Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN III

SALURAN TRANSMISI MENENGAH UDARA

I. TUJUAN
1. Mengetahui model Saluran Transmisi Menengah Udara.
2. Mengukur tegangan kirim, arus kirim, tegangan terima, dan arus terima.
3. Mengetahui unjuk kerja Saluran Transmisi Menengah Udara.
4. Mengetahui pengaruh pembebanan terhadap saluran transmisi.
5. Mengetahui pengaruh korona terhadap saluran transmisi.

II. DASAR TEORI


Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi
termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini
terbanyak digunakan untuk konsumen jaringan Tegangan Menengah yang
digunakan di Indonesia. Ciri utama jaringan ini adalah penggunaan penghantar
telanjang yang ditopang dengan isolator pada tang besi/beton.

Penggunaan penghantar telanjang, dengan sendirinya harus diperhatkan faktor


yang terkait dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak aman minimum
yang harus dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV tersebut antar Fase atau
dengan bangunan atau dengan tanaman atau dengan jangkauan manusia.
Termasuk dalam kelompok yang diklasifkasikan SUTM adalah juga bila
penghantar yang digunakan adalah penghantar berisolasi setengah AAAC-S (half
insulated single core). Penggunaan penghantar ini tdak menjamin keamanan
terhadap tegangan sentuh yang dipersyaratkan akan tetapi untuk mengurangi
resiko gangguan temporer khususnya akibat sentuhan tanaman.
Komponen Utama Konstruksi SUTM
1. Penghantar
A. Penghantar Telanjang (BC : Bare Conductor)
Konduktor dengan bahan utama tembaga(Cu) atau alluminium (Al)
yang di pilin bulat padat , sesuai SPLN 42 -10 : 1986 dan SPLN 74 : 1987
Pilihan konduktor penghantar telanjang yang memenuhi pada dekade
ini adalah AAC atau AAAC. Sebagai akibat tngginya harga tembaga
dunia, saat ini belum memungkinkan penggunaan penghantar berbahan
tembaga sebagai pilihan yang baik.
B. Penghantar Berisolasi Setengah AAAC-S (half insulated single core)
Konduktor dengan bahan utama aluminium ini diisolasi dengan
material XLPE (crosslink polyetlene langsung), dengan batas tegangan 6
kV dan harus memenuhi SPLN No 43-5-6 tahun 1995
C. Penghantar Berisolasi Penuh (Three single core)
XLPE dan berselubung PVC berpenggantung penghantar baja dengan
tegangan Pengenal 12/20 (24) kV Penghantar jenis ini khusus digunakan
untuk SKUTM dan berisolasi penuh. SPLN 43-5- 2:1995-Kabel
2. Isolator
Pada jaringan SUTM, Isolator pengaman penghantar bertegangan
dengan tang penopang/ travers dibedakan untuk jenis konstruksinya adalah :
A. Isolator Tumpu

B. Isolator Tarik

3. Peralatan Hubung (Switching)


Pada percabangan atau pengalokasian seksi pada jaringan SUTM untuk
maksud kemudahan operasional harus dipasang Pemutus Beban (Load Break
Switch : LBS), selain LBS dapat juga dipasangkan Fused Cut-Out (FCO).
4. Tiang
A. Tiang Kayu
SPLN 115 : 1995 berisikan tentang Tiang Kayu untuk jaringan
distribusi, kekuatan, ketinggian dan pengawetan kayu sehingga pada
beberapa wilayah pengusahaan PT PLN Persero bila suplai kayu
memungkinkan, dapat digunakan sebagai tiang penopang penghantar
penghantar SUTM.
B. Tiang Besi
Adalah jenis tiang terbuat dari pipa besi yang disambungkan hingga
diperoleh kekuatan beban tertentu sesuai kebutuhan. Walaupun lebih
mahal, pilihan tiang besi untuk area/wilayah tertentu masih diijinkan
karena bobotnya lebih ringan dibandingkan dengan tiang beton. Pilihan
utama juga dimungkinkan bilamana total biaya material dan transportasi
lebih murah dibandingkan dengan tiang beton akibat di wilayah tersebut
belum ada pabrik tiang beton.
C. Tiang Beton
Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan digunakan di
seluruh PLN karena lebih murah dibandingkan dengan jenis konstruksi
tiang lainnya termasuk terhadap kemungkinan penggunaan konstruksi
rangkaian besi profil.

