Anda di halaman 1dari 29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Saluran transmisi memegang peranan penting dalam proses penyaluran daya dari pusatpusat pembangkit hingga ke pusat-pusat beban. Agar dapat melayani kebutuhan tersebut maka
diperlukan sistem transmisi tenaga listrik yang handal dengan tingkat keamanan yang memadai.
Salah satu penyebab terjadinya kerusakan peralatan utama maupun peralatan lainnya seperti
instrument gardu induk adalah sambaran surja petir baik secara langsung maupun tak langsung
pada peralatan di dalam gardu induk. Dengan demikian, pada sebuah gardu induk sangat
diperlukan perlindungan terhadap gangguan surja petir. Untuk membuat jalan yang mudah
dilalui oleh surja petir harus dipasang sebuah alat yang disebut arrester. [3,7]
Beberapa penelitian tentang perlindungan sambaran petir terhadap trafo. Dari sudut yang
berbeda diteliti antara lain :
1.

Oleh Dr. Ir. Dipl. Ing. Reynaldo Zoro, ahli petir dan direktur PT. Lapi Elpatsindo yang
membahas tentang TIGA SYARAT TIMBULNYA PETIR di mana pada tulisannya
sedikit banyak membahas tentang ketiga elemen yaitu naiknya udara, kelembapan, dan
partikel bebas atau aerosol menyebabkan timbullah muatan dalam awan cumulonimbus.
Umumnya muatan negatif terkumpul dibagian bawah dan ini menyebabkan terinduksinya
muatan positif diatas perrmukaan tanah, sehingga membentuk medan listrik antara awan dan
tanah. Jika muatan listrik cukup besar dan kuat medan listrik di udara dilampaui, maka
terjadi pelepasan muatan berupa petir atau terjadi sambaran yang bergerak dengan kecepatan
cahaya dengan efek merusak yang sangat dahsyat karena kekuatannya. [8]

2.

Oleh Hidayat , di mana dalam tulisannya sedikit banyak membahas tentang pengertian awan
cumulonimbus yaitu awan yang terjadi sangat cepat akibat pemanasan tinggi di permukaan
bumi. Pemanasan di permukaan di bumi ini mendorong uap air naik ke atas adengan cepat.
[13]

3.

Oleh Suyono dan T. Haryono yang membahas tentang TANGGAPAN ARRESTER ZnO
TERHADAP SURJA TEGANGAN DENGAN BERBAGAI KECURAMAN MUKA
GELOMBANG di mana pada tulisannya sedikit banyak menyimpulkan tentang arrester
Zinc-oxide produk ABB tipe exlim-P bekerja sangat baik, yaitu dapat memotong semua
surja tegangan baik surja cepat maupun surja lambat pada muka gelombangnya. [10]

4.

Oleh Zoro dan Merfiadhi yang membahas tentang GANGGUAN AKIBAT SAMBARAN
PETIR di mana pada tulisannya sedikit banyak membahas tentang sambaran petir yang
menjadi temporer akibat adanya short circuit pada jaringan. [14]

5.

Oleh E Kuffel W. S. Zaengldalam Warmi Y di mana pada penulisannya sedikit banyak


membahas tentang perlindungan peralatan pada gardu induk biasanya menggunakan arrester
yang dapat membatasi harga tegangan surja di bawah tingkat isolasi dasar peralatan. Namun
pengaruh gelombang berjalan akan menimbulkan tegangan yang lebih tinggi di tempattempat yang agak jauh dari arrester. [3]

2.1

Transformator [2]
Trafo dibagi atas dua bagian yaitu trafo tenaga (Power Transformer) dan trafo instrumen

(Instrumen Transformer). Trafo tenaga gunanya untuk menyalurkan daya listrik pada tegangan
yang berbeda sesuai dengan kebutuhan, bisa step up/step down. Trafo instrumen gunanya untuk

mengukur, memonitor & mengamankan kebesaran listrik (Volt, kilo Volt, Ampere, kilo Ampere)
pada sisi primer.

2.1.1 Transformator Tenaga (daya) [12]


Bagian Utama Transformator :
1. Inti besi
Berfungsi untuk menampung fluksi yang ditimbulkan arus listrik yang ada pada
belitan kumparan trafo.
2. Kumparan trafo
Lilitan-lilitan kawat berisolasi akan membentuk kumparan. Dimana lilitan kumparan
tersebut diisolasi terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lainnya dengan isolasi
padat tipis seperti karton, pertinax dan lain-lain. Trafo biasanya terdiri dari 2 belitan
atau 3 belitan kumparan yakni : belitan primer, sekunder dan tertier.

3. Minyak Trafo
Kumparan & inti besi trafo seluruhnya direndam dalam minyak trafo, dimana minyak
trafo berfungsi sebagai media isolasi dan media pemindah panas (sebagai pendingin).
4. Bushing
Bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Berfungsi sebagai
penyekat anatara konduktor tersebut dengan tangki trafo.
5. Tangki dan Konservator

Untuk menampung pemuaian minyak trafo, maka tangki dilengkapi dengan


konservator. Konservator merupakan tabung yang mempunyai sebagian ruang kosong
untuk menampung volume pemuaian minyak trafo.

2.1.2 Trafo Instrumen (Trafo Arus) [6]


Trafo instrumen gunanya untuk mengukur, mengamankan, dan memonitor kebesaran
listrik pada sisi primer. Terdiri atas trafo tegangan (PT) dan trafo arus (CT). Desain dari trafo
instrumen sama sekali berbeda dengan trafo tenaga. Pada trafo arus, arus primer tidak
tergantung pada kondisi arus sekunder, bahakan arus primer merupakan faktor dominan.

