TINJAUAN PUSTAKA
Saluran transmisi memegang peranan penting dalam proses penyaluran daya dari pusatpusat pembangkit hingga ke pusat-pusat beban. Agar dapat melayani kebutuhan tersebut maka
diperlukan sistem transmisi tenaga listrik yang handal dengan tingkat keamanan yang memadai.
Salah satu penyebab terjadinya kerusakan peralatan utama maupun peralatan lainnya seperti
instrument gardu induk adalah sambaran surja petir baik secara langsung maupun tak langsung
pada peralatan di dalam gardu induk. Dengan demikian, pada sebuah gardu induk sangat
diperlukan perlindungan terhadap gangguan surja petir. Untuk membuat jalan yang mudah
dilalui oleh surja petir harus dipasang sebuah alat yang disebut arrester. [3,7]
Beberapa penelitian tentang perlindungan sambaran petir terhadap trafo. Dari sudut yang
berbeda diteliti antara lain :
1.
Oleh Dr. Ir. Dipl. Ing. Reynaldo Zoro, ahli petir dan direktur PT. Lapi Elpatsindo yang
membahas tentang TIGA SYARAT TIMBULNYA PETIR di mana pada tulisannya
sedikit banyak membahas tentang ketiga elemen yaitu naiknya udara, kelembapan, dan
partikel bebas atau aerosol menyebabkan timbullah muatan dalam awan cumulonimbus.
Umumnya muatan negatif terkumpul dibagian bawah dan ini menyebabkan terinduksinya
muatan positif diatas perrmukaan tanah, sehingga membentuk medan listrik antara awan dan
tanah. Jika muatan listrik cukup besar dan kuat medan listrik di udara dilampaui, maka
terjadi pelepasan muatan berupa petir atau terjadi sambaran yang bergerak dengan kecepatan
cahaya dengan efek merusak yang sangat dahsyat karena kekuatannya. [8]
2.
Oleh Hidayat , di mana dalam tulisannya sedikit banyak membahas tentang pengertian awan
cumulonimbus yaitu awan yang terjadi sangat cepat akibat pemanasan tinggi di permukaan
bumi. Pemanasan di permukaan di bumi ini mendorong uap air naik ke atas adengan cepat.
[13]
3.
Oleh Suyono dan T. Haryono yang membahas tentang TANGGAPAN ARRESTER ZnO
TERHADAP SURJA TEGANGAN DENGAN BERBAGAI KECURAMAN MUKA
GELOMBANG di mana pada tulisannya sedikit banyak menyimpulkan tentang arrester
Zinc-oxide produk ABB tipe exlim-P bekerja sangat baik, yaitu dapat memotong semua
surja tegangan baik surja cepat maupun surja lambat pada muka gelombangnya. [10]
4.
Oleh Zoro dan Merfiadhi yang membahas tentang GANGGUAN AKIBAT SAMBARAN
PETIR di mana pada tulisannya sedikit banyak membahas tentang sambaran petir yang
menjadi temporer akibat adanya short circuit pada jaringan. [14]
5.
2.1
Transformator [2]
Trafo dibagi atas dua bagian yaitu trafo tenaga (Power Transformer) dan trafo instrumen
(Instrumen Transformer). Trafo tenaga gunanya untuk menyalurkan daya listrik pada tegangan
yang berbeda sesuai dengan kebutuhan, bisa step up/step down. Trafo instrumen gunanya untuk
mengukur, memonitor & mengamankan kebesaran listrik (Volt, kilo Volt, Ampere, kilo Ampere)
pada sisi primer.
3. Minyak Trafo
Kumparan & inti besi trafo seluruhnya direndam dalam minyak trafo, dimana minyak
trafo berfungsi sebagai media isolasi dan media pemindah panas (sebagai pendingin).
4. Bushing
Bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Berfungsi sebagai
penyekat anatara konduktor tersebut dengan tangki trafo.
5. Tangki dan Konservator
1.2
memutuskan serta mengatur tegangan listrik yang dibangkitkan dari pembangkit dan merupakan
penghubung saaluran sistem transmisi dan saluran distribusi. Peranan dari gardu induk itu sendiri
adalah menerima dan menyalurkan tenaga listrik (KVA, MVA) sesuai dengan kebutuhan pada
tegangan tertentu (TET, TT, TM).
