Anda di halaman 1dari 251

Dr. Asep Suryana, M.

Pd
Suryadi, M.Pd

MODUL
BIMBINGAN DAN KONSELING

KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA

Bimbingana dan Konseling 


MODUL BIMBINGAN DAN KONSELING
Dr. Asep Suryana, M.Pd
Suryadi, M.Pd

Tata Letak & Cover : Rommy Malchan

Hak cpta dan hak moral pada penuls


Hak penerbtan atau hak ekonom pada
Drektorat Jenderal Penddkan Islam
Kementeran Agama RI

Tdak dperkenankan memperbanyak sebagan atau seluruhnya s buku n dalam
bentuk dan dengan cara apapun tanpa sezn tertuls dar Drektorat Jenderal
Penddkan Islam Kementeran Agama RI.

Cetakan Ke-1 Desember 2009


Cetakan Ke-2, Jul 2012 (Eds Revs)

ISBN,978-602-7774-06-3
Ilustras Cover : Sumber, http://5electon.com/2012/06/27/thngs-women-really-want-
from-men/man-and-woman-hands/

Pengelola Program Kualifikasi S-1 melalui DMS

Pengarah : Drektur Jenderal Penddkan Islam


Penanggungjawab : Drektur Penddkan Tngg Islam
Tim Taskforce : Prof. Dr. H. Azz Fahrurroz, MA.
Prof.Ahmad Tafsr
Prof. Dr. H. Maksum Muchtar, MA.
Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.E.d.
Dr.s Asep Herry Hemawan, M. Pd.
Drs. Rusd Suslana, M. S.

Alamat :
Subdt Kelembagaaan Drektorat Penddkan Tnggg Islam
Drektorat Jenderal Penddkan Islam, Kementeran Agama RI
Lt.8 Jl. Lapangan Banteng Barat Mo. 3-4 Jakarta Pusat 10701
Telp. 021-3853449 Psw.236, Fax. 021-34833981
http://www.pends.kemenag.go.d/www.dkts.kemenag.go.d
emal:kasubdtlembagadkts@kemenag.go.d/
kas-bn-lbg-pta@pends.kemenag.go.d

Bimbingana dan Konseling



KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

dan Guru Penddkan Agama Islam (PAI) pada Sekolah melalu Dual Mode System—
selanjutnya dtuls Program DMS—merupakan khtar Drektorat Jenderal Penddkan

jabatan d bawah bnaannya. Program n dselenggarakan sejak tahun 2009 dan mash
berlangsung hngga tahun n, dengan sasaran 10.000 orang guru yang berlatar belakang
guru kelas d Madrasah Ibtdayah (MI) dan guru Penddkan Agama Islam (PAI) pada
Sekolah.

Program DMS dlatar oleh banyaknya guru-guru d bawah bnaan Drektorat Jenderal

terlebh d daerah pelosok pedesaan. Sementara pada saat yang bersamaan, konsttus
penddkan nasonal (UU No. 20 Tahun 2003, UU No. 14 Tahun 2007, dan PP No. 74 Tahun
2008) menetapkan agar sampa tahun 2014 seluruh guru d semua jenjang penddkan

secara ndvdual melalu perkulahan regular. Selan karena faktor baya mandr yang
relatf membeban guru, juga ada konsekuens mennggalkan tanggungjawabnya dalam
menjalankan proses pembelajaran d kelas.

Dalam stuas demkan, Drektorat Jenderal Penddkan Islam berupaya melakukan


terobosan dalam bentuk Program DMS—sebuah program akseleras (crash program)
d jenjang penddkan tngg yang memungknkan guru-guru sebaga peserta program

pembelajaran tatap muka (TM) dan pembelajaran mandr (BM). Untuk BM nlah proses
pembelajaran memanfaatkan meda modular dan perangkat pembelajaran onlne (e-
learnng).

Bimbingana dan Konseling 


Buku yang ada d hadapan Saudara merupakan modul bahan pembelajaran untuk
mensupport program DMS n. Jumlah total keseluruhan modul n adalah 53 judul. Modul
eds tahun 2012 adalah modul eds revs atas modul yang dterbtkan pada tahun
2009. Revs dlakukan atas dasar hasl evaluas dan masukan dar beberapa LPTK yang

dlakukan dengan melbatkan para pakar/ahl yang tersebar d LPTK se-Indonesa, dan
selanjutya hasl revew dserahkan kepada penuls untuk selanjutnya dlakukan perbakan.
Dengan keberadaan modul n, para penddk yang saat n sedang menjad mahasswa
agar membaca dan mempelajarnya, begtu pula bag para dosen yang mengampunya.

Pendek kata, kam mengharapkan agar buku n mampu memberkan nformas yang
dbutuhkan secara lengkap. Kam tentu menyadar, sebaga sebuah modul, buku n mash
membutuhkan penyempurnaan dan pendalaman lebh lanjut. Untuk tulah, masukan dan
krtk konstruktf dar para pembaca sangat kam harapkan.

Semoga upaya yang telah dlakukan n mampu menambah makna bag penngkatan
mutu penddkan Islam d Indonesa, dan tercatat sebaga amal saleh d hadapan Allah
swt. Akhrnya, hanya kepada-Nya kta semua memohon petunjuk dan pertolongan agar
upaya-upaya kecl kta bernla guna bag pembangunan sumberdaya manusa secara
nasonal dan penngkatan mutu umat Islam d Indonesa. Amn

Wassalamu’alakum wr. wb.

Jakarta, Jul 2012

Drektur Penddkan Tngg Islam

Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA

Bimbingana dan Konseling


v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... v
TINJAUAN MATA KULIAH ..............................................................................................vii
HAKEKAT BIMBINGAN DAN KONSELING ....................................................................... 3
MAKNA BIMBINGAN DAN KONSELING .......................................................................... 5
TUJUAN, PRINSIP, FUNGSI DAN AZAS BIMBINGAN DAN KONSELING .......................... 13
PENDEKATAN-STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING ............................................... 31
PEMAHAMAN PESERTA DIDIK MI/SD .......................................................................... 41
PEMAHAMAN PESERTA DIDIK MI/SD .......................................................................... 43
ASPEK-ASPEK PEMAHAMAN PESERTA DIDIK .............................................................. 45
STRATEGI , TEKNIK DAN TEKNIK TES UNTUK PEMAHAMAN PESERTA DIDIK ............... 55
STRATEGI DAN TEKNIK NON-TES UNTUK PEMAMAHAM PESERTA DIDIK ................... 65
BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL ........................................................... 87
BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL ........................................................... 89
MAKNA BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL ............................................. 91
TUJUAN DAN RAGAM MASALAH BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL ..... 101
SRATEGI DAN TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL ...................... 113
BIMBINGAN BELAJAR ANAK SD/MI ........................................................................... 127
BIMBINGAN BELAJAR ANAK MI/SD ........................................................................... 129
PENGERTIAN BELAJAR DAN TUJUAN BIMBINGAN BELAJAR DI MI/SD....................... 131
JENIS-JENIS MASALAH BELAJAR DAN IDENTIFIKASI PESERTA DIDIK
YANG DIPERKIRAKAN MENGALAMI MASALAH BELAJAR ........................................... 143
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MASALAH BELAJAR DAN UPAYA
MEMBANTU PESERTA DIDIK DALAM MENGATASI MASALAH BELAJAR ..................... 151
BIMBINGAN KARIR PESERTA DIDIK MI/SD ................................................................. 163
BIMBINGAN KARIR PESERTA DIDIK MI/SD ................................................................. 165

Bimbingana dan Konseling v


KONSEP DASAR BIMBINGAN KARIR ........................................................................... 167
TUJUAN DAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN KARIR DI MI/SD .................................... 179
STRATEGI DAN TEKNIK BIMBINGAN KARIR ................................................................ 187
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MI/SD ............................................. 201
MANAJEMEN BIMBINGAN ....................................................................................... 203
DAN KONSELING DI MI/SD ........................................................................................ 203
STRUKTUR DAN PENGEMBANGAN PROGRAM BK DI MI/SD ..................................... 205
KETERPADUAN PROGRAM BIMBINGAN DI MI/SD .................................................... 223
GLOSARIUM ............................................................................................................... 233
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 240

Bimbingana dan Konseling


v
TINJAUAN MATA KULIAH

Mata kulah Bmbngan dan Konselng d MI merupakan mata kulah yang akan
membekal mahasswa tentang pelaksanaan bmbngan dan konselng d MI yang
dijabarkan dalam materi : Hakekat Bimbingan dan Konseling di MI (Makna Bimbingan
dan Konselng; Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan; serta Strategi-Pendekatan
Bmbngan dan Konselng); Pemahaman Peserta Ddk MI/SD (Aspek-aspek Pemahaman
Peserta Ddk; Strateg dan Teknk Tes untuk Pemahaman Peserta Ddk; serta Strateg
dan Teknk Non-tes untuk Pemahaman Peserta Ddk); Bmbngan Prbad Sosal (Makna
Bimbingan Pribadi-Sosial; Tujuan dan Ragam Permasalahan Pribadi-Sosial; serta
Strategi dan Teknik Bimbingan Pribadi-Sosial); Bimbingan Belajar (Makna Belajar dan
Bimbingan Belajar; Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan Belajar; serta Strategi
dan Teknik Bimbingan Belajar); Bimbingan Karier (Makna Karier dan Bimbingan Karier;
Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan Karier; serta Strategi dan Teknik Bimbingan
Karier) serta Manajemen Bimbingan dan Konseling (Penyusunan Program Bimbingan
dan Konselng ; Struktur Program Bmbngan dan Konselng; serta Evaluas Program
Bmbngan dan Konselng).

Secara umum tujuan dari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan
kegatan Bmbngan dan Konselng d MI, dan secara khusus adalah agar para mahasswa
dapat :

1. Merumuskan dengan kalmat sendr tentang Makna Bmbngan dan Konselng;


2. Menguraikan Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan
3. Menjelaskan Strategi-Pendekatan Bimbingan dan Konseling
4. Merumuskan dengan kalmat sendr tentang Aspek-aspek Pemahaman Peserta
Ddk
5. Mengurakan Strateg dan Teknk Tes untuk Pemahaman Peserta Ddk
6. Menjelaskan Strategi dan Teknik Non-tes untuk Pemahaman Peserta Didik
7. Merumuskan dengan kalmat sendr tentang Makna Bmbngan Prbad-Sosal;
8. Menguraikan Tujuan dan Ragam Permasalahan Pribadi-Sosial;
9. Menjelaskan Strategi dan Teknik Bimbingan Pribadi-Sosial
10. Makna Belajar dan Bimbingan Belajar;
11. Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan Belajar;
12. Strategi dan Teknik Bimbingan Belajar

Bimbingana dan Konseling v


13. Makna Karer dan Bmbngan Karr;
14. Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan Karir;
15. Strateg dan Teknk Bmbngan Karr
16. Penyusunan Program Bmbngan dan Konselng ;
17. Struktur Program Bmbngan dan Konselng;
18. Evaluas Program Bmbngan dan Konselng .

Manfaat dar mata kulah n adalah menambah wawasan dan keteramplan mahasswa
tentang berbaga hal yang berkatan dengan kegatan layanan Bmbngan dan Konselng
di MI sehingga dapat dijadikan dasar untuk penerapan kegiatan Bimbingan dan Konseling
di MI tempat ia mengajar.

Berdasar tujuan yang ingin dicapai serta bobot SKS mata kuliah Bimbingan dan
Konseling di MI, materi kuliah ini disajikan dalam 6 Bahan Belajar Mandiri (BBM) yang
terdr dar :

BBM 1 : Hakkat Bmbngan dan Konselng


BBM 2 : Pemahaman Peserta Ddk MI
BBM 3 : Bmbngan Prbad Sosal
BBM 4 : Bimbingan Belajar
BBM 5 : Bmbngan Karr
BBM 6 : Manajemen Bimbingan dan Konseling

Dengan mempelajari setiap BBM secara cermat sesuai dengan petunjuk yang ada pada
setiap modul serta dengan mengerjakan semua tugas dan latihan serta tes yang diberikan,
mahasiswa akan berhasil dalam menguasai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Bimbingana dan Konseling


v
1
BAHAN BELAJAR MANDIRI

HAKEKAT BIMBINGAN
DAN KONSELING

Bimbingana dan Konseling 1


Bimbingana dan Konseling
2
HAKEKAT BIMBINGAN DAN KONSELING

PENDAHULUAN
Dalam bahan belajar mandiri pertama ini, Anda akan diperkenalkan dengan konsep
Bmbngan dan Konselng d MI. Pembahasan akan dfokuskan pada Makna Bmbngan
dan Konselng; Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan; serta Strategi-Pendekatan
Bmbngan dan Konselng.

Setelah Anda membaca bahan belajar mandiri ini, diharapkan Anda dapat :

1. Merumuskan dengan kalmat sendr tentang Makna Bmbngan dan Konselng;


2. Menguraikan Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan
3. Menjelaskan Strategi-Pendekatan Bimbingan dan Konseling

Ruang Lngkup Mater


1. Makna Bmbngan dan Konselng.
2. Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Azas Bimbingan dan Konseling
3. Strateg-Pendekatan Bmbngan dan Konselng.

PETUNJUK BELAJAR
Agar Anda memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan petunjuk
berkut :

1. Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh
terlebh dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian mempelajari
bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu berilah tanda khusus pada
bagan yang Anda anggap pentng.
3. Apabla ada bagan yang tdak atau kurang Anda mengert maka berlah tanda lan dan
catat dalam buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tutoral
tatap muka.
4. Buatlah kesmpulan dalam kata-kata Anda sendr dar keseluruhan bahan yang Anda
baca dalam bahan belajar mandiri ini.
5. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia.

Bimbingana dan Konseling 3


Bimbingana dan Konseling
4
1

MAKNA BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling


Kebutuhan akan layanan bmbngan d MI muncul dar karakterstk dan masalah-
masalah perkembangan peserta ddk. Pendekatan perkembangan dalam bmbngan
merupakan pendekatan yang tepat dgunakan d MI karena pendekatan n lebh
berorientasi pada pengembangan ekologi perkembangan peserta didik . Guru menggunakan
pendekatan perkembangan melakukan identifikasi keterampilan dan pengalaman yang
dperlukan peserta ddk agar berhasl d sekolah dan dalam kehdupannya kelak.

Dalam konteks perkembangan anak, bmbngan dapat dartkan sebaga suatu upaya
memgoptmalkan perkembangan anak ( usa 6 – 13 tahun) melalu penyedaan perlakuan
dan lngkungan penddkan yang sesua dengan kebutuhan perkembangan anak serta
pengembangan berbaga kemampuan dan keteramplan hdup yang dperlukan anak.

Bmbngan merupakan sebuah stlah yang sudah umum dgunakan dalam duna
penddkan. Bmbngan pada dasarnya merupakan upaya bantuan untuk membantu
ndvdu mencapa perkembangan yang optmal. Selan tu bmbngan yang lebh luas
dikemukakan oleh Good (Thantawi, l995 : 25) yang menjabarkan bahwa bimbingan adalah
(1) suatu proses hubungan prbad yang bersfat dnams, yang dmaksudkan untuk untuk
mempengaruh skap dan perlaku seseorang; (2) suatu bentuk bantuan yang sstemats
(selain mengajar) kepada murid, atau orang lain untuk menolong, menilai kemampuan
dan kecenderungan mereka dan menggunakan nformas tu secara efektf dalam
kehdupan sehar-har; (3) perbuatan atau teknk yang dlakukan untuk menuntun murd
terhadap suatu tujuan yang diinginkan dengan menciptakan suatu kondisi lingkungan
yang membuat drnya sadar tentang kebutuhan dasar, mengenal kebutuhan tu, dan
mengambl langkah-langkah untuk memuaskan drnya.

Sementara tu, Suprad (2004 : 207) menyatakan bahwa yang dmaksud dengan
bmbngan adalah proses bantuan yang dberkan oleh konselor/ pembmbng kepada
konsel agar konsel dapat : (1) memaham drnya, (2) mengarahkan drnya, (3)

Bimbingana dan Konseling 5


memecahkan masalah-masalah yang dhadapnya, (4) menyesuakan dr dengan
lngkungannya (keluarga, sekolah, masyarakat), (5) mengambl manfaat dar peluang-
peluang yang dmlknya dalam rangka mengembangkan dr sesua dengan potens-
potensnya, sehngga berguna bag drnya dan masyarakatnya.

Bmbngan dan Konselng yang berkembang saat n adalah bmbngan dan konselng
perkembangan. Bmbngan dan Konselng perkembangan bag peserta ddk adalah upaya
pemberan bantuan kepada peserta ddk yang dlakukan secara berkesnambungan,
supaya mereka dapat memahami dirinya sehingga sanggup bertindak secara wajar sesuai
dengan tuntutan dan keadaan lngkungan, keluarga dan masyarakat serta kehdupan pada
umumnya. Bmbngan membantu mereka mencapa tugas perkembangan secara optmal
sebaga makhluk Tuhan, sosal dan prbad (Nurhsan & Sudanto, 2005 : 9).

Dalam pelaksanaan bimbingan perkembangan, guru dapat melibatkan tim kerja


atau berbaga phak yang terkat terutama orang tua murd, sehngga akan lebh efektf
ketimbang bekerja sendiri. Bimbingan perkembangan dirancang secara sistem terbuka,
dengan demikian penyempurnaan dan modifikasi dapat dilakukan setiap saat sepanjang
dperlukan. Bmbngan perkembangan mengntegraskan berbaga pendekatan, dan
orentasnya mult budaya, sehngga tdak mencabut murd dar akar budayanya. Tdak
fanatk menolak suatu teor, melankan meramu apa yang terbak dar masng-masng
terapi dan yang lebih penting lagi mengkaji bagaimana masing-masing terapi bermanfaat
bag peserta ddk atau keluarga.

Bimbingan merupakan bagian integral dari pendidikan, maka tujuan pelaksanaan


bimbingan merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pendidikan. Tujuan
Penddkan Nasonal adalah menghaslkan manusa yang berkualtas yang ddeskrpskan
dengan jelas dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , yaitu
manusa yang berman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa; berakhlak mula;
memiliki pengetahuan dan keterampilan; memiliki kesehatan jasmani dan rohani;
memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang
mengharuskan) bag semua tngkat satuan penddkan untuk senantasa memantapkan
proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut.

Dar pengertan-pengertan d atas, ddapatkan kunc dar bmbngan tu sendr


adalah sebaga berkut :

a. Bmbngan merupakan upaya membantu dengan memberkan nformas sesua


dengan yang dibutuhkan oleh murid sebagai objek bimbingan.
b. Bmbngan dlakukan dengan cara menuntun dan mengarahkan seseorang untuk dapat
mengambil keputusan yang tepat untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
c. Bmbngan dberkan kepada satu orang atau lebh melalu tatap muka langsung.

Bertolak dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan

Bimbingana dan Konseling


6
konselng perkembangan adalah upaya pemberan bantuan yang drancang dengan
memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan, mnat, dan su-su yang berkatan dengan
tahapan perkembangan peserta ddk dan merupakan bagan pentng dan ntegral dar
keseluruhan program pendidikan. Secara lebih spesifik bimbingan perkembangan adalah
proses bantuan dar konselor (guru) kepada ndvdu, peserta ddk, atau konsel secara
berkesnambungan dalam semua fase pekembangannya, agar dapat mengaktualsaskan
potens drnya (ntelektual, emosonal, sosal, dan moral-sprtual) secara optmal,
sehingga menjadi seorang pribadi yang produktif dan kontributif, atau bermakna dalam
kehdupannya, bak secara personal maupun sosal.

2. Asumsi BK Perkembangan
Model bmbngan perkembangan memungknkan konselor untuk memfokuskan
tdak sekedar terhadap gangguan emosonal klen (peserta ddk), melankan lebh
mengupayakan pencapaian tujuan dalam kaitan penguasaan tugas-tugas perkembangan,
menjembatani tugas-tugas yang muncul pada saat tertentu, dan meningkatkan sumberdaya
dan kompetens dalam memberkan bantuan terhadap pola perkembangan yang optmal
dar klen (peserta ddk) (Blocher, 1974:79).

Pendekatan ini juga memiliki asumsi bahwa potensi peserta ddk merupakan aset
yang berharga bag kemanusaan. Dorongan dar dalam n memerlukan kesepakatan
dengan kekuatan dalam lngkungan. Pengembangan kemanusaan merupakan nteraks
individual dimana ia berpijak dengan peraturan, perundangan, dan nilai-nilai yang saling
melengkap.

Menurut Blocher (1974:5) asums dasar bmbngan perkembangan, yatu


perkembangan ndvdu akan berlangsung dalam nteraks yang sehat antara ndvdu
dengan lngkungannya. Asums n membawa dua mplkas pokok bag pelaksanaan
bmbngan d sekolah:

1. Perkembangan adalah tujuan bimbingan; oleh karena itu para guru sebagai petugas
bmbngan d sekolah perlu memlk suatu kerangka berpkr konseptual untuk
memahami perkembangan peserta didik sebagai dasar perumusan isi dan tujuan
bmbngan.
2. Interaks yang sehat merupakan suatu klm perkembangan yang harus dkembangkan
oleh guru sebaga petugas bmbngan. Oleh karena tu, guru sebaga petugas bmbngan
perlu menguasa pengetahuan dan keteramplan khusus untuk mengembangkan
nteraks yang sehat sebaga pendukung sstem peluncuran bmbngan d sekolah
(Sunaryo Kartadnata, 1996:10).

Rambu-rambu penyelenggaraan Bimbingan dan konseling di jalur pendidikan formal


mengemukakan dengan lebih jelas, bahwa layanan bimbingan dan konseling didasarkan

Bimbingana dan Konseling 7


pada asums :

1. Program bmbngan dan konselng merupakan suatu kebutuhan yang mencakup


berbagai dimensi terkait dan dilaksanakan secara terpadu, kerja sama personel
bmbngan dan konselng dengan personel lan, keluarga dan masyarakat,
2. Layanan bimbingan dan konseling ditujukan untuk seluruh peserta didik, menggunakan
berbaga strateg (pengembangan prbad dan dukungan sstem), melput ragam
dmens (masalah, setting, metode dan lama waktu layanan).
3. Layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangan seluruh potensi
peserta ddk secara optmal, mencegah terhadap tmbulnya masalah, dan berusaha
membantu memecahkan masalah peserta ddk.

Dalam konsep layanan bmbngan dan konselng, peserta ddk dpandang sebaga
suatu kesatuan perkembangan. Pengaruh terhadap satu aspek perkembangan pada
seorang peserta ddk akan mempengaruh keseluruhan prbadnya. Dalam dr setap
peserta ddk terdapat energ yang mendorongnya tumbuh dan berkembang secara postf
ke arah yang sebak-baknya sesua dengan kemampuan dasar yang dmlk peserta ddk
tersebut.

Setap murd mempunya kebebasan untuk memlh. Kebebasan dkut oleh tanggung
jawab, yaitu penerimaan resiko atas akibat yang muncul dari pilihannya. Tanggung jawab
seseorang tidak hanya bertumpu dan terpusat pada dirinya sendiri, tetapi juga kepada
orang lan secara sembang.

Manusa tdak kaku terhadap pengalaman-pengalaman masa lampaunya, a akan


mengolah pengalaman masa lampaunya untuk memperbak arah, kecepatan, dan
kematangan perkembangannya. Perlaku manusa adalah hasl nteraks antara ndvdu
dengan lingkungannya. Demikain juga dengan peserta didik yang dihadapi oleh guru di MI.
Bmbngan dan konselng ddasarkan pada kebutuhan dan masalah murd, pengalaman
nyata, dan bersfat pengembangan yang komprehensf.

Bimbingana dan Konseling


8
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, slahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :
1. Rumuskanlah dengan menggunakan kata-kata Anda sendr pengertan bmbngan
dan konselng secara umum !
2. Mengapa dalam bmbngan dan konselng dgunakan stlah optmal ? kemukakan
perbedaannya dengan stlah maksmal !
3. Bagamana keterkatan antara pelaksanaan layanan bmbngan dan konselng dengan
pencapaian tujuan pendidikan nasional ?
4. Jelaskan asums dar pemkran pendekatan perkembangan dalam pelaksanaan
bmbngan d MI !

RANGKUMAN
1. Kegatan bmbngan dan konselng d MI, merupakan suatu layanan yang dperlukan
dengan ddasarkan atas karakterstk dan kebutuhan masalah perkembangan murd
yang perlu doptmalkan pencapaan tugas perkembangannya.
2. Bmbngan dan konselng adalah upaya pemberan bantuan yang drancang dengan
menfokuskan pada kebutuhan, kekuatan mnat, dan su-su yang berkatan dengan
tahapan perkembangan anak dan merupakan bagan pentng dan ntegral dar
keseluruhan program penddkan.
3. Pelaksanaan bmbngan dan konselng d MI menrupakan kegatan yang terpadu
dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, melibatkan kerja sama dengan berbagai
fihak terutama orang tua peserta didik dan lingkungan sekitar sekolah.
4. Program dan layanan bmbngan dan konselng merupakan suatu kebutuhan yang
mencakup berbagai dimensi dan dilaksanakan secara terpadu; ditujuan untuk seluruh
peserta ddk, dengan menggunakan berbaga strateg dan melput ragam dmens;
serta bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi secara optimal, mencegah
terhadap tmbulnya masalah dan berusaha membantu memecahkan masalah peserta
ddk.

Bimbingana dan Konseling 9


TES FORMATIF 1

1. Kebutuhan akan layanan bmbngan d MI muncul dar….


a. Karakterstk dan masalah-masalah perkembangan peserta ddk
b. Kebutuhan orangtua
c. Kebutuhan guru
d. Kebutuhan dan masalah yang dhadap wal kelas

2. Guru yang menggunakan pendekatan perkembangan dalam kegiatan bimbingan dan


konselng, akan melakukan:
a. Identifikasi potensi dan peluang yang dilakukan oleh peserta ddk agar selalu
nak kelas.
b. Identifikasi bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta ddk agar dapat
berkembangan secara optmal.
c. Identifikasi keterampilan dan pengalaman yang diperlukan peserta ddk agar
berhasl d sekolah dan dalam kehdupannya.
d. Identifikasi kebutuhan dan kecakapan agar tercapai tugas perkembangan peserta
ddk.

3. Sasaran akhr dar bmbngan untuk peserta ddk yang sekaligus juga merupakan
sasaran akhr dar proses penddkan secara keseluruhan adalah :
a. Tercapanya perkembangan peserta ddk yang optmal.
b. Tercapanya taraf kesadaran peserta ddk yang optmal.
c. Tercapanya kecerdasan peserta ddk yang optmal.
d. Tercapanya taraf kedewasaan peserta ddk yang optmal.

4. Suatu tugas yang muncul sesua dengan perode kehdupan ndvdu, dmana
keberhaslan ndvdu dalam pencapaan tugas tersebut akan membawa dampak
kebahagiaan atau kesuksesan pada pelaksanaan tugas berikutnya, begitu juga
sebalknya. Hal n merupakan:
a. Fnal task
b. Developmental task
c. Home work tas
d. Exercve task

5. Suprad, mengemukakan bantuan yang dapat dperoleh peserta ddk dar


pembmbng/ guru melalu proses bmbngan, kecual :
a. Memaham dan mengarahkan drnya.
b. Memecahkan masalah yang dsarankan oleh pembmbng.
c. Menyesuakan dr dengan lngkungannnya.
d. Mengambl manfaat dar peluang-peluang yang dmlknya dalam rangka

Bimbingana dan Konseling


10
mengembangkan dr.

6. D bawah n termasuk karakterstk kegatan bmbngan d SD. Yang tdak termasuk
karakterstk bmbngan d SD …
a. Lebh memaham kehdupan peserta ddk beragam.
b. Lebh banyak melbatkan orang tua.
c. Lebh menekankan akan pentngnya peranan guru dalam fungs bmbngan.
d. Lebh menekankan kepedulan terhadap kebutuhan dasar peserta ddk.

7. Dalam proses pengamblan keputusan sebaknya peserta ddk dapat melakukannya


berdasarkan….
a. Keputusan konselor
b. Kemauan peserta ddk tu sendr
c. Keputusan dengan guru yang bermasalah
d. Keputusan berdasarkan pendapat teman

8. Menurut Blocher, asums dasar bmbngan perkembangan, yatu perkembangan


ndvdu berlangsung dalam nteraks yang sehat antara…
a. Peserta ddk dan konselor
b. Peserta ddk dengan guru
c. Indvdu dengan kebutuhannya
d. Indvdu dengan lngkungannya

9. Menurut Sunaryo Kartadnata, klm perkembangan yang harus dkembangkan oleh


petugas bmbngan/guru bmbngan adalah…
a. Interaks yang sehat.
b. Interaks yang teratur.
c. Interaks yang bebas.
d. Interaksi yang efisien.

10. D bawah n dkemukakan asums layanan bmbngan dan konselng menurut
Rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling di jalur pendidikan formal,
kecual:
a. Program bmbngan dan konselng merupakan suatu kebutuhan yang mencakup
berbaga dmens dan dlaksanakan secara terpadu.
b. Layanan bimbingan dan konseling ditujukan untuk seluruh peserta didik,
menggunakan berbaga strateg dan melput berbaga ragam dmens.
c. Layanan bmbngan konselng merupakan kegatan yang terpadu dalam
keseluruhan sstem penddkan d sekolah.
d. Layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangkan seluruh
potens peserta ddk secara optmal.

Bimbingana dan Konseling 11


BALIKAN & TINDAK LANJUT
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudan gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar

Tngkat penguasaan = ___________________________ X 100 %

10

Art tngkat penguasaan yang Anda capa :

90 % - 100% : bak sekal

80 % - 89% : bak

70% - 79 % : cukup

< 70% : kurang

Apabla tngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau lebh, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.

Bimbingana dan Konseling


12
2

TUJUAN, PRINSIP, FUNGSI DAN AZAS BIMBINGAN


DAN KONSELING

Sampai saat ini, di jenjang Sekolah Dasar tidak ditemukan posisi struktural untuk
konselor. Namun demkan, sesua dengan tngkat perkembangan peserta ddk usa
sekolah dasar/ madrasah btdayah, kebutuhan akan pelayanannya bukannya tdak
ada meskipun tentu saja berbeda dari ekspektasi kinerja konselor di jenjang sekolah
menengah dan jenjang perguruan tinggi. Dengan kata lain, konselor juga dapat berperan
serta secara produktif di jenjang sekolah dasar, bukan memposisikan diri sebagai
fasilitator pengembangan diri peserta didik yang tidak jelas posisinya tetapi membantu
para guru yang mengntegraskan layanan bmbngan dan konselng ke dalam kegatan
proses pembelajaran yang diselenggarakannya.

1. Tujuan Bimbingan dan Konseling di MI


Pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan peserta ddk MI sangat berguna
bag guru. Dalam kacamata bmbngan, pemahaman tugas-tugas perkembangan murd
MI sangat berguna bag pengembangan program bmbngan dan konselng, karena sangat
membantu dalam:

a. menemukan dan menentukan tujuan program bimbingan dan konseling di MI,


b. menentukan kapan waktu upaya bmbngan dapat dlakukan.

Bmbngan dan konselng perkembangan bertolak dar anggapan bahwa mengharga


secara postf dan respek terhadap martabat manusa merupakan aspek yang amat
penting dalam masyarakat. Guru memiliki tugas untuk mengembangkan potensi dan
keunkan peserta ddk secara optmal dalam perubahan masyarakat yang global. Dalam
program bmbngan yang komprehensf murd dharapkan memperoleh keteramplan
yang pentng dalam memberkan kontrbus terhadap masyarakat yang memlk aneka
budaya.

Dalam konteks bmbngan perkembangan, perkembangan perlaku yang efektf


sebagai tujuan pelaksanaan bimbingan yang dapat dilihat dari tingkat pencapaian tugas-

Bimbingana dan Konseling 13


tugas perkembangan. Memaham karakterstk peserta ddk MI sebaga dasar untuk
pengembangan program bmbngan d MI dfokuskan pada pencapaan tugas-tugas
perkembangan peserta didik MI. Mengkaji tugas-tugas perkembangan merupakan hal
yang penting dan menjadi dasar bagi pengembangan dan peningkatan mutu layanan
bmbngan.

Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling ialah agar peserta didik dapat:

a. merencanakan kegatan penyelesaan stud, perkembangan karr serta kehdupan-


nya d masa yang akan datang;
b. mengembangkan seluruh potens dan kekuatan yang dmlknya seoptmal
mungkn;
c. menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat serta kerjanya;
d. mengatas hambatan dan kesultan yang dhadap dalam stud, penyesuaan dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan


untuk:

a. mengenal dan memaham potens, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya,


b. mengenal dan memaham potens atau peluang yang ada d lngkungannya,
c. mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian
tujuan tersebut,
d. memaham dan mengatas kesultan-kesultan sendr
e. menggunakan kemampuannya untuk kepentngan drnya, kepentngan lembaga
tempat bekerja dan masyarakat,
f. menyesuakan dr dengan keadaan dan tuntutan dar lngkungannya; dan
g. mengembangkan segala potens dan kekuatan yang dmlknya secara optmal.

Pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan untuk memberikan


bekal kemampuan dasar kepada peserta ddk untuk mengembangkan kehdupannya
sebaga prbad, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusa serta
mempersapkan peserta ddk untuk mengkut penddkan menengah (UUSPN, dan PP
No. 28 tahun 1990).

Pengembangan kehdupan peserta didik sebagai pribadi sekurang-kurangnya


mencakup upaya untuk:

a. memperkuat dasar kemanan dan ketaqwaan,


b. membasakan untuk berperlaku yang bak,
c. memberkan pengetahuan dan keteramplan dasar,
d. memelihara kesehatan jasmani dan rohani,
e. memberikan kemampuan untuk belajar dan membentuk kepribadian yang mantap

Bimbingana dan Konseling


14
dan mandr,
f. pengembangan sebaga anggota masyarakat mencakup,
g. memperkuat kesadaran hdup beragama dalam masyarakat,
h. menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam lingkungan hidup, dan
. memberkan pengetahuan dan keteramplan dasar yang dperlukan untuk berperan
serta dalam kehdupan bermasarakat.

Pengembangan sebagai warga negara mencakup upaya untuk:

a. mengembangkan perhatian dan pengetahuan hak dan kewajiban sebagai warga


negara Republk Indonesa,
b. menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara,
c. memberkan pengetahuan dan keteramplan dasar yang dperlukan untuk berperan
serta dalam kehdupan berbangsa dan bernegara.

Pengembangan sebagai umat manusia mencakup upaya untuk:

a. menngkatkan harga dr sebaga bangsa yang merdeka dan berdaulat,


b. menngkatkan kesadaran tentang HAM,
c. memberkan pengertan tentang ketertban duna,
d. menngkatkan kesadaran tentang pentngnya persahabatan antar bangsa, dan
e. mempersapkan peserta ddk untuk menguasa s kurkulum.

Bertolak dari rumusan Tujuan Pendidikan Nasional, dan tujuan pendidikan dasar
drumuskan seperangkat tugas-tugas perkembangan yang seyogyanya dcapa oleh
peserta ddk MI. Secara operasonal tugas-tugas perkembangan murid MI adalah
pencapaan perlaku yang seyogyanya dtamplkan peserta ddk MI yang melput:

a. skap dan kebasaan dalam bermtaq (man dan taqwa),


b. pengembangan kata hat-moral dan nla-nla,
c. pengembangan keteramplan dasar dalam membaca – menuls - berhtung
(calstung),
d. pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehdupan sehar-har,
e. belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya,
f. belajar menjadi pribadi yang mandiri,
g. mempelajari keterampilan fisik sederhana,
h. membna hdup sehat,
i. belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, serta
j. pengembangan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.

Secara khusus, layanan bimbingan di MI bertujuan untuk membantu peserta didik


agar dapat mencapa tugas-tugas perkembangan yang melput aspek prbad sosal,

Bimbingana dan Konseling 15


belajar/pendidikan dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan (Depdikbud, 1994b).

Dalam aspek perkembangan pribadi sosial, layanan bmbngan membantu murd


agar dapat:

a. Memlk pemahaman dr.


b. Mengembangkan skap postf.
c. Membuat plhan kegatan secara sehat.
d. Mampu mengharga orang lan.
e. Memiliki rasa tanggung jawab.
f. Mengembangkan keteramplan hubungan antar prbad.
g. Menyelesakan masalah.
h. Membuat keputusan secara bak.

Dalam aspek perkembangan belajar/ pendidikan, layanan bmbngan membantu


peserta ddk agar dapat:

a. Melaksanakan cara-cara belajar yang benar.


b. Menetapkan tujuan dan rencana pendidikan.
c. Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya.
d. Memiliki keterampilan untuk menghadapi ujian.
Dalam aspek perkembangan karier, layanan bmbngan membantu peserta ddk
agar dapat:

a. Mengenali macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan.


b. Menentukan cta-cta dan merencanakan masa depan.
c. Mengeksplorasi arah pekerjaan.
d. Menyesuaikan keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis pekerjaan.

Terdapat beberapa ide pokok menyangkut hakikat dan tujuan bimbingan untuk peserta
ddk MI yang dkemukakan dar pendapat Solehuddn (2005), yatu sebaga berkut :

Pertama, bmbngan pada hakkatnya merupakan aktvtas yang terarah ke optmalsas


perkembangan peserta ddk. Aktvtas atau perlakuan yang sfatnya mendukung,
mempermudah, memperlancar, dan bahkan sampat batas tertentu mempercepat proses
perkembangan peserta ddk adalah bmbngan. Sebalknya, kegatan-kegatan yang
sfatnya memaksa, mengambat, menghalang, dan atau mempersult proses perkembangan
peserta ddk, maka tu bukanlah kegatan bmbngan.

Kedua, tercapanya perkembangan peserta ddk yang optmal adalah sasaran


akhir dari bimbingan yang sekaligus juga dapat merupakan sasaran akhir dari proses
penddkan secara keseluruhan.

Ketiga, dalam konteks bmbngan, upaya membantu peserta ddk dalam merah

Bimbingana dan Konseling


16
keberhaslan perkembangan peserta ddk dlakukan melalu tga aktvtas pokok sebaga
berkut :

a. Menyeraskan perlakuan dan lngkungan penddkan dengan kebutuhan perkembangan


peserta ddk serta dengan mempertmbangkan tuntutan nla-nla keagamaan dan
kultural yang danut.
b. Menyelenggarakan layanan untuk mengembangkan berbaga kemampuan dalam
keterampilan pribadi-sosial, belajar dan karir peserta didik yang diperlukan untuk
keperluan perkembangan dan belajarnya seperti keterampilan belajar, bergaul,
menyelesaikan konflik dan sejenisnya.
c. Menyelenggarakan layanan ntervens khusus bag peserta ddk yang memerlukan
perhatan dan bantuan khusus.

2. Prinsip Bimbingan dan Konseling di MI


Dalam pelaksanaan kegatan bmbngan, terdapat beberapa prnsp bmbngan sebaga
pijakan bertindak. Paryitno (l998 : 27) menjabarkan prinsip pelaksanaan bimbingan
berkaitan dengan sasaran layanan, permasalahan individu, program layanan, tujuan dan
pelaksanaan adalah sebaga berkut n :

a. Prnsp bmbngan yang berkatan dengan sasaran layanan, yatu :


1) Bmbngan melayan semua ndvdu (peserta ddk) tanpa membedakan umur,
jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi;
2) Bmbngan berurusan dengan prbad dan tngkah laku yang unk dan dnams;
3) Bmbngan memberkan perhatan sepenuhnya tahapan dan aspek perkembangan
ndvdu (peserta ddk);
4) Bmbngan memberkan perhatan utama kepada perbedaan ndvdu (peserta
didik) yang menjadi orientasi pokok pelayanan.

b. Prnsp bmbngan yang berkatan dengan permasalahan individu (peserta ddk),


yatu :
1) Bmbngan berkatan dengan sesuatu yang menyangkut pengaruh konds
mental/ sehat ndvdu terhadap penyesuaan drnya bak d rumah, sekolah serta
dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, juga pengaruh sebaliknya,
lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu (peserta ddk);
2) Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya
masalah pada ndvdu (peserta ddk) yang kesemuanya menjadi perhatian dalam
pelayanan bmbngan dan konselng.

c. Prnsp bmbngan yang berkatan dengan program layanan, yatu :


1) Bmbngan merupakan bagan ntegral dar upaya penddkan dan pengembangan
ndvdu (peserta ddk). Oleh karena tu, program bmbngan harus dselaraskan
dan dpadukan dengan program penddkan serta pengembangan peserta ddk;

Bimbingana dan Konseling 17


2) Program bimbingan harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu
(peserta ddk), masyarakat dan konds lembaga;
3) Program bimbingan disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang
terendah sampa tertngg;
4) Terhadap s dan pelaksanaan program bmbngan perlu dadakan penlaan yang
teratur dan terarah.

d. Prnsp bmbngan yang berkatan dengan tujuan dan pelaksanaan layanan, yatu :
1) Bmbngan dan konselng harus darahkan untuk pengembangan ndvdu (peserta
ddk) yang pada akhrnya mampu membmbng dr sendr dalam menghadap
permasalahannya;
2) Dalam proses bmbngan keputusan yang dambl dan akan dlakukan ndvdu
(peserta ddk) hendaknya atas kemauan ndvdu (peserta ddk) tu sendr,
bukan karena kemauan atau desakan dar pembmbng (guru) atau phak lan;
3) Permasalahan ndvdu (peserta ddk) harus dtangan oleh tenaga ahl dalam
bdang yang relevan dengan permasalahan yang dhadap;
4) Kerja sama antara guru dan pembimbing, guru bidang studi, staf sekolah dan
orang tua amat menentukan hasl pelayanan bmbngan;
5) Pengembangan program bmbngan dtempuh melalu pemanfaatan yang
maksmal dar hasl pengukuran dan penlaan terhadap ndvdu (peserta ddk)
yang terlbat dalam proses pelayanan dan program bmbngan tu sendr.

Prnsp-prnsp Bmbngan dan Konselng menurut Rambu-Rambu Penyelenggaraan


Bmbngan dan Konselng pada Jalur Penddkan Formal. Terdapat beberapa prnsp
dasar yang dpandang sebaga fundas atau landasan bag pelayanan bmbngan. Prnsp-
prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar
bag pemberan pelayanan bantuan atau bmbngan, bak d MI/SD maupun d luar MI/
SD. Prnsp-prnsp tu adalah sebaga berkut.

1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta didik (peserta


didik ). Prnsp n berart bahwa bmbngan dberkan kepada semua peserta ddk
(murd), bak yang tdak bermasalah maupun yang bermasalah; bak pra maupun
wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang
dgunakan dalam bmbngan lebh bersfat preventf dan pengembangan dar
pada penyembuhan (kuratf); dan lebh dutamakan teknk kelompok dar pada
perseorangan (ndvdual).
2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setap peserta ddk bersfat
unk (berbeda satu sama lannya), dan melalu bmbngan peserta ddk dbantu untuk
memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa
yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah peserta didik, meskipun pelayanan
bmbngannya menggunakan teknk kelompok.

Bimbingana dan Konseling


18
3. Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan mash ada peserta
ddk yang memlk perseps yang negatf terhadap bmbngan, karena bmbngan
dpandang sebaga satu cara yang menekan aspras. Sangat berbeda dengan
pandangan tersebut, bmbngan sebenarnya merupakan proses bantuan yang
menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bmbngan merupakan cara untuk
membangun pandangan yang postf terhadap dr sendr, memberkan dorongan,
dan peluang untuk berkembang.
4. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bmbngan bukan hanya
tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/
Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai
teamwork.
5. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan
dan konseling. Bmbngan darahkan untuk membantu peserta ddk agar dapat
melakukan plhan dan mengambl keputusan. Bmbngan mempunya peranan untuk
memberkan nformas dan nashat kepada peserta ddk, yang tu semua sangat
pentng bagnya dalam mengambl keputusan. Kehdupan peserta ddk darahkan oleh
tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi peserta didik untuk memper-timbangkan,
menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan
yang tepat. Kemampuan untuk membuat plhan secara tepat bukan kemampuan
bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan
adalah mengembangkan kemampuan peserta ddk untuk memecahkan masalahnya
dan mengambl keputusan.
6. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan)
Kehidupan. Pemberan pelayanan bmbngan tdak hanya berlangsung d Sekolah/
Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga
pemerntah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bdang pelayanan bmbngan
pun bersfat mult aspek, yatu melput aspek prbad, sosal, penddkan, dan
pekerjaan.

Beberapa faktor pentng yang perlu dperhatkan dalam pelaksanaan layanan


bmbngan dan konselng d MI menurut Dnkmeyer dan Caldwell (1970:4-5) adalah:

a. Bmbngan dan konselng d MI lebh menekankan akan pentngnya peranan guru


dalam fungs bmbngan. Dengan sstem guru kelas, guru lebh memlk banyak waktu
untuk mengenal murid lebih mendalam, sehingga memiliki peluang untuk menjalin
hubungan yang lebh efektf.
b. Fokus bmbngan dan konselng d MI lebh menekankan pada pengembangan
pemahaman dr, pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara efektf
dengan orang lan.
c. Bmbngan dan konselng d MI lebh banyak melbatkan orang tua, mengngat

Bimbingana dan Konseling 19


pentngnya pengaruh orang tua dalam kehdupan peserta ddk selama d MI.
d. Bmbngan dan konselng d MI hendaknya memaham kehdupan peserta ddk secara
unk
e. Program bmbngan dan konselng d MI hendaknya pedul terhadap kebutuhan dasar
peserta ddk, sepert kebutuhan untuk matang dalam penermaan dan pemahaman
dr, serta memaham keunggulan dan kelemahan drnya.
f. Program bmbngan dan konselng d MI hendaknya meyakn bahwa masa usa
sekolah dasar merupakan tahapan yang amat pentng dalam perkembangan peserta
ddk.

Muro dan Kottman mengkaji perbedaan bimbingan dan konseling di MI dari sudut
karakterstk peserta ddk termasuk beberapa keterbatasannya, teknk pemberan
layanan, dan jenis pemberian layanan. Menurut Muro dan Kottman (1995:53-54) terdapat
enam perbedaan pentng yang harus dpertmbangkan guru dalam mengembangkan
program bmbngan dan konselng d MI, yatu:

a. Guru memandang bahwa murid belum memiliki keajegan. Oleh karena itu, guru belum
dapat menciptakan lingkungan belajar secara permanen.
b. Beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling tidak langsung kepada peserta didik,
melankan dluncurkan melalu guru, orang tua, dan orang dewasa lannya.
c. Kesempatan peserta ddk untuk melakukan plhan mash terbatas.
d. Peserta didik MI memiliki keterbatasan dalam menerima tanggung jawab dirinya
(self-responsibility).
e. Pengembangan program bmbngan dan konselng hendaknya berawal dar konsep
dasar bmbngan dan konselng, terutama kepedulan untuk memberkan bantuan
kepada peserta didik sebagai pembelajar.
f. Layanan bmbngan dan konselng d MI kurang menekankan pada penympanan data,
testng, perencanaan penddkan, pendekatan yang berorentas pada pemecahan
masalah, dan konselng atau terap ndvdual.

Mencermat karakterstk bmbngan dan konselng d MI, tergambar bahwa ntervens


layanan bmbngan dan konselng d MI/SD lebh banyak dlakukuan melalu orang-orang
yang berarti dalam kehidupan peserta didik seperti orang tua dan guru. Kerjasama guru
dengan orang tua akan berpengaruh terhadap keberhaslan murd. Oleh karena tu, guru
MI memlk peranan strategs dalam peluncuran layanan bmbngan.

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling di MI/SD


Bimbingan mengembangkan sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui
pelaksanaan bmbngan dan konselng dalam settng sekolah. Ada beberapa fungs
bmbngan yang dkemukakan oleh Aquno dan Alvar (Thanyaw, 1995 : 39) yatu

Bimbingana dan Konseling


20
pencegahan (preventf), perbakan (kuratf), pengembangan (development) dan satu
fungsi lagi yang dikemukakan oleh Prayitno dalam Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan
Konselng Kurkulum l994 (l998: 25) yatu fungs pemahaman (nformatf).

Penjabaran keempat fungsi itu adalah sebagai berikut :

a. Fungsi pemahaman, yatu fungs bmbngan yang akan menghaslkan pemahaman


tentang sesuatu oleh phak-phak tertentu sesua dengan kepentngan pengembangan
peserta ddk. Pemahaman tu melput pemahaman tentang dr sendr (potens dan
kelemahan) dan lngkungan (keluarga, penddkan, karr, sosal budaya dan nla).
b. Fungsi preventif, adalah bantuan yang dberkan kepada peserta ddk bertujuan
agar peserta ddk terhndar dar berbag masalah yang dapat menghambat
perkembangannya. Hambatan seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi,
masalah hubungan sosal dan sebaganya. Bentuk kegatan yang dapat dlakukan
yatu :
1) Program layanan orentas yang memberkan kesempatan kepada peserta ddk
untuk mengenal sekolah;
2) Program kegatan atau layanan bmbngan klaskal atau kelompok tertentu,
seperti diskusi, bermain peran, dinamika kelompok, menyusun program belajar
dan teknk-teknk pendekatan kelompok lannya;
3) Program layanan penempatan dan penyaluran bak yang bersfat ndvdu maupun
kelompok seperti pembentukkan kelompok belajar, ekstra kurikuler dan lain-
lan.

c. Fungsi developmental, yaitu pelayanan yang diberikan dengan tujuan dapat


membantu peserta ddk mengembangkan keseluruhan potensnya dengan terarah
dan mantap. Layanan n memungknkan peserta ddk:
1) Memperoleh kesempatan untuk mendapat pengalaman-pengalaman yang dapat
membantu perkembangan sebak mungkn;
2) Mengenal, memaham serta melath dr dan melakukan kegatan tentang cara-
cara pengembangan dr, sehngga mereka lebh matang untuk melakukan tugas
perkembangannya, mencapa prestas yang semaksmal mungkn..
3) Memperoleh latihan membuat dan memiliki alternatif yang paling efisien untuk
dlakukan dalam setap stuas, dengan mempertmbangan mnat, kemampuan
dan kesempatan yang terseda;
4) Mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan pembelajaran dan
ekstrakurkuler (kesenan, keteramplan, Olah Raga dan sebaganya).

d. Fungsi kuratif, adalah layanan yang membantu peserta ddk untuk mengatas
masalah-masalah yang dhadap bak d lngkungan sekolah maupun d lngkungan
luar sekolah. Bantuan yang dberkan amat bergantung pada sfat masalahnya,

Bimbingana dan Konseling 21


bentuknya dapat langsung berhadapan dengan peserta ddk atau melalu phak lan.

Fungsi-fungsi tersebut di atas diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai


jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil yang ingin
diwujudkan dari masing-masing fungsi tersebut.

Guru MI sebagai guru kelas yang mengajarkan mata pelajaran, pada dasarnya
mempunya peran sebaga pembmbng. Dalam SK Menpan No.83/1993 dtegaskan bahwa
selain tugas utama mengajar, guru SD ditambah dengan melaksanakan program bimbingan
dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Bahkan Murro dan Kottman
(1995:69) menempatkan poss guru sebaga unsur yang sangat krts dalam mplementas
program bimbingan dan konseling perkembangan. Guru merupakan gelandang terdepan
dalam mengidentifikasi kebutuhan peserta didik, penasehat utama bagi peserta didik,
dan perekayasa nuansa belajar yang mempribadi. Guru yang memonitor peserta didik
dalam belajar, dan bekerja sama dengan orang tua untuk keberhasilan peserta didik.

Fungs Bmbngan dan Konselng menurut Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bmbngan


dan Konselng d Jalur Penddkan Formal adalah sebaga berkut :

1. Fungsi Pemahaman, yatu fungs bmbngan yang membantu peserta ddk agar
memlk pemahaman terhadap potens drnya dan lngkungannya (penddkan,
pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, peserta didik diharapkan
mampu mengembangkan potens drnya secara optmal, dan menyesuakan drnya
dengan lngkungan secara dnams dan konstruktf.
2. Fungsi Fasilitasi, memberkan kemudahan kepada konsel dalam mencapa
pertumbuhan dan perkembangan yang optmal, seras, selaras dan sembang seluruh
aspek dalam dr konsel.
3. Fungsi Penyesuaian, yatu fungs bmbngan dalam membantu peserta ddk
agar dapat menyesuakan dr dengan dr dan lngkungannya secara dnams dan
konstruktf.
4. Fungsi Penyaluran, yatu fungs bmbngan dalam membantu peserta ddk memlh
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan
karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian
lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik
lannya d dalam maupun d luar lembaga penddkan.
5. Fungsi Adaptasi, yatu fungs membantu para pelaksana penddkan, kepala Sekolah/
Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuakan program penddkan
terhadap latar belakang penddkan, mnat, kemampuan, dan kebutuhan peserta
ddk. Dengan menggunakan nformas yang memada mengena peserta ddk,
pembmbng/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan peserta
ddk secara tepat, bak dalam memlh dan menyusun mater MI, memlh metode dan
proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan

Bimbingana dan Konseling


22
dan kecepatan peserta ddk.
6. Fungsi Pencegahan (Preventif), yatu fungs yang berkatan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya tdak dalam oleh peserta ddk. Melalu fungs n,
konselor memberkan bmbngan kepada peserta ddk tentang cara menghndarkan
dr dar perbuatan atau kegatan yang membahayakan drnya. Adapun teknk yang
dapat dgunakan adalah pelayanan orentas, nformas, dan bmbngan kelompok.
Beberapa masalah yang perlu dnformaskan kepada para peserta ddk dalam rangka
mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya
mnuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan
bebas (free sex).
7. Fungsi Perbaikan, yatu fungs bmbngan dan konselng untuk membantu konsel
sehngga dapat memperbak kekelruan dalam berpkr, berperasaan dan bertndak
(berkehendak). Konselor melakukan ntervens (memberkan perlakuan) terhadap
konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan
yang tepat sehngga dapat mengantarkan mereka kepada tndakan atau kehendak
yang produktf dan normatf.
8. Fungsi Penyembuhan, yatu fungs bmbngan yang bersfat kuratf. Fungs n
berkatan erat dengan upaya pemberan bantuan kepada peserta ddk yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
Teknk yang dapat dgunakan adalah konselng, dan remedial teaching.
9. Fungs Pemelharaan, yatu fungs bmbngan dan konselng untuk membantu konsel
supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta
dalam drnya. Fungs n memfasltas konsel agar terhndar dar konds-konds
yang akan menyebabkan penurunan produktvtas dr. Pelaksanaan fungs n
diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan)
sesua dengan mnat konsel.
10. Fungsi Pengembangan, yatu fungs bmbngan yang sfatnya lebh proaktf dar
fungs-fungs lannya. Konselor senantasa berupaya untuk mencptakan lngkungan
belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan peserta didik. Konselor dan
personel MI lannya secara snerg sebaga teamwork berkolaborasi atau bekerjasama
merencanakan dan melaksanakan program bmbngan secara sstemats dan
berkesnambungan dalam upaya membantu peserta ddk mencapa tugas-tugas
perkembangannya. Teknk bmbngan yang dapat dgunakan dsn adalah pelayanan
nformas, tutoral, dskus kelompok atau curah pendapat (brain storming), home
room, dan karyawsata.

