Pd
Suryadi, M.Pd
MODUL
BIMBINGAN DAN KONSELING
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA
Tdak dperkenankan memperbanyak sebagan atau seluruhnya s buku n dalam
bentuk dan dengan cara apapun tanpa sezn tertuls dar Drektorat Jenderal
Penddkan Islam Kementeran Agama RI.
ISBN,978-602-7774-06-3
Ilustras Cover : Sumber, http://5electon.com/2012/06/27/thngs-women-really-want-
from-men/man-and-woman-hands/
Alamat :
Subdt Kelembagaaan Drektorat Penddkan Tnggg Islam
Drektorat Jenderal Penddkan Islam, Kementeran Agama RI
Lt.8 Jl. Lapangan Banteng Barat Mo. 3-4 Jakarta Pusat 10701
Telp. 021-3853449 Psw.236, Fax. 021-34833981
http://www.pends.kemenag.go.d/www.dkts.kemenag.go.d
emal:kasubdtlembagadkts@kemenag.go.d/
kas-bn-lbg-pta@pends.kemenag.go.d
Bismillahirrahmanirrahim
dan Guru Penddkan Agama Islam (PAI) pada Sekolah melalu Dual Mode System—
selanjutnya dtuls Program DMS—merupakan khtar Drektorat Jenderal Penddkan
jabatan d bawah bnaannya. Program n dselenggarakan sejak tahun 2009 dan mash
berlangsung hngga tahun n, dengan sasaran 10.000 orang guru yang berlatar belakang
guru kelas d Madrasah Ibtdayah (MI) dan guru Penddkan Agama Islam (PAI) pada
Sekolah.
Program DMS dlatar oleh banyaknya guru-guru d bawah bnaan Drektorat Jenderal
terlebh d daerah pelosok pedesaan. Sementara pada saat yang bersamaan, konsttus
penddkan nasonal (UU No. 20 Tahun 2003, UU No. 14 Tahun 2007, dan PP No. 74 Tahun
2008) menetapkan agar sampa tahun 2014 seluruh guru d semua jenjang penddkan
secara ndvdual melalu perkulahan regular. Selan karena faktor baya mandr yang
relatf membeban guru, juga ada konsekuens mennggalkan tanggungjawabnya dalam
menjalankan proses pembelajaran d kelas.
pembelajaran tatap muka (TM) dan pembelajaran mandr (BM). Untuk BM nlah proses
pembelajaran memanfaatkan meda modular dan perangkat pembelajaran onlne (e-
learnng).
dlakukan dengan melbatkan para pakar/ahl yang tersebar d LPTK se-Indonesa, dan
selanjutya hasl revew dserahkan kepada penuls untuk selanjutnya dlakukan perbakan.
Dengan keberadaan modul n, para penddk yang saat n sedang menjad mahasswa
agar membaca dan mempelajarnya, begtu pula bag para dosen yang mengampunya.
Pendek kata, kam mengharapkan agar buku n mampu memberkan nformas yang
dbutuhkan secara lengkap. Kam tentu menyadar, sebaga sebuah modul, buku n mash
membutuhkan penyempurnaan dan pendalaman lebh lanjut. Untuk tulah, masukan dan
krtk konstruktf dar para pembaca sangat kam harapkan.
Semoga upaya yang telah dlakukan n mampu menambah makna bag penngkatan
mutu penddkan Islam d Indonesa, dan tercatat sebaga amal saleh d hadapan Allah
swt. Akhrnya, hanya kepada-Nya kta semua memohon petunjuk dan pertolongan agar
upaya-upaya kecl kta bernla guna bag pembangunan sumberdaya manusa secara
nasonal dan penngkatan mutu umat Islam d Indonesa. Amn
Mata kulah Bmbngan dan Konselng d MI merupakan mata kulah yang akan
membekal mahasswa tentang pelaksanaan bmbngan dan konselng d MI yang
dijabarkan dalam materi : Hakekat Bimbingan dan Konseling di MI (Makna Bimbingan
dan Konselng; Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan; serta Strategi-Pendekatan
Bmbngan dan Konselng); Pemahaman Peserta Ddk MI/SD (Aspek-aspek Pemahaman
Peserta Ddk; Strateg dan Teknk Tes untuk Pemahaman Peserta Ddk; serta Strateg
dan Teknk Non-tes untuk Pemahaman Peserta Ddk); Bmbngan Prbad Sosal (Makna
Bimbingan Pribadi-Sosial; Tujuan dan Ragam Permasalahan Pribadi-Sosial; serta
Strategi dan Teknik Bimbingan Pribadi-Sosial); Bimbingan Belajar (Makna Belajar dan
Bimbingan Belajar; Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan Belajar; serta Strategi
dan Teknik Bimbingan Belajar); Bimbingan Karier (Makna Karier dan Bimbingan Karier;
Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan Karier; serta Strategi dan Teknik Bimbingan
Karier) serta Manajemen Bimbingan dan Konseling (Penyusunan Program Bimbingan
dan Konselng ; Struktur Program Bmbngan dan Konselng; serta Evaluas Program
Bmbngan dan Konselng).
Secara umum tujuan dari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan
kegatan Bmbngan dan Konselng d MI, dan secara khusus adalah agar para mahasswa
dapat :
Manfaat dar mata kulah n adalah menambah wawasan dan keteramplan mahasswa
tentang berbaga hal yang berkatan dengan kegatan layanan Bmbngan dan Konselng
di MI sehingga dapat dijadikan dasar untuk penerapan kegiatan Bimbingan dan Konseling
di MI tempat ia mengajar.
Berdasar tujuan yang ingin dicapai serta bobot SKS mata kuliah Bimbingan dan
Konseling di MI, materi kuliah ini disajikan dalam 6 Bahan Belajar Mandiri (BBM) yang
terdr dar :
Dengan mempelajari setiap BBM secara cermat sesuai dengan petunjuk yang ada pada
setiap modul serta dengan mengerjakan semua tugas dan latihan serta tes yang diberikan,
mahasiswa akan berhasil dalam menguasai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
HAKEKAT BIMBINGAN
DAN KONSELING
PENDAHULUAN
Dalam bahan belajar mandiri pertama ini, Anda akan diperkenalkan dengan konsep
Bmbngan dan Konselng d MI. Pembahasan akan dfokuskan pada Makna Bmbngan
dan Konselng; Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan; serta Strategi-Pendekatan
Bmbngan dan Konselng.
Setelah Anda membaca bahan belajar mandiri ini, diharapkan Anda dapat :
PETUNJUK BELAJAR
Agar Anda memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan petunjuk
berkut :
1. Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh
terlebh dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian mempelajari
bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu berilah tanda khusus pada
bagan yang Anda anggap pentng.
3. Apabla ada bagan yang tdak atau kurang Anda mengert maka berlah tanda lan dan
catat dalam buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tutoral
tatap muka.
4. Buatlah kesmpulan dalam kata-kata Anda sendr dar keseluruhan bahan yang Anda
baca dalam bahan belajar mandiri ini.
5. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia.
Dalam konteks perkembangan anak, bmbngan dapat dartkan sebaga suatu upaya
memgoptmalkan perkembangan anak ( usa 6 – 13 tahun) melalu penyedaan perlakuan
dan lngkungan penddkan yang sesua dengan kebutuhan perkembangan anak serta
pengembangan berbaga kemampuan dan keteramplan hdup yang dperlukan anak.
Bmbngan merupakan sebuah stlah yang sudah umum dgunakan dalam duna
penddkan. Bmbngan pada dasarnya merupakan upaya bantuan untuk membantu
ndvdu mencapa perkembangan yang optmal. Selan tu bmbngan yang lebh luas
dikemukakan oleh Good (Thantawi, l995 : 25) yang menjabarkan bahwa bimbingan adalah
(1) suatu proses hubungan prbad yang bersfat dnams, yang dmaksudkan untuk untuk
mempengaruh skap dan perlaku seseorang; (2) suatu bentuk bantuan yang sstemats
(selain mengajar) kepada murid, atau orang lain untuk menolong, menilai kemampuan
dan kecenderungan mereka dan menggunakan nformas tu secara efektf dalam
kehdupan sehar-har; (3) perbuatan atau teknk yang dlakukan untuk menuntun murd
terhadap suatu tujuan yang diinginkan dengan menciptakan suatu kondisi lingkungan
yang membuat drnya sadar tentang kebutuhan dasar, mengenal kebutuhan tu, dan
mengambl langkah-langkah untuk memuaskan drnya.
Sementara tu, Suprad (2004 : 207) menyatakan bahwa yang dmaksud dengan
bmbngan adalah proses bantuan yang dberkan oleh konselor/ pembmbng kepada
konsel agar konsel dapat : (1) memaham drnya, (2) mengarahkan drnya, (3)
Bmbngan dan Konselng yang berkembang saat n adalah bmbngan dan konselng
perkembangan. Bmbngan dan Konselng perkembangan bag peserta ddk adalah upaya
pemberan bantuan kepada peserta ddk yang dlakukan secara berkesnambungan,
supaya mereka dapat memahami dirinya sehingga sanggup bertindak secara wajar sesuai
dengan tuntutan dan keadaan lngkungan, keluarga dan masyarakat serta kehdupan pada
umumnya. Bmbngan membantu mereka mencapa tugas perkembangan secara optmal
sebaga makhluk Tuhan, sosal dan prbad (Nurhsan & Sudanto, 2005 : 9).
2. Asumsi BK Perkembangan
Model bmbngan perkembangan memungknkan konselor untuk memfokuskan
tdak sekedar terhadap gangguan emosonal klen (peserta ddk), melankan lebh
mengupayakan pencapaian tujuan dalam kaitan penguasaan tugas-tugas perkembangan,
menjembatani tugas-tugas yang muncul pada saat tertentu, dan meningkatkan sumberdaya
dan kompetens dalam memberkan bantuan terhadap pola perkembangan yang optmal
dar klen (peserta ddk) (Blocher, 1974:79).
Pendekatan ini juga memiliki asumsi bahwa potensi peserta ddk merupakan aset
yang berharga bag kemanusaan. Dorongan dar dalam n memerlukan kesepakatan
dengan kekuatan dalam lngkungan. Pengembangan kemanusaan merupakan nteraks
individual dimana ia berpijak dengan peraturan, perundangan, dan nilai-nilai yang saling
melengkap.
1. Perkembangan adalah tujuan bimbingan; oleh karena itu para guru sebagai petugas
bmbngan d sekolah perlu memlk suatu kerangka berpkr konseptual untuk
memahami perkembangan peserta didik sebagai dasar perumusan isi dan tujuan
bmbngan.
2. Interaks yang sehat merupakan suatu klm perkembangan yang harus dkembangkan
oleh guru sebaga petugas bmbngan. Oleh karena tu, guru sebaga petugas bmbngan
perlu menguasa pengetahuan dan keteramplan khusus untuk mengembangkan
nteraks yang sehat sebaga pendukung sstem peluncuran bmbngan d sekolah
(Sunaryo Kartadnata, 1996:10).
Dalam konsep layanan bmbngan dan konselng, peserta ddk dpandang sebaga
suatu kesatuan perkembangan. Pengaruh terhadap satu aspek perkembangan pada
seorang peserta ddk akan mempengaruh keseluruhan prbadnya. Dalam dr setap
peserta ddk terdapat energ yang mendorongnya tumbuh dan berkembang secara postf
ke arah yang sebak-baknya sesua dengan kemampuan dasar yang dmlk peserta ddk
tersebut.
Setap murd mempunya kebebasan untuk memlh. Kebebasan dkut oleh tanggung
jawab, yaitu penerimaan resiko atas akibat yang muncul dari pilihannya. Tanggung jawab
seseorang tidak hanya bertumpu dan terpusat pada dirinya sendiri, tetapi juga kepada
orang lan secara sembang.
RANGKUMAN
1. Kegatan bmbngan dan konselng d MI, merupakan suatu layanan yang dperlukan
dengan ddasarkan atas karakterstk dan kebutuhan masalah perkembangan murd
yang perlu doptmalkan pencapaan tugas perkembangannya.
2. Bmbngan dan konselng adalah upaya pemberan bantuan yang drancang dengan
menfokuskan pada kebutuhan, kekuatan mnat, dan su-su yang berkatan dengan
tahapan perkembangan anak dan merupakan bagan pentng dan ntegral dar
keseluruhan program penddkan.
3. Pelaksanaan bmbngan dan konselng d MI menrupakan kegatan yang terpadu
dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, melibatkan kerja sama dengan berbagai
fihak terutama orang tua peserta didik dan lingkungan sekitar sekolah.
4. Program dan layanan bmbngan dan konselng merupakan suatu kebutuhan yang
mencakup berbagai dimensi dan dilaksanakan secara terpadu; ditujuan untuk seluruh
peserta ddk, dengan menggunakan berbaga strateg dan melput ragam dmens;
serta bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi secara optimal, mencegah
terhadap tmbulnya masalah dan berusaha membantu memecahkan masalah peserta
ddk.
3. Sasaran akhr dar bmbngan untuk peserta ddk yang sekaligus juga merupakan
sasaran akhr dar proses penddkan secara keseluruhan adalah :
a. Tercapanya perkembangan peserta ddk yang optmal.
b. Tercapanya taraf kesadaran peserta ddk yang optmal.
c. Tercapanya kecerdasan peserta ddk yang optmal.
d. Tercapanya taraf kedewasaan peserta ddk yang optmal.
4. Suatu tugas yang muncul sesua dengan perode kehdupan ndvdu, dmana
keberhaslan ndvdu dalam pencapaan tugas tersebut akan membawa dampak
kebahagiaan atau kesuksesan pada pelaksanaan tugas berikutnya, begitu juga
sebalknya. Hal n merupakan:
a. Fnal task
b. Developmental task
c. Home work tas
d. Exercve task
6. D bawah n termasuk karakterstk kegatan bmbngan d SD. Yang tdak termasuk
karakterstk bmbngan d SD …
a. Lebh memaham kehdupan peserta ddk beragam.
b. Lebh banyak melbatkan orang tua.
c. Lebh menekankan akan pentngnya peranan guru dalam fungs bmbngan.
d. Lebh menekankan kepedulan terhadap kebutuhan dasar peserta ddk.
10. D bawah n dkemukakan asums layanan bmbngan dan konselng menurut
Rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling di jalur pendidikan formal,
kecual:
a. Program bmbngan dan konselng merupakan suatu kebutuhan yang mencakup
berbaga dmens dan dlaksanakan secara terpadu.
b. Layanan bimbingan dan konseling ditujukan untuk seluruh peserta didik,
menggunakan berbaga strateg dan melput berbaga ragam dmens.
c. Layanan bmbngan konselng merupakan kegatan yang terpadu dalam
keseluruhan sstem penddkan d sekolah.
d. Layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangkan seluruh
potens peserta ddk secara optmal.
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
10
80 % - 89% : bak
70% - 79 % : cukup
Apabla tngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau lebh, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.
Sampai saat ini, di jenjang Sekolah Dasar tidak ditemukan posisi struktural untuk
konselor. Namun demkan, sesua dengan tngkat perkembangan peserta ddk usa
sekolah dasar/ madrasah btdayah, kebutuhan akan pelayanannya bukannya tdak
ada meskipun tentu saja berbeda dari ekspektasi kinerja konselor di jenjang sekolah
menengah dan jenjang perguruan tinggi. Dengan kata lain, konselor juga dapat berperan
serta secara produktif di jenjang sekolah dasar, bukan memposisikan diri sebagai
fasilitator pengembangan diri peserta didik yang tidak jelas posisinya tetapi membantu
para guru yang mengntegraskan layanan bmbngan dan konselng ke dalam kegatan
proses pembelajaran yang diselenggarakannya.
Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling ialah agar peserta didik dapat:
Bertolak dari rumusan Tujuan Pendidikan Nasional, dan tujuan pendidikan dasar
drumuskan seperangkat tugas-tugas perkembangan yang seyogyanya dcapa oleh
peserta ddk MI. Secara operasonal tugas-tugas perkembangan murid MI adalah
pencapaan perlaku yang seyogyanya dtamplkan peserta ddk MI yang melput:
Terdapat beberapa ide pokok menyangkut hakikat dan tujuan bimbingan untuk peserta
ddk MI yang dkemukakan dar pendapat Solehuddn (2005), yatu sebaga berkut :
Ketiga, dalam konteks bmbngan, upaya membantu peserta ddk dalam merah
d. Prnsp bmbngan yang berkatan dengan tujuan dan pelaksanaan layanan, yatu :
1) Bmbngan dan konselng harus darahkan untuk pengembangan ndvdu (peserta
ddk) yang pada akhrnya mampu membmbng dr sendr dalam menghadap
permasalahannya;
2) Dalam proses bmbngan keputusan yang dambl dan akan dlakukan ndvdu
(peserta ddk) hendaknya atas kemauan ndvdu (peserta ddk) tu sendr,
bukan karena kemauan atau desakan dar pembmbng (guru) atau phak lan;
3) Permasalahan ndvdu (peserta ddk) harus dtangan oleh tenaga ahl dalam
bdang yang relevan dengan permasalahan yang dhadap;
4) Kerja sama antara guru dan pembimbing, guru bidang studi, staf sekolah dan
orang tua amat menentukan hasl pelayanan bmbngan;
5) Pengembangan program bmbngan dtempuh melalu pemanfaatan yang
maksmal dar hasl pengukuran dan penlaan terhadap ndvdu (peserta ddk)
yang terlbat dalam proses pelayanan dan program bmbngan tu sendr.
Muro dan Kottman mengkaji perbedaan bimbingan dan konseling di MI dari sudut
karakterstk peserta ddk termasuk beberapa keterbatasannya, teknk pemberan
layanan, dan jenis pemberian layanan. Menurut Muro dan Kottman (1995:53-54) terdapat
enam perbedaan pentng yang harus dpertmbangkan guru dalam mengembangkan
program bmbngan dan konselng d MI, yatu:
a. Guru memandang bahwa murid belum memiliki keajegan. Oleh karena itu, guru belum
dapat menciptakan lingkungan belajar secara permanen.
b. Beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling tidak langsung kepada peserta didik,
melankan dluncurkan melalu guru, orang tua, dan orang dewasa lannya.
c. Kesempatan peserta ddk untuk melakukan plhan mash terbatas.
d. Peserta didik MI memiliki keterbatasan dalam menerima tanggung jawab dirinya
(self-responsibility).
e. Pengembangan program bmbngan dan konselng hendaknya berawal dar konsep
dasar bmbngan dan konselng, terutama kepedulan untuk memberkan bantuan
kepada peserta didik sebagai pembelajar.
f. Layanan bmbngan dan konselng d MI kurang menekankan pada penympanan data,
testng, perencanaan penddkan, pendekatan yang berorentas pada pemecahan
masalah, dan konselng atau terap ndvdual.
d. Fungsi kuratif, adalah layanan yang membantu peserta ddk untuk mengatas
masalah-masalah yang dhadap bak d lngkungan sekolah maupun d lngkungan
luar sekolah. Bantuan yang dberkan amat bergantung pada sfat masalahnya,
Guru MI sebagai guru kelas yang mengajarkan mata pelajaran, pada dasarnya
mempunya peran sebaga pembmbng. Dalam SK Menpan No.83/1993 dtegaskan bahwa
selain tugas utama mengajar, guru SD ditambah dengan melaksanakan program bimbingan
dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Bahkan Murro dan Kottman
(1995:69) menempatkan poss guru sebaga unsur yang sangat krts dalam mplementas
program bimbingan dan konseling perkembangan. Guru merupakan gelandang terdepan
dalam mengidentifikasi kebutuhan peserta didik, penasehat utama bagi peserta didik,
dan perekayasa nuansa belajar yang mempribadi. Guru yang memonitor peserta didik
dalam belajar, dan bekerja sama dengan orang tua untuk keberhasilan peserta didik.
1. Fungsi Pemahaman, yatu fungs bmbngan yang membantu peserta ddk agar
memlk pemahaman terhadap potens drnya dan lngkungannya (penddkan,
pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, peserta didik diharapkan
mampu mengembangkan potens drnya secara optmal, dan menyesuakan drnya
dengan lngkungan secara dnams dan konstruktf.
2. Fungsi Fasilitasi, memberkan kemudahan kepada konsel dalam mencapa
pertumbuhan dan perkembangan yang optmal, seras, selaras dan sembang seluruh
aspek dalam dr konsel.
3. Fungsi Penyesuaian, yatu fungs bmbngan dalam membantu peserta ddk
agar dapat menyesuakan dr dengan dr dan lngkungannya secara dnams dan
konstruktf.
4. Fungsi Penyaluran, yatu fungs bmbngan dalam membantu peserta ddk memlh
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan
karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian
lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik
lannya d dalam maupun d luar lembaga penddkan.
5. Fungsi Adaptasi, yatu fungs membantu para pelaksana penddkan, kepala Sekolah/
Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuakan program penddkan
terhadap latar belakang penddkan, mnat, kemampuan, dan kebutuhan peserta
ddk. Dengan menggunakan nformas yang memada mengena peserta ddk,
pembmbng/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan peserta
ddk secara tepat, bak dalam memlh dan menyusun mater MI, memlh metode dan
proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan
a. Mengembangkan klm kelas yang bebas dar ketegangan dan yang bersuasana
Peran guru sebagai guru pembimbing, sesungguhnya akan tumbuh subur jika guru
menguasai rumpun model mengajar Pribadi. Rumpun mengajar pribadi terdiri atas model
mengajar yang berorientasi kepada perkembangan diri peserta didik. Penekanannya
lebh dutamakan kepada proses yang membantu peserta ddk dalam membentuk dan
mengorgansaskan realta yang unk, dan lebh banyak memperhatkan kehdupan
emosonal peserta ddk.
1. Asas Kerahasiaan, yatu asas bmbngan dan konselng yang menuntut drahasakanya
segenap data dan keterangan tentang peserta didik yang menjadi sasaran pelayanan,
yatu data atau keterangan yang tdak boleh dan tdak layak dketahu oleh orang lan.
RANGKUMAN
1. Pemahaman tentang tugas perkembangan berguna bag pengembangan program
bimbingan dalam merumuskan tujuan serta waktu pelaksanaan.
2. Program bimbingan yang dirumuskan di MI didasarkan pada tujuan pendidikan MI/SD
dalam pengembangan kehdupan peserta ddk sebaga prbad, anggota masyarakat,
warga negara dan umat manusa.
3. Tujuan layanan bimbingan di MI adalah untuk membantu peserta didik agar dapat
mencapa tugas-tugas perkembangan yang melput aspek-aspek prbad sosal,
belajar, dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan.
4. Karakterstk BK d MI terlhat dalam hal fungs bmbngan, fokus bmbngan, peran
orang tua, pemahaman akan kehdupan dan kebutuhan dasar, usa MI merupakan
tahapan yang pentng dalam perkembangan anak.
5. Layanan bimbingan di MI dilaksanakan oleh guru kelas yang mengajarkan mata
pelajaran yang bernuansa bimbingan sebagai gelandang terdepan.
6. Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan Prayitno menjabarkan prinsip pelaksanaan
bmbngan berkatan dengan permasalahan ndvdu, sasaran, program layanan,
tujuan dan pelaksanaan.
7. Muro dan Kottman mengemukakan BK perkembangan mengan prnsp-prnsp sebaga
berkut : bmbngan dperlukan oleh selu peserta ddk ruh, memfokuskan pada
pembelajaran peserta didik, kerja sama antara konselor dengan guru, pelaksanaan
kurkulum bmbngan, kepedulan terhadap potens peserta ddk, proses mendorong
perkembangan, pengembangan yang terarah, tim oriented, identifikasi peserta didik,
peduli dengan penerapan psikologi (anak, perkembangan dan teori-teori belajar/
pembelajaran), serta sifatnya mengikuti urutan dan lentur.
8. Fungs bmbngan : pencegahan (preventf), perbakan (kuratf), pengembangan
(development), dan pemehaman (nformatf).
1. Di bawah ini yang tidak termasuk tujuan yang diharapkan dari proses bimbingan,
yatu…
a. Peserta ddk dapat memaham drnya
b. Peserta ddk dapat memecahkan masalah yang dhadapnya
c. Peserta ddk selalu bergantung pada konselor/pembmbng
d. Peserta ddk dapat menyesuakan dr dengan lngkungannya.
