Anda di halaman 1dari 53

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam sebuah negara, Pendidikan memegang peranan penting untuk

menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, juga merupakan wahana untuk

meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang

berkualitas serta untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Peningkatan kualitas pendidikan terus menerus diupayakan baik dilakukan

secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi setelah

diamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu

pada setiap jenis dan jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan

menengah dan pendidikan tinggi. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan

dengan perbaikan kurikulum, peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan,

penggunaan metode pembelajaran, pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan,

alat atau bahan, manajemen kependidikan dan peningkatan mutu peserta didik.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan isu sentral di negara-negara

berkembang, termasuk Indonesia. Masalah ini sudah lama dicoba diatasi dengan

berbagai cara dan upaya, namun hasilnya belumlah optimal. Kosasih (2014: 13)
mengatakan Tujuan pembelajaran adalah pencapaian perubahan perilaku pada

peserta didik setelah mengikuti Kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain,

tujuan pembelajaran merupakan sasaran akhir vang diberikan guru setelah

melaksanakan program pembelajarannya. Selain itu, tujuan pembelajaran dapat

didefinisikan sebagai pernyataan deskriptif yang terperinci dan lengkap mengenai

kompetensi peserta yang diharapkan setelah mengikuti program pembelajaran

tertentu. Dalam mengoptimalkan suatu proses belajar mengajar tersebut sangat di

perlukan minat belajar yang kuat pada peserta didik dimana akan menjadi

dorongan yang kuat dalam belajar.

Pelaksanaan pendidikan di perguruan tinggi dilakukan melalui proses

belajar mengajar di dalam pelaksanaan proses pembelajaran tidak selalu

berjalan dengan lancar, karena sering ditemukan berbagai hambatan. Hambatan ini

seperti kurangnya minat belajar yang sungguh dan gampang terpengaruh

lingkungan teman yang negatif dan kecanduan bermain media sosial.

Pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik dan minat belajar yan tinggi akan

mempengaruhi keberhasilan belajar mahasiswa. Keberhasilan mahasiswa dalam

mempelajari materi pelajaran ini ditunjukkan dengan perolehan skor hasil

belajar/prestasi Dengan berbagai macam hal dapat memengaruhi minat belajar

untuk meningkatkan proses belajar mengajar ada juga bebrapa hal yang dapat

menurunkan minat belajar

Peneleti mengambil faktor pengaruh lingkungan teman sebaya sebagai

variabel independent pertama, Vembriarto (2003: 54), yang mengatakan

lingkungan teman sebaya adalah kelompok yang terdiri atas sejumlah individu

yang sama. Pengertian sama disini berarti individu. individu anggota kelompok
sebaya itu mempunyai persamaan persamaan dalam berbagai aspeknya.

Persamaan yang penting terutama terdiri atas persamaan usia dan status sosialnya.

Dalam lingkungan teman sebaya dapat memberikan dampak yang positif

maupun negatif. Dampak lingkungan teman sebaya yang positif dapat membuat

siswa menjadi lebih mandiri, lebih bertanggung jawab, dapat meningkatkan

pengetahuan, memiliki adaptasi sosial yang positif dan perilaku yang positif pula

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Selanjutnya dampak negatif

lingkungan teman sebaya , lingkungan yang negatif sangat lah berpengaruh dalam

pembentukan karakter dan pola pikir seseorang remaja dimana dimana juga faktor

faktor negatif ini juga akan ber ubah ubah setiap berjalan nya waktu dapat

membentuk sikap menjadi agresif, suka melakukan tindak kekerasan hingga

terlibat dalam kenakalan remaja dan akan sulit untuk fokus pada pembelajaran

dimana akan berdampak buruk pada proses belajar mengejar dan berdampak

buruk pada minat belajar peserta didik.

Interaksi atau relasi yang baik antara siswa yang satu dengan yang lainnya

yang terjalin di dalam kelompok teman sebaya juga akan memberikan pengaruh

terhadap belajar, karena dengan adanya relasi yang baik akan terciptanya suasana

belajar yang lebih baik pula sehingga akan memberi dampak terhadap prestasi

belajar siswa. Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat

memberikan pengaruh positif terhadap belajar siswa (Slameto, 2003).

Kemudian untuk variabel independent yang kedua peneliti mengambil

faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar yaitu media sosial. Teknologi

informasi mutakhir yang kini banyak dikenal, bahkan sudah menjadi salah satu

kebutuhan manusia adalah internet. Teknologi ini dapat menjadi ruang pertemuan
virtual seluruh warga yang tinggal di bumi. Lewat internet, dunia seakan tak

berjarak. Internet serasa telah menihilkan lokasi dan waktu. Komunitas penduduk

dunia dapat tergabungkan secara maya melalui teknologi media sosial yang luar

biasa. dimana penggunanya bisa ikut serta, berbagi, dan menciptakan konten

seperti video, blog, website, gambar, dll, di dunia virtual.

Dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia, pengguna

internet di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Terdapat 150

juta pengguna aktif media sosial di Indonesia. Dari total penduduk indonesia,

Pengguna media sosial mencapai 56%, dengan jumlah pengguna mobilenya

mencapai 130 juta. Dilihat dari sisi umur, pengguna yang paling banyak berada

diantara umur 18 sampai 34 tahun. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa sebagian besar pengguna media sosial adalah remaja yang dimana pada

usia remaja adalah waktu dimana seseorang dalam suatu lingkup jenjang

pendidikan.

Mudahnya mengakses informasi di internet dan media sosial, cenderung

membuat seseorang kecanduan menggunakan media sosial sehingga akan banyak

mengahibskan waktu meraka bermain media sosial dengan tujuan mencari hiburan

tetapi dengan skala penggunaan yang berlebihan. Setelah kecanduan,

remaja/peserta didik dakan banyak mengahbiskan waktu dan menggantikan waktu

belajar dengan bermain media sosial sehingga akan membuat minat untuk belajar

akan menurun dan akan berakibat kepada hasil belajar mereka. selain itu yang

dapat di cemaskan seluruh pelajar kebanyakan akan mencari jati diri mereka pada

media sosial sehingga melupakan pencarian jati diri mereka dalam bidang

akademis
Idris (2015) menjelaskan bahwa minat belajar adalah pilihan kesenangan

dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk

memenuhi kesediaanya dalam belajar. Sukardi (2009) menyatakan bahwa minat

belajar adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan

dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas dan kecenderungan-kecenderungan

lain yang biasa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa yakni kondisi siswa, kemampuan

daya intelektual, motivasi, kebiasaan belajar, kondisi guru, ketersediaan sumber

belajar, keluarga, keadaan ekonomi, lingkungan (Slameto, 2010:28 dalam Idris,

2015).

Dari beberapa pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa pentingnya

minat belajar sebagai tahapan awal yang harus di capai dalam jalannya suatu

proses belajar mengajar. Yang dimana minat belajar akan menentukan hasil dari

proses belajar itu sendiri.

Tabel 1.1 minat belajar mahasiswa pendidika ekonomi angkatan 2019


Jadi berdasarkan hasil observasi awal yang saya lakukan dapat dilihat pada

diagram di atas bahwa lingkungan teman sebaya dan media sosial sangat

berpengaruh pada minat belajar mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2019.

Yang di mana lingkungan teman sebaya mempengaruhi minat belajar sebanyak

95,3%. Dan juga media sosial mempengaruhi minat belajar sebanyak 95,3%. Dan

dapat di simpulkan bahwa teman sebaya dan media sosial mempengaruhi minat

belajar mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2019. Oleh karena itu peneliti

tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh lingkungan

Teman Sebaya dan peranan media sosial terhadap minat belajar pada

mahasiswa Mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2019 Universitas

Jambi ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Jumlah ketuntasan nilai mahasiswa pada umumnya masih rendah.