1.2

Gardu Induk [1]


Gardu Induk (GI) adalah tempat peralatan-peralatan listrik untuk menghubungkan dan

memutuskan serta mengatur tegangan listrik yang dibangkitkan dari pembangkit dan merupakan
penghubung saaluran sistem transmisi dan saluran distribusi. Peranan dari gardu induk itu sendiri
adalah menerima dan menyalurkan tenaga listrik (KVA, MVA) sesuai dengan kebutuhan pada
tegangan tertentu (TET, TT, TM).

TAMBAKLOROK
tower 01 - 14
I 6,298 kM II

PUDAK PAYUNG
tower 01 - 95
II 14,516 kM I

10 kA

10 kA

10 kA
1250 A

1600 A

1600 A

10 kA

10 kA

BBC AOT 170 GA


1200-900-600-300/1 A

ABB IMBD 170 A4


1200-2400/1 A

ABB IMBD 170 A4


1200-2400/1 A

AEG -S1 170 F3


3150 A 40 kA

AEG -S1 170 F3


3150 A 40 kA

AEG -S1 170 F3


3150 A 40 kA

AEG -S1 170 F3


3150 A 40 kA

1250 A

1250 A

ABB IM BD 1 70 A4
200 0/1 A

AEG -S1 170 F1


3150 A 40 kA

2500 A

1250 A

Bus Bar 150 kV

1250 A

150 kV / V3
100 V / V3

ABB IMBD 170 A5


500-1000-2000/1 A

AEG S1-170 F1
3150 A 40 kA

ABB IMBD 170 A4


150-300/1 A

ABB IMBD 170 A4


150-300/1 A

SIMPANG LIMA

AL 3 X1 X 800 mm2

1250 A
25 kA

20 0-400 /1A 2 00-4 00/1A

1200 A

1200 A

600-1 200 /5 A 600/5 A

2 00-40 0/1A

SIEMENS 3AQIEG
3150 A 31,5 kA
ABB IMBD 170 A4
150-300-1000-2000/ 1 A

XIAN - 60 MVA
150 kV / 20 kV
Imp: 13,32 %
YNyn0(d)

INC. II
GEC. OX-36

1200 A

1250 A

600/5 A

6 00/5 A

Trafo III

Trafo II

1 200/5 A

BUS
RISER

AL 3 X4 X 400 mm2
CAD.

CAD. BUS SECTION

INC.I

Rel 20 KV MERLIN GERIN - 2500 A

630 A

II
I

Alsthom - 16 MVA
150 kV / 21 kV
Imp: 11,4% , 13%, 13,8%

Rel 22 KV MODALEK - 1250 A

2500 A

1250 A

1250 A

A L 3 X2 X 240 mm2

630 A

630 A

AEG -S1 170 F3


3150 A 40 kA

10 kA

Union - 16 MVA
150 kV / 21 kV
Imp: 11,9% , 12,5% , 13,5%
Ynyn0
(Ex Trf 1 GI Klaten)

Kbl tanah Cu 240 mm 2


3,185 kM
Rel 20 KV MERLIN GERIN - 2500 A

BBC AOT 170 HA


600-450-300-150/1 A

AEG -S1 170 F3


3150 A 40 kA

10 kA

Trafo I
10 kA

BBC AOT 170 HA


600-450--300-150/1 A

1250 A

AEG S1-170 F1
3150 A 40 kA

10 kA

1250 A

1250 A

1250 A

SIEMENS 3AQIEE
3150 A 31,5 kA

10 kA

1250 A

1250 A

ABB IMBE 170 L3T4


2400-1200/1 A

1250 A

SRONDOL
tower 01 - 25
8,045 kM I

II

630 A

630 A

630 A

2500 A

CAD

CAD

PDL.2

PDL.1

Rel 20 KV CALOR EMAG - 1250 A

630 A

630 A

630 A

630 A

630 A

800-400/1 -1 A

PT PLN (Persero)
40 0/1 A

200 -400 /1 A 200-400/1 A

200 -400 /1 A 20 00/1 A

600-300/1 -5 A 600-3 00/1 -5 A 600 -300 /1-5 A

2 00-40 0/1 A 2 00-40 0/1 A

PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI


REGION JAWA TENGAH DAN DIY

Trafo PS
100 kVA
20 kV/0,38 kV

PDL.9

PDL.5

PDL.8

PDL.7

PDL.4
INC. III

PDL.3

Unit Pelayanan Transmisi Semarang


INC.II PDL.6

CAD

CAD

GI 150 kV PANDEANLAMPER
Tanggal
02-05-2006

RJTD/FML/04-3028

Digam bar
DERI

Diperiksa
CAHYONO

Disetujui
M ARDI S

Revisi
01

File: \\Evop1\D\Single Line Diagram \UPT Semar ang\GI Pandeanlamper.cdr

Gambar 2.1. Single line diagram Gardu Induk 150 kV Pandean lamper

Adapun klasifikasi gardu Induk menurut tegangannya : [3]


1. Gardu Induk Transmisi
adalah gardu induk yang tegangan keluarannya berupa tegangan ekstra tinggi atau
tegangan tinggi.
2. Gardu Induk Distribusi
adalah gardu induk yang menerima suplai tenaga dari gardu induk transmisi untuk
diturunkan tegangannya melalui trafo daya menjadi tegangan menengah (20 Kv)

Klasifikasi gardu induk menurut penempatan peralatannya :


