Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.

Dalam transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan

istilah ekspor-impor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan

tidak lebih dari membeli dan menjual baramg antara pengusaha-pengusaha yang

bertempat di negara-negara yang berbeda. Namun dalam pertukaran barang dan

jasa yang menyeberangi laut dan darat itu tidak jarang timbul berbagai masalah

yang kompleks antara pengusaha-pengusaha yang mempunyai bahasa,

kebudayaan,adat istiadat dan cara yang berbeda-beda1.

Dengan istilah ekspor-impor dalam mewujudkan peraturan perundangundangan

yang berlandaskan pancasila dan undang- undang dasar 1945, yang di

dalamnya terkandung asas keadilan Terjadinya perdagangan dapat memberi

pengaruh positif dan pengaruh negatif, menjunjung tinggi hak setiap angota

masyarakat dan menempatkan kewajiban pabean sebagai kewajiban

kewarganegaraan yang mencerminkan peran serta anggota masyarakat dalam

menghimpun dana, maka peraturan perundang-undangan kepabeanan ini

1
sebagai hukum fiskal yang harus dapat menjamin perlindungan kepentingan

masyarakat, kelancaran arus barang, orang dan dokumen yang optimal, dan

menciptakan iklim usaha yang dapat lebih mendorong laju pembangunan

nasional.

Dalam bidang impor, yang diperlukan untuk menunjang barang-barang

ekspor tadi, umumnya yang diimpor adalah bahan baku industri, mesin-mesin,

bahan-bahan kimia, ditambah dengan barang-barang modal untuk pelaksanaan

pembangunan. Selain itu impor juga menyangkut bahan / barang kebutuhan

konsumsi yang belum dapat di produksi dalam negeri.

Pengaruh keseluruhan dari perdagangan ekspor-impor ini tanpa

memandang penyebab-penyebabnya adalah untuk memberikan keuntungan bagi

negara-negara yang mengimpor dan mengekspor barang-barang tersebut.

Transaksi ekspor- impor secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi dari negara-negara yang terlibat didalamnya.

Terjadinya perdagangan dapat memberi pengaruh positif dan pengaruh

negatif terhadap suatu negara, pengaruh positif dari suatu perdagangan

internasional adalah dapat meningkatkan kemakmuran warga negaranya dan

menjadi stimulan pertumbuhan industri dalam negeri, sedangkan pengaruh

2
negatif dari suatu perdagangan internasional adalah menghambat pertumbuhan

industri dalam negeri dalam mendapatkan devisa

Dalam kaitannya dengan perdagangan internasional, Direktorat Jendral

Bea dan Cukai merupakan institusi yang berfungsi sebagai pintu gerbang lalu

lintas arus barang dalam perdagangan internasional, oleh karena itu Direktorat

Jendral Bea dan Cukai dituntut semaksimal mungkin dapat memberikan

pengaruh positif dan memaksimalkan pengaruh negatif dalam perdagangan di

Indonesia.

nstansi kepabeanan menyadari bahwa upaya penyimpangan, pemalsuan

(fraud) dan penyelundupan terjadi di belahan dunia manapun, termasuk negara

kita. Untuk itulah dalam meninkatkan efektifitas pengawasan dalam rangka

mengoptimalkan pencegahan dan penindakan penyelundupan, perlu peraturan

yang lebih jelas dalam pelaksanaaan kepabeanan3.

Dalam rangka mengatasi hal tersebut ada tiga hal yang mendasari tugas

dan peran kepabeanan, yaitu pertama kedisiplinan dalam melaksanakan tugas

pengawasan dan pelayanan terhadap masyarakat. Kedua, adanya dasar hukum

yang kuat untuk melaksanakan otoritas dalam mengambil tindakan yang

diperlukan terutama dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap

3
instansi ini. Ketiga, mengantisipasi perubahan sesuai dengan tuntutan dunia

perdagangan internasional.

.Berdasarkan hal-hal tersebut, pemerintah bersama dengan Dewan

Perwakilan Rakyat berupaya untuk mengadakan perubahan Terhadap

UndanUndang Kepabeanan Nomor 17 Tahun 2006 yang merupakan pengganti

atas

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995. Perubahan ini meliputi unsur-unsur :

1. Keadilan.

2. Transparansi.

3. Akuntabilitas.

Pelayanan publik dan pembinaan pegawai yang diperlukan dalam

mendukung upaya peningkatan dan pengembangan perekonomian

nasional yang berkaitan dengan perdagangan global.

Negara Indonesia sebagai negara hukum menghendaki terwujudnya

sistem hukum fleksibel yang mantap dan mengabdi kepada kepentingan

nasioanal, bersumber pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 yang

didalamnya terkandung asas Keadilan, menjunjung tinggi hak setiap anggota

masyarakat dan menempatkan kewajiban pabean sebagai kewajiban

kewarganegaraan yang mencerminkan peran serta anggota masyarakat dalam

4
menghimpun dana, maka Peraturan Perundang-undangan Kepabeanan ini

sebagai hukum fiskal yang harus dapat menjamin perlindungan kepentingan

masyarakat, kelancaran arus barang, orang dan dokumen yang optimal, dan

menciptakan iklim usaha yang dapat lebih mendorong laju pembangunan

nasional.

Dalam rangka mencapai tujuan yang dimaksud tersebut, aparatur

Kepabeanan dituntut untuk memberikan pelayanan yang semakin baik, efektif

dan efisien sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

Undang-undang Kepabeanan telah memperhatikan aspek-aspek :

penerimaan, sehingga dapat menjamin

peningkatan penerimaan dan dapat mengantisipasi semua kebutuhan

peningkatan pembiayaan pembangunan nasional.

a. Penetapan pengawasan dan san Keadilan, sehingga kewajiban pabean

hanya dibebankan kepada anggotamasyarakat yang melakukan kegiatan

Kepabeanan dan terhadap merekadiperlakukan sama dalam hal dan

kondisi yang sama;

b. Pemberian insentif yang akan memberikan manfaat bagi pertumbuhan

perekonomian nasional yang antara lain berupa fasilitas tempat

penimbunan berikat, serta pembebasan bea masuk atau impor

barangsebelum pelunasan bea masuk dilakukan;

5
c. Netralisasi dalam pemungutan, sehingga distorsi yang mengganggu

perekonomian nasional dapat dihindari

d. ;Kelayakan administrasi, merupakan pelaksanaan administrasi

Kepabeanan dapat dilaksanakan lebih tertib, terkendali sederhana

danmudah dipakai oleh anggota masyarakat sehngga tidak terjadi

duplikasi.Oleh karena itu biaya administrasi dapat diberikan serendah

mungkin;

e. Kepentingan penerimaan Negara, dalam arti ketentuan dalam

undangundang ini memperhatikan segi-segi stabilitas, potensial, dan

fleksibilitas dari suatu ksi dalam upaya agar ketentuan diatur dalam

undang-undang ini ditaati;

f. Wawasan Nusantara, sehinga ketentuan undang-undang ini diberlakukan

di daerah Pabean meliputi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,

dimana Indonesia mempunyai kedaulatan dan hak berdaulat yaitu, perairan

nusantara, laut wilayah, zona ekonomi eksekutif, landasan kontinen dan

selat yang digunakan untuk pelayaran internasional.

Undang-undang Kepabeanan ini juga mengatur hal-hal baru yang

sebelumnya tidak diatur dalam ketiga peraturan perundang-undangan yang

digantikannya, antara lain ketentuan tentang bea masuk anti dumping dan bea

masuk imbalan, pengendalian impor atau ekspor barang hasil pelanggaran hak

atas kekayaan intelektual, pembebanan semua administrasi, penyidikan dan

lembaga banding.

6
Selain itu untuk menempatkan pelayanan kelancaran arus barang, orang

dan dukomen agar menjadi semakin baik, efektif, dan efisien, maka diatur pula

antara lain :

a. Pelaksanaan pemeriksaan secara selektif

b. Penyerahan pemberitahuan Pabean melalui media elektronik(hubungan

antara komputer)

c. Pengawasan dan pengamanan impor atau ekspor yang pelaksanaannya

dititik beratkan pada audit di bidang Kepabeanan terhadap pembukuan

perusahaan.

d. Peran serta anggota masyarakat untuk bertanggung jawab atas bea masuk

dengan menghitung dan membayar sendiri bea masuk yang terutang (self

assessment), dengan tetap memperhatikan pelaksanaan ketentuan larangan

atau pembatasan yang berkaitan dengan impor atau ekspor barang seperti

pornografi, narkotika, uang palsu dan senjata api.

Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam

perkonomian setiap negara. Dewasa ini tidak ada satu negara pun di dunia

yang tidak melakukan hubungan dagang dengan pihak luar negeri.

Perekonomian setiap negara praktis sudah terbuka bagi dan terjalin dengan

dunia internasional. Perekonomian tertutup hanya ada dalam tertutup hanya

ada dalam teori. Begitu juga dengan Indonesia. Perdagangan luar negeri

menjadi semakin penting, bukan saja dalam kaitan dengan haluan

pembangunan yang berorientasi ke luar, yakni membidik masyarakat di

7
negara- negara lain sebagai pasar hasil-hasil produksi dalam negeri, tapi juga

pengadaan barang-barang modal untuk memacu industry dalam negeri.

Mengenali kecenderungan serta kinerja ekspor dan impor dapat diketahui

keunggulan dan kelemahan ekspor negara yang bersangkutan, perilaku

konsumsi masyarakat, serta kerentanan sektor industri negara itu akan

kesinambungan pasok bahan baku atau barang modal dari luar negeri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ekspor impor beserta syarat-syaratnya ?

