Anda di halaman 1dari 19

1

LAPORAN RESMI
WORKSHOP KOORDINASI PROTEKSI TENAGA LISTRIK
Pengujian Karakteristik Phase Failure Relay (PFR)

Nama : Ahmad Nurkholis Majid


NRP : 1310197022
Kelas : 3 D4 PLN
Dosen : Indhana Sudiharto, ST. MT

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2022
2

Praktikum
PENGUJIAN KARAKTERISTIK
1 PHASE FAILURE RELAY (PFR)

I. Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan dapat mengerti fungsi dan cara kerja dari PFR.
2. Mahasiswa diharapkan dapat mengerti cara pemasangan PFR dengan baik.
3. Mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan PFR dalam dunia industri.

II. Dasar Teori Penunjang

Pada kebanyakan motor bentuk dari operasi yang tidak normal adalah bekerjanya
motor dengan beban mekanis yang berlebihan (overload). Overload dapat terjadi
dikarenakan pembebanan lebih yang dibebankan langsung pada motornya, atau dapat
juga dikarenakan turunnya tegangan dan frekuensi pada sistem power supply-nya,
dimana terjadi pada saat motor beroperasi hanya dengan dua phase saja karena phase
satunya tidak bekerja.
Untuk mencegah hilangnya phase yang akan mengakibatkan timbulnya panas yang
tinggi (overheating) pada kumparan dan isolasi serta akan memperpendek umur pakai
(lifetime) dari kumparan tersebut, maka dipakailah suatu relay pengaman kegagalan
phase yakni PFR (Phase Failure Relay).
Pada beberapa aplikasi mungkin kehilangan ataupun kegagalan phase dapat
berakibat fatal baik pada sistem umumnya dan pada motor khususnya. Beberapa
penyebabnya bisa karena supply tegangan yang dibangkitkan ataupun distribusi
tegangan yang dikirim tidak memenuhi rating yang diinginkan sistem atau bahkan telah
terjadi yang sifatnya murni karena perangkat atau penghantar yang rusak akibat
buruknya perawatan. Kehilangan phase untuk waktu yang cukup lama dapat
3

mengakibatkan kerusakan pada peralatan terutama kumparan motor yang imbasnya


akan berkurangnya umur pakainya.
Dengan adanya PFR, dampak dari kehilangan ataupun kegagalan phase dapat dihindari
sekecil mungkin.
Tujuan dari pemasangan PFR pada sistem tenaga adalah :
a. Menghindari akibat buruk dari kegagalan/kehilangan (failure)phase pada sistem
dengan memutuskan supply ke beban melalui kontak bantunya yang terpasang
pada jalur distribusi dari supply ke beban.
b. Menghindari akibat buruk dari terbalik/tertukarnya antara phase yang satudangan
yang lainnya.
c. Menghindari akibat buruk dari ketidakseimbangan tegangan (voltage unbalance)
dimana perbedaan tersebut tidak lebih dari 10 % dibawah tegangan rata-rata 3 
tersebut.
d. Menghindari akibat buruk dari turun/kurangnya tegangan (under voltage) yang
mana tegangan tersebut dapat diset.
Contoh jenis-jenis PFR
1. Class 8430 tipe MPD dan MPS
PFR adalah suatu relay pengaman yang digunakan untuk mengamankan sistem
dari kehilangan phase, pembalikkan atau turun/kurangnya tegangan. Tegangan
tak seimbang pada alat terjadi ketika adanya tegangan jatuh 10 % dibawah
tegangan rata-rata.
Kurangnya tegangan secara eksternal dapat disetel dari 75 % - 100 % dari
tegangan nominalnya. LED pada relay akan menyala ketika relay diberi tegangan
(terpasang pada tegangan). PFR ini bermerek Square D dari perusahaan Scheider
Electric.
4

Gambar 1. PFR Class 8430 tipe MPD dan MPS

Gambar 1. Ttampak bawah, samping dan atas PFR Class 8430 tipe MPD dan MPS

Spesifikasi :

2. RSTC
5

RSTC dapat memonitor kesalahan urutan phase. RSTC akan mengukur pada
supply tegangan 3 phase dan dioperasikan pada segala kondisi. Relay akan
bekerja jika terdapat kondisi kesalahan pada sistem. Relay akan menunda
(delay) waktu untuk memutuskan rangkaian sistem untuk menghindari interupsi
yang sangat rendah atau kegagalan sesaat lainnya. PFR ini diproduksi oleh PSK.
Electric.