1. Gardu Induk Pasang Dalam (Indoor Substation)
adalah suatu gardu induk dimana ruang kontrol, peralatan gardu induk seperti pemisah,
pemutus tenaga, trafo tenaga, arrester, isolator dan sebagainya dipasang di dalam suatu
ruangan atau bangunan yang tertutup.
2. Gardu Induk Pasang Luar (Outdoor Substation)
adalah gardu induk dimana semua peralatan gardu induk seperti pemisah, pemutus
tenaga, trafo tenaga, arrester, isolator dan sebagainya dipasang di luar (udara terbuka)
kecuali ruang kontrol, peralatan pengukur dan alat-alat bantu biasanya diletakkan di
dalam bangunan gedung.
3. Gardu Induk Pasang Bawah Tanah (Underground Substation)
adalah suatu gardu induk dimana hampir semua peralatannya terpasang dalam bangunan
bawah tanah. Alat pendinginnya biasanya terletak di atas tanah dan kadang ruang
kontrolnya berada di atas tanah.
4. Gardu Induk Pasang Sebagian Bawah Tanah (Semi Underground Substation)
adalah suatu gardu induk dimana sebagian peralatannya seperti trafo tenaga dipasang
dalam bangunan bawah tanah sedangkan peralatan lainnya dipasang di atas tanah.
5. Gardu Induk Mobil (Mobile Substation)
adalah suatu gardu induk dimana peralatannya diletakkan diatas trailer atau semacam
truk, sehingga bisa dipindahkan ke tempat yang membutuhkan.
Klasifikasi Gardu Induk Menurut Isolasi yang Dipakai :
1. Gardu Induk Isolasi Udara

adalah gardu induk yang menggunakan udara untuk mengisolasi bagian-bagian


bertegangan baik antara fasa-fasa maupun fasa dengan tanah.
2. Gardu Induk Isolasi Gas
adalah gardu induk yang menggunakan gas untuk mengisolasi bagian-bagian bertegangan
baik antara fasa-fasa maupun fasa dengan tanah. Gas yang digunakan biasanya gas SF6
tekanan rendah (5kg/cm2).

2.3

Fasilitas dan Peralatan Gardu Induk [7]


Gardu Induk dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang diperlukan sesuai dengan

tujuannya, dan mempunyai fasilitas untuk operasi dan pemeliharaan sebagai berikut :

1. Transformator utama
Transformator utama dipakai untuk menurunkan atau menaikkan tegangan. Pada gardu
induk, trafo utama untuk menurunkan tegangan, di pusat pembangkit, trafo utama untuk
menaikkan tegangan. Ada dua jenis trafo yaitu trafo 1 fasa dan trafo 3 fasa. Sekarang ini
banyak terlihat kemajuan dalam teknik pembuatan trafo, dan keandalannya makin baik,
trafo 3 fasa banyak digunakan karena menguntungkan. Demikian pula halnya dengan
pengubah-penyadap

berbeban,

kemampuannya

makin

baik,

lebih

awet,

dan

pemeliharaannya lebih mudah. Oleh karena itu makin banyak dipakai pengubahpenyadap-berbeban untuk G.I. tegangan sangat tinggi. Untuk sistem rangkaian tertutup
(loop) kadang-kadang dipakai transformator dengan pengubah-fasa-berbeban untuk
mengatur aliran daya.
2. Alat pengubah-fasa

Alat pengubah-fasa dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran atau
transformator dengan mengatur daya reaktif, atau untuk menurunkan rugi daya dengan
memperbaiki faktor daya, alat tersebut ada yang berputar dan ada yang stasioner. Yang
berputar adalah kondensator sinkron dan kondensator asinkron, sedang yang stasioner
adalah kondensator statis dan reactor shunt. Untuk yang berputar dapat dipakai baik
untuk fasa mendahului (leading) atau terbelakang (lagging) dan dapat diatur secara
kontinyu. Tetapi alat ini sangat mahal dan pemeliharaanya juga rumit. Alat yang stasioner
sekarang ini banyak dipakai menggantikan alat yang berputar, sebab teknik
pembuatannya telah banyak dipakai menggantikan alat yang berputar, dan juga teknik
pembuatannya telah mengalami kemajuan yang pesat, seperti halnya tegangannya dapat
diukur tanpa kesulitan dengan penyetelan daya reaktif secara bertingkat mengikuti
perluasan sistem tenaga listrik.
3. Peralatan penghubung
Saluran transmisi dan distribusi dihubungkan dengan G.I jadi G.I merupakan tempat
pemusatan dari tenaga yang dibangkitkan dan penghubung antara sistem transmisi dan
distribusi kepada para pelanggan. Saluran transmisi dan distribusi dihubungkan dengan ril
(bus) melalui transformator utama, setiap saluran mempunyai pemutus beban (circuit
breaker) dan pemisah (disconnecting switch)pada sisi keluarnya. Pemutus beban dipakai
untuk menghubungkan atau melepaskan beban. Jika terjadi gangguan pada saluran
transmisi atau alat lain, pemutus beban dipakai untuk memutuskan hubungan secara
otomatis. Jika saluran transmisi dan distribusi, transformator, pemutus beban dan
sebagainya mengalami perbaikan atau pemeriksaan, pemisah dipakai untuk memisahkan