Rochman Natawidjaja, (1987:78-80) merekomendasikan fenomena perilaku guru


dalam bimbingan dalam rangka kegiatan Pembelajaran, yaitu:

a. Mengembangkan klm kelas yang bebas dar ketegangan dan yang bersuasana

Bimbingana dan Konseling 23


membantu perkembangan peserta ddk,
b. Memberikan pengarahan atau orientasi dalam rangka belajar yang efektif,
c. Mempelajari dan menelaah peserta didik untuk menemukan kekuatan, kelemahan,
kebasaan dan kesultan yang dhadapnya,
d. Memberkan konselng kepada peserta ddk yang mengalam kesultan, terutama
kesulitan yang berhubungan dengan bidang studi yang diajarkannya,
e. Menyajikan informasi tentang masalah pendidikan dan jabatan,
f. Mendorong dan menngkatkan pertumbuhan prbad dan sosal peserta ddk,
g. Melakukan pelayanan rujukan referal,
h. Melaksanakan bmbngan kelompok d kelas,
. Memperlakukan peserta ddk sebaga ndvdu yang mempunya harga dr, dengan
memaham kekurangan, kelebhan dan masalah-masalahnya,
j. Melengkapi rencana-rencana yang telah dirumuskan peserta didik,
k. Menyelenggarakan pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta
ddk,
l. Membimbing peserta didik untuk mengembangkan kebiasaan belajar dengan baik,
m. Menilai hasil belajar peserta didik secara menyeluruh dan berkesinambungan,
n. Melakukan perbaikan pengajaran bagi peserta didik yang membutuhkan,
o. Menyiapkan informasi yang diperlukan untuk dijadikan masukan dalam konferensi
kasus,
p. Bekerja sama dengan tenaga pendidikan lainnya dalam memberikan bantuan yang
dbutuhkan peserta ddk,
q. Memahami, melaksanakan kebijaksanaan dan prosedur-prosedur bimbingan yang
berlaku.

Peran guru sebagai guru pembimbing, sesungguhnya akan tumbuh subur jika guru
menguasai rumpun model mengajar Pribadi. Rumpun mengajar pribadi terdiri atas model
mengajar yang berorientasi kepada perkembangan diri peserta didik. Penekanannya
lebh dutamakan kepada proses yang membantu peserta ddk dalam membentuk dan
mengorgansaskan realta yang unk, dan lebh banyak memperhatkan kehdupan
emosonal peserta ddk.

4. Azas Bimbingan dan Konseling di MI


Syamsu Yusuf (2005 : 22-24 ), yang lebh dtegaskan dalam Rambu-rambu
penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal (2008),
mengemukakan bahwa keterlaksanaan dan keberhaslan layanan bmbngan dan
konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut :

1. Asas Kerahasiaan, yatu asas bmbngan dan konselng yang menuntut drahasakanya
segenap data dan keterangan tentang peserta didik yang menjadi sasaran pelayanan,
yatu data atau keterangan yang tdak boleh dan tdak layak dketahu oleh orang lan.

Bimbingana dan Konseling


24
Dalam hal ini guru berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan
keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
2. Asas kesukarelaan, yatu asas bmbngan dan konselng yang menghendak adanya
kesukaan dan kerelaan peserta didik mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang
diperlukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan tersebut.
3. Asas keterbukaan, yatu asas bmbngan dan konselng yang menghendak agar
peserta didik yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan
tdak berpura-pura, bak d dalam memberkan keterangan tentang drnya sendr
maupun dalam menerma berbaga nformas dan mater dar luar yang berguna
bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru berkewajiban mengembangkan
keterbukaan peserta ddk. Keterbukaan n amat terkat pada terselenggaranya asas
kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran
pelayanan/kegatan. Agar peserta ddk dapat terbuka, guru pembmbng terlebh
dahulu harus berskap terbuka dan tdak berpura-pura.
4. Asas kegiatan, yatu asas bmbngan dan konselng yang menghendak agar
peserta didik yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan pelayanan/kegatan bmbngan. Dalam hal n guru pembmbng
perlu mendorong peserta ddk untuk aktf dalam setap pelayanan/kegatan
bmbngan dan konselng yang dperuntukan bagnya.
5. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan
umum bmbngan dan konselng, yakn: peserta ddk sebaga sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling diharapkan menjadi peserta didik yang mandiri dengan
cr-cr mengenal dan menerma dr sendr dan lngkungannya, mampu mengambl
keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru hendaknya mampu
mengarahkan segenap pelayanan bmbngan dan konselng yang dselenggarakannya
bag berkembangnya kemandran peserta ddk.
6. Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek
sasaran pelayanan bmbngan dan konselng alah permasalahan peserta ddk dalam
kondsnya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau konds
masa lampau pun” dlhat dampak dan/atau katannya dengan konds yang ada dan
apa yang dperbuat sekarang.
7. Asas Kedinamisan, yatu asas bmbngan dan konselng yang menghendak agar s
pelayanan terhadap sasaran pelayanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembangannya dar waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan, yatu asas bmbngan dan konselng yang menghendak agar
berbaga pelayanan dan kegatan bmbngan dan konselng, bak yang dlakukan oleh
guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu.
Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam
penyelenggaraan pepelayanan bmbngan dan konselng perlu terus dkembangkan.
Koordnas segenap pelayanan/kegatan bmbngan dan konselng tu harus

Bimbingana dan Konseling 25


LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, slahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Kemukakan tujuan layanan bimbingan di sekolah dasar adalam aspek perkembangan


pribadi sosial, belajar dan karir !
2. Jelaskan beberapa prnsp bmbngan berkatan dengan pelaksanaan bmbngan dan
konselng d MI !
3. Berikan contoh-contoh kegiatan yang Anda lakukan dalam mengajar yang
menggambarkan pelaksanaan fungs Bmbngan dan Konselng d MI !
4. Jelaskan azas-azas bmbngan sebaga berkut : rahasa, sukarela, terbuka, kegatan,
mandr, kn, dnams, terpadu, harmons, ahl dan tangan kasus.

RANGKUMAN
1. Pemahaman tentang tugas perkembangan berguna bag pengembangan program
bimbingan dalam merumuskan tujuan serta waktu pelaksanaan.
2. Program bimbingan yang dirumuskan di MI didasarkan pada tujuan pendidikan MI/SD
dalam pengembangan kehdupan peserta ddk sebaga prbad, anggota masyarakat,
warga negara dan umat manusa.
3. Tujuan layanan bimbingan di MI adalah untuk membantu peserta didik agar dapat
mencapa tugas-tugas perkembangan yang melput aspek-aspek prbad sosal,
belajar, dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan.
4. Karakterstk BK d MI terlhat dalam hal fungs bmbngan, fokus bmbngan, peran
orang tua, pemahaman akan kehdupan dan kebutuhan dasar, usa MI merupakan
tahapan yang pentng dalam perkembangan anak.
5. Layanan bimbingan di MI dilaksanakan oleh guru kelas yang mengajarkan mata
pelajaran yang bernuansa bimbingan sebagai gelandang terdepan.
6. Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan Prayitno menjabarkan prinsip pelaksanaan
bmbngan berkatan dengan permasalahan ndvdu, sasaran, program layanan,
tujuan dan pelaksanaan.
7. Muro dan Kottman mengemukakan BK perkembangan mengan prnsp-prnsp sebaga
berkut : bmbngan dperlukan oleh selu peserta ddk ruh, memfokuskan pada
pembelajaran peserta didik, kerja sama antara konselor dengan guru, pelaksanaan
kurkulum bmbngan, kepedulan terhadap potens peserta ddk, proses mendorong
perkembangan, pengembangan yang terarah, tim oriented, identifikasi peserta didik,
peduli dengan penerapan psikologi (anak, perkembangan dan teori-teori belajar/
pembelajaran), serta sifatnya mengikuti urutan dan lentur.
8. Fungs bmbngan : pencegahan (preventf), perbakan (kuratf), pengembangan
(development), dan pemehaman (nformatf).

Bimbingana dan Konseling


26
9. Azas-azas bmbngan dan konselng d MI/SD, mecakup : kerahasaan, kesukarelaan,
keterbukaan, kegatan, keknan, kednamsan, keterpaduan, keharmonsan, keahlan
serta alh tangan kasus.

Bimbingana dan Konseling 27


TES FORMATIF 2

1. Di bawah ini yang tidak termasuk tujuan yang diharapkan dari proses bimbingan,
yatu…
a. Peserta ddk dapat memaham drnya
b. Peserta ddk dapat memecahkan masalah yang dhadapnya
c. Peserta ddk selalu bergantung pada konselor/pembmbng
d. Peserta ddk dapat menyesuakan dr dengan lngkungannya.

2. Salah satu prnsp bmbngan adalah bmbngan mempunya sfat mengkut urutan
dan lentur. Maksud dar berurutan dsn adalah……
a. Program bmbngan drancang sesua dengan tngkat perkembangan peserta
ddk
b. Program hendaknya dsesuakan dengan perbedaan ndvdual
c. Program dsusun dar tahun ke tahun secara berurutan
d. Program berdasarkan peraturan sekolah

3. Yang tdak termasuk prnsp bmbngan yang berkatan dengan program layanan
adalah…
a. Program bimbingan harus fleksibel
b. Program bimbingan disusun secara berkelanjutan
c. Is dan pelaksanaan program perlu dadakan penlaan
d. Program dsusun berdasarkan kengnan kepala sekolah

4. Mengembangkan bakat dan mnat melalu kegatan sepert ekstrakurkuler, kesenan,


keteramplan, dan sebaganya adalah salah satu contoh layanan dar fungs…
a. Preventf
b. Developmental
c. Kuratf
d. Pemahaman

5. Apabla guru pembmbng tdak mampu menangan masalah peserta ddk, maka
sebaknya dlakukan….
a. Pengamblan keputusan secara sephak
b. Votng
c. Musyawarah
d. Alh tangan kasus

6. Isi layanan bimbingan hendaknya terus berkembang serta berkelanjutan sesuai


dengan kebutuhan dan tahap perkembangan sswa. Hal n merupakan salah satu

Bimbingana dan Konseling


28
azas bmbngan, yatu….
a. Terbuka
b. Harmons
c. Dnams
d. Terpadu

7. Yang tdak termasuk tugas-tugas perkembangan murd MI adalah…


a. Belajar menjadi pribadi yang mandiri.
b. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya.
c. Mengarahkan potensinya sesuai dengan cita-cita pekerjaannya.
d. Membna hdup sehat.

8. Tujuan layanan bimbingan di MI dalam aspek perkembangan pribadi sosial yaitu


membantu peserta ddk agar…
a. Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya.
b. Menentukan cta-cta dan merencanakan masa depan.
c. Melaksanakan cara-cara belajar yang benar.
d. Mengembangkan skap postf.

9. Sejak duduk di kelas tiga MI, Amalia sudah memiliki kelompok belajar yang dinamakan
kelompok belajar “ceria” yang beranggotakan teman-teman sekelasnya. Dalam hal
n, Amala sudah mencapa tugas perkembangan yang seyogyanya dtamplkan anak
MI, yatu…
a. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
b. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok teman sebaya.
c. Kemampuan untuk dapat bekerjasama dengan teman sebaya.
d. Pengembangan skap terhadap kelompok teman sebaya.

10. Upaya yang palng tepat dlakukan oleh guru apabla tdak bsa menangan masalah
yang sudah menyangkut aspek-aspek keprbadan yang mendalam sepert masalah
kesehatan mental pada murdnya adalah…
a. Membuat konferens kasus.
b. Melakukan kerjasama dengan para guru.
c. Memberkan konselng kepada peserta ddk tersebut.
d. Membuat rekomendas (referral) kepada para ahl yang kompeten.

Bimbingana dan Konseling 29


BALIKAN & TINDAK LANJUT
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudan gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

RUMUS
Jumlah jawaban Anda yang benar

Tngkat penguasaan = ___________________________ X 100 %

10

Art tngkat penguasaan yang Anda capa :

90 % - 100% : bak sekal

80 % - 89% : bak

70% - 79 % : cukup

< 70% : kurang

Apabla tngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau lebh, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.

Bimbingana dan Konseling


30
3

PENDEKATAN-STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING

Myrick dalam Muro & Kotman, l995 yang diperjelas kembali oleh Sunaryo Kartadinata
(1998 : 15) dan Ahman (2005 : 11-34) mengemukakan empat pendekatan dapat
drumuskan sebaga pendekatan dalam bmbngan yang dlaksanakan d MI, yatu :

a. Pendekatan krisis.
Dalam pendekatan n, guru menunggu munculnya suatu krss, baru kemudan da
bertndak membantu peserta ddk yang menghadap krss tu.

Strategi yang dgunakan dalam pendekatan n adalah teknk-teknk yang secara
“past” dapat mengatas krss tu. Contoh : Seorang peserta ddk datang mengadu
kepada guru sambl menangs karena ddorong temannya sehngga tersungkur ke lanta.
Guru yang menggunakan pendekatan krisis akan meminta peserta didik tersebut untuk
membcarakan penyelesaan masalahnya dengan teman yang mendorongnya ke lanta.
Bahkan mungkn guru tersebut memanggl teman peserta ddk tersebut untuk datang ke
ruang guru untuk membcarakan penyelesaan masalah tersebut sampa tuntas.

b. Pendekatan remedial.
Dalam pendekatan n, guru akan memfokuskan bantuannya pada upaya menyembuhkan
atau memperbak kelemahan-kelemahan peserta ddk yang tampak. Tujuan bantuan
dari pendekatan ini ialah menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin terjadi.

Strategi yang digunakan, seperti mengajarkan kepada peserta ddk keteramplan


tertentu seperti keterampilan belajar (membaca, merangkum, menyimak, dll),
keterampilan sosial dan sejenisnya yang belum dimiliki peserta ddk sebelumnya. Dalam
contoh kasus d atas, dengan menggunakan pendekatan remedal, guru dapat mengambl
tindakan mengajarkan keterampilan berdamai sehingga peserta ddk tad memlk
keteramplan untuk mengatas masalah-masalah hubungan antarprbad (nterpersonal).

Bimbingana dan Konseling 31


Keteramplan berdama adalah keteramplan yang selama n belum dmlk kedua peserta
ddk tersebut dan merupakan kelemahan yang bsa memunculkan krss tu.

c. Pendekatan preventif
Dalam pendekatan n, guru mencoba mengantspas masalah-masalah generk
dan mencegah terjadinya masalah itu. Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus
sekolah, berkelah, kenakalan, merokok, membolos, menyontek, mengutl, berman game
on line/internet dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada
peserta ddk secara umum. Model preventif ini, didasarkan pada pemikiran bahwa jika
guru dapat menddk peserta ddk untuk menyadar bahaya dar berbaga kegatan dan
menguasai metode untuk menghindari terjadinya masalah itu, maka guru akan dapat
mencegah peserta ddk dar perbuatan-perbuatan yang membahayakan tersebut.

Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini termasuk mengajar dan
memberikan informasi. Dalam contoh kasus di atas, jika guru menggunakan pendekatan
preventif dia akan mengajari peserta didik nya secara klasikal untuk bersikap toleran
dan memaham orang lan sehngga dapat mencegah munculnya perlaku agresf, tanpa
menunggu munculnya krss terlebh dahulu.

d. Pendekatan perkembangan
Pendekatan n merupakan pendekatan yang lebh mutakhr dan lebh proaktf
dbandngkan dengan ketga pendekatan sebelumnya. Pembmbng yang menggunakan
pendekatan ini beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus
yang dbutuhkan peserta ddk untuk mencapa keberhaslan d sekolah dan d dalam
kehdupan secara lebh luas d masyarakat. Pendekatan perkembangan n dpandang
sebaga pendekatan yang tepat dgunakan dalam tatanan penddkan sekolah karena
pendekatan n memberkan perhatan pada tahap-tahap perkembangan peserta ddk,
kebutuhan dan mnat, serta membantu peserta ddk mempelajari keterampilan hidup (
Robert Myrck, l989).

Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini seperti mengajar, tukar
informasi, bermain peran, melatih, tutorial, dan konseling. Dalam contoh di atas, jika
guru menggunakan pendekatan perkembangan, guru tersebut sebaknya menangan
peserta didik tadi sejak tahun-tahun pertama masuk sekolah, mengajari dan menyediakan
pengalaman belajar bagi murid itu yang dapat mengembangkan keterampilan hubungan
antarprbad yang dperlukan untuk melakukan nteraks yang efektf dengan orang lan.
Oleh karena itu, dalam pendekatan perkembangan, keterampilan dan pengalaman belajar
yang menjadi kebutuhan peserta didik akan dirumuskan ke dalam suatu kurikulum
bimbingan atau drumuskan sebaga Layanan Dasar Umum.

Tampak bahwa dalam pendekatan perkembangan akan tercakup juga pendekatan-

Bimbingana dan Konseling


32
pendekatan lain. Guru yang melaksanakan pendekatan perkembangan sangat mungkin
juga melakukan intervensi krisis, pekerjaan remedial, mengembangkan program
pencegahan, dan menggunakan kurkulum bmbngan yang yang komprehensf. Upaya
bantuan yang dberkan terarah pada pengembangan seluruh aspek perkembangan yang
mencakup prbad, sosal, akademk dan karr.

Ada pola umum dalam proses perkembangan peserta ddk. Oleh karena tu,
perkembangan berlangsung dalam tata urutan tertentu. Dalam teor pskolog, tata
urutan tu drumuskan sebaga tugas-tugas perkembangan. Tugas perkembangan
dartkan sebaga perangkat perlaku yang harus dkuasa murd dalam perode
kehdupan tertentu, d mana keberhaslan menguasa perangkat perlaku pada perode
kehdupan tersebut akan mendasar keberhaslan penguasaan perangkat perlaku dalam
perode berkutnya; sedangkan kegagalan menguasa perangkat perlaku dalam perode
kehdupan sebelumnya akan membawa peserta ddk ke dalam kekecewaan, penolakan
masyarakat, dan kesultan d dalam menguasa perangkat perlaku pada perode
kehidupannya berikutnya. Konsep mengenai tugas perkembangan dan jenisnya sudah
Anda peroleh pada mata kulah Perkembangan Peserta Ddk. Contoh sederhana alah
bahwa keteramplan membaca, menuls, dan berhtung sudah harus dkuasa peserta
ddk pada kelas-kelas awal. Keberhaslan peserta ddk menguasa keteramplan dasar n
akan mempengaruh keberhaslan peserta ddk dalam mempelajari mata-mata pelajaran
kelas-kelas yang lebh tngg. Sedangkan kegagalan peserta ddk dalam menguasa hal
tersebut akan menimbulkan kesulitan dan kekecewaan peserta didik dalam mempelajari
atau menguasai mata pelajaran di kelas-kelas yang lebih tinggi. Bahkan lebih jauh dari
tu, kegagalan tad bsa membawa kepada munculnya perlaku bermasalah pada peserta
ddk. Perkembangan pada usa MI terarah kepada pemerolehan perlaku yang berkatan
dengan skap, kebasaan, dan kesadaran akan keberadaan drnya sebaga bagan dar
lngkungan dan memlk kecakapan tertentu yang berbeda dar orang lan.

Dalam pendekatan perkembangan, perolehan perlaku yang dharapkan terbentuk


pada peserta ddk perlu dirumuskan secara komprehensif dan rumusan itu akan menjadi
dasar bag pengembangan program bmbngan. Esens strateg untuk membantu peserta
ddk mengembangkan dan menguasa perlaku yang dharapkan tersebut terletak pada
pengembangan lingkungan belajar, yakn lngkungan yang memungknkan peserta
didik memperoleh perilaku baru yang lebih efektif. Dalam lingkungan belajar inilah
dkembangkan peluang, harapan, pemahaman, perseps yang memungknkan peserta
ddk memperkuat dan memenuh kebutuhan dan motf dasar mereka, atau mungkn
mendorong peserta ddk untuk mengubah atau menyesuakan kebutuhan dan motf
dasar kepada perilaku dan nilai-nilai yang berkembang di dalam lingkungan belajar.
Di dalam konsep bimbingan perkembangan lingkungan belajar seperti digambarkan
d atas drumuskan ke dalam konsep lngkungan perkembangan manusa atau ekolog
perkembangan manusa.

Bimbingana dan Konseling 33


Dalam suatu lngkungan perkembangan akan mengandung unsur-unsur berkut :

Pertama, unsur peluang. Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang
memungkinkan peserta didik mempelajari perilaku-perilaku baru. Di MI, keterpaduan
topk sepert n lebh dutamakan mengngat pelaksanaan layanan bmbngan akan lebh
banyak terpadu dengan proses pembelajaran. Hal ini mengandung implikasi bahwa tujuan
dan topk-topk yang terkandung dalam kurkulum yang sudah dorgansaskan harus
maksimal dan dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan akademik dan tujuan pengembangan
prbad, sosal, karr, keteramplan komunkas, kemampuan pemecahan masalah,
pemecahan konflik, pengembangan konsep diri, dan aspek-aspek lainnya.

Kedua, unsur pendukung. Unsur n berkatan dengan proses pengembangan nteraks
yang dapat menumbuhkan kemampuan peserta didik untuk mempelajari perilaku baru
bak secara kogntf, afektf, maupun pskomotork. Dalam bmbngan, dkenal dengan
strandar kompetens kemandran peserta ddk bak secara pengenalan, akomodatf
serta tndakan. Dengan kata lan, unsur pendukung n berkatan dengan upaya guru
dalam pengembangan ; (1) relasi jaringan kerja yang bisa menyentuh peserta didik dan
memungknkan peserta ddk mengembangkan kemampuannya, dan (2) keterlbatan
seluruh peserta ddk d dalam proses nteraks.

Ketga, unsur penghargaan. Esens unsur n terletak pada penlaan dan pemberan
balkan yang dapat memperkuat pembentukkan perlaku baru. Penlaan dan balkan
ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan
untuk mengidentifikasikan kesulitan yang dihadapi peserta didik, dan perbaikan serta
penguatan (reinforcement), dlakukan untuk membentuk pola-pola baru yang dutarakan
pada unsur peluang d atas.

Agar pengembangan lingkungan belajar dan layanan bimbingan dapat diberikan secara
sstematk perlu dkembangkan atau drumuskan program bmbngan dan konselng.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, slahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Jelaskan dengan kata-kata sendiri, bagaimana keterkaitan antara tujuan bimbingan


dan konselng perkembangan dengan tugas-tugas perkembangan yang harus dkuasa
oleh peserta ddk!
2. Amnah, seorang peserta ddk kelas 3 SD. Akhr-akhr n, nla hasl ulangan
matematkanya rendah. Dar berbaga nformas dketahu, nlanya rendah tu
dsebabkan oleh Amnah yang tdak dapat berkonsentras pada saat guru menerangkan,
padahal Amnah seorang peserta ddk yang cerdas. Andakata Anda sebaga guru
Amnah, slahkan Anda plh pendekatan mana yang palng relevan untuk menangan
kasus tersebut dan kemukakan strateg bmbngan yang palng tepat.

Bimbingana dan Konseling


34
3. Dalam kasus d atas, kemukakan unsur peluang dan pendukung yang untuk
keterlaksanaan layanan bmbngan serta bentuk penghargaan yang bagamana yang
akan Anda berikan untuk meningkatkan prestasi belajar Aminah ?

RANGKUMAN
1. Ada empat pendekatan dalam bmbngan yang dlaksanakan d MI, yatu: krss,
remedal, preventf dan perkembangan. Strateg yang dgunakan dsesuakan dengan
permasalahan yang dalam oleh peserta ddk serta pendekatan yang dgunakan.
2. Esens strateg untuk membantu peserta ddk mengembangkan dan menguasa
perilaku yang diharapkan terletak pada pengembangan lingkungan belajar yang
memungknkan peserta ddk memperoleh perlaku baru yang efektf.
3. Dalam suatu lngkungan perkembangan akan mengandung unsur-unsur : peluang,
pendukung dan penghargaan.

Bimbingana dan Konseling 35


TES FORMATIF 3

1. Seorang guru yang mengajari peserta didik nya untuk bersikap toleran dan memahami
orang lan sehngga dapat mencegah munculnya perlaku agresf, merupakan contoh
dar pendekatan….
a. Pendekatan krss
b. Pendekatan remedal
c. Pendekatan preventf
d. Pendekatan perkembangan

2. Pendekatan yang berttk tolak pada tahap-tahap perkembangan peserta ddk,


kebutuhan dan mnat, membantu peserta ddk mempelajari keterampilan hidup
merupakan pengertan dar pendekatan…
a. Pendekatan krss
b. Pendekatan remedal
c. Pendekatan preventf
d. Pendekatan perkembangan

3. Pendekatan perkembangan, merupakan pendekatan yang tepat dgunakan dalam


pelaksanaan layanan bmbngan dan konselng d sekolah, karena :
a. Tujuan perkembangan dan tujuan bimbingan sama.
b. Membantu peserta didik mempelajari keterampilan sesuai dengan tahap-tahap
perkembangan, kebutuhan serta mnat.
c. Bmbngan selalu berkembang kelmuannya.
d. Peserta ddk dan guru MI sama-sama sedang berkembang

4. Berkut dkemukakan contoh permasalahan murd yang dapat dbantu dengan


menggunakan pendekatan krss :
a. Anta yang bertengkar dengan teman sekelasnya.
b. Salma yang ngn berlath bernyany karena suaranya bagus
c. Ilyas yang berlath karate untuk supaya tdak ada teman yang mengganggunya.
d. Zah yang bersolek karena ngn dperhatkan oleh teman sekelasnya

5. Berkut dkemukakan contoh permasalahan peserta ddk yang dapat dbantu dengan
menggunakan pendekatan remedal, kecual …
a. Nanda prestasi belajar matematikanya tinggi
b. Ldya membaca pusnya bagus
c. Ima belum dapat menuls dengan lancar
d. Yun dapat berolah raga dengan bak

Bimbingana dan Konseling


36
6. Peserta ddk kelas 5, sedang mendskuskan tentang kegatan-kegatan ekstra
kurkuler yang dapat dlakukan untuk menyalurkan bakat yang mereka mlk. Strateg/
teknk tersebut termasuk ke dalam pendekatan …
a. Pendekatan krss
b. Pendekatan remedal
c. Pendekatan preventf
d. Pendekatan perkembangan

7. Menurut Havghurst, kegagalan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan


dapat menmbulkan hal-hal dbawah n. Kecual…
a. Penolakan oleh masyarakat.
b. Rasa tdak bahaga.
c. Rasa kebahagaan yang mendalam.
d. Kesultan dalam menghadap tugas-tugas berkutnya.

8. Dalam suatu lngkungan perkembangan akan mengandung unsur-unsur…


a. Peluang, pendukung, keuntungan
b. Pendukung, penghargaan, kekeluargaan
c. Penghargaan , peluang, kekeluargaan
d. Peluang, pendukung, penghargaan

9. Seorang anak diberi pujian oleh gurunya karena telah menolong temannya yang jatuh.
Skap guru termasuk termasuk ke dalam unsur….
a. Penghargaan
b. Pendukung
c. Peluang
d. Perkembangan

10. Esens strateg untuk membantu peserta ddk mengembangkan dan menguasa
perlaku yang dharapkan terletak pada pengembangan :
a. Lngkungan yang sehat
b. Lingkungan belajar
c. Lngkungan keluarga
d. Lngkungan masyarakat

Bimbingana dan Konseling 37


KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

TES FORMATIF 1
1. A

2. C

3. A

4. B

5. B

6. A

7. B

8. D

9. A

10. C

TES FORMATIF 2
1. C

2. A

3. D

4. B

5. D

6. C

7. A

8. C

9. B

10. D

Bimbingana dan Konseling


38
TES FORMATIF 3
1. C

2. D

3. B

4. A

5. C

6. D

7. C

8. D

9. A

10. B

Bimbingana dan Konseling 39


Bimbingana dan Konseling
40
BAHAN BELAJAR MANDIRI

PEMAHAMAN
PESERTA DIDIK MI/SD
2

Bimbingana dan Konseling 41


Bimbingana dan Konseling
42
PEMAHAMAN PESERTA DIDIK MI/SD

PENDAHULUAN
Dalam bahan belajar mandiri kedua ini, Anda akan diperkenalkan dengan konsep
pemahaman peserta ddk MI. Pembahasan akan dfokuskan pada aspek-aspek pemahaman
peserta ddk , strateg dan teknk tes untuk pemahaman peserta ddk serta strateg dan
teknk non untuk pemahaman peserta ddk.

Setelah Anda membaca bahan belajar mandiri ini, diharapkan Anda dapat :
1. Mengurakan dengan kata-kata sendr aspek-aspek pemahaman peserta ddk.
2. Menjelaskan strategi dan teknik tes untuk pemahaman peserta didik.
3. Menjelaskan strateg dan teknk non untuk pemahaman peserta ddk.

RUANG LINGKUP MATERI


1. Aspek-aspek pemahaman peserta ddk.
2. Strateg dan teknk tes untuk pemahaman peserta ddk.
3. Strateg dan teknk non untuk pemahaman peserta ddk.

PETUNJUK BELAJAR
Agar Anda Memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan petunjuk
berkut:

1. Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh
terlebh dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian mempelajari
bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu berilah tanda khusus pada
bagan yang Anda anggap pentng.
3. Apabla ada bagan yang tdak atau kurang Anda mengert maka berlah tanda lan dan
catat dalam buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tutoral
tatap muka.
4. Buatlah kesmpulan dalam kata-kata Anda sendr dar keseluruhan bahan yang Anda
baca dalam bahan belajar mandiri ini.
5. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia.

Bimbingana dan Konseling 43


Bimbingana dan Konseling
44
1

ASPEK-ASPEK PEMAHAMAN PESERTA DIDIK

A. Pentingnya Pemahaman Peserta Didik dalam Bimbingan dan Konseling


Pemahaman akan objek yang akan dikerjakan dituntut hampir pada semua jenis
pekerjaan. Demikian juga, manakala seorang pembimbing, dalam hal ini seorang guru MI
apabla hendak memberkan layanan bmbngan dan konselng, maka perlu pemahaman
yang mendalam akan peserta ddk yang akan dbmbngnya. Perkembangan perlaku
yang efektf dapat dlhat dar tngkat pencapaan tugas-tugas perkembangan dalam
setap tahapan perkembangan. Oleh karena tu, untuk memaham karakterstk peserta
ddk MI sebaga dasar untuk pengembangan program bmbngan d MI dfokuskan
pada pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Mengkaji tugas-tugas perkembangan
merupakan hal yang penting dan menjadi dasar bagi pengembangan dan peningkatan
mutu layanan bmbngan.

Salah satu hal pentng yang perlu dperhatkan dalam memberkan bmbngan adalah
memaham peserta ddk secara keseluruhan, bak masalah yang dhadapnya maupun latar
belakang prbadnya. Dengan data yang lengkap, pembmbng akan dapat memberkan
layanan bmbngan kepada peserta ddk secara tepat atau terarah. Upaya memaham
prbad murd merupakan salah satu langkah layanan bmbngan yang harus dlakukan
oleh pembmbng. Untuk memperoleh data peserta ddk yang lengkap, dperlukan teknk
atau cara tertentu yang memada.

Pemahaman peserta ddk mencakup pemahaman tentang potens, kemampuan,


karakterstk, kebutuhan dan masalah-masalah yang dhadapnya. Pemahaman tersebut
akan menjadi dasar memilih alternatif strategi dan teknik bimbingan yang diberikan
kepada peserta ddk tersebut.

Pelaksanaan pemahaman ndvdu dalam kegatan bmbngan dan konselng,


berkatan erat dengan fungs dar bmbngan dan konselng tu sendr. Dalam fungs BK,
pemahaman ndvdu (understanding the individual) dan pencegahan dan pengembangan
(preventive and development) yatu untuk dapat melakukan pencegahan peserta ddk MI
terhadap perlaku/ kegatan ke arah yang negatf atau menympang terlebh dahulu perlu
pemahaman terhadap potens, kekuatan, kelemahan, kecenderungan-kecenderungan
yang dmlk oleh peserta ddk. Demikian juga untuk fungsi pengembangan, perlu

Bimbingana dan Konseling 45


pemahaman terhadap kekuatan dan kelemahan yang ada d dalam dr peserta ddk
dan yang ada d lngkungannya. Agar potens-potens dan kekuatan peserta ddk dapat
tersalurkan dengan tepat dan berkembang optmal maka perlu pemahaman tentang
kegiatan, program, objek, subjek, alat atau hal-hal lain yang ada di sekolah atau lingkungan
yang lebih luas yang dapat dijadikan sumber dan sarana pengembangan dan penyaluran
berbaga bakat dan mnat peserta ddk. Msalnya kegatan kegatan ekstra kurkuler
sekolah, hendaknya dapat menyalurkan potens dan kebutuhan peserta ddk.

Pemahaman individu juga mendasari pemberian bantuan penyesuaian diri. Bantuan


penyesuaan dr merupakan upaya untuk mencar keselarasan atau harmon antar
aspek-aspek yang ada dalam dr peserta ddk, antara aspek dalam dr peserta ddk
dengan luar dr peserta ddk, dengan lngkungannya, bak lngkungan sosal, budaya,
keagamaan, dll. Agar tercpta keselarasan perlu dketahu terlebh dahulu konds atau
keadaan dar setap aspek yang akan dselaraskan. Untuk tu dperlukan berbaga upaya
pemahaman, pemahaman dr dan luar dr ndvdu.

Pemecahan masalah sangat terkat erat dengan proses pengembangan, penyaluran


dan penyesuaan dr. Untuk pemecahan masalah yang tepat dan akurat, maka dperlukan
upaya pemahaman akan macam-macam bentuk masalah yang dhadap dengan berbaga
faktor yang melatarbelakangnya.

Terdapat keterkatan kegatan pemahaman ndvdu dengan langkah-langkah


bmbngan dan konselng. Secara umum, dalam pemberan layanan bmbngan dan
konselng ada tga langkah utama, yatu (1) dagnoss, (2) prognoss dan (3) treatment
atau terap.

Diagnosis merupakan langkah untuk mengetahu n masalah/ kesultan yang dhadap
oleh peserta ddk dan berbaga faktor yang melatarbelakangnya. Dalam dagnoss, guru
menganalisis masalah, menghubungkan satu gejala kesulitan dengan kesulitan lainnya,
antara kesultan dengan hal-hal yang melatarbelakangnya. Dar kegatan dagnoss akan
dperoleh n masalah. Penympulan nt masalah dengan hal-hal yang terkat d dalamnya
ddasarkan atas data yang dperoleh melalu berbaga kegatan pengumpulan data. Jad
langkah dagnoss sebenarnya merupakan langkah pemahaman peserta ddk tetap
lebh luas dan lebh lengkap sebab dalam pemahaman ndvdu, data yang dhmpun
dan dpaham lebh lengkap, mencakup semua aspek keprbadan, potens, kekuatan,
kelemahan, kesultan, masalah dan hambatan yang dhadap.

Langkah selanjutnya, berdasarkan hasil diagnosis, guru melakukan prognosis dan


treatment/ terapi. Dalam kegiatan prognosis, guru memperkirakan/ menentukan jenis
bantuan yang diberikan berdasarkan atas jenis dan tingkat kesulitan/masalah yang
dhadap. Setelah tu dlaksanakan treatment/ terap.

Dengan demkan untuk dapat memaham peserta ddk secara komprehensf


dperlukan pengumpulan data sebaga layanan pertama dalam kegatan bmbngan dan

Bimbingana dan Konseling


46
konselng sebab untuk memberkan layanan-layanan lannya serngkal dperlukan data
terlebh dahulu.

B. Prinsip-Prinsip Pengumpulan dan Penyimpanan Data


Data, dalam program bmbngan dan konselng mempunya fungs yang sangat pentng.
Oleh karena tu, program pengumpulan dan penympanan data hendaknya lengkap,
relevan, akurat, efisien dan efektif.

Berikut akan dijelaskan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Kelengkapan data
Data yang lengkap akan mendukung kelancaran dan keberhaslan pemberan layanan
bmbngan dan konselng. Data yang dkumpulkan hendaknya mencakup data :
potens dan kekuatan atau kecakapan-keteramplan yang dmlk; aspek ntelektual,
sosial, emosional, fisik, dan motorik; kebutuhan, tantangan, ancaman dan masalah
yang dhadap; karakterstk permanen ataupun temporer; data prbad, keluarga dan
masyarakat sektar; data tentang konds saat n, masa lalu dan rencana masa yang
akan datang, dan lan-lan.
2. Relevans data
Untuk pelaksananaan layanan bmbngan dan konselng dbutuhkan data yang lengkap,
tetap walaupun demkan tdak sembarangan data dkumpulkan dan dsmpan. Data
yang dhmpun hendaknya data yang sesua atau relevan dengan kebutuhan layanan
bmbngan dan konselng supaya dapat danalss, dpadukan, dan dkelompokkan
sesuai dengan karakteristik dan tuntutan masing-masing jenis layanan.
3. Keakuratan data
Data yang akurat berhubungan dengan prosedur dan teknk pengumpulan data.
Empat hal yang berkenaan dengan pengumpulan data n, yatu :
a. Validitas data, menunjukkan ketepatan data yang dikumpulkan benar-benar
menggambarkan aspek atau seg yang dkumpulkan. Msalnya, apabla data
tentang keprbadan peserta ddk, maka data yang dkumpulkan adalah benar-
benar mengurakan tentang gambaran keprbadan peserta ddk.
b. Validitas instrumen, menunjukkan ketepatan teknik dan instrumen yang
dgunakan, bak dengan menggunakan tes maupun non tes.
c. Proses pengumpulan data yang benar, terutama yang sfatnya menghmpun
data, hendaknya dilaksanakan secara objektif yaitu mengungkapkan data
sebagamana adanya. Data dkumpulkan secara sstemats, aspek dem aspek dan
telt sehngga tdak ada data yang terlewat, tercecer atau terlupakan.
d. Analisis data yang tepat, untuk kepentngan layanan bmbngan dan konselng
basanya teknk analss data lebh sederhana. Teknk analss data yang dgunakan
terutama yang mengarah pada pencaran kecenderungan sentral (persentase,
modus, mean).

Bimbingana dan Konseling 47


4. Efisiensi penyimpanan data
Data yang sudah diolah, selanjutnya disimpan dalam kartu atau buku catatan pribadi
(cummulative record). Sekarang data tersebut dsmpan secara elektronk dalam
komputer (soft file/ CD) sehngga tdak memerlukan tempat yang banyak dan ruang
data yang luas. Penympanan data dalam komputer tergantung pula pada dukungan
sstem sekolah yang bersangkutan. Dalam penympanan datapun hendaknya
sstemats sesua dengan kebutuhan supaya mudahnya untuk mencar data yang
dperlukan untuk kepentngan pemberan layanan bmbngan.
5. Efektvtas penggunaan data
Data yang terseda hendaknya dapat memberkan dukungan terhadap pemberan
layanan bmbngan dan konselng, sehngga layanan tersebut dapat memberkan
dampak secara optmal.

C. Macam-Macam Data
Banyak sekal data yang dapat dkumpulkan dar peserta ddk. Data tersebut daat
dkelompokkan ke dalam :

1. Kecakapan :
a. Kecakapan Potensal (potential ability) : yang menunjukkan pada aspek kecakapan
yang mash terkandung dalam dr peserta ddk yang dperoleh secara herdter
(pembawaan kelahrannya), yang mungkn dapat merupakan :
1) Abltas dasar umum (general intelligence) atau kecerdasan secara umum
(ntelgens), kecerdasan emosonal, kecerdasan sprtual
2) Abltas dasar khusus dalam bdang tertentu (bakat, aptitudes) : blangan,
(numerical abilities), bahasa (verbal abilities), tlkan ruang (spatial abilities),
tlkan hubungan sosal (social abilities) serta gerak motors (motorical/ kinestetic
abilities).

b. Kecakapan aktual (actual ability) yang menunjukkan pada aspek kecakapan yang
segera dapat didemostrasikan dan diuji sekarang juga karena merupakan hasil belajar
peserta ddk dengan cara, bahan, dan dalam hal tertentu yang telah dijalaninya.
Misalnya prestasi belajar, keterampilan, kreativitas

2. Kepribadian :
a. Fisik dan kesehatan : kondisi fisik, panca indra, kesehatan, kebugaran, penyakit
menetap/ lama diderita, alergi, cacat fisik, dll.
b. Pskhs :
1. Aku (self) dan kesadaran dr, kesehatan mental, kemandran.
2. Afektf : Emos (perasaan, smpat, empat, senang, rasa bersalah, takut/ cemas/
khawatr, marah dan permusuhan), skap, mnat, motvas.

Bimbingana dan Konseling


48
3. Karakter, watak dan temperamen.
4. Kebiasaan : hidup, belajar, bekerja, kebiasaan buruk, dll.
5. Hubungan sosial : interaksi, penyesuaian diri, penolakan, komunikasi, kerjasama,
kelompok sebaya, bahasa, kepemimpinan, disiplin, tanggung jawab, konformitas.
6. Aspirasi sekolah dan pekerjaan, cita-cita, harapan masa depan, rencana lanjutan
stud, dll.
a. Kegatan : ekstra kurkuler (pengembangan bakat dan mnat), sosal.
b. Keunggulan-keunggulan dalam bdang : akademk, keagamaan, olah raga, kesenan,
keteramplan, sosal, dll.
b. Pengalaman stmewa dan prestas yang telah drah.
c. Latar belakang (keluarga : konds ekonom keluarga, status sosal keluarga,
hubungan sosal pskologs)
d. Agama dan moral.
e. Lngkungan masyarakat.

Data d atas dkumpulkan dengan menggunakan teknk-teknk yang dkelompokkan


menjadi dua, yaitu teknik tes (sifatnya mengukur/ measurement) dan non tes (sfatnya
menghmpun, mendeskprskan).

Bimbingana dan Konseling 49


LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, slahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Coba Anda jelaskan kegunaan pemahaman peserta didik dalam langkah-langkah


bmbngan dan konselng (dagnoss, prognoss dan treatment/terap) ?
2. Mengapa dalam pengumpulan dan penympanan data harus lengkap, relevan, akurat,
efisien serta efektif ?
3. Jelaskan krtera data yang akurat sehngga dapat dgunakan secara tepat dalam
pemberan layanan bmbngan dan konselng !
4. Data-data apa saja yang dapat dikumpulkan dari seorang peserta ddk?

RANGKUMAN
1. Keberhaslan proses bmbngan d sekolah dasar antara lan dtentukan oleh ketepatan
pemahaman pembmbngan terhadap karakterstk perkembangan peserta ddk yang
datanya dperoleh dengan menggunakan teknk tes dan non tes.
2. Data yang dkumpulkan dalam dangka pemahaman peserta ddk dgunakan sebaga
dasar untuk melakukan langkah-langkah bmbngan (dagnoss, prognoss serta
treatment/ terapi) selanjutnya.
3. Pengumpulan dan penympanan data hendaknya lengkap, relevan, akurat (valdtas
data, valdtas nstrumen, proses pengumpulan data yang benar serta analss data
yang tepat), efisien dan efektif.
4. Data yang dkumpulkan dapat dkelompokkan dalam dua kategor, yatu : kecakapan
dan keprbadan peserta ddk.

Bimbingana dan Konseling


50
TES FORMATIF 1
1. Hal esens yang pertama hendaknya dlakukan oleh guru yang akan memberkan
layanan bmbngan dan konselng adalah :
a. Membaca buku-buku bmbngan dan konselng.
b. Memaham secara mendalam peserta ddk yang akan dbmbngnya.
c. Memberkan bantuan dengan tepat.
d. Mengevaluas kegatan bmbngan yang telah dlakukannya.

2. Untuk dapat melakukan pencegahan supaya peserta ddk tdak melakukan hal-hal
yang negatf maka dperlukan pemahaman terhadap potens, kekuatan, kelemahan
serta kecenderungan yang dmlk peserta ddk. Dalam hal n kegatan pemahaman
data berkatan dengan fungs bmbgan …
a. Understandng the ndvdual
b. Preventve
c. Development
d. Kuratve

3. Keteraktan fungs pengembangan dengan kegatan pengumpulan data/ pemahaman


peserta ddk, terlhat dalam kegatan bmbngan berkut …
a. Pembentukkan kelompok belajar peserta didik berdasarkan abjad dalam absen.
b. Penempatan tempat duduk peserta ddk d ruang kelas berdasarkan kengnan
murd.
c. Penggunaan metoda mengajar yang sesuai dengan kemampuan guru.
d. Kegatan ekstra kurkuler sekolah hendaknya dapat menyalurkan potens dan
kebutuhan peserta ddk.

4. Langkah bmbngan yang memanfaatkan data guru mengetahu masalah/ kesultan


yang dhadap oleh peserta ddk dan berbaga faktor yang melatarbelakangnya.
Langkah tersebut dsebut dengan …
a. Dagnoss
b. Prognoss
c. Treatment
d. Terap

5. Data yang lengkap akan mendukung kelancaran dan keberhaslan pemberan layanan
bmbngan. Hal tersebut termasuk ke dalam prnsp :
a. Keakuratan data
b. Kelengkapan data
c. Efisiensi data
d. Efektvtas data

Bimbingana dan Konseling 51


6. Hal-hal berkut merupakan crr keakuratan data, kecual :
a. Valdtas data
b. Valdtas sntrumen
c. Proses pengumpulan data yang benar
d. Analss data menggunakan teknk komputer

7. Dewasa ini, penyimpanan data sudah canggih dalam komputer (soft file/ CD).
Walaupun demkan penympanan yang konvensonalpun mash dpertahankan
dengan mengkut prnsp berkut :
a. Terlhat penympanan data yang kongkrt
b. Sstemats sesua dengan kebutuhan supaya mudah untuk mencar data yang
dperlukan
c. Dapat disimpan di mana saja
d. Mudah menggunakannya kalau dsmpan dalam bentuk buku/kartu

8. Banyak sekal data peserta ddk yang dapat dkumpulkan dar peserta ddk, yang
dapat dkelompokkan ke dalam dua kelompok besar yatu :
a. Intelegens dan bakat
b. Potensal dan actual
c. Prbad dan lngkungan
d. Kecakapan dan keprbadan

9. Berkut dkemukakan data keprbadan peserta ddk, kecual :


a. Kebiasaan belajar
b. Hubungan sosal
c. Nla rapot
d. Pengalaman stmewa

10. Teknk untuk mengumpulkan data peserta ddk, dkelompokkan ke dalam dua
kategor besar, yatu…
a. Tes Bnet dan tes Smon
b. Teknk tes dan non tes
c. Tes IQ dan tes bakat
d. Tes lsan dan tulsan

Bimbingana dan Konseling


52
BALIKAN & TINDAK LANJUT
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudan gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

RUMUS

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tngkat penguasaan = _______________________________________ X 100 %
10

Art tngkat penguasaan yang Anda capa :


90 % - 100% : bak sekal
80 % - 89% : bak
70% - 79 % : cukup
< 70% : kurang

Apabla tngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau lebh, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.

Bimbingana dan Konseling 53


Bimbingana dan Konseling
54
2

STRATEGI , TEKNIK DAN TEKNIK TES


UNTUK PEMAHAMAN PESERTA DIDIK

Teknik tes atau sering juga disebut sistem testing merupakan usaha pemahaman murid
dengan menggunakan alat-alat yang bersfat mengukur atau mentes. Peters & Shertzer
(1971: 349) mengartkan tes sebaga suatu prosedur yang sstemats untuk mengobservas
(mengamat) tngkah laku ndvdu, dan menggambarkan (mendeskrpskan) tngkah laku
tu melalu skala angka atau sstem kategor.

Pengumpulan data testng, sfatnya mengukur atau pengukuran (measurement),


menggunakan nstrumen yang standar dan akan menghaslkan skor atau angka-angka
hasil ukur yang menunjukkan tingkat kemampuan, atau kekuatan dari aspek yang diukur
dengan berpegang pada standar tertentu

Secara keseluruhan macam tes untuk keperluan bmbngan dan konselng,


dkelompokkan ke dalam empat kelompok tes, yatu : tes kecerdasan, tes bakat, dan tes
hasil belajar.

1. Tes Kecerdasan.
Kecerdasan dapat dartkan sebaga kemampuan berpkr yang bersfat abstrak. Dapat
juga diartikan sebagai kemampuan umum individu (peserta didik) untuk berprilaku yang
jelas tujuannya; berpikir rasional; dan berhubungan dengan lingkungannya secara efektif
(Shertzer & Stone, 1971 : 239). Singgih D. Gunarsa (1991) mengemukakan beberapa
rumusan kecerdasan, yatu sebaga berkut :

1. Kecerdasan merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang (peserta ddk) yang


memungknkan memperoleh lmu pengetahuan dan mengamalkan lmu tersebut
dalam hubungannya dengan lngkungan dan masalah-masalah yang tmbul.
2. Kecerdasan adalah suatu bentuk tngkah laku tertentu yang tampl dalam kelancaran
tngkah laku.
3. Kecerdasan melput pengalaman-pengalaman dan kemampuan bertambahnya
pengertan dan tngkah laku dengan pola-pola baru dan mempergunakannya secara
efektf.

Bimbingana dan Konseling 55


Dengan demkan, tes kecerdasan tu tdak lan adalah prosedur yang sstemats
dengan menggunakan nstrumen untuk mengetahu kemampuan umum ndvdu terutama
menyangkut kemampuan berpkrnya. Nana Syaodh S. (2007 : 198), menegaskan bahwa
yang dukur dalam tes kecerdasan adalah kecakapan yang berkenaan dengan kemampuan
untuk memaham, menganalss, memecahkan masalah, dan mengembangkan sesuatu
dengan menggunakan rasio atau pemikirannya. Melalui tes ini akan diketahui kualifikasi/
tngkat kecerdasan (IQ) murd.

Lebih jelasnya gambaran tingkat kecerdasan (IQ) dengan klasifikasinya, dapat dilihat
d bawah n :

TABEL 2.1
KLASIFIKASI KECERDASAN INDIVIDU (PESERTA DIDIK)

KELAS INTERVAL SKOR IQ KLASIFIKASI


140-ke atas Genius (Luar biasa)
120-139 Very Superor (Sangat cerdas)
110-119 Superor (Cerdas)
90-109 Normal (Average)
80-89 Dull (Bodoh)
70-79 Border Lne (Batas Normal)
50-69 Morrons (Debel)
30-49 Embcle (Embsel)
Dbawah 30 Idot

Keterangan dar tabel d atas adalah sebaga berkut :


a. Superior atau genius adalah peserta ddk yang dapat bertindak jauh lebih cepat dan
dengan kemudahan dbandngkan dengan peserta ddk yang lannya;
b. Normal adalah peserta ddk yang rata-rata atau pada umumnya dapat bertndak
basa dengan kecepatan, ketepatan, dan kemudahannya sepert tampak pada sebagan
besar anggota kelompoknya menurut batasan-batasan waktu dan tngkat kesukaran
yang telah dtetapkan;
c. Sub-normal atau mentally deffective atau mentally retarded adalah peserta ddk yang
bertindak jauh lebih lambat kecepatannya, dan jauh lebih banyak ketidaktepatannya
dan kesultannya, dbandngkan dengan peserta ddk yang lan yang secara lebh
teliti lagi dibedakan lebih lanjut ke dalam kategori peserta ddk:
1) Debil (moron) yang mash mendekat peserta ddk normal yang berusa sektar 9
– 10 tahun;
2) Imbecil mendekat peserta ddk normal sektar usa 5 – 6 tahun;

Bimbingana dan Konseling


56
3) Idiot mendekatu peserta ddk normal berusa d bawah 4 tahun.

Untuk mengetahu kecenderungan tngkat kecerdasan peserta ddk, dantaranya


dapat dgunakan Test Bnet-Smon (verbal test), yang dpersapkan untuk anak yang
berusa mula 3 (tga) tahun sampa dengan 15 (lma belas) tahun. Tes Bnet-Smon,
memperhatkan dua hal berkut :

Pertama, umur kronologs (cronological age dsngkat CA); yatu umur seseorang
(peserta ddk) sebagaimana yang ditunjukkan dengan tanggal kelahirannya atau lamanya
ia hidup sejak tanggal lahirnya.

Kedua, umur mental (mental age dsngkat MA); yatu umur kecerdasan sebagamana
yang ditunjukkan oleh hasil tes kemampuan akademik.

Dengan demikian tingkat intelegensi ditunjukkan dengan perbandingan kecerdasan


atau dsebut dengan stlah ”Intelligence Quotient” yang basa dsngkat IQ. Perbandngan
kecerdasan tu adalah umur mental dbandngkan dengan umur kronologs, sehngga
dperoleh rumus sebaga berkut :

IQ = MA : CA, atau dapat dtulskan :

IQ = MA x 100

CA

Apabla tes tersebut dberkan kepada umur tertentu dan peserta ddk dapat
menjawab dengan betul seluruhnya, berarti umur kecerdasannya (MA) sama dengan
umur kalender (CA), maka nka IQ yang ddapat peserta ddk tersebut sama dengan 100.
Nla n menggambarkan kemampuan peserta ddk yang normal. Peserta ddk yang
berumur, misalnya 6 tahun hanya dapat menjawab tes untuk anak umur 5 tahun, akan
ddapat nla IQ d bawah 100 dan a dnyatakan sebaga peserta ddk berkemampuan d
bawah normal; sebaliknya bagi peserta didik umur 5 tahun tetapi telah dapat menjawab
dengan benar tes yang dperuntukkan bag anak umur 6 tahun, maka nla IQ peserta
ddk tersebut tu d atas 100, dan a dkatakan sebaga peserta ddk yang cerdas.

Selan teknk tes d atas, mash terdapat tes kecerdasan lannya sepert Test PM
(Progressive Matrices), yatu alat yang mengukur ntelgens secara non-verbal yang
dberkan kepada anak yang berusa dantara 9-15 tahun. (Rch & Anderson, dalam
Anne Anastas, 1988). Tes n menggunakan gambar sebaga butr-butr soalnya, karena
menggunakan gambar maka dapat dgunakan bag peserta ddk yang belum dapat
membaca dan menuls. Ada dua macam tes PM, yatu tpe pertama PM berwarna bag
peserta ddk sampa usa 10 tahun dan PM tdak berwarna untuk usa 11 tahun ke atas.

Bimbingana dan Konseling 57


2. Tes Bakat
Tdak dapat dpungkr bahwa terdapat perbedaan antara peserta ddk yang satu
dengan peserta ddk yang lan dalam tngkat kemampuan atau prestas mereka dalam
bdang musk, sen, mekank, pdato, kepemmpnan, dan olah raga serta bdang-bdang
lannya. Bmbngan dan konselng hendaknya drancang tdak hanya memperhatkan
kemampuan peserta ddk untuk belajar tetapi juga perlu mempertimbangkan kecakapan
khusus atau bakat peserta ddk. Bakat merupakan kemampuan khusus peserta ddk
yang dapat berkembang melalui belajar atau latihan.

Seorang peserta ddk yang kurang berprestasi dalam mata-mata pelajaran tertentu,
mungkn bukan dsebabkan karena kecerdasannya rendah, tetap karena kurang berbakat
dalam mata pelajaran tersebut.

Tes bakat atau apttude tes, mengukur kecerdasan potensal yang bersfat khusus
peserta ddk. Ada dua jenis bakat, yaitu bakat sekolah (scholastic aptitude) dan bakat
pekerjaan-jabatan (vocatinal aptitude). Bakat sekolah berkenaan dengan kecakapan
potensial khusus yang mendukung penguasaan bidang-bidang ilmu atau mata pelajaran.
Sedangkan bakat pekerjaan-jabatan berkenaan dengan kecakapan potensial khusus yang
mendukung keberhasilan dalam pekerjaan. Hasil pengukuran bakat sangat penting, baik
bagi penguasaan bidang-bidang ilmu, perencanaan pembelajaran, dan lanjutan studi,
maupun bagi perencanaan, pemilihan dan persiapan jabatan-karir.

