Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal terpenting bagi pembentukan karakter


bangsa. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau
buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Dengan pendidikan
kita bisa menentukan bangsa itu akan berkembang atau tidak. Menyadari
akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan
oleh karena itu, dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul
generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri
untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Maka dari itu, pemerintah selalu melakukan perbaikan-perbaikan


dalam pendidikan agar pendidikan yang ada di Indonesia semakin baik dan
semakin berkembang untuk menciptakan masyarakat yang unggul dan
berkualitas. Dengan diadakannya supervisi pendidikan merupakan salah
satu usaha pemerintah untuk memperbaiki pendidikan bangsa. Dengan
supervisi pemerintah mengadakan perbaikan secara berkala. Dengan
diadakannya supervisi diharapkan akan memperbaiki kualitas pendidikan.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah penyelenggaraan


pendidikan pada tingkat awal. Pendidikan anak usia dini adalah suatu
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki ke jenjang pendidikan yang
lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan awal yang
berperan penting dalam kehidupan anak. Keberhasilan pendidikan pada
jenjang berikutnya ditentukan oleh kualitas pendidikan anak usia dini,
sehingga diperlukan adanya penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan
tersebut. Guru beserta pengelolaan sekolah yang baik dapat mempengaruhi
peningkatan keberhasilan proses pembelajaran dan mutu pendidikan.
Proses belajar mengajar di sekolah merupakan hal inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan dikarenakan guru adalah sebagai peran
utama. Atas dasar inilah pembinaan pada guru sangatlah penting agar
dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan secara
keseluruhan.
Peningkatan mutu pendidikan harus diawali dengan meningkatkan
mutu sekolah yang meliputi guru, kepala sekolah dan pegawai sekolah
lainnya. Salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan tersebut dapat
dilakukan melalui pelaksanaan supervisi. Supervisi secara sederhana dapat
diartikan sebagai tindakan untuk memberikan bantuan dan perbaikan.
Supervisi dilakukan dalam bentuk pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para guru dan pegawai sekolah supaya bisa melakukan
pekerjaan mereka secara efektif. Kegiatan pokok supervisi pendidikan
adalah pembinaan terhadap sekolah pada umumnya dan pembinaan pada
guru supaya agar lebih kualitas dalam pembelajaran. Supervisi pada
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pemberian bantuan dan
pembinaan kepada guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
pembelajaran pada pendidikan anak usia dini
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi

Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris,


yaitu “super” dan ‘vision’. Super arti diatas dan vision arti melihat,
dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan orang yang berposisi
diatas, pimpinan terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga
merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human,
manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi
lebih banyak mengandung unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan
yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya untuk dapat
diberitahu bagian yang perlu diperbaiki. Secara sematik, Supervisi
pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke
arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan
mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
Secara Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa
Inggris “ Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan.
Good Carter memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-
petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya,
dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi
tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode
pengajar dan evaluasi pengajaran.
Supervisi memiliki pengertian yang sangat luas. Supervisi adalah
segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada
perkambangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya
didalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Supervisi berupa
dorongan, bimbingan dan kesekmpatan bagi pertumbuhan keahlian dan
kecakapan guru-guru seperti bimbingan dalam usaha dan pelakasanaan
pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran,
pemilihan alat-alat pelajaran dan metode-metode mengajar yang lebih
baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses
pengajaran, dan sebagainya. maka dengan kata lain supervisi adalah
suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka
secara efektif.