TAMBAKLOROK
tower 01 - 14
I 6,298 kM II
PUDAK PAYUNG
tower 01 - 95
II 14,516 kM I
10 kA
10 kA
10 kA
1250 A
1600 A
1600 A
10 kA
10 kA
1250 A
1250 A
ABB IM BD 1 70 A4
200 0/1 A
2500 A
1250 A
1250 A
150 kV / V3
100 V / V3
AEG S1-170 F1
3150 A 40 kA
SIMPANG LIMA
AL 3 X1 X 800 mm2
1250 A
25 kA
1200 A
1200 A
2 00-40 0/1A
SIEMENS 3AQIEG
3150 A 31,5 kA
ABB IMBD 170 A4
150-300-1000-2000/ 1 A
XIAN - 60 MVA
150 kV / 20 kV
Imp: 13,32 %
YNyn0(d)
INC. II
GEC. OX-36
1200 A
1250 A
600/5 A
6 00/5 A
Trafo III
Trafo II
1 200/5 A
BUS
RISER
AL 3 X4 X 400 mm2
CAD.
INC.I
630 A
II
I
Alsthom - 16 MVA
150 kV / 21 kV
Imp: 11,4% , 13%, 13,8%
2500 A
1250 A
1250 A
A L 3 X2 X 240 mm2
630 A
630 A
10 kA
Union - 16 MVA
150 kV / 21 kV
Imp: 11,9% , 12,5% , 13,5%
Ynyn0
(Ex Trf 1 GI Klaten)
10 kA
Trafo I
10 kA
1250 A
AEG S1-170 F1
3150 A 40 kA
10 kA
1250 A
1250 A
1250 A
SIEMENS 3AQIEE
3150 A 31,5 kA
10 kA
1250 A
1250 A
1250 A
SRONDOL
tower 01 - 25
8,045 kM I
II
630 A
630 A
630 A
2500 A
CAD
CAD
PDL.2
PDL.1
630 A
630 A
630 A
630 A
630 A
800-400/1 -1 A
PT PLN (Persero)
40 0/1 A
Trafo PS
100 kVA
20 kV/0,38 kV
PDL.9
PDL.5
PDL.8
PDL.7
PDL.4
INC. III
PDL.3
CAD
CAD
GI 150 kV PANDEANLAMPER
Tanggal
02-05-2006
RJTD/FML/04-3028
Digam bar
DERI
Diperiksa
CAHYONO
Disetujui
M ARDI S
Revisi
01
Gambar 2.1. Single line diagram Gardu Induk 150 kV Pandean lamper
2.3
tujuannya, dan mempunyai fasilitas untuk operasi dan pemeliharaan sebagai berikut :
1. Transformator utama
Transformator utama dipakai untuk menurunkan atau menaikkan tegangan. Pada gardu
induk, trafo utama untuk menurunkan tegangan, di pusat pembangkit, trafo utama untuk
menaikkan tegangan. Ada dua jenis trafo yaitu trafo 1 fasa dan trafo 3 fasa. Sekarang ini
banyak terlihat kemajuan dalam teknik pembuatan trafo, dan keandalannya makin baik,
trafo 3 fasa banyak digunakan karena menguntungkan. Demikian pula halnya dengan
pengubah-penyadap
berbeban,
kemampuannya
makin
baik,
lebih
awet,
dan
pemeliharaannya lebih mudah. Oleh karena itu makin banyak dipakai pengubahpenyadap-berbeban untuk G.I. tegangan sangat tinggi. Untuk sistem rangkaian tertutup
(loop) kadang-kadang dipakai transformator dengan pengubah-fasa-berbeban untuk
mengatur aliran daya.
2. Alat pengubah-fasa
Alat pengubah-fasa dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran atau
transformator dengan mengatur daya reaktif, atau untuk menurunkan rugi daya dengan
memperbaiki faktor daya, alat tersebut ada yang berputar dan ada yang stasioner. Yang
berputar adalah kondensator sinkron dan kondensator asinkron, sedang yang stasioner
adalah kondensator statis dan reactor shunt. Untuk yang berputar dapat dipakai baik
untuk fasa mendahului (leading) atau terbelakang (lagging) dan dapat diatur secara
kontinyu. Tetapi alat ini sangat mahal dan pemeliharaanya juga rumit. Alat yang stasioner
sekarang ini banyak dipakai menggantikan alat yang berputar, sebab teknik
pembuatannya telah banyak dipakai menggantikan alat yang berputar, dan juga teknik
pembuatannya telah mengalami kemajuan yang pesat, seperti halnya tegangannya dapat
diukur tanpa kesulitan dengan penyetelan daya reaktif secara bertingkat mengikuti
perluasan sistem tenaga listrik.