2. Tidak ada persiapan diri mahasiswa sebelum menghadapi ujian.

3. Rendahnya minat belajar pada mahasiswa dalam mengikuti proses

pembelajaran

4. Banyak siswa yang belum bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran

5. Banyaknya siswa yang kurang memahami materi pelajaran dan merasa

terbebani pada saat proses belajar


1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan mempertimbangkan keterbatasan

waktu, tenaga, sumber, dan lain sebagainya, agar penelitian ini lebih efektif, maka

penulis hanya membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut :

1. lingkungan teman sebaya , yaitu lingkungan teman sebaya yang berfokus pada

mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2019

2. media sosial , yaitu pengaruh media sosial pada mahasiswa pendidikan

ekonomi angkatan 2019

3. minat belajar, yaitu rasa keinginan belajar atau motivasi belajar mahasiswa

pendidikan ekonomi angkatan 2019

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti akan mengambil

judul penelitian, yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh teman sebaya terhadap prestasi belajar mahasiswa

angkatan 2019 prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Jambi

2. Apakah terdapat pengaruh media sosial terhadap minat belajar mahasiswa

angkatan 2019 prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Jambi

3. Apakah terdapat pengaruh teman sebaya dan media sosial terhadap minat

belajar mahasiswa angkatan 2019 prodi Pendidikan Ekonomi Universitas

Jambi
1.5 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh teman sebaya terhadap minat belajar mahasiswa

angkatan 2019 prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Jambi

2. Mengetahui pengaruh media sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa

angkatan 2019 prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Jambi

3. Mengetahui pengaruh teman sebaya dan media sosial terhadap prestasi belajar

mahasiswa angkatan 2019 prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Jambi

1.6 Batasan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka perlu

diadakan pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas

permasalahan yang ingin diteliti, agar lebih fokus dan mendalam mengingat

luasnya permasalahan yang ada dari banyak faktor yang mempengaruhi minat

belajar mahasiswa pendidikan ekonomi. Penelitian ini hanya memfokuskan

permasalahan pada dua faktor saja yaitu pengaruh lingkungan Teman Sebaya dan

media sosial mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2019 Universitas Jambi.

1.7 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis
Memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori dan konsep konsep

baru terutama untuk mengembangkan bidang ilmu pendidikan khusus nya ilmu

pengetahuan sosisal.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

Diharapkan siswa selalu meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran

ekonomi walaupun dengan kondisi sosial dan teman sabaya yang kurang baik.

b. Bagi guru

Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar yang bisa

menumbuhkan semangat peserta didik walaupun dengan kondisi sosial danteman

sebaya yang kurang baik berkaitan dengan pelajar ekonomi dengan menggunakan

pembelajaran yang tepat dan efektif dalam penyampaian materinya sebagai bekal

untuk keberhasialan peserta didik di masa yang akan datang.

c. Bagi sekolah

Sekolah dapat meningkatkan proses belajar mengajar untuk keseluruhan

matapelajaran pada umum nya sebagai bekal untuk keberhasilan siswa di masa

yang akan datang.

Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan keterampikan

guru atau para pendidik dalam menciptakan lingkungan belajar siswa yang

nyaman dan tentram serta mampu menumbuhkan kemampua siswa dalam

mengerti akan dirinya sendiri hingga bisa meningkatkan prestasi belajar siswa

1.8 Definisi Operasional


Untuk memperjelas dan memudahkan variabel yang akan diteliti, maka

perlu adanya definisi Operasional yaitu istilah dari Variabel-Variabel penelitian.

Beikut adalah penjabaran operasional istilah yang berkaitan dengan variabel

yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Idris (2015) menjelaskan bahwa minat belajar adalah pilihan kesenangan

dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk

memenuhi kesediaanya dalam belajar. Sukardi (2009) menyatakan bahwa

minat belajar adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak

perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas dan

kecenderungan – kecenderungan lain yang biasa mengarahkan individu

kepada suatu pilihan tertentu.

2. Menurut Slavin (2011:94) lingkungan teman sebaya adalah suatu interaksi

dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam usia dan status.

Dalam berinteraksi siswa lebih memilih untuk bergabung dengan orang-

orang yang memiliki kesamaan pikiran, maupun hobi. Kedekatan dengan

teman sebaya yang intensif akan membentuk suatu kelompok, dengan

demikian relasi yang baik antara teman sebaya penting bagi perkembangan

sosial remaja yang normal.

3. Dari beberapa pendapat diatas dapat kita tarik kesimpulan dimana media

sosial adalah jejaring sosial yang memfasilitasi setiap orang yang

mengakases nya untuk sebagai alat hiburan dan memekspresikan diri dan

media sosial juga tempat berbagai macam bisnis untuk berik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minat Belajar

2.1.1. Minat

Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembangunan karakter

manusia yang lebih baik, tentu saja ada beberapa hal yang harus menjadi kunci

perhatian bagi mereka yang mengkhususkan diri untuk berkecimpung dalam

dunia pendidikan. Tentu saja salah tujuan utama dalam dunia pendidikan adalah

bagaimana menghasilkan insan-insan yang berkarakter dan memiliki prestasi yang

gemilang. Maka dari itu minat adalah salah satu faktor penting seperti yang

dikatan.

“Minat (interest) adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi/

keinginan yang besar terhadap sesuatu” (MuhibbinSyah, 2011: 152). “Minat

adalah kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang

studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi

itu”(Winkel, 2005: 212). Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada

suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri

(Djaali.2014:121). Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar

minatnya. Crow and Crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya

gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan

orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

12
Dari pengertian minat di atas memberikan pengertian bahwa minat adalah

Sebuah rasa keingin dan ketertarikan terhadap suatu hal tertentu yang dimana

minat adalah suatu hal yang bisa berdampak dari dalam dan luar dari pelaku nya

minat juga berjalan dengan ke iklasan dan sukarela seseorang pada suatu hal

tertentu

2.1.2 Belajar

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan pengetahuan dan

pribadi manusia; melalui belajar manusia dapat melakukan perubahan-perubahan

dan menghasilkan prestasi yang berguna bagi kehidupan manusia. Menurut Uno

(2011:22) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa semua aktivitas mental

dan psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan

tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.

Menurut Suyono (2011 : 9). Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu

proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki

perilaku, sikap dan mmemperkokoh kepribadian. Proses belajar merupakan

sebuah langkah untuk memperoleh pengetahuan. Belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the

modification or strengthening of behavior through experiencing) Hamalik Oemar

(2001 : 27). Berkaitan dengan pendapat di atas bahwa yang diperoleh melalui

interaksi antara individu dengan lingkungannya.belajar merupakan suatu proses

yang dilakukan oleh siswa untuk melakukan kegiatan. Dengan kata lain belajar

13
adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan

lingkungan pengalaman belajarnya.

Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan yaitu pengertian belajar

adalah

Sebuah perubahan bertambahnya ilmu, keterampilam dan tingkah laku pada

seorang yang belajar. Yang bersumber dari pengalaman belajar, dan interaksi

lingkungan

2.1.3 Pengertian Minat Belajar

Pengertian Minat Belajar Dalam mengembangkan minat belajar maka

diperlukan sumber yang jelas mengenai proses perkembangan minat anak

tersebut. Selain itu ciri-ciri minat anak sangat penting untuk diketahui agar dapat

menyusun program pengembangan minat anak yang efektif, serta mempunyai

kebijakan untuk menentukan kearah mana minat tersebut akan berkembang.

Nasution (2008 : 46) bahwa ketekunan belajar ini bertalian dengan sikap dan

minat terhadap pelajaran. Bila suatu pelajaran tidak menarik minat seseorang

karena sesuatu hal, maka ia segera menyampingkannya jika menemukan

kesulitan. Sebaliknya, jika suatu tugas menarik karena memberikan hasil yang

menggembirakan, ia cenderung untuk memberikan waktu yang lebih banyak

untuk tugas itu. Maslow (Sardiman. 2012:47) mengemukakan dorongan

dorongan untuk belajar yaitu, adanya kebutuhan fisik, adanya kebutuhan rasa

aman (bebas dari kekuatan), adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan

dalam hubungan dengan orang lain, adanya kebutuhan untuk mendapatkan

kehormatan dari masyarakat, sesuai dengan sifat seseorang untuk mengemukakan

14
atau mengetengahkan diri. Dengan kata lain, minat belajar mengindikasikan

adanya kecenderungan untuk berusaha aktif meraih manfaat yang diharapkannya.