2. Salah satu prnsp bmbngan adalah bmbngan mempunya sfat mengkut urutan
dan lentur. Maksud dar berurutan dsn adalah……
a. Program bmbngan drancang sesua dengan tngkat perkembangan peserta
ddk
b. Program hendaknya dsesuakan dengan perbedaan ndvdual
c. Program dsusun dar tahun ke tahun secara berurutan
d. Program berdasarkan peraturan sekolah
3. Yang tdak termasuk prnsp bmbngan yang berkatan dengan program layanan
adalah…
a. Program bimbingan harus fleksibel
b. Program bimbingan disusun secara berkelanjutan
c. Is dan pelaksanaan program perlu dadakan penlaan
d. Program dsusun berdasarkan kengnan kepala sekolah
5. Apabla guru pembmbng tdak mampu menangan masalah peserta ddk, maka
sebaknya dlakukan….
a. Pengamblan keputusan secara sephak
b. Votng
c. Musyawarah
d. Alh tangan kasus
9. Sejak duduk di kelas tiga MI, Amalia sudah memiliki kelompok belajar yang dinamakan
kelompok belajar “ceria” yang beranggotakan teman-teman sekelasnya. Dalam hal
n, Amala sudah mencapa tugas perkembangan yang seyogyanya dtamplkan anak
MI, yatu…
a. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
b. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok teman sebaya.
c. Kemampuan untuk dapat bekerjasama dengan teman sebaya.
d. Pengembangan skap terhadap kelompok teman sebaya.
10. Upaya yang palng tepat dlakukan oleh guru apabla tdak bsa menangan masalah
yang sudah menyangkut aspek-aspek keprbadan yang mendalam sepert masalah
kesehatan mental pada murdnya adalah…
a. Membuat konferens kasus.
b. Melakukan kerjasama dengan para guru.
c. Memberkan konselng kepada peserta ddk tersebut.
d. Membuat rekomendas (referral) kepada para ahl yang kompeten.
RUMUS
Jumlah jawaban Anda yang benar
10
80 % - 89% : bak
70% - 79 % : cukup
Apabla tngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau lebh, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.
Myrick dalam Muro & Kotman, l995 yang diperjelas kembali oleh Sunaryo Kartadinata
(1998 : 15) dan Ahman (2005 : 11-34) mengemukakan empat pendekatan dapat
drumuskan sebaga pendekatan dalam bmbngan yang dlaksanakan d MI, yatu :
a. Pendekatan krisis.
Dalam pendekatan n, guru menunggu munculnya suatu krss, baru kemudan da
bertndak membantu peserta ddk yang menghadap krss tu.
Strategi yang dgunakan dalam pendekatan n adalah teknk-teknk yang secara
“past” dapat mengatas krss tu. Contoh : Seorang peserta ddk datang mengadu
kepada guru sambl menangs karena ddorong temannya sehngga tersungkur ke lanta.
Guru yang menggunakan pendekatan krisis akan meminta peserta didik tersebut untuk
membcarakan penyelesaan masalahnya dengan teman yang mendorongnya ke lanta.
Bahkan mungkn guru tersebut memanggl teman peserta ddk tersebut untuk datang ke
ruang guru untuk membcarakan penyelesaan masalah tersebut sampa tuntas.
b. Pendekatan remedial.
Dalam pendekatan n, guru akan memfokuskan bantuannya pada upaya menyembuhkan
atau memperbak kelemahan-kelemahan peserta ddk yang tampak. Tujuan bantuan
dari pendekatan ini ialah menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin terjadi.
c. Pendekatan preventif
Dalam pendekatan n, guru mencoba mengantspas masalah-masalah generk
dan mencegah terjadinya masalah itu. Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus
sekolah, berkelah, kenakalan, merokok, membolos, menyontek, mengutl, berman game
on line/internet dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada
peserta ddk secara umum. Model preventif ini, didasarkan pada pemikiran bahwa jika
guru dapat menddk peserta ddk untuk menyadar bahaya dar berbaga kegatan dan
menguasai metode untuk menghindari terjadinya masalah itu, maka guru akan dapat
mencegah peserta ddk dar perbuatan-perbuatan yang membahayakan tersebut.
Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini termasuk mengajar dan
memberikan informasi. Dalam contoh kasus di atas, jika guru menggunakan pendekatan
preventif dia akan mengajari peserta didik nya secara klasikal untuk bersikap toleran
dan memaham orang lan sehngga dapat mencegah munculnya perlaku agresf, tanpa
menunggu munculnya krss terlebh dahulu.
d. Pendekatan perkembangan
Pendekatan n merupakan pendekatan yang lebh mutakhr dan lebh proaktf
dbandngkan dengan ketga pendekatan sebelumnya. Pembmbng yang menggunakan
pendekatan ini beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus
yang dbutuhkan peserta ddk untuk mencapa keberhaslan d sekolah dan d dalam
kehdupan secara lebh luas d masyarakat. Pendekatan perkembangan n dpandang
sebaga pendekatan yang tepat dgunakan dalam tatanan penddkan sekolah karena
pendekatan n memberkan perhatan pada tahap-tahap perkembangan peserta ddk,
kebutuhan dan mnat, serta membantu peserta ddk mempelajari keterampilan hidup (
Robert Myrck, l989).
Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini seperti mengajar, tukar
informasi, bermain peran, melatih, tutorial, dan konseling. Dalam contoh di atas, jika
guru menggunakan pendekatan perkembangan, guru tersebut sebaknya menangan
peserta didik tadi sejak tahun-tahun pertama masuk sekolah, mengajari dan menyediakan
pengalaman belajar bagi murid itu yang dapat mengembangkan keterampilan hubungan
antarprbad yang dperlukan untuk melakukan nteraks yang efektf dengan orang lan.
Oleh karena itu, dalam pendekatan perkembangan, keterampilan dan pengalaman belajar
yang menjadi kebutuhan peserta didik akan dirumuskan ke dalam suatu kurikulum
bimbingan atau drumuskan sebaga Layanan Dasar Umum.
Ada pola umum dalam proses perkembangan peserta ddk. Oleh karena tu,
perkembangan berlangsung dalam tata urutan tertentu. Dalam teor pskolog, tata
urutan tu drumuskan sebaga tugas-tugas perkembangan. Tugas perkembangan
dartkan sebaga perangkat perlaku yang harus dkuasa murd dalam perode
kehdupan tertentu, d mana keberhaslan menguasa perangkat perlaku pada perode
kehdupan tersebut akan mendasar keberhaslan penguasaan perangkat perlaku dalam
perode berkutnya; sedangkan kegagalan menguasa perangkat perlaku dalam perode
kehdupan sebelumnya akan membawa peserta ddk ke dalam kekecewaan, penolakan
masyarakat, dan kesultan d dalam menguasa perangkat perlaku pada perode
kehidupannya berikutnya. Konsep mengenai tugas perkembangan dan jenisnya sudah
Anda peroleh pada mata kulah Perkembangan Peserta Ddk. Contoh sederhana alah
bahwa keteramplan membaca, menuls, dan berhtung sudah harus dkuasa peserta
ddk pada kelas-kelas awal. Keberhaslan peserta ddk menguasa keteramplan dasar n
akan mempengaruh keberhaslan peserta ddk dalam mempelajari mata-mata pelajaran
kelas-kelas yang lebh tngg. Sedangkan kegagalan peserta ddk dalam menguasa hal
tersebut akan menimbulkan kesulitan dan kekecewaan peserta didik dalam mempelajari
atau menguasai mata pelajaran di kelas-kelas yang lebih tinggi. Bahkan lebih jauh dari
tu, kegagalan tad bsa membawa kepada munculnya perlaku bermasalah pada peserta
ddk. Perkembangan pada usa MI terarah kepada pemerolehan perlaku yang berkatan
dengan skap, kebasaan, dan kesadaran akan keberadaan drnya sebaga bagan dar
lngkungan dan memlk kecakapan tertentu yang berbeda dar orang lan.
Pertama, unsur peluang. Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang
memungkinkan peserta didik mempelajari perilaku-perilaku baru. Di MI, keterpaduan
topk sepert n lebh dutamakan mengngat pelaksanaan layanan bmbngan akan lebh
banyak terpadu dengan proses pembelajaran. Hal ini mengandung implikasi bahwa tujuan
dan topk-topk yang terkandung dalam kurkulum yang sudah dorgansaskan harus
maksimal dan dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan akademik dan tujuan pengembangan
prbad, sosal, karr, keteramplan komunkas, kemampuan pemecahan masalah,
pemecahan konflik, pengembangan konsep diri, dan aspek-aspek lainnya.
Kedua, unsur pendukung. Unsur n berkatan dengan proses pengembangan nteraks
yang dapat menumbuhkan kemampuan peserta didik untuk mempelajari perilaku baru
bak secara kogntf, afektf, maupun pskomotork. Dalam bmbngan, dkenal dengan
strandar kompetens kemandran peserta ddk bak secara pengenalan, akomodatf
serta tndakan. Dengan kata lan, unsur pendukung n berkatan dengan upaya guru
dalam pengembangan ; (1) relasi jaringan kerja yang bisa menyentuh peserta didik dan
memungknkan peserta ddk mengembangkan kemampuannya, dan (2) keterlbatan
seluruh peserta ddk d dalam proses nteraks.
Ketga, unsur penghargaan. Esens unsur n terletak pada penlaan dan pemberan
balkan yang dapat memperkuat pembentukkan perlaku baru. Penlaan dan balkan
ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan
untuk mengidentifikasikan kesulitan yang dihadapi peserta didik, dan perbaikan serta
penguatan (reinforcement), dlakukan untuk membentuk pola-pola baru yang dutarakan
pada unsur peluang d atas.
Agar pengembangan lingkungan belajar dan layanan bimbingan dapat diberikan secara
sstematk perlu dkembangkan atau drumuskan program bmbngan dan konselng.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, slahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :
RANGKUMAN
1. Ada empat pendekatan dalam bmbngan yang dlaksanakan d MI, yatu: krss,
remedal, preventf dan perkembangan. Strateg yang dgunakan dsesuakan dengan
permasalahan yang dalam oleh peserta ddk serta pendekatan yang dgunakan.
2. Esens strateg untuk membantu peserta ddk mengembangkan dan menguasa
perilaku yang diharapkan terletak pada pengembangan lingkungan belajar yang
memungknkan peserta ddk memperoleh perlaku baru yang efektf.
3. Dalam suatu lngkungan perkembangan akan mengandung unsur-unsur : peluang,
pendukung dan penghargaan.
1. Seorang guru yang mengajari peserta didik nya untuk bersikap toleran dan memahami
orang lan sehngga dapat mencegah munculnya perlaku agresf, merupakan contoh
dar pendekatan….
a. Pendekatan krss
b. Pendekatan remedal
c. Pendekatan preventf
d. Pendekatan perkembangan
5. Berkut dkemukakan contoh permasalahan peserta ddk yang dapat dbantu dengan
menggunakan pendekatan remedal, kecual …
a. Nanda prestasi belajar matematikanya tinggi
b. Ldya membaca pusnya bagus
c. Ima belum dapat menuls dengan lancar
d. Yun dapat berolah raga dengan bak
9. Seorang anak diberi pujian oleh gurunya karena telah menolong temannya yang jatuh.
Skap guru termasuk termasuk ke dalam unsur….
a. Penghargaan
b. Pendukung
c. Peluang
d. Perkembangan
10. Esens strateg untuk membantu peserta ddk mengembangkan dan menguasa
perlaku yang dharapkan terletak pada pengembangan :
a. Lngkungan yang sehat
b. Lingkungan belajar
c. Lngkungan keluarga
d. Lngkungan masyarakat
TES FORMATIF 1
1. A
2. C
3. A
4. B
5. B
6. A
7. B
8. D
9. A
10. C
TES FORMATIF 2
1. C
2. A
3. D
4. B
5. D
6. C
7. A
8. C
9. B
10. D
2. D
3. B
4. A
5. C
6. D
7. C
8. D
9. A
10. B
PEMAHAMAN
PESERTA DIDIK MI/SD
2
PENDAHULUAN
Dalam bahan belajar mandiri kedua ini, Anda akan diperkenalkan dengan konsep
pemahaman peserta ddk MI. Pembahasan akan dfokuskan pada aspek-aspek pemahaman
peserta ddk , strateg dan teknk tes untuk pemahaman peserta ddk serta strateg dan
teknk non untuk pemahaman peserta ddk.
Setelah Anda membaca bahan belajar mandiri ini, diharapkan Anda dapat :
1. Mengurakan dengan kata-kata sendr aspek-aspek pemahaman peserta ddk.
2. Menjelaskan strategi dan teknik tes untuk pemahaman peserta didik.
3. Menjelaskan strateg dan teknk non untuk pemahaman peserta ddk.
PETUNJUK BELAJAR
Agar Anda Memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan petunjuk
berkut:
1. Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh
terlebh dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian mempelajari
bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu berilah tanda khusus pada
bagan yang Anda anggap pentng.
3. Apabla ada bagan yang tdak atau kurang Anda mengert maka berlah tanda lan dan
catat dalam buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tutoral
tatap muka.
4. Buatlah kesmpulan dalam kata-kata Anda sendr dar keseluruhan bahan yang Anda
baca dalam bahan belajar mandiri ini.
5. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia.
Salah satu hal pentng yang perlu dperhatkan dalam memberkan bmbngan adalah
memaham peserta ddk secara keseluruhan, bak masalah yang dhadapnya maupun latar
belakang prbadnya. Dengan data yang lengkap, pembmbng akan dapat memberkan
layanan bmbngan kepada peserta ddk secara tepat atau terarah. Upaya memaham
prbad murd merupakan salah satu langkah layanan bmbngan yang harus dlakukan
oleh pembmbng. Untuk memperoleh data peserta ddk yang lengkap, dperlukan teknk
atau cara tertentu yang memada.
Diagnosis merupakan langkah untuk mengetahu n masalah/ kesultan yang dhadap
oleh peserta ddk dan berbaga faktor yang melatarbelakangnya. Dalam dagnoss, guru
menganalisis masalah, menghubungkan satu gejala kesulitan dengan kesulitan lainnya,
antara kesultan dengan hal-hal yang melatarbelakangnya. Dar kegatan dagnoss akan
dperoleh n masalah. Penympulan nt masalah dengan hal-hal yang terkat d dalamnya
ddasarkan atas data yang dperoleh melalu berbaga kegatan pengumpulan data. Jad
langkah dagnoss sebenarnya merupakan langkah pemahaman peserta ddk tetap
lebh luas dan lebh lengkap sebab dalam pemahaman ndvdu, data yang dhmpun
dan dpaham lebh lengkap, mencakup semua aspek keprbadan, potens, kekuatan,
kelemahan, kesultan, masalah dan hambatan yang dhadap.
1. Kelengkapan data
Data yang lengkap akan mendukung kelancaran dan keberhaslan pemberan layanan
bmbngan dan konselng. Data yang dkumpulkan hendaknya mencakup data :
potens dan kekuatan atau kecakapan-keteramplan yang dmlk; aspek ntelektual,
sosial, emosional, fisik, dan motorik; kebutuhan, tantangan, ancaman dan masalah
yang dhadap; karakterstk permanen ataupun temporer; data prbad, keluarga dan
masyarakat sektar; data tentang konds saat n, masa lalu dan rencana masa yang
akan datang, dan lan-lan.
2. Relevans data
Untuk pelaksananaan layanan bmbngan dan konselng dbutuhkan data yang lengkap,
tetap walaupun demkan tdak sembarangan data dkumpulkan dan dsmpan. Data
yang dhmpun hendaknya data yang sesua atau relevan dengan kebutuhan layanan
bmbngan dan konselng supaya dapat danalss, dpadukan, dan dkelompokkan
sesuai dengan karakteristik dan tuntutan masing-masing jenis layanan.
3. Keakuratan data
Data yang akurat berhubungan dengan prosedur dan teknk pengumpulan data.
Empat hal yang berkenaan dengan pengumpulan data n, yatu :
a. Validitas data, menunjukkan ketepatan data yang dikumpulkan benar-benar
menggambarkan aspek atau seg yang dkumpulkan. Msalnya, apabla data
tentang keprbadan peserta ddk, maka data yang dkumpulkan adalah benar-
benar mengurakan tentang gambaran keprbadan peserta ddk.
b. Validitas instrumen, menunjukkan ketepatan teknik dan instrumen yang
dgunakan, bak dengan menggunakan tes maupun non tes.
c. Proses pengumpulan data yang benar, terutama yang sfatnya menghmpun
data, hendaknya dilaksanakan secara objektif yaitu mengungkapkan data
sebagamana adanya. Data dkumpulkan secara sstemats, aspek dem aspek dan
telt sehngga tdak ada data yang terlewat, tercecer atau terlupakan.
d. Analisis data yang tepat, untuk kepentngan layanan bmbngan dan konselng
basanya teknk analss data lebh sederhana. Teknk analss data yang dgunakan
terutama yang mengarah pada pencaran kecenderungan sentral (persentase,
modus, mean).
C. Macam-Macam Data
Banyak sekal data yang dapat dkumpulkan dar peserta ddk. Data tersebut daat
dkelompokkan ke dalam :
1. Kecakapan :
a. Kecakapan Potensal (potential ability) : yang menunjukkan pada aspek kecakapan
yang mash terkandung dalam dr peserta ddk yang dperoleh secara herdter
(pembawaan kelahrannya), yang mungkn dapat merupakan :
1) Abltas dasar umum (general intelligence) atau kecerdasan secara umum
(ntelgens), kecerdasan emosonal, kecerdasan sprtual
2) Abltas dasar khusus dalam bdang tertentu (bakat, aptitudes) : blangan,
(numerical abilities), bahasa (verbal abilities), tlkan ruang (spatial abilities),
tlkan hubungan sosal (social abilities) serta gerak motors (motorical/ kinestetic
abilities).
b. Kecakapan aktual (actual ability) yang menunjukkan pada aspek kecakapan yang
segera dapat didemostrasikan dan diuji sekarang juga karena merupakan hasil belajar
peserta ddk dengan cara, bahan, dan dalam hal tertentu yang telah dijalaninya.
Misalnya prestasi belajar, keterampilan, kreativitas
2. Kepribadian :
a. Fisik dan kesehatan : kondisi fisik, panca indra, kesehatan, kebugaran, penyakit
menetap/ lama diderita, alergi, cacat fisik, dll.
b. Pskhs :
1. Aku (self) dan kesadaran dr, kesehatan mental, kemandran.
2. Afektf : Emos (perasaan, smpat, empat, senang, rasa bersalah, takut/ cemas/
khawatr, marah dan permusuhan), skap, mnat, motvas.
RANGKUMAN
1. Keberhaslan proses bmbngan d sekolah dasar antara lan dtentukan oleh ketepatan
pemahaman pembmbngan terhadap karakterstk perkembangan peserta ddk yang
datanya dperoleh dengan menggunakan teknk tes dan non tes.
2. Data yang dkumpulkan dalam dangka pemahaman peserta ddk dgunakan sebaga
dasar untuk melakukan langkah-langkah bmbngan (dagnoss, prognoss serta
treatment/ terapi) selanjutnya.
3. Pengumpulan dan penympanan data hendaknya lengkap, relevan, akurat (valdtas
data, valdtas nstrumen, proses pengumpulan data yang benar serta analss data
yang tepat), efisien dan efektif.
4. Data yang dkumpulkan dapat dkelompokkan dalam dua kategor, yatu : kecakapan
dan keprbadan peserta ddk.
2. Untuk dapat melakukan pencegahan supaya peserta ddk tdak melakukan hal-hal
yang negatf maka dperlukan pemahaman terhadap potens, kekuatan, kelemahan
serta kecenderungan yang dmlk peserta ddk. Dalam hal n kegatan pemahaman
data berkatan dengan fungs bmbgan …
a. Understandng the ndvdual
b. Preventve
c. Development
d. Kuratve
5. Data yang lengkap akan mendukung kelancaran dan keberhaslan pemberan layanan
bmbngan. Hal tersebut termasuk ke dalam prnsp :
a. Keakuratan data
b. Kelengkapan data
c. Efisiensi data
d. Efektvtas data
7. Dewasa ini, penyimpanan data sudah canggih dalam komputer (soft file/ CD).
Walaupun demkan penympanan yang konvensonalpun mash dpertahankan
dengan mengkut prnsp berkut :
a. Terlhat penympanan data yang kongkrt
b. Sstemats sesua dengan kebutuhan supaya mudah untuk mencar data yang
dperlukan
c. Dapat disimpan di mana saja
d. Mudah menggunakannya kalau dsmpan dalam bentuk buku/kartu
8. Banyak sekal data peserta ddk yang dapat dkumpulkan dar peserta ddk, yang
dapat dkelompokkan ke dalam dua kelompok besar yatu :
a. Intelegens dan bakat
b. Potensal dan actual
c. Prbad dan lngkungan
d. Kecakapan dan keprbadan
10. Teknk untuk mengumpulkan data peserta ddk, dkelompokkan ke dalam dua
kategor besar, yatu…
a. Tes Bnet dan tes Smon
b. Teknk tes dan non tes
c. Tes IQ dan tes bakat
d. Tes lsan dan tulsan
RUMUS
Apabla tngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau lebh, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.
Teknik tes atau sering juga disebut sistem testing merupakan usaha pemahaman murid
dengan menggunakan alat-alat yang bersfat mengukur atau mentes. Peters & Shertzer
(1971: 349) mengartkan tes sebaga suatu prosedur yang sstemats untuk mengobservas
(mengamat) tngkah laku ndvdu, dan menggambarkan (mendeskrpskan) tngkah laku
tu melalu skala angka atau sstem kategor.
1. Tes Kecerdasan.
Kecerdasan dapat dartkan sebaga kemampuan berpkr yang bersfat abstrak. Dapat
juga diartikan sebagai kemampuan umum individu (peserta didik) untuk berprilaku yang
jelas tujuannya; berpikir rasional; dan berhubungan dengan lingkungannya secara efektif
(Shertzer & Stone, 1971 : 239). Singgih D. Gunarsa (1991) mengemukakan beberapa
rumusan kecerdasan, yatu sebaga berkut :
Lebih jelasnya gambaran tingkat kecerdasan (IQ) dengan klasifikasinya, dapat dilihat
d bawah n :
TABEL 2.1
KLASIFIKASI KECERDASAN INDIVIDU (PESERTA DIDIK)
Pertama, umur kronologs (cronological age dsngkat CA); yatu umur seseorang
(peserta ddk) sebagaimana yang ditunjukkan dengan tanggal kelahirannya atau lamanya
ia hidup sejak tanggal lahirnya.
Kedua, umur mental (mental age dsngkat MA); yatu umur kecerdasan sebagamana
yang ditunjukkan oleh hasil tes kemampuan akademik.
IQ = MA x 100
CA
Apabla tes tersebut dberkan kepada umur tertentu dan peserta ddk dapat
menjawab dengan betul seluruhnya, berarti umur kecerdasannya (MA) sama dengan
umur kalender (CA), maka nka IQ yang ddapat peserta ddk tersebut sama dengan 100.
Nla n menggambarkan kemampuan peserta ddk yang normal. Peserta ddk yang
berumur, misalnya 6 tahun hanya dapat menjawab tes untuk anak umur 5 tahun, akan
ddapat nla IQ d bawah 100 dan a dnyatakan sebaga peserta ddk berkemampuan d
bawah normal; sebaliknya bagi peserta didik umur 5 tahun tetapi telah dapat menjawab
dengan benar tes yang dperuntukkan bag anak umur 6 tahun, maka nla IQ peserta
ddk tersebut tu d atas 100, dan a dkatakan sebaga peserta ddk yang cerdas.
Selan teknk tes d atas, mash terdapat tes kecerdasan lannya sepert Test PM
(Progressive Matrices), yatu alat yang mengukur ntelgens secara non-verbal yang
dberkan kepada anak yang berusa dantara 9-15 tahun. (Rch & Anderson, dalam
Anne Anastas, 1988). Tes n menggunakan gambar sebaga butr-butr soalnya, karena
menggunakan gambar maka dapat dgunakan bag peserta ddk yang belum dapat
membaca dan menuls. Ada dua macam tes PM, yatu tpe pertama PM berwarna bag
peserta ddk sampa usa 10 tahun dan PM tdak berwarna untuk usa 11 tahun ke atas.