2. Bagaimana perkembangan ekspor impor Indonesia sampai saat ini ?

3. Apa saja manfaat ekspor dan impor ?

1.3 Tujuan Penulisan

2. Memahami apa yang dimaksud dengan ekspor impor beserta syarat-

syaratnya

3. Mengetahui keadaan ekspor impor Indonesia sampai saat ini

4. Memahami manfaat dari kegiatan ekspor dan impor

8
BAB II

LANDASAN TEORITIS

1. Ekspor

a. Pengertian Ekspor

Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan

barang-barang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang

berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara

ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada

suatu tahun tertentu.

Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan

barang-barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan yang

berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara

ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada

suatu tahun tertentu. Ekspor adalah salah satu sektor perekonomian yang

memegang peranan penting melalui perluasan pasar antara beberapa negara, di

mana dapat mengadakan perluasan dalam suatu industri, sehingga mendorong

dalam industri lain, selanjutnya mendorong sektor lainnya dari perekonomian.

9
b. Peranan Sektor Ekspor

Ekspor salah satu sektor perekonomian yang memegang peranan penting

dalam melalui perluasan pasar sektor industri akan mendorong sektor industry

lainnya dan perekonomian (Meier, 1996:313). Kesimpulannya ekspor sangat

berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah yang mengakibatkan kurs rupiah melemah

maupun menguat.

Peranan sektor ekspor antara lain:

1) Mempeluas pasar diseberang lautan bagi barang-barang tertentu, seperti yang

ditekankan oleh para ahli ekonomi klasik, suatu industri dapat tumbuh dengan

cepat jika industry itu dapat menjual hasilnya diseberang lautan daripada hanya

dalam pasar negeri yang sempit.

2) Ekspor menciptakan permintaan efektif yang baru. Akibatnya barang-barang

dipasar dalam negeri mencari inovasi yang ditujukan untuk menaikkan

produktivitas.

3) Perluasan kegiatan ekspor mempermudah pembangunan, karena industry

tertentu

tumbuh tanpa membutuhkan investasi dalam capital social sebanyak yang

dibutuhkan seandainya barang-barang tersebut akan dijual didalam negeri,

10
misalnya karena sempitnya pasar dalam negeri akibat tingkat pendapatan rill yang

rendah atau hubungan transportasi yang memadai.

c. Prosedur Ekspor

Prosedur ekspor adalah langkah-langkah atau persyaratan-persyaratan yang

harus dipenuhi untuk melaksanakan kegiatan ekspor barang. Dalam hal ini

prosedur ekspor termasuk pengurusan dokumen-dokumen ekspor, persiapan

barang ekspor, dan hal pembiayaan. Berikut adalah langkah-langkah untuk

melengkapi prosedur ekspor :

1) Korespondensi, yaitu eksportir melakukan korespondensi dengan importir di

luar

negeri untuk menawarkan komoditas yang mau dijual.

2) Pembuatan Kontrak Dagang, setelah importir setuju dengan semua kondisi

yang

ditawarkan oleh eksportir, kontrak dagang segera dibuat.

3) Penerbitan Letter of Credit (L/C), importir membuka L/C melalui bank

koresponden di negaranya dan mengirimkan L/C tersebut ke bank devisa yang

ditunjuk eksportir di Indonesia. L/C ekspor syariah, menurut Fatwa DSN-MUI

No. 35/DSN MUI/IX/2002 adalah surat pernyataan akan membayar kepada

eksportir yang diterbitkan oleh bank untuk memfasilitasi perdagangan ekspor

11
dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai prinsip syariah. L/C ekspor-impor

dalam pelaksanaannya dapat menggunakan akad-akad wakalah bil ujrah, qardh,

mudharabah, musyarakah dan al-bai’. Apabila menggunakan akad wakalah bil

ujrah, ketentuan yang harus diikuti adalah:

(a) Bank mengurus dokumen-dokumen ekspor.

(b) Bank menagih (collection) ke bank penerbit L/C (issuing bank).

(c) Selanjutnya dibayarkan kepada eksportir setelah dikurangi ujrah.

(d) Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal,

bukan dalam persentase.

Bila menggunakan akad wakalah bil ujrah dan qardh, ketentuan yang harus diikuti

adalah:

(a) Bank mengurus dokumen-dokumen ekspor.

(b) Bank menagih ke bank penerbit L/C.

(c) Bank memberi dana talangan (qardh) kepada nasabah eksportir sebesar harga

barang ekspor.

(d) Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal,

bukan dalam bentuk persentase.

(e) Pembayaran ujrah dapat diambil dari dana talangan sesuai kesepakatan dalam

12
akad.

(f) Antara akad wakalah bil ujrah dan akad qardh tidak dibolehkan ada

keterkaitan(ta’alluq) (Stronghawa, 2013).

4) Mempersiapkan barang ekspor, dengan diterimanya L/C, eksportir segera

mempersiapkan barang yang dipesan importir.

5) Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), pendaftaran dilakukan ke

bank devisa dengan melampirkan keterangan sanggup membayar apabila

barang ekspornya terkena pajak ekspor.

6) Pemesanan ruang kapal, dilakukan eksportir ke Perusahaan. Pelayaran

Samudera atau perusahaan penerbangan.

7) Pengiriman barang ke pelabuhan. Tahapan ini dapat dilakukan oleh eksportir

sendiri melalui perusahaan jasa pengiriman barang.

8) Pemeriksaan Bea Cukai, pihak Bea Cukai akan memeriksa barang-barang yang

akan di ekspor beserta dokumennya. Setelah itu ia akan mendatangani

pernyataan persetujuan muat yang ada pada PEB.

9) Pemuatan barang ke kapal. Setelah PEB ditandatangani oleh pihak Bea Cukai,

barang bisa dimuat ke kapal. Kemudian pihak pelayaran akan memberikan B/L

kepada Eksportir.

13
10) Surat Keterangan Asal Barang (SKA), surat ini bisa diperoleh dari Kanwil

Depperindag atau kantor Depperindag setempat.

11) Pencairan L/C, apabila barang sudah dikapalkan, eksportir bisa mencairkan

L/C ke bank dengan menyerahkan syarat B/L, faktur, packing list.

12) Pengiriman barang ke importir.

d. Dokumen Ekspor

Ada beberapa jenis dokumen yang diperlukan dalam melakukan ekspor

antara lain:

1) Invoice

Invoice adalah dokumen nota/ faktur penjualan barang ekpor/impor.

Diterbitkan oleh penjual/ eksportir/ pengirim barang. Di dalam invoice ini wajib

mencantumkan: nomer dan tanggal dokumen invoice, Nama pembeli/ importir/

penerima barang/ consignee/ applicant, Nama barang, harga per unit (dijual

berdasarkan, pcs/ kgm/ cbm/ dozen/ lainnya), harga total seluruh barang, cara

penyerahan barang (FOB, CNF, CIF / lainnya). Hal-hal diatas perlu ditulis

didalam invoice, adapun informasi lain dapat disertakan seperti: nama kapal/

pesawat, no container, tempat muat dan bongkar dan sebagainya. Invoice ini juga

14
digunakan sebagai dasar untuk menghitung pajak / pungutan negara.

2) Packing List

Packing list adalah merupakan dokumen packing / kemasan yang

menunjukkan jumlah, jenis serta berat dari barang ekspor/impor. Juga merupakan

penjelasan dari uraian barang yang disebut di dalam commercial invoice.

Diterbitkan oleh penjual/ eksportir/ pengirim barang. Di dalam Packing List ini

wajib mencantumkan: nomer dan tanggal dokumen packing list, nama pembeli /

importir / penerima barang / consignee / applicant, nama barang, jumlah dan jenis

pengemas, berat bersih dan kotor dari barang barang tercantum. Hal-hal diatas

perlu ditulis, adapun informasi lain dapat disertakan seperti: nama kapal/ pesawat,

no. container, tempat muat dan bongkar dan sebagainya. Packing list ini juga

digunakan sebagai dasar pemeriksaan barang oleh pihak-pihak terkait.

3) COO/ SKA

COO (Certificate of origin) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan

Surat Keterangan Asal (SKA) merupakan suatu dokumen yang berdasarkan

kesepakatan dalam suatu perjanjian antar negara baik perjanjian bilateral, regional

15
maupun multilateral. Dokumen tersebut fungsinya sebagai “surat keterangan”

yang menyatakan bahwa barang yang diekspor (atau diimpor) berasal dari suatu

negara yang telah membuat suatu kesepakatan (agreement) dengan negara

tersebut. Biasanya aggreement tersebut berkaitan dengan skema Free Trade Area

dalam perdagangan internasional.

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa Certificate Of

Origin (COO) atau Surat Keterangan Asal (SKA) merupakan dokumen yang

dibuat oleh eksportir (seller) dan disertakan pada saat mengirim /mengekspor

barang ke suatu negara tertentu dimana negara penerima barang tersebut telah

menyepakati suatu perjanjian untuk memberikan suatu kemudahan bagi barang

dari negara asal (origin) untuk memasuki negara tujuan tersebut, sebagai contoh

kemudahan berupa keringanan bea masuk atau dengan kata lain fasilitas19

preferensi berupa pembebasan sebagian atau keseluruhan bea masuk impor yang

diberikan oleh negara tertentu. Selain itu SKA juga berfungsi sebagai dokumen

yang menerangkan bahwa barang ekspor tersebut benar-benar berasal, dihasilkan

atau diolah di negara asal yang disebutkan di dalamnya.

4) L/C

16
Letter of credit (L/C) adalah surat dari bank ditujukan kepada eksportir yang

menyatakan atas nama nasabah mereka (importir) akan membayar atau

mengaksep draft yang diterbitkan oleh eksportir, dengan ketentuan semua syarat

yang ditentukan dalam L/C telah dipenuhi. L/C pada umumnya cenderung

ditujukan untuk kepentingan eksportir dan sebagai akibatnya eksportir akan

mendesak importir agar menerbitkan L/C guna kepentingannya sebelum

pengapalan barang terjadi. L/C dapat dikeluarkan oleh pedagang importir sendiri

(merchant’s L/C) tetapi mengingatresikonya maka sering dikehendaki L/C yang

dikeluarkan oleh bank (banker’s L/C).