Untuk mengetahu bakat peserta ddk, telah dkembangkan beberapa macam tes,
sepert:

1) Rekonik. Tes n mengukur kemampuan fungs motork, perseps dan berpkr
mekans.
2) Tes Bakat Musik. Tes n mengukur kemampuan peserta ddk dalam aspek-aspek
suara, nada, rtme, warna buny dan memor.
3) Tes Bakat Artistik. Tes n mengukur kemampuan menggambar, meluks dan merupa
(mematung).
4) Tes Bakat Klerikal (perkantoran). Tes n mengukur kemampuan ”kecepatan dan
keteltan”.
5) Tes Bakat yang Multifaktor. Tes bakat mengukur berbaga kemampuan khusus,
yang telah lama dgunakan adalah DAT (Differential Attitude Test). Tes n mengukur
delapan kemampuan khusus, yatu :
a) Berpkr verbal, yang mengungkapkan kemampuan nalar yang dnyatakan secara
verbal;
b) Kemampuan blangan, yang mengungkap kemampuan berpkr dengan
menggunakan angka-angka;
c) Berpkr abstrak, yang mengungkap kemampuan nalar yang dnyatakan dengan
menggunakan berbaga bentuk dagram, yang bersfat non-verbal atau tanpa
angka-angka;

Bimbingana dan Konseling


58
d) Hubungan ruang, vsualsas dan perseps, yang mengungkap kemampuan untuk
membayangkan dan membentuk gambar-gambar dari objek-objek dengan hanya
melhat gambar d atas kertas yang rata;
e) Kecepatan dan keteltan, yang mengungkapkan kemampuan keteltan dan
kecepatan seseorang dalam membandngkan dan memperhatkan daftar tertuls,
sepert nama-nama, atau angka-angka;
f) Berpkr mekank, yang mengungkapkan kemampuan serta pemahaman mengena
hukum-hukum yang mendasar alat-alat, mesn-mesn dan gerakan-gerakannya;
g) Penggunaan bahasa-pengucapan, yang mengungkap kemampuan mengeja kata-
kata umum;
h) Penggunaan bahasa-menyusun kalmat, yang mengungkap kemampuan pemakaan
kata-kata dalam kalmat, sepert tanda baca dan tata bahasa.

3. Tes Prestasi Belajar (Achievement Tests).


Tes prestasi belajar adalah suatu perangkat kegiatan atau alat yang dimaksudkan
untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya
dalam doman kogntf, afektf dan pskomotor. Nana Syaodh S. (2007 : 201), menegaskan
bahwa tes pretasi belajar mengukur tingkat penguasaan pengetahuan atau kemampuan
peserta didik berkenaan dengan bahan atau komptetensi yang telah dipelajarinya.

Shertzer & Stone (1971 : 235), mengemukakan bahwa penggunaan teknk tes
khususnya tes prestasi belajar bagi guru di MI bertujuan untuk :

a. Menilai kemampuan belajar peserta ddk.


b. Memberikan bimbingan belajar kepada peserta didik.
c. Mengecek kemajuan belajar peserta ddk.
d. Memahami kesulitan-kesulitan belajar peserta ddk.
e. Memperbaiki teknik mengajar guru.
f. Menilai efektifitas (keberhasilan) mengajar guru

Materi tes sesuai dengan mata-mata pelajaran yang telah diajarkan, baik yang
bersfat teorts maupun prakts. Pengukuran penguasaan mater yang bersfat teor
atau pengetahuan, umumnya menggunaka tes tertuls, bak berbentuk uraan/essay
ataupun tes objektif, atau mungkin adakalanya pula menggunakan tes lisan. Pengukuran
penguasaan kompetens atau mater yang bersfat praktk menggunakan tes perbuatan
dan atau penlaan hasl karya, bak karya tuls, rupa ataupun benda.

Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan
belajar murid. Tes n melput :

a. Tes dagnostk, yang drancang agar guru dapat menentukan letak kesultan peserta
ddk, dalam mata pelajaran yang diajarkannya, misalnya berhitung dalam Matematika,

Bimbingana dan Konseling 59


dan membaca dalam Bahasa Indonesa.
b. Tes prestasi belajar kelompok yang baku, dan
c. Tes prestasi belajar yang disusun oleh para guru, misalnya dalam bentuk ulangan
sehar-har.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, slahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Jelaskan dengan kata-kata sendr pengertan tes ?


2. Urakan karakterstk masng-masng peserta ddk sesuai dengan klasifikasi
kecerdasan yang dmlknya !
3. DAT sebagai tes yang bakat mengungkap aspek apa saja ?
4. Apa tujuan dilaksanakannya tes prestasi belajar di MI ?

RANGKUMAN
1. Keberhaslan proses bmbngan d sekolah dasar antara lan dtentukan oleh
ketepatan pemahaman pembmbngan terhadap karakterstk perkembangan murd
yang datanya dperoleh dengan menggunakan teknk tes dan non tes.
2. Teknk tes merupakan upaya pembmbng untuk memaham murd dengan
menggunakan alat-alat yang sfatnya mengukur (mentest). Tes dartkan sebaga
sebaga suatu prosedur yang sstemats untuk mengobservas dan menggambarkan
tngkah laku murd melalu skala angka atau sstem kategor.
3. Untuk keperluan bmbngan tes dkelompokkan ke dalam : tes kecerdasan, tes bakat
dan tes prestasi belajar.

Bimbingana dan Konseling


60
TES FORMATIF 2

1. Suatu prosedur yang sstemats untuk mengamat tngkah laku ndvdu (peserta
ddk) dan mendeskrpskan tngkah laku tu melalu skala angka atau sstem kategor
dsebut….
a. Teknk non tes
b. Wawancara
c. Catatan anekdot
d. Tes

2. Yang tdak termasuk kedalam empat kelompok tes, yatu…


a. Tes kecerdasan
b. Tes keprbadan
c. Tes Angket
d. Tes bakat

3. Manfaat dari penggunaan teknik tes (khususnya tes prestasi belajar) bagi guru
adalah….
a. Untuk mengukur fungs motork
b. Untuk mengukur kemampuan menggambar peserta ddk
c. Mengecek kehadran peserta ddk
d. Menilai keberhasilan mengajar guru

4. Bla seseorang peserta ddk memlk umur mental = 187 dan umur kronologs = 162,
maka ia termasuk klasifikasi….
a. Dull
b. Superor
c. Normal
d. Border lne

5. Tes untuk mengetahu bakat peserta ddk alah menggunakan tes…


a. DAT
b. IQ
c. Bnet-Smon
d. Achevement test

6. Yang tidak termasuk ke dalam tes prestasi belajar ialah ….


a. Tes dagnostk
b. Tes prestasi belajar kelompok yang baku
c. Dfferental Atttude Test

Bimbingana dan Konseling 61


d. Tes prestasi belajar yang disusun oleh guru

7. Tes bakat klerkal alah tes untuk mengukur….


a. Kemampuan ndvdu dalam aspek-aspek suara
b. Kemampuan kecepatan dan keteltan
c. Kemampuan menggambar, meluks, dan mematung
d. Kemampuan nalar

8. Tes yang bertujuan untuk mengetahui letak kesulitan peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu, disebut dengan tes …
a. Tes dagnostk
b. Tes proyeks
c. Tes objektif
d. Tes uraan

9. Berikut dikemukakan tujuan dari penggunaan tes prestasi belajar bagi guru MI bagi
kepentngan layanan bmbngan dan konselng, kecual :
a. Menilai kemampuan belajar peserta didik.
b. Mengecek kemajuan belajar peserta didik
c. Memamahi kesulitan-kesulitan belajar peserta didik
d. Menilai keberhasilan mengajar guru.

10. Alat yang mengukur ntelgens secara non-verbal yang dberkan kepada peserta
ddk berusa dantara 9-15 tahun alah…
a. Tes Bnet-Smon
b. Achevement test
c. Dfferental Atttude Test
d. Test Progressve Metrces

Bimbingana dan Konseling


62
BALIKAN & TINDAK LANJUT
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudan gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

RUMUS

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tngkat penguasaan = ___________________________ X 100 %

10

Art tngkat penguasaan yang Anda capa :

90 % - 100% : bak sekal

80 % - 89% : bak

70% - 79 % : cukup

< 70% : kurang

Apabla tngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau lebh, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.

Bimbingana dan Konseling 63


Bimbingana dan Konseling
64
3

STRATEGI DAN TEKNIK NON-TES


UNTUK PEMAMAHAM PESERTA DIDIK

Teknk non-tes merupakan prosedur pengumpulan data yang drancang untuk


memaham prbad peserta ddk, yang pada umumnya bersfat kualtatf. Teknk n tdak
menggunakan alat-alat yang bersfat mengukur, tetap hanya menggunakan alat yang
bersifat menghimpun atau mendeskripsikan saja. Dalam pelaksanaan penghimpunan
data tidak menggunakan instrumen yang standar, dalam arti telah dilakukan pengujian
valdtas, relabltas, serta analss butr soal dengan menggunakan data emprs dan
analss statstk. Akan tetap tetap berpegang pada prnsp-prnsp pengembangan
instrument secara standar, seperti mengacu pada kisi-kisi penyusunan instrument. Uji
valdtas emprs dlakukan dengan penlaan/ penmbangan (judgement) ahl.

Hasl penghmpunan data n, tdak berbentuk skor atau angka-angka yang
menunjukkan kualifikasi berdasarkan standar tertentu, tetpi berupa deskripsi atau
gambaran tentang sfat-sfat, karakterstk, tngkah laku, perstwa yang dalam oleh
peserta didik. Data dapat juga berupa angka-angka frekuensi atau persentase dan urutan
atau ranking. Data tertentu yang bersifat deskriptif-kualitatif dapat diubah menjadi data
kuanttatf.

Teknik ini terdiri dari atas beberapa macam jenis, seperti : (1) observasi, (2)
wawancara, (3) angket (quesioner), (4) catatan anekdot, (5) autobiografi, (6) sosiometri,
(7) stud kasus, (8) stud dokumentas, (9) konferens kasus, (10) gues who, (11) analss
hasil pekerjaan.

Berikut akan dijelaskan lebih rinci setiap teknik :

1. Observasi
Observasi (pengamatan), yatu teknk atau cara penghmpunan data untuk
mengamat suatu kegatan, perlaku atau perbuatan peserta ddk yang dperoleh
langsung dar kegatan yang sedang dlakukan peserta ddk. Data yang dkumpulkan
berupa fakta-fakta tentang perlaku dan aktvtas yang dapat damat atau yang nampak
dar luar, sedangkan aktvtas yang tdak tampak tdak dapat dperoleh melalu observas.

Bimbingana dan Konseling 65


Observas sfatnya mengamat, maka alat yang palng pokok dalam teknk n adalah panca
ndera, terutama ndera penglhatan.

Observas memlk cr-cr sebaga berkut.

a. Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu,


b. Drencanakan secara ssemats,
c. Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan,
d. Perlu dperksa keteltannya.
Teknik observasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, yaitu :

a. Observasi Sehari-hari (daily observatian), yatu observas yang tdak drencanakan


dengan seksama, tetapi dikerjakan sambil mengerjakan tugas rutin guru (mengajar),
juga tidak memiliki pedoman dan dilaksanakannya secara insidental terhadap tingkah
laku peserta didik yang menonjol atau menyimpang pada saat pembelajaran. Juga
tdak dpersapkan kapan akan dlakukan dan bagamana prosesnya. Hasl pencatatan
observas sehar-har n dsebut dengan catatab anekdot (anecdotal record). Mengena
catatan enekdot akan dibahas lebih mendalam bada bagian selanjutnya. Contoh : Guru
mengamat perlaku peserta ddk pada saat mengikuti pelajaran sehari-hari, baik di
kelas maupun d luar kelas.
b. Observasi Sistematis (systematic observation) yatu observas yang drencanakan
dengan seksama, serta memiliki pedoman yang berisi tujuan, tempat, waktu dan
butr-butr pertanyaan yang menggambarkan tngkah laku murd yang dobservas.
Jumlah peserta ddk yang dobservas sebaknya tdak terlalu banyak, dealnya
seorang peserta ddk saja, tetapi maksimal 3 peserta ddk. Apabla observas
dilakukan terhadap kelompok, maka sebaiknya satu kelompok saja, sehingga dapat
dlakukan observas secara cermat bak terhadap kelompok sebaga keseluruhan
maupun masng-masng anggota kelompok.
c. Observasi Partisipatif (participative observation), yatu observas dmana observer
(guru) berada dalam stuas yang sedang damat atau turut serta melakukan apa yang
dikerjakan oleh para peserta didik. Contoh : Guru mengamati perilaku peserta didik
tertentu pada saat proses belajar-mengajar berlangsung, kegiatan ekstra kurikuler,
karyawsata, lathan olar raga, dan lan-lan. Observas patspas menggunakan
pedoman observas. Beberapa keuntungan dar observas partspas, adalah peserta
ddk tdak mengetahu kalau drnya sedang dobservas sehngga tetap menamplkan
perilaku yang natural/alamiah/wajar, serta obeservasi dilakukan dalam relasi yang
telah salng mengenal sehngga dapat melenggap data yang dperoleh sebelumnya.
Adapun kelemahannya dantaranya karena guru harus melakukan dua kegatan
sekalgus, maka keteltan observas sedkt terganggu. Pencatatan hasl observas
serngkal tdak dapat dlakukan pada saat observas dlaksanakan dan dapat
mengakibatkan catatan menjadi tidak lengkap dan banyak yang terlupakan, sehingga
dapat mengurang kesempurnaan pencatatan.

Bimbingana dan Konseling


66
d. Observasi Non-partisipatif (non participative observation), yatu observas dmana
observer (guru) tdak turut atau berada dalam stuas kegatan peserta ddk. Contoh :
Guru mengamati tingkah laku seorang peserta didik yang sedang belajar dengan guru
lain, mengerjakan tugas di perpustakaan, bermain di halaman sekolah. Observasi
npun dlengkap dengan pedoman wawancara. Beberapa kebakan observas
ini adalah pengamatan dan pencatatan lebih teliti karena guru tidak mengerjakan
pekerjaan lain. Sedangkan kelemahannya adalah mungkin murid mengetahui bahwa ia
sedang dobservas, mereka akan memperlhatkan perlaku yang tdak sesungguhnya.
Untuk itu, observasi hendaknya dilakukan dari jauh, walaupun akan mengurangi
kecermatan pengamatan.
Kelebihan dan Kelemahan Observasi

Kelebhan Observas :

a. Observas merupakan teknk yang langsung dapat dpergunakan untuk


memperhatikan berbagai gejala tingkah laku peserta didik.
b. Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan kejadian yang
pentng.
c. Observas bak sekal untuk dgunakan sebaga teknk untuk melengkap data
yang dperoleh dar teknk lan.
d. Dalam observas pengumpul data tdak perlu mempergunakan bahasa untuk
berkomunikasi dengan objek yang ditelaah.

Kelemahan Observas :
a. Banyak hal-hal yang tdak dapat damat dengan observas langsung.
b. Apabila objek observasi (peserta didik) mengetahui bahwa ia sedang diamati
cenderung melakukan kegatannya dbuat-buat.
c. Timbulnya suatu kejadian yang hendak diobservasi tidak selalu dapat diramalkan
sebelumnya sehngga pengamat sukar untuk menentukan waktu yang tepat untuk
melakukan observas.
d. Observas banyak tergantung pada faktor-faktor yang tdak dapat dkontrol.
Data yang dperoleh dar kegatan observas terhadap perlaku dan aktvtas peserta
ddk, bag kepentngan bmbngan dan konselng adalah sebaga berkut :
a. Kegiatan belajar di kelas : disiplin belajar, perhatian dalam belajar, cara-cara
mengikuti pelajaran, cara bertanya dan menjawab pertanyaan, penyajian hasil
kegiatan, partisipasi dalam diskusi, pengerjaan tugas dan latihan di kelas, kejujuran
dalam ulangan dan ujian.
b. Kegiatan belajar di luar kelas : belajar dan berlatih di perpustakaan, kunjungan ke
objek-objek studi.
c. Kegatan ekstra kurkuler : keorgansasan, keolahragaan, kesenan, keagamaan,
sosal.

Bimbingana dan Konseling 67


d. Interaks sosal d sekolah : nteraks dengan guru, sesama peserta ddk, teman dalam
kegatan khusus (lathan, upacara, pknk, dll).

Untuk melaksanakan teknk observas n, guru dapat menggunakan pedoman observas
yang berbentuk daftar cek. Pedoman observas n basanya hanya mengungkapkan satu
segi atau atribut saja dari perilaku peserta didik. Contoh daftar cek untuk mengobservasi
kegiatan peserta didik pada saat proses belajar-mengajar berlangsung.

LEMBAR OBSERVASI TERHADAP KEGIATAN PESERTA DIDIK KELAS 5


PADA SAAT PROSES BELAJAR-MENGAJAR BERLANGSUNG

KEGIATAN
NAMA
MENCATAT MENJAWAB  
MURID
PELAJARAN BERTANYA PERTANYAAN MENGANTUK
1. SALIM √ - - -
2. SOLEH √ √ √ -
3. MARIAM √ - - -
4. SALMA √ - - -
5. SIDIK - - - √

Har/tanggal observas : .............................................

Berdasarkan observas d atas, guru akan mengetahu peserta ddk yang aktf dan
yang pasif dalam belajarnya.

2. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan teknk untuk mengumpulkan nformas melalu komunkas
langsung dengan responden (orang yang dmnta nformas), dalam hal n bsa peserta
ddk, orang tua peserta ddk, teman-temannya atau orang lan yang dmnta keterangan
tentang peserta ddk dengan menyemukakan pertanyaan-pertanyaan secara lsan yang
dijawab secara lisan pula.

Guru ingin mengetahui informasi dari peserta didik yang sering membolos dari
sekolah. Di sini guru dapat menggali informasi dengan mengajukan pertanyaan tentang
: identitas orang tua, jarak tempat tinggal, perhatian orang tua terhadap belajar peserta
ddk, keadaan ekonom, kegatan sehar-har yang dlakukan murd, alasan serng
membolos, minat bersekolah, jumlah keluarga dan lain-lain.

Bimbingana dan Konseling


68
Kelebihan dan Kekurangan Wawancara

Kelebhan wawancara sebaga teknk pengumpul data, adalah sebaga berkut.


a. Merupakan teknk yang palng tepat untuk mengungkapkan keadaan prbad murd
secara mendalam.
b. Dapat dlakukan terhadap setap tngkatan umur.
c. Dapat dselenggarakan serempak dengan observas.
d. Dgunakan untuk pelengkap data yang dkumpulkan dengan teknk lan.

Kelemahan-kelemahannya, dantaranya sebaga berkut.


a. Tidak efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu secara singkat.
b. Sangat tergantung pada kesedaan kedua belah phak.
c. Menuntut penguasaan bahasa dar phak pewawancara.

Dalam bmbngan dan konselng dkenal beberapa macam wawancara, yatu :

a. Wawancara pengumpulan data (informational interview), merupakan tanya jawab


yang dlakukan antara guru dengan peserta ddk dengan maksud untuk mendapatkan
data atau fakta peserta ddk.
b. Wawancara konselng (counseling interview), merupakan dalog antara guru dengan
peserta ddk dengan maksud membantu peserta ddk memecahkan masalah yang
dhadapnya, yang basanya berfokus pada perubahan skap dan perlaku peserta
ddk.
c. Wawancara dspln (diciplinary interview), merupakan suatu proses wawancara yang
dilakukan guru yang ditujukan untuk menegakkan disiplin.
d. Wawancara penempatan (placement interview), adalah wawancara yang dadakan
dengan maksud membantu dalam penempatan d kelas, dalam kelompok, kegatan
eksta kurikuler, latihan, pengerjaan tugas, dll.
Data yang dperoleh dengan menggunakan wawancara hendaknya dbatas karena
bersfat ndvdual, maka tdak mungkn mengadakan wawancara dalam waktu terlalu
lama, maka data yang diungkap hendaknya dibatasi pada hal-hal penting saja, diantaranya
: kehdupan prbad peserta ddk, pengalaman masa lalu, perencanaan masa depan,
kebasaan hdup, kehdupan dalam keluarga, hubungan dengan teman, kegatan sosal,
bakat dan kestmewaan, masalah dan penympangan, serta karakterstk khusus.

Untuk melancarkan proses wawancara dan mendokumentaskan haslnya dapat


dbuat pedoman wawancara, formatnya dapat dlhat sebaga berkut.

Bimbingana dan Konseling 69


Nama SD : .....................
Alamat : .....................
Pedoman Wawancara
1. Wawancara ke :
2. Waktu wawancara :
3. Tempat wawancara :
4. Masalah :
5. Responden :
6. Jalannya wawancara:

No. Pertanyaan Deskrps/Jawaban


 
 
 
 
 
 
 
 
 

7. Kesmpulan wawancara :
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................................................................

Pewawancara/Guru,

________________
NIP.

Bimbingana dan Konseling


70
1. Angket.
Angket (kuesoner) merupakan alat pengumpul data (nformas) melalu komunkas
tdak langsung, yatu melalu tulsan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan
untuk mengumpulkan keterangan tentang berbaga hal yang berkatan dengan responden
(peserta didik). Angket juga dapat mengungkap data yang cukup luas, hampir semua aspek
dapat dungkap melalu angket, tetap hanya pengungkapan data yang dasar dan relatf
umum. Keterbatasan angket adalah tdak dapat mengungkap data secara mendalam dan
rahasa.

Data yang dapat dungkap dengan menggunaka angket berkenaan dengan : denttas
peserta ddk, keadaan keluarga, lngkungan sektar keluarga, rwayat penddkan,
keadaan dan perkembangan kesehatan, bakat-bakat khusus, pembagan waktu sehar-
hari, kebiasaan (bekerja, belajar, membaca), hobi, penggunaan waktu senggang, cita-cita
lanjutan studi dan pekerjaan, pergaulan dengan teman, kegiatan keorganisasian, pendapat
murd tentang guru/ sekolahnya, prestas dan keunggulan-keunggulan, hambatan yang
dhadap, dll.

Beberapa petunjuk untuk menyusun angket :


a. Gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti rangkap/ ambigous.
b. Susunan kalimat sederhana tapi jelas.
c. Hndarkan pemakaan kata-kata yang sult dpaham.
d. Hndarkan pertanyaan-pertanyaan yang tdak perlu.
e. Pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab.
f. Hndarkan kata-kata yang bersfat negatf dan menynggung perasaan responden
(peserta ddk).
Contoh angket dapat dlhat sebaga berkut.

ANGKET MURID

A. Identtas Murd.
1. Nama :
2. Jens Kelamn :
3. Kelas :
4. Tempat Tanggal Lahr :
5. Suku Bangsa :
6. Agama :
7. Tnggal Bersama : Orang Tua / Wal
8. Poss Murd dalam Keluarga : Anak ke....dar....orang bersaudara

Bimbingana dan Konseling 71


B. Identtas Orang Tua.
1. Ayah
a. Nama :
b. Pekerjaan :
c. Penddkan :
d. Alamat :

2. Ibu
a. Nama :
b. Pekerjaan :
c. Penddkan :
d. Alamat :

C. Konds Fsk.
1. Tngg Badan :
2. Berat Badan :
3. Penyakt yang Serng Dderta:
4. Konds Badan : Utuh / Cacat

D. Cta-cta.
1. Setelah Lulus MI :
2. Pekerjaan :

E. Minat Terhadap Mata Pelajaran.


1. Mata Pelajaran yang Paling
Dsenang :
2. Mata Pelajaran yang Paling
Tdak Dsenang :

Butr-butr angket d atas dapat dtambah sesua dengan kebutuhan.

2. Catatan Anekdot.
Catatan Anekdot, yatu catatan otentk hasl observas, yang menggambarkan tngkah
laku peserta ddk atau kejadian/peristiwa dalam situasi yang khusus. Catatan anekdot
n bsa menyangkut tngkah laku seorang peserta ddk atau kelompok.

Dengan mempergunakan catatan anekdot, guru dapat :

a. Memperoleh pemahaman yang lebh tepat tentang perkembangan peserta ddk.

Bimbingana dan Konseling


72
b. Memperoleh pemahaman tentang penyebab dari gejala tingkah laku peserta didik.
c. Memudahkan dalam menyesuakan dr dengan kebutuhan peserta ddk.

Catatan anekdot yang bak memlk syarat sebaga berkut :

a) Objektif, yatu catatan yang dbuat secara rnc tentang perlaku peserta ddk
Untuk mempertahankan objektivas, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut.

1) Catatan dbuat sendr oleh guru.


2) Pencatatan dilakukan segera setelah suatu peristiwa terjadi.
3) Deskrps dar suatu perstwa dpsahkan dar tafsran pencatatan sendr.
b) Deskriptif, yatu catatan yang menggambarkan dr peserta ddk secara lengkap
tentang suatu perstwa mengena peserta ddk hendaknya lengkap dserta
dengan latar belakang, percakapan dicatat secara langsung dan kejadian-kejadian
dicatat dengan tersusun sesuai dengan kejadiannya.
c) Selektif yatu dplh suatu stuas yang dcatat adalah stuas yang relevan dengan
tujuan dan masalah yang sedang menjadi perhatian guru sesuai dengan situasi
dan keadaan peserta ddk.

Contoh Catatan Anekdot : Guru bermaksud mengobservasi seorang peserta ddk


yang dduga mempunya masalah.

CATATAN ANEKDOT
1. Nama Murd : And
2. Kelas :5
3. Tanggal Observas : 02 Februar 2009
4. Perstwa :
Pada pukul 07.30, semua peserta ddk kelas 5 sudah setengah jam mengikuti pelajaran
jam pertama. Ketika itu para peserta didik sedang menyimak penjelasan dari guru,
tba-tba And masuk kelas, tanpa terlebh dahulu mengetuk pntu, da langsung duduk
d bangkunya, pakaannya tampak lusuh dan penamplannya nampak lesu. Pada har
itu, Andi tidak sedikitpun menunjukkan perhatiannya untuk belajar.

Melalu catatan anekdot n, guru akan lebh memaham tentang skap, kebasaan
atau perlaku peserta ddk, sehngga memudahkannya untuk memberkan bmbngan
kepadanya.

5. Otobiografi (riwayat atau karangan pribadi) dan catatan harian.


Karangan prbad n merupakan ungkapan prbad peserta ddk tentang pengalaman
hdupnya, cta-ctanya, keadaan keluarga, dsb. Karangan prbad n merupakan cara
untuk memaham keadaan prbad peserta ddk yang pada umumnya bersfat rahasa.
Otobiografi atau catatan harian merupakan sumber data yang berharga, karena

Bimbingana dan Konseling 73


dsusun oleh peserta ddk sendr dan mencertakan drnya, bukan hanya tentang
drnya sendr tetap perstwa-perstwa yang danggap pentng oleh peserta ddk
dengan segala ekspresi dan gejolak jiwanya.
Penggunaan otobiografi mempunya beberapa kelemahan. Pertama, seringkali
peserta ddk hanya menulskan perstwa-perstwa yang berart bag peserta ddk
sendr tap belum tentu berart untuk guru dalam kepentngan layanan bmbngan
dan konselng. Kedua, perstwa-perstwa lama serngkal banyak yang terlupakan.
Ketga, ada kecenderungan peserta ddk membuang hal-hal yang kurang sesua
dengan harapan peserta ddk dan menggantnya dengan hal yang sesua. Keempat,
serngkal peserta ddk tidak mau memberikan otobiobrafinya untuk dibaca oleh
orang lan.
Menulis otobiografi menuntut ketekunan, kerajinan dan kemahiran dalam membuat
karangan, apalag untuk peserta ddk MI kelas rendah karena mash terbatas
kemampuan menulsnya. Kadang-kadang peserta ddk malas untuk membuat certera
yang membuat suatu kesatuan yang menark. Untuk mereka membuat catatan-
catatan harian yang pendek saja. Itupun berguna untuk kepentingan bimbingan dan
konselng.
Penggunaan otobiografi bagi guru, bertujuan untuk mengetahui tentang keadaan
peserta ddk yang berhubungan dengan mnat atau cta-cta dan skapnya terhadap
keluarga, guru atau sekolah serta berbaga dalam pengalaman hdupnya.

Karangan pribadi ini dalam pembuatannya dibagi ke dalam dua jenis, yaitu terstruktur
dan tdak terstruktur.

1) Terstruktur
Karangan pribadi ini disusun berdasarkan tema (judul) yang telah ditentukan
sebelumnya, sepert : Cta-ctaku, keluargaku, teman-temanku, masa keclku,
lburanku, sekolahku, dsb
2) Tdak Terstruktur
D sn peserta ddk dmnta untuk membuat karangan prbad secara bebas, tdak
dtentukan kerangka karangan sebelumnya.

6. Sosiometri
Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan atau interaksi
sosal (salng penermaan atau penolakan) d antara peserta ddk dalam suatu kelas,
kelompok, kegatan ekstra kurkuler, organsas kesswaan, dll. Melalu teknk n guru
dapat mengetahu tentang.
a) Peserta ddk yang populer (banyak dsenang teman),
b) Yang tersolr (tdak dplh / tdak dsenang teman), dan
c) Klk (kelompok kecl dengan anggota 2-3 orang peserta ddk).

Bimbingana dan Konseling


74
Proses n ddasarkan atas penelaahan terhadap perasaan anggota prbad seorang
anggota kelompok terhadap anggota lannya, yatu dnyatakan dengan plhan yang
dsuka dan/atau yang tdak dsuka oleh masng-masng anggotanya dalam satu stuas
tertentu (belajar, bermain, olah raga).

Kegunaan sosometr bag guru adalah alat untuk menelt struktur sosal dar suatu
kelompok ndvdu (peserta ddk) dengan dasar penelaahan terhadap relas sosal dan
status sosal dar masng-masng anggota kelompok yang bersangkutan. D sampng tu,
sosometr dapat dgunakan untuk :

a) Memperbak hubungan nsan (human relations) dantara anggota-anggota kelompok


tertentu ( peserta ddk d kelas);
b) Menentukan kelompok belajar/ kerja;
c) Menelt kemampuan memmpn seorang ndvdu (peserta ddk) dalam kelompok
tertentu untuk suatu kegatan tertentu.

Dalam pelaksanaan pengumpulan data, kepada para peserta ddk dedarkan sepotong
kertas. Masng-masng peserta ddk dmnta menulskan nama sorang temannya d kelas,
yang paling ia sukai untuk dijadikan teman sekelompok dalam suatu kegiatan, misalnya
dalam kegiatan kelompok belajar, ekatra kurikuler, karyawisata, mengerjakan suatu
tugas. Nama teman yang diminta dituliskan bisa juga dua, atau tiga, tetapi jangan terlalu
banyak sebab susah menggambarkannya. Nama-nama peserta ddk yang memlh dan
dplh dapat dtulskan pada sebuah kertas dan dhubungkan dengan sebuah gars yang
bertanda panah, arah panah menunjukkan pilihan. Apabila jumlah pilihan lebih dari satu
dapat dibuat dengan warna ballpoint yang berbeda. Gambar keseluruhan pilihan peserta
ddk akan membentuk semacam sarang laba-laba yang dsebut sosogram.

Dalam sosogram dapat dlhat peserta ddk mana yang mendapatkan plhan
terbanyak, mana yang kedua dan seterusnya sampa dengan yang tdak mendapat
pilihan sama sekali. Dalam sosiogram juga akan terlihat adanya peserta didik yang saling
memlh, aatara dua, tga atau empat orang. Plhan dua orang dsebut dengan dyad,
antara tga orang tryad atau klk. Murd yang mendapat plhan palng banyak dsebut
dengan bntang atau star, sedangkan peserta ddk yang tdak ada yang memlh dsebut
tersolas atau isolated sudent. Bak bntang, tersolas atau klk basanya mempunya
latar belakang tertentu mengapa berstatus demikian. Penelitian lebih lanjut tentang latar
belakang tersebut pentng sekal untuk lebh memaham prbad peserta ddk.

Plhan d antara anggota suatu kelompok dpengaruh oleh banyak hal, selan karena
faktor-faktor potensi, kecakapan, dan keterampilan, juga karena faktor-faktor subjektif
terkat dengan ketampanan-kecantkan, populartas, kekayaan, dll. Oleh karena tu, guru
perlu berhat-hat dalam menark kesmpulan dar hasl sosogram, terutama untuk
peserta ddk yang tersolas.

Bimbingana dan Konseling 75


Contoh Sosiometri dibuat dengan jalan meminta kepada setiap peserta didik untuk
menyebutkan dua orang temannya yang paling disukai untuk belajar bersama. Biasanya,
untuk menyatakan plhan tu dsedakan kartu dalam bentuk sebaga berkut :

KARTU PILIHAN SOSIOMETRI

Tanggal :
Nama :

Teman yang disukai untuk belajar bersama


1
2

TABEL SOSIOMETRI

DIPILIH PEMILIH ANDI BAGUS SIDIK IMA NANDA


ANDI 1 2
BAGUS 1 2
SIDIK 1 2
IMA 1 2
NANDA 1 2
JULMAH NILAI 6 0 4 3 1

Keterangan : plhan pertama bobot 2, plhan kedua bobot 1.


7. Studi Kasus
Studi kasus merupakan teknik mempelajari perkembangan seorang peserta didik
secara menyeluruh dan mendalam serta mengungkap seluruh aspek prbad peserta
ddk yang datanya dperoleh dar berbaga phak, sepert dar setap guru, orang tua,
dokter atau phak yang berwenang.

Penggunaan teknik ini bertujuan untuk memahami pribadi peserta didik dengan lebih
menyeluruh, dan membantunya agar peserta ddk dapat mengembangkan drnya secara
optmal.

Dalam melaksanakan stud kasus n dapat dtempuh langkah-langkah :

1) Menemukan peserta ddk yang bermasalah. Peserta ddk yang bermasalah sepert
yang prestasi belajarnya sangat rendah dan sering berperilaku menyimpang (nakal),
bertengkar dan membolos. Untuk contoh d sn mungkn guru akan melakukan stud
kasus terhadap peserta ddk, yang bernama Rifqy, karena prestasi belajarnya sangat
rendah.
2) Memperoleh data. Untuk memaham secara lengkap tentang mengapa prestas
Rfqy tu sangat rendah, maka guru melakukan pengumpulan nformas atau data
mengena prbad Rfqy. Informas n bsa dperoleh melalu (1) Stud dokumentas,

Bimbingana dan Konseling


76
yatu memperoleh data dar dokumen yang telah ada sepert hasl tes kecerdasan,
angket dan observas; atau (2) Pengumpulan data, apabla data yang dperoleh belum
memada. Cara n bsa dtempuh melalu (a) wawancara dengan guru lan, untuk
melacak pendapat mereka tentang prbad Rfqy, (b) Home visit, yaitu kunjungan ke
rumah orang tua Rfqy, untuk memperoleh nformas tentang konds atau keadaan
keluarga Rfqy, dan pendapat mereka terutama orang tuanya tentang prbad Rfqy
dan (c) wawancara langsung dengan Rfqy.
3) Menganalisis data. Setelah data terkumpul, kemudan guru melakukan analss
terhadap semua data yang diperoleh. Langkah analisis ini, terutama ditujukan untuk
menemukan faktor-faktor yang diduga menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar
Rfqy. Berbaga kemungknan faktor penyebab tu sepert : (1) Konds keluarga yang
tidak harmonis, (2) Tingkat kecerdasan rendah, (3) Motivasi belajarnya rendah, (4)
Serng sakt-saktan, (5) Kurang mengetahu pengetahuan atau konsep-konsep dasar
dalam mata pelajaran tertentu.
4) Memberikan layanan bantuan. Apabla berdasarkan analss ternyata faktor
penyebabnya itu kurang menguasai konsep-konsep dasar dalam mata pelajaran-
mata pelajaran tertentu seperti : Matematika, IPA, IPS dan Bahasa Indonesia, maka
layanan yang diberikan adalah ”Remedial Teaching”, yaitu pengajaran penyembuhan.
Dalam hal n guru-guru Matematka, IPA, IPS dan Bahasa Indonesa dmnta untuk
memberikan ”Remedial Teaching”, dengan jalan mengajar kembali kepada Rifqy
tentang konsep-konsep dasar dari setiap mata pelajaran tersebut.

8. Konferensi kasus
Konferens kasus merupaka suatu pertemuan d antara beberapa unsur d sekolah
untuk membcarakan seorang atau beberapa peserta ddk yang mempunya masalah.
Tujuan dari konferensi kasus ini adalah untuk saling melengkapi data tentang peserta
ddk yang menghadap masalah untuk kemudan mencar cara penyelesaan atau
pemecahan yang palng tepat.

Unsur-unsur yang dapat turut berpartspas dalam konferens kasus dapat terdr
atas, konselor, guru-guru yang mengenal benar peserta ddk yang menjadi kasus, kepala
sekolah, pskolog, dokter, petugas perpustakaan, orang tua peserta ddk atau personel
lan yang mengenal dekat peserta ddk ybs.

Konferens kasus dapat dadakan secara nsdental atau rutn (semnggu, dua
mnggu atau sebulan sekal) membahas seorang atau beberapa peserta ddk sekalgus.
Keseluruhan proses konferens kasus dapat melput tga langkah, yatu persapan,
pelaksanaan serta tindak lanjut.

Contoh format konferens kasus :


Nama sswa :

Bimbingana dan Konseling 77


Kelas :
Jens kelamn :
Usa :

Gejala Data (latar


Perkiraan Alternatif Pelaksana
Masalah/ Belakang
Masalah Pemecahan Bantuan
kesulitan Masalah)

9. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah (home visit) merupakan salah satu bentuk dari layanan bimbingan
dan konseling. Fungsi utama dari kunjungan rumah adalah membina hubungan baik dan
kerja sama antara guru/ sekolah dengan orang tua peserta ddk, sehngga akan terbna
salng pengertan, kesamaan perseps, skap dan perlakuan terhadap peserta ddk.
Dengan kunjungan rumah, guru dapat memperoleh data lebih luas dan mendalam tentang
perkembangan peserta ddk, karakterstk, skap, kebasaan serta aktvtasnya dalam
keluarga dan d lngkungan masyarakat sektar, selan hal-hal yang berkenaan dengan
konds dan kehdupan keluarganya serta dapat dgal harapan-harapan keluarga tentang
anaknya, rencana dan persapan yang telah dlakukan, serta hambatan dan masalah-
masalah yang dhadap, dll.

Melalui kunjungan rumah ini, guru dapat membina hubungan baik dengan orang
tua, membangktkan kepercayaan orang tua kepada guru/ sekolah, memberkan
informasi dan penjelasan tentang kebijakan sekolah, memberikan informasi tentang
kemajuan murid di sekolah, serta bertukar pikiran tentang usaha-usaha memperlancar
perkembangan peserta ddk bak d sekolah maupun d rumah. Apabla dperlukan, guru
dapat memberkan beberapa pandangan dan masukan terhadap orang tua bagamana
sebaiknya menghadapi anaknya. Dengan demikian, kunjungan rumah ini mempunyai
manfaat yang lebh dar sekedar pengumpulan data.

Meskipun demikian, keberhasilan kunjungan rumah sangat bergantung pada sikap dan
kemampuan guru dalam mencptakan hubungan bak serta membangktkan kepercayaan
orang tua. Dengan bekal pengetahuan dan kecakapannya dalam lmu menddk dharapkan
guru mampu menumbuhkan apresas dan kepercayaan dar orang tua.

Bimbingana dan Konseling


78
Interaksi guru dengan orang tua dalam kunjungan rumah lebih banyak dilakukan
melalu dalog verbal, khususnya wawancara. Dalam wawancara n hendaknya
dperhatkan, pertama, hndarkan kesan bahwa kedatangan guru ke rumah adalah untuk
mencar kesalahan atau kelemahan peserta ddk dalam keluarga, mengguru, menasehat
apalag menyalahkan orang tua. Kedua, cptakan hubungan bak, harga kehormatan orang
tua, jangan menanyakan hal-hal pribadi dan bersifat rahasia. Ketiga, dalam mencari cara
membmbng peserta ddk hendaknya ddasarkan pada kesamaan pandangan, skap dan
pemkran antara guru dengan orang tua, untuk tu guru harus mampu menumbuhkan
kesamaan-kesamaan tersebut.

10. Studi dokumentasi


Teknk n berusaha untuk memperoleh nformas-nformas yang bersfat dokumen,
dari dokumen-dokumen yang ada. Di sekolah umumnya telah ada sejumlah dokumen
tentang peserta ddk, dokumen tentang hasil atau nilai pelajaran, tentang keadaan dan
latar belakang keluarga, tentang keadaan dan perkembangan prbad murd, tentang
aktvtas d sekolah maupun d luar sekolah. Betapapun sederhananya sekolah, dokumen
tentang nilai pelajaran biasanya ada, apakah dalam bentuk buku nilai atau leger pada
guru, buku nduk ataupun rapot. Pada sekolah yang lebh teratur secara admnstratf
biasanya ada juga dokumen-dokumen tentang keadaan keluarga dan sejumlah data
pribadi siswa, walaupun hanya yang penting-penting saja.

11. Analisis hasil pekerjaan


Dalam hal-hal tertentu, kta dapat memaham peserta ddk dengan menganalss
beberapa hasil pekerjaan mereka. Hasil-hasil pekerjaan yang dianalisis dapat berupa
karangan, laporan kunjungan, hasil pengamatan, penelitian, puisi, prosa, ceritera pendek,
lukisan, kerajinan, dll. Dengan memperhatikan hasil pekerjaan mereka, kita dapat melihat
beberapa hal, msalnya mnat, perhatan, pembendaharaan bahasa, logka, sstematka
berfikir, keluasan pengetahuan, wawasan, kreativitas, ekspresi, ketelitian, imajinasi,
kemampuan bahasa, keterampilan, dll. Untuk dapat menganalisis hasil pekerjaan mereka,
sudah tentu d sekolah tersebut terlebh dahulu harus sudah dbna kebasaan membuat
karya, bak karya lmu pengetahuan, teknolog, bahasa dan sastra, sen maupun pra karya
dan keteramplan.

Bimbingana dan Konseling 79


LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, slahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Coba urakan kegunaan dar teknk pengumpul data : observas, wawancara dan
angket !
2. Dalam pelaksanaan bmbngan d sekolah, penggunaan data yang akurat sangat
dperlukan. Kemukakan pengalaman Anda dalam melaksanakan teknk d atas yang
selama n Anda lakukan dalam hal aspek yang dungkap, kelebhan dan kendala yang
dhadap.
3. Seorang murid kelas VI bernama Fikri, menunjukkan perilaku yang kurang baik,
seperti : (1) terlambat masuk kelas, (2) ngantuk waktu mengikuti pelajaran, (3) sering
tidak mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, dan (4) prestasi belajarnya rendah.
Jka anda sebaga gurunya, maka perlu berupaya untuk memaham prbad dan latar
belakang kehdupan dan perlaku Fkr. Coba anda paham lebh dalam tentang kasus
tersebut dengan menggunakan teknk pengumpul data yang sesua dan kemudan
anda analss haslnya.

RANGKUMAN
1. Teknk non tes merupakan prosedur pengumpulan data yang drancang untuk
memaham prbad peserta ddk, bersfat kualtatf, tdak menggunakan alat-alat
yang bersfat mengukur, tetap hanya menggunakan alat yang bersfat menghmpun
atau mendeskripsikan saja. Teknik ini terdiri dari atas beberapa macam jenis, seperti
: observas, angket (quesoner), wawancara, sosometr dan stud dokumentas.
2. Observas yatu teknk untuk mengamat suatu keadaan atau tngkah laku dengan
menggunakan modalitas pengamatan berupa panca indra. Jenis-jenis observasi :
sehar-har, sstemats, partspatf dan non partspatf.
3. Wawancara merupakan teknk untuk mengumpulkan nformas melalu komunkas
langsung dengan responden (orang yang dmnta nformas), dalam hal n bsa
peserta ddk, orang tua peserta ddk, teman-temannya atau orang lan yang dmnta
keterangan tentang peserta ddk.
4. Angket merupakan alat pengumpul data (nformas) melalu komunkas tdak
langsung, yatu melalu tulsan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan
untuk mengumpulkan keterangan tentang berbaga hal yang berkatan dengan
responden (peserta ddk).
5. Catatan anekdot adalah yatu catatan otentk hasl observas, yang menggambarkan
tingkah laku peserta didik (seorang atau sekelompok peserta didik) atau kejadian/
perstwa dalam stuas yang khusus.
6. Autobiografi merupakan ungkapan pribadi peserta didik yang sifatnya rahasia tentang
pengalaman hidupnya, cita-citanya, keadaan keluarganya, dan sebagainya. Tujuannya
adalah untuk lebh memaham keadaan peserta ddk. Jens terstruktur dan tdak
terstruktur.

Bimbingana dan Konseling


80
7. Sosometr adalah alat untukmemperoleh nformas tentang hubungan atau nteraks
sosal peserta ddk dalam stuas tertentu (populer, tersolr atau klk).
8. Studi kasus adalah teknik mempelajari perkembangan seorang peserta didik secara
menyeluruh dan mendalam serta mengungkap seluruh aspek prbad peserta ddk
yang datanya dperoleh dar berbaga phak, sepert dar setap guru, orang tua,
dokter atau phak yang berwenang. Langkah-langkahnya : menemukan peserta ddk
yang bermasalah, memperoleh data, menganalss data, serta memberkan layanan
bantuan.

Bimbingana dan Konseling 81


TES FORMATIF 3

1. Observasi dalam rangka pengumpulan data mengenai aktivitas belajar peserta didik
d kelas dlakukan pada saat…
a. Sebelum proses belajar-mengajar
b. Selama berlangsungnya proses belajar-mengajar
c. Setelah proses belajar-mengajar
d. Sebelum dan setelah proses belajar-mengajar.

2. Sejak sebulan yang lalu, Pak Ahmad sudah berencana untuk mengamati perilaku siswa
kelas enam dalam mengikuti pelajaran matematika. Maka, beliau sudah menyiapkan
daftar cek dan pedoman yang dbutuhkan untuk pelaksanaan observas. Teknk
observas yang dlakukan oleh Pak Ahmad adalah…
a. Observas sehar-har
b. Observas sstemats
c. Observas partspatf
d. Observas non-partspatf.

3. Bu Muslmah selalu mempersapkan beberapa hal dantaranya yatu waktu, tempat,


teknik serta tindakan dan ucapan agar pelaksanaan kegiatannya dapat berjalan
efektf. Kegatan yang akan dlaksanakan oleh Bu Muslmah adalah…
a. Observas.
b. Wawancara.
c. Pembuatan angket.
d. Pembuatan sosometr.

4. Yang tidak termasuk petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menyusun angket
adalah…
a. Hndar pemakaan kata-kata yang sult dpaham.
b. Hndar pertanyaan-pertanyaan yang tdak perlu.
c. Hndar kata-kata yang bersfat negatf dan menynggung responden.
d. Hndar kalmat yang sederhana.

5. Yang tidak termasuk hal-hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan objektivitas
catatan anekdot… adalah
a. Pencatatan dbuat sendr oleh guru.
b. Deskrps dar suatu perstwa dpsahkan dar tafsran pencatatan sendr.
c. Pencatatan dilakukan segera sebelum peristiwa terjadi.
d. Pencatatan dilakukan segera setelah peristiwa terjadi.

6. Tujuan penggunaan autobiografi bagi guru adalah…


a. Untuk menggambarkan tingkah laku peserta didik atau kejadian dalam situasi

Bimbingana dan Konseling


82
khusus
b. Untuk mengetahu tentang keadaan peserta ddk yang berhubungan dengan
mnat, skapnya terhadap keluarga, guru/sekolah dalam pengalaman hdupnya
c. Untuk memperoleh nformas tentang hubungan atau nteraks sosal d antara
peserta ddk
d. Untuk mempelajari perkembangan seorang peserta didik secara menyeluruh

7. Berkut n langkah-langkah yang harus dtempuh dalam stud kasus:


1). Memperoleh data
2). Menganalss data
3). Memberkan layanan bantuan
4). Menemukan peserta ddk yang bermasalah
Urutan yang benar adalah….
a. 1,2,3,4
b. 4,1,2,3
c. 4,1,3,2
d. 2,3,4,2

8. D bawah n langkah-langkah dalam mengolah sosometr:


1) Membuat sosogram
2) Menghtung banyaknya pemlh bag setap peserta ddk
3) Mentabulas peserta ddk dalam matrk atau tabel sosometr
urutan yang benar adalah….
a. 1,2,3
b. 2,3,1
c. 3,2,1
d. 3,1,2

9. Memperoleh data dar dokumen yang telah ada sepert tes kecerdasan, angket dan
observas dsebut….
a. Stud dokumentas
b. Pengumpulan data
c. Home vst
d. Menganalss data

10. Seorang guru berkunjung ke rumah orangtua peserta ddk guna memperoleh
nformas tentang konds peserta ddk tersebut. Kegatan yang dlakukan oleh guru
tersebut alah….
a. Stud dokumentas
b. Pengumpulan data
c. Home vst
d. Menganalss data

Bimbingana dan Konseling 83


BALIKAN & TINDAK LANJUT
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 3 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudan gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

RUMUS

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tngkat penguasaan = ___________________________ X 100 %

10

Art tngkat penguasaan yang Anda capa :

90 % - 100% : bak sekal

80 % - 89% : bak

70% - 79 % : cukup

< 70% : kurang

Apabla tngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau lebh, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.

Bimbingana dan Konseling


84
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

TES FORMATIF 1
1. B
2. B
3. D
4. A
5. B
6. D
7. B
8. D
9. C
10. B

TES FORMATIF 2
1. D
2. C
3. D
4. B
5. A
6. C
7. B
8. A
9. D
10. D

TES FORMATIF 3
1. B
2. B
3. B
4. D
5. C
6. D
7. B
8. C
9. A
10. C

Bimbingana dan Konseling 85


Bimbingana dan Konseling
86
3
BAHAN BELAJAR MANDIRI

BIMBINGAN DAN
KONSELING PRIBADI
SOSIAL

Bimbingana dan Konseling 87


Bimbingana dan Konseling
88
BIMBINGAN DAN KONSELING
PRIBADI SOSIAL

PENDAHULUAN
Dalam bahan belajar mandiri ketiga ini, Anda akan diperkenalkan dengan konsep
Bmbngan dan Konselng Prbad Sosal. Pembahasan akan dfokuskan pada makna
bimbingan dan konseling pribadi sosial; tujuan dan ragam permasalahan pribadi sosial;
serta strateg dan teknk bmbngan dan konselng prbad sosal

Setelah Anda membaca bahan belajar mandiri ini, diharapkan Anda dapat :
1. Menjelaskan dengan kata-kata sendiri pengertian bmbngan dan konselng prbad
sosal.
2. Menyebutkan tujuan dan ragam permasalahan pribadi sosial.
3. Menjelaskan strategi dan teknik bimbingan dan konseling pribadi sosial

RUANG LINGKUP MATERI


1. Pengertan bmbngan dan konselng prbad sosal.
2. Tujuan dan ragam permasalahan pribadi sosial.
3. Strateg dan teknk bmbngan dan konselng prbad sosal

PETUNJUK BELAJAR
Agar Anda memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan petunjuk
berkut:

1. Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh
terlebh dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian mempelajari
bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu berilah tanda khusus pada
bagan yang Anda anggap pentng.
3. Apabla ada bagan yang tdak atau kurang Anda mengert maka berlah tanda lan dan
catat dalam buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tutoral
tatap muka.
4. Buatlah kesmpulan dalam kata-kata Anda sendr dar keseluruhan bahan yang Anda
baca dalam bahan belajar mandiri ini.
5. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia.

Bimbingana dan Konseling 89


Bimbingana dan Konseling
90
1

MAKNA BIMBINGAN DAN KONSELING


PRIBADI-SOSIAL

1. Konsep Dasar Bimbingan dan konseling Pribadi-Sosial


Pada bahasan awal telah dkemukakan bahwa yang dmaksud dengan Bmbngan dan
konselng adalah suatu proses usaha yang dberkan konselor/ guru untuk memfasltas/
membantu konsel/ ndvdu/ murd agar mampu mengembangkan potensi atau mengatas
masalah. Potens atau masalah tersebut dapat dkelompokkan ke dalam empat area/
wilayah garapan Bimbingan dan Konseling, yaitu : Pribadi, sosial, akademik (belajar) dan
karr. Secara berturut-turut dan mendalam keempat area tersebut akan dbahas secara
medalam. Dalam Bahan Belajar Mandiri 3 ini, akan dibahas secara mendalam mengenai
Bmbngan Prbad Sosal.

Bantuan dalam bmbngan adalah proses bantuan yang sfatnya memandrkan murd.
Msalnya bantuan yang dberkan kepada seorang murd yang belum dapat menyeberang
jalan raya. Pertama kali bentuk bantuan yang diberikan adalah dengan membantu dia
menyeberang, tetap berkutnya dberkan pengetahuan/ keteramplan melhat ke kanan
kiri manakala mau menyeberang, jangan lari sekaligus sampai akhirnya murid tersebut
dapat menyeberang jalan raya sendiri dengan selamat.

Berkatan dengan bmbngan prbad sosal, pada ntnya adalah membentuk prbad
yang matang dan mandr para murd, dengan karakterstk sebaga berkut :

− Pemahaman diri (self understanding). Dalam hal ini, murid dapat memahami dirinya
sendr akan potens yang dmlknya serta permasalahan yang dhadapnya. Msalnya
saja dapat diajukan kepada murid pertanyaan siapa saya (who am I). Tentu saja
jawabannya di sekedar nama, usia, tempat tinggal, tinggi badan, berat badan, urutan
kelahiran, tetapi lebih jauh jawabannya apakah saya termasuk murid yang pintar,
sedang-sedang saja atau kurang (potensi intelegensi), apakah bakat saya ( bahasa,
htungan, menggambar, baca pus, menyany, dll), bagamana keprbadan saya
(pemaaf, pemarah, perang, derwaman, suka menolong, egos, dan lan sebaganya).
− Penerimaan diri (self acceptance - Qona’ah). Dalam hal ini, murid hendaknya dapat
menerma dr apa adanya potens-potens dan anugerah dar Allah, bak tu yang

Bimbingana dan Konseling 91


sesua dengan harapan murd tersebut ataupun tdak (perbedaan antara deal self
dengan actual self). Msalnya, seorang murd lak-lak menerma konds drnya yang
tdak ganteng, kultnya htam, rambutnya kertng, karena dberkan bmbngan prbad
sosal bahwa dalam drnya ada kelebhan yang dmlknya dbandngkan dengan
murd-murd lannya, msalnya da seorang murd yang cerdas atau panda bergaul
dan lan-lan. Setelah dapat menerma drnya, maka murd tersebut akan mampu
mengarahkan drnya (self drecton) untuk akhrnya mampu untuk memperbak dan
mengembangkan drnya (self mprovement). Pada akhrnya murd tersebut dapat
menyesuaikan diri (self adjustment) baik dengan dirinya maupun dengan tuntutan
lngkungan sosalnya.

Pembahasan mengena prbad pun, dapat dlhat tdak hanya dar self tetap dar
murd sebaga ndvdu (person). Murd sebaga person dapat dlhat dar pendekatan
teoritis yatu apabla dlhat dar teor yang dkemukakan oleh Erkson yang menekankan
pada pendekatan pskososal pada perlaku murd. Sedangkan teor Paget dan Kohlberg,
melhat perkembangan kogntf dan moral murd (dbahas mengena masalah equlbrum/
kesembangan, ntelegens, skema pengetahuan murd).