B. Teknik Supervisi Pendidikan

Teknik adalah suatu cara atau metode untuk melakukan hal-hal


tertentu. Teknik supervisi adalah cara atau metode yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu, baik berhubngan dengan penyelesaian masalah
guru dalam mengajar, masalah kepala sekolah dalam mengembangkan
kelembagaan serta masalah-masalah yang berhubungan dengan mutu
pendidikan. Teknik supervisi dibagi dua yaitu teknik supervisi perorangan
atau individual dan teknik supervisi kelompok (Nurmalina, 2017)

1. Teknik perorangan atau individual


Teknik yang memiliki cara pelaksanaan yang diberikan secara
perorangan yang bersifat individu. Diantarannya sebagai berikut
(Sanders et al., 2017):
a. Kunjungan kelas
Kunjungan kelas yaitu suatu teknik kunjungan yang dilakukan
ssupervisor kedalam suatu kelas saat guru mengajar dengan tujuan
melihat atau mengamati cara guru dalam mengajar. Tujuan dari
kunjungan kelas adalah untuk memperoleh gambaran keadaan
sebenarnya di dalam kelas selama guru mengajar.
Dalam melaksanakan kunjungan kelas terdapat empat tahap
(Kusumawati, 2016):
1). Tahap persiapan, pada tahap ini supervisor merencenakan
waktu, sasaran, dan cara mengobervasi selama kunjungan kelas
2). Tahap pengamatan, yaitu mengamati jalannya proses
pembelajaran berlangsung
3). Tahap akhir kunjungan, pada tahap akhir ini supervisor bersama
guru membuat jadwal untuk membicarakan hasil pengamatan dan
akan dilakukan tindak lanjut
b. Observasi
Observasi yaitu dengan cara mengamati proses pembelajaran
dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai segala sesuatu
yang terjadi selama proses belajar mengajar seperti kesulitan-
kesulitan yang dihadapi guru dalam proses mengajar. Dan
supervisor biasanya menggunakan instrument observasi
evaluatiave check list, activity check list. Yang diamati selama
proses pembelajaran (Uci Pranita, Nina Kurniah, 2018):
1). Usaha-usaha dan aktivitas guru siswa dalam proses
pembelajaran
2). Cara penggunaan media pengajaran
3). Reaksi siswa dalam proses mengajar
4). Keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi materinya
c. Percakapan individu
percakapan ini dilakukan oleh supervisor dan masing-masing guru
dengan tujuan untuk membahas mengenai kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh gurupada proses pembelajaran
d. Kunjungan Antar Kelas
Kunjungan antar kelas adalah teknik supervisi dengan cara
mengunjungi kelas lain dalam lingkungan sekolah itu sendiri.
Dengan adanya kunjungan antar kelas ini, guru dakan memperoleh
pengalaman baru dari teman sejawatnya mengenai pelaksanaan
proses pembelajaran pengelolaan kelas dan sebagainya.
e. Menilai diri sendiri
Menilai diri sendiri adalah satu teknik individual dalam supervisi.
Penilaian diri sendiri merupakan satu teknik pengembangan
professional guru. Penilaian diri sendiri memberikan informasi
secara obyektif kepada guru tentang peranannya di kelas dan
memberikan kesempatan kepada guru untuk mempelajari metode
pengajarannya dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.
2. Teknik kelompok
Teknik yang ditujukan dalam pembinaan guru secara bersama-sama
oleh supervisor dengan sejumlah gutu dalam suatu kelompok (Sekolah,
2016)
a. Rapat guru
Rapat guru adalah teknik supervisi melalui rapat yang dilakukan
untuk membicarakan pembelajaran dan upaya untuk meningkatkan
kinerja guru.
b. Studi kelompok antar guru
Studi kelompok antar guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu.
c. Diskusi
Diskusi adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui suatu
percakapan mengenai suatu masalah untuk mencari alternatif
pemecahannya. Diskusi digunakan supervisor untuk
mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri guru dalam
mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan
tukar pikiran antara satu dengan yang lain.
d. Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari
sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui
percakapan dan bekerja secara kelompok.

