َ يَا َأيُّه اَ الَّ ِذيْ َن َء َامنُ وا َّات ُق وا اهللَ َح َّق ُت َقاتِ ِه َوال:ال َت َع الَى
َ َ ق.اهلل َف َق ْد فَ َاز ال ُْمَّت ُق ْو َن َ َ َْ
ِ َُّأي َه ا النَّاس ُأو
ِ ص ْي ُكم وِإيَّاي بَِت ْق وى
ْ ُ
اح َد ٍة َو َخلَ َق ِم ْن َه ا َز ْو َج َه ا
ِ سو ِ َّ
َ ٍ َّاس َّات ُق ْوا َربَّ ُك ُم الذ ْي َخلَ َق ُك ْم ِّم ْن َن ْف َ َ ق.تَ ُم ْوتُ َّن ِإالَّ َوَأنتُ ْم ُّم ْسلِ ُم ْو َن
ُ يَا َُّأي َه ا الن:ال َت َعالَى
يَ ا َُّأي َه ا الَّ ِذيْ َن.ام ِإ َّن اهللَ َك ا َن َعلَْي ُك ْم َرقِ ْيبً ا ِ ِ َّ ِ ِ ِ َّ وب
ْ ْآءلُْو َن بِ ه َوا
َ َألر َح َ سَ َآء َو َّات ُق وا اهللَ الذ ْي ت
ً سَ ث م ْن ُه َم ا ِر َج االً َكث ْي ًرا َون ََ
.َع ِظ ْي ًما
Sholawat Nabi dan salam kemuliaan atas Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah
memberikan keteladanan kepada kita semua. Bagaimana menghadapi segala hal dalam hidup ini. Baik
yang kita sukai sehingga harus banyak bersyukur. Atau apa yang tidak kita sukai sehingga harus bersabar.
Kesadaran bahwa semua milik Allah dan semua akan kembali kepada-Nya membuat kita lebih ringan saat
menghadapi musibah. Sebab kita menyadari semua adalah milik-Nya. Kita pun menjadi tak terlalu kecewa
dan depresi menghadapi musibah seperti ini.
Dan yang lebih menggembirakan, orang-orang yang bersabar dengan mengucapkan kalimat istirja’ ini,
Allah akan memberinya keberkahan, rahmat dan petunjuk. Sebagaimana Allah sebutkan dalam ayat
selanjutnya. Yakni Surat Al Baqarah ayat 157.
Bahkan hadits shahih dijelaskan, orang yang bersabar dan mengucapkan istirja’ saat menghadapi musibah,
ia akan mendapat pahala dan ganti yang lebih baik.
ُ تَ َدا َعى لَه، ِإ َذا ا ْشتَ َكى ِم ْنهُ عُضْ ٌو،َمثَ ُل ْال ُمْؤ ِمنِي َْن فِى تَ َوا ِّد ِه ْم َوتَ َرا ُح ِم ِه ْم َوتَ َعاطُفِ ِه ْم َمثَ ُل ْال َج َس ِد
َساِئ ُر ْال َج َس ِد بِال َّسه ِْر َو ْال ُح َّمى
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan saling
berlemah-lembut di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota badan sakit,
maka semua anggota badannya juga merasa demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan kalaupun kita juga terkena musibah, namun saudara kita lebih membutuhkan, Islam mengajarkan
untuk membantunya. Semampu kita. Meskipun hanya dengan ucapan yang baik dan untaian doa. Tentu
lebih baik lagi jika mampu membantu evakuasi, membantu konsumsi dan bantuan-bantuan lain yang
diperlukannya. Terutama dana, jika kita jauh dari lokasi banjir dan gempa yang memang mayoritasnya di
luar Jawa.Pertolongan ini bukan hanya dibatasi untuk saudara seiman. Saudara sebangsa dan sesama
manusia pun perlu ditolong. Dan menolong orang yang membutuhkan seperti inilah yang akan
mendatangkan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga musibah bisa berubah menjadi berkah.
Sering kali bencana terjadi karena kerusakan yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Misalnya dalam
banjir.
Kerusakan ini ada dua macam. Pertama, kerusakan lingkungan yang mengakibatkan terjadinya bencana.
Dan ini merupakan bagian dari sunnatullah. Ketika hutan digunduli, air yang melaluinya langsung lewat
tanpa terserap sehingga mudah terjadi banjir dan tanah longsor. Ketika sampah dibuang sembarangan
termasuk ke sungai, ia akan menutup saluran air dan menjadi salah satu faktor banjir. Ketika gedung-
gedung dibangun tanpa memperhatikan keseimbangan alam dan aliran air, juga menjadi salah satu faktor
banjir.
Kedua, kerusakan jiwa manusia. Yakni dengan semakin banyaknya dosa dan kemaksiatan, Allah pun
menegur manusia untuk kembali kepada-Nya. Kerusakan semacam ini sangat dikhawatirkan para sahabat
sehingga ketika terjadi gempa di Madinah, Khalifah Umar meminta seluruh penduduknya untuk bertaubat.
Kita bisa membuang sampah pada tempatnya. Kita bisa menanam kembali hutan dan pepohonan. Namun
kita tak bisa mengendalikan curah hujan. Kita bisa membuat bangunan yang lebih kokoh, tapi kita tak tahu
kapan datangnya gempa. Kita bisa berusaha menjaga kesehatan, tapi kita tidak tahu ketika pandemi tiba-
tiba terjadi. Di sinilah pentingnya taubat nasuha serta menjauhi segala kemaksiatan dan dosa.
ِ َأقُ ْو ُل قَ ْو ِل هَ َذا َوا ْستَ ْغفِر ُْوهَّللا َ ْال َع ِظي ِْم ِإنَّهُ هُ َو ْال َغفُو ُر الر
َّحي ُم