III. ALAT DAN BAHAN


IV. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Pastikan ketika merangkai alat dan bahan dalam keadaan tidak bertegangan.
2. Pastikan semua alat ukur sudah terpasang benar pada rangkaian tertutup.
3. Dianjurkan setiap rangkaian dilengkapi saklar penghubung pada sisi masukan.
4. Pastikan nilai beban sudah sesuai dengan job order!
5. Setiap mahasiswa harus faham dengan prosedur praktikum!
6. Mintalah persetujuan asisten laboratorium ketika akan melakukan uji fungsi!!!
7. Lepas sumber tegangan dan bongkar rangkaian saudara ketika sudah selesai.
8. Kembalikan alat dan bahan sesuai tempatnya masing-masing.

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Cermati gambar transmisi menengah udara beban resistif dan amati Tabel 2!
2. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai Tabel 1!
3. Lengkapi gambar rangkaian pengawatan berdasarkan hasil pengamatan
gambar Saluran Transmisi Menengah Udara Beban Resistif sambungan
bintang dan Tabel 2!
4. Sebelum merangkai pengawatan pada saluran dan beban, pastikan bahwa
transformator sudah sesuai ketentuan berikut;
A. Tegangan masuk transformator : 220 VAC
B. Sambungan transformator : Y-Y
C. Tegangan Keluaran transformator : 63,5 VAC
5. Semua ulat ukur dipasang pada titik pengiriman!
6. Amati dan catat hasil pengukurun pada setiap kolom pengirim Tabel 2!
7. Pindah alat ukur ke titik penerima!
8. Amati dan catat hasil pengukurun pada setiap kolom penerima Tabel 2!
9. Lakukan perhitungan pada setiap titik yang mengacu hasil praktikum!
10. Cermati gambar transmisi menengah udara beban induktif dan amati Tabel 3!
11. Lengkapi gambar rangkaian pengawatan berdasarkan hasil pengamatan
gambar lampiran Saluran transmisi menengah udara beban Induktif
sambungan bintang dan Tabel 3!
12. Rangkailah alat dan bahan agar sesuai dengan gambar lampiran Saluran
Transmisi Menengah Udara Beban Induktif.
13. Lakukan percobaan Saluran Transmisi Menengah Udara Beban Induktif dan
catat hasil pengukuran pada Tabel 3!
14. Cermati gambar lampiran Saluran Transmisi Menengah Udara Beban Resistif
dan Load Reactor yang dipasang paralel serta amati Tabel 4!
15. Lakukan percobaan Saluran Transmisi Menengah Udara Beban Resistif dan
Load Reactor yang dipasang paralel dengan hubungan bintang serta catat hasil
pengukuran pada Tabel 4!
VI. HASIL PENGAMATAN
1. Saluran Transmisi Menengah Udara Beban Resistif
50 63.5 1m
381.0511777 220 10 IR1 120
P S AIS1 A
IS2 IR2
A A
IR3
AIS3 A