saluran dari peralatan tadi. Pemutus beban dan pemisah ini dinamakan peralatan
penghubung (switch gear).
4. Panel hubung dan trafo ukur
Panel hubung atau meja hubung (switch board) merupakan pusat syaraf bagi suatu G.I.
Pada panel hubung inilah operator dapat mengamati keadaan peralatan, melakukan
operasi peralatan serta pengukuran-pengukuran tegangan, arus, dan daya dan sebagainya,
setiap waktu bila dipandang perlu. Bila terjadi gangguan, panel hubung itu membuka
pemutus beban secara otomatis melalui rele pengaman dan memisahkan bagian yang
terganggu. Karena tegangan dan arus tidak dapat diukur langsung pada sisi tegangan
tinggi, maka transformator ukur (instrument) mengubahnya menjadi tegangan dan arus
yang rendah, dan sekaligus memisahkan alat-alat ukur tadi dari sisi tegangan tinggi. Ada
tiga jenis transformator ukur yaitu transformator tegangan (potencial transformer),
transformator arus (current transformer), dan transformator tegangan dan arus.
5. Alat pelindung
Alat-alat pelindung (protective device) dalam arti luas, disamping pemutus beban dan rele
pengaman, juga ada arrester dan peralatan netral. Arrester mengamankan peralatan G.I
terhadap tegangan lebih abnormal yang bersifat kejutan (surja/surge), misalnya kejutan
petir dan surja hubung (switching surge). Arrester jenis tiupan magnetis umum dipakai.
Beberapa peralatan netral sering dipakai dititik netral transformator untuk pengamanan
pada waktu terjadi gangguan tanah. Tahanan pembumian netral dipakai untuk menekan
tegangan lebih abnormal dan untuk memastikan bekerjanya rele pengaman. Kumparan
pemadam busur api (kumparan Petersen) dipakai untuk menghilangkan atau
memadamkan busur api tanah secara otomatis, atau reaktor pembumian netral dipasang

untuk kompensasi arus kapasitif urutan fasa nol. Sering pula dipasang arrester pada titik
netral transformator untuk pengamanan isolasinya.
Bila terjadi gangguan (hubung singkat) tanah atau gangguan petir, potensial tanah dari
G.I mungkin naik tidak semestinya sehingga membahayakan orang dan binatang yang
ada didekatnya, atau menyebabkan rusaknya alat. Untuk menghindarkan resiko ini,
penghantar pengetanahan dengan tahanan tanah diusahakan sekecil mungkin. Semua
peralatan dan bangunan luar dihubungkan pada peralatan pembumian tadi. Di dalam G.I
dipasang peralatan perisaian (shielding device) berupa kawat tanah atas (overhead ground
wire) guna melindungi peralatan gardu induk terhadap sambaran petir langsung.
6. Peralatan lain-lain
Disamping peralatan tersebut diatas ada peralatan pembantu (auxiliary), seperti alat
pendingin, alat-alat pencuci isolator, batere, kompresor, sumber tenaga, alat penerangan,
dan sebagainya. Dalam operasinya G.I berhubungan dengan pusat pembagi beban (load
dispatching centre). Oleh karena itu harus ada pula peralatan komunikasi. Disamping itu
G.I yang penting sering dilengkapi pula dengan peralatan komunikasi untuk pengukuran
jauh (telemetering) dan supervisi. Gardu-gardu yang tua biasanya dilengkapi dengan
peralatan yang diperlukan untuk pemeliharaan, seperti misalnya ruang bongkar
transformator, fasilitas untuk pemindahan transformator, bengkel, dan sebagainya.
Sekarang fasilitas-fasilitas demikian sudah jarang dipasang, sebab keandalan peralatan
G.I sudah makin baik dan pemeliharaannya menjadi lebih mudah.
7. Bangunan (gedung) gardu induk
Gedung G.I berbeda-beda tergantung pada skala dan jenis G.I. Pada G.I jenis pasangan
luar, disamping panel hubung dan sumber tenaga untuk kontrol, hanyalah peralatan

komunikasi dan kantor yang harus ada di dalam gedung. Oleh karena itu gedungnya kecil
saja dibandingkan dengan G.I jenis pasangan dalam. Alat perlengkapan untuk gedung
antara lain terdiri dari alat penerangan, instalasi air minum dan pembuang (drainage), alat
pemadam api, ventilasi dan sebagainya. Selain itu kebanyakan disediakan pula
perumahan pegawai untuk operator dan tukang disekitar G.I.

1.5

Perlindungan Gardu Induk [5]


Pada umumnya GI dilindungi untuk mendapatkan pengamanan, dari macam-macam

gangguan. Pada GI dipasang suatu pengamanan supaya dapat beroperasi sebagaimana fungsinya,
dan supaya alat-alat yang terdapat di dalam GI juga tidak mudah rusak. Sehingga gardu induk
akan berfungsi dengan baik dan stabil. Perlindungan gardu induk terbagi dalam 2 bagian :
a. Perlindungan terhadap sambaran langsung
b. Perlindungan terhadap gelombang yang datang dari kawat transmisi
Sepanjang perambatannya pada kawat transmisi, gelombang mengalami redaman dan distorsi
yang disebabkan oleh korona, pengaruh kulit, resistivitas, tanah dan gandengan. Selain itu,
bentuknya juga dapat berubah karena pantulan ketika mencapai gardu.
Redaman dimisalkan mengikuti formula empiris dari FOUST and MENGER,

   

Keterangan

= tegangan 
pada titik sejauh mil dari titik mula.

= jarak perambatan (mil)

= tegangan surja 
pada titik mula.

= konstanta redaman

(2.1)

= 0,0006 untuk gelombang-gelombang terpotong  


= 0,0003 untuk gelombang-gelombang pendek  
= 0,00016 untuk gelombang-gelombang panjang   
Semakin tinggi tegangan, makin besar redaman dan gelombang-gelombang pendek
diredam lebih cepat dari gelombang panjang.
Apabila surja dengan tegangan e mencapai gardu, terjadi pantulan dan tegangan puncak
pada gardu menjadi :
    


   

(2.2)

dimana :

b 

puncak dari surja selama pantulan


puncak dari gelombang berjalan bebas

 indeks terusan

Jadi b merupakan perbandingan antara tegangan total selama pantulan dengan gelombang masuk.

