Anda di halaman 1dari 20

HUBUNGAN TINGKAT KESADARAN DIRI PADA

MASYARAKAT TERHADAP PROTOKOL KESEHATAN DI DESA


CONGGEANG KULON KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2020

Disusun Oleh:
Aliska Nurwega 19142011002
Anggi Dewita 19142011003

MINI SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Keperawatan Program Pendidikan Sarjana Ilmu Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN PENDIDIKAN


IMAM BONJOL MAJALENGKA PROGRAM STUDI SARJANA
KEPERAWATAN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN TINGKAT KESADARAN DIRI PADA MASYARAKAT
TERHADAP PROTOKOL KESEHATAN DI DESA CONGGEANG KULON
TAHUN 2020

Disusun oleh:

Aliska Nurwega 19142011002

Anggi dewita 19142011003

MINI SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Keperawatan Program Pendidikan Sarjana ilmu keperawatan

Majalengka,2021
Komisi Pembimbing

Pembimbing 1 Pembimbing 2

M. Agus Fitriyadi, ST.,M.KOM M. Agus Fitriyadi, ST.,M.KOM

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan

Hera Hijriani, S.Kep.,M.Kep


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda-tangan dibawah ini:


Nama : Aliska Nurwega
Anggi Dewita

Nim : 19142011002
19142011003

Judul Tesis : Hubungan Tingkat Kesadaran Diri Pada Masyarakat


Terhadap Protokol Kesehatan Di Desa Conggeang
Kulon Tahun 2020

Kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan mini skripsi yang


saya susun untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar sarjana
Keperawatan seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan skripsi yang kami


kutif dari karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan skripsi ini
bukan hasil karya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu saya bersedia
menerima sanksi termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Majalengka,2021
Yang Membuat Pernyataan

Aliska Nurwega Anggi Dewita


19142011002 19142011003
HUBUNGAN TINGKAT KESADARAN DIRI PADA MASYARAKAT
TERHADAP PROTOKOL KESEHATAN DI DESA CONGGEANG KULON
TAHUN (2020)
Oleh:

Aliska Nurwega
Anggi Dewita

ABSTRAK

Pada tahun 2020, virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) telah menyebar,
penyakit tersebut disebut penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19). Virus ini pertama
kali ditemukan di Wuhan China dan telah menginfeksi 23,311,719 orang per 24
Agustus 2020 serta jumlah kematian mencapai 806,410 orang. Di masa pandemi ini,
masyarakat harus tetap waspada penyebaran virus corona atau COVID-19 yang belum
kunjung reda. Sebelum vaksin ditemukan peran masyarakat begitu penting dalam
upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dengan cara memakai masker,
menjaga jarak dan mencuci tangan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
dengan metode pengambilan sample menggunakan tabel kriteria sehingga didapatkan
sample sebanyak 25 orang. Sample dalam penelitian ini terdiri dari masyarakat di
kalangan remaja, dewasa, hingga lansia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
tingkat kesadaran masyarakat khususnya di Desa Conggeang kulon mengenai
COVID-19 memang tinggi, akan tetapi masih diperlukan adanya sosialisasi dan
edukasi mengenai bahaya COVID-19 dan cara menerapkan protokol kesehatan di era
new normal ini.

Kata kunci : Covid-19, Kesadaran masyarakat


THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF SELF-AWARENESS IN
THE COMMUNITY TOWARDS THE HEALTH PROTOCOL IN
CONGGEANG KULON VILLAGE IN (2020)
By:

Aliska Nurwega
Anggi Dewita

ABSTRACT

In 2020, new type of corona virus (SARS-CoV-2) has spread, the disease
is called Coronavirus disease 2019 (COVID-19). This virus was first discovered
Wuhan China and had infected 23,311,719 people as of August 24, 2020 and the
death toll has reached 806,410 people. During this pandemic, the public must
remain vigilant about the spread of the corona virus or COVID-19, which has not
yet subsided. Before vaccines were discovered, the role of the community was very
important in efforts to break the chain of the spread of COVID-19 by wearing masks,
maintaining distance and washing hands. This study used a research method with a
sampling method using a criteria table so that a sample of 25 people was obtained.
The sample in this study consisted of people from adolescents, adults, to the elderly.
The results of this study indicate that the level of public awareness, especially in
Conggeang Kulon village regarding COVID-19 is indeed high, but there is still a
need for socialization and education about the dangers of COVID-19 and how to
implement health protocols in this new normal era.

