Anda di halaman 1dari 4

Pengertian

Makroalga adalah organisme eukariotik yang merupakan tumbuhan tingkat rendah dan
termasuk dalam anggota dari divisi Thallophyta (tumbuhan thallus) yang tidak memiliki
perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang dan daun. Namun, tampak seperti ada
perbedaan, tapi sebenarnya hanya merupakan bentuk thallus (Anggadiredja, 2009). Menurut
Sumich (1992), makroalga memiliki struktur tubuh yang terdiri dari 3 bagian utama, yang
pertama dikenal dengan sebutan blade, yaitu struktur yang sangat mirip dengan daun pipih
yang biasanya lebar; kedua stipe, yaitu struktur yang menyerupai batang yang lentur dan
berfungsi sebagai penahan goncangan ombak; dan ketiga holdfast, yaitu bagian yang
menyerupai akar yang memiliki peranan untuk melekatkan tubuhnya pada substrat.
Makroalga terdiri atas 3 divisi yaitu Chlorophyta (alga hijau), Rhodophyta (alga merah), dan
Phaeophyceae (alga cokelat) (Van den Hoek dkk, 1995). Alga hijau pada umumnya memiliki
thallus berbentuk filamen yang bercabang dan tidak bercabang serta ada juga yang berbentuk
daun. Alga hijau mengandung klorofil a dan b yang memberikan warna hijau, alfa dan beta
karoten, lutein serta zeaxanthin (Arfah & Yulianto, 2014). Alga cokelat memiliki thallus
dengan morfologi yang tersusun dari filamen bercabang sampai susunan yang sangat
kompleks Alga ini memiliki klorofil a dan c, alfa karoten, flukoxanthin (flavoxantin dan
violaxantin) dan xantofil yang memberi warna cokelat pada alga cokelat. Alga merah
merupakan kelompok alga yang spesiesnya memiliki berbagai bentuk daun dengan variasi
warna. Alga merah memiliki ukuran thallus yang tidak begitu besar pada umumnya, dan
bentuk thallus silindris, gepeng dan lembaran. Sistem percabangannya ada yang sederhana
(berupa filamen) dan ada berupa percabangan yang kompleks. Alga merah mengandung
klorofil a dan d serta mengandung pigmen fotosintetik berupa fikoeritrin, karoten, xantofil,
dan fikobilin yang menyebabkan warna merah pada alga tersebut (Litaay, 2014).

Habitat Makroalga pada umumnya terdapat pada zona intertidal sampai pada kedalaman
dimana cahaya matahari masih dapat tembus (Kadi, 2007). Pada perairan yang memiliki
kejernihan, beberapa jenis alga laut dapat hidup sampai pada kedalaman 150 m. Makroalga
dapat tumbuh melekat atau menancap pada substrat tertentu seperti pada karang, lumpur,
pasir, batu, dan benda keras lainnya. Selain benda mati, makroalga juga dapat melekat pada
tumbuhan lain secara epifitik. Pertumbuhan makroalga yang tergantung pada substrat
mendapat pengaruh langsung dari sedimentasi (Litaay 2014). Alga juga dapat bertumbuh dan
tersebar di berbagai daerah pantai dan pulau-pulau karang. Menurut Duxbury (1989),
distribusi alga dapat dibagi berdasarkan kedalaman yaitu pada perairan dangkal didominasi
oleh alga hijau, kemudian diikuti oleh alga cokelat dan yang sering ditemukan pada perairan
yang lebih dalam yaitu alga merah.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Makroalga

Pertumbuhan alga dipengaruhi oleh faktor eksternal yait faktor lingkungan. Faktor
lingkungan yang mempengaruhi laju pertumbuhan alga diantaranya adalah suhu, cahaya, pH,
gerakan air, substrat dan konsentrasi elemen-elemen esensial atau nutrien yang dipakai untuk
fotosintesis (Priosambodo & Ferial, 2006)

