Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

TINGKAT KEBUDAYAAN

Diajukan oleh :

FARHAN HAJIRATUN MAHDI

BP 2010003600204

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS EKASAKTI

2021
A. PENDAHULUAN

Kebudayaan Indonesia sangat beragam, mulai dari Sabang sampai Merauke. Masing-

masing kebudayaan memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Selain keberagaman kebudayaan

Indonesia, juga dikenal sebagai negara dengan lingkungan sosial budaya. Hal ini ditandai

dengan nilai-nilai kehidupan yang ramah, orang-orang memegang sopan santun, dan juga

masyarakat yang damai. Bagaimanapun rendahnya tingkat kebudayaan suatu masyarakat atau

bangsa tetap memiliki sesuatu yang dianggapnya berharga. Dengan demikian pendidikan

selalu berusaha mewariskan sesuatu yang bermanfaat dan dianggap baik kepada generasi

mudanya. Manusia dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,

sementara itu pendukung kebudayaan adalah makhluk manusia itu sendiri. Proses belajar

dalam konteks kebudayaan bukan hanya dalam bentuk internalisasi dari sistem

“pengetahuan” yang diperoleh manusia melalui pewarisan atau transmisi dalam keluarga,

lewat sistem pendidikan formal di sekolah atau lembaga pendidikan formal lainnya,

melainkan juga diperoleh melalui proses belajar dari berinteraksi dengan lingkungan alam

dan sosialnya. Melalui pewarisan kebudayaan dan internalisasi pada setiap individu,

pendidikan hadir dalam bentuk sosialisasi kebudayaan, berinteraksi dengan nilai-nilai

masyarakat setempat dan memelihara hubungan timbal balik yang menentukan proses-proses

perubahan tatanan sosio-kultur masyarakat dalam rangka mengembangkan kemajuan

peradabannya. Perubahan kebudayaan umat manusia terjadi karena evolusi, yaitu proses

perubahan yang lambat dari tingkat kebudayaan yang sederhana hingga ke tingkat yang lebih

tinggi. Proses ini terjadi karena adanya perkembangan-perkembangan baru dalam

kebudayaan manusia. Adanya penemuan-penemuan baru yang besar, mengubah cara hidup

manusia karena kemampuan manusia untuk meningkatkan penggunaan serta konsumsi


energi. Proses evolusi kebudayaan menyebabkan timbulnya tingkat-tingkat evolusi dan

karena proses ini tidak terjadi pada kecepatan yang sama pada semua bangsa di dunia, maka

timbul tingkat-tingkat evolusi pada kerangka kebudayaan manusia, yaitu tingkat yang kurang

maju, agak maju dan sangat maju/modern. Proses persebaran kebudayaan tersebut adalah

akulturasi proses pengenalan kebudayaan asing yang mempengaruhi kebudayaan sendiri.

B. PEMBAHASAN

Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa dan rasa. Kata

budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Budhayah bentuk jamak dari kata

buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal kata Culture,

dalam bahasa Latin berasal dari kata colera. Colera mengolah, mengerjakan, menyuburkan,

mengembangkan tanah (bertani), (Elly M. Setiadi, dkk. 2006; 27). Sedangkan dalam bahasa

Belanda Cultuur. Segala daya dan aktivitas manusia untuk mengubah alam. Pendapat lain

mengatakan, bahwa kata budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk :

budi daya, yang berarti daya dari budi. Karena itu mereka membedakan antara budaya

dengan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.

Sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut. Jadi kebudayaan

secara keseluruhan adalah hasil usaha manusia untuk mencukupi semua kebutuhan hidupnya.

(Abu Ahmadi, 2004; 58). Adapun beberapa pengertian kebudayaan menurut para ahli

antropologi budaya seperti berikut ini. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaman Soemardi

(1964; 113). Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya

masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan (material culture) yang

diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya

dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
kebudayaan adalah sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa,

pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola

pikir manusia. Menurut E.B. Taylor kebudayaan adalah suatu keseluruhan kompleks yang

meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan

dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Menurut Linton

Kebudayaan adalah keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan

kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam

kehidupan masyarakatnya yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Hal ini

menunjukkan bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan, karena hanya

sedikit tindakan manusia dalam kehidupan masyarakat yang tidak perlu dibiasakan dengan

belajar, yaitu hanya beberapa tindakan naluri, tindakan reflex, tindakan akibat proses

fisiologi atau kelakuan membabi buta, (Koentjaraningrat, 2009; 144).

Koentjaraningrat mengklasifikasikan, kebudayaan dalam tiga bentuk, yaitu:

1) wujud kebudayaan sebagai suatu komplek dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan

sebagainya.

2) wujud kebudayaan sebagai suatu komplek aktivitas serta tindakan berpola dari manusia

dalam masyarakat.

3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Secara sosiologis semua manusia dewasa yang normal pasti memiliki kebudayaan.