Keywords: Covid-19, public awareness


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berlkah, rahmat, dan hidayah-Nya yang
senantiasa dilimpahkan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan Mini Skripsi dengan judul
“HUBUNGAN TINGKAT KESADARAN DIRI PADA MASYARAKAT TERHADAP
PROTOKOL KESEHATAN DI DESA CONGGEANG KULON TAHUN (2020)” Sebagai
syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana S1 Keperawatan (S1) Program Studi SI
Keperawatan STIKes YPIB Majalengka.

Dalam penyusunan Mini Skripsi inibanyak hambatan serta rintangan yang penulis
hadapi, namun pada akhirnya dapat melaluinya karena adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual. Untuk pada kesempatan inivpenulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Hera Hijriani, S.Kep.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Keperawatan.


2. M. Agus Fitriyadi, ST.,M.KOM selak Pembimbing yang telah memberikan dukungan
serta pengarahan selama masa perkuliahan.
3. Gina Nurlail Arba selaku Penanggungjawab Mata Kuliah Ilmu komunikasi yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan dukungan serta arahan selama
penyusunan mini skripsi.
4. Masyarakat Desa Conggeang yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk disurvay
5. Seluruh staff Desa Conggeang karena telah memberikan izin penelitian dan membantu
kelancaran penelitian ini.
6. Kedua Orang Tua beserta Kakak dan Adik yang telah memberikan doa demi kelancaran
penyusunan Mini Skripsi ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu perstu yang telah memberikan dukungan

Penulis mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan. Semoga Mini Skripsi ini
dapat memberikan manfaat untuk mendorong penelitian-penelitian selanjutnya.

Majalengka, Mei 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya virus baru yaitu
corona virus. Sampai saat sekarang ini sudah dipastikan terdapat ratusan negara yang
telah terjangkit virus baru ini termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri sudah ribuan
orang terjangkit virus Covid-19 termasuk di Desa Conggeang Kulon, Kecamatan
Conggeang, Kabupaten Sumedang. Meskipun dalam kondisi seperti ini banyak
masyarakat yang masih menghiraukan protokol kesehatan seperti memakai masker dan
menjaga jarak, sehingga kasus positif di desa Conggeang semakin meningkat. Sehingga
diperlukan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat di Desa
conggeang tentang pentingnya memperhatikan protokol kesehatan dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari.

1.2. Rumusan Masalah


Jumlah masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan di desa conggeang
sudah semakin banyak. Hal ini dikarnakan kurangnya pengetahuan tentang Covid 19 di
kalangan masyarakat dan kurangnya sosialisasi tentang pentingnya mematuhi protokol
kesehtan sehingga tingkat kasus positif di desa conggeang semakin meningkat. Meskipun
begitu Masyarakat tetap tidak mematuhi protokol kesehatan sebagaimana yang telah
diwajibkan oleh pemerintah. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan pada latar
belakang diatas, maka munculah beberapa pertanyaan dari para ahli yaitu “kenapa
masyarakat di desa conggeang susah untuk menerapkan protokol kesehatan?” yang
kemudian di angkatlah sebuah judul “ Hubungan tingkat kesadaran diri pada masyarakat
terhadap protokol kesehatan di Desa Conggeang Kulon Kabupaten Sumedang periode
2020 ”