Murid juga dapat dilihat dari fase kritis dalam rentang kehidupan individu. Misalnya
:

− kemapanan pada kelekatan prmer (ketergantungan dan kepercayaan) dalam


hubungan dua arah antara anak dengan orang tua (trust vs mistrust).
− Membedakan dr dengan nla-la yang ada dalam sstem keluarga sehngga
memungknkan munculnya permasalahan kemandran vs malu-malu dan ragu pada
dr murd (autonomy vs shame and doubt), nsatf vs rasa bersalah yang sangat
mendalam (intiative vs guilt)
− Definisi pribadi (self) dalam system socal sekunder atau lngkungan sekolah dan
teman sebaga yang memungknkan murd menghasl sustu kreatvtas, apabla
sebalknya maka akan tmbul rasa rendah dr (industry vs inferiority). Pembahasan
secara mendalam mengena teor-teor perkembangan ndvdu sudah Anda dapatkan
pada mata kulah Perkembangan Peserta Ddk.

Murid MI/SD tidak hanya dilihat sebagai pribadi, tetapi juga sebagai makhluk social,
artinya sekolah sebagai lingkungan sekunder bagi murid akan memungkinan terjadinya
berbaga transs antar prbad. Melalu proses sosalsas, murd-murd akan berada
dalam satu lngkungan yang baru, bak tu dengan teman sebayanya atau guru-gurunya.
Dalam lingkungan ini, akan terjadi proses saling mewarnai, saling identifikasi dan saling
mempengaruh antara murd yang satu dengan yang lannya atau antara murd dengan
gurunya.

Sebaga makhluk sosal, murd memerlukan orang lan untuk bersama-sama (sharing),

Bimbingana dan Konseling


92
untuk member perhatan (attention) dan untuk mendengar keluhan atau pandangan
orang lan (responsivity). Selain itu, murid mempunyai kebutuhan untuk berafiliasi yaitu
dorongan yang mencakup kebutuhan atau dorongan untuk seta kawan, berpartspas
dalam kelompok sebaya, mengerjakan sesuatu untuk kawan, membentuk persahabatan
baru, mencari kawan sebanyak mungkin, mengerjakan pekerjaan bersama-sama, akrab
dengan kawan, menuls pengalaman persahabatan, dsb.

Departemen Kesehatan (2005: www.depkes.com), mengemukakan pengertan stlah


pribadi sosial, yaitu setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan individu, baik yang
bersfat pskologs maupun sosal yang mempunya pengaruh tmbal balk terhadap
individu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Chaplin (2000: 406) menyatakan bahwa
prbad sosal adalah sesuatu yang dgunakan dengan menyangkut relas sosal yang
mencakup faktor-faktor pskolog. Drever (1998 : 447) menegaskan dengan menyatakan
sesuatu yang dgunakan dengan menyangkut hubungan sosal, sehngga hubungan-
hubungan ini ditentukan oleh lingkungan fisik.

Sejalan dengan pengertian bimbingan dan konseling yang telah dikemukan dalam BBM
1, maka Nurihsan (2002: 21) menyatakan dengan jelas bahwa “ bimbingan dan konseling
prbad-sosal adalah bmbngan dan konselng untuk membantu ndvdu (murd) dalam
memecahkan persoalan prbad-sosal”. Lebh ternc dkemukakan pengertan bmbngan
dan konselng prbad sosal adalah layanan bmbngan dan konselng untuk membantu
murd agar menemukan dan mengembangkan prbad yang berman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri, sehat jasmani dan rohani serta
mampu mengenal dengan bak dan bernteraks dengan lngkungan sosalnya secara
bertanggung jawab.

Bmbngan dan konselng prbad - sosal darahkan untuk memantapkan keprbadan


dan mengembangkan kemampuan ndvdu dalam menangan masalah-masalah drnya.
Bmbngan n merupakan layanan yang mengarah pada pencapaan prbad yang sembang
dengan memperhatkan keunkan karakterstk prbad serta ragam permasalahan yang
dalam oleh murd, dengan mempertmbangkan nla (value), keteramplan pengamblan
keputusan untuk penyesuaan sosal yang memada sebaga suatu keteramplan hdup
(life skills).

2. Karakteristik Pribadi-Sosial Murid MI/ SD


Secara kronologs, murd sekolah dasar berusa enam sampa dengan tga belas tahun.
Pada masa n, anak mula keluar dar lngkungan pertama yatu keluarga dan mula
memasuk lngkungan kedua yatu sekolah. Permulaan masa anak-anak dtanda dengan
masuknya mereka ke kelas 1 (satu) MI/SD.

Ada tiga ciri utama pada masa ini yang menunjukkah perbedaan dengan masa
sebelumnya (Hurlock, 1980 : 149-199) :

Bimbingana dan Konseling 93


a. Dorongan anak untuk masuk ke dalam dunia permainan dan pekerjaan yang
membutuhkan keteramplan otot-otot.
b. Dorongan anak untuk keluar dar lngkungan rumah dan masuk ke dalam kelompok
teman sebaya (peer group).
c. Dorongan mental untuk mematuh duna konsep-konsep logka, smbol dan komunkas
secara dewasa.

Pada masa ini, penguasaan tugas-tugas perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi
tanggung jawab orang tua seperti masa sebelum sekolah. Akan tetapi, menjadi tanggung
jawab guru-guru dan sebagian kecil menjadi tanggung jawab teman-teman sebayanya.

Berikut dikemukakan beberapa aspek psiko-fisik anak usia MI/SD :

a. Keadaan fisik dan keterampilan.


Setelah anak berusia enam tahun, pertumbuhan fisik menjadi agak lambat tetapi
keseimbangan relatif berkembang baik. Anak dapat mejaga keseimbangan badannya,
sehingga anak senang berjalan di atas benteng atau pagar. Penguasaan badan seperti
jongkok, melakukan latihan-latihan senam, serta berbagai aktivitas olah raga berkembang
pada masa anak-anak sekolah. Pada masa n berkembang pula koordnas mata-tangan
yang dperlukan untuk membdk, menendang, melempar dan menangkap. Hurlock (l980
: 4) mengemukakan empat kategor keteramplan yang dmlk anak-anak pada usa MI/
SD n, yatu :

1) Keteramplan menolong dr sendr, sepert : makan, berpakaan, mand, dan


berdandan sendr secepat orang dewasa.
2) Keteramplan menolong orang lan, sepert d rumah anak membantu meraphkan
tempat tdur atau membershkan lanta, d sekolah anak membershkan papan
tulis, dan pada kelompok sebaya anak sudah membantu temannya yang jatuh.
3) Keteramplan sekolah, sepert d sekolah anak mengembangkan beberapa
keteramplan yang dperlukan untuk menuls, menggambar, membentuk,
mewarnai, menjahit, memasak, dan pekerjaan tangan yang menggunakan berbagai
alat.
4) Keteramplan berman. Pada kategor n, dapat damat anak yang lebh besar
sudah mulai belajar keterampilan melempar dan menangkap bola, naik sepeda,
sepatu roda bahkan berenang.

Lebih jauh Hurlock (1980 : 149) mengemukakan bahwa status sosial ekonomi keluarga
sangat mempengaruhi jumlah dan jenis keterampilan yang dipelajari anak-anak. Anak
yang berasal dar keluarga dengan stuatus sosal ekonom atas, pada umumnya mempunya
keteramplan yang lebh sedkt darpada anak-anak yang berasal dar keluarga dengan
status sosial ekonomi rendah. Jenis keterampilan yang dipelajari anak dari keluarga
dengan status sosal ekonom rendah cenderung berpusat pada keteramplan menolong

Bimbingana dan Konseling


94
dr sendr dan orang lan, tetap anak yang berasal dar dar keluarga dengan status
sosal ekonom atas cenderung terpusat pada keteramplan berman.

Memperhatkan adanya perbedaan penguasaan keteramplan yang dpengaruh


oleh latar belakang sosal ekonom keluarga, maka tugas sekolah adalah tdak hanya
memberikan sejumlah keterampilan yang sama bagi anak. Pada saat memberikan
permainan hendaknya diidentifikasi terlebih dahulu jenis dan jumlah penguasaan
keteramplan anak pada saat mau memasuk lembaga sekolah. Bla hal n dlakukan,
usaha untuk mendorong kemampuan sosal pada dr anak yang dlakukan oleh sekolah,
relatf lebh mudah pencapaannya.

b. Kemampuan bahasa.
Memasuk usa sekolah, kemampuan berbahasa anak merupakan salah satu sarana
dalam memperluas lngkungan sosal anak. Dengan meluasnya cakrawala sosal anak, anak
akan menemukan bahasa atau berbcara merupakan sarana pentng untuk memperoleh
tempat atau kelompok. Lebih dari pada itu, anak juga mengetahui bahwa komunikasi
adalah kemampuan dr untuk mengert apa yang dkatakan oleh orang lan, tdak
saja menyulitkan berkomunikasi dengan orang lain tetapi lebih pada anak cenderung
mengatakan sesuatu yang sama sekal tdak berhubungan dengan apa yang dbcarakan
teman-temannya, sehngga a tdak dterma oleh teman-temannya.

Pada masa usa sekolah n sudah menggunakan kosa kata rahasa dalam berkomunkas
dengan sahabatnya. Kata rahasa dapat berbentuk tulsan, terdr dar kode-kode yang
berbentuk lambang atau penggant huruf; lsan, terdr dar kata-kata yang drusak; atau
kinetik, terdiri dari isyarat dan penggunaan jari-jari untuk mengkomunikasikan kata-
kata. Penggunaan kosa kata rahasa dmula pada saat anak memasuk kelas 3 (tga) dan
penggunaan kosa kata n mencapa puncaknya beberapa saat sebelum masa puber.

c. Keadaan emosi
Pada masa n, anak sudah memlk dorongan untuk mengendalkan emosnya.
Ketka bernteraks dengan kelompok sebaya anak memaham bahwa ledakan emos
yang kurang bak, tdak dapat dterma oleh teman-temannya. Pada umumnya keadaan
emos anak cenderung lebh tenang sampa datangnya masa puber. Ketenangan emosnya
tu dsebabkan oleh beberapa hal, yatu : pertama, peranan yang harus dlakukan anak
yang lebih besar sudah terumuskan dengan jelas, dan anak sudah mengetahui bagaimana
melaksanakannya. Kedua, permanan dan olah raga merupakan bentuk penyaluran
emos yang tertahan. Ketga, menngkatkan keteramplan anak yang dperlukan untuk
menyelesakan berbaga macam tugas.

Bimbingana dan Konseling 95


LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, slahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Menyebutkan dengan kata-kata sendiri definisi bimbingan pribadi sosial !


2. Dalam rangka murid-murid yang diajar di kelas Bapak/ Ibu dapat memahami dirinya,
maka setap murd dmnta untuk menulskan kekuatan/ kelebhan serta kekurangan/
kelemahan baik fisik maupun psikhis yang dimilikinya dalam tabel berikut :

Kekuatan/ kelebihan Kekurangan/ kelemahan


- -
- -
- -

kemudan setelah tabel tersebut ters, maka membcarakannya dengan tga orang
murd lannya. Bagamana komentar teman-temannya, sesua atau tdak ?
3. Bagamana keterkatan antara masalah prbad dan sosal, sehngga memerlukan
bmbngan prbad sosal dan bagamana kedudukan bmbngan prbad socal dalam
keseluruhan penyelenggaraan bmbngan dan konselng d sekolah ?

RANGKUMAN
1. Bmbngan dan konselng prbad sosal merupakan salah satu bagan ntergral dalam
penyelenggaraan bmbngan dan konselng d MI/SD. Bmbngan dan konselng
prbad sosal adalah layanan untuk membantu ndvdu (murd) dalam memecahkan
persoalan prbad-sosal.
2. Esens bmbngan prbad sosal adalah membantu murd untuk mengembangkan
potens dr serta mengatas masalah, bak masalah prbad maupun sosal, sehngga
dapat tercapa memaham dr (self understanding), menerma dr (self acceptance -
Qona’ah), memperbak dr (self improvement), mengarahkan drnya (self direction)
serta akhrnya murd dapar menyesuakan dr (self adjustment).
3. Murid MI/SD mempunyai dorongan (masuk ke dalam dunia permainan dan pekerjaan,
keluar dar lngkungan rumah dan masuk ke dalam lngkungan teman sebaya serta
mematuh konsep-konsep logka) dan karakterstk yang khas dalam prbad-sosalnya
yang terlihat dalam keadaan fisik dan keterampilan (menolong diri sendiri, menolong
orang lan, sekolah, berman), kemampuan bahasa, keadaan emos, serta skap dan
perlaku moral.

Bimbingana dan Konseling


96
d. Sikap dan perilaku moral.
Pada saat anak menyadar drnya sebaga bagan dar suatu kelompok, maka saat
tu pula anak mula menyadar aturan-aturan perlaku yang boleh, harus, atau dlarang
dlakukan drnya dalam kelompok. Hal n dkarenakan pada masa n anak mula
memperhtungkan stuas khusus mengena pelanggaran moral yang benar dan salah.
Dalam hal ini Piaget (Hurlock, 1980 : 163) lebih jauh mengemukakan bahwa pada masa
ini anak mulai menggantikan moral yang kaku menjadi relativisme. Misalnya, bagi anak
yang berusa lma tahun berbohong selalu buruk, sedangkan bag anak yang lebh besar
sadar bahwa dalam beberapa stuas, berbohong dbenarkan, karena tu berbohong tdak
selalu buruk. Dengan demkan, apabla kelompok sosal menerma peraturan-peraturan
yang sesua bag anggota kelompok, drnya harus menyesuakan dengan peraturan agar
terhndar dar penolakan dan celaan kelompok.

Memperhatikan kode moral yang dimiliki individu menunjukkan pada pengaruh


standar moral kelompok di mana individu mengidentifikasikan dirinya sangat besar.
Hal n menuntut sekolah untuk memberkan perhatan yang lebh besar. Penddkan
mengena benar dan salah seyogyanya menekankan alasan mengapa perlaku tertentu
diterima dan mengapa pola perilaku lainnya tidak diterima. Lebih jauh lagi, penekanan
benar dan salah adalah untuk membantu anak memperluas konsep yang lebh luas, dan
lebh abstrak. In berart bahwa phak guru dan orang tua harus memperlakukan secara
konsisten, sehingga setiap yang benar hari ini, besok juga dan lusapun masih tetap benar.
Perbuatan yang salah harus mendapatkan hukuman yang sama apabla perbuatan tu
setiap kali diulang dan perbuatan yang benar harus mendapat ganjaran yang sama.

Bimbingana dan Konseling 97


TES FORMATIF 1

1. Konsep dasar bmbngan dan konselng secara umum adalah suatu proses usaha yang
dberkan konselor/ guru untuk membantu murd agar mampu :
a. Menyelesakan masalahnya atas nasehat guru
b. Mengembangkan potens dan mengatas masalahnya
c. Mempunyai prestasi belajar yang cemerlang
d. Nak kelas setap tahun

2. Bantuan dalam bmbngan mempunya sfat :


a. Mengembangkan
b. Memecahkan masalah
c. Membantu murd
d. Memandrkan

3. Contoh bantuan yang memandrkan kepada murd MI/ SD adalah :


a. Selalu membantu murid untuk menyeberang jalan raya
b. Menuntun murid untuk menyeberang jalan raya
c. Memberikan berbagai keterampilan agar murid dapat menyeberang jalan raya
sendr
d. Membiarkan murid menyeberang jalan raya sendiri

4. Bmbngan prbad-sosal, pada ntnya adalah membentuk prbad yang matang


dengan rangkaan self sebaga berkut :
a. Self understandng – self acceptance – self drecton – self mprovement – self
adjusment
b. self adjusment – self improvement - self understanding - self direction - self
acceptance
c. self acceptance - self direction - self adjusment - self improvement - self
understandng
d. Self understanding - self acceptance - self improvement - self adjusment - self
drecton

5. Ahl pskolog yang mengemukakan masalah pskososal murd adalah :


a. Kohlberg
b. Paget
c. Erkson
d. Sgmund Freud

6. Berkut dkemukakan pengertan bmbngan prbad sosal adalah layanan untuk


membantu murd agar, kecual :

Bimbingana dan Konseling


98
a. Menyesuaikan antara kebiasaan belajar dengan pilihan karirnya
b. Mengembangkan prbad yang berman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
c. Mantap dan mandiri, sehat jasmani dan rohani
d. Berinteraksi dengan lingkungan sosialnya secara bertanggung jawab

7. Dorongan anak menurut pendapat Hurlock adalah sebaga berkut, kecual :


a. Dorongan anak untuk masuk ke dalam dunia permainan dan pekerjaan.
b. Dorongan anak untuk keluar dar lngkungan rumah masuk ke dalam kelompok
teman sebaya.
c. Dorongan mental untuk mematuh konsep logka.
d. Dorongan untuk melakukan aktivitas fisik.

8. Murd SD/ MI setap pag secara berglran bertugas untuk membershkan kelasnya
masng-masng. Kegatan tersebut termasuk ke dalam pengembangan keteramplan
a. Menolong dr sendr
b. Menolong orang lan
c. Sekolah
d. Berman

9. Pada masa MI/SD n, murd mula senang menggunakan kosa kata rahasa dengan
sahabatnya dalam bentuk kode-kode yang berupa lambang atau penggant huruf.
Kosa kata rahasa tersebut termasuk ke dalam :
a. Tulsan
b. Lsan
c. Knetk
d. Gerakan

10. Menurut Anda, perilaku mana yang menunjukkan seorang murid mempunyai perilaku
moral yang bak :
a. Mencontek pada waktu ulangan karena tdak menghapal
b. Mengerjakan PR di sekolah karena di rumah main game saja.
c. Terlambat datang ke sekolah karena membantu pekerjaan di rumah dulu
d. Rbut d kelas karena tdak ada guru.

Bimbingana dan Konseling 99


Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudan gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

RUMUS

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tngkat penguasaan = ___________________________ X 100 %

10

Art tngkat penguasaan yang Anda capa :

90 % - 100% : bak sekal

80 % - 89% : bak

70% - 79 % : cukup

< 70% : kurang

Apabla tngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau lebh, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.

Bimbingana dan Konseling


100
2

TUJUAN DAN RAGAM MASALAH BIMBINGAN


DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL

1. Tujuan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial


Pada BBM 1, telah dikemukakan mengenai tujuan bimbingan dan konseling secara
umum. Bahasan kta secara mendalam dalam BBM n adalah tentang bmbngan dan
konselng prbad-sosal, berkut dkemukakan tujuan BK prbad-sosal agar peserta
ddk (murd) dapat:

a. Memlk komtmen yang kuat dalam mengamalkan nla-nla kemanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, bak dalam kehdupan prbad, keluarga, pergaulan
dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada
umumnya.
b. Memlk skap tolerans terhadap umat beragama lan, dengan salng menghormat
dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dan yang tdak menyenangkan (musbah), serta mampu
meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
e. Memlk skap postf atau respek terhadap dr sendr dan orang lan.
f. Memlk kemampuan untuk melakukan plhan secara sehat
g. Berskap respek terhadap orang lan, menghormat atau mengharga orang lan, tdak
melecehkan martabat atau harga drnya.
h. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap
tugas atau kewajibannya.
. Memlk kemampuan bernteraks sosal (human relationship), yang diwujudkan
dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau slaturahm dengan
sesama manusa.
j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal
(dalam dr sendr) maupun dengan orang lan..
k. Memlk kemampuan untuk mengambl keputusan secara efektf.

Bimbingana dan Konseling 101


Dalam aspek perkembangan pribadi sosial, layanan bmbngan membantu murd
agar dapat:

a. Memlk pemahaman dr

b. Mengembangkan skap postf


c. Membuat plhan kegatan secara sehat
d. Mampu mengharga orang lan
e. Memiliki rasa tanggung jawab
f. Mengembangkan keteramplan hubungan antar prbad
g. Menyelesakan masalah
h. Membuat keputusan secara bak.

Memperhatikan uraian mengenai tujuan pelaksanaan layanan bimbingan dan


konselng d MI/SD, dapat dkemukakan pelaksanaan bmbngan d MI/SD dapat dlhat
mnmal dar dua phak, yatu :

a. Phak sswa
Berdasarkan kemampuan yang dmlknya, dharapkan para sswa mampu mencapa
:

1) Kebahagaan hdup prbad d duna dan akhrat kelak;


2) Penngkatan pemahaman kesadaran terhadap dr sendr dan lngkungannya
yang melput sekolah, keluarga dan masyarakat luas;
3) Pengembangan kemampuan dan kualtas dr sebaga nsan prbad, sosal, dan
nsan cptaan Allah; dan
4) Penngkatan kemampuan dalam memecahkan masalah-masalah kehdupannya.

b. Phak guru
Pelaksanaan bmbngan dan konselng d MI/SD dharapkan para guru mampu
mencapa :

1. Pengembangan keharmonisan di dalam melaksanakan program belajar


mengajar;
2. Keselarasan kerja sama dengan, terutama dengan mereka yang memiliki masalah
prbad;
3. Kerja sama yang lebih intensif dengan orang tua murid dan masyarakat luas pada
umumnya.

Asosas Bmbngan dan Konselng Indonesa (ABKIN) sebaga organsas profes


konselor/ guru BK mengemukakan Standar Kompetens Kemandran untuk murd MI/
SD, sebaga berkut :

Bimbingana dan Konseling


102
NO TUGAS PERKEMBANGAN PENGENALAN AKOMODASI TINDAKAN
1 Landasan hdup relgus Mengenal ben-tuk- Tertark pada Melakukan ben-
bentuk dan tata cara dan tujuan tuk-bentuk ba-dah
badah sehar-har badah sehar-har
2 Landasan perlaku ets Mengenal patok-an Mengharga Mengkut atur-an-
bak-buruk atau aturan-aturan aturan yang berlaku
benar-salah dalam yang berlaku dalam lngkungannya
berper-laku dalam keh-
dupan sehar-
har
3 Kematangan emosonal Mengenal pera-saan Memaham Mengekspreskan
dr sendr dan perasaan- perasaan secara
orang lan perasaan dr dan wajar
orang lan
4 Kematangan ntelektual Mengenal kon-sep- Menyenang Melbatkan dr
konsep dasar lmu berbaga akt- dalam berbaga
pengetahu-an dan vtas perlaku aktvtas perlaku
perilaku belajar belajar belajar
5 Kesadaran tanggung jawab Mengenal hak Memaham hak Bernteraks de-
sosal dan kewajiban dan ke-wajiban ngan orang lan
dr sendr da- dr dan orang dalam suasana
lam lngkungan lan dalam lng- persahabatan
kehdupan seha-r- kungan keh-
har dupan sehar-
har
6 Peran sosal sebaga pra Mengenal dr Menerma atau Berperlaku se-
atau wanta (kesadaran sebaga lak-lak atau menghar-ga dr sua denan peran
gender) perempuan seba-ga lak-lak sebaga lak-lak atau
atau perem-puan perempuan
7 Penermaan dr dan Mengenal keber- Menerma Menamplkan
pengembangannya adaan dr dalam ke-adaan dr se- perlaku sesua
lngkungan dekatnya baga bagan dar dengan keber-
lngkung-an adaan dr dalam
lngkungannya
8 Kemandran perlaku Mengenal perla- Memaham Menamplkan
ekonoms (perlaku ku hemat, ulet, perlaku he-mat, perlaku hemat, ulet,
kewrausahaan) sungguh-sung-guh, ulet, sungguh- sungguh-sungguh,
dan kompe-ttf sungguh, dan dan kompetetf
dalam keh-dupan kompetetf dalam dalam kehdupan
sehar-har d keh-dupan seha-r-har d lng-
lngkungan dekatnya sehar-har d kungan dekatnya
lng-kungan de-
katnya
9 Wawasan persapan karr Mengenal ragam Mengharga Mengekspreskan
pekerjaan dan ragam peker-jaan ragam pekerjaan dan
aktvtas orang dan akt-vtas aktvtas orang dalam
dalam lngkung-an orang sebaga lngkungan keh-
kehdupan hal yang salng dupan
bergantung

Bimbingana dan Konseling 103


10 Kematangan hubungan Mengenal norma- Mengharga Menjalin persa-
dengan teman sebaya norma dalam norma-norma habatan dengan
bernter-aks dengan yang dijun-jung teman sebaya atas
tem-an sebaya tngg dalam dasar norma yang
men-jalin dijunjung tinggi
persaha-batan bersama
dengan teman
sebaya
11 Persapan dr untuk - - -
pernkahan dan hdup
berkeluarga

2. Ragam Permasalahan Pribadi-Sosial Peserta Didik


Secara umum, masalah yang terhmpun dalam persoalan prbad-sosal melput
masalah hubungan nteraks dengan orang lan (orang tua, saudara, teman, guru dan
masyarakat d lngkungan ndvdu), masalah pengaturan dr bak dalam bdang
kerohanian, perawatan diri (jasmani dan rohani), penyelesaian konflik dan sebagainya.

Secara ternc, peserta ddk (murd) dalam lngkup persekolahan pada umumnya
menghadap permasalahan prbad-sosal sebaga berkut :

a. Pemantapan skap dan kebasaan serta pengembangan wawasan dalam berman dan
bertaqwa kepada Alloh SWT.
b. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan dr dan pengembangannya untuk
kegatan yang lebh kreatf, produktf, dan normatf bak dalam keseharan maupun
untuk peran d masa yang akan datang.
c. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan mnat prbad dan penyaluran dan
pengembangannya pada/melalu kegatan yang kreatf dan normatf dan produktf.
d. Pemantapan tentang kelemahan dr dan usaha penanggunlanggannya.
e. Pemantapan kemampuan pengamblan keputusan.
f. Pemantapan kemampuan mengarahkan dr sesua dengan keputusan yang telah
dambl.
g. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat jasmani dan
rohan.
h. Pemantapan kemampuan berkomunkas.
. Pemantapan kemampuan menerma dan menyampakan argumentas secara dnams,
kreatf, normatf dan produktf.
j. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial dengan penuh
tanggung jawab.
k. Pemantapan hubungan yang dnams dan harmons dengan teman sebaya, orang tua,
dan msyarakat sektar.
l. Orentas tentang kehdupan berkeluarga.

Permasalahan yang dikemukakan di atas belum diklasifikasikan ke dalam masalah

Bimbingana dan Konseling


104
pribadi dan sosial. Apabila dirinci lebih lanjut, maka permasalahan yang dihadapi adalah
sebaga berkut :

Masalah-masalah yang berkatan dengan bdang prbad :

a. Ketakwaan kepada Allah SWT, mencakup :


1) Kurang motivasi untuk mempelajari agama sebagai pedoman hidup;
2) Kurang memaham bahwa agama sebaga pedoman hdup;
3) Kurang memlk kesadaran bahwa setap perbuatan manusa dawas oleh
Tuhan;
4) Mash merasa malas untuk melaksanakan shalat;
5) Kurang memlk kemampuan untuk bersabar dan bersyukur.

b. Perolehan sstem nla, melput :


1) Mash memlk kebasaan berbohong;
2) Mash memlk kebasaan mencontek;
3) Kurang berdspln (khususnya memelhara kebershan).

c. Kemandran emosonal, melput :


1) Belum mampu membebaskan dr dar perasaan atau perlaku kekanak-kanakan;
2) Belum mampu menghormat orang tua atau orang lan secara khlas.
3) Mash kurang mampu menghadap atau mengatas stuas frustras (stress) secara
postf.

d. Pengembangan keteramplan ntelektual, melput :


1) Mash kurang mampu mengambl keputusan berdasarkan pertmbangan yang
matang;
2) Mash suka melakukan sesuatu tanpa mempertmbangkan bak-buruknya, untuk-
rugnya.

e. Menerma dr dan mengembangkan secara efektf, melput :


1) Kurang merasa bangga dengan keadaan dr sendr;
2) Merasa rendah dr, apabla bergaul dengan orang lan yang mempunya kelebhan
(sepert teman yang lebh cantk/ cakep)

Masalah-masalah yang berkatan dengan bdang sosal :

a. Berperilaku sosial yang bertanggung jawab, meliputi :


1) Kurang menyenang krtkan orang lan;
2) Kurang memaham tata karma (etka) pergaulan;
3) Kurang berpartspas dalam kegatan sosal, bak d sekolah maupun d

Bimbingana dan Konseling 105


masyarakat.

b. Mencapa hubungan yang lebh matang dengan teman sebaya, melput :


1) Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis;
2) Merasa tdak senang kepada teman yang suka mengkrtk.

c. Mempersapkan pernkahan dan hdup berkeluarga, melput :


1) Skap yang kurang postf terhadap pernkahan;
2) Skap yang kurang postf terhadap hdup berkeluarga.

Ragam permasalahan tersebut apabla dkelompokkan ke dalam pencapaan tugas


perkembangan dan standar kompetens kemandran murd sebaga berkut :

1. Landasan hidup religius, mengangkut masalah sholat dan berdoa, belajar agama,
kemanan serta aktvtas beragama.
2. Landasan perilaku etis, menyangkut masalah jujur, hormat kepada orang tua, sikap
sopan dan santun, serta ketertbandan kepatuhan.
3. Kematangan emosional, mengangkut masalah kebebasan dalam mengemukakan
pendapat, tidak cemas, pengendalian emosi serta kemampuan menjaga stabilitas
emos.
4. Kematangan intelektual, mengangkut masalah skap krts, skap rasonal,
Kemampuan membela hak prbad serta kemampuan menla.
5. Kesadaran tanggung jawab, mengangkut masalah mawas diri, tanggung jawab atas
tndakan prbad, partspas pada lngkungan serta dspln.
6. Peran sosial sebagai pria atau wanita, mengangkut masalah perbedaan pokok
antara laki-laki dan perempuan, peran sosial sesuai dengan jenis kelamin, tingkah
laku dan kegiatan sesuai dengan jenis kelamin, serta cita-cita sesuai jenis kelamin.
7. Penerimaan diri dan pengembangannya, mengangkut masalah kondisi fisik,
konds mental, pengembangan cta-cta, serta pengembangan prbad.
8. Kemandirian perilaku ekonomis, mengangkut masalah upaya menghaslkan uang,
sikap hemat dan menabung, bekerja keras dan ulet, serta tidak mengharap pemberian
orang.
9. Wawasan persiapan karir , mengangkut masalah pemahaman jenis pekerjaan.
Kesungguhan belajar, upaya memahami keahlian serta perencanaan karir).
10. Kematangan hubungan dengan teman sebaya, mengangkut masalah pemahaman
tingkah laku orang lain, kemampuan berempati, kerja sama, serta kemampuan
hubungan sosal.
11. Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga. Untuk murd MI/SD
belum dbahas masalah-masalah yang tercakup dalam pon n

Hasl peneltan Praytno d Padang (Ded Suprad, 1997) mengungkapkan masalah-

Bimbingana dan Konseling


106
masalah yang dihadapi murid-murid SD. Sejumlah 50 item atau jenis masalah, terdapat
sepuluh masalah utama yang dhadap murd-murd SD d Kodya Padang, dar sebanyak
tga kelompok murd yang dtelt, yatu :

I. Murd-murd SD PPSP IKIP Padang – ketka tu – dengan sampel 220 kelas IV dan
kelas V.
II. SD-SD Neger Kodya Padang non-PPSP kelas IV, V dan VI dengan sampel 243 (dlakukan
tahun 1981).
III. SD Neger d Kodya Padang kelas IV, V dan VI dengan sampel 926 murd.

Sepuluh masalah utama yang dhadap murd-murd SD d Kodya Padang dapa dlhat
pada tabel berkut :

SEPULUH MASALAH UTAMA YANG DIHADAPI MURID-MURID SD


DI KODYA PADANG
(Dalam %)

KELOMPOK
NO. JENIS MASALAH SAMPEL
I II III
1 Ingin mengetahui tentang sekolah lanjutan 65 89 96
2 Takut berbcara d muka kelas 30 40 40
3 Khawatr tnggal kelas 80 85 76
4 Mengalam kesultan berhtung 37 74 60
5 Pemalu 36 65 46
6 Sering diejek/ditertawakan oleh teman 24 28 44
7 Kawan-kawan banyak yang nakal 31 53 45
8 Serng sakt 23 26 29
9 Memerlukan bantuan dalam belajar 39 16 37
10 Termasuk anak kurang panda 35 60 54

Murd-murd sepert d atas, perlu mendapat bantuan dar guru agar mereka dapat
melaksanakan kegiatan belajar secara baik dan terarah. Masalah-masalah tersebut tidak
selalu dapat (harus) diselesaikan dalam situasi belajar-mengajar di kelas, melainkan
memerlukan pelayanan secara khusus oleh guru di luar situasi proses pembelajaran.

Bimbingana dan Konseling 107


LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, slahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Jelaskan tujuan bimbingan pribadi sosial!


2. Kemukakan contoh-contoh masalah-masalah yang termasuk ke dalam bmbngan
prbad sosal
3. Silahkan Anda identifikasi murid di kelas Anda mengajar yang termasuk ke dalam
murd yang bermasalah dalam prbad sosal berdasarkan pencapaan kompetens
kemandran murd MI/SD.

RANGKUMAN
1. Bimbingan dan konseling pribadi sosial mempunyai tujuan khusus untuk
mengembangkan kemampuan sswa untuk mengenal drnya serta menyesuakan
dengan lngkungannnya.
2. Standar kompetens kemandran murd MI/SD yang dkemukakan oleh ABKIN,
melput : landasan hdup relgus, landasan perlaku ets, kematangan emosonal,
kematangan intelektual, kesadaran dan tanggung jawab sosial, peran sosial sebagai
pra atau wanta (kesadaran gender), penermaan dr dan pengembangannnya,
kemandran perlaku ekonoms (perlaku kewrausahaan, wawasan persapan karr,
kematangan hubungan dengan teman sebaya, serta persapan dr untuk pernkahan
dan hdup berkeluarga.
3. Ragam masalah prbad melput : ketakwaan kepada Alloh SWT, peroleh sstem nla,
kemandran emosonal, pengembangan keteramplan ntelektua, serta menerma dr
dan mengembangkannya secara ekeftf. Ragam masalah sosal melput : berperlaku
sosial yang bertanggung jawab, mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman
sebaya, setya mempersapkan pernkahan dan hdup berkeluarga.

Bimbingana dan Konseling


108
TES FORMATIF 2

1. Pa Amin, guru kelas V mengajak para siswanya untuk menyantuni anak yatim piatu di
panti asuhan Melati. Kegiatan tersebut untuk mencapai tujuan :
a. Memiliki rasa tanggung jawab
b. Berskap respek terhadap orang lan
c. Memlk skap yang postf
d. Tdak melecehkan martabat orang lan

2. Berikut kegiatan yang dilakukan Pa Nurhudaya untuk pencapaian tujuan memiliki


komtmen yang kuat dalam mengamalkan nla-nla kemanan dan ketaqwaan, kecual
:
a. Melakukan shalat berjamaah di mesjid sekolah
b. Melakukan puasa sunat senn kams
c. Belajar dengan baik saat akan ulangan
d. Mengucapkan salam saat akan masuk kelas.

3. Sdk murd kelas VI, mengenal dengan bak kemampuan yang dmlk bak dalam
bakat maupun minat. Kondisi tersebut menunjukkan telah tercapai tujuan apa :
a. Memlk pemahaman dan penermaan dr.
b. Memlk respek terhadap dr sendr
c. Memlk kemampuan untuk melakukan plhan
d. Memiliki kemampuan untuk menyelesaikan konflik

4. Wujud perilaku murid yang bertanggung jawab adalah :


a. Andi selalu mengerjakan tugas sekolah dengan benar, tepat dan bagus.
b. Ilyas selalu mengerjakan tugas piket pagi-pagi di sekolah dengan membersihkan
kelas sampa bersh
c. Salma selalu membuang sampah pada tempatnya
d. Nanda selalu datang pagi-pagi untuk mengerjakan PR nya di sekolah

5. Standar kompetens kemandran kematangan emosonal dalam ranah akomodas


adalah:
a. Mengharga aturan-aturan yang berlaku dalam kehdupan sehar-har
b. Memaham perasaan-perasaan dr dan orang lan
c. Menerma atau mengharga dr sebaga lak-lak atau perempuan
d. Menghargai norma-norma yang dijunjung tinggi dalam menjalin persahabatan
dengan teman sebaya

6. Bernteraks dengan orang lan dalam suasana persahabatan termasuk ke dalam


pencapaan standar kompetens dalam

Bimbingana dan Konseling 109


a. Kematangan hubungan dengan teman sebaya
b. Penermaan dr dan pengembangannya
c. Kematangan emosonal
d. Kesadaran tanggung jawab sosial

7. Anda tentu mash ngat dengan Kasus Heryanto dengan percobaan bunuh dr karena
malu dengan teman-teman sekelasnya pada saat dtagh uang keteramplan oleh
gurunya d depan kelas. Tanggapan Anda terhadap kasus tersebut adalah :
a. Heryanto murd yang mudah putus asa
b. Guru sudah menagih berkali-kali tetapi Heryanto tidak mau membayar
c. Guru tidak menggunakan pendekatan bimbingan dalam mendekati muridnya
yang bermasalah
d. Heryanto murd yang mengalam masalah prbad-sosal

8. Bagus murd kelas III, apabla strahat selalu dam sendran d kelas, tdak pernah
terlhat kut man d halaman sekolah. Bagus mengalam masalah :
a. Belum matang untuk bergaul dengan teman sebaya
b. Malu untuk bergaul dengan lawan jenis
c. Tdak senang berman karena suka dkrtk sebaga anak yang kuper
d. Kurang memaham etka/ tata krama pergaulan

9. Masalah persapan dr untuk pernkahan dan hdup berkeluarga belum dbahasa d
MI/SD, alasannya adalah :
a. Murd MI/SD mash termasuk ke dalam fase perkembangan anak-anak.
b. Belum termasuk ke dalam tugas perkembangan murd MI/SD
c. Masalah tersebut mash tabu untuk dbcarakan
d. Murd MI/SD mash lama menkah

10. Berdasarkan hasl peneltan Ded Suprad masalah prbad sosal yang dalam murd
SD d d Padang adalah :
a. Takut berbcara d depan kelas
b. Khawatr tnggal kelas
c. Pemalu
d. Ingin mengetahui tentang sekolah lanjutan

Bimbingana dan Konseling


110
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudan gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

RUMUS

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tngkat penguasaan = ___________________________ X 100 %

10

Art tngkat penguasaan yang Anda capa :

90 % - 100% : bak sekal

80 % - 89% : bak

70% - 79 % : cukup

< 70% : kurang

Apabla tngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau lebh, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.

Bimbingana dan Konseling 111


Bimbingana dan Konseling
112
3

SRATEGI DAN TEKNIK BIMBINGAN


DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL

a. Jenis Layanan dan Struktur Bimbingan


Struktur program bmbngan perkembangan yang komprehensf terdr atas empat
komponen dan perbandngan alokas waktu untuk masng-masng komponen program
bmbngan dan konselng d MI/ SD adalah: (1) Layanan Dasar Bmbngan 35-40%,
(2) Layanan Responsf 30-40%, (3) Layanan Perencanaan Indvdual 5-10%, dan (4)
Dukungan Sstem 10-15%.

1. Layanan Dasar Bimbingan. Yatu layanan umum yang dperuntukkan bag semua
murd. Layanan terarah pada pengembangan perlaku atau kompetens yang harus
dikuasai murid dengan tugas perkembangannya. Layanan dasar ini disebut juga sebagai
kurkulum bmbngan yang merupakan nt dar program bmbngan perkembangan.
Strateg : Bmbngan klaskal, bmbngan kelompok, berkolaboras dengan guru bdang
studi, kerja sama dengan orang tua.
Tujuan layanan dasar bimbingan adalah membantu seluruh murid dalam
mengembangkan keteramplan dasar untuk kehdupan. Komponen n merupakan
landasan bag program bmbngan perkembangan.
Contoh mater program bmbngan perkembangan d MI/ SD mencakup:

a. Harga dr (self-esteem)


b. Motvas berprestas
c. Keterampilan pengambilan keputusan, merumuskan tujuan, dan membuat
perencanaan (belajar, pendidikan).
d. Keteramplan pemecahan masalah
e. Keefektvan dalam hubungan antar prbad
f. Keteramplan berkomunkas
g. Keefektvan dalam memaham lntas budaya
h. Perilaku yang bertanggung jawab.

Layanan dasar bmbngan perkembangan memlk cakupan dan urutan bag

Bimbingana dan Konseling 113


pengembangan kompetensi murid. Materi kurikulum diajarkan dengan unit fokus pada
hasl (outcome-focused) dan pengajaran yang berorientasi tujuan (objective-based lesson)
bag murd dalam kelompok kecl atau kelas. Kurkulum drancang untuk menggunakan
materal dan sumber-sumber lannya, dan memerlukan strateg penlaan. Pemberan
layanan dasar bimbingan diawali sejak pengalaman pertama murid masuk sekolah,
dengan mater yang dselaraskan dengan usa dan tahapan perkembangan murd.

2. Layanan Responsif. Yatu layanan yang darahkan untuk membantu murd mengatas
masalah-masalah yang dhadap pada saat tu. Oleh karena tu, layanan responsf
akan mengandung layanan-layanan yang bersfat penanganan krss, remedatf dan
preventf.
Tujuan komponen layanan responsif adalah mengintervensi masalah-masalah atau
kepedulan prbad murd yang muncul segera dan drasakan saat tu. Sekalpun
layanan ini merespon kepedulian murid, beberapa topik telah diidentifikasi sebagai
topk yang memlk prortas dan/atau relevan dalam settng sekolah. Sebaga bahan
perbandingan, topik yang menjadi prioritas di Texas pada tahun 1990-an adalah:
a. Masalah bunuh dr pada kalangan anak SD
b. Kenakalan anak
c. Masalah putus sekolah
d. Penyalahgunaan obat terlarang/ narkotk.
e. Pacaran pada usa sekolah dasar

Topk-topk lannya yang relevan dengan masalah d sekolah sepert:

a. Kehadran
b. Skap dan perlaku terhadap sekolah
c. Hubungan dengan teman sebaya
d. Penyesuaan d sekolah baru
e. Isu-isu yang muncul selama atau setelah intervensi terhadap kejadian-kejadian
traumatk.

Sedangkan topk-topk yang berkatan dengan masalah prbad adalah:


a. Kematan anggota keluarga atau teman
b. Masalah perceraan
c. Masalah keluarga, dan
d. Masalah seksual

Layanan responsf bersfat preventf dan remedal. Preventf dengan memberkan


ntervens terhadap murd agar mereka terhndar dar plhan yang tdak sehat atau tdak
memada atau membawa murd agar mampu menentukan plhan pada stuas tertentu.

Bimbingana dan Konseling


114
Remedal dengan memberkan ntervens terhadap murd yang telah memlk plhan
yang salah atau mereka tdak memlk kemampuan dalam memecahkan masalahnya.

Prortas pemberan layanan hendaknya dsesuakan dengan kebutuhan murd.


Program bmbngan yang komprehensf mencakup pula pemberan layanan bag murd
yang memlk karakterstk tertentu.

Teknk pemberan layanan berupa konsultas ndvdual atau murd dalam kelompok
kecil, mengamati murid untuk mengidentifikasi masalah, konsultasi dengan guru dan
orang tua, bersama guru dan orang tua membuat program rujukan untuk program
atau spesals lan, melakukan koordnas dengan ahl lan, dan melakukan pengawasan
terhadap kemajuan murid. Jika memungkinkan melaksanakan pelatihan dan pengawasan
oleh fasltator sebaya. Terkadang konselor melaksanakan layanan bmbngan untuk
merespon tuntutan guru berkenaan dengan penyelesaan masalah kelompok anak
tertentu sepert masalah persangan atau stress d kalangan murd berbakat.

3. Layanan Perencanaan Individual. Yatu layanan yang dmaksudkan untuk membantu


murid mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pribadi sosial. Tujuan
utama dar komponen n adalah untuk membantu murd memantau dan memaham
pertumbuhan dan perkembangannya secara proaktf.
Tujuan layanan perencanaan individual adalah membimbing murid untuk
merencanakan, memontor, dan mengelola rencana pengembangan sosal-prbad oleh
drnya sendr. Konselor dapat menggunakan berbaga nara sumber, staf, nformas,
dan kegatan, serta memfokuskan nara sumber untuk seluruh murd dan membantu
murd secara ndvdual untuk mengembangkan dan mengmplementaskan
perencanaan prbad.
Melalu layanan perencanaan ndvdual, murd dapat:
a. Mempersiapkan pendidikan, karir, tujuan sosial-pribadi yang didasarkan
atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan
masyarakatnya.
b. Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah
dan tujuan jangka panjang.
c. Menganalss apa kekuatan dan kelemahan drnya dalam rangka pencapaan
tujuannya.
d. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
e. Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.

Guru-guru hendaknya memberikan prioritas terhadap pemberian bantuan bagi


murd, dan mengmplementaskan perencanaan ndvdual dengan fokus murd.

Bimbingana dan Konseling 115


4. Komponen dukungan sistem. Yatu komponen yang berkatan dengan aspek
manajerial yang mencakup antara lain pengembangan program, pengembangan staf,
alokasi dana dan fasilitas, kerja sama dengan orang tua dan sumber lainnya, riset dan
pengembangan.
Komponen dukungan sstem lebh darahkan pada pemberan layanan dan kegatan
manajemen yang tidak secara langsung bermanfaat bagi murid. Layanan mencakup:
a. Konsultas dengan guru-guru lan;
b. Dukungan bag program penddkan orang tua dan upaya-upaya masyarakat yang
berhubungan;
c. Partspas dalam kegatan sekolah dalam rangka penngkatan perencanaan dan
tujuan;
d. Implementas dan program standarsas nstrumen tes;
e. Kerjasama dalam melaksanakan riset yang relevan;
f. Memberikan masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran,
berdasarkan perspektf murd.
Kegiatan manajemen diperlukan untuk menjamin peluncuran program bmbngan
yang bermutu. Materi program dalam manajemen antara lain:

a. Pengembangan dan menajemen program bimbingan;


b. Pengembangan staf bmbngan;
c. Pemanfaatan sumber daya masyarakat;
d. Pengembangan penulisan kebijakan, prosedur dan pedoman pelaksanaan
bmbngan.

b. Teknik/ Strategi Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial


Juntka dan dpertegas dengan ABKIN dalam Rambu-Rmbu Penyelenggaraan
Bmbngan dan Konselng dalam Jalur Penddkan Formal, mengemukakan beberapa
macam teknk bmbngan yang dapat dgunakan untuk membantu perkembangan murd,
yatu :

1. Konseling Individual.
Konselng ndvdual adalah merupakan bantuan yang sfatnya terapeutk yang
darahkan untuk mengubah skap dan perlaku murd. Konselng dlaksanakan melalu
wawancara langsung dengan murid. Konseling ditujukan kepada murid yang normal,
bukan yang mengalami kesulitan kejiwaan, melainkan hanya mengalami kesulitan dalam
penyesuaian diri dalam pendidikan, pekerjaan dan kehidupan sosial.

Dalam konselng terdapat hubungan yang akrab dan dnams. Murd merasa dterma
dan dmengert oleh konselor. Dalam hubungan tersebut, konselor menerma murd secara
prbad dan tdak memberkan penlaan. Murd merasakan ada orang yang mengert
masalah prbadnya, mau mendengarkan keluhan dan curahan perasaannya.

Bimbingana dan Konseling


116
Dalam konseling, berisi proses belajar yang ditujukan agar murid dapat mengenal,
menerma, mengarahkan, dan menyesuakan dr secara relalsts dalam kehdupannya
d sekolah maupun d rumah. Dalam konselng tercpta hubungan prbad yang unk
dan khas, dengan hubungan tersebut murd darahkan agat dapat membuat keputusan,
pemilihan, dan rencana yang bijaksana, serta dapat berkembang dan berperan lebih
bak d lngkungannya. Konselng membantu murd agar lebh mengert drnya sendr,
mampu mengeksploras dan memmpn dr sendr, serta menyelesakannya tugas-tugas
kehdupannya. Proses konselng lebh bersfat emosonal darahkan pada perubahan skap,
pola-pola hdup sebab hanya dengan perubahan-perubahan tersebut memungknkan
terjadi perubahan perilaku dan penyelesaian masalah.

2. Konsultasi.
Konsultas merupakan salah satu teknk bmbngan yang pentng sebab banyak
masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh
konselor. Konsultas dalam pengertan umum dpandang sebaga nashat dar seorang
profesonal.

Pengertan konsultas dalam program bmbngan dpandang sebaga suatu proses


menyedakan bantuan tekns untuk guru, orang tua, admnstrator, dan konselor lannya
dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas murid
atau sekolah.

Brown dkk. menegaskan bahwa konsultas tu bukan konselng atau pskoterap sebab
konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada siswa, tetapi secara
tdak langsung melayan murd melalu bantuan yang dberkan orang lan.

Adapun yang menjadi tujuan konsultasi adalah :

a. Mengembangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi murd, orang tua,


dan admnstras sekolah;
b. Menyempurnakan komunkas dengan mengembangkan nformas d antara orang
yang pentng;
c. Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi yang bermacam-macam
untuk menyempurnakan lingkungan belajar;
d. Memperluas layanan dar para ahl;
e. Memperluas layanan penddkan dar guru dan admnstrator;
f. Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku;
g. Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua komponen lingkungan belajar yang
bak;
h. Menggerakkan organsas yang mandr.

Bimbingana dan Konseling 117


Ada lma langkah proses konsultas yatu :
a. Menumbuhkan hubungan berdasarkan komunkas dan perhatan pada murd;
b. Menentukan diagnosis atau sebuah hipotesis kerja sebagai rencana kegiatan;
c. Mengembangkan motvas untuk melaksanakan kegatan;
d. Melakukan pemecahan masalah;
e. Melakukan alternatf lan apabla masalah belum terpecahkan.

3. Nasihat.
Nashat merupakan salah satu teknk bmbngan yang dapat dberkan oleh guru.
Pemberan nashat hendaknya memperhatkan hal-hal sebaga berkut :
a. Berdasarkan masalah atau kesultan yang dhadap oleh murd.
b. Dawal dengan menghmpun data yang berkatan dengan masalah yang
dhadap.
c. Nashat yang dberkan bersfat alternatf yang dapat dplh oleh murd, dserta
kemungknan keberhaslan dan kegagalan.
d. Penentuan keputusan dserahkan kepada murd, alternatf mana yang akan
dambl, serta
e. Hendaknya murid mau dan mampu mempertanggungjawabkan keputusan yang
damblnya.

4. Bimbingan kelompok.
Bmbngan kelompok merupakan bantuan terhadap murd yang dlaksanakan dalam
stuas kelompok. Bmbngan kelompok dmaksudkan untuk mencegah berkembangnya
masalah atau kesultan pada dr murd. Is kegatan bmbngan kelompok terdr atas
penyampaan nformas ataupun aktvtas kelompok yang berkenaan dengan masalah
pendidikan, pekerjaan pribadi dan sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.

Bmbngan kelompok dlaksanakan dalam tga kelompok, yatu kelompok kecl (2-6
orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20 orang) ataupun kelas
(21-40). Pemberan nformas dalam bmbngan kelompok terutama dmaksudkan untuk
menngkatkan pemahaman tentang kenyataan, aturan-aturan dalam kehdupan, dan cara-
cara yang dapat dlakukan untuk menyelesakan tugas, serta merah masa depan dalam
stud, karer, ataupun kehdupan. Aktvtas kelompok darahkan untuk memperbak,
mengembangkan pemahaman dr dan pemahaman lngkungan, penyesuaan dr, serta
pengembangan dr.

Pemberan nformas banyak menggunakan alat-alat dan meda penddkan, sepert


OHP, kaset audio-video, film, buletin, brosur, majalah, buku dan lain-lain. Kadang-kadang
konselor mendatangkan ahl tertentu untuk memberkan ceramah (nformas) tentang
hal-hal tertentu.

Pada umumnya, aktvtas kelompok menggunakan prnsp dan proses dnamka

Bimbingana dan Konseling


118
kelompok, sepert dalam kegatan dskus, sosodrama, berman peran, smulas, dan
lan-lan. Bmbngan melalu aktvtas kelompok lebh efektf karena selan peran ndvdu
lebih aktif, juga memungkinkan terjadinya pertukaran pemikiran, pengalaman, rencana,
dan penyelesaan masalah.

5. Konseling kelompok.
Konselng kelompok merupakan upaya bantuan kepada murd dalam rangka
memberkan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selan bersfat
pencegahan, konselng kelompok dapat pula bersfat penyembuhan.

Konselng kelompok adalah suatu upaya bantuan kepada murd dalam suasana
kelompok yang bersfat pencegahan dan penyembuhan, dan darahkan kepada pemberan
kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya. Konselng kelompok
bersfat pencegahan, dalam art bahwa murd yang bersangkutan mempunya kemampuan
untuk berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi mungkin memiliki suatu titik
lemah dalam kehdupannya sehngga mengganggu kelancaran berkomunkas dengan
orang lan. Konselng kelompok bersfat pemberan kemudahan dalam pertumbuhan
dan perkembangan murd, dalam arti bahwa konseling kelompok itu menyajikan dan
memberkan dorongan kepada murd- murd yang bersangkutan untuk mengubah drnya
selaras dengan mnatnya sendr. Dalam hal n, ndvdu-ndvdu tersebut ddorong
untuk melakukan tndakan yang selaras dengan kemampuannya semaksmal mungkn
melalui perilaku perwujudan diri.

Konselng kelompok adalah suatu proses antarprbad yang dnams yang terpusat
pada pemkran dan perlaku yang sadar dan melbatkan fungs-fungs terap sepert sfat
permsf, orentas pada kenyataan, katarss, salng mempercaya, salng memperlakukan
dengan mesra, salng pengertan, salng mempercaya, salng menerma dan salng
mendukung. Fungs-fungs terap tu dcptakan dan dkembangkan dalam suatu kelompok
kecl melalu cara salng mempedulkan d antara peserta konselng kelompok. Klen-klen
dalam konselng kelompok pada dasarnya adalah murd-murd normal yang memlk
berbaga kepedulan dan persoalan yang tdak memerlukan perubahan keprbadan
dalam penanganannya. Klen dalam konselng kelompok dapat menggunakan nteraks
dalam kelompok untuk menngkatkan pemahaman dan penermaan terhadap nla-nla
dan tujuan-tujuan tertentu, untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap dan
perlaku tertentu.

Prosedur konselng kelompok sama dengan bmbngan kelompok yatu terdr dari :

(1) tahap pembentukkan;


(2) tahap peralhan;
(3) tahap kegatan; dan
(4) tahap pengakhran.

Bimbingana dan Konseling 119


Tahap pembentukan temanya pengenalan, pelbatan, dan pemasukan sendr. Tahap
peralihan temanya pembangunan jembatan antara tahap pertama dengan tahap ketiga.
Tahap kegiatan temanya kegiatan pencapaian tujuan. Tahap pengakhiran temanya
penilaian dan tindak lanjut.

6. Pengajaran Remedial.
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk menciptakan
suatu stuas yang memungknkan murd atau kelompok murd tertentu lebh mampu
mengembangkan drnya seoptmal mungkn sehngga dapat memeluh krtera
keberhaslan mnmal yang dharapkan, dengan melalu suatu proses nteraks yang
tertencana, terorgansas, terarah, terkoordnas, terkontrol dengan lebh memperhatkan
taraf kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau kelompok
murd yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan lngkungannya (Abn Syamsuddn
Makmun, 1998 : 228).

Pengajaran remedial merupakan salah satu kegiatan utama dalam keseluruhan


kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan, rangkaian kegiatan lanjutan
logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar mengajar.

Strategi dan teknik pengajaran dapat dilakukan secara preventif, kuratif, dan
pengembangan. Tindakan pengajaran remedial dikatakan bersifat kuratif jika setelah
program PBM utama selesai diselenggarakan. Pendekatan preventif ditujukan kepada
murid tertentu yang diperkirakan akan mengalami hambatan terhadap pelajaran yang
akan dipenuhinya. Pendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut dari upaya
dagnostk yang dlakukan guru selama berlangsung PBM.