3. Peralatan penghubung
Saluran transmisi dan distribusi dihubungkan dengan G.I jadi G.I merupakan tempat
pemusatan dari tenaga yang dibangkitkan dan penghubung antara sistem transmisi dan
distribusi kepada para pelanggan. Saluran transmisi dan distribusi dihubungkan dengan ril
(bus) melalui transformator utama, setiap saluran mempunyai pemutus beban (circuit
breaker) dan pemisah (disconnecting switch)pada sisi keluarnya. Pemutus beban dipakai
untuk menghubungkan atau melepaskan beban. Jika terjadi gangguan pada saluran
transmisi atau alat lain, pemutus beban dipakai untuk memutuskan hubungan secara
otomatis. Jika saluran transmisi dan distribusi, transformator, pemutus beban dan
sebagainya mengalami perbaikan atau pemeriksaan, pemisah dipakai untuk memisahkan
saluran dari peralatan tadi. Pemutus beban dan pemisah ini dinamakan peralatan
penghubung (switch gear).
4. Panel hubung dan trafo ukur
Panel hubung atau meja hubung (switch board) merupakan pusat syaraf bagi suatu G.I.
Pada panel hubung inilah operator dapat mengamati keadaan peralatan, melakukan
operasi peralatan serta pengukuran-pengukuran tegangan, arus, dan daya dan sebagainya,
setiap waktu bila dipandang perlu. Bila terjadi gangguan, panel hubung itu membuka
pemutus beban secara otomatis melalui rele pengaman dan memisahkan bagian yang
terganggu. Karena tegangan dan arus tidak dapat diukur langsung pada sisi tegangan
tinggi, maka transformator ukur (instrument) mengubahnya menjadi tegangan dan arus
yang rendah, dan sekaligus memisahkan alat-alat ukur tadi dari sisi tegangan tinggi. Ada
tiga jenis transformator ukur yaitu transformator tegangan (potencial transformer),
transformator arus (current transformer), dan transformator tegangan dan arus.
5. Alat pelindung
Alat-alat pelindung (protective device) dalam arti luas, disamping pemutus beban dan rele
pengaman, juga ada arrester dan peralatan netral. Arrester mengamankan peralatan G.I
terhadap tegangan lebih abnormal yang bersifat kejutan (surja/surge), misalnya kejutan
petir dan surja hubung (switching surge). Arrester jenis tiupan magnetis umum dipakai.
Beberapa peralatan netral sering dipakai dititik netral transformator untuk pengamanan
pada waktu terjadi gangguan tanah. Tahanan pembumian netral dipakai untuk menekan
tegangan lebih abnormal dan untuk memastikan bekerjanya rele pengaman. Kumparan
pemadam busur api (kumparan Petersen) dipakai untuk menghilangkan atau
memadamkan busur api tanah secara otomatis, atau reaktor pembumian netral dipasang
untuk kompensasi arus kapasitif urutan fasa nol. Sering pula dipasang arrester pada titik
netral transformator untuk pengamanan isolasinya.
Bila terjadi gangguan (hubung singkat) tanah atau gangguan petir, potensial tanah dari
G.I mungkin naik tidak semestinya sehingga membahayakan orang dan binatang yang
ada didekatnya, atau menyebabkan rusaknya alat. Untuk menghindarkan resiko ini,
penghantar pengetanahan dengan tahanan tanah diusahakan sekecil mungkin. Semua
peralatan dan bangunan luar dihubungkan pada peralatan pembumian tadi. Di dalam G.I
dipasang peralatan perisaian (shielding device) berupa kawat tanah atas (overhead ground
wire) guna melindungi peralatan gardu induk terhadap sambaran petir langsung.
6. Peralatan lain-lain
Disamping peralatan tersebut diatas ada peralatan pembantu (auxiliary), seperti alat
pendingin, alat-alat pencuci isolator, batere, kompresor, sumber tenaga, alat penerangan,
dan sebagainya. Dalam operasinya G.I berhubungan dengan pusat pembagi beban (load
dispatching centre). Oleh karena itu harus ada pula peralatan komunikasi. Disamping itu
G.I yang penting sering dilengkapi pula dengan peralatan komunikasi untuk pengukuran
jauh (telemetering) dan supervisi. Gardu-gardu yang tua biasanya dilengkapi dengan
peralatan yang diperlukan untuk pemeliharaan, seperti misalnya ruang bongkar
transformator, fasilitas untuk pemindahan transformator, bengkel, dan sebagainya.