1.3. Tujuan
a. Tujuan umum
Diketahuinya cara mengatasi agar masyarakat lebih menerapkan protokol
kesehatan di kehidupan sehari-hari
b. Tujuan khusus
1. Mengatahui seberapa paham masyarakat di desa conggeang kulon
tentang adanya virus covid-19
2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan apabila masyarakat tidak
mematuhi protokol kesehatan
1.4 Manfaat
2. Manfaat bagi masyarakat
Diharapkan dengan bertambahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
mematuhi protokol kesehatan, masyarakat menjadi sadar bahwa Covid-19 dapat
dicegah dengan mematuhi protokol kesehatan .
3. Manfaat bagi institusi
Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan untuk menambah pustakaan tentang
pentingnya mematuhi protokol kesehatan dalam masa pandemi COVID-19 dan upaya
pencegahan infeksi, agar tidak tertular dari lingkungan sekitar. Serta menjadi
masukan penelitian selanjutnya.
4. Manfaat bagi peneliti
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan pentingnya mematuhi protokol
kesehatan pada masa pandemi COVID-19.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Corona Virus Disease - 19

Wabah Corona Virus Disease-19 (COVID-19) semakin mengkhawatirkan.


Corona Virus merupakan keluarga besar dari virus yang dapat menyebabkan
penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis Corona
Virus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat,
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis
baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia (Zheng, Ma,
Zhang, & Xie, 2020). COVID-19 disebabkan oleh virus Sars-CoV-2 yang
merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia) penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun hewan yang menjadi sumber
penularan COVID-19 ini sampai laporan ini dibuat, masih belum diketahui apa
hewannya. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 beberapa di antaranya,
gangguan pernapasan akut seperti demam, batukm dan sesak napas. Masa inkubasi
rata-rata 5-6 dan 14 hari adalah masa inkubasi terpanjang (Yuliana, 2020). Pada
kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan
akut, gagal ginjal, bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan
pada sebagian besar kasus adalah demam dengan beberapa kasus mengalami
kesulitan bernapas dan hasil rontgen menunjukkan infiltrate pneumonia luas di
kedua paru-paru, tetapi ada juga beberapa yang terjangkit namun, tanpa gejala fisik
yang bisa dilihat.
Bukan hanya di Negara luar saja, di Indonesia wabah ini juga semakin
berkembang dan menyebabkan kekhawatiran dari seluruh lapisan masyarakat. Seperti
yang ita ketahui bahwa Presiden Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden
Nomor 12 Tahun 2020 telah menetapkan bahwa bencana nonalam penyebaran Corona
Virus Disease-19 (COVID-19) ini sebagai bencana nasional. Berdasarkan bukti yang
telah diteliti, COVID-19 dapat ditularkan melalu kontak dekat dan droplet.
Masyarakat yang rentan terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat dengan
pasien COVID-19 atau yang merawat pasien COVID-19 (Buana, 2020). Di Indonesia,
pemerintah sudah menghimbau masyarakatnya dengan memberikan protokol
kesehatan untuk menghindari penularan wabah COVID-19 dengan beberapa cara,
yaitu (1) cucilah tangan menggunakan sabun dan bilas dengan air mengalari.
Kemudian, jangan memegang hidung, mulut, mata, serta wajah sebelum mencuci
tangan dengan bersih. Cuci tangan ketika sampai di tempat kerja, tempat umum, dan
setelah berpergian dari luar rumah. Cuci tangan sebelum menyiapkan dan memakan
makanan. Cuci tangan setelah menggunakan toilet umum maupun toilet pribadi.
Gunakan Hand Sanitizer/cairan pembersih tangan lainnya jika tidak ada air di sekitar,
(2) Gunakan masker bila keluar rumah dan saat berada di tempat umum, (3) Tutup
mulut ketika baruk atau bersin atau bila tidak menggunakan masker. Gunakan tangan
ataupun tisu ketika batuk juga bersin dan jangan lupa mencuci tangan atau
menggunakan hand sanitizer setelah itu, (4) Hindari keramaian dan bila berada di
tempat umum beri jarak 1 meter dengan orang sekitarnya (Physical Distancing), (5)
Lakukan Self Quarantine di rumah saja dan tidak berpergian kemanapun kecuali
dengan alasan mendesak, (6) Pergi ke rumah sakit bila merasakan gejala dari COVID-
19.
Untuk mencegah penyebaran wabah yang semakin luas, maka diperlukan
bukan hanya pemerintah saja yang harus bergerrak untuk menghadapi pandemic
wabah COVID-19 ini, tetapi juga berbagai lapisan masyarakat sipil harus mengambil
peran juga. Peran yang dibuutuhkan adalah dengan menjalankan protokol yang sudah
dibuat pemerintah. Untuk menjalankannya. Dibutuhkan kesadaran masyarakat. Salah
satu hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat adalah
dengan penyuluhan melalui berbagai macam media. Hal ini juga dilakukan oleh
Lembaga Penelitian dan Pengambdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta
(LPPM UNJ) di wilayah Jakarta Timur dengan melakukan penyuluhan secara online
melalui 10 video motion grafis yang bisa diakses melalui platform YouTube
mengenai berbagai macam tips ketika menghadapi situasi wabah seperti sekarang dan
juga beberapa video yang berisi tentang penanganan saat melakukan isolasi diri dan
pemasangan poster di tempat umum tentang pencegahan yang harus dilakukan untuk
memberhentikan rantai penyebaran COVID-19.