2.5

Sambaran Petir
Bila ada suatu awan yang berada di atas bumi dalam jarak tertentu, muatan positif

mengumpul pada bagian atas dan muatan negatif berada pada bagian bawah. Bumi dapat
dikatakan sebagai benda yang mempunyai muatan positif pada permukaan. Muatan negatif yang
berada di awan akan ditarik oleh muatan positif pada permukaan bumi. Proses pengaliran muatan
negatif dari awan menuju ke bumi dinamakan petir.
Petir merupakan loncatan elektron dari awan yang merupakan kilatan yang umumnya
disertai dengan suara gemuruh. Muatan dari awan cenderung mengumpul pada tempat-tempat

yang runcing, sehingga petir seringkali menuju pada tempat-tempat tersebut. Elektron dari awan
mempunyai jumlah yang besar, jika mengalir ke permukaan bumi akan mengalirkan pula arus
listrik yang sangat besar, dimana nilainya dapat mencapai ratusan kilo amper.
Pada sistem tenaga listrik yang dipasang diatas tanah, kemungkinan terkena sambaran petir
sangat besar sekali, maka sistem tenaga listrik perlu di beri perlindungan terhadap adanya
sambaran petir. Keadaan awan yang bermuatan positif dan negatif tersebut tidak merata
diseluruh angka, hal ini akan mempengaruhi cara-cara masuk dan macam-macam proteksi untuk
memberi perlindungan peralatan-peralatan listrik dari gangguan yang mungkin terjadi. [7]

2.5.1 Lidah Mula (Initial Leader)


Permulaan dari suatu kilat, didahului oleh aliran pengemudi (pilot streamer) yang
menentukan arah perambatan muatan dari awan ke udara yang ionisasinya rendah. Sesudah
pilot streamer terjadi, selanjutnya diikuti oleh titik cahaya yang bergerak secara melompatlompat tersebut lebih kurang 100.000 m/s arah tiap-tiap langkahnya berubah-ubah, sehingga
jalannya tidak lurus dan patah-patah. Ketika lidah kilat menuju permukaan bumi, cabangcabang dari lidah pertama akan terbentuk. Bila stepped leader telah dekat dengan bumi, akan
terjadi kanal muatan positif dari bumi ke awan, hal ini disebabkan karena adanya beda potensial
yang cukup tinggi. Kanal muatan positif ini akan bertemu dengan ujung stepped leader, titik
pertemuannya dinamakan point of strike, yang berada sekitar 20-70 m di atas permukaan bumi.
Waktu yang dibutuhkan stepped leader agar dapat sampai ke bumi kira-kira 20 milidetik. [9]

2.5.2 Sambaran Kembali

Ketika lidah kilat mengenai permukaan bumi, suatu sambaran kembali yang cahayanya
sangat terang bergerak ke atas melalui jalan yang sama. Hal ini terjadi karena adanya aliran
muatan positif dari bumi ke awan. Naiknya muatan positif akan menarik lagi elektron yang ada
di awan, sehingga dapat terjadi lidah kilat lagi menuju ke permukaan bumi. Peristiwa yang
demikian dinamakan sambaran kembali (return stroke). Lidah kilat (arus) ini merupakan arus
impuls dimana harga puncaknya hanya terjadi dalam beberapa mikrodetik saja dan setiap
sambaran rata-rata besarnya 20 kA, dalam keadaan tertentu bahkan dapat mencapai 100 kA. [9]

2.5.3 Sambaran Berulang-Ulang


Sesudah sambaran yang pertama biasanya masih ada pusat muatan lain di awan untuk
memulai sambaran berikutnya, sambaran ini dimulai dengan leaderyang mengikuti jalan
yang dilalui oleh sambaran ulang sebelumnya. Ciri-cirinya tidak ada percabangan dan tidak
dapat dilihat oleh boys camera. Karena tidak ada percabangan maka disebut lidah panah (dart
leader) lidah panah memerlukan 1 mili detik untuk mencapai ke bumi yang akan diikuti oleh
sambaran balik berikutnya. Interpal antar sambaran balik sebelumnya dengan lidah panah
adalah 30-50 mili detik, biasanya satu sambaran petir terdiri dari 4 sampai 10 sambaran balik.
Kecepatan dari stepped leader kira-kira 0,01 sampai 0,7 % kecepatan cahaya, sedangkan dart
leader kira-kira 0,13 sampai 10 % kecepatan cahaya. [9]

2.5.4 Sambaran Langsung


Yang dimaksud sambaran langsung adalah apabila kilat menyambar langsung pada kawat
fasa (untuk saluran tanpa kawat tanah) atau pada kawat tanah (untuk saluran dengan kawat

tanah). Sambaran langsung yang mengenai ril dan peralatan dalam gardu induk adalah yang
paling hebat di antara gelombang berjalan lainnya yang datang ke gardu induk. Ia
menyebabkan tegangan lebih (over voltage) sangat tinggi yang tidak mungkin dapat ditahan
oleh isolasi yang ada. Cara yang banyak dipakai untuk mencegah hal ini adalah dengan
memperkuat perlindungan terhadap petir dengan memasang arrester atau pun kawat tanah
(ground wire) pada gardu induk dan transmisi di dekatnya. [7]
2.5.5 Sambaran Tak Langsung
Bila terjadi sambaran ke tanah di dekat saluran maka akan terjadi fenomena transien yang
menyebabkan medan elktromagnetis dari kanal penghantar. Akibat dari kejadian ini timbul
tegangan lebih dan gelombang berjalan yang merambat pada kedua sisi kawat ditempat
sambaran berlangsung. Fenomena transien pada kawat berlangsung hanya dibawah pengaruh
gaya yang memaksa muatan-muatan bergerak sepanjang hantaran atau dengan perkataan lain
transien dapat terjadi di bawah pengaruh komponen vektor kuat medan yang berarah sejajar
dengan arah penghantar. Jadi bila komponen vektor dari kuat medan berarah vertikal, dia tidak
akan menimbulkan transien pada penghantar. [7]