Menurut Slameto (2003:57) minat itu besar pengaruhnya terhadap belajar.

Oleh karena itu, minat dapat ditumbuh-kembangkan melalui belajar, sebab

melalui belajar seseorang dapat menganalisis informasi-informasi tentang

berbagai karakteristik objek. Menurut Bernard (Sardiman. 2012:76) minat timbul

tidak secara tibatiba/spontan melainkan timbul dari partisipasi, pengalaman,

kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi jelas soal minat akan selalu

berkaitan dengan kebutuhan atau keinginan, oleh karena itu yang penting bagai

mana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus

belajar.

Dari beberapa pendapat tentang belajar dan minat dapat kita tarik

kesimpulan pengertian minat belajar yaitu keinginan atau keharusan yang timbul

dari ke ikutsertaan dan pengalaman belajar seseorang yang diciptakan oleh rasa

keinginan dalam proses belajar mengajar sehingga hasil belajar dikuasai

sepenuhnya oleh peserta didik , dan pendidik harus bisa menciptakan kondisi agar

peserta didik selalu butuh dan ingin terus belajar.

2.1.4 Ciri Ciri Minat Belajar

Dalam minat belajar memiliki beberapa ciri-ciri. Menurut Elizabeth

Hurlock (dalam Susanto, 2013: 62) menyebutkan ada tujuh ciri minat belajar

sebagai berikut:

1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental

2) Minat tergantung pada kegiatan belajar

3) Perkembangan minat mungkin terbatas

15
4) Minat tergantung pada kesempatan belajar

5) Minat dipengaruhi oleh budaya

6) Minat berbobot emosional

7) Minat berbobot egoisentris,

artinya jika seseorang senang terhadap sesuatu, maka akan timbul

keinginan untuk memilikinya. Menurut Slameto (2003: 57) siswa yang berminat

dalam belajar adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus.

2) Ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminatinya.

3) Memperoleh sesuatu kebanggaan dan kepuasan pada suatu yang diminati.

4) Lebih menyukai hal yang lebih menjadi minatnya daripada hal lainnya

5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

Dari 2 pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa ciri-ciri minat belajar

adalah memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

sesuatu secara monoton, memperoleh kebanggaan dan kepuasan terhadap hal yang

diminati, berpartisipasi pada pembelajaran, dan minat belajar. Ketika siswa ada

minat dalam belajar maka siswa akan aktif berpartisipasi dalam ruang

pembelajaran dan akan memberikan prestasi yang bagus dalam prestasi belajar.

2.1.5 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar

Faktor- faktor yang mempengaruhi minat.Agar siswa memiliki minat

untuk belajar, ada beberapa faktor yang berhubungan dengan minat. Guru harus

selalu berusaha membangkitkan minat siswa agar pembelajaran menyenangkan,

sehingga siswa dapat mencapai hasil yang baik. Menurut Taufani 2008 dalam http

16
:Kamriantiramli..Wordpress.com) ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat

yaitu:

1) faktor dorongan dalam

2) faktor motivasi sosial

3) faktor emosional

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar tidak

hanya berasal dari dalam diri siswa akan tetapi terdapat pula dari luar diri

siswa.atau yang disebut faktor eksternal. Keberhasilan peserta didik dipengaruhi

oleh banyak faktor yang berasal dari dalam dan luar diri siswa. Faktor dorongan

dari dalam muncul dari dirinya sendiri.Sedapat mungkin pendidik harus

memunculkan dorongan dari dalam diri siswa pada saat pembelajaran misalnya

mengaitkan pembelajaran dengan kepentingn atau kebutuhan siswa. Faktor luar

misalnya fasilitas belajar, cara mengajar , sistem pemberian umpan balik, dan

sebagainya. Faktor- faktor dari diri siswa mencakup kecerdasan, strategi belajar,

motivasi, minat belajar dan sebagainya.

2.1.6 Indikator Minat Belajar

Indikator minat belajar adalah sesuatu yang dapat menggambarkan

seseorang memiliki minat untuk belajar. Minat besar pengaruhnya terhadap

aktivitas belajar. Siswa akan lebih mudah memahami materi pembelajaran yang

menarik minatnya. Syaiful Bahri Djamarah (2009: 132) mengungkapkan bahwa

minat belajar dapat diekspresikan siswa melalui:

1) Pernyataan lebih menyukai sesuatu kegiatan daripada yang lainnya.

2) Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan.

17
3) Memberikan perhatian lebih besar terhadap sesuatu yang diamatinya

tanpa menghiraukan yang lain.

Pendapat Syaiful Bahri Djamarah diperkuat pendapat Slameto (2010: 180)

menguraikan minat belajar dapat dilihat melalui:

1) Rasa suka dan ketertarikan terhadap aktivitas pembelajaran.

2) Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada lainnya.

3) Partisipasi dalam aktivitas pembelajaran.

4) Perhatian yang lebih besar terhadap aktivitas pembelajaran.

Dari pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Slameto dapat diambil

kesimpulan bahwa minat akan menumbhkan rasa suka atau ketertarikan yang

mendorong siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan memberikan perhatian yang

besar terhadap pembelajaran tersebut.

Menurut Abd. Rachman (2001: 112) seorang peserta didik yang belajar di

sekolah minatnya akan diketahui oleh guru yang mengajarnya melalui 5 indikator

minat, yaitu:

1) Perasaan senang

Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka dalam hal tertentu

cenderung mengetahui antara perasaan dengan minat. Peserta didik yang berminat

terhadap sesuatu akan merasa senang dalam melakukan sesuatu dengan antusias

dan tanpa beban paksaan dalam dirinya.

2) Perhatian

Adanya perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang

terhadap pengamatan pengertian dan sebagainya dengan mengesampingkan yang

lainnya. Orang yang berminat pada sesuatu dalam dirinya akan terdapat

18
kecenderungan kuat untuk selalu memberikan perhatian yang besar terhadap objek

yang diamatinya.

3) Perasaan tertarik

Minat bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong seseorang

tertarik pada orang, benda atau kegiatan yang bisa berupa pengalaman afektif

yang dirangsang kegiatan tersebut. Orang yang memiliki minat yang tinggi

terhadap salah satu sekolah dari dirinya akan terdapat kecenderungan yang

kuat tertarik pada guru dan mata pelajaran yang diajarkan, sehingga perasaan

tertarik merupakan indikator yang menunjukkan minat seseorang.

4) Giat Belajar

Aktivitas atau giat belajar di luar sekolah merupakan indikator yang dapat

menunjukkan keberadaan minat pada diri peserta didik. Peserta didik dengan

minat tinggi akan merasakan bahwa pelajaran yang diberikan di sekolah sangatlah

terbatas waktunya sehingga peserta didik perlu mencari pengetahuan lain di luar

jam pelajaran.

5) Mengerjakan tugas

Kebiasaan mengerjakan tugas yang diberikan guru merupakan salah satu

indikator yang menunjukkan minat belajar peserta didik. Tugas yang diberikan

guru bertujuan memperdalam kemampuan peserta didik. Peserta didik yang

memiliki minat yang tinggi akan menyadari pentingnya melaksanakan tugas-tugas

dari guru.

Dari pendapat Abd. Rachman seseorang dikatakan mempunyai minat belajar

dilihat dari adanya perasaan senang, perhatian, tertarik dan giat saat belajar

atau mengerjakan tugas.

19
Menurut Safari (2003: 60) ada empat indikator minat belajar, yaitu:

1) Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu

mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang

disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang

tersebut.

2) Ketertarikan Siswa

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderungmerasa

tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang

dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

3) Perhatian Siswa

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadappengamatan

dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang

memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan

objek tersebut.

4) Keterlibatan Siswa

Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang

tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari

objek tersebut.

berlandaskan pendapat diatas di atas, maka bisa di petik kesimpulan yaitu

indikator-indikator minat belajar mencakup adanya perasaan tertarik dan senang

untuk belajar, adanya partisipasi aktif, adanya kecenderungan untuk

memperhatikan dan konsentrasi yang besar, dimilikinya perasaan positif dan

kemauan belajar yang terus meningkat, adanya kenyamanan saat belajar, dan

20
dimilikinya kapasitas dalam membuat keputusan sekaitan dengan proses belajar

yang dijalaninya.

