Anda di halaman 1dari 3

Nama : Roikatul Janah

Nim : 20103280
Tugas PPKN
pancasila, atau dengan perkataan lain sebagai sumbertertib hukum indonesia. Hal ini berarti secara
material hukum indonesia dijabarkan dari nilai nilai yangterkandung dalam pancasila, pancasila
sebagai sebagai sumber tertib hukum indonesia meliputi sumber nilai,sumber materi, sumber
bentuk dan sifat.Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan pembukaan UUD
1945 sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental, maka sebenarnya secara material, yang
merupakan esensi atau inti sari dari Pokok Kaidah negara yang Fundamental tersebut tidak lain
adalah Pancasila. Seluruh peraturan hukum yang ada di dalam wilayah negara Republik Indonesia
sejak saat di tetapkannya pembukaan UUD 1945 secara formal pada tanggal 18 Agustus 1945 telah
memenuhi syarat sebagai suatu tertib hukum negara. Adapun syarat-syarat tersebut pada
hakikatnya sebagaimana terkandung dalam UUD 1945 itu sendiri. Di dalam suatu tertib hukum
terdapat urutan-urutan susunan yang bersifat hierarkhis, dimana UUD (pasal-pasalnya) bukanlah
merupakan suatu tertib hukum yang tertinggi. Di atasnya masih terdapat suatu norma dasar yang
menguasai hukum dasar termasuk UUD maupun convensi, yang pada hakikatnya memiliki
kedudukan hukum yang lebih tinggi yang dalam ilmu hukum tata negara disebut sebagai
staatsfundamentalnorm. Pembukaan UUD 1945 mempunyai kualitas dan kedudukan sebagai
pembentuk negara, oleh karna lembaga tersebut melakukan tugas itu atas kuasa dan bersama-sama
denagn rakyat untuk membentuk dan menetapkan berdirinya negara Republik Indonesia setelah
menetapkan secara yuridis berdirinya negara Indonesia berserta pembukaan UUD 1945, maka
berakhirlah adanya kualitas pembentuk negara dan rakyat Indonesia secara keseluruhan merupakan
unsur dari negara. Semua asas yang terdapat dalam alinea I, II, dan II tersebut pada hakikatnya
merupakan suatu asas.
Hubungan Pancasila Sebagai Dasar Negara dengan Pembukaan UUD NRI 1945 Dalam konstruksi
pikiran Pembukaan UUD 1945, Pancasila adalah dasar negara yang menjadi pokok kaidah
fundamental negara dan menjadi norma tertinggi dalam hirarkhi sistem norma hukum negara
Republik Indonesia. Pancasila merupakan norma dasar yang menciptakan semua norma-norma yang
lebih rendah dalam sistem norma hukum. Pancasila seharusnya juga menentukan berlaku atau
tidaknya norma-norma hukum yang ada di bawahnya itu. Pancasila diwujudkan melalui pembuatan
dan pelaksanaan kebijakan negara (konstitusi, undang-undang negara, peraturan pemerintah, dan
seterusnya), serta terungkap dalam praktek dan kebiasaan bertindak para penyelenggara kekuasaan
negara (eksekutif,legislatif, dan yudikatif).
Pembukaan UUD 1945. Dalam konstruksi pikiran Pembukaan UUD 1945, Pancasila diwujudkan
melalui pembuatan dan pelaksanaan kebijakan negara oleh penyelenggara kekuasaan negara;
sedangkan dalam konstruksi pikiran P-4. Negara. Arah pengawasan pun berbalik arah bukan warga
negara yang mengawasi penguasa, tapi penguasa yang mengawasi warga negara. Pembukaan UUD
1945 bersama-sama dengan UndangUndang Dasar 1945 diundangkan dalam berita Republik
Indonesia tahun II No. 7, ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Inti dari Pembukaan UUD
1945, pada hakikatnya terdapat dalam alinea IV, sebab segala aspek penyelenggaraan pemerintahan
Negara yang berdasarkan Pancasila terdapatdalam alinea IV.[1] Oleh karna itu, justru dalam
pembukaan itulah secara formal yuridis Pancasila di tetapkan sebagai filsafat Negara Republik
Indonesia. Maka hubungan antara pembukaan UUD 1945 adalah bersifat timbal balik sebagai
berikut:
1. Hubungan Secara Formal
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD 1945, maka pancasila
memperoleh kedudukan sebagai dasar hukum positif. Dengan demikian tata kehidupan bernegara
tidak hanya bertopang pada asas asas sosial, ekonomi, politik akan tetapi dalam perpaduannya
dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religius dan
asas asas kenegaraan yang unsurya terdapat pada pancasila. Jadi berdasarkan terdapatnya Pancasila
secara formal
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Bahwa Rumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik
Indonesia adalah seperti yang tercamtum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV.
b. Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok kaidah Negara
yang Fundamental negara, dan terhadap tertib hukum indonesia mempunyai dua macam kedudukan