Seorang peserta ddk yang kurang berprestasi dalam mata-mata pelajaran tertentu,
mungkn bukan dsebabkan karena kecerdasannya rendah, tetap karena kurang berbakat
dalam mata pelajaran tersebut.
Tes bakat atau apttude tes, mengukur kecerdasan potensal yang bersfat khusus
peserta ddk. Ada dua jenis bakat, yaitu bakat sekolah (scholastic aptitude) dan bakat
pekerjaan-jabatan (vocatinal aptitude). Bakat sekolah berkenaan dengan kecakapan
potensial khusus yang mendukung penguasaan bidang-bidang ilmu atau mata pelajaran.
Sedangkan bakat pekerjaan-jabatan berkenaan dengan kecakapan potensial khusus yang
mendukung keberhasilan dalam pekerjaan. Hasil pengukuran bakat sangat penting, baik
bagi penguasaan bidang-bidang ilmu, perencanaan pembelajaran, dan lanjutan studi,
maupun bagi perencanaan, pemilihan dan persiapan jabatan-karir.
Untuk mengetahu bakat peserta ddk, telah dkembangkan beberapa macam tes,
sepert:
1) Rekonik. Tes n mengukur kemampuan fungs motork, perseps dan berpkr
mekans.
2) Tes Bakat Musik. Tes n mengukur kemampuan peserta ddk dalam aspek-aspek
suara, nada, rtme, warna buny dan memor.
3) Tes Bakat Artistik. Tes n mengukur kemampuan menggambar, meluks dan merupa
(mematung).
4) Tes Bakat Klerikal (perkantoran). Tes n mengukur kemampuan ”kecepatan dan
keteltan”.
5) Tes Bakat yang Multifaktor. Tes bakat mengukur berbaga kemampuan khusus,
yang telah lama dgunakan adalah DAT (Differential Attitude Test). Tes n mengukur
delapan kemampuan khusus, yatu :
a) Berpkr verbal, yang mengungkapkan kemampuan nalar yang dnyatakan secara
verbal;
b) Kemampuan blangan, yang mengungkap kemampuan berpkr dengan
menggunakan angka-angka;
c) Berpkr abstrak, yang mengungkap kemampuan nalar yang dnyatakan dengan
menggunakan berbaga bentuk dagram, yang bersfat non-verbal atau tanpa
angka-angka;
Shertzer & Stone (1971 : 235), mengemukakan bahwa penggunaan teknk tes
khususnya tes prestasi belajar bagi guru di MI bertujuan untuk :
Materi tes sesuai dengan mata-mata pelajaran yang telah diajarkan, baik yang
bersfat teorts maupun prakts. Pengukuran penguasaan mater yang bersfat teor
atau pengetahuan, umumnya menggunaka tes tertuls, bak berbentuk uraan/essay
ataupun tes objektif, atau mungkin adakalanya pula menggunakan tes lisan. Pengukuran
penguasaan kompetens atau mater yang bersfat praktk menggunakan tes perbuatan
dan atau penlaan hasl karya, bak karya tuls, rupa ataupun benda.
Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan
belajar murid. Tes n melput :
a. Tes dagnostk, yang drancang agar guru dapat menentukan letak kesultan peserta
ddk, dalam mata pelajaran yang diajarkannya, misalnya berhitung dalam Matematika,
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, slahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :
RANGKUMAN
1. Keberhaslan proses bmbngan d sekolah dasar antara lan dtentukan oleh
ketepatan pemahaman pembmbngan terhadap karakterstk perkembangan murd
yang datanya dperoleh dengan menggunakan teknk tes dan non tes.
2. Teknk tes merupakan upaya pembmbng untuk memaham murd dengan
menggunakan alat-alat yang sfatnya mengukur (mentest). Tes dartkan sebaga
sebaga suatu prosedur yang sstemats untuk mengobservas dan menggambarkan
tngkah laku murd melalu skala angka atau sstem kategor.
3. Untuk keperluan bmbngan tes dkelompokkan ke dalam : tes kecerdasan, tes bakat
dan tes prestasi belajar.
1. Suatu prosedur yang sstemats untuk mengamat tngkah laku ndvdu (peserta
ddk) dan mendeskrpskan tngkah laku tu melalu skala angka atau sstem kategor
dsebut….
a. Teknk non tes
b. Wawancara
c. Catatan anekdot
d. Tes
3. Manfaat dari penggunaan teknik tes (khususnya tes prestasi belajar) bagi guru
adalah….
a. Untuk mengukur fungs motork
b. Untuk mengukur kemampuan menggambar peserta ddk
c. Mengecek kehadran peserta ddk
d. Menilai keberhasilan mengajar guru
4. Bla seseorang peserta ddk memlk umur mental = 187 dan umur kronologs = 162,
maka ia termasuk klasifikasi….
a. Dull
b. Superor
c. Normal
d. Border lne
8. Tes yang bertujuan untuk mengetahui letak kesulitan peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu, disebut dengan tes …
a. Tes dagnostk
b. Tes proyeks
c. Tes objektif
d. Tes uraan
9. Berikut dikemukakan tujuan dari penggunaan tes prestasi belajar bagi guru MI bagi
kepentngan layanan bmbngan dan konselng, kecual :
a. Menilai kemampuan belajar peserta didik.
b. Mengecek kemajuan belajar peserta didik
c. Memamahi kesulitan-kesulitan belajar peserta didik
d. Menilai keberhasilan mengajar guru.
10. Alat yang mengukur ntelgens secara non-verbal yang dberkan kepada peserta
ddk berusa dantara 9-15 tahun alah…
a. Tes Bnet-Smon
b. Achevement test
c. Dfferental Atttude Test
d. Test Progressve Metrces
RUMUS
10
80 % - 89% : bak
70% - 79 % : cukup
Apabla tngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau lebh, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.
Hasl penghmpunan data n, tdak berbentuk skor atau angka-angka yang
menunjukkan kualifikasi berdasarkan standar tertentu, tetpi berupa deskripsi atau
gambaran tentang sfat-sfat, karakterstk, tngkah laku, perstwa yang dalam oleh
peserta didik. Data dapat juga berupa angka-angka frekuensi atau persentase dan urutan
atau ranking. Data tertentu yang bersifat deskriptif-kualitatif dapat diubah menjadi data
kuanttatf.
Teknik ini terdiri dari atas beberapa macam jenis, seperti : (1) observasi, (2)
wawancara, (3) angket (quesioner), (4) catatan anekdot, (5) autobiografi, (6) sosiometri,
(7) stud kasus, (8) stud dokumentas, (9) konferens kasus, (10) gues who, (11) analss
hasil pekerjaan.
1. Observasi
Observasi (pengamatan), yatu teknk atau cara penghmpunan data untuk
mengamat suatu kegatan, perlaku atau perbuatan peserta ddk yang dperoleh
langsung dar kegatan yang sedang dlakukan peserta ddk. Data yang dkumpulkan
berupa fakta-fakta tentang perlaku dan aktvtas yang dapat damat atau yang nampak
dar luar, sedangkan aktvtas yang tdak tampak tdak dapat dperoleh melalu observas.
Kelebhan Observas :
Kelemahan Observas :
a. Banyak hal-hal yang tdak dapat damat dengan observas langsung.
b. Apabila objek observasi (peserta didik) mengetahui bahwa ia sedang diamati
cenderung melakukan kegatannya dbuat-buat.
c. Timbulnya suatu kejadian yang hendak diobservasi tidak selalu dapat diramalkan
sebelumnya sehngga pengamat sukar untuk menentukan waktu yang tepat untuk
melakukan observas.
d. Observas banyak tergantung pada faktor-faktor yang tdak dapat dkontrol.
Data yang dperoleh dar kegatan observas terhadap perlaku dan aktvtas peserta
ddk, bag kepentngan bmbngan dan konselng adalah sebaga berkut :
a. Kegiatan belajar di kelas : disiplin belajar, perhatian dalam belajar, cara-cara
mengikuti pelajaran, cara bertanya dan menjawab pertanyaan, penyajian hasil
kegiatan, partisipasi dalam diskusi, pengerjaan tugas dan latihan di kelas, kejujuran
dalam ulangan dan ujian.
b. Kegiatan belajar di luar kelas : belajar dan berlatih di perpustakaan, kunjungan ke
objek-objek studi.
c. Kegatan ekstra kurkuler : keorgansasan, keolahragaan, kesenan, keagamaan,
sosal.
Untuk melaksanakan teknk observas n, guru dapat menggunakan pedoman observas
yang berbentuk daftar cek. Pedoman observas n basanya hanya mengungkapkan satu
segi atau atribut saja dari perilaku peserta didik. Contoh daftar cek untuk mengobservasi
kegiatan peserta didik pada saat proses belajar-mengajar berlangsung.
KEGIATAN
NAMA
MENCATAT MENJAWAB
MURID
PELAJARAN BERTANYA PERTANYAAN MENGANTUK
1. SALIM √ - - -
2. SOLEH √ √ √ -
3. MARIAM √ - - -
4. SALMA √ - - -
5. SIDIK - - - √
Berdasarkan observas d atas, guru akan mengetahu peserta ddk yang aktf dan
yang pasif dalam belajarnya.
2. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan teknk untuk mengumpulkan nformas melalu komunkas
langsung dengan responden (orang yang dmnta nformas), dalam hal n bsa peserta
ddk, orang tua peserta ddk, teman-temannya atau orang lan yang dmnta keterangan
tentang peserta ddk dengan menyemukakan pertanyaan-pertanyaan secara lsan yang
dijawab secara lisan pula.
Guru ingin mengetahui informasi dari peserta didik yang sering membolos dari
sekolah. Di sini guru dapat menggali informasi dengan mengajukan pertanyaan tentang
: identitas orang tua, jarak tempat tinggal, perhatian orang tua terhadap belajar peserta
ddk, keadaan ekonom, kegatan sehar-har yang dlakukan murd, alasan serng
membolos, minat bersekolah, jumlah keluarga dan lain-lain.
7. Kesmpulan wawancara :
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................................................................
Pewawancara/Guru,
________________
NIP.
Data yang dapat dungkap dengan menggunaka angket berkenaan dengan : denttas
peserta ddk, keadaan keluarga, lngkungan sektar keluarga, rwayat penddkan,
keadaan dan perkembangan kesehatan, bakat-bakat khusus, pembagan waktu sehar-
hari, kebiasaan (bekerja, belajar, membaca), hobi, penggunaan waktu senggang, cita-cita
lanjutan studi dan pekerjaan, pergaulan dengan teman, kegiatan keorganisasian, pendapat
murd tentang guru/ sekolahnya, prestas dan keunggulan-keunggulan, hambatan yang
dhadap, dll.
ANGKET MURID
A. Identtas Murd.
1. Nama :
2. Jens Kelamn :
3. Kelas :
4. Tempat Tanggal Lahr :
5. Suku Bangsa :
6. Agama :
7. Tnggal Bersama : Orang Tua / Wal
8. Poss Murd dalam Keluarga : Anak ke....dar....orang bersaudara
2. Ibu
a. Nama :
b. Pekerjaan :
c. Penddkan :
d. Alamat :
C. Konds Fsk.
1. Tngg Badan :
2. Berat Badan :
3. Penyakt yang Serng Dderta:
4. Konds Badan : Utuh / Cacat
D. Cta-cta.
1. Setelah Lulus MI :
2. Pekerjaan :
2. Catatan Anekdot.
Catatan Anekdot, yatu catatan otentk hasl observas, yang menggambarkan tngkah
laku peserta ddk atau kejadian/peristiwa dalam situasi yang khusus. Catatan anekdot
n bsa menyangkut tngkah laku seorang peserta ddk atau kelompok.
a) Objektif, yatu catatan yang dbuat secara rnc tentang perlaku peserta ddk
Untuk mempertahankan objektivas, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut.
CATATAN ANEKDOT
1. Nama Murd : And
2. Kelas :5
3. Tanggal Observas : 02 Februar 2009
4. Perstwa :
Pada pukul 07.30, semua peserta ddk kelas 5 sudah setengah jam mengikuti pelajaran
jam pertama. Ketika itu para peserta didik sedang menyimak penjelasan dari guru,
tba-tba And masuk kelas, tanpa terlebh dahulu mengetuk pntu, da langsung duduk
d bangkunya, pakaannya tampak lusuh dan penamplannya nampak lesu. Pada har
itu, Andi tidak sedikitpun menunjukkan perhatiannya untuk belajar.
Melalu catatan anekdot n, guru akan lebh memaham tentang skap, kebasaan
atau perlaku peserta ddk, sehngga memudahkannya untuk memberkan bmbngan
kepadanya.
Karangan pribadi ini dalam pembuatannya dibagi ke dalam dua jenis, yaitu terstruktur
dan tdak terstruktur.
1) Terstruktur
Karangan pribadi ini disusun berdasarkan tema (judul) yang telah ditentukan
sebelumnya, sepert : Cta-ctaku, keluargaku, teman-temanku, masa keclku,
lburanku, sekolahku, dsb
2) Tdak Terstruktur
D sn peserta ddk dmnta untuk membuat karangan prbad secara bebas, tdak
dtentukan kerangka karangan sebelumnya.
6. Sosiometri
Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan atau interaksi
sosal (salng penermaan atau penolakan) d antara peserta ddk dalam suatu kelas,
kelompok, kegatan ekstra kurkuler, organsas kesswaan, dll. Melalu teknk n guru
dapat mengetahu tentang.
a) Peserta ddk yang populer (banyak dsenang teman),
b) Yang tersolr (tdak dplh / tdak dsenang teman), dan
c) Klk (kelompok kecl dengan anggota 2-3 orang peserta ddk).
Kegunaan sosometr bag guru adalah alat untuk menelt struktur sosal dar suatu
kelompok ndvdu (peserta ddk) dengan dasar penelaahan terhadap relas sosal dan
status sosal dar masng-masng anggota kelompok yang bersangkutan. D sampng tu,
sosometr dapat dgunakan untuk :
Dalam pelaksanaan pengumpulan data, kepada para peserta ddk dedarkan sepotong
kertas. Masng-masng peserta ddk dmnta menulskan nama sorang temannya d kelas,
yang paling ia sukai untuk dijadikan teman sekelompok dalam suatu kegiatan, misalnya
dalam kegiatan kelompok belajar, ekatra kurikuler, karyawisata, mengerjakan suatu
tugas. Nama teman yang diminta dituliskan bisa juga dua, atau tiga, tetapi jangan terlalu
banyak sebab susah menggambarkannya. Nama-nama peserta ddk yang memlh dan
dplh dapat dtulskan pada sebuah kertas dan dhubungkan dengan sebuah gars yang
bertanda panah, arah panah menunjukkan pilihan. Apabila jumlah pilihan lebih dari satu
dapat dibuat dengan warna ballpoint yang berbeda. Gambar keseluruhan pilihan peserta
ddk akan membentuk semacam sarang laba-laba yang dsebut sosogram.
Dalam sosogram dapat dlhat peserta ddk mana yang mendapatkan plhan
terbanyak, mana yang kedua dan seterusnya sampa dengan yang tdak mendapat
pilihan sama sekali. Dalam sosiogram juga akan terlihat adanya peserta didik yang saling
memlh, aatara dua, tga atau empat orang. Plhan dua orang dsebut dengan dyad,
antara tga orang tryad atau klk. Murd yang mendapat plhan palng banyak dsebut
dengan bntang atau star, sedangkan peserta ddk yang tdak ada yang memlh dsebut
tersolas atau isolated sudent. Bak bntang, tersolas atau klk basanya mempunya
latar belakang tertentu mengapa berstatus demikian. Penelitian lebih lanjut tentang latar
belakang tersebut pentng sekal untuk lebh memaham prbad peserta ddk.
Plhan d antara anggota suatu kelompok dpengaruh oleh banyak hal, selan karena
faktor-faktor potensi, kecakapan, dan keterampilan, juga karena faktor-faktor subjektif
terkat dengan ketampanan-kecantkan, populartas, kekayaan, dll. Oleh karena tu, guru
perlu berhat-hat dalam menark kesmpulan dar hasl sosogram, terutama untuk
peserta ddk yang tersolas.
Tanggal :
Nama :
TABEL SOSIOMETRI
Penggunaan teknik ini bertujuan untuk memahami pribadi peserta didik dengan lebih
menyeluruh, dan membantunya agar peserta ddk dapat mengembangkan drnya secara
optmal.
1) Menemukan peserta ddk yang bermasalah. Peserta ddk yang bermasalah sepert
yang prestasi belajarnya sangat rendah dan sering berperilaku menyimpang (nakal),
bertengkar dan membolos. Untuk contoh d sn mungkn guru akan melakukan stud
kasus terhadap peserta ddk, yang bernama Rifqy, karena prestasi belajarnya sangat
rendah.
2) Memperoleh data. Untuk memaham secara lengkap tentang mengapa prestas
Rfqy tu sangat rendah, maka guru melakukan pengumpulan nformas atau data
mengena prbad Rfqy. Informas n bsa dperoleh melalu (1) Stud dokumentas,
8. Konferensi kasus
Konferens kasus merupaka suatu pertemuan d antara beberapa unsur d sekolah
untuk membcarakan seorang atau beberapa peserta ddk yang mempunya masalah.
Tujuan dari konferensi kasus ini adalah untuk saling melengkapi data tentang peserta
ddk yang menghadap masalah untuk kemudan mencar cara penyelesaan atau
pemecahan yang palng tepat.
Unsur-unsur yang dapat turut berpartspas dalam konferens kasus dapat terdr
atas, konselor, guru-guru yang mengenal benar peserta ddk yang menjadi kasus, kepala
sekolah, pskolog, dokter, petugas perpustakaan, orang tua peserta ddk atau personel
lan yang mengenal dekat peserta ddk ybs.
Konferens kasus dapat dadakan secara nsdental atau rutn (semnggu, dua
mnggu atau sebulan sekal) membahas seorang atau beberapa peserta ddk sekalgus.
Keseluruhan proses konferens kasus dapat melput tga langkah, yatu persapan,
pelaksanaan serta tindak lanjut.
9. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah (home visit) merupakan salah satu bentuk dari layanan bimbingan
dan konseling. Fungsi utama dari kunjungan rumah adalah membina hubungan baik dan
kerja sama antara guru/ sekolah dengan orang tua peserta ddk, sehngga akan terbna
salng pengertan, kesamaan perseps, skap dan perlakuan terhadap peserta ddk.
Dengan kunjungan rumah, guru dapat memperoleh data lebih luas dan mendalam tentang
perkembangan peserta ddk, karakterstk, skap, kebasaan serta aktvtasnya dalam
keluarga dan d lngkungan masyarakat sektar, selan hal-hal yang berkenaan dengan
konds dan kehdupan keluarganya serta dapat dgal harapan-harapan keluarga tentang
anaknya, rencana dan persapan yang telah dlakukan, serta hambatan dan masalah-
masalah yang dhadap, dll.
Melalui kunjungan rumah ini, guru dapat membina hubungan baik dengan orang
tua, membangktkan kepercayaan orang tua kepada guru/ sekolah, memberkan
informasi dan penjelasan tentang kebijakan sekolah, memberikan informasi tentang
kemajuan murid di sekolah, serta bertukar pikiran tentang usaha-usaha memperlancar
perkembangan peserta ddk bak d sekolah maupun d rumah. Apabla dperlukan, guru
dapat memberkan beberapa pandangan dan masukan terhadap orang tua bagamana
sebaiknya menghadapi anaknya. Dengan demikian, kunjungan rumah ini mempunyai
manfaat yang lebh dar sekedar pengumpulan data.
Meskipun demikian, keberhasilan kunjungan rumah sangat bergantung pada sikap dan
kemampuan guru dalam mencptakan hubungan bak serta membangktkan kepercayaan
orang tua. Dengan bekal pengetahuan dan kecakapannya dalam lmu menddk dharapkan
guru mampu menumbuhkan apresas dan kepercayaan dar orang tua.
1. Coba urakan kegunaan dar teknk pengumpul data : observas, wawancara dan
angket !
2. Dalam pelaksanaan bmbngan d sekolah, penggunaan data yang akurat sangat
dperlukan. Kemukakan pengalaman Anda dalam melaksanakan teknk d atas yang
selama n Anda lakukan dalam hal aspek yang dungkap, kelebhan dan kendala yang
dhadap.
3. Seorang murid kelas VI bernama Fikri, menunjukkan perilaku yang kurang baik,
seperti : (1) terlambat masuk kelas, (2) ngantuk waktu mengikuti pelajaran, (3) sering
tidak mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, dan (4) prestasi belajarnya rendah.
Jka anda sebaga gurunya, maka perlu berupaya untuk memaham prbad dan latar
belakang kehdupan dan perlaku Fkr. Coba anda paham lebh dalam tentang kasus
tersebut dengan menggunakan teknk pengumpul data yang sesua dan kemudan
anda analss haslnya.
RANGKUMAN
1. Teknk non tes merupakan prosedur pengumpulan data yang drancang untuk
memaham prbad peserta ddk, bersfat kualtatf, tdak menggunakan alat-alat
yang bersfat mengukur, tetap hanya menggunakan alat yang bersfat menghmpun
atau mendeskripsikan saja. Teknik ini terdiri dari atas beberapa macam jenis, seperti
: observas, angket (quesoner), wawancara, sosometr dan stud dokumentas.
2. Observas yatu teknk untuk mengamat suatu keadaan atau tngkah laku dengan
menggunakan modalitas pengamatan berupa panca indra. Jenis-jenis observasi :
sehar-har, sstemats, partspatf dan non partspatf.
3. Wawancara merupakan teknk untuk mengumpulkan nformas melalu komunkas
langsung dengan responden (orang yang dmnta nformas), dalam hal n bsa
peserta ddk, orang tua peserta ddk, teman-temannya atau orang lan yang dmnta
keterangan tentang peserta ddk.
4. Angket merupakan alat pengumpul data (nformas) melalu komunkas tdak
langsung, yatu melalu tulsan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan
untuk mengumpulkan keterangan tentang berbaga hal yang berkatan dengan
responden (peserta ddk).
5. Catatan anekdot adalah yatu catatan otentk hasl observas, yang menggambarkan
tingkah laku peserta didik (seorang atau sekelompok peserta didik) atau kejadian/
perstwa dalam stuas yang khusus.
6. Autobiografi merupakan ungkapan pribadi peserta didik yang sifatnya rahasia tentang
pengalaman hidupnya, cita-citanya, keadaan keluarganya, dan sebagainya. Tujuannya
adalah untuk lebh memaham keadaan peserta ddk. Jens terstruktur dan tdak
terstruktur.
1. Observasi dalam rangka pengumpulan data mengenai aktivitas belajar peserta didik
d kelas dlakukan pada saat…
a. Sebelum proses belajar-mengajar
b. Selama berlangsungnya proses belajar-mengajar
c. Setelah proses belajar-mengajar
d. Sebelum dan setelah proses belajar-mengajar.
2. Sejak sebulan yang lalu, Pak Ahmad sudah berencana untuk mengamati perilaku siswa
kelas enam dalam mengikuti pelajaran matematika. Maka, beliau sudah menyiapkan
daftar cek dan pedoman yang dbutuhkan untuk pelaksanaan observas. Teknk
observas yang dlakukan oleh Pak Ahmad adalah…
a. Observas sehar-har
b. Observas sstemats
c. Observas partspatf
d. Observas non-partspatf.
4. Yang tidak termasuk petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menyusun angket
adalah…
a. Hndar pemakaan kata-kata yang sult dpaham.
b. Hndar pertanyaan-pertanyaan yang tdak perlu.
c. Hndar kata-kata yang bersfat negatf dan menynggung responden.
d. Hndar kalmat yang sederhana.
5. Yang tidak termasuk hal-hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan objektivitas
catatan anekdot… adalah
a. Pencatatan dbuat sendr oleh guru.
b. Deskrps dar suatu perstwa dpsahkan dar tafsran pencatatan sendr.
c. Pencatatan dilakukan segera sebelum peristiwa terjadi.
d. Pencatatan dilakukan segera setelah peristiwa terjadi.
9. Memperoleh data dar dokumen yang telah ada sepert tes kecerdasan, angket dan
observas dsebut….
a. Stud dokumentas
b. Pengumpulan data
c. Home vst
d. Menganalss data
10. Seorang guru berkunjung ke rumah orangtua peserta ddk guna memperoleh
nformas tentang konds peserta ddk tersebut. Kegatan yang dlakukan oleh guru
tersebut alah….
a. Stud dokumentas
b. Pengumpulan data
c. Home vst
d. Menganalss data
RUMUS
10
80 % - 89% : bak
70% - 79 % : cukup
Apabla tngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau lebh, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.