1. Suhu
Suhu sangat berperan dalm mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Organisme
akuatik memilki kisaran suhu tertentu (batas atas dan batas bawah) yang disukai bagi
pertumbuhannya. misalnya alga dari filum Chlorophyta akan tumbuh dengan baik
pada kisaran suhu 200C-300C (Goldman dan Horne, 1983). Skala suhu untuk
pertumbuhan alga Cladophora antara 150C-250C. Tidak terlalu signifikan
pertumbuhan filamentus alga lainnya yang ditemukan pada beberapa sungai dengan
air yang dingin (suhu maksimum 200C) (Ismail, 2002).
2. Cahaya
Cahaya berperan penting dalam mempengaruhi tingkah laku organisme akuatik.
Pigmen klorofil menyerap cahaya biru dan merah, karoten menyerap cahaya biru dan
hijau, fikoeritrin menyerap warna hijau, dan fikosianin menyerap cahaya kuning.
Perairan yang terkena cahaya matahari memiliki fungsi penting yang dibagi menajdi
dua fungsi utama yaitu memanasi air sehingga terjadi perubahan suhu dan berat jenis
(densitas) dan selanjutnya menyebabkan terjadinya pencampuran massa dan kimia air,
dan merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis alga dan tumbuhan air Ismail,
2002).
3. pH
Mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia. Senyawa amonium yang dapat
terionisasi banyak ditemukan pada perairan yang memiliki pH rendah. Amonium
bersifat tidak toksik. Namun, pada suasana alkalis (pH tinggi) lebih banyak ditemukan
amonia yang tak terionisasi dan berifat toksik. Pada pH asam yang kurang dari 4,
sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah
(Haslam, 1995).
4. Nutrien
Suplai nutrien berasal dari hasil dekomposisi bahan organik dan regenerasi dari
nutrien, dan oleh pengadukan vertikal air yang memungkinkan sediaan nutrien yang
tersimpan di lapisan air di bawah dapat dimanfaatkan di lapisan air permukaan.
Kandungan Nitrat dan Fosfat Makroalga sebagai tanaman yang hidup di perairan
membutuhkan nutrien dalam jumlah yang cukup dan seimbang guna mencapai
produksi yang optimal. Makroalga memerlukan unsur hara yang cukup untuk
bertumbuh dan berkembang, baik itu unsur hara makro maupun unsur hara mikro.
Jika salah satu unsur hara tidak tersedia, maka dapat menyebabkan pertumbuhan,
perkembangan serta produksi rumput laut terhambat. Unsur utama yang banyak
dibutuhkan adalah nitrat dan fosfat (Haslam, 1995)
5. Gerakan Air
Salah satu faktor penting dalam pertumbuhan makroalga adalah pergerakan air,
karena akan mempengaruhi ketersediaan makanan, pertumbuhan epifit dan
pengendapan. Tanpa pergerakan air kehidupan di bawah air akan terhambat karena
rata-rata difusi gas dan ion di air lebih rendah dibandingkan dengan di udara (Luning,
1990). Arus dan pergerakan air mempunyai pengaruh yang besar terhadap aerasi,
transportasi nutrien, dan pengadukan air yang besar pengaruhnya terhadap keberadaan
oksigen terlarut. Peranan yang lain yaitu untuk menghindarkan akumulasi silt dan
epifit yang melekat pada talus yang dapat menghalangi pertumbuhan rumput laut.
Semakin kuat arusnya, pertumbuhan rumput laut akan semakin cepat besar karena
difusi nutrien ke dalam sel tanaman semakin banyak sehingga metabolisme dipercepat
(Haslam, 1995).
6. Substrat
Jenis-jenis substrat yang dapat dijadikan media pertumbuhan oleh alga laut adalah
pasir, lumpur dan pecahan karang. Tipe substrat yang paling baik bagi pertumbuhan
alga laut adalah campuran pasir, karang dan pecahan karang. Pada substrat perairan
yang lunak seperti pasir dan lumpur, akan banyak dijumpai jenis-jenis alga laut
Halimeda sp., Caulerpa sp., Gracillaria sp. (Haslam, 1995).
Haslam, S. M. 1995. Biological Indicators of Freshwater Pollution and Enviromental
Management. London: Elsevier Applied Science Publisher.
Anggadiredja, T. A. Zatnika, H. Purwoto, dan Istini. 2009. Rumput laut. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Sumich, J.L. 1992. Introduction to the Biology of Marine Life. WM. C. Brown Company
Publisher. Lowa
Van den Hoek, C., D.G, Man dan H.M. Jahns. 1995. Algae: An Introduction to Phycology.
Cambridge University Press
Arfah, H. dan K. Yulianto. 2014. Kekayaan jenis rumput laut dan kalkulasinya di Pulau Nusa
Laut Maluku Tengah. Prosiding Biodiversitas dan Bioteknologi Sumberdaya Akuatik-
UNSOED, 26 Juni 2010, Purwokerto: 122-126.
Litaay, C. 2014. Sebaran dan keanekaragaman komunitas makro algae di perairan Teluk
Ambon. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 6(1):131-142.
Kadi, A. 2007. Kondisi habitat dan komunitas makro algae di perairan Pulau Simeulue Aceh
Barat paska tsunami. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia-LIPI 33:427-439.
Duxbury, A.C dan A.B. Duxbury. 1989. Ocean and Introduction to the World. WM. C.
Publishers. USA. 466 hal.
Priosambodo, D. dan E.W. Ferial. 2006. Analisis vegetasi makroalga di rataan terumbu
karang Pulau Katindoang Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Jurnal Bioma 1(2):31-
45.
Ismail, G. 2002. Struktur Komunitas Alga Laut di Perairan Pesisir Desa Bulontio Kecamatan
Sumalata, Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Sam Ratulangi. Manado.

Anda mungkin juga menyukai