21
2.1.7 Aspek-aspek Minat Belajar

Seperti yang telah di kemukakan bahwa minat dapat diartikan sebagai

suatu ketertarikan terhadap suatu objek yang kemudian mendorong individu untuk

mempelajari dan menekuni segala hal yang berkaitan dengan minatnya tersebut.

Minat yang diperoleh melalui adanya suatu proses belajar dikembangkan melalui

proses menilai suatu objek yang kemudian menghasilkan suatu penilaian–

penilaian tertentu terhadap objek yang menimbulkan minat seseorang. Penilaian-

penilaian terhadap objek yang diperoleh melalui proses belajar itulah yang

kemudian menghasilkan suatu keputusan mengenal adanya ketertarikan atau

ketidaktertarikan seseorang terhadap objek yang dihadapinya. Minat memiliki dua

aspek yaitu

1) Aspek Kognitif

Aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan seseorang

mengenaibidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek

kognitif didasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan.

2) Aspek Afektif

afektif adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan dinyatakan

dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang menimbulkan minat. Aspek ini

mempunyai peranan yang besar dalam memotivasikan tindakan seseorang.

2.2 Lingkungan Teman Sebaya

2.2.1 Pengertian Lingkungan Teman Sebaya

John W Santrock (2003:219), teman sebaya ( peers ) adalah anak- anak

atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang hampir sama.

22
Sedikit berbeda dengan pendapat Vembriarto (2003:54), yang mengatakan

kelompok sebaya adalah kelompok yang terdiri atas sejumlah individu yang sama.

Pengertian sama disini berarti individu. individu anggota kelompok sebaya itu

mempunyai persamaan persamaan dalam berbagai aspeknya. Persamaan yang

penting terutama terdiri atas persamaan usia dan status sosialnya.

Menurut M. Dalyono (2015: 132) Lingkungan dapat dibagi menjadi 3

bagian, yaitu:

1) Lingkungan alam atau luar (external or physical environment) adalah segala

sesuatu yang ada di alam dunia ini yang bukan manusia, seperti rumah,

tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan, dan sebagainya.

2) Lingkungan dalam (internal environment) adalah segala sesuatu termasuk

lingkungan alam atau luar.

3) Lingkungan sosial/ masyarakat (social environment) adalah semua orang

manusia lain yang mempengaruhi. Pengaruh lingkungan sosial ada yang

diterima secara langsung, seperti pergaulan sehari-hari dengan keluarga,

teman, kawan sekolah, sepekerjaan, dan sebagainya. Sedangkan pengaruh

yang tidak langsung melalui radio dan televisi, membaca buku-buku,

majalah-majalah,surat kabar dan sebagainya

Sedangkan Santrock mengatakan (2003: 236) hampir semua hubungan

dari teman sebaya pada masa remaja dapat dikategorikan menjadi 3 bentuk, yaitu

persahabatan individual, kerumunan, dan klik. Kerumunan merupakan bentuk

yang terbesar dari teman sebaya, mempunyai cakupan yang luas, dan

hubungannya paling tidak individual di teman sebaya. Anggota kerumunan teman

sebaya bertemu karena ada kesamaan minat dalam aktivitas. Klik merupakan

23
kelompok dari teman sebaya yang lebih kecil dibanding kerumunan, namun

mempunyai tingkat keakraban yang lebih

besar dibanding kerumunan.

Menurut Soerjono Soekanto (2013: 395), “Lingkungan teman sebaya yang

baik akan menunjang motivasi dan keberhasilan studi karena dengan mereka

biasanya terjadi proses saling mengisi, yang mungkin berbentuk persaingan yang

sehat.” Teman sebaya yang baik merupakan unsur penggerak untuk belajar dan

menyelesaikan tugastugas dengan sebaik-baiknya.

Menurut Slavin (2011: 114), “lingkungan teman sebaya merupakan tempat

dimana orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam usia dan status.” Dalam

berinteraksi seseorang lebih memilih bergabung dengan orang-orang yang

mempunyai pemikiran, hobi, dan keadaan yang sama. Teman sebaya adalah teman

sekolah dan teman di luar sekolah.

Berdasarkan beberapa teori diatas tersebut maka bisa di simpilkan

pengertian bahwa lingkungan teman sebaya adalah semua aspek yang saling

mempengaruhi berupa perilaku, keterkaitan, dan interaksi yang terjadi pada

remaja dengan usia atau tingkat kedewasaan yang sama yang berasal dari

lingkungan sekitar

2.2.2 Ciri Ciri Lingkungan Teman Sebaya

Santoso (2006:81) ciri-ciri kelompok teman sebaya (peer group) adalah :

a. Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas, Karena kelompok teman

sebaya ini bersifat spontan, anggota kelompok mempunyai kedudukan yang

sama, tetapi ada satu diantara anggota kelompok yang dianggap sebagai

pemimpin.

24
b. Bersifat sementara, karena tidak ada struktur yang jelas dan terbentuk secara

spontan, maka kelompok ini tidak bertahan lama, kalau ada anggota yang

merasa keinginannya tidak cocok dan tercapai maka ia akan memisahkan dari

kelompok tersebut.

c. Peer group mengajarkan individu tentang kebudayaan yang luas, di dalam

keluarga tidak akan mendapatkan kebudayaan atau kebiasaan yang ada di

dalam kelompok teman sebaya. Maka siswa yang masuk dalam kelompok

tersebut akan mempunyai kebiasaan yang lain selain di dalam keluarganya.

d. Anggotanya adalah individu yang sebaya. Kelompok ini terbentuk karena

adanya kesamaan pendapat, umur, dan kedewasaan.

Dari pendapat dapat kita petik bahwa ciri cirri lingkungan teman sebaya

yaitu tidak terorganisir, tidak bertahan lama dan terbentuk karna adanya

kesamaan dari berbagai bidang dan anggota nya adalah individu yang memiliki

jenjang umur yang hampir sama

2.2.3 Fungsi Lngkungan Teman Sebaya

pendapat Umar Tirtarahardja (2005: 181) terdapat beberapa fungsi teman

sebaya antara lain:

(1) Mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain.

(2) Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas

(3) Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan

masyarakat orang dewasa.

(4) Memberikan kepada anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari

pengaruh kekuasaan otoritas

25
(5) Memberikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada

prinsip persamaan hak.

(6) Memberikan pengetahuan yang tidak bisa diberikan oleh keluarga secara

memuaskan (pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian, musik, jenis

tingkah laku tertentu, dan lain-lain)

(7) Memperluas cakrawala pengalaman anak.

Dari sudut pendapat Santrock (2011: 133) bahwa Fungsi lingkungan

teman sebaya antara lain:

(1) Pertemanan dimana seorang anak dapat menghabiskan waktu bersama dan

bergabung dalam aktivitas kolaboratif.

(2) Dukungan fisik yang selalu memberikan bantuan kapan dibutuhkan.

(3) Dukungan ego, membantu anak merasa bahwa mereka adalah individu yang

berkompeten dan berharga.

(4) Keintiman atau kasih sayang, memberikan suatu hubungan yang hangat,

penuh kepercayaan dan dekat dengan orang lain, sehingga anak merasa

nyaman dan terbuka berbagi informasi pribadi.

Menurut Abu Ahmadi (2007: 193), fungsi kelompok teman sebaya adalah:

(1) Anak Bergaul dengan Sesamanya Dalam kelompok sebayanya anak belajar

memberi dan menerima dalam pergaulannya dengan sesama temannya.

Partisipasi dalam kelompok sebaya memberikan kesempatan yang besar bagi

anak mengalami proses belajar sosial.

(2) Anak Mempelajari Kebudayaan Masyarakat Melalui kelompok teman sebaya

anak belajar bagaimana menjadi manusia yang baik sesuai dengan gambaran

26
dan cita-cita masyarakat tentang kejujuran, keadilan, kerjasama, dan

tanggungjawab.

(3) Mengajarkan Mobilitas Sosial Melalui pergaulan dalam lingkungan kelompok

teman sebaya anak anak dari kelas sosial bawah menangkap nilai-nilai, cita-

cita, dan pola tingkah laku dari kelas sosial menengah dan kelas atas. Anak

anak dari kelas sosial bawah mempunyai motivasi untuk mobilitas sosial.