Selain dengan pengajaran remedial, bimbingan belajar juga dapat dilakukan oleh
guru selama mengajar. Keberhasilan belajar murid akan lebih memadai apabila guru
menerapkan peran bimbingan waktu mengajar (Rochman, l988 : 43). Penerapan peran
bimbingan waktu mengajar yang dilakukan oleh guru adalah upaya bimbingan lain dalam
bentuk membimbing murid menentukan tujuan yang hendak dicapainya, membimbing
murid dalam mencapai keberhasilannya dalam mencapai tujuan itu.

Dalam melaksanakan peranan bmbngannya, bak secara umum maupun dalam


PBM, guru serng mengeluh karena tugasnya terlalu melmpah. Sebenarnya, apabla guru
lebih memperhatikan murid dan bukan hanya memperhatikan pelajarannya, guru itu
akan menemukan bahwa proses belajar itu lebih penting daripada bahan pelajaran yang
diberikannya. Guru akan lebih efektif, apabila memberikan perhatian yang lebih besar
kepada proses belajar dan proses perkembangan muridnya.

Selanjutnya, apabila hal tersebut telah disadari oleh guru, maka dia akan menyadari
pula betapa pentingnya pelayanan bimbingan bagi murid yang sedang belajar. Guru akan

Bimbingana dan Konseling


120
menemukan bahwa pendekatan bimbingan akan meningkatkan efektivitas mengajar.

7. Mengajar bernuansa bimbingan.


Murid akan berhasil dalam belajar apabila guru menerapkan prinsip-prinsip dan
memberikan bimbingan waktu mengajar. Lebih jelas bimbingan pada waktu mengajar yang
dapat dilakukan oleh guru menjelaskan tujuan dan manfaat materi pelajaran, cara belajar,
karakteristik mata pelajaran yang diberikan, dorongan untuk berprestasi, membantu
mengatas kesultan yang dhadap ndvdu, penyelesaan tugas, merencanakan masa
depan, memberikan fasilitas belajar, memberi kesempatan untuk berprestasi, dan lain-
lan.

Secara umum, bimbingan yang dapat diberikan guru sambil mengajar adalah

a. mengenal dan memaham murd secara mendalam;


b. memberkan perlakuan dengan memperhatkan perbedaan ndvdual;
c. memperlakukan murd secara manusaw;
d. member kemudahan untuk mengembangkan dr secara optmal; dan
e. mencptakan suasana kelas yang menyenangkan.

Suasana kelas dan proses belajar-mengajar yang menerapkan prinsip-prinsip/


bernuansa bmbngan tampak sebaga berkut :

b. Tecpta klm kelas yang permsf, bebas dar ketegangan dan menempatkan murd
sebagai subjek pengajaran.
c. Adanya arahan/ orientasi agar terselenggaranya belajar yang efektif, baik dalam bidang
studi yang diajarkannya, maupun dalam keseluruhan proses belajar mengajar.
d. Menerma dan memperlakukan murd sebaga ndvdu yang mempunya harga dr
dengan memaham kekurangan, kelebhan dan masalah-masalahnya.
e. Mempersiapkan serta menyelenggarakan proses belajar mengajar sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan murd.
f. Membna hubungan yang dekat dengan murd, menerma murd yang akan
berkonsultas dan memnta bantuan.
g. Guru berusaha mempelajari dan memahami murid untuk menemukan kekuatan,
kelemahan, kebasaan dan kesultan yang dhadapnya terutama dalam hubungannya
dengan bidang studi yang diajarkannya.
h. Memberkan bantuan kepada murd yang menghadap kesultan, terutama yang
berhubungan dengan bidang studi yang diajarkannya.
i. Pemberian informasi tentang masalah pendidikan, pengajaran, dan jabatan/ karir.
j. Memberikan bimbingan kelompok di kelas.
k. Membimbing murid agar mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.
l. Memberkan layanan perbakan bag murd yang memerlukannya.
m. Bekerja sama dengan guru lainnya dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh
murd.

Bimbingana dan Konseling 121


n. Memberkan umpan balk atas hasl evaluas.
o. Memberikan pelayanan rujukan (referal) bagi murid yang memiliki kesulitan yang
tdak dapat dselesakannya sendr.

LATIHAN
1. Coba Anda buat sebuah rancangan di kelas yang Anda ajar berdasarkan hasil
pengamatan Anda tentang karakterstk permasalahan murd (layanan bmbngan
dasar, layanan responsf, perencanaan ndvdual dan dukungan sstem).
2. Coba Anda plh satu permasalahan yang palng perlu untuk mendapatkan bmbngan
kemudan slahkan Anda plh salah satu teknk/ strateg bmbngan. Urakan
bagamana anda melaksanakannya.

RANGKUMAN
1. Struktur program bmbngan perkembangan yang komprehensf yatu : layanan
bmbngan dasar, layanan responsf, perencanaan ndvdual dan dukungan sstem.
2. Teknk/ strateg bmbngan : konselng ndvdual, konsultas, nashat, bmbngan
kelompok, konseling kelompok, pengajaran remedial, mengajar dengan nuansa
bmbngan.

Bimbingana dan Konseling


122
TES FORMATIF 3

1. Layanan yang darahkan untuk membantu murd dalam mengatas masalah-masalah


yang dhadap pada saat tu adalah…
a. Layanan dasar bmbngan.
b. Layanan responsf.
c. Layanan perencanaan ndvdual.
d. Layanan dukungan sstem.

2. Alf mendatang Ibu Dta untuk mencertakan permasalahan yang dhadapnya. Alf
berharap setelah bertemu dengan Ibu Dta, da dapat memaham permasalahan yang
dhadapnya sehngga dapat menyelesakan masalahnya dengan segera. Kegatan
yang dlakukan oleh Alf dan Ibu Dta adalah…
a. Konsultas.
b. Konselng Indvdual.
c. Pemberan Nashat.
d. Bmbngan kelompok.

3. Berkut n merupakan prosedur konselng kelompok dan bmbngan kelompok :


1) Tahap peralhan
2) Tahap pengakhran
3) Tahap pembentukkan
4) Tahap kegatan
Urutan yang benar adalah…
a. 3,1,2,4
b. 3,1,4,2
c. 3,4,1,2
d. 3,2,1,4

4. Layanan responsf bersfat….


a. Preventf dan kuratf
b. Afektf dan remedal.
c. Preventf dan remedal.
d. Afektf dan kuratf.

5. Yang tidak termasuk tujuan konsultasi adalah…


a. Memperluas layanan dar para ahl.
b. Memperluas layanan penddkan dar guru dan admnstrator.
c. Menggerakkan organsas yang mandr.
d. Menggerakkan layanan langsung kepada murd.

Bimbingana dan Konseling 123


6. Strategi tindakan pengajaran remedial yang ditujukan kepada murid tertentu yang
diperkirakan akan mengalami hambatan terhadap pelajaran yang akan dipenuhinya
dsebut…
a. Pendekatan kuratf.
b. Pendekatan pengembangan.
c. Pendekatan afektf.
d. Pendekatan preventf.

7. Bmbngan melalu aktvtas kelompok lebh efektf karena…


a. Dapat segera mengatas permasalahan yang dalam.
b. Adanya hubungan yang akrab dan dnams antara murd dan konselor.
c. Murid mampu bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambilnya.
d. Memungkinkan terjadinya pertukaran pemikiran, pengalaman dan penyelesaian
masalah.

8. Berkut n merupakan karakterstk teknk bmbngan yang dapat dgunakan untuk
membantu perkembangan ndvdu.
1) Kegiatan utama dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar
2) Proses kegatannya lebh bersfat emosonal.
3) Kegatan yang secara tdak langsung melayan sswa melalu bantuan orang lan.
4) Rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar
mengajar.
Yang merupakan karakteristik teknik pengajaran remedial adalah….
a. 1 dan 3.
b. 2 dan 3.
c. 1 dan 4
d. 3 dan 4

9. Arah dar penyelenggaraan layanan dasar bmbngan adalah :


a. Semua sswa yang mempunya masalah dan membutuhkan bmbngan
b. Semua sswa yang belum mengetahu potens yang dmlknya
c. pengembangan perlaku atau kompetens yang harus dkuasa murd dengan
tugas perkembangannya.
d. Pengembangan kemampuan untuk mengenak dr dan bernteraks dengan orang
lan

10. Melalu sstem perencanaan ndvdual, murd dapat mempunya kemampuan d


bawah n, kecual :
a. Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek.
b. Menganalss apa kekuatan dan kelemahan drnya dalam rangka pencapaan
tujuannya.
c. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.

Bimbingana dan Konseling


124
d. Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.

Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 3 yang
terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudan gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

RUMUS

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tngkat penguasaan = ___________________________ X 100 %
10
Art tngkat penguasaan yang Anda capa :
90 % - 100% : bak sekal
80 % - 89% : bak
70% - 79 % : cukup
< 70% : kurang

Apabla tngkat penguasaan Anda telah mencapa 80 % atau lebh, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.

Bimbingana dan Konseling 125


KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

TES FORMATIF 1
1. B
2. D
3. C
4. A
5. C
6. A
7. D
8. B
9. A
10. C

TES FORMATIF 2
1. B
2. C
3. A
4. D
5. B
6. D
7. C
8. A
9. B
10. D

TES FORMATIF 3
1. B
2. B
3. B
4. C
5. D
6. C
7. D
8. C
9. C

Bimbingana dan Konseling


126
4
BAHAN BELAJAR MANDIRI
bimbingan belajar
anak sd/mi

Bimbingana dan Konseling 127


Bimbingana dan Konseling
128
BIMBINGAN BELAJAR ANAK MI/SD

PENDAHULUAN
Dalam bahan belajar mandiri ketiga ini, Anda akan diperkenalkan dengan konsep
Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar. Pembahasan akan difokuskan pada pengertian
belajar dan tujuan bimbingan belajar di SD, jenis-jenis dan identifikasi peserta didik
yang diperkirakan mengalami masalah belajar, serta faktor penyebab terjadinya masalah
belajar dan upaya membantu peserta didik dalam mengatasi masalah belajar.

Setelah Anda membaca bahan belajar mandiri ini, diharapkan Anda dapat :

1. Menjelaskan pengertian belajar dan tujuan bimbingan belajar di SD.


2. Menyebutkan jenis-jenis belajar dan dapat mengidentifikasi peserta didik yang
diperkirakan mengalami masalah belajar.
3. Menjelaskan faktor penyebab terjadinya belajar dan mengungkapkan upaya membantu
peserta didik dalam mengatasi masalah belajar.

RUANG LINGKUP MATERI


1. Pengertian belajar dan tujuan bimbingan belajar di SD.
2. Jenis-jenis belajar dan dapat identifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami
masalah belajar, serta
3. Faktor penyebab terjadinya belajar dan upaya membantu peserta didik dalam
mengatasi masalah belajar.

PETUNJUK BELAJAR
Agar Anda memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan petunjuk
berkut :

1. Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh
terlebh dahulu.
2. Setelah itu, Anda diharapkan secara lebih cermat dan penuh perhatian mempelajari
bagian demi bagian dari kegiatan belajar ini, dan bila perlu berilah tanda khusus pada
bagan yang Anda anggap pentng.

Bimbingana dan Konseling 129


3. Apabla ada bagan yang tdak atau kurang Anda mengert maka berlah tanda lan dan
catat dalam buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tutoral
tatap muka.
4. Buatlah kesmpulan dalam kata-kata Anda sendr dar keseluruhan bahan yang Anda
baca dalam bahan belajar mandiri ini.
5. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia.

Bimbingana dan Konseling


130
1

PENGERTIAN BELAJAR DAN TUJUAN


BIMBINGAN BELAJAR DI MI/SD

Setap peserta ddk, khususnya d MI/SD memlk perbedaan antara satu dengan
lannya, d sampng terdapat persamaannya. Perbedaan tersebut menyangkut : kapastas
ntelektual, keteramplan, motvas, perseps, skap, kemampuan, mnat, latar belakang
kehdupan dalam keluarga, dan lan-lan. Perbedaan n cenderung akan mengakbatkan
adanya perbedaan pula dalam belajar setiap peserta didik, baik dalam kecepatan
belajarnya maupun keberhasilan yang dicapai peserta didik itu sendiri.

Peserta ddk datang ke sekolah dengan harapan agar dapat mengkut penddkan
atau pembelajaran dengan baik. Tetapi tidak selamanya demikian. Ada berbagai masalah
yang mereka hadap, bak yang bersumber dar ketegangan karena tugas-tugas yang
diberikan, ketidakmampuan mengerjakan tugas, keinginan untuk bekerja sebaik-baiknya
tetap tdak mampu, persangan dengan teman, kemampuan dasar ntelektual yang
kurang, motivasi belajar yang lemah, kurangnya dukungan orang tua, guru yang kurang
ramah, dan lan-lan. Masalah-masalah tersebut tdak selalu dapat dselesakan dalam
situasi belajar-mengajar di kelas, melainkan memerlukan pelayanan secara khusus oleh
guru di luar situasi proses pembelajaran.

Peran dan fungsi serta tanggung jawab guru di MI/SD, selain mengajar juga perlu
memperhatkan keragaman karakterstk perlaku peserta ddk sebaga dasar penentuan
jenis bantuan dan layanan dalam bimbingan belajar, baik secara individual maupun secara
kelompok.

1. Pengertian Belajar

Apakah belajar itu ?


Sebelum kita sampai kepada pengertian belajar, mari kita simak ilustrasi berikut ini.

Bimbingana dan Konseling 131


Doni seorang peserta didik MI/SD kelas IV pada saat pelajaran keterampilan ia
mencoba membuat pesawat terbang dar kertas, sambl melhat dan memperhatkan
tentang cara melipatnya dengan kertas yang baru saja dibagikan guru kepada seluruh
peserta didik di kelas itu. Diukurnya panjang kertas sehingga terbentuk ukuran sesuai
dengan gambar, dkutnya gars-gars lpatan yang harus dlakukannya. Manan pesawat
terbang yang dhaslkannya dcoba dluncurkan namun ternyata tdak mau melayang
dan pesawatpun jatuh tersungkur ke lantai. Dengan penuh semangat dan perasaan tak
gentar, Don kembal melhat buku tentang cara melpat dan mencoba kembal membuat
manan pesawat terbang dar kertas secara lebh cermat dengan memperhatkan ukuran
kertas dan sudut lpatannya. Setelah melakukan percobaan berulang kal, akhrnya Don
menguasa teknk pembuatan manan pesawat terbang dar kertas; da mampu membuat
dalam berbaga ukuran dan bentuk, bahkan sekarang a mampu member tahu temannya
tanpa melhat kembal buku.

Ilustrasi di atas, apabila dianalisis lebih mendalam menunjukkan bahwa telah terjadi
perubahan perlaku pada dr Don. Perubahan perlaku tersebut melput :

1. Pengetahuan tentang proses pembuatan manan pesawat terbang dar kertas.


2. Keteramplan dalam cara membuat manan tersebut , serta
3. Menyenang dan berskap postf terhadap cara-cara membuat manan pesawat
terbang dar kertas.

Mengapa pada diri Doni terjadi perubahan perilaku ketika ia beljar ? Karena Doni
telah melakukan nteraks secara bak dengan lngkungan. Proses perubahan perlaku
yang dcapa ndvdu melalu nteraks dengan lngkngannya tulah yang dsebut dengan
belajar.

Banyak pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli, namun pada dasarnya
terletak pada ada-tidaknya perubahan perilaku pada diri pelajar. Pengertian belajar di
antaranya dikemukakan oleh M. Surya (1986) sebagai berikut : belajar adalah suatu
proses usaha yang dlakukan ndvdu untuk memperoleh suatu perubahan tngkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebaga hasl dar pengalaman ndvdu tu sendr dalam
nteraksnya dengan lngkungan. Perubahan tersebut akan tampak dalam penguasaan
pola-pola respon baru terhadap lngkungan, yang berupa keteramplan-keteramplan,
skap, kecakapan, pengetahuan, pengalaman, apresas dan sebaganya.

Untuk memperoleh pengertian belajar secara komprehensif, berikut ini akan


dikemukakan beberapa prinsip belajar sebagai ciri dari perbuatan belajar. Prinsip-prinsip
tersebut alah :

1. Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku


Perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik banyak sekali baik jenis maupun
sifatnya, namun tidak setiap perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik merupakan
perubahan dalam arti belajar. Sebagai contoh, kalau tangan seorang peserta didik menjadi

Bimbingana dan Konseling


132
bengkok karena tertabrak mobil, perubahan itu bukan karena belajar. Ciri-ciri perubahan
dalam pengertian belajar adalah sebagai berikut.

a. Perubahan yang dsadar.


Peserta didik yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan, misalnya menyadari
pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, keteramplannya bertambah,
kebasaannya bertambah, dan sebaganya. Jad perubahan tngkah laku peserta ddk
yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan
dalam pengertian belajar, karena peserta didik yang bersangkutan tidak menyadari
akan perubahan tu.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
Perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik berlangsung terus menerus, dinamis
dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berkutnya dan akan berguna bag kehdupan ataupun proses berkutnya. Jka seorang
peserta didik belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat
menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan
menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis indah, dapat menulis
menggunakan pensl/pulpen/spdol/kapur, dan sebaganya. D sampng tu dengan
kecakapan menuls yang telah dmlknya a dapat memperoleh kecakapan-kecakapan
lannya sepert menuls surat, menyaln catatan-catatan, membuat sebuah karangan
atau ceritera, mengerjakan soal-soal dan sebagainya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
Perubahan dalam belajar senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh
sesuatu yang lebh bak dar sebelumnya. Dengan demkan semakn banyak usaha
belajar itu dilakukan, semakin banyak dan semakin baik atau positif perubahan yang
diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi
dengan sendrnya melankan harus melalu suatu proses yakn dperoleh melalu
usaha peserta didik itu sendiri. Ketika peserta didik tersebut belajar, ia perlu mencari,
mempertanyakan, memkrkan, membandngkan, mendskuskan sesuatu yang
dipelajarinya itu.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat temporer, dan bukan karena proses
kematangan, pertumbuhan atau perkembangan.
Perubahan yang bersifat sementara atau temporer yang terjadi hanya untuk beberapa
saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, dan sebagainya, tidak
dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan
yang terhad karena proses kematangan atau pertumbuhan atau perkembangan yang
lebih bersifat terjadi karena dorongan dari dalam. Perubahan dalam belajar terjadi
karena pengaruh atau dorongan dari luar dan disengaja. Kematangan dapat diartikan
sebagai kesiapan organ fisik maupun psikhis untuk menjalankan fungsi sebagaimana
mestnya. Kematangan merupakan proses perkembangan yang bersumber dar dalam
dr ndvdu dan bukan karena pengaruh lathan atau ntervens lngkungan. Oleh
karena itu, perubahan karena kematangan bukan merupakan hasil belajar. Di dalam

Bimbingana dan Konseling 133


perkembangan individu antara kematangan dan belajar ini berkembang melalui suatu
proses yang kompleks, sehngga akhrnya tdak begtu tegas batas d antara keduanya.
Sebagai contoh, anak tidak belajar bicara sebelum dia mencapai kematangan untuk
bicara; akan tetapi bahasa yang dia pelajari itu pun berkembang dari sesuatu yang
ddengarnya dar lngkungan. In berart bahwa lngkunganpun turut mewarna
keteramplan bcara anak.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai, benar-benar
disadari dan terarah. Misalnya seorang peserta didik belajar mengetik, sebelumnya
ia sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau
tngkat kecakapan mana yang akan dcapanya.

2. Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku.


Jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah
laku secara menyeluruh dalam pengetahuan, skap, kebasaan, keteramplan, dan
sebagainya. Sebagai contoh, jika seorang anak telah belajar naik sepada motor, maka
perubahan yang palng tampak alah dalam keteramplan nak sepeda motor tu. Akan
tetap a telah mengalam perubahan-perubahan lannya sepert pemahaman tentang
cara kerja sepeda motor, pengetahuan tentang jenis-jenis sepeda motor, pengetahuan
tentang alat-alat sepeda motor, cta-cta untuk memlk sepeda motor yang lebh bagus,
kebasaan membershkan sepeda motor, dan sebaganya. Jad aspek perubahan yang satu
berhubungan erat dengan aspek lannya.

3. Belajar merupakan suatu proses


Perbuatan belajar merupakan suatu proses kegiatan, yaitu merupakan suatu
rangkaan usaha ndvdu yang dlakukan secara aktf dalam memenuh kebutuhan untuk
mencapai tujuan. Segala aspek tingkah laku merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
saling berhubungan. Dengan demikian, belajar merupakan kegiatan yang berlangsung
terus, aktf dan bukan keadaan dam atau pasf.

4. Proses belajar terjadi karena ada dorongan dan tujuan yang akan dicapai
Dalam proses belajar selalu ada tenaga pendorong dan ada tujuan yang akan dicapai,
dan belajar juga merupakan salah satu cara individu untuk memenuhi kebutuhannya.
Misalnya seorang peserta didik belajar komputer karena didorong oleh kebutuhan
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru harus dikerjakan dengan komputer.
Dengan demikian besarnya dorongan yang dirasakan individu dan makin jelas tujuan yang
akan dicapai, maka makin besar pula usaha individu untuk melakukan kegiatan belajar.

Bimbingana dan Konseling


134
5. Belajar merupakan bentuk pengalaman
Pengalaman dapat dartkan sebaga suatu rangkaan nteraks ndvdu dengan
lingkungannya. Perbuatan belajar tidak dapat dipisahkan dari situasi kehidupan individu.
Proses dan hasil belajar akan mewarnai dan mempengaruhi kehidupan individu. Hasil
belajar yang telah dicapai individu akan menjadi atau merupakan pengalaman individu,
demkan pula pengalaman-pengalaman yang dmlk ndvdu akan menyebabkan
individu itu belajar. Di sini tampak, bahwa terdapat saling terkait antara proses belajar
yang dlakukan ndvdu dengan pengalaman yang dperolehnya.

2. Tujuan Bimbingan Belajar di SD


Ilustrasi tentang Doni, merupakan contoh proses belajar yang menghasilkan perubahan
perilaku sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Namun demikian, tidak semua peserta
didik mampu belajar seperti Doni, karena tidak sedikit yang mengalami hambatan dalam
belajarnya. Lebih jelasnya dapat disimak dalam ilustrasi berikut ini.

Lan halnya dengan Mng teman sekelas Don, pada saat membuat pesawat terbang
dari kertas, ia banyak mengalami kekeliruan di samping menunjukkan ketidakmampuan
pada saat mempelajari buku petunjuk tentang cara melipat, juga tidak ada keseriusan
dalam menekuninya serta menunjukkan adanya sikap yang tidak senang, sehingga ia tidak
dapat menyelesakan tugasnya dengan bak. Akhrnya dengan bantuan dan bmbngan
guru kelasnya Miing baru mau mengerjakannya meskipun tidak bisa langsung selesai
tepat pada waktunya.

Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa tidak semua peserta didik dapat mencapai
tujuan atau sasaran belajar dengan cepat dan tepat. Peserta didik seperti Miing perlu
memperoleh bantuan dan layanan khusus yang terencana. Bantuan tersebut dnamakan
bimbingan belajar.

Merujuk kepada uraian di atas, maka dapat dikemukakan pengertian bimbingan


belajar, yaitu proses bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dapat
mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar sehingga setelah melalui
proses perbuatan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan
kemampuan, bakat dan mnat yang dmlknya. Dengan kata lan, tugas guru d sn adalah
membantu peserta ddk dalam mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan dr,
sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan,
serta dalam rangka menyiapkan kelanjutan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Untuk lebih jelasnya, bimbingan belajar di MI/SD bertujuan sebagai berikut.

a. Mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik, terutama dalam mengerjakan tugas,
mengembangkan keteramplan, serta dalam berskap terhadap guru.
b. Menumbuhkan-kembangkan disiplin belajar dan keterampilan belajar, baik secara
mandr atau ndvdual maupun berkelompok.

Bimbingana dan Konseling 135


c. Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya
d lngkungan sekolah atau alam sektar untuk pengembangan pengetahuan,
keteramplan dan pengembangan prbad peserta ddk.

Secara operasional, bimbingan belajar di MI/SD terpadu dengan proses pembelajaran


secara keseluruhan. Dengan demikian di samping peran dan fungsi serta tanggungjawab
guru sebagai pengajar, kepedulian guru pun terhadap keragaman individu peserta didik
merupakan hal penting sebagai dasar penentuan jenis bantuan dan layanan bimbingan
belajar. Jadi, sangat mungkin guru dituntut memberikan pelayanan kepada peserta didik
secara ndvdu atau perorangan, d sampng memperhatkan kelompok kelas secara
keseluruhan.

Dalam melakukan bimbingan belajar, terkait erat dengan kriteria keberhasilan


belajar peserta didik. Untuk mengatahui apakah peserta didik telah berhasil atau belum
dalam belajarnya, guru seyogyanya mampu melakukan evaluasi (penilaian) berdasarkan
orientasi (tinjauan) atau rujukan yang digukannya secara tepat. Berdasarkan hasil
evaluasi (penilaian) sesuai dengan rujukan yang digunakan tersebut akan ditemukan
kualifikasi-kualifikasi peserta didik seperti beeikut ini.

a. Tujuan yang sesuai dengan rumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) yang
ddasarkan pada penggunaan criterion referenced evaluation (CRE) atau penlaan
acuan patokan (PAP), maka akan ditemukan kualifikasi peserta didik sebagai
berkut.
1) Peserta didik yang benar-benar dapat dinilai sebagai menguasai pelajaran seperti
yang ditunjukkan oleh angka prestasi belajarnya yang tinggi atau berada di atas
batas lulus (qualified students).
2) Peserta didik yang dapat dinilai sebagai cukup menguasai pelajaran seperti yang
ditunjukkan oleh angka prestasi belajar nya yang sedang (relatively qualified
students).
3) Peserta didik dapat dinilai sebagai tidak atau belum menguasai pelajaran seperti
yang ditunjukkan oleh angka nilai prestasi belajarnya yang berada dibawah
ukuran batas lulus (unqualified students).

b. Kapasitas (tingkat kecerdasan dan bakat) peserta didik itu sendiri untuk belajar
dalam bidang studi tertentu, akan ditemukan kualifikasi peserta didik sebagai
berkut.
1) Peserta didik yang prestasi belajarnya lebih tinggi dari apa yang diperkirakan
berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya (overachievers atau peserta ddk
sukses).
2) Peserta didik yang prestasi belajarnya memang sesuai dengan apa yang
diperkirakan berdasarkan tes kemampuan belajarnya (estimated, predicted atau

Bimbingana dan Konseling


136
peserta didik wajar).
3) Peserta didik yang prestasi belajarnya ternyata lebih rendah dari apa yang
diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya (underachievers atau
peserta ddk gagal).

c. Berdasarkan waktu yang ditetapkan (time allowed) untuk menyelesakan sesuatu


program belajar, maka akan ditemukan kualifikasi peserta didik sebagai berikut.
1) Peserta didik yang ternyata dapat menyelesaikan pelajaran atau pekerjaan lebih
cepat dari waktu yang disediakan untuk menyelesaikan pelajaran tersebut (rapid
learners atau peserta ddk cepat).
2) Peserta didik yang dapat menyelesaikan pelajaran atau pekerjaan memang tepat
sesua dengan waktu yang telah dalokaskan (normal learners atau peserta ddk
normal).
3) Yang ternyata tidak dapat menyelesaikan pelajaran atau pekerjaan berdasarkan
waktu yang telah dtetapkan (slow learners atau peserta ddk lambat).

d. Dengan menggunakan norm referenced evaluation (NRE) atau penlaan acuan norma
(PAN), dalam hal n prestas seorang peserta ddk dbandngkan dengan prestas
peserta ddk lannya (bak temannya sekelompok d tempat yang sama maupun d
tempat lan), maka akan dtemukan kategorsas peserta ddk sebaga berkut.
1) Peserta didik yang prestasi belajarnya selalu berada di atas nilai rata-rata prestasi
kelompoknya (higher groups atau peserta ddk unggul).
2) Peserta didik yang prestasi belajarnya selalu di sekitar rata-rata (mean) dar
kelompoknya (averages atau peserta ddk papak).
3) Peserta didik yang prestasi belajarnya selalu berada di bawah nilai rata-rata
prestas kelompoknya (lower-groups atau peserta ddk asor).

Dari kriteria keberhasilan belajar peserta didik di atas, hendaknya guru memperoleh
gambaran tentang peserta ddk yang termasuk kepada kelompok syarat berhasl (nak
kelas atau lulus), cukup berhasil, dan kelompok yang tidak berhasil di dalam belajarnya.
Kelompok peserta didik yang tidak atau belum berhasil dalam belajarnya itu perlu
mendapatkan pelayanan bimbingan belajar, sebelum pada akhirnya diputuskan harus
mengulang program pelajaran kelas yang sama atau tidak naik kelas, harus dikeluarkan
dar sekolah atau drop out. Dengan demkan, guru dharapkan berupaya dan lebh
terampl dalam menangan peserta ddk-peserta ddk, khususnya bag mereka yang
benar-benar memerlukan perhatian khusus dalam proses pembelajarannya sehari-hari,
yatu :

1) Peserta didik yang tidak atau belum menguasai pelajaran angka nilai prestasi
belajarnya yang berada dibawah ukuran batas lulus (unqualified students).

Bimbingana dan Konseling 137


2) Peserta didik yang prestasi belajarnya lebih rendah dari apa yang diperkirakan
berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya (underachievers atau peserta ddk
gagal).
3) Peserta didik yang ternyata tidak dapat menyelesaikan pelajaran atau pekerjaan
berdasarkan waktu yang telah dtetapkan (slow learners atau peserta ddk lambat).
4) Peserta didik yang prestasi belajarnya selalu berada di bawah nilai rata-rata prestasi
kelompoknya (lower-groups atau peserta ddk asor).

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, slahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Menyebutkan dengan kata-kata sendiri definisi belajar !


2. Menguraikan disertai contoh-contoh prinsip-prinsip perbuatan belajar !
3. Menjelaskan pengertian dan tujuan bimbingan belajar di MI/SD !
4. Mengidentifikasi peserta didik yang termasuk ke dalam peserta didik yang bermasalah
dalam belajar baik berdasarkan pencapaian tujuan belajar (TPK), kapasitas, waktu
yang dtetapkan, dan kemampuan kelompok.

RANGKUMAN
1. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tngkah laku yang baru secara keseluruhan, sebaga hasl dar pengalaman
ndvdu tu sendr dalam nteraksnya dengan lngkungan. Perubahan tersebut akan
nampak dalam penguasaan pola-pola respons baru terhadap lngkungan, yang berupa
keteramplan-keteramplan, skap, kecakapan, pengetahuan, pengalaman, apresas
dan sebaganya.
2. Bimbingan belajar, yaitu proses bantuan yang diberikan kepada individu (peserta
didik) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar,
sehingga setelah melalui proses perbuatan belajar mereka dapat mencapai hasil
belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya.
3. Peserta didik-peserta didik yang bemasalah dalam belajar dapat diidentifikasi melalui
keberhasilan pencapaian tujuan belajar (TPK), kapasitas, waktu yang ditetapkan, dan
kemampuan kelompok.

Bimbingana dan Konseling


138
TES FORMATIF 1

1. Pengertian belajar banyak diungkapkan oleh beberapa ahl. Akan tetap, pada dasarnya
inti dari belajar adalah…
A. perubahan fisik;
B. perubahan perlaku;
C. perubahan pengalaman;
D. perubahan kematangan.

2. Berikut dikemukakan prinsip-prinsip perubahan dalam belajar, kecuali...


A. perubahan sebaga akbat dar proses kematangan;
B. perubahan yang dsadar;
C. perubahan bersfat kontnu dan fungsonal;
D. perubahan bersfat postf dan aktf.

3. Kesiapan organ fisik maupun psikis untuk menjalankan fungsi sebagaimana mestinya
dsebut…
A. perlaku nstnktf;
B. perlaku keadaan sementara;
C. kematangan;
D. kesiapan fisik.

4. Tom berhasl terplh sebaga peserta ddk teladan d tngkat Kota. Prestas tersbeut
memang layak dsandang Tom karena da merupakan peserta ddk yang memang
benar-benar menguasai pelajaran dan selalu mendapat nilai yang tinggi. Melihat hal
tersebut, Tom termasuk …
A. peserta ddk sukses (over achievers);
B. peserta ddk unggul (qualiafied students);
C. peserta ddk Cepat (rapid learner);
D. peserta didik wajar (estimated).

5. Yang tidak termasuk ciri perubahan yang merupakan perilaku hasil belajar adalah…
A. perubahan tu postf;
B. perubahan tu dsadar;
C. perubahan tu efektf;
D. perubahan tu kebetulan.

6. D kelas, Melly dan Ranum merupakan peserta ddk yang senantasa tdak dapat
menyelesaikan pekerjaan atau pelajarannya berdasarkan waktu yang telah ditetapkan.
Melhat hal tersebut, Melly dan Ranum termasuk peserta ddk…
A. peserta ddk gagal (under achievers);

Bimbingana dan Konseling 139


B. peserta ddk asor (unqualiafied students);
C. peserta ddk papak (average);
D. peserta ddk lambat (slow learners).

7. Peserta ddk-peserta ddk yang termasuk kategor peserta ddk lambat, peserta
ddk asor (lower groups) maupun peserta ddk gagal (underachievers) sebaknya
dberkan bantuan dan layanan khusus terencana yatu…
A. bmbngan karr;
B. bmbngan sosal-prbad;
C. bimbingan belajar;
D. bmbngan nla.

8. Untuk melihat kriteria keberhasilan belajar peserta didik, maka guru seyogyanya
melakukan hal berkut n, yatu…
A. melakukan evaluas;
B. melakukan dagnoss;
C. melakukan identifikasi masalah;
D. melakukan bmbngan.

9. Ada beberapa tujuan bimbingan belajar di SD, di antaranya ialah….


A. mengarahkan peserta ddk untuk dapat mengambl keputusan yang tepat;
B. pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik, terutama dalam mengerjakan
tugas, mengembangkan keteramplan dan berskap kepada guru;
C. memberikan informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan objek bimbingan;
D. proses bantuan untuk mengarahkan dr peserta ddk.

10. Pola respon yang dibawa sejak lahir dan sudah dimiliki individu secara relatif
sempurna dsebut…
A. perlaku keadaan sementara;
B. perlaku nstnktf;
C. perlaku manusaw;
D. perilaku ajeg.

Bimbingana dan Konseling


140
BALIKAN DAN TINDAK LANJUT
Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 1.

RUMUS

Jumlah Jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100 %

10

Makna Tngkat Penguasaan: 90%-100% = Bak Sekal; 80 % - 89 % = Bak; 70 % - 79


% = Cukup; dan < 69 % = Kurang.

Kalau Anda mencapa tngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan


dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus ! Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan Anda masih
di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum
Anda kuasa.

Bimbingana dan Konseling 141


Bimbingana dan Konseling
142
2

JENIS-JENIS MASALAH BELAJAR DAN IDENTIFIKASI


PESERTA DIDIK YANG DIPERKIRAKAN
MENGALAMI MASALAH BELAJAR

1. Jenis-Jenis Masalah Belajar


Sebelum dikemukakan jenis-jenis masalah belajar yang dialami oleh peserta didik MI/
SD, terlebih dahulu akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan masalah belajar. Masalah
belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh peserta didik dan menghambat
kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan
dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga berkenaan
dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar
tdak hanya dalam oleh peserta ddk-peserta ddk yang rendak kemampuan dalam
belajarnya, akan tetapi dapat juga menimpa peserta didik-peserta didik yang pandai atau
cerdas.

Merujuk kepada pengertian masalah belajar di atas serta terhadap kriteria


keberhasilan belajar peserta didik yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka
jenis-jenis masalah belajar di MI/SD dapat dikelompokkan kepada peserta didik-peserta
ddk yang mengalam hal-hal berkut.

a. Keterlambatan akademk, yatu keadaan peserta ddk yang dperkrakan memlk


ntelegens yang cukup tngg, tetap tdak dapat memanfaatkannya secara optmal,
sehingga menunjukkan prestasi belajarnya yang berada di bawah kemampuannya
(underacievers).
b. Keterlambatan dalam belajar, yaitu keadaan peserta didik yang memiliki bakat
akademk yang cukup tngg atau memlk IQ 130 atau lebh, tetap mash memerlukan
tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang
amat tngg.
c. Sangat lambat dalam belajar (slow leanners), yatu keadaan peserta ddk yang
memlk bakat akademk yang kurang memada dan perlu dpertmbangkan untuk
mendapat pendidikan atau pembelajaran khusus.

Bimbingana dan Konseling 143


d. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan peserta didik yang kurang bersemangat
dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
e. Bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi peserta didik
yang kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan yang
seharusnya, sepert suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenc
guru, tdak mau bertanya untuk hal-hal yang tdak dketahu, dsb.
f. Serng tdak sekolah, yatu peserta ddk-peserta ddk yang serng tdak hadr atau
menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilangan sebagian
besar kegiatan belajarnya.

Hasl peneltan Praytno d Padang (Ded Suprad, 1997) mengungkapkan masalah-


masalah yang dihadapi peserta didik-peserta didik SD. Sejumlah 50 item atau jenis
masalah, terdapat sepuluh masalah utama yang dhadap peserta ddk-peserta ddk SD
d Kota Padang, dar sebanyak tga kelompok peserta ddk yang dtelt, yatu :

1. Peserta ddk-peserta ddk SD PPSP IKIP Padang – ketka tu – dengan sampel 220
kelas IV dan kelas V.
2. SD-SD Neger Kodya Padang non-PPSP kelas IV, V dan VI dengan sampel 243 (dlakukan
tahun 1981).
3. SD Neger d Kodya Padang kelas IV, V dan VI dengan sampel 926 peserta ddk.

Kesepuluh masalah utama yang dhadap peserta ddk-peserta ddk SD d Kota


Padang dapa dlhat pada tabel berkut :

Tabel 1
SEPULUH MASALAH UTAMA YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK-PESERTA DIDIK SD
DI KOTA PADANG
(dalam %)
KELOMPOK
NO. JENIS MASALAH SAMPEL
I II III
1 Ingin mengetahui tentang sekolah lanjutan 65 89 96
2 Takut berbcara d muka kelas 30 40 40
3 Khawatr tnggal kelas 80 85 76
4 Mengalam kesultan berhtung 37 74 60
5 Pemalu 36 65 46
6 Sering diejek/ditertawakan oleh teman 24 28 44
7 Kawan-kawan banyak yang nakal 31 53 45
8 Serng sakt 23 26 29
9 Memerlukan bantuan dalam belajar 39 16 37
10 Termasuk anak kurang panda 35 60 54

Bimbingana dan Konseling


144
Peserta ddk-peserta ddk sepert d atas, perlu mendapat bantuan dar guru agar
mereka dapat melaksanakan kegiatan belajar secara baik dan terarah. Masalah-masalah
tersebut tidak selalu dapat (harus) diselesaikan dalam situasi belajar-mengajar di
kelas, melankan memerlukan pelayanan secara khusus oleh guru d luar stuas proses
pembelajaran.

2. Identifikasi Peserta didik yang Diperkirakan Mengalami Masalah


Belajar
Peserta didik yang mengalami masalah belajar, dapat diidentifikasi melalui tes hasil
belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar.

a. Tes Hasil Belajar.


Tes hasil belajar adalah alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana peserta
didik telah mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang ditetapkan sebelumnya.
Peserta didik-peserta didik dikatakan telah mencapai tujuan pembelajaran apabila
dia telah menguasai sebagian besar materi yang berhubungan dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Ketentuan ini merupakan penerapan dari
sistem belajar tuntas (mastery learning) yang ddasarkan pada asums bahwa setap
peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan jika diberi waktu
yang cukup dan bimbingan yang memadai untuk mempelajari bahan yang disajikan.
Tingkat penguasaan bahan atau materti pembelajaran ditentukan dengan menetapkan
patokan atau krtera, yatu persentase mnmal yang harus dcapa oleh peserta ddk
yang belum menguasai bahan pembelajaran sesuai dengan patokan atau kriteria yang
ditetapkan, dikatakan sebagai peserta didik yang belum menguasai tujuan pengajaran.
Peserta ddk yang sepert n dgolongkan sebaga peserta ddk yang mengalam
masalah belajar dan memerlukan bantuan khusus, sedangkan peserta didik yang
sudah menguasai secara tuntas semua bahan-bahan yang disajikan sebelum batas
waktu yang dtetapkan berakhr, dgolongkan sebaga peserta ddk yang sangat cepat
dalam belajar. Mereka ini patut untuk mendapatkan pelajaran tambahan.

b. Tes Kemampuan Dasar


Setap peserta ddk mempunya kemampuan dasar atau kecerdasan tertentu.
Tngkat kemampuan dasar n basanya dukur atau dungkap dengan menggunakan
tes kecerdasan yang sudah baku. Dasumskan bahwa anak normal, memlk tngkat
kecerdasan (IQ) antara 90-109. Hasl yang dcapa peserta ddk hendaknya dapat
mencermnkan tngkat kemampuan yang dmlknya. Peserta ddk yang kemampuan
dasarnya tinggi akan mencapai hasil belajar yang tinggi pula. Bilamana seseorang
peserta didik mencapai hasil belajar lebih rendah dari tingkat kecerdasan yang
dmlknya, maka peserta ddk yang bersangkutan dgolongkan sebaga yang
mengalami masalah belajar.

Bimbingana dan Konseling 145


c. Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar
Sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam belajar.
Sebagian dari hasil belajar peserta didik ditentukan oleh sikap dan kebiasaan yang
ditunjukkan oleh peserta didik pada saat belajar. Kebiasaan belajar menunjuk pada
bentuk dan pola perlaku yang dtamplkan secara terus-menerus oleh peserta ddk
dalam belajar.
Sebagian dari sikap dan kebiasaan belajar peserta didik, dapat diketahui melalui
pengamatan yang dilakukan di dalam kelas. Misalnya, dalam hal mengerjakan tugas-
tugas, membaca buku, membuat catatan dan kegatan-kegatan lan yang berhubungan
dengan belajar peserta didik. Tetapi pengamatan biasanya terbatas pada sikap dan
kebasaan yang dterma oleh alat ndera. Untuk mengungkapkan skap dan kebasaan
yang lebh luas telah dkembangkan beberapa alat berupa ”skala skap dan kebasaan
belajar”. Alat ini akan dapat mengungkapkan derajat cara peserta didik mengerjakan
tugas-tugas sekolah, sikap terhadap guru, sikap dalam menerima pelajaran dan
kebiasaan dalam melaksanakan kegiatan belajar.

Dengan memperhatikan sikap dan kebiasaan belajar peserta didik akan dapat diketahui
bahwa peserta didik-peserta didik yang sikap dan kebiasaan belajarnya sudah memadai
dan perlu terus dpertahanan serta peserta ddk-peserta ddk yang memerlukan bantuan
khusus dalam meningkatkan sikap dan kebiasaan belajarnya yang baik.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, slahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Deskripsikan jenis-jenis masalah belajar yang dialami oleh peserta didik SD.
2. Dengan cara apa Anda dapat mengidentifikasi peserta didik yang diperkirakan
mengalami kesulitan belajar !

RANGKUMAN
1. Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh peserta didik dan
menghambat proses belajar, baik dari dirinya maupun lingkungannya.
2. Jenis-jenis masalah belajar di MI/SD berupa keterlambatan akademik, keterlambatan
dalam belajar, sangat lambat dalam belajar, kurang motivasi dalam belajar, sikap dan
kebiasaan yag buruk dalam belajar, sering tidak sekolah, dan lain-lain.
3. Identifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami masalah belajar dapat melalui
tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan
belajar.

Bimbingana dan Konseling


146
TES FORMATIF 2

1. Apabila seorang peserta didik terhambat kelancaran proses belajar, maka ia


mengalam….
a. Gangguan kejiwaan
b. Gangguan fisik
c. Masalah belajar
d. Masalah ekonom

2. Dibawah ini ada beberapa tes yang dapat mengidentifikasi peserta didik yang
mengalami masalah belajar, diantaranya:
1) tes hasil belajar
2) tes kesehatan
3) tes kemampuan dasar
4) skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar
dari option di atas, jawaban yang tepat adalah….
a. 1,2,3
a. 1,3,4
b. 2,3,4
c. 1,2,4

3. Tes IQ termasuk ke dalam tes….


a. Tes hasil belajar
b. Tes kesehatan
c. Tes kemampuan dasar
d. Skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar

4. Keadaan peserta ddk yang dperkrakan memlk ntelegens yang tngg, tetap
tdak dapat memanfaatkannya secara optmal, termasuk ke dalam kelompok peserta
ddk yang mengalam…
a. Keterlambatan akademk
b. Sangat lambat dalam belajar
c. Keterlambatan dalam belajar
d. Kurang motivasi dalam belajar

5. Berikut ini merupakan contoh masalah belajar yang dialami oleh peserta didik :
1) Rna sudah lama tdak sekolah karena menderta sakt keras.
2) Drian lebih memilih bolos, daripada harus belajar matematika di jam terakhir.
3) Deri sering terlambat datang ke sekolah karena letak rumahnya jauh dari
sekolah

Bimbingana dan Konseling 147


Peserta didik yang memiliki masalah karena kurangnya motivasi dalam belajar
adalah…
a. Rna.
b. Dran.
c. Der.
d. Rna, Dran dan Der.

6. Setiap peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan jika diberi
waktu yang cukup dan bimbingan yang memadai untuk mempelajari bahan yang
disajikan. Hal ini merupakan asumsi dari….
a. Learning fun
b. Basic learning
c. Kebiasaan belajar
d. Mastery learning

7. Peserta ddk yang suka menunda-nunda tugas, mengulur-ngulur waktu, membenc


guru, dapat dkelompokkan kepada peserta ddk yang mengalam….
a. keterlambatan akademk
b. Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar
c. keterlambatan dalam belajar
d. kurang motivasi dalam belajar

8. Alat yang dapat mengungkapkan derajat sikap peserta didik terhadap guru dan sikap
peserta didik dalam menerima pelajaran adalah…
a. Skala penlaan.
b. Skala skap.
c. Catatan Anekdot.
d. Angket.

9. Berdasarkan tes hasil belajar, bila seorang anak digolongkan sebagai peserta didik
yang sangat cepat dalam belajar, maka jenis bantuan yang patut didapatkan oleh
peserta ddk tersebut adalah…
a. Mendapatkan pengajaran remedial.
b. Mendapatkan pelajaran tambahan.
c. Mendapatkan bantuan khusus.
d. Tdak mendapatkan bantuan apapun.

10. Peserta ddk dkatakan gagal kalau yang bersangkutan tdak berhasl mencapa
tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat
pelajaran berikutnya, dapat digolongkan ke dalam….
a. Pengulang/repeaters
b. Peserta ddk lambat/lower group

Bimbingana dan Konseling


148
c. Peserta ddk asor/unqualiafied students)
d. Slow learners

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT


Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 2.

RUMUS

Jumlah Jawaban Anda yang benar


Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100 %
10
Makna Tngkat Penguasaan: 90%-100% = Bak Sekal; 80 % - 89 % = Bak; 70 % - 79
% = Cukup; dan < 69 % = Kurang.

Kalau Anda mencapa tngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan


dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus ! Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan Anda masih
di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum
Anda kuasa.

Bimbingana dan Konseling 149


Bimbingana dan Konseling
150
3

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MASALAH BELAJAR


DAN UPAYA MEMBANTU PESERTA DIDIK DALAM
MENGATASI MASALAH BELAJAR

1. Faktor Penyebab terjadinya Masalah Belajar.


Pada dasarnya dari setiap jenis masalah, khususnya dalam masalah belajar peserta
ddk d MI/SD, cenderung bersumber dar faktor-faktor yang melatarbelakang
(penyebabnya). Setelah guru mengetahu sapa peserta ddk yang bermasalah dalam
belajar serta jenis masalah apa yang dihadapinya selanjutnya guru dapat melaksanakan
tahap berikutnya, yaitu mencari atau mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya masalah
yang dialami peserta didiknya dalam belajar tersebut. Meskipun dalam hal ini seorang
guru tidak mudah menentukan sebab-sebab terjadinya masalah yang sesungguhnya,
karena masalah belajar cenderung sangat kompleks. Kompleksitas masalah peserta didik
dalam pembelajaran di MI/SD dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pertama, masalah belajar yang sama dapat timbul oleh berbagai sebab yang berlainan.
Suatu masalah belajar yang sama dialami oleh dua orang peserta didik atau lebih, belum
tentu dsebabkan oleh faktor yang sama. Msalnya : Tut dan An adalah peserta ddk
kelas III, tdak mampu membaca dengan bak dan benar seluruh bacaan yang dberkan
gurunya. Tut dsebabkan menderta gangguan penglhatan, sedangkan An cenderung
dsebabkan tdak menguasa tata bahasa yang benar. Dalam kasus n kedua-duanya sama
mengalami masalah belajar dalam ”membaca”, tetapi faktor penyebabnya berlainan.

Kedua, dar sebab yang sama dapat tmbul masalah yang berlanan. Serngkal suatu
konds yang sama dmlk oleh beberapa orang peserta ddk, namun menmbulkan
masalah-masalah yang berlanan pada masng-masng ndvdu. Msalnya : Soleh dan Tono
peserta ddk kelas VI, sama-sama berasal dar lngkungan keluarga ekonom rendah.
Pengaruh dar keadaan tersebut, bag Soleh mempunya dampak yang postf karena setap
mengikuti pelajaran di kelas, selalu menunjukkan perhatian, sikap dan disiplin belajar
yang tinggi. Ia pun menunjukkan perilaku yang tidak banyak membuang-buang waktu
untuk kegiatan yang kurang bermanfaat. Prestasi belajarnya termasuk kepada kelompok

Bimbingana dan Konseling 151


yang berhasil di kelasnya. Sedangkan bagi Tono, nampak menunjukkan sebaliknya, ia
tidak mampu belajar dengan baik, tampak kurang konsentrasi dan tidak bersemangat
dalam belajar, sehingga prestasi belajarnya pun berada di bawah rata-rata kelasnya.

Ketiga, sebab-sebab masalah belajar dapat saling berhubungan antara yang satu
dengan yang lain. Kadang-kadang masalah belajar yang dihadapi oleh seorang peserta
didik tidak timbul dari satu sebab saja, melainkan dapat timbul dari berbagai sebab yang
salng berhubungan antara satu dengan yang lan. Msalnya : Marn seorang peserta ddk
kelas V, memiliki kelainan fisik. Kondisi yang dimilikinya itu menimbulkan tanggapan
dari orang-orang lain (terutama teman sekelasnya), sehingga bagi Marni menjadi rasa
rendah dr. Dar rasa rendah dr tu, cenderung dapat menyebabkan Marn mengalam
masalah belajar.

Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada peserta didik
dkelompokkan ke dalam dua kategor, yatu :

a. Faktor-faktor nternal (faktor-faktor yang berada atau bersumber dar dalam dr
peserta ddk tu sendr), antara lan :
1) Gangguan secara fisik, seperti
a) Suatu pusat sususan syaraf dak berkembang secara sempurna karena luka atau
cacat, atau sakt sehngga membawa gangguan emosonal.
b) Panca ndra mungkn berkembang kurang sempurna atau sakt/rusak sehngga
menyultkan proses nteraks secara efektf.
c) Ketidakseimbangan perkembangan dan reproduksi serta berfungsinya kelenjar-
kelenjar tubuh yang sering membawa kelainan-kelainan perilaku (kurang
terkoordnaskan dan sebaganya).
d) Cacat tubuh atau pertumbuhan yang kurang sempurna, organ dan anggota-anggota
badan (kak, tangan, dan sebaganya) serng pula membawa ketdakstablan
mental dan emosonal.
e) Penyakit menahun (asma dan sebagainya) menghambat usaha-usaha belajar
secara optmal.

2) Kelemahaman-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang dibawa sejak lahir


maupun karena pengalaman) yang sukar datas oleh ndvdu yang bersangkutan dan
juga oleh pendidikan, antara lain :
a) Kelemahan mental (taraf kecerdasannya cenderung kurang atau rendah).
b) Tampaknya sepert kelemahan mental, tetap sebenarnya kurang mnat,
kebmbangan, kurang usaha, aktvtas yang tdak terarah, kurang semangat
(kurang gz, kelelahan, dan sebaganya), kurang menguasa keteramplan dan
kebiasaan fundamental dalam belajar.

3) Kelemahan emosonal, antara lan :

Bimbingana dan Konseling


152
a) Terdapatnya rasa tdak aman (insecurity).
b) Penyesuaan dr yang salah (maladjusment) terhadap orang-orang, stuas, dan
tuntutan-tuntutan tugas dan lngkungannya.
c) Tercekam rasa phoba (takut, benc dan antpat yang tdak beralasan), mekansme
pertahanan dr.
d) Ketdakmatangan (immaturity).

4) Kelemahan-kelemahan yang dsebabkan oleh kebasaan dan skap-skap yang salah,


antara lan :
a) Tidak menentu dan kurang menaruh perhatian terhadap pekerjaan-pekerjaan
atau tugas-tugas sekolah.
b) Banyak melakukan aktivitas yang bertentangan dan tidak menunjang pekerjaan
atau tugas-tugas sekolah, menolak atau malas belajar.
c) Kurang memlk keberanan, gagal atau kurang mampu untuk berusaha
memusatkan perhatan.
d) Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab.
e) Malas dan tidak bernafsu/bersemangat untuk belajar.
f) Sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
g) Nervous/cemas dalam belajar.

5) Tdak memlk keteramplan-keteramplan dan pengetahuan dasar yang dperlukan,


sepert :
a) Ketdakmampuan membaca, berhtung, kurang menguasa pengetahuan dasar
untuk suatu bdang stud yang sedang dkutnya secara sekuensal (menngkat
dan berurutan).
b) Memiliki kebiasaan belajar dan cara bekerja yang salah.

b. Faktor-faktor eksternal/faktor-faktor yang tmbul dar luar dr ndvdu (stuas


sekolah dan masyarakat), antara lan :
a) Kurkulum yang seragam (uniform), bahan dan buku-buku (sumber) yang tdak
sesua dengan tngkat-tngkat kematangan dan perbedaan-perbedaan ndvdu.
b) Ketidaksesuaian standar administrasif (sistem pengajaran), penilaian, pengelolaan
kegiatan dan pengalaman pembelajaran, dan sebagainya.
c) Terlalu berat beban belajar peserta didik dan atau mengajar guru.
d) Terlalu besar propors peserta ddk dalam kelas, terlalu banyak menuntut
kegatan d luar, dan sebaganya.
e) Terlalu serng pndah sekolah atau program, tnggal kelas, dan sebaganya.
f) Kelemahan dari sistem pembelajaran pada tingkat-tingkat pendidikan (dasar/
asal) sebelumnya.
g) Kelemahan yang terdapat dalam konds rumah tangga (penddkan, status sosal

Bimbingana dan Konseling 153


ekonom, keutuhan keluarga, besarnya anggota keluarga, trads dan kultur
keluarga, ketenteraman dan keamanan sosal-pskologs dan sebaganya.
h) Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak terlibat
dalam kegatan ekstrakurkuler.
) Kekurangan gz.

2. Upaya membantu peserta didik dalam Mengatasi Masalah Belajar


Peserta didik yang mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar
masalahnya tdak berlarut-larut yang nantnya dapat mempengaruh proses perkembangan
peserta ddk. Beberapa upaya yang dapat dlakukan d antaranya :

a. Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pengajaran
yang bersifat menyembuhkan atau memperbaiki yang membuat proses pemebelajaran
menjadi lebih baik. Pengajaran perbaikan merupakan bentuk khusus pembelajaran
yang dmaksudkan untuk menyembuhkan atau memperbak bak proses maupun
hasil belajar peserta didik menjadi lebih baik. Pengajaran perbaikan dapat dilakukan
kepada perseorangan atau sekelompok peserta didik yang menghadapi masalah belajar,
sehingga mampu memperbaiki kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Melalui
pengajaran perbaikan tersebut, peserta didik akan terbantu dalam memperbaiki proses
belajarnya, sehingga berdampak pada perubahan/perbaikan hasil belajarnya.