1u 1u
VS1 VS2 VS3 VR1 VR2 VR3

1u 1u 1u 1u 1u 1u 1u

1u 1u

10
1m

Phas Pengamatan
Beban
e VS (V) VR (V) IS (A) IR (A) PS (W) PR (W)
120 Ω I 63.499110 58.623259 0.49420580 0.48852714 31.039247 28.639053
120 Ω II 63.752680 58.624148 6.2112804 0.48853456 31.293711 28.639922
120 Ω III 63.752675 58.623969 6.2112419 0.48853307 31.293117 28.639922
80 Ω I 63.499072 56.451190 0.70930176 0.70563987 44.826097 39.834211
80 Ω II 63.752625 56.442955 6.2319534 0.70553692 45.054850 39.822588
80 Ω III 63.752621 56.442735 6.2319200 0.70553418 45.054309 39.822279
50 Ω I 63.499010 52.921634 1.0605458 1.0584327 67.227859 56.013986
50 Ω II 63.752536 52.901631 6.2814127 1.0580326 67.408778 55.971650
50 Ω III 63.752531 52.901341 6.2813882 1.0580268 67.408332 55.971037
Keterangan :
VS = Tegangan kirim atau tegangan pada titik keluaran transformator.
VR = Tegangan terima atau tegangan pada titik masukan beban.
IS = Arus kirim atau arus yang mengalir dari sisi sekunder transformator.
IR = Arus terima atau arus yang mengalir pada beban.
PS = Daya kirim atau daya yang disuplai dari sisi sekunder transformator.
PR = Daya terimaatau daya yang dipakai oleh beban.
2. Saluran Transmisi Menengah Udara Beban Induktif
50 63.5 1m
381.0511777 220 10 IR1 120m
P S AIS1 A
IR2
AIS2 A
IR3
AIS3 A

1u 1u
VS1 VS2 VS3 VR1 VR2 VR3

1u 1u 1u 1u 1u 1u 1u

1u 1u

10
1m

Pengamatan
Beban Phase
VS (V) VR (V) IS (A) IR (A)
PS (W) PR (W)
Tap 6 I 63.498301 59.271651 1.7661474 1.8317046
39.252253 6.8365268
Tap 6 II 63.751917 60.763993 6.3984449 1.6881232
28.081066 0.52169450
Tap 6 III 63.751913 60.518280 6.3761746 1.5923764
28.102936 3.5811515
Tap 8 I 63.497930 56.090421 2.4570842 2.5222709
71.384572 9.2817006
Tap 8 II 63.751532 58.301241 6.6062556 2.3761046
55.300660 0.24798041
Tap 8 III 63.751528 57.775568 6.5607749 2.2374573
55.332155 6.4954541
Tap 10 I 63.497448 50.035049 3.4606055 3.5212987
132.33919 10.255141
Tap 10 II 63.751009 53.083760 7.0119664 3.3578288
110.82380 0.014170509
Tap 10 III 63.751004 52.062892 6.9344553 3.1850001
110.86582 11.031421
Keterangan :
VS = Tegangan kirim atau tegangan pada titik keluaran transformator.
VR = Tegangan terima atau tegangan pada titik masukan beban.
IS = Arus kirim atau arus yang mengalir dari sisi sekunder transformator.
IR = Arus terima atau arus yang mengalir pada beban.
PS = Daya kirim atau daya yang disuplai dari sisi sekunder transformator.
PR = Daya terimaatau daya yang dipakai oleh beban.
3. Lakukan percobaan Saluran Transmisi Menengah Udara Beban Resistif dan
Load Reactor yang dipasang paralel
50 63.5 1m
381.0511777 220 10 IR1 120
P S AIS1 A
IS2 IR2
A A
IR3
AIS3 A