TES FORMATIF 1
1. B
2. B
3. D
4. A
5. B
6. D
7. B
8. D
9. C
10. B
TES FORMATIF 2
1. D
2. C
3. D
4. B
5. A
6. C
7. B
8. A
9. D
10. D
TES FORMATIF 3
1. B
2. B
3. B
4. D
5. C
6. D
7. B
8. C
9. A
10. C
BIMBINGAN DAN
KONSELING PRIBADI
SOSIAL
PENDAHULUAN
Dalam bahan belajar mandiri ketiga ini, Anda akan diperkenalkan dengan konsep
Bmbngan dan Konselng Prbad Sosal. Pembahasan akan dfokuskan pada makna
bimbingan dan konseling pribadi sosial; tujuan dan ragam permasalahan pribadi sosial;
serta strateg dan teknk bmbngan dan konselng prbad sosal
Setelah Anda membaca bahan belajar mandiri ini, diharapkan Anda dapat :
1. Menjelaskan dengan kata-kata sendiri pengertian bmbngan dan konselng prbad
sosal.
2. Menyebutkan tujuan dan ragam permasalahan pribadi sosial.
3. Menjelaskan strategi dan teknik bimbingan dan konseling pribadi sosial
PETUNJUK BELAJAR
Agar Anda memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan petunjuk
berkut:
1. Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh
terlebh dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian mempelajari
bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu berilah tanda khusus pada
bagan yang Anda anggap pentng.
3. Apabla ada bagan yang tdak atau kurang Anda mengert maka berlah tanda lan dan
catat dalam buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tutoral
tatap muka.
4. Buatlah kesmpulan dalam kata-kata Anda sendr dar keseluruhan bahan yang Anda
baca dalam bahan belajar mandiri ini.
5. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia.
Bantuan dalam bmbngan adalah proses bantuan yang sfatnya memandrkan murd.
Msalnya bantuan yang dberkan kepada seorang murd yang belum dapat menyeberang
jalan raya. Pertama kali bentuk bantuan yang diberikan adalah dengan membantu dia
menyeberang, tetap berkutnya dberkan pengetahuan/ keteramplan melhat ke kanan
kiri manakala mau menyeberang, jangan lari sekaligus sampai akhirnya murid tersebut
dapat menyeberang jalan raya sendiri dengan selamat.
Berkatan dengan bmbngan prbad sosal, pada ntnya adalah membentuk prbad
yang matang dan mandr para murd, dengan karakterstk sebaga berkut :
− Pemahaman diri (self understanding). Dalam hal ini, murid dapat memahami dirinya
sendr akan potens yang dmlknya serta permasalahan yang dhadapnya. Msalnya
saja dapat diajukan kepada murid pertanyaan siapa saya (who am I). Tentu saja
jawabannya di sekedar nama, usia, tempat tinggal, tinggi badan, berat badan, urutan
kelahiran, tetapi lebih jauh jawabannya apakah saya termasuk murid yang pintar,
sedang-sedang saja atau kurang (potensi intelegensi), apakah bakat saya ( bahasa,
htungan, menggambar, baca pus, menyany, dll), bagamana keprbadan saya
(pemaaf, pemarah, perang, derwaman, suka menolong, egos, dan lan sebaganya).
− Penerimaan diri (self acceptance - Qona’ah). Dalam hal ini, murid hendaknya dapat
menerma dr apa adanya potens-potens dan anugerah dar Allah, bak tu yang
Pembahasan mengena prbad pun, dapat dlhat tdak hanya dar self tetap dar
murd sebaga ndvdu (person). Murd sebaga person dapat dlhat dar pendekatan
teoritis yatu apabla dlhat dar teor yang dkemukakan oleh Erkson yang menekankan
pada pendekatan pskososal pada perlaku murd. Sedangkan teor Paget dan Kohlberg,
melhat perkembangan kogntf dan moral murd (dbahas mengena masalah equlbrum/
kesembangan, ntelegens, skema pengetahuan murd).
Murid juga dapat dilihat dari fase kritis dalam rentang kehidupan individu. Misalnya
:
Murid MI/SD tidak hanya dilihat sebagai pribadi, tetapi juga sebagai makhluk social,
artinya sekolah sebagai lingkungan sekunder bagi murid akan memungkinan terjadinya
berbaga transs antar prbad. Melalu proses sosalsas, murd-murd akan berada
dalam satu lngkungan yang baru, bak tu dengan teman sebayanya atau guru-gurunya.
Dalam lingkungan ini, akan terjadi proses saling mewarnai, saling identifikasi dan saling
mempengaruh antara murd yang satu dengan yang lannya atau antara murd dengan
gurunya.
Sebaga makhluk sosal, murd memerlukan orang lan untuk bersama-sama (sharing),
Sejalan dengan pengertian bimbingan dan konseling yang telah dikemukan dalam BBM
1, maka Nurihsan (2002: 21) menyatakan dengan jelas bahwa “ bimbingan dan konseling
prbad-sosal adalah bmbngan dan konselng untuk membantu ndvdu (murd) dalam
memecahkan persoalan prbad-sosal”. Lebh ternc dkemukakan pengertan bmbngan
dan konselng prbad sosal adalah layanan bmbngan dan konselng untuk membantu
murd agar menemukan dan mengembangkan prbad yang berman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri, sehat jasmani dan rohani serta
mampu mengenal dengan bak dan bernteraks dengan lngkungan sosalnya secara
bertanggung jawab.
Ada tiga ciri utama pada masa ini yang menunjukkah perbedaan dengan masa
sebelumnya (Hurlock, 1980 : 149-199) :
Pada masa ini, penguasaan tugas-tugas perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi
tanggung jawab orang tua seperti masa sebelum sekolah. Akan tetapi, menjadi tanggung
jawab guru-guru dan sebagian kecil menjadi tanggung jawab teman-teman sebayanya.
Lebih jauh Hurlock (1980 : 149) mengemukakan bahwa status sosial ekonomi keluarga
sangat mempengaruhi jumlah dan jenis keterampilan yang dipelajari anak-anak. Anak
yang berasal dar keluarga dengan stuatus sosal ekonom atas, pada umumnya mempunya
keteramplan yang lebh sedkt darpada anak-anak yang berasal dar keluarga dengan
status sosial ekonomi rendah. Jenis keterampilan yang dipelajari anak dari keluarga
dengan status sosal ekonom rendah cenderung berpusat pada keteramplan menolong
b. Kemampuan bahasa.
Memasuk usa sekolah, kemampuan berbahasa anak merupakan salah satu sarana
dalam memperluas lngkungan sosal anak. Dengan meluasnya cakrawala sosal anak, anak
akan menemukan bahasa atau berbcara merupakan sarana pentng untuk memperoleh
tempat atau kelompok. Lebih dari pada itu, anak juga mengetahui bahwa komunikasi
adalah kemampuan dr untuk mengert apa yang dkatakan oleh orang lan, tdak
saja menyulitkan berkomunikasi dengan orang lain tetapi lebih pada anak cenderung
mengatakan sesuatu yang sama sekal tdak berhubungan dengan apa yang dbcarakan
teman-temannya, sehngga a tdak dterma oleh teman-temannya.
Pada masa usa sekolah n sudah menggunakan kosa kata rahasa dalam berkomunkas
dengan sahabatnya. Kata rahasa dapat berbentuk tulsan, terdr dar kode-kode yang
berbentuk lambang atau penggant huruf; lsan, terdr dar kata-kata yang drusak; atau
kinetik, terdiri dari isyarat dan penggunaan jari-jari untuk mengkomunikasikan kata-
kata. Penggunaan kosa kata rahasa dmula pada saat anak memasuk kelas 3 (tga) dan
penggunaan kosa kata n mencapa puncaknya beberapa saat sebelum masa puber.
c. Keadaan emosi
Pada masa n, anak sudah memlk dorongan untuk mengendalkan emosnya.
Ketka bernteraks dengan kelompok sebaya anak memaham bahwa ledakan emos
yang kurang bak, tdak dapat dterma oleh teman-temannya. Pada umumnya keadaan
emos anak cenderung lebh tenang sampa datangnya masa puber. Ketenangan emosnya
tu dsebabkan oleh beberapa hal, yatu : pertama, peranan yang harus dlakukan anak
yang lebih besar sudah terumuskan dengan jelas, dan anak sudah mengetahui bagaimana
melaksanakannya. Kedua, permanan dan olah raga merupakan bentuk penyaluran
emos yang tertahan. Ketga, menngkatkan keteramplan anak yang dperlukan untuk
menyelesakan berbaga macam tugas.
kemudan setelah tabel tersebut ters, maka membcarakannya dengan tga orang
murd lannya. Bagamana komentar teman-temannya, sesua atau tdak ?
3. Bagamana keterkatan antara masalah prbad dan sosal, sehngga memerlukan
bmbngan prbad sosal dan bagamana kedudukan bmbngan prbad socal dalam
keseluruhan penyelenggaraan bmbngan dan konselng d sekolah ?
RANGKUMAN
1. Bmbngan dan konselng prbad sosal merupakan salah satu bagan ntergral dalam
penyelenggaraan bmbngan dan konselng d MI/SD. Bmbngan dan konselng
prbad sosal adalah layanan untuk membantu ndvdu (murd) dalam memecahkan
persoalan prbad-sosal.
2. Esens bmbngan prbad sosal adalah membantu murd untuk mengembangkan
potens dr serta mengatas masalah, bak masalah prbad maupun sosal, sehngga
dapat tercapa memaham dr (self understanding), menerma dr (self acceptance -
Qona’ah), memperbak dr (self improvement), mengarahkan drnya (self direction)
serta akhrnya murd dapar menyesuakan dr (self adjustment).
3. Murid MI/SD mempunyai dorongan (masuk ke dalam dunia permainan dan pekerjaan,
keluar dar lngkungan rumah dan masuk ke dalam lngkungan teman sebaya serta
mematuh konsep-konsep logka) dan karakterstk yang khas dalam prbad-sosalnya
yang terlihat dalam keadaan fisik dan keterampilan (menolong diri sendiri, menolong
orang lan, sekolah, berman), kemampuan bahasa, keadaan emos, serta skap dan
perlaku moral.
1. Konsep dasar bmbngan dan konselng secara umum adalah suatu proses usaha yang
dberkan konselor/ guru untuk membantu murd agar mampu :
a. Menyelesakan masalahnya atas nasehat guru
b. Mengembangkan potens dan mengatas masalahnya
c. Mempunyai prestasi belajar yang cemerlang
d. Nak kelas setap tahun
8. Murd SD/ MI setap pag secara berglran bertugas untuk membershkan kelasnya
masng-masng. Kegatan tersebut termasuk ke dalam pengembangan keteramplan
a. Menolong dr sendr
b. Menolong orang lan
c. Sekolah
d. Berman
9. Pada masa MI/SD n, murd mula senang menggunakan kosa kata rahasa dengan
sahabatnya dalam bentuk kode-kode yang berupa lambang atau penggant huruf.
Kosa kata rahasa tersebut termasuk ke dalam :
a. Tulsan
b. Lsan
c. Knetk
d. Gerakan
10. Menurut Anda, perilaku mana yang menunjukkan seorang murid mempunyai perilaku
moral yang bak :
a. Mencontek pada waktu ulangan karena tdak menghapal
b. Mengerjakan PR di sekolah karena di rumah main game saja.
c. Terlambat datang ke sekolah karena membantu pekerjaan di rumah dulu
d. Rbut d kelas karena tdak ada guru.
RUMUS
10
80 % - 89% : bak
70% - 79 % : cukup
Apabla tngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau lebh, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.
a. Memlk komtmen yang kuat dalam mengamalkan nla-nla kemanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, bak dalam kehdupan prbad, keluarga, pergaulan
dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada
umumnya.
b. Memlk skap tolerans terhadap umat beragama lan, dengan salng menghormat
dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dan yang tdak menyenangkan (musbah), serta mampu
meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
e. Memlk skap postf atau respek terhadap dr sendr dan orang lan.
f. Memlk kemampuan untuk melakukan plhan secara sehat
g. Berskap respek terhadap orang lan, menghormat atau mengharga orang lan, tdak
melecehkan martabat atau harga drnya.
h. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap
tugas atau kewajibannya.
. Memlk kemampuan bernteraks sosal (human relationship), yang diwujudkan
dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau slaturahm dengan
sesama manusa.
j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal
(dalam dr sendr) maupun dengan orang lan..
k. Memlk kemampuan untuk mengambl keputusan secara efektf.
a. Phak sswa
Berdasarkan kemampuan yang dmlknya, dharapkan para sswa mampu mencapa
:
b. Phak guru
Pelaksanaan bmbngan dan konselng d MI/SD dharapkan para guru mampu
mencapa :
Secara ternc, peserta ddk (murd) dalam lngkup persekolahan pada umumnya
menghadap permasalahan prbad-sosal sebaga berkut :
a. Pemantapan skap dan kebasaan serta pengembangan wawasan dalam berman dan
bertaqwa kepada Alloh SWT.
b. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan dr dan pengembangannya untuk
kegatan yang lebh kreatf, produktf, dan normatf bak dalam keseharan maupun
untuk peran d masa yang akan datang.
c. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan mnat prbad dan penyaluran dan
pengembangannya pada/melalu kegatan yang kreatf dan normatf dan produktf.
d. Pemantapan tentang kelemahan dr dan usaha penanggunlanggannya.
e. Pemantapan kemampuan pengamblan keputusan.
f. Pemantapan kemampuan mengarahkan dr sesua dengan keputusan yang telah
dambl.
g. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat jasmani dan
rohan.
h. Pemantapan kemampuan berkomunkas.
. Pemantapan kemampuan menerma dan menyampakan argumentas secara dnams,
kreatf, normatf dan produktf.
j. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial dengan penuh
tanggung jawab.
k. Pemantapan hubungan yang dnams dan harmons dengan teman sebaya, orang tua,
dan msyarakat sektar.
l. Orentas tentang kehdupan berkeluarga.
1. Landasan hidup religius, mengangkut masalah sholat dan berdoa, belajar agama,
kemanan serta aktvtas beragama.
2. Landasan perilaku etis, menyangkut masalah jujur, hormat kepada orang tua, sikap
sopan dan santun, serta ketertbandan kepatuhan.
3. Kematangan emosional, mengangkut masalah kebebasan dalam mengemukakan
pendapat, tidak cemas, pengendalian emosi serta kemampuan menjaga stabilitas
emos.
4. Kematangan intelektual, mengangkut masalah skap krts, skap rasonal,
Kemampuan membela hak prbad serta kemampuan menla.
5. Kesadaran tanggung jawab, mengangkut masalah mawas diri, tanggung jawab atas
tndakan prbad, partspas pada lngkungan serta dspln.
6. Peran sosial sebagai pria atau wanita, mengangkut masalah perbedaan pokok
antara laki-laki dan perempuan, peran sosial sesuai dengan jenis kelamin, tingkah
laku dan kegiatan sesuai dengan jenis kelamin, serta cita-cita sesuai jenis kelamin.
7. Penerimaan diri dan pengembangannya, mengangkut masalah kondisi fisik,
konds mental, pengembangan cta-cta, serta pengembangan prbad.
8. Kemandirian perilaku ekonomis, mengangkut masalah upaya menghaslkan uang,
sikap hemat dan menabung, bekerja keras dan ulet, serta tidak mengharap pemberian
orang.
9. Wawasan persiapan karir , mengangkut masalah pemahaman jenis pekerjaan.
Kesungguhan belajar, upaya memahami keahlian serta perencanaan karir).
10. Kematangan hubungan dengan teman sebaya, mengangkut masalah pemahaman
tingkah laku orang lain, kemampuan berempati, kerja sama, serta kemampuan
hubungan sosal.
11. Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga. Untuk murd MI/SD
belum dbahas masalah-masalah yang tercakup dalam pon n
I. Murd-murd SD PPSP IKIP Padang – ketka tu – dengan sampel 220 kelas IV dan
kelas V.
II. SD-SD Neger Kodya Padang non-PPSP kelas IV, V dan VI dengan sampel 243 (dlakukan
tahun 1981).
III. SD Neger d Kodya Padang kelas IV, V dan VI dengan sampel 926 murd.
Sepuluh masalah utama yang dhadap murd-murd SD d Kodya Padang dapa dlhat
pada tabel berkut :
KELOMPOK
NO. JENIS MASALAH SAMPEL
I II III
1 Ingin mengetahui tentang sekolah lanjutan 65 89 96
2 Takut berbcara d muka kelas 30 40 40
3 Khawatr tnggal kelas 80 85 76
4 Mengalam kesultan berhtung 37 74 60
5 Pemalu 36 65 46
6 Sering diejek/ditertawakan oleh teman 24 28 44
7 Kawan-kawan banyak yang nakal 31 53 45
8 Serng sakt 23 26 29
9 Memerlukan bantuan dalam belajar 39 16 37
10 Termasuk anak kurang panda 35 60 54
Murd-murd sepert d atas, perlu mendapat bantuan dar guru agar mereka dapat
melaksanakan kegiatan belajar secara baik dan terarah. Masalah-masalah tersebut tidak
selalu dapat (harus) diselesaikan dalam situasi belajar-mengajar di kelas, melainkan
memerlukan pelayanan secara khusus oleh guru di luar situasi proses pembelajaran.
RANGKUMAN
1. Bimbingan dan konseling pribadi sosial mempunyai tujuan khusus untuk
mengembangkan kemampuan sswa untuk mengenal drnya serta menyesuakan
dengan lngkungannnya.
2. Standar kompetens kemandran murd MI/SD yang dkemukakan oleh ABKIN,
melput : landasan hdup relgus, landasan perlaku ets, kematangan emosonal,
kematangan intelektual, kesadaran dan tanggung jawab sosial, peran sosial sebagai
pra atau wanta (kesadaran gender), penermaan dr dan pengembangannnya,
kemandran perlaku ekonoms (perlaku kewrausahaan, wawasan persapan karr,
kematangan hubungan dengan teman sebaya, serta persapan dr untuk pernkahan
dan hdup berkeluarga.
3. Ragam masalah prbad melput : ketakwaan kepada Alloh SWT, peroleh sstem nla,
kemandran emosonal, pengembangan keteramplan ntelektua, serta menerma dr
dan mengembangkannya secara ekeftf. Ragam masalah sosal melput : berperlaku
sosial yang bertanggung jawab, mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman
sebaya, setya mempersapkan pernkahan dan hdup berkeluarga.
1. Pa Amin, guru kelas V mengajak para siswanya untuk menyantuni anak yatim piatu di
panti asuhan Melati. Kegiatan tersebut untuk mencapai tujuan :
a. Memiliki rasa tanggung jawab
b. Berskap respek terhadap orang lan
c. Memlk skap yang postf
d. Tdak melecehkan martabat orang lan
3. Sdk murd kelas VI, mengenal dengan bak kemampuan yang dmlk bak dalam
bakat maupun minat. Kondisi tersebut menunjukkan telah tercapai tujuan apa :
a. Memlk pemahaman dan penermaan dr.
b. Memlk respek terhadap dr sendr
c. Memlk kemampuan untuk melakukan plhan
d. Memiliki kemampuan untuk menyelesaikan konflik
7. Anda tentu mash ngat dengan Kasus Heryanto dengan percobaan bunuh dr karena
malu dengan teman-teman sekelasnya pada saat dtagh uang keteramplan oleh
gurunya d depan kelas. Tanggapan Anda terhadap kasus tersebut adalah :
a. Heryanto murd yang mudah putus asa
b. Guru sudah menagih berkali-kali tetapi Heryanto tidak mau membayar
c. Guru tidak menggunakan pendekatan bimbingan dalam mendekati muridnya
yang bermasalah
d. Heryanto murd yang mengalam masalah prbad-sosal
8. Bagus murd kelas III, apabla strahat selalu dam sendran d kelas, tdak pernah
terlhat kut man d halaman sekolah. Bagus mengalam masalah :
a. Belum matang untuk bergaul dengan teman sebaya
b. Malu untuk bergaul dengan lawan jenis
c. Tdak senang berman karena suka dkrtk sebaga anak yang kuper
d. Kurang memaham etka/ tata krama pergaulan
9. Masalah persapan dr untuk pernkahan dan hdup berkeluarga belum dbahasa d
MI/SD, alasannya adalah :
a. Murd MI/SD mash termasuk ke dalam fase perkembangan anak-anak.
b. Belum termasuk ke dalam tugas perkembangan murd MI/SD
c. Masalah tersebut mash tabu untuk dbcarakan
d. Murd MI/SD mash lama menkah
10. Berdasarkan hasl peneltan Ded Suprad masalah prbad sosal yang dalam murd
SD d d Padang adalah :
a. Takut berbcara d depan kelas
b. Khawatr tnggal kelas
c. Pemalu
d. Ingin mengetahui tentang sekolah lanjutan
RUMUS
10
80 % - 89% : bak
70% - 79 % : cukup
Apabla tngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau lebh, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.
1. Layanan Dasar Bimbingan. Yatu layanan umum yang dperuntukkan bag semua
murd. Layanan terarah pada pengembangan perlaku atau kompetens yang harus
dikuasai murid dengan tugas perkembangannya. Layanan dasar ini disebut juga sebagai
kurkulum bmbngan yang merupakan nt dar program bmbngan perkembangan.
Strateg : Bmbngan klaskal, bmbngan kelompok, berkolaboras dengan guru bdang
studi, kerja sama dengan orang tua.
Tujuan layanan dasar bimbingan adalah membantu seluruh murid dalam
mengembangkan keteramplan dasar untuk kehdupan. Komponen n merupakan
landasan bag program bmbngan perkembangan.
Contoh mater program bmbngan perkembangan d MI/ SD mencakup:
2. Layanan Responsif. Yatu layanan yang darahkan untuk membantu murd mengatas
masalah-masalah yang dhadap pada saat tu. Oleh karena tu, layanan responsf
akan mengandung layanan-layanan yang bersfat penanganan krss, remedatf dan
preventf.
Tujuan komponen layanan responsif adalah mengintervensi masalah-masalah atau
kepedulan prbad murd yang muncul segera dan drasakan saat tu. Sekalpun
layanan ini merespon kepedulian murid, beberapa topik telah diidentifikasi sebagai
topk yang memlk prortas dan/atau relevan dalam settng sekolah. Sebaga bahan
perbandingan, topik yang menjadi prioritas di Texas pada tahun 1990-an adalah:
a. Masalah bunuh dr pada kalangan anak SD
b. Kenakalan anak
c. Masalah putus sekolah
d. Penyalahgunaan obat terlarang/ narkotk.
e. Pacaran pada usa sekolah dasar
a. Kehadran
b. Skap dan perlaku terhadap sekolah
c. Hubungan dengan teman sebaya
d. Penyesuaan d sekolah baru
e. Isu-isu yang muncul selama atau setelah intervensi terhadap kejadian-kejadian
traumatk.
Teknk pemberan layanan berupa konsultas ndvdual atau murd dalam kelompok
kecil, mengamati murid untuk mengidentifikasi masalah, konsultasi dengan guru dan
orang tua, bersama guru dan orang tua membuat program rujukan untuk program
atau spesals lan, melakukan koordnas dengan ahl lan, dan melakukan pengawasan
terhadap kemajuan murid. Jika memungkinkan melaksanakan pelatihan dan pengawasan
oleh fasltator sebaya. Terkadang konselor melaksanakan layanan bmbngan untuk
merespon tuntutan guru berkenaan dengan penyelesaan masalah kelompok anak
tertentu sepert masalah persangan atau stress d kalangan murd berbakat.
1. Konseling Individual.
Konselng ndvdual adalah merupakan bantuan yang sfatnya terapeutk yang
darahkan untuk mengubah skap dan perlaku murd. Konselng dlaksanakan melalu
wawancara langsung dengan murid. Konseling ditujukan kepada murid yang normal,
bukan yang mengalami kesulitan kejiwaan, melainkan hanya mengalami kesulitan dalam
penyesuaian diri dalam pendidikan, pekerjaan dan kehidupan sosial.
