Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH K3 AND PATIENT SAFETY

PENANGANAN BAHAN INFEKSIUS TERMASUK SISA


DARAH DALAM PEMERIKSAAN MALARIA

DOSEN PENGAMPU: Sri Nuraini M.kes

Disusun Oleh:

Kelompok 1 Reg 3

1. M. Gilang Prasetya(2113453107)
2. Wina Saputri (2113453137)
3. Yopi Iskandar.M (2113453138)
4. Yosi Sintia ( 2113453139)
5. Zahra Haniah (2113453140)
6. Zannatul Aini (2113453141)
7. Ameilia Silvina H (2113453142)
8. Ni Wayan Anggi A (2113453143)
9. Mulfi Dwi Sausan (2113453145)

PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “PENANGANAN BAHAN INFEKSIUS TERMASUK SISA DARAH
DALAM PEMERIKSAAN MALARIA . Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah K3 and patient safety di jurusan Analis Kesehatan, Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang.Dalam penulisan dan menyusuh makalah, penulis ingin menyampaikan
upacapn terima kasih kepada dosen mata kuliah k3 dan patient safety, Ibu Sri Nuraini,
M.Kes.yang telat memberikat nasihat dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis, dapat
menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat waktu.
Terlepas dari semua itu,menyadari sesungguhnya bahwa masih ada kekurangan,baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karna itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Bandar Lampung,17 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang.....................................................................................................
B.Rumusan masalah.................................................................................................
C.Tujuan..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian bahan infeksius.....................................................................................


B. Siapa yang beresiko terkena limbah medis.............................................................
C. Bagaimana pengolahan limbah infeksius.................................................................

D Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penangan limbah medis infeksius
E. Apa itu penanganan sisa darah dalam pemeriksaan malaria……………………….

BAB III PENUTUP

1.Kesimpulan...............................................................................................................
2.Saran.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Menurut PP nomor 12 tahun 1995, limbah atau sampah adalah bahan sisa suatu
kegiatan dan atau proses produksi. Dari segi bentuknya, limbah dapat digolongkan menjadi
tiga bagian yaitu lim- bah padat, limbah cair dan limbah gas. Adapun pembagian limbah
padat secara umum dapat di- kategorikan menjadi limbah padat infeksius dan limbah padat
non infeksius.
Limbah padat, cair, dan gas bisa dianggap sebagai limbah yang infeksius sehingga diperlukan
pemisahan limbah secara ketat berdasarkan jenis limbahnya. Unit kerja laboratorium
merupakan unit kerja yang menghasilkan limbah padat infeksius yang banyak, diakibatkan
karena penggunaan alat dan bahan sekali pakai yang sangat tidak bisa dianggap remeh karena
sudah terkontaminasi oleh kuman, bakteri bahkan virus.
Beberapa pengaruh yang juga ditimbulkan oleh keberadan limbah tersebut, khususnya
terhadap penurunan kualitas lingkungan dan terhadap kesehatan antara lain, terhadap
gangguan kenyamanan dan estetika, terutama disebabkan karena warna yang berasal dari
sedimen, larutan, bau phenol, bau feses, urin dan muntahan yang tidak ditempatkan dengan
baik dan rasa dari bahan kimia organik.
Penampilan rumah sakit dapat memberikan efek psikologis bagi pemakai jasa, karena adanya
kesan kurang baik akibat limbah yang tidak ditangani dengan baik. adalah bahan sisa suatu
kegiatan dan atau proses produksi. Dari segi bentuknya, limbah dapat digolongkan menjadi
tiga bagian yaitu lim- bah padat, limbah cair dan limbah gas. Adapun pembagian limbah
padat secara umum dapat di- kategorikan menjadi limbah padat infeksius dan limbah padat
non infeksius. Limbah padat, cair, dan gas bisa dianggap sebagai limbah yang infeksius
sehingga diperlukan pemisahan
.
B.Rumusah Masalah

Dalam penyusunan makalah ini penulis membatasi sub pokok bahasan meliputi :
1 Apa Pengertian bahan berbahaya infeksius?
2 Siapa yang beresiko terkena limbah medis?
3 Bagaimana pengolahan limbah infeksius?
4 Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penangan limbah medis infeksius?
5 Apa itu penanganan sisa darah dalam pemeriksaan malaria?

A. Tujuan Masalah

Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu:


1 Pengertian bahan berbahaya infeksius?
2 yang beresiko terkena limbah medis?

3 pengolahan limbah infeksius?


4 Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penangan limbah medis infeksius?
5 penanganan sisa darah dalam pemeriksaan malaria?
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN BAHAN INFEKSIUS

Bahan berbahaya Infeksius adalah Bahan yang mengandung bahan Pathogen dalam jumlah
dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
sedangkan limbah infeksius/ limbah klinis mencakup semua hasil buangan yang berasal dari
instalasi kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium.
Limbah dengan karakteristik infeksius sangat berbahaya bagi tenaga Kesehatan maupun
pengunjung dan petugas yang menangani limbah.
.
Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan dan atau proses produksi bahan infeksius atau
limbah klinis mencakup semua proses pembuangan yang berasal dari instalasi
kesehatan,fasilitas penelitian dan Laboratorium,limbah dengan karakteristik infeksius sangat
berbahaya bagi tenaga kesehatan maupun pengunjung dan petugas yang menangani limbah.

a..Jenis –jenis limbah infeksius

Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme pathogen yang tidak secara
rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk
menularkan penyakit pada manusia yang rentan.

Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan
pemberian obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk
membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.

Limbah benda tajam adalah materi yang dapat menyebabkan luka ( baik iris atau luka tusuk),
antara lain jarum suntik, scalpel atau jenis belati, pisau, peralatan infuse, gergaji, pecahan
kaca atau paku. Baik terkontaminasi atau tidak, benda semacam itu biasanya dipandang
sebagai limbah layanan kesehatan yang sangat berbahaya. 4) Limbah farmasi adalah limbah
yang mencakup produk farmasi, obat-obatan, vaksin dan serum yang sudah kadaluarsa, tidak
digunakan, tumpah, dan terkontaminasi yang tidak diperlukan lagi dan harus dibuang setelah
digunakan untuk menangani produk farmasi, misalnya botol atau kotak yang berisi residu,
sarung tangan, masker, selang penghubung dan ampul obat.

Limbah genotoksik adalah limbah yang sangat berbahaya dan bersifat mutagenik,
tetratogenik, atau karsinogenik. Limbah ini menimbulkan persoalan pelik (baik di dalam area
instalasi kesehatan itu sendiri maupun setelah pembuangan sehingga membutuhkan prhatian
khusus). Limbah genotoksik dapat mencakup obat-obatan sitotastik tertentu, muntahan, urine
atau tinja pasien yang diterapi dengan obat-obatan sitotastik zat kimia, maupun radioaktif.
Limbah yang mengandung logam berat adalah limbah yang mengandung logam berat dalam
konsentrasi tinggi termasuk dalam sub kategori limbah kimia berbahaya dan biasanya sangat
toksik.
(Permenkes RI No. 7/2019)

Limbah radioaktif adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan sinar x, radiodiagnostik,
radioterapi dan penelitian radiologi yang berbentuk padat.

Limbah jaringan tubuh (patologis) adalah limbah jaringan tubuh yang meliputi organ,
anggota badan, plasenta, darah, cairan tubuh, janin manusia, dan bangkai hewan.
Jaringan tubuh yang tampak nyata seperti anggota badan dan plasenta yang tidak memerlukan
pengesahan penyuburan hendaknya dikemas secara khusus, diberi label dan dibuang ke
incenerator di bawah pengawasan petugas berwenang. Cairan tubuh terutama darah dan
cairan yang terkontaminasi berat oleh darah harus diperlakukan dengan hati-hati. (Depkes RI,
2002)

B..Siapa yang Beresiko Terkena Limbah Medis?


Orang-orang yang memiliki risiko tinggi tercemar limbah medis tentu saja petugas
kesehatan, pasien, petugas pengumpulan dan pembuangan limbah, serta lingkungan sekitar.
Limbah medis dapat menimbulkan bahaya jika dikelola secara tidak benar. Lalu mengapa
limbah medis perlu dikelola dengan cara yang benar? Berikut ini beberapa cara yang bisa
dilakukan untuk mengelola limbah medis dengan cara yang tepat
B. Pengelolaan limbah infeksius

 Pemisahan limbah infeksius


1. Limbah harus dipisahkan dari sumbernya
2. Semua limbah beriko infeksi diberi label jelas
3. Gunakan kantong plastik dengan warna berbeda dan anti
sobek, yang menunjukan kemana kantong plastik harus diangkut untuk insinerasi atau
dibuang .
 Penyimpanan limbah infeksius
Disimpan pada tong, dengan kode warna

 Penanganan limbah infeksius


 kantung-kantung dengan warba harus dibuang jika telah terisi 2/3 bagian,
diikat dan diberi label yang jelas
 Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga jika dibawa
mengayun menjauhi badan limbah tidak tercecer keluar dan diletakkan
ditemoat tertentu untuk dikumpulkan.Petugas pengumpul limbah harus
memastikan kantung-kantung dengan warna yang sama telah dijadikan satu
dan dikirim ketempat yang sesuai
- Kantung harus disimpan pada kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan hewan
perusak sebelum diangkut ketempat pembuangan.

D.Hal hal yang harus diperhatikan dalam penanganan limbah medis infeksius
 Selalu memasukan alat suntik bekas ke dalam wadah tertentu (disposafe box)
segera setelah pemakaian
 Selalu menggunakan alat suntik sekali pakai yang baru untuk setiap satu
penyuntikan
 Selalu memusnahkan disposafe box pada tempat pembakaran tersendiri, tidak
dicampur dengan limbah-limbah lainnya
 Tidak menggunakan kembali alat suntik yang telah dipakai untuk menyuntik
pasien ataupun hanya dengan mengganti jarumnya saja
 Tidak mlepas/mengganti dan menutup kembali jarum sutik bakes sebelum
dimasukkan ke dalam disposafe box
 Tidak memegang jarum suntik yang telah digunakan tanpa proteksi yang
amam.
a. Pengangkutan limbah
 Tidak menggunakan kembali alat suntik yang telah dipakai untuk menyuntik
pasien ataupun hanya dengan mengganti jarumnya saja
 Tidak mlepas/mengganti dan menutup kembali jarum sutik bakas sebelum
dimasukkan ke dalam disposafe box
 Tidak memegang jarum suntik yang telah digunakan tanpa proteksi yang
amam
b. Pembuangan limbah