Kebudayaan bisa di artikan sebagai keseluruhan tingkah laku dan kepercayaan yang
dipelajari yang merupakan ciri anggota suatu masyarakat tertentu. Kata kunci dari definisi di

atas adalah dipelajari, yang membedakan antara kebudayaan dengan tindak tanduk yang

merupakan warisan biologis manusia.(Bruce J. Cohen, 1992; 9) Namun ada juga yang

mendefinisikan kebudayaan dipandang sebagai tujuan dari sosialisasi (Alvriri Bertrand,

1980; 118). Kebudayaan dan masyarakat tidak mungkin hidup terpisah satu sama lain.

Karena di dalam sekelompok masyarakat terdapat suatu kebudayaan. Oleh karena itu istilah

kebudayaan dan masyarakat sering disebut dengan istilah (society), keduanya belum

dibedakan satu sama lain. Maka sudah selayaknya perbedaan ini diberikan karena kedua

unsur ini sering kali dikacaukan maksudnya. Secara khusus, kebudayaan dapat dipandang

sebagai semua cara hidup (ways of life) yang dipelajari dan diharapkan, yang sama-sama

diikuti oleh para anggota dari suatu kelompok masyarakat tertentu. Dari berbagai pengertian

di atas, dapat disimpulkan bahwa budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan

dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat

istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Jadi, budaya bangsa adalah

suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh suatu bangsa dan diwariskan

dari generasi ke generasi.

 Tingkatan budaya menurut Murphy dan Hildebrandt, tingkatan budaya tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Formal, Budaya pada tingkatan formal merupakan sebuah sebuah tradisi atau kebiasaan

yang dilakukan oleh suatu masyarakatyang turun temurun dari generasi kegenerasi

berikutnya dan hal tersebut bersifat formal/resmi. Misalkan tatabahasa bahasa indonesia
merupakan salah satu budayatingkat formal yang memiliki sutu aturan yang bersifat

formal dan tersetruktur dari dahulu hingga sekarang.

2. Informal, Padad tingkat informal lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat dari

generasi kegenerasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai/digunakan dan

dilakukan, tanpa diketahui alasan mengapa hal itu dilakukan. Misalkan, Seseorang teman

memanggil dengan menggunakan nama julukan, hal ini dikarenakan kebiasaan temannya

yang memanggil dirinya dengan nama julukan tersebut, contoh yang lain dalam hajatan,

sering menggunakan janur sebagai simbolnya, hal tersebut dilakukan atas dasar apa yang

dilihat dari orang-orang sebelumnya yang diturunkan dari generasi kegenerasi sehingga

membentuk semacam tradisi.

3. Teknis, Tingkat teknis lebih mementingkan bukti-bukti dan aturan. terdapat suatu

penjelasan yang logis mengapa sesuatu harus dilakukan dan yang lain tidak boleh

dilakukan. Pada tingkat formal, pembelajaran budaya mencakup pembelajaran pola

perilakunya, sedangkan pada tingkat teknis, aturan-aturan dijelaskan secara logis dan

tepat. Dalam hal ini kita dapat melihat Matematika sebagai contohnya yang sangat logis ,

sehingga kegiatan tertentu dapat diprediksi waktunya secara tepat. Pembelajaran secara

teknis memiliki ketergantungan sangat tinggi pada orang yang mempu memberikan

alasan-alasan yang logis bagi suatu tindakan tertentu.

 Mengenal Perbedaan Budaya

Perbedaan budaya dapat dilihat dari nilai sosial, peran dan status, kebiasaan mengambil

keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan ruang/jarak, konteks budaya, bahasa tubuh,

hukum perilaku etis, dan perbedaan budaya perusahaan.


a. Nilai-Nilai Sosial

Nilai nilai sosial yang tumbuh dan berkembang si suatu negara bisa jadi berbeda dengan

negara lain.

b. Peran dan Status

Budaya menuntun peran yang akan dimainkan seseorang, termasuk siapa berkomunikasi

dengan siapa, apa yang mereka komunikasikan, dan dengan cara bagaimana mereka

berkomunikasi. Begitu pula dalam konsep status, yang cara pandangnya berbeda antara

negara satu dengan negara yang lain.

c. Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para manajemen puncan antara negara

yang satu dengan negara yang lain berbeda, ada yang cepat tetapi ada juga yang lambat.

d. Konsep Waktu

Penilaian terhadap waktu antara negara yang satu dengan negara yang lain juga berbeda, ada

yang ketat tetapi ada juga yang longgar/luwes.

e. Konsep Jarak Komunikasi

Sebagaimana masalah waktu, menjaga jarak komunikasi juga berbeda untuk budaya yang

berbeda.

f. Konteks Budaya
Salah satu dari berbagai macam cara orang menyampaikan pesannya kepada orang lain

sangat ditentukan konteks budaya.

g. Bahasa Tubuh

Perbedaan bahasa tubuh sering kali menjadi sumber kesalahpahaman berkomunikasi lintas

budaya. Sering kali orang perlu mewaspadai antara kata yang diucapkan dengan gerakan-

gerakan tubuhnya agar dapat diketahui apa maksud yang sebenarnya.