Gambar 2. PFR tipe RSTC

3. M3PRT
Sama seperti merek sebelumnya M3PRT juga memiliki fungsi dan kegunaan
yang sama yakni menghindarkan dari akibat buruk dari hilangnya phase. PFR ini
dibuat oleh Broyce Control Eng.
6

Gambar 3. PFR tipe M3PRT

Spesifikasi :
7

Gambar 4. Pemasangan PFR pada Sistem

Gambar 5. Pemasangan kontrol PFR

Ketika menggunakan PFR, urutan phase yang terpasang pada sumber dan label
yang tertera pada PFR haruslah sesuai.
Ketika terjadi kehilangan phase maka sudut 120° antar phase akan berubah yang
mengakibatkan arus pun berubah. Perubahan inilah yang dijadikan sebagai kontrol untuk
menggerakkan kontak dari relay tersebut.
Oleh karenanya tidak selalu ketika phase hilang yakni bisa juga ketika terjadi
ketidakseimbangan tegangan pun, relay ini tetap dapat bekerja ataupun urutan phase
yang salah sekalipun dapat mengontrolnya karena sudut phase nantinya pun akan
berubah.
Pada kebanyakan PFR sudah dilengkapi dengan pengaman under voltage yang mana
pada dasarnya didalamnya terdapat suatu pengukur yang bisa di set batas minimal
tegangan yang diperbolehkan.
8

Akan tetapi ketika terdapat kenaikan ataupun penurunan tegangan yang simetris (terjadi
bersamaan dan sama besar) pada ketiga phase, relay terkadang tidak bereaksi. Hal yang
mungkin adalah karena tidak terjadi ketidakseimbangan antar phase oleh karenanya relay
tidak bekerja. Hal tersebut mungkin bisa diatasi dengan hanya memakai PFR dengan
rating yang sesuai dengan kebutuhan sistem saja.
Pada makalah ini dapat disimpulkan bahwa PFR hanya berfungsi mendeteksi
penurunan atau kenaikan tegangan salah satu phase pada sistem tiga phase serta
ketidakseimbangan tegangan antar phase dan kelemahan dari alat ini adalah tidak akan
bereaksi terhadap kenaikan atau penurunan tegangan yang simetris (terjadi bersamaan
dan sama besar) pada ketiga phasa.
PFR (Phase Failure Relay ) adalah salah satu pengaman system tenaga listrik
yang digunakan untuk medeteksi adanya kerusakan pada satu phase atau dua phase dari
phase sumber pada dunia industri. Kerusakan yang dimaksud dalam hal ini adalah satu
phase atau dua phase dari phase sumber ada yang terputus saat masih mensuplay beban.
Sebagai catatan bahwa umumnya PFR digunakan dalam dunia industri untuk
mengamankan beban motor-motor dc maupun motor-motor induksi.

Kerusakan dari phase tersebut umumnya diakibatkan oleh:


1. Interuption dari beban
2. Kerusakan pada kontaktor pada motor
Seperti dikatakan diatas bahwa pada umumnya PFR lebih banyak digunakan pada
instalasi motor-motor 3 phase.
Mengapa terputusnya satu atau dua phase dari sumber harus diamankan ?.
Kembali pada prinsip dasar instalasi listrik yang sudah kita pelajari bahwa
sumber 3 phasa diharapkan mempunyai beban yang seimbang pada setiap phasanya yaitu
IS = IR = IT sehingga apabila suatu system tenaga listrik pada satu atau dua phase tergangu
maka akan terjadi perubahan arus phase yang tidak terganggu ( lebih besar ). Misalnya
phase R terputus saat proses produksi dengan beban motor maka dengan otomatis
kumparan motor pada phase R tidak di supply arus listrik sehingga impedansi motor yang
tadinya seimbang menjadi sedikit pincang ( lebih kecil). Karena impedansi
9