Dibanding dengan pengajaran biasa, pengajaran perbaikan sifatnya lebih khusus,


karena bahan, metode dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar
belakang masalah/kesulitan yang dihadapi peserta didik. Di samping itu, bekerja atau
penyelenggaraan pembelajaran dengan peserta didik-peserta didik yang menghadapi
masalah belajar banyak sedikitnya berbeda dengan pembelajaran bagi peserta didik yang
mengikuti pelajaran di kelas biasa. Kalau di dalam kelas biasa unsur emosional peserta
didik tidak beritu menonjol, sedangkan di kelas peserta didik yang sedang mengalami
masalah belajar justru sebaliknya, ia mungkin dihinggapi perasaan takut, cemas, tidak
tentram, bngung, bmbang, dsb.

b. Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan pembelajaran yang diberikan
kepada seorang atau beberapa orang peserta didik yang sangat cepat dalam belajarnya.
Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah dan atau
memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar
sebelumnya. Peserta didik yang cepat dalam belajar, hampir selalu dapat mengerjakan
tugas-tugas lebh cepat dbandngkan dengan teman-teman sekelasnya dalam waktu
yang dtetapkan.

Bimbingana dan Konseling


154
Kecepatan belajar yang tinggi akan mempunyai dampak postitf apabila peserta didik
merasa drnya dperhatkan dan dharga atas keberhaslan dan kemampuannya dalam
belajar. Selanjutnya ia akan berusaha untuk mewujudkan dirinya secara lebih baik sesuai
dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Sebaliknya, kecepatan belajar akan
mempunya dampak negatf apabla peserta ddk merasa kurang dperhatkan dan
kurang dharga. Mereka cenderung menjadi patah semangat, jera dan sebagainya. Dalam
hubungannya dengan peserta didik-peserta didik lain, mereka mungkin menjadi peserta
ddk yang mengganggu atau salah tngkah. Hal n akan dapat menmbulkan menurunnya
prestasi belajar mereka.

c. Peningkatan Motivasi Belajar


Guru dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu peserta didik meningkatkan
motivasin belajarnya. Prosedur yang dapat dilakukan guru adalah sebagai berikut.

1) Memperjelas tujuan-tujuan pembelajaran. Peserta didik akan terdorong untuk belajar


secara lebih baik apabila ia mengetahui atau memperoleh kejelasan tentang tujuan-
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
2) Menyesuaikan pembelajaran dengan bakat, kemampuan dan minat peserta didik.
3) Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan menyenangkan
peserta ddk.
4) Memberkan hadah atau penguatan (rewards) dan hukuman (funisment) yang bersfat
membimbing yaitu yang menimbulkan efek terhadap meningkatnya motivasi belajar
peserta ddk.
5) Mencptakan suasana hubungan yang hangat dan dnams antara guru dan peserta
ddk serta antara peserta ddk dengan peserta ddk.
6) Menghndar tekanan-tekanan dan suasana yang tdak menentu sepert suasana yang
menakutkan, mengecewakan, membingungkan dan menjengkelkan peserta didik.
7) Melengkapi sumber dan peralatan/media pembelajaran, sehingga mendorong peserta
didik untuk bergairah dalam belajar.
8) Memfasilitasi peserta didik untuk mempelajari hasil belajar yang diperolehnya,
sehingga peserta didik yang hasil belajarnya kurang baik akan terdorong untuk
memperbaiki dalam pembelajaran berikutnya, sementara peserta didik yang sudah
meraih hasil belajar dengan baik akan semakin termotivasi untuk mempertahankan
prestasi belajar yang telah diraihnya itu.

d. Peningkatan Keterampilan Belajar


Keterampilan belajar merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan belajar
peserta didik. Beberapa keterampilan belajar yang perlu senantiasa dipupuk dan
dkembangakan pada peserta ddk, d antaranya adalah :

1) Keteramplan membuat catatan tentang materi-materi pokok yang disajikan guru

Bimbingana dan Konseling 155


waktu mengajar, namun tidak mengurangai konsentrasi dan kemampuannya dalam
menyimak/memahami materi pembelajaran.
1) Keterampilan membuat ringkasan dari bahan ajar yang dibaca, sehingga memudahkan
peserta didik untuk mengingat kembali materi yang dipelajarinya.
2) Keteramplan mengerjakan soal-soal latihan, yang dapat meningkatkan penguasaan
peserta didik terhadap materi pembelajaran.

e. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik


Setiap peserta didik diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang
efektf. Tetap tdak tertutup kemungknan adanya peserta ddk yang memlk skap dan
kebiasaan belajar yang tidak baik, sehingga yang bersangkutan dikhawatirkan tidak akan
mencapai prestasi belajar yang baik. Hasil belajar yang baik itu dapat diperoleh melalui
usaha yang dilakukan secara baik pula oleh peserta didik. Sikap dan kebiasaan belajar
yang bak tdak tumbuh-kembang secara kebetulan, melankan serngkal perlu dpupuk
melalu bantuan yang terencana, terutama oleh guru-guru dan orang tua peserta ddk.
Untuk tu, peserta ddk hendaknya dbantu dalam hal :

1) Menemukan motif-motif yang tepat dalam belajar.


2) Memelhara konds kesehatan yang bak.
3) Mengatur waktu belajar di sekolah maupun di rumah.
4) Memilih tempat belajar yang baik.
5) Belajar dengan menggunakan sumber belajar yang baik.
6) Membaca secara bak dan sesua dengan kebutuhan.
7) Tdak segan-segan bertanya untuk hal-hal yang tdak dketahu.

D sampng dengan cara bantuan d atas terdapat beberapa cara yang lan yang dapat
dilakukan guru untuk menumbuhkan-kembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang
bak adalah :

a. Membantu peserta ddk menyusun rencana yang bak. Rencana n memuat pokok
dan subpokok bahasan yang akan dipelajari, tujuan yang akan dicapai, cara-cara
mempelajari bahan-bahan yang bersangkutan, alat-alat yang diperlukan dan cara-
cara memeriksa atau mengetahui kemajuan-kemajuan yang dicapai.
b. Membantu peserta didik mengikuti kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas.
Sebagian besar kegiatan belajar-mengajar berlangsung di dalam kelas. Dalam hal
ini, peserta didik perlu mengetahui apa yang harus dikerjakan sebelum mengikuti
kegiatan belajar-mengajar, bagaimana cara memahami dan mencatat keterangan-
keterangan yang diberikan oleh guru dan apa pula yang harus dikerjakan setelah
kegiatan belajar-mengajar berakhir (sampai di rumah).
c. Melatih peserta didik membaca cepat. Kecepatan membaca menunjuk kepada
banyaknya kata-kata yang tepat yang dapat dbaca dalam waktu tertentu. Dengan

Bimbingana dan Konseling


156
membaca cepat, kemungknan peserta ddk memperoleh banyak nformas atau lmu
pengetahuan dar buku sumber yang dbacanya.
d. Melatih peserta didik untuk dapat mempelajari buku pelajaran secara efisien dan
efektf. Salah satu metode yang perlu dkuasa oleh peserta ddk adalah metode SQR3
(Survey, Question, Read, Recite, Write dan Review) yang dkemukakan oleh Francs P.
Robnson (Dorothy Keter, 1975).
e. Membiasakan peserta didik mengerjakan tugas-tugas secara teratur, bersih dan rapi.
f. Membantu peserta didik menyusun jadwal belajar dan mematuhi jadwal yang
telah dsusunnya. Untuk n dperlukan adanya pemantauan dan pengawasan yang
berkesnambungan dar phak guru dan orangtua sswa.
g. Membantu peserta didik agar dapat berkembang secara wajar dan sehat. Misalnya
dengan memndahkan tempat duduk peserta ddk yang dlakukan secara berkala,
membetulkan posisi duduk peserta didik (tidak terlalu membungkuk, jarak mata
dengan buku + 30 cm), memerksa kuku, rambut, dsb.
h. Membantu peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian, yang meliputi
persiapan mental, penguasaan bahan pelajaran, cara-cara menjawab soal ujian dan
segi-segi admininstratif penyelenggaraan ujian.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengena mater d atas, slahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini :

1. Berdasarkan jenis-jenis belajar di atas, coba anda analisis faktor-faktor yang


melatarbelakangi masalah belajar peserta didik di MI/SD tersebut!
2. Kemukakan upaya-upaya yang perlu Anda lakukan untuk membantu peserta ddk
mengatasi masalah yang dihadapinya, berdasarkan prosedur yang telah anda pelajari
!
3. Apakah perubahan zaman mempengaruh keanekaragaman masalah peserta ddk
(dalam arti permasalahan belajar peserta didik semakin kompleks) ? Diskusikan
mengapa demkan !

RANGKUMAN
1. Masalah belajar peserta didik cenderung kompleks karena masalah belajar yang
sama dapat tmbul oleh berbaga sebab yang berlanan, sebab yang sama dapat
menimbulkan masalah yang berlainan, serta sebab-sebab masalah belajar dapat
salng berhubungan antara yang satu dengan yang lan.
2. Sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada peserta didik-peserta didik: faktor
internal (gangguan secara fisik, ketidakseimbangnya mental, kelemahan emosional,
kebasaan yang salah) dan faktor eksternal (sekolah, keluarga).

Bimbingana dan Konseling 157


3. Upaya membantu peserta didik dalam mengatasi masalah belajar dapat dilakukan
melalui pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi belajar,
peningkatan keterampilan belajar serta pengembangan sikap dan kebiasaan belajar
yang bak.

Bimbingana dan Konseling


158
TES FORMATIF 3

1. Yang tidak termasuk faktor-faktor internal penyebab timbulnya masalah belajar pada
peserta ddk yatu…
a. Gangguan secara fisik.
b. Kelemahan secara mater.
c. Kelemahan secara emosonal.
d. Kelemahan yang dsebabkan oleh kebasaan dan skap yang salah.

2. Setelah melakukan observas, Bu Yunta akhrnya mengetahu peserta ddk-peserta


didik yang bermasalah dalam belajar dan jenis masalah yang mereka hadapi. Langkah
kegiatan selanjutnya yang paling tepat dilakukan oleh Bu Yunita adalah…
b. Membuat rekomendas pemecahannya.
c. Memkrkan kemungknan saran pemecahan masalah tersebut.
d. Mencari sebab-sebab terjadinya masalah yang dialami peserta didik tersebut.
e. Mengambl kesmpulan dar permasalahan yang dalam oleh peserta ddk
tersebut.

3. Kekecewaan dirasakan oleh Ical dan Ardi yang gagal menjadi peserta didik teladan di
tingkat Kota. Sejak kegagalan tersebut, Ical berubah menjadi peserta didik yang malas
belajar, bersikap acuh terhadap guru dan sering terlambat ke sekolah. Sedangkan
Ardi masih seperti dulu bahkan terlihat lebih rajin bertanya dan membaca. Masalah
belajar yang dialami oleh Ical dan Ardi termasuk….
a. Masalah belajar yang timbul oleh sebab yang berlainan.
b. Masalah belajar dari sebab sama yang menimbulkan masalah berlainan.
c. Masalah belajar dari sebab sama yang menimbulkan masalah sama.
d. Masalah belajar dari sebab-sebab yang saling berhubungan satu dengan yang
lan.

4. Suatu bentuk upaya membantu peserta didik yang sangat cepat dalam belajar
dsebut…
a. Peningkatan keterampilan belajar.
b. Peningkatan motivasi belajar.
c. Pengajaran perbaikan.
d. Kegatan pengayaan.

5. Peserta ddk-peserta ddk kelas tga sangat menyuka Bu Desty karena belau selalu
memberikan permen atau cokelat bagi peserta didik yang berani maju ke depan dan
mendapat nla tertngg. Upaya yang dlakukan oleh Bu Desty termasuk kegatan….
a. Peningkatan keterampilan belajar.
b. Peningkatan motivasi belajar.

Bimbingana dan Konseling 159


c. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
d. Kegatan pengayaan.

6. Yang tdak termasuk upaya yang dapat dlakukan oleh guru dalam menumbuhkan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik adalah…
a. Membantu peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
b. Membantu peserta didik menyusun jadwal belajar dan mematuhi jadwal
tersebut.
c. Membantu peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian.
d. Membantu peserta didik untuk mewujudkan dirinya secara lebih baik.

7. Semenjak pindah ke sekolah baru, Radya mengalami masalah dalam belajar dikarenakan
tmbulnya perasaan tdak aman serta kurang bsa menyesuakan dr dengan
lngkungan baru. Masalah belajar yang dialami Radya disebabkan oleh…
a. Ketdaksembangan mental.
b. Kelemahan secara mater.
c. Kelemahan secara emosonal.
d. Kelemahan yang dsebabkan oleh kebasaan yang salah.

8. Pengajaran perbaikan merupakan bentuk khusus pengajaran yang bermaksud…


a. Menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi lebih baik.
b. Menambah atau memperluas pengetahuan dan kemampuan peserta ddk.
c. Mengatur waktu belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah.
d. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat peserta didik.

9. Sebagai wali kelas empat, Pak Asep memiliki jadwal rutin yaitu memindahkan tempat
duduk dan membetulkan poss duduk peserta ddk setap satu bulan sekal. Kegatan
yang dlakukan oleh Pak Asep merupakan upaya yang dlakukan untuk….
a. Meningkatkan keterampilan belajar.
b. Meningkatkan motivasi belajar.
c. Menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
d. Menngkatkan kegatan pengayaan.

10. Metode yang perlu dikuasai oleh peserta didik untuk dapat mempelajari buku
pelajaran efisien dan efektif yang dikemukakan oleh Francis P. Robinson adalah…
a. Metode 3SQR
b. Metode S3QR
c. Metode SQR3
d. Metode SQR

Bimbingana dan Konseling


160
BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 2.

RUMUS

Jumlah Jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100 %

10

Makna Tngkat Penguasaan: 90%-100% = Bak Sekal; 80 % - 89 % = Bak; 70 % - 79


% = Cukup; dan < 69 % = Kurang.

Kalau Anda mencapa tngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan


dengan mengkaji Bahan Belajar Mandiri 5. Bagus ! Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan
Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian
yang belum Anda kuasa.

Bimbingana dan Konseling 161


KUNCI JAWABAN DAN TES FORMATIF

TES FORMATIF 1
1. B
2. A
3. C
4. B
5. D
6. D
7. C
8. A
9. B
10. B

TES FORMATIF 2
1. C
2. B
3. C
4. A
5. B
6. D
7. B
8. B
9. B
10. A

TES FORMATIF 3
1. B
2. C
3. B
4. D
5. B
6. D
7. C
8. A
9. C
10. C

Bimbingana dan Konseling


162
5
BAHAN BELAJAR MANDIRI

BIMBINGAN KARIR
PESERTA DIDIK MI/SD

Bimbingana dan Konseling 163


Bimbingana dan Konseling
164
BIMBINGAN KARIR PESERTA DIDIK MI/SD

PENDAHULUAN
Dalam era yang semakin maju, individu dihadapkan pada berbagai macam tantangan,
salah satunya adalah tantangan dari dunia pekerjaan yang semakin kompetitif. Melalui
pengenalan karr kepada peserta ddk MI/SD, dapat mengarahkan dan menumbuhkan
kesadaran dan pemahaman akan macam-macam kegiatan dan pekerjaan di lingkungannya.
Dengan demikian, guru MI/SD hendaknya memahami tentang sejarah bimbingan karir,
makna karir dan bimbingan karir, tujuan dan prinsip-prinsip bimbingan karir, matra dan
strateg bmbngan karr.

Dalam BBM 5 n akan dperkenalkan tentang Bmbngan Karr. Pembahasan mater
akan difokuskan pada bagaimana sejarah bimbingan karir, pengertian bimbingan karir,
tujuan pelayananan bimbingan karir di MI/SD, strategi dan teknik bimbingan karir di
MI/SD.

Setelah mempelajari bahan belajar mandiri 5 ini, Anda diharapkan dapat:

1. Menjelaskan konsep dasar bimbingan karir.


2. Menjelaskan tujuan dan prinsip bimbingan karir di MI/SD.
3. Menjelaskan strategi dan teknik bimbingan karir di MI/SD

Untuk membantu anda mencapai tujuan di atas, maka BBM 5 diorganisasikan menjadi
tiga kegiatan belajar yaitu:

Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan Karir.


Kegiatan Belajar 2: Tujuan dan Prinsip Bimbingan Karir di MI/SD.
Kegiatan Belajar 3 : Strategi dan Teknik Bimbingan Karir di MI/SD.

Pembahasan pada bahan belajar mandiri 5 (BBM 5) ini akan diarahkan untuk mencapai
pemahaman terhadap sejarah inunculnya bimbingan karir, pengertian bimbingan karir,
tujuan dilaksanakannya bimbingan karir di MI/SD dan teknik bimbingan karir di MI/SD.

Bimbingana dan Konseling 165


PETUNJUK BELAJAR
Untuk membantu Anda menguasai seluruh bahan belajar mandiri dengan baik,
perhatkanlah beberapa prosedur d bawah n.

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan belajar mandiri ini sampai Anda
memahami tujuan yang ingin dicapai.
2. Setelah itu, Anda diharapkan mempelajari bagian demi bagian bahan belajar mandiri
secara lebh cermat dan penuh perhatan, dan bla perlu berlah tanda khusus pada
bagan atau kata-kata kunc yang Anda anggap pentng.
3. Apabila ada bagian materi belajar mandiri yang kurang difahami, maka diskusikanlah
dengan teman-teman Anda. Tetap bla dengan dskus pun belum mendapatkan
pemahaman, sebaknya dcatat dan tanyakan kepada tutor Anda pada saat tutoral
tatap muka.
4. Untuk memperluas wawasan Anda, bacalah buku sumber yang dsarankan.
5. Buatlah kesmpulan dengan kata-kata Anda sendr dar keseluruhan mater yang
telah Anda pelajari dalam bahan belajar mandiri ini.
6. Bila Anda telah cukup memahami uraian materi yang disajikan, maka kerjakanlah
latihan dan tes formatif yang tersedia pada setiap akhir kegiatan belajar.
7. Evaluasi hasil kegiatan belajar Anda dengan cara mencocokkan hasil tes dengan kimci
jawaban, kemudian hitunglah tingkat penguasaan Anda seperti yang dicontohkan.

Bimbingana dan Konseling


166
1

KONSEP DASAR BIMBINGAN KARIR

1. Sejaran Bimbingan Karir


Istilah dan kegiatan bimbingan karir bermula dari bimbingan jabatan atau vocational
guidance yang mula dpergunakan Frank Parson pada tahun 1908. Belau membentuk
suatu lembaga yang bertujuan membantu anak-anak muda untuk memperoleh
pekerjaan. Pada tahun 1909, Frank Parson menerbitkan buku yang berjudul Choosing
a Vocational. Dalam bukunya Frank Parson mengidentifikasi tiga variabel dasar dalam
proses pengambilan keputusan karir, yaitu: individu, pekerjaan dan keterkaitan di antara
keduanya. Pada saat tu, bmbngan karr dpandang sebaga proses untuk mendapatkan
pekerjaan, dengan cara mencocokan ciri-ciri dan faktor diri individu dengan ciri-ciri dan
faktor pekerjaan yang ada di lingkungannya.

Selama n Frank Parson dkenal sebaga tokoh dalam mernts bmbngan karr,
padahal 1000 tahun sebelum belau mengemukakan gagasannya tu telah dtemukan d
daerah Basra bahwa ada tokoh-tokoh Islam klask yang mernts kegatan-kegatan yang
berkatan dengan tga varabel dalam pengamblan keputusan karr. Oleh karena tu,
praktik-praktik mencocokkan ciri-ciri individu dengan ciri pekerjaan telah berlangsung
sejak lama, namun kala itu belum disebut sebagai bimbingan karir.

Selanjutnya berkembang penggunaan istilah bimbingan karir, seperti pada tahun


1911 dbentuk Bro Jabatan dengan edtor Frederck J. Alen yang menerbtkan Vocational
Guidance News Letter sebagai jurnal pertama yang kemudian berganti nama mcnjadi
Vocational Guidance Magazine, kemudan Occupation Guidance, dan berubah lagi menjadi
Personal and Guidance Journal.

Hugo Munsterberg pada tahun 1912 telah menerbtkan Psychology Industrial Efficiency
d Jerman sebaga suatu penemuan pentng dalam aplkas metode ekspermental
untuk mempelajari pemilihan jabatan dan para pekerja. Kemudian Lembaga Penelitian

Bimbingana dan Konseling 167


Stabilisasi Pengangkatan Kerja Minnesota di bawah pimpinan Donald G. Patterson, pada
tahun 1931 meneliti tentang faktor-faktor psikologis dalam penempatan kerja dengan
menggunakan tes, wawancara, dan pola kecakapan kerja.

Carl R. Rogers pada tahun 1942 mcngemukakan bahwasannya pendekatan bmbngan


karir terletak pada aspek kognitif klien di dalam memgambil keputusan, juga melibatkan
motvas, dnamka afektf, pemahaman dan penermaan dr. Kemudan Rogers
menerbitkan karyanya yang berjudul Counseling and Psychotherapy.

Pendekatan yang palng domnan alah Parsonan yang memusatkan dr pada ndvdu,
pekerjaan dan hubungan antara keduanya. Model ini disebut teori Trait and Factor yang
menekankan pada penggunaan tes dan informasi jabatan. Pandangan lain menganggap
bahwa masalah pemlhan dan penyesuaan karr adalah masalah keprbadan, hal n
yang banyak danut oleh teor Client Centered. Sedangkan Behavorstk lebh menekankan
kepada ntervens dalam proses plhan krr, yang menekankan pentngnya keteramplan
membuat keputusan karir dan tanggung jawab atas segala resiko dari putusannya itu.

Sejalan dengan perkembangan bimbingan dan konseling seperti dipaparkan di


atas, kegiatan bimbingan dan konseling mulai diperkenalkan di negara kita sejak tahun
1968 yang tertuang dalam Kurikum SMA Gaya Baru dengan sebutan Bimbingan dan
Penyuluhan atau Guidance and Counseling (GC). Dalam perjalanannya, bimbingan dan
penyuluhan semakn drasakan pentngnya dalam mendukung perkembangan sswa
secara optmal, sehngga poss dan urgensnya dtegasakan dalam Kurkulum 1975 pada
Buku IIIC tentang Bmbngan dan Penyuluhan. D sn dtegaskan, bahwa Bmbngan
dan Penyuluhan merupakan bagan ntegral dar keseluruhan program penddkan d
sekolah, selain Bidang Manajemen-administrasi dan Bidang Pembelajaran atau Kurikuler.
Selama hampir 10 tahun sejak tahun 1975 bidang bimbingan dan penyuluhan mengalami
perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknolog. Sampa pada akhrnya, tahun 1984 keluar kurkulum baru yang menegaskan
perlunya layanan bmbngan karr dlaksanakan d sekolah-sekolah sebaga bagan ntergal
dari keseluruhan program Bimbingan dan Konseling. Sejalan dengan itu, diterbitkanlah
Buku Paket Bimbingan Karir, sebagai salah satu panduan bagi para Guru Pembimbing di
sekolah dalam menyelenggarakan bmbngan karr.

Dalam praktiknya di lapangan, bimbingan karir telah dilaksanakan dan menjadi bagian
khusus dar program bmbngan dan konselng terutama d MTs/SMP dan MA/SMA/
SMK. Sedangkan pada tngkat MI/SD pelaksanaan bmbngan dan konselng termasuk
d dalamnya bmbngan karr, mash dlaksanakan secara terntegras/terpadu dalam
pembelajaran yang dikelola oleh guru kelas atau guru mata pelajaran. Kondisi seperti
n, dharapkan tdak mengurang makna pentngnya layanan bmbngan dan konselng
terutama bmbngan karr bag peserta ddk MI/SD. Hal n ddasar oleh asums bahwa
perkembangan karir individu itu berlangsung sepanjang hayat (Super, 1984 menyebutnya
sebaga life span career development) sejalan dengan proses perkembangan individu

Bimbingana dan Konseling


168
tu sendr. Hal n mengandung makna, bahwa bmbngan karr sangat dperlukan bag
peserta ddk MI/SD untuk mengembangkan kesadaran karr (career awareness) pada
masa pertumbuhan perkembangan ndvdu. Bla pada masa pertumbuhan n tercapa
kesadaran karr peserta ddk, maka dduga akan mempermudah atau memfasltas
penguasaan tugas perkembangan karir pada tahap selanjutnya yaitu tahap eksplorasi
karir yang ditandai dengan kemampuan merencakan karir secara lebih definitif.

2. Makna Karir
D masa lalu, termnolog karr dpadang oleh masyarakat awam sebaga sebuah stlah
yang eksklusif dan menjadi wacana di kalangan terbatas saja, misalnya bagi orang yang
memiliki latar belakang pendidikan tinggi, pejabat publik atau orang yang memegang
jabatan struktural, bahkan menyempit di kalangan orang-orang yang sukses di sektor
bsns, pemerntahan dan brokras karr. Pemaknaan lan tentang karr adalah pandangan
bahwa karr dentk dengan kenakan pangkat atau golongan secara reguler dan puncak
karir terjadi ketika seseorang memegang jabatan struktural.

Perseps tentang ‘karr’ sepert yang dpaparkan d atas tdak sepenuhnya benar atau
seluruhnya salah. Alasannya adalah banyak stlah yang sepntas memlk kesamaan
makna dengan karr, msalnya task, position, job, occupation, vocation, avocation.
Sejatinya karir memiliki spektrum makna yang lebih luas dan dalam dibandingkan istilah
sejenis. Karir mengandung makna urutan okupasi, job dan posisi-posisi yang diduduki
sepanjang pengalaman kerja seseorang (Tolbert, 1974). Sejalan dengan pendapat ini,
Healy (1982: 5) mengemukakan bahwa karr dapat ddefnskan as the sequence of
major position occupied by a person throughout his, or her pre-occupational, occupational
and post-occupational life. Kedua pengertian ini menunjukkan bahwa karir seseorang
terjadi sejak masa belajar, memiliki pekerjaan, dan saat pensiun.

Permasalahan yang muncul adalah apakah posisi belajar, pekerja dan pensiunan
dapat dkatakan sebaga karr ? Itulah yang oleh Super (1976) dsebut bahwa
karr lebh bersfat person oriented. Poss tersebut dapat dpandang sebaga karr,
bergantung pada pandangan seseorang mengena karr dan perspektf mana yang a
gunakan. Yang palng pentng adalah bagamana kualtas ndvdu berperlaku pada
setap poss tersebut (Healy, 1982). Dengan asums n dapat dkatakan bahwa kualtas
perlaku pada poss tersebut dapat drasakan dan bermakna bag kehdupan ndvdu
tu sendr dan lngkungannva. Secara umum bmbngan karr dartkan sebaga upaya
bantuan kepada ndvdu untuk mendorong dan memberkan kemudahan perkembangan
karr dalam kehdupannya. Banatuan tersebut mencakup perencanaan karr, pengamblan
keputusan dan penyesuai pekerjaan.

Surya (1988) menegaskan bahwa karir erat kaitannya dengan pekerjaan, tetapi
mempunyai makna yang lebih luas daripada pekerjaan. Karir dapat dicapai melalui
pekerjaan yang direncanakan dan dikembangkan secara optimal dan tepat, tetapi

Bimbingana dan Konseling 169


pekerjaan tidak selamanya dapat menunjang pencapaian karir. Dengan demikian pekerjaan
merupakan tahapan pentng dalam pengembangan karr. Sementara tu, perkembangan
karir sendiri memerlukan proses panjang dan berlangsung sejak dini serta dipengaruhi
oleh berbaga faktor kehdupan manusa.

Mlgram (1979) menegaskan bahwa perkembangan karr merupakan suatu proses


kehidupan panjang dari kristalisasi indentitas vokasional. Suatu variasi luas dari
kombinasi faktor keturunan, fisik, pribadi-sosial, sosiologis, pendidikan, ekonomi, dan
pengaruh-pengaruh budaya. Dalam bagian lain juga disebutkan bahwa karir adalah gaya
hdup. Artnya bahwa karr adalah suatu makna utama dar ekspres kemampuan dan
minat khusus yang secara intensif disadari sebagai implikasi dari pilihan pekerjaan untuk
gaya hdup d masa mendatang. Dalam dskus tentang karr sebaga gaya hdup, su-su
yang berlawanan dengan nilai-nilai pekerjaan yang menyenangkan sering kali muncul.
Atas dasar n, karr hakekatnya adalah bagamana memadukan antara kemampuan
dengan nla kesenangan sebaga satu kesatuan. Karr sebaga gaya hdup adalah bagan
dar proses pengamblan keputusan pada semua orang, dengan maksud agar tdak
menimbulkan konflik antara kesenangan dalam pekerjaan dengan pemenuhan aspirasi
dan dalam merealsaskan kemampuannya.

Munandir (1996) menyatakan bahwa karir erat kaitannya dengan pekerjaan dan
hal memutuskan karir bukanlah peristiwa sesaat , melainkan proses yang panjang dan
merupakan bagian dari proses perkembangan individu. Hoyt (Gibson dan Mitchell, 1995)
menjelaskan bahwa karir adalah totalitas dari pengalaman pekerjaan/jabatan seseorang
sepanjang hidupnya. Dalam arti sempit karir adalah jumlah total dari pengalaman
pekerjaan/jabatan seseorang dalam kategori pekerjaan umum, seperti sebagai pengajar,
akuntng, dokter, atau sales.

Sementara itu Gibson dan Mitchell (1995) menjelaskan bahwa karir adalah jumlah
total dar pengalaman hdup dan gaya hdup seseorang. Secara konseptual, karr erat
kaitannya dengan pekerjaan, perkembangan karir, pendidikan karir, bimbingan karir,
konseling karir, informasi pekerjaan, jabatan, dan pendidikan jabatan. Dijelaskan
lebih lanjut bahwa antara karir, pendidikan karir, perkembangan karir, dan konseling
karr merupakan stah-stlah yang salng berhubungan. Karena tu satu tanpa yang
lan tdak akan efektf dan kurang bermakna. Dmaksudkan dengan pendidikan
karir adalah seluruh aktvtas dan pengalaman yang drencanakan untuk menyapkan
seseorang dalam memasuki dunia kerja. Perkembangan karir merupakan aspek dar
totalitas perkembangan yang mendasarkan pada belajar tentang, persiapan untuk,
masuk ke, dan kemajuan dalam dunia pekerjaan. Sedangkan konseling karir adalah
aktvtas yang dmaksudkan untuk menstmulas dan memfasltas perkembangan karr
sepanjang hidupnya. Aktivitas tersebut termasuk membantu dalam perencanaan karir,
pengamblan keputusan karr, dan penyesuaan karr. Dengan demkan, penddkan karr
akan menstmulas perkembangan karr, sedangkan konselng karr akan memberkan
arah terhadap penddkan dan perkembangan karr.

Bimbingana dan Konseling


170
Karir dapat dikatakan sebagai suatu rentangan aktivitas pekerjaan yang saling
berhubungan; dalam hal ini seseoran memajukan kehidupannya dengan melibatkan
berbaga perlaku, kemampuan, skap. kebutuhan. aspras, cta-cta sebaga satu
rentang hdupnya sendr (the span of one’s’ life) (Murray:1983). Defns n memandang
karir sebagai rentangan aktivitas pekerjaan yang diakibatkan oleh adanya kekuatan
inner person pada dr manusa. Perlaku yang tampak karena adanya kekuatan
motvatf, kemampuan, skap, kebutuhan, aspras. cta-cta adalah modal dasar bag
karr ndvdu. Itulah yang oleh Healy (1982) dsebut sebaga kekuatan karr (power
of caceer). Kekuatan karir ini akan tampak dalam pengguasaan sejumlah kompetensi
(fsk, sosal. ntelektual, sprtual) yang mendukung kesuksesan ndvdu dalam
karrnya.

Sukses karr dapat pula dcapa melalu penddkan, hobby, profes, sosal-prbad
dan relg. Karr mencakup seluruh aspek kehdupan ndvdu ( Tohar. 1986:) yatu
melput : (1) peran hdup (life-roles), seperti sebagai pekerja, anggota keluarga dan
warga masyarakat; (2) lngkungan kehdupan (life-.setiings). sepert dalam keluarga.
lembaga-lembaga masyarakat, sekolah atau dalam pekerjaan. dan (3) peristiwa
kehdupan (life-event), seperti dalam memasuki pekerjaan, perkawinan, pindah tugas,
kehilangan peketjaan atau mengundurkan diri dari suatu pekerjaan.

Berdasarkan berbaga pendapat d atas. dapat dsmpulkan bahwa karr merupakan


perwujudan diri yang bermakna melalui serangkaian aktivitas dan mencakup seluruh
aspek kehidupan yang terwujud karena adanya kekuatan inner person. Perwujudan diri
akan bermakna manakala ada kepuasan/kebahagaan dr dan lngkungan. Kesuksesan
ndvdu dalam berkarr, akan tampak pada ketenangan, kenyamanan, kestablan dan
kepuasannya dalam bekerja.

3. Makna Bimbingan Karir


Konsep layanan bmbngan karr sult dpsahkan dar konsep vocational guidance
yang berubah menjadi career guidance sepert yang dkemukakan oleh National
Vocational Guidance Association (NVGA) pada tahun 1973, yang dartkan sebaga proses
membantu dalam memilih pekerjaan, mempersiapkan, memasuki dan memperoleh
kemajuan di dalamnya (Herr and Cramer, 1979: 6).

Pada tahun 1951, Donal Super mengajukan revisi terhadap definisi bimbingan
jabatan sebagai suatu proses bantuan terhadap individu untuk menerima dan
mengembangkan diri dan peranannya secara terpadu dalam dunia kerja, mengetes
konsepnya dengan realtas dan kepuasan bag drnya dan masyarakat (Herr and
Cramer. 1979: 6). Atas dasar analss tu. Super (Tennyson, et. al., 1974: 146) menggant
konsep vocational choice menjadi vocational development.

Kematangan vokasional menunjukkan pada tingkat perkembangan, yakni tingkat

Bimbingana dan Konseling 171


yang dcapa pada kontnum perkembangan dr dar tahap eksploras ke tahap
kemunduran. Kematangan vokasonal dpandang sebaga umur vokasonal yang secara
konseptual sama dengan umur mental (Super. 1975: 185-186). Sejak tahun 1951
terjadilah pergeseran dari model okupasional yang dianut oleh para ahli bimbingan
vokasonal sebelum tahun 1951 ke model karr.

Model okupasonal terutama menekankan pada adanya kesesuaan antara bakat dan
minat dengan tuntutan pekerjaan; sedangkan model karir mencoba menghubungkan
dengan tujuan-tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, kebutuhan, konsep
diri, rencana-rencana pribadi dan sejenisnya ikut dipertimbangkan.

Sejalan dengan terjadinya pergeseran konsep vocational guidance menjadi career


guidance dan model okupasional menjadi karir telah banvak dikemukakan definisi
mengenai bimbingan karir. Rochman Natawidjaja (1990: 1) memberikan pengertian
bmbngan karr sebaga berkut :

“..Bmbngan karr adalah suatu proses membantu seseorang untuk mengert dan
menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja di luar
dirinya, mempertemukan gambaran diri tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada
akhirnya dapat memilih bidang pekejaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang
tersebut”.

Conny Semiawan (1986:3) memberikan definisi bimbingan karir lebih luas, yaitu
sepert berkut:

“..Bmbngan karr (BK) sebaga sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan


ndvdu yang harus dlhat sebaga bagan ntegral dar program penddkan yang
diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi. Bimbingan karir terkait
dengan perkembangan kemampuan kogntf dan afektf, maupun keteramplan seseorang
dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan
maupun perolehan pengetahuan dan keteramplan yang akan membantu drnya
memasuki kehidupan, tata hidup dari kejadian dalam kehidupan yang terus-menerus
berubah; tidak semata-mata terbatas pada bimbingan jabatan atau bimbingan tugas”.

Mohamad Surya (1988:31) menyatakan bahwa bmbngan karr merupakan salah


satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah
karr, untuk memperoleh penyesuaan dr yang sebak-baknya antara kemampuan
dengan lingkungan hidupnya, memperoleh keberhasilan dan perwujudan diri dalam
perjalanan hidupnya.

Dengan mencermat uraan d atas, dapat dsmpulkan bahwa bmbngan karr adalah
suatu proses bantuan, layanan, pendekatan terhadap ndvdu agar dapat mengenal
dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan yang sesuai
dengan bentuk kehdupan yang dharapkannya, mampu menentukan dan mengambl
keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya itu

Bimbingana dan Konseling


172
sehingga marnpu mewujudkan dirinya secara bermakna. Dengan demikian, bimbingan
karr dfokuskan untuk membantu ndvdu menamplkan drnya yang memlk
kompetensi/keahlian agar meraih sukses dalam perjalanan hidupnya dan mencapai
perwujudan diri yang bermakna bagi dirinya dan lingkungan di sekitarnva.

Dalam settng sekolah, bmbngan karr dpandang sebaga proses perkembangan


yang berkelanjutan dalam membantu peserta didik mempersiapkan karirnya melalui
ntervens kurkuler yang berkatan dengan pengembangan keteramplan, mengatas
masalah, pemahama dr, pemahaman lngkungan – nformas karr, pengamblan
keputusan, dan perencanaan kartr.

4. Masalah dan Jalur Karir


Fenomena kehidupan menunjukkan betapa banyak individu yang mengalami
kegagalan atau kurang berhasil dalam berkarir. Bila gejala ini dikaji ulang, maka sumber
utamanya terletak pada kekurangmampuan ndvdu dalam membuat rencana karr
secara tepat, dan n erat katannya dengan kemampuan mengambl keputusan karr.
Keteramplan membuat putusan dalam perencanaan karr merupakan suatu proses yang
dlatarbelakang oleh pemahaman ndvdu terhadap drnya sendr dan pengenalan
terhadap lingkungan pekerjaan yang ada di sekitarnya, serta memadukan keduanya
secara tepat.

Selain gejala itu, individu seringkali dihadapkan pada permasalahan karir lainnya.
Beberapa ahli, di antaranya Williamson mendeskripsikan masalah karir menjadi empat
jenis yaitu; 1) no choice – ndvdu tdak dapat memlh atau merasa tdak ada plhan,
karena tdak mampu membedakan secara memada atas plhan karr dan komtmen
terhadap plhan tu, 2) uncertain choice – ndvdu tdak merasa yakn atau bmbang atas
plhan karrnya, 3) unwise choice – ketdakselarasan antara bakat atau mnat ndvdu
dengan plhan karrnya, dan 4) discrepancy – ketdakselarasan antara mnat dengan bakat
ndvdu. D sampng tu, mash banyak lag permasalahan karr yang perlu dcermat oleh
guru terutama dalam katannya dengan upaya membantu perencanaan karr peserta
ddk.

Berdasarkan dmens perkembangan karrnya, kehdupan manusa dapat dplah


menjadi tiga episode yaitu; 1) the world of education, 2) the world of work, dan 3) the
world of retirement (Santamara, 1991). Selama menempuh duna penddkan, ndvdu
berusaha mengembangkan pengetahuan, keteramplan, nla-nla, dan skap yang
dibutuhkan nanti ketika bekerja, secara asumtif proses ini berlangsung sampai dengan
usia 20 tahun. Bekerja merupakan masa mengejawantahan seluruh pengalaman belajar
yang dperoleh d duna penddkan, dan proses n berlansung dar usa 20 – 60 tahun.
Terakhr, masa pensun merupakan fase terakhr dar kehdupan atau ‘final chapter of our
life’.

Bimbingana dan Konseling 173


Dinamika transisi dari ketiga episode kehidupan tersebut antar individu menunjukkan
kecenderungan beragama. Dalam konteks jalur karir (career path), Santamara (1991)
mengemukakan empat jalur karir, yaitu 1) steady state, 2) linear, 3) transitory, dan 4) spiral.
Keempat jalur karir ini erat kaitannya dengan proses individu mendapatkan karirnya.
Jalur ‘steady state’ memerlukan komitmen jangka panjang dalam sebuah karir, jalur
liniear ditandai oleh adanya mobilitas yang konstan dalam sebuah karir, jalur transitory
diwarnai oleh adanya pencarian karir yang lebih variatif, dan jalur spiral dtanda oleh
mobltas karr secara lateral.

Dalam konteks lain, individu dapat meraih sukses dalam karirnya melalui jalur
pendidikan, pekerjaan, jabatan, profesi, hobi, dan religi atau sosial-pribadi. Individu
akan meraih sukses pada jalur-jalur karir yang menjadi pilihannya, manakala ia memiliki
sejumlah kompetensi yang memadai, baik kompetensi pisik, pribadi, sosial, inteleksual,
moral dan sprtual.

LATIHAN
Untuk memperdalam materi yang baru saja Anda baca dan pelajari, silakan Anda
mengcrjakan latihan di bawah ini:

1. Jelaskan sejarah bimbingan karir !


2. Apa yang dmaksud dengan karr ?
3. Apa pula yang dmaksud dengan bmbngan karr ?
4. Masalah apa yang umumnya dhadap ndvdu dalam berkarr ?

RANGKUMAN
Bmbngan karr pertamakal dperkenalkan oleh Frank Parson pada tahun 1908,
walaupun terakhr dketahu bahwa 1000 tahun sebelumnya d Basra telah ada tokoh-
tokoh klask melakukan kegatan-kegatan bernuansa bmbngan karr.

Istilah karir mengandung makna urutan okupasi, job dan posisi-posisi yang diduduki
sepanjang pengalaman kerja seseorang. Posisi yang diduduki bergantung pada
kualtas ndvdu berperlaku yang dapat drasakan dan bermakna bag kehdupannya
sendr dan lngkungannva. Karr merupakan perwujudan diri yang bermakna melalui
serangkaian aktivitas dan mencakup seluruh aspek kehidupan yang terwujud karena
adanya kekuatan inner person. Perwujudan diri akan bermakna manakala ada kepuasan/
kebahagaan dr dan lngkungan. Kesuksesan ndvdu dalam berkarr, akan tampak
pada ketenangan, kenyamanan, kestabilan dan kepuasannya dalam bekerja.

Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu
ndvdu dalam memecahkan masalah karr, untuk memperoleh penyesuaan dr
yang sebak-baknya antara kemampuan dengan lngkungan hdupnya, memperoleh
keberhasilan dan perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya.

Bimbingana dan Konseling


174
Permasalahan karir dibedakan menjadi individu tidak dapat memilih (no-choice),
merasa bmbang atas plhan karrnya (uncertain choice), ketdakselarasan antara bakat-
mnat dengan plhan karrnya (unwise choice), dan ketdakselarasan antara mnat dengan
bakat (discrepancy).

Individu dapat meraih sukses dalam karirnya melalui jalur pendidikan, pekerjaan,
jabatan, profesi, hobi, dan religi atau sosial-pribadi. Individu akan meraih sukses pada
jalur-jalur karir yang menjadi pilihannya, manakala ia memiliki sejumlah kompetensi
yang memada, bak kompetens psk, prbad, sosal, nteleksual, moral dan sprtual.

Bimbingana dan Konseling 175


TES FORMATIF 1

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat!


1. Tokoh yang pertamakal memperkenalkan stlah bmbngan karr pada tahun 1908 adalah:
A. Frank Parson
B. Donald
C. Patterson
D. Carl Rogers
E. Hugo Munsterberg

2. Pendekatan Parsonian memusatkan diri pada individu, pekerjaan dan hubungan di


antara keduanya, sehngga dsebut teor:
A. Client-centered; C. Pskodnamk;
B. Trait and Factor; D. Behavorsme.

3. Berkut n mencermnkan termnolog karr:


A. orang yang memlk latar belakang penddkan tngg;
B. pejabat publik atau orang yang memegang jabatan structural;
C. orang-orang yang sukses d sektor bsns;
D. posisi-posisi yang diduduki sepanjang pengalaman kerja seseorang.

4. Karir seseorang berlangsung sepanjang hayat, yang dimulai sejak:


A. masa kanak-kanak; C. masa belajar;
B. memiliki pekerjaan; D. pensiun.

5. Poss yang dduduk seseorang dapat dpandang sebaga karr, bergantung pada:
A. motivasi kerja yang ditunjukkan;
B. kualtas ndvdu berperlaku pada poss tersebut;
C. kesenangan menduduk poss tersebut;
D. perolehan penghaslan dar possnya tu.

6. Keberhaslan dalam berkarr dtanda oleh adanya kebermaknaan bag:


A. kehdupan ndvdu tu sendr dan lngkungannva;
B. kehdupan ndvdu tu sendr dan keluarganya;
C. kehdupan ndvdu tu sendr dan masyarakatnya;
D. kehidupan individu itu sendiri dan teman kerjanya.

7. Berkut n berkenaan dengan makna bmbngan karr, kecual:


A. bantuan untuk mendorong perkembangan karr
B. memberkan kemudahan dalam kehdupannya;
C. menngkatkan wbawa dan prestse secara ekonoms;

Bimbingana dan Konseling


176
D. membantu pengambilan keputusan dan penyesuai pekerjaan.

8. Karir dapat dicapai melalui pekerjaan yang:


A. dperoleh secara tba-tba;
B. drencanakan dan dkembangkan secara optmal;
C. ddapat melalu seleks yang ketat;
D. sesua dengan tuntutan lngkungan.

9. Permasalahan karr ndvdu yang tdak dapat membedakan secara memada atas
plhan karrnya, termasuk kategor:
A. no choiche; C. unwise choice;
B. uncertain choice; D. discrepancy.

10. Seseorang yang proses pencarian karirnya lebih variatif, termasuk jalur karir:
A. steady state; C. linear;
B. transitory; D. spiral.

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT


Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 1.

RUMUS

Jumlah Jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100 %

10

Makna Tngkat Penguasaan: 90%-100% = Bak Sekal; 80 % - 89 % = Bak; 70 % - 79


% = Cukup; dan < 69 % = Kurang.

Kalau Anda mencapa tngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan


dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus ! Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan Anda masih
di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum
Anda kuasa.

Bimbingana dan Konseling 177


Bimbingana dan Konseling
178
2

TUJUAN DAN PRINSIP-PRINSIP


BIMBINGAN KARIR DI MI/SD

1. Tujuan Bimbingan Karir


Bimbingan karir di MI/SD bertujuan untuk menumbuhkembangkan kesadaran dan
pemahaman peserta didik akan ragam kegiatan dan pekerjaan di lingkungan sekitarnya,
di samping mengembangkan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan yang baik dan
halal, juga mengembangkan kebiasaan hidup yang positif. Bimbingan karir membantu
peserta ddk untuk memaham apa yang dsuka dan tdak dsuka, kecakapan dr, dspln
dr, mengontrol kegatan sendr. Program bmbngan karr d MI/SD dfokuskan pada
kesadaran dr dan kesadaran karr (self and career awareness) (Munro dan Kotman, 1995:
351). Layanan bmbngan karr merupakan bagan ntegral dar keseluruhan program
bmbngan d sekolah; bmbngan karr erat katannya dengan tga layanan bmbngan
lannya karena kecakapan- kecakapan yang dkembangkan d dalam bmbngan prbad,
sosial maupun bimbingan belajar akan mendukung perkembangan karir peserta didik.

Menurut Sunaryo (1998/1999) bahwa bmbngan karr d MI/SD darahkan untuk:


a) menumbuhkan kesadaran dan pemahaman peserta ddk akan ragam kegatan dan
pekerjaan di dunia sekitarnya; b) mengembangkan sikap positif terhadap semua jenis
pekerjaan yang ada di sekitar; c) mengembangkan kebiasaan hidup yang positif; d) upaya
membantu peserta ddk memaham apa yang dsuka dan tdak dsukanya, kecakapan
diri dan disiplin diri serta mengontrol kegiatan sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat
Mller (Sunaryo, 1998/1999) bahwa peranan konselor atau guru pembmbng adalah
membantu peserta ddk agar memlk kesadaran dr, menngkatkan keteramplan dr,
seperti dalam kerjasama, dan memberikan informasi tentang dunia kerja.

Super (Sunaryo, 1998/1999) menjelaskan keterkaitan antara bimbingan karir dengan


penyesuaan dr secara keseluruhan. Dengan membantu membebaskan ketegangan,
mengklarftkas perasaan, memberkan wawasan, membantu memperoleh sukses dan
membantu mengembangkan perasaan kompeten dalam suatu wlayah penyesuaan
jabatan, rnemungkinkan individu menguasai aspek kehidupan lain secara tepat.

Bimbingana dan Konseling 179


Secara lebih operasional tujuan layanan bimbingan karir di SD (Depdikbud, 1994)
adalah membantu peserta ddk agar dapat:

1. Mengenal macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan yang ada.
2. Merencakan masa depan.
3. Membantu arah pekerjaan.
4. Menyesuaikan keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis pekerjaan.
5. Membantu mencapa cta-cta.

Dalam perkembangan karr, semua aspek perkembangan ndvdu bak psk,


pskomotork, bahasa, kogntf-ntelektual, sosal, emos, moral, kemandran dan relgus
salng berkatan. Berdasarkan hukum perkembangan bahwa perkembangan tu bersfat
kontnu, oleh karena tu ntervens bmbngan karr akan efektf apabla memperhatkan
kontnutas tahapan dan aspek yang domnan dalam perkembangan ndvdu. Aspek
domnan tu merupakan elemen yang perlu dkembangkan pada saat yang tepat dalam
proses perkembangan ndvdu secara keseluruhan. Keberhaslan pengembangan suatu
elemen akan mempengaruh pada perkembangan elemen yang berkutnya. Dalam proses
bmbngan karr, aspek-aspek yang dkembangkan bersfat kontnum, dapat dgambarkan
dalam bagan berkut:

Elemen yang dikembangkan Hasil


1. Kesadaran dr............................................................ Identtas dr
2. Kesadaran penddkan............................................. Identtas penddkan
3. Kesadaran karr........................................................... Identtas karr
4. Kesadaran ekonoms ................................................ Penddkan ekonoms
5. Pengamblan keputusan.......................................... Keputusan karr
6. Kompetensi dasar...................................................... Keterampilan kerja
7. Skap dan apresas.................................................... Kepuasan prbad dan sosal

Kontnum Perkembangan Karr:

Kontinum Perkembangan Karir:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

TK SD SMP SMA

Bagan 5.1
Kontnum Perkembangan Karr dlhat dar Kontnum Perkembangan Penddkan
(Sunaryo, 1998/1999)

Bimbingana dan Konseling


180
Berdasarkan model di atas, maka akan dapat diidentifikasikan elemen apa saja yang
tepat dkembangkan pada perode perkembangan tertentu. Setap elemen merupakan
ttk krts yang harus dperhatkan dalam pelaksanaan bmbngan karr.

Elemen-elemen perkembangan karir tesebut dapat dikjelaskan sebagai berikut:

1. Kesadaran dr, yatu sadar akan drnya sendr, bak atas kebutuhan, kelebhan
maupun kelemahan dr sendr. Kebutuhan dan kekuatan dr menuntut pemahaman
dan pengembangan, sehingga menjadi identitas diri yang positif yang akan
mempermudah membuat keputusan karr secara efektf.
2. Kesadarn penddkan, yatu pengenalan dan pengakuan peserta ddk akan pentngnya
pengembangan keteramplan dasar dan penguasaan pengetahuan sebaga alat
pencapaian tujuan karir; diwujudkan dengan mengikuti pendidikan atau pelatihan
secara sunguh-sungguh.
3. Kesadaran karr, yatu menyadar bahwa perkembangan karr berhubungan
dengan pendidikan dan pengalaman kerja dan memahami keragaman dunia kerja;
diwujudkan dengan penguasaan sejumlah informasi, pengetahuan dan keterampilan
yang dperlukan untuk berkarr.
4. Kesadaran ekonoms, yatu memaham hubungan secara ekonoms antara
ekonomi, gaya hidup dan pekerjaan; dikembangkan menjadi kemampuan dalam
memenuhmkebutuhan hdup.
5. Pengamblan keputusan, yatu kemampuan yang dambl dengan melalu tahap
identifikasi alternatif dan memilih altematif yang konsisten dengan tujuan;
kemampuan tersebut dmplementaskan dalam membuat keputusan karr secara
tepat.
6. Kompetens awal, yatu kemampuan-kemampuan atau keteramplan kogntf awal
atau dasar yang dimiliki individu; kemudian dikembangkan menjadi kemampuan
atau keterampilan yang siap digunakan untuk memasuki dunia pekerjaan.
7. Apresas dan skap, yatu penghargaan dan sksp postf yang dmlk ndvdu;
kemudan dnternalsas sehngga memberkan kepuasan bak secara prbad maupun
sosal.

Perkembangan karr pada usa lahr sampa usa 14 tahun dsebut perode fantas
(fantasy period) demikian disebut oleh Ginsberg, Axeirad dan Herma (Sunaryo,
1998/1999), sedangkan Super menyebut usa sampa 14 tahun adalah perode tentatf.
Kedua pandangan ini sama menunjuk kepada penggunaan fantasi yang mendasari dan
memankan peranan karr orang dewasa.

2. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Karir


Dalam menyelenggarakan layanan bmbngan karr, perlu rnemperhatkan prnsp-
prnsp berkut:

Bimbingana dan Konseling 181


a. Bmbngan karr merupakan suatu proses ber-kelanjutan dalam seluruh perjalanan
hdup seseorang, tdak merupakan perstwa yang terplah satu sama lan. Dengan
demikian, bimbingan karir merupakan rangkaian perjalanan hidup seseorang yang
terkait dengan seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan yang dijalaninya.
b. Bmbngan karr dperuntukkan bag semua ndvdu tanpa kecual. Namun dalam
praktknya prortas layanan dapat dberkan terutama bag mereka yang sangat
memerlukan pelayanan. Skala prortas dberkan dengan mempertmbangkan
berat-rngannya masalah dan pentng tdaknva masalah untuk segera dpecahkan.
Oleh karena layanan bmbngan karr dperuntukkan bag semua peserta ddk,
maka pemberan layanan bmbngan karr sebaknya lebh bersfat preventive-
developmental..
c. Bmbngan karr merupakan bantuan yang dberkan kepada ndvdu yang sedang
dalam proses berkembang. Dengan demkan cr-cr perkembangan pada fase
tertentu hendaknya menjadi dasar pertimbangan dalam setiap kegiatan bimbingan
karr.
d. Bmbngan karr berdasarkan pada kemampuan ndvdu untuk menentukan
plhannya. Setap ndvdu memlk hak untuk menentukan plhan dan mengambl
keputusan, tetapi harus bertanggung jawab atas segala konsekuensi dari pilihan/
keputusannya tu. In berart bahwa bmbngan karr tdak sekedar memperhatkan
hak individu untuk menentukan dan memutuskan pilihan sendiri, tetapi juga
membantu ndvdu untuk mengembangkan cara-cara pemenuhan plhan/putusan
itu secara bertanggung jawab.
e. Pemlhan dan penyesuaan karr dmula dengan pengetahuan tentang dr. Hal n
mengandung art bahwa ndvdu perlu memaham terlebh dahulu kemampuan yang
ada dalam dirinya, seperti bakat, minat, nilai-nilai, kebutuhan, hasil kerja/prestasi
belajar dan kepribadiannva.
f. Bimbingan karir membantu individu untuk memahami dunia kerja dan sejumlah
pekerjaan yang ada di masyarakat serta berbagai sisi kehidupannya.