Dari sudut pandangan importir, L/C yang ia minta untuk diterbitkan oleh

sebuah bank tertentu adalah import credit (outward credit) dan biasanya L/C

tersebut dinamakan demikian oleh importir dan bank penerbit L/C (opening/

issuing bank). Sebaliknya dari sudut pandangan advising bank yang meneruskan

L/C tersebut kepada eksportir atau melakukan pembayaran bertindak sebagai

negotiating bank, L/C tersebut dinamakan export credit (inward credit).

5) B/L

Bill of lading (B/L) adalah dokumen perjalanan atau pemuatan. B/L

17
dikeluarkan oleh pihak pengangkut baik pelayaran, penerbangan atau lainnya

atau20

agennya yang menunjukkan bahwa pengirim mengirimkan barangnya dengan

kesepakatan yang tertulis di dalam B/L tersebut. B/L ini jika oleh pelayaran lazim

disebut Bill Of Lading (B/L) namun untuk maskapai penerbangan disebut

Airwaybill, atau bahkan ada sebutan lain Ocean B/L, Marine B/L, Sea waybill.

Apapun sebutan itu pada dasarnya sama adalah dokumen pengangkut, dan semua

itu adalah dalam kategori B/L. Pendeknya B/L adalah bukti penyerahan /

pengiriman barang dari pengirim kepada pelayaran untuk mengirimkan barangnya

sampai ke tempat tujuan yang ditunjuk oleh si pengirim. Jadi B/L dapat berfungsi

sebagai: Dokumen penyerahan barang dari eksportir kepada pihak ekspedisi,

Dokumen kontrak perjalanan antara eksportir dengan perusahaan ekspedisi,

Dokumen kepemilikan barang yang tertera dalam dokumen B/L. Dalam B/L

wajib disebutkan: nomer dan tanggal B/L dan ditandatangani yang mengeluarkan,

nama pengirim, penerima barang, pelabuhan muat, bongkar, nama sarana

pengangkut, nama kapal atau pesawat dan nomor perjalanannya, nama, jumlah

dan jenis barangnya, berat bersih atau kotor barang, model penyerahan barang,

ongkos perjalanan dibayar dimuka atau dibelakang.

18
6) Sales Contract

Sales contract adalah dokumen/surat persetujuan antara penjual dan

pembeli yang merupakan follow-up dari purchase order yang diminta importer.

Isinya mengenai syarat-syarat pembayaran barang yang akan dijual, seperti harga,

mutu, jumlah, cara pengangkutan, pembayaran asuransi dan sebagainya. Kontrak

ini merupakan dasar bagi pembeli untuk mengisi aplikasi pembukaan L/C kepada

Bank.

e. Strategi Ekspor Secara Umum

Strategi ekspor berkaitan dengan masalah strategi yang dapat memberikan

peluang lestarinya status komoditi ekspor sebagai market leader. Empat alternatif

strategi yang lain dikenal dengan fou Generic International Strategis secara

ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Dynamic high Technology Strategy (DHTS)

Yaitu strategi yang dapat memberikan peluang kepada perusahaan untuk

menjadi market leader melalui inovasi teknologi yang tepat dan dilakukan secara

terus-menerus. Untuk menjalankan strategi ini perusahaan harus memberikan

perhatian dan prioritas yang tinggi terhadap masalah R dan D (Research and

19
Development) dan melakukan strategic partnership.

2) Low of Stable Technology Strategy (LSTS)

Strategi ini memberikan peluang kepada perusahaan untuk menjadi market

leader karena kemampuannya memelihara brand identity economic of scale,

manufacturing knowhow, standar produksi, dan penyediaan suku cadang yang

terdapat secara global. Kalau dilihat persyaratan strateginya, sebenarnya yang

diperlukan oleh perusahaan adalah bagaimana dapat memelihara citra perusahaan

dan reputasi bisnisnya. Advanced Management Skills Strategy (AMMS) Yaitu

strategi yang memberikan peluang pada perusahaan untuk menjadi market leader

karena kemampuannya menerapkan manajemen yang tepat, khususnya dalam hal

pemasaran dan koordinasi, untuk itu, perusahaan harus memiliki perencanaan

yang baik dalam bidang manajemen pemasaran, keuangan, dan organisasi.

2. Impor

a. Pengertian Impor

Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean.

Transaksi impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar

negeri ke dalam daerah pabean Indonesia dengan mematuhi ketentuan peraturan

20
perudang-undangan yang berlaku5. Menurut Susilo impor bisa diartikan sebagai

kegiatan memasukkan barang dari suatu negara (luar negeri) ke dalam wilayah

pabean negara lain.6 Pengertian ini memiliki arti bahwa kegiatan impor berarti

melibatkan dua negara. Dalam hal ini bisa diwakili oleh kepentingan dua

perusahaan antar dua negara tersebut, yang berbeda dan pastinya juga peraturan

serta bertindak sebagai supplier dan satunya bertindak sebagai negara penerima.

Impor adalah membeli barang-barang dari luar negeri sesuai dengan ketentuan

pemerintah yang dibayar dengan menggunakan valuta asing.

Dasar hukum peraturan mengenai Tatalaksana Impor diatur dalam negeri)

dikenakan bea masuk kecuali dibebaskan atau diberikan pembebasan.

Dengan kata lain seseorang atau badan usaha yang ditetapkan sebagai importir

wajib membayar bea masuk dan pajak sebagaimana yang telah ditetapkan

pemerintah.8 Sehingga dapat disimpulkan bahwa impor yaitu kegiatan

perdagangan internasional dengan cara memasukkan barang ke wilayah pabean

Indonesia yang dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang bergerak

dibidang ekspor impor dengan mematuhi ketentuan peraturan perundangundangan

yang berlaku yang dikenakan bea masuk.

b. Prosedur Impor

21
Menurut PT Mitra Kargo Indonesia prosedur impor barang adalah sebagai

berikut:

1) Importir dalam negeri dan supplier dari luar negeri mengadakan

korespondensi dan tawar-menawar harga yang akan di impor.

2) Jika sudah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, maka dibuat

perjanjian jual-beli (sales contract).

3) Importir membuka LC ke Bank Devisa dalam negeri.

4) Bank Devisa dalam Negeri memberitahukan kepada Bank Korespondensi

Luar Negeri tentang pembukaan LC nya.

5) Bank Koresponden Luar Negeri menghubungi Eksportir Luar Negeri.

6) Eksportir Luar Negeri pesan tempat (ruangan) ke agen-agen pelayaran,

dengan maksud agar dapat dimuat-dikirim. 7) Eksportir menyerahkan Invoice,

Packing List lembar asli kepada Bank Luar

Negeri dan menarik weselnya sedangkan duplikat dokumen-dokumen di atas

dikirim langsung kepada importir.

8) Bank Luar Negeri mengirim dokumen kepada Bank Devisa dalam negeri.

9) Bank Devisa dalam negeri menyerahkan dokumen-dokumen asli kepada

importir.

22
10) Importir menyerahkan dokumen-dokumen surat kuasa ke EMKL

11) EMKL menukar konosemen asli dengan DO kepada agen perkapalan dan

membuat PPUD berdasarkan dokumen, serta membayar bea masuk PPN

importir dll.

12) Barang keluar ke peredaran bebas/diserahkan kepada importir.

c. Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor

Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan

atau lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean dan pemungutan bea

masuk (UU.No.10/95). Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang

Kepabeanan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2006 Kep. Menkeu No. 453/KMK 04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di

Bidang Impor, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Kep.

Menkeu No.112/KMK 04/2003. Kep. DJBC No. KEP-07/BC/2003 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor yang telah

beberapa kali di ubah terakhir dengan peraturan DJBC No.112/mk 04/2003.

1) Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah

daratan, perairan, dan ruang udara di atasnya serta tempat-tempat tertentu di

23
Zona Ekonomi Eksklusif dan landasan kontinen yang di dalamnya berlaku

Undang-Undang No.10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

2) Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut,

bandar udara atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang

sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jendral Bea dan Cukai.

3) Impor untuk dipakai

(a) Memasukkan barang ke dalam daerah pabean dengan tujuan untuk dipakai

oleh orang yang berdomisili di Indonesia.

(b) Memasukan barang ke dalam daerah pabean untuk dimiliki atau dikuasai oleh

orang yang berdomisili di Indonesia.

4) Pengeluaran barang impor untuk dipakai setelah :

(a) Diserahkan pemberitahuan pabean dan dilunasi bea masuk dan PDRI.

(b) Diserahkan pemberitahuan pabean dan jaminan.

(c) Diserahkan dokumen pelengkap pabean dan jaminan

5) Penjaluran dan Kriteria Penjaluran

Barang impor yang telah diajukan PIB dilakukan pemeriksaan pabean

secara selektif, dalam rangka pemeriksaan pabean secara selektif inilah ditetapkan

jalur pengeluaran barang, yaitu :

24
(a) Jalur merah

Jalur merah adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang

impor dengan dilakukan pemeriksaan fisik, dan dilakukan penelitian dokumen26

sebelum diterbitkannya Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB). Berikut

adalah kriteria jalur merah:

(1) Importir baru adalah orang atau perusahaan yang memasukkan barang-barang

dari luar negeri atau mengimpor barang untuk pertama kalinya.

(2) Importir yang termasuk dalam kategori risiko tinggi adalah importir yang

tingkat pelanggarannya tinggi atau importir yang telah banyak melakukan

pelanggaran ketentuan pabean.

(3) Barang impor sementara adalah barang yang di impor untuk sementara waktu

yang selanjutnya akan diekspor kembali.