Dalam konselng terdapat hubungan yang akrab dan dnams. Murd merasa dterma
dan dmengert oleh konselor. Dalam hubungan tersebut, konselor menerma murd secara
prbad dan tdak memberkan penlaan. Murd merasakan ada orang yang mengert
masalah prbadnya, mau mendengarkan keluhan dan curahan perasaannya.
2. Konsultasi.
Konsultas merupakan salah satu teknk bmbngan yang pentng sebab banyak
masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh
konselor. Konsultas dalam pengertan umum dpandang sebaga nashat dar seorang
profesonal.
Brown dkk. menegaskan bahwa konsultas tu bukan konselng atau pskoterap sebab
konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada siswa, tetapi secara
tdak langsung melayan murd melalu bantuan yang dberkan orang lan.
3. Nasihat.
Nashat merupakan salah satu teknk bmbngan yang dapat dberkan oleh guru.
Pemberan nashat hendaknya memperhatkan hal-hal sebaga berkut :
a. Berdasarkan masalah atau kesultan yang dhadap oleh murd.
b. Dawal dengan menghmpun data yang berkatan dengan masalah yang
dhadap.
c. Nashat yang dberkan bersfat alternatf yang dapat dplh oleh murd, dserta
kemungknan keberhaslan dan kegagalan.
d. Penentuan keputusan dserahkan kepada murd, alternatf mana yang akan
dambl, serta
e. Hendaknya murid mau dan mampu mempertanggungjawabkan keputusan yang
damblnya.
4. Bimbingan kelompok.
Bmbngan kelompok merupakan bantuan terhadap murd yang dlaksanakan dalam
stuas kelompok. Bmbngan kelompok dmaksudkan untuk mencegah berkembangnya
masalah atau kesultan pada dr murd. Is kegatan bmbngan kelompok terdr atas
penyampaan nformas ataupun aktvtas kelompok yang berkenaan dengan masalah
pendidikan, pekerjaan pribadi dan sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
Bmbngan kelompok dlaksanakan dalam tga kelompok, yatu kelompok kecl (2-6
orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20 orang) ataupun kelas
(21-40). Pemberan nformas dalam bmbngan kelompok terutama dmaksudkan untuk
menngkatkan pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehdupan, dan cara-
cara yang dapat dlakukan untuk menyelesakan tugas, serta merah masa depan dalam
stud, karer, ataupun kehdupan. Aktvtas kelompok darahkan untuk memperbak,
mengembangkan pemahaman dr dan pemahaman lngkungan, penyesuaan dr, serta
pengembangan dr.
5. Konseling kelompok.
Konselng kelompok merupakan upaya bantuan kepada murd dalam rangka
memberkan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selan bersfat
pencegahan, konselng kelompok dapat pula bersfat penyembuhan.
Konselng kelompok adalah suatu upaya bantuan kepada murd dalam suasana
kelompok yang bersfat pencegahan dan penyembuhan, dan darahkan kepada pemberan
kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya. Konselng kelompok
bersfat pencegahan, dalam art bahwa murd yang bersangkutan mempunya kemampuan
untuk berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi mungkin memiliki suatu titik
lemah dalam kehdupannya sehngga mengganggu kelancaran berkomunkas dengan
orang lan. Konselng kelompok bersfat pemberan kemudahan dalam pertumbuhan
dan perkembangan murd, dalam arti bahwa konseling kelompok itu menyajikan dan
memberkan dorongan kepada murd- murd yang bersangkutan untuk mengubah drnya
selaras dengan mnatnya sendr. Dalam hal n, ndvdu-ndvdu tersebut ddorong
untuk melakukan tndakan yang selaras dengan kemampuannya semaksmal mungkn
melalui perilaku perwujudan diri.
Konselng kelompok adalah suatu proses antarprbad yang dnams yang terpusat
pada pemkran dan perlaku yang sadar dan melbatkan fungs-fungs terap sepert sfat
permsf, orentas pada kenyataan, katarss, salng mempercaya, salng memperlakukan
dengan mesra, salng pengertan, salng mempercaya, salng menerma dan salng
mendukung. Fungs-fungs terap tu dcptakan dan dkembangkan dalam suatu kelompok
kecl melalu cara salng mempedulkan d antara peserta konselng kelompok. Klen-klen
dalam konselng kelompok pada dasarnya adalah murd-murd normal yang memlk
berbaga kepedulan dan persoalan yang tdak memerlukan perubahan keprbadan
dalam penanganannya. Klen dalam konselng kelompok dapat menggunakan nteraks
dalam kelompok untuk menngkatkan pemahaman dan penermaan terhadap nla-nla
dan tujuan-tujuan tertentu, untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap dan
perlaku tertentu.
Prosedur konselng kelompok sama dengan bmbngan kelompok yatu terdr dari :
6. Pengajaran Remedial.
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk menciptakan
suatu stuas yang memungknkan murd atau kelompok murd tertentu lebh mampu
mengembangkan drnya seoptmal mungkn sehngga dapat memeluh krtera
keberhaslan mnmal yang dharapkan, dengan melalu suatu proses nteraks yang
tertencana, terorgansas, terarah, terkoordnas, terkontrol dengan lebh memperhatkan
taraf kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau kelompok
murd yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan lngkungannya (Abn Syamsuddn
Makmun, 1998 : 228).
Strategi dan teknik pengajaran dapat dilakukan secara preventif, kuratif, dan
pengembangan. Tindakan pengajaran remedial dikatakan bersifat kuratif jika setelah
program PBM utama selesai diselenggarakan. Pendekatan preventif ditujukan kepada
murid tertentu yang diperkirakan akan mengalami hambatan terhadap pelajaran yang
akan dipenuhinya. Pendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut dari upaya
dagnostk yang dlakukan guru selama berlangsung PBM.
Selain dengan pengajaran remedial, bimbingan belajar juga dapat dilakukan oleh
guru selama mengajar. Keberhasilan belajar murid akan lebih memadai apabila guru
menerapkan peran bimbingan waktu mengajar (Rochman, l988 : 43). Penerapan peran
bimbingan waktu mengajar yang dilakukan oleh guru adalah upaya bimbingan lain dalam
bentuk membimbing murid menentukan tujuan yang hendak dicapainya, membimbing
murid dalam mencapai keberhasilannya dalam mencapai tujuan itu.
Selanjutnya, apabila hal tersebut telah disadari oleh guru, maka dia akan menyadari
pula betapa pentingnya pelayanan bimbingan bagi murid yang sedang belajar. Guru akan
Secara umum, bimbingan yang dapat diberikan guru sambil mengajar adalah
b. Tecpta klm kelas yang permsf, bebas dar ketegangan dan menempatkan murd
sebagai subjek pengajaran.
c. Adanya arahan/ orientasi agar terselenggaranya belajar yang efektif, baik dalam bidang
studi yang diajarkannya, maupun dalam keseluruhan proses belajar mengajar.
d. Menerma dan memperlakukan murd sebaga ndvdu yang mempunya harga dr
dengan memaham kekurangan, kelebhan dan masalah-masalahnya.
e. Mempersiapkan serta menyelenggarakan proses belajar mengajar sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan murd.
f. Membna hubungan yang dekat dengan murd, menerma murd yang akan
berkonsultas dan memnta bantuan.
g. Guru berusaha mempelajari dan memahami murid untuk menemukan kekuatan,
kelemahan, kebasaan dan kesultan yang dhadapnya terutama dalam hubungannya
dengan bidang studi yang diajarkannya.
h. Memberkan bantuan kepada murd yang menghadap kesultan, terutama yang
berhubungan dengan bidang studi yang diajarkannya.
i. Pemberian informasi tentang masalah pendidikan, pengajaran, dan jabatan/ karir.
j. Memberikan bimbingan kelompok di kelas.
k. Membimbing murid agar mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.
l. Memberkan layanan perbakan bag murd yang memerlukannya.
m. Bekerja sama dengan guru lainnya dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh
murd.
LATIHAN
1. Coba Anda buat sebuah rancangan di kelas yang Anda ajar berdasarkan hasil
pengamatan Anda tentang karakterstk permasalahan murd (layanan bmbngan
dasar, layanan responsf, perencanaan ndvdual dan dukungan sstem).
2. Coba Anda plh satu permasalahan yang palng perlu untuk mendapatkan bmbngan
kemudan slahkan Anda plh salah satu teknk/ strateg bmbngan. Urakan
bagamana anda melaksanakannya.
RANGKUMAN
1. Struktur program bmbngan perkembangan yang komprehensf yatu : layanan
bmbngan dasar, layanan responsf, perencanaan ndvdual dan dukungan sstem.
2. Teknk/ strateg bmbngan : konselng ndvdual, konsultas, nashat, bmbngan
kelompok, konseling kelompok, pengajaran remedial, mengajar dengan nuansa
bmbngan.
2. Alf mendatang Ibu Dta untuk mencertakan permasalahan yang dhadapnya. Alf
berharap setelah bertemu dengan Ibu Dta, da dapat memaham permasalahan yang
dhadapnya sehngga dapat menyelesakan masalahnya dengan segera. Kegatan
yang dlakukan oleh Alf dan Ibu Dta adalah…
a. Konsultas.
b. Konselng Indvdual.
c. Pemberan Nashat.
d. Bmbngan kelompok.
8. Berkut n merupakan karakterstk teknk bmbngan yang dapat dgunakan untuk
membantu perkembangan ndvdu.
1) Kegiatan utama dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar
2) Proses kegatannya lebh bersfat emosonal.
3) Kegatan yang secara tdak langsung melayan sswa melalu bantuan orang lan.
4) Rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar
mengajar.
Yang merupakan karakteristik teknik pengajaran remedial adalah….
a. 1 dan 3.
b. 2 dan 3.
c. 1 dan 4
d. 3 dan 4
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 3 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudan gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 3.
RUMUS
Apabla tngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau lebh, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.
TES FORMATIF 1
1. B
2. D
3. C
4. A
5. C
6. A
7. D
8. B
9. A
10. C
TES FORMATIF 2
1. B
2. C
3. A
4. D
5. B
6. D
7. C
8. A
9. B
10. D
TES FORMATIF 3
1. B
2. B
3. B
4. C
5. D
6. C
7. D
8. C
9. C
PENDAHULUAN
Dalam bahan belajar mandiri ketiga ini, Anda akan diperkenalkan dengan konsep
Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar. Pembahasan akan difokuskan pada pengertian
belajar dan tujuan bimbingan belajar di SD, jenis-jenis dan identifikasi peserta didik
yang diperkirakan mengalami masalah belajar, serta faktor penyebab terjadinya masalah
belajar dan upaya membantu peserta didik dalam mengatasi masalah belajar.
Setelah Anda membaca bahan belajar mandiri ini, diharapkan Anda dapat :
PETUNJUK BELAJAR
Agar Anda memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan petunjuk
berkut :
1. Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh
terlebh dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian mempelajari
bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu berilah tanda khusus pada
bagan yang Anda anggap pentng.
Setap peserta ddk, khususnya d MI/SD memlk perbedaan antara satu dengan
lannya, d sampng terdapat persamaannya. Perbedaan tersebut menyangkut : kapastas
ntelektual, keteramplan, motvas, perseps, skap, kemampuan, mnat, latar belakang
kehdupan dalam keluarga, dan lan-lan. Perbedaan n cenderung akan mengakbatkan
adanya perbedaan pula dalam belajar setiap peserta didik, baik dalam kecepatan
belajarnya maupun keberhasilan yang dicapai peserta didik itu sendiri.
Peserta ddk datang ke sekolah dengan harapan agar dapat mengkut penddkan
atau pembelajaran dengan baik. Tetapi tidak selamanya demikian. Ada berbagai masalah
yang mereka hadap, bak yang bersumber dar ketegangan karena tugas-tugas yang
diberikan, ketidakmampuan mengerjakan tugas, keinginan untuk bekerja sebaik-baiknya
tetap tdak mampu, persangan dengan teman, kemampuan dasar ntelektual yang
kurang, motivasi belajar yang lemah, kurangnya dukungan orang tua, guru yang kurang
ramah, dan lan-lan. Masalah-masalah tersebut tdak selalu dapat dselesakan dalam
situasi belajar-mengajar di kelas, melainkan memerlukan pelayanan secara khusus oleh
guru di luar situasi proses pembelajaran.
Peran dan fungsi serta tanggung jawab guru di MI/SD, selain mengajar juga perlu
memperhatkan keragaman karakterstk perlaku peserta ddk sebaga dasar penentuan
jenis bantuan dan layanan dalam bimbingan belajar, baik secara individual maupun secara
kelompok.
1. Pengertian Belajar
Ilustrasi di atas, apabila dianalisis lebih mendalam menunjukkan bahwa telah terjadi
perubahan perlaku pada dr Don. Perubahan perlaku tersebut melput :
Mengapa pada diri Doni terjadi perubahan perilaku ketika ia beljar ? Karena Doni
telah melakukan nteraks secara bak dengan lngkungan. Proses perubahan perlaku
yang dcapa ndvdu melalu nteraks dengan lngkngannya tulah yang dsebut dengan
belajar.
Banyak pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli, namun pada dasarnya
terletak pada ada-tidaknya perubahan perilaku pada diri pelajar. Pengertian belajar di
antaranya dikemukakan oleh M. Surya (1986) sebagai berikut : belajar adalah suatu
proses usaha yang dlakukan ndvdu untuk memperoleh suatu perubahan tngkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebaga hasl dar pengalaman ndvdu tu sendr dalam
nteraksnya dengan lngkungan. Perubahan tersebut akan tampak dalam penguasaan
pola-pola respon baru terhadap lngkungan, yang berupa keteramplan-keteramplan,
skap, kecakapan, pengetahuan, pengalaman, apresas dan sebaganya.
4. Proses belajar terjadi karena ada dorongan dan tujuan yang akan dicapai
Dalam proses belajar selalu ada tenaga pendorong dan ada tujuan yang akan dicapai,
dan belajar juga merupakan salah satu cara individu untuk memenuhi kebutuhannya.
Misalnya seorang peserta didik belajar komputer karena didorong oleh kebutuhan
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru harus dikerjakan dengan komputer.
Dengan demikian besarnya dorongan yang dirasakan individu dan makin jelas tujuan yang
akan dicapai, maka makin besar pula usaha individu untuk melakukan kegiatan belajar.
Lan halnya dengan Mng teman sekelas Don, pada saat membuat pesawat terbang
dari kertas, ia banyak mengalami kekeliruan di samping menunjukkan ketidakmampuan
pada saat mempelajari buku petunjuk tentang cara melipat, juga tidak ada keseriusan
dalam menekuninya serta menunjukkan adanya sikap yang tidak senang, sehingga ia tidak
dapat menyelesakan tugasnya dengan bak. Akhrnya dengan bantuan dan bmbngan
guru kelasnya Miing baru mau mengerjakannya meskipun tidak bisa langsung selesai
tepat pada waktunya.
Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa tidak semua peserta didik dapat mencapai
tujuan atau sasaran belajar dengan cepat dan tepat. Peserta didik seperti Miing perlu
memperoleh bantuan dan layanan khusus yang terencana. Bantuan tersebut dnamakan
bimbingan belajar.
a. Mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik, terutama dalam mengerjakan tugas,
mengembangkan keteramplan, serta dalam berskap terhadap guru.
b. Menumbuhkan-kembangkan disiplin belajar dan keterampilan belajar, baik secara
mandr atau ndvdual maupun berkelompok.
a. Tujuan yang sesuai dengan rumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) yang
ddasarkan pada penggunaan criterion referenced evaluation (CRE) atau penlaan
acuan patokan (PAP), maka akan ditemukan kualifikasi peserta didik sebagai
berkut.
1) Peserta didik yang benar-benar dapat dinilai sebagai menguasai pelajaran seperti
yang ditunjukkan oleh angka prestasi belajarnya yang tinggi atau berada di atas
batas lulus (qualified students).
2) Peserta didik yang dapat dinilai sebagai cukup menguasai pelajaran seperti yang
ditunjukkan oleh angka prestasi belajar nya yang sedang (relatively qualified
students).
3) Peserta didik dapat dinilai sebagai tidak atau belum menguasai pelajaran seperti
yang ditunjukkan oleh angka nilai prestasi belajarnya yang berada dibawah
ukuran batas lulus (unqualified students).
b. Kapasitas (tingkat kecerdasan dan bakat) peserta didik itu sendiri untuk belajar
dalam bidang studi tertentu, akan ditemukan kualifikasi peserta didik sebagai
berkut.
1) Peserta didik yang prestasi belajarnya lebih tinggi dari apa yang diperkirakan
berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya (overachievers atau peserta ddk
sukses).
2) Peserta didik yang prestasi belajarnya memang sesuai dengan apa yang
diperkirakan berdasarkan tes kemampuan belajarnya (estimated, predicted atau
d. Dengan menggunakan norm referenced evaluation (NRE) atau penlaan acuan norma
(PAN), dalam hal n prestas seorang peserta ddk dbandngkan dengan prestas
peserta ddk lannya (bak temannya sekelompok d tempat yang sama maupun d
tempat lan), maka akan dtemukan kategorsas peserta ddk sebaga berkut.
1) Peserta didik yang prestasi belajarnya selalu berada di atas nilai rata-rata prestasi
kelompoknya (higher groups atau peserta ddk unggul).
2) Peserta didik yang prestasi belajarnya selalu di sekitar rata-rata (mean) dar
kelompoknya (averages atau peserta ddk papak).
3) Peserta didik yang prestasi belajarnya selalu berada di bawah nilai rata-rata
prestas kelompoknya (lower-groups atau peserta ddk asor).
Dari kriteria keberhasilan belajar peserta didik di atas, hendaknya guru memperoleh
gambaran tentang peserta ddk yang termasuk kepada kelompok syarat berhasl (nak
kelas atau lulus), cukup berhasil, dan kelompok yang tidak berhasil di dalam belajarnya.
Kelompok peserta didik yang tidak atau belum berhasil dalam belajarnya itu perlu
mendapatkan pelayanan bimbingan belajar, sebelum pada akhirnya diputuskan harus
mengulang program pelajaran kelas yang sama atau tidak naik kelas, harus dikeluarkan
dar sekolah atau drop out. Dengan demkan, guru dharapkan berupaya dan lebh
terampl dalam menangan peserta ddk-peserta ddk, khususnya bag mereka yang
benar-benar memerlukan perhatian khusus dalam proses pembelajarannya sehari-hari,
yatu :
1) Peserta didik yang tidak atau belum menguasai pelajaran angka nilai prestasi
belajarnya yang berada dibawah ukuran batas lulus (unqualified students).
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, slahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :
RANGKUMAN
1. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tngkah laku yang baru secara keseluruhan, sebaga hasl dar pengalaman
ndvdu tu sendr dalam nteraksnya dengan lngkungan. Perubahan tersebut akan
nampak dalam penguasaan pola-pola respons baru terhadap lngkungan, yang berupa
keteramplan-keteramplan, skap, kecakapan, pengetahuan, pengalaman, apresas
dan sebaganya.
2. Bimbingan belajar, yaitu proses bantuan yang diberikan kepada individu (peserta
didik) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar,
sehingga setelah melalui proses perbuatan belajar mereka dapat mencapai hasil
belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya.
3. Peserta didik-peserta didik yang bemasalah dalam belajar dapat diidentifikasi melalui
keberhasilan pencapaian tujuan belajar (TPK), kapasitas, waktu yang ditetapkan, dan
kemampuan kelompok.
1. Pengertian belajar banyak diungkapkan oleh beberapa ahl. Akan tetap, pada dasarnya
inti dari belajar adalah…
A. perubahan fisik;
B. perubahan perlaku;
C. perubahan pengalaman;
D. perubahan kematangan.
3. Kesiapan organ fisik maupun psikis untuk menjalankan fungsi sebagaimana mestinya
dsebut…
A. perlaku nstnktf;
B. perlaku keadaan sementara;
C. kematangan;
D. kesiapan fisik.
4. Tom berhasl terplh sebaga peserta ddk teladan d tngkat Kota. Prestas tersbeut
memang layak dsandang Tom karena da merupakan peserta ddk yang memang
benar-benar menguasai pelajaran dan selalu mendapat nilai yang tinggi. Melihat hal
tersebut, Tom termasuk …
A. peserta ddk sukses (over achievers);
B. peserta ddk unggul (qualiafied students);
C. peserta ddk Cepat (rapid learner);
D. peserta didik wajar (estimated).
5. Yang tidak termasuk ciri perubahan yang merupakan perilaku hasil belajar adalah…
A. perubahan tu postf;
B. perubahan tu dsadar;
C. perubahan tu efektf;
D. perubahan tu kebetulan.
6. D kelas, Melly dan Ranum merupakan peserta ddk yang senantasa tdak dapat
menyelesaikan pekerjaan atau pelajarannya berdasarkan waktu yang telah ditetapkan.
Melhat hal tersebut, Melly dan Ranum termasuk peserta ddk…
A. peserta ddk gagal (under achievers);
7. Peserta ddk-peserta ddk yang termasuk kategor peserta ddk lambat, peserta
ddk asor (lower groups) maupun peserta ddk gagal (underachievers) sebaknya
dberkan bantuan dan layanan khusus terencana yatu…
A. bmbngan karr;
B. bmbngan sosal-prbad;
C. bimbingan belajar;
D. bmbngan nla.
8. Untuk melihat kriteria keberhasilan belajar peserta didik, maka guru seyogyanya
melakukan hal berkut n, yatu…
A. melakukan evaluas;
B. melakukan dagnoss;
C. melakukan identifikasi masalah;
D. melakukan bmbngan.
10. Pola respon yang dibawa sejak lahir dan sudah dimiliki individu secara relatif
sempurna dsebut…
A. perlaku keadaan sementara;
B. perlaku nstnktf;
C. perlaku manusaw;
D. perilaku ajeg.
RUMUS
10
1. Peserta ddk-peserta ddk SD PPSP IKIP Padang – ketka tu – dengan sampel 220
kelas IV dan kelas V.
2. SD-SD Neger Kodya Padang non-PPSP kelas IV, V dan VI dengan sampel 243 (dlakukan
tahun 1981).
3. SD Neger d Kodya Padang kelas IV, V dan VI dengan sampel 926 peserta ddk.
Tabel 1
SEPULUH MASALAH UTAMA YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK-PESERTA DIDIK SD
DI KOTA PADANG
(dalam %)
KELOMPOK
NO. JENIS MASALAH SAMPEL
I II III
1 Ingin mengetahui tentang sekolah lanjutan 65 89 96
2 Takut berbcara d muka kelas 30 40 40
3 Khawatr tnggal kelas 80 85 76
4 Mengalam kesultan berhtung 37 74 60
5 Pemalu 36 65 46
6 Sering diejek/ditertawakan oleh teman 24 28 44
7 Kawan-kawan banyak yang nakal 31 53 45
8 Serng sakt 23 26 29
9 Memerlukan bantuan dalam belajar 39 16 37
10 Termasuk anak kurang panda 35 60 54
Dengan memperhatikan sikap dan kebiasaan belajar peserta didik akan dapat diketahui
bahwa peserta didik-peserta didik yang sikap dan kebiasaan belajarnya sudah memadai
dan perlu terus dpertahanan serta peserta ddk-peserta ddk yang memerlukan bantuan
khusus dalam meningkatkan sikap dan kebiasaan belajarnya yang baik.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, slahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :
1. Deskripsikan jenis-jenis masalah belajar yang dialami oleh peserta didik SD.
2. Dengan cara apa Anda dapat mengidentifikasi peserta didik yang diperkirakan
mengalami kesulitan belajar !
RANGKUMAN
1. Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh peserta didik dan
menghambat proses belajar, baik dari dirinya maupun lingkungannya.
2. Jenis-jenis masalah belajar di MI/SD berupa keterlambatan akademik, keterlambatan
dalam belajar, sangat lambat dalam belajar, kurang motivasi dalam belajar, sikap dan
kebiasaan yag buruk dalam belajar, sering tidak sekolah, dan lain-lain.
3. Identifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami masalah belajar dapat melalui
tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan
belajar.