Bimbingana dan Konseling


182
LATIHAN
Untuk memperdalam materi yang baru saja Anda baca dan pelajari, silakan
Anda mengcrjakan latihan di bawah ini:

1. Jelaskan tujuan utama layanan bimbingan barir bagi peserta didik MI/SD !
2. Kemukakan prnsp-prnsp dasar layanan bmbngan karr d sekolah !

RANGKUMAN
Bimbingan karir bertujuan untuk menumbuhkembangkan kesadaran dan pemahaman
diri peserta didik, mengenal ragam kegiatan dan pekerjaan di lingkungan sekitarnya,
mengembangkan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan yang baik dan halal,
mengembangkan kebasaan hdup yang postf. Bmbngan karr erat katannya dengan tga
layanan bmbngan lannya, karena kecakapan-kecakapan yang dkembangkan d dalam
bimbingan pribadi, sosial maupun bimbingan belajar akan mendukung perkembangan
karr peserta ddk.

Perkembangan karr ndvdu bersfat kontnum, menyangkut aspek psk,


pskomotork, bahasa, kogntf-ntelektual, sosal, emos, moral, kemandran dan relgus.
Dalam proses bmbngan karr, aspek-aspek yang dkembangkan adalah: (1) kesadaran
diri menjadi identitas diri; (2) kesadaran pendidikan menjadi identitas pendidikan; (3)
kesadaran karir menjadi identitas karir; (4) kesadaran ekonomis menjadi pendidikan
ekonomis; (5) pengambilan keputusan menjadi keputusan karir; (6) kompetensi dasar
menjadi keterampilan kerja; (7) sikap dan apresiasi menjadi kepuasan pribadi dan sosial.
Pada saat melaksanakan bmbngan karr, guru hendaknya memperhatkan prnsp-
prnsp yang mendasarnya.

Bimbingana dan Konseling 183


TES FORMATIF 1

1. Bimbingan karir di MI/SD bertujuan agar:


A. peserta didik mendapat pekerjaan;
B. peserta ddk cepat memperoleh penghaslan;
C. cta-cta peserta ddk tercapa;
D. muncul kesadaran karr pada dr peserta ddk.

2. Berikut ini merupakan tujuan layanan bimbingan karir bagi peserta didik MI/SD,
kecual:
A. mengembangkan kesadaran akan ragam pekerjaan di lingkungan sekitarnya;
B. mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan yang baik dan halal;
C. mengembangkan kebasaan hdup sederhana;
D. mengembangkan kebasaan hdup yang postf.

3. Bmbngan karr memlk keterkatan yang erat dengan penyesuaan dr peserta
ddk, karena dapat menmbulkan hal-hal berkut, kecual:
A. membantu membebaskan ketegangan,
B. mengklarftkas perasaan dan kesadaran dr;
C. membantu mengembangkan perasaan kompeten;
D. rnemungknkan menguasa aspek kehdupan ekonom.

4. Peserta ddk sadar atas kebutuhan, kelebhan dan kelemahan dr sendr, dsebut :
A. kesadaran dr; C. kesadaran penddkan;
C. kesadaran karr; D. kesadaran ekonom.

5. Pengenalan dan pengakuan peserta ddk akan pentngnya pengembangan


keterampilan dasar dan penguasaan pengetahuan sebagai alat pencapaian tujuan
karr dsebut :
A. kesadaran dr; C. kesadaran penddkan;
C. kesadaran karr; D. kesadaran ekonom.

6. Peserta ddk menyadar bahwa perkembangan karr berhubungan dengan pengalaman


kerja dan memahami keragaman dunia kerja, disebut:
A. kesadaran dr; C. kesadaran penddkan;
C. kesadaran karr; D. kesadaran ekonom.

2. Penyataan berikut merujuk pada prinsip-prinsip bimbingan karir, kecual:


A. suatu proses ber-kelanjutan dalam seluruh perjalanan hidup seseorang;
B. tdak merupakan perstwa yang terplah satu sama lan;

Bimbingana dan Konseling


184
C. terkait aspek pertumbuhan dan perkembangan yang dijalaninya;
D. Perolehan penghasilan kerja yang meninhkatkan prestise hidup.
2. Manakah yang tdak mencermnkan prnsp bmbngan karr ?
A. dperuntukkan bag semua peserta ddk tanpa kecual;
B. semua peserta ddk harus berglran mendapat layanan;
C. prortas dberkan bag peserta ddk yang sangat memerlukan pelayanan;
D. layanan sebaknya lebh bersfat preventive-developmental.

3. Layanan bmbngan karr ddasarkan pada :


A. kemampuan peserta ddk untuk menentukan plhannya;
B. saat peserta ddk akan menentukan plhan dan mengambl keputusan;
C. kesapan peserta ddk untuk mendapat pelayanan;
D. permntaan peserta ddk sesua dengan kebutuhannya.

4. Pemlhan dan penyesuaan karr peserta ddk dmula dengan:


A. pengenalan lingkungan kerja;
B. pengetahuan tentang dr;
C. pemahaman atas nla-nla dr;
D. kesadaran hasil kerja/prestasi belajar.

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT


Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 2.

RUMUS

Jumlah Jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100 %

10

Makna Tngkat Penguasaan: 90%-100% = Bak Sekal; 80 % - 89 % = Bak; 70 % - 79


% = Cukup; dan < 69 % = Kurang.

Kalau Anda mencapa tngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan


dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus ! Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan Anda masih
di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum
Anda kuasa.

Bimbingana dan Konseling 185


Bimbingana dan Konseling
186
3

KEGIATAN BELAJAR 3
STRATEGI DAN TEKNIK BIMBINGAN KARIR

1. Makna Strategi Bimbingan Karir


Strateg bmbngan karr pada dasarnya adalah pola umum perbuatan pembmbng-
klien dalam wujud hubungan bantuan. Pembimbing menjalankan hubungan bantuan
dengan klen dalam artan bahwa a berseda dan berupaya mencptakan sstem lngkungan
yang kondusf atau yang memfasltas perkembangan klen untuk :

a. memaham dan menla drnya, terutama yang menyangkut potens dasar (bakat,
mnat, skap, kecakapan dan cta-cta).
b. menyadar dan memaham nla-nla yang ada pada dr dan masyarakatnya;
c. mengetahui lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dirinya serta
jenis-jenis pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk suatu bidang tertentu;
d. menemukan dan dapat mengatas hambatan-hambatan yang dsebabkan oleh faktor
dr dan lngkungannya; dan
e. merencanakan masa depan karr drnya.

Dalam makna strategi bimbingan karir di atas, sekaligus terkandung tujuan yang
akan dcapa dan penempatan peserta ddk sebaga pelaku karr. Dengan kata lan,
peserta ddk terbantu dalam pembuatan dan pelaksanaan rencana, penlaan dr dan
lingkungannya, demi mencapai kesuksesan perjalanan hidup yang bermakna horizontal
(bag sesamanya) dan vertkal (untuk Tuhannya).

2. Matra Sasaran Strategi Bimbingan Karir


Makna strategi di atas menunjukkan bahwa setiap strategi bersifat situasional; atau
dalam penggunaannya bergantung pada matra sasaran (domain) perlaku peserta ddk
yang akan dkembangkan.

Bimbingana dan Konseling 187


Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, pada gilirannya matra sasaran dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :

a. matra sasaran diri klien dengan segala karakteristik psiko-fisiknya;


b. matra sasaran nilai-nilai (values) yang berart de atau gagasan konseptual tentang
derajat atau kadar kepentingan dalam kehidupan manusia;
c. matra sasaran lingkungan efektif yang secara potensal berpengaruh terhadap dr
klen;
d. matra sasaran permasalahan, bak berupa penghambat maupun pendukung
keberhaslan hdup klen dan kemungknan penanggulangannya; dan
e. matra sasaran perencanaan dan keputusan karir yang ddasarkan atas kemampuan
untuk mengelola matra sasaran (a) sampa dengan (d).

3. Jenis Strategi Bimbingan Karir


Untuk mencapai tujuan bimbingan karir, setiap guru pembimbing memiliki dan
dapat menempuh strateg yang berbeda-beda; sesua dengan latar belakang penddkan,
keahlian dan kondisi objektif klien yang dihadapinya. Namun, apabila dikelompokkan
seluruh strateg yang dmaksud melngkup: (a) strateg nstruksonal; (b) strateg
substansal/nterpersonal; dan (c) strateg permanan.

1. Strategi Instruksional
Strateg n merupakan bentuk penyelenggaraan bmbngan karr yang dntegraskan
atau dipadukan dalam pembelajaran (instruksional). Strategi ini sangat sesuai dijalankan
oleh tenaga pengajar. Strategi instruksional cenderung bersifat informatif daripada
pemrosesan informasi. Apabila kecenderungan yang terakhir dijadikan fokus strategi,
walaupun dijalankan oleh tenaga pengajar, maka dapat diperoleh ketepatgunaannya.

Strateg n pada dasarnya bukanlah penyelenggaraan bmbngan karr, melankan


pembelajaran (instruksional) yang menerapkan prinsip-prinsip bimbingan karir dan
lebh terfokur pada pemberan nformas karr. Strateg bmbngan karr nstruksonal
yang terpadu dengan pembelajaran merupakan pemrosesan informasi karir secara
klasikal atau kelompok melalui penggunaan metode atau teknik-teknik pembelajaran,
seperti : pengajaran unit, home room, karyawsata, ceramah tokoh/nara sumber, meda
audio visual, bibliografi, pelatihan kerja, career day, wawancara, dan paket bmbngan
karr.

a. Strategi Substansial/Interpersonal
Strateg n merupakan bentuk penyelenggaraan bmbngan karr melalu hubungan
nterpersonal (antara pembmbng dengan klen). Strateg n lazm dpergunakan
oleh dosen pembmbng dalam bentuk wawancara konselng. Untuk mempergunakan

Bimbingana dan Konseling


188
starateg n, dperlukan penguasaan teor dan praktk konselng, d sampng dspln
ilmu penunjang yang terkait. Termasuk ke dalam strategi ini ialah teknik genogram dan
konselng karr.

1) Teknik genogram
Istlah genogram mula dpopulerkan oleh Rae Wemers Oksh (1987) dalam
tulisannya yang berjudul The Genogram as a Tool in Career Counseling dmuat dalam
Journal of Counselling and Development, Volume 66. Secara etmologs, genogram berart
slslah, yatu gambar asal-usul keluarga klen sebanyak tga generas. Penggunaan
teknk genogram dlandas oleh asums bahwa ada pengaruh dar orang lan yang berart
(significant orther) terhadap individu dalam identifikasi perencanaan dan pemilihan
karir. Guru pembimbing berupaya mengidentifikasi orang yang berarti bagi diri klien.
Pada dasarnya penggunaan genogram n lebh merupakan teknk awal untuk memasuk
konselng karr, oleh karena tu pelaksanaannya pun bersfat ndvdual. Namun tdak
menutup kemungknan, wawancara genogram dapat dpandang sebaga proses konselng
karr manakala dalam wawancara tersebut konselor (dosen pembmbng) menerapkan
prnsp-prnsp dan teknk-teknk konselng yang terfokus pada pemecahan masalah
karr klen.

Penerapan teknk genogram dtempuh dalam tga tahap, yatu : (1) konstruks
genogram, (2) identifikasi jabatan, dan (3) eksplorasi klien. Ketiga tahap tersebut dapat
dijelaskan berikut ini.

(a) Konstruksi genogram


Proses n merupakan tahap pertama untuk memetakan/membuat gambar slslah
atau asal-usul keluarga klen sebanayak tga generas, yatu generas klen, generas
oarangtua klen dan generas kakek nenek klen. Seluruh angota keluarga dar
ketga generas yang dketahu oleh klen dbuat gambarnya; konselor membuat
gambar tersebut bersama-sama dengan klien. Gambar tersebut hendaknya memberi
penjelasan hal-hal penting berkenaan dengan silsilah dari ketiga generasi klien,
dengan mencantumkan tanda atau smbol tertentu yang dapat dfaham oleh konselor
dan klen.
(b) Identifikasi jabatan
Pada tahap n konselor bersama klen berupaya menelusur bdang-bdang
pekerjaan/jabatan yang ada pada anggota keluarga dari tiga generasi itu, termasuk
usaha yang ditempuh untuk memperoleh pekerjaan/jabatan, tingkat keberhasilan,
dan konsekuensnya dalam segala aspek kehdupan yang bersangkutan.
(c) Eksploras klen
Tahap ini memfokuskan kajian terhadap diri klien agar memperoleh pemahaman
dr dan lngkungan serta dapat merencanakan karrnya. Oleh karena tu, hal-hal
yang perlu danalss selama wawancara genogram adalah: (1) s pengamatan dr

Bimbingana dan Konseling 189


klien; (2) pemahaman lingkungan/dunia kerja; (3) proses pembuatan keputusan;
model-model pola hdup; dan (5) model-model okupasonal. Sedangkan yang
perlu ddskuskan oleh dosen pembmbng dengan karyapeserta ddk adalah : (1)
keberhaslan-keberhaslan anggota keluarga; (2) mobltas anggota keluarga; (3)
pengelolaan waktu; dan (4) ntegrtas dr.

2) Konseling karir
Ada beberapa teknk/pendekatan konselng karr yang dapat dterapkan oleh guru
pembmbng. John Crtes (1987) mengemukakan enam pendekatan konselng karr,
yatu : (1) trait and factor career counseling, (2) client-centered career counseling, (3)
psychodynamic career counseling, (4) developmental career counseling, (5) behavioral
career counseling, dan (6) comprehensive career counseling. Strateg n seyoganya
dlaksanakan oleh guru pembmbng propfesonal atau konselor sekolah, yakn yang
berlatar belakang pendkan khusus bdang bmbngan dan konselng.

b. Strategi Permainan
Strateg n merupakan strateg alternatf penyelenggaraan bmbngan karr. Strateg n
berlangsung melalui permainan, yang segaligus dalam setiap permainan dapat menjangkau
beberapa matra sasaran. Permanan adalah suatu perbuatan atau kegatan sukarela, yang
dlakukan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu yang sudah dtetapkan, menurut
aturan yang sudah diterima secara sukarela tapi mengikat sepenuhnya, dengan tujuan
dalam drnya sendr, dserta oleh perasaan tegang dan gembra, dan kesadaran lan
daripada kehidupan sehari-hari (Johan Huizinga, 1990: 39). Definisi tersebut menyiratkan
bahwa permanan memlk cr-cr khas yang membedakannya dengan kegatan dalam
kehdupan yang lan. Cr-cr khas dmaksud adalah : (1) permanan adalah perbuatan yang
bebas, artnya permanan dapat dtangguhkan atau dkesampngkan setap saat; karena
ia dilakukan tanpa paksaan/tuntutan fisik apalagi kewajiban moral, sehingga permainan
melampaui jalannya proses alami; (2) permainan bukanlah perikehidupan yang biasa
atau yang sesungguhnya; a merupakan suatu perbuatan keluar dar sesungguhnya, dalam
suasana kegiatan yang sementara dengan tujuan tersendiri; (3) permainan memisahkan
dr dar kehdupan basa dalam hal tempat dan waktu, oleh karenanya a bercrkan
tertutup dan terbatas. Ia dmankan dalam batas-batas waktu dan tempat tertentu,
bermakna dan berlangsung dalam drnya sendr, dmula dan berakhr pada suatu saat
tententu, terdapat variasi aktifitas, serta dapat diulangi sesuai dengan kebutuhan; (4) di
dalam ruang permanan berlaku tata-tertb tersendr yang mutlak, oleh karena tu lebh
bercrkan mencptakan ketertban atau keteraturan, penympangan atas aturan tersebut
dapat merusak proses dan nla permanan.

Berdasarkan matra sasaran bimbingan karir yang inklusif dengan tujuan yang ingin
dicapai, dapat dikelompokkan jenis-jenis permainan sebagai berikut: (1) permaianan

Bimbingana dan Konseling


190
ekspres dan proyeks dr; (2) permanan plhan dan putusan nla; (3) eksploras dan
identifikasi lingkungan; (4) diskusi isu dan aturan; dan (5) analisis gaya hidup.

1) Permainan ekspresi dan proyeksi diri


Jens permanan yang dapat dmasukkan ke dalam kelompok ekspres, adalah
permanan yang berupaya mengungkapkan karakterstk, cr atau sfat-sfat dr prbad
secara langsung, bak dalam bentuk lsan, tulsan maupun gerak-gerk syarat. Sebaga
contoh: (a) peserta ddk menulskan sfat-sfat drnya yang bak dan yang buruk; (b)
menuturkan keadaan drnya bla menghadap suatu stuas atau mengemukakan
penilaian atas sifat-sifat diri yang dibutuhkan untuk suatu jenis pekerjaan; (c) tebak-
tebakan tentang keadaan dr bersama orang lan.

Jens permanan proyeks dr merupakan permanan yang berupaya menyngkap


tabr atau selubung yang tersembuny d balk ungkapan. Sebaga contoh: peserta ddk
diminta pendapatnya, bila mereka mendapatkan sejumlah uang, akan dipergunakan
untuk apa. D balk pendapatnya tu tersmpul nla-nla dr yang mendasar prortas
tindakan penggunaan uang. Dapat juga dalam bentuk karangan kepada sahabat imajiner,
dan atau gambar/luksan keadaan dr.

2) Permainan pilihan dan putusan nilai


Banyak jenis atau metode permainan ini. Namun yang menjadi prinsip utamanya,
adalah bagamana ndvdu menentukan prortas serta mengambl suatu keputusan
tndakan, yang ddasarkan atas nla-nla yang dmlknya. Dalam permanan n, klen
tdak dnla atau devaluas apalag “dcap” tertentu oleh dosen pembmbng. Permanan
semata-mata dlakukan untuk menegaskan “proses” pemlhan dan mengambl keputusan
yang paling penting dalam hidupnya. Contoh jenis permainan ini: (a) pilihan objek wisata
dan tempat lburan yang dsenang beserta alasannya; (b) memlh kawan berbncang
dalam suatu perjamuan; dan atau (c) mengurutkan prioritas utama orang yang perlu
dselamatkan dar kecelakaan, dan sebaganya.

3) Eksplorasi dan identifikasi lingkungan


Kelompok permanan n mengutamakan bantuan kepada klen, agar a mampu dan
sanggup menjelajahi dan merinci lingkungan baik pendidikan maupun pekerjaan, yang
secara potensal sesua dengan karakterstk dr prbadnya. Sehngga wawasan karr d
masa depan, tergambar dan dapat dambl oleh klen sebaga alternatf plhan. Sebaga
contoh: peserta didik diajak untuk menganalisis satu jenis pekerjaan mengenai syarat,
sarana penunjang yang dibutuhkan, komposisi kelompok atau sektor kerja yang sejenis,
serta penentuan manfaat lain dari adanya pekerjaan itu. Contoh lain, adalah menyimak
tokoh-tokoh sukses; membandingkan perjalanan hidup tokoh teladan dengan keadaan
diri klien; kuis pesona atau menembak tamu misteri tentang pekerjaannya, berdasarkan

Bimbingana dan Konseling 191


pertanyaan tentang lingkungan kerja, peralatan yang dipergunakannya, dan sektor
pekerjaan yang melingkupinya.

4) Diskusi isu dan aturan


Permanan n dlakukan dalam bentuk dskus, dmula dar pemlhan dan penentuan
masalah utama (su) atau peraturan hdup yang dhadap peserta ddk atau manusa
umumnya. Setelah dtentukan, beberapa peserta ddk secara sukarela dmnta tampl
sebaga pembcara yang melontarkan pendapatnya atas su dmaksud. Pada glran
selanjutnya ditanggapi oleh hadirin; diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umpan-
balk bag kehdupannya. Walaupun dskus, namun mash tetap dalam kerangka
permanan yang bersfat tegang atau gembra, dengan tdak melupakan cr-cr permanan
d atas tad.

5) Antisipasi/prediksi gaya hidup


Hal ini merupakan jenis permainan yang menekankan analisis atau terawangan,
cta-cta yang dangankan akan masa depan kehdupan peserta ddk, keluarga maupun
pekerjaan dan keadaan dirinya, berdasarkan pengelolaan informasi diri dan lingkungan,
nla serta permasalahan yang dhadap sekarang n. Sebaga contoh: peserta ddk
dapat menuturkan cta-ctanya, kemudan dtanggap oleh peserta ddk lan atau dosen
pembmbng. Tanggapan tu yang memungknkan peserta ddk penutur melakukan
pertmbangan, mengungkapkan alasan keadaan drnya sekarang. Contoh lan adalah
peserta didik menentukan pilihan jenis serta sifat orang yang sekiranya dapat menolong
drnya d saat dperlukan dalam menghadap kemelut hdup.

2. Strategi dan Teknik Bimbingan Karir di MI/SD


Berdasarkan jenis strategi di atas, maka Bimbingan karir di MI/SD dapat dilaksanakan
dengan strateg dan teknk sebaga berkut.

a. Terpadu dalam Kegiatan Pembelajaran


Untuk mengembangkan karr d MI/SD terutama untuk peserta ddk kelas tngg,
hendaknya dkembangkan secara terpadu dengan strateg nstruksonal. Pendekatan
terpadu n palng menungknkan dapat dlaksanakan guru MI/SD, karena d MI/SD
pada umumnya berlum terseda guru pembmbng atau konselor secara khusus. Dengan
demkan, gum MI/SD adalah pelaksana langsung bmbngan karr yang terntegrask
dalam proses pembelajaran di kelasnya.

Menurut Baley dan Nhen (Sunaryo, 1998/1999) program bmbngan karr terpadu
itu harus mencakup: (1) Iinfonnasi yang difokuskan kepada tanggungjawab dan struktur
pekerjaan; (2) Penyediaan waktu dan kesempatan bagi peserta didik untuk berbagai

Bimbingana dan Konseling


192
pengetahuan tentang dunia kerja dan pengalaman yang diperolehnya dari orang orang
sekitarnya tentang berbagai pekerjaan; (3) Kesempatan bagi peserta didik untuk
berinteraksi dengan orang-orang yang bekerja di sekitarnya; (4) Interaksi ini akan
menjembatani peserta didik SD dengan dunia kerja; (5) Kesempatan bagi peserta didik
untuk mengetahui bagaimana orang merasakan pekerjaan atau profesi yang dipilihnya;
dan (6) Kesempatan bagi peserta didik untuk mengenali peran dari faktor jenis kelamin
dalam pekerjaan.

Melalui strategi terpadu ini, guru dapat mengaitkan materi pembelajaran sesuai
kurikulurn dengan materi bimbingan karir. Seperti pada pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas III ada pelajaran alat transportasi. Dengan menjelaskan cara membuat kalimat dari
alat transportas yang ada d darat, udara dan laut, guru dapat dengan metode tanya
jawab menanyakan tentang nama pekerjaan orang yang mengemudikan alat transportasi
tersebut. Sepert plot untuk kapal terbang, masns untuk kereta ap, nahoda untuk kapal
laut, dan sopir untuk mobil. Dengan melalui tanya jawab juga guru dapat memgidentifikasi
tugas-tugas dari pekerjaan tadi dan syarat-syarat yang diharapkan dipenuhi kalau ingin
menjadi mereka. Dengan demikian diharapkan materi Bahasa Indonesia tersampaikan
dan bimbingan karir juga dapat dilaksanakan. Selain itu, ketika guru menyelenggarakan
pembelajaran sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip bimbingan karir, sehingga proses
pembelajaran yang dikelolanya bernuasakan bimbingan karir.

b. Paket Bimbingan Karir


Baltbang Dkbud telah menerbtkan empat buku paket bmbngan karr yang dkemas
menjadi bahan belajar mandiri yang masing-masing paket terdiri dari satu topik dan sub
topk pembahasan. Keempat paket dmaksud adalah :

Paket I Pemahaman Diri, terdr dar sub topk:


1) Bakat;
2) Mnat;
3) Keadaan fisik;
4) Keadaan sosal, ekonom, dan budaya;
5) Cta-cta.

Paket II Pemahaman Lingkungan, terdr dar :


1) Sub topik yang dibahas untuk kelas I, dan II: kemungkinan jabatan dan informasi
jabatan serta informasi pekerjaan.
2) Sub topk yang dbahas d kelas III, dan IV, yatu pengantar pemahaman lngkungan,
informasi jabatan dan wiraswasta.
3) Sub topk yang dbahas untk kelas V: nformas penddkan dan pembangunan,
kemungkinan jabatan dan wiraswasta
Paket III: Hambatan dan Cara Mengatasi Hambatan.
Paket n khusus untuk kelas V, topk yang dbahas mencakup:

Bimbingana dan Konseling 193


1) prasangka;
2) hambatan dr sendr;
3) hambatan dar luar.

Paket IV: Perencanaan Masa Depan.


Paket n khusus untuk kelas VI dengan sub topk yang dbahas adalah:
1) Informas dr dan lngkungan;
2) Cta-cta dan gaya hdup;
3) Rencana untuk masa depan.

c. Bacaan
Melalu membaca rwayat hdup orang-orang ternama yang berhasl dalam bdangnya
masng-masng, sepert BJ. Habb, Thomas Alva Edson, Ensten, dan banyak lag. Dengan
membaca surnber-sumber nformas lannya tentang berbaga hal dharapkan peserta
didik dapat belajar dari pengalaman orang sukses, dan dengan membaca peserta didik
lebh kayak wawasan tentang berbaga hal.

d. Narasumber
Dengan mengunjungi nara sumber atau mengundang nara sumber untuk datang ke
sekolah, dan berdialog tentang dunia pekerjaan, diharapkan anak akan semakin luas
wawasannya tentang banyak hal, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan/profesi
seseorang dan usaha yang dlakukan untuk mencapa karr tertentu.

e. Pengamatan atau Observasi


Dengan mengajak peserta didik berjalan-jalan di sekitar lingkungan yaang tidak harus
jauh, di sepanjang jalan mereka ditugasi untuk mengamati berbagai macam pekerjaan
yang ditemui. Guru dapat mengajak anak mengamati pekerjaan yang dilakukan oleh orang
yang ada disekitar sekolah, umpama mengamati pekerjaan penjahit, tukang tahu, dsb.

f. Cerita
Dengan bercerita, guru dapat memberikan informasi tentang berbagai pekerjaan, atau
cerita tentang kerja keras yang membuahkan hasil menggembiraka. Teknik bercerita akan
lebh menark bla dpergunakan alat peraga atau panggung boneka. Certa akan lebh
menarik kalau diikuti dengan Tanya jawab berkisar tentang tokoh yang diceritakan.

g. Teknik Genogram
Teknik ini dapat digunakan oleh guru, terutama untuk mengidentifikasi aspirasi karir
yang berkembang pada peserta ddk MI/SD. Penerapan teknk genogram dtempuh dalam
tiga tahap, yaitu : (1) konstruksi genogram, (2) identifikasi jabatan, dan (3) eksplorasi
klen. Dalam pelaksanaannya, dsesuakan dengan karakterstk perkembangan peserta
ddk SD dan mater bmbngan karr yang seyoganya dkuasanya.

Bimbingana dan Konseling


194
h. Permainan Terpadu
Guru dapat memilih berbagai permainan yang ada di sekitar lingkungan sekolah
atau jenis permainan lain yang dikenal oleh peserta didik MI/SD. Ketika permainan
berlangsung, guru hendaknya mengatkan dengan mater bmbngan karr. Sebaknya
permanan yang dplh mencermnkan kelma kelompok permanan terpadu, yatu: (1)
permaanan ekspres dan proyeks dr; (2) permanan plhan dan putusan nla; (3)
eksplorasi dan identifikasi lingkungan; (4) diskusi isu dan aturan; dan (5) analisis gaya
hdup.

Ketka guru melaksanakan bmbngan karr, hendaknya selalu mengacu pada matra
mater bmbngan karr untuk MI/SD. Dalam Buku Pedoman Bmbngan dan Penyuluhan
d SD (1994), termuat s mater layanan bmbngan karr untuk kelas rendah (I, II, III)
yang mencakup :

1) Mengenalkan perbedaan antara kawan sebaya.


2) Menggambarkan perkembangan dr peserta ddk.
3) Menjelaskan bahwa bekerja itu penting bagi kehidupan sesuai dengan tuntutan
lngkungan.
4) Mengenalkan keteramplan yang dmlk.
5) Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan masyarakat.
6) Mengenalkan kegatan yang menark.
7) Mengenalkan mengapa orang memiliki suatu pekerjaan dan pilihan itu masih dapat
berubah.
8) Menjelaskan bahwa kehidupan masa depan dapat direncanakan dari sekarang.
9) Menjelaskan bahwa pekerjaan seseorang dipengaruhi oleh minat dan kecakapannya.

Is mater layanan bmbngan untuk peserta ddk kelas IV, V, dan VI terdr atas :
1) Menjelaskan manfaat mencontoh orang-orang yang berhasil.
2) Melath peserta ddk menggambarkan kehdupan d masa yang akan datng.
3) Membimbing diskusi mengenai pekerjaan wanita danpria.
4) Menjelaskan jenis-jenis keterampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan.
5) Melath peserta ddk membayangkan hal-hal yang akan dlakukan d masa yang akan
datng.
6) Membmbng peserta ddk mendskuskan tentang gaya hdup dan pengaruhnya.
7) Menjelaskan pengaruh nilai terhadap pengambilan keputusan.
8) Membmbng peserta ddk untuk memperkrakan bahwa meneladan tokoh panutan
dapat mempengaruh karr.
9) Melatih peserta didik merencanakan pekerjaan apa yang cocok dengan dirinya pada
masa dewasa nant.
10) Membimbing peserta didik berdiskusi tentang pengaruh pekerjaan orang tua terhadap
kehdupan anak.
11) Melath peserta ddk melhat hubungan antara mnat dan kemampuan.

Bimbingana dan Konseling 195


12) Mengenalkan benmacam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan.
13) Mengembangkan kesadaran pentngnya prestas penddkan untuk memperoleh
peluang karr.

Dengan berbaga strateg dan teknk yang ada dan mater yang bervaras, member
banyak peluang guru MI/SD dapat menyampaakan mater layanan bmbngan karr yang
dsesuakan dengan stuas dan konds yang ada, terutama secara terpadu dalam proses
pembelajaran yang dikelolanya.

LATIHAN
Untuk memperdalam materi yang baru saja anda baca dan pelajari, silakan anda
mengcrjakan latihan di bawah ini:

1. Jelaskan makna strateg dalam bmbngan karr tu !


2. Kemukakan matra sasaran bmbngan karr !
3. Strategi apa saja yang dapat digunakan dalam bimbingan karir ?
4. Strategi/teknik apa saja yang dapat digunakan dalam penyelenggaraan bimbingan
karr d MI/SD ?

RANGKUMAN
Strateg bmbngan karr adalah pola umum perbuatan pembmbng-klen dalam
wujud hubungan bantuan. Sasaran strateg bmbngan karr mencakup: matra dr klen
dengan segala karakteristik psiko-fisiknya; nilai-nilai (values) yang dyakn; lngkungan
efektf; permasalahan yang dhadap; perencanaan dan keputusan karr secara tepat.

Strategi bimbingan karir melingkupi: (a) strategi instruksional, yaitu pembelajaran


yang menerapkan prnsp-prnsp bmbngan karr dan lebh terfokur pada pemberan
informasi karir, seperti : pengajaran unit, home room, karyawsata, ceramah tokoh/nara
sumber, media audio visual, bibliografi, pelatihan kerja, career day, wawancara, dan
paket bmbngan karr.; (b) strateg substansal/nterpersonal, yatu teknk genogram
dan konselng karr; dan (c) strateg permanan, terdr atas : permaanan ekspres dan
proyeksi diri; permainan pilihan dan putusan nilai; eksplorasi dan identifikasi lingkungan;
dskus su dan aturan; dan analss gaya hdup.

Bmbngan karr d MI/SD dapat dlaksanakan dengan strateg dan teknk: terpadu
dalam kegiatan pembelajaran, aket imbingan karir, bacaan, narasumber, pengamatan
atau observas, certa, teknk genogram, dan permanan terpadu

Bimbingana dan Konseling


196
TES FORMATIF 3

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat


1. Penerapan strateg bmbngan karr dapat memfasltas perkembangan peserta ddk
untuk hal-hal berkut, kecuali:
A. memaham dan menla drnya, terutama yang menyangkut potens dasar;
B. menyadar dan memaham nla-nla yang ada pada dr dan masyarakatnya;
C. memperoleh penghasilan kerja yang memadai.
D. merencanakan masa depan karr drnya.

2. Lingkungan efektif yang menjadi matra sasaran strategi dan teknik bimbingan karir
dmaksudkan sebaga :
A. segala karakteristik psiko-fisiknya yang dimiliki seseorang;
B. de atau gagasan konseptual tentang kehdupan manusa;
C. faktor luar yang secara potensal berpengaruh terhadap dr klen;
D. penghambat maupun pendukung keberhaslan hdup ndvdu.

3. Strateg nstruksonal dalam penyelenggaraan bmbngan karr mengandung makna


berkut, kecuali:
A. bimbingan karir yang diintegrasikan dalam pembelajaran;
B. lebh bersfat nformatf darpada pemrosesan nformas;
C. pembelajaran yang menerapkan prinsip-prinsip bimbingan karir
D. mengajarkan keterampilan merencanakan karir peserta didik.

4. Penggunaan teknk genogram dlandas oleh asums bahwa ada pengaruh dar orang
lan yang berart terhadap ndvdu dalam:
A. permahaman diri dan lingkungan kerja;
B. perencanaan dan pemlhan karr.
C. pengembangan potens dasar dalam berkarr;
D. merah keberhaslan dalam berkarr.

5. Guru bersama peserta didik berupaya menelusuri bidang-bidang pekerjaan/jabatan


yang ada pada anggota keluarga. Kegatan n merupakan pelaksanaan teknk
genogram pada tahap :
A. konstruks genogram; C. eksploras klen;
B. identifikasi jabatan; D. orientasi karir.

6. Berkut n merupakan cr-cr permanan yang dapat dterapkan dalam pelaksanaan
bmbngan karr d MI/SD, kecual :
A. suatu perbuatan atau kegatan sukarela;
B. dlakukan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu;

Bimbingana dan Konseling 197


C. menurut aturan yang sudah dterma secara sukarela tap mengkat;
D. mengutamakan kegembraan dar para pelakunya.

7. Jens permanan yang berupaya mengungkapkan karakterstk, cr atau sfat-sfat dr
prbad secara langsung, termasuk :
A. permanan ekspres dan proyekn dr;
B. permanan plhan dan putusan nla;
C. eksplorasi dan identifikasi lingkungan;
D. dskus su dan aturan.

8. Peserta ddk melakukan permanan untuk memlh kawan berbncang dalam suatu
perjamuan atau pertemuan, termasuk :
A. permanan ekspres dan proyekn dr;
B. permanan plhan dan putusan nla;
C. eksplorasi dan identifikasi lingkungan;
D. dskus su dan aturan.

9. Teknk-teknk berkut dapat membantu peserta ddk untuk mengena tokoh yang
berhasl dalam bdang karr tertentu, kecual:
a. A. Bacaan; C. Narasumber;
b. B. Pengamatan D. Wawancara.

10. Pembelajaran tematik atau pengajaran unit merupakan model pembejaran terpadu
yang efektf untuk melaksanakan bmbngan karr d MI/SD, karena:
A. membahas suatu unit pelajaran secara mendalam;
B. menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan;
C. mengkaji suatu topik dari berbagai sudut pandang;
D. member pengalaman langsung kepada peserta ddk.

Bimbingana dan Konseling


198
BALIKAN DAN TINDAK LANJUT
Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 3.

RUMUS

Jumlah Jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100%

10

Makna Tngkat Penguasaan: 90%-100% = Bak Sekal; 80 % - 89 % = Bak; 70 % - 79


% = Cukup; dan < 69 % = Kurang.

Kalau Anda mencapa tngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan


untuk mengkaji Bahan Belajar Mandiri berikutnya. Bagus ! Akan tetapi, apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3,
terutama bagan yang belum Anda kuasa.

Bimbingana dan Konseling 199


KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1
1. A
2. B
3. D
4. C
5. B
6. A
7. C
8. B
9. A
10. B

Tes Formatif 2
1. D
2. C
3. D
4. A
5. C
6. C
7. D
8. B
9. A
10. B

Tes Formatif 3
1. C
2. C
3. D
4. B
5. B
6. D
7. A
8. B
9. B
10. C

Bimbingana dan Konseling


200
BAHAN BELAJAR MANDIRI

MANAJEMEN BIMBINGAN
DAN KONSELING DI MI/SD 6

Bimbingana dan Konseling 201


Bimbingana dan Konseling
202
MANAJEMEN BIMBINGAN
DAN KONSELING DI MI/SD

PENDAHULUAN
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa tujuan
penddkan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, keprbadan,
akhlak mula dan keteramplan untuk hdup mandr serta mengkut penddkan lebh
lanjut. Dalam KTSP ada lima kelompok mata pelajaran, materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri. Dalam kegiatan pengembangan diri memiliki tujuan yaitu memberikan
kesempatan kepada peserta ddk untuk mengembangkan dan mengekspreskan dr
sesua dengan kebutuhan, kemampuan, bakat dan mnat setap peserta ddk sesua
dengan konds sekolah serta tuntutan lngkungan hdup pesena ddk.

Program Bmbngan dan Konselng (BK) d MI/SD dalam KTSP sangat strategs,
sehingga program ini perlu didukung oleh manajemen dan kelengkapan adminisirasi
secara memada.

TUJUAN
Setelah mempelajari materi tentang manajemen bimbingan dan koaseling di MI/SD,
dharapkan peserta ddk dapat:

1. Menjelaskan struktur program BK di MI/SD.


2. Menjelaskan dan terampil dalam mengembangkan program BK di MI/SD.
3. Menjelaskan tentang implementasi program BK dalam KBM.
4. Menjelaskan organisasi dan administrasi bimbingan di MI/SD.

Untuk membantu Anda mencapai tujuan di atas, maka BBM 6 diorganisasikan menjadi
dua kegiatan belajar yaitu:

Kegiatan Belajar 1 : Struktur dan Pengembangan Program BK di MI/SD.


Kegiatan Belajar 2 : Implementasi Program BK dalam KBM dan Manajemen bimbingan
d SD.

Bimbingana dan Konseling 203


PETUNJUK BELAJAR
Untuk membantu Anda menguasai seluruh bahan belajar mandiri dengan baik,
perhatkanlah beberapa prosedur d bawah n.

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan belajar mandiri ini sampai Anda
memahami tujuan yang ingin dicapai.
2. Setelah itu, Anda diharapkan mempelajari bagian demi bagian bahan belajar mandiri
secara lebh cermat dan penuh perhatan, dan bla perlu berlah tanda khusus pada
bagan atau kata-kata kunc yang Anda anggap pentng.
3. Apabila ada bagian materi belajar mandiri yang kurang difahami, maka diskusikanlah
dengan teman-teman Anda. Tetap bla dengan dskus pun belum mendapatkan
pemahaman, sebaknya dcatat dan tanyakan kepada tutor Anda pada saat tutoral
tatap muka.
4. Untuk memperluas wawasan Anda, bacalah buku sumber yang dsarankan.
5. Buatlah kesmpulan dengan kata-kata Anda sendr dar keseluruhan mater yang
telah Anda pelajari dalam bahan belajar mandiri ini.
6. Bila Anda telah cukup memahami uraian materi yang disajikan, maka kerjakanlah
latihan dan tes formatif yang tersedia pada setiap akhir kegiatan belajar.

Bimbingana dan Konseling


204
1

STRUKTUR DAN PENGEMBANGAN


PROGRAM BK DI MI/SD

1. Komponen Program BK di MI/SD


Sesua dengan Rambu-rambu Penyelenggaraan Bmbngan dan Konselng dalam Jalur
Penddkan Formal (Depdknas, 2007) bahwa komponen program layanan bmbngan
dan konselng mencakup: (1) komponen pelayanan dasar; (2) komponen pelayanan
responsf; (3) komponen perencanaan ndvdual; dan (4) komponen dukungan sstem
(manajemen).

a. Pelayanan dasar bimbingan


1. Pengertian
Pelayanan dasar bmbmbngan dartkan sebaga proses pemberan bantuan
kepada seluruh konsel/peserta ddk melalu kegatan penyapan pengalaman
terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis, dalam
rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-
tugas perkembangan (yang dtuangkan dalam standar kompetens kemandran) yang
dperlukan dalam pengembangan kemampuan memlh dan mengambl pebutuhan dalam
menjalani kehidupannya. Penggunaan instrumen asesmen perkembangan peserta didik
dan kegiatan tatap muka terjadwal yang terintegrasi dalam pembelajaran di kelas sangat
sesua untuk mendukung mplementas komponen n. Asesmen terhadap kebutuhan
dan perkembangan itu sangat diperlukan untuk dijadikan landasan pengembangan
pengalaman terstruktur peserta ddk.

2. Tujuan
Tujuan pelayanan dasar bimbingan ini bertujuan untuk membantu semua peserta
ddk agar memperoleh perkembangan yang normal, memlk mental yang sehat, dan
memperoleh dasar keteramplan hdupnya; atau dengan kata lan membantu peserta

Bimbingana dan Konseling 205


didik agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan
pelayanan dasar bmbngan n dapat drumuskan secaga upaya membantu peserta ddk
agar:

a) memlk kesadaran (pemahaman) tentang dr dan lngkungannya (penddkan,


pekerjaan, sosial-budaya dan agama);
b) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkan tngkah laku yang layak bag penyesuaan dr dengan lngkungannya;
c) mampu menangan atau memenuh kebutuhan dan masalahnya; dan
d) mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
Dengan demkaan, melalu pelayanan dasar bmbngan n peserta ddk akan
terbantu dalam mengembangkan perlaku efektf dan keteramplan-keteramplan dasar
untuk kehdupannya yang mengacu kepada tugas-tugas perkembangan peserta ddk MI/
SD.

3. Fokus pengembangan
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam pelayanan dasar bimbingan, fokus
perilaku yang dikembangkan menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.
Semua n berkatan erat dengan upaya membantu peserta ddk mencapa tugas-tugas
perkembangannya, sehngga peserta ddk dharapkan dapat memaham dan menerma
dr, mengenal lngkungan, memecahkan masalah, memlk konsep dr yang adekuat,
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, serta menjadi pribadi mandiri. Materi pelayanan
dasar drumuskan dan dkemas atas dasar standar kompetens kemandran peserta
ddk MI/SD

Beberapa contoh mater layanan dasar bmbngan untuk peserta ddk MI/SD, yatu:

a. Pemahaman dan penermaan dr


b. Sikap dan kebiasaan belajar
c. Motivasi belajar
d. Kemampuan memecahkan masalah
e. Self esteem
f. Membuat program kegatan sehar-har
g. Cara mengembangkan mnal, bakal.
h. Keteramplan berkomunkas
. Keteramplan pengamblan keputusan
j. Keefektifan dalam hubungan antar pribadi
k. Cara belajar yang efektif
l. dsb.

Bimbingana dan Konseling


206
Pelayanan dasar himbingan ditujukan untuk semua peserta didik, disajikan dengan
menggunakan strateg klaskal dan dnamka kelompok, bak dalam kelompok kecl
maupun besar. Kurkulum mater layanan dasar bmbngan dsusun dengan mcnggunakan
sumber-sumber rujukan dan sumber lainnya yang relevan, serta dilengkapi dengan
strategi penyampaian dan penilaian. Materi dan penyajian pelayanan dasar hendaknya
memperhatkan/dsesuakan dengan usa dan tahapan perkembangan peserta ddk MI/
SD.

b. Pelayanan responsif (responsive sevices)


1. Pengertian
Pelayanan responsf adalah layanan bmbngan dan konselng bag peserta ddk yang
memlk kebutuhan dan menghadap masalah yang memerlukan penanganan dengan
segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menilmbulkan gangguan dalam proses
pencapaan tugas-tugas perkembangannya.

2. Tujuan
Pelayanan renponsif bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat memenuhi
kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dalamnya, atau membantu peserta ddk
yang mengalam hambatan dan kegagalan dalam mencapa tugas-tugas perkembangannya.
Tujuan pelayanan ini dapat juga dikekakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-
masalah atau kepedulan prbad peserta ddk yang muncul segera dan drasakan pada
saat tu. Hal tersebut berkenaan dengan masalah-masalah sosal-prbad, karr, dan atau
masalah pengembangan belajar-pendidikan.

3. Foku pengembangan
Fokus pelayanan ini berhubungan dengan masalah pribadi-sosial, belajar atau
pengembangan penddkan, dan perencanaan karr. Dengan demkan, s layanan
responsif yaitu: (1) bimbingan pribadi-sosial; (2) bimbingan belajar, dan (3) bimbingan
karr.

Pelayanan responsf lebh bersfat prevenlf, meskpun dalam praktknya dapat pula
menjadi bantuan penyembuhan atau kuratif. Proses pelayanan responsif dirancang
dengan menggunakan strateg relas nterpersonal, sehngga berlangsung nteraks antar
prbad yang bersfat membantu. Oleh karena tu, pelayanan n memlk nla terapeutk
bag peserta ddk yang sedang mengalam masalah psks.

Fokus pelayanan responsf bergantung pada kebutuhan atau masalah peserta ddk
yang muncul. Kebutuhan dan masalah peserta ddk tu berkatan dengan kengnan
untuk mengetahu sesuatu hal karena dpandang pentng bag perkembangan drnya

Bimbingana dan Konseling 207


secara positif. Masalah peserta didik itu juga yang berhubungan dengan berbagai hal
yang drasakan mengganggu kenyamanan hdup atau menghambat perkembangan
peserta ddk, karena tdak terpenuh kebutuhannya atau gagal dalam mencapa tugas-
tugas perkembangan. Untuk memaham masalah peserta ddk pada umumnya tdak
mudah diketahui secara langsung, namun dapat diidentifikasi/difahami melalui gejala-
gejala perilaku yang ditampilkannya. Masalah (gejala-gejala perilaku bermasalah) yang
mungkin dialami peserta didik dan menjadi fokus pelayanan ini antara lain:

a. merasa cemas menghadap seseuatu;


b. merasa rendah dr;
c. berperlaku mpulsf, yatu melakukan sesuatu tanpa pertmbangan ayau alasan yang
tepat;
d. membolos dar madrasah/sekolah;
e. malas belajar;
f. kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik;
g. kurang bsa bergaul atau melakukan penyesuaan dr dengan lngkungan;
h. malas berbadah;
i. prestasi belajar rendah.

Untuk memaham kebutuhan dan masalah peserta ddk MI/SD dapat dlakukan
melalu asesmen dan analss perkembangannya, dengan menggunakan berbaga teknk,
msalnya nventor tugas-tugas perkembangan (ITP) untuk usa MI/SD, angket sswa,
wawancara, pengamatan/observas, sosometr, daftar hadr sswa, leger, pskotes, dan
daftar masalah atau alat ungkap masalah (AUM).

c. Layanan perencanaan individual


1. Pengertian
Perencanaan individual adalah pelayanan bimbingan dan konseling yang bertujuan
membantu seluruh peserta ddk agar mampu merumuskan dan melakukan aktvtas
yang berkenaan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan
kelebhan dan kekurangan drnya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang
tersedua d lngkungannya. Pemahaman peserta ddk secara mendalam tentang segala
karakterstk drnya, penafsran hasl asesmen serta, dan penyedaan nformas yang
lengkap dan tepat, sehngga peserta ddk mampu memlh dan mengambl keputusan
yang tepat d dalam mengembangkan potensnya secara optmal, termasuk keberbakatan
dan kebutuhan khusus peserta ddk.

Olah karena tu, layanan perencanaan ndvdual berskan bdang layanan prbad-
sosial, bidang pendidikan-belajar, dan bidang karir. Dengan terbantunya peserta didik
dalam memantau dan memaham pertumbuhan dan perkembangan drnya sendr,
dharapkan a dapat merencanakan dan mengmplementaskan rencananya tu secara

Bimbingana dan Konseling


208
terarah dan optmal.

2. Tujuan
Layanan perencanaan individual dirancang dengan tujuan untuk membantu peserta
ddk agar:

a) memlk pemahaman tentang dr dan lngkungannya;


b) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan
dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir sesuai tahapan
perkembangan usa MI/SD; dan
c) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah
drumuskannya.

Tujuan layanan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya
untuk memfasltas peserta ddk untuk merencanakan, memontor, dan mengelola
rencana penddkan, karr, dan pengembangan prbad-sosal oleh drnya sendr. Is
layanan perencanaan individual ini adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan peserta
ddk untuk memaham secara khusus tentang perkembangan drnya sendr. Dengan
demikian, meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh peserta
ddk, namun pelayanan yang dberkan lebh bersfat ndvdual karena ddasarka atas
perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing peserta didik.

3. Fokus pengembangan
Fokus pelayanan perencanaan ndvdual berkatan erat dengan pengembangan aspek
akademk, karr, dan prbad-sosal. Secara rnc, cakupan fokus tersebut untuk murd MI/
SD antara lan berkenaan dengan aspek :

a. akademik, meliputi menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar (calistung) yang baik-
efektif, memanfaatkan keterampilan belajar, memilih kursus atau pelajaran tambahan
yang tepat, memilih pendidikan lanjutan, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
belajar sepanjang hayat.
b. Karir, melput memaham segala kekuatan dan kelemahan dr sendr, mengeksploras
lingkungan sekitar tempat tinggal, membiasakan diri bekerja dengan sebaik-baiknya,
berlath membuat rencana kegatan dan pengamblan keputusan secara tepat.
c. Pribadi-sosial, melput pengembangan konsep dr yang postf dan keteramplan
sosal yang efektf, sehngga dapat melakukan penyesuaan terhadap dr sendr dan
lngkungan secara secara seras dan sembang.

d. Komponen dukungan sistem


Ketga komponen d atas merupakan pelayanan bmbngan dan konselng kepada

Bimbingana dan Konseling 209


peserta ddk secara langsung. Sedangkan dukungan sstem merupakan komponen
pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur dan pengembangan
kemampuan guru dalam penerapan fungs dan prnsp-prnsp bmbngan d MI/SD,
sehngga guru dapat melakukan bantuan atau memfasltas kelancaran perkembangan
peserta didik. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan manajemen dapat membantu
menetapkan, memelhara, dan menngkatkan program bmbngan dan konselng. Kegatan
n dharapkan dapat membantu guru MI/SD dalam mengmplementaskan layanan dasar
bmbngan, layanan responsf, dan perencanaan ndvdual peserta ddk.

Komponen dukungan sistem ini meliputi: pengembangan jejarang, kegiatan


manajemen, penelitian dan pengembangan.

1) Pengembangan jejaring, menyangkut kegiatan-kegiatan: konsultasi/bekerja sama


dengan guru lain, bekerja sama dengan orangtua atau masyarakat, berpartisipasi dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan madrasah/sekolah, bekerja
sama dengan personel sekolah lannya dalam mencptakan lngkungan madrasah/
sekolah yang kondusf bag perkembangan peserta ddk, menelaan masalah-masalah
yang berkaitan erat dengan pelayanan bimbingan, dan kekerja dengan pihak-pihak
lan yang terkat dengan penerapan bmbngan terpaqdu d madrasah/sekolah.
2) Kegiatan manajemen, merupakan berbaga upaya untuk memantapkan, memelhara
dan melaksanakan bmbngan dan konselng yang terntegras secara efektf dalam
pembelajaran di kelas. Kegiatan manajemen ini diarahkan pada pengembangan
program, pengembangan staf, pemanfaatan sumber daya masyarakat, pengembangan
dan penataan kebijakan, prosedur, dan pedoman tertulis.

Dalam mplementasnya d madrasah/sekolah, masng-masng bdang pelayanan


memlk alokas waktu, sepert untuk: (1) Pelayanan dasar bmbngan adalah 55-55%;
(2) Pelayanan responsf (20%-30%); (3) Layanan perencanaan ndvdual (5% -10%);
dan (4) Pendukung Sstem (10%-15%).

Keempat komponen pelayanan utama bmbngan dan konselng sepert durakan d


atas, dalam mplementasnya ddukung oleh layanan-layanan yang lannya, yatu:

a. Layanan pengumpulan data


Layanan n merupakan kegatan awal dalam bentuk menghmpun nformas tentang
peserta ddk beserta latar belakangnya. Pengumpulan data tentang peserta ddk
merupakan identifikasi awal tentang identitas peserta didik, kemampuan, bakat dan
minat, beserta latar belakang keluarganya. Layanan pengumpulan data bertujuan untuk
memperoleh pemahaman yang objektif terhadap peserta didik dan membantu mereka
agar dapat berkembang secara optmal.

Bimbingana dan Konseling


210
b. Layanan orientasi dan pemberian informasi
Kegatan n merupakan layanan pertama yang dberkan kepada peserta ddk. Pada
saat peserta ddk memasuk sekolah sangat membutuhkan nformas tentang sekolah,
seperti kurikulum, cara belajar, tata tertib, guru-gurunya dan fasilitas sekolah yang dimiliki
(perpustakaan, ruang belajar, ruang guru, WC, dsb). Layanan ini bertujuan agar peserta
ddk memlk nformas yang memada tentang drnya dan lngkungannya. Layanan n
sangat strategs agar peserta ddk dapat merasakan kenyamanan dan ketenangan dalam
melaksanakan pembelajaran di sekolah. Layanan ini disampaikan juga kepada orangtua
agar dapat membantu putra putnya dalam menyesuakan dr dengan lngkungan sekolah
terutama dalam mengikuti pembelajaran. Pelayanan orientasi ini biasanya dilaksanakan
pada waktu peserta didik memasuki sekolah dan akan diulang pada setiap tahun ajaran
baru, namun pelayanan nformas dlaksanakan sesua dengan kebutuhan peserta ddk.

c. Layanan Penempatan
Layanan Penempatan bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mendapatkan
tempat atau penyaluran yang sesua dengan potens yang dmlknya sehngga dapat
mengembangkan drnya secara optmal. Perkembangan optmal n akan dapat dcapa
blamana ndvdu berada pada poss yang sesua dengan karakterstk prbad, bakat,
minat dan kemampuannya. Program layanan penempatan merupakan kelanjutan dari
layanan orentas dan nformas n. Jka layanan orentas memberkan nfomas secara
umum, seperti tentang cara-cara belajar yang efektif, belajar kelompok, menyalurkan
bakat dan mnat, sedangkan layanan penempatan lebh memperhtungkan alternatf
kemungknan penempatan peserta ddk secara ndvdual, dengan melalu pengukuran
terhadap kemampuan, bakat dan mnat, serta kemungknan-kemungknan khusus lannya.
Beberapa jenis layanan penempatan bagi peserta didik di MI/SD, yaitu :

1) Layanan penempatan dalam belajar di kelas


Dalam kegiatan belajar di kelas, terkadang ada peserta didik yang mengalami
kesulitan menentukan pilihan kelompok belajar, posisi duduk, kegiatan belajar, dsb.
Untuk menghadap peserta ddk yang demkan, layanan penempatan dapat memberkan
bantuan. Peserta ddk yang baru masuk kelas I MI/SD, mereka datang dar latar belakang
lngkungan dan pengalaman yang berbeda satu sama lan. Ada peserta ddk yang
sebelumnya pemah masuk TK/TKA, akan tetap tdak sedkt yang belum pernah memasuk
TK/TKA. Oleh karena tu, mereka memasuk MI/SD dengan membawa kemampuan awal
yang berbeda, terutama pada kemampuan membaca, menuls dan berhtung. Keadaan n
harus dihadapi dengan bijaksana, sehingga setiap peserta didik mendapatkan posisi yang
tepat dan mereka mendapatkan suasana belajar yang menyenagkan. Guru kelas harus
mampu menempatkan peserta ddk secara tepat. Jka dperlukan ada tes sederhana
tentang kemampuan calstung, tetap bukan untuk seleks masuk kelas I MI/SD. Hasl tes

Bimbingana dan Konseling 211


dapat digunakan untuk penempatan posisi duduk dan kelompok belajar di kelas. Peserta
didik yang pandai dapat menjadi tutor sebaya bagi temannya yang lain, atau dapat
dijadikan pertimbangan untuk pembagian kelas biasa dengan kelas unggulan. Proses
menempatkan peserta ddk n harus dpertmbangkan yang matang berdasarkan data
atau nformas yang memada, sehngga tdak menmbulkan kesalahan dalam mengambl
keputusan.