(4) Barang re-impor adalah barang ekspor yang karena sebab tertentu diimpor

kembali. Sebab-sebab barang re-impor adalah sebagai berikut:

- Terkena pemeriksaan acak.

- Barang impor tertentu yang ditetapkan pemerintah.

- Barang impor yang termasuk dalam komoditi berisiko tinggi dan/atau berasal

dari negara yang berisiko tinggi.

25
(5) Pemberitahuan pabean

- Pemberitahuan Impor Barang (PIB), dibuat dengan modul importir/PPJK

- Dokumen pelengkap pabean antara lain:

 PIB adalah pemberitahuan pabean untuk pengeluaran barang yang diimpor

untuk dipakai.

 Invoice adalah daftar barang kiriman yang dilengkapi dengan nama,

jumlah dan harga yang harus dibayar oleh pembeli.27

 Packing List adalah dokumen yang menerangkan tentang jenis, jumlah,

berat dan volume barang/komoditi dalam perdagangan internasional.

 Bill of Lading adalah dokumen perjalanan barang melalui laut/dokumen

pengapalan yang menyatakan bukti penerimaan barang bukti kepemilikan

barang dan bukti adanya kontrak/perjanjian pengangkutan.

 Polis Asuransi adalah suatu perjanjian asuransi ataupun pertanggungan

untuk melindungi barang dari berbagai macam resiko.

 Surat Setoran Pabean Cukai Pajak (SSPCP) adalah formulir yang

digunakan oleh wajib pajak untuk melakukan penyetoran pungutan serta

pajak-pajak dalam rangka impor seperti cukai, bea masuk, PPN/PPn-BM,

PPh pasal22impor.

26
 Surat Kuasa adalah sebuah surat yang menyatakan pemberian wewenang

untuk melakukan sebuah kegiatan dari pemberi kuasa kepada penerima

kuasa yang keduanya menyertakan bukti sah dengan pernyataan disetai

materai atau tanda tangan sebagai bukti.10

(b) Jalur hijau

Jalur hijau adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang

impor dengan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi dilakukan penelitian

dokumen setelah diterbitkannya Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).

Jalur hijau memiliki kriteria sebagai berikut:

- Importir yang berisiko menengah yang mengimpor komoditi beresiko rendah. -

Importir yang beresiko rendah yang mengimpor komoditi beresiko rendah

atau menengah.

(c) Jalur kuning

Jalur kuning adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang

impor dengan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi dilakukan penelitian

dokumen sebelum diterbitkannya Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).

Kriteria jalur kuning adalah sebagai berikut:

- Importir yang beresiko tinggi yang mengimpor komoditi beresiko rendah,

27
artinya importir tersebut belum terlalu dikenal kejujurannya oleh aparat Bea

dan Cukai. Lazimnya, mereka adalah importir pemula atau importir yang

pernah melakukan illegal activities dan masuk dalam daftar hitam.

- Importir yang beresiko menengah yang mengimpor komoditi beresiko

menengah.

(d) Jalur prioritas

Jalur Prioritas adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang

impor yang tidak dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen, setelah

ada penetapan dari Pemerintah terhadap importir jalur prioritas tersebut. Berikut

adalah kriteria jalur prioritas:

- Importir yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai importir jalur prioritas.

- Barang impor yang terkena pemeriksaan acak.

3. Nilai Tukar Rupiah

a. Pengerian Nilai Tukar

Nilai tukar atau kurs didefinisikan sebagai nilai suatu mata uang terhadap

mata uang lain. Sementara itu menurut Krugman menjelaskan nilai tukar sebagai

harga sebuah mata uang yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lain.

Perubahan nilai tukar ini menurut Paul Krugman dan Obstfeld dapat dibedakan

28
menjadi dua yaitu depresiasi dan apresiasi.

Depresiasi adalah penurunan nilai mata uang domestic terhadapmata uang

asing, sedangka apresiasi adalah kenaikan nilai mata uang domestic terhadap

mata uang asing. Bila kondisi lain tetap (ceteris paribus), maka depresiasi mata

uang suatu negara membuat harga barang-barang negara tersebut lebih murah

bagi pihak luar negeri sedangkan harga barang luar negeri menjadi lebih mahal

bagi pihak luar negeri.

2) Sebaliknya, apresiasi mata uang suatu negara menyebabkan harga barang

negara tersebut menjadi mahal bagi pihak luar negeri sedangkan harga barang

luar negeri menjadi lebih murah bagi pihak dalam negeri. Pengertian nilai tukar

dibedakan menjadi dua yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil.

3) Nilai tukar nominal adalah harga relatif mata uang antara dua negara. Jika nilai

tukar Rupiah terhadap USD adalah Rp 8.500,- per USD maka kita dapat

menukar 1 USD dengan Rp 8.500,- di pasar valuta asing.

4) Sedangkan nilai tukar riil adalah harga relatif dari suatu barang di antara dua

negara. Dengan demikian nilai tukar riil menunjukkan suatu nilai tukar barang

di suatu negara dengan negara lain. Nilai tukar riil ini sering disebut dengan

istilah term of trade. Umumnya, pergerakan nilai tukar secara relatif dapat

29
disebabkan oleh beberapa hal baik yang bersifat fundamental maupun non

fundamental. Faktor fundamental mencakup perubahan pada variabel-variabel

makro ekonomi seperti laju inflasi, pertumbuhan ekonomi dan perubahan trade

balance.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar

1) Dari Sisi Permintaan39

a) Faktor pembayaran impor. Semakin tinggi impor barang dan jasa yang

dilakukan, maka semakin besar permintaan akan mata uang asing yang

akhirnya akan membuat nilai tukar terdepresiasi

b) Faktor capital outflow. Semakin besar aliran modal yang keluar maka akan

semakin besar permintaan akan valuta asing dan akhirnya akan melemahkan

nilai rupiah

c) Kegiatan spekulasi. Semakin banyak kegiatan untuk tujuan spekulasi dalam

pasar valuta asing maka akan semakin besar permintaan terhadap valuta asing

sehingga akan menurunkan nilai rupiah.

2) Dari Sisi Penawaran

a) Penerimaan hasil ekspor. Semakin besar volume permintaan ekspor barang dan

jasa, maka semakin besar jumlah valuta asing yang dimiliki oleh suatu negara

30
dan pada gilirannya nilai tukar terhadap mata uang asing cenderung menguat

b) Aliran modal masuk (capital inflow). Semakin besar aliran modal masuk ke

Indonesia maka rupiah makin banyak dibutuhkan sehingga nilai tukar rupiah

cenderung menguat.

(d) Sistem Nilai Tukar

Secara garis besar sistem nilai tukar menurut Achjar Iljas dibedakan menjadi

3 yaitu:

a. Fixed Exchange Rate System

Dalam fixed exchange rate system (nilai tukar tetap), nilai tukar mata uang

asing yang berlaku di suatu negara ditentukan oleh pemerintah atau Bank Sentral.

Di Indonesia sistem ini pernah diterapkan pada periode 1970 – 1978. Pada

periode40

ini nilai tukar Rupiah pernah ditetapkan sebesar Rp 250,- per USD sedangkan

nilai tukar terhadap mata uang negara lain dihitung berdasarkan nilai tukar Rupiah

terhadap USD di bursa valuta asing dan di pasar Internasional.

b. Managed floating Exchange Rate System

Dalam managed floating exchange rate system (sistem nilai tukar

mengambang terkendali), nilai tukar dalam batas-batas tertentu dibiarkan

31
ditentukan oleh kekuatan pasar namun jika pergerakan dalam pasar valuta asing

menyebabkan nilai tukar menembus batas maka Bank sentral akan melakukan

intervensi dengan cara melakukan penjualan atau pembelian di pasar sehingga

menggiring nilai tukar kembali pada kisaran yang telah ditetapkan oleh Bank

Sentral sebelumnya.

c. Floating Exchange Rate System

Dalam floating exchange rate (sistem nilai tukar mengambang bebas), nilai

tukar ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran di pasar valuta asing.

Dengan demikian nilai tukar dibiarkan bergerak bebas sesuai dengan kekuatan

pasar yang ada. Di Indonesia sendiri, sistem nilai tukar mengambang bebas mulai

dianut sejak bulan Agustus 1997 karena sistem managed floating yang dianut

sebelumnya tidak mampu membendung fluktuasi nilai tukar yang terjadi di pasar

sehingga menembus batas atas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

d. Mekanisme Transmisi Nilai Tukar ke Tingkat Harga

Jalur transmisi perubahan harga yang berasal dari perubahan nilai tukar

dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Direct Pass-Through Effect41

Transmisi langsung nilai tukar terhadap harga diilustrasikan sebagai berikut,

32
jika pemerintah menurunkan BI Rate yang berdampak pada penurunan tingkat

suku bunga dalam negeri sehingga terjadi interest rate differential dengan tingkat

suku bunga luar negeri. Tingginya tingkat suku bunga luar negeri memicu

investor untuk mengalihkan portofolio domestik mereka ke portofolio asing

sehingga permintaan mata uang luar negeri akan meningkat dan membuat tekanan

terhadap rupiah meningkat, dengan kata lain rupiah terdepresiasi.

Depresiasi rupiah akan menyebabkan kenaikan harga barang-barang impor

(imported inflation). Dampak perubahan nilai tukar terhadap inflasi melalui impor

barang konsumsi tergolong dalam first direct pass-through, karena harga impor

barang tersebut dapat langsung mempengaruhi harga jual produk tersebut di

dalam negeri. Kelompok barang ini memiliki elastisitas yang tinggi terhadap

perubahan nilai tukar.