1u 1u 120m
VS1 VS2 VS3 VR1 VR2 VR3

1u 1u 1u 1u 1u 1u 1u

1u 1u

10
1m

Beban Pengamatan
Indukti Phase
Resistif VS (V) VR (V) IS (A) IR (A) PS (W) PR (W)
f
55.15734
Tap 6 120 Ω I 63.498343 1.7476946 1.8049637 62.768953 31.177645
3
56.39098
Tap 6 120 Ω II 63.751923 6.3895427 1.6449858 53.245123 27.008010
6
56.20254
Tap 6 120 Ω III 63.751919 6.3734813 1.5737222 53.263713 29.214077
6
50.86720
Tap 8 80 Ω I 63.498049 2.3751079 2.4303227 97.873460 40.065905
8
52.60487
Tap 8 80 Ω II 63.751605 6.5695735 2.2596464 84.808588 34.910312
6
52.22866
Tap 8 80 Ω III 63.751601 6.5396695 2.1638328 84.834083 38.998773
8
44.00583
Tap 10 50 Ω I 63.497704 3.2438743 3.2935941 154.29169 47.316306
7
46.25276
Tap 10 50 Ω II 63.751211 6.9019454 3.1062618 137.81367 42.812575
1
45.58189
Tap 10 50 Ω III 63.751207 6.8562144 2.9971597 137.84574 49.217676
0

VII. ANALISIS
Pada percobaan yang berjudul saluran transmisi menengah udara ini dilakukan
pengujian yang bertujuan untuk mengetahui model Saluran Transmisi Menengah
Udara, mengukur tegangan kirim, arus kirim, tegangan terima, dan arus terima,
mengetahui unjuk kerja Saluran Transmisi Menengah Udara, mengetahui
pengaruh pembebanan terhadap saluran transmisi dan mengetahui pengaruh
korona terhadap saluran transmisi. Pengujian ini dilakukan secara simulasi
menggunakan software PSIM.
Pada pengujian ini menggunakan sumber tegangan 3 phase dan transformator
3 phase sebelum dialirkan melalui saluran transmisi menengah udara.
Transformator 3 phase ini dirangkai menggunakan sambungan y-y. Rasio
transformasi yang digunakan yaitu sebesar 3.46:1 dengan jumlah lilitan
primer:lilitan sekunder 440:127. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
transformator yang digunakan difungsikan untuk step down tegangan. Tegangan
output transformator yang direncanakan dalam pengujian ini yaitu sebesar 63.5 V.
Pada pengujian pertama saluran transmisi menengah udara menggunakan
beban resistif. Dapat diketahui bahwa pada saluran transmisi menengah udara ini
mengandung komponen resistif dan induktif, sehingga pada dasarnya akan
mempengaruhi beda phase dari arus dan tegangan. Pada hasil percobaan dapat
diketahui bahwa semakin kecil beban resistif maka dapat diketahui bahwa nilai
tegangan output transformator tetap sesuai dengan rasio transformasi. Akan tetapi,
tegangan output dari saluran transmisi menengah udara terjadi drop. Semakin
kecil beban resistif yang digunakan maka semakin besar juga drop tegangan yang
terjadi. Untuk arus output dari transformator dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nilai pada tiap phasenya, nilai terkecil terdapat pada arus phase I.
Sedangkan arus output dari saluran transmisi menjadi bernilai hampir sama pada
tiap phasenya dan pada setiap penurunan nilai beban resistid arus output dari
saluran transmisi menengah udara menjadi semakin besar. Untuk daya yang
didapatkan yaitu semakin kecil nilai beban resistif yang digunakan maka nilai
daya akan semakin besar. Hal tersebut dikarenakan karena nilai arus kuadratis
dalam persamaan daya dan pada hasil percobaan ini semakin kecil beban resistif
yang digunakan arus yang ditimbulkan juga semakin besar. Akan tetapi, terjadi
drop daya pada output saluran tegangan transmisi yang diakibatkan karena
kandungan resistif dan induktif pada saluran transmisi menengah udara.
Pada pengujian kedua saluran transmisi menengah udara menggunakan beban
induktif. Dapat diketahui bahwa pada saluran transmisi menengah udara ini
mengandung komponen resistif dan induktif, sehingga pada dasarnya akan
mempengaruhi beda phase dari arus dan tegangan. Pada hasil percobaan dapat
diketahui bahwa semakin kecil beban induktif maka dapat diketahui bahwa nilai
