LAPORAN PRAKTIKUM
II. TUJUAN : Untuk menghitung penetapan kadar Vitamin C dengan metode Iodimetri
2. HCL
Nama Resmi : ACIDUM CHLORIDIUM
Nama Lain : Asam Klorida
RM/BM : HCL / 36,46 gr/mol
Pemerian :Cairan, tidak berwarna, berasap, bau merangsang,jika di
encerkan dengan dua bagian air asap dan bau hilang.
Kelarutan : Larut dalam etanol, asam asetat, tidak larut dalam air
Penyimpanan: Baik dalam wadah tertutup
3. IODIUM
Nama Lain : YODIUM
Rumus Molekul : I2
Berat Molekul : 126,93 gr/mol
Pemerian : keping atau granul, berat, hitam kecoklatan, bau khas, dan
berkilau, sifat iodium merangsang (nyeri bila digunakan pada luka terbuka),
kadang terjadi dermatitis atau alergi kulit
Kelarutan : sukar larut dalamair; mudah larut dalam karbon disulfide, dalam
kloroform, dalam tetraklorida dan dalam eter;larut dalam etanol dan dalam larutan
iodide; agak sukar larut dalam gliserin.
Penyimpanan : rata-rata lama penyimpanan 13 hari, suhu 29.760C dan
kelembaban relatif 68.82%, dengan kondisi penyimpanan demikian.
4. NATRIUM TIOSULFAT
Nama resmi : NATRI THIOSULFAS
Nama lain : Natrium tiosulfat/hipo
Rumus Molekul : Na2S2O3 .5H2O
Berat Molekul : 248,17
Pemerian : Hablur besar tidak berwarna /serbuk hablur kasar. Dalam
lembab meleleh basah, dalam hampa udara merapuh.
Kelarutan : larut dalam 0,5 bagian air,praktis tidak larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
5. Aquadest
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Ar suling
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02
Kelarutan : Larut dalam etanol dan gliserol
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Bahan :
1. HCL
2. Iodium
3. Natrium tiosulfat
4. Aquadest
5. Tablet vitacimin
6. Indikator Amylum
VI. PROSEDUR DAN CARA KERJA
A. Penyiapan Bahan
Pembuatan IODIUM
- Timbang Iodium 6,3452 gram
- Timbang KI 9,5178 gram
- Masukkan KI ke beaker glass tambahkan aquadest secukupnya, aduk homogen
- Tambahkan Iodium yang telah di timbang sedikit demi sedikit
- Aduk hingga semua terlarut
- Setelah larut masuk botol gelap yang telah disiapkan
Pembuatan Amylum
- Timbang Amylum sebanyak 500 mg
- Masukkan ke beaker glass tambahkan air sebanyak 100 ml, aduk homogen
- Panaskan beaker di atas kompor hingga mendidih
- Setelah di panaskan, diamkan terlebih dahulu hingga dingin
- Masukkan ke labu ukur 100 ml, tutup labu.
