FENOMENOLOGY : berasal dari kata phenomenon yang artoinya menunjukan. Fenomenologi
ini juga merupakan sebuah aliran dari suatu pemikiran yang menunjukan niat dan keasliannya. Fenomennologi ini dapat kita temui dengan pengetahuan kita yang sesuai dengan fakta dan realita. Karena segala sesuatu itu kita temukan lewat indera, kemudian diterima oleh otak dalam bbentuk pengalaman dengan berjalannya penalaran yang membuat seseorang itu bisa menjadi berfikir kritis.
SEJARAH FENOMENOLOGY : tokoh yang pertama mengemukakan adanya fenomenology itu
adalah Edmund Huserl yang dikembangkan di universitas jerman sebelum perang dunia 1, kemudian dilanjutkan oleh Martin Heidehher yang memasukan ide ide dasar fenomenology dalam pandangan eksistensime. Abad ke-18 menjadi awal digunakannya istilah fenomenologi sebagai nama teori tentang penampakan, yang menjadi dasar pengetahuan empiris (penampakan yang diterima secara inderawi). Istilah fenomenologi itu sendiri diperkenalkan oleh Johann Heinrich Lambert, pengikut Christian Wolff. Sesudah itu, filosof Immanuel Kant mulai sesekali menggunakan istilah fenomenologi dalam tulisannya, seperti halnya Johann Gottlieb Fichte dan G.W.F.Hegel. Pada tahun 1889, Franz Brentano menggunakan fenomenologi untuk psikologi deskriptif. Dari sinilah awalnya Edmund Hesserl mengambil istilah fenomenologi untuk pemikirannya mengenai kesengajaan.
JENIS- JENIS TRADISI FENOMENOLOGY :
Fenomenologi klasik Fenomenologi presepsi Fenomenologi hermeneutic PRINSIP DASAR FENOMENOLOGI ;
Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomenologis:
Pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar. Kita akan
mengetahui dunia ketika kita berhubungan dengan pengalaman itu sendiri. Makna benda terdiri dari kekuatan benda dalam kehidupan seseorang. Bagaimana kita berhubungan dengan benda menentukan maknanya bagi kita. Bahasa merupakan kendaraan makna. Kita mengalami dunia melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengekspresikan dunia itu.
TOKOH TOKOH FENOMENOLOGI:
a. Edmund Huserl . yang mengemukakan tentang Fenomenologi Sebagai Metode untuk
Membangun Disiplin dasar, Hal Sendiri intensionalitas dan Para Fenomena, Berpikir Fenomenologis b. Alfred Scrutz, yang terkenal dengan karya klasiknya yang berjudul The Phenomenology of the Social World, c. Peter L. Berger, yang mempunyai kaitan erat dengan konsepnya tentang, konstruksi realitas sosial yang dianggapnya bergantung pada posisi individu sebagai subyek. d. Max Weber , merupakan tokoh sosiologi yang paling berpengaruh dalam pemahaman nominalisme sosiologis.