 Pembuangan limbah infeksius autoclaving adalah limbah dipanasi dengan uap


dibawah tekanan.
 Disinfekasi dengan bahan kimia Insenerator : merupakan alat yang digunakan
untuk memusnahkan sampah dengan membakar sampah tersebut dalam satu
tungku pada suhu 1500-1800ᵒF dan dapat mengurangi sampah 70%

c . Penguburan

 Khusus untuk limbah medis, seperti plasenta atau sisa potongan anggota tubuh
dari ruang opersi atau otopsi yang mudah membusuk segera dikubur
 Sanitary Landfill Sampah medis terlebih dahulu dilakukan steriliasi atau
disinfeksi kemudian dibuang dan dipadatkan ditutup dengan lapisan tanah
setiap akhir hari kerja

E,Penanganan sisa darah dalam pemeriksaan malaria


Penanganan dan pembuangan komponen sisa darah adalah proses kegiatan untuk menangani,
memilah dan mengelola limbah darah, komponen darah dengan aman dan benar.
Tujuan:

 Melindungi penyebaran infeksi terhadap petugas kesehata


 Mencegah penularan infeksi pada pasien, keluarga pasien serta lingkungan
 Membuang bahan-bahan berbahaya (darah dan komponen darah) dengan
aman.
Prosedur penanganan sisa darah
o Petugas kesehatan mengidentifikasi jenis limbah yang dihasilkan. Untuk limbah darah
dan komponen darah termasuk limbah infeksius.
o Petugas kesehatan memisahkan sumber limbah infeksius sesua dengan jenis
limbahnya :
 Sarung tangan, kapas dan tisue yang terkena darah/cairan tubuh
 Spuit bekas sampling
 Tabung darah atau tabung specimen
o petugas Kesehatan membuang limbah infeksius sesuai dengan jenis
limbahnya :
 Limbah padat infeksius(sarung tangan,kapas, dan tissue yang terkena
darah/cairan tubuh) dimasukkan ke dalam tempat sampah injak yang
telah dilapisi dengan kantong plastic warna kuning
 Limbah benda tajam (spuit) dimasukkan ke dalam kontainer/safe box
warna kuning yang tahan tusuk,tahan air dan anti bocor.
 Tabung darah/tabung spesimen sebelum dimasukkan ke dalam safety
box,sisa specimen diberikan larutan chlorin 0,5% ke dalam wadahnya
lalu ditutup dan diberikan selama 10 menit.
o Tersedia spoolhock untuk tempat pembuangan darah atau cairan tubuh
o Petugas clening service mengambil sampah tiap hari untuk dikumpulkan ditempat
khusus untuk penyimpanan sampah infeksius sebelum diserahkan dan diolah pada
pihak ketiga.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
laboratorium merupakan unit kerja yang menghasilkan limbah padat infeksius terbanyak,
karena penggunaan alat bahan sekali pakai yang sangat tidak bisa dianggap remeh karena
sudah terkontaminasi oleh kuman, bakteri bahkan virus. Limbah padat, cair, dan gas bisa
dianggap sebagai limbah yang infeksius sehingga diperlukan pemisahan limbah secara ketat
berdasarkan jenis limbahnya. penanganan limbah padat infeksius di laboratorium sebelum
diproses, saat proses, dan setelah proses harus memenuhi syarat yang berlaku.
Dengan adanya pembahasan ini masyarakat dan pekerja laboratorium harus peduli pada diri
setiap orang dengan bekerja sama menjaga diri di tempat" yg memiliki bahaya limbah.

SARAN
Bagi tenaga Analis diharapkan dapat memanfaatkan makalah ini untuk menambah
pengetahuan tentang penangana bahan infeksius, dan sisa darah dalam pemeriksaan
malariayang berguna bagi profesi dan orang disekitar kita
Dengan adanya pembahasan ini masyarakat dan pekerja laboratorium harus peduli pada diri
setiap orang dengan bekerja sama menjaga diri di tempat" yg memiliki bahaya limbah padat
infeksius sehingga tidak membuang limbah padat infeksius dengan sembarangan ketika
sedang berada di tempat fasilitas layanan kesehatan maupun di lingkungan tempat tinggalnya
sehingga terjaga keamanan dan terhindar dari terkontaminasinya oleh bahan infeksius.
DAFTAR PUSTAKA

https://indonesiabaik.id/infografis/pengelolaan-limbah-infeksius-covid-19-jadi-persoalan-
penting

https://www.sehatq.com/artikel/limbah-medis-ini-segala-hal-yang-perlu-diketahui/amp

https://rsud.purworwjokab.go.id

Anda mungkin juga menyukai