2.2. Faktor Penyebab


Ilmu psikologi sosial kesehatan menjelaskan bahwa ketidak patuhan
masyarakat terhadap protokol kesehatan sebagian besar terjadi karena kurangnya
pemahaman mereka terhadap bahaya penyakit dan manfaat penanganan dan
besarnya hambatan dalam akses kesehatan. Pemerintah punya andil besar di sini.
Ahli-ahli psikologi sosial telah mengembangkan bermacam model untuk
menjelaskan dan memperkirakan perilaku-perilaku terkait kesehatan, terutama
dalam menggunakan sarana kesehatan.
Pada 1950-an, beberapa psikolog sosial di Amerika Serikat (AS) mulai
mengembangkan Health Belief Model (HBM) yang masih digunakan secara luas
dalam riset perilaku kesehatan hingga kini.
HBM dapat dilihat sebagai perpaduan pendekatan filosofis, medis, dan
psikologis untuk menjelaskan kepatuhan atau ketidakpatuhan masyarakat dalam
melakukan upaya kesehatan.
Model ini dikembangkan untuk mengeksplorasi berbagai perilaku
kesehatan baik jangka panjang maupun jangka pendek
HBM terdiri atas enam komponen:
1. Persepsi kerentanan (perceived susceptibility), yaitu bagaimana seseorang
memiliki persepsi atau melihat kerentanan dirinya terhadap penyakit.

2. Persepsi keparahan (perceived severity), yaitu persepsi individu terhadap seberapa


serius atau parah suatu penyakit.

3. Persepsi manfaat (perceived benefit), yaitu persepsi individu akan keuntungan


yang ia dapat jika melakukan upaya kesehatan.

4. Persepsi hambatan (perceived barriers), yaitu persepsi individu akan adanya


hambatan dalam melakukan upaya kesehatan.

5. Petunjuk bertindak (cues to action), yaitu adanya kejadian atau dorongan untuk
melakukan upaya kesehatan yang berasal dari kesadaran diri atau dorongan orang
lain; misalnya iklan kesehatan atau nasihat dari orang lain.

6. Kemampuan diri (self-efficacy), yaitu persepsi individu tentang kemampuan yang


dimilikinya. Seseorang yang menginginkan perubahan dalam kesehatannya dan
merasa mampu, akan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk mengubah
perilaku kesehatannya; demikian pula sebaliknya.