motor menjadi lebih kecil maka arus yang masuk pada motor akan menjadi lebih besar.
Jika gangguan ini tidak segera dicegah maka motor akan terbakar bahkan jika gangguan
ini terjadi dalam waktu yang lama akan bisa merusak peralatan listrik yang ada disekitar
motor.
Sebuah PFR, dengan membatasi nilai overcurrent, akan sangat berguna untuk :
1. Dapat menambah jaminan usia kerja motor
2. Mengurangi kerugian biaya yang ditimbulkan akibat perbaikan atau
penggantian motor.
3. Meminimalisir waktu yang terbuang karena adanya masalah pada motor.
4. Mengurangi resiko timbulnya kejutan listrik atau bunga api akibat shorting
out pada lilitan motor

III. Peralatan dan Bahan

1. PFR ` (1 buah)
2. Kontaktor (2 buah)
3. Motor induksi 3 phasa (1 buah)
4. Push button (2 buah)
5. Set Kabel (1 set)

IV. Rangkaian Percobaan

R S T

Kontaktor
Coil
10

Gambar 6. Rangkaian percobaan Phase Failure Relay

V. Langkah-langkah Percobaan

1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 6 seperti diatas.


2. Cek apakah sambungan rangkaian phase pada motor sudah benar
3. Cek apakah urutan phase R-S-T sudah benar pada motor dan relay
4. Setting sensitifitas PFR pada kondisi minimum
5. Cek apakah relay sudah mendapat sumber 1 phase 220 V.
6. Inputkan sumber tiga phase untuk motor
7. Di misalkan push button 1,2 dan 3 sebagai gangguan phase.
8. Tekan push button 1, dan catat apa yang terjadi
9. Tekan push button 2, dan catat apa yang terjadi
10. Tekan push button 3, dan catat apa yang terjadi
11. Kemudian tekan dua buah push button, dan catat apa yang ter jadi
12. Ubah setting sensitifitas PFR pada kondisi maximum
13. Kemudian lakukan langkah 8 sampai 11.
VI. Data Hasil Percobaan

Tabel 1. Data Hasil Percobaan

No Phase yang Hilang Keadaan Relay


1 R
2 S
3 T
4 RS
5 ST
6 TR

VII. Pertanyaan
1. Tulislah cara kerja dari PFR
2. Buatlah time chart dari cara kerja PFR
3. Buatlah analisa dan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan
11

VIII. Rangkaian Percobaan

Gambar 7. Rangkaian percobaan Phase Failure Relay


12

Rangkaian Simulasi menggunakan OP-AMP ADDER di Proteus :


13

IX. Langkah-langkah Percobaan

1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 6 seperti diatas.


2. Cek apakah sambungan rangkaian phase pada 3 buah lampu hubungan Wye (Y)
sudah benar apa belum.
3. Cek apakah urutan phase R-S-T sudah benar pada motor dan relay, namun
karena pada simulasi ini beban diganti 3 buah lampu maka tidak perlu di cek
urutan phasenya.
4. Setting sensitifitas PFR pada kondisi minimum
5. Cek apakah relay sudah mendapat sumber 1 phase 220 V.
6. Inputkan sumber tiga phase untuk beban 3 buah lampu tersebut.
7. Anggap Switch R,S, dan T adalah Push Button R,S dan T, dan dimisalkan
sebagai gangguan phase.
8. Off-kan Switch Phase R , dan catat apa yang terjadi
9. Off-kan Switch Phase S, dan catat apa yang terjadi
10. Off-kan Switch Phase T, dan catat apa yang terjadi
11. Kemudian Off-kan dua buah Switch, dan catat apa yang ter jadi
12. Ubah setting sensitifitas PFR pada kondisi maximum
13. Kemudian lakukan langkah 8 sampai 11.
14