yaitu:
1) Sebagai dasarnya, karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang memberikan faktor faktor mutlak
bagi adanya tertib hukum di Indonesia berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi sendiri yang
hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal pasalnya. karena Pembukaan UUD 1945 yang
intinya Pancasila adalah tidak tergantung pada pada Batang Tubuh (Pasal pasal) UUD 1945, bahkan
sebagai sumbernya.
d. Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai hakikat, sifat, kedudukan, dan
fungsi sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental, yang menjalankan dirinya sebagai dasar
kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia yang diprolamirkan pada 17 Agustus 1945.
e. Bahwa Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai kedudukan
yang kuat tetap dan tidak dapat diubah dan terlekat pada kelangsungan hidup Negara Republik
Indonesia.[2] Dengan demikian kedudukan formal yuridis dalam pembukaan, sehingga baik rumusan
maupun yuridiksinya sebagai dasar negara adalah sebagaimana terdapat dalam UUD 1945. Maka
perumusan yang menyimpang dari pembukaan tersebut adalah sama halnya dengan mengubah
secara tidak sah Pembukaan UUD 1945, bahkan berdasarkan hukum positif sekalipun dan hal ini
dalam sejarah ini telah ditentukan dalam ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1996, (juncto Tap No.
V/MPR/1973).
2. Hubungan Secara Meterial
Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain hubungan bersifat formal, sebagaimana
dijelaskan di atas juga hubungan secara material sebagai berikut. Bila kita kembali ke proses
perumusan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945, maka secara kronologis, materi yang dibahas oleh
BPUPKI yang pertama tama adalah dasar filsafat pancasila baru kemudian Pembukaan UUD 1945.
Setelah pada sidang pertama pembukaan UUD 1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat negara
Pancasila
berikutnya tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun oleh 1945 memuat dasar- dasar pokok negara
sbb:
a) Dasar tujuan negara. (baik tujuan umum maupun
khusus)
b) Ketentuan di adakanya UUD negara
c) Bentuk negara
d) Dasar filsafat negara (asas kerohanian negara) suatu sistem pemerintahan tergantung pada cita
hukum yang dijadikan dasar pemerintahan tersebut, cita hukum ini ialah konstruksi pikiran yang
merupakan keharusan untuk mengarahkan hukum kepada cita-cita yang diinginkan masyarakat.
Tanpa dasar cita hukum ini, suatu tatanan hukum akan kehilangan arti dan maknanya sebagai
hukum, dan apakah hukum tersebut yang berlaku adil atau tidak adil. Cita hukum ini akan terwujud
dalam bentuk norma hukum negara yang tertinggi yang disebut norma fundamental negara, atau
Staats fundamental Begitu penting kedudukan Staats fundamental norm ini bagi existensi suatu
negara, karena akan menjadi jatidiri suatu negara. Perubahan Staats fundamental norm akan
merubah jatidiri suatu negara yang akan berakibat terwujudnya suatu negara yang lain. Seperti yang
dijelaskan dalam Penjelasan tentang UndangUndang Dasar Negara Indonesia, bahwa, pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia,
meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, mewujudkan cita hukum
yang menguasai hukum dasar negara, baik hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis.
Dengan demikian tidak merubah Pembukaan Undang-Undang Dasar.Negara Republik Indonesia
adalah tepat sekali ditinjau dari teori ketatanegaraan, karena tidak membubarkan suatu negara dan
membentuk negara baru. Pandangan dari Legalitas Hukum TAP MPRS No. XX/MPRS/1966. oleh
karena itu tidak dapat dirubah oleh siapapun juga, termasuk MPRS hasil pemilihan umum, yang
berdasarkan pasal 3 dan pasal 37 Undang-Undang Dasar berwenang menetapkan dan merubah
Undang-Undang Dasar karena merubah isi Pembukaan berarti pembubaran Negara…” dengan
demikian tidak merubah. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah sesuai dengan hukum yang
berlaku di negara Indonesia. Di atas telah diuraikan betapa penting kedudukan Pembukaan dalam
Konstitusi atau Undang-Undang Dasar. Karena dalam Pembukaan ini terkandung Staats fundamental
Norma yang merupakan prinsip atau pandangan filsafat yang melandasi perumusan batang tubuh
konstitusi, yang dijadikan pegangan dalam hidup bernegara. Bahkan karena dalam Pembukaan itu
termuat Staats fundamental norm, maka merubah Pembukaan suatu UUD berarti merubah atau
membubarkan suatu Negara.

Anda mungkin juga menyukai