FILSAFAT
“ETIKA PENGETAHUAN”
Dosen Pengampu:Yusri Hamzani M.Ag
Disusun Oleh
1.MUHAMAD ALWI PARDANI (2102605158)
2. NINA AULIA (2102605160)
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami penjatkan kehadiran ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya sehingga kami dapat menyusun makalah FILSAFAT dengan judul “ETIKA
PENGETAHUAN”
Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan sahabat beliau. Semoga kita bisa mendapatkan syafaatnya kelak di
hari kiamat, Aamiin.
Selanjutnya kami berterimakasih kepada dosen pengampu dan teman-teman yang telah
ikut serta dalam membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini. Kami sadar terdapat banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami membutuhkan kritik serta saran yang
sifatnya membangun untuk kelancaran tugas berikutnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR................................................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... . .3
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................................................................4
A.Latar Belakang...............................................................................................................................4
B.Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C.Tujuan...........................................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................................................5
A.Pengertian Etika............................................................................................................................5
B.Hubungan antara Ilmu dan Etika....................................................................................................6
C.Membangun Masyarakat Ilmiah....................................................................................................6
D.Menuju Masyarakat Berbudaya Ilmu Pengetahuan.......................................................................6
E.Relevansi Etika Ilmu dengan Ilmu Antropologi...............................................................................8
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................................................9
A.KESIMPULAN.................................................................................................................................9
B.SARAN...........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
1.Apa pengertian etika?
2.Bagaimana hubungan antara ilmudan etika?
4.Apakah yang dimaksud dengan membangun masyarakat berbudaya ilmu pengetahuan?
C.Tujuan
1.Untuk mengetahui tentang pengertian etika.
5.Untuk mengetahui tentang relevansi etika ilmu denganilmuantropologi
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Etika
1. .Etika deskriptif, membahas tentang tingkah laku moral manusia dalam arti luas seperti
adat kebiasaan, anggapan tentang baik dan buruk, hal yang dilarang dan hal yang
diperbolehkan
2. Etika normatif, diperoleh dari penilaian manusia tentang perilaku
manusia di lingkungan sekitar. Manusia bersifat tidak netral karena manusia
mempunyai hak untuk menerima atau menolak etika tertentu.
3. Meta etika, bergerak seolah-olah melampaui taraf yang lebih tinggi dari pada perilaku
etis, yaitu dalam taraf bahasa etis yang digunakan di bidang moral.
Moral berasal dari kata moralis yang berarti adat istiadat, kebiasaan, cara, dan tingkah
laku. Moral adalah sesuatu yang menjadi standar perilaku manusia
terkait prinsip benar atau salah dari perilaku manusia. Menurut M. Adib (2010: 207), moral
mengandung empat pengertian, antara lain:
Menurut Adib (2010: 208), etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.
Etika adalah suatu pengetahuan yang diharapkan dapat mengurangi perilaku penyimpangan
sosial di lingkungan masyarakat. Etika berkaitan dengan konsep yang digunakan manusia untuk
menilai apakah tindakan-tindakan yang dilakukannya salah atau benar. Dengan demikian, ilmu
berperan penting guna mengkaji proses penilaian tersebut. Secara moral, ilmu ditujukan untuk
kebaikan manusia tanpa merendahkan martabat manusia.
Etika memberikan standar yang mengatur pergaulan manusia dalam bersosialisasi dengan lingku
ngannya. Etika dituangkan dalam bentuk peraturan tertulis yang dibuat secara systematic dan
berfungsi sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang menyimpang dari kode
etik.
Masyarakat berbudaya ilmu pengetahuan adalah masyarakat yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir yang bebas dan kritis. Salah satu cara
untuk mengembangkan masyarakat yang berbudaya ilmu pengetahuan adalah dengan
membiasakan masyarakat untuk membaca buku, karena dengan membaca, masyarakat dapat
mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat
berbudaya ilmu pengetahuan, antar lain:
1. Kebudayaan dan Pendidikan
Nilai kebudayaan dan pendidikan berpengaruh pada pembentukan masyarakat berbudaya
ilmu pengetahuan. Setiap kebudayaan memiliki tingkatan atas hal mana yang lebih
dipentingkan,
serta memiliki nilai tersendiri di setiap kategori. Permasalahan dari pendidikan adalah me
netapkan nilai-nilai budaya yang harus dikembangkan. Hal ini disebabkan oleh nilai-nilai
budaya yang harus dikembangkan dan usaha pendidikan yang sadar dan systematis
mengharuskan untuk lebih eksplisit dan definitive tentang hakikat nilai-nilai budaya
tertentu.
2. Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Kebudayaan
merupakan pengetahuan dan pengetahuan merupakan
suatu unsur dari kebudayaan. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan berada dalam posisi yan
g saling mempengaruhi. Pada suatu pihak, pengembangan ilmu pengetahuan dalam suatu
masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaannya, sedangkan di pihak lain
pengembangan ilmu pengetahuan mempengaruhi jalannya kebudayaan.
Dalam mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan mempunyai peranan ya
kni sebagai sumber nilai yang
mendukung terselenggaranya pengembangan kebudayaan nasional serta sebagai sumber
nilai yang membentuk karakter suatu bangsa.
3. Nilai Ilmiah dan Pengembangan Kebudayaan Nasional
Pengembangan kebudayaan nasional pada hakikatnya adalah perubahan dari kebudayaan
konvensional ke arah kebudayaan yang mencerminkan aspirasi dan tujuan nasional
(Adib, 2010:215). Tujuan
bangsa Indonesia adalah menjadi bangsa yang modern, dalam artian memiliki kemajuan
dalam ilmu pengetahuan. Sehingga perkembangan
ilmu pengetahuan akan mendukung pengembangan kebudayaan
nasional. Kegiatan keilmuan harus memperhatikan kebudayaan masyarakat, Karena ilmu
pengetahuan merupakan bagian dan sebagai alat pengembangan kebudayaan. Adib
(2010:215) menjelaskan bahwa semua unsure kebudayaan harus diberikan otonomi dalam
menciptakan paradigma. Dalam hal ini, paradigm dapat berkembang dengan syarat
kondisirasional dan kondisi psikososial kelompok.
4. Dampak Intelektual
Ilmu pengetahuan merupakan faktor paling menentuakan dalam mengubah cara pandang.
Ilmu pengetahuan membawa sitem
berpikir rasional yang melenyapkan kepercayaan tradisional. Hal ini disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain:
a) Pengamatan lawan otoritas Ilmu pengetahuan didasarkan oleh pengamatan dengan
teknik-teknik rasional, serta menuntut agar tidak mudah percaya pada tradisi dan
otoritas.
b) Otonomi dunia fisik Ilmu pengetahuan berangkat dari filosofi alam
sebagai sesuatu yang otonom dan memiliki hokum sendiri.
c) Disingkatnya konsep tujuan Ilmu pengetahuan hanya mengenal sebab efisien
dari suatu peristiwa dan lebih memperhatikan konsep kasualitas dibanding
formalitas.
d) Tempat manusia dalam alam
e) Dari segi kontemplasi ilmu pengetahuan
merendahkan manusia. Namun, dari segi praktis ilmu pengetahuan mengangkat
manusia, karena dengan ilmu dan memahami hukum alam manusia memperoleh
kekuasaan.
5. Dampak Sosial Praktis
6. Watak Intelektual
7. Kecenderungan Pragmatis
Ilmu pengetahuan dikembangkan demi mencari penjelasan tentang berbagai persoalan dal
am alam semesta yang akhirnnya berguna bagi kehidupan manusia.
E. Relevansi Etika Ilmu dengan Ilmu Antropologi
Hubungan antropologi dan etika ilmu bersifat timbale baik. Ilmu dan etika
sebagai suatu parameter baik buruknya suatu metode. Hal ini digunakan oleh antropologi dalam
mempelajari aspek kehidupan manusia. Dilainsisi, ilmu dan etika adalah suatu pengetahuan yang
diharapkan dapat menghambat dan mengehentikan perilaku menyimpang di kalangan
masyarakat, yang diteliti oleh ilmu Antropologi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Sebagai generasi muda yang cerdas, kita harus mengetahui tentang etika dan ilmu.
Pentingnya memahami etika dan ilmu dalam mempelajari filsafat ilmu, agar kita
senantiasa berfilsafat dengan cara yang benar dan dapat menjadi manusia yang bermoral.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Muhammad. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pe
ngetahuan.
Hamersma, Harry. PintuMasukkeDuniaFilsafat.
Keraf, A Sonny dan Mikhael Dua. Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan Filosofis.