KELOMPOK II
OLEH :
1. Nadiya Mauliduzzahro (AKF20028)
2. Kurniawati Oktaviana (AKF20095)
3. Hendi Prastya (AKF20099)
4. Fahrul Hadi (AKF20100)
5. Siska Shaila Irfania(AKF20110)
6. Divi Danita (AKF20123)
7. Okpia Hendira (AKF20124)
Udara dibagi menjadi dua bagian yaitu udara luar dan udara dalam ruangan. Udara
dalam ruang atau indoor air adalah udara dalam ruang gedung (rumah, sekolah, restoran,
hotel, rumah sakit, perkantoran) yang ditempati sekelompok orang dengan tingkat kesehatan
yang berbeda-beda selama minimal satu jam. Sedangkan udara luar atau outdoor air adalah
udara yang bergerak bebas di atmosfer dan jumlahnya lebih banyak dari udara dalam suatu
ruangan Budiyanto, 2001).
Kelompok mikroba yang paling banyak di udara adalah bakteri, jamur (termasuk di
dalamnya ragi) dan juga mikroalga. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam
bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora). Mikroba
udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan mikroba di dalam
ruangan. Mikroba paling banyak ditemukan di dalam ruangan (Pudjiastuti, dkk. 1998).
Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme.
Di udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan ganggang, virus dan kista
protozoa. Selama udara terkena sinar matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi dan
berkurang kelembabannya. Selain mikroba yang mempunyai mekanisme untuk dapat toleran
pada kondisi ini, kebanyakan mikroba akan mati. Udara terutama merupakan media
penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila
dibandingkan dengan di air atau di tanah. Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua bagian,
yaitu mikroba di luar ruangan dan di dalam ruangan.
Pentingnya mikroorganisme udara telah dipelajari sejak 1799, di mana tahun Lazaro
Spallanzani berusaha untuk menyangkal teori “generatio spontanea”. Tahun 1837, Theodore
Schwann, dalam percobaan untuk mendukung pandangan Spallanzani memasukkan udara
segar yang telah dipanaskan ke dalam kaldu daging steril dan menunjukkan bahwa
pertumbuhan mikroba tidak dapat terjadi. Louis Pasteur pada tahun 1861 merupakan orang
yang pertama menunjukkan bahwa mikroorganisme tumbuh akibat kontaminasi dari udara.
Dia menggunakan kapas khusus untuk menyaring udara sehingga mikroba tidak dapat masuk
ke dalam kaldu daging steril. Dia secara mikroskopis menunjukkan keberadaan
mikroorganisme dalam kapas. Dalam percobaan menggunakan tabung berleher angsa, ia
menunjukkan bahwa pertumbuhan tidak bisa terjadi dalam media steril kecuali terdapat
kontaminasi dari udara yang tidak steril (Dwidjoseputro, 1990).
Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning,
bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh
berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm S. aureus tumbuh
dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan 0,47 jam. Bakteri ini biasanya
terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran
pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat
biasanya hanya berperan sebagai karier. Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang
melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan
menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan
inang S. aureus termasuk bakteri osmotoleran, yaitu bakteri yang dapat hidup di lingkungan
dengan rentang konsentrasi zat terlarut (contohnya garam) yang luas, dan dapat hidup pada
konsentrasi NaCl sekitar 3 Molar. Habitat alami S aureus pada manusia adalah di daerah
kulit, hidung, mulut, dan usus besar, di mana pada keadaan sistem imun normal, S. aureus
tidak bersifat patogen (mikroflora normal manusia) (Anonim, 2014 a).
Enterobacter aerogenes
Pseudomonas aeroginosa
Haemophylus influenzae
Infeksi oleh Haemophilus influenzae terjadi setelah mengisap droplet yang berasal dari
penderita baru sembuh, atau carrier, yang biasanya menyebar secara langsung saat bersin atau
batuk. Haemophilus influenzae menyebabkan sejumlah infeksi pada saluran pernafasan
bagian atas seperti faringitis, otitis media, dan sinusitis yang terutama penting pada penyakit
paru kronik. Meningitis karena Haemophilus influenzae jarang terjadi pada bayi berumur
kurang dari 3 bulan dan tidak umum dijumpai pada anak-anak diatas umur 6 tahun. Pada
anak-anak, selain meningitis, Haemophilus influenzae tipe b juga menyebabkan penyakit
bacterial epiglottitis akut (Anonim, 2014 d).
1. Imunisasi
Dengan pemberian vaksin rubella pada anak-anak laki-laki dan perempuan sejak
dini
2. Metode sinar ultraviolet
Digunakan pada ruangan yang sesak dengan daya tembus jelek, merusak mata
sehingga sinar harus diarahkan ke langit-langit
3. Metode aliran udara satu arah
Digunakan di laboratorium industri ruang angkasa dengan batasan mahal untuk
pemanasan atau pengaturan udara