nikmahidayah632@gmail.com
Rinaseptianadewi06@gmail.com
Abstrak
Al-Quran merupakan mu’jizat terbesar Nabi Muhammad SAW, kemu’jizatannya terkandung pada aspek
bahasa dan isinya. Di aspek bahasa Al-Qur’an mempunyai tingkat fasohah dan balaghoh yang tinggi.
Sedangkan dari aspek isi pesan dan kandungan maknanya melampaui batas-batas kemampuan manusia.
Banyak dari ulama-ulama kemudian mulai menyusun ilmu nahwu, shorof dan balaghoh untuk
mengetahui kesusastraan dan keindahan dalam Al-Qur’an.
Ilmu Balaghoh sebagaimana ilmu lain berangkat dari sebuah proses penalaran untuk menemukan
pengetahuan yang di anggap benar kemudian disatukan menjadi kumpulan teori. Setelah teori itu
terkumpul dengan pembagian-pembagian yang spesifik, maka ada kecenderungan untuk mempelajari
bagian-bagian tersebut secara parsial. Ilmu Balaghoh kemudian disusun oleh pakar bahasa dengan di
kelompokan menjadi tiga bagian yaitu bayan,ma’ani dan badi’. Dalam makalah ini kami hanya akan
membahas tentang Ilmu Ma’ani.
Ma’ani adalah jamak dari ma‟na, secara leksikal berarti arti, adapun secara istilah ilmu yang mengetahui
hal atau ihwal lafal bahasa yang bergantung kepada tuntunan situasi dan kondisi. Memahami makna Al-
Qur‟an berarti mampu menangkap makna dan pesan-pesan Ilahiah yang terkandung di dalamnya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka secara bahasa kata Ma’ani Al-Qur’an dapat di artikan kepada
makna-makna tentang Al-Qur’an.
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga paper ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan paper ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan paper ini.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Al-Qur‟an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui
perantaraan malaikat Jibril. Kemudian Nabi Muhammad menyampaikan kepada seluruh umat
Islam tentang isi-isi al-Qur‟an. Sehingga sekarang kita masih dapat membaca dan menghafal
al-Qur‟an melalui usaha para sahabat dan tabi‟in dalam menulis dan membukukan al-
Qur‟an. 1 Al-Qur‟an merupakan mukjizat yang dikurniakan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad. Banyak rahsia yang terkandung di dalam al-Qur‟an yang sehingga sekarang
masih dikaji oleh setiap manusia yang bukan saja dari kalangan umat Islam, malah bangsa-
bangsa Barat juga turut mengkaji rahsia keilmuannya.
Salah satu rahsia keagungan al-Qur‟an adalah, daripada aspek bahasanya. Penggunaan
bahasa dalam ayat al-Qur‟an sangat tinggi sehingga memerlukan ilmu yang banyak untuk
memahami suatu ayat. Melalui al-Qur‟an ini muncul satu ilmu yang berkaitan dengan
Bahasa Arab yaitu Ilmu Balaghah. Sebagai ilmu, balaghah selain menjadi “pisau analisis”
untuk menggali berbagai teks keagamaan yang berbahasa Arab, seperti al-Quran, hadits atau
teks sastra Arab, juga dapat membimbing seseorang menjadi cerdas berbahasa dalam
pergaulan sehari-hari. Hal ini tidaklah berlebihan jika didasarkan pada fungsi dan peran ilmu
ini. Dalam wilayah kajian stilistika, ada tiga peran ilmu balaghah. Pertama, balaghah dapat
membimbing seseorang yang berbahasa sesuai dengan konteks atau tuntutan keadaan saat ia
berbicara, sebagaimana yang terdapat dalam pembahasan „ilmu ma‟ani. Kedua, balaghah
juga mengajarkan tentang ide-ide, gagasan, atau maksud dan tujuan melalui bahasa yang
indah dan menarik, sebagaimana dijabarkan dalam „ilmu bayan. Ketiga, balaghah
menjelaskan tentang segi-segi yang dapat memperindah sebuah bahasa, baik dari aspek lafaz
maupun maknanya, sebagaimana yang dikaji dalam ilmu badi‟.
Dengan demikian, balaghah sebagai sebuah disiplin ilmu, memiliki tiga disiplin ilmu
sekaligus, yakni ilmu ma‟ani, „ilmu bayan, dan ilmu badi‟. Dalam ilmu ma‟ani, kita dituntun
untuk dapat berbicara sesuai dengan tuntunan situasi dan kondisi (muqtadha al-hal), seperti
situasi dan kondisi lawan bicara, ada orang yang polos (khali al-dzihni), ada orang yang
meragukan (mutaraddid), dan juga ada orang yang mengingkari (munkir) apa yang kita
sampaikan. Kondisi seperti ini akan menuntut gaya pengungkapan tersendiri. Sesungguhnya
ilmu ma‟ani merupakan bagian terpenting sebelum ilmu bayan dan ilmu badi‟ dalam kajian
ilmu balaghah. Ilmu ini menuntun kita untuk dapat menyesuaikan pembicaraan dengan
tuntutan konteks atau keadaan pada saat berbicara (muthabaqat al-kalam bi muqtadha al-hal).
Oleh karena itu, dalam ilmu ini lebih ditekankan bagaimana menempatkan kemampuan
berbahasa dalam kondisi yang berbeda-beda, sesuai dengan perubahan keadaan.
Secara garis besar, objek kajian ilmu ma‟ani adalah uslub khabari, uslub insya‟i, qashr,
fashal, washal, ijaz, ithnab, dan musawah. Uslub insya‟i adalah ungkapan yang isinya tidak
dapat dinilai atau dihukumi benar atau bohong. Ungkapan ini sering disebut kalimat
imperatif. Contohnya antara lain, kalimat perintah (amar), kalimat larangan (nahi), kalimat
tanya (istifham), kalimat panggilan (nida‟), dan sebagainya.
PEMBAHASAN
Kesimpulan
Kami penyimpulkan bahwa ilmu ma’ani adalah ilmu yang mengetahui hal atau ihwal
lafal bahasa yang bergantung kepada tuntunan situasi dan kondisi. Secara umum seperti itulah
ilmu ma’ani. Masih banyak pembahasan tentang ilmu ini baik dari segi objek kajiannya dan
sebagainya. Untuk itu, kami hanya menjelaskan secara umum saja mengenai ilmu ma’ani ini.
Dengan melihat objeknya mempelajari ilmu ini dapat memberi manfaat sebagai beriku :
a. Mengetahui kemukjizatan Al-Qur’an berupa segi kebagusan penyampaian, keindahan
deskripsinya, pemilihan diksi, dan penyatuan antara sentuhan akan dan qalbu.
b. Menguasai rahasia-rahasia ketinggian dan kefasihan bahasa arab baik pada sya’ir maupun
prosesnya. Dengan mempelajari ilmu ma’ani kita bisa membedakan mana ungkapan yang
benar dan yang tidak, yang indah dan yang rendah, dan yang teratur dan yang tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Bana, Hadam. 2006. Al-balaghah fi ilmi ma’aniy. Ponorogo: kuliah al-mualimin al-
islamiyah.
Dzul Iman, Maman, 2003 menyingkap rahasia balaghah dalam karya al-Barzanjiy.
Yogyakarta: Depublish
Hamied, Abdul Qodir. Tth. Terjemah jauharul maknun Ilmu balaghah. Surabaya: Al-
Hidayah.