4) Anak Mempelajari Peran Sosial yang Baru Dalam kelompok sebaya mungkin

anak berperan sebagai sahabat,musuh, pemimpin, pencetus ide, kambing

hitam, dan lain lain.

5) Dalam kelompok sebaya anak mempunyai kesempatan melakukan

eksperimentasi sosial.

6) Anak Belajar Patuh kepada Aturan Sosial yang Impersonal dan Kewibawaan

Impersonal Dalam kelompok sebaya anak bersikap patuh terhadap aturan dan

kewibawaan tanpa memandang dari siapa aturan itu dan siapa yang

memberikan perintah dan larangan.

Dari beberapa pendapat tentang fungsi teman sebaya yaitu seseorang dapat

bersosial dengan lingkungan masyarakat memiliki rasa terikat dengan orang lain,

tempat mendapat dukungan dan menghabiskan waktu bersama dan saling

membantu dalam memecahkan masalah

2.2.4 Indikator lingkungan Teman Sebaya

Menurut Slamet Santoso (2009: 23) indikator dari lingkungan teman sebaya

adalah:

1) Kerjasama

27
Kerjasama sangat diperlukan, karena dengan adanya kerjasama, siswa

akan lebih mudah melaksanakan kegiatan yang sedang dilakukan. Adanya diskusi

antar individu yang akan memuculkan berbagai ide atau jalan keluar dalam

pemecahan masalah dan membuat kekompakan antar siswa.

2) Persaingan

Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau

kelompok sosial tertentu agar memperoleh kemenangan atau hasil secara

kompetitif tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik. Persaingan dalam hal

ini adalah persaingan antar siswa untuk mendapatkan prestasi yang lebih

baik.

3) Pertentangan

Interaksi sosial antar individu atau antar kelompok dalam memenuhi

kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan seorang diwarnai dengan

pertentangan dalam prosesnya. Pertentangan yang ada di lingkungan teman

sebaya kerap terjadi karena adanya suatu perbedaan. Untuk menghindari

adanyapertentangan maka perlu toleransi antar individu atau antar kelompok.

4) Persesuaian/Akomodasi

Persesuaian atau akomodasi merupakan penyesuaian tingkah laku manusia

yang diikuti dengan usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Persesuaian yang

dimaksud di sini adalah siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan teman

sebayanya.

5) Perpaduan/Asimilasi

Perpaduan atau asimilasi merupakan pembaharuan dua kebudayaan yang

disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk

28
kebudayaan baru. Perpaduan yang dimaksud di sini setiap siswa memiliki

kepribadian yang beragam.

Berdasarkan berbagai penjelasan dan pendapat teori di atas mengenai

Lingkungan Teman Sebaya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator

Lingkungan Teman Sebaya terdiri dari :

1) Interaksi sosial di lingkungan teman sebaya

2) Keterlibatan individu dalam berinteraksi

3) Dukungan teman sebaya

4) Penyesuain

5) Kerja sama

6) Persaingan

2.3 Media Sosial

2.3.1 Pengertian Media Sosial

KHAIRUNNISA, media sosial (Social Media) adalah saluran atau sarana

pergaulan sosial secara online di dunia maya (internet). Para pengguna (user)

media sosial berkomunikasi, berinteraksi, saling kirim pesan, dan saling berbagi

(sharing), dan membangun jaringan (networking).

(Moruzzi. 2020:3)’ mengatakan bahwa Media sosial adalah apa yang

mulai disebut sebagai jejaring sosial ketika para investor mulai berpikir tentang

bagaimana cara mengembalikan uang yang mereka investasikan dalam usaha ini.

Harap dicamkan bahwa istilah "media" tidaklah netral.

29
Pertama, ini menyiratkan gagasan bahwa segala sesuatu ("konten",

sebagaimana mereka menyebutnya) itu dibuat - - sehingga ini akan

"Dimonetisasikan", bukan "hanya untuk bersenang-senang".

Kedua, ini menyiratkan gagasan yang telah lama dipegang bahwa setiap tempat

adalah tempat di mana perusahaan-perusahaan disambut, bahkan jika kenyataanya

tidak demikian. Dan ini menyiratkan iklan atau, dalam hal apa pun, membayar

semacam visibilitas. Seperti yang akan kita lihat, disinilah tepatnya media sosial

menuju: dunia iklan.

Dan menurut Van Dijk (2013), yang dikutip oleh Nasrullah dalam buku

Media Sosial (2016;11), bahwa “Media sosial adalah platform media yang

memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam

beraktifitas maupun berkolaburasi, Karena itu media sosial dapat dilihat sebagai

medium( fasilitator) online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus

sebagai sebuah ikatan sosial.”

Berbagai definisi, Dr.Rulli Nasrullah M.Si. dalam buku Media Sosial

( 2016 ; 13 ), menyimpulkan bahwa Media Sosial merupakan medium di internet

yang memungkinkan penggunanya mempresentasikan dirinya maupun

berinterakasi, bekerjasama, saling berbagi, berkomunikasi dengan pengguna

lainnya, dan membentuk ikatan sosial secara virtual.”

Dari beberapa pendapat diatas dapat kita tarik kesimpulan dimana media

sosial adalah jejaring sosial yang memfasilitasi setiap orang yang mengakases

nya untuk sebagai alat hiburan dan memekspresikan diri dan media sosial juga

tempat berbagai macam bisnis untuk beriklan

2.3.2 Klasifikasi Media Sosial

30
Klasifikasi Media Sosial Media sosial teknologi mengambil berbagai

bentuk termasuk majalah, forum internet, weblog, blog sosial, microblogging,

wiki, podcast, foto atau gambar, video, peringkat dan bookmark sosial. Dengan

menerapkan satu set teori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial,

media kekayaan) dan proses sosial (selfpresentasi, self-disclosure) Kaplan dan

Haenlein menciptakan skema klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial dalam

artikel Horizons Bisnis mereka diterbitkan dalam 2010. Menurut Kaplan dan

Haenlein ada enam jenis media sosial:

1. Proyek Kolaborasi Website mengijinkan usernya untuk dapat

mengubah, menambah, ataupun me-remove konten – konten yang ada di

website ini. contohnya wikipedia

2. Blog dan microblog User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di

blog ini seperti curhat ataupun mengkritik kebijakan pemerintah.

contohnya twitter

3. Konten Para user dari pengguna website ini saling meng-share konten –

konten media, baik seperti video, ebook, gambar, dan lain – lain.

contohnya youtube

4. Situs jejaring sosial Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat

terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat

terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti foto – foto.

contoh facebook

5. Virtual game world Dunia virtual, dimana mengreplikasikan lingkungan

3D, dimana user bisa muncul dalam bentuk avatar – avatar yang

31
diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata.

contohnya game online.

6. Virtual social world Dunia virtual yang dimana penggunanya merasa

hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi

dengan yang lain. Namun, Virtual Social World lebih bebas, dan lebih ke

arah kehidupan, contohnya second life.