2) Layanan penempatan dalam kegiatan ekstra kurikuler


Layanan penempatan dalam kegatan ekstra kurkuler sangat dperlukan agar peserta
ddk memperoleh kegatan yang sesua dengan kemampuan, bakat dan mnatnya. Oleh
karena tu, guru hendaknya memlk pemahaman yang memada tentang kemampuan,
bakat dan mnat setap peserta ddk bnaannya, sehngga dapat menempatkan peserta
ddk pada kegatan ekstra kurkuler yang sesua. Kegatan ekstra kurkuler d MI/SD
dapat dkempokka dalam beberapa macam, sepet olah raga, kesenan (sen tar, sen
suara, seni musik, seni gambar), kelompok ilmiah remaja, pramuka dan lain sebagainya.
Dengan adanya penempatan peserta ddk pada kegatan ekstra kurkuler secara tepat,
dharapkan akan mengembangkan kemampuan secara optmal.

d. Layanan konseling
Layanan n hanya dapat dselenggarakan oleh guru pembmbng profesonal, yatu
guru yang berlatar belakang pendidikan sarjana bimbingan dan konseling. Layanan ini
dapat secara ndvdual maupun kelompok, bag peserta ddk yang memlk masalah
pribadi. Tujuan layanan konseling adalah untuk membantu peserta didik agar dapat
memecahkan masalahnya sendr. Layanan konselng serng dsebut merupakan kegatan
nt dar keseluruhan layanan bmbngan, karena bantuan melalu konselng langsung
berkenaan dengan prbad setap peserta ddk.

e. Layanan referal
Referal atau alh tangan merupakan layanan dengan melmpahkan masalah kepada
phak yang lebh mampu dan berwenang. Layanan referal n dlakukan apabla masalah
yang dhadap peserta ddk d luar kemampuan atau kewenangan guru atau guru
pembmbng MI/SD. Menumt Surya (1986; 24) ada beberapa hal yang harus dperhatkan
dalam layanan referal, yatu:

1) Referal harus dserta dengan data yang lengkap tentang peserta ddk dan masalah
yang dhadapnya.
2) Referal harus disertai dengan surat pengantar yang menjelaskan tujuan referal.
3) Referal harus disetujui oleh peserta didik yang bersangkutan, dan orang tua kalau
perlu.

Bimbingana dan Konseling


212
4) Layanan referal harus tetap menjadi tanggung jawab pihak sekolah. Pihak yang
dirujuk harus tetap menjalin hubungan dengan pihak sekolah.
5) Pihak yang dirujuk harus memberikan laporan terperinci tentang perkembangan dan
hasil upaya rujukan itu kepada pihak sekolah. Laporan tersebut penting diketahui dan
dijadikan bahan untuk memberikan perlakuan yang berkesinambungan di sekolah
dan d rumah.

f. Layanan evaluasi dan tindak lanjut


Evaluasi dan tindak lanjut erupakan layanan untuk menilai keberhasilan program
bmbngan yang telah dlaksanakan. Melalu evaluas, dapat dketahu program yang tdak
mencapa tngkat keberhaslan yang dharapkan, sehngga dapat danalss dan dtentukan
untuk program tindak lanjutnya.

Tujuan dilaksanakannya layanan evaluasi dan tindak lanjut adalah:

1) Untuk mengertahu apakah program layanan sudah dapat dlaksanakan dengan bak
?
2) Untuk mengatahui efektifitas layanan yang sudah diberikan.
3) Untuk mengetahu kontrbus layanan bmbngan terhadap program sekolah.
4) Untuk mendorong kepala sekolah dan seluruh personal sekolah dalam melakukan
perbaikan-perbaikan layanan dan program sekolah dalam rangka mencapai tujuan
penddkan.
5) Dengan evaluas seluruh guru dharapkan dapat menyadar akan tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing sebagai pelayan kebutuhan peserta didiknya.
6) Untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang perlu dimasukkan dalam program
layanan bimbingan selanjutnya.

2. Struktur Program Bimbingan di MI/SD


Penyusunan program bmbngan dan konaselng d madrasan/sekolah dmula dar
kegiatan asesmen yaitu kegiatan mengidentifikasi-menganalisis aspek-aspek yang
dijadikan bahan masukan bagi penyusunan program tersebut. Kegiatan asesmen ini
mencakup :

a. asesmen lingkungan, yaitu kegiatan mengidentifikasi harapan madrasah/sekolah


dan masyarakat (orangtua peserta ddk), sarana dan prasarana pendukung, konds/
kualifikasi guru, dan kebijakan pimpinan madrasah/sekolah;
b. asesmen kebutuhan atau masalah peserta ddk, yang menyangkut karakterstk
peserta didik, seperti aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan,
motif-motivasi belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat-minatnya (olahraga, seni,
keagamaan), masalah-masalah yang dalam, dan keprbadan; atau tugas-tugas
perkembangannya sebaga dasar untuk memberkan pelayanan bmbngan dan
konseling secara terpadu dalam pembelajaran di kelas.

Bimbingana dan Konseling 213


Berkut n adalah struktur utuh pengembangan program d madrasan/sekolah
yang berbass tugas-tugas perkembangan sebaga kompetens yang harus dkuasa oleh
peserta ddk. Dalam merumuskan program bmbngan dan konselng d MI/SD, struktur
dan isi atau materi program ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan peserta ddk d setap madrasah/sekolah.

1. Rasonal
Berskan rumusan dasar pemkran tentang pentngnya bmbngan dan konselng
dalam keseluruhan program madrasah/sekolah, yang mencakup konsep dasar yang
digunakan, kaitan bimbingan dan konseling dengan pembelajaran atau implementasi
kurkulum, dampak perkembangan lmu pengetahuan dan sosal-budaya terhadap
kehdupan masyarakat, dan hal-hal lan yang relevan.

2. Vs dan Ms


Secara mendasar vs dan ms bmbngan dan konselng perlu drumuskan ulang ke
dalam fokus s, yatu :
a. Visi : Membangun klm madrasah/sekolah bag keberhaslan seluruh peserta
ddk.
b. Misi : Mamfasltas seluruh peserta ddk memperoleh dan menguasa kompetens
d bdang akademk, prbad-sosal dan karr berlandaskan pada tata kehdupan
ets-normatf dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Deskrps Kebutuhan
Berskan rumusan hasl penlaan kebutuhan (need assessment) peserta ddk dan
lngkungannya ke dalam rumusan perlaku-perlaku yang dharapkan dkuasa peserta
ddk.

4. Tujuan
Berisikan rumusan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus
dkuasa peserta ddk setelah memperoleh pelayanan bmbngan dan konselng
secara terpadu dalam pembelajaran di kelas. Tujuan yang dirumuskan, hendaknya
mencakup tga tataran, yatu :
a. Penyadaran, untuk membangun pengetahuan adan pemahaman peserta ddk
terhadap,perilaku atau standar kompetensi yang harus dipelajari dan dikuasai.
b. Akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi, dan menjadikan
perlaku atau kompetens baru sebaga bagan dar kemampuan drnya.
c. Tindakan, yaitu mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku dan
kompetens baru tu dalam tndaklan nyata sehar-har.

5. Komponen Program
Program bmbngan dan konselng d madrasan/sekolah mencakup:

Bimbingana dan Konseling


214
a. Komponen pelayanan dasar bmbngan
b. Komponen pelayanan responsf *)
c. Komponen perencanaan ndvdual
d. Komponen dukungan sistem (manajemen).

6. Rencana Operasonal
Rencana kegiatan diperlukan untuk menjamin pelaksanaan program bimbingan dan
konseling berjalan secara efektif dan efisien, meskipun implementasi di SD masih
terpadu dalam proses pembelajaran di kelas. Rencana kegiatan adalah uraian detil
dar program yang menggambarkan struktur program, bak kegatan d madrasah/
sekolah maupun luar madrasah/sekolah, untuk memfasltas peserta ddk mencapa
tugas perkembangan atau kompetens tertentu.
7. Pengembangan Tema/Topk
Tema atau topik merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah diidentifikasikan
yang terkat dengan tugas-tugas perkembangan, drumuskan dalam bentuk mater
untuk setap komponen program.
8. Pengembangan Satuan Pelayanan
Dkembangkan secara bertahap sesua dengan tema/topk, dbuat tersendr atau
diintegrasikan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
9. Evaluas
Rencana evaluasi perkembangan peserta didik dirumuskan atas dasar tujuan yang
ngn dcapa, sedangkan evaluas program dfokuskan pada tngkat keterlaksanaan
program.
10. Anggaran
Rencana anggaran untuk mendukung mplementas program dnyatakan secara
cermat, rasonal, dan realstk.

Berdasarkan paparan d atas, berkut n dtamplkan contoh program bmbngan


di MI/SD yang dalam implementasinya terintegrasi dalam proses pembelajaran yang
dselenggarakan oleh guru kelas.

Bimbingana dan Konseling 215


CONTOH PROGRAM BIMBINGAN DI MI/SD

Semester 2 Ket.
No Jens Layanan Bmbagan Semester 1
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

1 Penyusunan program X 1 s.d 12


2 Hmpunan data, orentas dan Bulan Jan.
nformas s.d dcs,
a. Orentas dan nformas bag X
kelas 1 X - Waktu
b. Pemberan nformas kepada Pelaksanaan
X X X X
orang tua

3 Penempatan/Penyaluran X

3.1 Identifikasi kemampuan X


peserta ddk
3.2 Penempalan peserta ddk

a. Kelas Basa X
b. Kelas Unggulan X

c. Tempat Duduk X

d. Kegatan Ekstrakurkuler X

Bmbngan untuk
4 X X X X X X X X X X
pengembangan penguasaan
tugas-tugas perkembangan
Bimbingan Belajar
5
a. Diagnostik dan pengajaran ?
? ? ? ? ? ? ? ? ? ? Pelaksanaan
remedal
b. Pengayaan dsesuakan
? ? ? ? ? ? ? ? ? ? dengan
6 Konselng kebutuhan

a. Peserta ddk yang


mengalam hambatan sosal ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
prbad
b. Peserta ddk yang
mengalam hambatan dalam ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
pengembangan moral
c. Peserta ddk yang
mengalam hambatan dalam ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
perkembangan fisik
7 Bmbngan Karr

a. Identifikasi Bakat dan


kemampuan Peserta ddk ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

b. Pengenalan Lngkungan X
Sekolah
c. Persapan memlh SLTP X X X

8 Kerjasana dengan orang tua/


masyarakat ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
9 Alh tangan kasus
? ? ? ? ? ? ?

Bimbingana dan Konseling


216
Evaluas pelaksanaan X X
10 X
bmbngan
11 Analss hasl pelaksanaan X X X
bmbngan
12 Tindak lanjut X X X

Dar program umum bmbngan dan konselng d MI/SD sepert contoh d atas,
dijabarkan kembali menjadi program khusus di antaranya adalah:

a. Pengumpulan data peserta didik


Data tentang peserta ddk merupakan nformas awal yang sangat dperlukan oleh
phak guru/sekolah berkenaan dengan segala karaterstk peserta ddk, bak datas
atau informasi tentang keadaan aspek pisik-jasmaniah maupun psikis-ruhaniah
seperti dijelaskan terdahulu. Data tersebut di atas diperlukan mulai saat anak masuk
sekolah di awal tahun ajaran, sehingga sekolah dapat membuat program sesuai
dengan kebutuhan dan permasalahan peserta ddk.
b. Layanan orentas dan pemberan nformas
Layan orientasi pada setiap jenjang kelas sangat diperlukan terutama pada peserta
ddk kelas 1 yang baru pertama kal memasuk tngkat sekolah yang sesungguhnya.
Kesan tentang sekolah harus bak atau postf dan menyenangkan sehngga peserta
ddk tdak merasa asng atau takut tentang lngkungan barunya, sepert tentang guru,
fasilitas yang dimiliki sekolah, tata tertib, cara belajar dsb. Keikutsertaan orangtua
dalam kegatan orentas sangat dperlukan untuk membantu putra-putrnya dalam
menyesuakan dr dengan sekolah.
c. Layanan penempatan dan penyaluran
Layanan ini perlu dikembangkan di MI/SD sejak memasuki sekolah sampai
menyelesakan penddkannya d sekolah tersebut, bak penempatan/penyaluran pada
kegatan ntra kurkuler maupun ekstra kurkuler. Melalu layanan n, dharapkan
peserta ddk MI/SD n terfasltas proses perkembangan perlaku dan prbadnya
secara optmal.

Bimbingana dan Konseling 217


LATIHAN
Untuk memperdalam. materi yang baru saja anda baca dan pelajari, silakan anda
mengerjakan lalihan di bawah ini:

1. Jelaskan makna pelayanan dasar bmbngan, pelayanan responsf, dan perencanaan


ndvdual d MI/SD !
2. Beri penjelasan kemungkinan implementasi program bimbingan dan konseling di
MI/SD !
3. Apa saja jenis dan kelengkapan administrasi yang akan menunjang pelaksanaan
bmbngan d MI/SD ?
4. Kemukakan komponen struktur utuh program bmbngan d MI/SD !

RANGKUMAN
Struktur program bmbngan d MI/SD terdr dar 4 komponen kegatan utama,
yatu:

1. Layanan dasar bmbngan, yatu layanan yang membantu peserta ddk mengembangkan
perlaku efektf dan keteramplan dasar untuk kehdupan yang mengacu kepada
tugas-tugas perkembangan peserta ddk SD.
2. Layanan responsif, yaitu layanan yang ditujukan untuk membantu peserta didik
dalam bentuk mengntervens masalah atau kepedulan prbad peserta ddk yang
drasakan pada saat tu.
3. Layanan perencanaan ndvdual, yatu membantu peserta ddk membuat rencana
penddkan secara tepat dan mengmplentaskan rencana-rencana penddkannya tu
secara terarah.
4. Dukungan sistem, merupakan kegiatan manajemen yang bertujuan untuk
memantapkan, memelhara, dan menngkatkan program bmbngan secara
menyeluruh melalu pengembangan , hubungan masyarakat dan staf, konsultas
dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program,
peneltan dan pengembangan.

Keempat komponen layanan utama bmbngan d atas perlu ddukung oleh layanan
yang lannya, yatu: l) pengumpulan data; 2) layanan orentas dan pemberan nformas;
3) layanan penempatan; 4) konseling; 5) referral, 6) evaluasi dan tindak lanjut. Program
bimbingan tidak akan berjalan dengan baik bilamana tidak didukung oleh organisasi dan
admnstras bmbngan memada.

Bimbingana dan Konseling


218
TES FORMATIF 1

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !


1. Program bmbngan d sekolah merupakan :
A. bagan yang ntegral dar program penddkan;
B. bagan yang terpsah agar mudah mengaturnya;
C. program yang dkelola oleh lembaga khusus bmbngan;
D. kegatan yang dlakukan sementara sesua denga kebutuhan.

2. Komponen pelayanan bimbingan yang ditujukan untuk membantu permasalahan


peserta ddk yang drasakan pada saat n adalah :
A. pelayanan dasar bmbngan; C. perencanaan ndvdual;
B. pelayanan responsf; D. dukungan sstem.

3. Layanan pemberan nformas mencakup berbaga nformas yang dperlukan peserta


didik untuk mendukung keberhasilan belajarnya, kecuali :
A. cara-cara belajar yang efektif; C. pemanfaatan dan pengaturan keuangan;
B. pemanfaatan waktu luang ; D. membuat cacatan yang teratur.

4. Penyelenggaraan administrasi bimbingan di sekolah bertujuan agar:


A. layanan bmbngan dapat dlaksanakan secara deal;
B. mendukung kelancaran pelaksanaan program bmbngam;
C. menciptakan hubungan administratif yang jelas dan tegas;
D. setap petugas bmbngan menyadar peranannya masng-masng.

5. Program bmbngan dan konselng d MI/SD sebaknya dorgansaskan sesua dengan


:
A. stuas dan konds sekolah setempat;
B. juklak atau juknis dari Dinas Pendidikan;
C. kebutuhan dan permasalahan peserta ddk;
D. visi, misi dan tujuan sekolah yang dicanangkan.

6. Pernyataan yang drumuskan untuk membangun klm madrasah/sekolah bag


keuksesan seluruh peserta ddk, dsebut :
A. Ms C. deskrps kebutuhan
B. Visi D. tujuan pelayanan

7. Berikut ini merupakan tujuan pelayanan dasar bimbingan bagi peserta didik, kecual :
A. memlk kesadaran (pemahaman) tentang dr dan lngkungannya;
B. mampu membuat rencana kegatan sesua dengan nla dan kebutuhannya;
C. mampu menangan atau memenuh kebutuhan dan masalahnya;

Bimbingana dan Konseling 219


D. mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupmnya.
8. Kegatan-kegatan berkut merupakan fokus pelayanan perencanaan ndvdual pada
aspek akademik, kecual :
A. menumbuhkan sikap positif terhadap belajar;
B. memanfaatkan keterampilan belajar;
C. memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat;
D. membiasakan diri bekerja dengan tekun.

9. Kegatan-kegatan berkut merupakan fokus pelayanan perencanaan ndvdual pada


aspek karir, kecual :
A. memaham segala kekuatan dan kelemahan dr sendr;
B. mengeksploras lngkungan sektar tempat tnggal
C. memupuk kebiasaan belajar yang efektif;
D. pengamblan keputusan secara tepat.

10. Fokus pelayanan perencanaan ndvdual pada aspek Pribadi-sosial, yatu:


A. pembiasaan belajar bekompok;
B. pengembangan konsep dr yang postf;
C. mengadakan kunjungan persahabatan;
D. pengarahan dr pada aktvtas yang bermanfaat.

Bimbingana dan Konseling


220
BALIKAN DAN TINDAK LANJUT
Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 1.

RUMUS
Jumlah Jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100%

10

Makna Tngkat Penguasaan: 90%-100% = Bak Sekal; 80 % - 89 % = Bak; 70 %


- 79 % = Cukup; dan < 69 % = Kurang.

Kalau Anda mencapa tngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan


dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus ! Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan Anda masih
di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum
Anda kuasa.

Bimbingana dan Konseling 221


Bimbingana dan Konseling
222
2

KETERPADUAN PROGRAM BIMBINGAN


DI MI/SD

1. Program Bimbingan Terpadu


Seperti dimaklumi, bahwa sampai saat ini masih jarang ada MI/SD yang memiliki guru
pembimkbing profesional yang berlatar belakang pendidikan sarjana bimbingan dan
konselng. Oleh karena tu, pelaksanaan program bmbngan dan konselng merupakan
tugas guru kelas, yang implementasinya diintegrasikan dalam proses pembelajaran di
kelasnya. Dalam keadaan yang demkan, maka guru kelas hendaknya dapat memadukan
antara program layanan bimbingan dan konseling dengan program pembelajaran yang
drancangnya. Walaupun demkan, dalam praktk pelaksanaan program bmbngan d
sekolah membutuhkan kemampuan guru dan dukungan manajerial. Sehubungan dengan
itu, dalam mensinergiskan program bimbingan dengan program dan praktik pembelajaran
d sekolah/kelas, hendaknya harus memperhatkan hal-hal berkut.

a. Aspek program bimbingan


Program bmbngan d MI/SD harus dsusun berdasarkan kebutuhan peserta ddk
dan masalah nyata yang terjadi di sekolah. Program bimbingan di MI/SD mempunyai
kekhasan tersendr sesua dengan stuas dan konds yang ada d MI/SD tu sendr,
bak dlhat dar seg petugas, fasltas yang terseda dan karakterstk peserta ddknya.
Menurut Dckmeyer and Caldwell (Ahman, 1998) bahwa ada beberapa faktor yang
membedakan antara bmbngan d MI/SD dengan d sekolah menengah, yatu : pertama,
bmbngan d MI/SD lebh menekankan pada peranan guru dalam menerapkan fungs
bmbngan; kedua, fokus bmbngan d MI/SD lebh menekankan pada pengembangan
pemahaman dr, pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara efektf
dengan orang lan; ketiga, bmbngan d MI/SD lebh banyak melbatkan orangtua
peserta ddk, mengngat pentngnya pengaruh orangtua dalam kehdupan anak selama
d MI/SD; keempat, bmbngan d MI/SD hendaknya memaham kehdupan anak secara
unk; kelima, program bmbngan d MI/SD hendaknya pedul terhadap kebutuhan

Bimbingana dan Konseling 223


dasar anak, sepert kebutuhan untuk matang dalam pemahaman dan penermaan dr,
serta memaham kelebhan dan kekurangan dr; keenam, program bmbngan d MI/SD
hendaknya meyakn bahwa usa MI/SD merupakan tahapan yang sangat pentng dalam
tahapan perkembangan anak.

Berdasarkan uraan tersebut dapat dsmpulkan bahwa perangkat tugas yang


harus diselesaikan peserta didik MI/SD dapat dijadikan sebagai panduan utama dalam
pengembangan program bmbngan d MI/SD.

b. Aspek Ketenagaan
Sehubungan dengan perlunya penyelenggaraan program bmbngan dan konselng,
maka pada umumnya guru MI/SD mempunya tugas ganda, sebaga pelaksana pelayanan
bimbingan yang terintegrasi dalam proses pembelajaran sesuai dengan target kurikulum
yang harus dcapa. Sebenarnya guru MI/SD sebaga guru kelas memlk peluang-
kesempatan luas untuk memaham karakterstk setap peserta ddk d kelasnya. Oleh
karena tu, guru MI/SD perlu memlk pemahaman yang tepat dan keteramplan yang
memadai untuk melaksanakan layanan bimbingan yang terintegrasi dalam pembelajaran.
Pada akhrnya, guru MI/SD hendaknya dapat menerapkan layanan bmbngan dalam
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas; atau guru merancang dan melaksanakan
proses pembelajaran yang bernuansakan bimbingan dan konseling di kelasnya.

c. Aspek tekns/prosedural
Prosedur/teknk yang dapat dkembangkan dalam mplementas layanan bmbngan
dan konselng pada peserta ddk MI/SD adalah dengan melalu pendekatan terpadu
atau terntegras. Prosedur n memadukan antara pendekatan/teknk nstruksonal
dalam pembelajaran dengan pendekatan/teknik interpersonal atau transaksional dalam
bmbngan dan konselng. Agar guru MI/SD dapat memankan peran gandanya secara
profesional, maka di samping terampil dalam menerapkan strategi/teknik pembelajaran,
juga perlu memiliki kemampuan dasar pada strategi/teknik pelayanan bimbingan dan
konselng. Dengan demkan, maka guru MI/SD dharapkan dapat menerapkan layanan
bimbingan secara terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran.

Guru menciptakan proses pembelajaran yang kondusif dan dapat memadukan layanan
bimbingan ke dalam proses pembelajarannya itu, seperti melalui pengelompokkan
belajar, diskusi kelompok, permainan terpadu, tugas kerja kelompok, pengajaran unit
atau pembelajaran tematik, dsb. Dalam penelitian yang dilaksanakan Ni’mah (2000) di
SD kelas rendah , dapat dterapkan layanan bmbngan prbad-soal melalu KBM, dengan
cara menggunakan metode pembelajaran diskusi, kerja kelompok dan permainan, peserta
didik dibimbing untuk belajar menyesuaikan diri dengan teman, bekerjasama, berbagi
tugas, dan belajar untuk berani tampil mengerjakan tugas di depan kelas.

Bimbingana dan Konseling


224
d. Daya dukung lngkungan
Program pelayanan bmbngan d MI/SD akan memberkan kontrbus terhadap
pencapaian tujuan pendidikan, jika didukung oleh pihak yang terlibat dalam sistem
yang ada d sekolah, yatu kepala sekolah, guru, orang tua, masyarakat dan pemerntah,
bak dalam pendanaan maupun penyedaan fasltas pendukung yang dperlukan. Hal n
mengndkaskan, bahwa cr layanan bmbngan d MI/SD tu tdak terlepas dar peran
serta masyarakat dan orangtua peserta ddk d sampng guru kelas.

e. Organsas Bmbngan d MI/SD


Organsas dan admnstras merupakan perangkan penyelenggaraan bmbngan d
sekolah yang semestinya dikelola secara efektif. Manajemen organisasi dan administrasi
yang baik, diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pelaksanaan bimbingan di
MI/SD yang terintegrasi dalam pembelajaran.

Organsas bmbngan dalam makna luas dapat dartkan sebaga usaha penyelenggaraan
program bimbingan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk menjamin
kelancaran program bmbngan d MI/SD dperlukan adanya organsas bmbngan.
Organsas bmbngan hendaknya memperhatkan prnsp-prnsp sebaga berkut:

a. Program bmbngan hendaknya dorgansaskan sedemkan rupa sehngga sesua


dengan stuas dan kebutuhan setempat.
b. Layanan bmbngan hendaknya merupakan bagan yang tak terpsahkan dar
keseluruhan program penddkan d sekolah
c. Diperlukan kerjasama antara personal sekolah dalam pelaksanaan organisasi
bmbngan
d. Penanggung jawab organisasi bimbingan adalah kepala sekolah
e. Program bmbngan harus dorgansaskan dengan bak, sehngga memungknkan
seluruh personal yang ada di sekolah, dan dengan masyarakat dapat bekerjasama
dengan bak
f. Organsas bmbngan d SD dsesuakan dengan personl yang ada, keadaan peserta
ddk dan sarana serta prasarana.

2. Uraian tugas personil bimbingan


a. Kepala Sekolah
Kepala sekolah mempunyai peranan sebagai penanggung jawab seluruh program
penddkan d sekolah, termasuk d dalamnya layanan bmbngan. Dalam hubungannya
dengan program bmbngan dan konselng, fungs dan peranan kepala sekolah dapat
dgambarkan sebaga berrkut:

1) Mengkoordnaskan kegatan layanan bmbngan.


2) Menyedakan tenaga, sarana dan fasltas yang dperlukan.

Bimbingana dan Konseling 225


3) Memberkan kemudahan bag terlaksananya program bmbngan.
4) Melakukan supervs terhadap pelaksanaan bmbngan, mula dar perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjut.
5) Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan
bmbngan.

b. Guru Kelas/Pembimbing
Sebaga pelaksana dalam program bmbngan d MI/SD, guru kelas/ pembmbng
memlk tngas yatu:

1) Merencanakan dan membuat program bmbngan.


2) Melakukan koordnas dengan kepala sekolah dan guru.
3) Melakukan kerja sama dengan orangtua dalam memberikan layanan bimbingan
kepada peserta ddk.
4) Melaksanakan kegatan layanan bmbngan dengan mengntegraskan pada mata
pelajaran masing-masing.
5) Menla proses dan hasl layanan bmbngan.
6) Menganalss hasl penlaan layanan bmbngan.
7) Melaksanakan tindak lanjut atau alih tangan berdasarkan hasil penilaian.
8) Membantu peserta ddk dalam kegatan ekstra kurkuler.

c. Guru mata Pelajaran


Sebagai personil guru mata pelajaran mempunyai tugas yang penting dalam aktivitas
bmbngan, yatu:

1) Melaksanakan layanan bimbingan melalui kegiatan belajar mengajar sesuai


dengan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya
2) Berkonsultas dengan guru kelas/guru pembmbng dalamhal masalah-masalah
yang berkatan dengan bmbngan
3) Bekerjasama dengan guru kelas/guru pembimbing dalam hal pengembangan
program bersama/terpadu

d. Pengawasan
Pengawasan sangat diprelukan untuk menjamin terlaksananya layanan secara tepat.
Pengawasan dlakukan bak secara tekns maupun admnstratf. Fungs pengawasan
adalah memantau, menla, memperbak, menngkatkan dan mengembangkan kegatan
layanan bmbngan d MI/SD. Pengawasan dlaksanakan oleh dnas penddkan secara
berjenjang. Tingkat kecamatan dilakukan oleh pengawas MI/SD Dinas Pendidikan
Kecamatan setempat.

Bimbingana dan Konseling


226
3. Sarana dan Prasarana
Keberhaslan sebuah program bmbngan tdak terlepas dar dukungan tersedanya
sarana dan prasarana yang memada. Sarana admnstratf yang dperlukan untuk
menunjang pelayanan bimbingan sebagai berikut:

a. Alat pengumpul data


Alat pengumpul data yang dperlukan d MI/SD yatu pedoman observas, angket,
catatan anekdot, pedoman wawancara, tes hasil belajar, sosiometri, daftar cek
masalah, skala penilaian, biografi dan autobiografi.
b. Alat penympan data
Bentuk alat penympan data yatu buku prbad, kartu prbad, dan map. Bentuk
kartu prbad dapat dbuat dalam ukuran dan warna tertentu, sehngga mudah untuk
dsmpan dalam filling cabinet. Sedangkan map dperlukan untuk menympan berbaga
nformas prbad masng-masng peserta ddk. Buku prbad berskan berbaga data
tentang peserta ddk dar mula denttas, keadaan keluarga, penyakt yang pemah
dderta, potens dan prestas yang drah, dan lan sebaganya.
c. Kelengkapan penunjang teknis, seperti dokumen data data/informasi, paket
bmbngan dan alat bantu bmbngan.
d. Perlengkapan admnstras, sepert alat-alat tuls, format satuan layanan dan kegatan
pendukung serta blangko laporan kegatan, blangko surat, kartu konsultas, kartu
kasus, blanko konferens kasus dan agenda surat.
e. Sarana penunjang, seperti ruang bimbingan. Andaikata ruang bimbinga tidak ada,
maka dapat dgunakan ruang kantor/guru, atau ruang kelas. Dalam konds deal,
ruang bmbngan harus dlengkap dengan ruang konselng, ruang konsultas, ruang
bmbngan kelompok, ruang tamu, ruang dokumentas dan ruang dskus. Ruang
bimbingan harus dilengkapi dengan meja, kursi, lemari, rak penyimpan data, papan
tuls, dan sebaganya.
4. Pendanaan
Dana atau anggaran baya sangat dperlukan untuk penyedaan sarana dan prasarana,
perlengkapan administra, kunjunganm mmah (home visit), penyusunan laporan
kegatan, transportas dan lan-laa.
5. Kerjasama
Kerjasama anatara guru/pihak sekolah dengan orang tua peserta didik, dan dengan
lembaga atau nstans terkat, sepet Dnas Penddkan.

Bimbingana dan Konseling 227


LATIHAN
Untuk memperdalam materi yang baru saja anda bacadan pelajari, silakan anda
mengerjakan latihan di bawah ini:

1. Menjelaskan tentang implementasi program BK dalam KBM.


2. Menjelaskan organisasi dan administrasi bimbingan di SD

RANGKUMAN
Jarang ada SD yang memlk petugas bmbngan yang khusus/tersendr, maka tugas
program bimbingan merupakan tugas untuk guru kelas, yang sekaligus menjadi tenaga
pengaj ar. Dengan keadaan yang demikian maka gum hendaknya dapat memadukan antara
program layanan bmbngan dengan KBM. Walaupun demkan program bmbngan d
sekolah membuainkan kemampuan dan dukungan manajerial, maka ada beberapa hal
yang hams dperhatkan, yatu: (1) Aspek program, bertolak dar kebutuhan dan masalah
yang ada d sekolah; (2) Aspek ketenagaan, guru kelas dpandang sebaga personl
yang palng melaksanakan layanan bmbngan, dengan demkan guru hams memlk
pemahaman yang tepat untuk melaksanakan layanan bmbngan; (3) Aspek prosedur/
teknk, perlu adanya keterpaduan antara pendekatan dan teknk nstaksonal dengan
transaksonal dan (4) Daya dukung lngkungan, layanan bmbngan perlu bantuan dan
dukungan managerial, social, dan sarana fisik.

Bimbingana dan Konseling


228
TES FORMATIF 3

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat!


1. Merencanakan program bimbingan beserta sarana penunjangnya merupakan peran
kepala sekolah sebaga ........
A. Admnstrator C. Organsator
B. Supervisor D. Manajer

2. Layanan untuk membantu peserta ddk mengembangkan keteramplan dasar untuk


kehidupan adalah tujuan layanan:
A. Layanan respoasf C. Layanan perencanaan ndvdual
B. Layanan dasar bmbngan D. Dukungan sstem

3. Menyerahkan peserta ddk yang bermasalah kepada yang lebh mampu dan
berwenang adalah layanan:
A. Referal C. Penempatan
B. Konselng D. Layanannformas

4. Kartu prbad, dalam layanan bmbngan adalah dsebut:


A. Alat pengumpul data C. Alat dokumen
B. Alat penympan data D. Perlengkapan tekns

5. Pengawasan dalam pelaksanaan bmbngan dlakukan dengan teratur agar kegatan


bmbngan dapat....
A. terarah pada tujuan C. teramati kesalahannya
B. terkendali prosesnya D. terjamin keberhasilannya.

6. Hal-hal berkut merupakan alat pengumpul data non-tes, kecual:


A. pedoman observas; C. pedoman wawancara;
B. tes hasil belajar; D. skala penilaian.

7. Blangko laporan kegatan merupakan kelengkapan sarana pelayanan bmbngan yang


berfungs secaga :
A. alat pengumpul data; C. kelengkapan admnstras;
B. alat penyimpan data; D. kelengkapan penunjang teknis.

8. Berikut ini lebih merupakan sarana penunjang pelayanan bimbingan, kecual:


A. ruang konsultas; C. ruang koordnator BK;
B. ruang bmbngan kelompok; D. ruang dokumentas.

Bimbingana dan Konseling 229


9. Pengawasan pelayanan bmbngan dan konselng memlk fungs sebagao berkut,
kecual:
A. memantau dan menla pelaksanaan layanan BK;
B. memperbak pelaksanaan layanan BK;
C. menngkatkan dan mengembangkan kegatan layanan BK;
D. menla kemampuan guru dalam melaksanakan layanan BK.

10.`Fungs utama guru kelas dalam katannya dengan pelayanan bmbngan d madrasah/
sekolah, adalah :
A. melaksanakan konselng kepada sswa yang bermasalah;
B. merencanakan dan membuat program bmbngan.
A. bekerja sama dengan orangtua dalam melaksanakan layanan bimbingan;
B. melaksanakan layanan bimbingan secara terintegrasi dalam pembelajaran

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT


Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus d bawah n untuk mengetahu tngkat penguasaan Anda terhadap mater
Kegiatan Belajar 2.

RUMUS

Jumlah Jawaban Anda yang benar


Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100%
10
Makna Tngkat Penguasaan:
90 % - 100 % = Bak Sekal;
80 % - 89 % = Bak;
70 % - 79 % = Cukup;
< 69 % = Kurang.

Kalau Anda mencapa tngkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah dapat semua
Kegiatan Belajar dengan baik ! Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan Anda masih di
bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum
Anda kuasa.

Bimbingana dan Konseling


230
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

TES FORMATIF 1
1. A
2. B
3. C
4. B
5. C
6. B
7. B
8. D
9. C
10. B

TES FORMATIF 2
1. A
2. B
3. A
4. B
5. A
6. B
7. C
8. C
9. D
10. D

Bimbingana dan Konseling 231


Bimbingana dan Konseling
232
Glosarium

Achievement Test : Tes yang mengukur hasil/prestasi belajar yang ditampilkan


murid selama atau setelah proses pembelajaran
berlangsung, dapat berupa nla (1-10 atau 1-100) hasl
pengerjaan Lembaran Kerja Siswa (LKS) dan tugas lainnya
selama proses pembelajaran berlangsung berlangsung atau
nla hasl ulangan/ post tes.

Actual ablty : Kecakapan aktual/ nyata yatu kecakapan sswa yang


dengan segera dapat ddemonstraskan

Actual self : dr yang nyata artnya konds yang nyata yang dmlk oleh
siswa, baik berupa potensi fisik maupun psikhis.

Akurat : tepat, dgunakan untuk alat pengumpul data (nstrumen)


atau data yang telah dkumpulkan yang tepat sesua dengan
kondisi objektif

Anecdotal record : Hasl pencatatan observas sehar-har yang dtuls oleh


guru tentang perlaku sswa dalam satu kegatan tertentu

Apttudes : bakat, kecakapan khusus yang dmlk sswa

Attenton : perhatan, dapat dartkan kemampuan sswa untuk


member perhatan kepada sswa lan dalam satu nteraks
sosal antar sswa

Autonomy vs shame and doubt : mandr vs malu dan ragu, tahapan perkembangan
ndvdu yang dkemukakan oleh Erkson dengan teor
Pskososalnya. Dalam tahapan n, anak kalau berhasl
dalam tugas perkembangannya akan mandr sementara
kalau tdak akan malu atau ragu.

Counselng ntervew : Wawancara konselng merupakan dalog antara guru dengan


murd dengan maksud membantu murd memecahkan
masalah yang dhadapnya, yang basanya berfokus pada
perubahan skap dan perlaku murd.

Cronologcal age : umur kronologs (dsngkat CA); yatu umur seseorang


(murid) sebagaimana yang ditunjukkan dengan hari
kelahirannya atau lamanya ia hidup sejak tanggal lahirnya.

Bimbingana dan Konseling 233


Cummulatve record : catatan prbad sswa yang bers tentang semua data
lengkap tentang sswa, dapat dsmpan dalam buku, kartu
atau komputer/ CD/soft file.

Daly observatan : Observas Sehar-har yatu observas yang tdak


direncanakan dengan seksama, tetapi dikerjakan sambil
mengerjakan tugas rutin guru (mengajar), juga tidak memiliki
pedoman dan dlaksanakannya secara nsdental terhadap
tingkah laku murid yang menonjol atau menyimpang pada
saat pembelajaran. Juga tidak dipersiapkan kapan akan
dlakukan dan bagamana prosesnya.

Debl (moron) : murd dengan kecerdasan yang mash mendekat murd


normal yang berusa sektar 9 – 10 tahun.

Development : perkembangan atau pengembangan. Dartkan


perkembangan, apabla penekankannya pada perubahan
yang dalam oleh sswa. Dartkan dengan pengembangan,
apabla penekanannya pada fungs bmbngan untuk
mengembangkan semua potens yang dmlk oleh sswa

Dagnoss : merupakan langkah untuk mengetahu n masalah/


kesultan yang dhadap oleh murd dan berbaga faktor
yang melatarbelakangnya.

Dcplnary ntervew : Wawancara dspln merupakan suatu proses wawancara


yang dilakukan guru yang ditujukan untuk menegakkan
dspln.

Dyad : hasl sosometr, dua orang sswa dalam satu kelas atau
konds/ stuas tertentu (msalnya pembentukkan
kelompok belajar, kelompok ekstra kurikuler, karyawisata)
yang salng memlh.

Encouragement : Bmbngan dan konselng perkembangan memfokuskan


pada proses mendorong perkembangan sswa.

General intelligence : Abilitas dasar atau kecakapan dasar umum, kemampuan


sswa untuk dapat memecahkan masalah secara umum.

Hazard : hambatan dalam perkembangan siswa, dapat berupa fisik,


pskologs, personal, sosal.

Home visit : kunjungan guru ke rumah orang tua siswa dalam rangka
mengumpulkan data tentang siswa, mengkonfirmasikan
data yang berhubungan dengan orang tua.

Bimbingana dan Konseling


234
Human relatonshp : sswa yang memlk kemampuan bernteraks sosal
yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan,
persaudaraan, atau slaturahm dengan sesama manusa.

Ideal self : gambaran/ kengnan dr yang deal/ dharapkan.

Idot : sswa dengan kecerdasaran yang mendekat murd normal


berusa d bawah 4 tahun.

Imbecl : sswa dengan kecerdasaran mendekat murd normal


sektar usa 5 – 6 tahun;

Industry vs nferorty : produktf vs rendah dr. Tahapan perkembangan ndvdu


yang dkemukakan oleh Erkson dengan teor Pskososalnya.
Dalam tahapan n, anak kalau berhasl dalam tugas
perkembangannya akan produktf menghaslkan sesuatu
dan sebalknya akan merasa rendah dr.

Informational interview : Wawancara pengumpulan data, merupakan tanya jawab


yang dlakukan antara guru dengan murd dengan maksud
untuk mendapatkan data atau fakta murd.

Intellgence Quotent : ukuran kecerdasar yang basa dsngkat IQ, dperoleh dar
perbandngan umur mental dengan umur kronologs kal
seratus.

Intatve vs gult : nsatf vs rasa bersalah. Tahapan perkembangan ndvdu


yang dkemukakan oleh Erkson dengan teor Pskososalnya.
Dalam tahapan n, anak kalau berhasl dalam tugas
perkembangannya akan penuh nsatf tetap sebalknya
akan penuh dengan rasa bersalah.

Isolated sudent : murd yang tdak ada yang memlh untuk satu kegatan d
kelas, sebaga hasl sosometr.

Judgement : pengembangan nstrument secara standar, sepert mengacu


pada kisi-kisi penyusunan instrument. Uji validitas empiris
dlakukan dengan penlaan/ penmbangan ahl.

Kuratf : perbakan, merupakan fungs bmbngan untuk membantu


sswa yang telah atau sedang mengalam suatu masalah.

Lfe sklls : keteramplan pengamblan keputusan untuk penyesuaan


sosal yang memada sebaga suatu keteramplan hdup

Measurement : mengukur atau pengukuran, menggunakan nstrumen yang


standar dan akan menghaslkan skor atau angka-angka

Bimbingana dan Konseling 235


hasil ukur yang menunjukkan tingkat kemampuan, atau
kekuatan dar aspek yang dukur dengan berpegang pada
standar tertentu

Mental age : umur mental (dsngkat MA); yatu umur kecerdasan


sebagaimana yang ditunjukkan oleh hasil tes kemampuan
akademk.

Motorcal / knestetc abltes : gerak motors sswa.

Non partcpatve observaton : Observas Non-partspatf , yatu observas

Numercal abltes : bakat blangan, kemampuan yang dmlk sswa dalam


mengoperaskan angka-angkat.

Objective-based lesson : Materi kurikulum diajarkan dengan unit fokus pada hasil
dan pengajaran yang berorientasi tujuan bagi murid dalam
kelompok kecl atau kelas.

Outcome-focused : Layanan dasar bmbngan perkembangan memlk cakupan


dan urutan bag pengembangan kompetens murd.

Partcpatve observaton : Observas Partspatf, yatu observas dmana observer


(guru) berada dalam stuas yang sedang damat atau turut
serta melakukan apa yang dikerjakan oleh para murid.

Peer group : kelompok teman sebaya

Placement ntervew : Wawancara penempatan adalah wawancara yang dadakan


dengan maksud membantu dalam penempatan d kelas,
dalam kelompok, kegatan eksta kurkuler, lathan,
pengerjaan tugas, dll.

Potental ablty : Kecakapan Potensal, dapat berupa kecerdasan dan bakat

Preventve and development : pencegahan dan pengembangan yatu untuk dapat


melakukan pencegahan murd MI/SD terhadap perlaku/
kegatan ke arah yang negatf atau menympang terlebh
dahulu perlu pemahaman terhadap potens, kekuatan,
kelemahan, kecenderungan-kecenderungan yang dmlk
oleh murd.

Prognosis : guru memperkirakan/ menentukan jenis bantuan yang


diberikan berdasarkan atas jenis dan tingkat kesulitan/
masalah yang dhadap.

Quesoner : angket, merupakan alat pengumpul data secara tertuls.

Bimbingana dan Konseling


236
Renforcement : penguatan

Remedial teaching : pembelajaran perbaikan untuk meningkatkan penguasaan


kompetens sesua dengan yang dsyaratkan.

Responsvty : kemampuan sswa untuk mendengar keluhan atau


pandangan orang lan

Scholastc apttude : bakat sekolah yang berkenaan dengan kecakapan potensal


khusus yang mendukung penguasaan bdang-bdang lmu
atau mata pelajaran.

Self- acceptance : Qona’ah, penermaan dr Dalam hal n, murd hendaknya
dapat menerma dr apa adanya potens-potens dan
anugerah dar Allah, bak tu yang sesua dengan harapan
murd tersebut ataupun tdak.

Self- adjustment : penyesuaian diri

Self-drecton : mengarahkan drnya

Self-mprovement : perbakan dr

Self-understandng : Pemahaman dr. Dalam hal n, murd dapat memaham


drnya sendr akan potens yang dmlknya serta
permasalahan yang dhadapnya.

Self-enhancement : pengayaan dr

elf-esteem : Harga dr

Self-responsibility : tanggung jawab terhadap segalan apa yang telah dilakukan


serta menerma segala konsekuensnya. Murd MI/SD
memiliki keterbatasan dalam menerima tanggung jawab
drnya.

Sharng : Sebaga makhluk sosal, murd memerlukan orang lan


untuk bersama-sama

Socal abltes : tlkan hubungan sosal, sswa yang mempunya bakat n
akan sangat mudah untuk melakukan nteraks sosal, relas
pertemanan.

Spatal abltes : bakat tlkan ruang yang dmlk oleh sswa. Sswa yang
memiliki bakat ini cocok menjadi arsitek, design interior.

Sub-normal atau mentally deffectve atau mentally retarded

Bimbingana dan Konseling 237


adalah murid yang bertindak jauh lebih lambat kecepatannya,
dan jauh lebih banyak ketidaktepatannya dan kesulitannya,
dbandngkan dengan murd yang lan.

Superior atau genius : adalah murid yang dapat bertindak jauh lebih cepat dan
dengan kemudahan dbandngkan dengan murd yang
lannya.

Systematc observaton : Observas Sstemats yatu observas yang drencanakan


dengan seksama, serta memlk pedoman yang bers
tujuan, tempat, waktu dan butir-butir pertanyaan yang
menggambarkan tngkah laku murd yang dobservas.

Tim oriented : dalam melaksanakan kegiatan bimbingan guru tidak bekerja


sendr, tetap melbatkan personel sekolah lannya sebaga
team work.

Treatment/terap : bantuan yang dberkan oleh guru kepada sswa yang


mempunya masalah.

Trust vs mstrust : percaya vs tdak percaya. Tahapan perkembangan ndvdu


yang dkemukakan oleh Erkson dengan teor Pskososalnya.
Dalam tahapan n, anak kalau berhasl dalam tugas
perkembangannya akan tertanam kepercayaan pada orang
lain, sebaliknya apabila tidak akan menjadi siswa yang
selalu curga pada orang lan, tdak percaya, paranod.

Tryad : hasl sosometr, tga orang sswa dalam satu kelas atau
konds/ stuas tertentu (msalnya pembentukkan
kelompok belajar, kelompok ekstra kurikuler, karyawisata)
yang saling memilih. Disebut juga dengan klik.

Understandng the ndvdual : pemahaman ndvdu, langkah dalam bmbngan sebelum


memberkan bantuan, dperlukan memaham secara
seksama berkatan dengan potens, kendala,pendukung
yang dmlk oleh ndvdu.

Value : mempertmbangkan nla, artnya dalam bertngkah laku


sswa harus menyesuakan dengan nla yang berlaku d
masyarakat, bak nla socal, susla maupun agama.

Verbal abltes : kecakapan berbahasa sswa, bak secara lsan, tulsan


maupun syarat.

Verbal test : Tes bakat dalam Test Bnet-Smon yang mengungkap bakar
verbal sswa.

Bimbingana dan Konseling


238
Vocational aptitude : bakat pekerjaan-jabatan yang berkenaan dengan kecakapan
potensal khusus yang mendukung keberhaslan dalam
pekerjaan.

Bimbingana dan Konseling 239


Daftar Pustaka

Abdul Rahman Mulyono. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Asli
Mahasatya.

Abin Syamsudin Makmun. (2003). Psikologi Kependidikan : Perangkat Sistem Pengajaran


Modul. Bandung : Rosda Karya.

ABKIN (2008), Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bmbngan dan Konselng d Jalur


Penddkan Formal, Publkas Jurusan PPB-FIP-UPI

Ahman. (1998). Bmbngan Perkembangan; Model Bmbngan d Sekolah Dasar. Bandung


: Dsertas PPS IKIP Bandung

Anne Anastas, l988, Psychologcal Testng, New York : Mc Mllan Publshng Company

Blocher, H. Donald. (l974). Developmental Counselng, New York : John Wley & Sons.

Corey, Gerald. (1991). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi (terjemahan E.
Koeswara). Semarang: IKIP Semarang Press.

Crytes, J. C. (1987). Career Counselng: Models, Methods, and Materals. New York:
McGraw-Hill, Inc.

Ded Suprad. (1997). Profes Konselng dan Keguruan, Bandung : PPs IKIP Bandung

Departemen Penddkan Nasonal. (2003). Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang


Sstem Penddkan Nasonal. Semarang : Aneka Ilmu.

Dewa Ketut Sukard, 1990, Analss Tes Pskolog, Denpasar : Rneka Cpta

Dllard, J. M. (1985). Lfe Long Career Plannng. Oho: Charles E. Merrl Publshng Co.

Dirjen PMPTK. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam


Jalur Penddkan Formal. Jakarta: Depdknas.

Dorothy, Keiter. (l975). Bagaimana Kita Dapat Berhasil dalam Belajar. Salatiga : Pusat
Bmbngan Unverstas Krsten Satya Wacana.

Elfiah, R (2001). Program Bimbingan Karir bagi Mahapeserta didik IAIN Raden Intan
Bandar Lampung. Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesa : tdak dterbtkan

Bimbingana dan Konseling


240
Furqon. (2005). Konsep dan Aplkas Bmbngan dan konselng d Sekolah Dasar. Bandung:
Pustaka Ban Qurasy.

Garry, R. & Kingsley, H.I., l987, The Nature and Condition of Learning, New Jersey : Practice
Hall.

Gysber’s, N.C. & More, E.J. 1983. Career Counseling: Skills and Techniques for Practitioner.
New Jersey: Prentce-Hall, Inc.

Hall, S.A. (2003). “Expanding Academic and Career Self Efficacy : A Family Systems
Framework”. Journal of Counselng Development. Vol. 81. N0. 3. Summer 2003.
33-39.

Her, EL. & Cramers, S.H. (1979). Career Guidance Throught The Life Span. Boston: Litle,
Brown & Co.

Holland, J. L. (1985). Makng Vocatonal Choce: Theores of Vocatonal Personaltes and


Work Envronment. Englewood Clffs, New Jersey: Prentce-Hall. Inc.

Janda, Lous H. (1999). Career Tests. Massachusetts: Adams Meda Corporaton.

Juntika Nurihsan. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA. Jakarta: PT


Gramedia Widiasarana Indonesia.

Juntika. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA. Jakarta: PT. Gramedia
Wdasarana Indonesa

Koestoer Partowisastro. (l982). Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar. Jilid 2, Jakarta
: Erlangga

Manrhu, T. M. (1992). Pengantar Bmbngan dan Konselng Karr. Bum Aksara. Jakarta.

Mller, M. J. & Mller, T. A. 92055). Theoretcal Applcaton of Holland’s Theory to


Indvdual Decson Makng Styles: mplcaton for Career Counselors. Journal
of Employment Counselng. Alexandra: Mart 2005. Vol 42 No. 1: 20-29.

Muro, James J. & Kottman, Terry. (1995) Guidance and Counseling in The Elementary and
Mddle School, A Practcal Approach, Madson : Brown & Benchmark

Nana Syaodh Sukmadnata, l983 : Teknk-Teknk Pemahaman Indvdu dalam Bmbngan


Penyuluhan, Jurusan BP FIP IKIP Bandung

N’mah. (2000). Penerapan Bmbngan Sosal-Prbad melalu KBM d SD. Tess. Bandung:
Sekolah Pascasarjana UPI.

Nurihsan, Juntika & Akur Sudianto, 2005, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar Kurikulum 2004, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia

Bimbingana dan Konseling 241


Nurihsan, Juntika & Akur Sudianto, 2005, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar Kurikulum 2004, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia

Osbom, D. S., Baggerly, J. N. (2004). “School Counselors Perceptons of Career Counselng


and Career Testng: Preferences, Prortes and Predctors”. Journal of Career
Development. New York: Fall 2004. 31 (1): 1-45.

Ospow , S.H. (1983). Theores of Career Development, New Jersey: Practce Hall, Inc.

Petters, Herman J. & Shertzer, Bruce. (l974). Guidance Program & Management, Ohio : A
Bell & Howell Company

Pietrofesa, J.P., Bernstein, B, Minor, J, Stanford, S. (1980). Guidance An Introduction. Rand


McNally College Publshng Company: Chcago.

Prnce, Jeffrey P. & Heser, Lsa J. (2000). Essentals of Career Interest Assessment. New
York: John Wley & Sons, Inc.

Rochman Natawidjaja. ed. (1979). Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Depdikbud.

Ruslan A. G. (1986). Bimbingan Karir. Penerbit Angkasa. Bandung.

Schmdt. (2003). Counselng n Schools. New York: Pearson Educaton, Inc.

Selgman, L. (1994). Development Career Counselng and Assessment. London: Sage


Publcatons, Inc.

Sharf, R. S. (1992). Applyng Career Development Theory to Counselng. Calforna:


Brooks/Cole Publshng Company.

Simon, S.B., Howe, L.W. & Kirschenbauw, H. (1972. Values Clarification. New York: Hart
Publshng Company, Inc.

Slameto. (1991). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka


Cpta

Sumadi Suryabrata. (l984). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sunarto, H. & Agung Hartono, B., 1994, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : Dirjen Dikti
Depskbud

Sunaryo _, tt. Makna dan Analisis Perbuatan Belajar. Cianjur : STKIP Suryakancana.

Sunaryo Kartadinata. (1999). Bimbingan di SD. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek PGSD.

Sunaryo Kartadinata. (l992). Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Perkembangan Peserta


ddk Sekolah Dasar dan Implkasnya bag Layanan Bmbngan, IKIP Bandung,
Laporan Peneltan

Bimbingana dan Konseling


242
Sunaryo. (2004) Kerangka Pikir dan Kerja Bimbingan dan Konseling Konprehensif
Berbass Perkembangan (Kompetens), Mater Perkulahan, tdak dterbtkan

Surya, M., l986, Pskolog Penddkan, Bandung : Offset IKIP Bandung

Sutoyo Imam Utoyo. (1996). Nla-nla yang Dgunakan Peserta ddk dalam Plhan Karr
(Suatu Stud Deskrptf Analss tentang Peserta ddk yang Karrnya Berhasl
maupun Gagal yang Mempengaruhi Layanan Bimbingan karir di Beberapa
SMA Propinsi Jawa Timur). Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana IKIP
Bandung.

Syamsu Yusuf dan Juntka Nurhsan. (2005). Landasan Bmbngan dan Konselng. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Uman Suherman. (2001). “Karakterstk Peserta ddk dan Pelaksanaan Bmbngan dan
Konselng d Sekolah Dasar”. Jurnal Bmbngan dan Konselng, Volume IV. Nomor
7 – Me 2001.

Uman Suherman. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani


Producton.

Undang-Undang Republk Indonesa Nomor: 20 Tahun 2003. Sstem Penddkan Nasonal.


Jakarta: Penerbt CV Eka Jaya.

Wnkel, WS., 1991, Bmbngan dan Konselng d Insttus Penddkan, Jakarta : PT


Grasindo

Yuan. (1998). Young People and Careers. Hongkong: CER Studes n Comparatve
Educaton.

Zunker, V. G. (1986). Career Counseling: Applied Concepts of Life Planning. California:


Brooks/Cole Publshng Company.

Bimbingana dan Konseling 243

Anda mungkin juga menyukai