C. Pendekatan Supervisi Pendidikan


Pendekatan berasal dari kata approach. Approach disini yaitu cara
mendekatkan diri kepada objek atau langkah-langkah menuju objek. Pada
lingkungan sekolah tentunya terdapat proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru kepada peserta didiknya. Dengan hal ini seorang guru
menjadi faktor utama dalam meningkatkan dan perbaikan pengajaran.
Untuk meningkatkan perbaikan dan kualitas kepala sekolah maka
supervisor harus melakukan pendekatan dan teknik yang tepat. Karena
kepala sekolah satu dengan kepala sekolah lainnya mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda sehingga supervisor harus bisa
menentukan pendekatan yang tepat dalam meningkatkan kinerjanya.
Kepala sekolah dan guru akan mendapatkan wawasan yang luas dengan
proses pembinaan dari supervisor. Karena tugas seorang supervisor adalah
membimbing. Menurut Sudjana (2004) terdapat dua pendekatan supervisi,
yakni pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung. Namun,
terdapat satu pendekatan yang mencakup dua pendekatan. Sehingga
terdapat tiga pendekatan sebagai berikut:

a. Pendekatan langsung (direktif)


Pendekatan langsung adalah suatu cara pendekatan terhadap masalah
yang dilakukan secara langsung oleh supervisor terhadap guru atau
pendidik yang sedang mengalami masalah. Pada pendekatan ini supervisor
memberikan arahan secara langsung, dengan itu pengaruh perilaku
supervisor lebih dominan. Pendekatan langsung ini berdasarkan pada
pemahaman terhadap psikologis behaviouritis. Prinsisp behaviourisme
adalah semua perbuatan yang berasal dari refleks, yaitu respons terhadap
rangsangan atau stimulus. Jika seorang guru atau pendidik memiliki
kekurangan dalam melakukan tugasnya, maka perlu diberi arahan atau
stimulus agar guru atau pendidik bisa memperbaiki kekurangannya dan
berubah menjadi lebih baik lagi. Dalam memberi arahan supervisor dapat
melakukan hal sebagai berikut:
1) Menjelaskan
2) Menyajikan
3) Mengarahkan
4) Memberi contoh
5) Menerapkan
6) Menguatkan
b. Pendekatan tidak langsung (non-direktif)
Pendekatan tidak langsung adalah suatu cara pendekatan pada masalah
yang dilakukan secara tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara
langsung menunjukkan masalah, ia mendengarkan dahulu permasalahan
yang dikemukakan oleh guru atau pendidikan, hal itu supervisor
memberikan kesempatan pada guru untuk menyampaikan permasalah yang
terjadi. Pendekatan ini berdasarkan pada pemahaman psikologis
humanistik. Psikologi humanistik sangat menghargai orang yang akan
dibantu. Oleh karena itu, setiap guru yang dibimbing akan sangat
dihormati, ia banyak mendengarkan terlebih dulu dibanding berkomentar
tentang masalah yang dihadapi guru tersebut. Dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut supervisor melakukan hal sebagai berikut:
1) Mendengarkan gagasan yang dikemukaan oleh guru atau pendidik
2) Memahami permasalahan yang dihadapi guru tersebut
3) Memberi penguatan
4) Menjelaskan dan menyajikan tentang masalah yang dihadapi
5) Memecahkan masalah
c. Pendekatan kolaboratif
Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang mencakup
pendekatan langsung (direktif) dan pendekatan tidak langsung (non-
direktif). Pendekatan ini supervisor dan supervise memiliki kesepakatan
untuk menentukan langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi. Pada pendekatan ini berdasarkan pada pemahaman psikologi
kognitif. Yang dimaksud dengan psikologi kognitif ini beranggapan bahwa
belajar merupakan gabungan antara kegiatan individu dengan lingkungan
yang akan berpengaruh pada aktivitas individunya. Pendekatan ini
berhubungan pada dua arah yaitu dari atas ke bawah dan dari bawah ke
atas. Dengan hal itu supervisor dapat melakukan pendekatan sebagai
berikut:
1) Menyajikan
2) Menjelaskan
3) Mendengarkan
4) Memecahkan masalah
5) Negosiasi

Dengan melihat perilaku yang supervisor lakukan diatas maka


pendekatan ini dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan kegiatan. Pertama
supervisor melakukan percakapan awal (pre-conference) kemudian
melakukan observasi, setelah melakukan observasi maka supervisor akan
menganalisis permasalahan yang terjadi. Kemudian melakukan percapakan
akhir (past-conference) dan menganalisis akhir. Dan yang terakhir
berdiskusi.