tegangan output transformator tetap sesuai dengan rasio transformasi. Akan tetapi,
tegangan output dari saluran transmisi menengah udara terjadi drop. Semakin
kecil beban induktif yang digunakan maka semakin besar juga drop tegangan yang
terjadi. Untuk arus output dari transformator dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nilai pada tiap phasenya, nilai terkecil terdapat pada arus phase I.
Sedangkan arus output dari saluran transmisi menjadi bernilai hampir sama pada
tiap phasenya dan pada setiap penurunan nilai beban induktif arus output dari
saluran transmisi menengah udara menjadi semakin besar. Untuk daya yang
didapatkan yaitu semakin kecil nilai beban induktif yang digunakan maka nilai
daya akan semakin besar. Hal tersebut dikarenakan karena nilai arus kuadratis
dalam persamaan daya dan pada hasil percobaan ini semakin kecil beban induktif
yang digunakan arus yang ditimbulkan juga semakin besar. Akan tetapi, terjadi
drop daya pada output saluran tegangan transmisi yang diakibatkan karena
kandungan resistif dan induktif pada saluran transmisi menengah udara. Selain itu,
pada phase ke II terjadi drop yang sangat besar. Hal tersebut dikarenakan
penggunaan beban induktif yang mempengaruhi phase arus dan tegangan.
Pada pengujian ketiga saluran transmisi menengah udara menggunakan beban
resistif dan induktif. Dapat diketahui bahwa pada saluran transmisi menengah
udara ini mengandung komponen resistif dan induktif, sehingga pada dasarnya
akan mempengaruhi beda phase dari arus dan tegangan. Pada hasil percobaan
dapat diketahui bahwa semakin kecil beban resistif dan induktif maka dapat
diketahui bahwa nilai tegangan output transformator tetap sesuai dengan rasio
transformasi. Akan tetapi, tegangan output dari saluran transmisi menengah udara
terjadi drop. Semakin kecil beban resistif dan induktif yang digunakan maka
semakin besar juga drop tegangan yang terjadi. Untuk arus output dari
transformator dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai pada tiap phasenya,
nilai terkecil terdapat pada arus phase I. Sedangkan arus output dari saluran
transmisi menjadi bernilai hampir sama pada tiap phasenya dan pada setiap
penurunan nilai beban resistif dan induktif arus output dari saluran transmisi
menengah udara menjadi semakin besar. Untuk daya yang didapatkan yaitu
semakin kecil nilai beban resistif dan induktif yang digunakan maka nilai daya
akan semakin besar. Hal tersebut dikarenakan karena nilai arus kuadratis dalam
persamaan daya dan pada hasil percobaan ini semakin kecil beban resistif dan
induktif yang digunakan arus yang ditimbulkan juga semakin besar. Akan tetapi,
terjadi drop daya pada output saluran tegangan transmisi yang diakibatkan karena
kandungan resistif dan induktif pada saluran transmisi menengah udara.

VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan dan pengujian yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pada saluran transmisi menengah udara mengandung komponen resistif dan
induktif yang akan mempengaruhi phase arus dan tegangan
2. Semakin kecil beban resistif yang digunakan maka daya output yang
dihasilkan semakin besar sesuai dengan nilai kuadratis arus yang dihasilkan
juga semakin besar
3. Terjadi drop daya yang sangat besar saat penggunaan beban induktif pada
phase II karena pengaruh phase arus dan tegangan
4. Pada penggunaan beban resistif dan induktif menghasilkan nilai yang hampir
sama dengan beban resistif akan tetapi drop yang terjadi tidak sebesar
penggunaan beban resistif ataupun induktif
IX. LAMPIRAN
Gambar 1. Saluran Transmisi Menengah Udara Beban Resistif
Gambar 2. Saluran Transmisi Menengah Udara Beban Induktif
Gambar 3. Saluran Transmisi Menengah Udara Beban Resistif dan Induktif

Anda mungkin juga menyukai