Dampak melalui impor bahan baku dan barang modal tergolong dalam

second direct pass-through, karena pembentukan harganya melalui proses

produksi terlebih dahulu. Kelompok ini memiliki elastisitas yang lebih rendah

terhadap perubahan nilai tukar dibandingkan kelompok barang konsumsi.

Besarnya pengaruh ini tergantung dari seberapa besar ketergantungan produksi

barang suatu negara terhadap bahan baku dan barang modal impor. Semakin

33
tinggi kandungan impornya maka semakin besar pengaruhnya.

2) Indirect Pass-Through Effect

Transmisi secara tidak langsung nilai tukar terhadap harga dapat

diilustrasikan sebagai berikut, jika pemerintah menurunkan BI Rate yang42

berdampak pada pada penurunan tingkat suku bunga dalam negeri sehingga

terjadi interest rate differential dengan tingkat suku bunga luar negeri. Tingginya

tingkat suku bunga luar negeri memicu investor untuk mengalihkan portofolio

domestik mereka ke portofolio asing sehingga permintaan mata uang luar negeri

akan meningkat dan membuat tekanan terhadap rupiah meningkat, dengan kata

lain rupiah terdepresiasi..

Depresiasi yang terjadi pada rupiah mengakibatkan harga barang dalam

negeri dinilai dengan mata uang asing menjadi lebih murah sehingga permintaan

ekspor akan meningkat. Sementara itu dengan makin mahalnya harga barang luar

negeri akan menyebabkan permintaan terhadap barang substitusi impor akan

meningkat pula. Peningkatan permintaan barang ekspor dan barang substitusi

impor tersebut akan meningkatkan harga barangbarang tersebut sehingga akhirnya

meningkatkan harga konsumen.

BAB III

34
PEMBAHASAN

1. Ekspor

Kegiatan ekspor merupakan salah satu faktor penentu dalam menentukan roda

perekonomian di negara kita. Seperti yang kita ketahui, Indonesia sebagai

negara yang sangat kaya raya dengan hasil bumi dan migas, selalu aktif terlibat

dalam perdagangan internasional.

Pengertian ekspor secara umum adalah Kegiatan menjual barang atau jasa

ke negara lain. Dalam Wikipedia bahasa Indonesia ekspor diartikan sebagai

proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara

legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah

tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk

memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya

membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun

penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya

adalah impor.

Sedangkan pengertian ekspor menurut UU Kepabeanan adalah kegiatan

mengeluarkan barang dari daerah pabean, dimana barang yang dimaksud terdiri

dari barang dari dalam negeri (daerah pabean), barang dari luar negeri (luar daerah

pabean), barang bekas atau baru.

35
a. Persyaratan Ekspor

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi eksportir ketika akan mengekspor, antara lain:

1. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah

Departemen Perindustrian dan Perdagangan Propinsi (Kanwil Deperindag), atau

Surat Ijin Usaha (SIU) oleh Departemen Tehnis atau Lembaga Pemerintah

2. Surat pengakuan sebagai eksportir atau importir terdaftar (Approved Exporter/

Importer) dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan khususnya untuk mata

dagangan yang diatur tata niaganya dan mata dagangan yang diawasi ekspor dan

impornya

3. Tanda Pengenal Perusahaan Eksportir Tertentu (TPPET) yang dikeluarkan

Departemen Keuangan kepada perusahan eksportir/ importir yang mendapat

fasilitas pembiayaan dari Bank Indonesia dan kemudahan kepabeanan dari Dirjen

Bea dan Cukai.

b. Dokumen Ekspor

Dokumen-dokumen yang harus dipenuhi ketika mengekspor barang diantaranya

adalah:

1. Dokumen Utama :

• PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)

adalah pemberitahuan oleh pemberitahu atas barang yang akan diekspor berdasarkan

dokumen pelengkap Pabean sesuai prinsip self asessment.

• B/L (Bill of Lading) untuk angkutan laut

adalah jenis dokumen yang digunakan untuk mengakui penerimaan kiriman barang.

36
• Invoice

Merupakan dokumen yang digunakan sebagai pernyataan tagihan yang harus dibayar

oleh customer.

• Packing List

Merupakan dokumen packing atau kemasan yang menunjukkan jumlah, jenis serta berat

dari barang ekspor atau impor. Juga merupakan penjelasan dari uraian barang yang

disebut di dalam commercial invoice.

2. Dokumen Pelengkap :

• SKA (Surat Keterangan Asal) / COO (Certificateof Origin)

Merupakan sertifikasi asal barang, dimana dinyatakan dalam sertifikat tersebut bahwa

barang atau komoditas yang diekspor adalah berasal dari daerah atau negara pengekspor.

• SM (Sertifikat Mutu)

Merupakan sertifikat yang menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan oleh produsen

atau produk yang diekspor bermutu.

• LPS- E (Laporan Pemeriksaan Surveyor - Ekspor)

c. Perkembangan Ekspor Migas dan Nonmigas Indonesia

Ekspor Indonesia pada Januari 2011 mengalami penurunan sebesar 14,11 persen

dibanding Desember 2010, yaitu dari US$16.829,9 juta menjadi US$14.454,5 juta. Bila

dibandingkan dengan Januari 2010, ekspor mengalami peningkatan sebesar 24,65 persen.

Penurunan ekspor Januari 2011 disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas

sebesar 12,04 persen, yaitu dari US$13.570,6 juta menjadi US$11.936,3 juta, selain itu juga

37
disebabkan turunnya ekspor migas sebesar 22,74 persen dari US$3.259,3 juta menjadi

US$2.518,2 juta. Lebih lanjut penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor

minyak mentah sebesar 34,46 persen menjadi US$816,4 juta. Demikian juga ekspor hasil

minyak turun sebesar 18,13 persen menjadi US$398,1 juta dan ekspor gas turun sebesar

14,65 persen menjadi US$1.303,7 juta. Sedangkan volume ekspor migas Januari 2011

terhadap Desember 2010 (berdasarkan data Pertamina dan BP Migas) untuk minyak mentah

dan hasil minyak masing-masing turun sebesar 39,42 persen dan 25,20 persen, demikian juga

gas juga turun sebesar 38,49 persen. Sementara itu, harga minyak mentah Indonesia di pasar

dunia naik dari US$91,37 per barel di Desember 2010 menjadi US$97,11 per barel di Januari

2011.

Akan tetapi jika dibandingkan dengan Januari 2010, nilai ekspor Januari 2011

mengalami peningkatan 24,65 persen. Peningkatan ini disebabkan naiknya ekspor nonmigas

sebesar 29,03 persen dan ekspor migas sebesar 7,39 persen.

Tabel 1 Ringkasan Perkembangan Ekspor Indonesia Januari 2011

% %
NILAI FOB (Juta US$)
%Peruba Peruba Peran

han han Jan thdp


URAIAN
Jan 2011 2011 total

Jan-10 Des-10 Jan-11 Jan-Des 10 thd Des terhada Jan

2010 p 2010 2011

Total Ekspor 11 595,9 16 829,9 14 454,5 157 779,1 -14,11 24,65 100

Migas 2 344,9 16 829,9 2 518,2 28 039,6 -22,74 24,65 17,42

M.Mentah 667,1 1 245,5 816,4 10 402,9 -34,46 22,38 5,65

38
Hasil Minyak 315,9 486,3 398,1 3 967,3 -18,13 26,04 2,75

Gas 1 361,9 1 527,5 1 303,7 13 669,4 -14,65 -4,27 9,02

Nonmigas 9 251,0 13 570,6 11 936,3 129 739,5 -12,04 29,03 82,58

Pertanian 364,7 386,7 6,03 2,68

Industri 6 712,2 9 287,3 38,37 64,25

Pertamb. Dll 2 174,1 2 262,3 4,06 15,65

• Ekspor Non Migas Menurut Golongan Barang

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Januari 2011 terhadap Desember 2010 terjadi

pada bijih, kerak dan abu logam sebesar US$600,0 juta sedangkan peningkatan terbesar pada

karet dan barang dari karet sebesar US$148,7 juta.

Tabel 2 Ekspor Nonmigas Beberapa Golongan Barang Januari 2011

Perubah
NILAI FOB (Juta US$)
an Jan % Peran

2011 thdp
GOL
thdp Des Total
BARANG
Jan-Des 2010 Nonmigas
Jan-10 Des-10 Jan-11
10 (Juta Januari

US$) 2011

Bhn bkr mineral 1 751,2 1 835,2 1 820,7 18 725,7 -14,5 15,25

39
Lemak & minyak

hewan/nabati 836,7 2 148,0 1 776,9 16 312,2 -371,1 14,89

Mesin/peralatan

listrik 673,2 889,2 857,3 10 373,2 -31,9 7,18

Karet & barang dari

karet 521,1 963,7 1 112,4 9 373,4 148,7 9,32

Bijih, kerak, & abu

logam 429,6 1 088,0 488 8 148,0 -600 4,09

Mesin-mesin/

pesawat mekanik 429,6 456,3 417,6 4 986,7 -38,7 3,5

Bahan kimia

organic 227,6 264,7 295,7 2 690,1 31 2,48

Alas kaki 195,8 260,9 274,8 2 501,9 13,9 2,3

Serat stapel buatan 149,6 205,9 206,9 2 075,2 1 1,73

Berbagai produk

kimia 77,7 224,5 230,2 1 874,5 5,7 1,93

Total 10 Golongan

Barang 5 228,4 8 336,4 7 480,5 77 060,9 -855,9 62,67

Lainnya 4 022,6 5 234,2 4 455,8 52 678,6 -778,4 37,33

Total Ekspor

Nonmigas 9 251,0 13 570,6 11 936,3 129 739,5 -1 634,3 100

40
Komoditi lainnya yang juga mengalami penurunan ekspor adalah lemak dan minyak

hewan/nabati sebesar US$371,1 juta; mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar US$38,7 juta;

mesin/peralatan listrik sebesar US$31,9 juta; serta bahan bakar mineral sebesar US$14,5 juta.