D. Implementasi Supervisi TK Paud Anak Ceria


TK paud anak ceria berdiri sejak 2001 dan telah mendapat ini
didirikan untuk laboratorirum pengembanagan “Perkembangan Anak
dalam Psikologi” di dalam lingkungan kampus Universitas Airlangga,
untuk gurunya memiliki latar belakang Strata Satu Psikologi dari kampus
tersebut, dan siswanya memiliki jumlah 49 siswa, yang terdiri dari 17
siswa TK A , 20 siswa TK B, dan 12 sisswa Kelompok Bermain.
Berdasarkan dari hasil wawancara, didapatkan bahwa TK Paud
Anak Ceria dalam pelaksanaan supervisi akademik dilakukan dengan cara
membuat perencanaan terlebih dahulu, selanjutnya melaksanakan
kemudian menindaklanjuti dari pelaksanaan supervisi tersbut. Dalam
pelaksanaan supervisi ini dilakukan melalui perencanaan, pelaksanan dan
evaluasi. Perencanaan supervisi ada beberapa hal yang dilakukan, yaitu
penentuan tujuan, waktu pelaksanaan dan membuat jadwal supervisi. Pada
perencanaan ini membuat jadwal yang tercantum dalam sebuah surat
keputusan (SK) tetntang supervisi akademik yang disertai dengan jadwal
pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan supervisi ini dilakukan dua teknik
yaitu secara individu dan kelompok. Supervisi dengan teknik individu
dilakukan untuk membantu guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dihadapi. Dilakukan dengan kunjungan kelas dan wawancara atau
percakapan secara individu, hal ini dapat dilakukan tidak dilakukan secara
terjadwal namun terjadi secara mendadak atau disaat dibutuhkan kepala
sekolah maupun guru itu sendiri dalam memecahkan suatu persoalan.
Untuk supervisi dengan teknik kelompok dilakukan dengan rapat guru,
diskusi, dan workshop. Dalam teknik kelompok dengan rapat guru dan
diskusi dilakukan ke minggu ketiga setiap bulannya. Dan untuk workshop
kepala sekolah biasanya menunjuk beberapa guru untuk mengikuti
workshop tersebut.

Dalam supervisi klinis dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah


ditetapkan oleh sekolah sesuai surat keputusan (SK). Sebelum supervisi ini
dilakukan kepala sekolah akan melakukan pra observasi berupa temu awal
untuk melihat persiapan guru yang disupervisi, seperti menelaah RPP yang
akan diajarkan kepada perserta didik. Setelah melakukan pengamatan dan
memperhatikan bagaimana cara guru mengajar dan kesusain materi ajar
dengan perserta didik, kepala sekolah memanggil guru ke ruangan untuk
mendiskusikan hasil dari pengamatan dan diskusi untuk solusi dari
permasalahan tersebut.

Selanjutnya evaluasi supervisi merupakan tahap penilaian setiap


kegiatan yang dilaksanakan, seperti apakah supervisi sudah sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan atau belum, sampai mana pelaksanaan yang
dilakukan dalam proses pengamatan.