HBM menjelaskan kenapa masyarakat tidak patuh terhadap protokol


kesehatan pandemi COVID-19. Di satu sisi, masyarakat kurang memiliki
pemahaman seberapa rentan mereka tertular COVID-19, seberapa parah penyakit
ini, apa manfaat melakukan pencegahan, dan kurangnya petunjuk untuk bertindak.
Di sisi lain masyarakat menghadapi berbagai hambatan untuk mengakses pada
fasilitas kesehatan.
Kelima faktor tersebut akhirnya menyebabkan terjadinya salah persepsi
terkait self-efficacy: mereka tidak yakin akan kemampuan dan tindakannya. Jika
masyarakat memiliki persepsi yang baik terhadap kerentanan diri, bahaya
penyakit, keuntungan dari upaya pencegahan yang dilakukan dan mendapat
petunjuk bertindak serta minimalnya hambatan, maka self-efficacy dapat
dibangun.

Keyakinan akan kemampuan dan kesanggupan seseorang untuk dapat


menjalankan protokol kesehatan dapat ditumbuhkan dengan cara melihat
pencapaian kesehatan yang ia lakukan pada masa lalu; melihat keberhasilan orang
lain (jika orang lain bisa, maka saya pun bisa); bersikap tegas dengan diri sendiri;
dan menghilangkan sikap emosional dan menetapkan tujuan.

2.3. Cara Mengatasi

Sejak awal pandemi hingga saat ini banyak negara telah melakukan upaya
pencegahan dan penanggulangan COVID-19 termasuk di Indonesia. Upaya yang
telah dilakukan meliputi pembuatan regulasi dan implementasinya, Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB), Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas
(PSBMK), disinfektasi, promosi pentingnya melakukan 3M, upaya meningkatkan
kapasitas Testing, Tracing, Treatment dan isolating (3T & I) dan yang terakhir
upaya penyediaan vaksin. Namun demikian upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah tersebut perlu didukung dengan penerapan 3M yang sangat ketat di
tengah masyarakat, sehingga masyarakat harus ingat agar jangan pernah
mengabaikan protokol kesehatan. Baca juga: Protokol kesehatan yang mulai
terabaikan karenanya upaya tanpa telah untuk mengedukasi masyarakat dengan
berbagai cara yang menarik dan masif dalam menginformasikan promosi
kesehatan harus terus dilakukan. Pendekatan humanis dan persuasif sangat
diperlukan melalui pendekatan edukasi, kultur dan budaya setempat jika
pendekatan secara persuasif tersebut belum berhasil, maka perlu penegasan atau
sikap tegas dengan menerapkan pendekatan hukum. Karena untuk mengubah
perilaku kadang diperlukan pemaksaan melalui hukum. Namun perlu diingat
bahwa perubahan perilaku yang langgeng atau bertahan lama itu jika didasari
kesadaran dari diri yang bersangkutan sesuai dengan teori perilaku terancam.
Sejauh ini upaya yang dilakukan oleh pemerintah sudah sangNat tepat, yakni
menggunakan pedekatan yang berbeda-beda pada setiap segmen masyarakat.
Karena itulah ada tim khusus yang dibentuk untuk menerjemahkan edukasi
mengenai protokol kesehatan ke dalam bahasa daerah masing-masing, ada tim
yang bertugas untuk memperhatikan kultur budaya setempat, mengajak tokoh
masyarakat, tokoh agama dan lain sebagainya.

Kendati demikian memang masih terdapat berbagai tantangan untuk


mengajak seluruh masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan. Karena itu
pada masa mendatang sosialisasi dan edukasi harus tetap dan harus terus diberikan
melalui berbagai “plat form” agar sampai ke seluruh masyarakat. Penegakan
peraturan juga harus di terapkan secara konsisten, tegas dan secara simultan.