Sedangkan komoditi yang mengalami peningkatan selain karet dan barang dari karet adalah

bahan kimia organik sebesar US$31,0 juta; alas kaki sebesar US$13,9 juta; berbagai produk

kimia sebesar US$5,7 juta; serta serat stapel buatan sebesar US$1,0 juta.

Selama Januari 2011, ekspor dari 10 golongan barang (HS 2 dijit) di atas memberikan

kontribusi 62,67 persen terhadap total ekspor nonmigas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10

golongan barang tersebut naik 43,07 persen terhadap bulan yang sama tahun 2010. Sementara

itu, peranan ekspor nonmigas di luar 10 golongan barang pada Januari 2011 sebesar 37,33

persen.

• Ekspor Nonmigas Menurut Negara Tujuan Utama

Ekspor nonmigas Indonesia pada Januari 2011 ke Amerika Serikat, Jepang dan Cina

masingmasing mencapai US$1.255,3 juta, US$1.209,6 juta dan US$1.152,7 juta, dengan

peranan ketiganya mencapai 30,31 persen.

Penurunan ekspor nonmigas Januari 2011 jika dibandingkan dengan Desember 2010

terjadi ke beberapa negara tujuan utama, yaitu Cina sebesar US$551,1 juta; Jepang sebesar

US$508,3 juta; Jerman sebesar US$69,3 juta; Amerika Serikat sebesar US$44,8 juta;

Australia sebesar US$42,5 juta; Taiwan

sebesar US$28,2 juta; dan Inggris sebesar US$11,1 juta. Sebaliknya, ekspor ke Malaysia

mengalami peningkatan sebesar US$67,5 juta, diikuti Thailand sebesar US$65,5 juta; Korea

Selatan sebesar US$59,4 juta; Singapura sebesar US$35,5 juta; serta Perancis sebesar US$8,4

juta.

41
Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) pada Januari 2011 mencapai US$1.756,5

juta. Secara keseluruhan, total ekspor kedua belas negara tujuan utama di atas turun 11,86

persen.

Pada Januari 2011, Amerika Serikat masih merupakan negara tujuan ekspor terbesar

dengan kontribusi sebesar 10,52 persen, diikuti Jepang 10,13 persen, dan Cina 9,66 persen.

Tabel 3 Ekspor Nonmigas Indonesia Menurut Negara Tujuan Januari 2011

Perubahan
NILAI FOB (Juta US$)
Januari 2011

NEGARA thdp % Peran thd

TUJUAN Desember Total


Jan-Des
Jan-10 Des-10 Jan-11 2010 (Juta Nonmigas
10
US$) Januari 2011

ASEAN 1 915,5 2 695,9 2 839,9 26 991,7 144 23,79

Singapura 655,1 857,9 893,4 9 553,6 35,5 7,48

Malaysia 597,7 911,2 978,7 7 753,6 67,5 8,2

Thailand 296,4 371,1 436,6 4 054,3 65,5 3,66

ASEAN Lainnya 366,3 555,7 531,2 5 630,2 -24,5 4,45

UNI EROPA 1 170,9 1 944,5 1 756,5 17 083,8 -188 14,72

Jerman 202 330,3 261 2 983,3 -69,3 2,19

42
Perancis 162,2 98,1 106,5 1 122,8 8,4 0,89

Inggris 170,4 146,3 135,2 1 693,2 -11,1 1,13

UNI EROPA

Lainnya 636,3 1 369,8 1 253,8 11 284,5 -116 10,51

NEG. UTAMA

LAINNYA 4 267,0 5 876,5 4 761,0 56 389,3 -1 115,5 39,89

Cina 1 010,9 1 703,8 1 152,7 14 080,9 -551,1 9,66

Jepang 1 295,2 1 717,9 1 209,6 16 496,5 -508,3 10,13

Amerika Serikat 991,1 1 300,1 1 255,3 13 326,5 -44,8 10,52

Australia 159,8 220,5 178 2 363,4 -42,5 1,49

Korea Selatan 523,8 617,9 677,3 6 869,7 59,4 5,68

Taiwan 286,2 316,3 288,1 6 869,7 -28,2 2,41

Total 12 Negara

Tujuan 6 350,8 8 591,4 7 572,4 83 550,1 -1 019,0 63,44

Lainnya 2 900,2 4 979,2 4 363,9 46 189,4 -615,3 36,56

Total Ekspor 13 11 129

Nonmigas 9 251,0 570,6 936,3 739,5 -1 634,3 100

2. Impor

43
Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara

lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah

tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang

secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim

maupun penerima.

Indonesia mengimpor 3 jenis barang yaitu barang konsumsi, barang modal, dan

barang baku/penolong.

Barang Konsumsi adalah barang-barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari,seperti makanan, minuman, susu, mentega, beras, dan daging.

Bahan Baku/ Bahan Penolong merupakan barang- barang yang diperlukan untuk

kegiatan industri baik sebagai bahan baku maupun bahan pendukung, seperti kertas,

bahan-bahan kimia, obat-obatan dan kendaraan bermotor.

Barang Modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha seperti mesin, suku

cadang, komputer, pesawat terbang, dan alat-alat berat.

a. Persyaratan Impor

Sebelum seseorang atau suatu badan usaha melakukan impor,syarat-syarat yang harus

dipenuhi adalah:

1. Mengajukan dan mengisi formulir dengan melampirkan :

o Copy Akte Pendirian Perusahaan yang te-legalisir.

o SIUP

o Domisili Perusahaan

o NPWP

o Neraca Awal

o Referensi bank yang bersangkutan

44
o Bukti adanya hubungan atau kontak dengan luar negeri, atau penunjukan agen (yang

terdaftar di Deperindag)

o Tanda Daftar Perusahaan

2. Setelah data diperiksa dengan benar dan lengkap, Kanwil Deperindag menerbitkan API

(Angka Pengenal Impor).

b. Dokumen-Dokumen Impor

1. RKSP (Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut)

2. PIB (Pemberitahuan Impor Barang)

adalah pemberitahuan oleh pemberitahu atas barang yang akan diimpor berdasarkan

dokumen pelengkap Pabean sesuai prinsip self asessment.

3. Manifest

Merupakan dokumen yang berisi daftar cargo. Dokumen ini berisi tentang jenis barang,

merek barang, dan jumlah barang.

4. Invoice

Merupakan dokumen yang digunakan sebagai pernyataan tagihan yang harus dibayar oleh

customer.

5. COO (Certificat of Origin)

Merupakan sertifikasi asal barang, dimana dinyatakan dalam sertifikat tersebut bahwa

barang atau komoditas yang diekspor adalah berasal dari daerah / negara pengekspor.

6. D/O {Delivery Order)

Merupakan dokumen yang berfungsi sebagai surat perintah penyerahan barang kepada

pembawa surat tersebut, yang ditujukan kepada bagian yang menyimpan barang ( Bagian

gudang ) milik perusahaan atau bagian gudang perusahaan lain yang memiliki konsensus

dengan perusahaan yang menerbitkan Delivery Order.

45
c. Perkembangan Impor di Indonesia

a. Impor Migas dan NonMigas

Nilai impor Indonesia Januari 2011 sebesar US$12.548,7 juta atau turun sebesar

US$598,0 juta (4,55 persen) jika dibanding impor Desember 2010. Hal ini disebabkan oleh

penurunan impor non migas sebesar US$926,8 juta atau 8,82 persen. Sebaliknya, impor

migas mengalami peningkatan US$328,8 juta (12,44 persen). Lebih lanjut peningkatan impor

migas disebabkan oleh meningkatnya impor hasil minyak sebesar US$519,3 juta (33,25

persen). Sementara itu, impor minyak mentah dan gas menurun masingmasing sebesar

US$135,1 juta (15,05 persen) dan US$55,4 juta (30,19 persen). Sementara itu jika

dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, nilai impor Indonesia pada Januari

2011 meningkat US$3.058,2 juta atau 32,22 persen. Peningkatan terjadi pada impor migas

dan nonmigas masing-masing sebesar US$1.034,9 juta (53,43 persen) dan US$2.023,3 juta

(26,79 persen). Secara lebih rinci peningkatan impor migas lebih disebabkan oleh

peningkatan impor hasil minyak sebesar US$1.074,6 juta (106,79 persen) dan impor gas

sebesar US$45,8 juta (55,65 persen). Sebaliknya impor minyak mentah menurun US$85,5

miliar atau 10,08 persen.

Tabel 4 Ringkasan Perkembangan Impor Indonesia Januari 2010 dan 2011

Perubahan (%) Peran


Nilai CIF (Juta US$)
thd total
Uraian Jan Jan
impor
2011 2011
Jan-Des 10 Jan-10 Des-10 Jan-11 Januari
thd thd
2011

46
Des Jan (%)

2010 2010

Total 135 663,3 9 490,5 13 146,7 12 548,7 -4,55 32,22 100

Migas 27 412,7 1 936,9 2 643,0 2 971,8 12,44 53,43 23,68

Minyak Mentah 8 531,3 848,3 897,9 762,8 -15,05 -10,08 6,08

Hasil Minyak 18 018,2 1 006,3 1 561,6 2 080,9 33,25 106,79 16,58

Gas 863,2 82,3 183,5 128,1 -30,19 55,65 1,02

Nonmigas 108 250,6 7 553,6 10 503,7 9 576,9 -8,82 26,79 76,32

Selama tiga belas bulan terakhir, nilai impor migas tertinggi tercatat pada Januari

2011 dengan nilai mencapai US$2.971,8 juta dan terendah terjadi di Januari 2010, yaitu

sebesar US$1.936,9 juta. Sementara itu, nilai impor nonmigas tertinggi tercatat di Juli 2010,

yaitu sebesar US$10.518,0 juta dan terendah di Februari 2010 dengan nilai sebesar

US$7.452,7 juta.

b. Impor Non Migas Menurut Golongan Barang

Selama Januari 2011, nilai impor nonmigas Indonesia mencapai US$9.576,9 juta. Jika

dibanding impor nonmigas Desember 2010, tiga golongan barang mengalami peningkatan

nilai impor, yaitu golongan barang kapas sebesar US$21,6 juta (8,79 persen), plastik dan

barang dari plastik sebesar US$4,0 juta (0,84 persen), dan kendaraan bermotor dan bagiannya

sebesar US$2,7 juta (0,56 persen). Sementara itu, tujuh golongan barang lainnya mengalami

penurunan nilai impor.