Untuk tindak lanjut dari proses supervise tersebut, sekolah akan


melakukan beberapa kegiatan secara terprogram untuk memberikan
pembinaan terhadap guru-guru tersebut. Kegiatan terprogram TK Paud
Anak Ceria, yaitu

a. Shared learning merupakan diskusi yang mengutamakan untuk


berbagi ilmu dalam proses belajar guru-guru selama kegiatan
berlangsung. Dalam kegiatan ini kepala sekolah akan
memberikan permasalahan yang akan dibahas, seperti
permasalahan mengatasi anak si A yang dikeluhkan oleh guru-
guru dan cara menangani proses belajar anak inklusi atau
seorang guru yang telah menemukan solusi atau jalan udalam
menemukan masalah, guru akan berbagi dalam ilmu tersebut.
Dari permasalahan tersebut kepala sekolah menjadwalkan
untuk membahas setiap minggu ketiga setiap bulannya.
b. Kelas kompetensi merupakan suatu wadah untuk guru-guru
mendapat suatu bimbingan atau pembinaan dari seorang yang
telah ahli dari ilmu tersebut. Kepala sekolah akan
menjadwalkan minggu akhir di setiap bulannya dan
menentukan tema yang akan dibahas.
c. Umpan balik merupakan suatu diskusi yang akan membahas
proses belajar mengajar selama satu bulan terakhir atau kepala
sekolah memberikan suatu kejadian yang akan dibahas dan
guru memberikan umpan balik dalam kejadian tersebut, umpan
balik ini biasanya dijadwalkan bersamaan dengan shared
learning.
d. Workshop, dalam kegiatan ini kepala sekolah akan menunjuk
beberapa guru atau seorang guru untuk mengikusi workshop
yang bekerja sama dengan lingkungan kampus dan dinas
pendidikan. Bertujuan untuk memberikan pembinaan langsung
terhadap guru-guru tersebut.

Shulhan, Muwahid. (2013). Supervisi Pendidikan (Teori Dan Terapan Dalam


Mengembangkan Sumber Daya Guru). Acima Pusblishing. Hlm 61
Purwanto Ngalim. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung.
PT.Remaja Rosdakarya
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati, D. (2016). Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap


Manajemen Pembelajaran Paud. Satya Widya, 32(1), 41.
https://doi.org/10.24246/j.sw.2016.v32.i1.p41-48

Nurmalina. (2017). Pembinaan Profesional Guru Taman Kanak-Kanak Melalui


Supervisi. III(2), 1–17.

Sanders, M. G., Lukmansyah, D., Danniarti, R., & Moh. Rois, Fartika Ifriqia, D.
S. (2017). Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan
Volume 1, No. 1, Juli-Desember 2017. American Journal of Education, 1(2),
233–255. https://doi.org/10.1086/674374

Sekolah, K. (2016). Implementasi supervisi akademik kepala sekolah.

Uci Pranita, Nina Kurniah, A. S. (2018). Supervisi Klinis Kepala Sekolah


Pendidikan Anak Usia Dini Islam Terpadu Auladuna Kota Bengkulu. Jurnal
Ilmiah Potensia, 3(1), 54–65.

Kusumawati, D. (2016). Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap


Manajemen Pembelajaran Paud. Satya Widya, 32(1), 41.
https://doi.org/10.24246/j.sw.2016.v32.i1.p41-48

Nurmalina. (2017). Pembinaan Profesional Guru Taman Kanak-Kanak Melalui


Supervisi. III(2), 1–17.

Sanders, M. G., Lukmansyah, D., Danniarti, R., & Moh. Rois, Fartika Ifriqia, D.
S. (2017). Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan
Volume 1, No. 1, Juli-Desember 2017. American Journal of Education, 1(2),
233–255. https://doi.org/10.1086/674374

Sekolah, K. (2016). Implementasi supervisi akademik kepala sekolah.

Uci Pranita, Nina Kurniah, A. S. (2018). Supervisi Klinis Kepala Sekolah


Pendidikan Anak Usia Dini Islam Terpadu Auladuna Kota Bengkulu. Jurnal
Ilmiah Potensia, 3(1), 54–65.

Anda mungkin juga menyukai