Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pencegahan dan penatalaksanaan pengobatan Tuberkulosis Paru

oleh :

Pipit Nurjuwita

Shanty Khotimah

Titania Citra H

Lidya Nisa

Nurul Kharisma Y

PRIGRAM D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI

JAWA BARAT

2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Memahami penyakit penyakit TB Paru

Sub Pokok Bahasan : Pencegahan dan penatalaksanaan pengobatan TB Paru

Topik : Tuberculosis Paru

Sasaran : Keluarga Pasien (ibu pasien)

Pemberi Materi : Kelompok 2

Hari/ Tanggal Tanggal : Rabu, 16 Maret 2022

Waktu : 14.00 WIB sampai selesai

Tempat : Ruang Poli anak RSUD Kota Bandung

A. Tujuan Instruksional (TI)

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit di harapkan keluarga pasien mengetahui tentang
penyakit TB Paru.

B. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan diharapkan agar keluarga atau klien dapat
mengetahui mengetahui tentang tentang penyakit TBC, memahami bagaimana proses penularan
dan gejala penyakit TB Paru sehingga dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.

C. Karakteristik Peserta Penyuluhan

Keluarga pasien yang datang ke poli anak

D. Analisa Tugas

1. Memahami pengertian Tuberculosis Paru


2. Mengetahui tanda-tanda penyakit Tuberculosis Paru
3. Mengetahui pencegahan Tuberculosis Paru
4. Mengetahui pengobatan Tuberculosis Paru
Do

Memberi tanggapan/pertanyaan pada saat penyuluha

Show

Mendengarkan dengan penuh perhatian saat penyuluhan


E. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga klien mampu:

1. Memahami pengertian Tuberculosis Paru


2. Mengetahui tanda-tanda penyakit Tuberculosis Paru
3. Mengetahui pencegahan Tuberculosis Paru
4. Mengetahui pengobatan Tuberculosis Paru
F. Materi dan Penyuluhan (Terlampir)

Materi yang akan disampaikan:

1. Pengertian Tuberculosis Paru


2. Tanda dan gejala penyakit Tuberculosis Paru
3. Cara penularan Tuberculosis Paru
4. Pencegahan Tuberculosis Paru
5. Pengobatan Tuberculosis Paru
G. Lokasi Waktu

1. Apersepsi : 3 menit
2. Kegiatan membuka : 3 menit
3. Penjelasan/uraian Penjelasan/uraian materi : 19 menit
4. Evaluasi dan penutup : 5 menit
H. Strategi Instruksional

1. Menjelaskan materi penyuluhan


2. Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah pemahaman pemahaman peserta
(leaflet)
3. Memberikan kesempatan bertanya kepada keluarga klien
4. Mengadakan evaluasi
I. Media Penyuluhan

1. Leaflet

J. Sumber

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Nasional Penanggulangan


Tuberkulosis, Jakarta: Depkes RI.

Murwani, Arita. (2008). Perawatan pasien penyakit dalam, Mitra Cendikia Offset, Yogyakarta.

Muttaqin, A. 2008, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta:
Salemba Medika.

K. Variasi Pengajaran
1. Suara : Intonasi dan volume digunakan untuk memperjelas suatu pernyataan atau pertanyaan.

2. Menggunakan mimik, gerak tangan dan lengan, anggukan kepala dan sikap tubuh

3. Kontak mata

4. Menggunakan waktu hening sejenak

5. Menggunakan variasi media pengajaran seperti leaflet

L. Evaluasi

1. Keluarga pasien bersedia hadir di poliklinik anak sesuai dengan kontrak yang ditentukan

2. Anggota Keluarga menjawab pertanyaan yang telah diberikan

3. Anggota keluarga bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahui

4. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

M. Kegiatan Pembelajaran

No. Waktu Kegiatan Peserta Metode


1. 6 menit Kegiatan membuka a. Menjawab salam 1. Tanya jawab
penyuluhan b. Mengenal petugas 2. ceramah
a. Mengucap salam penyuluan
b. Memperkenalkan diri c. Mengemukakan
c. Menggali pengetahuan pendapat sesuai
tentang TB paru dengan apa yang
d. Menjelaskan tujuan diketahui
yang akan dicapai d. Menyimak dengan
berkaitan dengan seksama
materi penyuluan yang
akan disampaikan
2. 19 Kegiatan inti a. Keluarga Ceramah
menit a. Menjelaskan pengertian mendengarkan
Tuberculosis Paru penjelasan
b. Menjelaskan tanda dan b. Keluarga
gejala penyakit mendengarkan
Tuberculosis Paru penjelasan
c. Menjelaskan cara c. Keluarga
penularan Tuberculosis mendengarkan
Paru penjelasan
d. Menjelaskan cara d. Keluarga
mencegahan mendengarkan
Tuberculosis Paru penjelasan
e. Menjelaskan cara e. Keluarga
Pengobatan mendengarkan
Tuberculosis Paru penjelasan
3. 5 menit Kegiatan penutup penyuluhan a. Keluarga menjawab 1. Tanya jawab
a. Mengajukan pertanyaan yang 2. Ceramah
pertanyaan sebagai diberikan
evaluasi b. Menjawab salam
b. Mengucapkan salam