2.6

Sambaran Petir Sebagai Gelombang Berjalan [4]


Bentuk umum suatu gelombang berjalan digambarkan seperti pada gambar (2.2),

sedangkan spesifikasi dari suatu gelombang berjalan antara lain meliputi :


a. Puncak (crest) gelombang, E (kV), yaitu amplitude maksimum dari gelombang.
b. Muka gelombang, t1 (mikro detik), yaitu waktu dari permulaan sampai puncak. Dalam
praktek ini diambil dari 10% E, lihat gambar (2.2b).

c. Ekor gelombang, yaitu bagian dibelakang puncak. Panjang gelombang, t2 (mikro detik),
yaitu waktu dari permulaan sampai titik 50% E pada ekor gelombang.
d. Polaritas, yaitu polaritas dari gelombang, positif atau negative.

Gambar 2.2. Spesifikasi gelombang berjalan

Suatu gelombang berjalan (surja) dinyatakan sebagai :


&
, '&

dengan,


: Tegangan puncak

&
'&

: Rasio muka gelombang terhadap ekor gelombang surja

Jadi suatu gelombang dengan polaritas positif, puncak 1000 kV, maka tiap 3 mikro detik, dan
panjang 21 mikro detik dinyatakan sebagai : + 1000, 3/21.
Ekspresi dasar dari gelombang berjalan secara sistematis dinyatakan dengan persaman
dibawah ini :
 &   () & (&

(2.3)

Dimana E, a dan b adalah konstanta.


Dari variasi a dan b dapat dibentuk berbagai macam bentuk gelombang yang dapat dipakai
sebagai pensekatan dari gelombang berjalan. [5]
Gambar 2.3.

(a)

(b)

Keterangan gambar (2.3)


a. Gelombang sinus teredam.
+  , -.
/  , 0 -.
1  12 3 2-

1  12 2- 6 (78 6 9:8( 6 (9:8


 6 (78 sin .;

b. Gelombang kilat tipikal.


a
b

terbatas serta riil

Bila gelombang berjalan menemui titik peralihan, misalnya : hubungan terbuka, hubungan
singkat, atau perubahan impedansi, maka sebagian gelombang itu akan dipantulkan dan sebagian
lagi akan diteruskan kebagian lain dari titik tersebut.[5]
Pada titik peralihan itu sendiri, besar tegangan dan arus dapat dari 0 sampai 2 x besar
tegangan gelombang yang datang.
Gelombang yang datang dinamakan gelombang datang (incident wave), dan kedua
gelombang lain yang timbul karena titik peralihan itu dinamakan gelombang pantulan (reflected
wave) dan gelombang terusan (transmitted wave),
lihat gambar 2.2.

Gambar 2.4. Perubahan impedansi pada titik peralihan

Keterangan gambar :
e1

: Gelombang datang (incident wave)

e1 : Gelombang pantulan (reflected wave)


e1 : Gelombang terusan (transmitted wave [5]

2.7

Arrester Sebagai Pengaman Peralatan Gardu Induk


Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan

oleh surja petir atau surja-hubung (switching surge). Alat ini bersifat sebagai by-pass disekitar
isolasi yang membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus petir ke sistem pentanahan sehingga
tidak menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidak merusak isolasi peralatan listrik.
Pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, dan bila timbul tegangan surja alat
ini bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relatif rendah, sehingga dapat melewatkan arus
yang tinggi ke tanah. Setelah surja hilang, arrester harus dapat dengan cepat menjadi isolator
kembali sehingga circuit breaker (CB) tidak sempat membuka.
Arrester itu sendiri terdiri dari dua jenis : jenis ekspulsi (ekspulsion type) atau tabung
pelindung (protector tube) dan jenis katub (valve type). [2]

2.7.1 Arrester Jenis Ekspulsi atau Tabung Pelindung [6]


Arrester ini mempunyai dua jenis sela, yaitu sela luar dan sela dalam. Sela dalam
ditempatkan di dalam tabung serat, Bila di terminal arrester tiba suatu surja petir, maka kedua
sela terpecik. Arus susulan yang terjadi memanaskan permukaan dalam tabung serat. Akibatnya
tabung mengeluarkan gas. Arus susulan merupakan arus sinusoidal sehingga pada periode
tertentu akan mencapai nilai nol. Saat arus susulan mencapai nol, gas akan memadamkan arus
susulan. Arus susulan paling lama bertahan dua periode. Biasanya sudah padam dalam waktu

setengah periode. Tetapi, pemadaman arus susulan masih tergantung pada tingkat arus hubung
singkat pada lokasi penempatan arrester.

2.7.2 Arrester Jenis Katup [6]


Arreter ini terdiri atas beberapa sela percik yang dihubungkan seri dengan resistor tak
linier. Resistor tak linier mempunyai tahanan yang rendah saat dialiri arus besar dan
mempunyai tahanan yang besar saat dialiri arus yang kecil. Resistor tak linier yang umum
digunakan untuk arrester terbuat dari bahan silikon karbid. Sela percik dan resistor tak linier
keduanya ditempatkan dalam tabung isolasi tertutup, sehingga kerja arrester ini tidak
dipengaruhi oleh keadaan udara sekitar.

