Anda di halaman 1dari 3

Khutbah Pertama

ِ ‫اهلل ِمن ُش رو ِر َأْن ُف ِس نَا و ِمن س يَِّئ‬


َ‫ َم ْن َي ْه ِد ِه اهللُ فَال‬،‫ات َأ ْع َمالِنَ ا‬ ِ ِ ِ ِِ
َ ْ َ ْ ُ ْ ِ‫ْح ْم َد للَّه نَ ْح َم ُدهُ َونَ ْس تَع ْينُهُ َونَ ْس َت ْغف ُر ْه َو َنعُ وذُ ب‬
َ ‫ِإ َّن ال‬
َّ ‫َأش َه ُد‬
‫ يَا‬.ُ‫َأن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه‬ َ ْ‫ َوَأ ْش َه ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِري‬.ُ‫ي لَه‬
ْ ‫ك لَ هُ َو‬ ِ ِ ْ ‫ض َّل لَه ومن ي‬
ِ‫م‬
َ ‫ضللْهُ فَالَ َهاد‬ ُ ْ ََ ُ ُ

َ‫ يَا َأيُّه اَ الَّ ِذيْ َن َء َامنُ وا َّات ُق وا اهللَ َح َّق ُت َقاتِ ِه َوال‬:‫ال َت َع الَى‬
َ َ‫ ق‬.‫اهلل َف َق ْد فَ َاز ال ُْمَّت ُق ْو َن‬ َ َ َْ
ِ ‫َُّأي َه ا النَّاس ُأو‬
ِ ‫ص ْي ُكم وِإيَّاي بَِت ْق وى‬
ْ ُ

‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِم ْن َه ا َز ْو َج َه ا‬
ِ ‫سو‬ ِ َّ
َ ٍ ‫َّاس َّات ُق ْوا َربَّ ُك ُم الذ ْي َخلَ َق ُك ْم ِّم ْن َن ْف‬ َ َ‫ ق‬.‫تَ ُم ْوتُ َّن ِإالَّ َوَأنتُ ْم ُّم ْسلِ ُم ْو َن‬
ُ ‫ يَا َُّأي َه ا الن‬:‫ال َت َعالَى‬
‫ يَ ا َُّأي َه ا الَّ ِذيْ َن‬.‫ام ِإ َّن اهللَ َك ا َن َعلَْي ُك ْم َرقِ ْيبً ا‬ ِ ِ َّ ِ ِ ِ َّ ‫وب‬
ْ ْ‫آءلُْو َن بِ ه َوا‬
َ ‫َألر َح‬ َ ‫س‬َ َ‫آء َو َّات ُق وا اهللَ الذ ْي ت‬
ً ‫س‬َ ‫ث م ْن ُه َم ا ِر َج االً َكث ْي ًرا َون‬ ََ

‫صلِ ْح لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُ ُن ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع اهللَ َو َر ُس ْولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا‬ ِ


ْ ُ‫ ي‬.‫َء َامنُوا َّات ُقوا اهللَ َو ُق ْولُْوا َق ْوالً َسديْ ًدا‬

.‫َع ِظ ْي ًما‬

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,


Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memanjangkan usia kita hingga bisa memasuki
tahun 2021 ini. Di tengah banyaknya musibah dan kematian, sungguh merupakan nikmat besar saat kita
hidup dalam keimanan. Semoga kelak Allah mematikan kita dalam kondisi beriman pula. Maka marilah
kita terus berusaha meningkatkan taqwa kepada-Nya.

Sholawat Nabi dan salam kemuliaan atas Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah
memberikan keteladanan kepada kita semua. Bagaimana menghadapi segala hal dalam hidup ini. Baik
yang kita sukai sehingga harus banyak bersyukur. Atau apa yang tidak kita sukai sehingga harus bersabar.