2. Dibawah ini ada beberapa tes yang dapat mengidentifikasi peserta didik yang
mengalami masalah belajar, diantaranya:
1) tes hasil belajar
2) tes kesehatan
3) tes kemampuan dasar
4) skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar
dari option di atas, jawaban yang tepat adalah….
a. 1,2,3
a. 1,3,4
b. 2,3,4
c. 1,2,4
4. Keadaan peserta ddk yang dperkrakan memlk ntelegens yang tngg, tetap
tdak dapat memanfaatkannya secara optmal, termasuk ke dalam kelompok peserta
ddk yang mengalam…
a. Keterlambatan akademk
b. Sangat lambat dalam belajar
c. Keterlambatan dalam belajar
d. Kurang motivasi dalam belajar
5. Berikut ini merupakan contoh masalah belajar yang dialami oleh peserta didik :
1) Rna sudah lama tdak sekolah karena menderta sakt keras.
2) Drian lebih memilih bolos, daripada harus belajar matematika di jam terakhir.
3) Deri sering terlambat datang ke sekolah karena letak rumahnya jauh dari
sekolah
6. Setiap peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan jika diberi
waktu yang cukup dan bimbingan yang memadai untuk mempelajari bahan yang
disajikan. Hal ini merupakan asumsi dari….
a. Learning fun
b. Basic learning
c. Kebiasaan belajar
d. Mastery learning
8. Alat yang dapat mengungkapkan derajat sikap peserta didik terhadap guru dan sikap
peserta didik dalam menerima pelajaran adalah…
a. Skala penlaan.
b. Skala skap.
c. Catatan Anekdot.
d. Angket.
9. Berdasarkan tes hasil belajar, bila seorang anak digolongkan sebagai peserta didik
yang sangat cepat dalam belajar, maka jenis bantuan yang patut didapatkan oleh
peserta ddk tersebut adalah…
a. Mendapatkan pengajaran remedial.
b. Mendapatkan pelajaran tambahan.
c. Mendapatkan bantuan khusus.
d. Tdak mendapatkan bantuan apapun.
10. Peserta ddk dkatakan gagal kalau yang bersangkutan tdak berhasl mencapa
tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat
pelajaran berikutnya, dapat digolongkan ke dalam….
a. Pengulang/repeaters
b. Peserta ddk lambat/lower group
RUMUS
Pertama, masalah belajar yang sama dapat timbul oleh berbagai sebab yang berlainan.
Suatu masalah belajar yang sama dialami oleh dua orang peserta didik atau lebih, belum
tentu dsebabkan oleh faktor yang sama. Msalnya : Tut dan An adalah peserta ddk
kelas III, tdak mampu membaca dengan bak dan benar seluruh bacaan yang dberkan
gurunya. Tut dsebabkan menderta gangguan penglhatan, sedangkan An cenderung
dsebabkan tdak menguasa tata bahasa yang benar. Dalam kasus n kedua-duanya sama
mengalami masalah belajar dalam ”membaca”, tetapi faktor penyebabnya berlainan.
Kedua, dar sebab yang sama dapat tmbul masalah yang berlanan. Serngkal suatu
konds yang sama dmlk oleh beberapa orang peserta ddk, namun menmbulkan
masalah-masalah yang berlanan pada masng-masng ndvdu. Msalnya : Soleh dan Tono
peserta ddk kelas VI, sama-sama berasal dar lngkungan keluarga ekonom rendah.
Pengaruh dar keadaan tersebut, bag Soleh mempunya dampak yang postf karena setap
mengikuti pelajaran di kelas, selalu menunjukkan perhatian, sikap dan disiplin belajar
yang tinggi. Ia pun menunjukkan perilaku yang tidak banyak membuang-buang waktu
untuk kegiatan yang kurang bermanfaat. Prestasi belajarnya termasuk kepada kelompok
Ketiga, sebab-sebab masalah belajar dapat saling berhubungan antara yang satu
dengan yang lain. Kadang-kadang masalah belajar yang dihadapi oleh seorang peserta
didik tidak timbul dari satu sebab saja, melainkan dapat timbul dari berbagai sebab yang
salng berhubungan antara satu dengan yang lan. Msalnya : Marn seorang peserta ddk
kelas V, memiliki kelainan fisik. Kondisi yang dimilikinya itu menimbulkan tanggapan
dari orang-orang lain (terutama teman sekelasnya), sehingga bagi Marni menjadi rasa
rendah dr. Dar rasa rendah dr tu, cenderung dapat menyebabkan Marn mengalam
masalah belajar.
Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada peserta didik
dkelompokkan ke dalam dua kategor, yatu :
a. Faktor-faktor nternal (faktor-faktor yang berada atau bersumber dar dalam dr
peserta ddk tu sendr), antara lan :
1) Gangguan secara fisik, seperti
a) Suatu pusat sususan syaraf dak berkembang secara sempurna karena luka atau
cacat, atau sakt sehngga membawa gangguan emosonal.
b) Panca ndra mungkn berkembang kurang sempurna atau sakt/rusak sehngga
menyultkan proses nteraks secara efektf.
c) Ketidakseimbangan perkembangan dan reproduksi serta berfungsinya kelenjar-
kelenjar tubuh yang sering membawa kelainan-kelainan perilaku (kurang
terkoordnaskan dan sebaganya).
d) Cacat tubuh atau pertumbuhan yang kurang sempurna, organ dan anggota-anggota
badan (kak, tangan, dan sebaganya) serng pula membawa ketdakstablan
mental dan emosonal.
e) Penyakit menahun (asma dan sebagainya) menghambat usaha-usaha belajar
secara optmal.
a. Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pengajaran
yang bersifat menyembuhkan atau memperbaiki yang membuat proses pemebelajaran
menjadi lebih baik. Pengajaran perbaikan merupakan bentuk khusus pembelajaran
yang dmaksudkan untuk menyembuhkan atau memperbak bak proses maupun
hasil belajar peserta didik menjadi lebih baik. Pengajaran perbaikan dapat dilakukan
kepada perseorangan atau sekelompok peserta didik yang menghadapi masalah belajar,
sehingga mampu memperbaiki kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Melalui
pengajaran perbaikan tersebut, peserta didik akan terbantu dalam memperbaiki proses
belajarnya, sehingga berdampak pada perubahan/perbaikan hasil belajarnya.
b. Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan pembelajaran yang diberikan
kepada seorang atau beberapa orang peserta didik yang sangat cepat dalam belajarnya.
Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah dan atau
memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar
sebelumnya. Peserta didik yang cepat dalam belajar, hampir selalu dapat mengerjakan
tugas-tugas lebh cepat dbandngkan dengan teman-teman sekelasnya dalam waktu
yang dtetapkan.
D sampng dengan cara bantuan d atas terdapat beberapa cara yang lan yang dapat
dilakukan guru untuk menumbuhkan-kembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang
bak adalah :
a. Membantu peserta ddk menyusun rencana yang bak. Rencana n memuat pokok
dan subpokok bahasan yang akan dipelajari, tujuan yang akan dicapai, cara-cara
mempelajari bahan-bahan yang bersangkutan, alat-alat yang diperlukan dan cara-
cara memeriksa atau mengetahui kemajuan-kemajuan yang dicapai.
b. Membantu peserta didik mengikuti kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas.
Sebagian besar kegiatan belajar-mengajar berlangsung di dalam kelas. Dalam hal
ini, peserta didik perlu mengetahui apa yang harus dikerjakan sebelum mengikuti
kegiatan belajar-mengajar, bagaimana cara memahami dan mencatat keterangan-
keterangan yang diberikan oleh guru dan apa pula yang harus dikerjakan setelah
kegiatan belajar-mengajar berakhir (sampai di rumah).
c. Melatih peserta didik membaca cepat. Kecepatan membaca menunjuk kepada
banyaknya kata-kata yang tepat yang dapat dbaca dalam waktu tertentu. Dengan
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, slahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :
RANGKUMAN
1. Masalah belajar peserta didik cenderung kompleks karena masalah belajar yang
sama dapat tmbul oleh berbaga sebab yang berlanan, sebab yang sama dapat
menimbulkan masalah yang berlainan, serta sebab-sebab masalah belajar dapat
salng berhubungan antara yang satu dengan yang lan.
2. Sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada peserta didik-peserta didik: faktor
internal (gangguan secara fisik, ketidakseimbangnya mental, kelemahan emosional,
kebasaan yang salah) dan faktor eksternal (sekolah, keluarga).
1. Yang tidak termasuk faktor-faktor internal penyebab timbulnya masalah belajar pada
peserta ddk yatu…
a. Gangguan secara fisik.
b. Kelemahan secara mater.
c. Kelemahan secara emosonal.
d. Kelemahan yang dsebabkan oleh kebasaan dan skap yang salah.
3. Kekecewaan dirasakan oleh Ical dan Ardi yang gagal menjadi peserta didik teladan di
tingkat Kota. Sejak kegagalan tersebut, Ical berubah menjadi peserta didik yang malas
belajar, bersikap acuh terhadap guru dan sering terlambat ke sekolah. Sedangkan
Ardi masih seperti dulu bahkan terlihat lebih rajin bertanya dan membaca. Masalah
belajar yang dialami oleh Ical dan Ardi termasuk….
a. Masalah belajar yang timbul oleh sebab yang berlainan.
b. Masalah belajar dari sebab sama yang menimbulkan masalah berlainan.
c. Masalah belajar dari sebab sama yang menimbulkan masalah sama.
d. Masalah belajar dari sebab-sebab yang saling berhubungan satu dengan yang
lan.
4. Suatu bentuk upaya membantu peserta didik yang sangat cepat dalam belajar
dsebut…
a. Peningkatan keterampilan belajar.
b. Peningkatan motivasi belajar.
c. Pengajaran perbaikan.
d. Kegatan pengayaan.
5. Peserta ddk-peserta ddk kelas tga sangat menyuka Bu Desty karena belau selalu
memberikan permen atau cokelat bagi peserta didik yang berani maju ke depan dan
mendapat nla tertngg. Upaya yang dlakukan oleh Bu Desty termasuk kegatan….
a. Peningkatan keterampilan belajar.
b. Peningkatan motivasi belajar.
6. Yang tdak termasuk upaya yang dapat dlakukan oleh guru dalam menumbuhkan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik adalah…
a. Membantu peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
b. Membantu peserta didik menyusun jadwal belajar dan mematuhi jadwal
tersebut.
c. Membantu peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian.
d. Membantu peserta didik untuk mewujudkan dirinya secara lebih baik.
7. Semenjak pindah ke sekolah baru, Radya mengalami masalah dalam belajar dikarenakan
tmbulnya perasaan tdak aman serta kurang bsa menyesuakan dr dengan
lngkungan baru. Masalah belajar yang dialami Radya disebabkan oleh…
a. Ketdaksembangan mental.
b. Kelemahan secara mater.
c. Kelemahan secara emosonal.
d. Kelemahan yang dsebabkan oleh kebasaan yang salah.
9. Sebagai wali kelas empat, Pak Asep memiliki jadwal rutin yaitu memindahkan tempat
duduk dan membetulkan poss duduk peserta ddk setap satu bulan sekal. Kegatan
yang dlakukan oleh Pak Asep merupakan upaya yang dlakukan untuk….
a. Meningkatkan keterampilan belajar.
b. Meningkatkan motivasi belajar.
c. Menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
d. Menngkatkan kegatan pengayaan.
10. Metode yang perlu dikuasai oleh peserta didik untuk dapat mempelajari buku
pelajaran efisien dan efektif yang dikemukakan oleh Francis P. Robinson adalah…
a. Metode 3SQR
b. Metode S3QR
c. Metode SQR3
d. Metode SQR
Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 2.
RUMUS
10
TES FORMATIF 1
1. B
2. A
3. C
4. B
5. D
6. D
7. C
8. A
9. B
10. B
TES FORMATIF 2
1. C
2. B
3. C
4. A
5. B
6. D
7. B
8. B
9. B
10. A
TES FORMATIF 3
1. B
2. C
3. B
4. D
5. B
6. D
7. C
8. A
9. C
10. C
BIMBINGAN KARIR
PESERTA DIDIK MI/SD
PENDAHULUAN
Dalam era yang semakin maju, individu dihadapkan pada berbagai macam tantangan,
salah satunya adalah tantangan dari dunia pekerjaan yang semakin kompetitif. Melalui
pengenalan karr kepada peserta ddk MI/SD, dapat mengarahkan dan menumbuhkan
kesadaran dan pemahaman akan macam-macam kegiatan dan pekerjaan di lingkungannya.
Dengan demikian, guru MI/SD hendaknya memahami tentang sejarah bimbingan karir,
makna karir dan bimbingan karir, tujuan dan prinsip-prinsip bimbingan karir, matra dan
strateg bmbngan karr.
Dalam BBM 5 n akan dperkenalkan tentang Bmbngan Karr. Pembahasan mater
akan difokuskan pada bagaimana sejarah bimbingan karir, pengertian bimbingan karir,
tujuan pelayananan bimbingan karir di MI/SD, strategi dan teknik bimbingan karir di
MI/SD.
Untuk membantu anda mencapai tujuan di atas, maka BBM 5 diorganisasikan menjadi
tiga kegiatan belajar yaitu:
Pembahasan pada bahan belajar mandiri 5 (BBM 5) ini akan diarahkan untuk mencapai
pemahaman terhadap sejarah inunculnya bimbingan karir, pengertian bimbingan karir,
tujuan dilaksanakannya bimbingan karir di MI/SD dan teknik bimbingan karir di MI/SD.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan belajar mandiri ini sampai Anda
memahami tujuan yang ingin dicapai.
2. Setelah itu, Anda diharapkan mempelajari bagian demi bagian bahan belajar mandiri
secara lebh cermat dan penuh perhatan, dan bla perlu berlah tanda khusus pada
bagan atau kata-kata kunc yang Anda anggap pentng.
3. Apabila ada bagian materi belajar mandiri yang kurang difahami, maka diskusikanlah
dengan teman-teman Anda. Tetap bla dengan dskus pun belum mendapatkan
pemahaman, sebaknya dcatat dan tanyakan kepada tutor Anda pada saat tutoral
tatap muka.
4. Untuk memperluas wawasan Anda, bacalah buku sumber yang dsarankan.
5. Buatlah kesmpulan dengan kata-kata Anda sendr dar keseluruhan mater yang
telah Anda pelajari dalam bahan belajar mandiri ini.
6. Bila Anda telah cukup memahami uraian materi yang disajikan, maka kerjakanlah
latihan dan tes formatif yang tersedia pada setiap akhir kegiatan belajar.
7. Evaluasi hasil kegiatan belajar Anda dengan cara mencocokkan hasil tes dengan kimci
jawaban, kemudian hitunglah tingkat penguasaan Anda seperti yang dicontohkan.
Selama n Frank Parson dkenal sebaga tokoh dalam mernts bmbngan karr,
padahal 1000 tahun sebelum belau mengemukakan gagasannya tu telah dtemukan d
daerah Basra bahwa ada tokoh-tokoh Islam klask yang mernts kegatan-kegatan yang
berkatan dengan tga varabel dalam pengamblan keputusan karr. Oleh karena tu,
praktik-praktik mencocokkan ciri-ciri individu dengan ciri pekerjaan telah berlangsung
sejak lama, namun kala itu belum disebut sebagai bimbingan karir.
Hugo Munsterberg pada tahun 1912 telah menerbtkan Psychology Industrial Efficiency
d Jerman sebaga suatu penemuan pentng dalam aplkas metode ekspermental
untuk mempelajari pemilihan jabatan dan para pekerja. Kemudian Lembaga Penelitian
Pendekatan yang palng domnan alah Parsonan yang memusatkan dr pada ndvdu,
pekerjaan dan hubungan antara keduanya. Model ini disebut teori Trait and Factor yang
menekankan pada penggunaan tes dan informasi jabatan. Pandangan lain menganggap
bahwa masalah pemlhan dan penyesuaan karr adalah masalah keprbadan, hal n
yang banyak danut oleh teor Client Centered. Sedangkan Behavorstk lebh menekankan
kepada ntervens dalam proses plhan krr, yang menekankan pentngnya keteramplan
membuat keputusan karir dan tanggung jawab atas segala resiko dari putusannya itu.
Dalam praktiknya di lapangan, bimbingan karir telah dilaksanakan dan menjadi bagian
khusus dar program bmbngan dan konselng terutama d MTs/SMP dan MA/SMA/
SMK. Sedangkan pada tngkat MI/SD pelaksanaan bmbngan dan konselng termasuk
d dalamnya bmbngan karr, mash dlaksanakan secara terntegras/terpadu dalam
pembelajaran yang dikelola oleh guru kelas atau guru mata pelajaran. Kondisi seperti
n, dharapkan tdak mengurang makna pentngnya layanan bmbngan dan konselng
terutama bmbngan karr bag peserta ddk MI/SD. Hal n ddasar oleh asums bahwa
perkembangan karir individu itu berlangsung sepanjang hayat (Super, 1984 menyebutnya
sebaga life span career development) sejalan dengan proses perkembangan individu
2. Makna Karir
D masa lalu, termnolog karr dpadang oleh masyarakat awam sebaga sebuah stlah
yang eksklusif dan menjadi wacana di kalangan terbatas saja, misalnya bagi orang yang
memiliki latar belakang pendidikan tinggi, pejabat publik atau orang yang memegang
jabatan struktural, bahkan menyempit di kalangan orang-orang yang sukses di sektor
bsns, pemerntahan dan brokras karr. Pemaknaan lan tentang karr adalah pandangan
bahwa karr dentk dengan kenakan pangkat atau golongan secara reguler dan puncak
karir terjadi ketika seseorang memegang jabatan struktural.
Perseps tentang ‘karr’ sepert yang dpaparkan d atas tdak sepenuhnya benar atau
seluruhnya salah. Alasannya adalah banyak stlah yang sepntas memlk kesamaan
makna dengan karr, msalnya task, position, job, occupation, vocation, avocation.
Sejatinya karir memiliki spektrum makna yang lebih luas dan dalam dibandingkan istilah
sejenis. Karir mengandung makna urutan okupasi, job dan posisi-posisi yang diduduki
sepanjang pengalaman kerja seseorang (Tolbert, 1974). Sejalan dengan pendapat ini,
Healy (1982: 5) mengemukakan bahwa karr dapat ddefnskan as the sequence of
major position occupied by a person throughout his, or her pre-occupational, occupational
and post-occupational life. Kedua pengertian ini menunjukkan bahwa karir seseorang
terjadi sejak masa belajar, memiliki pekerjaan, dan saat pensiun.
Permasalahan yang muncul adalah apakah posisi belajar, pekerja dan pensiunan
dapat dkatakan sebaga karr ? Itulah yang oleh Super (1976) dsebut bahwa
karr lebh bersfat person oriented. Poss tersebut dapat dpandang sebaga karr,
bergantung pada pandangan seseorang mengena karr dan perspektf mana yang a
gunakan. Yang palng pentng adalah bagamana kualtas ndvdu berperlaku pada
setap poss tersebut (Healy, 1982). Dengan asums n dapat dkatakan bahwa kualtas
perlaku pada poss tersebut dapat drasakan dan bermakna bag kehdupan ndvdu
tu sendr dan lngkungannva. Secara umum bmbngan karr dartkan sebaga upaya
bantuan kepada ndvdu untuk mendorong dan memberkan kemudahan perkembangan
karr dalam kehdupannya. Banatuan tersebut mencakup perencanaan karr, pengamblan
keputusan dan penyesuai pekerjaan.
Surya (1988) menegaskan bahwa karir erat kaitannya dengan pekerjaan, tetapi
mempunyai makna yang lebih luas daripada pekerjaan. Karir dapat dicapai melalui
pekerjaan yang direncanakan dan dikembangkan secara optimal dan tepat, tetapi
Munandir (1996) menyatakan bahwa karir erat kaitannya dengan pekerjaan dan
hal memutuskan karir bukanlah peristiwa sesaat , melainkan proses yang panjang dan
merupakan bagian dari proses perkembangan individu. Hoyt (Gibson dan Mitchell, 1995)
menjelaskan bahwa karir adalah totalitas dari pengalaman pekerjaan/jabatan seseorang
sepanjang hidupnya. Dalam arti sempit karir adalah jumlah total dari pengalaman
pekerjaan/jabatan seseorang dalam kategori pekerjaan umum, seperti sebagai pengajar,
akuntng, dokter, atau sales.
Sementara itu Gibson dan Mitchell (1995) menjelaskan bahwa karir adalah jumlah
total dar pengalaman hdup dan gaya hdup seseorang. Secara konseptual, karr erat
kaitannya dengan pekerjaan, perkembangan karir, pendidikan karir, bimbingan karir,
konseling karir, informasi pekerjaan, jabatan, dan pendidikan jabatan. Dijelaskan
lebih lanjut bahwa antara karir, pendidikan karir, perkembangan karir, dan konseling
karr merupakan stah-stlah yang salng berhubungan. Karena tu satu tanpa yang
lan tdak akan efektf dan kurang bermakna. Dmaksudkan dengan pendidikan
karir adalah seluruh aktvtas dan pengalaman yang drencanakan untuk menyapkan
seseorang dalam memasuki dunia kerja. Perkembangan karir merupakan aspek dar
totalitas perkembangan yang mendasarkan pada belajar tentang, persiapan untuk,
masuk ke, dan kemajuan dalam dunia pekerjaan. Sedangkan konseling karir adalah
aktvtas yang dmaksudkan untuk menstmulas dan memfasltas perkembangan karr
sepanjang hidupnya. Aktivitas tersebut termasuk membantu dalam perencanaan karir,
pengamblan keputusan karr, dan penyesuaan karr. Dengan demkan, penddkan karr
akan menstmulas perkembangan karr, sedangkan konselng karr akan memberkan
arah terhadap penddkan dan perkembangan karr.
Sukses karr dapat pula dcapa melalu penddkan, hobby, profes, sosal-prbad
dan relg. Karr mencakup seluruh aspek kehdupan ndvdu ( Tohar. 1986:) yatu
melput : (1) peran hdup (life-roles), seperti sebagai pekerja, anggota keluarga dan
warga masyarakat; (2) lngkungan kehdupan (life-.setiings). sepert dalam keluarga.
lembaga-lembaga masyarakat, sekolah atau dalam pekerjaan. dan (3) peristiwa
kehdupan (life-event), seperti dalam memasuki pekerjaan, perkawinan, pindah tugas,
kehilangan peketjaan atau mengundurkan diri dari suatu pekerjaan.
Pada tahun 1951, Donal Super mengajukan revisi terhadap definisi bimbingan
jabatan sebagai suatu proses bantuan terhadap individu untuk menerima dan
mengembangkan diri dan peranannya secara terpadu dalam dunia kerja, mengetes
konsepnya dengan realtas dan kepuasan bag drnya dan masyarakat (Herr and
Cramer. 1979: 6). Atas dasar analss tu. Super (Tennyson, et. al., 1974: 146) menggant
konsep vocational choice menjadi vocational development.
Model okupasonal terutama menekankan pada adanya kesesuaan antara bakat dan
minat dengan tuntutan pekerjaan; sedangkan model karir mencoba menghubungkan
dengan tujuan-tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, kebutuhan, konsep
diri, rencana-rencana pribadi dan sejenisnya ikut dipertimbangkan.
“..Bmbngan karr adalah suatu proses membantu seseorang untuk mengert dan
menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja di luar
dirinya, mempertemukan gambaran diri tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada
akhirnya dapat memilih bidang pekejaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang
tersebut”.
Conny Semiawan (1986:3) memberikan definisi bimbingan karir lebih luas, yaitu
sepert berkut:
Dengan mencermat uraan d atas, dapat dsmpulkan bahwa bmbngan karr adalah
suatu proses bantuan, layanan, pendekatan terhadap ndvdu agar dapat mengenal
dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan yang sesuai
dengan bentuk kehdupan yang dharapkannya, mampu menentukan dan mengambl
keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya itu
Selain gejala itu, individu seringkali dihadapkan pada permasalahan karir lainnya.
Beberapa ahli, di antaranya Williamson mendeskripsikan masalah karir menjadi empat
jenis yaitu; 1) no choice – ndvdu tdak dapat memlh atau merasa tdak ada plhan,
karena tdak mampu membedakan secara memada atas plhan karr dan komtmen
terhadap plhan tu, 2) uncertain choice – ndvdu tdak merasa yakn atau bmbang atas
plhan karrnya, 3) unwise choice – ketdakselarasan antara bakat atau mnat ndvdu
dengan plhan karrnya, dan 4) discrepancy – ketdakselarasan antara mnat dengan bakat
ndvdu. D sampng tu, mash banyak lag permasalahan karr yang perlu dcermat oleh
guru terutama dalam katannya dengan upaya membantu perencanaan karr peserta
ddk.