2.8

Usaha Penanggulangan Terhadap akibat Sambaran Petir Langsung


Di antara tegangan lebih akibat sambaran petir, sambaran langsung pada area suatu G.I

atau pada saluran transmisi dekat kepada G.I merupakan bahaya terbesar terhadap isolasi G.I itu.
Lagi pula sukar sekali menentukan G.I itu sepenuhnya dengan arrester. Boleh jadi sambaran
langsung itu memang sangat kecil, tetapi sekali ia terjadi, kerusakan yang ditimbulkan sangat
hebat sekali. Karena itu gardu-gardu yang penting dan saluran-saluran di dekatnya harus
diamankan terhadap sambaran langsung dengan mengadakan perlindungan yang cukup dengan
memasang arrester dan kawat tanah dengan tahanan pengetanahan yang rendah. [7]
2.9

Karakteristik Arrester [7]


Basic Impulse Insulation Level (BIL) adalah batas kumparan suatu peralatan terhadap

surja-hubung atau surja petir. Pada G.I 150 kV diperlukan kekuatan BIL sekitar 750 kV atau
lima kali tegangan sistem. Karakteristik arrester perlu diketahui dengan jelas, sebagai berikut :

2.9.1 Mempunyai Tegangan Dasar Yang Tidak Boleh Dilampui


Arrester adalah sebuah peralatan tegangan dan mempunyai tegangan dasar (rating), mak
tidak boleh dikenakan tegangan yang melebihi tegangan dasar, baik dalam keadaan normal
maupun dalam keadaan hubung singkat, sebab arrester dalam menjalankan fungsinya harus
menanggung tegangan sistem normal dan tegangan lebih transient.

2.9.2 Mempunyai Karakteristik yang Dibatasi Oleh Tegangan (voltage-limiting) Bila


Dilalui Oleh Berbagai Macam Arus Petir
Karakteristik pembatas tegangan impuls pada arrester adalah haraga yang dapat ditahan
pada terminalnya bila menyalurkan arus tertentu, harga ini berubah dengan besarnya arus.
Karakteristik ini harus dapat dikenal pada waktu yang singkat, misalnya pada waktu terjadi
pelepasan arus (dishcharge), bila arrester mulai bekerja (dengan adanya surja), dan sebelum
arus mulai mengalir.

2.9.3 Mempunyai Batas Termis


Batas termis arrester yaitu kemampuan untuk melewatkan arus surja yang berwaktu lama
dan terjadi berulang-ulang, tanpa menaikkan suhunya.
Berhubung dengan hal-hal diatas maka supaya tekanan (stresses) pada isolasi dapat
dibuat serendah mungkin, suatu sistem perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi
persyaratan sebagai berikut :

1.

Dapat melepas tegangan lebih ke tanah tanpa menyebabkan

hubung singkaat ke tanah (saturated ground fault).


2.

Dapat Menghentikan arus sususlan.

Karakteristik pelindung dari pada arrester sudah dikenal sejak tahun 1937, dan sesuai
dengan perbaikan-perbaikan yang dialaminya mengalami perubahan-perubahan. Yang
menonjol dari perubahan ini ialah bahwa perbandingan perlindungannya (protective ratio)
konstan dalam seluruh jangkauan tegangan, yang berarti bahwa tegangan pelepasan maksimum
sebanding dengan tegangan dasar untuk suatu bentuk surja tertentu.

2.10 Pemilihan Arrester [5]


Dalam pemilihan jenis arrester yang sesuai untuk suatu perlindungan tertentu, beberapa
faktor harus diperhatikan :
a. Kebutuhan perlindungan
Kebutuhan perlindungan berhubungan dengan kekuatan isolasi peralatan yang harus
dilindungi dan karakteristik impuls dari arrester.
b. Tegangan sistem
Tegangan sistem adalah tegangan pada terminal arrester.
c. Arus hubung singkat
Arus hubung singkat sistem ini hanya diperlukan pada arrester jenis ekspulsi.
d. Faktor kondisi luar
Faktor kindisi luar apakah normal atau tidak normal (200 meter atau lebih di atas
permukaan laut), temperatur atau kelembapan yang tinggi serta pengotoran.
e. Faktor ekonomi

Faktor ini adalah perbandingan antara biaya pemeliharaan dan kerusakan bila tidak ada
arrester atau dipasang arrester yang lebih rendah mutunya.

2.11 Pengenal Arrester [5]


Pada umumnya pengenal atau (rating) arrester hanya pengenal tegangan. Pada beberapa
jenis arrester perlu juga diketahui pengenal arusnya untuk menentukan kapasitas thermal arrester
tersebut.
Supaya pemakaian arrester lebih efektif dan ekonomis, peril diketahui 4 karakteristiknya :
1. Pengenal tegangan ini paling sedikit sama dengan tegangan maksimum yang mungkin
timbul selama terjadi gangguan.
2. Karakteristik perlindungan atau karakteristik impuls ini adalah untuk koordinasi yang
baik antara arrester dan peralatan yang dilindungi.
3. Kemampuan pemutus arus frekuensi dasar.
4. Kemampuan menahan atau melewatkan arus surja.