X. Data Hasil Percobaan

Tabel 1. Data Hasil Percobaan

Phase yang Keadaan Beban


No Keadaan Relay (NC)
Hilang (Tiga lampu dirangkai Star)

1. R ON / Bekerja MATI

2. S ON / Bekerja MATI

3. T ON / Bekerja MATI

4. RS ON / Bekerja MATI

5. ST ON / Bekerja MATI

6. TR ON / Bekerja MATI

Tidak ada phase


7. OFF / Tidak Bekerja MENYALA
yang hilang

XI. Pertanyaan
1. Tulislah cara kerja dari PFR

Alat ini akan berkerja pada saat ada salah satu fasa yang kurang stabil
tegangannya. Maka kontak NO, NC dari alat ini akan berkerja. semisal yang kita
pakai adalah kontak NO maka akan menutup dan semisal yang kita pakai adalah
NC maka akan membuka atau open saat :

a. Ada salah satu, dua phasa, yang hilang. yang dimaksudkan hilang adalah
copot atau lepas yang menyebabkan terjadinya unbalance tegangan pada 3
phasa tersebut.
b. Urutan fase yang salah, semisal mau mengoneksi ke motor litrik yang
seharusnya R,S,T malah kebalik jadi R,T,S maka alat ini akan berkerja.
c. Tegangan under voltage atau tegangan dibawah batas normal biasanya.
d. Tegangan over voltage atau tegangan lebih atau kelebihan tegangan yang
tidak sesuai dengan biasanya.
15

e. Frequensi abnormal under / upper Frequensi yang tidak stabil kadang naik
kadang turun akan membuat alat ini dapat berkerja.

2. Buatlah time chart dari cara kerja PFR

3. Buatlah analisa dan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan

XII. Analisa :

Pada percobaan ke 1 ini kita merangkaian Rangkaian Pencegah Kerusakan


akibat hilang Fasa dengan menggunakan Gawai Phase Failure Relay, namun karena
kita tidak terdapat hardwarenya maka kita membuat sebuah Rangkaian Simulasi Gawai
PFR dengan menggunakan Rangkaian OP-AMP ADDER atau Rangkaian penjumlah
analog untuk memproteksi Beban Motor Tiga Fasa yang dalam simulasi kali ini saya
menggunakan beban 3 buah lampu AC yang dirangkai secara Wye sebagai pengganti
dari Motor 3 phase itu sendiri.
Jadi ketiga fasa suplai harus ada saat beban motor hidup. Ketika salah satu
sekering padam, atau satu fasa hilang, maka motor akan terus berjalan dengan hanya
supply dari dua fasa, pada saat itu motor akan terus menarik arus besar untuk beban
yang sama. Arus tinggi ini dapat menjalankan motor, kecuali segera dimatikan.
Sehingga dengan rangkaian ini akan menghindarkan kerusakan motor akibat
kecelakaan seperti itu. Maka dengan rangkaian ini motor tidak akan berjalan, kecuali
ketiga fasa tersebut terhubung.
16

Dalam suplai 3-fase, tegangan terpisah 120 derajat satu sama lain. Dengan
demikian penambahan tiga fase memberikan tegangan nol. Jika salah satu fase berjalan,
tegangan yang ada pada titik penjumlahan sama dengan setengah tegangan saluran. ' Di
rangkaian ini, tiga fase (R, S, T) dihubungkan ke saluran netral. Ketika ketiga fase
terhubung atau tidak hilang, maka tegangan pada titik D adalah nol.

Terbukti ketika ketiga fase terhubung maka nilai tegangan di titik D adalah
mendekati nol (disana tertulis V=0.0011753).