Bentuk bahasa tubuh lainnya adalah kontak mata. Mata adalah salah satu bagian tubuh yang

sangat ekspresif.

h. Perilaku Sosial

Apa yang dianggap sopan di suatu negara bisa jadi dianggap kurang sopan di negara lain.

Selain itu, perilaku sosial antara negara satu dengan yang lain juga bisa menjadi penghampat

berkomunikasi.

i. Perilaku Etis

Perilaku yang etis dan tidak etis antarnegara pun bisa berbeda. Di beberapa negara

perusahaan diharapkan membayar sejumlah uang secara resmi untuk persetujuan kontrak

pemerintah. Pembayaran tersebut dianggap sebagai hal yang rutin.

j. Perbedaan Budaya Perusahaan

Budaya organisasi adalah cara perusahaan dalam melaksanakan sesuatu. Dengan kata lain,

budaya organisasi mempengaruhi cara orang bereaksi dengan orang lain.

 Komponen Budaya
Budaya mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, terutama yang berkatian dengan

dimensi hubungan antarmanusia. Menurut Cateora, budaya memiliki beberapa elemen, yaitu

budaya material, lembaga sosial, sistem kepercayaan, estetika, dan bahasa.

a. Budaya Material dibedakan kedalam dua bagian, yaitu teknologi dan ekonomi.

Teknologi mencakup teknik atau cara yang digunakan untuk mengubah atau membentuk

material menjadi suatu produk yang dapat berguna bagi masyarakat pada umumnya.

Ekonomi dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu cara orang menggunakan segala

kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang

lain.

b. Organisasi Sosial dan pendidikan adalah suatu lembaga yang berkaitan dengan cara

bagaimana seseorang berhubungna dengan orang lain, mengorganisasikan kegiatan mereka

untuk dapat hidup secara harmonis dengan yang lain, dan mengajar perilaku yang dapat

diterima oleh generasi berikutnya.

c. Sistem Kepercayaan atau keyakinan yang dianut oleh suatu masyarakat akan

berpengaruh terhadap sistem nilai yang ada di masyarakat tersebut. Keyakinan yang dianut

oleh suatu masyarakat juga akan mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan mereka.

d. Estetika berkatian dengan seni, dongeng, hikayat, musik, drama dan tari-tarian. Nilai-

nilai estetika yang ditunjukkan mesyarakat dalam berbagai peran tentunya perlu dipahami

secara benar, agar pesan yang disampaikan mencapai sasaran secara efektif.

e. Bahasa adalah suatu cara yang digunakan seseorang dalam mengungkapkan sesuatu

melalui simbol-simbol tertentu kepada orang lain.


C. PENUTUP

Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini akan membahas tradisi yang masih berlansung di wilayah Cirebon.

Berdasarkan latar belakang diatas, untuk membatasi dan memfokuskan penelitian ini.

Penulis memfokuskan kedalam beberapa permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana nilai silaturami dalam tradisi Obrog di Desa Kedungsana?

b. Bagaimana nilai nilai Gotong royong dalam tradisi Obrog di Desa Kedungsana?

c. Bagaimana syiar agama dalam tradisi Obrog di Desa Kedungsana?

Kebudayaan merupakan cara berperilaku yang dipelajari; kebudayaan tidak tergantung

dari transmisi biologis (pewaris melalui unsur genetis). Perlu ditegaskan hal itu disini agar

dapat dibedakan perilaku budaya dari manusia dan primata yang lain dari tingkah laku yang

hampir selalu digerakan oleh naluri. Setiap insan manusia dilahirkan dengan tingkah laku

yang digerakan oleh insting dan naluri yang walaupun tidak termasuk bagian dari

kebudayaan, namun memengaruhi kebudayaan. Contohnya, kebutuhan akan makanan dan

minum adalah kebutuhan dasar yang tidak termasuk kebudayaan. Namun bagaimana

kebutuhan-kebutuhan dasar itu dipenuhi, apa yang kita makan dan bagaimana kita makan

adalah bagian dari kebudayaan kita.

Keberagaman budaya di dalam masyarakat memiliki perbedaan tertentu yang menjadikan

kebudayaan itu menjadi tradisi yang dilakukan oleh masyarakat secara berkelanjutan.

Kebudayaan bersifat statis, ia selalu berubah disebabkan masuknya tanpa unsur budaya asing

sekalipun suatu kebudayaan dalam masyarakat tertentu dia akan berubah sesuai dengan

perkembangan zaman. Dalam setiap kebudayaan selalu ada kebebasan tertentu pada para
individu dan kebebasan individu memperkenalkan variasi dalam cara-cara berlaku dalam

variasi itu yang pada akhirnya menjadi milik kita bersama.


DAFTAR PUSTAKA

https://core.ac.uk/download/pdf/327228207.pdf

http://digilib.uinsgd.ac.id/9321/4/4_BAB%20I.pdf

Purwanto, Djoko, 2011. Komunikiasi Bisnis, Jakarta: Erlangga

https://jurnal.ubharajaya.ac.id/index.php/kajian-ilmiah/article/view/66

http://ivo-m.blogspot.com/2011/06/tingkatan-budaya-dalam-komunikasi.html

Anda mungkin juga menyukai