Sekarang fasilitas-fasilitas demikian sudah jarang dipasang, sebab keandalan peralatan
G.I sudah makin baik dan pemeliharaannya menjadi lebih mudah.
7. Bangunan (gedung) gardu induk
Gedung G.I berbeda-beda tergantung pada skala dan jenis G.I. Pada G.I jenis pasangan
luar, disamping panel hubung dan sumber tenaga untuk kontrol, hanyalah peralatan
komunikasi dan kantor yang harus ada di dalam gedung. Oleh karena itu gedungnya kecil
saja dibandingkan dengan G.I jenis pasangan dalam. Alat perlengkapan untuk gedung
antara lain terdiri dari alat penerangan, instalasi air minum dan pembuang (drainage), alat
pemadam api, ventilasi dan sebagainya. Selain itu kebanyakan disediakan pula
perumahan pegawai untuk operator dan tukang disekitar G.I.
1.5
gangguan. Pada GI dipasang suatu pengamanan supaya dapat beroperasi sebagaimana fungsinya,
dan supaya alat-alat yang terdapat di dalam GI juga tidak mudah rusak. Sehingga gardu induk
akan berfungsi dengan baik dan stabil. Perlindungan gardu induk terbagi dalam 2 bagian :
a. Perlindungan terhadap sambaran langsung
b. Perlindungan terhadap gelombang yang datang dari kawat transmisi
Sepanjang perambatannya pada kawat transmisi, gelombang mengalami redaman dan distorsi
yang disebabkan oleh korona, pengaruh kulit, resistivitas, tanah dan gandengan. Selain itu,
bentuknya juga dapat berubah karena pantulan ketika mencapai gardu.
Redaman dimisalkan mengikuti formula empiris dari FOUST and MENGER,
Keterangan
= tegangan
pada titik sejauh mil dari titik mula.
= tegangan surja
pada titik mula.
= konstanta redaman
(2.1)
(2.2)
dimana :
b
indeks terusan
Jadi b merupakan perbandingan antara tegangan total selama pantulan dengan gelombang masuk.
2.5
Sambaran Petir
Bila ada suatu awan yang berada di atas bumi dalam jarak tertentu, muatan positif
mengumpul pada bagian atas dan muatan negatif berada pada bagian bawah. Bumi dapat
dikatakan sebagai benda yang mempunyai muatan positif pada permukaan. Muatan negatif yang
berada di awan akan ditarik oleh muatan positif pada permukaan bumi. Proses pengaliran muatan
negatif dari awan menuju ke bumi dinamakan petir.
Petir merupakan loncatan elektron dari awan yang merupakan kilatan yang umumnya
disertai dengan suara gemuruh. Muatan dari awan cenderung mengumpul pada tempat-tempat
yang runcing, sehingga petir seringkali menuju pada tempat-tempat tersebut. Elektron dari awan
mempunyai jumlah yang besar, jika mengalir ke permukaan bumi akan mengalirkan pula arus
listrik yang sangat besar, dimana nilainya dapat mencapai ratusan kilo amper.