MATERI PENYULUHAN TUBERKULOSIS PARU

1. Pengertian Tuberkulosis
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga
memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ
paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Maka dapat disimpulkan bahwa
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dan penularannya melalui saluran pernafasan
Insidensi TB dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh
dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan, baik dari
sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis
dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200  juta orang, Indonesia Indonesia menempati
menempati urutan ketiga setelah setelah India dan China dalam hal  jumlah penderita di
antara 22 negara dengan  jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TB terbesar
di dunia.
2. Proses Penularan Tuberkulosis
Sumber penularan adalah dahak penderita TB yang mengandung kuman TBC. TB
menular melalui udara bila penderita batuk, bersin dan berbicara dan percikan dahaknya yang
mengandung kuman TBC melayang-layang di udara dan terhirup oleh orang lain. Penyakit
TB biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TB batuk, dan pada anak-anak sumber
infeksi umumnya berasal dari penderita TB dewasa.
Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak
menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC
dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran
pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh
yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
3. Gejala – gejala TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada
kasus baru, sehingga cukup sulit terutama pada kasus baru, untuk menegakkan diagnosa
secara klinik.
a. Gejala sistemik/umum sistemik/umum
1) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul.
2) Penurunan nafsu makan dan berat badan badan.
3) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat minggu (dapat disertai dengan
disertai dengan darah). darah).\Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
a. Gejala khusus
1) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan seba ila
terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat
penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara
"mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
2) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala akan terjadi gejala seperti infeksi
tulan seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan
bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
4) Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan p mengenai otak (lapisan
pembungkus otak) dan embungkus otak) dan disebut disebut sebagai meningitis
(radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala,
TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa.
Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa
memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang
tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif,
dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
1. Pengobatan Penderita Tuberkulosis
a. Tahap pencegahan
Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Host dan Lingkungan dari
TBC, maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
1) Pencegahan Primer
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif
walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan
standar kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi. Proteksi spesifik dengan tujuan
pencegahan TBC yang meliputi meliputi ;
1. Imunisasi Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada
daerah dengan angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi
dengan nilai proteksi yang tidak absolut dan tergantung host tambahan dan
lingkungan,
2. Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak
dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak,
3. Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan
pengobatan diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis dan mental. pengobatan
tahap awal, sebulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir.
2) Pencegahan Sekunder
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus
TBC yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan
Lingkungan.Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan
aplikasi modern kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial,
materi maupun tenaga. Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator
anak yang terinfeksi TBC. Sebagai pusat sehingga pengobatan dini dapat
diberikan. Selain itu, pengetahuan tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga
penting untuk seleksi dari petunjuk yang paling efektif.Langkah infeksi juga,
dengan kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC.
Kontrol imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC positif. Kontrol
lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi dan cermat
sehingga ditemukan bahwa mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga
ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan terhadap epidemi
TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk membatasi kasus baru
harus usaha pembatasan ketidakmampuan untuk membatasi kasus baru harus
dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari tekanan psikis.
3) Pencegahan Pencegahan Tersier
Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai dengan
diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri secara
psikis, rehabilitasi penghibur selama diri secara psikis, selama fase akut dan
hospitalisasi awal pasien, kemudian rehabilitasi pekerjaan yang tergantung situasi
individu.Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali dan penggunaan media
pendidikan untuk mengurangi cacat sosial dari TBC, serta penegasan untuk
mengurangi cacat sosial dari TBC, serta penegasan perlunya rehabilitasi.
a. Pengobatan
Pengobatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan tahap lanjutan.
Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat ringannya penyakit. Penderita harus
minum obat secara lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat Penderita harus minum
obat secara lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan sembuh.
Dilakukan tiga kali sampai dinyatakan sembuh. Dilakukan tiga kali pemeriksaan ulang
dahak untuk pemeriksaan ulang dahak untuk mengetahui perkembangan kemajuan
pengobatan, yaitu pada akhir mengetahui perkembangan kemajuan pengobatan, sebulan
sebelum akhir pengobatan..
1. Mendiagnosa Mendiagnosa TBC
Harus dilakukan pemeriksaan dahak dengan miskroskop,Seseorang dipastikan menderita
TBC bila dalam dahaknya terdapat kuman TB menderita. Dahak yang diambil adalah
dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu:
a. Pada waktu datang pertama kali untuk periksa ke unit pelayanan kesehatan, disebut
dahak Sewaktu pertama (S).

b. Dahak diambil pada pagi hari berikutnya segera setelah bangun tidur kemudian
dibawa dan diperiksa di unit pelayanan kesehatan, disebut dahak Pagi (P).

c.Dahak diambil di unit pelayanan kesehatan pada saat menyerahkan dahak pagi, disebut
dahak Sewaktu kedua (S).

2. Tempat pengobatan penderita TBC


Puskesmas, Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4), Rumah Sakit, klinik dan
dokter praktek swasta. Di Puskesmas, penderita bisa mendapatkan pengobatan TBC
secara cuma-cuma (GRATIS).
3. Mengetahui kemajuan pengobatan
Keluhan berkurang atau hilang, berat badan bertambah, nafsu makan meningkat.
Pemeriksaan dahak pada akhir tahap awal juga menunjukkan hasil negatif.

Anda mungkin juga menyukai