2.3.3 Manfaat Media Sosial

bermain media sosial saat ini tidak dapat terpisahkan dengan kehidupan

sehari-hari. Saat ini media sosial sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan

dari kehidupan. Tua, muda, pria, wanita, bos besar, sampai office boy pun sudah

mengenal dan mengetahui tentang media sosial.

berkembangan nya teknologi informasi yang pesat merupakan salah satu

penyebab bomingnya media sosial. Para web developer pun kini berlomba-lomba

untuk mengembangkan berbagai media sosial yang dapat dinikmati semua

kalangan Berikut beberapa manfaat media sosial dilihat dari berbagai bentuk:

a. Media Sosial Untuk Bersosialisasi

Manfaat media sosial tentu sesuai dengan namanya yaitu untuk

bersosialisasi. Sosialisasi ini dapat dilakukan kapan saja, dimana saja,

tanpa batas waktu dan ruang, tetapi terbatas pada koneksi, signal dan kuota

internet. Hal inilah tujuan utama dari media sosial dan sukses menyedot

banyak pengguna yang ingin bersosialisasi dan berkomunikasi dengan

kerabatnya.

b. Media Sosial Menggantikan Fungsi Buku Diary

32
Generasi 80-90an pasti sudah tidak asing lagi dengan buku diary.

Buku ini biasanya berisi curhatan-curhatan dari si pemilik tentang

perasaannya. Bisa berisi curhatan sedih, curhatan jatuh cinta, atau

curhatan yang menyenangkan. Saat ini fungsi diary sudah hampir punah

dan dapat digantikan oleh media sosial. Bukan rahasia lagi kalau banyak

pengguna media sosial yang menulis curhatan-curhatan mereka, seperti:

mengeluh, sedih, jatuh cinta, dan saat bahagia. Karena mudah dalam

menggunakannya, maka media sosial pun sering menjadi tempat

penggunanya untuk curhat.

c. Media Sosial Dapat Mempertemukan Teman Lama

Masih ada hubungannya dengan bersosialisasi, media sosial bisa

membawa kita untuk bertemu teman lama, teman masa kecil, partner

bisnis yang lost contact bahkan bisa bertemu saudara kandung yang

terpisah lama.

d. Media Sosial Menemukan Teman Baru

Ini salah satu manfaat media sosial yang sangat menarik. Dari hasil

bermain di media sosial, bisa mendapatkan teman-teman baru yang

mungkin cocok dengan pengguna media sosial.

e. Sebagai Media Penghibur

Media sosial banyak menyediakan hiburan yang menarik bagi

semua orang. Misalnya mendengarkan musik, streaming video,cerita-

cerita lucu, gambar-gambar lucu, dan juga kutipan-kutipan menarik yang

dapat membuat rileks dan bisa melupakan galau, jenuh dan pusing sejenak.

f. Penyaluran Hobi

33
Ada banyak grup dan akun dari media sosial yang menjadi tempat

berkumpulnya para pengguna dengan minat dan hobi yang sejenis. Ada

komunitas kendaraan bermotor, komunitas hobi unik, komunitas

kolektor,komunitas supporter, komunitas pencinta musik, dan bahkan ada

pula komunitas karyawan dengan jenis pekerjaan yang sama. Dalam

komunitas ini, para pengguna media sosial dapat saling berbagi

pengalaman, tips danbanyak hal yang mengenai hobi dan kesamaan minat

mereka.

g. Memberikan Berbagai Macam Informasi ter-update

Media sosial berisi segudang informasi, berita, ilmu, pengetahuan,

dan kabar terkini, malah informasi-informasi tersebut lebih cepat

menyebar melalui media sosial dibanding media elektronik, seperti televisi

dan radio.

h. Mempopulerkan Diri

Media sosial juga bisaa saja membuat sesorang dikenal oleh

banyak publik, baik karena disengaja maupun tidak sengaja. Populer

semacam ini biasanya dikarenakan orang itu memiliki hal unik yang

menarik perhatian.

i. Media Sosial Untuk Meminta Bantuan

Pengguna media sosial sangat banyak, jumlahnya ratusan juta dan

cukup lebih beberapa ratus atau beberapa puluh ribu penggunanya

berdomisili di sekitar. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk meminta bantuan.

Contohnya adalah ketika ada saudara yang kehilangan dompet bisa

34
meminta bantuan pengguna media sosial untuk membantu dan masih

banyak contoh yang lainnya.

j. Media Sosial Untuk Mencari Uang

Manfaat yang satu ini sedang ramai-ramainya dinikmati oleh

pengguna media sosial. Tidak adanya pajak yang dipungut dari promosi

dan marketing pada media sosial, membuat para pengguna media sosial

dapat mencari uang dengan leluasa dengan menggunakan media sosial.

Dari beberapa penjelesan diatas tentang keuntungan menggunakan media

sosial sangat lah banyak dalam berbagai bidang

2.3.4 Intensitas Penggunaan Media Sosial

pendapat Hidayatun (2011) intesitas penggunaan media sosial berdasarkan

kualitas merupakan bentuk perhatian dan ketertarikan yang dilakukan seseorang

dalam menggunakan media sosial serta perasaan emosional dimana didalamnya

terlibat minat dan penghayatan yang timbul ketika mengakses media sosial

seseorang sedangkan berdasarkan kuantitas intensitas atau banyaknya kegiatan

yang dilakukan dapat dilihat dari frekuensinya.

Menurut Horrigan terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk

mengetahui intensitas pemanfaatan intenet seseorang, yakni frekuensi internet

yang sering digunakan dan lama menggunakan tiap kali mengakses internet yang

dilakukan oleh pengguna internet. Beberapa indikator yang diguakan dalam media

sosial (Anthony, 2008) : 1) Partisipasi , 2) Keterbukaan, 3) Percakapan, 4)

Komunitas, 5) Saling terhubung.

2.3.5 Pengaruh Negatif Media Sosial

35
Pengaruh negatif dari lahirnya media sosial adalah sebagai berikut:

a. Membuat seseorang menjadi penyendiri dan susah bergaul.

Media sosial membuat penggunanya memiliki dunia sendiri,

sehingga tidak sedikit dari mereka tidak peduli dengan orang lain dan

lingkungan sekitarnya. Seseorang yang kecanduan media sosial sering

mengalami hal ini yang mengakibatkan dirinya tidak peduli dengan

lingkungan sekitarnya (Ropana,2013).

b. Kurangnya sosialisasi dengan lingkungan.

Hal ini cukup mengkhawatirkan bagi perkembangan peserta didik

(siswa). Mereka yang seharusnya belajar sosialisasi dengan lingkungan

justru lebih banyak mengahabiskan waktu untuk berselancar di dunia

maya bersama teman-teman di komunitas media sosialnya, rata-rata

membahas sesuatu yang tidak penting. Akibatnya kemampuan

interaksi siswa menurun (Taher, 2014).

c. Berkurangnya waktu belajar Berkurang nya waktu belajar akibat

mengakses internet dan mebuka situs jejaring sosial menyebabkan siswa

menjadi malas untuk belajar karena terlalu asik dengan jejaring

2.3.6 Indikator Media Sosial

Berdasarkan pada pendapat dari Antony Mayfield (2008:05) yang menyatakan

indikator dari sebuah social media yaitu:

a. Partisipasi.

Media sosial mendorong kontribusi dan umpan balik feedback) dari setiap

orang yang tertarik

36
b. Keterbukaan.

Hampir semua pelayanan social media terbuka untuk umpan balik

redback) dan partisipasi. Mendorong untuk melakukan pemilihan,

berkomentar, dan berbagai informasi

c. Percakapan.

Komunikasi yang terjalin terjadi dua arah, dan dapat didistribusikan

ke khulayak tentunya melalui social media tersebut.

d. Komunitas.

Social media memberi peluang komunitas terbentuk dengan cepat dan

berkomunikasi scara efektif. Komunitas saling berbagi minat yang sama

misalnya fotografi, isu-isu politik atau program televisi dan radio favorit

e. Saling Terhubung.

Hampir semua social media berhasil pada saling keterhubung, membuat

link pada situs-situs, sumber-sumber lain dan orang-orang

Sedangkan menurut Ajzen (dalam Frisnawati, 2012:50) dibagi menjadi 4, yaitu:

a. Perhatian.

Perhatian merupakan ketertarikan terhadap objek tertentu yang

menjadi target perilaku. Hal ini diilustrasikan bahwa khalayak bersifat

aktif menggunakan media sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya

pemenuhan kebutuhan maka khalayak akan memusatkan perhatiannya

dalam mengakses media

b. Penghayatan.

37
Penghayatan merupakan pemahaman dan penyerapan akan suatu

informasi dan kemudian informasi tersebut dipahami, dinikmati dan

disimpan sebagai pengetahuan baru bagi individu yang bersangkutan.

c. Durasi.

Durasi merupakan lamanya selang waktu yang dibutuhkan individu

untuk melakukan perilaku atau kegiatan yang menjadi target Menghitung

berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media (berapa menit dalam

sehari atau berapa jam khalayak mengakses media),

d. Frekuensi.