47
Dari tujuh golongan barang impor yang mengalami penurunan, satu golongan barang

menurun diatas US$100,0 juta yaitu mesin dan peralatan mekanik yaitu sebesar US$143,1

juta atau 7,68 persen. Empat golongan barang berikutnya menurun antara US$50,0 juta

sampai dengan US$100,0 juta, yaitu besi dan baja sebesar US$81,6 juta (12,76 persen), mesin

dan peralatan listrik sebesar US$63,7 juta (4,34 persen), bahan kimia organik sebesar

US$63,4 juta (12,33 persen), dan serealia sebesar US$56,1 juta (13,86 persen). Dua golongan

barang lainnya menurun dibawah US$50,0 juta, yaitu barang dari besi dan baja sebesar

US$33,9 juta (11,63 persen) dan gula dan kembang gula sebesar US$1,1 juta (0,54 persen).

Sementara itu apabila dibanding impor bulan yang sama tahun sebelumnya, maka

pada impor Januari 2011 hanya golongan barang dari besi dan baja yang mengalami

penurunan sebesar US$37,9 juta (12,83 persen). Sementara itu sembilan golongan barang

yang lain mengalami peningkatan nilai impor dengan peningkatan impor tertinggi dicapai

oleh mesin dan peralatan listrik sebesar US$313,0 juta atau 28,64 persen. Sedangkan

peningkatan impor terendah dialami oleh bahan kimia organik sebesar US$37,7 juta (9,13

persen).

Tabel 5 Impor Nonmigas Indonesia Sepuluh Golongan Barang Utama Januari 2010 dan

2011

Nilai CIF (Juta US$) Perubahan (%)


Peran

thd
Jan Jan
impor
2011 2011
GOL BARANG
Jan-Des
nonmigas
Jan-10 Des-10 Jan-11 thdp thdp
2010
Jan 2011
Des Jan
(%)
2010 2010

48
Mesin dan peralatan

mekanik 20 019,0 1 424,7 1 863,8 1 720,7 -7,68 20,78 17,97

Mesin dan peralatan

listrik 15 633,2 1 092,7 1 469,4 1 405,7 -4,34 28,64 14,68

Besi dan baja 6 371,5 492,5 639,4 557,8 -12,76 13,26 5,82

Kendaraan bermotor

dan bagiannya 5 737,4 344,2 482,4 485,1 0,56 40,94 5,07

Plastik dan barang

dari plastik 4 817,1 323,3 476,1 480,1 0,84 48,5 5,01

Bahan kimia organik 5 326,4 412,9 514 450,6 -12,33 9,13 4,71

Serealia 2 159,2 100,8 404,7 348,6 -13,86 245,83 3,64

Kapas 2 232,1 145,8 245,7 267,3 8,79 83,33 2,79

Barang dari besi dan

baja 3 451,0 295,4 291,4 257,5 -11,63 -12,83 2,69

Gula dan kembang

gula 1 252,8 70,9 204,6 203,5 -0,54 187,02 2,12

Total 10 Golongan

Barang Utama 66 999,7 4 703,2 6 591,5 6 176,9 -6,29 31,33 64,5

Barang Lainnya 41 250,9 2 850,4 3 912,2 3 400,0 -13,09 471,24 35,5

Total Impor

Nonmigas 108 250,6 7 553,6 10 503,7 9 576,9 -8,82 80,75 100

49
Dilihat dari peranan terhadap total impor nonmigas Indonesia selama Januari 2011,

impor mesin dan peralatan mekanik memberikan peranan terbesar, yaitu 17,97 persen, diikuti

mesin dan peralatan listrik sebesar 14,68 persen; besi dan baja sebesar 5,82 persen; kendaraan

bermotor dan bagiannya sebesar 5,07 persen; plastik dan barang dari plastik sebesar 5,01

persen; bahan kimia organik sebesar 4,71 persen; dan serealia sebesar 3,64 persen. Sementara

itu, impor tiga golongan barang sisanya mempunyai peranan di bawah 3,00 persen, yaitu

kapas sebesar 2,79 persen, barang dari besi dan baja sebesar 2,69 persen, dan gula dan

kembang gula sebesar 2,12 persen. Peranan impor sepuluh golongan barang utama mencapai

64,50 persen dari total impor nonmigas atau 49,22 persen dari total impor keseluruhan.

c. Impor Nonmigas Menurut Negara Asal Barang Utama

Total nilai impor nonmigas Indonesia Januari 2011 sebesar US$9.576,9 juta atau

turun US$926,8 juta (8,82 persen) dibanding impor nonmigas Desember 2010. Dari nilai

impor nonmigas tersebut, sebesar US$2.147,1 juta (22,42 persen) berasal dari ASEAN dan

US$833,5 juta (8,70 persen) dari Uni Eropa. Berdasarkan negara asal barang utama, impor

nonmigas dari Cina merupakan yang terbesar, yaitu sebesar US$1.815,2 juta atau 18,95

persen dari keseluruhan impor nonmigas Indonesia, diikuti Jepang sebesar US$1.379,4 juta

(14,40 persen), Singapura sebesar US$818,9 juta (8,55 persen), Thailand sebesar US$693,7

juta (6,85 persen), Amerika Serikat US$678,7 juta (7,09 persen), Korea Selatan US$564,3

juta (5,89 persen), Malaysia sebesar US$399,9 juta (4,18 persen), Australia sebesar US$337,7

juta (3,53 persen), Jerman sebesar US$271,1 juta (2,83 persen), dan Taiwan US$283,6 juta

(2,96 persen). Selanjutnya impor nonmigas dari Perancis sebesar US$110,2 juta (1,15 persen)

dan Inggris sebesar US$61,4 juta (0,86 persen). Secara keseluruhan, kedua belas negara

utama diatas memberikan peran sebesar 77,42 persen dari total impor nonmigas Indonesia.

50
Dilihat dari perkembangannya terhadap Januari 2010, impor dari dua belas negara

utama meningkat 25,43 persen. Peningkatan ini terutama disumbang oleh dua negara utama,

yaitu Cina yang meningkat US$409,2 juta (29,10 persen) dan Jepang meningkat sebesar

US$316,0 miliar (29,72 persen).

Tabel 6 Impor Nonmigas Indonesia Menurut Negara Asal Barang Utama Januari 2010

dan 2011

Nilai CIF (Juta US$) Perubahan (%)


Peran thd
Jan Jan
impor
2011 2011
Negara Asal nonmigas
Jan-Des
Jan-10 Des-10 Jan-11 thdp thdp
Jan 2011
2010
Des Jan
(%)
2010 2010

ASEAN 23 851,0 1 693,3 2 276,0 2 147,1 -5,66 26,8 22,42

Singapura 10 053,3 778,8 911,1 818,9 10,12 5,15 8,55

Thailand 7 420,6 481,9 621,6 693,7 11,6 43,95 6,85

Malaysia 4 521,8 330,4 481,9 399,9 17,02 21,04 4,18

ASEAN Lainnya 1 855,3 102,2 261,4 234,6 10,25 129,55 2,45

UNI EROPA 9 767,2 674,5 878,2 833,5 -5,09 23,57 8,7

Jerman 2 986,1 203,5 294,5 271,1 -7,95 33,22 2,83

51
Perancis 1 317,8 67,9 105,8 110,2 4,16 62,3 1,15

Inggris 937 60,4 73,6 61,4 16,58 1,66 0,86

UNI EROPA

Lainnya 4 526,3 342,7 404,3 390,8 -3,34 14,04 4,08

NEGARA

UTAMA

LAINNYA 58 540,4 3 988,1 5 580,5 5 058,9 -9,35 26,85 52,82

Jepang 16 910,7 1 063,4 1 585,4 1 379,4 12,99 29,72 14,4

Cina 19 688,0 1 406,0 2 006,1 1 815,2 -9,52 29,1 18,95

Amerika Serikat 9 299,4 593,3 772 678,7 12,09 14,39 7,09

Korea Selatan 5 593,0 395 529,9 564,3 6,49 42,86 5,89

Australia 4 092,9 314,7 402,2 337,7 16,04 7,31 3,53

Taiwan 2 956,4 215,7 284,9 283,6 -0,46 31,48 2,96

Total 12 Negara

Utama 85 777,0 5 911,0 8 069,0 7 414,1 -8,12 25,43 77,42

Negara Lainnya 22 473,6 1 642,6 2 434,7 2 162,8 11,17 31,67 22,58

Total Impor 108 250,6 7 553,6 10 503,7 9 576,9 -8,82 26,79 100

52
Nonmigas

d. Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang

Dari total impor Indonesia selama Januari 2011 sebesar US$12.548,7 juta, impor

bahan baku/penolong memberikan peranan terbesar, yaitu 75,08 persen dengan nilai

US$9.421,5 juta, diikuti oleh impor barang modal sebesar 16,71 persen (US$2.096,7 juta),

dan impor barang konsumsi sebesar 8,21 persen (US$1.030,5 juta). Impor Indonesia yang

dirinci menurut golongan penggunaan barang, selama Januari 2011 dibanding impor bulan

yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan untuk semua golongan, yaitu untuk

impor barang konsumsi dari US$625,4 juta menjadi US$1.030,5 juta atau meningkat 64,77

persen dan impor bahan baku/penolong dari US$7.047,6 juta menjadi US$9.421,5 juta (naik