Yang juga tidak kalah penting adalah perlunya "role model" dari para
pejabat, tokoh masyarakat, tokoh agama, "public figure" agar dapat menjadi
contoh dan teladan dalam disiplin menggunakan masker sesuai standar dan
protokol kesehatan lainnya.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metedologi Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode pengambilan sample
menggunakan tabel kriteria sehingga didapatkan sample sebanyak 25 orang,
sample dalam penelitian ini terdiri dari masyarakat di kalangan remaja, dewasa,
hingga lansia.

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian


a. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Desa Conggeang Kulon,
Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang
b. Waktu penelitian ini dilakukan pada tahun 2020

3.3. Metode Pengumpulan Data


Mengumpulkan data pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
mematuhi protokol kesehatan karena adanya COVID-19, yang diperoleh dari
survei langsung dan memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan
penelitian serta memberitahu masyarakat tentang pentingnya mematuhi protokol
kesehatan.
BAB VI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di desa
Conggeang. Pemilihan tempat tersebut dikarnakan melihat kondisi masyarakat yang
keberadaannya di kawasan pedesaan sehingga memungkinkan masyaraakat di desa
tersebut kurangnya mendapatkan informasi seputas Covid-19

Tabel 1.1
Tahun Jumlah
2020 25 rang

4.2. Semple penelitian

Metode pengambilan sample pada penelitian ini adalah dengn cara menggunakan
tabel kriteria sehingga didapatkan sample sebanyak 25 orang, sample dalam penelitian
ini terdiri dari masyarakat di kalangan remaja, dewasa, hingga lansia.
Berikut data masyarakat yang digunakan sebagai sample:

Table 1.2
NO Nama Umur Jenis Kelamin
1 Wegi 30 L
2 Intan 25 P
3 Atin 40 P
4 Carlen 25 L
5 Dede 18 L
6 Asep 60 L
7 Ageus 50 L
8 Caca 55 P
9 Cici 20 P
10 Cucu 25 P
11 Aang 30 L
12 Fahri 35 L
13 Yusuf 55 L
14 Nurdiyansyah 60 L
15 Ucup 50 L
16 Fajar 30 L
17 Ucok 30 L
18 Momon 50 L
19 Fira 20 P
20 Amel 25 P
21 Randi 18 L
22 Abang 20 L
23 Restu 25 L
24 Lia 30 P
25 Tini 35 P

4.3. Hasil Penelitian

Umur
Tabel 1.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

18 tahun 2 8,0 8,0 8,0

20 tahun 3 12,0 12,0 20,0

25 tahun 5 20,0 20,0 40,0

30 tahun 5 20,0 20,0 60,0

35 tahun 2 8,0 8,0 68,0


Valid
40 tahun 1 4,0 4,0 72,0

50 tahun 3 12,0 12,0 84,0

55 tahun 2 8,0 8,0 92,0

60 tahun 2 8,0 8,0 100,0

Total 25 100,0 100,0


Mengetahui / Tidak Protokol Kesehatan

Tabel 1.4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Mengetahui 20 80,0 80,0 80,0

Valid Tidak Mengetahui 5 20,0 20,0 100,0

Total 25 100,0 100,0

Menerapkan / Tidak protokol Kesehatan

Tabel 1.5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Menerapkan 13 52,0 52,0 52,0

