekretariat pengelola Komtek perumus SNI

Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
LAMPIRAN E
DOKUMENTASI
FOTO DOKUMENTASI PENGAMBILAN SAMPEL TANAH GAMBUT
DESA POHAN TONGA KECAMATAN SIBORONGBORONG
KABUPATEN TAPANULI UTARA

Foto bersama dilokasi pengambilan sampel

Pembersihan top soil Pengambilan sampel disturbed


Proses memasukkan batang Proses memasukkan tabung
hand bore ke dalam tanah undisturbed dengan menjatuhkan hammer

Pemberian selotip pada Tanah yang sudah diambil


Ujung tabung undisturbed Dilapisi dengan lilin cair
FOTO DOKUMENTASI PENGUJIAN INDEX PROPERTIES TANAH GAMBUT

Penimbangan krus dalam Penimbangan piknometer dalam


uji water content uji spesific gravity

Piknometer dipanaskan sampai udara


Penimbangan krus + sampel tanah di dalam botol keluar seluruhnya
FOTO DOKUMENTASI PENGUJIAN COMPACTION TANAH GAMBUT

Proses penghamparan Proses pencampuran kadar air rencana


Tanah gambut ke dalam tanah

Proses compaction test Penimbangan mould cetakan


+ sampel tanah
FOTO DOKUMENTASI PENGUJIAN DIRECT SHEAR TANAH GAMBUT

Benda uji yang telah dicetak Meletakkan batu pori


ke dalam kotak geser

Meletakkan kertas saring Menutup kotak geser


ke dalam kotak geser
Menuangkan air Memberi pembebanan
ke dalam kotak geser

Mengatur dial dan proving ring Benda uji hasil pengujian


pada posisi nol dan alat direct shear test direct shear
siap dijalankan
LAMPIRAN F
SERTIFIKAT HASIL UJI KANDUNGAN
MINERALOGI

Anda mungkin juga menyukai