Dalam konteks lain, individu dapat meraih sukses dalam karirnya melalui jalur
pendidikan, pekerjaan, jabatan, profesi, hobi, dan religi atau sosial-pribadi. Individu
akan meraih sukses pada jalur-jalur karir yang menjadi pilihannya, manakala ia memiliki
sejumlah kompetensi yang memadai, baik kompetensi pisik, pribadi, sosial, inteleksual,
moral dan sprtual.
LATIHAN
Untuk memperdalam materi yang baru saja Anda baca dan pelajari, silakan Anda
mengcrjakan latihan di bawah ini:
RANGKUMAN
Bmbngan karr pertamakal dperkenalkan oleh Frank Parson pada tahun 1908,
walaupun terakhr dketahu bahwa 1000 tahun sebelumnya d Basra telah ada tokoh-
tokoh klask melakukan kegatan-kegatan bernuansa bmbngan karr.
Istilah karir mengandung makna urutan okupasi, job dan posisi-posisi yang diduduki
sepanjang pengalaman kerja seseorang. Posisi yang diduduki bergantung pada
kualtas ndvdu berperlaku yang dapat drasakan dan bermakna bag kehdupannya
sendr dan lngkungannva. Karr merupakan perwujudan diri yang bermakna melalui
serangkaian aktivitas dan mencakup seluruh aspek kehidupan yang terwujud karena
adanya kekuatan inner person. Perwujudan diri akan bermakna manakala ada kepuasan/
kebahagaan dr dan lngkungan. Kesuksesan ndvdu dalam berkarr, akan tampak
pada ketenangan, kenyamanan, kestabilan dan kepuasannya dalam bekerja.
Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu
ndvdu dalam memecahkan masalah karr, untuk memperoleh penyesuaan dr
yang sebak-baknya antara kemampuan dengan lngkungan hdupnya, memperoleh
keberhasilan dan perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya.
Individu dapat meraih sukses dalam karirnya melalui jalur pendidikan, pekerjaan,
jabatan, profesi, hobi, dan religi atau sosial-pribadi. Individu akan meraih sukses pada
jalur-jalur karir yang menjadi pilihannya, manakala ia memiliki sejumlah kompetensi
yang memada, bak kompetens psk, prbad, sosal, nteleksual, moral dan sprtual.
5. Poss yang dduduk seseorang dapat dpandang sebaga karr, bergantung pada:
A. motivasi kerja yang ditunjukkan;
B. kualtas ndvdu berperlaku pada poss tersebut;
C. kesenangan menduduk poss tersebut;
D. perolehan penghaslan dar possnya tu.
9. Permasalahan karr ndvdu yang tdak dapat membedakan secara memada atas
plhan karrnya, termasuk kategor:
A. no choiche; C. unwise choice;
B. uncertain choice; D. discrepancy.
10. Seseorang yang proses pencarian karirnya lebih variatif, termasuk jalur karir:
A. steady state; C. linear;
B. transitory; D. spiral.
RUMUS
10
1. Mengenal macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan yang ada.
2. Merencakan masa depan.
3. Membantu arah pekerjaan.
4. Menyesuaikan keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis pekerjaan.
5. Membantu mencapa cta-cta.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
TK SD SMP SMA
Bagan 5.1
Kontnum Perkembangan Karr dlhat dar Kontnum Perkembangan Penddkan
(Sunaryo, 1998/1999)
1. Kesadaran dr, yatu sadar akan drnya sendr, bak atas kebutuhan, kelebhan
maupun kelemahan dr sendr. Kebutuhan dan kekuatan dr menuntut pemahaman
dan pengembangan, sehingga menjadi identitas diri yang positif yang akan
mempermudah membuat keputusan karr secara efektf.
2. Kesadarn penddkan, yatu pengenalan dan pengakuan peserta ddk akan pentngnya
pengembangan keteramplan dasar dan penguasaan pengetahuan sebaga alat
pencapaian tujuan karir; diwujudkan dengan mengikuti pendidikan atau pelatihan
secara sunguh-sungguh.
3. Kesadaran karr, yatu menyadar bahwa perkembangan karr berhubungan
dengan pendidikan dan pengalaman kerja dan memahami keragaman dunia kerja;
diwujudkan dengan penguasaan sejumlah informasi, pengetahuan dan keterampilan
yang dperlukan untuk berkarr.
4. Kesadaran ekonoms, yatu memaham hubungan secara ekonoms antara
ekonomi, gaya hidup dan pekerjaan; dikembangkan menjadi kemampuan dalam
memenuhmkebutuhan hdup.
5. Pengamblan keputusan, yatu kemampuan yang dambl dengan melalu tahap
identifikasi alternatif dan memilih altematif yang konsisten dengan tujuan;
kemampuan tersebut dmplementaskan dalam membuat keputusan karr secara
tepat.
6. Kompetens awal, yatu kemampuan-kemampuan atau keteramplan kogntf awal
atau dasar yang dimiliki individu; kemudian dikembangkan menjadi kemampuan
atau keterampilan yang siap digunakan untuk memasuki dunia pekerjaan.
7. Apresas dan skap, yatu penghargaan dan sksp postf yang dmlk ndvdu;
kemudan dnternalsas sehngga memberkan kepuasan bak secara prbad maupun
sosal.
Perkembangan karr pada usa lahr sampa usa 14 tahun dsebut perode fantas
(fantasy period) demikian disebut oleh Ginsberg, Axeirad dan Herma (Sunaryo,
1998/1999), sedangkan Super menyebut usa sampa 14 tahun adalah perode tentatf.
Kedua pandangan ini sama menunjuk kepada penggunaan fantasi yang mendasari dan
memankan peranan karr orang dewasa.
1. Jelaskan tujuan utama layanan bimbingan barir bagi peserta didik MI/SD !
2. Kemukakan prnsp-prnsp dasar layanan bmbngan karr d sekolah !
RANGKUMAN
Bimbingan karir bertujuan untuk menumbuhkembangkan kesadaran dan pemahaman
diri peserta didik, mengenal ragam kegiatan dan pekerjaan di lingkungan sekitarnya,
mengembangkan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan yang baik dan halal,
mengembangkan kebasaan hdup yang postf. Bmbngan karr erat katannya dengan tga
layanan bmbngan lannya, karena kecakapan-kecakapan yang dkembangkan d dalam
bimbingan pribadi, sosial maupun bimbingan belajar akan mendukung perkembangan
karr peserta ddk.
2. Berikut ini merupakan tujuan layanan bimbingan karir bagi peserta didik MI/SD,
kecual:
A. mengembangkan kesadaran akan ragam pekerjaan di lingkungan sekitarnya;
B. mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan yang baik dan halal;
C. mengembangkan kebasaan hdup sederhana;
D. mengembangkan kebasaan hdup yang postf.
3. Bmbngan karr memlk keterkatan yang erat dengan penyesuaan dr peserta
ddk, karena dapat menmbulkan hal-hal berkut, kecual:
A. membantu membebaskan ketegangan,
B. mengklarftkas perasaan dan kesadaran dr;
C. membantu mengembangkan perasaan kompeten;
D. rnemungknkan menguasa aspek kehdupan ekonom.
4. Peserta ddk sadar atas kebutuhan, kelebhan dan kelemahan dr sendr, dsebut :
A. kesadaran dr; C. kesadaran penddkan;
C. kesadaran karr; D. kesadaran ekonom.
RUMUS
10
KEGIATAN BELAJAR 3
STRATEGI DAN TEKNIK BIMBINGAN KARIR
a. memaham dan menla drnya, terutama yang menyangkut potens dasar (bakat,
mnat, skap, kecakapan dan cta-cta).
b. menyadar dan memaham nla-nla yang ada pada dr dan masyarakatnya;
c. mengetahui lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dirinya serta
jenis-jenis pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk suatu bidang tertentu;
d. menemukan dan dapat mengatas hambatan-hambatan yang dsebabkan oleh faktor
dr dan lngkungannya; dan
e. merencanakan masa depan karr drnya.
Dalam makna strategi bimbingan karir di atas, sekaligus terkandung tujuan yang
akan dcapa dan penempatan peserta ddk sebaga pelaku karr. Dengan kata lan,
peserta ddk terbantu dalam pembuatan dan pelaksanaan rencana, penlaan dr dan
lingkungannya, demi mencapai kesuksesan perjalanan hidup yang bermakna horizontal
(bag sesamanya) dan vertkal (untuk Tuhannya).
1. Strategi Instruksional
Strateg n merupakan bentuk penyelenggaraan bmbngan karr yang dntegraskan
atau dipadukan dalam pembelajaran (instruksional). Strategi ini sangat sesuai dijalankan
oleh tenaga pengajar. Strategi instruksional cenderung bersifat informatif daripada
pemrosesan informasi. Apabila kecenderungan yang terakhir dijadikan fokus strategi,
walaupun dijalankan oleh tenaga pengajar, maka dapat diperoleh ketepatgunaannya.
a. Strategi Substansial/Interpersonal
Strateg n merupakan bentuk penyelenggaraan bmbngan karr melalu hubungan
nterpersonal (antara pembmbng dengan klen). Strateg n lazm dpergunakan
oleh dosen pembmbng dalam bentuk wawancara konselng. Untuk mempergunakan
1) Teknik genogram
Istlah genogram mula dpopulerkan oleh Rae Wemers Oksh (1987) dalam
tulisannya yang berjudul The Genogram as a Tool in Career Counseling dmuat dalam
Journal of Counselling and Development, Volume 66. Secara etmologs, genogram berart
slslah, yatu gambar asal-usul keluarga klen sebanyak tga generas. Penggunaan
teknk genogram dlandas oleh asums bahwa ada pengaruh dar orang lan yang berart
(significant orther) terhadap individu dalam identifikasi perencanaan dan pemilihan
karir. Guru pembimbing berupaya mengidentifikasi orang yang berarti bagi diri klien.
Pada dasarnya penggunaan genogram n lebh merupakan teknk awal untuk memasuk
konselng karr, oleh karena tu pelaksanaannya pun bersfat ndvdual. Namun tdak
menutup kemungknan, wawancara genogram dapat dpandang sebaga proses konselng
karr manakala dalam wawancara tersebut konselor (dosen pembmbng) menerapkan
prnsp-prnsp dan teknk-teknk konselng yang terfokus pada pemecahan masalah
karr klen.
Penerapan teknk genogram dtempuh dalam tga tahap, yatu : (1) konstruks
genogram, (2) identifikasi jabatan, dan (3) eksplorasi klien. Ketiga tahap tersebut dapat
dijelaskan berikut ini.
2) Konseling karir
Ada beberapa teknk/pendekatan konselng karr yang dapat dterapkan oleh guru
pembmbng. John Crtes (1987) mengemukakan enam pendekatan konselng karr,
yatu : (1) trait and factor career counseling, (2) client-centered career counseling, (3)
psychodynamic career counseling, (4) developmental career counseling, (5) behavioral
career counseling, dan (6) comprehensive career counseling. Strateg n seyoganya
dlaksanakan oleh guru pembmbng propfesonal atau konselor sekolah, yakn yang
berlatar belakang pendkan khusus bdang bmbngan dan konselng.
b. Strategi Permainan
Strateg n merupakan strateg alternatf penyelenggaraan bmbngan karr. Strateg n
berlangsung melalui permainan, yang segaligus dalam setiap permainan dapat menjangkau
beberapa matra sasaran. Permanan adalah suatu perbuatan atau kegatan sukarela, yang
dlakukan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu yang sudah dtetapkan, menurut
aturan yang sudah diterima secara sukarela tapi mengikat sepenuhnya, dengan tujuan
dalam drnya sendr, dserta oleh perasaan tegang dan gembra, dan kesadaran lan
daripada kehidupan sehari-hari (Johan Huizinga, 1990: 39). Definisi tersebut menyiratkan
bahwa permanan memlk cr-cr khas yang membedakannya dengan kegatan dalam
kehdupan yang lan. Cr-cr khas dmaksud adalah : (1) permanan adalah perbuatan yang
bebas, artnya permanan dapat dtangguhkan atau dkesampngkan setap saat; karena
ia dilakukan tanpa paksaan/tuntutan fisik apalagi kewajiban moral, sehingga permainan
melampaui jalannya proses alami; (2) permainan bukanlah perikehidupan yang biasa
atau yang sesungguhnya; a merupakan suatu perbuatan keluar dar sesungguhnya, dalam
suasana kegiatan yang sementara dengan tujuan tersendiri; (3) permainan memisahkan
dr dar kehdupan basa dalam hal tempat dan waktu, oleh karenanya a bercrkan
tertutup dan terbatas. Ia dmankan dalam batas-batas waktu dan tempat tertentu,
bermakna dan berlangsung dalam drnya sendr, dmula dan berakhr pada suatu saat
tententu, terdapat variasi aktifitas, serta dapat diulangi sesuai dengan kebutuhan; (4) di
dalam ruang permanan berlaku tata-tertb tersendr yang mutlak, oleh karena tu lebh
bercrkan mencptakan ketertban atau keteraturan, penympangan atas aturan tersebut
dapat merusak proses dan nla permanan.
Berdasarkan matra sasaran bimbingan karir yang inklusif dengan tujuan yang ingin
dicapai, dapat dikelompokkan jenis-jenis permainan sebagai berikut: (1) permaianan
Menurut Baley dan Nhen (Sunaryo, 1998/1999) program bmbngan karr terpadu
itu harus mencakup: (1) Iinfonnasi yang difokuskan kepada tanggungjawab dan struktur
pekerjaan; (2) Penyediaan waktu dan kesempatan bagi peserta didik untuk berbagai
Melalui strategi terpadu ini, guru dapat mengaitkan materi pembelajaran sesuai
kurikulurn dengan materi bimbingan karir. Seperti pada pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas III ada pelajaran alat transportasi. Dengan menjelaskan cara membuat kalimat dari
alat transportas yang ada d darat, udara dan laut, guru dapat dengan metode tanya
jawab menanyakan tentang nama pekerjaan orang yang mengemudikan alat transportasi
tersebut. Sepert plot untuk kapal terbang, masns untuk kereta ap, nahoda untuk kapal
laut, dan sopir untuk mobil. Dengan melalui tanya jawab juga guru dapat memgidentifikasi
tugas-tugas dari pekerjaan tadi dan syarat-syarat yang diharapkan dipenuhi kalau ingin
menjadi mereka. Dengan demikian diharapkan materi Bahasa Indonesia tersampaikan
dan bimbingan karir juga dapat dilaksanakan. Selain itu, ketika guru menyelenggarakan
pembelajaran sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip bimbingan karir, sehingga proses
pembelajaran yang dikelolanya bernuasakan bimbingan karir.
c. Bacaan
Melalu membaca rwayat hdup orang-orang ternama yang berhasl dalam bdangnya
masng-masng, sepert BJ. Habb, Thomas Alva Edson, Ensten, dan banyak lag. Dengan
membaca surnber-sumber nformas lannya tentang berbaga hal dharapkan peserta
didik dapat belajar dari pengalaman orang sukses, dan dengan membaca peserta didik
lebh kayak wawasan tentang berbaga hal.
d. Narasumber
Dengan mengunjungi nara sumber atau mengundang nara sumber untuk datang ke
sekolah, dan berdialog tentang dunia pekerjaan, diharapkan anak akan semakin luas
wawasannya tentang banyak hal, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan/profesi
seseorang dan usaha yang dlakukan untuk mencapa karr tertentu.
f. Cerita
Dengan bercerita, guru dapat memberikan informasi tentang berbagai pekerjaan, atau
cerita tentang kerja keras yang membuahkan hasil menggembiraka. Teknik bercerita akan
lebh menark bla dpergunakan alat peraga atau panggung boneka. Certa akan lebh
menarik kalau diikuti dengan Tanya jawab berkisar tentang tokoh yang diceritakan.
g. Teknik Genogram
Teknik ini dapat digunakan oleh guru, terutama untuk mengidentifikasi aspirasi karir
yang berkembang pada peserta ddk MI/SD. Penerapan teknk genogram dtempuh dalam
tiga tahap, yaitu : (1) konstruksi genogram, (2) identifikasi jabatan, dan (3) eksplorasi
klen. Dalam pelaksanaannya, dsesuakan dengan karakterstk perkembangan peserta
ddk SD dan mater bmbngan karr yang seyoganya dkuasanya.
Ketka guru melaksanakan bmbngan karr, hendaknya selalu mengacu pada matra
mater bmbngan karr untuk MI/SD. Dalam Buku Pedoman Bmbngan dan Penyuluhan
d SD (1994), termuat s mater layanan bmbngan karr untuk kelas rendah (I, II, III)
yang mencakup :
Is mater layanan bmbngan untuk peserta ddk kelas IV, V, dan VI terdr atas :
1) Menjelaskan manfaat mencontoh orang-orang yang berhasil.
2) Melath peserta ddk menggambarkan kehdupan d masa yang akan datng.
3) Membimbing diskusi mengenai pekerjaan wanita danpria.
4) Menjelaskan jenis-jenis keterampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan.
5) Melath peserta ddk membayangkan hal-hal yang akan dlakukan d masa yang akan
datng.
6) Membmbng peserta ddk mendskuskan tentang gaya hdup dan pengaruhnya.
7) Menjelaskan pengaruh nilai terhadap pengambilan keputusan.
8) Membmbng peserta ddk untuk memperkrakan bahwa meneladan tokoh panutan
dapat mempengaruh karr.
9) Melatih peserta didik merencanakan pekerjaan apa yang cocok dengan dirinya pada
masa dewasa nant.
10) Membimbing peserta didik berdiskusi tentang pengaruh pekerjaan orang tua terhadap
kehdupan anak.
11) Melath peserta ddk melhat hubungan antara mnat dan kemampuan.
Dengan berbaga strateg dan teknk yang ada dan mater yang bervaras, member
banyak peluang guru MI/SD dapat menyampaakan mater layanan bmbngan karr yang
dsesuakan dengan stuas dan konds yang ada, terutama secara terpadu dalam proses
pembelajaran yang dikelolanya.
LATIHAN
Untuk memperdalam materi yang baru saja anda baca dan pelajari, silakan anda
mengcrjakan latihan di bawah ini:
RANGKUMAN
Strateg bmbngan karr adalah pola umum perbuatan pembmbng-klen dalam
wujud hubungan bantuan. Sasaran strateg bmbngan karr mencakup: matra dr klen
dengan segala karakteristik psiko-fisiknya; nilai-nilai (values) yang dyakn; lngkungan
efektf; permasalahan yang dhadap; perencanaan dan keputusan karr secara tepat.
Bmbngan karr d MI/SD dapat dlaksanakan dengan strateg dan teknk: terpadu
dalam kegiatan pembelajaran, aket imbingan karir, bacaan, narasumber, pengamatan
atau observas, certa, teknk genogram, dan permanan terpadu
2. Lingkungan efektif yang menjadi matra sasaran strategi dan teknik bimbingan karir
dmaksudkan sebaga :
A. segala karakteristik psiko-fisiknya yang dimiliki seseorang;
B. de atau gagasan konseptual tentang kehdupan manusa;
C. faktor luar yang secara potensal berpengaruh terhadap dr klen;
D. penghambat maupun pendukung keberhaslan hdup ndvdu.
4. Penggunaan teknk genogram dlandas oleh asums bahwa ada pengaruh dar orang
lan yang berart terhadap ndvdu dalam:
A. permahaman diri dan lingkungan kerja;
B. perencanaan dan pemlhan karr.
C. pengembangan potens dasar dalam berkarr;
D. merah keberhaslan dalam berkarr.
6. Berkut n merupakan cr-cr permanan yang dapat dterapkan dalam pelaksanaan
bmbngan karr d MI/SD, kecual :
A. suatu perbuatan atau kegatan sukarela;
B. dlakukan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu;
7. Jens permanan yang berupaya mengungkapkan karakterstk, cr atau sfat-sfat dr
prbad secara langsung, termasuk :
A. permanan ekspres dan proyekn dr;
B. permanan plhan dan putusan nla;
C. eksplorasi dan identifikasi lingkungan;
D. dskus su dan aturan.
8. Peserta ddk melakukan permanan untuk memlh kawan berbncang dalam suatu
perjamuan atau pertemuan, termasuk :
A. permanan ekspres dan proyekn dr;
B. permanan plhan dan putusan nla;
C. eksplorasi dan identifikasi lingkungan;
D. dskus su dan aturan.
9. Teknk-teknk berkut dapat membantu peserta ddk untuk mengena tokoh yang
berhasl dalam bdang karr tertentu, kecual:
a. A. Bacaan; C. Narasumber;
b. B. Pengamatan D. Wawancara.
10. Pembelajaran tematik atau pengajaran unit merupakan model pembejaran terpadu
yang efektf untuk melaksanakan bmbngan karr d MI/SD, karena:
A. membahas suatu unit pelajaran secara mendalam;
B. menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan;
C. mengkaji suatu topik dari berbagai sudut pandang;
D. member pengalaman langsung kepada peserta ddk.
RUMUS
10
Tes Formatif 1
1. A
2. B
3. D
4. C
5. B
6. A
7. C
8. B
9. A
10. B
Tes Formatif 2
1. D
2. C
3. D
4. A
5. C
6. C
7. D
8. B
9. A
10. B
Tes Formatif 3
1. C
2. C
3. D
4. B
5. B
6. D
7. A
8. B
9. B
10. C
MANAJEMEN BIMBINGAN
DAN KONSELING DI MI/SD 6
PENDAHULUAN
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa tujuan
penddkan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, keprbadan,
akhlak mula dan keteramplan untuk hdup mandr serta mengkut penddkan lebh
lanjut. Dalam KTSP ada lima kelompok mata pelajaran, materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri. Dalam kegiatan pengembangan diri memiliki tujuan yaitu memberikan
kesempatan kepada peserta ddk untuk mengembangkan dan mengekspreskan dr
sesua dengan kebutuhan, kemampuan, bakat dan mnat setap peserta ddk sesua
dengan konds sekolah serta tuntutan lngkungan hdup pesena ddk.
Program Bmbngan dan Konselng (BK) d MI/SD dalam KTSP sangat strategs,
sehingga program ini perlu didukung oleh manajemen dan kelengkapan adminisirasi
secara memada.
TUJUAN
Setelah mempelajari materi tentang manajemen bimbingan dan koaseling di MI/SD,
dharapkan peserta ddk dapat:
Untuk membantu Anda mencapai tujuan di atas, maka BBM 6 diorganisasikan menjadi
dua kegiatan belajar yaitu:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan belajar mandiri ini sampai Anda
memahami tujuan yang ingin dicapai.
2. Setelah itu, Anda diharapkan mempelajari bagian demi bagian bahan belajar mandiri
secara lebh cermat dan penuh perhatan, dan bla perlu berlah tanda khusus pada
bagan atau kata-kata kunc yang Anda anggap pentng.
3. Apabila ada bagian materi belajar mandiri yang kurang difahami, maka diskusikanlah
dengan teman-teman Anda. Tetap bla dengan dskus pun belum mendapatkan
pemahaman, sebaknya dcatat dan tanyakan kepada tutor Anda pada saat tutoral
tatap muka.
4. Untuk memperluas wawasan Anda, bacalah buku sumber yang dsarankan.
5. Buatlah kesmpulan dengan kata-kata Anda sendr dar keseluruhan mater yang
telah Anda pelajari dalam bahan belajar mandiri ini.
6. Bila Anda telah cukup memahami uraian materi yang disajikan, maka kerjakanlah
latihan dan tes formatif yang tersedia pada setiap akhir kegiatan belajar.
2. Tujuan
Tujuan pelayanan dasar bimbingan ini bertujuan untuk membantu semua peserta
ddk agar memperoleh perkembangan yang normal, memlk mental yang sehat, dan
memperoleh dasar keteramplan hdupnya; atau dengan kata lan membantu peserta
3. Fokus pengembangan
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam pelayanan dasar bimbingan, fokus
perilaku yang dikembangkan menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.
Semua n berkatan erat dengan upaya membantu peserta ddk mencapa tugas-tugas
perkembangannya, sehngga peserta ddk dharapkan dapat memaham dan menerma
dr, mengenal lngkungan, memecahkan masalah, memlk konsep dr yang adekuat,
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, serta menjadi pribadi mandiri. Materi pelayanan
dasar drumuskan dan dkemas atas dasar standar kompetens kemandran peserta
ddk MI/SD
Beberapa contoh mater layanan dasar bmbngan untuk peserta ddk MI/SD, yatu:
2. Tujuan
Pelayanan renponsif bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat memenuhi
kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dalamnya, atau membantu peserta ddk
yang mengalam hambatan dan kegagalan dalam mencapa tugas-tugas perkembangannya.