Jamaah Jum’at rahimakumullah,


Awal tahun 2021 ini kita dikejutkan dengan banyak musibah. Banjir melanda banyak wilayah di
Indonesia, terutama Kalimantan Selatan. Diberitakan ketinggian air hingga 2 meter dan ribuan rumah
terendam. Gempa melanda Sulawesi Barat hingga kantor Gubernur ambruk. Sebelumnya, pesawat
Sriwijaya Air SJ 182 jatuh. Jembatan kereta api di Brebes runtuh. Pandemi corona juga belum sirna,
bahkan Tmbh naik angkanya. Musibah demi musibah datang bertubi-tubu mendera bangsa kita (bangsa
Indonesia. Sebagaiumat Islam, kita wajib meyakini bahwa semua musibah ini bukan karena kehendak atau
murka alam semesta, karena alam semesta adalah benda mati yang tidak memiliki kehendak dan keinginan
sama sekali, tetapi kita meyakini bahwa semua ini terjadi dengan kehendak dan taqdir pencipta alam
semesta yaitu Allah subhanahu Bagaimana sikap kita sebagai muslim menghadapi musibah-musibah ini?
1. Sabar
Sikap pertama sebagai seorang muslim ketika menghadapi musibah atau hal-hal yang tidak ia suka adalah
bersabar. Sabar bukan berarti menyerah dan berdiam diri tanpa ikhtiar. Sabar dalam menghadapi musibah
adalah meneguhkan diri untuk tidak menyalahkan takdir Allah dan bertahan dalam mentaati-Nya serta
menahan diri dari bermaksiat kepada-Nya.Maka ketika menghadapi musibah, seorang muslim yang sabar
tidak akan marah kepada Allah. Tidak akan menyalahkan Allah. Kalimat pertama yang ia ucapkan adalah
istirja’, kalimat thayyibah yang berangkat dari kesadaran iman.

‫ُون‬ ِ ‫صيبَةٌ قَالُوا ِإنَّا هَّلِل ِ َوِإنَّا ِإلَ ْي ِه َر‬


َ ‫اجع‬ َ ‫ين ِإ َذا َأ‬
ِ ‫صابَ ْتهُ ْم ُم‬ َ ‫ الَّ ِذ‬. ‫ين‬
َ ‫َوبَ ِّش ِر الصَّابِ ِر‬
..Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (sesungguhnya kami
milik Allah dan kepadaNya kami kembali). (QS. Al Baqarah: 156)

Kesadaran bahwa semua milik Allah dan semua akan kembali kepada-Nya membuat kita lebih ringan saat
menghadapi musibah. Sebab kita menyadari semua adalah milik-Nya. Kita pun menjadi tak terlalu kecewa
dan depresi menghadapi musibah seperti ini.

Dan yang lebih menggembirakan, orang-orang yang bersabar dengan mengucapkan kalimat istirja’ ini,
Allah akan memberinya keberkahan, rahmat dan petunjuk. Sebagaimana Allah sebutkan dalam ayat
selanjutnya. Yakni Surat Al Baqarah ayat 157.

Bahkan hadits shahih dijelaskan, orang yang bersabar dan mengucapkan istirja’ saat menghadapi musibah,
ia akan mendapat pahala dan ganti yang lebih baik.

‫ف لِى‬ ِ ‫ُون اللَّهُ َّم ْأجُرْ نِى فِى ُم‬


ْ ِ‫صيبَتِى َوَأ ْخل‬ َ ‫اجع‬ ِ ‫صيبَةٌ فَيَقُو ُل ِإنَّا هَّلِل ِ َوِإنَّا ِإلَ ْي ِه َر‬
ِ ‫صيبُهُ ُم‬ ِ ُ‫َما ِم ْن َع ْب ٍد ت‬
‫ف لَهُ َخ ْيرًا ِم ْنهَا‬ َ َ‫صيبَتِ ِه َوَأ ْخل‬ ِ ‫َخ ْيرًا ِم ْنهَا ِإالَّ َأ َج َرهُ هَّللا ُ فِى ُم‬
Tidaklah seorang muslim mengalami musibah, lalu dia mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji’uun’  (dan berdoa) ‘ya Allah berikanlah pahala untuk musibahku, dan gantikan untukku dengan
sesuatu yang lebih baik darinya’. Melainkan Allah akan memberikan pahala dalam musibahnya dan
memberinya ganti dengan yang lebih baik. (HR. Muslim)

2. Membantu korban musibah

Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah,


Orang-orang mukmin itu bagaikan satu tubuh. Saat yang satu terkena musibah, selayaknya yang lain
membantu. Jangan justru mem-bully orang yang terkena musibah.