Valid Tidak Menerapkan 12 48,0 48,0 100,0

Total 25 100,0 100,0

4.5. Pembahasan

Berdasarkan tabel 1.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat di desa
conggeang telah mengetahui tengtang apa itu protokol kesehatan sebanyak 20 orang
(80.0%) dari seluruh sample penelitian. Adapun masyarakat yang menerapkan protokol
kesehatan sebanyak 13 orang (52.0%) dari seluruh sampe penelitian, yang terdapat pada
tabel 1.5. Lalu didukung dengan hasil penelitian orang di umur >50 tahun tidak terlalu
tau tentang Covid-19 dan tidak menerapkan protokol keshatan, sedangkan di usia remaja
>20 tahun itu sudah mengetahui apa itu covid-19 tetapi tidak menerapkn protokol
kesehatan. Sehingga disini dibuktikan bahwa mayoritas masyarakat di desa conggeang
itu kurangnya edukasi tentang covid-119 dan dampak jik tidak menerapkan protokol
kesehatan, sehingga dibutuhkan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang
pentingnya menerapkan protokol kesehatan dan dampak jika tidak menerapkannya.
Sosialisasi dan Edukasi covid-19 merupakan kunci keberhasilan penanganan pandemik
Covid-19. Tujuan kegiatan ini memberikan pemahaman tentang Covid-19 kepada para
remaja dan masyarakat.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini tingkat kesadaran masyarakat khususnya di


Desa Conggeang kulon mengenai Covid-19 memang tinggi dibuktikan dengan hasil
survey, sehingga didapatkan sample sebanyak 25 orang sample dalam penelitian ini
terdiri dari masyarakat dikalangan remaja, dewasa hingga lansia, akan tetapi masih
diperlukan adanya sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya Covid-19 dan cara
menerapkan protokol kesehatan di era new normal ini.
Hal ini disebabkan karena kondisi masyarakat yang keberadaan di kawasan
pedesaan sehingga memungkinkan masyarakat di desa tersebut kurangnya
mendapatkan informasi tentang Covid-19. Kesadaran akan bahaya Covid-19 yang
tinggi dan kepatuhan warga dalam menerapkan protokol kesehatan menjadikan Desa
Conggeang Kulon dapat mempertahankan zona hijau Covid-19. Kesadaran dan
kedisiplinan protokol kesehatan Desa Conggeang diharapkan dapat menjadi contoh
bagi Desa dan wilayah lain dalam upaya pencegahan melawan Covid-19.
Didukung dengan hasil data penelitian dimana diperoleh hasil terdapat 20
orang atau 80% mengetahui tentang apa itu protokol kesehatan, dan 5 orang atau 25%
tidak mengetahui protokol kesehatan.
5.2. Saran

Saran yang diberikan kepada masyarakat Desa Conggeang dalam menaati


protokol kesehatan pandemi Covid-19 perlu di apresiasi dan patut dijadikan contoh
pada setiap individu. Hingga saat ini Desa Conggeang Kulon masih dalam zona hijau
persebaran Covid-19, perlu dipertahankan kesadaran masyarakat dalam menaati
protokol kesehatan. Semua warga harus saling mengingatkan untuk tetap terus
mematuhi protokol kesehatan. Untuk kedepannya diharapkan terdapat penelitian
tentang korelasi antara tingkat kesadaran dan kedisiplinan warga dengan keberhasilan
dalam upaya pencegahan Covid-19. Sasaran penelitian dalam riset ini juga terbatas,
yaitu 20 wilayah yang lebih luas sehingga data yang dihasilkan lebih akurat dan
bermanfaat untuk masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA

Alodokter. 2020. Alodokter. [Online] Juni 4, 2020. [Cited: Agustus 19, 2020.]
https://www.alodokter.com/ketahui-carauntuk-mencegah-penularan-virus-corona.

Cahya, Vicky Alam. 2020. Kabar Warta. [Online] juni 07, 2020. [Cited: agustus 25, 2020.]
https://kabarwarta.id/detailpost/pemberlakuannew-normal-di-beberapa-wilayah-diindonesia.

Kesiapan Kemenkes dalam Menghadapi Outbreak Novel Coronavirus (2019-nCoV). Kemenkes,


RI. 2020. 2020, Kemenkes RI.

Novrizaldi. 2020. Kemenko PMK. [Online] april 23, 2020. [Cited: agustus 25, 2020.]
https://www.kemenkopmk.go.id/keseriusanpemerintah-dan-ormas-tangani-covid-19.

Anda mungkin juga menyukai