Pada sistem tenaga listrik yang dipasang diatas tanah, kemungkinan terkena sambaran petir
sangat besar sekali, maka sistem tenaga listrik perlu di beri perlindungan terhadap adanya
sambaran petir. Keadaan awan yang bermuatan positif dan negatif tersebut tidak merata
diseluruh angka, hal ini akan mempengaruhi cara-cara masuk dan macam-macam proteksi untuk
memberi perlindungan peralatan-peralatan listrik dari gangguan yang mungkin terjadi. [7]
Ketika lidah kilat mengenai permukaan bumi, suatu sambaran kembali yang cahayanya
sangat terang bergerak ke atas melalui jalan yang sama. Hal ini terjadi karena adanya aliran
muatan positif dari bumi ke awan. Naiknya muatan positif akan menarik lagi elektron yang ada
di awan, sehingga dapat terjadi lidah kilat lagi menuju ke permukaan bumi. Peristiwa yang
demikian dinamakan sambaran kembali (return stroke). Lidah kilat (arus) ini merupakan arus
impuls dimana harga puncaknya hanya terjadi dalam beberapa mikrodetik saja dan setiap
sambaran rata-rata besarnya 20 kA, dalam keadaan tertentu bahkan dapat mencapai 100 kA. [9]
tanah). Sambaran langsung yang mengenai ril dan peralatan dalam gardu induk adalah yang
paling hebat di antara gelombang berjalan lainnya yang datang ke gardu induk. Ia
menyebabkan tegangan lebih (over voltage) sangat tinggi yang tidak mungkin dapat ditahan
oleh isolasi yang ada. Cara yang banyak dipakai untuk mencegah hal ini adalah dengan
memperkuat perlindungan terhadap petir dengan memasang arrester atau pun kawat tanah
(ground wire) pada gardu induk dan transmisi di dekatnya. [7]
2.5.5 Sambaran Tak Langsung
Bila terjadi sambaran ke tanah di dekat saluran maka akan terjadi fenomena transien yang
menyebabkan medan elktromagnetis dari kanal penghantar. Akibat dari kejadian ini timbul
tegangan lebih dan gelombang berjalan yang merambat pada kedua sisi kawat ditempat
sambaran berlangsung. Fenomena transien pada kawat berlangsung hanya dibawah pengaruh
gaya yang memaksa muatan-muatan bergerak sepanjang hantaran atau dengan perkataan lain
transien dapat terjadi di bawah pengaruh komponen vektor kuat medan yang berarah sejajar
dengan arah penghantar. Jadi bila komponen vektor dari kuat medan berarah vertikal, dia tidak
akan menimbulkan transien pada penghantar. [7]
2.6
c. Ekor gelombang, yaitu bagian dibelakang puncak. Panjang gelombang, t2 (mikro detik),
yaitu waktu dari permulaan sampai titik 50% E pada ekor gelombang.
d. Polaritas, yaitu polaritas dari gelombang, positif atau negative.
: Tegangan puncak
&
'&
Jadi suatu gelombang dengan polaritas positif, puncak 1000 kV, maka tiap 3 mikro detik, dan
panjang 21 mikro detik dinyatakan sebagai : + 1000, 3/21.
Ekspresi dasar dari gelombang berjalan secara sistematis dinyatakan dengan persaman
dibawah ini :
& () & (&
(2.3)
(a)
(b)
Bila gelombang berjalan menemui titik peralihan, misalnya : hubungan terbuka, hubungan
singkat, atau perubahan impedansi, maka sebagian gelombang itu akan dipantulkan dan sebagian
lagi akan diteruskan kebagian lain dari titik tersebut.[5]
Pada titik peralihan itu sendiri, besar tegangan dan arus dapat dari 0 sampai 2 x besar
tegangan gelombang yang datang.
Gelombang yang datang dinamakan gelombang datang (incident wave), dan kedua
gelombang lain yang timbul karena titik peralihan itu dinamakan gelombang pantulan (reflected
wave) dan gelombang terusan (transmitted wave),
lihat gambar 2.2.
Keterangan gambar :
e1
2.7
oleh surja petir atau surja-hubung (switching surge). Alat ini bersifat sebagai by-pass disekitar
isolasi yang membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus petir ke sistem pentanahan sehingga
tidak menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidak merusak isolasi peralatan listrik.
Pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, dan bila timbul tegangan surja alat
ini bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relatif rendah, sehingga dapat melewatkan arus
yang tinggi ke tanah. Setelah surja hilang, arrester harus dapat dengan cepat menjadi isolator
kembali sehingga circuit breaker (CB) tidak sempat membuka.
Arrester itu sendiri terdiri dari dua jenis : jenis ekspulsi (ekspulsion type) atau tabung
pelindung (protector tube) dan jenis katub (valve type). [2]
setengah periode. Tetapi, pemadaman arus susulan masih tergantung pada tingkat arus hubung
singkat pada lokasi penempatan arrester.
2.8
atau pada saluran transmisi dekat kepada G.I merupakan bahaya terbesar terhadap isolasi G.I itu.
Lagi pula sukar sekali menentukan G.I itu sepenuhnya dengan arrester. Boleh jadi sambaran
langsung itu memang sangat kecil, tetapi sekali ia terjadi, kerusakan yang ditimbulkan sangat
hebat sekali. Karena itu gardu-gardu yang penting dan saluran-saluran di dekatnya harus
diamankan terhadap sambaran langsung dengan mengadakan perlindungan yang cukup dengan
memasang arrester dan kawat tanah dengan tahanan pengetanahan yang rendah. [7]
2.9
surja-hubung atau surja petir. Pada G.I 150 kV diperlukan kekuatan BIL sekitar 750 kV atau
lima kali tegangan sistem. Karakteristik arrester perlu diketahui dengan jelas, sebagai berikut :
1.