B. Pembakuan
Pembakuan I2
Timbang Na Thio 1,902
Masukkan Erlemenyer Tambahkan air 100 ml
Tambahkan Indikator Amylum 3 tetes
Lakukan titrasi dengan I2
Hitung volume yang keluar
PEMBAKUAN I2
Volume titrasi : 13 ml NaOH
Na thio yang ditimbang 1,902 gr ad 100 ml
1 ,902
=0,0012
158,11
Maka , Mol NAOH
1000
= × 0,0012
11
=0,1 mol
TITRASI
1. Nastiti Azzahra
Volume titrasi 1 : 7 ml I2
Mol VIT C = 7/1000 × 0,1 = 0,0007
Berat VIT C = 0,0007 × 176= 0,1232/ 10 ml
Dalam 100 ml = 100/10 × 0,1232 =1,232 gr = 1232 mg
%= 500/1232 X 100 = 40,58 %
Volume titrasi 1 : 6 ml I2
Mol VIT C = 6/1000 × 0,1 = 0,0006
Berat VIT C = 0,0007 × 176= 0,1056/ 10 ml
Dalam 100 ml = 100/10 × 0,1056 =1,056 gr = 1056 mg
%= 500/1056 X 100 = 47,34 %
2. Salsabila Rifdah
Volume titrasi 1 : 6,7 ml I2
Mol VIT C = 6,7/1000 × 0,1 = 0,00067
Berat VIT C = 0,00067 × 176= 0,11792/ 10 ml
Dalam 100 ml = 100/10 × 0,11792 =1,1792 gr = 1179,2 mg
%= 500/1179,2 X 100 = 42,40 %
Volume titrasi 1 : 6,3 ml I2
Mol VIT C = 6,3/1000 × 0,1 = 0,00063
BeraT VIT C= 0,00063 × 176= 0,11088/ 10 ml
Dalam 100 ml = 100/10 × 0,11088 =1,1088 gr = 1108,8 mg
%= 500/108,8 X 100 = 45,09 %
3. Dea Afrionita
Volume titrasi 1 : 6 ml I2
Mol VIT C = 6/1000 × 0,1 = 0,0006
Berat VIT C = 0,0007 × 176= 0,1056/ 10 ml
Dalam 100 ml = 100/10 × 0,1056 =1,056 gr = 1056 mg
%= 500/1056 X 100 = 47,34 %
Volume titrasi 1 : 6,4 ml I2
Mol VIT C = 6,4/1000 × 0,1 = 0,00064
BeraT VIT C= 0,00064 × 176= 0,11264/ 10 ml
Dalam 100 ml = 100/10 × 0,11264 =1,1264 gr = 1126,4 mg
%= 500/1126,4X 100 = 44,38 %
4. Syifa Izzatul F.
Volume titrasi 1 : 7 ml I2
Mol VIT C= 7/1000 × 0,1 = 0,0007
Berat VIT C= 0,0007 × 176= 0,1232/ 10 ml
Dalam 100 ml = 100/10 × 0,1232 =1,232 gr = 1232 mg
%= 500/1232 X 100 = 40,58 %
Volume titrasi 1 : 6,4 ml I2
Mol VIT C = 6,4/1000 × 0,1 = 0,00064
BeraT VIT C= 0,00064 × 176= 0,11264/ 10 ml
Dalam 100 ml = 100/10 × 0,11264 =1,1264 gr = 1126,4 mg
%= 500/1126,4X 100 = 44,38 %
VII. PEMBAHASAN
Dalam analisis titrimetri atau analisis volumetri atau analisis kuantitatif dengan
mengukur volume, sejumlah zat yang diselidiki direaksikan dengan larutan baku
(standar) yang kadar konsentrasi nya telah diketahui secara teliti dan reaksinya
berlangsung secara kuantitatif. Semua perhitungan dalam titrimetri didasarkan pada
konsentrasi titran sehingga konsentrasi titran harus dibuat secara teliti. Titran semacam
ini disebut dengan larutan baku (standar). Konsentrasi larutan baku dapat dinyatakan
dengan normalitas, molaritas, atau bobot per volume.
Kelebihan penetapan kadar secara volumetri dibandingkan secara gravimetri yaitu
teliti sampai 1 bagian dalam 1000 dan alat sederhana, cepat, serta tidak memerlukan
pekerjaan yang menjemukan seperti pengeringan dan penimbangan berulang-
ulang.Iodimetri merupakan titrasi langsung dengan merupakan baku iodium (I2) dan
digunakan untuk analisis kuantitatif senyawa-senyawa yang mempunyai potensial
oksidasi lebih kecil dari pada sisitem iodium-iodida sebagaimana persamaan di atas atau
dengan kata lain digunakan untuk senyawa-senyawa yang bersifat reduktor yang cukup
kuat seperti vitamin C, tiosulfat, arsenit, sulfida, sulfit, stibium (III), timah (II), dan
ferosianida. Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial
reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung
dengan iodium. Larutan baku iodium yang telah dibakukan dapat digunakan untuk
membakukan larutan natrium tiosulfat. Deteksi titik akhir pada iodimetri ini dilakukan
dengan menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru pada saat
tercapainya titik akhir.
Ada pun penyebab terjadinya kesalahan atau ketidaksesuaian TAT pada percobaan
dengan literatur dalam percobaan ini diperkirakan karena beberapa faktor kesalahan
yaitu:
1. Alat yang digunakan tidak steril.
2. Ada langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur kerja semestinya.
3. Terjadi kesalahan dalam pembuatan pereaksi atau terjadi kesalahan dalam perhitungan
pembuatan larutan pereaksi.
4. Terdapat kontaminasi dalam pereaksi.
5. Ada beberapa langkah yang tertinggal atau kurang teliti dalam melakukan praktikum.
6. Kurangnya pemahaman praktikan dalam memahami prinsip-prinsip metode iodimetri
dan sifat vitamin C sehingga terjadinya kesalahan dalam hasil yang diperoleh.
VIII. KESIMPULAN
Prinsip-prinsip dasar iodimetri yaitu ;
1. iodimetri merupakan titrasi langsung dengan merupakan baku iodium (I2).
2. Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi
yang lebih kecil daripada iodium.
3. Deteksi titik akhir pada iodimetri ini dilakukan dengan menggunakan indikator
amilum yang akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka didapatkan bahwa sampel vitamin
C produksi Kimia Farma memiliki kadar rata-rata yaitu 44,011%. Hasil tersebut tidak
sesuai dengan literatur Farmakope Indonesia Edisi IV halaman 39 yang menyatakan
bahwa “ tablet asam askorbat mengandung asam askorbat C6H8O6, tidak kurang dari 90
% dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera dari etiket”.