Frekuensi merupakan benyaknya pengulangan penggunaan

media. Masing-masing individu memiliki frekuensi yang berbeda-beda

dalam menginginkan informasi tergantung tingkat ketertarikan dan

kebutuhan.

Dari banyak nya pembahasan dia atas dapat kita ambil kesimpulkan bahwa

indikator media sosial adalah alat untuk berkomunikasi, hiburaan, tempat

menyampaikan pendapat.

2.4 Penelitian Yang Relevan

1. Fitri asoka wati dengan judul “ pengaruh lingkungan teman sebaya,

lingkungan keluarga, dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi

siswa kelas xii ips sma negeri 1 sewon tahun ajaran 2018/2019 ‘Terdapat

pengaruh positif dan signifikan Lingkungan Teman Sebaya terhadap Prestasi

Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Sewon Tahun Ajaran

2018/2019 yang ditunjukkan dengan nilai rx1y (0,423), r2x1y (0,179), thitung

38
(4,200) > ttabel (1,664) pada taraf signifikansi 5%, dan garis regresi Y =

24,221 + 0,648X1.

2. Adianto Hardono dengan judul “pengaruh penggunaan media sosial terhadap

minat belajar mahasiswa uajy“ Dari data penelitian yang didapatkan,

disimpulkan bahwa dari 80 responden, durasi penggunaan media sosial yang

paling tinggi adalah sebanyak 29 orang mahasiswa atau sebesar 36,3%

menghabiskan waktu selama lebih dari 4 jam untuk menggunakan media

sosial dan media sosial yang paling sering digunakan adalah instagram yaitu

sebesar 88,8%, serta keperluan media sosial yang paling besar adalah untuk

mencari hiburan sebesar 91,3%. Berdasarkan data, media sosial tidak terlalu

berpengaruh terhadap minat belajar mahasiswadikarenakan sebesar 36,2%

atau 29 orang mahasiswa merasa menggunakan media sosial tidak terlalu

berpengaruh terhadap minat belajar mereka menjadi lebih buruk, namun

media sosial mempengaruhi proses pembelajaran mereka. Kesimpulan ini

didapatkan karena sebesar 37,5% atau sebanyak 30 orang mahasiswa setuju

bahwa media sosial dapat mengurangi durasi belajar dan sebesar 32,5% atau

sebanyak 26 orang mahasiswa setuju bahwa menggunakan media sosial dapat

mengurangi konsentrasi belajar. Kesimpulan ini juga dibantu dengan data

yaitu sebesar 36,2% atau 29 orang mahasiswa setuju bahwa media sosial

dapat mengakibatkan perilaku menunda waktu belajar dan menunda tugas.

3. Dwi Lathif Kurniawan dengan judul “ Pengaruh Lingkungan Belajar, Minat

Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Tik Kelas X Sma N 1 Kota Mungkid, Magelang “ Minat belajar

berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata

39
pelajaran TIK kelas X SMA N 1 Kota Mungkid, Magelang sebesar 2.95%,

dengan demikian semakin tinggi minat belajar maka semakin tinggi pula

prestasi belajar siswa.an tempat bisnis.

40
2.5 Kerangka Berpikir

Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti yang disajikan

dalam gambar :

Lingkungan teman
sebaya (X1)

Minat
belajar (Y)

Media sosial (X2)

Berdasarkan paparan diatas maka lingkungan teman sebaya berpengaruh pada

minat belajar belajar dan media sosial juga berpengaruh terhadap minat belajar

2.6 Hipotesis Penelitian

Untuk menguji ada tidaknya pengaruh variable X1 (lingkungan teman

sebaya) dan X2 (media sosial) dan variable Y (minat belajar), maka penulis

mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ha: Terdapat pengaruh lingkungan teman sebaya terhadap minat belajar

mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2019 universitas jambi

Ho: Tidak Terdapat pengaruh lingkungan teman terhadap minat belajar

mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2019 universitas jambi.

2. Ha: Terdapat pengaruh media sosial terhadap minat belajar mahasiswa

pendidikan ekonomi angkatan 2019 universitas jambi

41
Ho: Tidak Terdapat pengaruh media sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa

pendidikan ekonomi angkatan 2019 universitas jambi

3. Ha: Terdapat pengaruh lingkungan teman sebaya dan media sosial minat

belajar mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2019 universitas jambi.

Ho: Tidak Terdapat pengaruh lingkungan teman sebaya dan media sosial minat

belajar mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2019 universitas jambi.

42
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Sesuai masalah dan tujuan yang dikemukakan maka rancangan penelitian

ini menggunakan pendekatan Ex Post Facto. Penelitian Ex Post Facto adalah

suatu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat

menyebabkan timbulnya kejadian itu (Sugiyono, 2006:7).

Penelitian ex post facto disebut demikian karena sesuai dengan arti ex post

facto, yaitu “dari apa dikerjakan setelah kenyataan”. Maka penelitian ini disebut

sebagai penelitian sesudah kejadian.Penelitian ex post facto merupakan

penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai

dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu kejadian. Adapun untuk

pendekatan yang dipakai adalah pendekatan secara kuantitatif. Penelitian

kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008:8).

3.2 Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Jambi Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Pada mahasiswa pendidikan Ekonomi . Adapun waktu penelitian

yang akan dilaksanakan adalah pada tahun 2020.

43
3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variansi tertentu yang ditetapkan oleh

penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012:3). Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat.

a. Variabel bebas (Independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(Sugiyono, 2012:4). Variabel bebas (Independent variable) dalam penelitian

ini adalah teman sebaya (X1) dan media sosial (X2).

b. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:4).

Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah minat

belajar mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2019 universitas jambi.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi

Menurut Arikunto, (2002:111) subjek penelitian adalah tempat variable

yang akan diteliti berada. Sedangkan Sugiyono, (2006:90) yang dimaksud dengan

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi

44
adalah mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2019 Universitas Jambi yang

berjumlah 97 orang.

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel penelitian adalah sebagian

dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh

populasi, dengan kata lain sampel harus representatif. Sedangkan sugiyono,

(2006:111) menyebutkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

demiliki oleh populasi tersebut.

Sampel dalam penelitian ini secara total sampling yaitu pengambilan

sampel secara nyata yaitu mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2019 yang

berjumlah 97 mahasiswa , pengambilan sampel pada angakatan 2019 dikarenakan

Mahasiswa

3.5 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010:160) instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya

lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini berupa angket/kuisioner dengan menggunakan skala likert. Jadi

angket di sini adalah daftar pertanyaan tentang pengaruh teman sebaya dan media

sosial terhadap minat belajar mahasiswa.

Menurut Sugiyono (2012:134) skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

45
sosial. Angket dalam penelitian ini menggunakan pensekoran alternatif sebagai

berikut :

1) Jika jawaban selalu : skor 5

2) Jika jawaban sering : skor 4

3) Jika jawaban kadang-kadang : skor 3

4) Jika jawaban jarang :skor 2

5) Jika jawaban tidak pernah : skor 1

3.5.1 Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulam data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respoden

untuk dijawab. (Sugiyono, 2004:199). Kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner jenis tertutup, artinya angket diberikan langsung

kepada responden untuk diminta jawaban tentang lingungan teman sebaya dan

media sosial.

3.5.2 Dokumentasi

Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda

– benda tertulis. (Arikunto, 1998:135), metode ini digunakan untuk memperoleh

data yang akan digunakan sebagai dasar untuk mengadakan penelitian. Berupa

daftar Mahasiswa program studi pendidikan ekonomi Universitas Jambi, daftar

Disamping itu juga diperoleh sumber pustaka sebagai landasan teoritis dan

landasan berfikir dalam suatu kesatuan arti sehingga tidak terjadi perbedaan

persepsi.

46
3..6. Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan

dokumentasi. Angket digunakan untuk mengetahui pengaruh lingkungan teman

sebaya dan media sosial (X) terhadap minat belajar (Y). Sedangkan dokumentasi

diperlukan untuk mengambil nama mahasiswa yang dijadikan sampel penelitian.

3.6.1 Penyebaran Instrumen

Angket yang sudah dianggap cermat untuk mengukur apa yang hendak

diukur kemudian dibagikan kepada responden (mahasiswa) guna memperoleh

informasi mengenai teman sebaya dan media sosial terhadap minat belajar.