Tujuan pelayanan ini dapat juga dikekakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-
masalah atau kepedulan prbad peserta ddk yang muncul segera dan drasakan pada
saat tu. Hal tersebut berkenaan dengan masalah-masalah sosal-prbad, karr, dan atau
masalah pengembangan belajar-pendidikan.
3. Foku pengembangan
Fokus pelayanan ini berhubungan dengan masalah pribadi-sosial, belajar atau
pengembangan penddkan, dan perencanaan karr. Dengan demkan, s layanan
responsif yaitu: (1) bimbingan pribadi-sosial; (2) bimbingan belajar, dan (3) bimbingan
karr.
Pelayanan responsf lebh bersfat prevenlf, meskpun dalam praktknya dapat pula
menjadi bantuan penyembuhan atau kuratif. Proses pelayanan responsif dirancang
dengan menggunakan strateg relas nterpersonal, sehngga berlangsung nteraks antar
prbad yang bersfat membantu. Oleh karena tu, pelayanan n memlk nla terapeutk
bag peserta ddk yang sedang mengalam masalah psks.
Fokus pelayanan responsf bergantung pada kebutuhan atau masalah peserta ddk
yang muncul. Kebutuhan dan masalah peserta ddk tu berkatan dengan kengnan
untuk mengetahu sesuatu hal karena dpandang pentng bag perkembangan drnya
Untuk memaham kebutuhan dan masalah peserta ddk MI/SD dapat dlakukan
melalu asesmen dan analss perkembangannya, dengan menggunakan berbaga teknk,
msalnya nventor tugas-tugas perkembangan (ITP) untuk usa MI/SD, angket sswa,
wawancara, pengamatan/observas, sosometr, daftar hadr sswa, leger, pskotes, dan
daftar masalah atau alat ungkap masalah (AUM).
Olah karena tu, layanan perencanaan ndvdual berskan bdang layanan prbad-
sosial, bidang pendidikan-belajar, dan bidang karir. Dengan terbantunya peserta didik
dalam memantau dan memaham pertumbuhan dan perkembangan drnya sendr,
dharapkan a dapat merencanakan dan mengmplementaskan rencananya tu secara
2. Tujuan
Layanan perencanaan individual dirancang dengan tujuan untuk membantu peserta
ddk agar:
Tujuan layanan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya
untuk memfasltas peserta ddk untuk merencanakan, memontor, dan mengelola
rencana penddkan, karr, dan pengembangan prbad-sosal oleh drnya sendr. Is
layanan perencanaan individual ini adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan peserta
ddk untuk memaham secara khusus tentang perkembangan drnya sendr. Dengan
demikian, meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh peserta
ddk, namun pelayanan yang dberkan lebh bersfat ndvdual karena ddasarka atas
perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing peserta didik.
3. Fokus pengembangan
Fokus pelayanan perencanaan ndvdual berkatan erat dengan pengembangan aspek
akademk, karr, dan prbad-sosal. Secara rnc, cakupan fokus tersebut untuk murd MI/
SD antara lan berkenaan dengan aspek :
a. akademik, meliputi menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar (calistung) yang baik-
efektif, memanfaatkan keterampilan belajar, memilih kursus atau pelajaran tambahan
yang tepat, memilih pendidikan lanjutan, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
belajar sepanjang hayat.
b. Karir, melput memaham segala kekuatan dan kelemahan dr sendr, mengeksploras
lingkungan sekitar tempat tinggal, membiasakan diri bekerja dengan sebaik-baiknya,
berlath membuat rencana kegatan dan pengamblan keputusan secara tepat.
c. Pribadi-sosial, melput pengembangan konsep dr yang postf dan keteramplan
sosal yang efektf, sehngga dapat melakukan penyesuaan terhadap dr sendr dan
lngkungan secara secara seras dan sembang.
c. Layanan Penempatan
Layanan Penempatan bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mendapatkan
tempat atau penyaluran yang sesua dengan potens yang dmlknya sehngga dapat
mengembangkan drnya secara optmal. Perkembangan optmal n akan dapat dcapa
blamana ndvdu berada pada poss yang sesua dengan karakterstk prbad, bakat,
minat dan kemampuannya. Program layanan penempatan merupakan kelanjutan dari
layanan orentas dan nformas n. Jka layanan orentas memberkan nfomas secara
umum, seperti tentang cara-cara belajar yang efektif, belajar kelompok, menyalurkan
bakat dan mnat, sedangkan layanan penempatan lebh memperhtungkan alternatf
kemungknan penempatan peserta ddk secara ndvdual, dengan melalu pengukuran
terhadap kemampuan, bakat dan mnat, serta kemungknan-kemungknan khusus lannya.
Beberapa jenis layanan penempatan bagi peserta didik di MI/SD, yaitu :
d. Layanan konseling
Layanan n hanya dapat dselenggarakan oleh guru pembmbng profesonal, yatu
guru yang berlatar belakang pendidikan sarjana bimbingan dan konseling. Layanan ini
dapat secara ndvdual maupun kelompok, bag peserta ddk yang memlk masalah
pribadi. Tujuan layanan konseling adalah untuk membantu peserta didik agar dapat
memecahkan masalahnya sendr. Layanan konselng serng dsebut merupakan kegatan
nt dar keseluruhan layanan bmbngan, karena bantuan melalu konselng langsung
berkenaan dengan prbad setap peserta ddk.
e. Layanan referal
Referal atau alh tangan merupakan layanan dengan melmpahkan masalah kepada
phak yang lebh mampu dan berwenang. Layanan referal n dlakukan apabla masalah
yang dhadap peserta ddk d luar kemampuan atau kewenangan guru atau guru
pembmbng MI/SD. Menumt Surya (1986; 24) ada beberapa hal yang harus dperhatkan
dalam layanan referal, yatu:
1) Referal harus dserta dengan data yang lengkap tentang peserta ddk dan masalah
yang dhadapnya.
2) Referal harus disertai dengan surat pengantar yang menjelaskan tujuan referal.
3) Referal harus disetujui oleh peserta didik yang bersangkutan, dan orang tua kalau
perlu.
1) Untuk mengertahu apakah program layanan sudah dapat dlaksanakan dengan bak
?
2) Untuk mengatahui efektifitas layanan yang sudah diberikan.
3) Untuk mengetahu kontrbus layanan bmbngan terhadap program sekolah.
4) Untuk mendorong kepala sekolah dan seluruh personal sekolah dalam melakukan
perbaikan-perbaikan layanan dan program sekolah dalam rangka mencapai tujuan
penddkan.
5) Dengan evaluas seluruh guru dharapkan dapat menyadar akan tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing sebagai pelayan kebutuhan peserta didiknya.
6) Untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang perlu dimasukkan dalam program
layanan bimbingan selanjutnya.
1. Rasonal
Berskan rumusan dasar pemkran tentang pentngnya bmbngan dan konselng
dalam keseluruhan program madrasah/sekolah, yang mencakup konsep dasar yang
digunakan, kaitan bimbingan dan konseling dengan pembelajaran atau implementasi
kurkulum, dampak perkembangan lmu pengetahuan dan sosal-budaya terhadap
kehdupan masyarakat, dan hal-hal lan yang relevan.
3. Deskrps Kebutuhan
Berskan rumusan hasl penlaan kebutuhan (need assessment) peserta ddk dan
lngkungannya ke dalam rumusan perlaku-perlaku yang dharapkan dkuasa peserta
ddk.
4. Tujuan
Berisikan rumusan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus
dkuasa peserta ddk setelah memperoleh pelayanan bmbngan dan konselng
secara terpadu dalam pembelajaran di kelas. Tujuan yang dirumuskan, hendaknya
mencakup tga tataran, yatu :
a. Penyadaran, untuk membangun pengetahuan adan pemahaman peserta ddk
terhadap,perilaku atau standar kompetensi yang harus dipelajari dan dikuasai.
b. Akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi, dan menjadikan
perlaku atau kompetens baru sebaga bagan dar kemampuan drnya.
c. Tindakan, yaitu mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku dan
kompetens baru tu dalam tndaklan nyata sehar-har.
5. Komponen Program
Program bmbngan dan konselng d madrasan/sekolah mencakup:
6. Rencana Operasonal
Rencana kegiatan diperlukan untuk menjamin pelaksanaan program bimbingan dan
konseling berjalan secara efektif dan efisien, meskipun implementasi di SD masih
terpadu dalam proses pembelajaran di kelas. Rencana kegiatan adalah uraian detil
dar program yang menggambarkan struktur program, bak kegatan d madrasah/
sekolah maupun luar madrasah/sekolah, untuk memfasltas peserta ddk mencapa
tugas perkembangan atau kompetens tertentu.
7. Pengembangan Tema/Topk
Tema atau topik merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah diidentifikasikan
yang terkat dengan tugas-tugas perkembangan, drumuskan dalam bentuk mater
untuk setap komponen program.
8. Pengembangan Satuan Pelayanan
Dkembangkan secara bertahap sesua dengan tema/topk, dbuat tersendr atau
diintegrasikan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
9. Evaluas
Rencana evaluasi perkembangan peserta didik dirumuskan atas dasar tujuan yang
ngn dcapa, sedangkan evaluas program dfokuskan pada tngkat keterlaksanaan
program.
10. Anggaran
Rencana anggaran untuk mendukung mplementas program dnyatakan secara
cermat, rasonal, dan realstk.
Semester 2 Ket.
No Jens Layanan Bmbagan Semester 1
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
3 Penempatan/Penyaluran X
a. Kelas Basa X
b. Kelas Unggulan X
c. Tempat Duduk X
d. Kegatan Ekstrakurkuler X
Bmbngan untuk
4 X X X X X X X X X X
pengembangan penguasaan
tugas-tugas perkembangan
Bimbingan Belajar
5
a. Diagnostik dan pengajaran ?
? ? ? ? ? ? ? ? ? ? Pelaksanaan
remedal
b. Pengayaan dsesuakan
? ? ? ? ? ? ? ? ? ? dengan
6 Konselng kebutuhan
b. Pengenalan Lngkungan X
Sekolah
c. Persapan memlh SLTP X X X
Dar program umum bmbngan dan konselng d MI/SD sepert contoh d atas,
dijabarkan kembali menjadi program khusus di antaranya adalah:
RANGKUMAN
Struktur program bmbngan d MI/SD terdr dar 4 komponen kegatan utama,
yatu:
1. Layanan dasar bmbngan, yatu layanan yang membantu peserta ddk mengembangkan
perlaku efektf dan keteramplan dasar untuk kehdupan yang mengacu kepada
tugas-tugas perkembangan peserta ddk SD.
2. Layanan responsif, yaitu layanan yang ditujukan untuk membantu peserta didik
dalam bentuk mengntervens masalah atau kepedulan prbad peserta ddk yang
drasakan pada saat tu.
3. Layanan perencanaan ndvdual, yatu membantu peserta ddk membuat rencana
penddkan secara tepat dan mengmplentaskan rencana-rencana penddkannya tu
secara terarah.
4. Dukungan sistem, merupakan kegiatan manajemen yang bertujuan untuk
memantapkan, memelhara, dan menngkatkan program bmbngan secara
menyeluruh melalu pengembangan , hubungan masyarakat dan staf, konsultas
dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program,
peneltan dan pengembangan.
Keempat komponen layanan utama bmbngan d atas perlu ddukung oleh layanan
yang lannya, yatu: l) pengumpulan data; 2) layanan orentas dan pemberan nformas;
3) layanan penempatan; 4) konseling; 5) referral, 6) evaluasi dan tindak lanjut. Program
bimbingan tidak akan berjalan dengan baik bilamana tidak didukung oleh organisasi dan
admnstras bmbngan memada.
7. Berikut ini merupakan tujuan pelayanan dasar bimbingan bagi peserta didik, kecual :
A. memlk kesadaran (pemahaman) tentang dr dan lngkungannya;
B. mampu membuat rencana kegatan sesua dengan nla dan kebutuhannya;
C. mampu menangan atau memenuh kebutuhan dan masalahnya;
RUMUS
Jumlah Jawaban Anda yang benar
10
b. Aspek Ketenagaan
Sehubungan dengan perlunya penyelenggaraan program bmbngan dan konselng,
maka pada umumnya guru MI/SD mempunya tugas ganda, sebaga pelaksana pelayanan
bimbingan yang terintegrasi dalam proses pembelajaran sesuai dengan target kurikulum
yang harus dcapa. Sebenarnya guru MI/SD sebaga guru kelas memlk peluang-
kesempatan luas untuk memaham karakterstk setap peserta ddk d kelasnya. Oleh
karena tu, guru MI/SD perlu memlk pemahaman yang tepat dan keteramplan yang
memadai untuk melaksanakan layanan bimbingan yang terintegrasi dalam pembelajaran.
Pada akhrnya, guru MI/SD hendaknya dapat menerapkan layanan bmbngan dalam
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas; atau guru merancang dan melaksanakan
proses pembelajaran yang bernuansakan bimbingan dan konseling di kelasnya.
c. Aspek tekns/prosedural
Prosedur/teknk yang dapat dkembangkan dalam mplementas layanan bmbngan
dan konselng pada peserta ddk MI/SD adalah dengan melalu pendekatan terpadu
atau terntegras. Prosedur n memadukan antara pendekatan/teknk nstruksonal
dalam pembelajaran dengan pendekatan/teknik interpersonal atau transaksional dalam
bmbngan dan konselng. Agar guru MI/SD dapat memankan peran gandanya secara
profesional, maka di samping terampil dalam menerapkan strategi/teknik pembelajaran,
juga perlu memiliki kemampuan dasar pada strategi/teknik pelayanan bimbingan dan
konselng. Dengan demkan, maka guru MI/SD dharapkan dapat menerapkan layanan
bimbingan secara terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran.
Guru menciptakan proses pembelajaran yang kondusif dan dapat memadukan layanan
bimbingan ke dalam proses pembelajarannya itu, seperti melalui pengelompokkan
belajar, diskusi kelompok, permainan terpadu, tugas kerja kelompok, pengajaran unit
atau pembelajaran tematik, dsb. Dalam penelitian yang dilaksanakan Ni’mah (2000) di
SD kelas rendah , dapat dterapkan layanan bmbngan prbad-soal melalu KBM, dengan
cara menggunakan metode pembelajaran diskusi, kerja kelompok dan permainan, peserta
didik dibimbing untuk belajar menyesuaikan diri dengan teman, bekerjasama, berbagi
tugas, dan belajar untuk berani tampil mengerjakan tugas di depan kelas.
Organsas bmbngan dalam makna luas dapat dartkan sebaga usaha penyelenggaraan
program bimbingan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk menjamin
kelancaran program bmbngan d MI/SD dperlukan adanya organsas bmbngan.
Organsas bmbngan hendaknya memperhatkan prnsp-prnsp sebaga berkut:
b. Guru Kelas/Pembimbing
Sebaga pelaksana dalam program bmbngan d MI/SD, guru kelas/ pembmbng
memlk tngas yatu:
d. Pengawasan
Pengawasan sangat diprelukan untuk menjamin terlaksananya layanan secara tepat.
Pengawasan dlakukan bak secara tekns maupun admnstratf. Fungs pengawasan
adalah memantau, menla, memperbak, menngkatkan dan mengembangkan kegatan
layanan bmbngan d MI/SD. Pengawasan dlaksanakan oleh dnas penddkan secara
berjenjang. Tingkat kecamatan dilakukan oleh pengawas MI/SD Dinas Pendidikan
Kecamatan setempat.
RANGKUMAN
Jarang ada SD yang memlk petugas bmbngan yang khusus/tersendr, maka tugas
program bimbingan merupakan tugas untuk guru kelas, yang sekaligus menjadi tenaga
pengaj ar. Dengan keadaan yang demikian maka gum hendaknya dapat memadukan antara
program layanan bmbngan dengan KBM. Walaupun demkan program bmbngan d
sekolah membuainkan kemampuan dan dukungan manajerial, maka ada beberapa hal
yang hams dperhatkan, yatu: (1) Aspek program, bertolak dar kebutuhan dan masalah
yang ada d sekolah; (2) Aspek ketenagaan, guru kelas dpandang sebaga personl
yang palng melaksanakan layanan bmbngan, dengan demkan guru hams memlk
pemahaman yang tepat untuk melaksanakan layanan bmbngan; (3) Aspek prosedur/
teknk, perlu adanya keterpaduan antara pendekatan dan teknk nstaksonal dengan
transaksonal dan (4) Daya dukung lngkungan, layanan bmbngan perlu bantuan dan
dukungan managerial, social, dan sarana fisik.
3. Menyerahkan peserta ddk yang bermasalah kepada yang lebh mampu dan
berwenang adalah layanan:
A. Referal C. Penempatan
B. Konselng D. Layanannformas
10.`Fungs utama guru kelas dalam katannya dengan pelayanan bmbngan d madrasah/
sekolah, adalah :
A. melaksanakan konselng kepada sswa yang bermasalah;
B. merencanakan dan membuat program bmbngan.
A. bekerja sama dengan orangtua dalam melaksanakan layanan bimbingan;
B. melaksanakan layanan bimbingan secara terintegrasi dalam pembelajaran
RUMUS
Kalau Anda mencapa tngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah dapat semua
Kegiatan Belajar dengan baik ! Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan Anda masih di
bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum
Anda kuasa.
TES FORMATIF 1
1. A
2. B
3. C
4. B
5. C
6. B
7. B
8. D
9. C
10. B
TES FORMATIF 2
1. A
2. B
3. A
4. B
5. A
6. B
7. C
8. C
9. D
10. D
Actual self : dr yang nyata artnya konds yang nyata yang dmlk oleh
siswa, baik berupa potensi fisik maupun psikhis.
Autonomy vs shame and doubt : mandr vs malu dan ragu, tahapan perkembangan
ndvdu yang dkemukakan oleh Erkson dengan teor
Pskososalnya. Dalam tahapan n, anak kalau berhasl
dalam tugas perkembangannya akan mandr sementara
kalau tdak akan malu atau ragu.
Dyad : hasl sosometr, dua orang sswa dalam satu kelas atau
konds/ stuas tertentu (msalnya pembentukkan
kelompok belajar, kelompok ekstra kurikuler, karyawisata)
yang salng memlh.
Home visit : kunjungan guru ke rumah orang tua siswa dalam rangka
mengumpulkan data tentang siswa, mengkonfirmasikan
data yang berhubungan dengan orang tua.
Intellgence Quotent : ukuran kecerdasar yang basa dsngkat IQ, dperoleh dar
perbandngan umur mental dengan umur kronologs kal
seratus.
Isolated sudent : murd yang tdak ada yang memlh untuk satu kegatan d
kelas, sebaga hasl sosometr.
Objective-based lesson : Materi kurikulum diajarkan dengan unit fokus pada hasil
dan pengajaran yang berorientasi tujuan bagi murid dalam
kelompok kecl atau kelas.
Self- acceptance : Qona’ah, penermaan dr Dalam hal n, murd hendaknya
dapat menerma dr apa adanya potens-potens dan
anugerah dar Allah, bak tu yang sesua dengan harapan
murd tersebut ataupun tdak.
Socal abltes : tlkan hubungan sosal, sswa yang mempunya bakat n
akan sangat mudah untuk melakukan nteraks sosal, relas
pertemanan.
Spatal abltes : bakat tlkan ruang yang dmlk oleh sswa. Sswa yang
memiliki bakat ini cocok menjadi arsitek, design interior.
Superior atau genius : adalah murid yang dapat bertindak jauh lebih cepat dan
dengan kemudahan dbandngkan dengan murd yang
lannya.
Tryad : hasl sosometr, tga orang sswa dalam satu kelas atau
konds/ stuas tertentu (msalnya pembentukkan
kelompok belajar, kelompok ekstra kurikuler, karyawisata)
yang saling memilih. Disebut juga dengan klik.
Verbal test : Tes bakat dalam Test Bnet-Smon yang mengungkap bakar
verbal sswa.
Abdul Rahman Mulyono. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Asli
Mahasatya.
Anne Anastas, l988, Psychologcal Testng, New York : Mc Mllan Publshng Company
Blocher, H. Donald. (l974). Developmental Counselng, New York : John Wley & Sons.
Corey, Gerald. (1991). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi (terjemahan E.
Koeswara). Semarang: IKIP Semarang Press.
Crytes, J. C. (1987). Career Counselng: Models, Methods, and Materals. New York:
McGraw-Hill, Inc.
Ded Suprad. (1997). Profes Konselng dan Keguruan, Bandung : PPs IKIP Bandung
Dewa Ketut Sukard, 1990, Analss Tes Pskolog, Denpasar : Rneka Cpta
Dllard, J. M. (1985). Lfe Long Career Plannng. Oho: Charles E. Merrl Publshng Co.
Dorothy, Keiter. (l975). Bagaimana Kita Dapat Berhasil dalam Belajar. Salatiga : Pusat
Bmbngan Unverstas Krsten Satya Wacana.
Elfiah, R (2001). Program Bimbingan Karir bagi Mahapeserta didik IAIN Raden Intan
Bandar Lampung. Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesa : tdak dterbtkan
Garry, R. & Kingsley, H.I., l987, The Nature and Condition of Learning, New Jersey : Practice
Hall.
Gysber’s, N.C. & More, E.J. 1983. Career Counseling: Skills and Techniques for Practitioner.
New Jersey: Prentce-Hall, Inc.
Hall, S.A. (2003). “Expanding Academic and Career Self Efficacy : A Family Systems
Framework”. Journal of Counselng Development. Vol. 81. N0. 3. Summer 2003.
33-39.
Her, EL. & Cramers, S.H. (1979). Career Guidance Throught The Life Span. Boston: Litle,
Brown & Co.
Juntika. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA. Jakarta: PT. Gramedia
Wdasarana Indonesa
Koestoer Partowisastro. (l982). Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar. Jilid 2, Jakarta
: Erlangga
Manrhu, T. M. (1992). Pengantar Bmbngan dan Konselng Karr. Bum Aksara. Jakarta.
Muro, James J. & Kottman, Terry. (1995) Guidance and Counseling in The Elementary and
Mddle School, A Practcal Approach, Madson : Brown & Benchmark
N’mah. (2000). Penerapan Bmbngan Sosal-Prbad melalu KBM d SD. Tess. Bandung:
Sekolah Pascasarjana UPI.
Nurihsan, Juntika & Akur Sudianto, 2005, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar Kurikulum 2004, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia
Ospow , S.H. (1983). Theores of Career Development, New Jersey: Practce Hall, Inc.
Petters, Herman J. & Shertzer, Bruce. (l974). Guidance Program & Management, Ohio : A
Bell & Howell Company
Prnce, Jeffrey P. & Heser, Lsa J. (2000). Essentals of Career Interest Assessment. New
York: John Wley & Sons, Inc.
Simon, S.B., Howe, L.W. & Kirschenbauw, H. (1972. Values Clarification. New York: Hart
Publshng Company, Inc.
Sunarto, H. & Agung Hartono, B., 1994, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : Dirjen Dikti
Depskbud
Sunaryo _, tt. Makna dan Analisis Perbuatan Belajar. Cianjur : STKIP Suryakancana.
Sunaryo Kartadinata. (1999). Bimbingan di SD. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek PGSD.
Sutoyo Imam Utoyo. (1996). Nla-nla yang Dgunakan Peserta ddk dalam Plhan Karr
(Suatu Stud Deskrptf Analss tentang Peserta ddk yang Karrnya Berhasl
maupun Gagal yang Mempengaruhi Layanan Bimbingan karir di Beberapa
SMA Propinsi Jawa Timur). Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana IKIP
Bandung.
Syamsu Yusuf dan Juntka Nurhsan. (2005). Landasan Bmbngan dan Konselng. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Uman Suherman. (2001). “Karakterstk Peserta ddk dan Pelaksanaan Bmbngan dan
Konselng d Sekolah Dasar”. Jurnal Bmbngan dan Konselng, Volume IV. Nomor
7 – Me 2001.
Yuan. (1998). Young People and Careers. Hongkong: CER Studes n Comparatve
Educaton.