ُ‫ تَ َدا َعى لَه‬،‫ ِإ َذا ا ْشتَ َكى ِم ْنهُ عُضْ ٌو‬،‫َمثَ ُل ْال ُمْؤ ِمنِي َْن فِى تَ َوا ِّد ِه ْم َوتَ َرا ُح ِم ِه ْم َوتَ َعاطُفِ ِه ْم َمثَ ُل ْال َج َس ِد‬
‫َساِئ ُر ْال َج َس ِد بِال َّسه ِْر َو ْال ُح َّمى‬
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan saling
berlemah-lembut di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota badan sakit,
maka semua anggota badannya juga merasa demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahkan kalaupun kita juga terkena musibah, namun saudara kita lebih membutuhkan, Islam mengajarkan
untuk membantunya. Semampu kita. Meskipun hanya dengan ucapan yang baik dan untaian doa. Tentu
lebih baik lagi jika mampu membantu evakuasi, membantu konsumsi dan bantuan-bantuan lain yang
diperlukannya. Terutama dana, jika kita jauh dari lokasi banjir dan gempa yang memang mayoritasnya di
luar Jawa.Pertolongan ini bukan hanya dibatasi untuk saudara seiman. Saudara sebangsa dan sesama
manusia pun perlu ditolong. Dan menolong orang yang membutuhkan seperti inilah yang akan
mendatangkan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga musibah bisa berubah menjadi berkah.

‫ان ْال َع ْب ُد فِى َع ْو ِن َأ ِخي ِه‬


َ ‫َوهَّللا ُ فِى َع ْو ِن ْال َع ْب ِد َما َك‬
“Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”. (HR. Muslim)
3. Muhasabah dan introspeksi

Jamaah Jumat hafidhakumullah,


Datangnya musibah di awal 2021 dan belum berakhirnya pandemi corona ini seharusnya menjadi bahan
introspeksi bagi kita. Muhasabah. Sebab pada umumnya musibah datang kepada kaum muslimin dalam
dua jenis. Pertama, sebagai ujian. Kedua, peringatan.Sebagai ujian, kita kuatkan kesabaran. Namun yang
tak kalah penting, dengan berbagai fakta lapangan kita perlu introspeksi bahwa ada peringatan dalam
berbagai musibah ini.

Peringatan seperti apa? Peringatan sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

َ َ‫ْض الَّ ِذي َع ِملُوا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجعُونَظَهَ َر ْالف‬


‫س‬ ِ َّ‫ت َأ ْي ِدي الن‬
َ ‫اس لِيُ ِذيقَهُ ْم بَع‬ ْ َ‫ا ُد فِي ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َسب‬
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar). (QS. Ar Rum: 41)

Sering kali bencana terjadi karena kerusakan yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Misalnya dalam
banjir.

Kerusakan ini ada dua macam. Pertama, kerusakan lingkungan yang mengakibatkan terjadinya bencana.
Dan ini merupakan bagian dari sunnatullah. Ketika hutan digunduli, air yang melaluinya langsung lewat
tanpa terserap sehingga mudah terjadi banjir dan tanah longsor. Ketika sampah dibuang sembarangan
termasuk ke sungai, ia akan menutup saluran air dan menjadi salah satu faktor banjir. Ketika gedung-
gedung dibangun tanpa memperhatikan keseimbangan alam dan aliran air, juga menjadi salah satu faktor
banjir.

Kedua, kerusakan jiwa manusia. Yakni dengan semakin banyaknya dosa dan kemaksiatan, Allah pun
menegur manusia untuk kembali kepada-Nya. Kerusakan semacam ini sangat dikhawatirkan para sahabat
sehingga ketika terjadi gempa di Madinah, Khalifah Umar meminta seluruh penduduknya untuk bertaubat.

Kita bisa membuang sampah pada tempatnya. Kita bisa menanam kembali hutan dan pepohonan. Namun
kita tak bisa mengendalikan curah hujan. Kita bisa membuat bangunan yang lebih kokoh, tapi kita tak tahu
kapan datangnya gempa. Kita bisa berusaha menjaga kesehatan, tapi kita tidak tahu ketika pandemi tiba-
tiba terjadi. Di sinilah pentingnya taubat nasuha serta menjauhi segala kemaksiatan dan dosa.

ِ ‫َأقُ ْو ُل قَ ْو ِل هَ َذا َوا ْستَ ْغفِر ُْوهَّللا َ ْال َع ِظي ِْم ِإنَّهُ هُ َو ْال َغفُو ُر الر‬
‫َّحي ُم‬

Anda mungkin juga menyukai