2.12 Koordinasi isolasi [7]


Tegangan lebih yang berasal dari dalam sistem jarang mencapai beberapa kali tegangan
sistm itu ketanah, maka tidaklah ekonomis jika seluruh peralatan sistem itu diisolasikan terhadap
tegangan setinggi itu. Jadi, yang dikehendaki adalah perencanaan isolasi yang aman dan
ekonomis untuk seluruh peralatan (dalam G.I dan seluruh transmisi) dengan koordinasi isolasi
yang tepat dengan alat pengamanannya.
Untuk gelombang tegangan dari sambaran petir, tegangan itu tinggi sekali, sehingga
hampir tidak mungkin mengisolasikan peralatan sistem terhadap tegangan tersebut. Karena itu,

untuk pengamanan terhadap sambaran petir, dipakailah kawat tanah dengan tahanan tanah yang
serendah mungkin. Selain itu, dipakailah alat pengaman yang cocok (arrester) untuk gelombang
yang merambat kedalam gardu induk. Peralatan sistem itu pun harus mempunyai ketahanan
isolasi yang cukup, sesuai dengan sistem pengamanannya.
Untuk meningkatkan keandalan dari saluran transmisi, cara yang terbaik adalah dengan
memperkuat isolasinya. Namun ini berarti bahwa isolasi saluran itu menjadi jauh lebih kuat dari
pada isolasi peralatan. G.I dan gelombang yang merambat kedalam G.I itu menjadi terlalu besar,
sehingga membahayakan isolasi G.I itu. Sebaliknya, jika tingkatan isolasi dari saluran itu terlalu
banyak diturunkan, maka gangguan akan lebih banyak terjadi dan keandalan saluran itu
menurun.
Oleh karena itu perlu diperhitungkan penyesuaian tingkat isolasi secara menyeluruh dngan
mengingat kemampuan pengaman dari arrester, pentingnya rangkaian, keadaan rangkaian dan
faktor-faktor ekonomis. Prinsip yang sama berlaku pula untuk tegangan lebih frekuensi rendah
dan surja hubung. Dalam hal ini diperlukan perencanaan isolasi sistem yang cukup tahan
terhadap tegangan lebih (tetapi terlalu besar seperti halnya pada gelombang petir) dengan
mengingat koordinasinya dengan alat pelindung.

2.13 Penentuan Tegangan Dasar Arrester [7]


Tegangan dasar arrester ditentukan berdasarkan tegangan sistem maksimum yang mungkin
terjadi. Tegangan ini dipilih berdasarkan kenaikan tegangan dari fasa-fasa yang sehat pada waktu
ada gangguan 1 fasa ke tanah ditambah suatu toleransi :
<  = > ?@
dengan :

(2.4)

< : Tegangan dasar arrester 



= : Koefisien pembumian
> : Toleransi guna memperhitungkan fluktuasi tegangan, effek
ferranti, dan sebagainya
?@ : Tegangan sistem maksimum 

Koefisien menunjukkan kenaikan tegangan dari fasa yang sehat pada waktu ada gangguan 1
fasa ke tanah, tergantung dari impedansi-impedansi urutan positif, negatif dan nol dilihat dari
titik gangguan.
2.14 Jarak Maksimum Arrester Dan Transformator Yang Dihubungkan Dengan Saluran
Udara [5]
Di sini akan dibahas jarak maksimum arrester dan transformator bila dihubungkan
langsung dengan saluran udara dan transformator dianggap sebagai jepitan terbuka.

Gambar 2.5. Transformator dan arrester terpisah sejarak S

Perlindungan yang baik diperoleh bila arrester ditempatkan sedekat mungkin pada jepitan
transformator. Tetapi, dalam praktek sering arrester itu harus ditempatkan sejarak S dari

transformator yang dilindungi. Karena itu, jarak tersebut harus ditentukan agar perlindungan
dapat berlangsung dengan baik.

Keterangan gambar :
) : Tegangan percik arrester 

A : Tegangan pada jepitan transformator 

CD

A : CE : Kecuraman gelombang datang, dan dianggap konstan kV's


S : Jarak arrester dan transformator @
v : Kecepatan merambat gelombang m's
A  ) 0 I J'K

(2.5)

Dalam pembahasan penggunaan data komputer dalam gambar 2.5 dan tabel 2.1 digunakan
symbol-simbol sebagai berikut :

CL
CM

: Harga puncak tegangan surja yang masuk gardu


: Kecuraman muka gelombang kV'det

: Impedansi surja kawat transmisi O



: Tegangan arrester dalam pada arus nol, ditentukan dari


karakteristik arrester 

: Tahanan arrester, ditentukan dari karakteristik O

QR

: Laju kenaikan maksimum arus arrester S I' T

Q&

: Arus maksimum arrester yang terletak diujung suatu saluran  I , yang terletak di ujung
suatu saluran

 ( )
N

Dimana ) adalah tegangan arrester yang tergantung dari arrester U itu sendiri. Untuk
menghindarkan kesulitan tersebut dibuatkan asumsi bahwa arrester itu mempunyai karakteristik
V-I yang linier antara 5.000 amper dan 10.000 amper.
e V  E2 0 R I

Jadi:

I 

maka,

2 e Z E2 0 RI
Z

atau ,

U

 ( 

(2.6)

N P

Keterangan :
QR

\ Q&

: tegangan pada kawat arrester 


Q

: harga puncak tegangan sistem, fasa netral 




: perubahan tegangan maksimum pada lokasi arrester 


<

: perubahan tegangan maksimum pada transformator


: Q 0 tegangan uji gelombang terpotong, kV

: Tegangan maksimum pada lokasi arrester dibagi laju kenaikan surja


yang datang

:  0 P U 0 \ QR'Q& 0 Q




Q'
Q&

(2.7)

: Induktansi kawat arrester (0,4 mikro-henry pert kaki)


di
dt

2

de'
dt
Z

F_
E V  Eb Z EC

`a
CD'
CE

,dimana

(2.8)

  0 UP 0 \

QR
Q&

E c  Ed Z EC

(2.9)
(2.10)

Gambar 2.6. Tegangan maksimum peralatan yang dilindungi dinyatakan sebagai perbandingan terhadap tegangan
arrester. (Menurut Clayton-Powell)

Tabel 2.1. Karakteristik perlindungan arrester jenis gardu induk dan jenis saluran, serta tegangan pelepasan
maksimum untuk gelombang
arus pelepasan 10 x 20 det

Anda mungkin juga menyukai