Jadi tegangan pada pin 3 dari 1C 741 juga nol, tetapi tegangan pada pin 2 hampir
4V. Berikut buktinya :

Disana terlihat bahwa tegangan di pin 3 dari IC 741 adalah juga sama dengan

nol (disana tertulis V=5.01525 x 10-7 ). Dan terbukti tegangan pada pin 2 hampir 4
V (disana Tertulis V=3.30366). Sehingga di sini 741 digunakan sebagai pembanding
dan tegangan pada pin 6 adalah nol (mendekati nol). Oleh karena itu relay tidak dapat
beroperasi.
17

Namun ketika ada fase yang hilang, tegangan pada titik D naik sekitar
setengah dari tegangan phase-line. Berikut buktinya :

OPEN, Phase T hilang

Tegangan di Titik D Naik dari yang sebelumnya Nol

Tegangan ini dibagi dengan resistor 150k dan 50k. Tegangan pada pin 3 adalah
sekitar 8V (disana terlihat V=7.95) ketika potensiometer 50k disetel dengan benar.
18

Tegangan pada pin 6 adalah sekitar 12V. Tegangan dasar ini dapat mendorong
relai ke kondisi operasi. Jadi, relai akan beroperasi dan mematikan ketiga
sambungan phasa yang menuju ke beban ketika salah satu atau dua fase ada yang
padam atau hilang. Berikut hasil gambar simulasinya :

Maka sambungan
3 phase langsung
terputus semua,
untuk mengamankan
beban 3 phase, yang
dalam dunia real
akan mengamankan
motor 3 phase yang
akan rusak jika
Open, Phasa T hilang hanya beroperasi
menggunakan 2
phase atau 1 phase.

Sehingga switch pada tiap-tiap fasanya, sebagai simulasi apabila ada fasa yang
hilang. Saat kehilangan phase maka sudut 120° antar phase berubah yang
mengakibatkan arus pun berubah. Perubahan inilah yang menggerakkan kontak dari
relay tersebut. Relay ini tetap akan memutus aliran listrik karena urutan phase yang
salah sekalipun karena sudut phase nantinya pun akan berubah. Oleh karenanya tidak
selalu ketika phase hilang yakni bisa juga ketika terjadi ketidakseimbangan tegangan.

tegangan balance Ketidakseimbangan tegangan


19

Sehingga dari simulasi yang telah saya lakukan sudah sesuai dengan cara
kerja dan fungsi PFR. Yaitu Alat ini akan berkerja pada saat ada salah satu fasa yang
kurang stabil tegangannya. Maka kontak NO, NC dari alat ini akan berkerja. semisal
yang kita pakai adalah kontak NO maka akan menutup dan semisal yang kita pakai
adalah NC maka akan membuka atau open. Karena pada simulasi saya pakai kontak
NC maka saat terjadi kitidaksimbangan tegangan atau ada phase yang hilang maka
relay akan ON atau bekerja dan merubah kontak NC tadi menjadi Open sehingga
tidak ada listrik yang mengalir ke magnetic kontaktor yang menyebabkan sambungan
ketiga phase yang menuju ke beban terputus.

XIII. Kesimpulan :

1. PFR berfungsi mendeteksi penurunan atau kenaikan tegangan salah satu phase
pada sistem tiga phase serta ketidakseimbangan tegangan antar phase.
2. Ketika terjadi ketidakseimbangan tegangan, maka kontak NO dan NC dari PFR
akan berkerja. Semisal NO maka akan menutup dan semisal NC akan membuka.
3. Ketidakseimbangan tegangan biasanya terjadi karena beberapa hal seperti Ada
salah satu, dua phasa, ada yang hilang/terputus/padam, adanya undervoltage, dan
adanya overvoltage diantara phasenya.
4. PFR memiliki sistem toleransi, jadi bila ada satu fasa yang lepas maupun kurang
kencang, alat ini tidak akan langsung memutus aliran namun akan membaca
terlebih dahulu besar drop pada tegangan atau selisih sudut antar fasanya.
5. Kelemahan dari PFR adalah relay tidak akan bereaksi terhadap kenaikan atau
penurunan tegangan yang simetris (terjadi bersamaan dan sama besar) pada ketiga
phasa. Hal itu karena tidak terjadi ketidakseimbangan antar phase. Itu bisa diatasi
dengan hanya memakai PFR dengan rating yang sesuai dengan kebutuhan sistem
saja.

Anda mungkin juga menyukai