Karakteristik pelindung dari pada arrester sudah dikenal sejak tahun 1937, dan sesuai
dengan perbaikan-perbaikan yang dialaminya mengalami perubahan-perubahan. Yang
menonjol dari perubahan ini ialah bahwa perbandingan perlindungannya (protective ratio)
konstan dalam seluruh jangkauan tegangan, yang berarti bahwa tegangan pelepasan maksimum
sebanding dengan tegangan dasar untuk suatu bentuk surja tertentu.
Faktor ini adalah perbandingan antara biaya pemeliharaan dan kerusakan bila tidak ada
arrester atau dipasang arrester yang lebih rendah mutunya.
untuk pengamanan terhadap sambaran petir, dipakailah kawat tanah dengan tahanan tanah yang
serendah mungkin. Selain itu, dipakailah alat pengaman yang cocok (arrester) untuk gelombang
yang merambat kedalam gardu induk. Peralatan sistem itu pun harus mempunyai ketahanan
isolasi yang cukup, sesuai dengan sistem pengamanannya.
Untuk meningkatkan keandalan dari saluran transmisi, cara yang terbaik adalah dengan
memperkuat isolasinya. Namun ini berarti bahwa isolasi saluran itu menjadi jauh lebih kuat dari
pada isolasi peralatan. G.I dan gelombang yang merambat kedalam G.I itu menjadi terlalu besar,
sehingga membahayakan isolasi G.I itu. Sebaliknya, jika tingkatan isolasi dari saluran itu terlalu
banyak diturunkan, maka gangguan akan lebih banyak terjadi dan keandalan saluran itu
menurun.
Oleh karena itu perlu diperhitungkan penyesuaian tingkat isolasi secara menyeluruh dngan
mengingat kemampuan pengaman dari arrester, pentingnya rangkaian, keadaan rangkaian dan
faktor-faktor ekonomis. Prinsip yang sama berlaku pula untuk tegangan lebih frekuensi rendah
dan surja hubung. Dalam hal ini diperlukan perencanaan isolasi sistem yang cukup tahan
terhadap tegangan lebih (tetapi terlalu besar seperti halnya pada gelombang petir) dengan
mengingat koordinasinya dengan alat pelindung.
(2.4)
Perlindungan yang baik diperoleh bila arrester ditempatkan sedekat mungkin pada jepitan
transformator. Tetapi, dalam praktek sering arrester itu harus ditempatkan sejarak S dari
transformator yang dilindungi. Karena itu, jarak tersebut harus ditentukan agar perlindungan
dapat berlangsung dengan baik.
Keterangan gambar :
) : Tegangan percik arrester
A : Tegangan pada jepitan transformator
CD
(2.5)
Dalam pembahasan penggunaan data komputer dalam gambar 2.5 dan tabel 2.1 digunakan
symbol-simbol sebagai berikut :
CL
CM
QR
Q&
: Arus maksimum arrester yang terletak diujung suatu saluran I, yang terletak di ujung
suatu saluran
( )
N
Dimana ) adalah tegangan arrester yang tergantung dari arrester U itu sendiri. Untuk
menghindarkan kesulitan tersebut dibuatkan asumsi bahwa arrester itu mempunyai karakteristik
V-I yang linier antara 5.000 amper dan 10.000 amper.
e V E2 0 R I
Jadi:
I
maka,
2 e Z E2 0 RI
Z
atau ,
U
(
(2.6)
N P
Keterangan :
QR
\ Q&
Q
<
: 0 P U 0 \ QR'Q& 0 Q
Q'
Q&
(2.7)
2
de'
dt
Z
F_
E V Eb Z EC
`a
CD'
CE
,dimana
(2.8)
0 UP 0 \
QR
Q&
E c Ed Z EC
(2.9)
(2.10)
Gambar 2.6. Tegangan maksimum peralatan yang dilindungi dinyatakan sebagai perbandingan terhadap tegangan
arrester. (Menurut Clayton-Powell)
Tabel 2.1. Karakteristik perlindungan arrester jenis gardu induk dan jenis saluran, serta tegangan pelepasan
maksimum untuk gelombang
arus pelepasan 10 x 20 det