Adapun cara penyebaran angket yakni peneliti langsung mendatangi responden ke

lokasi penelitian. Sedangkan untuk pengisian angket yang telah dibagikan tersebut

peneliti memberikan batas waktu pada setiap responden untuk membaca,

memahami dan mengisinya.

3.6.2 Penarikan Instrumen

Cara penarikan instrumen, setelah peneliti memberikan waktu yang dirasa

cukup kepada responden untuk dijawab semua angket tersebut. Maka peneliti

mendatangi kembali masing-masing responden dan mengumpulkan setiap angket

yang telah disebarkan sebelumnya. Penelitian mengoreksi ulang setiap kolom

jawaban untuk memastikan apakah sudah terisi semuanya. Bagi yang belum terisi,

peneliti meminta responden untuk mengisi kembali kolom yang terlewatkan.

Adapun bagi responden yang belum selesai penelitian memperolehkan dibawah

pulang dan diberi waktu satu hari untuk mengumpulkan kembali.

47
3.7 Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid

dan reliabel. Oleh karena itu, sebelum disebarkan kepada responden

penelitian,melakukan uji coba angket penelitian dengan menyebarkan kepada uji

coba yang terdiri dari 62 responden.

3.7.1 Uji validitas

Menurut Sugiyono (2013:121) instrumen yang valid berarti bahwa

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur. Dalam penelitian ini uji validitas mengukur sejauh mana angket mampu

mengukur variabel pengaruh teman sebaya dan media sosial terhadap minat

belajar mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2109 di UniversitasJambi.

Dalam menentukan layak atau tidaknya suatu item dianggap valid jika

berkorelasi singnifikan terhadap skor total. Rumus validitas sebagai berikut:

r xy=N ∑ XY −¿¿¿

Keterangan :

r = Validitas instrumen

X = Skor item

N = Jumlah Responden

Y = Skor total

(Arikunto, 1998:146)

3.7.2 Uji Reliabilitas

Apabila suatu alat pengukuran dinyatakan vali d, maka tahap selanjutnya

adalah uji reliabilitas dari alat. Menurut Sugiyono (2013:121) instrumen yang

reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

48
obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dalam penelitian ini

mengunakan metode Alpha (Cronbach’s) karena metode alpha sangat cocok

digunakan pada skor berbentuk skala.

r 11 =(
k
)(1-
∑ σ b2
(k −1) σt
2

Dimana :

r11 = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya Pertanyaan

∑σb2 = Jumlah Varian Butir

σt2 = Varian total

(Arikunto, 1998:154)

Untuk menilai reliabel / tidaknya instrumen dilakukan dengan

mengkonsultasikan hasil perhitungan dengan angka tabel r Produk moment. Jika

diperoleh r hitung > dari r tabel berarti instrumen tersebut reliabel sebaliknya

jika r hitung < dari r tabel berarti instrumen tersebut tidak reliabel.

3.7.3 Uji Homogenitas

Menurut Khairinal (2016: 350) uji homogenitas adalah pengujian mengenai

sama atau tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji

homogenitas ini dilakukan dengan Uji Homogenitas Variansi dan Uji Bartlett. Uji

homogenitas dilakukan untuk mengetahui data dalam variabel X dan variabel Y

bersifat homogen atau tidak. Adapun Rumus menghitung uji homogenitas

(Khairinal, 2016: 350) yaitu:

sx =2

√ n . ∑ x 2− ( ∑ X 2 )
n (n−1)
s y =√ n . ∑ Y −¿ ¿ ¿ ¿ ¿
2
2

49
S besar
F=
S kecil

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisi statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai

kecenderungan data hasil penelitian yaitu dengan menguraikan atau

menjabarkan data-data variabel penelitian seperti : mean, median, range dan

standar deviasi. Untuk statistik deskriptif masing-masing variabel diukur nilai

pemusatanya dengan langkah:

1) Mencari nilai Skor Maksimal ideal, Skor Minimum ideal, Mean

ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi).

2) Mencari rata-rata ideal (Mi) adalah ½ (Skor maksimal ideal + skor

minimal ideal)

3) Mencari standar deviasi ideal digunakan rumus 1/6 (skor maksimal

ideal- skor minimal ideal).

4) Selanjutnya, nilai standar deviasi ideal (SDi) dan rata-rata/mean

ideal (Mi) dikonversikan ke dalam 5 (lima) kategori nilai kecenderungan dengan

kriteria sebagai beriku:

Mi + 1,5 SDi – Mi + 3,0 SDi = Sangat Tinggi

Mi + 0,5 SDi – Mi + 1,5 SDi = Tinggi

Mi – 0,5 SDi – Mi + 0,5 SDi = Sedang

Mi - 1,5 SDi Mi – 0,5 SDi = Rendah

Mi – 3,0 SDi – Mi – 1,5 SDi = Sangat Rendah ( Sudijono, 2013: 329)

50
3.8.2 Uji Prasyarat

3.8.2.1 Uji normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui data yang terus menerus

sahihnya itu nomor atau tidak, data yang normal selanjutnya bisa dianalisis

dengan metode Produck moment person, atau metode rank spearman. Untuk

melakukan uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan kolmogorov

Smirnov atau Shapiro wilk yakni dengan dengan melihat nilai probabilitas atau

sig. (ketentuan sig. > 0,05berdistribusi normal (simetris) atau dengan penyebaran

data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Apabila distribusi normal maka

akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotting data akan dibandingkan

dengan garis digonal (santoso,2008). Dalam penelitian uji normalitas dilakukan

dengan bantuan program SPSS 19.

3.8.2.2 Uji Linearitas

Uji linieritas merupakan analisis statistik yang dapat digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

bersifat linier atau tidak.Selanjutnya Fhitung dikonsultasikan dengan Ftabel pada

taraf signifikan 5%. Apabila Fhitung lebih besar atau samadengan Ftabel maka

terdapat hubungan linier antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika

Fhitung lebih kecil Ftabel maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel

terikat tidak linier.

3.8.2.3 Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali,

51
2006:95). Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat dilakukan dengan

mengkorelasikan antara variabel bebas dan dapat dilihat dari nilai VIF. korelasi

antara variabel bebas nilai toleransinya melebihi 0,01 dan nilai VIF < 10 dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung multikolinieritas. (Ghozali,

2006:96).

3.9 Uji Hipoteis

3.9.1 Uji t

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen (lingkungan teman

sebaya dan media sosial ) maka masing-masing variabel tersebut akan diuji untuk

mengetahu pengaruhnya terhadap variabel dependen (minat belajar). Menurut

Priyanto (2010:86) Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen

secara parsial terhadap variabel dependen. Suatu variabel akan memiliki pengaruh

yang berarti jika nilai thitung variabel tersebut lebih besar dibandingkan dengan

ttabel. Dalam penelitian ini, uji t dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Dengan

ketentuan thitung > ttabel maka korelasi antara kedua variabel tersebut signifikan,

pada taraf signifikan = 0,05.

3.9.2 Uji Simultan(Uji F)

Untuk mengetahui pengaruh keseluruhan variabel independen (lingkungan

teman sebaya dan media sosial) terhadap variabel dependen (minatbelajar) maka

dilakukan uji F. Menurut Priyanto (2010:83) uji F digunakan untuk menguji

pengaruh variabel indipenden secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Dalam penelitian ini, uji F dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. jika fhitung <

52
ftabel maka Ho diterima, jika fhitung > ftabel maka Ho ditolak. Taraf signifikansi

meggunakan 0,05.

3.9.3 Uji Regresi Berganda

Analisis berganda dipergunakan untuk meramalkan perubahan variable

satu disebabkan oleh variable yang lain.regresi dilakukan untuk menentukan

minat belajar (Y) yang disebabkan oleh lingkungan teman sebaya (X1) media

sosial (X2). Menurut Sugiyono (2016:267) analisis regresi ganda dengan dua

persamaan .digunakan uji regresi ganda dengan rumus:

y= a+ bX₁ + bX₂

Keterangan:

Y = Kriterium

A = konstanta

B = koefisien

X = predictor ( X₁ dan X₂ )

53

Anda mungkin juga menyukai