33,68 persen). Demikian juga dengan impor barang modal meningkat dari US$1.817,5 juta

menjadi US$2.096,7 juta atau naik 15,36 persen

Tabel 2.7 Impor Indonesia Menurut Golongan Penggunaan Barang

Januari 2010 dan 2011

Penggunaan Nilai CIF (Juta US$) Perubahan (%) Peran

53
thd

Jan Jan impor

Golongan Jan-Des 2011 2011 nonmig


Jan-10 Des-10 Jan-11
Barang 2010 thdp thdp as Jan

Des Jan 2011

2010 2010 (%)

Total Impor 135 663,3 9 490,5 13 146,7 12 548,7 -4,55 32,22 100

Barang Konsumsi 9 991,6 625,4 994,3 1 030,5 3,64 64,77 8,21

Bahan

Baku/Penolong 98 755,1 7 047,6 9 657,0 9 421,5 -2,44 64,77 75,08

Barang Modal 26 916,6 1 817,5 2 495,4 2 096,7 -15,98 15,36 16,71

3. Prosedur Kegiatan Ekspor Impor

Prosedur yang harus dipenuhi ketika melakukan kegiatan ekspor impor, antara lain:

1. Importir dalam negeri dan Supplier di Luar Negeri mengadakan korespondensi dan tawar

– menawar harga yg akan di import.

2. Jika terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, maka dibuat perjanjian jual – beli

( sales contract ).

3. Importir membuka LC ke Bank Devisa dalam negeri.

4. Bank Devisa Dalam Negeri memberitahukan kepada Bank Korespondensi LN tentang

pembukaan LC nya.

5. Bank / Koresponden LN menghubungi Exportir LN.

6. Exportir LN pesan tempat (ruangan) ke agen – agen pelayaran, dgn maksud agar dapat

dimuat – dikirim. 6a. Kapal menuju Pelabuhan Indonesia.

54
7. Supplier menyerahkan Invoice, Packing List lembar asli kepada Bank L N dan menarik

weselnya sedangkan duplikat dokumen – dokumen diatas dikirim langsung kepada

Importir.

8. Bank LN mengirim dokumen kepada Bank Devisa Dalam Negeri.

9. Bank Devisa DN menyerahkan dokumen – dokumen asli kepada importir.

10. Importir menyerahkan dokumen – dokumen surat kuasa ke EMKL.

11. EMKL menukar konosemen asli dgn D/O kpd agen perkapalan & membuat PPUD

berdasrkan dokumen, serta membayar bea masuk PPN importir dll.

12. Barang keluar ke peredaran bebas / diserahkan kepada importir.

4. Manfaat Kegiatan Ekspor Impor

a. Manfaat Kegiatan Ekspor

55
Kegiatan ekspor membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Berikut ini beberapa

manfaat kegiatan ekspor:

a. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia

Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke

luar negeri. Misalnya, pakaian batik merupakan salah satu produk Indonesia yang mulai

dikenal oleh masyarakat dunia. Apabila permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia

semakin meningkat, pendapatan para produsen batik semakin besar. Dengan demikian,

kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.

b. Menambah Devisa Negara

Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual barang

kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan devisa negara.

Dengan demikian, kekayaan negara bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber

penerimaan negara.

c. Memperluas Lapangan Kerja

Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.

Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam negeri

akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja

semakin luas.

b. Manfaat Kegiatan Impor

Berikut ini adalah manfaat kegiatan impor:

a. Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan

56
Setiap negara memiliki sumber daya alam dan kemampuan sumber daya manusia

yang berbeda-beda. Misalnya, keadaan alam Indonesia tidak bisa menghasilkan gandum dan

Amerika tidak bisa menghasilkan kelapa sawit. Perdagangan antarnegara mampu mengatasi

persoalan tersebut. Perdagangan antarnegara memungkinkan Indonesia untuk memperoleh

gandum dan Amerika memperoleh minyak kelapa sawit.

Perdagangan antarnegara akan bisa mendatangkan barang-barang yang belum dapat

dihasilkan di dalam negeri. Misalnya Indonesia belum mampu memproduksi mesin-mesin

berat. Oleh karena itu, Indonesia melakukan perdagangan dengan Amerika, Jepang, Cina dan

Korea Selatan dalam pengadaan alat-alat tersebut.

b. Memperoleh Teknologi Modern

Proses produksi dapat dipermudah dengan adanya teknologi modern. Misalnya,

penggunaan mesin las pada pabrik perakitan sepeda motor. Mesin ini mempermudah proses

penyambungan kerangka motor. Contoh lainnya adalah mesin fotokopi laser. Mesin ini bisa

menggandakan dokumen dengan lebih cepat dan jelas.

Tingkat teknologi di negara kita umumnya masih sederhana. Pengembangan teknologi

masih lambat karena rendahnya kualitas sumber daya manusia. Untuk mendukung kegiatan

produksi, kita dapat mengimpor teknologi dari luar negeri.

Dalam perdagangan biasanya terjadi pertukaran informasi. Dari saling bertukar

informasi ini, Indonesia dapat belajar teknik produksi baru dan pemanfaatan teknologi

modern.

c. Memperoleh Bahan Baku

Setiap kegiatan usaha pasti membutuhkan bahan baku. Untuk memproduksi mobil

dibutuhkan besi dan baja. Untuk memproduksi ember, mangkuk, dan kursi plastik dibutuhkan

57
plastik. Tidak semua bahan baku produksi tersebut dihasilkan di dalam negeri. Mungkin ada

yang diproduksi di dalam negeri, tetapi harganya lebih mahal. Pengusaha tentu lebih

menyukai bahan baku yang harganya lebih murah. Demi kelangsungan produksi, pengusaha

harus menjaga pasokan bahan bakunya. Salah satu caranya dengan mengimpor bahan baku

dari luar negeri.

5. Masalah Ekspor Impor

Ekstern

a. Kepercayaan antara eksportir- importir

Salah satu faktor ekstern yang penting untuk menjamin terlaksanya transaksi antara

eksportir dan importir adalah kepercayaan. Dua pihak yang tempatnya berjauhan dan belum

saling mengenal merupakan suatu risiko bila dilibatkan dengan pertukaran barang dengan

uang. Oleh karena itu, sebelum kontrak jual-beli diadakan masing-masing pihak, harus sudah

mengetahui kredibilitas dari rekan dagangnya. Saling mempercayai antara kedua belah pihak

eksportir-importir mutlak perlu agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan dan perselisihan-

perselisihan di kemudian hari.

b. Pemasaran

Ke Negara mana barang akan dipasarkan untuk mendapatkan harga yang sebaik-

baiknya meruapakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Dalam usaha mengamankan

kegiatan-kegiatan dalam bidang ekspor maka teristimewa bagi eksportir perlu ditekankan

keharusan mempelajari teknik-teknik pemasaran, mengetahui potensi barang-barang tersebut.

c. Sistem kuota dan kondisi hubungan dengan Negara lain

58
Betapapun keinginan kedua belah pihak untuk meningkatkan transaksi-transaksi yang

cukup menguntungkan, namun bilamana ada pembatasan seperti ketentuan kuota barang dan

kuota Negara, maka tidak sepenuhnya terlaksana.

d. Keterikatan dalam keanggotaan organisasi-organisasi internasional

Organisasi ini dimaksudkan untuk mengatur stabilitas harga dan barang-barang

komoditi ekspor tersebut di pasaran internasional. Namun terlepas dari manfaat yang

diperoleh oleh keanggotaan dalam organisasi tersebut, keanggotaan di dalamnya tak jarang

merupakan penghambat untuk dapat melakukan tindakan-tindakan tertentu bagi peningkatan

transaksi komoditi yang bersangkutan.

Intern

a. Persiapan-persiapan teknis

Keharusanperusahaan-perusahaan ekspor-impor untuk memenuhi syarat-syarat

berusaha adakalanya tidaka mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Persiapan-persiapan

teknis yang seharusnya telah dilakukan diabaikan karena diburu oleh tujuan yang lebih utama

yakni mengejar hasil yang cepat dan nyata dari perdagangan itu sendiri, sehingga

persyaratan-persyaratan dasar untuk pelaksanaan transaksi ekspor-impor itu terlupakan.

b. Kemampuan dan pemahaman transaksi luar negeri

Keberhasilan dan kelancaran pelaksanaan transaksi ekspor-impor juga didukung oleh

sejauh mana pengetahuan atau pemahaman eksportir/importir, yang perlu dikuasai adalah

dasar-dasar transaksi ekspor-impor, tata cara pelaksaannya, pengisian-pengisian formulir

yang diperlukan, peraturan-peraturan pemerintah dalam maupun luar negeri di mana rekan

dagangnya berada.

59
c. Pembiayaan

Pembiayaan transaksi merupakan masalah yang penting yang tidak jarang dihadapi

oleh para pengusaha eksportir/importir. Dalam hal ini diperlukan pengusaha-pengusaha yang

mampu mengatur keuangan secara bijaksana dan memelajari serta memanfaatkan

kemungkinan fasilitas-fasilitas pembiayaan untuk pelaksanaan transaksi-transaksi yang

dilakukan.

d. Kekurangsempurnaan dalam mempersiapkan barang-barang

Khusus dalam transaksi ekspor, kurang mampunya eksportir dalam menanggulangi

penyiapan-penyiapan barang dapat menimbulkan akibat yang tidak baik bagi kelangsungan

hubungan transaksi dengan rekan dagang di luar negeri.

60

Anda mungkin juga menyukai